Anda di halaman 1dari 112

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :
PEMILIHAN PENYEDIA JASA KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR BARU
PENGADILAN NEGERI PENAJAM

LOKASI :
JL. PROVINSI KM. 9 KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA KALIMANTAN TIMUR
LINGKUP PEKERJAAN
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan – bahan, tenaga kerja dan peralatan sebagai alat bantu yang dibutuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
 Pekerjaan persiapan yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Teknis.
 Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar – gambar rencana baik dari
besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut. Diartikan bahwa bila ada
ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara tertulis atau berupa gambar pada
waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan
dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak. Seluruh biaya yang disebabkan
perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan saat Kontraktor mengajukan
penawaran.

JENIS PEKERJAAN :
I PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lahan
2 Uitzet + Pas. bouplank
3 Pembuatan Direksi keet
4 Pagar Pengaman Keliling area lokasi ( rangka kayu penutup seng )
5 Sosialisasi dan Promosi K3 : Spanduk / Banner K3
6 Penyiapan RKK : Pembuatan Kartu Identitas Pekerja ( KIP )
7 Konsultasi dengan ahli K3
8 APD untuk staff ( Safety helmet )
9 APD untuk pekerja ( Safety helmet )
10 APD untuk pekerja ( Safety shoes )
11 APD Sarung tangan pengaman ( Safety gloves )
12 APD masker
13 APD rompi kerja ( Safety vest )
14 APD Sabuk pengaman ( Safety belt )
15 Pas. jaring pengaman
16 Pas. Rambu larangan , Kewajiban
17 Personil / Petugas K3
18 Fasilitas sarana kesehatan / peralatan P3K
19 Pengendalian Resiko K3 alat pemadam api ( APAR ) 3 Kg
20 Asuransi dan perijinan serta BPJS ketenagakerjaan

II PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN


1 Galian tanah pondasi
2 Urug pasir bawah pondasi
3 Urug pasir bawah lantai
4 Urugan Tanah timbunan peninggian Lantai gedung

III PEKERJAAN PASANGAN


1 Pasangan Batu Rolaag 1 Pc : 3 Ps
2 Pas. Bata Ringan gedung

IV PEKERJAAN BETON
1 Mob Demob Alat Berat Tiang pancang
2 Tiang pancang beton Mini Pile 30 x 30 cm
3 Pembobokan Tiang Pancang
4 Pek. Static Loading Test / PDA test ( 3 titik )
5 Lantai kerja T. 5 cm
6 Rabat lantai t. 5 cm (gedung )
7 Pondasi Poer (P1)
8 Pondasi Poer (P2)
9 Pondasi Poer (P3)
10 Sloof 15/30 cm, Elv - 0.50
11 Sloof 15/30 cm, Elv - 2.50
12 Sloof 20/30 cm, Elv - 0.50
13 Sloof 20/30 cm, Elv - 2.50
14 Sloof 30/40 cm, Elv - 2.50
15 Sloof 30/60 cm, Elv - 2.50
16 Kolom 80 x 80 cm K1
17 Kolom 60 x 60 cm K2
18 Kolom 40 x 40 cm K3
19 Kolom praktis 12 x 12 cm
20 Balok 35 x 80 cm B1
21 Balok 30 x 60 cm B2
22 Balok 20 x 45 cm B3
23 Balok 20 x 40 cm B4
24 Balok 15 x 30 cm B5
25 Joint Balok
26 Balok Latai 12 x 20 cm
27 Plat lantai T. 12 cm
28 Plat tangga t. 15 cm
29 Trap tangga
30 Plat meja Beton T. 10 cm
Lantai II
31 Kolom 60 x 60 cm K2
32 Kolom 40 x 40 cm K3
33 Kolom praktis 12 x 12 cm
34 Balok 20 x 45 cm
35 Balok 20 x 30 cm
36 Balok 15 x 20 cm
37 Balok 15 x 30 cm Elv. + 11,70
38 Balok Latai 12 x 20 cm
39 Plat listplank t. 8 cm
40 Plat Atap Beton t. 10 cm
41 Plat meja Beton T. 10 cm

V PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran Dan Acian Bata Ringan
2 Acian Beton Ekspose
3 Benangan Sudut

VI PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING


1 Pas. Granite Tile 60 x 60 cm Merk Venus
2 Pas. Granite Tile Unpolisehed 60 x 60 cm Merk Venus
3 Pas. Plint Granit tile 10 x 60 cm merk Venus
4 Pas. Stepnoising Granit tile 8 x 60 cm merk granito
5 Pas. Keramik lantai 30 x 30 cm ( kasar ) Merk Platinum
6 Pas. Keramik dinding 30 x 60 cm (Km/wc)
7 Pas. Rumput sintetic tb. 2 cm
8 Pas. Batu Alam Andesit bakar
9 Pas. Granit 60 x 60 cm (Meja beton)
10 Pas. Granit Lantai Mosaic 60 x 60 cm (custom)

VII PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU JENDELA DAN RAILLING


1 ( PJ1 ) Pintu Kaca temperade 12 mm ( automatic door with acesorise ), Pelapis kolom ACP PVDF 4 mm
2 ( PJ2 ) Pintu Kaca temperade 12 mm, Handle pintu stainlees beserta acesorise lainya, pelapis kolom ACP PVDF 4
mm
3 ( PJ3 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder serta kaca rayban
5 mm
4 ( PJ3' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder serta kaca rayban
5 mm
5 ( PJ4 ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder,
Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
6 ( PJ5 ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder,
Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
7 ( PJ5' ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder,
Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
6 ( P1 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta kaca
rayban 5 mm
7 ( P2 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, Grendel Pintu
tanam serta kaca rayban 5 mm
8 ( P2' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, Grendel Pintu
tanam serta kaca rayban 5 mm
9 ( P3 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta kaca
rayban 5 mm
10 ( P3' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta kaca
rayban 5 mm
11 ( P4 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
12 ( P4' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
13 ( P5 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
14 ( P5' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
15 ( P6 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
16 ( P6' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
17 ( P7 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder
18 ( P7' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu Spandril, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder
19 ( P8 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta kaca rayban 5 mm
20 ( P8' ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta kaca rayban 5 mm
21 ( P9 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam serta
kaca rayban 5 mm
22 ( P10 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam serta
kaca rayban 5 mm
23 ( P10' ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam serta
kaca rayban 5 mm
24 ( P11) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam serta
kaca rayban 5 mm
25 ( P11') Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam serta
kaca rayban 5 mm
26 ( P12 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta kaca
rayban 5 mm
27 ( P13 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
28 ( P14 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta kaca
rayban 5 mm
29 ( J1 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
30 ( J2 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
31 ( J3 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
32 ( J4 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
33 ( J5 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
34 ( J6 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
35 ( J7 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
36 ( J8 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
38 ( J9 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta kaca
rayban 5 mm
37 ( J10 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
39 ( J11 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
40 ( BV1 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
41 ( BV2 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
42 ( PT1 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
43 ( PT1' ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
44 ( PT2 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
45 ( PT3 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
46 ( PT4 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
47 Partisi Gypsumboard 9 mm rangka metal stud
47 Pelapis Dinding dan kolom material aluminium composite panel ( ACP ) PVDF t. 4 mm, aluminium ticknes 0,3 mm,
aluminium alloy 5005 rangka hollow galvanish product by MACO
48 Railing tangga Metal hollow finish cat duco
48 Railing Pagar ( area ramp ) Metal hollow finish cat duco
49 Railing Pipa Stainlees O 2" ( area kamar mandi disabilitas )

VIII PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP


1 Listplank fiber semen 12.300 + rangka hollow galvalume
2 Rangka Atap galvalume
3 Genteng metal multiroof - stone ( berpasir), t. 0,4 mm
4 Nok Genteng Metal berpasir
5 ( atap 1 ) Penutup atap Kaca Laminated temperade 6 mm + 6 mm warna beserta rangka metal hollow finishing cat,
termasuk dengan acesorise spider fitting
6 ( atap 2 ) Penutup atap Kaca Laminated temperade 6 mm + 6 mm warna beserta rangka metal hollow finishing cat,
termasuk dengan acesorise spider fitting
7 Penutup manhole Atap material plat stainless, rangka metal hollow, handle dan engsel termasuk tangga material pipa
stainless

IX PEKERJAAN PLAFOND
1 Pas. Plafond Gypsumboard 9 mm rangka Hollow Galvalume
2 Pas. Plafond UPVC rangka Hollow Galvalume
3 Pas. Plafond Kalsiboard 4 mm rangka Hollow Galvalume
4 Pas list plafond Shadow line

X PEKERJAAN PENGECATAN
1 Cat Dinding area dalam / interior
2 Cat Dinding Partisi ( interior )
3 Cat Dinding Dan Expose Beton bagian luar dengan cat eksterior
4 Cat plafond
5 Cat listplank
6 Coating batu Alam
7 Waterprofing ( Plat atap dan area kamar mandi lt 2 )

XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1 Instalasi titik lampu
2 Instalasi titik stop kontak
3 Polling kabel line group penerangan dan stop kontak 3 x 2,5 mm ke panel SDP 1 dan 2
4 Saklar tunggal
5 Saklar ganda
6 Stop kontak 1P. 13 A
7 TBIKM SAKA TL LED 2 x 18 watt
8 RMO SAKA TL LED 2 x 18 watt
9 DownLight DLM SLIM 6" + Led 10 Watt
10 DownLight DLM SLIM 6" + Led 6 Watt
11 DownLight Surface DL SQR - SK - 401 + lampu 10 watt
12 Ceiling light SK-SR-500 + lampu 22 Watt
13 Spot LED FR 1028 WR/WL + Lampu 10 watt
14 LED Strip ( Mitsuyama + Trafo SKY )
15 Ceilling exhaust fant 6"
16 Panel MDP
17 Panel SDP 1 dan 2
18 Polling Kabel Fedder dari meteran ke panel MDP NYY 4 x 35 mm2
19 Polling Kabel Fedder dari panel MDP ke Panel SDP 1 dan 2 NYY 4 x 25 mm2
20 Polling Kabel Grounding dari terminal box Ground ke Panel SDP 1 dan 2 NYA 10 mm2
21 Grounding system + box terminal ground
22 Testing dan Commisioning sistem panel panel gedung ( dari manufacturing panel dan garansi )
23 Pemasangan daya listrik + SLO

XII PEKERJAAN INSTALASI DATA / LAN


1 Socket outlet Data / Lan
2 Instalasi kabel data
3 Swicth Hub. 8 port
4 Penyambungan dengan central data server
5 Commisioning test

XIII PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE


1 Socket telephone
2 Instalasi telephone
3 TB - TL ( terminal crone )
4 MDF Telephone 50 pair
5 PABX Kap. 8 Co , 32 Extension

XIV PEK. INSTALASI PENGHANTAR DAN PEMASANGAN PETIR


1 Head splitz petir type KURN R100, radius 100 m
2 Stick fiberglass petir O 2"
3 Kabel penghantar petir jenis NYY 70 mm2
4 Klem kabel
5 Box beton grounding
6 Tes Comisioning

XV PEKERJAAN INSTALASI DAN PEMASANGAN UNIT AC


1 Instalasi titik stop kontak
2 Switch sochet outlet + indikator AC 16 A
3 Polling cable power AC, NYM 3 x 2,5 mm2
4 Pemasangan Unit AC Inverter ( CS-PU24UKP ) wall mounted, Kap : 2,5 Pk, (20 800 Btuh ), ± Power 1700 watt Merk
PANASONIC

XVI FIRE ALARM


1 Master Control Fire Alarm 5 zone type konvensional
2 Box terminal fire alarm 24 pairs
3 Smoke detektor photoelctric "HOOSEKI"
4 Ror heat detector fire alarm "HOOSEKI"
5 Manula push button fire alarm
6 Alarm bell 6"
7 Indicator Lamp LED
8 Instalasi fire alarm, instalasi detector dan manual alarm
9 Central tata suara indikator lamp dengan NYA 2 x 1,5 mm2 dalam PVC conduit O 3/4"
10 Tes Comisioning
11 Alat Pemadam Api ( APAR ) 3 Kg ABC Dry Chemical Powder

XVII PEKERJAAN CCTV


1 CCTV Camera Honeywell HEL2R1
2 Instalasi Camera CCTV + power
3 Equipment central system CCTV ( Rg. Operator ), Complete procesore unit ( CPU ) Windows 10, Procesore intel core
i3, RAM 4 gb, HDD 1 Tb, DVD/RW, VGA Nvidia Geforce GT720 2 Gb
4 CCTV DVR Honeywell HRHQ1160 ( 16 ch )
5 LED Smart TV 32" merk Samsung
6 Material bantu
7 Testing , Commissioning
XVIII PEKERJAAN SANITAIR DAN RIOLLERING
1 Pas. Kloset duduk monoblok Echo Washer Setara TOTO
2 Pas. Kloset Jongkok TOTO
3 Pas. Urinoir ( Termasuk Acesorise Lainya ) Setara TOTO
4 Jet Washer Setara TOTO
5 Kitchen zink meja
6 Wastafel type meja Setara TOTO
7 Kran air Wastafel Dan Kitchen zink
8 Kran air
9 Avoer lantai stainles
10 Tempat sabun keramik
11 Roof Drain ( iron cast )
12 Foot klep valve bronze O 1 1/2 "
13 Pasang unit electric pump centrifugal stage, Inlet / outlet O1 1/4", Head Capacity +/- 20 mtr ( 80 Lt / mnt ), Daya Listrik
=/- 600 watt, 1P ( Grundfos NS 30 - 18 )
14 Panel Auto man pump.
15 Polling kabel pompa dari panel pompa ke Panel MDP - SDP 1, kabel NYY 3 x 2,5 mm2
16 Polling kabel pompa dari panel pompa ke panel Electric pump, kabel NYY 3 x 2,5 mm2
17 Instalasi instrument kabel WLC, NYMHy 2 x 1,5 mm ke panel automan pimp
18 Fitting -2 pipa PVC AW
19 Ball valve PVC penguras O 1"
20 Gate valve bronze O 1"
21 Profil Tank plat stainless steel kap. +/- 2200 Ltr
22 Water level control / WLC system indicator unit
23 Pasang unit electric booster pump type Presure switch + tanki, Inlet / outlet O1 ", Head Capacity +/- 36 mtr ( 50 Lt /
mnt ), Daya Listrik =/- 600 watt, 1P ( Grundfos CM - PT 3 - 5 )
24 Pipa PVC AW O 8"
25 Pipa PVC O 4"
26 Pipa PVC O 3"
27 Pipa PVC O 1 1/2"
28 Pipa PVC O 1"
29 Pipa PVC O 1/2"
30 Pipa PVC O 3/4"
31 Clean out PVC O 3"
32 Tandon bawah beton jadi kap. 5 m3
33 Pas. Bio septictank / Bio filter kap: 3 M3 termasuk casing dinding bata serta Penutup Beton
34 Pas. Sambungan baru PDAM
XIX SARANA DAN LINGKUNGAN
1 Galian tanah
2 Urugan Tanah Timbunan Pilihan (Peninggian area lokasi)
3 Urug Pasir Bawah Pondasi
4 Pas. Batu Gunung 1 Pc : 5 Ps
5 Lantai kerja T. 5 cm
6 Pilecap 60.60.20 cm
7 Plat lajur 60 x 20 ( jembatan )
8 Sloof 30/60 cm ( jembatan )
9 Kolom 20/20 cm
10 Plat Jembatan t. 30 cm
11 Stek besi O 12
12 Cat Besi untuk Stek besi

XX PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Finishing / pembersihan akhir

PASAL I
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1 Pembersihan lahan
 Selama periode pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya Pekerjaan,
semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin
harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang nampak harus dibersihkan dan proyek ditinggal dalam
kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Tekni.
 Pembersihan Selama Pelaksanaan
1) Kontraktor harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor
sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya
yang diakibatkan oleh operasi-operasi di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih
setiap saat.
2) Kontraktor harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan
berada dalam kondisi operasional pada setiap saat
3) Kontraktor harus menjamin bahwa tanda-tanda untuk fasilitas umum dan sejenisnya dibersihkan secara teratur
agar bebas dari kotoran dan bahan lainnya.
4) Kontraktor haruis menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
sebelum dibuang.
5) Kontraktor harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai
dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang berlaku.
6) Kontraktor tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di lokasi proyek tanpa persetujuan
dari Direksi Tekni.
7) Kontraktor tidak diperkenankan membuang limbah berbahaya, seperti cairan kimia, minyak atau thinner cat ke
dalam saluran atau sanitasi yang ada.
8) Kontraktor tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan ke dalam sungai atau saluran air.
9) Bilamana Kontraktor menemukan bahwa saluran drainase samping atau bagian lain dari sistem drainase yang
dipakai untuk pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh pekerja Kontraktor
maupun pihak lain, maka Kontraktor harus segera melaporkan kejadian tersebut kepada Direksi Teknis, dan
segera mengambil tindakan sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknis untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.
Alat kerja :
- Alat tebas berupa gergaji potong mesin atau manual, parang, cangkul dll

2 Uitzet + Pas. bouplank


 Semua papan dasar bangunan (bouwplank) menggunakan kayu klas II berukuran 2,5/25 cm
 Semua patok – patok kayu menggunakan kayu klas II berukuran 5/5 cm

 Permukaan atas papan dasar bangunan (bouwplank) harus diserut rata dan dipasang waterpass pada peil + 1,50 m,
setiap jarak 2,00 m papan dasar diperkuat dengan patok – patok kayu, papan dasar tersebut dipasang minimum
berjarak 2,00 m dari garis terluar bangunan.
 Jika didalam pengukuran kembali terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan dilapangan yang sebenarnya,
maka Direksi Teknis akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut, serta Kontraktor wajib melakukan
penggambaran kembali tapak proyek, lengkap dengan keterangan mengenai ketinggian tanah, batas – batas, letak
pohon – pohon dan sebagainya.
 Ukuran – ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar, apabila ukuran – ukuran pada gambar tidak
tercamtum atau tidak jelas atau saling berbeda, harus segala dilaporkan kepada Direksi Teknis, apabila dianggap
perlu maka Direksi Teknis berhak merubah ketinggian, letak atau ukuran suatu bagian pekerjaan.
 Semua ketetapan pekerjaan pengukuran dan sudut siku – siku harus terjamin keakuratannya. Pengukuran sudut
dengan benang atau prisma hanya diperkenankan untuk bagian – bagian kecil yang telah disetujui Direksi Teknis.
Hasil pengambilan dan pemakaian ukuran – ukuran yang keliru menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
 Kontraktor harus membuat patok tetap/BM (Bench Mark), hasil pengukuran dilapangan harus dikaitkan dengan BM
yang telah ada menurut petunjuk Direksi Teknis, jika diperlukan Kontraktor harus memasang patok – patok
pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat lokal, yang harus dijaga keutuhan letak dan ketinggiannya
selama pekerjaan berlangsung.
 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran tapak proyek dengan teliti dan harus disaksikan oleh Direksi Teknis,
untuk mengetahui batas – batas tapak, elevasi tanah, letak pohon – pohon dsb. Pengukuran tersebut harus
menggunakan peralatan yang memadai seperti water pass, theodolith yang kesemuanya peralatan tersebut harus
disediakan oleh Kontraktor.
 Kontraktor harus membuat patok referensi ketinggian terhadap datum untuk titik tertentu, Kontraktor harus mengikuti
petunjuk dari peta kunci koordinat yang terdapat pada gambar kerja. Penentuan patok – patok bouwplank dan patok
– patok lainnya harus dilakukan dengan theodolith/water pass yang sebelumnya sudah disetujui dan diperiksa oleh
Direksi Teknis. Sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai patok – patok pembantu/bouwplank harus diperiksa dan
disetujui oleh Direksi Teknis.
 Titik-titik duga/pokok tersebut tidak boleh dipindahkan tanpa persetujuan Direksi Teknis.
 Pemasangan patok-patok ataupun titik-titik duga yang telah terpasang maupun bouwnplank, jika Direksi
menilai/mempertimbangkan merasa perlu merobah bouwnplank dapat diubah.
 Apabila ada patok yang rusak, harus segera diganti dengan yang baru dan pemasangannya diketahui dan disetujui
oleh Direksi Teknis.
ALAT KERJA :
- Alat tukang kayu, Alat ukur, Theodolit, Waterpass, Benang dll.
MATERIAL KERJA :
- Balok kayu klas II, Papan kayu klas II, Paku kayu

3 Pembuatan Direksi keet


 Pemborong wajib menyediakan ruang direksi, dengan luas sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Bangunan direksi
terbuat dari atap seng bergelombang, dinding triplek, lantai dari beton rabat, jendela kaca dan pintu. Bangunan
tersebut dilengkapi dengan kotak obat P3K, meja dan kursi tamu, papan kegiatan.
 Bangunan direksi keet ditempatkan pada daerah yang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
 Bangsal untuk kantor Pemborong dan gudang bahan dibuat sendiri yang besarnya sesuai dengan kebutuhan
Pemborong dan pekerjaan ini tidak ditawar.
 Penyediaan fasilitas MCK
 Pemborong wajib minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi untuk penempatan bahan – bahan.
ALAT KERJA :
- Alat tukang kayu, Alat tukang batu, Alat ukur, dll
MATERIAL KERJA :
- Semen PC, Balok kayu, Papan kayu, plywood, seng gelombang, Paku kayu, material MCK dll

4 Pagar Pengaman Keliling area lokasi ( rangka kayu penutup seng )


 Kosnstruksi Pagar peroyek di buat dengan menggunakan dinding seng dan diperkuat dengan menggunakan tiang
kayu dan di ikat dengan paku/baut pengikat pada jarak tertentu, sehingga kosnstruksinya kuat dan sesuai dengan
fungsi yakni untuk menjamin keamanan pekerja dalam lingkunngan proyek.
1. Pagar sementara rangka dari kayu + penutup dari seng gelombang layak pakai difinish cat.
2. Tinggi pagar minimum 2 m.
3. Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus cukup leluasa untuk lancarnya pekerjaan.
4. Pada tahap selanjutnya Penyedia barang/jasa harus menyediakan/memasang pengaman secukupnya
disekeliling konstruksi bangunan untuk mencegah jatuhnya bahan-bahan bangunan dari atas yang
membahayakan baik pekerja maupun aktivitas lain disekitar bangunan.
5. Penyedia barang/jasa bisa menggunakan kembali pagar yang sudah ada dengan melakukan perbaikan-
perbaikan terlebih dahulu bila diperlukan
ALAT KERJA :
- Alat tukang kayu, Alat ukur, dll
MATERIAL KERJA :
- Balok kayu, seng gelombang, Paku kayu dan paku seng, dll

5 Pelaksanaan SMK3
 K3 adalah usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran,
peledakan dan pencemaran lingkungan. Tahapan penyampaian K3 :
- Penyiapan RK3K, berupa pembuatan kartu identitas pekerja (KIP) oleh pihak konsultan.
- Sosialisasi dan promosi K3, berupa pembuatan spanduk bener k3 ukuran 6 x 1
- Alat pelindung kerja, tersedianya tali keselamatan/safety belt kerja untuk menunjang pekerjaan serta
keselamatan para pekerja.
- Alat pelindung diri, berupa sepatu safety, helm safety, kacamata safety, rompi, sarung tangan safety, serta
masker untuk menunjang pekerjaan serta keselamatan para pekerja.
- Asuransi ketenagakerjaan, tersedianya BPJS ketenagakerjaan (nilai proyek) untuk para pegawai.
- Personil K3, tersedianya tenaga/Petugas K3, serta Petugas Pengatur Lalu Lintas untuk menunjang
kelengkapan K3.
- Fasilitas sarana kesehatan, tersedianya Kotak P3K untuk pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan.
- Rambu-rambu K3, rambu rambu yang di perlukan berupa Bendera K3, rambu larangan/stiker, serta rambu
kewajiban/stiker.

6 Pekerjan Papan Nama Kegiatan


 Kontraktor diharuskan membuat papan nama kegiatan dengan isi/tulisan sesuai format yang memuat Nama
Program/Kegiatan, Jenis Pekerjaan, Nama Pelaksana, Jangka Waktu Pelaksanaan, Nilai Borongan, Nomor
Kontrak, Nama Konsultan Pengawas serta hal-hal lain yang dianggap perlu. Papan nama berukuran 60 x 120 cm
dan dipasang pada tempat yang dapat terlihat langsung oleh masyarakat.

PASAL II
II. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1 Galian
LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Galian pondasi.
- Galian struktur.
- Galian saluran dan galian lainnya yang dianggap perlu.
 Pekerjaan galian yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Teknis.
 Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar – gambar rencana
baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut.
 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara
tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan
dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak.
Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan
saat Kontraktor mengajukan penawaran.
 Kontraktor harus mengajukan/mengusulkan peralatan, tenaga dan cara pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilaksanakan kepada Direksi Teknis untuk disetujui.
 Kontraktor harus melakukan pengukuran dan menentukan lokasi dan elevasi untuk seluruh galian yang akan
dilaksanakan. Hasil pengukuran harus diajukan kepada Direksi Teknis sebelum melaksanakan pekerjaan galian
atau galian selanjutnya.
 Jika pada pekerjaan galian tanah ditemukan akar-akar kayu, bekas pondasi lama, kotoran-kotoran atau bagian –
bagian tanah yang longsor dan tidak padat, bagian ini harus dikeluarkan seperlunya dan lubang tersebut diisi
dengan pasir, lapisan demi lapisan disiram air beberapa kali serta dipadatkan dengan kepadatan 90% dari tanah
asal sehingga mencapai permukaan yang ditentukan.
 Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi harus dibersihkan dari segala sisa – sisa galian dan lumpur,
lubang galian harus senantiasa dalam keadaan bersih. Kontraktor harus menjaga agar galian tidak digenangi air
dengan cara menimba, memompa, membuat kisdam atau cara lain yang dianggap baik dan seluruh beban akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
 Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi tidak boleh dibiarkan terlalu lama, setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis maka pekerjaaan selanjutnya harus segera dilaksanakan.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh bilamana pekerjaan tersebut harus melewati/melalui atau mengganggu
saluran, kabel – kabel bawah tanah, jembatan, sungai dll, maka harus dilakukan Tindakan seperti pembuatan
sodetan sungai, perlindungan atau pekerjaan lainnya yang dianggap baik untuk menghindari kejadian – kejadian
yang tidak diinginkan. Seluruh beban akibat pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
 Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila tidak bisa dibuang
secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar galian.
 Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
 Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk dengan kapasitas muat 5

 Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya penanganan
atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai
memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa
pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.
 Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk – petunjuk dari Direksi
Teknis.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, Excavator, dll

2 Urugan pasir
LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Urugan pasir di bawah pondasi.
- Urugan pasir di bawah lantai dan urugan pasir lainnya yang dianggap perlu.
 PERSYARATAN BAHAN
- Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak
mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan sampai terbentuk
lapisan pasir padat tebal
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi
dapat memerintahkan pengurugan dengan menggunakan alat stemper atau alat pemadatan .
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
-
Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, stamper, dll
MATERIAL KERJA :
- Pasir urug

3 Urugan Tanah timbunan


LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Urugan Tanah timbunan peninggian Lantai gedung
- Urugan tanah di bawah lantai dan urugan tanah lainnya yang dianggap perlu.
 PERSYARATAN BAHAN
- Tanah urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak
mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
- Kecuali ditentukan lain Tanah yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi
 SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer.
 (AASHTO T 88 - 90) SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
 (AASHTO T 89 - 90) SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
 (AASHTO T 90 - 87) SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah.
 (AASHTO T 99 - 90) SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
 (AASHTO T180 - 90) SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus
Pasir.
 (AASHTO T191- 86) SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
 (AASHTO T193 - 81) AASHTO : AASHTO T145 – 73 : Classification of Soils and Soil Aggregate Mixtures
for Highway Construction Purpose
 AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan sampai terbentuk
lapisan pasir padat tebal
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi
dapat memerintahkan pengurugan dengan menggunakan alat stemper atau alat pemadatan .
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, stamper, baby roller dll
MATERIAL KERJA :
- Tanah urug
PASAL III
III. PEKERJAAN PASANGAN
1 Pasangan Batu Rolaag 1 Pc : 3 Ps
 URAIAN
Pekerjaan pasangan bata meliputi semua pekerjaan bata rollag setebal satu batu, dan ketebalan lain sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil
yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pasangan Batu Rolaag 1 Pc : 3 Ps
 PERSYARATAN BAHAN
- Adukan
Semen, pasir dan air pasangan, semua bata yang digunakan harus dari mutu klas satu, padat, keras, presisi
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi ini.
- Semua bata/batako yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat produksi untuk mendapatkan
kualitas dan ukuran yang seragam serta harus mendapatkan persetujuan Direksi.
- Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata mengikuti ketentuan yang digunakan
dalam pekerjaan beton.
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pemasangan bata harus rapi, tegak lurus dan siku siku, untuk mendapatkan hasil ini diperlukan alat,
waterpass, benang, palu karet, trowel, penggaris siku, benang, anker besi beton 6mm.
- Sebelum dipasang, bata harus tidak cacat dan utuh, bersih dari bahan-bahan yang dapat mengurangi
kelekatan adukan, serta direndam dengan air hingga jenuh.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, paku dll
MATERIAL KERJA :
- Bata Merah, Semen, pasir dan air pasangan.

2 Pas. Bata Ringan Gedung


 URAIAN
Pekerjaan pasangan bata ringan meliputi semua pekerjaan dinding bata ringan setebal setengah batu, dan
ketebalan lain sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil
yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pasangan Bata ringan gedung
 PERSYARATAN BAHAN
- Bata ringan Merk/Produksi, FACON, BRICON, MACCON
- Semen Produksi SIKA, MORTAR UTAMA, MU 380
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pemasangan bata ringan menggunakan semen khusus mortar bata ringan dengan ketebalan spesi tipis
/sesuai dengan yang di syaratkan.
- Pemasangan bata ringan harus rapi, tegak lurus dan siku siku, untuk mendapatkan hasil ini diperlukan alat,
waterpass, benang, palu karet, trowel, penggaris siku, benang, anker besi beton 6mm, dan gergaji bata
ringan.
- Pemasangan hebel dilakukan secara manual sebagaimana umumnya, yakni menyusun hebel-hebel tersebut
dalam satu barisan mendatar dengan menambahkan adukan perekat di sela-selanya. Sebaiknya ukuran
ketebalan spesi yang digunakan berkisar antara 8-10 mm semoga hasil pekerjaan rapi dan kuat.
- Jika pemasangan dinding sudah selesai sampai level yang diinginkan, pasangan harus dipelihara dari
benturan atau pembebanan sampai kondisi ikatan sudah benar benar kering.
- Jika ada bekas adukan/ mortar dibawah pasangan yang menumpuk harus segera dibersihkan, jangan sampai
mengering karena bisa menajdi pekerjaan tambahan saat pelaksanaan pemasangan lantai.
- Jika pemasangan baru selesai dilakukan, anda perlu juga membuat pengaman atau tanda supaya pasangan
tersebut tidak disentuh atau di bentur oleh orang yang lewat
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, paku, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Bata Merah, Semen, pasir dan air pasangan.

PASAL IV
IV. PEKERJAAN BETON
1 Mob Demob Alat Berat Tiang pancang
 URAIAN
Mobilisasi peralatan adalah mendatangkan peralatan – peralatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.
Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan.
Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari
suatu lokasi tertentu atau dari pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan
Kontrak.
Demobilisasi Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatanyang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telahdigunakan sebgai tempat penyimpanan alat, barak
pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil
yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Mob Demob Alat Berat Tiang pancang
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Penggunaan alat berat dan pengoperasian peralatan/kendaraan mengikuti aturan perizinan yang ditetapkan
oleh Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya (DLLAJR), Kepolisian dan instansi terkait lainnya.
- Menyediakan lahan yang diperlukan untuk basecamp/direksi keet pelaksanaan pekerjaan di sekitar lokasi
proyek, digunakan untuk kantor proyek, gudang dan sebagainya yang telah disebutkan dalam kontrak.
- Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam penawaran, dari
suatu lokasi asal ke lokasi pekerjaan yang akan menggunakan peralatan tersebut sesuai kontrak.
- Apabila setiap alat berat yang telah selesai digunakan dan tidak akan digunakan lagi, maka alat berat
tersebut segera dikembalikan/demobilisasi.
- Melaksanakan operasional dan pemeliharaan kendaraan/peralatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
pabrik.
- Program mobilisasi menetapkan waktu untuk semua kegiatan mobilisasi yang mencakup informasi tambahan
sebagai berikut:
 Lokasi basecamp/direksi keet Penyedia Jasa dengan denah lokasi umum dan denah rinci di lapangan
yang menunjukkan lokasi kantor Penyedia Jasa, bengkel, gudang, dan lainnya
 Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari peralatan yang tercantum dalam daftar
peralatan yang diusulkan dalam penawaran, serta usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangannya
di lapangan.
 Membuat Suatu daftar detail yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman dilewati
alat-alat berat, berisi usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal selesai untuk
perkuatan setiap struktur.
 Membuat Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang menunjukkan
tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan persentase kemajuan
mobilisasi.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis

2 Tiang pancang beton Mini Pile 30 x 30 cm


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pengadaan dan pemancangan material tiang pancang beton, semua titik posisi tiang
pancang sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Tiang pancang beton Mini Pile 30 x 30 cm
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
3. SII 0192-83 : Mutu dan Cara Uji Elektroda Las Terbungkus Baja Karbon Rendah.
4. ASTM A-416 : Standard Specification for Uncoated Seven Wire Stress Relieved Steel Strandfor
Prestress Concrete.
5. ASTM A-82 : Standard Specification for Cold Drawn Steel Wire for Concrete Reinforcement.
6. ASTM D-1143.81 : Standard Test Method for Piles Under(Reapproved 1987) Static Axial Compressive
Load.
7. ASTM D-3966.90 : Standard Test Method for Piles Under Lateral Loads.
8. ASTM D-3689.90 : Standard Test Method for Individual Piles Under Static Axial TensileLoad.B.
9. Jaminan Pabrik :Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman bahan-bahan harus
dari jenisyang sesuai seperti disyaratkan.
- Tiang pancang beton menggunakan mini pile 30x30 cm
- tiang pancang beton pracetak harus kuat memikul beban dan gaya-gaya dalam arah vertikal dan lateral yaitu
akibat :
(1) beban dan gaya-gaya yang bekerja pada pilar.
(2) pemindahan dan pengangkutan.
(3) pemancangan.
(4) deformasi lateral dan vertikal
(5) gaya lateral akibat proses konsolidasi lapisan tanah di bawah timbunan.
(6) gaya gesek negatif
(7) gaya tekuk
- Persyaratan bahan
(1) Beton
a) beton yang digunakan untuk tiang pancang pracetak harus mempunyai kuat tekan yang
dipersyaratkan.
b) agar beton dapat memenuhi persyaratan, setiap pembuatan tiang harus didasarkan kepada rencana
campuran, dengan menggunakann komponen bahan yang memenuhi ketentuan metode pengujian
kuat tekan beton (SNI03-1974-1990), dan selama pelaksanaan pengecoran beton harus diikuti dengan
pengendaliam mutu.
(2) Baja tulangan
a) baja tulangan utama untuk tiang pancang beton pracetak harus menggunakan baja ulir dan dengan
tegangan leleh minimum 240 Mpa (Bj-24) atau sesuai dengan yang dipersyaratkan, bebas dari korosi
dan kotoran yang menempel pada baja.
b) baja tulangan lainnya menggunakan baja polos dengan tegangan leleh minimum 240 Mpa (Bj-40) atau
sesuai dengan yang dipersyaratkan dan bebas dari korosi dan kotoran yang menempel pada baja.
c) Untuk menjamin tercapainya mutu baja yang diisyaratkan, sebelum digunakan harus dilakukan
pengujian mutu sesuai dengan SNI 07-2529-1991 tentang Metode pengujian tarik baja beton.
(3) Sepatu Tiang
(1) tiang beton pracetak yang akan menembus lapisan lensa pasir atau pasir - kerikil padat, ujung
bawahnya harus diperkuat dengan sepatu tiang yang dibuat dari pelat baja tebal 10 mm.
(2) tegangan leleh minimum pelat baja yang digunakan adalah 300 Mpa (Bj-30)
(3) bentuk sepatu tiang adalah runcing, dengan dimensi seperti pada gambar 9.
(4) sepatu tiang dipasang langsung pada waktu pembuatan tiang.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pengangkatan/pemindahan, tiang pancang harus dipindahkan/diangkat dengan hati-hati sekali guna
menghindari retak maupun kerusakan lain yang tidak diinginkan.
- Pengangkatan tiang untuk disusun ( dengan dua tumpuan )
-
Metode pengangkatan dengan dua tumpuan ini biasanya pada saat penyusunan tiang beton, baik itu dari
pabrik ke trailer ataupun dari trailer ke penyusunan lapangan. Persyaratan umum dari metode ini adalah jarak
titik angkat dari kepala tiang adalah 1/5 L. Untuk mendapatkan jarak harus diperhatikan momen maksimum
pada bentangan, haruslah sama dengan momen minimum pada titik angkat tiang sehingga dihasilkan momen
yang sama. Pada prinsipnya pengangkatan dengan dua tumpuan untuk tiang beton adalah dalam tanda
pengangkatan dimana tiang beton pada titik angkat berupa kawat yang terdapat pada tiang beton yang telah
ditentukan.
- Pengangkatan dengan satu tumpuan
- Metode pengangkatan ini biasanya digunakan pada saat tiang sudah siap akan dipancang oleh mesin
pemancangan sesuai dengan titik pemancangan yang telah ditentukan di lapangan. Adapun persyaratan
utama dari metode pengangkatan satu tumpuan ini adalah jarak antara kepala tiang dengan titik angker
berjarak L/3. Untuk mendapatkan jarak ini, haruslah diperhatikan bahwa momen maksimum pada tempat
pengikatan tiang sehingga dihasilkan nilai momen yang sama.
- Tiang-tiang pondasi harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai dengan petunjuk
"pengawas yang ditunjuk".
- Urutan pemancangan tiang dalam satu kelompok harus sesuai dengan petunjuk "pengawasyang ditunjuk".
- Tiang-tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harusdisingkirkan dari proyek.
- Quality Control
1. Kondisi fisik tiang
a. Seluruh permukaan tiang tidak rusak atau retak
b. Umur beton telah memenuhi syarat
c. Kepala tiang tidak boleh mengalami keretakan selama pemancangan
2. Toleransi
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan berlangsung. Penyimpangan
arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak lebih dari 75
mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di sepanjang tiang untuk
mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai perhitungan.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tiang pancang, Alat bantu
MATERIAL KERJA :
- Tiang pancang beton Mini Pile 30 x 30 cm

3 Pembobokan Tiang Pancang


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup Tiang Pancang yang kelebihan panjangnya bila diukur waterpas terhadap poer pondasi
harus dilakukan pemotongan mengikuti ketentuan yang berlaku sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pembobokan Tiang Pancang
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pemotongan harus rapi dan rata permukaannya, dengan memperhitungkan ketinggiannya terhadap adanya
pasir urug dan lantai kerja.
- Besi stek dari tiang pondasi pancang disisakan sesuai peraturan yang berlaku (PBl 71) sepanjang 40 x
diameter ukuran besi yang ada.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Gerinda mesin, Hammer 15 kg, mesin las dan Alat bantu

4 Pek. Static Loading Test / PDA test ( 3 titik )


 URAIAN
PDA test untuk mengetahui nilai daya dukung pondasi tiang tunggal integritas atau keutuhan tiang dan joint
(sambungan pada tiang pancang ) efisiensi dari transfer energi hammer ke tiang pancang dan sebagainya dari
hasil analisa output
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pek. Static Loading Test / PDA test ( 3 titik )
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- PDA Test pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945 (Standard Test Method for High-Strain Dynamic
Testing of Deep Foundations)
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Unit PDA test, Alat bantu

5 Lantai kerja dan rabat T. 5 cm


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton lantai kerja yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Lantai kerja T. 5 cm
 Rabat lantai t. 5 cm (gedung )
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
- Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
- Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
- Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Penyedia jasa dapat menggunakan metode site mix untuk membuat adukan beton dengan komposisi 1 : 3 : 5
atau sesuai dengan petunjuk direksi.
- Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen bukan kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah.
- Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur
- Dilakukan pemadatan secara kontinyu untuk menghindari beton keropos
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, paku dll
MATERIAL KERJA :
- Semen PC, split, pasir beton dan air.

7 Pondasi Poer (P1)


8 Pondasi Poer (P2)
9 Pondasi Poer (P3)
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton pondasi poer yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pondasi Poer
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
3. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
4. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
-
Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

10 Sloof 15/30 cm, Elv - 0.50


11 Sloof 15/30 cm, Elv - 2.50
12 Sloof 20/30 cm, Elv - 0.50
13 Sloof 20/30 cm, Elv - 2.50
14 Sloof 30/40 cm, Elv - 2.50
15 Sloof 30/60 cm, Elv - 2.50
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton sloof yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan
lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Sloof
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

16 Kolom 80 x 80 cm K1
17 Kolom 60 x 60 cm K2
18 Kolom 40 x 40 cm K3
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton kolom yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan
lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Kolom
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
3. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
4. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
-
Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

19 Kolom praktis 12 x 12 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton kolom praktis yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Kolom praktis
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

20 Balok 35 x 80 cm B1
21 Balok 30 x 60 cm B2
22 Balok 20 x 45 cm B3
23 Balok 20 x 40 cm B4
24 Balok 15 x 30 cm B5
25 Joint Balok
26 Balok Latai 12 x 20 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton balok yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan
lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Balok
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
-Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.
27 Plat lantai T. 12 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton plat beton bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 plat beton bertulang
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
-
Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

28 Plat tangga t. 15 cm
29 Trap tangga
30 Plat meja Beton T. 10 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton plat beton bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 plat beton bertulang
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.
Lantai II
31 Kolom 60 x 60 cm K2
32 Kolom 40 x 40 cm K3
33 Kolom praktis 12 x 12 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton kolom bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Kolom
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
-
Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

34 Balok 20 x 45 cm
35 Balok 20 x 30 cm
36 Balok 15 x 20 cm
37 Balok 15 x 30 cm Elv. + 11,70
38 Balok Latai 12 x 20 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton balok bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Balok
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

39 Plat listplank t. 8 cm
40 Plat Atap Beton t. 10 cm
41 Plat meja Beton T. 10 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton plat bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Plat beton bertulang
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

PASAL V
V. PEKERJAAN PLESTERAN
1 Plesteran Dan Acian Bata Ringan
2 Acian Beton Ekspose
3 Benangan Sudut
 URAIAN
Lingkup pekerjaan yang dmaksud sebagaimana dintuntut dalam gambar yaitu, plesteran biasa, plesteran trasram,
benangan, acian beton, tali air dan ban-banan. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar
kerja.
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk :
1. SNI - 2 – 1971
2. SNI - 3 – 1970
3. SNI - 8 – 1974
4. DIN 18550
5. DIN 18555
6. DIN 1053
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Plesteran
 Acian
 Benangan sudut
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
Plesteran dinding bata ringan, adukan yang dipakai semen mortar khusus plester bata ringan dan air
 Semen Mortar siap pakai berkualitas standart SNI Produksi SIKA, MORTAR UTAMA, MU
 Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
PLESTERAN
- Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan. Tuangkan air sebanyak 7,5 – 8,0 liter / 50 kg MU-301 atau 6 – 6,5 liter / 40 kg kemudian
masukan adukan kering MU ke dalam bak adukan.
- Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang sesuai untuk pelaksanaan
plesteran.
- Dinding yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air
- Sebelum pelaksanaan plesteran dilaksanakan jalur-jalur instalasi air/ listrik yang masuk dalam beton/ dinding
tembok terlebih dahulu harus dipasang dan untuk pasangan tembok diatas plafond harus diplester kasar
dengan perekat yang sama
- Kelembapan plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat dan menutupi dari terik panas matahari dengan bahan
penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat
- ambungan-sambungan (joints) yang disebabkan oleh pemasang plester secara bertahap/interval harus diatur
dan ditaruh/dialokasikan supaya retak-retak yang tidak diinginkan ataupun perubagan-perubahan tekstur
pada permukaan, tidak terlihat.
- Kontraktor harus memastikan supaya semua conduits/sparing, pipa-pipa, plugs dan lain-lain berada dalam
posisinya yang tepat sebelum memulai pekerjaan plester supaya pemahatan/pembobokan plester tidak akan
terjadi sesudahnya.
- Semua sudut-sudut internal dan eksternal harus diplester dan harus dilaksanakan secara rapih untuk
mendapatkan sudut-sudut yang rapih/terbentuk dengan baik, lurus, benar dan tegak lurus.
ACIAN
- Tuang air ke dalam bak adukan sebanyak 14,0 – 14,5 liter untuk tiap kantong MU-250 dan 12,0 – 13 liter
untuk tiap kantong MU-200 (40 kg).
- Masukan adukan kering MU-250/MU-200 kedalam bak adukan. Aduk campuran di atas hingga rata.
- Bak adukan, peralatan (tools and untensils) harus bersih dan dicuci dahulu sebelum pengadukan berikutnya
dilaksanakan
- Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya yang kemudian diratakan dengan jidar panjang.
- Tebal acian yang di anjurkan adalah 1,5 – 3,0 mm, tergantung kerataan dasar permukaannya

 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang batu, waterpas, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Semen mortar siap pakai, air, dll.

PASAL VI
VI. PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
1 Pas. Granite Tile 60 x 60 cm Merk Venus
2 Pas. Granite Tile Unpolisehed 60 x 60 cm Merk Venus
3 Pas. Plint Granit tile 10 x 60 cm merk Venus
4 Pas. Stepnoising Granit tile 8 x 60 cm merk granito
5 Pas. Keramik lantai 30 x 30 cm ( kasar ) Merk Platinum
6 Pas. Keramik dinding 30 x 60 cm (Km/wc)
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan lantai dan pelapis dinding mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai
finishing. Pelaksanaan pekerjaan ini harus memenuhi syarat dan ketentuan-ketentuan yang tertera dalam PUBB 70
NI-3 dan NI-10.. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk :
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik
Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pelapis lantai dan dinding
 PERSYARATAN BAHAN
- PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3).
- Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM
- Granite tile ruangan ukuran 60x60 cm warna / motif, Polished/Unpolised Merk / produk VENUS dipakai Mutu
1/ Grade A/ KW 1.
- Granite tile (step noising)10x60 cm warna / motif, Unpolished Merk / produk VENUS dipakai Mutu 1/ Grade A/
KW 1.
- Lantai toilet ukuran 60x60 cm warna / motif Unpolished Merk / produk VENUS dipakai Mutu 1/ Grade A/ KW
1.
- Dinding toilet ukuran 60x60 cm warna/motif, Polished Merk / produk VENUS dipakai Mutu 1/ Grade A/ KW 1.
- Semen PC standar SNI
- Untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak dahulu. Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat
maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan.
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan lumpur tidak
lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir
maksimum 5mm.
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan
lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan
persetujuan Pengawas.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
- Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola keramik.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
- Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan minimal 2 cm
atau lebih sesuai dengan gambar
- Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
- Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai
jenuh.
- Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.
- Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3
mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali
pemasangan keramik cutting tanpa nat.
- Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan
dari pabrik.
- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
- Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
- Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak
sewaktu menerima beban diatasnya.
- Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya,
kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
- Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
- Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan.
-
Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna keramik.
- Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
- Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum
diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
- Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air semen.
- Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran naad, harus
segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
- Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
- Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak bergelombang dan
terpasang dengan kuat.
- Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang
ada di pasaran.
- Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan pembersih
khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
- Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus disediakan
alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant
dan mendapat persetujuan Pengawas
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, waterpas, jidar benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Granit tile, plint granit, step nosing, keramik lantai, keramik dinding Semen PC, Pasir pasang, air, dll.

8 Pas. Batu Alam Andesit bakar


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pemasangan batu alam mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai
finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pasangan batu alam andesit bakar
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuali ditentukan lain material batu alam local yang telah mendapat persetujuan
- Semen PC standar SNI
- Untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak dahulu. Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat
maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan.
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan lumpur tidak
lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir
maksimum 5mm.
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum dipasang Material batu alam harus direndam terlebih dahulu sampai jenuh
- Pelaksanaan harus sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk direksi
- Setelah pemasangan kerikil andesit/templek selesai, biarkan beberapa dikala untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan kerikil andesit/templek. Setelah itu gres dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
- Pekerjaan terakhir yaitu pembersihan permukaan pasangan kerikil andesit/templek dari sisa adukan semen
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, waterpas, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Batu alam andesit bakar, Semen PC, Pasir pasang, air, dll.

9 Pas. Granit 60 x 60 cm (Meja beton)


10 Pas. Granit Lantai Mosaic 60 x 60 cm (custom)
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pelapis lantai mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai finishing.
Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam SNI dan sesuai dengan standar acuan produk :
1. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan keramik
Indonesia SNI.SO4-1989-F, SNI.SO6-1989-F dan SNI.SO5-1989-F.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pelapis lantai
 PERSYARATAN BAHAN
- PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3).
- Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4-1989-F, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam SNI.SO4-1989-F dan SNI.T15-1991-03 dan ASTM
- Granite tile ruangan ukuran 60x60 cm warna / motif, Polished/Unpolised Merk / produk VENUS dipakai Mutu
1/ Grade A/ KW 1.
- Granite tile mosaik, Merk / produk VENUS dipakai Mutu 1/ Grade A/ KW 1.
- Semen PC standar SNI
- Untuk dipergunakan pasir pasang harus diayak dahulu. Disarankan pasir harus bersih dari butiran tanah liat
maupun kotoran organik lain yang dapat menurunkan kualitas pekerjaan.
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan lumpur tidak
lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir pasir
maksimum 5mm.
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan pemasangan
lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan
persetujuan Pengawas.
- Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekkan terhadap peil lantai dan
kemiringannya.
- Meskipun beberapa material finishing telah ditentukan warnanya, namun sebelum dilaksanakan harus
dipresentasikan terlebih dahulu kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
- Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola keramik.
- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
- Alas dari lantai keramik di atas plat beton struktur adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan minimal 2 cm
atau lebih sesuai dengan gambar
- Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat seperti yang disyaratkan.
- Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam alkali) sampai
jenuh.
- Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak
bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.
- Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya, maksimum 3
mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya. Kecuali
pemasangan keramik cutting tanpa nat.
- Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik khusus sesuai persyaratan
dari pabrik.
- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari
kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
- Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya bertemu siku, lengkung
dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
- Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan dan diratakan agar pasangan tidak turun/retak
sewaktu menerima beban diatasnya.
- Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan kotoran lainnya,
kemudian dikasarkan agar adukan perekat melekat lebih sempurna.
- Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan bahan perekat.
- Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as pemasangan.
- Naad keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna keramik.
- Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
- Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan kuat pada lantai. Sebelum
diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
- Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan/air semen.
- Kotoran mortar dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran naad, harus
segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
- Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga bersih.
-
Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring, tidak bergelombang dan
terpasang dengan kuat.
- Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang
ada di pasaran.
- Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan pembersih
khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
- Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus disediakan
alur-alur expansion (expansion joint). Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant
dan mendapat persetujuan Pengawas
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, waterpas, jidar benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Granit tile, Semen PC, Pasir pasang, air, dll.

PASAL VII
VII. PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU JENDELA DAN RAILLING
1 ( PJ1 ) Pintu Kaca temperade 12 mm ( automatic door with acesorise ), Pelapis kolom ACP PVDF 4 mm
2 ( PJ2 ) Pintu Kaca temperade 12 mm, Handle pintu stainlees beserta acesorise lainya, pelapis kolom ACP PVDF
4 mm
3 ( PJ3 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder serta kaca
rayban 5 mm
4 ( PJ3' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci silinder serta kaca
rayban 5 mm
5 ( PJ4 ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci
silinder, Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
6 ( PJ5 ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci
silinder, Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
7 ( PJ5' ) Kusen,Daun Pintu aluminium dan Daun jendela Powder coating putih, Handle pintu,rel pintu, kunci
silinder, Engsel Casemant, rambuncis serta kaca rayban 5 mm
8 ( P1 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta
kaca rayban 5 mm
9 ( P2 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, Grendel
Pintu tanam serta kaca rayban 5 mm
10 ( P2' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
Grendel Pintu tanam serta kaca rayban 5 mm
11 ( P3 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
12 ( P3' ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
13 ( P4 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
14 ( P4' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
15 ( P5 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
16 ( P5' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
17 ( P6 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
18 ( P6' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
19 ( P7 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder
20 ( P7' ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu Spandril, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder
21 ( P8 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta kaca rayban 5
mm
22 ( P8' ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder serta kaca rayban 5
mm
23 ( P9 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam
serta kaca rayban 5 mm
24 ( P10 ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam
serta kaca rayban 5 mm
25 ( P10' ) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam
serta kaca rayban 5 mm
26 ( P11) Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam
serta kaca rayban 5 mm
27 ( P11') Kusen dan Daun pintu panil kayu kamper, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, grendel pintu tanam
serta kaca rayban 5 mm
28 ( P12 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
29 ( P13 ) Kusen aluminium powder coating putih dan Daun Pintu WPC, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder,
serta kaca rayban 5 mm
30 ( P14 ) Kusen dan Daun Pintu aluminium Powder coating putih, Handle pintu,engsel pintu, kunci silinder, serta
kaca rayban 5 mm
31 ( J1 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
32 ( J2 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
33 ( J3 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
34 ( J4 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
35 ( J5 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
36 ( J6 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
37 ( J7 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
38 ( J8 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
39 ( J9 ) Kusen dan Daun Jendela aluminium Powder coating putih, Rambuncis, engsel jendela casemant serta
kaca rayban 5 mm
40 ( J10 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
41 ( J11 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
42 ( BV1 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
43 ( BV2 ) Kusen aluminium Powder coating putih serta kaca rayban 5 mm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan kusen, daun pintu/jendela/ventilasi, kunci dan penggantung serta pemasangan
ACP mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 kusen, daun pintu/jendela/ventilasi, kunci dan penggantung serta pemasangan ACP
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuali ditentukan lain persyaratan mengikuti PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982
(NI-3).
- Persyaratan bahan yang dipakai harus memenuhi uraian dan syarat–syarat dari pekerjaan aluminium serta
memenuhi ketentuan–ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
- Kusen aluminium dari bahan aluminium framing system (warna) dari tebal 0,18 cm ukuran 4’’ dengan rincian
produk yang memenuhi Aluminum extrusi sesuai SII extrusi 0695-82.
- Konstruksi aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan
ukurannya.
- Bahan kusen dari kayu dipakai kayu jati tua kwalitas no1, kering tidak banyak mata kayu.
- Kusen dan selimar pintu/jendela aluminium framing system (warna powder coating ) dari tebal 0,18 cm
ukuran 4’’ ( Powder Coating ) merk/produksi ALEXINDO, INDALEX, SUPER
- Kusen dan pintu panil kayu jati finishing melamin Kayu jati kwalitas no 1 kering tidak banyak mata kayu.
- Alat-alat Penggantung,Pengunci dan Asesoris (Grendel, handle, Engsel, door closer, dan lain – lain)
Merk/produksi DEKSON, DORMA, SOLID
- Semua jenis kaca , kaca Ryban, kaca tempered, kaca Laminasi, kaca cermin merk/produksi ASAHI MAS,
MULIA
- ACP
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar dan spesifikasi dari
pabrik
Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain :
a. AA TheAlumunium Association
b. AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
c. ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials
d. d. DIN 4019 Isolasi Udara
e. DIN 53440 Pengurangan Getaran
f. DIN 17611/ BS 1651 Proses Anoda
g. DIN 476 Paanel Kerangka
h. AS 1530 Hasil Indikatif
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum memulai pelaksanaan Penyedia barang/jasa diwajibkan meneliti gambar – gambar dan kondisi di
lapangan.
- Sebelum proses fabrikasi dimulai harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu material yang dimaksud untuk
mendapat persetujuan dari PPK/ Konsultan pengawas.
- Angkur – angkur untuk rangka aluminium terbuat dari steel plate setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada
interval 600 mm., sedangkan untuk kusen kayu, anker yang dipakai dari besi beton dia 6mm di pasang tiap
jarak 60 cm. bagian bawah kaki kusen pintu harus dipasang duk cor di beri anker tinggi duk 10 cm.
- Sekeliling tepi kusen yang langsung berbatasan dengan dinding diberi sealant supaya kedap air dan suara.
- Pintu betul–betul siku sudut–sudutnya dan datar.
-
Permukaan–permukaan yang akan difinish harus lurus, rata dan bersih. Tidak ada bekas–bekas mesin
kotoran lainnya. Permukaan yang bersentuhan dengan tembok harus dibersihkan.
- Semua pintu dan jendela harus bisa dibuka dan ditutup dengan kunci bebas, tidak longgar, tanpa terjadi
macet atau terlambat dan semua kunci serta engsel cocok dan dapat bekerja dengan baik.
- Pintu dari kayu jati dibuat model panil, ukuran daun pintu, selimar dan papan panil kayu di sesuaikan gambar.
- Pengerjaan pintu panil harus rapi dan rapat, sambungan pertemuan selimar dan panil menggunakan sistim
pen / purusan
- Pemasangan semua engsel pintu kayu dan aluminium masing masing pintu dipasang engsel 3 buah engsel
ukuran 4 inchi
- Untuk semua pemasangan dan penempatan engsel pintu dan jendela yang menempel pada kusen
aluminium, bagian dalam kusen aluminium harus diisi klos kayu ukuran 3/5 cm,
- Alat penggantung yang dimaksud disini yaitu anak kunci asli, Grendel, handle, Engsel, door closer dan kunci
yang merupakan satu kesatuan dalam hasil produk dari pabrik,
- Spesifikasi produk untuk asesoris pintu dan jendela sesuai dengan outline spek.
- Jenis perlengkapan ini terlebih dahulu diajukan kepada PPK untuk mendapatkan persetujuan .
- Kaca tidak bergelombang dan tidak ada cacat lain yang merugikan, secara umum pekerjaan kaca dipasang
pada tempat sesuai yang tertera dalam gambar detail
- Pemasangan kaca menggunakan sealeant, akan tidak menimbulkan suara waktu menerima getaran, sealant,
yang digunakan berkwalitas baik
- ACP
1. Pemasangan dilakukanoleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat
keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan kepada PPK lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
2. Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam saja.
3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta
mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan akurat, telitidan tepat pada posisinya.
4. Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan denagn teliti, tegak lurus dan tepat
padaposisinya.
5. Pertemuan rangka dengan dinding beton harus dynabolt
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang besi/aluminium, waterpas, alat tukang kayu, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Kusen alumunium, kusen kayu, kaca, ACP, sealant, dll.

44 ( PT1 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
45 ( PT1' ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
46 ( PT2 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
47 ( PT3 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
48 ( PT4 ) Material Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12 finishing cat duco, beserta handle dan
grendel pintu
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan jeruji besi mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai finishing.
Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Pelaksanaan mengikuti standarisasi peraturan yang berlaku, antara lain:
- PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);
- Peraturan konstruksi Baja yang berlaku di Indonesia (PPBBI 1983).
- PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 jeruji besi
 PERSYARATAN BAHAN
- Jeruji besi terbuat dari kerangka keliling besi hollow ukuran 50x50x08 mm, kisi-kisi (jerjak) holllow 40x40x0.8
mm, besi beton O 12
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
memerlukan bahan pengisi / tambahan, kecuali yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
- Bahan besi baja yang digunakan harus bahan yang masih baru dan bukan barang bekas dan memjenuhi
standard PPBBI 1983, JIS dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
- Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam gambar
rencana, rencana Kerja dan syarat syarat RK&, Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta
keputusan Konsultan pengawas dan pihak proyek
- Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material besi holow guna mendapat persetujuan dari pihak
pengawas.
- Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan sebelum
dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada !enga#as
untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
- Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material besi holo, seluruh material
besi holo tersebut harus diganti dengan material besi holo yang baru berkualitas prima atau bebas cacat
teknis. seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong
- Jeruji Teralis dibuat dari rangka besi holo dengan ukuran sesuai spesifikasi dan syarat teknis yang telah
disebutkan di atas, yang disesuaikan dengan ukuran kebutuhan volume jeruji yang terdiri dari beberapa
model, ukuran serta bentuknya seperti yang tertera dalam gambar Kerja.
- Kerangka pagar jeruji dibuat dengan tingkat keberhasilan sambungan yang sempurna, baik itu kekakuan
maupun kekokohannya.
- Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai denganintruksi pabriknya.
- Kaleng yang berisi cat diaduk benar-benar sebelum dituangkan dandipulaskan menurut aturan dari
pabriknya.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat las, kuas, waterpas, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Besi Hollow 50.50.08 mm, 40.40.0,8 mm, Besi beton O 12, cat duco, dll.

49 Partisi Gypsumboard 9 mm rangka metal stud


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan Partisi Gypsumboard 9 mm rangka metal stud mulai dari pengadaan bahan,
pemasangan sampai finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Partisi Gypsumboard 9 mm rangka metal stud
 PERSYARATAN BAHAN
- ASTM : C126 - Aplication and Finishing of Gypsum Board
- Dinding partisi dibuat dari rangka metal studd 76/77 mm
- sedangkan Penutup dinding dipakai bahan gypsumboard Merk/produk JAYABOARD, KNAUFF, GYPROCK,
YOSHINO tebal 9 mm pada 2 sisi/ rangkap dan difinish dengan cat dinding.
- Material yang didatangkan tidak boleh ada cacat, rusak, retak atau cacat lain yang bisa mempengaruhi
kualitas
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
- Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Semua partisi atau dinding pembatas ruangan harus dibuat/didirikan tegak lurus dengan lantai.
- Rangka-rangka partisi diusahakan dipasang pada bagian-bagian struktur gedung, disekrup dan lain-lain, agar
tidak mudah roboh bila kena benturan.
- Panel gypsum dipasang rata di kedua sisi tanpa ada sambungan horizontal ditengahnya. Semua sambungan
antar panel gypsum harus di tengah dengan paper tape dan ditutup dengan joint compound dan diamplas
halus dengan permukaan yang rata. Panel gypsum harus ditempel pada rangka-rangkanya dengan sekrup
khusus (standart) dengan jarak ke arah horizontal maximal 60 cm arah vertikal 40 cm, kecuali untuk bagian
tepinya.
- Pemasangan kanal pegangan dibawah (lantai) digunakan skrup fiser S6 atau jika kondisi lapangan memaksa
boleh menggunakan paku beton 1,5 cm s/d 2 cm, setiap jarak 30 cm.
- Pemasangan kanal pegangan ke plafond menngunakan paku full drat S 6 dengan jarak skrup maximal 30 cm
dengan skrup lainnya.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
-
Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat las, waterpas, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Metal stud, Gypsumboard 9 mm, compound, dll.

50 Pelapis Dinding dan kolom material aluminium composite panel ( ACP ) PVDF t. 4 mm, aluminium ticknes 0,3
mm, aluminium alloy 5005 rangka hollow galvanish product by MACO
 URAIAN
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanakan
pekerjaanpemasangan panel alumunium composite panel sepertiyang ditunjukkan dalam gambar rencana,
termasuk Aluminium Composit Panel (ACP Custom). Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/
ditunjukkan dalam detail gambar dan petunjuk.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Finishing ACP
 PERSYARATAN BAHAN
- AA TheAlumunium Association
- AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
- ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials
- DIN 4019 Isolasi Udara
- DIN 53440 Pengurangan Getaran
- DIN 17611/ BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Paanel Kerangka
- AS 1530 Hasil Indikatif
- Metal hollow galvanized tebal 1.5 mm merk Diamond, Jaya steel, setara
- ACP (Aluminium Composit Panel) merk MACO Mutu 1/ Grade A/ KW 1
- Bahan : Alumunium Composite
- Tebal : 4 mm terdiri dari 0,5 mm Aluminium, 3 mm Polyetylene dan 0,5 mm alumunium
- Berat : 5-6 Kg / 5 mm
- Bending strengh : 45-50 Kg / 5 mm
- Heat Deformation : 200 C
- Sound insulation : 24-29 dB
- Finished : Flourocarbond factory finished / PVdf Coating
- Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.
- Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan
pemberi tugas.
- Toleransi dimensi mill finish :
- Stove dipernish : + 0,2 mm
- Dianode : 0.4 / + 0,2 mm
- Lebar : - 0/+ 4 mm
- Panjang s/d 4 meter : - 0/+ 6 mm
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
-
Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan menunjukkan surat
keterangan
- referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah dilakukan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan
persetujuan.
- Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu macam saja.
- Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk mempermudah serta mempercepat
pemasangan dengan hasdil pemasangan akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
- Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti , tegak lurus dan tepat
pada posisinya.
- Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan caulking dan sealant hingga
rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab sealant dalam persyaratan ini.
- Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan.
Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.
- Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakn hasil pekerjaan yang rapi dan tidak
bergelombang.
- Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap sinar matahari dan pabrik
pembuatnya berupa serifikat jaminan.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, waterpas, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- aluminium composite panel ( ACP ) PVDF t. 4 mm, aluminium ticknes 0,3 mm, aluminium alloy 5005 rangka
hollow galvanish product by MACO, dll.

51 Railing tangga Metal hollow finish cat duco


52 Railing Pagar ( area ramp ) Metal hollow finish cat duco
53 Railing Pipa Stainlees O 2" ( area kamar mandi disabilitas )
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan railing mulai dari pengadaan bahan, pemasangan sampai finishing. Pekerjaan
dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Pelaksanaan mengikuti standarisasi peraturan yang berlaku, antara lain:
- NI - 3 - 1970 - PPBBI – 1993
- SII - 0161 - 1981 – ASTM
- SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
- SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 railing
 PERSYARATAN BAHAN
- Tiang railing steinlessteel dan handrailing motif kayu profil produk pabrikan Merk/produk RAILINGKU,
FIERRARAILING.
- railing terbuat dari kerangka keliling metal hollow dan pipa stainless stell O 2”
- Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36. Stainless steel harus
anti karat (jenis ST 304).
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
memerlukan bahan pengisi / tambahan, kecuali yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
- Bahan besi baja yang digunakan harus bahan yang masih baru dan bukan barang bekas dan memjenuhi
standard PPBBI 1983, JIS dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
- Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam gambar
rencana, rencana Kerja dan syarat syarat RK&, Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta
keputusan Konsultan pengawas dan pihak proyek
- Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material besi holow guna mendapat persetujuan dari pihak
pengawas.
- Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan sebelum
dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada !enga#as
untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
- Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material besi holo, seluruh material
besi holo tersebut harus diganti dengan material besi holo yang baru berkualitas prima atau bebas cacat
teknis. seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong
- Finish stainless steel yang telah terpasang harus benar-benar dan tidak kelihatan bergelombang.
- Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.
- Toleransi Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah disetujui. Bila
toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas atau
MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
- Pengelasan. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara
mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin
Pengawas atau MK.
- Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak,
harus sama dalam “finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
- Baut. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya,
termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts)
adalah jenis low carbon steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
- Tambatan dan Angker. Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor
harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas atau MK.
-
Semua cat harus digunakan dan dipulaskan betul-betul sesuai denganintruksi pabriknya.
-
Kaleng yang berisi cat diaduk benar-benar sebelum dituangkan dandipulaskan menurut aturan dari
pabriknya.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat las, kuas, waterpas, dll
MATERIAL KERJA :
- Metal Hollow, railing pipa stainless, cat duco, dll.

PASAL VIII
VIII. PEKERJAAN RANGKA DAN PENUTUP ATAP
1 Listplank fiber semen 12.300 + rangka hollow galvalume
2 Rangka Atap galvalume
3 Genteng metal multiroof - stone ( berpasir), t. 0,4 mm
4 Nok Genteng Metal berpasir
 URAIAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap untuk kuda-kuda semua menggunakan bahan baja dan galvalum.
Pekerjaan rangka atap baja termasuk pelat landasan, pelat penyambung, baut angker,baut HTB, serta semua yang
tercantum dalam gambar baik ukuran bentuk dan dimensi, semua baja difinish dengan meni besi/ baja.
Disamping meliputi hal tersebut pada butir a diatas juga meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan,
perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat structural.
Pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam gambar
rencana/ detail dan semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan
dalam pelaksanannya.
Pekerjaan ini juga termasuk pemasangan/pengadaan ornamen atap
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan atap
 PERSYARATAN BAHAN
RANGKA ATAP
- Rangka atap Menggunakan galvalume / baja ringan termasuk material baja lainnya sesuai dengan yang
disyaratkan didalam BQ.
- Lisplank dari bahan fiber semen motif serat kayuUkuran. 300X30X1,2cm
- Rangka Atap , dipakai bahan Galvalum kwalitas 1 spesifikasi bahan galvalum kuda-kuda ketentuan yang
harus dipenuhi adalah sebagai berikut :
- Usuk Tinggi 75 mm, tebal 0,75 mm(BMT)/ 0,80 mm (TCT)
- Reng/ Batten Tinggi 40 mm, tebal 0,55 mm (BMT)/ 0,60 mm (TCT)
- Jarak reng : 0,345 m (Genteng)
- Type screw : Self drilling Screw (SCS)
- Type dynabolt : M 10
PENUTUP ATAP
-
Untuk penutup atap digunakan genteng dan bubungan genteng metal roof warna merah maronberpasir
-
Seluruh penutup atap bentuknya teratur, tidak muntir, melengkung, kaitannya harus cocok dan warnanya
sama.
- Sebelum komponen penutup atap dipasang maka terlebih dahulu Penyedia barang/jasa memberikan contoh
yang akan dipasang untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pekerjaan rangka atap harus baik, rapi dan kokoh sehingga didapatkan bidang atap yang rata, rapi, dan
rapat.
- Bila gambar rencana tidak tertera, maka Penyedia barang/jasa harus mengerjakan sesuai petunjuk PPK.
- Penutup bidang atap tidak boleh dipasang, bila keseluruhan komponen rangka atap belum dilakukan berikut
kelengkapannya seperti baut-baut, mur dan lain-lain belum dipasang dengan baik dan sempurna dan
mendapat persetujuan PPK.
- Penyedia barang/jasa memulai pelaksanaan pekerjaan terlebih dahulu harus membuat/ mengajukan shop
drawing beserta perhitungan kontruksi yang diperlukan.
- Atap harus dipasang hingga betul-betul tersusun rapi dalam segala arah kaitan dan saling menutup, harus
cocok dan rapat.
- Tidak diperkenankan ada lubang atau tidak saling terkait antara genteng satu dengan lainnya.
- Untuk menghindari hal tersebut maka dalam rencana pemasangannnya harus disesuaikan dengan ukuran
atap dan jarak-jarak antara harus ditentukan supaya cocok.
- Sebelum dan seudah dilakukan pemasangan genteng atau bubungan harus tetap bersih.
- Pemasangan genteng ini harus dilakukan oleh tukang yang cakap dan berpengalaman.
- Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan maka seluruh pekerja harus dilengkapi dengan sabuk
pengaman atau peralatan untuk keselamatan kerja
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat tukang kayu, dll
MATERIAL KERJA :
- Listplank fiber semen 12.300 + rangka hollow galvalume, Rangka Atap galvalume, Genteng metal multiroof -
stone ( berpasir), t. 0,4 mm, Nok Genteng Metal berpasir, dll.

5 ( atap 1 ) Penutup atap Kaca Laminated temperade 6 mm + 6 mm warna beserta rangka metal hollow finishing
cat, termasuk dengan acesorise spider fitting
6 ( atap 2 ) Penutup atap Kaca Laminated temperade 6 mm + 6 mm warna beserta rangka metal hollow finishing
cat, termasuk dengan acesorise spider fitting
 URAIAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan atap kaca untuk kuda-kuda semua menggunakan bahan metal hollow.
Pekerjaan rangka atap termasuk pelat landasan, pelat penyambung, baut angker,baut HTB, serta semua yang
tercantum dalam gambar baik ukuran bentuk dan dimensi, semua baja difinish dengan meni besi/ baja.
Disamping meliputi hal tersebut pada butir a diatas juga meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan,
perlengkapan, serta pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat structural.
Pekerjaan tersebut diatas harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam gambar
rencana/ detail dan semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan diselesaikan dengan rapi, dan
dalam pelaksanannya.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pekerjaan atap kaca
 PERSYARATAN BAHAN
- SNI 15-0047-2005 tentang kaca lembaran
- SNI 05-0130-1999 tentang kaca pengambangan
- ASTM C 162 tentang terminologi kaca dan produk kaca
- ASTM C 1172 tentang spesifikasi untuk kaca arsitektural datar laminasi
- Bahan kaca dari jenis tempered laminated harus sesuai SNI 0047-1989
- Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai ketebalan yang sama,
mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan
pengambangan (float glass).
- Toleransi lebar dan Panjang. Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik.
- Kesikuan. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang
rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.
- Cacat-cacat. Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah baik sebagian atau seluruh tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/ masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul yang tembus
pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
- Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam gambar
rencana, rencana Kerja dan syarat syarat RK&, Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta
keputusan Konsultan pengawas dan pihak proyek
- Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan sebelum
dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada !enga#as
untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
- Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material besi holo, seluruh material
besi holo tersebut harus diganti dengan material besi holo yang baru berkualitas prima atau bebas cacat
teknis. seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong
- Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.
- Toleransi Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah disetujui. Bila
toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas atau
MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
- Pengelasan. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara
mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin
Pengawas atau MK.
- Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak,
harus sama dalam “finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
- Baut. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya,
termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts)
adalah jenis low carbon steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
- Tambatan dan Angker. Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor
harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas atau MK.
- Atap kaca Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat pekerjaan.
- Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.
- Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Bahan yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda untuk mudah
diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas yang
direkatkan dengan menggunakan lem aci.
- Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.
- Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur kaca pada kusen.
- Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan cairan
pembersih kaca.
- Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi dengan lem
silikon warna transparan cara pemasangan dan persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk
yang dikeluarkan pabrik.
- Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak/ pecah, dan bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat las, dll
MATERIAL KERJA :
- Penutup atap Kaca Laminated temperade 6 mm + 6 mm warna beserta rangka metal hollow finishing cat,
termasuk dengan acesorise spider fitting, dll.

7 Penutup manhole Atap material plat stainless, rangka metal hollow, handle dan engsel termasuk tangga
material pipa stainless
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penutup manhole termasuk tangga mulai dari pengadaan bahan, pemasangan
sampai finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Pelaksanaan mengikuti standarisasi peraturan yang berlaku, antara lain:
- NI - 3 - 1970 - PPBBI – 1993
- SII - 0161 - 1981 – ASTM
- SII - 0183 - 1978 - AISC edisi terbaru
- SII - 0163 - 1979 - BS - 1387 - STEEL TUBES
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 penutup manhole termasuk tangga
 PERSYARATAN BAHAN
- Mutu baja yang digunakan adalah mild steel yang memenuhi persyaratan ASTM A-36. Stainless steel harus
anti karat (jenis ST 304).
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
memerlukan bahan pengisi / tambahan, kecuali yang tercantum dalam gambar untuk maksud tersebut.
- Bahan besi baja yang digunakan harus bahan yang masih baru dan bukan barang bekas dan memjenuhi
standard PPBBI 1983, JIS dan DIB atau mendapatkan persetujuan dari konsultan supervisi.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
- Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
- Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam gambar
rencana, rencana Kerja dan syarat syarat RK&, Berita Acara penjelasan dan mengikuti petunjuk serta
keputusan Konsultan pengawas dan pihak proyek
- Pemborong harus mengajukan contoh-contoh dari material besi holow guna mendapat persetujuan dari pihak
pengawas.
- Pemeriksaan semua ukuran yang tertera pada gambar kerja, disesuaikan dengan kondisi lapangan sebelum
dilakukan penyetelan, setiap terjadi perbedaan ukuran atau selisih, harus segera dilaporkan kepada !enga#as
untuk mendapatkan penjelasan berikut petunjuk selanjutnya.
- Apabila ditemukan adanya tanda-tanda cacat produksi pada permukaan material besi holo, seluruh material
besi holo tersebut harus diganti dengan material besi holo yang baru berkualitas prima atau bebas cacat
teknis. seluruh biaya penggantian material yang rusak, menjadi tanggung jawab pihak pemborong
- Penyambungan harus diusahakan agar tidak kelihatan mencolok.
- Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak memerlukan pengisi.
- Toleransi Pemasangan baru dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam standar yang telah disetujui. Bila
toleransi yang dimaksud tidak tercantum dalam standar, maka toleransi akan diberikan oleh Pengawas atau
MK. Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
- Pengelasan. Semua pengelasan, kecuali ditunjukkan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding” AWS E 70 S - X. Pengelasan harus mengikuti cara-cara
mutakhir sesuai dengan standar AWS. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat
Keahlian Las” yang dikeluarkan oleh Lembaga-Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin
Pengawas atau MK.
- Semua bahan yang akan tampak, bila memakai las, harus diratakan dan difinish sehingga sama dengan
permukaan sekitarnya, bila memakai pengikat-pengikat lain seperti “clip keling” dan lain-lain yang tampak,
harus sama dalam “finish” dan “warna” dengan bahan yang diikatnya.
-
Baut. Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai dengan maksudnya,
termasuk perlengkapan-perlengkapannya. Baut yang digunakan ASTM A - 307 (Black Blolt/Unfinished Bolts)
adalah jenis low carbon steel yang memenuhi persyaratan, dengan finishing chrome nickel atau powder
coating. Lubang-lubang untuk baut dan sekrup harus dibor atau di “punch”.
- Tambatan dan Angker. Tambatan dan angker dimana perlu untuk mengikat bagian-bagian di tempatnya,
termasuk pemakaian ramset untuk beton atas persetujuan Pengawas atau MK harus disediakan. Kontraktor
harus menyerahkan contoh timbal (tebal 30 cm) yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas atau MK.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, Alat las, kuas, dll
MATERIAL KERJA :
- Metal Hollow, Plat besi, dll.

PASAL IX
IX PEKERJAAN PLAFOND
1 Pas. Plafond Gypsumboard 9 mm rangka Hollow Galvalume
2 Pas. Plafond UPVC rangka Hollow Galvalume
3 Pas. Plafond Kalsiboard 4 mm rangka Hollow Galvalume
4 Pas list plafond Shadow line
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan plafond rangka hollow galvalume mulai dari pengadaan bahan, pemasangan
sampai finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
Pemasangan langit-langit harus sesuai dengan syarat-syarat di dalam:
1. NI - 5 - 1961
2. NI - 0458 - 1961
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 plafond rangka hollow galvalume
 PERSYARATAN BAHAN
- ASTM : C126 - Aplication and Finishing of Gypsum Board
- Rangka plafond hollow galvalume 40/40 mm produksi IGGI, MULCINDO, KENCANA
- Penutup plafond Gypsumboard Merk/produk JAYABOARD, KNAUFF, GYPROCK, YOSHINO tebal 9 mm.
- Penutup plafond UPVC motif serat kayu Shunda plafond, Javavon, Plafonesia
- Penutup plafond Kalsiboard Merk/produk JAYABOARD, CALSIBOARD tebal 4 mm.
- List Plafond shadowline
- Material yang didatangkan tidak boleh ada cacat, rusak, retak atau cacat lain yang bisa mempengaruhi
kualitas
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Syarat umum pekerjaan kontruksi besi baja mempedomani peraturan konstruksi baja yang berlaku di
Indonesia (PPBBI 1983).
-Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk fabrikasi yang dibuat berdasarkan gambar-gambar
rencana yang tersedia. Shop drawing menggambarkan detail jarak besi plat strip, hubungan-hubungan
dengan sambungan-sambungan penguatan ke tiang beton lengkap dengan ukuran-ukuran. Kontraktor
harus memeriksa kualitas bahan yang dipakai terhadap dimensi yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, apakah memenuhi ketentuan struktur dan ketahanan, semua detail harus dilaksanakan
dengan teliti sesuai dengan gambar kerja
RANGKA PLAFOND
- Yang termasuk pekerjaan rangka ini ialah rangka langit-langit pada bangunan dari bahan hollow galvalum /
galvalum kotak yang ditunjukkan dalam gambar rencana/ Detail.
- Rangka plafond disesuaikan dengan gambar ketinggian plafond dan rencana detail pertemuan.
- Penggantung rangka Plafond menggunakan bahan sama dengan hollow galvalum dan tidak dibenarkan
menggunakan bahan kawat
- Khusus rangka plafond galvalum lantai 2 di tambahkan rangka penggantung dari bahan metal hollow ukuran
modul dan bahan di sesuaikan gambar rencana.
- Pemasangan rangka penggantung metal hollow fine mani besi zincromate ditumpu diatas ring balk dan di
perkuat dengan dynabolt
PLAFOND
- Bahan penutup plafond diantaranya terbuat dari Gypsum, kalsiboard, dan UPVC, yang masing masing
penggunaannya di sesuaikan gambar rencana.
- Material untuk penutup plafond bagian dalam ruangan digunakan papan dari Gypsumboard dengan ukuran
tebal 9 mm ,Lembar penutup plafond dikaitkan/dihubungkan pada rangka futser, yang sebelumnya pada letak
fitser gypsum dibuat pahatan/lubang sedalam 25 mm dengan diameter 5 mm. Dan setelah pemasangan filter
ditutup kembali dengan kompon dan paper tipe/plester khusus.
- Semua pekerjaan ini mengikuti NI-5 ’61 dan NI-3 ’70 dan pola pemasangan disesuaikan dengan gambar
rencana contoh terlebih dahulu harus mendapat persetujuan PPK/ Konsultan Pengawas.
- Untuk semua penutup plafond ini pemasangannya dilengkapi dengan lis shadow line, menyesuaikan gambar.
- Untuk mendapatkan bidang langit-langit yang rapi dan rata maka bagian bawah harus diukur elevasinya
sesuai dengan gambar.
- Langit-langit penutup plafond baru boleh dipasang apabila semua keperluan-keperluan/ kepentingan-
kepentingan yang akan ditutup selesai terpasang secara keseluruhan seperti kabel listrik, pipa air talang dan
sebagainya.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Bor listrik, Alat tukang besi, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Hollow Galvalume, Gypsumboard 9 mm, Kalsiboard, UPVC, list plafond compound, dll.

PASAL X
X. PEKERJAAN PENGECATAN
1 Cat Dinding area dalam / interior
2 Cat Dinding Partisi ( interior )
3 Cat Dinding Dan Expose Beton bagian luar dengan cat eksterior
4 Cat plafond
5 Cat listplank
6 Coating batu Alam
7 Waterprofing ( Plat atap dan area kamar mandi lt 2 )
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan pengecatan dan waterproofing mulai dari pengadaan bahan, pemasangan
sampai finishing. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 pengecatan dan waterproofing
 PERSYARATAN BAHAN
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari pabrik
cat yang bersangkutan.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982
- Cat dinding bagian dalam / interior - produk JOTUN, ICI, NIPON PAINT
- Cat dinding bagian luar/exterior - merk/produksi JOTUN Jotashield, ICI Weathershield, NIPPON PAINT
Weatherbond
- Waterproofing Dack atap beton - SIKA, MU
- Cat Besi / Cat Kayu Cat Minyak - merk EMCO, AVIAN, ASIAPAINT, PRIMTOP
- Meni besi - merk EMCO, AVIAN, ASIAPAINT, PRIMTOP
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991;
- Tata cara pengecatan dinding dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991
- Bahan cat yang dipakai untuk finishing dinding dengan memakai produk dan bahan plamur yang digunakan
dengan merk yang sama dengan merk cat yang dipakai.
- Sebelum dicat permukaan dinding harus betul-betul rata dan dibersihkan menggosok memakai kain yang
dibasahi/ amplas basah. Setelah kering baru diplamur sehingga permukaan menjadi rata dan licin.
- Pengecatan dilakukan dengan Roller/kuas sesuai dengan kondisi dilapangan sampai didapatkan hasil yang
merata warnanya minimal 3 (tiga) kali pengecatan dan harus didapat warna putih yang merata dan semua
pengecatan harus diulang minimal 12 jam setelah pengecatan seluruhnya selesai dilaksanakan.
- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang utuh, rata, licin, tidak ada bagian yang
belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran
- Pekerjaan Waterprofing dilaksanakan pada bagian atap beton.
- Bidang kerja harus dibersihkan dari kotoran sisa plesteran, acian, atau kotoran lainnya hingga permukaan
lantai beton bersih dan kering.
- Aplikasi dapat menggunakan kuas atau rol, untuk bidang lebar disarankan menggunakan rol.
- Penguasan harus dilakukan secara bertahap selapis demi selapis dengan masa pengeringan minimal 3 jam.
- Penguasan dilakukan lapis demi lapis dengan arah yang berbeda (vertical-horisontal-vertikal atau horizontal-
vertikal-horisontal).
- Bahan coating dipakai untuk finishing batu andesit alur , dipakai adalah AM-52 Slate Seal Produksi. Sebelum
dicoating permukaan tembok harus betul-betul rata dan dibersihkan menggosok memakai kain yang dibasahi/
amplas basah. Setelah kering baru dicoating sehingga permukaan menjadi rata dan licin.
- Coating dilakukan dengan kuas sampai diadapatkan hasil yang merata warnanya minimal 3 (tiga) kali Coating
dan harus didapat hasil yang merata dan semua Coating.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang cat, scaffolding dll
MATERIAL KERJA :
- Cat dinding, plamir, air, cat kilap, coating, waterproofing dll.

PASAL XI
XI PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1 Instalasi titik lampu
2 Instalasi titik stop kontak
3 Polling kabel line group penerangan dan stop kontak 3 x 2,5 mm ke panel SDP 1 dan 2
4 Saklar tunggal
5 Saklar ganda
6 Stop kontak 1P. 13 A
7 TBIKM SAKA TL LED 2 x 18 watt
8 RMO SAKA TL LED 2 x 18 watt
9 DownLight DLM SLIM 6" + Led 10 Watt
10 DownLight DLM SLIM 6" + Led 6 Watt
11 DownLight Surface DL SQR - SK - 401 + lampu 10 watt
12 Ceiling light SK-SR-500 + lampu 22 Watt
13 Spot LED FR 1028 WR/WL + Lampu 10 watt
14 LED Strip ( Mitsuyama + Trafo SKY )
15 Ceilling exhaust fant 6"
16 Panel MDP
17 Panel SDP 1 dan 2
18 Polling Kabel Fedder dari meteran ke panel MDP NYY 4 x 35 mm2
19 Polling Kabel Fedder dari panel MDP ke Panel SDP 1 dan 2 NYY 4 x 25 mm2
20 Polling Kabel Grounding dari terminal box Ground ke Panel SDP 1 dan 2 NYA 10 mm2
21 Grounding system + box terminal ground
22 Testing dan Commisioning sistem panel panel gedung ( dari manufacturing panel dan garansi )
23 Pemasangan daya listrik + SLO
 URAIAN
Sesuai persyaratan pada umumnya, yang dimaksud pada pasal ini adalah Pihak Penyedia barang/jasa yang
melaksanakan pekerjaan listrik harus mempunyai surat pengesahan instalatur (SPI) dengan klas minimal C dan
SIKA.
Penyedia barang/jasa/ instalatur yang melaksanakan instalasi listrik harus ahli serta berpengalaman dibidangnya.
Semua instalasi listrik yang terpasang harus mengacu pada Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1997).
Penyedia barang/jasa harus menawar seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi yang
tertera dalam gambar dimana bahan–bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan pada
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Penyedia barang/jasa untuk mengganti dan
merubah yang tidak sesuai dengan bestek tanpa adanya tambahan biaya.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
 PERSYARATAN BAHAN
- Kabel listrik Type NYFGBY, Type NYY, Type NYM - Produksi Supreme,
- MCB, MCCB – Schneider
- Semua jenis lampu - merk/produksi PHILLIPS, OSRAM, PANASONIC
- Armeteur, Fitting plafond - merk/produksi SAKA,PHILLIPS,OSRAM jenis PREMIUM
- saklar dan stop kontak Semua jenis - produksi BROCO , PANASONIC, CLIPSAL
- Konduit
• Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.
• Factor pengisian konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.
- Perlengkapan Instalasi
• Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi instalasi agar diperoleh
hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah perawatan.
• Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
• Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box/doos, warna kabel harus sama.
• Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup pengaman.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Sebagaimana tercantum pada gambar-gambar Rencana, Pihak Penyedia barang/jasa wajib melakukan
pengadaan, pemasangan, pengujian serta menyerahkan pekerjaan dalam keadaan baik dan siap digunakan
semua dan dalam keadaan menyala.
- Instalasi listrik yang dilaksanakan meliputi :
1. PemasanganDaya Listrik baru dari PLN sebesar 164.000VA yang meliputi bbrp komponen antara lain :
a. Biaya Penyambungan (BP) PLN
b. Jaminan Instalatir
c. Panel AAP box PLN dan meter PLN
d. Trafo
2. Biaya SLO
3. Instalasi kabel fedder NYFGby 4x50 mm2 dari APP box PLN ke panel induk
4. Instalasi kabel NYY 4x70 mm2 dari panel induk ke panel lt.1 dan lt. 2
5. Pasang Kabel Power dari PLN ke Panel Induk lantai 1.
6. Pasang Kabel bawah tanah NYFGBY 4x35 mm2 (termasuk gali dan urug kembali)
7. Pemasangan Instalasi lampu dan stop kontak
8. Pemasangan kabel tray dan support / penngantung nya.
9. Pemasangan saklar dan stop kontak
10. Pemasangan lampu (sesuai dengan Gambar dan BQ) termasuk emergency lamp
11. Pemasangan Panel MCB lantai 1 dan lantai 2.
12. Pemasangan lamu penerangan halaman.
13. Pemasangan exhaust fan 10 “pada KM/WC termasuk instalasi ceiling mountaded Fan NYM 3x2,5 mm.
- Instalasi Listrik Penerangan/ Stop Kontak :
1. Untuk semua pekerjaan instalasi listrik (Penerangan +Stop Kontak). Harus menggunakan Pipa PVC 5/8”
yang dipasang tertanam pada dinding dan beton, untuk instalasi listrik yang terpasang diatas plafon
/rangka plafon harus menggunakan kabel tray diklem / di ikat menggunakan kabel Ties.
2. Kabel yang digunakan untuk Instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan kabel jenis NYM3 X2,5
mm2 .
3. Cara pemasangan instalasi listrik pada langit-langit diatas plafon dan dibawah plat beton harus diatur
serapi mungkin bentuk penyilangan dan pertemuan menggunakan kontak sambung yang ditutup dengan
LASDOP.
4. Semua instalasi pengkabelan listrik harus masuk pada Panel yang telah ditentukan pada gambar.
5. Dan yang masuk pada dinding harus menggunakan pipa yang sesuai dengan kebutuhan kabel yang
masuk pada panel termasuk Penyedia barang/jasan pipa untuk saklar/stop kontak.
6. Dalam pelaksanaan instralasi listrik, Pihak Penyedia barang/jasaan harus melaksanakan sesuai dengan
gambar Rancangan /shof drawing, dimana shof drawing tersebut sudah diketahui /disetujui oleh pihak
pengawas.
7. Akhir dalam pelaksanaan instalasi listrik harus diadakan pengujian MERGER TEST.
- Pemasangan Lampu-lampu penerangan :
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dan sesuai dengan gambar
perencanaan penempatan titik lampu.
2. Jenis-jenis lampu yang digunakan adalah yang tertera dalam gambar /BQ yaitu jenis LED.
3. Sebelum pemasangan lampu pihak Penyedia barang/jasa diharuskan mengajukan contoh material yang
akan terpasang untuk mendapatkan persetujuan dari pihak pengawas.
4. Seluruh armature dan komponen lampu harus baru dan bukan barang bekas.
5. Jenis-jenis lampu yang digunakan disesuaikan dengan rencana gambar,baik type dan jenis lampu.
6. Setelah terpasang lampu lampu tersebut harus diadakan pengetesan yang disaksikan oleh pihak
pengawas dan owner serta dibuat kan Berita Acara Pengetesan dan Serah Terima lampu.
7. Berita Acara Tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) dan ditanda-tangani oleh semua pihak.
- Saklar dan Stop Kontak :
1. Stop kontak dan Saklar yang dipasang pada dinding bata/ dinding partisi adalah type inbow /rata dengan
dinding.
2. Saklar yang dipasang mempunyai rating 10 A atau mengikuti standart VDE sedangkan stop kontak
mempunyai rating 16 A serta mempunyai lubang bulat.
3. Dan untuk Swicth socket outlet +Indikator lamp yang dipasang untuk kebutuhan AC ratingnya 16A~20A.
4. Dalam pemasangan/ penempatan saklar dan stop kontak dapat disesuaikan dengan gambar dengan
ketinggian ;
Saklar = 150 cm
Stop kontak = 30 cm
Swicth socket = 270 cm
5. Stop kontak /Swicth socket yang terpasang harus disambung dengan Arde/ Grounding.
6. Produk saklar /stop kontak /switch socket yang digunakan dijelaskan dalam outline spek, dengan jenis/tipe
saklar/ stop kontak sesuai yang ditunjuk dalam BQ.
- Panel-panel
1. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan
perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal).
3. Letak panel seperti yang ditunjukkan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.
4. Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa PVC
High Impact yang tertanam dalam tembok secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang
dipasang menempel tembok (outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
5. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.
6. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap as panel.
7. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang
rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
8. Semua panel harus ditanahkan.
- Kabel–Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas
untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya
sesuai dengan ketentuan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang horizontal/vertical harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos untuk instalasi
penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat press hidraulis
yang kemudian disolder dengan timah pateri.
7. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih
dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
8. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa
galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
9. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak kabel.
10. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
11. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak terminal yang terbuat
dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana
tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm. Penyambungan kabel menggunakan las doop.
12. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
13. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
14. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
15. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi minimum 500 kilo ohm.
- Instalasi Kabel Bawah Tanah
1. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman minimum 100 cm, dimana sebelum kabel ditanam
ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan di atasnya diamankan dengan batu bata press sebagai
pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
2. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus ditanam lebih
dalam dari 80 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali
penampang kabel.
3. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel.
4. Penanaman kabel harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan dalam
gambar/RKS.
5. Kabel tidak boleh terpuntir dan diberi label yang menunjukan arah disetiap jarak 1 meter.
6. Tidak diperkenankan melakukan pengurugan sebelum Konsultan Manajemen Konstruksi memeriksa dan
menyetujui perletakan kabel tersebut.
7. Setelah pengurugan selesai setiap 15 meter harus dipasang patok beton 20 x 20 x 60 cm dan bertuliskan
“KABEL TANAH”. Patok-patok ini dicat kuning dan bertulisan merah.
8. Kabel-kabel yang menembus dinding atau lantai harus menggunakan pipa sleeve, pipa ini minimal dari
Metal (Pipa GIP).
9. Penyambungan kabel feeder tidak diperbolehkan. Kabel harus utuh menerus tanpa sambungan.
10. Kabel tidak boleh dibelokan dengan radius kurang dari 15x diameternya. Di atas belokan tersebut
diletakan patok beton bertuliskan “KABEL TANAH” dan arah belok.
11. Penanaman tidak boleh dilakukan di malam hari.
- Instalasi Kabel Tenaga
1. Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin disesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat apabila
terjadi kesulitan dalam menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan Manajemen
Konstruksi.
2. Kontraktor wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam
gambar.
3. Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling tindih dan membelit.
4. Tarikan kabel yang menuju peralatan yang tidak melalui trench atau yang menelusuri dinding (outbow)
harus dilindungi dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus
dilengkapi dengan klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi.
5. Pada setiap sambungan ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel.
6. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa fleksibel,
belokan harus dengan radius minimal 15 x diameter kabel.
7. Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus disesuaikan dengan
phasanya.
8. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas
untuk mengindentifikasikan arah beban.
9. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya
sesuai dengan PUIL.
10. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable ladder), diklem dan disusun
rapi.
11. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
12. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk
terminasinya.
13. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus mempergunakan alat press hidraulis
yang kemudian disolder dengan timah pateri.
14. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel support minimum setiap
50 cm.
15. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap ujungnya.
- Pentanahan (Grounding)
1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan dalam
gambar/RKS.
2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-panel menggunakan
BCC dengan ukuran yang sesuai dengan gambar rencana, penyambungan ke panel harus menggunakan
sepatu kabel (cable lug).
3. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai permukaan air
tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah
tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
4. Untuk grounding arus lemah menggunakan solid grounding.
5. Sistem grounding dimana semua grounding dari Arus Kuat, grounding Arus Lemah (elektronik) dan
penangkal petir pembumiannya harus di looops (TN-C)
6. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Kontraktor setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Manajemen Konstruksi. Pengukuran ini harus disaksikan Konsultan Manajemen Konstruksi.
- PENGUJIAN
- Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
- secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian
yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN serta instansilainnya yang berwenang untuk itu. Setelah
peralatan tersebut dipasang, harusdiadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa systemberfungsi dengan baik. Semua biaya yang timbul dari pelaksanakan pengujianmenjadi
tanggung jawab Kontraktor
- Test meliputi :
- Test Beban Kosong (No Load Test)
- Test Beban Penuh (Full Load Test)
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang listrik, dll
MATERIAL KERJA :
- Material instalasi listrik
PASAL XII
XII. PEKERJAAN INSTALASI DATA / LAN
1 Socket outlet Data / Lan
2 Instalasi kabel data
3 Swicth Hub. 8 port
4 Penyambungan dengan central data server
5 Commisioning test
 URAIAN
Ruang lingkup SOP ini mencakup beberapa rangkaian kerja, yaitu lingkup instalasi dan pemasangan akses
jaringan pada jaringan LAN yang meliputi : penyediaan dan persiapan kabel UTP beserta kebutuhan panjang kabel
UTP, proses crimping konektor RJ-45, instalasi konektor kabel UTP pada switch, face plate dan PC/ laptop, seting
konfigurasi lojik pada switch/core switch/access point dengan penerapan segmentasi VLAN, penerapan seting IP
address/subnet mask/gateway/proxy, testing kabel dan akses node menuju gateway. Pelaporan hasil pekerjaan
disimpan pada dokumentasi instalasi akses jaringan LAN.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
 PERSYARATAN BAHAN
- UTP - BELDEN, LS Cable kw1
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Standard Operating Procedures Pemasangan Akses Jaringan pada Jaringan LAN tahun 2012
- Persyaratan pemasangan harus memenuhi peraturan standarisasi yang berlaku
- Penarikan kabel LAN dari tempat router yang akan dipasang menuju ke setiap client sesuai dengan gambar
layout dan Pemberian label pada setiap jalur tarikan kabel UTP untuk memudahkan penempatannya.
- Pada langkah ini pastikan semua kabel UTP dari penyedia ISP telah ditarik ke tempat router yang akan
dipasang dan diberi tanda/label untuk tanda jalur ke setiap client.
- Proses crimping kabel UTP dan pemasangan outlet RJ-45.
- Pada langkah ini pastikan urutan warna jangan sampai tertukar karena tidak akan koneksi bila tertukar.
- Pada outlet RJ-45 disetting straight karena agar terhubung dengan switch hub.
- Setelah semua peralatan telah terpasang, maka dilakukan setting dan Testing untuk mengkoneksikan data
LAN ke internet.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- LAN Tester, Tang Crimping, dll
MATERIAL KERJA :
- Router, Switch Hub, POE (Power Over Ethernet), Acces Point, Kabel UTP, Connector RJ-45, Outlet RJ-45, dll

PASAL XIII
XIII. PEKERJAAN INSTALASI TELEPHONE
1 Socket telephone
2 Instalasi telephone
3 TB - TL ( terminal crone )
4 MDF Telephone 50 pair
5 PABX Kap. 8 Co , 32 Extension
UMUM
1. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan
teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
2. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.
3. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan
tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
LINGKUP PEKERJAAN
1. Penarikan jaringan kabel telepon dari peralatan utama exisitng ke MDFMedic Central.
2. Mempersiapkan jaringan luar dan dalam (indoor/ outdoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan :
a. Kabel dan pipa instalasi telepon
b. Kabel feeder telepon
c. Kotak kontak telepon
3. Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini
a. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap dengan display dan
hands free (supply by Owner).
b. Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
c. Pengadaan dan Pemasangan PABX dan Pesawat Telepon sesuai dengan spesifikasi dan gambar
perencanaan.
d. Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan
tepat dan benar.
e. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku-cadang selama waktu
minimal 3 tahun
f. Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.
KETENTUAN TEKNIS
PABX System
1. Sistem Telephone yang digunakan adalah PABX System.
2. Kapasitas yang ditawarkan adalah :
Analog Trunk Lines : Sesuai Gambar Rencana
Analog Extensions : Sesuai Gambar Rencana
Battery Backup : 1 (satu) unit atau sesuai Gambar Rencana
3. PABX dilengkapi dengan operator console yang ditempatkan di Ruang Operator.
4. PABX ini mempunyai fitur-fitur antara lain :
a. Off Hook Call Announce
b. Station Lock Password
c. Account Code
d. Feature Promting Soft Key
e. Automatic Call Distributor
f. Remote Maintenance
g. Automatic Call Distribution
h. Automatic wake-up calls
i. Call restriction
j. Message registration
k. Message waiting Indicators
l. PMS Interface
m. Call Transfer
n. Call Hold
o. Waiting Massage
p. Call Pick Up
5. Pesawat Telepon
a. Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive. Tipe executive harus
mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya. Sistem pemasangan terdiri atas 2 jenis yaitu
pemasangan meja dan pemasangan dinding.
b. Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu bekerja secara normal
pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat mengajukan approval material harus dilengkapi dengan
fotocopy surat lulus dari PT. Telkom. Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara full
digital.
6. Terminal
a. Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan metoda jumpering dan memakai terminal-
terminal berisolasi sesuai standar TELKOM.
b. Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi maka box terminal harus diberi
pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.
7. Kabel Telepon.
a. Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya terjadi kerusakan saluran
dan atau untuk menampung perkembangan dikemudian hari
b. Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable) dengan diameter
minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
c. Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC (Underground telepon cable) dengan
diameter minimal 0,6 mm. Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk dalam gambar.
d. Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada persetujuan Konsultan
Pengawas.
8. Conduit Telepon.
a. Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC High Impact berdiameter
minimum 20 mm.
b. Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.
c. Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi tutup.
d. Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon haru dicat warna biru selebar 3 cm
disetiap jarak lebih kurang 1 meter.
e. Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan peralatan bantu lain yang sesuai serta dipasang
dengan cara yang benar.
9. Outlet
a. Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan bukan jenis claw fix.
b. Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.
PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN
1. Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan dengan keadaan setempat.
Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode nomor yang berurutan
sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.
a. Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran sedangkan yang
berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan
daN dijaga agar tidak pecah
TESTING / COMMISSIONING
a. Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Commissioning yang disaksikan
oleh Konsultan Pengawas.
b. Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.

PASAL XIV
XIV PEK. INSTALASI PENGHANTAR DAN PEMASANGAN PETIR
1 Head splitz petir type KURN R100, radius 100 m
2 Stick fiberglass petir O 2"
3 Kabel penghantar petir jenis NYY 70 mm2
4 Klem kabel
5 Box beton grounding
6 Tes Comisioning
 URAIAN
Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua penyediaan dan pemasangan
sistem penangkal petir, termasuk disini air terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan
peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti,
untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang
tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuanketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis non
radioaktif, termasuk air terminal (batangpenerima), down conductor pentanahan/grounding dan bak
kontrolnya Serta peralatan lain yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
- Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing terhadap seluruh
material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
- Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam
pekerjaan ini.
- Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan pengangkutan ke
lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai
dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat umum untuk menunjang
bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar
dokumen.
- Disamping itu produsen penangkal petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun dalam bidang produksi
penangkal petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001.
 PERSYARATAN BAHAN
- Air Terminal
 Air terminal haruslah jenis non radioaktif, self powered dan tidak mempunyai bagian-bagian yang
bergerak dengan radius perlindungan minimal 100 meter, dipasang oleh pelaksana yang direkomendasi
oleh pabrik pembuatnya.
 Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respon dinamis terhadap terjadinya down leader dari petir
dengan membangkitkan elektron-elektron bebas dan menyebabkan fotonisasi antar bagian yang
ditanahkan dan bagian yang terisolasi. Radius perlindungan minimal 50 m dalam bentuk collective
volume. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal adalah 1500 A pada impulse 8/20
mikrodetik dan harus mampu menyalurkan seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
 Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam frekuensi radio (high frequency RFI),
kecuali pada saat terjadinya leader dan pada saat terjadinya sambaran balik (main return strike).
 Bentuk dari air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya pelepasan
ion korona pada ujung runcingnya pada kondisi medan statis guruh.
 Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
 Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang dilindunginya pada seluruh
kondisi.
 Dilengkapi dengan FRP Support Mast dan Counter Stright.
 Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, atau sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.
- Batang Peninggi
 Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (lima) meter dari atap bangunan, atau sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.
- Saluran Penghantar
 Saluran / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel high voltage.
Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya side flashing dan electrification building. Penghantar
dari batang peninggi / tiang ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
 Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang horizontal maupun yang
vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut harus menerus dan utuh tanpa sambungan.
- Sambungan Pada Bak Kontrol
 Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar penghantar yang disambung
dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan
atau pengetesan tahanan tanah (ground resistance).
- Penambat / Klem
 Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan ditambatkan pada
rangka/dinding bangunan.
-
Pentanahan
 Tahanan tanah harus lebih kecil dari 5 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga seperti gambar
rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertical sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan harus
mencapai air tanah.
- Bak Kontrol
 Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol).
 Sambungan dari Down Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan
pemeriksaan tahanan tanah. Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana. Sambungan/klem
penyambungan harus dari bahan tembaga.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana
- Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan penangkal petir dan
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
- Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi sistem penangkal petir
oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi
- Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka harus diadakan
pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap system pentanahannya
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang listrik, dll

PASAL XV
XV PEKERJAAN INSTALASI DAN PEMASANGAN UNIT AC
1 Instalasi titik stop kontak
2 Switch sochet outlet + indikator AC 16 A
3 Polling cable power AC, NYM 3 x 2,5 mm2
4 Pemasangan Unit AC Inverter ( CS-PU24UKP ) wall mounted, Kap : 2,5 Pk, (20 800 Btuh ), ± Power 1700 watt
Merk PANASONIC
 URAIAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan pengkodisian udara secara keseluruhan adalah pengadaan, fabrikasi/
pemasangan peralatan-peralatan bahan-bahan utama dan alat bantu (termasuk support out door) serta pengujian,
sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity,
sehingga sistem secara keseluruhan berfungsi dengan baik.
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi peralatan ini.
Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan
standard internasional yang berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
· SMACNA – 85
· ASHRAE – Guide and data Book, ARI
· NFPA – 90A
· ASTM, ASME
· AMCA
· CTI
· PUIL 2000
· Pedoman Plumbing Indonesia
· Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan
 LINGKUP PEKERJAAN
- Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan serta
latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang diminta didalam
spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bills of quantity), standard dan peraturan
yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan perintah dari Pengawas Lapangan
selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
- Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya tanpa ada penggantian biaya
 PERSYARATAN BAHAN
- AC Split
Unit memakai refrigerant R.22
Kapasitas unit berdasarkan kepada :
 Udara pendingin kondensor 35ºC
 Temperatur ruang 24oC ; 55% ± 5 % RH
- Kompresor
Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari sisi suction. Masing-masing kompresor
dilengkapi dengan :
 Star delta starter atau DOL
 High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
 Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
 Spring Vibrator isolator
 Crankcase heater
 Automatic reversible oil pump
 Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama shut down
 Oil pressure cut out (manual reset)
 Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
 Sight glass dan oil filter
 Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap kompresor.
- Condensing Unit (OU)
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish memakai baked enamel. Coil harus
dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin. Tipe Fan dari condensing unit adalah propeller
dengan hubungan langsung dan dilengkapi dengan pelindung / pengaman.
- Indoor Unit (IU)
 Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi dengan bahan fibre glass atau
mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari type centrifugal, double inlet atau single inlet
forward curved, multi blade dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai belt.
 Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal alumunium fin, refrigerant
(liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan sight glass, refrigerant filter drier, dan liquid
line solenoid valve. Suatu drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada keadaan minimum.
- Filter dan Control
Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm. Suatu room thermostat yang
dilengkapi dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan room temperatur setting akan
memfungsikan unit beroperasi
- Fan
 Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara dimana fan tersebut
dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210 – 74 di Amerika.
 Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re – 10E12 w pada octave band mid. frek. 60 –
4000 Hz.
- Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya dan dalam batas-
batas yang normal.
- Secara garis besar lingkup pekerjaan pengkondisian udara meliputi pengadaan, pemasangan pengujian
peralatan-peralatan sebagai berikut :
1. Instalsi pipa drain AC dari bahan PVC ¾”.
2. Kabel power AC NYM 3x2,5 mm + pipa PVC AW
3. Pengadaan unit-unit mesin AC split system baik indoor unit maupun outdoor unit dengan Jumlah dan
kapsitas sesuai dengan yang tercantum dalam BQ.
4. Pembuatan/ pemasangan jalusi pengaman Out door AC.
5. Switch socket outlet dan indicator lamp
6. Pemipaan meliputi pipa refrigerant dan pipa drain.
7. Testing dan commisioning peralatan-peralatan.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan condensing unit (OU)
berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit sebagaimana yang
tertera pada gambar rencana.
- Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance) dapat dilihat pada lembar gambar rencana
yang melengkapi dokumen ini.
- Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang bergerak harus menggunakan
unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
- Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap dengan pemipaan. Setiap unit
harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant
dan elektrikal sirkuit tersendiri.
- Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat pada adalah gambar
dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat
(shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan.
- Pipa Refrigerant
 Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin, sebelum
dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya
dipasang sependek mungkin.
 Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang dipakai harus disesuaikan
kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
 Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak melebihi yang ditentukan
oleh pabrik pembuat.
 Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantaraa wrought copper fitting
atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida
di dalam pipa.
 Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali
pada pipa discharge gas panas.
 Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang sesuai untuk
pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines” yang disediakan oleh pabriknya maka harus
dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
 Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur dan meneruskan
getaran mesin kepada bangunan.
 Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan
pabrik.
 Suatu alat pengering refrigerant ( filter drier ) dengan kapasitas yang cukup serta “sight glass moisture
indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight glass harus dilengkapi
dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710, hendaknya jenis full flow replacable
care.
 Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut ARI / Standard 720
dengan unit short shank flare.
 Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap thermostatic
expansion valve.
 Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan
caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih
dari :
sampai ½” : berjarak 1,2 m
diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada pipa dan
menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah horizontal
maupun vertical.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º
terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak
memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan dan konsultan perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.

- Pipa Kondensasi (drain)


 Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-kotoran yang melekat dan
disambung dengan lem perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
 Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak diperkenankan
memakai plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan lem, semua bagian yang akan
disambung harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
 Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran-kotoran yang melekat.
 Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan bahan
caulking umpamanya compriband atau building sealant.
 Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24 jam.
 Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih
dari :
- sampai ½” : berjarak 1,2 m
- diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
- diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
 Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
 Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada pipa dan
menumpu pada floor memakai rubber pad.
 Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah horizontal
maupun vertikal.
 Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan 45º
terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi setempat tidak
memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat persetujuan tertulis dari konsultan
perencana.
 Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
 Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
 Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang dipaksakan.
 Pipa drain (kondensasi) dari PVC class AW dan dilengkapi dengan isolasi.
- Pekerjaan Ducting
 Kontraktor harus mengadakan dan memasang sistem cerobong udara sesuai dengan gambar
perencanaan dan spesifikasi teknis serta persyaratan lain yang diberlakukan pada proyek ini. Pembuatan
cerobong udara harus menggunakan peralatan/mesin khsusus pembuat Ducting.
- Belokan
 Semua belokan (elbow) harus dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknisnya. Semua belokan
pada cerobong suplai harus diperlengkapi dengan sudut-sudut pengarah (vanes) sesuai dengan gambar
dan spesifikasi teknisnya.
 Belokan harus jenis "long radius elbow" dan elbow 90°, sesuai gambar dan spesifikasinya.
- Tapers Offset dan Stream Liner
 Bilamana melalui rintangan yang tidak dapat dihindarkan, Kontraktor wajib membuat taper, offset atau
stream liner tergantung keadaan setempat yang dibuat sesuai dengan spesifikasi.
- Pencabangan
 Semua pencabangan (branch) harus dibuat sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknisnya. Semua
pencabangan cerobong supply harus diperlengkapi dengan "adjustable splitter damper" dan "adjustable
volume damper" yang dapat diatur dan dikunci serta "turning vane" sesuai dengan gambar dan
spesifikasi.
- Lubang Pengetesan
 Kontraktor harus membuat lubang pengetesan (test Connection) pada setiap cerobong utama serta
pada tempat-tempat lain yang sekiranya perlu sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
- Air Extractor
 Kontraktor harus memasang "adjustable air extractor" pada semua percabangan ke diffuser udara keluar
yang dapat diatur dan dikunci sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
- Sambungan Flexible
 Kontraktor harus menyediakan dan memasang sambungan flexible (Flexible Connection) pada bagian
masuk dan keluar semua fan ke dalam cerobong untuk mengurangi penerusan getaran dan suara.
 Instalasi sambungan tidak boleh sampai mengurangi luas penampang cerobong. Bagian cerobong harus
dipertautkan dalam satu garis lurus yang berjarak 15 sampai 25 cm. Hendaknya diikat rapat dengan strip
metal yang kuat untuk mencegah kebocoran.
- Damper
 Pada setiap pencabangan supply haruslah dipasang "adjustable spliter damper" dan adjustable volume
damper sesuai dengan gambar perencanaan yang dapat diatur dan dikunci. Damper ini harus cukup baik
dan tahan getaran.
 Pada setiap exhaust grille harus dipasang adjustable volume damper yang dapat diatur dan dikunci.
Damper ini harus cukup baik dan tahan getaran.
 Semua damper harus dicat dengan cat dasar (prime coating).
- Grille
 Kontraktor harus menyediakan dan memasang grille sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar,
sedangkan penempatannya yang tepat berdasarkan gambar-gambar Arsitek/Interior.
 Bahan yang digunakan untuk grille adalah dari alluminium pouder coating dengan ketebalan sesuai
gambar spesifikasi.
 Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh dari grille-grille yang akan dipasang.
 Bahan warna/finishing yang akan dipakai hendaknya ditanyakan kepada Konsultan Pengawas atau
Arsitek.
 Grille-grille harus dipasang rapat pada konstruksi bangunan/ ceiling dan diberikan gasket.·
 Kontraktor harus mengadakan koordinasi dengan pihak lain pada waktu memasang peralatan-peralatan.
 Seluruh "adjustable volume damper" yang terpasang pada grille harus dapat diatur dan dikunci dari luar.
- PEKERJAAN ISOLASI
 Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, Kontraktor wajib membuat contoh cara mengerjakan
isolasi yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum
dilaksanakan.
- PEKERJAAN LISTRIK
 Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel, perletakan panel dan motor seperti
yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan instrument
control. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-
Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan/Pengawas
Lapangan sebelum dilaksanakan
 Kontraktor wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 2000
Perusahaan Listrik Negara (PLN)
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)
Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)
Lembaga Pengujian Bahan
Dinas Keselamatan Kerja
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang AC, dll

PASAL XVI
XVI FIRE ALARM
1 Master Control Fire Alarm 5 zone type konvensional
2 Box terminal fire alarm 24 pairs
3 Smoke detektor photoelctric "HOOSEKI"
4 Ror heat detector fire alarm "HOOSEKI"
5 Manula push button fire alarm
6 Alarm bell 6"
7 Indicator Lamp LED
8 Instalasi fire alarm, instalasi detector dan manual alarm
9 Central tata suara indikator lamp dengan NYA 2 x 1,5 mm2 dalam PVC conduit O 3/4"
10 Tes Comisioning
11 Alat Pemadam Api ( APAR ) 3 Kg ABC Dry Chemical Powder
 LINGKUP PEKERJAAN
- Kontraktor yang menangani pekerjaan instalasi ini harus melaksanakan pengadaan, pemasangan &
pengujian serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap untuk dipakai. Bahan‑bahan
dan peralatan‑peralatan pembantu instalasi fire alarm system harus sesuai dengan persyaratan‑persyaratan
pekerjaan dan gambar instalasi fire alarm system.
 PERSYARATAN BAHAN
- FIRE ALARM, Semua Jenis – Hooseki
- Kecuali ditentukan lain, spesifikasi material seperti berikut ini
- Thermal Detector
 Jenis yang digunakan adalah Rate of Rise detector dan Fixed Temperature detector yang memiliki
response lamp di base.
 Data‑data teknis lainnya :
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Working Temprature : 57° C
- Operating Voltage : ± 20 V DC
- Quescent Current : < 100 mA
- Alarm Current : < 80 mA
- Detector Convensional
Jenis yang dipakai adalah prinsip photoelectric yang memiliki 2 buah response lamp dan mempunyai
karateristik sensitivitas yang rata (flat response technology).
- Frequency Test : dapat dipakai berulang kali
- Operating Voltage : ± 20 V DC
- Quescent Current : ± 100 mA
- Alarm Current : maks. 100 mA
- Manual Call Point
Jenis yang dipakai adalah tipe dual action (Break Glass and Pull) dilengkapi dengan mounting.
Data–data teknis lainnya :
- Temperature Range : 0 - 50° C
- Material : Lexan Polycarbonate
- Humidity Range : ≤ 95% RH ( 40 ± 2ºC)
- Alarm Current : 3.0 mA
- Operating Voltage : 16 – 32 VDC
- Alarm Bell
Alarm Bell merupakan peralatan Audible sebagai indikator dari fire alarm system.
Data–data teknis lainnya :
- Konstruksi : Anti Karat
- Operating Voltage : 18 s/d 36 V DC
- Curent Consumption : max. 80 mA
- Power Consumption : 1,2 Watt
- Desibel Rating : 85 dB. at 3 m
- Indicator Lamp
Indicator Lamp merupakan lampu indikator yang dipasang paralel dengan group detector. Lampu indicator ini
akan menyala hanya jika group detector yang bersangkutan bekerja.
- Manual Push Button
Jenis yang dipakai merupakan surface mounted dan di-lengkapi dengan reset switch, jika terjadi penekanan.
- Main Control Fire Alarm (MCFA) Konvensional
MCFA yang digunakan memakai Sistem Konvensional. Diperlengkapi Sealed Lead Acid battery, Power
Supply 220/240 VAC. MCFA harus mempunyai pintu dengan jendela penglihat.
MCFA ini harus mempunyai fasilitas lampu tanda :
- Bell Off
- Reset
- Testing
- Lamp test
- Fault Signal General
- Signal for Alarm Condition
- LCD Display
MCFA ini harus mempunyai output berupa :
a. Visible/Audible Alarm
b. Visible/Audible Fault Alarm
c. Test Signal (Visible)
d. History Log
- Annunciator Panel
Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk memberikan indikasi lokasi sumber kebakaran (zone area)
dan indikasi adanya sistem sprinkler yang bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator Audio
berupa buzzer dan indikator visual berupa colour graphic atau dalam bentuk LCD-display.
Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai silence/acknowledge alarm dan reset
button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test.
- Terminal Box
Terminal Box terbuat dari plat baja tebal 1,2 mm ukuran 400 x 600 x 150 mm untuk ukuran besar dan 300 x
500 x 150 mm untuk ukuran kecil dengan finishing cat warna merah atau sesuai dengan persetujuan Pemberi
Tugas/Konsultan Manajemen Konstruksi.
- Pipa Konduit
Semua kabel harus dipasang di dalam pipa konduit PVC High impact dia. 20 mm, baik yang di atas plafond
(horizontal) maupun yang di dinding/tembok/beton (vertikal). Pemasangan pipa konduit vertikal harus inbow.
Seluruh kotak sambungan, persimpangan, dan lain‑lain harus dipasang tertutup sehingga tidak akan masuk
benda-benda lain ke dalam kotak tersebut. Seluruh saluran ini harus terpisah dengan sistem saluran lainnya
yang terdapat pada bangunan ini.
- Kabel
Jenis kabel yang digunakan untuk instalasi fire alarm adalah sebagai berikut :
- NYM 3 x 1,5 mm2 : kabel power dari MCFA ke Detector di terminal box
- NYM 2 X 1,5 mm2 : kabel power horn & strobe & PAC
- NYA 2 x 1,5 mm2 : instalasi antar detector dan manual break glass
- Instalasi pengkabelan lainnya seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Denah setiap lantai menunjukan lokasi perkiraan letak detector dan peralatan‑peralatan lain dari sistem ini,
dimana letak yang pasti dijelaskan pada gambar.
- Untuk manual push button/manual call point, alarm bell, red lamp dipasang pada ketinggian 1,5 m dari lantai.
- Disekitar detector harus ada ruangan bebas sekurang kurangnya pada jarak 0,6 m dari detector tanpa ada
timbunan barang atau alat‑alat lainnya.
- Semua kabel harus dipasang di dalam conduit, baik yang di atas plafond (horizontal) maupun yang di
dinding/tembok/beton (vertical), ukuran conduit dan kabel harus sesuai gambar rencana.
- Pemasangan Peralatan Utama ditempatkan pada Ruang Kontrol atau sesuai dengan Gambar Perencanaan.
- Instalasi Fire Alarm ini, harus dipasang interlock/Interfacing dengan Panel Listrik dan Peralatan lainnya
termasuk pemasangan kabel kontrol dan relaynya, seperti yang disebutkan dalam Gambar Perencanaan.
- Testing/Commissioning, Setelah pekerjaan Fire Alarm ini diselesaikan, harus dilakukan testing/pengetesan,
yang disaksikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
Satu persatu detector ditest, dengan menggunakan alat pemanas dan untuk smoke detector menggunakan
asap.
Tiap‑tiap zone, ditest satu persatu dan diberi nomor urutan zonenya.
- Peralatan‑peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sehingga instalasi dapat bekerja dengan baik dan dapat
dipertanggung jawabkan.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
PASAL XVII
XVII PEKERJAAN CCTV
1 CCTV Camera Honeywell HEL2R1
2 Instalasi Camera CCTV + power
3 Equipment central system CCTV ( Rg. Operator ), Complete procesore unit ( CPU ) Windows 10,
Procesore intel core i3, RAM 4 gb, HDD 1 Tb, DVD/RW, VGA Nvidia Geforce GT720 2 Gb
4 CCTV DVR Honeywell HRHQ1160 ( 16 ch )
5 LED Smart TV 32" merk Samsung
6 Material bantu
7 Testing , Commissioning
 LINGKUP PEKERJAAN
- Pekerjaan CCTV ( Closed Circuit Television ) harus di laksanakan oleh tenaga tenis yang berpengalaman
dalam bidang tersebut. sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor di minta koordinasi dengan Konsultan
Pengawas, serta meneliti seluruh dokumen gambar dan spesifikasi teknis, bahan/ material serta peralatan
untuk mengerjakan pekerjaan ini, sehingga pekerjaan ini bisa terpasang dengan baik dan dapat di
operasionalkan sesuai persyaratan dan fungsinya.
 SYARAT PELAKSANAAN
- Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, pemasangan serta pengujian pekerjaan sesuai persyaratan dan
diserahkan dalam keadaan berfungsi bisa di operasikan dengan baik dan sempurna.
- Material yang di gunakan seuai dengan spesifikasi teknis dan bergaransi.
- Pengadaan unit CCTV dan jasa pemasangan seperti tersebut dalam BQ atau meliputi pemasangan sebagai
berikut :
- 1. 16 Channel DVR ( Honeywell HRHQ1160 / 16 ch )
- 2. LCD monitor 32 “
- 3. Equipment central system CCTV, complete procesore unit ( CPU ) Windows 10, Procesore Intel core i3,
RAM 4 gb, HDD 1 tb, DVD/RW, VGA Nvidia Geforce GT720 / 2Gb
- 4. Dome camera indoor ( Camera CCTV Honeywell Type HEL2R1 )
- 5. Adaptor 12 volt
- 6. Instalasi power DVR NYM 3X2,5mm + pvc kond 20 mm
- 7. Grounding NYA 35 mm
- 8. Instalasi power camera NYM 2,5mm + pvc kond 20 mm
- 9. Instalasi camera coaxial RG 6 Belden + pvc kond 20 mm
- 10. Biaya setting dan program
- 11. Material bantu
- Testing commisioning
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis

PASAL XVIII
XVIII PEKERJAAN SANITAIR DAN RIOLLERING
1 Pas. Kloset duduk monoblok Echo Washer Setara TOTO
2 Pas. Kloset Jongkok TOTO
3 Pas. Urinoir ( Termasuk Acesorise Lainya ) Setara TOTO
4 Jet Washer Setara TOTO
5 Kitchen zink meja
6 Wastafel type meja Setara TOTO
7 Kran air Wastafel Dan Kitchen zink
8 Kran air
8 Avoer lantai stainles
9 Tempat sabun keramik
11 Roof Drain ( iron cast )
12 Foot klep valve bronze O 1 1/2 "
13 Pasang unit electric pump centrifugal stage, Inlet / outlet O1 1/4", Head Capacity +/- 20 mtr ( 80 Lt / mnt ), Daya
Listrik =/- 600 watt, 1P ( Grundfos NS 30 - 18 )
14 Panel Auto man pump.
15 Polling kabel pompa dari panel pompa ke Panel MDP - SDP 1, kabel NYY 3 x 2,5 mm2
16 Polling kabel pompa dari panel pompa ke panel Electric pump, kabel NYY 3 x 2,5 mm2
17 Instalasi instrument kabel WLC, NYMHy 2 x 1,5 mm ke panel automan pimp
18 Fitting -2 pipa PVC AW
19 Ball valve PVC penguras O 1"
20 Gate valve bronze O 1"
21 Profil Tank plat stainless steel kap. +/- 2200 Ltr
22 Water level control / WLC system indicator unit
23 Pasang unit electric booster pump type Presure switch + tanki, Inlet / outlet O1 ", Head Capacity +/- 36 mtr ( 50
Lt / mnt ), Daya Listrik =/- 600 watt, 1P ( Grundfos CM - PT 3 - 5 )
24 Pipa PVC AW O 8"
25 Pipa PVC O 4"
26 Pipa PVC O 3"
27 Pipa PVC O 1 1/2"
28 Pipa PVC O 1"
29 Pipa PVC O 1/2"
30 Pipa PVC O 3/4"
31 Clean out PVC O 3"
32 Tandon bawah beton jadi kap. 5 m3
33 Pas. Bio septictank / Bio filter kap: 3 M3 termasuk casing dinding bata serta Penutup Beton
34 Pas. Sambungan baru PDAM
UMUM
- Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-undang & peraturan-
peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
- Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kwalitas pekerjaan dan lain-lain
untuk sistem instalasi ini harus sesuai dengan Standard Internasional maupun Nasional seperti ASTM, NFPA-12,
13 & 20 dengan senantiasa mengutamakan peraturan/standard/persyaratan Nasional.
- Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan persyaratan tersebut di atas,
juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang dikeluarkannya oleh pabrik pembuatnya.
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pengadaan dan pemasangan alat – alat sanitair seperti yang tersebut dalam Bill Of Quantity dan termasuk
biaya penyambungan air PDAM.
2. Jenis, merk dan type alat–alat sanitair yang digunakan disampaikan dalam Daftar Spesifikasi Bahan.
3. Pemasangan instalasi air bersih dan kotor..
4. Pemasangan septictank dan resapan
5. Pembuatan tandon bawah dari bahan beton bertulang kapasitas 5 m3
6. Pasang tandon air atas profil tank steinless
7. Pasang suppy jet pump beserta rumah pompa nya
8. Pasang pompa boster ( pendorong )
9. Pembuatan sumur bor + pompa submersible dan biaya ijin
10. Pembuatan saluran air hujan + bak control beserta penutup nya.

a. Pekerjaan Air Bersih


- Pengadaan dan pemasangan secara sempurna peralatan utama yang diperlukan dalam sistem penyediaan air
bersih & dan air bersih dari pompa-pompa transfer dari Groundtank ke Towertank, beserta perlengkapan.
- Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaaan beserta perlengkapan yang meliputi Instalasi pemipaan ke
setiap titik pemakaian.
- Instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap titik pemakaian.
- Pemasangan pipa distribusi kesetiap peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal dan lain-lain yang
sesuai dengan gambar perencanaan.
b. Pekerjaan Air Kotor dan Air Buangan
- Pengadaan dan pemasangan peralatan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam sistem pembuangan air
kotor dan air buangan dari toilet dan pembuangan.
- Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closed, wastafel, urinal, floor drain dan lain-lain.
- Pengadaan dan pemasangan Instalasi pipa air kotor dan air buangan serta pipa ventilasi, serta kelengkapannya.
- Instalasi pipa air kotor dari closet dan urinoir di salurkan ke STP.
c. Testing / Pengujian
- Mengadakan testing dan commissioning semua sistem pekerjaan yang terpasang, sehingga berjalan dengan
baik dan sempurna sesuai dengan spesifikasi teknis.
PERATURAN-PERATURAN/PERSYARATAN
- Tata cara pelaksanaan danlain-lain petunjuk yang berhubungan dengan peraturan-peraturan pembagunan yang sah
berlaku di Republik Indonesia.
- Selama pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini berkenan
dengan pasal sebagai berikut :
a. Perusahaan-perusahaan Air Minum Negara,tentang instalasi air.
b. Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan Dit.Jen. Cipta Karya
Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
c. Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963. PUBB 1969.
d. Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NO-2/1971.

PERSYARATAN BAHAN
- Kloset duduk : produksi TOTO lengkap dengan material pendukung.
- Wastafel, Urinoir dan perlengkapan nya : produksi TOTO lengkap dengan material pendukung produksi TOTO
- Jet Shower : produksi TOTO
- Floor drain/ saringan lantai/ avoer lantai dan avoer bak air. : Produksi TOTO
- Soap Holder/tempat sabun : produksi INA, TOTO
- Kran air semua ukuran menggunakan steinles: produksi TOTO
- Pipa air bersih dipakai jenis PPR : RUCIKA WAVIN
- untuk pipa air kotor PVC AW dan untuk air hujan menggunakan jenis PVC-D : RUCIKA
- Seluruh produksi / merk material untuk pekerjaan sanitair dan riollering dijelaskan didalam outline spek.
- 2. Pipa air bersih yg dipakai dari jenis PPR untuk Pipa air kotor dari PPC.
- 3. Septictank bioseptic kap 2,5 m3 dan 0.8 m3
- 4. Tandon air atas profil tank steinless 2,4 Ltr
- 5. Pompa supply. Pompa booster, pompa submersible ex Grundfos
- 6. Saluran drainase U-ditch beton precast ukuran disesuaikan gambar.
- 7. Pembuatan grill dari bahan besi siku L 40.40. 4 dan plat strip ukuran 40.4 mm.
- 8. Pipa-pipa sanitair dan fixture sampai bak kontrol luar-luar bangunan digunakan Pipa PVC AW menurut standard
JIS-K 6741 sesuai dengan petunjuk PPK/ Pengawas lapangan.

PERSYARATAN PELAKSANAAN
- Seluruh pemasangan untuk pekerjaan diatas tersebut harus baik, rapi, waterpass, bersih serta penyambungan
instalasi plumbing tidak boleh ada kebocoran.
- Pemasangan pompa harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk dari pabrik yang mengeluarkan dengan perstujuan
PPK/ Konsultan Pengawas.
- Pemasangan dan penyambungan pipa harus sesuai dengan prosedur yang dikeluarkan oleh pabrik yang
bersangkutan termasuk material bantu yang dibutuhkan.
- Pelaksanaan pembuatan sumur, dimulai dari perijinan, survey geolistrik, Pengeboran kedalaman pengeboran sumur
sesuai rekom hasil survey geolistrik untuk mendapatkan sumber air dan debet air yang baik.
- Pemasangan pipa jambang konstruksi sumur disesuaikan dengan kedalaman yang disyaratkan untuk mencapai
sumber air dengan menggunakn pipa jenis PVC aw diameter pipa disesuaikan gambar rencana.
- Pembuatan sumur bor harus di kerjakan oleh tenaga ahli berpengalaman dan mempunyai sertifikat ke ahlian di
bidangnya .
SISTEM PEMIPAAN
a. Sistem Penyambungan Pipa
- Pipa Air Bersih dan air buangan/air kotor : Untuk bahan sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain
dari bahan yang sama, sedangkan untuk system penyambunganya, digunakan alat pemanas khusus.
- Untuk air bekas / air kotor digunakan pipa PVC Class AW penyambungan menggunakan fitting socket yang di
lem dengan Solvent Cement.
b. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya.
- Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan mengganggu
aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigid) ditempatnya dengan tumpuan yang
mantap.
- Semua fixtures, fitting, pipa-pipa air dilaksanakan harus rapi tidak mengganggu waktu pemasangan-
pemasangan/dinding porselent dan sebagainya.
- Dengan pemasangan fixtures yang baik dan serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk komponen,
misalnya fixture, fitting dan sebagainya. Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut
di dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
- Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton dengan campuran
yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve dan sebagainya.
c. Penggantung / Penumpu Pipa
- Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh (ringit), agar
inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran.
- Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak antara tidak lebih dari
2,5 m.
- Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan dengan insert/angker
yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau dengan Ramset.
- Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clam dan dibuat dengan jarak tidak lebih dari 3 m'.
- Fitting harus dari jenis „ injection moulded „ sedangkan „ welded fitting „ sama sekali tidak diperkenankan
untuk dipergunakan dalam sistem pemipaan.
- Setiap sambungan berubah arah dibuat dengan WYE-45, TEE Sanitair atau Combination WYE-45 atau long
radius bend dengan Clean out.
- Pipa vent service harus dipasang tidak kurang 15 cm diatas muka banjir alat sanitair tertinggi dan dibuat
dengan kemiringan minimum sebesar 1%
- Kemiringan pipa dibuat sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
- Pipa Vent yang menembus atap harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm diatas atap dan tidak boleh
digunakan untuk keperluan lain.
- Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air kotor.
- Pemasangan dan penempatan pipa-pipa ini disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan dimensi dari
masing-masing pipa tercakup pula dalam gambar tersebut.
- Disetiap Floor drain dilengkapi dengan U-Trap, untuk mencegah masuknya gas yang berbau dalam ruangan.
- Pada saluran buangan dari preparation area dapur, sebelum masuk ke Inlet, sistem pemipaan air kotor
bangunan, harus dipasang penyaring kotoran dari bahan Stailess steel untuk mencegah penyumbatan
didalam pipa.
- Pada jalur pemipaan air kotor yang mengandung lemak dipasang clean out di setiap belokan dan pada pipa
vertikal utama ( disetiap pintu shaft ).
- Pipa air buangan & air kotor harus mempunyai kemiringan atau sloope yang besarnya mengacu ke buku
pedoman Plumbing Indonesia 1979.
d. Valve-Valve dan peralatan bantu Pompa (accessories ).
- Water valve sampai dengan 2" adalah jenis "Screwed dengan bahan yang sama dengan pipa. Atau Brass
- Water valve 2 "- 3" adalah bronze flanged body dengan "internal screwed spindle".
- Water valve lebih besar dari 3" adalah "flanged steel body" dengan external spindle yoke".
- Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan dengan fungsinya, untuk pekerjaan air bersih sanitari
digunakan tekanan kerja 10 kg/cm2 .
- Check Valve  ½” – 2” valve body stem disc bronze material, female thead.  2 ½” keatas Cast Iron body,
Flanged end, Cast steel disc.
- Strainer ukuran ½” - 2” Valve body, Steam disc bronze material, female thread, Y type.
- Flexible Connection ukuran  2” - 8” material Synthetic rubber material flanged end.
- Ukuran  2 ½” keatas, Cast iron body, stainless steel screen, flanged end, Y type.
- Pressure Gauge Dial type 4” pressure range 0 s/d 10 kg/cm2.
- Floater Valve bronze body, plastic ball , male thread
- Water level control 3 electrode
- Foot Valve bronze body material. Atau cast steel untuk diameter lebih dari 50 mm
- Jenis valve (katup) dan perlengkapannya dari kelas 10 kg/cm2.

PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA


a. Pompa Transfer Air Bersih
- Ketentuan Umum. - Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan tinggi tekan air seperti yang ditentukan pada
pasal sebelumnya.
- Pompa yang hendak dipasang / ditawarkan harus merupakan pompa yang akan berkerja pada effesiensi
tertingginya dan pada daerah kerja Impeller yang stabil.
- Effisiensi pada kondisi operasi tidak boleh kurang dari 60% .
- Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan akan kerja seperti yang ditentukan tanpa harus melakukan
pengurangan diameter Impeller dari apa yang telah diberikan oleh pabrik pembuat.
- Motor Horse-power (Nameplate HP) rating harus dipilih sesuai dengan kebutuhan motor horse-power bila
pompa berkerja dengan ukuran Impeller maksimum (full size impeller) agar motor tidak menjadi „overloading‟
- Motor, pompa dan baseplate harus „shop aligned‟ oleh pabrik/ agen pemasaran pompa tersebut di indonesia,
sehingga tidak perlu melakukan pensejajaran (aligning) kembali di tapak sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Spesifikasi Teknis
- Jenis : Cenrtifugal end suction Pumps
- Stage : Single stage
- Kapasitas : Sesuai gambar skedul peralatan
- Discharge head : sesuai gambar skedul peralatan
- Konstruksi : Cast iron casing, bronze Impeller 1450 rpm, 380v, 3 ph , direct coupled, balance secara statik
dan dinamik, cast iron baseplate.
- Kelengkapan : Sistem pompa harus dilengkapi dengan Panel control start-stop.
c. C a s i n g.
- Harus dari bahan cast-iron dan mampu menahan tekanan minimum sebesar 1.5 kali “shut-off head”, dengan
sambungan sisi isap dan tekan dari jenis flange standard.
d. Coupling And Baseplate
- Harus dari jenis kopel langsung dengan „ flexible coupling‟ yang sesuai untuk torsi dan HP dari motor
penggerak dan dilengkapi dengan pelindung (coupling guard).
- Pompa dan motor harus didudukan di atas plat landasan (baseplate) dengan konstruksi pabrik dari bahan
baja atau besi tuang dengan dudukan peredam getar untuk setiap alat.
- Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan kesejajaran antara Pompa dan Motor serta dilengkapi dengan
pasak untuk mematikan posisi pompa.
e. Kelengkapan
- Setiap pompa harus dilengkapi denagn katup searah pada posisi tekan, katup penutup dan flexible
connection pada posisi hisap maupun posisi tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap pompa.
- Setiap pompa harus dilengkapi dengan pengukur tekanan (pressure gauge) dengan katup isolasi, dipasang
sesuai dengan gambar.
- Setiap pompa harus dilengkapi dengan pemipaan drain untuk penampungan drain dari casing dan seal, yang
dialirkan melalui saluran ada baseplate, menuju ke saluran air hujan terdekat.
- Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup pelepas udara, penutup poros, flange dan mur baut pengikat,
baut untuk pondasi dan kelengkapan lainnya.
SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR
- Diadakan pemisahan antara pemipaan air kotor dari closet dan urinal dengan air buangan dari lavatory dan floor
drain (sistem terpisah).
- Pengumpulan digunakan pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai yang kemudian diteruskan ke pipa induk
vertical dalam shaft yang telah disediakan.
- Pembuangan air kotor dari closet atau urinal akan dialirkan kedalam STP (Sewage Treatment Plant) . Sedangkan
pembuangan air bekas dari lavatory dan floor drain akan dialirkan langsung kesaluran drainase terdekat.
- Spesifikasi Teknis Umum
* Pipa-pipa air kotor, air buangan dan pipa ventilasi digunakan pipa-pipa (PVC) kualitas kelas AW (10 kg/cm2
)& PVC D (5 kg/cm2) untuk ventilasi.

PASAL XIX
XIX SARANA DAN LINGKUNGAN
1 Galian tanah
LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Galian tanah
 Pekerjaan galian yang dimaksud adalah seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan didalam gambar atau sesuai
petunjuk Direksi Teknis.
 Kontraktor wajib memeriksa terhadap kemungkinan kesalahan/ketidakcocokan pada gambar – gambar rencana
baik dari besaran volume, system pelaksanaan dll yang dapat mempengaruhi pekerjaan tersebut.
 Diartikan bahwa bila ada ketidak sesuaian secara teknis maupun fisik maka hal ini harus disampaikan secara
tertulis atau berupa gambar pada waktu penjelasan tender/aanwijzing, hal tersebut akan dilakukan perubahan
dilapangan oleh Direksi Teknis, hal ini akan dicatat didalam risalah rapat dan termasuk didalam dokumen kontrak.
Seluruh biaya yang disebabkan perubahan/perbaikan tersebut harus sudah tercakup pada unit dari item pekerjaan
saat Kontraktor mengajukan penawaran.
 Kontraktor harus mengajukan/mengusulkan peralatan, tenaga dan cara pelaksanaan pekerjaan yang akan
dilaksanakan kepada Direksi Teknis untuk disetujui.
 Kontraktor harus melakukan pengukuran dan menentukan lokasi dan elevasi untuk seluruh galian yang akan
dilaksanakan. Hasil pengukuran harus diajukan kepada Direksi Teknis sebelum melaksanakan pekerjaan galian
atau galian selanjutnya.
 Jika pada pekerjaan galian tanah ditemukan akar-akar kayu, bekas pondasi lama, kotoran-kotoran atau bagian –
bagian tanah yang longsor dan tidak padat, bagian ini harus dikeluarkan seperlunya dan lubang tersebut diisi
dengan pasir, lapisan demi lapisan disiram air beberapa kali serta dipadatkan dengan kepadatan 90% dari tanah
asal sehingga mencapai permukaan yang ditentukan.
 Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi harus dibersihkan dari segala sisa – sisa galian dan lumpur,
lubang galian harus senantiasa dalam keadaan bersih. Kontraktor harus menjaga agar galian tidak digenangi air
dengan cara menimba, memompa, membuat kisdam atau cara lain yang dianggap baik dan seluruh beban akibat
pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
 Lubang galian untuk pemasangan suatu konstruksi tidak boleh dibiarkan terlalu lama, setelah mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis maka pekerjaaan selanjutnya harus segera dilaksanakan.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh bilamana pekerjaan tersebut harus melewati/melalui atau mengganggu
saluran, kabel – kabel bawah tanah, jembatan, sungai dll, maka harus dilakukan Tindakan seperti pembuatan
sodetan sungai, perlindungan atau pekerjaan lainnya yang dianggap baik untuk menghindari kejadian – kejadian
yang tidak diinginkan. Seluruh beban akibat pekerjaan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.
 Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan, dan apabila tidak bisa dibuang
secara langsung , maka untuk sementara dapat diletakan didaerah sekitar galian.
 Penempatan hasil Galian tersebut jangan sampai menggangu sekitarnya.
 Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalh Dump Truk dengan kapasitas muat 5

 Setiap bagian pekerjaan yang menunjukkan ketidakteraturan atau cacat-cacat dikarenakan jeleknya penanganan
atau gagalnya kontraktor untuk mematuhi persyaratan spesifikasi, harus diperbaiki oleh kontraktor sampai
memuaskan Direksi Teknis tanpa ada biaya tambahan.
 Kontraktor bertanggung jawab penuh atas seluruh akibat yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini selama masa
pelaksanaan, pemeliharaan dan oleh pemeriksa fungsional lainnya dalam hal kualitas dan kuantitasnya.
 Seluruh pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan – ketentuan serta petunjuk – petunjuk dari Direksi
Teknis.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, Excavator, dll

2 Urugan Tanah Timbunan Pilihan (Peninggian area lokasi)


LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Urugan Tanah timbunan peninggian Lantai gedung
 PERSYARATAN BAHAN
- Tanah urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak
mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
- Kecuali ditentukan lain Tanah yang digunakan untuk timbunan dan subgrade harus memenuhi standard
spesifikasi
 SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah Dengan Alat Hidrometer.
 (AASHTO T 88 - 90) SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat Casagrande.
 (AASHTO T 89 - 90) SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
 (AASHTO T 90 - 87) SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk Tanah.
 (AASHTO T 99 - 90) SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah.
 (AASHTO T180 - 90) SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan Alat Konus
Pasir.
 (AASHTO T191- 86) SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
 (AASHTO T193 - 81) AASHTO : AASHTO T145 – 73 : Classification of Soils and Soil Aggregate Mixtures
for Highway Construction Purpose
 AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan sampai terbentuk
lapisan pasir padat tebal
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi
dapat memerintahkan pengurugan dengan menggunakan alat stemper atau alat pemadatan .
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, stamper, baby roller dll
MATERIAL KERJA :
- Tanah urug

3 Urug Pasir Bawah Pondasi


LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Urugan pasir di bawah pondasi.
 PERSYARATAN BAHAN
- Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung tanah dan tidak
mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Lapisan urugan pasir harus disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan sampai terbentuk
lapisan pasir padat tebal
- Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dalam keadaan padat, kemudian dibasahi dan dipadatkan. Direksi
dapat memerintahkan pengurugan dengan menggunakan alat stemper atau alat pemadatan .
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang gali, Alat ukur, stamper, dll
MATERIAL KERJA :
- Pasir urug
4 Pas. Batu Gunung 1 Pc : 5 Ps
LINGKUP PEKERJAAN
 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang
baik dan sempurna.
 Pekerjaan ini meliputi :
- Pas. Batu Gunung 1 Pc : 5 Ps.
 PERSYARATAN BAHAN
- Batu karang gunung /batu kali - Lokal
Batu kali / belah
- Batu kali yang dipakai adalah jenis batu kali pecah yang keras dan mempunyai permukaan yang cadas,
bebas dari lumpur dan bahan – bahan kimia lain yang bisa mempengaruhi kekuatan dari batu tersebut.
Pasir
- Pasir untuk pasangan batu kali, digunan pasir lokal kwalitas baik, bebas dari segala kotoran dan lumpur.
Semen
- Bahan semen yang dipakai standart SNI.
a. Persyaratan Semen
Penyimpanan semen sebelum digunakan harus terlindung dari pengaruh cuaca sepanjang waktu dan
perletakannya harus terangkat dari lantai untuk menghindari kelembaban.
b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam gudang pada setiap waktu sebelum
dipergunakan. Penyedia barang/jasa harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.
Semen yang tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan atau diafkir.
Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton, maka Konsultan
Pengawas dapat memerintahkan untuk membongkar beton tersebut dan diganti dengan memakai semen
yang telah disetujui atas beban Penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua
semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan atas biaya Penyedia barang/jasa.
Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur, lumpur,
minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Sebelum melaksanakan pekerjaan ini, terlebih dahulu harus dibuat rambu bentuk profil penampang pondasi
dari bahan kayu 4/6 cm, masing masing rambu di hubungkan dengan benang, untuk mendapatkan pasangan
permukaan pondasi yg rata, dengan bentuk penampang sesuai gambar rencana.
- Pemasangan tumpukan batukali di laksanakan bertahap, tiap tahap cela pasangan batu harus tertup spesi
dengan padat, masing masing batu pada bagian dalam pondasi harus terbungkus spesi.
- Spesi / Adukan yang dipakai untuk memasang batu kali di pakai perbandingan 1Pc: 4Ps
- Semua jenis adukan harus dicampur dg baik, merata dan menggunakan molen, pengadukan dengan tangan
harus sesuai petunjuk PPK dan tempat adukan tidak boleh langsung ada diatas tanah tapi harus ada alas
papan/ sejenisnya.
- Setiap jarak 1m pasangan pondasi penahan tanah di beri lubang air atau pipa suling, dari pipa pvc D
diameter 1,5 “ dipasang zig zag. Bagian ujung pipa bagian dalam diberi tumpukan ijuk untuk penyaringan.
- Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilakukan oleh pekerja yang cakap dan terampil.
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang batu, Alat ukur, dll
MATERIAL KERJA :
- Batu gunung/belah, Pasir pasang, semen PC, air kerja, dll

5 Lantai kerja T. 5 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton lantai kerja yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali
ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan
yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Lantai kerja T. 5 cm
 Rabat lantai t. 5 cm (gedung )
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
5. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
6. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
-
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
- Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
- Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
- Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Penyedia jasa dapat menggunakan metode site mix untuk membuat adukan beton dengan komposisi 1 : 3 : 5
atau sesuai dengan petunjuk direksi.
- Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen bukan kemasan dalam zak,
kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah setara dengan satu
satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus diukur beratnya secara terpisah.
- Ukuran setiap penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur
- Dilakukan pemadatan secara kontinyu untuk menghindari beton keropos
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, paku dll
MATERIAL KERJA :
- Semen PC, split, pasir beton dan air.

6 Pilecap 60.60.20 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton Pilecap 60.60.20 cm yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Pilecap 60.60.20 cm
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
7. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
8. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

7 Plat lajur 60 x 20 ( jembatan )


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton plat beton bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 plat beton bertulang
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

8 Sloof 30/60 cm ( jembatan )


 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton sloof yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan
lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Sloof
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

9 Kolom 20/20 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton kolom yang diminta menurut dokumen kontrak kecuali ditentukan
lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan yang
tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 Kolom
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dan U-39 (besi ulir)
dengan diameter seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan
apabila ada persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur, benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, Beton Ready Mix, Kayu bekisting, dll.

10 Plat Jembatan t. 30 cm
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan beton plat beton bertulang yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 plat beton bertulang
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
2. SK SNI T-15-1991-03 : Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
- Persyaratan bahan
Campuran benton bertulang yang digunakan adalah dengan menggunakan Beton Mutu 21,7 Mpa.
(1) Agregat Kasar ( Kerikil/split )
a) Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui. Ini dapat berupa kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu yang diperoleh dari pemecahan batu.
b). Kebersihan dan Mutu Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah
pecah. tipis atau yang berukuran panjang, bersih dari alkali, bahan - bahan organis atau dari substansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan.
c). Besarnya persentase dari semua substansi yang merusak tidak boleh mencapai tiga persen dari
beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras, padat, kekal dan tidak berpori. Apabila kadar
lumpur melampaui 1 %, maka Agregat kasar harus dicuci.
d). Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm, sampai 25 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 31,5 mm, harus 6 % berat
- Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90 % dan 98 % berat
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum 60 % dan
minimum 10 % berat harus menyesuaikan dengan semua ketentuan-ketentuan yang terdapat di
NI-2PBI-1971.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Konsultan Pengawas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Penyedia barang/jasa harus menyaring kembali
atau mengolah kembali bahannya atas bebannya sendiri, untuk menghasilkan Agregat yang dapat
disetujui Konsultan Pengawas.
(2) Pasir beton
- Pasir yang digunakan adalah pasir beton, mempunyai karakter fisik keras dan tajam, kandungan
lumpur tidak lebih dari 5%.
- Ukuran butir pasir Pekerjaan yang memerlukan adukan semen pasir yang bersifat kasar, ukuran butir
pasir maksimum 5mm.
(3) Air
- Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/ mortar dan plesteran harus bebas dari jamur,
lumpur, minyak, asam bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam jumlah yang
dapat merusak.
- Air tersebut harus diuji di Laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan-ketentuan yang ada di dalam PBI-1971 untuk bahan
campuran beton.
(4) Cetakan ( Bekisting )
a. Kayu untuk beton dipakai kayu kelas II sesuai syarat dalam PPKI 70 atau dipakai kayu meranti/ kayu
tahun.
b. Papan bekisting dari kayu meranti merah merah/ kayu tahun tebal 2 cm/ multiplek 9 mm dan
pemakaiannnya maksimum 2 kali.
c. Sebelum pengecoran bidang bagian dalam bekisting dilapis cairan mud oil sampai rata agar pada
waktu pembongkaran, beton tidak menempel pada bagian papan bekisting, perancah bekisting dipakai
kayu meranti minimum ukuran 5/7.
(5) Semen PC
- Bahan semen yang dipakai standart SNI
(6) Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
(7) Bonding Agent
- Dipergunakan pada elemen-elemen beton yang disambungkan/ dicor secara terputus, untuk
mendapatkan sistem struktur yang kokoh sesuai dengan desain dan perhitungannya.
- Bonding Agent yang digunakan adalah kwalitas 1 dicampur dengan air dan semen.
- Cara pemakainnya harus sesuai petunjuk pabrik.
(8) Admixture
- Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Dengan
sesuai prosedur pabrik yang dipakai.
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Adukan beton harus memenuhi yang disyaratkan, untuk itu harus dilakukan dengan Mix Design lebih dahulu
guna penetapan perbandingan campuran di lapangan.
- Sebelum mix design dilakukan Penyedia barang/jasa pelaksana melaksanakan pengujian agregat
dilaboratorium yang ditunjuk, dan mendapatkan persetujuan dari konsultan pengawas.
- Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran beton (mix design) harus mendapatkan
rekomendasi dari laboratorium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan untuk agregat yang
didatangkan di lapangan.
- Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan seatuan volume (bahan berat) yang selanjutnya
dinyatakan dalam takaran bahan lapangan.
- Selain persyaratan diatas, Penyedia barang/jasa pelaksana diperkenankan menggunakan beton siap tuang
(Ready Mix Concrete) dari perusahaan yang tersedia :
a. Memenuhi persyaratan pegujian adukan dilapanganoleh Konsultan Pengawas
b. Menyediakan benda-benda uji dalam jumlah yang ditetapkan Konsuktan Pengawas
c. Diuji benda-benda dilaboratorium lain diluar laboratorium sendiri.
- Adanya Surat dukungan Ready Mix dari Batching Plan Beton yang disetujui konsultan pengawas.
- Pengujian kekentalan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen. Angka kekentalan yang
diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan PBI 1971, dan harus sesuai dengan rekomendasi
laboratorium yang membuat mix design.
- Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio sesuai yang diatur da dalam PBI
1978 (kecuali bila mengunakan beton ready mix, maka rasio benda uji akan ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas). Setelah mencapai umur yang cukup, benda-benda uni ini harus di test dilaboratorium dengan
biaya Penyedia barang/jasa.
- Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan
test-test selanjutnya di lapangan sesuai prosedur yang telah diatur di dalam Pbi 1971 da SNI 1991.
- Bila pengetasan dilapangan inipun masih mendapatkan hasil mutu beton di bawah K-250 maka Penyedia
barang/jasa berkewajiban membongkar pekerjaan ini dana melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti
rugi apapun.
- Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator, pelaksanaanya harus dilakukan secara semestinya yakni
pencelupan Vibrator harus diusahakan tegak lurus secara perlahan-lahan demikian juga penarikan vibrator.
Selama pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Penyedia barang/jasa
pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan semasa pekerjaan pengecoran
berlangsung.
- Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi "RETENTION TIME" yang telah ditentukan.
- Penyedia barang/jasa pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar matahari
langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Concrete mixer, Concrete pump, truck mixer, vibrator concrete, Alat tukang batu, Alat tukang kayu, Alat ukur,
benang tukang, dll
MATERIAL KERJA :
Baja Tualangan, semen PC, pasir beton, agregat kasar, air, (atau Beton Ready Mix), Kayu bekisting, dll.

11 Stek besi O 12
12 Cat Besi untuk Stek besi
 URAIAN
Pekerjaan ini mencakup semua pekerjaan stek besi dan pengecatan yang diminta menurut dokumen kontrak
kecuali ditentukan lain, maka untuk ketentuan pekerjaan beton ini dipakai PBI ’71. Pekerjaan dilaksanakan sesuai
dengan yang tertera dalam Gambar kerja.
 LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya, serta material kerja untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
- Pekerjaan ini meliputi :
 stek besi dan pengecatan
 PERSYARATAN BAHAN
- Kecuai ditentukan lain Semua bahan-bahan dan pengerjaan harus sesuai dengan standar-standar berikut :
1. PBI 1971 : Peraturan Beton Indonesia
- Persyaratan bahan
Baja tulangan
- Semua baja tulangan beton harus baru, mutu ukuran sesuai dengan standard Indonesia untuk beton
NI-2, PBI-1971 atau ASTM Designation A-15, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
- Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan mutu U-24 (besi polos) dengan diameter
seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan diameter lain yang diperkenankan apabila ada
persetujuan dari PPK.
- Besi beton yang dipakai adalah berstandart SNI
Cat
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan spesifikasi dari
pabrik cat yang bersangkutan.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982
- Cat Besi / Cat Kayu Cat Minyak - merk EMCO, AVIAN, ASIAPAINT, PRIMTOP
- Meni besi - merk EMCO, AVIAN, ASIAPAINT, PRIMTOP
 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
- Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991;
 PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
- Setiap jenis dan tipe pekerjaan dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dikerjakan dan
telah memenuhi persyaratan yang dapat diterima dan disetujui dengan baik oleh Direksi Teknis
ALAT KERJA :
- Alat tukang besi, alat tukang cat, dll
MATERIAL KERJA :
- Baja Tualangan, cat meie besi, cat besi, dll.
PASAL XX
XX PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Finishing / pembersihan akhir
1) Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap untuk dipakai Pemilik.
Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan dalam Dokumen
Kontrak ke kondisi semula.
2) Pada saat pembersihan akhir, semua hasil pekerjaan harus diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang
mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir
3) Melakukan pembersihan akhir dan uji coba/commissioning sarana dan prasarana yang telah dibuat, termasuk
pemeliharaan rutin selama kurun waktu yang ditentukan dalam Kontrak.

Palangka Raya, 14 September 2020

PT. KARYA SAHABAT JAYA


KSO
CV. JAYA MAKMUR BERSAMA

AGUNG BUDI SANTOSO


Direktur Utama
Leadfirm PT. KARYA SAHABAT JAYA

Anda mungkin juga menyukai