Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN PRAKERIN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Sejalan dengan perkembangan dunia usaha/industri yang sangat pesat,
diperlukan kemampuan dan keterampilan dalam berusaha yang baik supaya
dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan di dunia industri dan tidak
ketinggalan zaman.
Pelaksanaan praktek kerja industri merupakan suatu upaya yang
ditempuh guna meningkatkan mutu tamatan SMK dalam mencapai tujuan
relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja. Praktek Kerja
Industri (Prakerin) adalah sebagai kebijaksanaan dari “ Link and Match “ atau
pendidikan sistem ganda yang dilaksanakan di dua tempat yakni di sekolah
dan di dunia industri/usaha.
Harapan utama dari kegiatan penyelenggaraan praktek kerja di dunia
usaha/industri selain keahlian profesional siswa juga meningkatkan
kompetensi siswa sesuai dengan tuntutan kebutuhan dunia usaha/industri, juga
dapat meningkatkan etos kerja, hasil pekerjaan yang berkualitas, disiplin
waktu dan kerajinan dalam bekerja serta memiliki wawasan industri yang luas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Bagaimana proses Pembangunan Rumah Atap Limas di PT. POLA
DWIPA Semarang.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 1


LAPORAN PRAKERIN

1.3 TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


Tujuan dari Praktek Kerja Industri, yaitu untuk:
1. SISWA
a. Memantapkan hasil belajar yang sudah diperoleh di sekolah.
b. Memberi dorongan pada siswa untuk berjiwa wiraswasta.
c. Memberi peluang untuk mendapatkan lapangan kerja.
2. SEKOLAH
a. Berpeluang menjalin kerja sama secara lebih mantap dengan pihak
industri.
b. Memperoleh masukan dari dunia usaha untuk perbaikan program
pembelajaran.
c. Peluang memasarkan tamatan dan promosi sekolah
3. INDUSTRI
a. Peluang untuk menadapatkan tenaga kerja sesuai dengan
kebutuhan.
b. Peluang untuk berperan serta dalam upaya peningkatan
tamatan SMK.
c. Peluang meningkatkan teknologi produksi dan iklim kerja
dengan memanfaatkan kemampuan siswa.

1.4Maksud dan Tujuan


Maksud
Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian
kejuruan, yang memadukan secara sistematis dan sinkron program pendidikan
di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui kegiatan
bekerja langsung pada bidang pekerjaan yang relevan, terarah, dan mencapai
kemampuan keahlian tertentu.
Dalam pengertian tersebut tersirat, bahwa ada dua pihak yaitu lembaga
pendidikan dan lapangan kerja / industri/ perusahaan atau (instansi) tertentu

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 2


LAPORAN PRAKERIN

yang secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program keahlian


kejuruan. Dengan demikian kedua belah pihak seharusnya terlibat dan
bertangguang jawab mulai dari tahap perencanaan program, tahap
penyelenggaraan, sampai pada tahap penilaian dan penentuan kelulusan
peserta diklat, serta pemasarannya.

Tujuan
Memberikan pengalaman kerja kepada siswa / siswi SMK Negeri 1
Rembang dalam rangka menerapkan atau membandingkan teori dan
pengetahuan yang telah diterimanaya di sekolah dengan situasi yang nyata di
tempat Prakerin.

1.5 ALASAN PEMILIHAN JUDUL


Setelah melaksanakan praktek kerja industri, penulis memiliki
tanggung jawab untuk menulis laporan hasil praktek kerja industri. Dalam
laporan ini penulis mengambil judul “Perencanaan Pembangunan Rumah
Tempat Tinggal Atap Limas”. Judul ini penulis pilih karena pada saat
penulis melaksanakan prakerin, pemimbing PT. POLA DWIPA memberikan
tugas kepada penulis sesuai dengan judul tersebut.

1.6 METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data yang digunakan untuk menunjang penyusunan
laporan praktik kerja industry ini ada tiga metode. Dengan tiga metode
pengumpulan data ini, penulis dapat mengumpulkan data-data yang
diperlukan.
Adapun metode data yang digunakan penyusun dalam mengumpulkan
data antara lain sebagai berikut:
a. Metode Interview ( Wawancara )

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 3


LAPORAN PRAKERIN

Dalam metode ini terjadi interaksi antara penulis dengan


narasumber yang dapat memberikan masukan atau informasi yang
berkaitan dengan proyek yang dipakai. Hal ini akan dapat memberikan
kemudahan dalam penyusunan laporan. Selain mendapatkan informas idan
data guna kelengkapan laporan, penyusun juga dapat mengembangkan
kemampuan dalam berkomunikasi.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengabadian secara visual. Yang dimaksud
dalam metode ini yaitu cara memperoleh data dengan cara melihat
gambar-gambar kerja dan dokumen lain yang berkaitan dengan materi
yang disampaikan. Metode ini merupakan metode penunjang/pelengkap
dari semua data yang diperoleh dengan metode interview dan observasi.
c. Metode Literatur
Literatur adalah metode yang dilakukakan dengan cara mencari
beberapa sumber dari internet, dan kepustakaan dilakukan dengan cara
mencari beberapa sumber dari bermacam-macam buku referensi yang ada
sehingga laporan prakerin yang dikerjakan akan lebih maksimal.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 4


LAPORAN PRAKERIN

BAB II
TINJAUAN UMUM PT. POLA DWIPA

2.1 PENGERTIAN KONSULTAN PERENCANA.


Konsultan perencana adalah perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa yang memenuhi persyaratan baik teknis maupun administrasi untuk
melaksanakan tugas konsultasi dalam bidang perencanaan bangunan.
1. Persyaratan Teknis
Syarat teknis untuk mendirikan perusahaan jasa konsultan
perencana adalah memiliki staf ahli yang berpengalaman dan mempunyai
ketrampilan yang berhubungan dengan bidang perencanaan bangunan.ss
2. Persyaratan Administrasi.
Sebelum mendirikan perusahaan jas konsultan perencana selain
harus memenuhi persyaratan teknis juga harus memenuhi persyaratan
administrasi.
Persyaratan administrasi tersebut adalah :
a. Mempunyai Akta Pendirian Perusahaan
b. Memiliki Surat Ijin Usaha Perusahaan
(SIUP)
c. Mempunyai keanggotaan profesi
d. Mempunyai rseferensi Bank
e. Klarifikasi perusahaan
f. Memiliki Nomor Pokok Waib Pajak
( NPWP )
g. Daftar staf ahli dan personalia perusahaan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 5


LAPORAN PRAKERIN

2.2 SEJARAH PERKEMBANGAN PT. POLA DWIPA SEMARANG


PT. POLA DWIPA berdiri pada tanggal 25 Januari 1976 yang
beralamat di Jl. Simpang Lima Semarang dengan direktur Ir. Hartono.
Pada saat pertama kali didirikan PT. POLA DWIPA termasuk dalam
klarifikasi konsultan pada tingkat B. Pada tahun 1978, PT. POLA DWIPA
pindah ke Jl. Merbabu No. 7 Semarang dengan direktur utama Ir. Imam
Sudibyo, IAI. dan wakilnya Ir. Soeroso SR, IAI.
Pada tahun 1982, PT. POLA DWIPA pindah lagi ke Jl. Sultan
Agung No. 107 Semarang. Pada tahun 1980-an pembangunan semakin
maju, maka banyak sekali proyek yang ditangani oleh PT. POLA DWIPA.
Akhirnya pada tahun 1983 PT. POLA DWIPA meningkatkan
klarifikasinya dari konsultan Tingkat B menjadi konsultan Tingkat A,
tetapi baru diresmikan pada tahun 1984.

Tahun 1984, PT. POLA DWIPA mengalami pergantian direksi


yakni Direktur Utama dijabat oleh Ir. Soeroso SR, IAI. dan wakilnya M.
Djakfar. Pada tahun 1989, PT. POLA DWIPA pindah lagi ke Jl. Teuku
Umar No. 33 Semarang. pada tahun 1991, PT. POLA DWIPA
mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah
yang berupa Upanyasa Bhakti Upapradana. Pada tahun 1992 PT. POLA
DWIPA dalam penelitian dan pengembangan bentuk, menambah bagian
baru yaitu Analisis Masalah Dampak Lingkungan (AMDAL).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 6


LAPORAN PRAKERIN

2.3 ADMINISTRASI PERUSAHAAN


a) DATA PERUSAHAAN
 Nama Perusahaan : PT. POLA DWIPA
 Alamat Perusahaan
a. Alamat : Jalan Dr. Wahidin No. 165-167 Semarang
b. Kode Pos : 50253
c. Telephone : (024) 8312282 – 8312271
d. Faximile : (024) 8312271
e. E-mail address : poladwip@gmail.com
 Akta Pendirian Perusahaan
a. Notaris : RM. Soeprapto, SH
b. Nomor Akta : 100
c. Tanggal : 20 Januari 1976
 Akta Perubahan Terakhir
a. Notaris : Retno Hertiyanti, SH
b. Nomor Akta : 08
c. Tangal : 10 Juli 2014
 Pengumuman dalam Lembaran/Tambahan Berita Negara
a. Nomor : AHU-22558.40.22.2014
b. Tanggal : 05 Agustus 2014
 Surat Domisili Perusahaan
Berlaku s/d tanggal : 7 Maret 2006 s/d Perusahaan Belum
Dipindah

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 7


LAPORAN PRAKERIN

 NPWP
a. TDP :
b. SIUJK Perencanaan Arsitektur, Perencanaan Rekayasa
 Nomor : 1.3374.1.00040.004842
 Tangal : 14 Oktober 2014
 Berlaku s/d : 25 September 2017
c. SIUJK Konsultan Lainnya
 Nomor : 1.3374.3.00040.004842
 Tangal : 14 Oktober 2014
 Berlaku s/d : 25 September 2017
d. SBU Jasa Perencanaan Konstruksi
 No. Registrasi : 1-3374-01-008-1-11-004842
 Tangal : 26 September 2014
 Berlaku s/d : 25 Maret 2017
e. SBU Jasa Konsultan Lainnya
 No. Registrasi : 4-3374-04-008-1-11-004842
 Tangal : 26 September 2014
 Berlaku s/d : 25 Maret 2017

b) KOMISARIS DAN DIREKSI


a. KOMISARIS
1. Komisaris Utama :
Nama : H. Mulyono Hadipranoto, MBA.
Alamat : Jl. Satrio Manah II/8 Tlogosari, Semarang
2. Komisaris :
a) Nama : Drs. H. Slamet Budisukrisno
Alamat : Jl. Menteng Raya No. 23, Jakarta
b) Nama : Jonathan Isnanto
Alamat : Perum Puri Indah

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 8


LAPORAN PRAKERIN

Jl. Kembang Indah Blok G5/9


Kembangan Selatan, Jakarta Barat
b. DIREKSI
1. Direktur Utama :
Nama : Ir. H. Soeroso, SR., IAI.
Alamat : Jl. Jangli No. 31 Semarang
Telpon (024) 8411100 / 08156568001
2. Direktur :
Nama : Ir. Drs. H. Sunarto, M.T., IPP.
Alamat : Jl. Sriwibowo Dalam IV/89 Semarang
Telpon (024) 7602750 / 081325708033
3. Wakil Direktur:
Nama : Ir. H. Subiyanto, IPP.
Alamat : Jl. Gemah Raya II/81 Semarang
Telpon (024) 6721172 / 081325722727

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 9


LAPORAN PRAKERIN

c) DAFTAR SUSUNAN KEPEMILIKAN SAHAM


No Nama Pemilik Saham Alamat Jumlah %
1 CV. KARYA DWIPA Jl. Letjen Soedarto 874 Rp 27,00
SEMARANG Semarang 54.000.000,00
2 Koperasi Karya Sejahtera Jl. Dr. Wahidin 167 Semarang Rp 5,78
“TT” 11.550.000,00
3 Ny. Mintowati Jl. Akasia 49 Sampangan Rp 3,60
Semarang 7.200.000,00
4 Siti Aisyah Pangestu Jl. Sriwijaya No. 84 Semarang Rp 7,75
15.750.000,00
5 Ir. Damar Aryo Pranoto Jl. Indrapura No. 5 Semarang Rp 3,60
7.200.000,00
6 Ir. H. Darjanto Jl. Bunga Melati 14 Cipete Rp 5,53
Mangoenpratolo Jaksel 12410 11.050.000,00
7 Ir. Soeroso Soetikno Jl. Jangli No. 31 Semarang Rp 10,63
Raharjo 21.250.000,00
8 Adi Utomo Jl. Camar III / Blok D6 Bintaro Rp 3,00
Jaya III Kec. Pondok Aren 6.00.000,00
Tangerang, Jakarta
9 Suryaning Dewanti, ST. Jl. Mampang Prapatan XV/22B Rp 3,70
Ars Jakarta 7.400.000,00
10 Drs. H. Slamet Jl. Kemanggisan Raya 9 Jakarta Rp 5,20
Budisukrisno Barat 10.400.000,00
11 Ir. H. Sapan Jl. Ancol Barat VIII / 9 Jak Ut Rp 3,05
Prawirodipoero 14430 6.100.000,00
12 Dwi Setyo Wahyudi Jl. Sisingamangraja 47 Rp 3,00
Semarang 6.000.000,00

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 10


LAPORAN PRAKERIN

13 Putri Rochimah Jl. Sumur Boto ! / 19 Ngesrep Rp 2,43


Ayuningtyas Timur Semarang 4.850.000,00
Binti M. Djakfar (Alm.)
14 Drs. Lukas Luntungan Tanah Tinggi I /64 Jakarta Rp 2,23
Pusat 4.450.000,00
15 Drs. Tjupriono Priatna Jl. Cempaka III No. 8 Bintaro Rp 1,63
Jakarta 3.250.000,00
16 Jonathan Isnanto Jl. Satrio Manah II.8 Semarang Rp 1,38
2.750.000,00
17 Ny. Lies Indrayati Puri Indah Jl. Kembang Indah Rp 1,58
I/65 - 9 Jakarta Barat 3.150.000,00
18 Ir. H. Suryadi Jl. Ngesrep Barat III / 9 Rp 1,58
Semarang 3.150.000,00
19 Sri Harini Saraswati, Jl. Akasia 49 Sampangan Rp 1,68
SHCN Semarang 2.750.000,00
20 Mudjito Samowiredjo, Jl. Wologito Barat No. 38 Rp 1,68
BSC Semarang 3.350.000,00
21 Ir. Subiyanto Jl. Gemah Raya II / 81 Rp 1,55
Semarang 3.000.000,00
22 Ir. Drs. Sunarto Jl. Sriwibowo dalam IV / 89 Rp 1.70
Semarang 3.40.000,00

d) Daftar Personalia
Direktur Utama : Ir. H. Soeroso, SR., IAI.
Direktur : Ir. Drs. H. Sunarto, M.T., IPP.
Wakil Direktur : Ir. H. Subiyanto, IPP.

Kepala Divisi Teknik I : Ir. Tri Hermawan, IPP.


Kepala Divisi Teknik II : Yanuar Bintoro Adji, S.T., M.T.
Kepala Biro KUP : Dwiana Ekawati, SE.
Kepala Biro Pemasaran : Ir. Subiyanto, IPP.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 11


LAPORAN PRAKERIN

1. Bagian Arsitektur :
 Kepala Bagian : Meirindra Kartikasari, S.T.
 Kepala Seksi : Donny Setiawan Paramabhakti, S.T., M.T.
 Staf : Adhika Astryanna, S.T.
Ermawati, S.Ars.
Waras Cahyadi Gunawan, S.Ars.

2. Bagian Sipil Konstruksi dan Amdal :


 Kepala Bagian : Ir. Agung Santoso, IPP.
 Kepala Seksi : Wisnu Wardhana Samsul, S.T.
 Staf : Ir. Drs. H. Sunarto, M.T., IPP.
Ir. H. Subiyanto, IPP.
Hanggoro Tri Cahyo, S.T., M.T.
Mohamad In’am, A.Md.

3. Bagian Supervisi / Manajemen Konstruksi :


 Kepala Bagian : Rudi Widowinanto
 Staf : Milka Iin Nugraheni, S.T.
: Indra Hadi Mulyaning Wahyu, S.T.
: Rosyid, S.T.

4. Bagian Studio / CAD :


 Kepala Bagian : Pitoyo Adi Pamungkas, S.T.
 Staf : Fendi Anggara
: Suwarso
: Dian Permana
: Nadia Amalia
: Ulfa Okta Nurlita

5. Bagian RAB :
 Kepala Bagian : Agung Wibisono, A.Md.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 12


LAPORAN PRAKERIN

 Staf : Amelia Restu Prahesti


: Aditya Eka Risnanda

6. Bagian Mekanikal Elektrikal :


 Kepala Bagian : Rachmad Widi Rahardjo, S.T.
 Staf : Djoko Hartono, Ah.T.
: Ir. Murtiono Darmadji
: Febriani Putu Sulaski, A.Md.
: Ir. Poegoeh Harjanto, S.T.

7. Bagian Umum, Personalia/Komputer/Eproc :


 Kepala Bagian : Agus Nuliono
 Seksi Eproc : Suwardi
 Seksi Komputer : Afex DS
 Staf : Bagus Tri Handoko
 Seksi Sekretariat : Widya Melantika, A.Md.

8. Bagian Adtek & RT :


 Kepala Bagian : Suparlan
 Staf : Iing Supriyadi

9. Bagian Akutansi / Keuangan :


 Kepala Bagian : Dwiana Ekawati, SE, M.T.
 Seksi Pembukuan : Daryati, SE.
 Staf : Hasto Wibowo, SE.
 Kasir : Arwin

d) Tenaga Ahli
I. ARSITEK
1. Ir. H. Soeroso, SR., IAI.
2. Yanuar Bintoro Adji, S.T.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 13


LAPORAN PRAKERIN

3. Meirindra Kartikasari, S.T.


4. Donny Setiawan Paramabhakti, S.T., M.T.
5. Ermawati, S.Ars.
6. Waras Cahyadi Gunawan, S.Ars.

II. SIPIL STRUKTUR :


1. Ir. Drs. H. Sunarto, M.T., IPP.
2. Ir. H. Subiyanto, IPP.
3. Ir. Tri Hermawan, IPP.
4. Ir. Agung Santoso, IPP.
5. Hanggoro Tri Cahyo, S.T., M.T.
6. Wisnu Wardhana Samsul, S.T.
7. Mohamad In’am, A.Md.

III. PENGAIRAN :
1. Dr. Ir. H. Nizam, M.Sc.
2. Dr. Ir. Sunjoto, Dipl., HE., DEA.
3. Dr. Ir. Djoko Legono

III. JALAN / JEMBATAN :


1. Ir. Olly Noyorono, M.Sc.
2. Ir. Agus Taufik Mulyono
3. Ir. Fitri Mardjono, M.Sc.
4. Ir. H. Wardhani, M.Sc.
5. Ir. Sigit Priyanto, M.Sc.
6. Ir. Djoko Murwono, M.Sc.
7. Ir. H. Muslikh, M.Sc., M., Phil.
8. Ir. FM. Roemiyanto
9. Dr. Ir. Suprapto Totomihardjo, M.Sc.

IV. BAGIAN ESTIMATOR :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 14


LAPORAN PRAKERIN

1. Agung Wibisono, A.Md.


2. Febriana Putu Sulaski, A.Md.
3. Amelia Restu Prahesti
4. Aditya Eka Risnanda

V. BAGIAN SUPERVISI :
1. Rudi Widowinanto
2. Milka Iin Nugraheni, S.T.
3. Indra Hadi Mulyaning Wahyu, S.T.
4. Rosyid, S.T.

VI. BAGIAN KOMPUTER / ANIMASI / CAD :


1. Afex DS
2. Agus Nuliono
3. Suwarso
4. Dian Permana
5. Adhika Astyanna, S.T.
6. Fendi Anggara
7. Pitoyo Adi Pamungkas, A.Md.
8. Nadia Amalia
9. Ulfa Okta Nurlita

VII. MEKANIKAL / ELEKTRIKAL :


1. Djoko Hartono, Ah.T.
2. Rachmad Widi Rahardjo, S.T.
3. Ir. Murtiono Darmadji

VIII. PERTANIAN / PETERNAKAN :


1. Dr. Ir. Aziz Nur Bambang
2. Ir. Sri Rejeki, M.Sc.
3. Anang Sudharmanto Budhi Cahyono, SP.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 15


LAPORAN PRAKERIN

4. Hervina Yuliachristi Boru Saragih, SP.


5. Utari Widuastuti, SP.

IX. MANAJEMEN :
1. Drs. Sumarno Nugroho
2. Dina Puspita, SE.
3. Sasongko Tedjo, SE., MM.
4. Drs. Sri Harto
5. Dwiana Ekawati, SE., M.T.
6. Ayu Purwaningrum, SE.

X. AMDAL :
1. Ir. Bambang Suryanto, M.Sc.
2. Ir. Joko Ngalabani
3. Drs. S. Agus Nurdiyanto
4. Prasetyo, M.T.
5. Drs. S. Hari Subagyo Sigit
6. Drs. Supradata

XI. TEKNIK LINGKUNGAN :


1. Dr. Sudibyakto, MS.
2. Ir. Ika Bagus Priyambodo, M.Sc.
3. Drs. Supriyadi, M.T.

XII. ADMINISTRASI PROYEK :


1. Suparlan
2. Sukasto
3. Agus Nuliono
4. Iing Supriyadi
5. Suwardi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 16


LAPORAN PRAKERIN

e) Struktur Organisasi PT POLA DWIPA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 17


LAPORAN PRAKERIN

f) Pengalaman Perusahaan

No. NAMA PROYEK LOKASI KETERANGAN

 
  PERENCANAAN/STUDI/MANAJEMEN
 
  BANGUNAN GEDUNG KANTOR
  1 Gedung Dinas Daerah Kota Semarang Semarang 11 lantai
  2 Kantor Dipenda Dati I Jawa Tengah, 5.500 m² Semarang 7 lantai
3 Kantor Dipenda Dati I Jawa Tengah, 5.600 m² Semarang 6 lantai
  4 Kantor Direktorat Agraria Jateng, 5.500 m² Semarang 4 lantai
  5 Kantor Ipeda dan Rumah Dinas, 2.000 m² Purwokerto 2 lantai
  6 Gedung Arsipda Prop. Dati I Jateng, 3.000 m² Semarang 5 lantai
Kantor Panitia Pemilihan Daerah Tk. I
  7 Semarang 3 lantai
Jateng,1500 m²
  8 Kantor Peningkatan Desa Pelopor P4, 350 m² Semarang 3 lantai
  9 Kantor Asuransi Jiwa Sraya, 350 m² Kudus 3 lantai
Kantor DPRD & Setwilda Dati I Jateng,
  10 Semarang 12 lantai
15.000 m²
  11 Terminal Building PUAD A Yani, 400 m² Semarang  
Kantor Dinas Perikanan Prop. Dati I Jateng,
  12 Semarang 3 lantai
1.800 m²
  13 Gedung Bima Plaza Blok B, 15.000 m² Semarang 10 lantai
Gedung Kantor BKKBN Prop. Dati I Jateng,
  14 Semarang 3 lantai
500 m²
  15 Base Camp PLTP Dieng, 500 m² Wonosobo  
  16 Gedung PLKIP Kebumen, 1.000 m² Kebumen  
Gedung Kantor Inspektorat Wilayah Prop.
  17 Semarang 8 lantai
Dati I Jateng, 500 m²
  18 Gedung Diklat BKK, 600 m² Semarang 2 lantai
Gedung Kantor Agraria Prop. Dati I Jateng,
  19 Semarang 4 lantai
4.000 m²
Gedung Arsip Nasional Daerah Prop. Dati I
  20 Semarang 6 lantai
Jateng, 3.000 m²
Gedung Kantor Tempat Pelelangan Kayu,
  21 Semarang 2 lantai
seluas 1.000 m²
  22 Gedung Islamic Center Jawa Tengah Semarang  

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 18


LAPORAN PRAKERIN

  23 Gedung INDOSAT Semarang Semarang 11 lantai


  BANGUNAN GEDUNG KANTOR BANK
  PT. BANK JAWA TENGAH    
  1 Kantor Pusat PT. BANK JATENG, 5.600 m² Semarang 5 lantai
Kantor Pusat PT. BANK JATENG Jl.
  2 Semarang 9 lantai
Pemuda, 28.600 m²
  3 Kantor Cabang Semarang, 1.000 m² Semarang 3 lantai
  4 Kantor Cabang Temanggung, 600 m² Temanggung 2 lantai
  5 Kantor Cabang Purwodadi, 600 m² Purwodadi 2 lantai
  6 Kantor Cabang Sragen, 600 m² Sragen 2 lantai
  7 Kantor Cabang Rembang Rembang 2 lantai
  8 Kantor Cabang Demak Demak 3 lantai
  9 Kantor Cabang Boyolali Boyolali 1 lantai
  10 Kantor Cabang Brebes Brebes 2 lantai
  11 Kantor Cabang Majenang Majenang 2 lantai
  12 Kantor Cabang Tegal Tegal 3 lantai
  13 Kantor Cabang Magelang Magelang 3 lantai
  14 Kantor Cabang Batang Batang 2 lantai
  15 Kantor Cabang Kebumen Kebumen 2 lantai
  16 Kantor Cabang Kendal Kendal 2 lantai
  17 Kantor Cabang Pati Pati 2 lantai
  18 Kantor Cabang Purbalingga Purbalingga 2 lantai
  19 Kantor Cabang Ungaran Ungaran 2 lantai
  20 Kantor Cabang Sukoharjo Sukoharjo 2 lantai
  21 Kantor Cabang Purworejo Purworejo 2 lantai
  22 Kantor Cabang Pembantu Simo Boyolali 2 lantai
         
    PT. BANK BNI  
  1 Kantor BNI Cabang Surakarta Surakarta 3 lantai
  2 Kantor BNI Cabang Temanggung Temanggung 2 lantai
  3 Kantor BNI Cabang Karangayu - Semarang Semarang 2 lantai
  4 Kantor BNI Cabang UGM Yogyakarta 3 lantai
  5 Kantor BNI Cabang Sebelas Maret Surakarta 3 lantai
  6 Kantor BNI Cabang Bogor Bogor 3 lantai
7 Kantor BNI Cabang Jombang Jombang 2 lantai
  8 Kantor BNI Cabang Salatiga Salatiga 3 lantai
  9 Kantor BNI Cabang Serang Serang 2 lantai

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 19


LAPORAN PRAKERIN

    PT. BANK BRI  


  1 Kantor BRI Cabang Purbalingga, 750 m² Purbalingga 2 lantai
  2 Kantor BRI Cabang Temanggung, 550 m² Temanggung 2 lantai
  3 Kantor BRI Cabang Kendal, 500 m² Kendal 2 lantai
  4 Kantor BRI Cabang Pati Pati 3 lantai
  5 Kantor BRI Cabang Putusibau Kalimantan 2 lantai
         
    PT. BANK BDN (MANDIRI)    
  1 Kantor BDN Cabang Semarang, 5.200 m² Semarang 5 lantai
     
    PT. BANK BTN    
  1 Kantor BTN Cabang Pekanbaru Pekanbaru 3 lantai
  2 Kantor BTN Cabang Bengkulu Bengkulu 3 lantai
  3 Kantor BTN Cabang Kediri Kediri 3 lantai
  4 Gedung Arsip BTN Kantor Cabang Semarang Semarang 2 lantai
Standarisasi Kantor Cabang Pembantu
  5 Makassar  
Watampone
Standarisasi Kantor Cabang Pembantu
  6 Ungaran 3 lantai
Ungaran
  7 Kantor BTN Cabang Balikpapan Balikpapan 3 lantai
  8 Kantor BTN Cabang Cilegon Cilegon 3 lantai
     
  BANGUNAN SARANA OLAHRAGA, WISATA, DAN HOTEL
  1 Stadion Diponegoro Semarang - Revitalisasi Semarang  
  2 Stadion Sonoluyu Boyolali Boyolali  
  3 Kolam Renang GOR Jatidiri Semarang Semarang  
  4 GOR Tertutup Jatidiri Semarang, 2.000 m² Semarang  
Arena Sepatu Roda, Komplek GOR Jatidiri
  5 Semarang  
Semarang
  6 Lapangan Tembak GOR Jatidiri Semarang Semarang  
  7 Asrama Atlet GOR Jatidiri Semarang Semarang  
8 Theater IMAX/Keong Emas TMII Jakarta Jakarta Konsorsium
dengan PT.
       
Tripanotosri
  9 Yogya Palace Hotel Yogyakarta 4 lantai
  10 Hotel Cederawasih Semarang 3 lantai
11 Rencana Induk Pusat Kebudayaan Jateng Semarang  
    (Taman Budaya Raden Saleh), seluas 20 ha    
  12 Museum Kretek, seluas 540 m² Kudus  

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 20


LAPORAN PRAKERIN

  13 Taman Wisata Goa Kreo, seluas 50 ha Semarang  


  14 Pagoda Vihara Budha Ghaya Watu Gong Semarang  
  BANGUNAN INDUSTRI
  1 LIK Tegal, 3.500 m² Tegal 1 - 3 lantai
  2 Semarang Packaging/Industri, 8.000 m² Semarang  
  3 Col Storage PUSKUD Mina Baruna, 950 m² Semarang  
  4 LIK Semarang, 850 m² Semarang  
Kompleks Lingkungan Industri Kecil, 3.500
  5 Tegal  

         
  BANGUNAN RUMAH SAKIT
  1 Rumah Sakit Umum Daerah Wonosobo Wonosobo 1 ha
Rumah Sakit Pusat Rehabilitasi Korban
  2 Semarang 2 ha
Napsa Semarang
  3 Kompleks RS. Islam YARSIS, 1.500 m² Surakarta 2 ha
  4 Rumah Sakit Jiwa Semarang Semarang 2,5 ha
  5 Rumah Sakit ROEMANI Semarang Semarang 1,5 ha
  6 Rumah Sakit Veteran (Patmosuri) Yogyakarta 1 ha
Gedung Rawat Jalan, 3 lantai - RSUP Dr.
7 Semarang  
Kariadi
  8 Instalasi Gawat Darurat RS. Dr. Muwardi Surakarta  
Gedung Rawat Inap, 3 lantai - RSUP Dr.
  9 Semarang  
Kariadi
       
  BANGUNAN STUDI
  1 Master Plan Islamic Center, 5 ha Semarang 5 ha
Rencana Bagian Wilayah Kotamadya Dati II
  2 Surakarta  
Surakarta
  3 Rencana Site Plan Kampus UNSOED, 75 ha Purwokerto 75 ha
  4 Master Plan Pusdiklat Pramuka Jateng Ungaran  
Master Plan RSU Salatiga dan Purbalingga,
5 Salatiga & 4 ha
4ha
Temanggung
     
Master Plan Gelanggang Olahraga Jateng, 16
  6 Semarang  
ha
Penelitian Tanah untuk Waduk Tawun
  7 Surakarta  
Bengawan Solo Hilir
  8 Penelitian Waduk Tiron Solo Surakarta  

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 21


LAPORAN PRAKERIN

  9 Site Engineering Kampus UNSOED, 50 ha Purwokerto 50 ha


  10 Studi Asset Pemda Dati II Semarang  
  11 Studi dan Perencanaan Kawasan Wisata Magelang  
Studi Penataan Kawasan Kotagede
  12 Yogyakarta  
Yogyakarta
  13 Studi Angkatan Umum Regional di DIY Yogyakarta  
Site Engineering Kampus Universitas
  14 Semarang  
Diponegoro
  15 Master Plan Balaikota Semarang Semarang  
  16 Studi Penanggulangan ROB Kota Pekalongan
Pekalongan  
  17 RDTRK Kecamatan Bantarbolan Pemalang Pemalang  
18 Studi Pasca Huni Kantor di Kantor PT PLNSemarang  
    (Persero) Distribusi Jawa Tengah dan DIY    
     
  BANGUNAN PUSAT PERBELANJAAN, RUKO, DAN RESTORAN
1 Plasa Simpang Lima Semarang Luas 45.000 m²
  2 Plasa Dargo Semarang Luas 25.000 m²
  3 Ruko Gayamsari Semarang 22 unit + Pasar
  4 Ruko Sukoharjo Sukoharjo 10 unit
  5 Renovasi Pasaraya Salatiga Salatiga Luas 5.000 m²
  6 Rita Mall Purwokerto Luas 10.000 m²
  7 Ruko Ungaran Ungaran 3 lantai
  8 Restoran Santai Ria Semarang 4 lantai
  9 Ruko Diamond Jaya Finance Semarang 3 lantai
  10 Show Room RESTO-MART Semarang 4 lantai
       
  JALAN/JEMBATAN DAN DERMAGA
  1 Jalan Lingkar Kodia Dati II Salatiga Salatiga Panjang 20 km
2 Proyek BPJK Bina Marga Pekerjaan Bantuan
Prop. Dati I Kab/Kotamadya
Perencanaan Penyusunan Program dan
    Jateng Prop. Dati I Jateng
Rencana Teknik Th. 1990/1992
3 Proyek BPJK Bina Marga Pekerjaan Bantuan
Prop. Dati I Kab/Kotamadya
Perencanaan Penyusunan Program dan
    Jateng Prop. Dati I Jateng
Rencana Teknik Th. 1991/1992
4 Proyek BPJK Bina Marga Pekerjaan Final Prop. Dati I Kab/Kotamadya
    DesignTh. 1991/1992 Jateng Prop. Dati I Jateng
  5 Jembatan Way Sungkai Lampung Bentang 40 m
  6 Jembatan Wangunharjo Semarang Bentang 20 m

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 22


LAPORAN PRAKERIN

  7 Jalan Base Camp PLTP Dieng Dieng Jateng Panjang 5 km


  8 Jalan Lingkungan APDN Semarang Panjang 3 km
Jalan dan Jembatan Lingkungan RJS
  9 Semarang Panjang 10 km
Semarang
Jalan dan Jembatan Kampus Marine Station
  10 Jepara Panjang 25 km
UNDIP di Jepara
  11 Jembatan Watu Kodok Semarang Bnetang 25 m
Proyek Perencanaan Jembatan Beton Pratekan
12 TPK Prupuk Perum Perhutani
Bentang 90 m
Brebes Unit I Jateng
     
  13 Perencanaan Dermaga Teluk Awur, 1.000 m Jepara UNDIP di Jepara
Perencanaan Dermaga untuk BPPI di
  14 Semarang BPPI Semarang
Semarang
Perencanaan Teknis Jalan Lingkar Ruas
  15 Banjarnegara Panjang 19,6 km
Ketileng – Mandiraja
16 Salatiga Paket IV
Proyek Perencanaan dan Pengawasan Teknis
Kapung
  Peningkatan Jalan Propinsi  
Gubug
  17 Proyek Perencanaan Teknis Jalan (DED) Ruas Jalan Kabupaten
    Rengas Semarang
    Tambakboyo  
     
, Jalan
      Kuripan  
Susukan
  18 Jalan Lingkar Salatiga Salatiga Panjang 20 km
       
  TERMINAL
  1 Terminal Bus Purwokerto Purwokerto 10 ha
  2 Terminal Bus Surakarta Surakarta 4 ha
  3 Terminal Terpadu Mangkang Semarang 7 ha
       
  JARINGAN DAN IRIGASI
1 Pilot Project Sanitasi Semarang Konsorsium
Kodya
dengan PT
      Semarang
Arkonin
2 Pekerjaan Pengukuran & Perencanaan   Proyek Serbaguna

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 23


LAPORAN PRAKERIN

  Drainase Kalideres, Benco, Persidi,  


Kedu Selatan
Purwodadi Talang, Candi, Bd Keji &
      (PSKS Sempor)
Pengukuran Lahan Pasir Pantai Selatan
3 Perencanaan Jaringan Irigasi Gondang   Proyek Bengawan
        Solo
Pengukuran dan Perencanaan Irigasi dan Proyek Irigasi
4  
Drainase Telomoyo Kedu Selatan
     
  BANGUNAN PENDIDIKAN
SLTP OECF IP-457 Tahun Anggaran
  1 Jawa Tengah Paket VI
1997/1998
SLTP OECF IP-457 Tahun Anggaran
  2 Jawa Tengah Paket VI
1996/1997
  3 SMK Brebes Tahun Anggaran 1998/1999 Brebes Jawa Tengah
Akademi Pemerintah Dalam Negeri seluas
  4 Semarang 3 lantai
15.000 m²
5 Kampus Sektor Pertanian (Dinas Pertanian, Ungaran 3 lantai
 
  Perkebunan, dan Peternakan), 10.000 m²    
Gedung-gedung di lingkungan Kampus Universitas Jenderal
6  
Soedirman Purwokerto, antara lain : 
  a. Pusat Administrasi dan Biro Rektor, 700 m² Purwokerto 2 lantai
  b. Gedung Perpustakaan, 1.500 m² Purwokerto 3 lantai
  c. Gedung Fakultas Peternakan dan Hukum Purwokerto 2 lantai
  d. Gedung Fakultas Pertanian, 1.900 m² Purwokerto 2 lantai
    e. Gedung Kuliah Program Pendidikan Dokter Purwokerto 2 lantai
Kampus Universitas Pancasakti Tegal, 45.000
  7 Tegal 2 lantai

Kampus Universitas Wijaya Kusuma, 45.000
  8 Purwokerto 8 lantai

  9 Ruang Kuliah Universitas Dian Nuswantoro Semarang 7 lantai
  10 Ruang Kelas Al Azhar Semarang  
  11 Gedung SMP/SMA Jateng, 27.000 m² Jawa Tengah  
         
BANGUNAN REAL ESTATE DLL
Perumahan Bukit Semarang Jaya Metro, 300
  1 Semarang 300 ha
ha
  2 Perumahan Kekancan Mukti Semarang Semarang 150 ha

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 24


LAPORAN PRAKERIN

  3 Perumahan Puri Anjasmoro Semarang Semarang 50 ha


  4 Perumahan BPD Jateng Semarang 40 ha
         

MANAJEMEN
Proyek PDM - DKE Pemberdayaan Daerah Dalam Mengatasi
  1  
Dampak Krisis Ekonomi :
    a. Kabupaten Dati II Cilacap Cilacap Full Management
  b. Kabupaten Dati II Sukoharjo Sukoharjo Konsorsium
dengan PT
     
SEEKON
  2 Proyek Revitalisasi SD - MI :    
  a. Kabupaten Dati II Banjarnegara Banjarnegara Full Management
  b. Kabupaten Dati II Pubalingga Pubalingga Full Management
  c. Kabupaten Dati II Brebes Brebes Konsorsium
dengan 6
     
Konsultan
  d. Kabupaten Dati II Sukoharjo Sukoharjo Full Management
    e. Kabupaten Dati II Banyumas Banyumas Full Management
       
  MANAJEMEN KONSTRUKSI
         
  1 Makodam VI Diponegoro, 10.000 m² Semarang 2 lantai
Gedung Kantor Gubernur KDH Tk. I Jateng
  2 Semarang 12 lantai
Tahap II, 15000 m²
3 Theater IMAX Keong Emas TMII Jakarta Jakarta Konsorsium
dengan PT
       
Tripanotosri
  4 Yogya Palace Hotel Yogyakarta 4 lantai
  5 SPP - SPMA Sukoharjo, 4.050 m² Sukoharjo  
Gedung Kantor BRI Cabang Semarang, 2.500
  6 Semarang 4 lantai

Gedung Kantor DPRD Tk. I Jateng, 10.000
  7 Semarang 6 lantai

  8 Gedung Perhutani Unit I Jawa Tengah Semarang 8 lantai
  9 Kantor Dipenda Jawa Tengah Semarang 7 lantai
  10 Gedung Pusat BPD Jateng, 30.000 m² Semarang 9 lantai

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 25


LAPORAN PRAKERIN

  11 Sentral Pendidikan BRI, 4 ha Surabaya 3 lantai


Gedung Fakultas Teknik Universitas Gajah
  12 Yogyakarta 3 lantai
Mada
  13 Gedung DPRD Jateng Semarang 5 lantai
     
  PENGAWASAN
         
  1 Gedung Kantor PPD Dati I Jateng, 1.500 m² Semarang 3 lantai
  2 Dipenda Dati I Jateng, 5.500 m² Semarang 7 lantai
  3 Rumah Sakit Jiwa Semarang, 6.000 m² Semarang 2 lantai
Gedung Dinas Pertanian Komp. Tarubudoyo,
  4 Ungaran 3 lantai
6.500 m²
Mapeldam/Angratmildam IV Diponegoro,
  5 Semarang 2 lantai
6.000 m²
  6 Lahan Pemukiman Transmigrasi, 2.000 m² Lampung  
  7 Gedung SMA 2 Ungaran, 792 m² Ungaran  
  8 Bank Pembangunan Daerah Jateng, 5.600 m² Semarang 5 lantai
  9 Gedung SMPT Sragen Tahap I, 1.275 m² Sragen  
  10 Gedung Kantor BKK Semarang, 850 m² Semarang 2 lantai
Gedung Kantor BRI Cabang Semarang, 800
  11 Semarang 4 lantai

Gedung Kantor BRI Cabang Temanggung,
  12 Temanggung 2 lantai
550 m²
Gedung Kantor BRI Cabang Surabaya, 600
  13 Surabaya 2 lantai

  14 Gedung Fakultas Listrik UGM, 800 m² Yogyakarta 4 lantai
  15 Terminal Bus Purwokerto Purwokerto 10 ha
  16 Gedung Kantor PT PLN APJ Salatiga Salatiga 3 lantai
  17 Pagoda Vihara Budha Ghaya Watugong Semarang -
  18 Gedung Resto Mart Semarang 4 lantai
Gedung Program Pendidikan Dokter
  19 Purwokerto 2 lantai
UNSOED
  20 Gedung Keperawatan RS Telogorejo Semarang 3 lantai
  21 Gedung Kantor BNI Cabang Bulukumba   2 lantai
  22 Gedung Kantor BNI Cabang Manokwari Irian Jaya 2 lantai
  23 Gedung Kantor BNI Kanwil 05 Semarang Semarang 6 lantai
  24 Gedung Kesenian Polri, Cipinang Jakarta 2 lantai
       

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 26


LAPORAN PRAKERIN

  AMDAL
         
1 Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) & Brebes  
RKL/RPL Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula
       
Jatibarang
2 Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) & Brebes  
RKL/RPL Perkebunan Tebu dan Pabrik Gula
       
Banjaratma
3 Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) RPH Semarang  
    Kodya Dati II Semarang    
4 UKL/UPL Pabrik Cold Storage PT Misaja Magelang  
    Mitra Kabupaten Dati II Magelang    
5 UKL/UPL Penambangan Galian Golongan C Magelang  
    PT Muncul Baru Kabupaten Dati II Rembang    
6 UKL/UPL Pabrik Pengolahan Garam PT Rembang  
    Garam (Persero) Kabpaten Dati II Rembang    
7 Studi Evaluasi Lingkungan (SEL) Pabrik Batang  
Karet dan Kebun PT Perkebunan XVIII
       
(Persero) Kabupaten Dati II Batang
  8 Amdal Lapangan Golf Candi Semarang Semarang  
9 RKL/UPL Sutet 500 KV Pedan-Tasikmalaya Jateng - Jabar  
(Sektor Jateng dan Jabar) dan Tanjungjati-
       
Purwodadi-Ungaran
10 UKL/UPL Rencana Pembangunan Gedung Semarang  
    Universitas Dian Nuswantoro    
         
  ANIMASI
         
  1 Gedung Auditorium Unsoed, 2003 Purwokerto  
  2 Gedung Dinas Daerah Kota Semarang, 2004 Semarang  
  3 Terminal Mangkang Kota Semarang, 2004 Semarang  
  4 Pertokoan WTC Bandung, 2005 Bandung  
         

Tabel 2 Daftar Pengalaman PT POLA DWIPA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 27


LAPORAN PRAKERIN

g) Lokasi Perusahaan
Berkantor pusat di Jl. Dr. Wahidin No. 165-167 Semarang

Gambar2.2 Peta Lokasi Perusahaan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 28


LAPORAN PRAKERIN

Gambar 2.3 Peta Lokasi Perusahaan

BAB III
TINJAUAN TEKNIK

3.1 PROSES MENDAPATKAN PEKERJAAN


Menurut Keppres No. 18 tahun 2000, sebuah konsultan perencana
dalam mendapatkan pekerjaan dapat melalui dua cara, yaitu penunjukan
langsung dan melalui pelelangan.
Dalam Keppres tersebut dijalaskan sebagai berikut :
1. Penunjukan Langsung
a. Ketentuan Umum
Pengadaan jasa konsultasi dengan cara penunjukan
langsung hanya dapat dilakukan apabila memenuhi kriteria berikut ini:
1) Kebutuhan pengadaan jasa konsultasi sangat mendesak
karena bila tidak segera diadakan akan mengalami kerugian dan
dilengkapi dengan analisis keuntungan. Pengadaan ini hanya

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 29


LAPORAN PRAKERIN

dilakukan untuk menghadapi permasalahan yang sangat kritis


karena pengadaan jasa konsultasi yang seharusnya tidak dilakukan
dengan penunjukan langsung.
2) Penyedia jasa konsultasi bersifat tunggal atau hanya
satu-satunya jasa konsultasi yang mampu untuk mengerjakan jasa
konsultasi spesifik, contohnya pemegang hak paten atau pemegang
lisensi yang bersifat tunggal.
3) Urutan proses penunjukan jasa konsultasi tersebut
adalah sebagai berikut :
a) Pembukaan penawaran teknis yang harganya dibuka
sekaligus.
b) Dilakukan penilaian kualitas penawaran teknis.
c) Diadakan klarifikasi dan negosiasi penawaran
d) Dilakukan kesesuaian penawaran teknis dan harga.
e) Dilakukan klarifikasi dan negosiasi penawaran harga yang
meliputi biaya langsung dan komposisi baik yang personil
maupun non personil.
b. Peserta Pengadaan
Peserta yang dapat mengikuti proses pengadaan jasa konsultasi
secara langsung adalah penyedia jasa konsultasi yang memiliki
Sertifikat sebagai Penyedia Jasa Jonsultasi dari Asosiasi Konsultan.
c. Penyampaian Undangan dan Dokumen Pengadaan
1) Panitia pangadaan mengirimkan undangan jasa
konsultasi serta dokumen pengadaan.
2) Dalam dokumen pengadaan tersebut ditetapkan jadwal
untuk rapat penjelasan dan pemasukan dokumen penawaran.
d. Evaluasi Terhadap Penawaran Teknis dan Harga
Evaluasi ini dilakukan sekaligus dan diselesaikan sebelum
dilakukan klarifikasi dan negosiasi penawaran teknis dan penawaran
harga.
Unsur-unsur pokok yang dinilai adalah :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 30


LAPORAN PRAKERIN

1) Pengalaman konsultan
2) Pendekatan dan metodologi
3) Kualitas tenaga ahli.
e. Klarifikasi dan Negosiasi
Panitia pengadaan jasa konsultasi melakukan klarifikasi dan
negosiasi teknis dan harga kepada konsultan perencana yang akan
ditunjuk sesuai dengan pengadaan jasa konsultasi dengan sistem
evaluasi teknis.
Hal-hal yang perlu dinegosiasikan adalah sebagai berikut :
1) Kesesuaian rencana kerja dengan pengeluaran.
2) Volume kegiatan dari jenis pengeluaran.
3) Harga satuan dibanding harga yang berlaku di pasaran
atau kewajaran harga.
Negosiasi terhadap unit biaya personil dilakukan berdasarkan
daftar gaji yang telah diaudit atau bukti sektor pajak penghasilan
tenaga ahli konsultan perencana yang bersangkutan. Harga satuan
biaya tersebut maksimum 3,2 kali gaji dasar yang diterima tenaga ahli
tetap dan maksimum 1,5 kali penghasilan yang diterima tenaga ahli
tidak tetap. Panitia tersebut membuat berita acara yang akan
ditandatangani oleh panitia dan konsultan serta membuat laporan
kepada pengguna barang atau jasa.

2. Sistem Pelelangan
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum adalah pelelangan yang dilakukan secara
terbuka dalam pengumuman secara luas melalui media massa, media
cetak, dan papan pengumuman resmi untuk umum.Sehingga
masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi
dapat mengikuti pelelangan tersebut.
b. Pelelangan Terbatas

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 31


LAPORAN PRAKERIN

Pelelangan terbatas adalah pelelangan yang dilakukan untuk


mendapatkan pekerjaan tertentu yang diikuti setidak-tidaknya 5 (lima)
rekanan yang tercantum dalam Daftar Rekanan Terseleksi (DRT) dan
sesuai denga bidang usaha atau ruang lingkupnya.

3.2 PROSES PEMBUATAN DOKUMEN KONTRAK


Setelah selesai dalam proses pelelangan Surat Keputusan penunjukan
pemenang lelang, keputusan penetapan penyedia barang/jasa, berita acara
hasil pelelangan, berita acara pembukaan pelelangan, dan berita acara
penjelasan serta dokumen merupakan dasar dan bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari perjanjian/kontrak yang ditandatangani.
Proses pembuatan dokumen kontrak tersebut adalah sebagai berikut :
1. Penandatanganan dokumen kontrak dilakukan paling lambat 14 hari
kerja setelah diterbitkan Surat Keputusan penunjukan pewnyedia
barang/jasa dan telah menyerahkan jaminan pelaksanaan yang jumlahnya
sesuai dengan yang ditetapkan dalam dokumen pengadaaan kepada
pengguna barang/jasa.
2. Sebelum menandatangani dokumen kontrak tersebut hendaknya
terlebih dahulu dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. Meneliti dengan cermat kebenaran konsep kontrak baik dari
segi bahasa, isi/substansi maupun angka dan hurufnya.
b. Dalam dokumen kontrak tidak tercantum hal-hal yang
bertentangan dengan ketentuan yang berlaku.
c. Melakukan pengaturan bila terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
d. Meneliti lampiran-lampiran yang menjadi bagian pelengkap
dari dokumen kontrak.
e. Kontrak untuk pengadaan barang/jasa yang bersifat kompleks
dan bernilai diatas Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh miliyand

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 32


LAPORAN PRAKERIN

rupiah) harus ditandatangani oleh penguna jasa yang telah memperoleh


pendapat ahli hukum kontrak yang professional.

3.3 RINCIAN ISI DOKUMEN KONTRAK.


Di dalam dokumen kontrak memuat hal-hal sebagai berikut :
1. Ketentuan Pokok
Ketentuan-ketentuan pokok yang dapat diterapkan pada dokumen
kontrak diantaranya meliputi hal-hal berikut ini:
a. Judul kontrak
1) Menjelaskan tentang judul dari dokumen kontrak yang
akan ditandatangani.
2) Menjelaskan jenis pekerjaan.
b. Nomor kontrak
1) Menjelaskan tentang nomor dari dokumen kontrak.
2) Jika kontrak berupa kontrak lanjutan, maka nomor tersebut
harus berturut-turut sesuai dengan berapa kali mengalami
perubahan.
c. Tanggal kontrak
Menjelaskan tentang hari, tanggal, bulan dan tahun kontrak tersebut
ditandatangani oleh kedua belah pihak.
d. Kalimat Pembuka
Merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa kedua belah pihak pada
tanggal, hari, bulan, dan tahun itu telah membuat dan menandatangani
sebuah dokumen kontrak.
e. Penandatanganan kontrak
Dokumen kontrak baru akan ditandatangani setelah ada keputusan
penetapan oleh penyedia barang/jasa. Oleh karena itu tanggal
penandatanganan tidak boleh mendahului penetapan dari penyedia
barang/jasa.
f. Para pihak dalam kontrak

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 33


LAPORAN PRAKERIN

1) Menjelaskan identitas para pihak yang bertandatangan


dalam dokumen kontrak tersebut.
2) Para pihak dalam kontrak.
3) Pernyataan dari kedua belah pihak.
2. Syarat syarat Umum Dokumen Kontrak
Dalam penyusunan dokumen kontrak ada beberapa ketentuan-
ketentuan yang harus dilengkapi atau dipenuhi terlebih dahulu. Ketentuan-
ketentuan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Ketentuan Umum
Ketentuan umum merupakan ketentuan dalam menyusun dokumen
kontrak yang menjelaskan tentang ketentuan –ketentuan pokok.
b. Ketentuan Khusus
Ketentuan khusus merupakan ketentuan yang harus dilengakpi dalam
menyusun suatu dokumen kontrak atau ketentuan yang lebih spesifik.

3.4 TIME SCHEDULE PERENCANAAN


Time schedule adalah metode atau cara pembagian waktu
secara terperinci yang disusun masing-masing bagian pekerjaan mulai dari
bagian awal . permulaan sampai dengan bagian akhir pekerjaan.
Pengggunaan atau pemilihan jenis jadwal pelaksanaan (time schedule)
tergantung dari macam atau jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Adapun jenis-jenis time schedule tersebut antara lain :
1. Gant Chart (Bargraph Schedule)
Gant chart adalah jadwal pelaksanaan pekerjaan yang berupa
daftar urutan pekerjaan dan garis lurus mendatar yang menunjukkan
jangka waktu ynag dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian-bagian
pekerjaan yang bersangkutan. Jadwal jenis ini banyak digunakan karena

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 34


LAPORAN PRAKERIN

bentuknya sederhana, dapat dimengerti, praktis dalam penggunaan dan


mudah dibaca atau dipahami.
2. Coordinat Graph
Coordinat graph adalah jadwal pelaksanaan suatu jenis/bagian
pekerjaan yang berupa gambar pertemuan antara sumbu absis dan ordinat
yang memuat bagian pekerjaan dan juga waktu pelaksanaan sampai
selesai. Jenis jadwal ini dapat diketahui secara langsung hasil dari suatu
bagian pekerjaan pada waktu tertentu dan kemajuan pekerjaan sesuai
perencanaan.
3. Hannum Curve
Hannum curve adalah jadwal pelaksanaan pekerjaan yeng
berbentuk kurva atau grafik yang menunjukkan hubungan antara kemajuan
pelaksanaan dalam presentase dan waktu pelaksanaan dalam satu waktu
tertentu.
4. Network Schedule
Jadwal pelaksanaan ini biasa dipakai pada pekerjaan-pekerjaan
besar dan tenaga kerja yang banyak. Jadwal ini berupa network diagram
yang didalamnya dapat disusun urutan pekerjaan dari pekerjaan yang
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dilihat dengan nyata
hubungan antara bagian pekerjaan yang satu dengan yang lainnya.

3.5 DOKUMENTASI
Dokumentasi adalah salah satu sistem/cara untuk merekam atau
mengabadikan suatu kegiatan atau peristiwa yang terjadi selama kegiatan
pembangunan berlangsung. Dokumen meliputi:
1. Hasil laporan mingguan
2. Hasil laporan bulanan
3. Pemotretan yang dilakukan di setiap bulan
4. Peristiwa yang terjadi pada waktu pelaksanaan pembangunan
berlangsung.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 35


LAPORAN PRAKERIN

Pada bagian konsultan perencana dokumentasi yang dihasilkan


berupa:
1. Gambar pra-rencana
2. Gambar-gambar kerja
3. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
4. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 36


LAPORAN PRAKERIN

BAB IV
PEMBAHASAN

4. 1 Pengukuran Lokasi Pembangunan


Sebelum membuat desain yang diinginkan, perencana harus mengetahui
ukuran rumah yang akan direncanakan. Biasanya perencana mendapatkan
ukuran dengan mengukur langsung di lapangan. Didalam perencanaan
perum bitratek 3 bad room, perencana sudah mendapatkan data berdasarkan
dokumen perusahaan karena tanah yang ada sudah dibagi untuk setiap
kavling. Data yang ada yaitu luas tanah 292,5m2 (panjang sisi kanan dan kiri
= 18 m, sisi depan dan belakang = 16,25 m). Dengan data yang di peroleh
tersebut perencana merencanakan desain yang akan di inginkan owner.

4.2 Analisa Aspek Perencanaan


Analisa aspek perencanaan merupakan suatu tinjauan tentang rencana
pembangunan yang berguna sebagai bahan untuk mengetahui dampak yang
akan terjadi dari suatu pembangunan yang ditinjau dari beberapa aspek.
Aspek-aspek tersebut sangat berpengaruh terhadap suatu perencanaan
perum bitratek 3 bad room ini.
Aspek-aspek perencanaan tersebut yaitu :
1. Aspek Fungsional
Pembangunan rumah tinggal 1 lantai di Boyolali ini direncanakan
bergayakan minimalis modern.
2. Aspek Arsitektural
Di dalam aspek arsitektural ini terdapat desain, warna, dan
ornament bangunan yang digunakan.
3. Aspek Tata Ruang
Bangunan rumah tinggal 1 lantai ini dirancang dengan
perencanaan ruang-ruang yang digunakan yaitu : teras, garasi, foyer,
ruang tamu, kamar tidur utama, kamar tidur anak, kamar tidur tamu,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 37


LAPORAN PRAKERIN

kamar tidur pembantu, kamar mandi/wc, ruang keluarga, ruang


makan, dapur dan tempat cuci, tempat jemur.
4. Aspek Pencahayaan dan sirkulasi Udara
Untuk sirkulasi udara ditempatkan beberapa jendela yang
langsung berhubungan dengan udara luar.
5. Aspek Bahan Bangunan
Bahan-bahan yang digunakan untuk bangunan tersebut sesuai
dengan standard ketentuan yang sudah ada. Beberapa spesifikasi
bahan yang dgunakan dalam perencanaan ini yaitu:
a. Pondasi : Footplat
b. Struktur : Batu gunung pecah mesin/split, pasir muntilan,
besi beton, beton k 250 beton molen.
c. Dinding : Bata merah, plester, dan aci
d. Plafond : Hollow 4x4, gypsum board.
6. Aspek Struktur
Bangunan ini direncanakan dengan menggunakan struktur sebagai
berikut : Footplat, Talud,Sloof, Kolom, Plat Lantai 1 dan Balok, Ring
Balk

4. 3 Perencanaan Desain
Desain rumah suatu perencanaan mempunyai kebutuhan, karakter dan
image gaya yang dibawa oleh setiap bentuk desain rumah. Untuk perencaan
perum bitratek 3 bad room menggunakan gaya minimalis modern. Disinilah
PT. PRIMAYUDHA MANDIRI JAYA BOYOLALI mewujudkan kriteria
yang telah ditentukan owner.
Berikut adalah salah satu desain yang diajukan PT. PRIMAYUDHA
MANDIRI JAYA BOYOLALI yang dituangkan dalam gambar 3 dimensi.

4. 4 Perencanaan Gambar Kerja ( Shop Drawing )


Gambar kerja adalah gambar yang digunakan sebagai acuan untuk
dilaksanakan/dikerjakan di lapangan, gambar kerja ini harus dibuat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 38


LAPORAN PRAKERIN

sedemikian rupa sehingga mudah/bias dimengerti dalam pelaksanaan


pekerjaannya, biasanya disebut juga dengan shopdrawing, gambar kerja
merupakan penyempurnaan dari gambar design yang telah ada dan
disesuaikan dengan kondisi keadaan existing. Shopdrawing ini juga bias
digunakan sebagai dasar pembayaran/penagihan kepada pemilik proyek.
Gambar Kerja meliputi bagian-bagian dari sebuah konstruksi secara detail
,contoh : gambar denah, potongan , tampak dan detail-detail.
Gambar kerja dibagi menjadi beberapa bagian ,yaitu :
1. Gambar Arsitektur
Gambar arsitektur pada umumnya terdiri dari gambar :denah,
tampak, potongan, serta gambar detail dan gambar arsitektur lain.
2. Gambar Stuktur
Gambar struktur menjelaskan tentang konstruksi yang akan
dipakai pada proyek, bahan yang dipakai pada struktur bangunan,
ukuran dari struktur yang akan dipakai. Gambar struktur terdiri dari :
denah sloof, denah balok.
3. Gambar Mekanika Elektrikal
Gambar mekanika elektrikal berisikan gambar instalasi listrik
,bahan yang dipakai untuk instalasi. Contoh gambar mekanika
elektrikal : denah titik lampu.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 39


LAPORAN PRAKERIN

4.5 Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS )


Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) merupakan sebuah buku yang
berisi tentang syarat-syarat administrasi berupa instruksi kepada penyedia
jasa dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Berisi informasi yang diperlukan oleh pelaksana – kontraktor untuk
menyiapkan penawarannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
oleh pengguna jasa. Informasi tersebut berkaitan dengan penyusunan,
penyampaian, pembukaan, evaluasi, penawaran dan penunjukan
penyedia jasa.
2. Hal – hal yang berkaitan dengan pelaksanaan kontrak oleh penyedia
jasa, termasuk hak, kewajiban, dan resiko dimuat dalam syarat – syarat
umum kontrak. Apabila terjadi perbedaan penafsiran/pengaturan pada
dokumen lelang, penyedia jasa harus mempelajari dengan seksama
untuk menghindari pertentangan pengertian.
3. Data proyek memuat ketentuan, informasi tambahan, atau perubahan
atas instruksi kepada pelaksana – kontraktor sesuai dengan kebutuhan
paket pekerjaan yang akan dikerjakan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 40


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 01
PERSYARATAN TEKNIS

1. PEKERJAAN SARANA TAPAK


Pekerjaan ini meliputi :
a. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja
Airkerja harus disediakan Kontraktor. Air harus bersih, bebas dari
bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang merusak.
Penyediaan air sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi. Listrik
untuk bekerja harus disediakan Kontraktor.
b. Pekerjaan penyediaan Alat Pemadam Kebakaran
Kontraktor wajib menyediakan Tabung alat Pemadam Kebakaran
(Fire Extinguisher) lengkap dan berfungsi dengan baik, untuk
keselamatan para pekerja terhadap bahaya kebakaran .
c. Drainase Tapak
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada. Pembuatan Saluran sementara harus sesuai
petunjuk atau persetujuan Direksi.

2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pembesihan sebelum pelaksanaan, pekerjaan penentuan Peil
P±0.00, pekerjaan pengurugan, pemadatan dan perataan pasir.Kontraktor
harus mengamankan/melindungi hasil pekerjaan sebelumnya maupun yang
sedang berjalan, bahan/komponen yang dipertahankan agar tidak rusak
atau cacat. Kontraktor juga diharuskan menjaga keamanan dilingkungan
proyek.
Pekerjaan Pembesihan Sebelum Pelaksanaan
 Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan sebelum pelaksanaan
mencakup pembongkaran/pembersihan/pemindahan ke luar dari

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 41


LAPORAN PRAKERIN

Tapak Konstruksi terhadap semua hal yang dinyatakan oleh


Direksi, tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat
mengganggu kelancaran pelaksanaan.
 Hasil pembongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak milik
Pemberi Tugas. Serah terima akan diatur oleh Direksi.
Pekerjaan Penentuan Pokok Dasar atau Peil P ± 0.00.
 P±0.00 Finishing arsitektur adalah mengacu peil lantai rencana
bangunan / eksisting (ditentukan di lapangan dan mengikuti
rencana cut & fill sesuai desain).
 Tinggi sisi atas Papan patok ukur harus sama dengan lainnya, dan
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Direksi.
 Setelah selesai pemasangan Papan Patok Ukur, Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi/MK/Perencana untuk mendapat
persetujuan.
Kontraktor harus memperbaiki kembali seperti semula, tanpa
mengganggu sistem yang ada, dengan mengikuti petunjuk Direksi
terhadap kerusakan / cacat karena :
 Pembongkaran yang terpaksa dilakukan terhadap bagian /
komponen bangunan hasil paket sebelumnya maupun yang sedang
berjalan dan eksisting struktur yang dipertahankan.
 Kesalahan atau kelalaian Kontraktor.
3. PEKERJAAN DIREKSI KEET
Luas Direksi Keet adalah 3x8 = 24 m2 . Konstruksi dan Finishing:
 Tiang kolom dengan Kayu
 Dinding triplek dengan Rangka Kayu .
 Lantai Beton Rabat
 Pondasi tiang kayu, dengan Umpak Beton dan Angkur
 Daun Pintu dengan Kayu Lapis 4 mm (double sided)
 Daun Jendela Kaca t = 5 mm.
 Penutup Atas, Asbes Gelombang
 Lampu penerangan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 42


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 02
LINGKUP PEKERJAAN

1. PENJELASAN UMUM TENTANG TERTIB PELAKSANAAN


a. Daerah Kerja
Daerah Kerja akan diserahkan kepada pemborong (selama pelaksanaan)
dalam kesadaan seperti pada waktu pemberian pekerjaan, dan pemborong
dianggap mengetahui benar-benar mengenai :
 Letak bangunan yang akan dikerjakan
 Letak dan posisi jaringan infrastruktur lingkungan
b. Pengesahan Pekerjaan
Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaannya, pemborong
diwajibkan berhubungan dengan Pengawas untuk ikut serta menyelesaikan
sejauh tidak ditentukan lain dan untuk mendapatkan pengesahan /
persetujuannya.
c. Kerusakan yang Diakibatkan Pemborong
Pemborong tidak dibenarkan merusak bagian-bagian yang sudah
dikerjakan pemborong lain. Bila kerusakan bagian bangunan tersebut tidak
bisa dihindari maka pemborong yang bersangkutan diwajibkan memperbaiki
hingga dinilai baik oleh MK / Pengawas.
d. Kesesuaian Gambar dan Spesifikasi Teknik
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pemborong harus meneliti
setiap gambar dan spesifikasi teknik pekerjaan.
e. Aksebilitas material yang tidak mengganggu sirkulasi internal areal
pekerjaan.

2. PEKERJAAN YANG HARUS DILAKSANAKAN ADALAH


PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 43


LAPORAN PRAKERIN

3. SEDANGKAN DETAIL PEKERJAANNYA MELIPUTI :


a) Pekerjaan Persiapan
b) Pekerjaan Pasangan Bata
c) Pekerjaan Plesteran
d) Pekerjaan Struktur Beton
e) Pekerjaan Talud Batu Kali
f) Pekerjaan Atap
g) Pekerjaan Lantai
h) Pekerjaan Tanah dan Pasir
i) Pekerjaan Sanitasi
j) Pekerjaan Lain-lain
k) Pekerjaan Kusen, Pintu, Jendela, Kaca
l) Pekerjaan Mekanikal Elektrikal (ME)
m)Pekerjaan Plafon
n) Pekerjaan Pengecatan

4. KOMPONEN KONSTRUKSI BANGUNAN TERSEBUT SECARA


GARIS BESAR ADALAH SEBAGAI BERIKUT:
No Komponen Uraian Material Spesifikasi
pekerjaan
1. Pondasi Pondasi Pondasi footplat 1pc : 6 ps
Bangunan

2. Talud Talud batu split Batu kali (split) 1pc : 6ps

3. Kerangka Struktur utama Rangka struktur beton Beton struktural


Struktur Sloof, Kolom,
Balok mutu beton
K225
Plat Lantai Beton plat mutu beton K225
Tulangan Besi beton Dia. ≤ 12mm

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 44


LAPORAN PRAKERIN

No Komponen Uraian Material Spesifikasi


pekerjaan
BJTP24
Dia. >12mm
BJTD39
Bekisting bekisting usuk dan Papan sengon,
papan sengon, multiplek
multiplek untuk bagian
dalam
4. Konstruksi Rangka Atap Profil baja Tegangan leleh
Atap Baja Berat menimum 2400
kg/cm2
5. Waterproofing Atap dak beton, Coating Sekualitas
talang dan topi- Focsrocth, sika
topi
6. Dinding Pasangan Dinding tembok bata 1pc : 6ps
dinding merah tebal ½ bata trasram 1pc : 3ps
bangunan plester finish cat
dinding atau keramik
atau sesuai yang
ditunjukkan dalam
gambar
Plesteran Material 1pc : 6ps
CementPortland (PC) trasram 1pc : 3ps
Gresik
Acian Material semen Gresik
7. Kusen Pintu, Kusen Pintu Kusen aluminium Setara YKK, super
Jendela dan powder coating ex. ukuran4” tebal
BV 1,2mm. Untuk
pemasangan
engsel diberi
dudukan kayu
bengkirai dalam

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 45


LAPORAN PRAKERIN

No Komponen Uraian Material Spesifikasi


pekerjaan
 Panil kaca frame kusen.
Daun Pintu aluminium (powder
coating),  Frame
alumunium
Setara YKK,
Superex
 Kaca utama
menggunakan
kaca mati bening
tebal5 mm, 8
mm dan 10 mm.
 Kaca bening,
kaca cermin,
kaca film, kaca
block tebal
sesuai desain.
Daun Jendela  Alumunium powder Kaca Film 5 mm
coating 240, 280 Untuk Kaca sisi
eksterior.
Daun BV Panil Kaca frame Kaca film
aluminium Powder
Coating.
8. Kaca Pekerjaan Pintu, Kaca bening, kaca film, Tebal 5 mm, 8 mm
Jendela, BV kaca cermin dan kaca dan 10 mm.
block.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 46


LAPORAN PRAKERIN

No Komponen Uraian Material Spesifikasi


pekerjaan
9. Lantai Lantai Eksterior  Lantai granit, marmer,  Eksterior dan
dan tobaco. area basah:
keramik
rustic/tekstur.
 Carport : Batu
sikat dan batu
candi.
Lantai Dalam Sesuai desain : keramik Interior atau dalam
Bangunan 80x80 bangunan dg
keramik
Area basah:
keramik
Granitile
Lantai di luar Kombinasi : Extreior / luar
Bangunan - 60 x 60cm bangunan
menggunakan:
keramik Tobaco

Untuk lantai Keramik 30x30 cm anti Menggunakan


kamar mandi selip Keramik Cordon
brown.

10. Pelapisan KM/WC Granit 80x80 cm tinggi Granit sekualitas


Dinding 300 cm Nerro Absoluto
Keramik / sesuai desain

11. Plint Lantai Plint Ubin Berlaku untuk

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 47


LAPORAN PRAKERIN

No Komponen Uraian Material Spesifikasi


pekerjaan
lantai seluruh
ruang kecuali
kamar mandi.
Menyesuaikan
spek ubin yang
digunakan/sesuai
desain
12. Plafond/langit- Sesuai Gypsum board rangka Gypsumboard
langit ditunjukkan hollow metalfuring sekualitas produk
dalam gambar galvanis Jayaboard

13. Penutup Atap Penutup Atap Atap datar Gav ex. Tegola
Bangunan
(sesuai
ditunjukkan
dalam gambar)
14. Pengecatan Pengecatan Dinding dan Plafond Produk cat
Dinding, interior dengan cat sekualitas
Plafond interior. Dinding dan Mowilex , Dulux
plafond eksterior
dengan cat eksterior
jenis (weathercoat /
weathershield)

15. Penerangan Lampu sesuai Jenis lampu hemat


desain energi (out bow), lampu Lampu sekualitas
TL dalam armatur, Philips, Armatur
lampu spot, lampu SL, sekualitas Artolite,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 48


LAPORAN PRAKERIN

No Komponen Uraian Material Spesifikasi


pekerjaan
dll
16. Handel Pintu Handel pintu, Sesuai desain (produk SOLID, hendel
Pengunci jadi atau costumized) jendela SES
stainless, hendel
pintu utama PH
kasanelli
17. Saniter Kloset & Kloset jongkok atau Produk saniter
Wastafel duduk sesuai desain. sekualitas TOTO,
Wastafel mejasesuai HALMAR
desain

Aksesori Floor drain, kran, fitting Produk sekualitas


KM/WC lainnya, jetwasher, soap wasser dan onda
holder

18. Perlengkapan Tangga Gedung Stainless Steel ladder, Produk


Gedung jenis polos sekualitasStarite,
Astral (lihat RKS
ME)

19. Perkerasan Pavement Kombinasi : Paving Produk press


Halaman Jenis/Type Holland mesin sekualitas
10x20 K 300 atau type Aldas
hexagon kecil K 300,
atau lainnya sesuai
desain
20. Mekanikal & Elektrikal : sesuai spesifikasi pada rincian RKS dan BQ

5. SYARAT PELAKSANAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 49


LAPORAN PRAKERIN

a. Pelaksanaan berdasarkan gambar kerja, syarat – syarat dan uraian dalam


RKS ini, gambar-gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam Berita
Acara Aanwijzing. Petunjuk serta perintah Pengguna Anggaran pada waktu
atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-
pekerjaan tambah atau kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun
demikian semuanya harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Kuasa
Pengguna Anggaran.
b. Perbedaan ukuran
Bilamana terdapat perbedaan ukuran atau ketidaksesuaian antara lain :
Gambar rencana detail, maka yang mengikat adalah gambar yang skala
lebih besar.
Gambar dengan bestek, maka yang berlaku adalah bestek atau petunjuk /
penjelasan dari Kuasa Pengguna Anggaran.
Bilamana dalam bestek disebutkan, sedangkan dalam gambar tidak
dicantumkan, maka yang mengikat adalah bestek.
Meskipun demikian hal-hal tersebut diatas diberitahukan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran atau dapat persetujuan sebelum dilaksanakan.

PASAL 03
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Tempat pekerjaan diserahkan kepada pemborong dalam keadaan seperti


pada waktu pemberian penjelasan di lapangan.
2. Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan atau
bangunan sekitar yang disebabkan oleh pelaksanaan pembangunan, menjadi
tanggung jawab Pemborong. Untuk itu diharapkan Pemborong meminta izin
kepada Kuasa Pengguna Anggaran / Pejabat Pembuat Komitmen untuk
mendapatkan persetujuan pemakaian.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 50


LAPORAN PRAKERIN

3. Pembersihan dan perataan disekitar tapak yang terkait. Untuk itu


pemborong diwajibkan untuk menghitung dan mengkalkulasi
paving/perkerasan eksisiting yang dibongkar, untuk diserahkan ke Kantor PT.
Graha Perdana Indah.

PASAL 04
AIR KERJA
Pemborong harus memperhitungkan penyediaan air untuk keperluan
bangunan tersebut, air harus bersih, dan tidak berwarna, berbau serta bisa
diminum, baik dengan sumur pompa maupun cara - cara lain yang memenuhi
syarat.

PASAL 05
UKURAN
1. Ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini dinyatakan dalam cm, kecuali
untuk ukuran baja yang dinyatakan dalam mm.
2. Untuk pedoman peil lantai di lapangan adalah sesuai gambar atau
menyesuaikan lapangan.
3. Di bawah pengawasan Direksi dan Konsultan MK/Pengawas, Pemborong
diwajibkan membuat titik duga di atas tanah bangunan dengan tiang beton
ukuran 15 x 15 cm setinggi peil lantai bangunan didekatnya yang akan dipakai
sebagai ukuran ± 0,00. Titik duga harus dijaga kedudukannya serta tidak
terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh dibongkar sebelum
mendapat ijin tertulis dari Konsultan MK/Pengawas
4. Memasang papan bangunan (Bouwplank/papan piket):
a) Ketepatan Ietak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan
MK/Pengawas. Untuk papan-papan piket bangunan menggunakan kayu
Kalimantan kelas II (meranti), ukuran 2/20 cm panjang minimal 250 cm,
yang diserut pada bgian atasnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 51


LAPORAN PRAKERIN

b) Semua papan piket (bouwplank) harus dipasang kuat dengan patok kayu 4
1/2 x 6 1/2 cm atau dolken Ф 8 cm, dan tidak mudah berubah
kedudukannya.
c) Penetapan ukuran-ukuran dan sudut siku harus diperhatikan ketelitiannya
dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

PASAL 06
PEKERJAAN GALIAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan/peralatan-peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk
terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi untuk
pekerjaan sub struktur, seperti yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Juga termasuk pengamanan galian dan cara-cara
pelaksanaannya (jika ada), terutama untuk galian yang membahayakan
bangunan eksisting dan pekerja.
d. Pembuangan sisa galian yang disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Kedalaman galian pondasi dan galian-galian lainnya harus
sesuai dengan peil-peil yang tercantum dalam gambar. Semua bekas-bekas
pondasi bangunan lama, batu, jaringan jalan/aspal, akar dan pohon-pohon
yang terdapat dibagian galian yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan
dibuang.
b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel
listrik, telepon dan lain-lain yang masih digunakan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus secepatnya memberitahukan kepada Direksi / Konsultan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 52


LAPORAN PRAKERIN

Pengawas, atau kepada Penguasa/intansi yang berwenang untuk


mendapatkan petunjuk-petunjuk seperlunya. Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari
pekerjaan galian tersebut.Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung
jawab untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa
setiap pekerjaan yang berlangsung tersebut tidak terganggu.
c. Pengurugan/Pengisian kembali bekas galian harus dilakukan
selapis demi selapis, dan ditumbuk sampai padat sesuai dengan yang
disyaratkan pada pasal mengenai “ Pekerjaan Urugan & Pemadatan “.
Pekerjaan Pengisian/Pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan
setelah diadakan pemeriksaaan dan mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada
dasar setiap galian masih terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian
gembur, maka harus digali keluar sedang lubang-lubang diisi kembali
dengan pasir, disiram dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali
dasar yang waterpass. Pemadatan dilakukan secara berlapis-lapis dengan
tebal setiap lapisan 20 cm lepas, dengan cara pemadatan dan pengujian
sesuai dengan spesifikasi pemadatan.
e. Apabila terdapat air didasar galian, baik pada waktu
penggalian maupun pada waktu pekerjaan struktur harus disediakan
pompa air dengan kapasitas yang memadai atau pompa lumpur yang
diperlukan dan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
tergenangnya air lumpur pada dasar galian.
f. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,
setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman
pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.
g. Jika terdapat kedalaman yang berbeda dari galian yang
berdekatan, maka galian harus dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang
lebih dalam dan seterusnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 53


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 07
PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini
dengan baik.
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali
untuk pekerjaan substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk
Direksi / Konsultan Pengawas.

2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan yang digunakan menggunakan material bekas galian
atau tanah urug yang didatangkan. Tanah urug yang didatangkan harus
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis
dengan tebal max tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan
sampai mencapai Kepadatan Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan
mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.
c. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau
kotoran, sampah dan sebagainya.
d. Jika tidak ada persetujuan tertulis sebelumnya dari Direksi /
Konsultan Pengawas maka pemadatan pada material urug tidak boleh
dengan dibasahi air. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat
pemadat/Compactor. Pemilihan jenis dan kapasitas Compactor harus
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian
dan pengurugan adalah ± 10 mm terhadap kerataan yang ditentukan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 54


LAPORAN PRAKERIN

f. Untuk pemadatan, apabila diperlukan setiap lapis tanah tebal


20 cm yang sudah dipadatkan harus ditest juga dilapangan, dengan hasil
kepadatannya harus memenuhi ketentuan- ketentuan sebagai berikut :
- Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya 90% dari Standard Proctor untuk dalam bangunan dan
80% untuk luar bangunan.
- Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan
rencana, kepadatannya 90% dari Standard Proctor untuk dalam
bangunan dan 80% untuk luar bangunan.
g. Hasil test dilapangan harus tertulis dan disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan harus
diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui
sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.
h. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test
memenuhi syarat dan mendapat persetujan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
i. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus
dipindahkan ketempat tertentu yang disetujui secara tertulis oleh Direksi /
Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

PASAL 08
PEKERJAAN URUGAN PASIR / SIRTU PADAT

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
untuk memperoleh hasil pekerjaan yang baik.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 55


LAPORAN PRAKERIN

b. Pekerjaan urugan pasir/sirtu dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah


lapisan lantai kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang
berhubungan dengan tanah seperti pondasi, sloof, dll.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Sirtu yang digunakan harus tediri dari butir-butir yang bersih, tajam dan
keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan lain sebagainya.
b. Untuk air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya, serta
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-3 pasal 10. Apabila
dipandang perlu, Direksi / Konsultan Pengawas dapat minta kepada
Penyedia Jasa Konstruksi, supaya air yang dipakai untuk keperluan ini
diperiksa di laboraturium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah, atas
biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Lapisan sirtu padat dilakukan lapis demi lapis maksimum tiap lapis 5
cm, hingga mencapai tebal padat yang diisyaratkan dalam gambar.
b. Setiap lapisan sirtu harus diratakan, disiram air dan atau dipadatkan
dengan alat pemadat yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang kering agar
dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik.
d. Kondisi yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan
pemadatan yang bersangkutan selesai dilakukan.
e. Pemadatanharus diulang kembali jika keadaan tersebut diatas tidak
dipenuhi. (Jika perlu dibuatkan sump pit untuk menangkap air ).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 56


LAPORAN PRAKERIN

f. Tebal lapisan sirtu minimum 15 cm padat atau sesuai yang


ditnjukkan dalam gambar. Ukuran tebal yang dicantumkan dalam gambar
adalah ukuran tebal padat.
g. Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 09
PEKERJAAN LANTAI KERJA

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenega kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini sehingga diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan dibawah lapisan finishing / struktur
pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan dengan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan diatas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui secara tertulis oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
c. Untuk lantai kerja yang langsung diatas tanah, maka lapisan batu pecah
dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 57


LAPORAN PRAKERIN

sesuai persyaratan), rata permukaannya dan telah mempunyai daya dukung


maksimal.
d. Pekerjaan lantai kerja merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
krikil atau split dengan perbandingan 1:3:5 .
e. Permukaan lapisan lantai kerja harus dibuat rata / waterpass. Kecuali pada
lantai ruangan-ruangan yang diisyaratkan pada kemiringan tertentu,
supaya diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

PASAL 10
PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan,
pengangkutan dan pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton
sesuai dengan gambar-gambar konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan
tambahan dari arsitek dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.

2. PERSYARATAN BAHAN
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk : Beton, baja,
pasangan bata yang diplester atau kayu. Pemakaian bambu tidak
diperbolehkan. Jenis lain yang akan dipergunakan harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Acuan
yang terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setara
atau menggunakan multiplek dengan tebal minimum 9 mm.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Perencanaan acuan dan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat
menahan beban-beban, tekanan lateral dan tekanan yang diizinkan dan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 58


LAPORAN PRAKERIN

peninjauan terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan harus dikontrol


terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur Beton yang tercantum dalam
gambar struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk
plesteran/finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberikan gambar dan perhitungan acuan serta sample bahan yang akan
dipakai, untuk disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
Pada dasarnya tiap-tiap bagian dari bekisting, harus mendapat persetujuan
dari Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum bekisting dibuat pada bagian
itu.
d. Acuan yang direncanakan sedemikian rupasehingga tidak ada perubahan
bentuk dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap
sesuai dengan jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang yang diatur sedemikian rupa
sehingga memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
f. Penyusunan acuan harus sedemikian rupa hingga pada waktu
pembongkarannya tidak menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang
bersangkutan.
g. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran yang melekat
seperti potongan-potongan kayu, potongan-potongan kawat, paku, tahi
gergaji, tanah dan sebagainya.
h. Acuan harus dapat menghasilkan bagian konstruksi yang ukuran,
kerataan/kelurusan, elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi.
i. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dulu sebelum pengecoran.
Harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 59


LAPORAN PRAKERIN

j. Cetakan beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi
kebocoran atau hilangnya air semen selama pengecoran, tetap lurus (tidak
berubah bentuk)dan tidak bergoyang.
k. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas baut-baut dan tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam
beton harus diatur sedemikian, sehingga bila bekisting dibongkar kembali,
maka semua besi tulangan harus berada dalam permukaan beton.
l. Pada bagian terendah (dari setiap phase pengecoran) dari bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
m. Pada prinsipnya semua penunjang bekisting harus menggunakan steger
besi (scaffolding).
n. Penggunaan dolken atau balok kayu untuk steger dapat dipertimbangkan
oleh Direksi / Konsultan Pengawas selama masih memenuhi syarat.
o. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta
persetujuan dari Direksi / Konsultan Pengawas dan minimum 3 (tiga) hari
sebelum pengecoran Penyedia Jasa Konstruksi harus mengajukan
permohonan tertulis untuk izin pengecoran kepada Direksi / Konsultan
Pengawas.

4. PEMBONGKARAN
a. Pembongakaran dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, dimana bagian konstruksi yang dibongkar cetakannya harus
dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya.
b. Cetakan – cetakan bagian konstruksi dibawah ini boleh dilepas dalam
waktu sebagai berikut :
- Sisi-sisi balok dan kolom yang tidak terbebani 7 hari
- Sisi-sisi balok dan kolom yang terbebani21 hari
c. Setiap rencana pekerjaan pembongkaran cetakan harus diajukan terlebih
dahulu secara tertulis untuk disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 60


LAPORAN PRAKERIN

d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan dibuka, tidak
bergelombang, berlubang, atau retak-retak dan tidak menunjukkan gejala
keropos/tidak sempurna.
e. Acuan harus dibongkar secara cermat dan hati-hati, tidak dengan cara yang
dapat menimbulkan kerusakan pada beton dan material-material lain
disekitarnya, dan pemindahan acuan harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga tidak menimbulkan kerusakan akibat benturan pada saat
pemindahan.
f. Perbaikan yang rusak akibat kelalaian Penyedia Jasa Konstruksi menjadi
tanggungan Penyedia Jasa Konstruksi.
g. Apabila setelah cetakan dibongkar ternyata terdapat bagian-bagian beton
yang keropos atau cacat lainnya, yang akan mempengaruhi konstruksi
tersebut, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera memberitahukan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan tertulis
mengenai cara perbaikan pengisian atau pembongkarannya.
h. Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperbolehkan menutup/mengisi bagian
beton yang keropos tanpa persetujuan tertulis Direksi / Konsultan
Pengawas. Semua resiko yang terjadi sebagai akibat pekerjaan tersebutdan
biaya-biaya perbaikan, pembongkaran, atau pengisian atau penutupan
bagian tersebut, manjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
i. Seluruh bahan-bahan bekas acuan yang tidak terpakai harus dibersihkan
dari lokasi proyek dan dibuang pada tempat-tempat yang ditentukan oleh
Direksi / Konsultan Pengawas sehingga tidak mengganggu lahan kerja.
j. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Direksi
Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi
beton yang cacat sebagai berikut :
- Konstruksi beton yang keropos yang dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.
- Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk/ukuran yang
direncanakan atau posisi-posisinya tidak seperti yang ditunjuk oleh
gambar.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 61


LAPORAN PRAKERIN

- Konstruksi beton yang tegak lurus atau rata seperti yang telah
direncanakan.
- Konsruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya yang
memperlemah kekuatan konstruksi.
- Dan lain-lain cacat yang menurut pendapat
Perencana/Direksi/Konsultan Pengawas dapat mengurangi kekuatan
konstruksi.
k. Alternatif Acuan/Bekisting :
Penyedia Jasa Konstruksi dapat mengusulkan alternatif jenis acuan
yang akan dipakai, dengan melampirkan brosur/gambar acuan tersebut
beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas. Dengan catatan bahwa alternatif acuan tersebut tidak
merupakan kerja tambah dan tidak menyebabkan keterlambatan dalam
pekerjaan.Sangat diharapkan agar Penyedia Jasa Konstruksi dapat
mengajukan usulan acuan yang dapat mempersingkat waktu pelaksanaan
tanpa mengurangi/membahayakan mutu beton dan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.

PASAL 11
PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya serta pengangkutan yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan semua pekerjaan beton berikut pembersihannya sesuai yang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 62


LAPORAN PRAKERIN

tercantum dalam gambar, baik untuk pekerjaan Struktur Bawah/Pondasi


maupun Struktur Atas.

2. PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung ( SK SNI
T-15-1991-03 ).
- Pedoman Beton 1989.
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur
Tembok Bertulang untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987
UDC:699.81:624.04).

3. KEAHLIAN DAN PERTUKANGAN


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab terhadap
seluruh pekerjaan beton sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
disyaratkan, termasuk kekuatan, toleransi dan penyelesaian.
b. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang terletak
langsung diatas tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang
dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 split setebal minimum 5 cm atau
seperti tercantum pada gambar pelaksana.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 63


LAPORAN PRAKERIN

c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh ahli-ahli atau


tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar akan
pekerjaannya.
Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai
dengan gambar dan spesifikasi struktur.
d. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas memandang perlu,
untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang sulit dan atau khusus
Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta nasihat dari tenaga ahli yang
ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas atas beban Penyedia Jasa
Konstruksi.

4. PERSYARATAN BAHAN
a. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal yang
memenuhi syarat-syarat dari :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Mempunyai sertifikat uji (test sertificate) dari lab yang disetujui secara
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama
(tidak diperkenankan menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen
untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli,
dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
Saat pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Semen harus
diterima dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan
diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai.
Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui
2 m atau maximum 10 sak. Setiap pengiriman baru harus ditandai dan
dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 64


LAPORAN PRAKERIN

Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat


salah penyimpanan, dianggap sudah rusak, sudah mulai membantu, dapat
ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2x24
jam atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Agregat (Aggregates)
Semua pemakaian batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton, harus
memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat
atau kotoran-kotoran lainnya).
Kerikil dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 38 mm, untuk penggunaanya harus mendapat persetujuan
tertulis Direksi / Konsultan Pengawas. Gradasi dari agregat-agregat
tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang
diisyaratkan, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen
dan air, dalam porporsi campuran yang akan dipakai.
Direksi / Konsultan Pengawas harus meminta kepada Penyedia Jasa
Konstruksi untuk mengadakan test kwalitas dari agregat-agregat tersebut
dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas,
setiap saat di laboratorium yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Apabila ada perubahan sumber dari mana agregat tersebut disupply,
maka Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi percampuran dengan tanah
dan terkotori.
c. Air
Air yang digunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan
adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 65


LAPORAN PRAKERIN

(asam alkali), tulangan, minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat


Peraturan Beton Indonesia serta uji terlebih dahulu oleh Laboraturium
yang disetujui secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas.Air yang
mengandung garam (air laut) sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai.
d. Besi Beton ( Steel Bar ).
Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat :
- Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada pasal ini butir 2.
- Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak/karat dan tidak cacat
(retak-retak, mengelupas, luka dan sebagainya).
- Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan
bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan
Peraturan Beton Indonesia.
- Mempunyai penampang yang sama rata.
- Kecuali bila ditentukan lain di dalam gambar maka mutu besi beton
yang digunakan adalah :
 ≤ ø12mm : BJTP U-24 ( Tulangan Polos )
 > ø12mm : BJTD U-39 ( Tulangan Ulir )
Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan-
ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.
Besi beton harus disupply dari satu sumber (manufacture) dan tidak
dibenarkan untuk mencampur adukan bermacam-macam sumber besi
beton tersebut untuk pekerjaan konstruksi.
Sebelum mengadakan pemesanan Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan
petunjuk-petunjk dari Direksi / Konsultan Pengawas.
Barang percobaan diambil dibawah kesaksian Direksi / Konsultan
Pengawas, berjumlah min.3 (tiga) batang untuk tiap-tiap jenis percobaan,
yang diameternya sama dan panjangnya ± 100 cm. Percobaan mutu besi
beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang perlu oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 66


LAPORAN PRAKERIN

Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian


Direksi / Konsultan Pengawas tidak diperkenankan sama sekali dan hasil
test yang bersangkutan tidak sah. Semua biaya-biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau
yang semacam itu, harus mendapat persertujuan tertulis Perencana
Struktur. Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor
pengecoran dan tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik
yang sesuai untuk besi tersebut.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat karena kwalitasnya
tidak sesuai dengan spesifikasin struktur harus segera dikeluarkan dengan
site setelah menerima instruksi tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas,
dalam waktu 2x24 jam atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
Untuk menjamin mutu besi beton, Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai wewenang untuk juga meminta Penyedia Jasa Konstruksi
melakukan pengujian tambahan untuk setiap pengiriman 5 ton dengan
jumlah 3 (tiga) buah contoh untuk masing-masing diameter atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi atau setiap saat apabila Direksi / Konsultan
Pengawas mempunyai keraguan terhadap mutu besi beton yang dikirim.
e. Kualitas Beton
a. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton
adalah:
- Beton mutu K-250 untuk beton struktur (Pondasi / footplat /
pilecap, sloof, kolom, balok, plat lantai).
- Mutu beton K-175 digunakan untuk kolom-kolom praktis, ring
balok pada pasangan bata.
Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Peraturan Beton Indonesia.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan jaminan atas
kemampuannya membuat kualitas beton ini dengan memperhatikan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 67


LAPORAN PRAKERIN

data-data pengalaman pelaksanaan dilain tempat dan dengan


mengadakan trial-mix dilaboraturium.
c. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton
atau kubus beton, menurut ketentuan – ketentuan yang disebut dalam
Peraturan Beton Indonesia mengingat bahwa W/C faktor yang sesuai
disini adalah sekitar 0.52 - 0.55 maka pemasukan adukan kedalam
cetakan benda uji dilakukan menurut Peraturan Beton Indonesia tanpa
menggunakan penggetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat minimum 1
benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20
benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus dengan periode
antara yang disesuaikan dengan kecepatan pembetonan.
d. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat laporan tertulis atas data-data
kualitas beton yang dibuat dengan disahkan oleh Direksi / Konsultan
Pengawas dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan perhitungan
tekanan beton karakteristiknya.Laporan tertulis tersebut harus disertai
sertifikat dari laboraturium.
e. Setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, harus dilakukan
pengujian slump (slump test), dengan syarat minimum 8 cm dan
maksimum 12 cm. Cara pengujian sebagai berikut :
- Contoh beton diambil tepat sebelum dituangkan kedalam cetakan
beton (bekisting). Cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas
kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih
sepertiganya. Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25 kali
dengan besi diameter 16 mm panjang 30 cm dengan ujung yang
bulat (seperti peluru).
- Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan
harus masuk dalam satu lapisan yang dibawahnya. Setelah atasnya
diratakan, segera cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur
penurunannya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 68


LAPORAN PRAKERIN

- Slump Test dilakukan dibawah pengawasan Direksi / Konsultan


Pengawas dan dicatat secara tertulis.

5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pada dasarnya pelaksanaan Pekerjaan Beton Bertulang harus
dilakukan dengan peraturan-peraturan yang disebutkan pada butir 2
pasal ini.
b. Syarat Khusus untuk Beton Ready Mix:
1. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk
yang dibuat dilapangan berlaku juga untuk Beton Ready Mix, baik
mengenai persyaratan Material Semen, Aggregat, air ataupun
Admixture, Testing Beton, Slump dan sebagainya.
2. Disyaratkan agar pemesanan Beton Ready Mix dilakukan pada
supplier Beton Ready Mix yang sudah terkenal mengenai stabilitas
mutunya, kontinuitas penyediaannya dan mempunyai/mengambil
material-material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik.
Selain mutu beton maka harus diperhatikan betul-betul tentang
kontinuitas pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam waktu
pelaksanaan.
3. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak setiap Beton Ready
Mix yang sudah mengeras dan menggumpal untuk tidak digunakan
dalam pengecoran. Usaha-usaha yang menghaluskan /
menghancurkan Beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
4. Penambahan air dan material lainnya kedalam Beton Ready Mix
yang sudah berbentuk adukan sama sekali tidak diperkenankan,
karena akan merusak komposisi yang ada dan bisa menurunkan
mutu beton yang direncanakan.
5. Untuk mencegah terjadi pengerasan/penggumpalan beton sebelum
dicorkan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus merencanakan
secermat mungkin mengenai kapan Beton Ready Mix harus tiba di

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 69


LAPORAN PRAKERIN

Lapangan dan berapa jumlah volume yang dibutuhkan, termasuk


didalamnya dengan memperhitungkan kemungkinan macetnya
transportasi dari/ke Lapangan.
6. Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta jaminan tertulis kepada
Supplier Beton Ready Mix jaminan tentang mutu beton, stabilitas
mutu dan kontinuitas pengadaan dan jumlah / volume beton yang
digunakan.
7. Walaupun demikian, untuk mengecek mutu beton yang
dipakai maka baik Penyedia Jasa Konstruksi maupun Supplier Beton
Ready Mix masing-masing harus membuat silinder atau kubus beton
percobaan untuk di Test di Laboratorium yang ditunjuk/disetujui
secara tertulis oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan jumlah
silinder atau kubus beton dibuat sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia.
8. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan,
walaupun disupply oleh Perusahaan Beton Ready Mix, tetap
merupakan tanggung jawab sepenuhnya dari Penyedia Jasa
Konstruksi.
9. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 (tiga) jam, yaitu
terhitung sejak dituangkannya air kecampuran beton kedalam truk
ready mix di plant/pabrik sampai selesainya beton ready mix
tersebut dituangkan dicor, tidak dapat digunakan atau dengan
perkataan lain akan ditolak. Segala akibat biaya yang
ditimbulkannya menjadi beban dan resiko Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Adukan BetonYang Dibuat di tempat (Site Mixing)
Adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
- Semen diukur menurut berat.
- Agregat diukur menurut berat.
- Pasir diukur menurut berat.
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk
mesin (concrete batching plant).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 70


LAPORAN PRAKERIN

- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin


pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus
dibersihkan lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru
dimulai.
d. Test Kubus Beton (Pengujian Mutu Beton)
1. Direksi / Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada
Penyedia Jasa Konstruksi untuk membuat benda uji silinder atau
kubus dari adukan beton yang dibuat, dengan jumlah sesuai
dengan peraturan beton bertulang yang berlaku.
2. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk
silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan
memenuhi syarat dalam Peraturan Beton Indonesia. Untuk benda
uji berbentuk kubus, cetakan harus berbentuk bujur sangkar dalam
segala arah dengan ukuran 15x15x15 cm dan memenuhi syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia.
3. Pengambilan adukan beton, percetakan benda uji kubus dan
curingnya harus dibawah pengawasan Direksi / Konsultan
Pengawas.
Prosedurnya harus memenuhi syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia.
4. Pengujian.
Pada umunya pengujian dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia, termasuk juga pengujian-pengujian susut (slump) dan
pengujian tekan (Crushing test).Jika beton tidak memenuhi syarat-
syarat pengujian slump, maka kelompok adukan yang tidak
memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika
pengujian tekanan gagal maka perbaikan-perbaikan atau langkah-
langkah yang diambil harus dilakukan dengan mengikuti

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 71


LAPORAN PRAKERIN

prosedure-prosedure Peraturan Beton Indonesia atas biaya


Penyedia Jasa Konstruksi.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang
menunjukkan tanggal pengecoran, bagian struktur yag
bersangkutan dan lain-lain data yang perlu dicatat.
7. Semua benda uji kubus harus di Test diLaboraturium bahan
bangunan dan tempat pengetesan tersebut harus disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas.
8. Laporan asli (bukan photo copy) hasil Percobaan harus diserahkan
kepada Direksi / Konsultan Pengawas segera sesudah selesai
percobaan, dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik,
deviasi standard, campuran adukan dan berat benda uji kubus
tersebut. Percobaan/test kubus beton dilakukan untuk umur-umur
beton 3,7 dan 14 hari dan juga untuk umur beton 28 hari.
9. Apabila dalam pelaksanaan nanti ternyata bahwa mutu beton yang
dibuat seperti yang ditunjukkan oleh benda uji kubusnya gagal
memenuhi syarat spesifikasi, maka Direksi / Konsultan Pengawas
berhak meminta Penyedia Jasa Konstruksi supaya mengadakan
percobaan-percobaan non destruktif atau bila perlu untuk
mengadakan percobaan loading (Loading Test) atas biaya Penyedia
Jasa Konstruksi. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
10. Apabila gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar
dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas.Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi.
e. Pengecoran Beton

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 72


LAPORAN PRAKERIN

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-


bagian struktural dari pekerjaan beton, Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengajukan permohonan izin pengecoran tertulis kepada
Direksi / Konsultan Pengawas minimum 3 (tiga) hari sebelum
tanggal/hari pengecoran.
2. Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan
apabila bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah “siap”
artinya Pemborong sudah mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut
sebaik mungkin sehingga sesuai dengan gambar dan spesifikasi.
3. Atas pertimbangan khusus Direksi / Konsultan Pengawas dan pada
keadaan-keadaan khusus misalnya untuk volume pekerjaan yang
akan dicor relatif sedikit/kecil dan sederhana maka izin pengecoran
dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga)hari tersebut.
4. Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal
apabila terjadi salah satu keadaan sebagai berikut :
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari
tanggal rencana pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi
syarat lagi misalnya tulangan, pembersihan bekesting atau hal-hal
lain yang tidak sesuai gambar-gambar & spesifikasi.
c. Jika tidak ada persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas, maka Penyedia Jasa Konstruksi akan diperintahkan
untuk menyingkirkan /membongkar beton yang sudah dicor tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas, atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi sendiri.
5. Adukan beton harus secepatnya dibawa ketempat pengecoran
dengan menggunakan cara (metode) yang sepraktis mungkin,
sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan
alat-alat pengangkut mesin harus mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum alat-alat tersebut

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 73


LAPORAN PRAKERIN

didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat-alat pengangkut yang


digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan
yang mengeras.
6. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum
pemasangan besi beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan
tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
7. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat-tempat yang akan dicor
terlebih dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran-kotoran
(potongan kayu,batu, tanah dan lain-lain) dan dibasahi dengan air
semen.
8. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan
menuangkan adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih
dari 1,5 m yang akan menyebabkan pengendapan/pemisahan
agregat.
9. Pengecoran harus dilakukan secara terus menerus
(continue/tanpa berhenti). Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan)
dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan
beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenankan untuk dipakai lagi.
f. Pemadatan Beton
1. Beton yang dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan
ukuran yang sesuai selama pengecoran berlangsung dan dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun
posisi/rangkaian tulangan.
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (honey
comb), yaitu memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan
dibuka.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyiapkan vibrator-vibrator
dalam jumlah yang cukup untuk masing-masing ukuran yang
diperlukan untuk menjamin pemadatan yang baik.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 74


LAPORAN PRAKERIN

4. Pada umumnya dengan pemilihan bahan-bahan yang


seksama, cara mencampur dan mengaduk yang baik dan cara
pengecoran yang cermat tidak diperlukan penggunaan sesuatu
admixture. Jika penggunaan admixture masih dianggap perlu,
Penyedia Jasa Konstruksi diminta terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan tertulis dari Perencana Struktur dan Direksi /
Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut.Untuk itu Penyedia
Jasa Konstruksi diharuskan memberitahukan nama perdagangan
admixture tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data-data
bahan, nama pabrik produksi jenis bahan mentah utamanya, cara-
cara pemakaiannya resiko/efek sampingan dan keterangan-
keterangan lain yang dianggap perlu.
g. Siar Pelaksanaan dan Urutan / Pola Pelaksanaan
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan
peraturan beton yang berlaku dan mendapat persetujuan tertulis
dari Direksi / Konsultan Pengawas.Umumnya posisi siar
pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu konstruksi.
Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan untuk siar pelaksanaan
yang menahan gaya geser yang besar harus diberikan besi
tambahan/dowel yang sesuai untuk menahan gaya geser tersebut.
2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama
supaya dibersihkan dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran-
kotoran disingkirkan dengan air dan menyikat sampai agregat kasar
tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih, “Calbond” harus
dilapiskan merata seluruh permukaan.
3. Untuk pengecoran dengan luasan dan atau volume besar maka
untuk menghindarkan/meminimalkan retak-retak akibat susut,
pengecoran harus dilakukan dalam pentahapan dengan pola papan
catur, urutan pekerjaan harus diusulkan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari Direksi /
Konsultan Pengawas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 75


LAPORAN PRAKERIN

h. Curing Dan Perlindungan Atas Beton


1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama
berlangsungnya proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan
atau aliran air dan perusakan secara mekanis atau pengeringan
sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus
selama 14 hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat
dilakukan dengan cara menutupi dengan karung basah sedangkan
untuk lantai selama 7 hari pertama dengan cara menutupi dengan
karung basah, mnyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada
permukaan beton tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing
dan perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa
Konstruksi bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut
akibat kelalaian ini.
4. Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin.
Beton yang keropos/bocor harus diperbaiki. Prosedure perbaikan
beton yang keropos harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas, dan Penyedia Jasa Konstruksi tidak dikenakan biaya
tambahan untuk perbaikan tersebut.
i. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton
1. Pembengkokan besi harus dilakukan dengan hati-hati dan
teliti/tepat pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak
menyimpang dari Peraturan Beton Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan
menggunakan alat-alat (Bar Bender) sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan cacat patah, retak-retak, dan sebagainya.
Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
dingin, dan pemotongan harus dengan “Bar Cutter”, tidak boleh
dengan api.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 76


LAPORAN PRAKERIN

2. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai, Penyedia


Jasa Konstruksi diwajibkan membuat gambar kerja (Shop
Drawing) berupa penjabaran gambar rencana Pembesian Struktur,
rencana kerja pemotongan dan pembengkokan besi beton (bending
schedule) yang diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan tertulis.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil, sesuai dengan
gambar dan harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi
penurunannya.
4. Pemasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan
gambar detail standard penulangan.
5. Sebelum besi beton dipasang, besi beton harus bebas dari kulit besi
karat, lemak, kotoran serta bahan-bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat.
6. Pemasangan rangkaian tulangan yaitu kait-kait, panjang
penjangkaran, overlap, letak sambungan dan lain-lain harus sesuai
dengan gambar standar penulangan.
Apabila ada Keraguan tentang rangkaian tulangan maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus memberitahukan kepada Direksi / Konsultan
Pengawas / Perencana Struktur untuk klarifikasi.
Untuk hal itu sebelumnya Penyedia Jasa Konstruksi harus
membuat gambar pemengkokan baja tulangan (bending schedule),
diajukan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada
kedudukan yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat.
Pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung lainnya sedemikian rupa sehingga
rangkaian tulangan terpasang kokoh, kuat dan tidak bergerak saat
dilakukan pengecoran beton.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 77


LAPORAN PRAKERIN

8. Ikatan dari kawat harus dimasukkan dalam penampang beton,


sehingga tidak menonjol kepermukaan beton.
9. Sengkang-sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya
harus sesuai dengan gambar.
10. Beton decking harus digunakan untuk menahan jarak yang tepat
pada tulangan, dan minimum mempunyai kekuatan beton yang
sama dengan beton yang akan dicor.
11. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul-betul bersih
dari semua kotoran-kotoran.
12. Penggantian Besi
a. Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan supaya besi yang
dipasang adalah sesuai dengan apa yang tertera pada gambar.
b. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Penyedia Jasa
Konstruksi atau pendapatnya terdapat kekeliruan atau
kekurangan atau perlu peyempurnaan pembesian yang ada maka
Penyedia Jasa Konstruksi dapat menambah ekstra besi dengan
tidak mengurangi pembesian yang tertera dalam gambar. Usulan
pengganti tersebut harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
c. Jika Penyedia Jasa Konstruksi tidak
berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran
diameter besi dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
1. Harus ada
persetujuan tertulis dari Direksi / Konsultan Pengawas.
2. Jumlah luas besi di
tempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam
gambar. Khusus untuk balok induk, jumlah luas
penampang besi pada tumpuan juga tidak boleh lebih
besar jauh dari pembesian aslinya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 78


LAPORAN PRAKERIN

3. Penggantian
tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat
menyulitkan pembetonan atau pencapaian
penggetar/vibrator.
4. Tidak ada Pekerjaan
Tambah dan tambahan waktu pelaksanaan.
j. Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton
1. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan untuk membobok,
membuat lubang atau memotong konstruksi beton yang sudah jadi
tanpa sepengetahuan dan ijin tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
2. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat-alat didalam
beton, pemasangan sparing dan sebagainya, harus sesuai gambar
atau menurut petunjuk-petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
k. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding
1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diberikan
penjangkaran dengan jarak antara 60 cm, panjang jangkar
minimum 60 cm di bagian dimana bagian yang tertanam dalam
bata dan kolom masing-masing 30 cm dan berdiameter 10 mm.
2. Tiap pertemuan dinding, dinding dengan luas yang lebih besar dari
9 m² dan dinding dengan tinggi lebih besar atau sama dengan 3 m
harus diberi kolom-kolom praktis dan ring-ring balok, dengan
ukuran minimal 13 cm x 13 cm.
Tulangan kolom praktis/ring balok adalah 4 diameter 12mm
dengan sengkang diameter 8 mm jarak 20 cm.
3. Untuk listplank bata dan dinding-dinding lainnya yang
tingginya > 3 m harus diberi kolom praktis setiap jarak 3m dan
bagian atasnya diberikan ring balok. Ukuran dan tulangan kolom
praktis dan ring balok seperti pada butir 2.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 79


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pekerjaan pasangan batu belah untuk
pondasi bangunan, talud serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu kali yang digunakan adalah batu gunung, berwarna
kehitamandan harus batu belah/tidak bulat dan tidak poros serta tidak
rapuh.
b. Semen, pasir dan air persyaratan lihat pekerjaan beton
c. Lapisan batu gunung yang digunakan :
Jenis= batu belah//batu gunung
Bahan Perekat =adukan : 1 Pc : 5 Pasir beton

3. SYARAT PELAKSANAAN
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan PUBI
1982, dan harus seizin Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Setelah galian pondasi siap maka sebelum dipasang batu belah,
tanah dasar harus diberi lapisan pasir urug/sirtu dibawahnya setebal 10
cm dan dipadatkan.
c. Pasangan batu belah disusun dengan bersilang, semua permukaan
bagian dalam harus terisi adukan perekat dan semua nat yang tebal diisi
dengan kricak. Tinggi pemasangan tidak boleh lebih dari 0.5 m dalam
satu hari. Sisi samping pondasi harus diplester kasar sesuai adukan
perekat pondasinya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 80


LAPORAN PRAKERIN

d. Untuk pasangan batu belah yang menggunakan lapisan batu


kososng (aanstamping), pasangan batu kosong harus ditata dengan sisi
panjang tengah dan bersilang kemudian diberi / ditabur pasir bagian
atasnya hingga pasir mengisi lobang-lubang yang terdapat disela-sela
batu. Ketinggian pasangan aanstamping mengikuti gambar kerja. Setelah
pasir merata kemudian ditimbris.
e. Untuk pekerjaan talud harus dipasang pipa-pipa drain (sulingan)
dari PVC ø 1” setiap jarak 100 cm, dan diberi saringan ijuk + pasir pada
ujung-ujung pipa drain.

PASAL 13
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti
tercantum dalam gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan Baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan dengan baik.

2. PERATURAN-PERATURAN
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut:
- SNI – 03. 1729 - 2002 Tata cara Perencanaan Bangunan Baja Untuk
Gedung
- Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia (PUBI-1982)
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat

3. MATERIAL BAJA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 81


LAPORAN PRAKERIN

a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja


yang baru dan memenuhi mutu tegangan leleh fy minimum 2400 kg/cm2.
b. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan sertifikat test dari
pabrik pembuat Baja tersebut. Apabila Direksi / Konsultan Pengawas
mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan atau keraguan
terhadap mutu baja yang dipakai di lapangan / di workshop, maka Direksi /
Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk meminta diadakan test
tambahan/ulang dengan ketentuan jumlah test maximum 3 (tiga) buah
untuk masing-masing ukuran profil. Biaya test tersebut tetap menjadi
beban Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang
dan kerusakan lainnya. Semua material Baja tersebut juga harus lurus,
tidak perpuntir, tidak ada tekukan-tekukan.
d. Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan di atas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material
harus dijaga agar tidak rusak ataupun bengkok.
e. Direksi / Konsultan Pengawas akan menolak material-material Baja yang
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas dan tidak diperkenankan
untuk difabrikasi.

4. PERUBAHAN SISTEM SAMBUNGAN


a. Apabila Penyedia Jasa Konstruksi berpendapat untuk lebih
memudahkan pelaksanaan atau erection atau alasan lainnya, maka
Penyedia Jasa Konstruksi dimungkinkan untuk mengajukan usulan sistem
sambungan lain yang tidak sama dengan Gambar rencana.
b. Usulan sistem sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar
dan perhitungan sistem sambungan pengganti untuk diperiksa dan
disetujui Konsultan Perencana Struktur .
c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistem sambungan
yang diusulkan Penyedia Jasa Konstruksi dan Penyedia Jasa Konstruksi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 82


LAPORAN PRAKERIN

tetap mempunyai kewajiban untuk melaksanakan pekerjaan sesuai


denganTime Schedule semula.

5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Gambar kerja (Shop Drawing)
Sebelum fabrikasi dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
gambar-gambar kerja yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas. Bilamana disetujui, Penyedia Jasa
Konstruksi dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya.
b. Pemeriksaan dan persetujuan Direksi / Konsultan Pengawas atas gambar
kerja tersebut hanyalah menyangkut segi kekuatan struktur saja seperti :
Ukuran-ukuran/dimensi-dimensi profil, ketebalan pelat-pelat,
ukuran/jumlah bout/las, tebal pengelasan. Ketetapan ukuran-ukuran
panjang, lebar, tinggi atau posisi dari elemen-elemen konstruksi Baja yang
berhubungan dengan erection tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi. Dengan kata lain walaupun semua gambar kerja telah disetujui
Direksi / Konsultan Pengawas, tidaklah berarti mengurangi atau
membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawab
ketidaktepatan serta kemudahan dalam erection elemen-elemen konstruksi
Baja.
c. Pengukuran dengan skala dalam gambar sama sekali tidak diperkenankan.
d. Pada gambar kerja harus sudah terlihat bagian-bagian tambahan yang
diperlukan untuk keperluan montase serta cara-cara montase yang
direncanakan.
e. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi Baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi mandor-mandor yang ahli
dalam Konstruksi Baja.
f. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan rapi
dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong atau gergaji
besi. Pemotongan dengan mesin las atau api sama sekali tidak
diperbolehkan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 83


LAPORAN PRAKERIN

g. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberikan Marking procedure ( tanda–


tanda atau kode ) yang akan dipakai kepada Direksi / Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
h. Semua konstruksi Baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang
degnan mudah.
i. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak mudah terhapus.
j. Pelat-pelat sambungan dan lain-lain bagian elemen yang diperlukan untuk
sambungan-sambungan di lapangan, harus dibaut/diikat sementara dulu
pada masing-masing elemen dengan tetap diberi tanda-tanda.
k. Pengelasan.
1). Sebelum pekerjaan las dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi wajib
menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan
dikerjakan di lapangan dan harus disetujui oleh Direksi / Konsultan
Pengawas.
2). Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada dipastikan bahwa
bidang-bidang yang akan disambung dengan sambungan las tidak
boleh bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
3). Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan datar, dan
bila ada yang harus dilas tegak, maka pengelasan harus dimulai dari
bawah kemudian kearah atas.
4). Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat dipastikan bahwa
sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk itu sebaiknya
dipakai batang-batang penyambungan pada bagian ujung dari
sambungan tersebut agar pengelasan dapat dilaksanakan dengan
penuh.
5). Pengelasan harus dilaksanakan dengan las busur listrik dan batang las
harus dari bahan yang sama campurannya dengan bahan yang akan
dilas.
6). Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan tinggi. Penyedia Jasa Konstruksi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 84


LAPORAN PRAKERIN

wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing tukang


lasnya sesuai peraturan.
7). Pengelasan hanya dilakukan pada tempat-tempat yang dinyatakan
dalam gambar kerja. Ukuran las yang tercantum adalah ukuran efektif.
8). Apabila diperlukan pengelasan di lapangan harus dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana baik ukuran panjang maupun ketebalannya
9). Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus dibersihkan
dengan baik.
l. Baut Pengikat
1). Kecuali ditentukan lain dalam gambar Mutu baut
penyambung dan angkur minimal sama dengan baja yang
digunakan.
2). Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru,
diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
3). Baut harus dilengkapi dengan 2 (dua) ring, masing-
masing 1 buah pada kedua sisinya.
4). Direksi / Konsultan Pengawas dapat meminta Penyedia
Jasa Konstruksi melakukan Test Baut pada Laboratorium yang
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas, sebelum Penyedia
Jasa Konstruksi memesan baut yang akan dipakai.
5). Posisi lubang-lubang baut harus benar-benar tepat dan
sesuai dengan diameternya. Penyedia Jasa Konstruksi tidak boleh
merubah atau membuat lubang baru di lapangan tanpa seijin
Direksi / Konsultan Pengawas.
6). Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk
konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin
pons. Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak
diperkenankan.
7). Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari
diameter baut.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 85


LAPORAN PRAKERIN

8). Setiap pengencangan baut harus diawasi secara langsung


oleh Direksi / Konsultan Pengawas, apabila dianggap perlu
pengencangan baut harus menggunakan kunci momen.
9). Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah
dikencangkan masih dapat paling sedikit 3 (tiga) ulir yang
menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir
baut tersebut. Panjang baut yang tidak memenuhi syarat ini harus
diganti dan tidak boleh digunakan.
10). Untuk menghindarkan adanya baut yang belum
dikencangkan maka baut-baut yang sudah dikencangkan harus
diberi tanda dengan cat.

6. ERECTION SCHEDULE / METHOD


a. Penyedia Jasa Konstruksi harus memberitahukan terlebih
dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik ke lapangan guna
pengecekan Direksi / Konsultan Pengawas. Direksi / Konsultan Pengawas
dapat menolak setiap pengiriman Baja dari Workshop apabila pengiriman
tersebut tidak sesuai spesifikasi maupun modul yang disepakati.
b. Penempatan elemen konstruksi Baja di lapangan harus di tempat yang
kering / cukup terlindung sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut.
Direksi / Konsultan Pengawas berhak untuk menolak elemen-elemen
konstruksi Baja yang rusak karena salah penempatan atau rusak.
c. Erection elemen-elemen konstruksi Baja hanya boleh dilaksanakan setelah
Penyedia Jasa Konstruksi mengajukan Erection Schedule / Method untuk
disetujui oleh Direksi / Konsultan Pengawas.
d. Sebelum erection dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa
kembali kedudukan angkur-angkur Baja dan memberitahukan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas metode dan urutan pelaksanaan erection.
e. Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi sepenuhnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 86


LAPORAN PRAKERIN

f. Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah difabrikasi, tidak akan
diperbolehkan dipakai untuk erection.
g. Untuk pekerjaan erection di lapangan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan tenaga ahli dalam bidang Konstruksi Baja yang senantiasa
mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan erection.

7. PENGECATAN
a. Persiapan Pengecatan
Semua permukaan konstruksi Baja sebelum dicat harus bebas dari :
 Karat
 Minyak/Oli
 Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja.
b. Pengecatan Zincromate
1) Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut di atas, maka
setelah difabrikasi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar dilakukan
sebagai berikut:
2) Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / Konsultan
Pengawas
Ketebalan : 35 micron
3) Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/Pabrik, minimal 1
lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama
tebalnya.
4) Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai
berikut:
Type cat : Zincromate
Merek : sesuai gambar atau instruksi Direksi / KonsultanPengawas
Ketebalan : 35 micron

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 87


LAPORAN PRAKERIN

Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul


kering dan diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil
pengecatan yang rata sama tebalnya.
Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat Dasar I mengering
dengan baik sehingga timbul bentolan-bentolan pada permukaan Cat,
maka Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan agar Cat Dasar
II tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat Dasar II atas beban
Penyedia Jasa Konstruksi.
Direksi / Konsultan Pengawas akan memerintahkan pengecatan
ulang pada setiap lapisan cat yang tidak memenuhi persyaratan tersebut
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Untuk mengecek ketebalan-ketebalan pengecatan maka
Penyedia Jasa Konstruksi diharuskan menyediakan alat ukur khusus
guna keperluan tersebut.
d. Khusus untuk bagian permukaan Baja yang akan dibungkus
beton (kalau ada), maka bagian permukaan tersebut tidak perlu dicat
dasar maupun finish.
e. Pengecatan primer maupun finish harus dilakukan dengan cara spray,
bukan dengan cara kuas.

8. ANTI LENDUT
Secara umum Konstruksi Baja harus difabrikasi dengan memperhatikan
anti lendut. Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya
lendutan akibat beban mati dan hidup.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 88


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 14
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak Konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk


dalam Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam
Buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan
tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa Konstruksi bersangkutan selesai.
2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga
keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima.
3. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat pengaman-pengaman, proteksi,
barikade yang harus dipasang pada tempat-tempat yang berbahaya (tepi plat,
void, core lift dll) dimana orang dapat jatuh kedalamnya, pada saat pelaksanaan
pekerjaan maupun setelah selesai.

PEKERJAAN ARSITEKTUR
PASAL 15
PEKERJAAN SUB LANTAI (RABAT BETON)

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
ini, hingga dapat tercapai yang pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini dilakukan di bawah lapisan finishing lantai
yang langsung di atas tanah (lantai dasar yang tidak memakai plat beton)
serta sesuai detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 89


LAPORAN PRAKERIN

2. PERSYARATAN BAHAN
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan-bahan yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya, untuk mendapatkan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
b. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan di atas, tetapi
dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian dalam pekerjaan ini, harus
baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan
Pengawas.
c. Pasangan sub lantai dilakukan langsung di atas tanah, maka sebelum
pasangan sub lantai dilaksanakan terlebih dahulu lapisan urug di
bawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna ( telah dipadatkan
sesuai persyaratan ), rata permukaannya dan telah mempunyai daya
dukung maksimal.
d. Pekerjaan sub lantai merupakan campuran antara PC, pasir beton dan
kerikil atau split dengan perbandingan 1: 3 : 5.
e. Tebal lapisan sub lantai minimal dibuat 5 cm atau sesuai yang
disebutkan/disyaratkan dalam detail gambar
f. Permukaan lapisan sub lantai dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai
ruangan –ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu, supaya
diperhatikan mengenai kemiringan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
dan sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 90


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 16
PEKERJAAN LANTAI SCREED

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai screed dilakukan di atas plat-plat beton, meliputi bawah
finishing lantai untuk seluruh detail seperti yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN
Semen, pasir, split dan air lihat di pekerjaan beton

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang
terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi / Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
b. Lantai Screed dilakukan bila dasar lantai yang merupakan beton tumbuk
atau plat beton, telah dibersihkan dari segala kotoran, debu dan bebas dari
pengaruh pekerjaan yang lain.
c. Bahan lantai screed merupakan campuran dari bahan PC dan pasir
yang memenuhi syarat-syarat sperti yang telah ditentukan.
d. Lapisan atas/finish lantai screed adalah acian tanpa campuran bahan lain,
yang dilapiskan ke seluruh permukaan lantai yang diratakan dan
dilicinkan, atau bahan/material lain sesuai yang disebutkan/disyaratkan
dalam gambar detail atau sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Tebal adukan lantai screed minimal dibuat 4 cm atau sesuai dengan
gambar kerja, dari adukan 1 PC : 4 pasir . Permukaan lantai screed harus

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 91


LAPORAN PRAKERIN

betul-betul rata, kecuali bila disyaratkan lain, bebas cacat (retak-retak),


sehingga siap dipasang karpet dan bahan finishing lainnya.
f. Sebagai persiapan sebelum lantai screed dilakukan, alas lantai screed harus
dibersihkan dengan sikat kawat dan air supaya agregate muncul dan
memberi ikatan yang baik dengan screed. Cara lain adalah membuat
permukaan beton menjadi kasar dengan cara yang disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.
Setelah dibersihkan, alas lapisan dibasahi (semalam) dan setelah kering
dilapis cairan semen (air semen) maximum 20 menit, selanjutnya screed
dicor.
g. Pengecoran harus dilakukan sekaligus. Untuk daerah yang luas pengecoran
mengikuti lajur selebar 3 m dan pengecoran sebuah lajur hanya boleh
dilakukan 24 jam setelah dicor. Permukaan ujung dari lajur screed yang
terdahulu harus dibasahi dahulu dengan air semen sebelum sebelahnya
dicor.
h. Peralatan dan Compaction
Screed harus di-compact dengan beam vibrator dan perhatian harus
diberikan pada ujung-ujung yang sering tertinggal. Bila peralatan
diperlukan ( untuk finishing yang membutuhkannya) perataan dengan
papan screed harus menunggu minimum 1,5 jam maximum 2,5 jam untuk
menghindari pendebuan permukaan screed. Toleransi perbedaan tinggi
dalam satu ruang besar maximum 15 mm. Toleransi perbedaan antara jalur
maximum 1 mm.
i. Screed harus dibasahi selama 7 hari.
j. Untuk pemasangan bahan-bahan finishing lantai dapat dilakukan
minimum setelah 4 (empat ) minggu.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 92


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 17
PEKERJAAN WATER PROOFING (NON INTEGRAL)

1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-
bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
Bagian yang diwaterproofing adalah:
a. Toilet, Atap plat beton dan talang beton
b. Lantai ruang daerah basah lantai 2 ke atas (toilet, kamar mandi dll)
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan Standard Mutu Bahan
Standard dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar lainnya seperti NI.3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109.
Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan merubah standar dengan cara
apapun tanpa ijin dari Direksi / Konsultan Pengawas.
b. Bahan
 Untuk lapisan waterproofing coating digunakan Acrilic polymer
modified cementitious coating dengan ketebalan sesuai petunjuk
manufaktur untuk ruang daerah basah.
 Untuk lapisan waterproofing membrane digunakan bituthen membrane
sheet dengan ketebalan minimal 3mm untuk plat beton dan talang
beton, cara perekatan sesuai petunjuk manufaktur .
c. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan
tidak bercacat.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 93


LAPORAN PRAKERIN

2. Bahan harus di simpan dalam tempat yang terlindung, tertutup, tidak


lembab, kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan.
3. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya.
Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab atas kerusakan bahan-
bahan yang disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan, kalau
terdapat kerusakan yang bukan karena tindakan Pemilik.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-
bahan pengganti harus yang disetujui Direksi / Konsultan Pengawas
berdasarkan contoh yang diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi.
c. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi
lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh
Direksi / Konsultan Pengawas, dengan cara-cara yang telah disetujui
oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai
gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan
dari pabrik yang bersangkutan, dan atas petunjuk Direksi / Konsultan
Pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan
lainnya, Penyedia Jasa Konstruksi harus segera melaporkan kepada
Direksi / Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulia. Penyedia Jasa
Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam
hal ada kelainan/perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 94


LAPORAN PRAKERIN

f. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengajukan contoh dari semua bahan,


brosur lengkap dan jaminan dari pabrik, kecuali bahan yang disediakan
oleh proyek.
g. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari
berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Direksi /
Konsultan Pengawas.
h. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur, dan merek yang memenuhi
spesifikasi akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan
diinformasikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi selama tidak lebih dari
7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan tersebut.
i. Bilamana diinginkan, Penyedia Jasa Konstruksi wajib membuat mock-
up sebelum pekerjaan dimulai.
j. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan yang
terlebih dahukun harus mengajukan “ Metode Pelaksanaan” sesuai
dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi /
Konsultan Pengawas.
k. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan, harus diberi lapisan dapat berupa screed maupun material
finishing.
l. Untuk bagian yang bertemu dengan bidang tegak (dinding, sparing dsb.)
pada bidang tegak tersebut harus diberi lapisan water proofing setinggi
minimal 20 cm.

4. PENGUJIAN MUTU PEKERJAAN


1. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada
laboratorium yang ditunjuk Direksi / Konsultan Pengawas, baik
mengenai komposisi, konsentrasi, dan hasil yang ditimbulkannya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 95


LAPORAN PRAKERIN

2. Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan melakukan percobaan-


percobaan dengan cara memberi air di atas permukaan yang diberi
lapisan kedap air (permukaan yang telah diberi lapisan waterproof
digenangi air) selama 1 x 24 jam atas biaya sendiri.. Pelaksanaan
pengujian ini harus sepengetahuan dan mendapat persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.
3. Pada waktu penyerahan maka Penyedia Jasa Konstruksi harus
memberika jaminan atas semua pekerjaan perlindungan terhadap
kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, akibat kegagalan dari
bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 5 (lima ) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi.

5. SYARAT PENGAMANAN PEKERJAAN


1. Penyedia Jasa Konstruksi wajib mengadakan perlindungan terhadap
pemasangan yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan peregeseran,
lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan
pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan/dilaksanakan,
maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh Direksi / Konsultan Pengawas. Biaya
yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 96


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 18
PEKERJAAN UBIN KERAMIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pemasangan Ubin Keramik/Ceramic
Tile untuk pekerjaan Finishing Lantai, Dinding dan/atau seperti tercantum
dalam Gambar Kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis : Ubin Keramik , sekualitas Roman, Asia Tile
Permukaan : Glazed dan unglazed
Ketebalan : 7 mm
Warna : Ditentukan kemudian
Ukuran : sesuai gambar
Produk : KW 1
Adukan pengisi siar dan nat menggunakan nat warna. Warna ditentukan
kemudian.

3. PERSYARATAN PELAKASANAAN
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
danbernoda.
3. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan
minimal3 cm atau lebih sesuai dengan gambar termasuk syarat
kemiringan
4. Adukan pasangan/pengikat menggunakan bahan perekat menggunakan
tile adhesive MU 450 atau AM Adhesive atau setara

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 97


LAPORAN PRAKERIN

5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan di daerah basah dan teras/balkon.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar),
harus sama lebarnya, maksimum 2 mm, yang membentuk garis-garis
sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar
yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong
keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
8. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3
x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan
lain.
9. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan
siarsiarnya bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar
yang sama pula.
10. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
11. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari
debu, cat dan kotoran lainnya, kemudian dikasarkan agar adukan perekat
melekat lebih sempurna.
12. Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus
terisi padat dengan bahan perekat.
13. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga
pengambilan as pemasangan.
14. Naad atau siar keramik diisi dengan mortar tertentu yang tahan asam,
basa serta kedap air yaitu bahan grout MU 408 atau AM Grout atau
setara. Warna perekat naad ini disesuaikan dengan warna keramik.
15. Pengisian/Pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah
keramik dipasang.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 98


LAPORAN PRAKERIN

Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.

PASAL 19
PEKERJAAN DINDING BATU BATA

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pasangan batu bataini meliputi pekerjaan dinding bangunan
dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Batu bata local maupun batu bata ringan harus memenuhi SNI.SO4 - 89 -
F
b. Semen Portland harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
c. Pasir harus memenuhi SNI.SO4 - 89 - F
d. Air harus memenuhi PUBI - 1982 pasal 9

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Dinding concrete kecuali kamar mandi adalah dinding batu bata
denganukuran normal per unit: 11 x 23 x 5. Dimensi tersebut untuk
tuntutanpemasangan jaringan inbow. Batu bata denganmenggunakan spesi
perekat 1PC : 4pasir.
b. Dinding concrete kamar mandi. Dinding batu bata dengan ukuran normal
perunit: 11 x 23 x 5, dengan menggunakan spesi perekat 1PC : 4pasir.
c. Untuk semua dinding pada lantai dasar maupun lantai tingkat, mulai dari
permukaan lantai area basah setinggi 170 cm untuk kamar mandi serta

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 99


LAPORAN PRAKERIN

daerah basah lainnya, digunakan aduk campuran rapat air (trasraam)


dengan spesi perekat 1PC : 2pasir.
d. Batu bata yang digunakan adalah batu bata dengan kualitas terbaik yang
disetujui Konsultan Pengawas, yaitu siku dan sama ukurannya.
e. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum
hingga jenuh.
f. Setelah bata terpasang dengan baik dan benar, naad/siar-siar harus dikerok
sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
g. Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
(maksimal) 24 lapis setiap hari, diikuti dengan cor kolom praktis.
h. Bidang dinding bata 1/2 (Setengah) batu yang luasnya lebih besar dari 12
m2 harus ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan
ukuran 11 x 11 cm, dengan 4 buah tulangan pokok berdiameter 10 mm,
beugel diameter 10 jarak 20 cm, jarak antara kolom maksimal 3,50 m atau
sesuai gambar. Kolom praktis dan balok penguat menjadi lingkup kerja
kontraktor arsitektur.
i. Pembuatan lubang pada pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan.
j. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm,
Jarak 40 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian
pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata minimal 30
cm, kecuali ditentukan lain.
k. Tidak diperkenankan memasang bata yang patah dua melebihi dari 5 %.
Bata yang patah lebih dari dua tidak boleh digunakan.
l. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 (setengah) batu harus menghasilkan
dinding finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah
25 cm. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak
lurus.
m. Seluruh pasangan dinding bata sampai setinggi 50 cm di atas kepala
pondasi harus diberi obat anti rayap dengan cara dan aturan yang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 100


LAPORAN PRAKERIN

ditentukan oleh persyaratan teknis Sipil. Pemakaian obat tersebut


dilakukan sebelum plesteran dilakukan.
n. Pada bagian / daerah sekitar toilet, pantry dan lain-lain termasuk braket tv
gantung yang membutuhkan penempatan barang-barang yang
digantungkan pada dinding, maka di dalam dinding bagian-bagian tersebut
harus dipasang perkuatan yang dibuat dari besi beton secara vertikal dan
horisontal, yang dihubungkan / disambungkan dengan las.
o. Pemasangan besi beton perkuatan dinding tersebut harus disetujui terlebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas mengenai tempat dan ukurannya.
p. Kelos-kelos yang dibutuhkan dapat ditanam dalam dinding-dinding
dengan angkur.
q. Kontraktor harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain. Jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor harus mengganti tanpa biaya tambahan.

PASAL 20
PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh
dinding bata termasuk kolom, dinding beton dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik
lengkung pada kolom, sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada
pertemuan komponen bangunan dengan dinding. Meliputi pula pembuatan
tali air pada dinding serta profil acian menonjol pada dinding sesuai gambar.
Plesteran dinding terselenggara hingga 15 cm diatas plafon sehingga didapat
kerapian maksimal atas pertemuan dinding dengan plafond.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 101


LAPORAN PRAKERIN

2. BAHAN-BAHAN
a. Portland Cement
Menggunakan Portland Cement yang dipakai sekw: Gresik,Holcym, harus
baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yangtertutup
seperti yang disyaratkan dalam NI-8.
b. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak
sepertiminyak, asam, atau unsur-unsur organik lainnya.
c. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat,
lumpur atau campuran-campuran lain sesuai dengan :
 NI - 3 pasal 14
 NI - 2 pasal 3.3

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Perencanaan
1. Acian
Acian dibuat dalam campuran sesuai persyaratan bahan tersebut diatas.
Acian dinding menggunakan PC tebal 3 mm. Acian waterproof
menggunakan MU-600 aplikasi 2 lapis masing lapis tebal 1,5 mm.
2. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam
waktu 1 (satu) minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plesteran harus dicampur dan dilaksanakan dengan baik untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
3. Pergunakan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang
akan merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran
harus rata sesuai perintah Konsultan Pengawas, dengan tebal plesteran

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 102


LAPORAN PRAKERIN

dinding 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm,


kecuali ditentukan lain.
4. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat
dilaksanakanbila ada ijin dari Konsultan Pengawas.
Pelaksanaan
1. Umum
a. Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu,
minyak cat dan bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya
ikat plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan pekerjaan
plesteran.
b. Singkirkan semua hal yang dapat merusak/mengganggu pekerjaan
plesteran.
c. Bentuk screed sementara (untuk pembentukan dasar yang
permanen) untuk menjamin adanya ketebalan yang sama,
permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil akurat.
d. Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan.
Jangan menjenuhkan permukaan dan jangan dipasang plesteran
sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap / kering
kembali.
e. Letakkan / tempelkan campuran plesteran selama 2,5 jam
(maksimal) setelah proses pencampuran, kecuali selama udara
panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang
diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara
dari plesteran.
f. Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak
lurus.
g. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai
dengan yang disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan
plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.
2. Plesteran ke Dinding Bata

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 103


LAPORAN PRAKERIN

a. Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti


tidak rata, tidak tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah
atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar
kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
b. Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (15-20 mm)
dan diratakan dengan roskam aluminium, kemudian basahkan
terus selama 3 (tiga) hari. c. Pelaksanaan plesteran dilakukan
minimal setelah pasangan dinding berumur 2 (dua) minggu.
3. Acian Permukaan Beton
a. Pasangkan acian setebal 3 mm, kasarkan permukaannya,
kemudian pasangkan sebelum acian mengering.
b. Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan acian dalam ketebalan /
kerataan yang disyaratkan dalam gambar.
4. Plesteran Interior
a. Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan ± 7
mm. Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
b. Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang
rata.
c. Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan
secukupnya ; dan tekan untuk menjamin adanya kesatuan dengan
dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat dengan hanya satu
arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.
Pada permukaanpermukaan vertikal, sikat secara horizontal.
d. Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya
dan ekan untuk menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan
lapisan dasar pertama.
e. Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 104


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 21
PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi /
Konsultan Pengawas.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Jenis : Ceramic tile warna KW 1 sekualitas
roman
atau asia tile, Platinum
b. Finishing Permukaan : Polished
c. Ketebalan : Minimum 7 mm
d. Bahan Pengisi Siar : mortar utama 408/Am grout atau setara
e. Bahan perekat : adukan semen : pasir = 1 : 3
f. Warna : Ditentukan kemudian
g. Ukuran : sesuai gambar
h. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan –
peraturan ASTM, Peraturan keramik Indonesia (NI – 19 ) dan petunjuk
teknis dari pabrik pembuatnya.
i. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi / Konsultan Pengawas.
j. Penyedia Jasa Konstruksi harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan
persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Direksi /
Konsultan Pengawas.
k. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekejaan dalam bagian ini, harus baru,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 105


LAPORAN PRAKERIN

kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi / Konsultan


Pengawas.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pada permukaan dinding beton/bata ringan yang ada, keramik dapat
langsung diletakkan, dengan menggunakan adukan semen instan
seperti contoh di atas, sehingga mendapatkan ketebalan dinding
seperti tertera pada gambar.
b. Siar-siar keramik diisi dengan am atau yang setara, yang warnanya
akan ditentukan kemudian.
c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu
diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh bahan dari jenis
produk yang berlainan) kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan
Perencana untuk memperoleh persetujuan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
membuat shop drawing dari pola pemasangan bahan yang disetujui
oleh Direksi / Konsultan Pengawas dan Perencana
e. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk
itu sesuai petunjuk pabrik.
f. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman
dalam pemasangan keramik.
g. Bidang dinding keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi
Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran
harus diadakan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi /
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
i. Keramik yang sudah terpasang, harus dibersihkan dari segala macam
noda-noda yang melekat.
j. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam
air sampai jernih

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 106


LAPORAN PRAKERIN

k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan


pasangan atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam g

PASAL 22
PEKERJAAN KUSEN PINTU, JENDELA ALUMINIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan pembuatan kusen aluminium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Spesifikasi Teknis
 Bahan dari aluminium framing system, aluminium extrusi sesuai SII
extrusi 0695-82, tidak terbuat dari scrapt (bahan bekas). Sekualitas
YKK, Supereks
 Ukuran : 4’’ tebal 1.8mm’.
 Nilai deformasi : maksimal 2 mm
 Warna profil : DarkBrown
b. Seluruh bagian aluminium berwarna harus datang di tapak dilengkapi
dengan pelindung dan baru diperkenankan dibuka sesudah mendapat
persetujuan dari Direksi.
c. Untuk keseragaman warna, diisyaratkan sebelum proses fabrikasi warna
profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi
unit-unit jendela, pintu dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam setiap unit didapatkan warna yang sama. Pemotongan
profil aluminium menggunakan mesin potong, mesin punch, drill
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk
jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1
mm dan untuk diagonal 2mm.
d. Accesories

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 107


LAPORAN PRAKERIN

Sekrup dari galvanized seel mutu Hotdeep kepala tertanam, weather strip
dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Ankur untuk rangka/kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal minimal 2 mm, dengan lapisan
zinc tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat bergeser.

e. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela/bovenlicht dan pintu yang
bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, aduk atau plester dan bahan
lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating varnish atau bahan insulation
lainnya.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua frame kusen, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliiti sesuai ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
b. Pemotongan besi hendaknya dijauhkan dari material aluminium
untuk menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya.
Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-
hati tanpa menyebabkan kerusakan pada umumnya
c. Penjelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari
arah dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti
menggunakan skrup, rivet dan ankur yang cocok. Pengelasan harus rapi
untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Ankur untuk rangka / kusen aluminium terbuat dari galvanized
steel plate setebal minimal 2 mm dan ditempatkan pada interval 60 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup
anti karat/stailess steel sedemikian rupa sehingga hailine dari tiap

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 108


LAPORAN PRAKERIN

sambungan harus kedap air. Celah antara kaca dan sistem kusen ditutup
dengan sealant.
g. Disyaratkan bahwa kusen aluminium dilengkapi kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
 Dapat menjadi kusen untuk kaca mati
 Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar dan dapat dipasang door
closer.
 Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
 Untuk sistem partisi harus moveable, dipasang tanpa harus mematikan
secara penuh yang merusak lantai atau langit-langit.
 Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan di atas.
 Untuk fitting hardware dan reinforcing materials di mana kusen
aluminimum akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chromium
untuk menghindari kontak korosi.
h. Toleransi pemasangan kusen aluminium di satu sisi dinding adalah
10-25 mm yang kemudian diisi dengan beton ringan / grout.
i. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan
sebelum rangka kusen terpasang. Permukaan bidang dinding horizontal
(perlubangan dinding) yang melekat pada ambang bawah dan atas harus
waterpass.
j. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama
pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.
k. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding,
diberi sealant supaya kedap air dan suara.
l. Kusen yang berhubungan dengan daun pintu/jendela, engsel harus
diberi perkuatan khusus agar daun dapat menempel kuat pada kusen

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 109


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 23
PEKERJAAN DAUN KACA PINTU DAN JENDELA

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna
b. Pekerjaan dan pembuatan pintu jendela kaca dipasang diseluruh detail
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Kaca pintu jendela : sekualitas Asahimas, Mulia
 Tebal 8 mm untuk kaca jendela luar.
 Tebal 5 mm untuk kaca jendela dalam.
 Tebal 12 mm untuk kaca frameless. tempered
Jenis kaca menggunakan kaca rayban/bening sesuai desain
b. Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak, tidak bergelombang dan harus memenuhi standar bahan
yang berlaku di Indonesia.
c. Untuk Rangka, mutu dan persyaratan bahannya sama bahan yang
digunakan untuk kosen.
d. Ukuran rangka pintu jendela sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 110


LAPORAN PRAKERIN

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar


kerja, persyaratan persyaratan atau sesuai petunjuk direksi. Pekerjaan ini
harus dilaksanakan dengan keahlian dan ketelitian.
b. Syarat dan Mutu.
 Dimensi.
 Toleransi ketebalan kaca lembaran tidak boleh melebihi dari 0.3 mm.
 Toleransi lebar dan panjang tidak boleh melebihi 2 mm.
 Kesikuan.
c. Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum
yang diperkenankan adalah 1.5 mm/m, kecuali disyaratkan lain oleh
direksi.
d. Ukuran, tebal warna dan jenis bahan yang dipasang sesuai dengan
gambar kerja, buku spesifikasi ini atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
e. Pemotongan harus rapi dan lurus, menggunakan alat pemotong kaca
khusus, sesuai standar pabrik. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun tidak
akibat pemotongan harus digurinda dan dihaluskan sampai berbentuk
tembereng.
f. Pekerjaan Pemasangan Kaca.
Sebelum pemasangan kaca, semua rangka pemegang sudah terpasang
sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan pekerjaan untuk bahan rangka
pemegang tersebut.
Tepi kaca pada sambungan atau antara kaca dengan rangka pemegang
harus diberi sealant atau dempul khusus untuk menutupi celah dengan
rangka seperti yang disyaratkan dalam gambar kerja.
Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0.5 cm
batas garis sambungan dengan kaca.
g. Kualitas Pekerjaan
 Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat
pemasangan lis maupun skrup.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 111


LAPORAN PRAKERIN

 Kaca harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak


bergeser dari rangka pemegang dan list yang ada.
 Semua kaca pada saat terpasang tidak boleh bergelombang, retak dan
tergores.
 Apabila masih terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus
dibongkar dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
Penyedia Jasa Konstruksi wajib memelihara dan melindungi hasil pekerjaan
dari kerusakan dan benturan, untuk itu pekerjaan kaca harus diberi tanda agar
mudah terlihat/diketahui. Semua kerusakan yang timbul menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk memperbaiki sampai pekerjaan
selesai.

PASAL 24
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik dan
sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan
dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela
serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan dalam gambar.

2. PERSYARATAN BAHAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 112


LAPORAN PRAKERIN

a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Direksi /
Konsultan Pengawas.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan
gambar.
c. Hardware untuk asesoris pintu jendela terbuat dari material stainless steel.
d. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari
pelat aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan
dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus
disediakan sebuah lemari anak kunci dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak
kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus
menggunakan engsel serta dilengkapi denah.
Perlengkapan / asesoris pintu dan jendela yang digunakan :
 Perlengkapan Pintu Kaca Frameless :
o Pull handle
o Lockcase
o Double Cylinder
o Floor hinge
o Patch fitting
 Perlengkapan pintu 2 daun :
o Pull handle
o Lockcase
o Doubel cylinder
o Hinge
o Flushbolt
o Door Closer
 Perlengkapan Pintu 1 daun :
o Lever Handle
o Lockcase
o Double Cylinder

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 113


LAPORAN PRAKERIN

o Hinge Kend
o Door Closer
o Door Stoper
o Flushbolt
o Engsel Casement
 Perlengkapan Pintu Kamar Mandi
o Handel Tulbar
o Hinge
 Perlengkapan jendela / bovent
o Engsel Casement
o Rambuncis
e. Setiap kunci lengkap dengan 2 (dua) buah anak kunci.
f. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu
g. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya
yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama
sekali.

4. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum
dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas. Engsel tengah di pasang di tengah-tengah antara
kedua engsel tersebut.
c. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah dari
pintu semua.
d. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai
setempat.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 114


LAPORAN PRAKERIN

e. Engsel terbuat dari bahan yang tahan karat dan cukup kuat (Stainlees
steel).

PASAL 25
PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM BOARD

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan
ini secara lengkap meliputi:
a. Pemasangan ceiling gypsum board.
b. Pekerjaan lainnya seperti yang tercantum dalam gambar kerja.

2. PERSYARATAN BAHAN
Data performance material gypsum board.
a. Type : Gypsum board. Sekualitas Jayaboard
b. Tebal : 9 mm.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Pada pekerjaan plafond maupun partisi perlu diperhatikan
adanya pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat berkaitan erat.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan plafond, pekerjaan lain yang
terletak di atas plafond harus sudah terpasang dengan sempurna, a.l :
elektrikal, AC, dan perlengkapan instalasi lain yang diperlukan.
c. Apabila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam
Gambar Rencana Plafond, maka harus diteliti terlebih dahulu pada gambar
instalasi yang lain.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 115


LAPORAN PRAKERIN

d. Rangka penggantung plafond harus sesuai dengan pola Gambar


Kerja dan wajib diperhatikan terhadap peil rencana. Rangka yang datar
harus rata air.
e. Rangka plafon menggunakan rangka metal furing /hollow
galvanized steel 40x40 mm dan 20x40 mm dengan grid dan penggantung
sesuai gambar kerja.
f. Finishing Gypsum adalah cat. Sebelum dilaksanakan
pengecatan sambungan –sambungan maupun gybsum yang belum rapi
harus dirapikan dengan di ‘compond’ sehingga permukaan gybsum benar-
benar rata.
g. Untuk list profil Gypsum, Penyedia Jasa Konstruksi harus
mengajukan contoh profil untuk mendapatkan persetujuan Direksi /
Konsultan Pengawas.

PASAL 26
PEKERJAAN CAT EMULSI

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2. SYARAT-SYARAT BAHAN
a. Bahan cat yang digunakan adalah :
Cat dinding luar/exterior : Type cat weather coat ( Weathershield)
Primer : 1 lapis Alkali Resisting Primer,
Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler interval 2
jam.
Cat-catan akhir untuk exterior : 2 lapis cat weather shield setebal 2x

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 116


LAPORAN PRAKERIN

30 micron, semua lapis sehingga


dicapai permukaan yang merata dan
sama tebal.
Cat dinding dalam/interior : Type cat acrilyc emultion, atau setara
Cat akhir untuk interior : 2 lapis setebal 2x30 micron, semua
lapis sehingga dicapai permukaan yang
merata dan sama tebal. Warna akan
ditentukan kemudian.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-
ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada
PUBI 1982 pada pasal 54 dan NI-4.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat
(retak, lubang dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan
pekerjaan pada bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-
kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecata.
d. Seluruh bidang pengecatan untuk dinding dalam diplamur dahulu
sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan plamur dari produk yang sama
dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi /
Konsultan Pengawas serta nstalansi didalamnya telah selesai dengan
sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim kelokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyerahkan / mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam
hasil produk kepada Direksi / Konsultan Pengawas, selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan, dan akan
menginstruksikan kepada Penyedia Jasa Konstruksi selam tidak lebih 7
(tujuh) hari kalender setelah contoh bahan diserahkan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 117


LAPORAN PRAKERIN

g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik


pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk
pemeriksaan/peerimaan bahan yang dikirim oleh Penyedia Jasa Konstruksi
ke tempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan yang diisyaratkan oleh pabrik yang
bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak
terdapat noda-noda pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan
terjadinya kerusakan akibat dari pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Penyedia Jasa Konstruksi harus bertanggung jawab atas kesempurnaan
dalam pengerjaan dan perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai
penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan,
Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaiki/mengganti dengan bahan
yang sama mutunya tanpa adanya tambahan biaya.
m. Penyedia Jasa Konstruksi harus menggunakan tenaga-tenaga kerja
terampil/ berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan pengecatan
tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan yang baik dan
sempurna.

PASAL 27
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN
SANITAIR

1. LINGKUP PEKERJAAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 118


LAPORAN PRAKERIN

Termasuk dalam pekerjaan Peralatan dan Perlengkapan Sanitair ini


adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan untuk melaksanakan
pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya.
Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar-gambar, uraian dan syarat-syarat
dalam buku ini.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Material sanitair yang digunakan adalah. Sekualitas Toto,
American Standard
 Closet Duduk komplit dengan bak glontor dan jet spray (monoblock)
 Paper Holder stainless steel
 Shop Holder keramik
 Kaca cermin
 Floor Drain stainless steel
 Kran air stainless steel tipe untuk dapur dan tipe untuk toilet
b. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
c. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala
perlengkapannya, sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam
uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Direksi /
Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tapa
biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan pengganti
harus disetujui Direksi / Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan Penyedia Jasa Konstruksi.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 119


LAPORAN PRAKERIN

c. Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus meneliti


gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai dengan
gambar.
d. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar,gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus segera
melaporkannya kepada Direksi / Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasa Konstruksi tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu
tempat bila ada kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.
f. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
g. Penyedia Jasa Konstruksi wajib memperbaiki/mengulangi/ mengganti
bila kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi,
atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi, selama kerusakan bukan disebabkan
oleh tindakan Pemilik/Pemberi Tugas.
PASAL 28
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk


dalam lingkup pekerjaan seperti tercantum di gambar kerja dan terurai dalam
buku ini dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak
digunakan lagi setelah pekerjaan yang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
Konstruksi bersangkutan selesai.
2. Selama pembangunan berlangsung, Penyedia Jasa Konstruksi harus menjaga
keamanan bahan/material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya
sampai tahap serah terima. Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat
pengamanan terhadap barang / material yang terpasang dari kerusakan-
kerusakan maupun kehilangan untuk meminimalkan pekerjaan perbaikan
selama masa pemeliharaan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 120


LAPORAN PRAKERIN

PASAL 29
PEKERJAAN MEKANIKAL / ELEKTRIKAL

KETENTUAN UMUM
Ketentuan-ketentuan ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Ketentuan Pemborong
Pemborong atau Sub Pemborong untuk Pekerjaan Instalasi Mekanikal dan
elektrikal harus memenuhi syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus mempunyai izin-izin kerja yang masih berlaku :
 Instalasi listrik dan penangkal petir.
 SIKA/SPI dari PULN
 Instalasi Sound System
 Instalasi Air/Plumbing
 Instalasi Air Conditioning
 Penunjukkan sebagai distributor/ Sole agent
b. Pemborong atau sub Pemborong harus melaksanakan pekerjaan Instalasi
Mekanikal dan Elektrikal berdasarkan dan sesuai dengan :
 Ketentuan Umum ini
 Uraian dan Ketentuan teknis
 Gambar-gambar bestek
 Ketentuan administrasi
 Perintah Konsultan Pengawas di Lapangan baik tertulis maupun lisan.
c. Peraturan dan syarat-syarat umum, dasar peraturan dan persyaratan
untuk pemasangan instalasi adalah :
d. Untuk Instalasi Listrik :
 Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000).
 Peraturan Instalasi Listrik (Menteri PU dan T No. 023-PRT-1978).
 Syarat-syarat penyambungan listrik (Menteri PU & T No.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 121


LAPORAN PRAKERIN

024-PRT/1978).
 Pedoman pengawasan instalasi listrik, Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 59/PD/1980.
 Peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah
yang berwenang dan telah diakui penggunaannya, diataranya dari
Departemen Pekerjaan Umum, yaitu :
- Standard NFC, VDE/DIN, AVE, VDE, BS, WEMA, JIS.
- Standard penerangan buatan didalam gedung-gedung 1978, Dit.
Jen. Cipta Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
- Penerangan alami siang hari dari bangunan 1981, Dit. jen. Cipta
Karya, Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.
e. Untuk Instalasi Plambing
 Pedoman Plambing Indonesia 1979 (PPI 1979)
 Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air
buangan : rancangan 1968. (Firektorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat
Teknik Penyehatan).
 Ketentuan dari PAM Setempat.
f. Untuk Instalasi Penangkal Petir
 PUIL 2000
 Pedoman Instalasi Penyalur Petir Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 28/DP/1978.
 Pedoman Perencanaan penangkal petir SKB-1.5.53.1987/UDC
699.887.2.
g. Untuk Instalasi Sound System.
Ketentuan yang berlaku umum mengenai arus lemah, sound system.
Petunjuk Pemasangan Sounds dari Pabrik.
h. Pelaksanaan Pekerjaan dan Bahan.
2. Ketetuan tentang pelaksanaan pekerjaan dan bahan :
a. Lingkup Pekerjaan
 Pemasangan peralatan dan instalasi mekanikal dan elektrikal.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 122


LAPORAN PRAKERIN

 Pengurusan izin-izin sampai memperoleh izin/sertifikat yang diperlukan


kepada Badan / jawatan yang berwenang untuk instslasi mekanikal dan
elektrikal PLN, PAM, Jawatan Keselamatan Kerja.
 Melakukan pemeriksaan/testing atas instalasi dan peralatan yang
terpasang.
 Melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemberi tugas hingga
mengenai betul seluruh instslasi.
 Penyambungan PLN
b. Penjelasan Umum Pekerjaan :
 Semua ketenetuan mengenai pemasangan instalasi yang berlaku umum
dimana tidak ditentukan lain, adalah tetap mengikat Pemborong
dianggap mengetahui ketentuan-ketentuan ini.
 Jika didalam melaksanakan ternyata salah satu bagian instalasi yang
sukar/tidak dapat dilaksanakan, maka hal tersebut harus segera
dibicarakan dengan Konsultan pengawas.
 Untuk menentukan prosentase dari pekerjaan yang telah dilaksanakan,
pemborong diwajibkan membuat laporan tertulis harian dan mingguan
dari apa yang telah dipasang dan dimintakan pengesahan kepada
Konsultan Pengawas.
c. Syarat mengenai bahan :
 Semua bahan disediakan oleh pihak pemborong.
 Bahan/material yang akan dipasang terlebih dahulu harus memenuhi
syarat dan diserahkan contoh untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Pengawas.
 Apabila peralatan tersebut menurut pendapat Konsultan Pengawas tidak
memenuhi syarat, maka Pihak Pemborong harus segera menyingkirkan
bahan-bahan tersebut dan menggantikannya dengan yang baik.
d. Syarat Keselamatan Kerja.
Dalam pelaksanaan harus diperhatikan adanya alat-alat keselamatan kerja
yang memenuhi syarat-syarat / peraturan perburuhan, disamping

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 123


LAPORAN PRAKERIN

syarat-syarat indikator yang dapat mengukur / menunjukkan adanya


tegangan / arus listrik.
e. Serah terima pekerjaan.
 Pekerjaan dapat dianggap selesai dan diterima apabila dalam
penyerahan tersebut telah dilakukan test dan telah dinyatakan baik oleh
Konsultan Pengawas.
 Pada waktu serah terima pekerjaan pemborong harus menghadiri dan
memberikan penjelasan-penjelasan sehingga memungkinkan
penerimaan oleh pihak pemberi tugas.

PASAL 30
INSTALASI LISTRIK

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah
pengadaan dan pemasangan termasuk testing dan commisioning peralatan
dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya,
sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji
dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga
maupun instalasi penerangan.
Pengadaan dan pemasangan yang terdiri dari :
 Panel pembagi utama (SDP)
 Sub panel
 Panel-panel cabang sesuai single line diagram.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 124


LAPORAN PRAKERIN

 Kabel
 Kabel utama dari papan pembagi utama ke jaringan PLN
 Kabel pembagi dari SDP ke panel.
 Pengawatan dan peralatan dari sub panel ke pemakaian.
 Lampu-lampu (lightning fixtures, exit lightning dan emergency
lightning).
 Pentanahan.
b. Testing dan Commisioning
 Elektrode Konduktor Pengetanahan
Pipa Galvanized D 2" dengan bar copper electroda ukuran 50 mm 2 dan
dimasukkan dalam pipa Galvanized dan dibaut pada elektroda seperti
pada gambar. Kedalaman elektroda tidak kurang dari 6 m dan tanahan
pengetanahan max. 1 ohm.
Kontrol box dngan ukuran 50 x 50 cm dengan tutup beton,
pengetanahan untuk pengaman harus terpisah dngan pengetanahan
netral trafo, generator maupun penangkal petir.
 Persyaratan teknis system distribusi listrik Tegangan Rendah.
Panel distribusi utama tegangan rendah ini terdiri atas panel distribusi
utama tegangan rendah (SDP) dan panel-panel cabang sesuai gambar
one line diagram.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Panel Listrik
 Panel dibuat dari besi plat dengan tebal minimal 1,6 mm untuk sub
panel, dan 2 mm untuk papan pembagi utama.
 Panel harus mempunyai pintu dan dilengkapi dengan kunci tanam
jenis master key.
 Panel harus dicat dengan 2 kali cat dasar dan 3 kali cat akhir dengan
jenis cat duco, warna cat akhir akan ditentukan setempat.
 Panel-panel buatan pabrik pembuat panel Indonesia.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 125


LAPORAN PRAKERIN

 Komponen-komponen panel seperti MCCB, MCB Zekering NH Fuse


Disconnecting switch, Pilot Lamp & Circuit Breaker, harus buatan
Merlin Gerin atau sederajat.
b. Kabel
 Jenis kabel yang dipergunakan adalah sebagai berikut :
S ys t e m Jenis kabel
SDP NYFGBY
SDP-Sub Panel NYY
 Kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapat sertifikat dari
LMK/SPLN
c. Lampu-lampu (Lighting Fixtures)
Merk dan jenis yang dipergunakan adalah sbb :
 Lampu – Lampu :
- Lampu tabung merk Philips/sekwalitas, type cool day light atau
sederajat.
- Body lampu dibuat dari flat baja dengan ketebalan minimal 0,7 mm
dan dicat dengan cat bakar, warna putih merk sekualitas
ARTOLITE, PHILIPS.
- Lampu LED (fitting lampu) buatan Philips, ARTOLITE atau
sederajat.
 Lampu PL, SL, Lampu Down Light, RM, sekualitas PHILIPS
d. Saklar dan Kotak-kontak
Merk yang dipergnakan adalah sekualitas MK, National/Panasonic,
Clipsal.

3. PERSYARATAN PEMASANGAN
a. Panel
 Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi kuat terpasang,
aman dan mudah diperbaiki.
 Tiap-tiap panel harus ditanahkan dengan tahanan pentanahan maksimal
5 Ohm diukur setelah tidak hujan minimum selama dua hari.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 126


LAPORAN PRAKERIN

b. Kabel
 Kabel Utama
- Pemasangan kabel memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyatan umum yang berlaku.
- Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
- Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan
kepada direksi pekerjaan alat roll tersebut serta alat-alat lainnya.
- Setiap kabel distribusi yang berada dalam bangunan tidak boleh ada
sambungan.
- Semua penyambungan kabel ke terminal busbar dipanel harus
menggunakan kabel schoen dengan sistem press dan di patri.
- Pemasangan kabel harus rapi, lurus dan kuat terpasang pada bagian
bangunan.
- Konduit kabel mempunyai diameter minimum 1.5 x diameter kabel.
 Kabel dalam bangunan
- Kabel-kabel yang turun ke kotak-kontak dan saklar harus
menggunakan konduit PVC Clipsal/setara.
- Tiap-tiap penyambungan kabel harus berada dalam terminal box
metal ex LICO dan lilitan penyambungan kabel tersebut ditutup
dengan las dop 3 m.
- Jalur kabel diatas langit-langit yang lebih dari dua jalur harus berada
diatas rak kabel yang dibuat dari besi siku, besi plat (jenis nobi)
dengan lebar dua kali jumlah lebar kabel.
- Kotak-kontak harus dipasang 30 cm dari lantai, khusus untuk pada
lantai dasar tinggi stop kontak 60 cm dari lantai.
- Kapisitas kotak-kontak 10 cmp, dan untuk kotak-kontak khusus 16
amp.
- Sakelar harus model tanam, dipasang 130 cm diatas lantai, kapasitas
6 amp, dan 10 amp.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 127


LAPORAN PRAKERIN

- Tiap group penerangan diperkenankan maksimum 12 titik nyala.


- Semua instalasi didalam ruangan harus merupakan pemasangan
tanah (inbow).
c. Lampu-lampu
 Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah
dibuka.
 Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
 Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah
vertikal maupun horizontal.

4. COMMISSIONING DAN TESTING


a. Kabel-kabel distribusi sebelum disambung keperalatan harus diukur
tahanan isolasinya.
b. Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan,
maka jaringan instalasi harus ditest terhadap group-group yang telah
dipasang apakah telah sesuai dengan gambar.
c. Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase.
d. Semua bahan-bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan
selama testing, balancing commision dan perbaikan, atas kerusakan yang
timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.

PASAL 31
INSTALASI PENANGKAL PETIR

1. SCOPE PEKERJAAN
 Pembuatan dan pemasangan System Electrostatic Field (EF).
 Pengukuran tahanan system minimal 1 ohm.

2. KETENTUAN SYARAT/TEKNIS

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 128


LAPORAN PRAKERIN

a. Pemasangan instalasi penangkal petir


harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku :
 PUIL 2000
 AVE
 VDE
b. Pedoman Penangkal Petir SKB : 1.5.53.1987/UDC: 699-887.2
c. Pembuatan dan pemasangannya sesuai gambar rencana.
d. Pengurusan

3. KETENTUAN SISTEM
Penangkal Petir yang dipakai adalah System Electrostatic Field (EF), merk
sekualitas EF Carrier System of Lightning Protectron, Prevection, LPI
Guardian.

4. PEMASANGAN
a. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku system konvensional
 Electrode dipasang pada ketinggian sebagai tercantum pada gambar.
 Pemasangan pada rangka/tiang pipa galvanis D 2" dan D 1 1/4".
 Pemasangan tiang dipasang kuat pada rangka/atap beton.
b. Earthing Conductor
 Dipakai coaxial cable 50 mm2.
 Menyalurkan arus petir ke bumi tanpa menimbulkan efek listrik
terhadap obyek sekitar.
 Mencegah adanya induksi.
 Mencegah adanya lompatan arus listrik / kilat samping.
 Transient Absrorption Technology (TAT) mencegah adanya primary
lightning overvoltage.
 Mampu menerima tegangan samparan hingga 250 KV.
 Memiliki 2 penghantar, inner dan outer, 2 x 35 mm 2, total diameter 31
mm, berat 1,5 kg/mm. Tekukan pemasangan 0,6 m.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 129


LAPORAN PRAKERIN

 Insulation : special flame retardent composition.


c. Rod Electrode
 Rod Electrode dibuat dari pipa galvanis minimum diameter 1 1/4"
dengan ujungnya disambung dengan pipa tembaga diameter 1 1/4"
sepanjang 60 cm (atau disambung dengan tembaga masif 1 1/4"
sepanjang 60cm).
 Ujung pipa tembaga dipotong miring sepanjang 10 cm, bila dipakai
tembaga masif bagian ujung diruncingkan sepanjang 10 cm.
 Earthing Conductor pada Rod Electrode dipakai BC 50 mm2.
 Rod Electrode dipasang pada satu tempat, jarak ke pondasi bangunan
1,5 meter. Rod Electrode ditanamkan ketanah sampai ujung pipa
tembaga mencapai air tanah (lebih dari 4 meter).
d. Pengukuran tahanan system
Pengukuran tahanan sistem dilakukan pada sambungan dalam bak kontrol
dengan megger tanah, dalam keadaan sambungan terpasang (dua kali
pengukuran). Tahanan maksimum 1 (satu) Ohm R System 1 (satu) Ohm.

PASAL 32
INSTALASI FIRE EXTINGUISHER

1. Sistem Fire Extinguisher


Yang dimaksud dengan Sistim Fire Extinguisher adalah sistim pemadam
kebakaran dengan menggunakan tipe Dry Chemical.

2. Jenis peralatan yang dipakai (Merk APAR /setara).


General Area.

Type : General Purpose Dry Chemical Portable Fire
Extinguisher.

Agent : Multi Purpose Dry Chemical

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 130


LAPORAN PRAKERIN


Shell Material : Iron Steel

Capacity : 6 kg

Charged weight : approx 8,0 kg

Test Pressure : 28,0 kg / cm2

PASAL 33
INSTALASI PLUMBING

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan,
bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lain sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap
untuk dipergunakan, yaitu terdiri dari:
a. Sistem Air Bersih :
 Pemipaan dari bak penampung bawah tanah melalui pompa transfer
(transfer pump) sampai Tangki Air.
 Pemipaan dari Tangki Air sampai alat-alat Sanitair.
b. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dari semua closet, urinoir, zink, dan floor
drain sampai ke septicktank dan resapan.
c. Pipa ventilasi dari semua titik ventilasi ke udara luar.
d. Sistem pembuangan pipa penguras dan over flow dari Top Reservoir ke
selokan terdekat.

2. PERSYARATAN BAHAN DAN PERLATAN


a. Sistem Air Bersih
1) Pompa Transfer (Transfer Pump)
Merk : EBARA, GRUNDFOS
Type : Centrifugal Pump

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 131


LAPORAN PRAKERIN

Head : 20 meter
Kapasitas : 20 m3/h
Kecepatan : 2900 rpm
Pipa : diameter 2 "
Tenaga listrik : 380 volt/660 volt/50 Hz
2) Pada pipa isap dilengkapi :
 Strainer : 1 buah
 Foot Valve : 1 buah
 Stop Valve : 1 buah
3) Pada pipa tekan dilengkapi :
 Stop Valve : 1 buah
 Check Valve : 1 buah
Diameter kedua pipa isap dihubungkan melalui satu buah stop valve.
Pompa dilengkapi dengan water level control.
f. Pemipaan air bersih :
 Pipa
Pipa air bersih dipergunakan Pipa PPR PN-10.
 Valve
Untuk valve sampai dengan diameter 2 1/2" dipergunakan bronze
150 spi, screw end, untuk valve 3 keatas dipergunakan sekualitas
cast iron 150 spi, flanged and ex KITAZAWA.
g. Sistem air kotor dan air bekas
Pemipaan air kotor/air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan
sebagai berikut :
 Untuk pipa digunakan pipa PVC AW, dengan sambungan lem.
 Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai
dengan merk pipa. Belokan pada saluran utama harus menggunakan
long radius bend.
 Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai dengan spesifikasi pabrik.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 132


LAPORAN PRAKERIN

 Semua Junction harus menggunakan 45 TY dan 45 bend kecuali


untuk vent.

3. PERSYARATAN PEMASANGAN
a. Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar dengan dinding/bagian dari
bangunan pada arah horizontal maupun vertikal.
b. Semua pemasangan harus rapi dan baik.
c. Semua pipa harus digantung/ditumpu dengan menggunakan penggantung
dan penumpu yang kuat dari metal sesuai dengan ukuran pipanya,
sehingga pipa tidak melentur.
d. Semua pipa yang menembus konstruksi bangunan. Pemborong harus minta
persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Pemborong harus menyediakan pipa sleve untuk pipa-pipa yang
menembus bangunan.
f. Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dilapis asphalt dan kain goni.
g. Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah 0,5- 1 % ke arah septicktank.
h. Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari benda-benda keras/diatas pasir
sehingga kemiringan dapat rata.
i. Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh diletakkan pada lubang galian
yang sama.
4. PENGUJIAN
 Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian
kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga sistem dapat berfungsi dengan
baik, memenuhi persyaratan sebagai berikut :
Tekanan uji Waktu Penurunan bahan te. max. uji
a.Instalasi air bersih 8 kg/ cm2 24 jam 5% air
2
b.Instalasi pipa sanitasi 2 kg/ cm 2 jam 5% air
 Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai, maka diadakan pengujian
terhadap sistem dengan cara menjalankan sistem sekaligus selama 4 x 8
jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 133


LAPORAN PRAKERIN

 Semua pengujian harus dilaporkan tertulis dan ditanda tangani Konsultan


Pengawas.
 Semua kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan
kepada Pemborong Plumbing.

5. DISINFEKSI
 Pemborong harus melaksanakan pembilasan dan disinpeksi dari seluruh
instalasi air bersih sebelum diserahkan kepada Pemilik.
 Disinpeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine kepada
sistem pipa dengan methode yang disetujui pemilik. Dosis chlorine ialah
50 ppm.
 Setelah 16 jam sistem tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlorine menjadi tidak lebih 0,2ppm.

6. PEMBERSIHAN
 Semua bagian yang tampak kelihatan dari luar harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran. Bagian yang dilapis chlorine plated harus digosok
sehingga bersih dan mengkilap.
 Semua pipa yang tampak exposed dan tidak dilapis chlorium harus dicat
dengan warna berlainan agar mudah dikenali satu dengan yang lainnya.
Untuk ini Pemborong harus berkonsultasi dengan Pemilik.

PASAL 34
PENUTUP

1. Tim teknis / Pengawas lapangan berhak untuk menolak bahan bangunan


yang didatangkan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud,
jika tidak sesuai dengan syarat-syarat tersebut diatas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 134


LAPORAN PRAKERIN

2. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat


teknis ini, akan diberikan pada saat pemberian penjelasan pekerjaan dan juga
oleh Tim Teknis/MK/Pengawas Lapangan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Semua pekerjaan yang termasuk pekerjaan yang dilaksanakan, tetapi tidak
dijelaskan dalam uraian dan syarat-syarat teknis ini, maka pekerjaan tersebut
harus dilaksanakan oleh pemborong.
4. Gambar rencana kerja dan syarat-syarat teknis serta Risalah Berita Acara
Pemberian Penjelasan Pekerjaan, merupakan satu kesatuan yang sifatnya
saling melengkapi dan mengikat.

4.6 PEKERJAAN PERSIAPAN


Dalam pekerjaan persiapan ini terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan, yaitu adalah sebagai berikut:
a) Pembuatan bangunan darurat untuk keperluan sendiri sehubungan
dengan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan ini berupa kantor
administrasi lapangan, los kerja dan gudang.
b) Pembersihan lapangan dari segala hal yang bisa mengganggu
pelaksanaan pekerjaan,
c) Sebagai ukuran dasar + 0,00.
d) Pembuatan bouwplank (papan dasar pelaksanaan)
Bouwplank digunakan untuk dasar ukuran sumbu-sumbu bangunan.
Bouwplank harus dibuat dari bahan kayu meranti tebal minimum 3 cm
dengan permukaan atasnya diserut/diketam sampai rata/halus.

4.7 PEKERJAAN TANAH


Termasuk di dalam kegiatan ini adalah penggalian galian pondasi,
sloof, sesuai dengan gambar rencana. Penggalian material bahan pengisi
dan mengangkutnya ke dalam lapangan serta menimbunya didaerah
lapangan dengan pemadatan yang cukup seperti dicantumkan dalam
syarat-syaratnya.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 135


LAPORAN PRAKERIN

Dalam daerah lapangan pekerjaan, topsoil (lapisan tanah paling atas)


harus dikupas sampai kedalaman minimum 20 cm dan digunakan sebagai
bahan pengisi untuk daerah yang lain. Setelah topsoil dikupas, daerah
tersebut harus dipadatkan sampai setebal 16 cm. Sebelum pengisian
bahan pengisi dilakukan. Bahan pengisi harus cukup baik, yang diambil
dari daerah diluar Lapangan pekerjaan, dan merupakan bahan yang kaya
akan tanah berbatu kerikil (granular soil) dan harus bebas dari akar-akar
bahan-bahan organis, barang-barang bekas/sampah-sampah, dan batu-
batu yang besarnya lebih dari 10 cm.
Bahan pengisi tersebut digunakan untuk menimbun dan diletakkan
diatas lapisan tanah yang akan ditimbun. Bahan penimbun tersebut
kemudian basahi seperti yang diharuskan, kemudian digilas atau
dipadatkan sampai tercapai kepadatan yang diinginkan. Untuk pemadatan
sirtu dibawah pondasi setempat dan plat lajur dengan stamper, sedangkan
untuk pemadatan halaman parkir dengan mesin wals 4 sampai dengan 6
ton.
Penggilasan atau pemadatan seluruh daerah harus dapat mencapai
95% dari derajat kapadatan macimum Mod. Proctor. Bila ada material
yang tidak memuaskan sebagai bahan pemadatan, maka bahan tersebut
harus diganti dengan pasir. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan setiap lapisan tidak lebih tebal dari 20 cm dibasahi dan
dipadatkan merata sampai kepadatan yang disyaratkan.

4.8 PEKERJAAN PONDASI DANGKAL


Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi batu
kali untuk dinding gardu jaga, pondasi talud, pagar tembok, saluran,
jembatan dll. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai
kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar). Lebar penggalian dibagian
bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm. Lebar penggalian
disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran". Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 136


LAPORAN PRAKERIN

stemper atau vibro roller hingga mencapai kepadatan 90% Standard


Proctor.
Untuk pasangan batu kali, tidak boleh ada rongga dalam pasangan
ersebut dan batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
Bahan-bahan yang digunakan pada pondasi batu kali adalah:
a) Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu
kwartsa yang disetujui Pengawas Lapangan/Perencana dan
Owner.
b) Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 –
1972.
c) Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.

4.9 PEKERJAAN BETON STRUKTUR


Pekerjaan struktur dibagi menjadi dua, yaitu pekerjaan sub structure
(pekerjaan struktur bawah) dan pekerjaan beton struktur atas. Termasuk
dalam pekerjaan sub structure adalah pembuatan lantai kerja dan
pekerjaan pondasi minipiles. Sedangkan yang termasuk dala pekerjaan
beton struktur atas adalah pekerjaan beton bertulang struktur bangunan 3
lantai (sloof, kolom, balok, plat, dll), termasuk beton R. Khasanah dan
SDB, R. Arsip, R. Genset/Pompa, Gardu Jaga, dan Pagar.
 Bahan-Bahan yang Digunakan
(a) Semen
Semen yang digunakan untuk proyek ini adalah Portland
Cement jenis II menurut NI 8 atau type I menurut ASTM,
memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Cement Indonesia.
(b) Aggregates
Aggregates yang digunakan harus sesuai dengan syarat - syarat
dalam SKSNI T-15-1991-03, terdiri dari:
(i) Pasir beton (aggregat halus). Kadar lumpur tidak boleh
melebihi 4% berat pasir beton

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 137


LAPORAN PRAKERIN

(ii) Koral atau crushed stone (agregat kasar):


(iii) Mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Dimensi
maksimum 2,5 cm, dan tidak lebih seperempat dimensi
beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan.
(iv)Khusus Khusus untuk pekerjaan beton, diluar lapis
pembesian yang berat batas maksimum tersebut 3 cm
dengan gradasi baik.
(v) Pada bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet)
digunakan koral semua split digunakan pecah/giling mesin.
(c) Besi Beton
Panjang stek untuk penyambungan kolom atau untuk
penyambungan batang-batang tulangan minimal 40 kali diameter
tulangan (40 d).
(d) Admixture
Pemakaian bahan tambahan untuk perbaikan mutu beton dari
merk setarap Super Plastet SR (kedap air) dan plastet no. 2 untuk
beton biasa.
(e) Bekesting
Bekesting dibuat dari papan kayu kalimantan dengan rangka
kayu yag kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika perlu
menggunakan baja.
b) Pekerjaan Sub Structure (Pekerjaan Struktur Bawah)
(a) Pembuatan Lantai Kerja
Penggalian tanah sampai lapisan sebagai dasar untuk
perletakan merata, lapisan dasar dari beton (plat concrete 1 : 3 :
5) supaya dibuat sebagai lantai kerja dengan tebal tidak kurang
dari 5 cm. Dibawah lantai kerja diberi lapisan pasir yang
dipadatkan setebal tidak kurang dari 20 cm atau sesuai gambar.
c) Pekerjaan Beton Struktur Atas

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 138


LAPORAN PRAKERIN

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah Khasanah dan


SDB, R. Arsip R.Genset/Pompa, gardu jaga, dan pagar.
(a) Pekerjaan Bekesting
Bekesting harus dibuat dari papan kayu kalimantan dengan
rangka kayu yang kuat tidak mudah berubah bentuk dan jika
perlu menggunakan baja. Bekesting dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan harus
dapat menampung bahan-bahan sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan serta mudah dalam
pembongkarannya. Semua bekesting harus diberi penguat datar
dan silangan sehingga kemungkinan bergeraknya bekesting
selama dalam pelaksanaan dapat dihindarkan, juga harus cukup
rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan (mortarleakage).
Sebelum melaksanakan pengecoran, kayu bekesting harus
bersih dan dibasahi air dulu.

(b) Pengecoran Beton

Pengecoran beton harus dilakukan dalam keadaan lokasi


tidak berair. Selama pengecoran dan pengeringan beton air
tanah yang ada harus terus menerus dipompa untuk mencegah
rusaknya adukan beton akibat air dari luar. Pengadukan beton
menggunakan mesin pengaduk beton (concrete mixer).
Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75
detik terhitung setelah seluruh komponen adukan masuk dalam
mixer. Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang tidak
mengakibatkan terjadinya separasi komponen-komponen
beton. Pemadatan beton harus menggunakan vibrator. Vibrator
digunakan dengan posisi berdiri 90o. Penempatan siar-siar
pelaksanaan harus sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03. Siar-
siar tersebut harus dibasahi dahulu dengan air semen tepat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 139


LAPORAN PRAKERIN

sebelum pengecoran lanjutan dimulai. Letak siar-siar


pelaksanaan harus disetujui oleh pengawas lapangan.

(c) Curing dan Perlindungan atas Beton

(i) Selama beton dalam proses pengikatan dan pengerasan,


maka beton tidak boleh terganggu, dan harus mendapatkan
perawatan yang baik agar mutu beton dapat mencapai
tingkat yang diharapkan.

(ii) Selama 24 jam setelah beton dicor, harus terlindung


terhadap pengaruh hujan lebat, pengaliran air den getaran
akan menggangu proses pengikatan beton.

(iii) Selama 2 minggu setelah beton dicor, harus


terlindung dari sinar matahari langsung. Untuk itu dapat
dicegah dengan menutup permukaan beton dengan karung
basah atau pasir yang dibasahi.

(iv)Apabila karung atau pasir telah mulai mengering, harus


disiram lagi, demikian seterusnya.

(d) Pembongkaran Bekesting


Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 x beban sendiri
(± 21 hari).
(e) Pekerjaan Beton Struktur
Adapun yang termasukdalam pekerjaan beton struktur pada
proyek pembangunan Perum Bitratek 3 Bad Room Boyolali
adalah sebagai berikut:
(i) Pekerjaan Balok Sloof
Balok sloof memilki fungsi untuk meratakan beban yang
diterima dari reaksi tekanan lawan pada pondasi dan juga

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 140


LAPORAN PRAKERIN

sebagai pendukung beban tembok di atasnya.. Pada balok sloof,


tulangan yang diperhitungkan sebagai tulangan pokok dipasang
disebelah atas, sedangkan tulangan bawah hanya sebagai
penahan begel.
Langkah kerja pekerjaan balok sloof adalah sebagai berikut:
 Buat lantai kerja di atas alas/dataran di bawah balok
sloof
 Setelah mengeras, tulangan balok sloof disetel sesuai
dengan rencana gambar.
 Membuat bekesting balok sloof menurut ukuran yang
telah ditentukan.
 Pemasangan bekesting harus menggunakan tarikan
benang yang ditarik dari profil yang terletak pada
sudut galian.
 Setelah diperiksa bahwa pemasangan tulangan sudah
betul dan bekesting telah diperkuat dengan berbagai
macam perkuatan seperti skur, maka beton boleh
dicor.
(ii) Pekerjaan Kolom
Tubuh pondasi di atas balok sloof merupakan kolom sebagi
pendukung beban di atasnya. Syarat-syarat penulangan kolom
adalah sebagai berikut:
 Selimut beton minimal 2 cm untuk di dalam dan 2 cm
untuk di luar.
 Lebar kolom minimal 15 cm.
 Diameter tulangan bujur minimal 12 mm dan begel
minimal 6 mm.
Adapun langkah kerja pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 141


LAPORAN PRAKERIN

 Setelah pondasi selesai dikerjakan, kemudian diberi


tanda sumbu (as) dngan meni atau cat ke arah
melintang dan membujurnya bangunan.
 Tulangan kolom disetel di tempat yang telah
ditentukan dan letaknyapada sumbu kolom sesuai
dengan gambar penulangan.
 Setelah tulangan dipasang/didirikan, pada beberapa
tempat dipasang beton tahu yang tebalnya disesuaikan
dengan lindungan beton, yang diikatkan pada
persilangan begel.
 Bekesting didirikan diluar penulangan kolom dan juga
letaknya disesuaikan dengan sumbu kolomyang ada
pada tubuh pondasi. Untuk memeriksa tegak lurusnya
bekesting digunakan unting-unting yang dipakukan
pada bagian atas bekesting dan pada ujung unting-
unting jatuh tepat pada sumbu.
 Kemudian bekesting tersebut diberi skur dengan tiang
perkuatan yanmg ada di samping bekesting
sedemikian hingga bekesting keadaannya tidak
bergerak.
 Pada bekesting bagian bawah terdapat lubang yang
digunakan untuk membersihkan kotoran seperti sisa
kawat pengikat, sisa potongan kayu atau kotoran
lainnya dan ditutup kembali kolom akan dicor.
 Pada jarak 1-1½ cm di atas lantai dibuat lubang
pengecoran yang juga ditutup setelah selesai diisi
beton.

4.10 PEKERJAAN BAJA STRUKTUR, PENUTUP ATAP, LISPLANK


DAN TALANG

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 142


LAPORAN PRAKERIN

a. Pekerjaan Baja
Struktur (Kap Baja danAtap)
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan rangka atap gedung Bank BNI
cabang Serang. Rangka atap gedung ini menggunakan rangka baja.
Baja yang dipakai adalah baja yang sesuai dengan standard
internasional yang telah disetujui. Tegangan putus baja minimum
3700 Kg/cm2 (Yield Stress 2400 Kg/cm2). Baja-baja strukturil dan
pelat-pelat menggunakan baja lunak dan sesuai dengan daftar untuk
konstruksi baja tahun 1969.
Rangka atap Perum Bitratek 3 Bad Room Boyolali memakai
baja IWF 200x100, gording memakai baja 2C.150.50.20.2,3. Untuk
tracstang memakai baja dengan Ø 10 mm, baut yang dipakai adalah
baut Ø 16 mm. Angkur yang dipakai Ø 19 mm.
b. Pekerjaan
Penutup Atap
Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap, bubungan nok, dan
lain-lain pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini. Penutup
atap yang digunakan adalah Genteng Keramik M Class dan di
bawahnya terdapat lapisa indulator panas. Bubungan yang dipakai
adalah dari jenis yang sama dengan penutup atap.
c. Pekerjaan
Penutup Lisplank
Proses pemasangan lisplank adalah dipasang tegak (vertikal) pada
rangka penyangga lisplank dengan konsol-konsol beton yang sesuai
didalam jumlah yang cukup untuk menyangga berat, sisi permukaan
yang halus diletakkan dibagian luar. Bidang permukaan listplank
harus tampak lurus dan rata dan pertemuan antara dua sudut harus
siku tidak boleh terdapat celah dan retak dengan bahan grounting.
d. Pekerjaan
Talang

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 143


LAPORAN PRAKERIN

Pekerjaan meliputi pemasangan saluran talang mendatar,


saringan-saringan saluran cucuran kebawah, kerangka dan
penggantung talang. Bahan untuk saluran talang datar menggunakan
plat beton dilapis water proofing merk Bithutime 2000, sedang talang
jurai menggunakan seng BJLS 20 ukuran sesuai gambar. Bahan untuk
saluran talang tegak digunakan pipa PVC 3” dan 4" jenis AW ex
Wavin atau setaraf. Bahan untuk saluran talang mendatar dengan
konstruksi beton bertulang tebal dan bentuk sesuai gambar.
Semua pekerjaan dari plat beton yang diwater proofing harus
dibuat & dipasang menurut standard yang paling baik. Pinggiran dan
gulungan harus lurus dan tidak ada lekukan, harus betul-betul kedap
air, tidak ada lubang yang tercecer atau berlimpah.

4.11 PEKERJAAN LAPISAN KEDAP AIR / WATER PROOFING


Tempat-tempat yang perlu diberi lapisan water proofing adalah lantai
ruang toilet dan janitor, plat beton canopy, plat pondasi/basement,
leuvel-leuvel yang menjorok keluar bangunan, ground reservoir serta
tempat-tempat lain yang diperkirakan akan selalu berhubungan dengan air
dan tanah.
Bidang permukaan beton yang akan diberi water proofing haruslah
kering dan bersih dari kotoran-kotoran, lubang-lubang dan celah-celah
harus ditambal dengan adukan/acian terlebih dahulu, tonjolan-tonjolan
harus diratakan dengan grinda dahulu. Kalau terdapat pipa-pipa konduit
atau benda-benda lain yang menembus lapisan kedap air atau jika drain
lantai keluar dari bidang waterproofing, maka pada keliling benda-benda
yang sudah terpasang itu harus diberi "Flashing" Lapisan kedap air harus
dipasang pula pada bidang-bidang vertikal yang mengelilingi lantai toilet,
hingga setinggi minimal 20 cm dari permukaan bidang tersebut.
4.12 PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan pasangan meliputi pekerjaan pasangan batu kali untuk
pondasi; pasangan bata merah untuk sebagian besar dinding yang ada

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 144


LAPORAN PRAKERIN

dalam bangunan ini seperti yang ada dalam gambar pelaksanaan. Serta
pasangan bata merah trasram untuk dinding-dinding ruang toilet,
dinding-dinding luar bangunan dan bagian-bagian lain seperti
ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan. Khusus untuk R. Arsip tahan api
digunakan beton bertulang sesuai gambar.
a) Pekerjaan Pasangan Bata Merah
 Jenis Adukan yang Digunakan
(i) Adukan biasa dengan campuran 1Pc : 5Ps, untuk untuk
seluruh pasangan pondasi batu kali, dan bata merah.
(ii) Adukan trasram dengan campuran 1Pc : 3Ps, untuk untuk
dinding-dinding ruang toilet, seluruh dinding luar bangunan
dan bagian-bagian lain seperti ditunjukkan dalam gambar
rencana.
(iii) Adukan khusus dengan campuran 1Pc : 3Ps, untuk pasangan
bata merah mulai dari ujung atas balok pondasi beton (sloof)
sampai 30 cm diatas lantai dasar, serta digunakan dalam
pemasangan keramik.
 Jenis Plesteran yang Digunakan
(i) Plesteran biasa dengan campuran 1Pc : 5 Ps, digunakan
untuk permukaan-permukaan dinding pasangan bata merah.
(ii) Plesteran trasram dengan campuran 1Pc:3Psr. Digunakan
untuk permukaan beton dinding ruang-ruang toilet, seluruh
permukaan dinding pasangan dibagian luar bangunan, dan
seluruh dinding lantai dasar sampai setinggi plus 40 cm dari
permukaan lantai (kurang lebih 0,00).

 Kualitas Bahan yang Digunakan


(i) Bata Merah
Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut :

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 145


LAPORAN PRAKERIN

 Batu bata harus baru, dan terbuat dari campuran tanah liat
+ pasir yang dibakar dan mencapai kematangan sesuai
standard dan disetujui pengawas.
 Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan
penetrasi air yang rendah.
 Seluruh permukaan datar/rata tidak melengkung, tanpa
cacat/berlubang ataupun mengandung kotoran,
sudut-sudutnya tidak tumpul serta ukurannya seragam.
(ii) Bahan untuk adukan, plesteran dan acian.
Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan
untuk adukan harus memenuhi ketentuan seperti untuk bahan
campuran beton dalam SKSNI T-15-1991-03, yaitu pasir
muntilan/sekualitas.
 Pemasangan Bata Merah
Proses pemasangan bata merah adalah sebagai berikut:
(i) Dinding harus dipasang/didirikan dengan ketebalan dan
ketinggian sesuai gambar rencana.
(ii) Masing-masing bata merah dipasang dengan nat/jarak:1 cm,
diberi dasar adukan pengikat dengan baik.
(iii) Pemasangan dinding tidak boleh diteruskan disatu bagian
setinggi lebih dari 1 meter.
(iv) Tidak diperbolehkan memakai potongan bata merah untuk
bagian-bagian dinding kecuali untuk bagian dinding yang
terpaksa harus menggunakan potongan, potongan yang
diperbolehkan untuk maksud tersebut tidak boleh lebih kecil
dari 1/2 bata merah.
(v) Setiap hubungan antara dinding bata merah dengan
permukaan beton, harus diberi angkur yang dibuat dari besi
beton. Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding
bata merah harus kasarkan dengan alat yang sesuai agar
adukan dinding dapat melekat.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 146


LAPORAN PRAKERIN

(vi) Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian


harus benar-benar verikal, datar, rata, tidak melengkung atau
begelombang.
(vii) Untuk dinding dengan luasan minimal 10 m2 diharuskan
pelaksanaan dengan perkuatan kolom beton praktis dan balok
latei dengan tulangan pokok 4 Ø 12mm dan beugel Ø 6 mm
- 12 cm.

4.13 PEKERJAAN LANTAI


Pekerjaan lantai dimulai apabila semua pekerjaan di atasnya telah
diselesaikan, misalnya pemasangan rangka atap, langit-langit serta
plestaran dinding tembok yang ada di atas lantai. Pekerjaan di bawah
lantai seperti pipa tanah, pipa gas, kabel listrik serta pekerjaan lain juga
harus telah diselesaikan.
Lantai harus memenuhi beberapa syarat. Syarat-syarat lantai yang
harus dipenuhi antara lain sebagai berikut:
a) Tahan terhadap injakan kaki serta benda lain yang nantinya
ditempatkan di atasnya.
b) Tahan terhadap pengaruh lembab serta suhu di bawahnya.
c) Tahan terhadap serangan serangga atau binatang lain seperti
anai-anai (rayap).
d) Dalam segala macam cuaca tetap sejuk.
e) Mudah dibersihkan tanpa merusakkan lantai.
Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah pekerjaan lantai keramik
glazure, homogenous tile dan pekerjaan lantai ubin paving.
a) Pekerjaan Lantai Keramik
Pekerjaan lantai keramik dilaksanakan untuk ruang toilet,
ruang dapur & ruang-ruang kerja. Bahan-bahan yang digunakan
adalah keramik tile ROMAN/ASIA TILE dengan data-data teknis
sebagai berikut:
(a) Bahan : Keramik Tile ROMAN/ASIA TILE

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 147


LAPORAN PRAKERIN

(b) Ukuran :30/30, 40/40 dengan kete-balan 7 mm, Toleransi


ukuran <1% & penyerapan air tidak lebih dari 1%
(c) Jenis : Keramik Single Firing HEAVY DUTY
(d) Warna :Harus sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan
atau Pemilik Proyek
Keramik yang akan dipasang adalah yang telah diseleksi dengan
baik, bentuk dan ukuran masing-masing unit sama, tidak ada
bagian yang gompal, retak maupun caca
Sebelum pemasangan keramik tile untuk toilet (lantai
dasar), terlebih dahulu dipasang pasir urug, minimal setebal 10
cm, tanah telah dipadatkan, selanjutnya dibuat lantai kerja minimal
tebal 5 cm campuran 1:3:5. Khusus lantai dengan ukuran 40/40 cm
digunakan granito ex Essenza. Adukan pasangan/pengikat keramik
menggunakan adukan dengan campuran 1Pc:3Ps muntilan dan
ditambah bahan perekat sekualitas dengan merk Corafix 2. Bahan
pengisi yang dipakai adalah grout semen berwarna yang sesuai
dengan warna keramik yang digunakan. Untuk pemasangan plint
keramik, harus terpasang siku terhadap lantai, dengan
memperhatikan siar-siarnya bertemu dengan siar lantai dan dengan
ketebalan siar yang sama pula.
b) Pekerjaan Lantai Ubin Paving
Pada jalan masuk ramb dan parkir lantai basement dipasang
floor hardener dengan dasar ubin paving, sedangkan jalan parkir dll
menggunakan tegel paving segi 6 tebal 8 cm dengan bentuk, ukuran
dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar dan petunjuk
pengawas. Sedangkan pada tempat upacara menggunakan grass
block. Bahan-bahan yang digunakan adalah ubin paving tebal 8 cm
ex local, pasir pasang ex local dan floor hardener. Dalam
pelaksanaannya, sebagai dasar digunakan pasir urug dengan tebal
minimal 20 cm atau sesuai dengan rencana gambar. Pekerjaan
urugan pasir harus betul-betul padat dengan direndam air hingga

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 148


LAPORAN PRAKERIN

jenuh. Pemasangan ubin paving dengan mengunakan pola-pola


tertentu sesuai rencana gambar dan petunjuk pengawas, spesi yang
digunakan adalah 1Pc : 4Ps.

4.14 PEKERJAAN DINDING


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan dinding bagian dalam bangunan
(interior) meliputi pekerjaan dinding lapis keramik dan dinding cat. Serta
pekerjaan dinding luar bangunan (exterior) meliputi pekejaan dinding
keramik plesteran cat.
i. Pekerjaan Dinding Keramik
Bahan keramik yang digunakan untuk pelapis dinding pada
ruang toilet lantai dasar adalah bahan keramik produksi
ROMAN /ASIA TILE atau setara dengan ukuran 20 x 25 cm jenis
single firing heavy duty. Dalam pelaksanaannya, pada permukaan
dinding beton/bata merah yang ada, keramik dapat langsung
diletakkan, dengan menggunakan perekat spesi 1Pc :3Ps, diaduk
baik memakai larutan supercement, jumlah pemakaian adalah 10%
dari berat semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari
1,5 cm atau bahan perekat khusus, dengan memperhatikan
sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada
gambar.
Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus
direndam air sampai jenuh. Bidang dinding keramik harus benar-
benar rata, lurus dengan siar sebesar 3-5 mm. Setiap perpotongan
siar harus membentuk dua garis tegak lurus.

4.15 PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 149


LAPORAN PRAKERIN

Pekerjaan langit-langit meliputi pekerjaan plafond gypsum board


rangka hollow/metal furing, pekerjaan plafond gypsum tile rangka metal
furing, dan pekerjaan plafond kalsiboard rangka metal furring/hollow.
a) Pekerjaan Plafond Kalsiboard
Letak pemasangan plafond kalsiboard adalah di ruang
lavatory dan tritisan. Pemasangannya harus sesuai dengan gambar
rencana. Rangka hollow 4/4 dipasang dengan sistem yang berlaku
pada rangka hollow. Plafond harus betul-betul plat/rata dan disetujui
pengawas. Bahan-bahan yang dipakai adalah rangka holle 4x4,
penutup kalsiboard.
b) Pekerjaan Plafond Gypsum Board
Plafond gypsum dipasang dengan letak pemasangan sesuai
gambar. Pemasangan harus sesuia dengan prosedur dari pabrik
pembuat. Bahan-bahan yang dipakai adalah rangka dari besi Metal
vearing 4x4 dengan ukuran sesuai gambar atau petunjuk pabrik atau
metal furring dengan penutup gipsum tebal sesuai gambar merk
Jaya Board/Elephant disetuji pemberi tugas.
c) Pekerjaan Plafond Khusus
Plafond khusus dipasang dengan macam-macam type, sesuai
gambar. Hasil akhir pemasangan plafond lurus betul-betul baik
dimana cara pelaksanaannya sesuai dengan rencana gambar dan
petunjuk-petunjuk arsitek/pimpinan proyek secara khusus. Bahan-
bahan yang dipakai adalah gypsum board dengan list-list gypsum
sesuai rencana.

4.16 PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR


Semua perlengkapan sanitair dipasang dalam keadaan kokoh pada
tempat-tempat yang sesuai gambar, dengan perkuatan besi angkur dan
mur baut yang sesuai. Pemasangan perlengkapan sanitair dilakukan
sebelum pekerjaan finishing plesteran dan tiles dilaksanakan. Bahan-
bahan yang dipakai (ex TOTO) adalah:

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 150


LAPORAN PRAKERIN

a) Kloset : Duduk CW.851 J (OMNI)


b) Floor drain
c) Wastafel : OMNI
d) Kran : TB 19 CSV 9
e) Cermin : Tebal 5 mm ex ASAHI + Frame
f) Kloset Jongkok : CE 6
Pekerjaan pasangan perlengkapan sanitair adalah sebegai berikut:
a) Pekerjaan Pasangan Bak Air Mandi
Pekerjaan pemasangan bak air mandi menggunakan pasangan batu
merah 1Pc : 2Ps dilapis ubin keramik 10/20 Roman/Asia Tile, bentuk
ukuran, penempatan harus sesuai dengan rencana gambar.
b) Pekerjaan Pasangan Sekat Urinoir
Untuk keperluan menyekat pasangan urinoir dipakai keramik
TOTO A100 ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan yang telah
dipasang.
c) Pekerjaan Septictank + Peresapan
Pekerjaan pembuatan septictank + peresapan harus dengan jumlah,
bentuk ukuran dan cara pelaksanaan sesuai dengan rencana gambar
(menggunakan BIOTECH).
Persyaratan Pelaksanaan:
(a) Galian tanah sampai mencapai peil rencana.
(b) Urugan pasir urug setebal 20 cm.
(c) Lantai kerja pasangan batu kosong setebal 20 cm, dilkancing
dengan pasir urug.
(d) Sebagai pekerjaan utama:
(i) Alas beton bertulang 1Pc:2Ps:3Kr
(ii) Tutup, dari beton bertulang 1Pc:Ps:3Kr. (bentuk, ukuran
sesuai rencana gambar, syarat pelaksanaan sesuai SKSNI T-
15-1991-03).
(iii) Dinding dari pasangan batu merah 1Pc:2Ps.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 151


LAPORAN PRAKERIN

(e) Semua permukaan dalam/sisi dalam pasangan batu merah dan


alas diplester kedap air 1Pc:2Ps. Plesteran tersebut harus dijamin
tidak bocor, untuk itu dianjurkan memakai bahan tambahan dari
produk setaraf Sika, septictank dilengkapi dengan pipa hawa
2,5" setinggi 50 cm.
(f) Peresapan:
(i) Galian tanah sesuai peil rencana gambar.
(ii) Lapisan peresapan : pasir urug, koral, batu merah dll yang
dibungkus ijuk.
(iii) Urugan tanah kembali.
(iv)Pipa pelimpahan dari buis beton 10 cm, dan pipa
peresapan dari pipa tanah liat bakar berlubang-lubang 10
cm.
d) Pekerjaan Water Reservoir
Water reservoir terdiri dari ground reservoir berkapasitas 50 m 3
dengan perletakan sesuai dengan layout pada gambar, terbuat dari:
(a) Alas dinding dan penutupnya dari beton bertulang dengan
campuran 1Pc:1,5Ps:2,5Kr sisi dalam dilapisi porselin 20x20
ROMAN/ASIA TILE.
(b) Persyaratan pelaksanaan beton sesuai SKSNI T-15-1991-03
(c) Pada pertemuan dinding beton dengan bentuk sesuai gambar
penyekat karet (water-stop) dengan bentuk sesuai gambar.
Dinding dari ground reservoir pada bagian luar diplester dengan
campuran 1Pc:2Ps setebal 1-2 cm. Ground reservoir dilengkapi
dengan pipa supply 3/4", pipa distribusi dari ground ke pompa 3/4",
tangga dari allumunium dengan penutup dan gembok untuk
pengamanan, dan juga disediakan lubang hawa.

4.17 PEKERJAAN PENGECATAN

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 152


LAPORAN PRAKERIN

Bahan-bahan yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan besrta


ketentuan-ketentuannya adalah sebagai berikut:
a) Cat pekerjaan kayu:
Harus mengandung bahan sintetis (syntetic resins) cat type
gloss/mengkilat
b) Cat dinding tembok : Exterior : ICI Weathersield.
Cat untuk dinding luar dan dalam, kolom, langit-langit dan
sebagainya harus memakai cat emulsi, berdasarkan alkyd resins,
dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah ditentukan
Pekerjaan pengecatan yang dilaksanakan antara lain adalah sebagai
berikut:
a) Pengecatan Tembok
Pekerjaan pengecatan tembok terutama dikerjakan pada plesteran
dan sebagainya baik bagian luar maupun dalam, pekerjaan baru/lama.
Proses pengecatan dapat dilaksanakan jika permukaan yang akan dicat
benar-benar kering dan bersih dari debu, kotoran dan persikan plesteran,
serta retak-retak. Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan
prosedur dari pabrik pembuat.
b) Pengecatan Kayu
Pengecatan dilakukan pada permukaan kayu baru, bagian dalam
ataupun luar. Proses pengecatan dapat dilaksanakan jika permukaan yang
akan dicat benar-benar kering dan bersih dari debu, kotoran dan persikan
plesteran, serta retak-retak. Semua pengecatan tembok harus sesuai
dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
c) Kayu yang Memakai Finishing Aslinya
Pekerjaan Melamic
(a) Sebagai finishing pekerjaan kayu yang kelihatan diselesaikan
dengan atau dengan jenis lain yang setaraf.
(b) Prinsip-prinsip pengerjaannya sesuai dengan uraian-uraian pada
pekerjaan Melamic fancy tersebut di atas sesuai pula dengan
prosedure teknis dari pabrik. Semua pekerjaan pengecatan harus

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 153


LAPORAN PRAKERIN

mengikuti petunjuk dari pengawas dan pabrik pembuat cat


tersebut, serta mendapat persetujuan pengawas.

4.18 PEKERJAAN KOSEN, PINTU, JENDELA DLL


a) Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela Alumunium
Bahan-bahan yang dipakai untuk kosen dan plat alumunium
adalah alumunium produksi YKK/ALKASA. Seluruh pekerjaan
alumunium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai berikut:
(a) Profile
(i) Beban angin : 120 kg/m2
(ii) Ketahanan kebocoran terhadap air : mampu
menahan kebocoran pada tekanan 15 kg/m2
(iii) Ketahanan kebocoran terhadap air : max
12 m3/ham m' pada tekanan 15kg/m2
(iv)Ketebalan profil minimal : 2 mm
(v) Ketebalan warna : 18 micron
Dalam pelaksanaannya, antara tembok/kolom/beton dan kosen
alumunium harus diisi dengan "sealant" yang elastis. Semua detail
pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan alumunium dan sambungan-sambungan
vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil dari bahan stainless
steel.
Untuk pemasangan kaca pada kosen alumunium harus diisi
dengan "sealant" dan karet gasket. Pemasangan rangka alumunium
dan kaca harus memperhatikan faktor-faktor akustik ruang, sehingga
tidak ada kebocoran suara.
b) Pekerjaan Daun Pintu Kayu lapis HPL
Bahan-bahan yang dipakai adalah sebagai berikut:
(a) Bahan kayu Kamfer
(b) Rangka kayu dengan kualitas baik

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 154


LAPORAN PRAKERIN

(c) Pintu panil jalusi kayu kamfer lapis HPL dengan rangka tepi
kayu.
(d) Perekat tahan air dari jenis Presto Contack-AD, Harferin atau
yang setara.
(e) Pengikat berupa paku mur, baut, sekrup dll harus digalvanisir
sesuai dengan NI-5 Bab. VI.
(f) Menggunakan list kayu HPL setebal 1 cm mengelilingi
seluruh ketebalan pintu.
(g) Semua permukaan daun pintu lapis HPL
Dalam pelaksanaannya, di atas kosen pintu dan jendela, untuk yang
lebih lebar dari 1.00 m harus dipasang balok beton bertulang
(latei). Untuk yang lebih kecil dari 1.00 m harus dipasang bata
rollag dengan adukan 1Pc : 3Ps
c) Pekerjaan Alat Perlengkapan Pintu dan Jendela
Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan
meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu
alumunium dan daun jendela alumunium seperti yang ditunjukkan /
disyaratkan dalam detail gambar. Semua pintu menggunakan
peralatan kunci sebagai berikut:
(a) Lockcase : FINO/KEND
(b) Handle : FINO /KEND
(c) Engsel (Butt Hinges) : KEND
(d) Handle pengunci daun jendela kaca : CISA/KEND
Berikut ini adalah beberapa pekerjaan pemasangan alat perlengkapan
pintu dan jendela:
 Pekerjaan Engsel
Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan
engsel pintu merk Whitcastay/Kend, warna bronze, dipasang
sekurang-kurangnya 4 buah untuk setiap daun dengan
menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan
warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 155


LAPORAN PRAKERIN

menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal


20 kg.
 Pekerjaan Door Stoper dan Door Holder
Daun pintu panil-panil dan daun pintu formica, seperti
pintu-pintu locket, menggunakan Door Closer merk DORMA,
warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus
terpasang dengan baik dan menekan dengan kuat pada tiang
kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu
selalu menutup rapat kosen pintu.
d) Pekerjaan Kaca
Seluruh pekerjaan kaca kecuali ada ketentuan lain
menggunakan kaca jenis Reflektif dark blue Tempered 5 mm ex
Asahi Mas, dengan pemasangan sesuai dengan kebutuhan atau
rencana gambar. Khusus pada pintu utama digunakan kaca
Tempered blue 12 mm, sedangkan pada kaca interior dipakai kaca
bening 5 mm Curtain wall 8 mm. Untuk pintu kaca pada hall utama
digunakan kaca Tempered Asahi dengan tebal 12 mm tanpa
rangka.
Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya
/kekuatannya. Untuk menghindari kaca pecah akibat panas
(memuai) pemasangannya harus menggunakan seel karet sesuai
dengan prosedur pemasangan kosen/kaca dari pabrik.

4.19 PEKERJAAN PAGAR HALAMAN


Pekerjaan pagar meliputi:
4.19.1 Pagar samping kanan dan kiri
4.19.2 Pagar talud.
Berikut ini adalah penjelasan tiap pekerjaanya:
a) Pekerjaan Pagar Samping Kanan dan Kiri
(a) Dibuat dari pagar tembok, dengan pondasi lajur batu kali
dengan perkuatan beton praktis (kolom dan ring balk).

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 156


LAPORAN PRAKERIN

(b) Beton praktis dengan campuran 1Pc :2Ps:3Kr ukuran sesuai


gambar dengan tulangan pokok 4 Ǿ 12 mm dan beugel Ǿ 6 –
12 cm.
(c) Finishing pagar dengan plesteran 1Pc : 5 Ps diaci halus dan
dilapisi batu alam andesit & di coating anti lumut.
b) Pekerjaan Talud
(a) Talud batu kali dengan spesi 1Pc : 5 Ps, dibuat parallel
dengan pagar keliling samping kanan dan kiri, guna menahan
tanah urug peninggian halaman.
(b) Talud untuk halaman depan dengan tinggi + 80 cm lebar atas
30 cm dan lebar bawah 80 cm. Sebelum dipasang pondasi
talud terlebih dahulu dipasang pasir urug tebal 10 cm dan
aanstamping tebal 20 cm.
(c) Pada permukaan pondasi talud diberaben / plesteran kasar
dengan spesi 1Pc : 5Ps.

4.20 PEKERJAAN SALURAN AIR HUJAN


Pekerjaan saluran meliputi pekerjaan saluran U 20 cm tertutup
beton dan U 20 cm terbuka serta tertutup besi grill, pekerjaan saluran U
50 cm terbuka dan pembuatan bak-bak kontrol ukuran 50x50 cm.
Pekerjaan halaman meliputi:
 Membuat saluran U 20 cm dengan konstruksi sesuai gambar
ditutup beton plat 1Pc : 2Ps : 3Kr dengan tebal dan ukuran sesuai
gambar
 Membuat saluran U 20 cm dengan konstruksi sesuai gambar
ditutup besi grill, bentuk, panjang dan ukuran sesuai gambar.
 Pada titik-titik persilangan dibuat bak kontrol ukuran 50x50 cm,
jumlah, letak dan ukuran sesuai gambar

4.21 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


a) Pekerjaan Instalasi Listrik

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 157


LAPORAN PRAKERIN

Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan


pemasangan termasuk testing dan commisioning peralatan dan
bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik
instalasi tenaga maupun instalasi penerangan. Dalam pekerjaan
instalasi listrik, pemasangan lampu, saklar, grid switch, sub panel
listrik, dan rak kabel sesuai dengan rencana gambar. Merk dan
jenis bahan yang digunakan adalah:
 Lampu TL
 Lampu tabung merk Philips type cool day light atau
sederajat.
 Ballast Elektronik merk Philips.
 Body lampu merk Suwilite dibuat dari flat baja dengan
ketebalan minimal 0,7 mm dan dicat dengan cat bakar,
warna putih merk Suwilite.
 Lampu holder (fitting lampu) buatan Philips
atau Suwilite.
 Lampu Pijar philips atau Suwilite
 Lampu PL, SL, Philips, Lampu Down Light, RM,
Suwilite
Saklar dan Kotak Kontak mengunakan merk Clipsal. Kabel yang
digunakan adalah kabel jenis NYFBGY, NYY, dan NYM.

4.22 Pekerjaan Instalasi Fire Detector


Instalasi fire detector berfungsi untuk memberi peringatan jika
terjadi kebakaran di dalam gedung. Detector yang dipakai adalah type
"Heat Detector" kombinasi "Rate of Rise" dan "Fixed Temperature",
serta "Smoke Detector”. Pada tiap zone dipasang sebuah atau lebih
alarm bell dan manual alarm station. Jika salah satu zone memberikan
sinyal kebakaran, maka alarm bell pada zone tersebut harus berbunyi,

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 158


LAPORAN PRAKERIN

demikian pula alarm bell bersama pada tempat control station. Alarm bell
hanya bekerja untuk indikasi pada masing-masing lantai.

4.23 Pekerjaan Instalasi Plumbing


Pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan
peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan
lain-lain sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan baik
serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan, yaitu terdiri
dari:
a. Alat-alat Sanitair
b) Closet duduk merk TOTO
c) Closet jongkok merk TOTO
d) Wastafel merk TOTO
e) Cermin, planset dan tempat handuk
f) Urinoir
g) Kitchen zink merk Bianco
h) Floor drain TOTO
i) Kraan
j) Kraan halaman
k) Clean out plug
b. Sistem Air Bersih
Sistem air bersih meliputi pemipaan dari bak penampung
bawah tanah melalui pompa penyalur (transfer pump) sampai tangki
air serta pemipaan dari tangki air sampai alat-alat sanitair. Bahan-
bahan yang digunakan adalah:
1) Pompa penyalur (transfer pump) dengan merk EBARA,
GRUNDFOS dengan diameter pipa 2”. Pada pipa isap dilengkapi
dengan stop valve dan check valve. Diameter kedua pipa isap
dihubungkan melalui satu buah stop valve.
2) Booster pump
3) Pemipaan air bersih

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 159


LAPORAN PRAKERIN

Pipa menggunakan galvanized steel pipe BS 1387 class


medium, sekualitas ex BAKRIE & BROTEHRS .
c. Sistem Air Kotor dan Air Bekas
Sistem air kotor dan air bekas meliputi pemipaan air kotor/air
bekas dari semua kloset, urinoir, zink (bak cuci piring) dan floor drain
sampai septictank dan rembesan. Pemipaan air kotor/air bekas dan vent
disini dipergunakan bahan-bahan sebagai berikut:
1) Untuk pipa digunakan pipa PVC sekualitas
merk Rucika Klas AW, dengan sambungan lem.
2) Untuk fitting pipa dipergunakan PVC
injection moulding sesuai dengan merk pipa. Belokan pada saluran
utama harus menggunakan long radius bend.
3) Jenis lem yang dipergunakan harus sesuai
dengan spesifikasi pabrik.
4) Semua Junction harus menggunakan 45 TY
dan 45 bend kecuali untuk vent.
d. Talang Air Hujan
Pipa talang disini menggunakan bahan-bahan sebgai berikut:
1) untuk pipa dipergunakan pipa galvani.
2) untuk fitting digunakan galvani.
e. Syarat-syarat Pemasangan:
1) Semua pipa harus dipasang lurus dan sejajar
dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal maupun
vertikal.
2) Semua pemasangan harus rapi dan baik.
3) Semua pipa harus digantung/ditumpu
dengan menggunakan penggantung dan penumpu yang kuat dari
metal sesuai dengan ukuran pipanya, sehingga pipa tidak melentur.
4) Semua pipa yang menembus konstruksi
bangunan. Pemborong harus minta persetujuan Konsultan
Pengawas.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 160


LAPORAN PRAKERIN

5) Pemborong harus menyediakan pipa sleve


untuk pipa-pipa yang menembus bangunan.
6) Pipa besi yang ditanam dalam tanah harus
dilapis asphalt dan kain goni.
7) Kemiringan pipa air kotor/air bekas adalah
0,5 - 1 % ke arah septicktank.
8) Pipa PVC dalam tanah harus bebas dari
benda-benda keras/diatas pasir sehingga kemiringan dapat rata.
9) Pipa air bersih dan pipa air kotor tidak boleh
diletakkan pada lubang galian yang sama.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 161


LAPORAN PRAKERIN

4.24 Perencanaan Rencana Anggaran Biaya ( RAB )


Rencana Anggaran Biaya atau Estimasi anggaran biaya adalah
penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan kontrak. Dalam melakukan estimasi
biaya diperlukan adanya pengetahuan dan keterampilan teknis estimator,
seperti membaca gambar ,melakukan estimasi (penghitungan),dll.
Pekerjaan estimasi biaya ini dilakukan setelah gambar rencana
selesai dibuat . Perhitungan estimasi ditujukan untuk mengetahui anggaran
biaya yang dibutuhkan dalam pembuatan proyek tersebut.
Pada kesepakatan ini, perencana menentukan anggaran yang di
keluarkan dalam pembangunan rumah. Dalam hal ini perencanaan
menentukan harga dengan Buku Harga Satuan Pekerjaan Bahan dan Upah
Pekerjaan Konstruksi dan harga pasaran sekarang. Berikut RAB yang telah
direncanakan perencana.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 162


LAPORAN PRAKERIN

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Selama 4 ( empat ) bulan penulis melaksanakan Praktik Kerja
Industri (Prakerin) di PT. POLA DWIPA Semarang, sehingga penyusun
dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :
 Praktik Kerja Industri (Prakerin) merupakan langkah awal untuk
mengenal dunia industri, agar kemudian hari kita dapat
menerapkan wawasan dan pengalaman yang di peroleh untuk
bersaing di dunia industri yang sesungguhnya.
 Dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) kita harus
memiliki sikap disiplin yang tinggi, kerja keras, dan tanggung
jawab dalam menjalankan tugas.
 Kemajuan ilmu dan teknologi mengenai bangunan dapat kita
peroleh melalui Praktik Kerja Industri dalam proyekini.
 Kita harus memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk
memperoleh suatu hasil yang maksimal.

5.2 Saran
Berdasarkan pelaksanaan Praktik Kerja Industri selama 4 ( empat )
bulan, yang dimulai dari tanggal 14 Januari 2019 s.d 3 Mei 2019 ini
Penulis mempunyai kelebihan dan juga memiliki kekurangan yang harus
di perbaiki.
Sebagai bahan pertimbangan, Penulis memiliki beberapa saran
setelah melaksanakan praktik kerja industri, antara lain :
1. Bagi Sekolah
 Pembimbing sekolah hendaknya melakukan monitoring secara
intensif dan lebih sering. Hal ini tentunya penting untuk
memantau Penulis serta dapat memicu semangat Penulis saat

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 163


LAPORAN PRAKERIN

melaksanakan tugas di Industri maupun dalam penyusunan


laporan Prakerin.
 Pihak sekolah hendaknya juga memberikan penekanan khusus
mengenai pengembangan aspek-aspek non teknis yaitu sikap dan
sopan santun melalui bimbingan serta melakukan pembekalan
lebih banyak sehingga siswa lebih siap di dalam malaksanakan
Praktik Kerja Industri.
 Untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan dari siswa didik,
selain melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin), Penulis
berharap agar sekolah selalu berhubungan baik dengan pihak
industri untuk memperkenalkan atau mengambil contoh alat dan
bahan yang ada di industri agar diperkenalkan di sekolah.

2. Bagi Industri
 Pihak industry dapat memberikan seluruh materi tentang proyek
yang sedang berjalan kepada siswa prakerin untuk menambah
pengetahuan yang belum di dapat dari sekolah.

3. Bagi Siswa
 Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) siswa
harus selalu disiplin dan mematuhi ketentuan yang berlaku di
industri.
 Selalu membina kerja sama kepada orang-orang di dalam
perusahaan, agar terbina rasa kekeluargaan.
 Jangan malu bertanya bila masih ada hal-hal mengenai pekerjaan
proyek yang belum diketahui.
 Meningkatkan kreatifitas dan inisiatif di industri agar ilmu yang
di peroleh selama melaksanakan prakerin maksimal.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 164


LAPORAN PRAKERIN

5.3 Kesan
Selama melaksanakan Praktek Kerja Industri (Prakerin) di PT POLA
DWIPA ini, banyak kesan-kesan yang Penulis dapatkan di antaranya:
1. Penulis sangat bangga kepada staf dan pimpinan PT POLA
DWIPA yang masih bersedia menyediakan waktunya untuk
membimbing penulis melaksanakan Praktik Kerja Industri ditengah
kesibukannya.
2. Penulis sangat berterima kasih karena selama Praktik Kerja
Industri, penulis memperoleh ilmu yang bermanfaat yang belum
didapatkan di bangku sekolah.
3. Penulis mendapat kanperlakuan yang sangat baik dari keluarga
besar PT. POLA DWIPA selama melaksanakan prakerin, terutama
oleh pembimbing lapangan.
Itulah kesan-kesan penulis selama melaksanakan Praktek Kerja
Industri dan masih banyak kesan-kesan yang tidak mungkin penulis
sebutkan satu-persatu.

5.4 Penutup
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa yang telah melimpahkan kasih dan karunia-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industry dengan judul
“Perencanaan Pembangunan Rumah Tempat Tinggal Atap Limas”
dengan baik.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di PT. POLA
DWIPA Semarang, penulis telah mendapatkan banyak kesempatan dan
pengalaman yang sangat berharga. Meskipun demikian, penulis merasa
memiliki banyak kekurangan dalam pengumpulan data-data yang ada
untuk penyusunan laporan ini. Kekurangan tersebut dikarenakan adanya
keterbatasan penulis dalam memperoleh data-data yang sudah disediakan
dan disajikan dari proyek. Penulis menyadari laporan ini jauh dari kata

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 165


LAPORAN PRAKERIN

sempurna, untuk itu penulis menerima saran sertakritik yang membangun


dari para pembaca.
Akhir kata penulis berharap laporan Praktek Kerja Industri (Prakerin)
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyusun laporan Praktek Kerja Industri ini.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 166


LAPORAN PRAKERIN

DAFTAR PUSTAKA

A. Antono. 1971. Diktat Beton.


Amir Hadi Suwito R. 1995. Tuntunan Ilmu Bangunan.
Drs. Suratman, Pr.Sudibyo. 1982. Petunjuk Praktek Bangunan Gedung 2.
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Djamaludin, Drs. 1999. Konstruksi Beton Bertulang. Bandung: Penerbit Angkasa.
Frick, Heinz. 1991. Ilmu Konstruksi Bangunan I. Yogyakarta Penerbit Kanisius.
Gunawan T, Margaret S. 1990. Konstruksi Baja 1 Jilid 2. Jakarta: Delta Teknik
Group.
Ir. Tri Mulyono, M.T.. 2003. Teknologi Beton. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Sudarminto. 1992. Teknik Bangunan.
Sumuno. Beton Bertulang. Yogyakarta: Success.Teddy Boen, Ir. 1978. Bangunan
Tahan Gempa.
Sutami. 1971. Konstruksi Beton Indonesia. Penerbit Pekerjaan Umum.
W. C. Vis. Gideon H. Kusuma M. Eng. 1994. Dasar-Dasar Perencanaan Beton
Bertulang. Jakarta: Erlangga.

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAP LIMAS 167

Anda mungkin juga menyukai