Anda di halaman 1dari 6

PERNYATAAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN ( SISTEM KERJA AMAN)

Proyek : Pembangunan Gedung Laboratorium Vokasi Thp-2


Bagian Pekerjaan : Pekerjaan Struktur Kolom
Nama & ttd :Hery P.
Kontraktor Utama : PT. Putera Jaya Andalan
PM
Nama Supervisor atau Mandor yang bertanggung jawab :Agus Riyanto
dilapangan
:3 Agustus 2021 Pernyataan :01
Tgl
Metode No
Pekerjaan Kolom
Kolom adalah struktur yang merupakan penyangga atau pilar yang akan menyalurkan beban atau gaya vertikal dan
lateral ke pondasi. Konstruksi kekakuan kolom akan menentukan besarnya gaya lateral yang yang akan di pikul kolom
tersebut. Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi dan
jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda. Pada proyek ini ada dua jenis kolom struktur Utama
yaitu K1 dan K2, serta Kolom Ruang Lift K-3, Jumlah K1- ada 24 Titik dari elevasi + 8.950 s/d Elev. + 19.450 : 14 titik,
dari elevasi + 8.950 s/d Elev. + 10.850 : 2 titik, elevasi + 8.950 s/d Elev. + 13.450 : 8 titik, sedang K2 jumlah 12 titik ,dari
elevasi + 8.950 s/d Elev. + 19.450 : 8 titik, dari elevasi + 8.950 s/d Elev. + 14.900 : 2 titik, elevasi + 8.950 s/d Elev. +
13.450 : 2 titik, untuk kolom yang berakhir di lantai atasnya tidak di perlu tulangan penyaluran.
Langkah teknis pada pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
A . Pembersihan Besi stek kolom Existing
Dikarenakan proyek ini adalah melanjutkan proyek tahap-1, maka untuk penyambungan struktur dipastikan dikerjakan
dengan baik dan tidak menyalahi kaedah teknik, mengingat kondisi besi existing sudah berkarat maka kita lakukan
pembersihan karatnya terlebih dahulu sebelum besi ditutup bekisting.
B. Pekerjaan Pengukuran Marking.
Pekerjaan Marking merupakan pekerjaan penentuan titik-titik as kolom yang diperoleh dari hasil pengukuran di lapangan.
Dikarenakan pekerjaan ini merupakan pekerjan lanjutan dari thp-1, untuk posisi dan as kolom kita hanya
mengikuti/melanjutnya bangunan kolom yang ada, setelah kita cek kondisi existing ada beberapa titik kolom yang kurang
center dan kita ukur kembali untuk markingnya, Pengukuran kolom ini dilakukan dengan menggunakan alat theodolite.
Untuk pengukuran di perlukan juru ukur (surveyor) yang berpengalaman. Pekerjaan ini bertujuan untuk menentukan
posisi kolom agar sesuai dengan gambar dan agar kolom tetap lurus sampai lantai terakhir.

C. Pekerjaan Penulangan
Pada penulangan utama kolom digunakan kolom tipe K1 , K2 , K3 (Kolom rumah Lift) dengan mutu beton Fc’25 untuk
kolom persegi (600 cm x 600 cm), Tulangan utama menggunakan D-22, sengkang D13-100 (Tumpuan) & D13-
150(Lapangan) untuk K1 dan K2, sedang K3 Kolom R umah Lift bentuk L ( 50 cm x 50 cm ) x 25 cm , panjang overlap
sebesar 40 D, sedangkan .Langkah – langkah dalam pekerjaan penulangan kolom adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran serta pemotongan tulangan utama dan sengkang berdasarkan gambar perencanaan
2. Pemotongan dilakukan menggunakan besin bar cutter ,
3. Setelah bahan-bahan dipotong sesuai bar bending schedule yang mengikuti standard pembesian struktur ( SNI )
maka dilakukan bending (pembengkokan tulangan) dengan bar bender.
4. Karena Merakit tulangan utama dan sengkang kolom. Dilakukan di atas (lokasi kolom) maka material dilangsir ke
atas terlebih dahulu,
5. Sebelum pemasangan sengkang terlebih dahulu dibuat tanda jarak sengkang pada tulangan utama
sesuai .gambar rencana
6. Setelah sengkang dipasang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan sengkang diikat oleh kawat dengan
sistem silang.
7. Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking , disini untuk beton deking
kolom kita pasang beton decking silinder dia-2” , tebal 4 cm.
D. Pekerjaan Bekisting
Bekisting kolom adalah alat bantu sementara yang berfungsi untuk membentuk beton pada saat pengecoran kolom
dilaksanakan, sehingga diperoleh bentuk beton sesuai dengan perencanaan. Pekerjaan pemasangan bekisting dilakukan
setelah pembesian dilaksanakan dan beton decking telah dipasang. Beton decking dipasang dengan mengebor pelat
lantai dan kemudian dipasang potongan besi pada lubang bor tersebut. Sepatu kolom berguna untuk menahan bekisting
kolom agar tetap sesuai dengan marking kolom. Sama halnya dengan pembesian kolom, bekisting juga sudah dirangkai
ditempat fabrikasi bekisting. Bekisting yang digunakan juga semi sistem dimana bekisting ini menggunakan besi dan juga
triplek polyfilm. Dengan sistem ini maka pekerjaan bekisting dapat lebih cepat serta efisien karena tidak perlu merakit
bekisting tiap saat. Adapun langkah – langkah yang dilakukan dalam pekerjaan bekisting kolom adalah sebagai berikut :
1. Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
2. Pasang beton decking pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
3. Bekisting yang digunakan merupakan bekisting yang sudah dirangkai ditempat fabrikasi bekisting.
4. Bekisting yang sudah dirangkai diangkut dengan tower crane dan ditempatkan pada tulangan kolom yang akan dicor
5. Setelah bekisting terpasang pada tulangan kolom , bekisting dikunci dengan sabuk pengunci .
6. Untuk menjaga ketegakan dan kelurusan pada bekisting maka digunakan unting–unting.
7. Setelah bekisting dirasa tegak dan lurus maka pengecoran dapat dilakukan.

E. Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan Concrete Pump , karena posis kolom yang akan dicor sudah terlalu tinggi, maka kita
gunakan CP yang long boom.
Beton harus dituang sedekat-dekatnya dengan tujuan akhir untuk mencegah terjadinya pemisahan bahan-bahan akibat
pemindahan adukan di dalam cetakan. Tinggi jatuh beton maksimum adalah adalah 1,5 m. Penuangan beton dengan
tinggi jatuh beton melebihi 1,5 m akan menyebabkan bahan-bahan yang lebih berat akan jatuh terlebih dahulu sehingga
terjadi pemisahan agregat pada beton (segregasi) dan akan sangat mempengaruhi kualitas beton. Pemadatan tiap layer
dengan menggunakan concrete vibrator (jarum penggetar). Pemadatan dilakukan untuk mengeluarkan gelembung-
gelembung udara yang terjebak didalam adukan semen yang timbul pada saat penuangan beton. Langkah – langkah
dalam pekerjaan pengecoran kolom :
1. Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus di lakukan pengecekan. Pengecekan yang
dilakukan adalah tulangan dan kondisi bekisting agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan
beton.
2. Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya segregasi yaitu
pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton.
3. Beton yang dituangkan tidak sepenuhnya, melainkan sampai dengan tinggi bottop balok.
4. Selama proses pengecoran berlangsung, pemadatan beton menggunakan vibrator. Hal tersebut dilakukan untuk
menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan yang maksimal.

F. Pekerjaan Pembongkaran Bekisting


Pembongkaran bekisting kolom dilakukan sehari setelah pengecoran. Kondisi paling ekstrim adalah 8 jam setelah
pengecoran. Diasumsikan bahwa beton telah mengeras dan semen telah mencapai waktu ikat awal.Pembongkaran
bekisting harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pengawas proyek dan pada saat proses pelepasan dilakukan dengan
hati – hati untuk menghindarkan kolom dari kerusakan.Bekisting yang telah dilepas tersebut diangkat dan dibersihkan
bagian permukaan dalamnya serta diolesi pelumas untuk kemudian dipasang pada kolom berikutnya. Sesuai langkah
kerja kami, untuk pengecoran bertahap dibagi menjadi 3 zone . Adapun langkah langkah pelepasan bekisting adalah :
1. Menyiapakan peralatan yang akan digunakan untuk pembongkaran bekisting.
2. Membongkar clemp yang terpasang pada sabuk pengikat.
3. Bongkar bagian–bagian bekisting dengan hati – hati agar tidak merusak kolom dan tidak merusak bekisting sehingga
bekisting dapat digunakan lagi.
4. Mengecek hasil cor kolom. Jika ditemukan hasil kurang bagus maka dilakukan perbaikan sesuai dengan kerusakan
yang terjadi.

Tahap VI. Perawatan


Wajib hukumnya melakukan perawatan terhadap adonan beton selama proses pengeringan berlangsung. Sebab adonan beton yang
mengering terlalu cepat mengakibatkan hasilnya tidak bagus, retak-retak, dan tidak sesuai rencana. Maka setelah dilaksanakan
pengecoran, lakukan upaya perawatan untuk menjaga mutu beton. Proses perawatan beton ini dilakukan dengan menjaga agar
kondisinya senantiasa basah dengan menyiraminya. Perawatan ini dilaksanakan selama 7 hari berturut-turut dengan menyirami
tanaman sebanyak 2-3 kali/hari.

2. Organisasi Proyek Health & Safety

Di supervise oleh Safety Officer selaku petugas K3..........................................................................................

3. Resiko Resiko – Pencegahan – Pengendalian - kontrol

1. Tergores Bendrat : Cek ikatan bendrat – Harus menggunakan alat dan cara yang aman, - Ujung ikatan bendrat menghadap ke
dalam.
2. Paku-paku / Baut Bekisting yang nongol : Menggunakan bahan yang sesuai ukurannya sehingga tidak nongol – Pemeriksaan
dan perataan dengan gerinda jika ada bahan yang tajam dan berbahaya.
3. Cipratan beton ketika proses pengecoran, Memasang jarring pengaman di sekeliling area kerja.
4. Tergelincir, terpeleset, jatuh , Pasang pagar pengaman keliling lokasi kerja, memberi batas / police line di sekeliling void.
...........................................................................................................................................................................................................
4. Akses Keluar Masuk
1. Untuk Akses Mobil Concrete Pump dan Mobil Mixer melalui pintu akses utara (Masjid,Asrama Mahasiswa, Proyek). Concrete
Pump diposisikan jarak terdekat dengan area cor, dan mudah diakses Mobil Mixer, Untuk antrean Mobil mixer cukup di lokasi
proyek dan parkir pada area yang aman.
2. Akses Pekerja ke area kerja melalui Tangga Fire Exit gedung Existing yang diproteksi.
.......................................................................................................................................................................................................
5. Penerangan
1. Jika pekerjaan berlanjut hingga malam hari, maka kamia akan memasang lampu penerangan di area kerja secukupnya.
......................................................................................................................................................
6. Mesin / Alat Utama serta Peralatan Penting pendukung
1. Mobil Mixer Ready Mix,Concrete Pump,Vibrator, Alat sample test benda uji dan alat slump tes
......................................................................................................................................................
7. Sertifikat Pelatihan

Tidak ada...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
8. BAHAN DAN ZAT BERBAHAYA

Tidak ada...........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
9. Penanganan Limbah Proyek
1. Cipratan Beton Segar saat Pengecoran , residu pengambilan sample beton, harus ditangani dengan baik agar tidak mengotori
lokasi kerja.Penanganannya dengan mengumpulkan puing, brangkal, dan sampah konstruksi lainnya di satu titik yang tidak
mengganggu pekerjaan dan ketika volume cukup akan dibuang ke luar lokasi proyek.

2. Limbah Pekerjaan Pabtrikasi besi dan Bekisting akan dikondisikan agar tidak berserakan dan kotor dikumpulkan di satu titik dan
dipisahkan dengan limbah konstruksi lainnya dan ketika volumenya cukup, dikeluarkan dari lokasi proyek dengan ijin
pengeluaran material proyek.

3. Tindakan Pengendalian Khusus

1. Jika selama pengecoran terjadi hujan, kita siapkan terpal penutup untuk melindung beton yang sudah terhampar.
2. Jika terjadi keterlambatan pengiriman beton atau kerusakan pompa sehingga proses pengecoran harus dihentikan, posisi
penghentian cor diusahakan pada daerah yang secara teknis tidak bukan pada daerah kritis atau pada momen nol ( ¼ bentang
struktur).
3. Untuk melanjutkan pengecoran, jika beton sebelumnya sudah setting maka penyambungan cor harus diberikan bonding terlebih
dahulu,
4. Jika beton yang akan dicor slump nya tidak memenuhi syarat, maka diperlukan penanganan denga berkonsultasi dan atas
anjuran dari pihak Laboratorium Batching Plant .
5. Jika setelah pembongkaran bekisting ditemukan permukaan yang berlubang/berpori , kita laksanakan patching dengan menutup
nya dengan semen grouting atau semen portland + bounding beton yang tidak menyusut (non zringkage)

Anda mungkin juga menyukai