Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENDAHULUAN
Proyek ini merupakan Paket Pekerjaan Pembangunan Gedung Mess Guru, Pelaksanaan Metoda
dan koordinasi yang tepat dalam pelaksanaan proyek ini sangat perlu diperhatikan demi tercapainya
hasil yang Cepat, tepat, dan sesuai dengan teknis yang sudah di anjurkan dalam gambar maupun RKS.

I.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) & Strategi


Pelaksanaan di Lapangan
Sebelum melakukan pelaksanaan lapangan, perencanaan lapangan (Site Planning) merupakan hal
yang sangat penting, hal ini dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana
penunjang lainnya yang di gunakan dalam pelaksanaan pembangunan Proyek misalnya direksi keet,
gudang stok material di lapangan dll.
Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di gudang maupun di halaman
terbuka, dalam hal ini masih dalam lokasi proyek (Site).

Sistem Pengaturan perencanaan lapangan disini bertujuan agar :


1. Memudahkan pelaksanaan di lapangan, dalam hal ini tidak mengganggu mobilisasi Proyek, baik
didalam lapangan sendiri maupun mobilisasi yang dilakukan dari luar lapangan.
2. Menjamin keamanan di dalam Site.
3. Menjamin terpeliharanya kesehatan dan keselamatan kerja dilapangan.
4. Memudahkan pemeriksaan dan penelitian bahan oleh Direksi/konsultan pengawas dilapangan.
5. Terjaminnya kebersihan lapangan, dalam hal ini supaya tidak mengganggu proses pelaksanaan di
lapangan dan tidak mengganggu pelaksanaan teknis lapangan.
6. Barang-barang atau hal-hal yang tidak diperlukan dilapangan agar di singkirkan dari lapangan agar
tidak mengganggu proses pekerjaan dilapangan.

0
Hal lain yang perlu diperhatikan juga dalam pelaksanaan ini yaitu Listrik Kerja dilapangan, apakah
itu berasal dari PLN setempat atau Genset, tapi sebaiknya harus disediakan genset, selain untuk
menghindari keterbatasan daya listrik yang dapat menghambat pekerjaan dilapangan. Sedangkan dari
sisi strategi pelaksanaan dari data pekerjaan yang kami dapatkan, terlihat bahwa pekerjaan ini
merupakan Rumah 1 lantai. Oleh karena itu strategi pelaksanaan pekerjaan harus disesuaikan dengan
kondisi lahan yang sudah ada dengan tahapan-tahapan pelaksanaan volume pekerjaan serta waktu
pelaksanaan yang dimintakan pemilik sesuai dengan kontrak.

Dari data waktu pelaksanaan yang cukup pendek, maka strategi pekerjaan yang akan dilaksanakan
adalah melakukan kegiatan secara parallel, artinya kegiatan dilakukan sesuai dengan kondisi lokasi
pekerjaan dimana pekerjaan dapat dilaksanakan secara serentak. Oleh karena itu tiap kegiatan di
masing-masing lokasi dialokasikan sumber daya yang dibutuhkan sesuai dengan time schedule dan
pada network planning yang kami rancang.

I.2. Management dan Administrasi Proyek.

Penanganan pekerjaan proyek ini ditangani oleh tenaga-tenaga terampil yang sudah
berpengalaman dalam proyek-proyek Bangunan dan Bangunan Penanganan Pemukiman sehingga bila
dilihat dari kualitas maupun keberhasilan pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh semua pihak/terutama dari pihak Pemilik/owner dalam hal ini yaitu dari pihak
kementerian Perumahan Rakyat. Disamping itu pelaksana-pelaksana lapangan yang dilibatkan dalam
proyek ini merupakan tenaga-tenaga yang profesional dan sudah berpengalaman di bidangnya dan
memiliki produktivitas dalam melaksanakan proyek ini.

a. Struktur Organisasi.
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim managemen yang profesional yang dipimpin oleh Project
Manager (PM), Site Manager, Engineering dan pelaksana lapangan serta staff yang terlibat yang
sesuai dengan bidang pekerjaannya. Hal ini untuk mempermudah dalam pelaksanaan di lapangan baik
secara administratif maupun secara teknis lapangan.
b. Koordinasi Lapangan.
Dalam hal ini kepala proyek (Project Manager) memimpin semua kegiatan yang berlangsung pada
proyek tersebut, baik itu di bidang administrasi proyek maupun di bidang teknik hal ini bertujuan agar
pekerjaan di lapangan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana lapangan, adapun
pembagian tugas lapangan ini dibagi berdasarkan keahlian dan profesi masing-masing seperti uraian
di bawah ini :

 Untuk masalah engineering dan quantity surveyor, kepala proyek dibantu oleh bagian teknik beserta
staffnya.

 Kendala dan solusi masalah lapangan


Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas paling lambat senin sore
pada minggu berikutnya, untuk dimintakan persetujuaannya, dalam bentuk buku terjilid sebanyak 5
(lima) set.

 Laporan Bulanan, dilampirkan :


 Kemajuan pekerjaan mingguan
 Bar Chart dan Curve S
 Struktur Organisasi

1
 Photo Dokumentasi
 Kendala dan solusi masalah lapangan
 Hasil Testing yang dilakukan

 Shop drawing yang telah disetujui


Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas paling lambat per tanggal
10 bulan berikutnya, untuk dimintakan persetujuannya, dalam bentuk buku terjilid sebanyak 5 (lima)
set.

 Asbuild-drawing
Berupa gambar pelaksanaan pekerjaan yang mencakup, gambar lokasi, lay out masing-masing
lokasi, potongan memanjang, potongan melintang, gambar potongan dan gambar detail, dengan skala
yang ditentukan. Gambar disampaikan dalam bentuk hard copy berupa 1 (satu) set kalkir ukuran A3, 3
(tiga) set copy gambar ukuran A3 dan 1 (satu) soft copy dalam bentuk CD atau flash disk.

Gambar ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas setelah pekerjaan selesai
atau paling lambat sebelum serah terima kedua, untuk dimintakan persetujuannya.

 Album Photo Dokumentasi 100 %, yang terdiri dari Photo 0 %, 50 % dan 100 %.

 Urusan keuangan, administrasi umum dan personalian, dalam hal ini kepala proyek dibantu oleh
personalian di bidangnya dan bagian keuangan dan staffnya.

 Urusan logistik dan peralatan di lapangan, pimpinan proyek dibantu oleh staff logistik dan peralatan.
Untuk mencapai tujuan proyek yang lebih cepat.

 Urusan keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Quality kontrol dan bagian K3 harus berperan
aktif demi kelancaran proyek tersebut.

Secara organisasi dan keterlibatan team yang tersebut di atas Project Manager dan Site Manager
bertanggung jawab secara penuh dalam pelaksanaan proyek ini. Dan diharapkan dengan sistem
tersebut, maka proyek akan berjalan dengan lancar dan pencapaian proyek dapat dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dan dengan mutu yang diharapkan.

I.3. Administrasi dan Pelaporan Proyek.


Tahapan pelaksanaan administrasi proyek dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

 Ijin Memasuki Lokasi


Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan
persetujuannya.
 Ijin Pelaksanaan, dilampirkan :
 Shop drawing
 Hasil Pengukuran Lapangan dengan potongan melintang per 20 m, dan setiap elevasi-elevasi dan
ukuran-ukuran yang diperlukan
 Ijin Material
Ijin ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan
persetujuannya.

2
 Laporan Harian, berisi :
 Jenis dan volume pekerjaan yang akan dilaksanakan
 Jenis dan volume material yang akan digunakan
 Jumlah tenaga kerja, yang terdiri dari pekerja, Tukang, Kepala Tukang, Mandor dan staff Kantor
Lapangan.
 Jumlah dan jenis peralatan yang digunakan
 Kondisi cuaca
Laporan ini disampaikan kepada konsultan pengawas atau pemberi tugas, untuk dimintakan
persetujuannya.

 Laporan Mingguan, berisikan dan dilampiri :


 Kemajuan pekerjaan mingguan
 Bar Chart dan Curve S
 Struktur Organisasi
 Photo Dokumentasi

I. PERSIAPAN
1. Pembuatan Papan Nama Proyek.
Metode Pelaksanaan
Pada lokasi proyek dipasang 1 (satu) buah papan nama proyek multiplek 9mm, 60x90 cm (finish
digital printing) dengan tiang dari kayu kaso ukuran 4 X 6 cm. Papan nama proyek ditempatkan di
lokasi yang muda dilihat sesuai dengan persetujuan direksi/pengawas lapangan. Pekerjaan ini
dikerjakan dalam jangka waktu 1 hari kalender, dengan rincian sebagai berikut:
Tenaga Kerja:
 Tukang kayu= 1 orang
 Tukang Cat = 1 orang
 Pekerja = 1 orang
Peralatan
 Gergaji, palu, sendok semen, pacul, sekop, ember dll.

2. Pembersihan Lapangan dan Perataan


Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon didalam daerah batas pekerjaan harus
dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas yangdiperkirakan dapat jatuh
dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang terteradidalam syarat-syarat khusus
dan gambar rencana.

Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan ditimbun
di satu tempat yang layak, agar dapat digunakan lagi.

3
3. Pembuatan kantor kerja lapangan atau direksi keet, Los Kerja, Gudang dan Tempat penyimpanan
material.
Fasilitas-fasilitas tersebut di atas disetujui oleh konsultan pengawas dengan ketentuan yang tertera
dalam BOQ yang di tawarkan adapun ketentuan-ketentuan yang dari pekerjaan ini adalah:
 Luas Kurang lebih 32 M2 ( 4 m X 8 m ) dengan rangka kayu, atap asbes/seng gelombang,
dinding dan pintu serta plafon terbuat dari triplek, lantai plesteran dan jendela naco seperlunya.
 Peralatan-peralatan keet terdiri dari : meja rapat, meja kursi, meja kerja biasa, white board dan
keperluan lain demi mendukung pekerjaan proyek ini.
4. Penyediaan Air kerja dan Listrik Kerja.
Air kerja di lapangan menggunakan air sumur pompa di lokasi proyek atau suply dari luar dan
untuk listrik kerja diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama pembangunan
dengan cadangan dari generator set (GENSET).
5. Mobilisasi Peralatan.
Mobilisasi peralatan meliputi pengiriman dan penempatan semua peralatan yang diperlukan di
lapangan. Peralatan ditempatkan sedemikian rupa sehingga mampu melayani/mendukung
pelaksanaan pekerjaan yang berada dalam jangkauannya.

2. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI


1. Pekerjaan Pemasangan Bouwplank
A. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
Pemasangan Bouwplank/Pengukuran dimulai sesudah lokasi pekerjaan bersih dari semak-
semak dan lainnya. Tiang bouwplank harus terpasang kuat, papan ketam halus dan lurus pada
sisi atasnya, tiap sudut harus siku. Untuk kayu bouwplank tiang kayu digunakan kayu 5/7 cm
dan papan bouwplank bagian atasnya diserut rata dan bersih agar permukan peil bangunan yang
telah ditentukan sama permukaannya.

B. Pekerjaan Bowplank
Sebelum melakukan pekerjaan bouwplank, kegiatan yang harus dilakukan adalah
pengukuran dan bila perlu perataan permukaan tanah. Tujuan utama dari pengukuran adalah
membuat pola bangunan dalam ukuran yang sesungguhnya sesuai gambar denah rencana. Hasil
dari pengukuran tersebut, harus kita simpan dan Tujuan pekerjaan bouwplank:

 Untuk menentukan elevasi lantai dari permukaan tanah, kurang lebih 0,00.
 Untuk membantu presisi dan akurasi bangunan yang akan didirikan.
 Dapat membantu dalam pasangan dinding bata dari as ke as.

4
Gambar pekerjaan bouwplank
Bouwplank diletakkan kurang lebih satu meter arah luar dari as bangunan atau pada posisi yang
dirasa aman terutama akibat galian pondasi.

1. Galian Tanah Bawah Pondasi.


Untuk membuat pondasi diperlukan pekerjaan galian tanah. Pada umumnya lapisan tanah
dipermukaan setebal ± 20 cm adalah lapisan tanah humus yang sangat labil dan tidak mempunyai
daya dukung yang baik. Oleh karena itu dasar pondasi tidak boleh diletakkan pada lapisan tanah
humus ini. Untuk menjamin kestabilan pondasi dan memperoleh daya dukung tanah yang cukup
besar, maka dasar pondasi harus diletakkan pada kedalaman lebih dari 50 cm dari permukaan
tanah sampai mencapai lapisan tanah asli yang keras. Lebar galian tanah untuk memasang pondasi
dibuat secukupnya saja asal sudah dapat untuk memasang pondasi, karena tanah yang sudah
terusik sama sekali akan berubah baik sifatnya maupun kekuatannya.
Bentuk tampang galian dapat bermacam-macam, tergantung jenis tanahnya. Bila jenis tanahnya
merupakan tanah lepas (misal pasir), maka luas tampangnya akan semakin besar. Atau dapat
dikatakan bahwa luas tampang sangat dipengaruhi oleh sudut longsornya.

2. Urugan Pasir Bawah Pondasi Tebal = 5 cm.


Sebelum pasangan batu kali untuk pondasi dilaksanakan, maka harus didahului dengan menebarkan
pasir urug sebagai alas pondasi setebal kurang lebih 5 sampai dengan 10 cm dan batu kosong satu
lapis sepanjang galian pondasi, kemudian dipadatkan.

3. Pekerjaan Pondasi Batu Anstaping.


Pekerjaan batu anstaping adalah pekerjaan pasangan batu yang tidak menggunakan adukan semen
dan pasir, pasangan batu anstaping disusun dibawah pondasi yang berfungsi untuk mengatasi gerakan
dinamis tanah sehingga tidak merusak pondasi dan bangunan struktur diatasnya.

Syarat-syarat dan Langkah kerja.


 Pasir urug dicela-cela batu harus disiram dengan air, sampai pasir betul-betul mengisi cela-cela batu
kali.
 Pemakaian ukuran batu kali harus variatif.
 Susunan batu kali dibuat berdiri, dengan ketebalan sekitar 20 cm dan dikunci dengan batu yang
ukurannya lebih kecil.
 Batu kali jangan blondos, tetapi batu pecah dengan tujuan agar bidang sentuh antar permukaan batu
belah lebih luas.
5
4. Pekerjaan Lantai Kerja Bawa Pondasi.
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan lain,
maka harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) diatas tanah sebelum tulangan beton di tempatkan
Metode pelaksanaan.
 Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana
 Buat adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl atau B-0.
 Pastikan bahwa lokasi yang akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan
yang sesuai rencana dan telah diratakan.
 Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai kerja dari sampah atau kotoran.
 Pasang patok dan leveling lantai kerja yang diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan.
Bisa juga dengan terlebih dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
 Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember.
 Adukan lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok adukan/raskam sampai
ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan tarikan benang dari patok level satu dengan
yang lainnya.

5. Pekerjaan Pondasi Batu Kali.


Pondasi batu kali adalah pondasi yang menggunakan batu kali sebagai bahan utamanya. Pondasi ini
biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi mendistribusikan beban
dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata. Pondasi batu populer digunakan di kali
cukup banyak dan relatif murah. Pondasi batu kali pada umumnya berbentuk trapesium dengan
ukuran tinggi sesuai dengan gambar kerja.

Metode Pelaksanaan.
 Pondasi harus diletakkan pada tanah keras, dan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh
direksi pengawas.
 Tahap pengerjaan konstruksi awal adalah tahap pengerjaan pondasi. Walaupun disebut tahap
pengerjaan pondasi, dalam tahap ini tidak hanya pondasi saja yang dikerjakan, tetapi juga beberapa
pekerjaan lain seperti penggalian dan pemasangan jalur pipa air bersih dan air kotor, serta septic tank
yang sebenarnya juga merupakan “pondasi” sebagai sistem utilitas yang akan menjamin
keberlangsungan aktivitas di rumah anda nanti.
 Tahap pengerjaan pondasi ini harus mendapat perhatian khusus karena pada tahap inilah semua
bagian-bagian dasar yang merupakan tempat keseluruhan konstruksi bangunan bertumpu. Pada tahap
ini, pastikan menggunakan bahan-bahan yang baik dengan ukuran yang tepat karena pondasi yang
kuat adalah syarat bangunan yang kuat.
 Sistem pemasangan pondasi yang tepat dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

6
Gambar pekerjaan pondasi.

 Pemasangan pondasi harus di hindarkan pada tanah lembek dan berdampingan dengan tanah keras,
sebaiknya di pasang dengan kondisi tanah dengan kekerasan tanah yang merata, hal ini untuk
menghindari patahan pada pondasi.

6. Pekerjaan Pasang Sloof 20 x 15 cm.


Lingkup pekerjaan ini ialah Pekerjaan Pengecoran beton bekisting, pekerjaan pengecoran.
Pekerjaan ini harus ditempatkan seperti yang ditempatkan pada gambar kerja di lapangan.
Metode Pemasangan.
 Sebelum proses pengecoran sloof dilakukan, maka dipastikan patok-patok di lapangan sudah
tersetting dengan baik. Hal ini agar menjaga kerapian dan ukuran sloof.
 Setelah Patok sudah tersetting dengan baik maka papan bekisting di pasang sesuai dengan besaran
sloof yang akan di pasang dilapangan.
 Setelah poin di atas selesai dilakukan besi beton sloof dirakit sesuai dengan gambar yang telah di
anjurkan dan sudah di setujui oleh direksi/konsultan pengawas.
 Pada arah pertumbuhan, besi beton sloof disediakan overstek sepanjang 60 cm dan dibungkus dengan
adukan dari campuran 1PC : 10 pasir dengan dimensi yang sama dengan dimensi sloof.
 Material pengecoran sloof sebaiknya di aduk menggunakan Beton Molen hal ini untuk mendapatkan
kualitas beton yang baik dan rata.
 Pastikan bahwa jarak pembesian sudah tersetting dengan rapi sehingga dan sesuai dengan gambar
shop drawing.

Material yang bisa di Pakai.


 Besi Beton.
 Semen.
 Pasir Beton.
 Split ukuran 2 – 3 Cm.

7
Gambar pengecoran sloof.

7. Pekerjaan Urugan Tanah.


Urugan tanah kembali pondasi dilaksanakan setelah pembuatan pondasi, galian dilaksanakan
dengan terlebih dahulu tanah dibersihkan dari lapisan tanah humus dan lapisan organik, kemudian
permukaan tanah dikasarkan dan dibasahi dengan air agar timbunan mudah monolit dengan tanah
dasar. Bahan timbunan diambil dari hasil galian setempat yang dipilih dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Pada saat penimbunan dilaksanakan secara berlapis-lapis didapatkan, tebal lapisan
pertama dengan lapisan selanjutnya 20 cm dan dipadatkan lapis demi lapis hingga mencapai garis
elevasi rencana. Pemadatan dilakukan dengan memakai stamper/Hand Compector.
A. PEKERJAAN DINDING & RANGKA BANGUNAN.
1. Pekerjaan Pasang Kolom 25 X 25.
Pasang rangka tulangan kolom tepat pada besi stek yang telah disediakan pada sloof. Besi stek
harus berada didalam rangka tulangan kolom. Lakukan pengukuran agar rangka beton ini berdiri
dengan tegak lurus dan ditahan sementara dengan menggunakan kaso 5/7, bersamaan dengan ini
lakukan pekerjaan pasangan conblock.
Dengan ukuran kolom 25 X 25 cm dan lebar pasangan conblock 10 cm, agar kolom dapat dibentuk
dengan baik, bekisting kolom harus dibuat seperti gambar di bawah. Untuk kolom tengah, bekisting
dibuat dengan bentuk 2 buah huruf “U” yang digabungkan di tempat dimana beton segar akan
dicurahkan. Untuk kolom sudut, bekisting dibuat dengan bentuk huruf “G” dan huruf “F”.
 Pekerjaan Pembesian.
Pekerjaan pembesian ini dibuat untuk pekerjaan pondasi tapak, sloof, kolom, balok, plat lantai,
ringbalk dan tangga beton serta beton bertulang yang lainnya, pemotongan dan pembentukan
dilakukan berdasarkan table bar-bending, pembengkokan dilakukan sesuai dengan syarat-syarat PBI
71. Contoh besi yang digunakan sebelumnya akan disampaikan kepada pemberi tugas untuk
dimintakan persetujuannya.

Material yang digunakan :


 Untuk besi beton dengan diameter < 8 mm, U-24
 Untuk besi beton dengan diameter < s/d 12 mm, U-24
Tulangan pokok dan sengkang diikat kokoh dengan menggunakan kawat beton, dan posisinya berada
sesuai dengan jarak dan ketebalan selimut beton, posisi besi harus dijaga agar tidak miring atau tidak
stabil pada saat pengecoran beton dilakukan
Untuk penyambungan dan pertemuan pembesian dilakukan overlap
sebesar 40 d, d = diameter besi, bagian bengkokan sepanjang 6d dan membentuk sudut 45ᴼ.
Pembesian dirakit dengan mengikat tulangan pokok dengan sengkang, menggunakan kawat beton.
Pemasangan dilakukan sesuai dengan penempatan pada gambar kerja.
Semua pembesian yang terpasang diberi tahu-tahu beton dengan kualitas yang setara beton yang akan
digunakan, untuk menentukan tebal selimut beton.
Alat yang digunakan :
 Mesin potong besi untuk diameter 16 mm keatas (Bar Cutter)
 Gunting besi s/d diameter 14 mm
 Alat pembengkok besi.

Anda mungkin juga menyukai