42
Gambar 4.3 Angkur Pin (Pinned Anchor )
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan Lereng
Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
d. Centralizers
Centralizer terbuat dari bahan PVC yang di fabrikasi atau bahan sintetik
lainnya. Centralizer harus dipilih dan dipasang sedemikian rupa
sehingga pipa grout dapat masuk sampai dasar lubang dan
material grout memenuhi seluruh lubang sampai atas.
43
e. Cincin baja & Klip baja pengikat
Digunakan untuk mengikat jarring kawat dan kabel sling.
f. Material Grouting
Material Grouting digunakan untuk mengisi celah lubang yang dibuat
pada angkur (angkur sling dan angkur pin) dan juga untuk mengisi
celah-celah rekahan batuan. Grouting memiliki kuat tekan umur 28 hari
sebesar 21 MPa dengan faktor air semen 0,4 sampai 0,5.
44
CampuranGrouting terdiri dari:
a) Semen
b) Air
c) Agregat Halus
d) Bahan Tambah
Bahan tambah dapat digunakan untuk mengontrol bleeding,
meningkatkan flowabilitas, mengurangi kadar air, memperlama
waktu setting beton dan memperbaiki workability pada campuran
Grouting . Bahan tambah harus memenuhi ketentuan ASTM C494 /
C494M - 17, penggunaan campuran bahan tambah ini harus
mengikuti rekomendasi pabrik bahan tambah tersebut.
• Penggunaan bahan tambah untuk mempercepat (accelerator)
harus mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Bahan
tambah untuk mempercepat (accelerator) yang mengandung
Calcium Chloride harus dihindari karena dapat meningkatkan laju
erosi di sekitar batang angkur.
• Bahan tambah yang berjenis Plasticizers dapat digunakan untuk
meningkatkan workability dari campuran grouting untuk
pekerjaan yang berada pada lokasi yang memiliki temperature
yang tinggi atau pada pekerjaan yang mengharuskan material
grout harus dipompa pada jarak yang jauh.
• Penggunaan bahan tambah berjenis air-entrained harus dihindari
karena dapat meningkatkan laju korosi pada batang angkur, jika
bahan tambah ini akan digunakan maka batang angkur harus di
lapisi bahan anti korosi. Penggunaan bahan tambah ini harus diuji
sebelum digunakan untuk mengetahui dampak efek negatif pada
lekatan grouting dan tingkat korosi yang dapat mempengaruhi
kinerja batang angkur secara keseluruhan
45
b. Persiapan Mobilisasi Alat
a. Excavator
Excavator digunakan untuk menggali dan mengisi Dump Truck dengan
material galian, dan selanjutnya di pindahkan ke lokasi yang sudah
ditentukan. Dalam pekerjaan rekonstruksi lereng khususnya pada Segment
08 KM 42 + 450 – KM 42 + 640. digunakan Excavator sebanyak 5 unit. 3
unit digunanakan untuk Cutting di atas lereng lereng dan 2 unit berada di
bawah lereng untuk membersihkan hasil Cutting dari atas lereng,
c. Dump Truck
Dump Truck digunakan untuk membawa material hasil galian (cutting) ke lokasi
yang telah ditentukan. Jumlah Dump Truck yang dioperasikan dalam proyek ini
adalah sebanyak 8 unit.
d. Dozer
Dozer digunakan untuk meratakan lahan kerja hasil galian dari excavator di atas
lereng untuk dijatuhkan kebawah.Selain diatas lereng dozer juga membersihkan
hasil galian dari atas lereng yang ada di bahaw lereng .
47
Gambar 4.5 Dozer
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
c. Persiapan lahan
48
Gambar 4.6 Pembersihan Lahan
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
4.2.1 Pengeboran
a. Lubang bor harus dibuat pada lokasi yang telah ditentukan dengan
kemiringan dan kedalaman sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar dan
telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
b. Lubang bor untuk batang angkur dapat menggunakan beberapa metode
yang umum digunakan, antara lain;open hole wash, rotary percussion,
auger, dan rotary percussion drilling. Pemilihan metode pengeboran juga
harus mempertimbangkan ketersedian alat bor pada lokasi pekerjaan dan
jenis kondisi tanah atau batuan yang akan di bor. Pemilihan alat bor juga
harus mempertimbangkan dampak dari penurunan tanah yang terjadi
akibat aktivitas pengeboran. Salah satu dampak yang mungkin terjadi
akibat aktivitas pengeboran adalah terjadinya heaving atau amblas pada
bagian permukaan tanah, untuk mengurangi dampak ini dapat
digunakan casing selama proses pengeboran.
c. Untuk dapat mengkonstruksi Angkur Sling dan Angkur Pin diameter
25mm, diperlukan pekerjaan pengeboran batuan, Jenis batuan yang
dihadapi cukup keras sehingga memerlukan metode pengeboran yang
tepat untuk diperoleh kecepatan dan kualitas pengeboran yang memadai.
d. Pengeboran akan dilakukan dengan mesin hidraulik dengan metode open
hole wash boring. Mata bor coring atau openhole dapat digunakan
tergantung dari jenis tanah dan kecepatan pengeboran yang terbaik.
50
Gambar 4.7 Mesin Bor Hidrolik Untuk Angkur Pin
52
toleransi 25 mm dari tengah lubang. Tidak diperbolehkan menekan angkur
bila dialami kesulitan pada saat memasukkan ke dalam lubang bor.
53
Angkur Sling
54
4.2.3 Grouting
a. Rancangan Campuran (Mix Design)
Rancangan campuran (mix design) terlebih dahulu dibuat sebelum
pekerjaan grouting dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil
pengujian percobaan campuran grouting di laboratorium. Mix desain harus
memiliki standar deviasi rencana (Sr) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa dan
berdasarkan kuat tekan grouting secara umum untuk umur 7 dan 28 hari.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus
memenuhikriteria teknis utama, yaitu kelekatan (workability),
kekuatan(strength), dan keawetan (durability).
b. Campuran Percobaan
Campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, yang menggunakan jenis instalasi
dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan dan
sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dan lain-lain.
Pengujian kuat tekan grouting umur 7 hari dari basil campuran percobaan
harus mencapai kekuatan minimum 90% dari nilai kuat tekan grouting
karakteristik yang ditargetkan dalam rancangan campuran grouting (mix
design) umur 7 hari.Bilamana hasil pengujian grouting berumur 7 haIi dari
campuran percobaan tidak menghasilkan kuat tekan grouting yang
disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran
dan mencari penyebab ketidaksesuaian tersebut dan melakukan percobaan
campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan grouting di lapangan yang
sesuai dengan persyaratan.
c. Material Grouting
Material grouting digunakan untuk mengisi celah lubang yang dibuat pada
angkur (angkur sling dan angkur pin) dan juga untuk mengisi celah-celah
rekahan batuan. Grouting memiliki kuat tekan umur 28 hari sebesar 21 MPa
55
dengan faktor air semen sebesar 0,4 sampai 0,5. Campuran grouting terdiri
dari.
Semen yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi Umum
Air yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi Umum air
yang bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula dan organik
Agregat Halus yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi
Umum yaitu aggregat harus bersih, keras dan kuat yang diperoleh dari
pentaringan dan pencucian atau diperoleh dari hasil pemecahan alat
pemecah baru dan koral (Stone Crusher)
Bahan Tambah dapat digunakan untuk mengontrol bleeding,
meningkatkan flowability, mengurangi kadar air, memperlama waktu
setting beton, dan memperbaiki workability pada campuran grouting.
Bahan tambah harus memenuhi ketentuan ASTM C494/C494M - 17,
penggunaan campuran bahan tambah ini harus mengikuti rekomendasi
pabrik bahan tambah tersebut
d. Metode Grouting
Setelah batang angkur diletakkan ke dalam lubang bor, selanjutnya
dilakukan pengisian material grouting dengan menggunakan pipa grout.
Pipa untuk memasukkan material growing dimasukkan ke dasar lubang
bor dan dilakukan pengisian materia1 grouting sampai lubang bor terisi
penuh.
Proses pemasukan material grouting dapat dilakukan dengan tekanan,
dimulai dari dasar lubang dengan menggunakan selang atau pipa. Ujung
selang atau pipa tersebut harus dipertahankan posisinya ada di dalam
material grout sambil ditarik, untuk mencegah timbulnya pori-pori.
Material grouting dapat di pompa ke lubang bor setelah 60 menit
56
pencampuran atau dalam waktu yang direkomendasikan oleh pembuat
admixture.
Setiap lubang yang telah diisi angkur harus dipenuhi dengan material
grout dalam sekali pelaksanaan, penyambungan pengisian grouting tidak
diperbolehkan. Apabila digunakan casing, pada saat casing dicabut,
ketinggian grouting di dalam lubang dijaga untuk menghindari
keruntuhan dinding lubang bor.
Untuk metode grouting yang menggunakan tekanan, lakukan pencatatan
tekanan grouting pada angkur yang terpasang dengan menggunakan
teknik tekanan grouting. Lakukan pengaturan tekanan grouting untuk
menghindari kerusakan struktur tanah yang berlebihan atau
menimbulkan rekahan.
58
Gambar 4.12 Pemasangan Jaring Kawat dengan system Top Down
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
59
Setiap celah yang timbul karenatopografi permukaan muka harus ditutup
dengan tali kawat baja pengikat.
60
Untuk jenis mesh yg dibuat dari dua tali kawat baja dan wire mesh.
Kedua bahan ini harus dihubungkan agar bisa membentuk koneksi kekuatan
penuh. Tali kawat baja perlu digabungkan untuk koneksi 'α' dan 'γ'. Wiremesh
harus terhubung menggunakan elemen Link yang akan disediakan bersama
dengan gulungan mesh.
61
Gambar 4.17 BETA (β) koneksi menggunakan HR Links. Jarak
maksimum antara dua Link yang berdekatan adalah 15 cm
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
62
Gambar4.18 Pemasangan Angkur Pin
Sumber:Dokumentasi Data Pelaksanan Proyek Rekonstruksi
Penanganan Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
63