Anda di halaman 1dari 23

BAB IV

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PENANGANAN


LERENG MENGGUNAKAN MATERIAL JARING KAWAT
KEKUATAN TINGGI

4.1 Pekerjaan Persiapan


a. Persiapan bahan
a. Jaring Kawat Kekuatan tinggi
Jaring Kawat dapat berbentuk heksagonal dan dipelintir dua kali atau
bentuk lainnya digunakan untuk Jaring Kawat Kekuatan Tinggi.
Material kawat harus dilapis dengan lapis metalik (Zinc, Galvan atau
Alumunium), lapis PVC, atau dengan material baja tahan karat
(Stainless Steel) .

Gambar 4.1 Jaring Kawat Kekuatan Tinggi (High Tensile)

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi


Penanganan Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

b. Angkur Sling (Wire Rope Anchor)


Angkur Sling berupa sling digunakan untuk menggantung Jaring Kawat
atau Net Kabel pada Metode Aktif maupun Metode Pasif. Angkur Seling
dipasang sesuai Gambar atau persetujuan Pengawas Pekerjaan, tetapi
41
jarak (spasi) arah memanjang tidak lebih dari 7,0 m. Panjang minimum
yang ter-grouting (bonded length) yang tertanam adalah 3,0 m.
Diameter lubang bor disesuaikan dengan diameter angkur dan
centralizer. Diameter minimal lubang bor adalah 6,35 cm (setara 2,5
inch).

Gambar 4.2 Angkur Sling (Wire Rope Anchor )


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

c. Angkur Pin (Pinned Anchor)


Angkur Pin berupa batangan baja ulir (Threaded Bar) digunakan untuk
menahan batuan dan Jaring Kawat atau Net Kabel dan hanya digunakan
untuk Metode Aktif. Angkur Pin yang digunakan berupa tulangan ulir
atau baja prategang. Batang baja ulir atau batang baja prategang harus
menerus tanpa sambungan atau las, baru, lurus, tidak rusak.

42
Gambar 4.3 Angkur Pin (Pinned Anchor )
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan Lereng
Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

d. Centralizers
Centralizer terbuat dari bahan PVC yang di fabrikasi atau bahan sintetik
lainnya. Centralizer harus dipilih dan dipasang sedemikian rupa
sehingga pipa grout dapat masuk sampai dasar lubang dan
material grout memenuhi seluruh lubang sampai atas.

Gambar 4.4 Centralizers


Sumber : Dokumentasi Data Perencanaan

43
e. Cincin baja & Klip baja pengikat
Digunakan untuk mengikat jarring kawat dan kabel sling.

Gambar 4.3 Clip Baja Pengikat


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan Lereng
Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Gambar 4.3 Cicin Baja


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan Lereng
Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

f. Material Grouting
Material Grouting digunakan untuk mengisi celah lubang yang dibuat
pada angkur (angkur sling dan angkur pin) dan juga untuk mengisi
celah-celah rekahan batuan. Grouting memiliki kuat tekan umur 28 hari
sebesar 21 MPa dengan faktor air semen 0,4 sampai 0,5.

44
CampuranGrouting terdiri dari:
a) Semen
b) Air
c) Agregat Halus
d) Bahan Tambah
Bahan tambah dapat digunakan untuk mengontrol bleeding,
meningkatkan flowabilitas, mengurangi kadar air, memperlama
waktu setting beton dan memperbaiki workability pada campuran
Grouting . Bahan tambah harus memenuhi ketentuan ASTM C494 /
C494M - 17, penggunaan campuran bahan tambah ini harus
mengikuti rekomendasi pabrik bahan tambah tersebut.
• Penggunaan bahan tambah untuk mempercepat (accelerator)
harus mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan. Bahan
tambah untuk mempercepat (accelerator) yang mengandung
Calcium Chloride harus dihindari karena dapat meningkatkan laju
erosi di sekitar batang angkur.
• Bahan tambah yang berjenis Plasticizers dapat digunakan untuk
meningkatkan workability dari campuran grouting untuk
pekerjaan yang berada pada lokasi yang memiliki temperature
yang tinggi atau pada pekerjaan yang mengharuskan material
grout harus dipompa pada jarak yang jauh.
• Penggunaan bahan tambah berjenis air-entrained harus dihindari
karena dapat meningkatkan laju korosi pada batang angkur, jika
bahan tambah ini akan digunakan maka batang angkur harus di
lapisi bahan anti korosi. Penggunaan bahan tambah ini harus diuji
sebelum digunakan untuk mengetahui dampak efek negatif pada
lekatan grouting dan tingkat korosi yang dapat mempengaruhi
kinerja batang angkur secara keseluruhan

45
b. Persiapan Mobilisasi Alat

Mobilisasi alat dimaksudkan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang


berhubungan dengan pekerjaan di lapangan. Adapun dalam persiapan ini
sudah termasuk dengan persiapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
dengan ruang lingkup pekerjaan yang didominasi oleh pekerjaan Galian
(Cutting), maka peralatan yang digunakan adalah alat berat yang terdiri dari:

a. Excavator
Excavator digunakan untuk menggali dan mengisi Dump Truck dengan
material galian, dan selanjutnya di pindahkan ke lokasi yang sudah
ditentukan. Dalam pekerjaan rekonstruksi lereng khususnya pada Segment
08 KM 42 + 450 – KM 42 + 640. digunakan Excavator sebanyak 5 unit. 3
unit digunanakan untuk Cutting di atas lereng lereng dan 2 unit berada di
bawah lereng untuk membersihkan hasil Cutting dari atas lereng,

Gambar 4.5 Excavator


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
b. Wheel Loader.
Wheel Loader digunakan untuk mengisi Dump Truck dengan material hasil
galian dari atas lereng dan membersihkan jalan dari sisa material galian. Dalam
46
pekerjaan Rekonstruksi Lereng Khususnya pada Segment 08 KM 42 + 450 –
KM 42 + 640.digunakan Wheel Loader sebanyak 2 unit, 1 unit rusak.

c. Dump Truck
Dump Truck digunakan untuk membawa material hasil galian (cutting) ke lokasi
yang telah ditentukan. Jumlah Dump Truck yang dioperasikan dalam proyek ini
adalah sebanyak 8 unit.

Gambar 4.5 Dump Truck


Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

d. Dozer
Dozer digunakan untuk meratakan lahan kerja hasil galian dari excavator di atas
lereng untuk dijatuhkan kebawah.Selain diatas lereng dozer juga membersihkan
hasil galian dari atas lereng yang ada di bahaw lereng .

47
Gambar 4.5 Dozer
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

c. Persiapan lahan

Sebelum pekerjaan pemasangan Jaring kawat dilaksanakan, terlebih dahulu


dilakukan pekerjaan persiapan di lokasi, Area yang akan ditangani perlu diukur
dan dipatok dengan jelas di lapangan untuk membatasi aktifitas lapangan hanya
bekerja di area yang direncanakan. Bantuan dari surveyor topographi dan
geologis diperlukan dalam menentukan batas area kerja ini. Sebelum
pemasangan material apapun, area puncak dan permukaan lereng disiapkan.
Area Puncak harus dibersihkan dari semua vegetasi yang signifikan atau
gundukan batuan padat untuk memudahkan akses dan keamanan dan untuk
memungkinkan penempatan jaring kawat dengan baik.

a. Tumbuhan, terutama pohon dan semak berukuran besar di daerah yang


akan dilindungi jaring yang mengganggu efektifitas dan
integritas jaring harus dibuang atau sebagaimana ditentukan oleh
Pengawas Pekerjaan.

48
Gambar 4.6 Pembersihan Lahan
Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

b. Tumbuhan di atas area sistem angkur harus dibuang, pembersihan


tumbuhan ini hanya di area yang dibutuhkan untuk pemasangan sistem
angkur dan dengan jarak kearah atas dari sistem angkur paling
jauh 6m atau ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Pembersihan blok batuan yang berpotensi merusak jaring atau bagian
lainnya harus dilakukan sebelum pemasangan Jaring Kawat atau Net
Kabel.
d. Pembersihan dengan cara mekanik dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator. Untuk membuang batu yang sangat berat
menggunakan alat breaker hydraulic yang disisipkan ke dalam celah-
celah batuan yang terbuka. Pelandaian kemiringan lereng batuan dapat
dilakukan secara manual atau dengan alat dengan situasi di lapangan.
e. Penyedia Jasa harus memverifikasi lokasi pemasangan Jaring
Kawat dan lokasi setiap angkur.
49
4.2 Pemasangan Jaring Kawat (Mesh) Kekuatan tinggi

Pemasangan Jaring Kawat atau Net Kabel harus diangkurkan pada


posisi bagian atas lereng dengan Angkur Sling. Angkur Sling ini
dimasukkan sesuai panjang yang ditunjukkan oleh Gambar atau
ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan. Lokasi titik lubang bor Angkur Sling
dan Angkur Pin yang akan di pasang angkur disesuaikan dengan Gambar
atau yang ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan.

4.2.1 Pengeboran

a. Lubang bor harus dibuat pada lokasi yang telah ditentukan dengan
kemiringan dan kedalaman sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar dan
telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
b. Lubang bor untuk batang angkur dapat menggunakan beberapa metode
yang umum digunakan, antara lain;open hole wash, rotary percussion,
auger, dan rotary percussion drilling. Pemilihan metode pengeboran juga
harus mempertimbangkan ketersedian alat bor pada lokasi pekerjaan dan
jenis kondisi tanah atau batuan yang akan di bor. Pemilihan alat bor juga
harus mempertimbangkan dampak dari penurunan tanah yang terjadi
akibat aktivitas pengeboran. Salah satu dampak yang mungkin terjadi
akibat aktivitas pengeboran adalah terjadinya heaving atau amblas pada
bagian permukaan tanah, untuk mengurangi dampak ini dapat
digunakan casing selama proses pengeboran.
c. Untuk dapat mengkonstruksi Angkur Sling dan Angkur Pin diameter
25mm, diperlukan pekerjaan pengeboran batuan, Jenis batuan yang
dihadapi cukup keras sehingga memerlukan metode pengeboran yang
tepat untuk diperoleh kecepatan dan kualitas pengeboran yang memadai.
d. Pengeboran akan dilakukan dengan mesin hidraulik dengan metode open
hole wash boring. Mata bor coring atau openhole dapat digunakan
tergantung dari jenis tanah dan kecepatan pengeboran yang terbaik.
50
Gambar 4.7 Mesin Bor Hidrolik Untuk Angkur Pin

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan


Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Gambar 4.8 Mesin Bor Hidrolik Untuk Angkur Sling

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan


Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019
51
Gambar 4.9 Mesin Pendorong Air Ke mesin Bor

Sumber : Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan


Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

e. Dalam segala kondisi, diperlukan perancah yang kuat untuk dudukan


mesin bor untuk keamanan dan keselamatan kerja tim pengeboran. Bila
diperlukan, mesin bor diikatkan dengan tali yang dihubungkan pada patok
yang berada di atas alat tersebut. Segera lakukan penghentian sementara
dan modifikasi metode pengeboran bila dijumpai adanya amblasan tanah
atau longsoran. Bila terjadi kerusakan pada lereng dengan perkuatan yang
telah terpasang segera lakukan usaha untuk menstabilkan dan perbaikan
tanpa biaya tambah.
f. Setelah kedalaman pengeboran sesuai dengan Gambar, selanjutnya angkur
ditempatkan di tengah lubang dengan menggunakan bantuan Centralizers
sedemikian rupa sehingga angkur tidak melengkung dan tidak
mengganggu pipa grout mencapai dasar lubang dan beton dapat mengalir
dengan baik sampai ke atas. Untuk menempatkan kabel sling dan angkur
pin terletak di tengah lubang bor maka dipasang Centralizer dengan jarak
minimum antar Centralizer 0,60 m. Posisi batang dapat bergeser dengan

52
toleransi 25 mm dari tengah lubang. Tidak diperbolehkan menekan angkur
bila dialami kesulitan pada saat memasukkan ke dalam lubang bor.

4.2.2 Pemasangan Angkur sling


a. Angkur sling adalah berupa sling yang digunakan untuk menggantung
jaring kawat pada metode aktif maupun metode pasif.
b. Angkur Sling ini berupa Wire Rope Flexible Anchor dengan panjang angkur
sesuai batuan/tanah pembentuk lereng. Jarak longitudinal angkur puncak
adalah 3.0 meter. Angkur ini akan dipasang mengikuti garis dan akan
dipasang sling sebagai sangkutan jaring kawat (mesh)
c. Angkur Sling di pasang pada daerah Cresh Line yaitu daerah bagian ujung
atas lereng yang terletak di belakang garis keruntuhan dgn jarak kurang
lebih 3 meter. Jaring Kawat (Mesh) Kekuatan tinggi akan dipasang di lereng
dengan di gantung di ujung atas lereng (crest line). Instalasi dapat dilakukan
baik dengan peralatan tangan atau menggunakan peralatan mekanik
d. Angkur Sling di pasang dengan cara melakukan pengeboran pada daerah
Cresh Line dengan diameter bor 75mm dan kedalaman sekitar 4,0 meter,
lalu batang Angkur Sling yang sudah dirakit dan di ikat dengan pengikat
alumunium dimasukkan ke dalam lubang bor lalu di lakukan perkuatan
dengan Grouting.
e. Pada saat pengeboran dibuat borlog untuk setiap lubang yang dibor. Borlog
mencakup pada: lokasi lubang bor, diameter lubang bor, panjang Iubang
bor, sudut terhadap bidang horizontal, tanggal atau waktu pengeboran, alat
bor yang digunakan, kondisi bawah permukaan yang ditemui (muka air
tanah, kekar, rongga, tanah atau batuan lapuk, dan lain-lain).

53
Angkur Sling

Gambar 4.10 Posisi Cres Line

Sumber : Dokumentasi Data pelaksaanaan Rekonstruksi Penanganan


Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Gambar 4.11 Angkur Sling

Sumber : Dokumentasi Gambar Perencanaan Rekonstruksi Penanganan


Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

54
4.2.3 Grouting
a. Rancangan Campuran (Mix Design)
Rancangan campuran (mix design) terlebih dahulu dibuat sebelum
pekerjaan grouting dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan dan hasil
pengujian percobaan campuran grouting di laboratorium. Mix desain harus
memiliki standar deviasi rencana (Sr) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa dan
berdasarkan kuat tekan grouting secara umum untuk umur 7 dan 28 hari.
Proporsi bahan dan berat penakaran hasil perhitungan harus
memenuhikriteria teknis utama, yaitu kelekatan (workability),
kekuatan(strength), dan keawetan (durability).
b. Campuran Percobaan
Campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan
campuran serta bahan yang diusulkan, yang menggunakan jenis instalasi
dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan dan
sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dan lain-lain.
Pengujian kuat tekan grouting umur 7 hari dari basil campuran percobaan
harus mencapai kekuatan minimum 90% dari nilai kuat tekan grouting
karakteristik yang ditargetkan dalam rancangan campuran grouting (mix
design) umur 7 hari.Bilamana hasil pengujian grouting berumur 7 haIi dari
campuran percobaan tidak menghasilkan kuat tekan grouting yang
disyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran
dan mencari penyebab ketidaksesuaian tersebut dan melakukan percobaan
campuran kembali sampai dihasilkan kuat tekan grouting di lapangan yang
sesuai dengan persyaratan.
c. Material Grouting
Material grouting digunakan untuk mengisi celah lubang yang dibuat pada
angkur (angkur sling dan angkur pin) dan juga untuk mengisi celah-celah
rekahan batuan. Grouting memiliki kuat tekan umur 28 hari sebesar 21 MPa

55
dengan faktor air semen sebesar 0,4 sampai 0,5. Campuran grouting terdiri
dari.
 Semen yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi Umum
 Air yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi Umum air
yang bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak,
garam, asam, basa, gula dan organik
 Agregat Halus yang digunakan mengacu kepada ketentuan Spesifikasi
Umum yaitu aggregat harus bersih, keras dan kuat yang diperoleh dari
pentaringan dan pencucian atau diperoleh dari hasil pemecahan alat
pemecah baru dan koral (Stone Crusher)
 Bahan Tambah dapat digunakan untuk mengontrol bleeding,
meningkatkan flowability, mengurangi kadar air, memperlama waktu
setting beton, dan memperbaiki workability pada campuran grouting.
Bahan tambah harus memenuhi ketentuan ASTM C494/C494M - 17,
penggunaan campuran bahan tambah ini harus mengikuti rekomendasi
pabrik bahan tambah tersebut

d. Metode Grouting
 Setelah batang angkur diletakkan ke dalam lubang bor, selanjutnya
dilakukan pengisian material grouting dengan menggunakan pipa grout.
Pipa untuk memasukkan material growing dimasukkan ke dasar lubang
bor dan dilakukan pengisian materia1 grouting sampai lubang bor terisi
penuh.
 Proses pemasukan material grouting dapat dilakukan dengan tekanan,
dimulai dari dasar lubang dengan menggunakan selang atau pipa. Ujung
selang atau pipa tersebut harus dipertahankan posisinya ada di dalam
material grout sambil ditarik, untuk mencegah timbulnya pori-pori.
Material grouting dapat di pompa ke lubang bor setelah 60 menit

56
pencampuran atau dalam waktu yang direkomendasikan oleh pembuat
admixture.
 Setiap lubang yang telah diisi angkur harus dipenuhi dengan material
grout dalam sekali pelaksanaan, penyambungan pengisian grouting tidak
diperbolehkan. Apabila digunakan casing, pada saat casing dicabut,
ketinggian grouting di dalam lubang dijaga untuk menghindari
keruntuhan dinding lubang bor.
 Untuk metode grouting yang menggunakan tekanan, lakukan pencatatan
tekanan grouting pada angkur yang terpasang dengan menggunakan
teknik tekanan grouting. Lakukan pengaturan tekanan grouting untuk
menghindari kerusakan struktur tanah yang berlebihan atau
menimbulkan rekahan.

4.2.4 Penggelaran Mesh di Lereng


a. Metode dengan Jaring Kawat Kekuatan Tinggi utk Metode Aktif serupa
dengan metode Jaring Kawat Standar utk metode pasif dengan tambahan
adanya angkur pin yang dipasang di permukaan lereng yang melekatkan
jaring kawat ke permukaan lereng serta memperkuat stabilitas permukaan
lereng. Dengan metode ini kelongsoran akan dijaga tidak terjadi. Sama
seperti metode pasif. Dalam metoda ini jaring kawat kekuatan tinggi akan
digantung pada angkur sling yang ditempatkan di ujung atas lereng yang
dilindungi.
b. Dua metode yang biasanya digunakan untuk menempatkan mesh, yaitu
"bottom-up" dan "top-down", Metode pelaksanaan kedua metode tersebut
adalah sbb:
c. Metode "Bottom-up" melibatkan penarikan gulungan dari dasar
permukaan lereng yang dibentangkan ke arah puncak - penarikan gulungan
menggunakan tali penarik yang bisa dibantu dengan menggunakan manual
winch. Material mesh dapat ditempatkan dalam frame gulungan mesh di
57
dasar lereng agar gulungan mesh dapat berputar dengan mudah. Ujung
gulungan mesh akan diikatkan ke sling yang berada di puncak lereng.
Metode ini akan digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang berlokasi
di tebing yang berada di atas jalan.
d. Metode "Top-down" melibatkan penempatan gulungan mesh di garis
puncak lereng dan ditarik ke posisi bawah lereng. Metode ini akan
digunakan untuk melaksanakan pekerjaan yang berlokasi di tebing yang
berada dibawah jalan. Ujung gulungan mesh akan diikatkan ke sling yang
sudah dipasang di ujung atas lereng untuk kemudian gulungan dibuka dan
ditarik ke bawah untuk menutup lereng.
e. Karena ruas kebon kopi dilaksanakan sistem buka tutup, maka pegelaran
mesh di laksanakan dengan sistem "top down" baik untuk lereng atas
maupun untuk lereng bawah.

Gambar 4.12 Pemasangan Jaring Kawat dengan system Top Down


Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

58
Gambar 4.12 Pemasangan Jaring Kawat dengan system Top Down
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

f. Setelah pemasangan tali garis puncak, perlu dilakukan penyesuaian posisi


mesh. Proses ini umumnya sering dilakukan dengan menggunakan alat panjat
tebing.

Gambar 4.12 Penyesuaian Posisi Mesh dilapangan


Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Selama penyesuaian, panel harus disesuaikan sesuai orientasi yang


diinginkan dan setiap tumpang tindih secara horizontal harus dihilangkan.

59
Setiap celah yang timbul karenatopografi permukaan muka harus ditutup
dengan tali kawat baja pengikat.

Gambar4.13 Penyesuaian Posisi Mesh


Sumber:Dokumentasi Data Pelaksanan Proyek Rekonstruksi
Penanganan Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Gambar4.14 Sambungan Mesh


Sumber:Dokumentasi Data Pelaksanan Proyek Rekonstruksi
Penanganan Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

60
Untuk jenis mesh yg dibuat dari dua tali kawat baja dan wire mesh.
Kedua bahan ini harus dihubungkan agar bisa membentuk koneksi kekuatan
penuh. Tali kawat baja perlu digabungkan untuk koneksi 'α' dan 'γ'. Wiremesh
harus terhubung menggunakan elemen Link yang akan disediakan bersama
dengan gulungan mesh.

Gambar 4.15 Pegangan grips galvanis yang digunakan untuk koneksi


ALPHA,
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

Gambar 4.16 Koneksi Alpha dengan menggunakan HR Links untuk


menghubungkan mesh dan crest line
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

61
Gambar 4.17 BETA (β) koneksi menggunakan HR Links. Jarak
maksimum antara dua Link yang berdekatan adalah 15 cm
Sumber:Dokumentasi Kerja Praktek Proyek Rekonstruksi Penanganan
Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

4.2.5 Pemasangan Angkur Pin


Angkur pin berupa batangan baja tulangan sirip threaded bar pada ujung
luar dari angkur atau baja prategang yang digunakan untuk menahan batuan
dan jaring kawat atau jaring kabeI dan hanya digunakan untuk metode aktif.
Batang baja sirip atau batang baja prategang menerus tanpa sambungan atau
las, baru, lurus, tidak rusak, seperti yang tertera dalam gambar.
Penggunaan angkur pin adalah suatu teknik perkuatan in-situ untuk
menstabilkan lereng dengan menggunakan inklusi berukuran kecil dengan
spasi yang cukup rapat berupa batang besi beton ke dalam batuan sehingga
meningkatkan kestabilan lokal. Keberadaan angkur akan dimanfaatkan
kekuatan tarik dan gesernya untuk menahan beban berat steel grid serta
material lereng lepas yang tertahan di grid.

62
Gambar4.18 Pemasangan Angkur Pin
Sumber:Dokumentasi Data Pelaksanan Proyek Rekonstruksi
Penanganan Lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli II.2019

63

Anda mungkin juga menyukai