Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

JASA RENOVASI TOILET WATSIN-TAL

1. RUANG LINGKUP PEKERJAAN


1.1. PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTUR

1.1.1. PEKERJAAN BONGKARAN


1.1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1.3. PEKERJAAN PASANGAN
1.1.4. PEKERJAAN SANITER
1.1.5. PEKERJAAN LISTRIK

1.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR.

1.2.1. Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar peraturan-peraturan dan


syarat-syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun
pekerjaan elektrikal dan mekanikal.
1.2.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Kontraktor diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara tertulis
kepada Direksi pekerjaan/Pengawas pekerjaan.
1.2.3. Apabila ada perbedaan pada gambar atau ukuran-ukuran antara gambar
ukuran kecil dan gambar detail atau ada perbedaan antara Bestek (RKS)
dengan gambar, maka yang berlaku adalah menurut urutan-urutan yang lebih
menentukan seperti di bawah ini:
a. Bestek (R. K. S.)
1.2.4. Petunjuk.
 Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam rapat penjelasan
(aanwijzing),yang tercantum dalam berita acara rapat penjelasan.
 Petunjuk ataupun keterangan yang diberikan dalam masa pelaksanaan
oleh pemberi tugas/Direksi.
1.2.5. Peraturan.
 Semua undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku untuk
semua pelaksanaan Kontraktoran.

1.3. PEMERIKSAAN DAN PENGESAHAN


Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Kontraktor harus melaksanakan seluruh
pekerjaan mengikuti dan sesuai dengan spesifikasi, Gambar-gambar, Bill of Quantity dan
instruksi tertulis dari Direksi/Direksi Lapangan dan ketentuan lainnya di dalam kontrak.

1
Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di dalam
uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (USP).
Kontraktor bertanggung jawab dan harus memperbaiki apabila perlu, membongkar
pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh yang tidak memenuhi syarat
merupakan tanggung jawab didalam kontrak ini.

2. SYARAT-SYARAT BAHAN PEKERJAAN SIPIL DAN ARSITEKTURAL

2.1. AIR
 Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar yang bersih dan tidak
boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak bangunan.
 Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran
isi atau ukuran berat serta harus dilakukan setepat-tepatnya.

2.2. PASIR
 Pasir Urug.
Pasir untuk pengurugan,peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan
keras. Pasir laut untuk maksud-maksud tersebut dapat dipergunakan asal
dicuci terlebih dahulu dan seizin Direksi Pekerjaan.
 Pasir Pasang.
Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus
memenuhi syarat-syaratr sebagai berikut :
- Butiran-butiran harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
jari.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
- Butiran-butiran, harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
- Pasir laut tidak boleh dipergunakan.
 Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI ( 1971/NI-2 ) diantaranya yang paling penting :
- Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.
- Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
- Pasir laut tidak boleh dipergunakan.

2
2.3. PORTLAND CEMENT
 Portland cement atau PC yang digunakan adalah semen tipe I dari merk
dagang yang sejenis dari produksi dalam negeri dan dalam kantong utuh/baru
 Bila mengunakan PC yang sudah disimpan lama harus diadakan pengujian
lebih dahulu oleh Laboratorium yang berkompeten.
 Dalam pengangkutan PC ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi
lembab, begitu pula penempatannya harus ditempat yang kering.
 PC yang sudah membatu (menjadi keras) dan sweeping tidak boleh dipakai.

2.4. KAYU
 Pada umumnya kayu harus bersifat baik dan sehat dengan ketentuan bahwa
segala sifat dari kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan
pemakaiaannya tidak ada rusak atau mengurangi nilai konstruksi (Bangunan).
 Mutu kayu ada 2 (dua) macam yaitu mutu a dan mutu b.
 Yang dimaksud dengan mutu “ a “ ialah kayu yang memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a. Harus kering udara.
b. Besar mata kayu tidak melebihi 1/6 dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 3,5 cm.
c. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok.
d. Retak dalam arah radial tidak boleh melebihi 1/4 tebal kayu dan retak-
retak menurut lingkaran tumbuh tidak boleh melebihi 1/5 tebal kayu.
e. Miring arah serat ( tangensial ) tidak boleh lebih dari 1/10.

 Yang disebut kayu mutu “ b “ adalah kayu yang tidak termasuk dalam mutu “ a “
, tetapi memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Kadar lengas kayu 30 %.
b. Besar mata kayu tidak melebihi ¼ dari lebar balok dan juga tidak boleh
lebih dari 5 cm.
c. Balok tidak boleh mengandung wanvlak yang lebih besar 1/10 dari tinggi
balok.

2.5. BATU BATA


Persyaratan bata merah harus memenuhi syarat-syarat seperti yang tertera dalam NI-
10 tahun 1973 atau secara singkatnya sebagai berikut :

3
 Batu merah harus satu pabrik ex Ujan Mas, satu ukuran, satu warna dan satu
kualitas. Ukuran batu bata yang dipakai : panjang 200 mm lebar 100 mm tebal
90 mm.
 Warna satu sama lainnya harus sama dan bila dipatahkan warna penampang
harus sama dan merata.
 Bentuk bidang harus rata, sudut sudutnya atau rusuk-rusuknya harus siku atau
bersudut 90 derajat bidangnya tidak boleh retak-retak.
 Berat satu sama lainnya harus sama yang berarti ukuran, pembakaran dan
pengaduan sama dan sempurna.

2.6. UBIN KERAMIK


 Ubin keramik yang dipasang harus berkualitas baik dan dari merk yang dikenal
serta memenuhi syarat-syarat SII (Standar Industri Indonesia).
 Ubin keramik harus mempunyai bentuk dan ukuran yang tepat serta
mempunyai tepi yang tegak dan tajam tanpa cacat.
 Ubin keramik harus mempunyai struktur yang halus dan padat serta
mempunyai permukaan bidang yang rata.
 Untuk ubin keramik lantai kamar mandi menggunakan lantai keramik non slip
uk. 25 x 25 cm merk Accura berglazuur kasar. Motif dan warna akan ditentukan
kemudian
 Untuk ubin dinding kamar mandi menggunakan keramik uk. 25 x 40 cm merk
Accura berglazuur halus. Motif dan warna akan ditentukan kemudian

2.7. CAT
 Pengecatan harus sesuai dengan gambar kerja yang ditunjuk oleh pengawas
pekerjaan serta memenuhi ketentuan/persyaratan standart nasional yang
berlaku.
 Cat yang diusulkan untuk dipakai dan disimpan dalam lokasi proyek harus
dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup patri (segel) dan masih jelas
menunjukkan merk dagang/teknis, nomor formula atau spesifikasi, nomor
takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan dan nama pabrik.
 Plamiir menggunakan plamiir sekualitas Vinilex, cat dasar menggunakan cat
meniie sedangkan cat akhir untuk dinding bagian dalam dan luar memakai cat
Vinilex.
 Semua warna harus dipilih oleh pengawas atau pihak yang berwenang dan
akan diterbitkan surat pemakaian bahan.

4
2.8. PLAFOND DAN LIST
 Rangka Plafon Menggunakan Hollow 4 x 4 cm tebal 0,45 cm, dipasang
sedemikian rupa dan penggantung sebagai penguat rangka dari bahan yang
sama dengan jarak per m2 atau menyesuaikan seperti pada gambar atau
sesuai dengan petunjuk pengawas pekerjaan.
 Penutup plafon menggunakan PVC Shunda Plafon Gloss (PLO8.006) 8 x 20cm.
 Untuk list menggunakan list Minimalis White (Ls 302) lebar 3cm + acesories.
 Material yang didatangkan harus berkualitas baik dan disimpan ditempat yang
kering serta terlindung dari kerusakan.

2.9. KUSEN DAN PINTU


 Bahan/material yang digunakan adalah Kusen dan Pintu aluminium ex
Premium.

2.10. PLUMBING
 Bahan/material serta aksesoris yang digunakan harus baru dan bermutu baik
dan telah disetujui oleh pengawas pekerjaan serta memenuhi
ketentuan/persyaratan standart yang berlaku di Indonesia.
 Pipa air bersih yang digunakan adalah pipa PVC dia ½” merk Wavin standar SII
tekanan 10kg/cm2.
 Pipa air kotor menggunakan pipa PVC dia 2” dan 4” merk Vinillon atau yang
setara, berkualitas baik standar SII tekanan 5kg/cm2.
 Untuk aksesoris dan peralatan saniter serta perlengkapan lainnya harus dalam
keadaan baik dan bagus. Diameter dan bahan disesuaikan dengan gambar
kerja atau petunjuk pengawas pekerjaan.

2.11. ELEKTRIKAL
Semua bahan maupun perlengkapan yang terpasang harus disesuaikan dengan
petunjuk dalam gambar kerja, seperti :
 Panel-panel dibuat dari bahan baja plat tebal 3 mm menggunakan cat bakar
warna hijau muda, dilengkapi dengan kunci ex YALE atau setara. Seluruh
komponen panel harus buatan Mitsubishi AEG atau yang setara sedangkan
komponen pengaman yang dipakai adalah tipe Mini Circuit Breaker (MCB)
merk Schneider 4 amper.
 Semua jenis kabel yang digunakan harus jenis kabel NYM untuk kabel indoor
dan jenis NYF untuk kabel outdoor, bermutu baik dan memenuhi standar PLN
dan SII.

5
 Pipa conduit didalam bangunan menggunakan pipa PVC 5kg/cm2 standar SII
atau JIS seperti merk paralon, rucika atau yang setara.
 Penerangan didalam dan diluar ruangan menggunakan lampu bohlam 18 watt
ex Phillips.
 Jenis stop kontak adalah inbou ex Clipsal atau setara, warna putih kapasitas
arus 16A dengan tegangan operasi 220V.
 Jenis saklar tunggal atau seri yang digunakan inbou dari merk Clipsal atau
setara, warna putih dengan kapasitas arus 10A/250V.
 Untuk perlengkapan lainnya harus sesuai dengan gambar kerja atau petunjuk
pengawas pekerjaan.

3. TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. PEKERJAAN PERSIAPAN


3.1.1. Pembersihan dan Pembongkaran.
a. Sebelum pengukuran dimulai harus dibersihkan dari rumput-rumput,
lumpur, semak, akar, pohon, tanah humus, puing-puing dan segala
sesuatu yang dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
b. Kontraktor melaksanakan pekerjaan pembongkaran bangunan serta
penebangan pohon-pohon yang ada, yang dalam hal ini harus menurut
petunjuk Direksi/pengawas.
c. Segala macam barang bekas bongkaran yang ada harus dikeluarkan
dari lokasi proyek sebelum pekerjaan galian tanah dimulai.

3.1.2. Direksi keet


Kecuali dinyatakan lain, Kontraktor harus menyediakan kantor direksi dengan
ketentuan sebagai berikut :
2
a. Kantor direksi uk. 3x3 m atau sesuai yang direncanakan, harus
dilengkapi meja, kursi, papan tulis, dan sebagainya yang dibutuhkan
direksi.
b. Kantor direksi harus disediakan buku harian untuk mencatat semua
kegiatan proyek selama berlangsungnya pekerjaan.
c. Kantor direksi harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran
dengan beban Kontraktor.
- Gudang
Penyediaan gudang-gudang bahan sedemikian baiknya, sehingga
bahan-bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak
karena hujan, panas, dan lain-lain. Lantai gudang dari papan dan

6
mempunyai ketinggian minimum 10-15 cm dari permukaan tanah
serta dinding-dinding dan atapnya tidak boleh bocor.
- Air dan Listrik Kerja
Kontraktor harus menyediakan daya listrik dan air kerja bersih,
untuk keperluan pekerjaan, termasuk pada pekerjaan ini
menyediakan listrik dan air untuk kantor direksi.
- Alat-alat Kerja/alat-alat pembantu.
Kontraktor diwajibkan menyediakan peralatan-peralatan kerja yang
diperlukan sebagai berikut :
- Mesin pengaduk beton dengan kapasitas 1 zak sebanyak 1 unit.
d. Alat PPPK
Kontraktor diwajibkan menyediakan kotak PPPK lengkap terisi menurut
kebutuhan.
e. Mobilisasi dan demobilisasi
- Kontraktor menyediakan alat transportasi sebagai penunjang untuk
mengangkut pekerja maupun bahan yang dibutuhkan.
- Kegiatan demobilisasi berupa pembongkaran tempat kerja oleh
penyedia jasa pada saat akhir kontrak termasuk pemindahan
semua instalasi, peralatan dan perlengkapan.
d. Pelaporan dan dokumentasi
Kontraktor diwajibkan membuat laporan harian, mingguan dan bulanan
berikut foto-foto baik sebelum maupun sesudah ataupun selama
pekerjaan berlangsung. Laporan dibuat sedemikian rupa, dijilid lengkap
berikut kemajuan dan kronologis pekerjaan sesuai dengan petunjuk
pengawas pekerjaan.
e. Pemasangan Bouwplank
- Papan bouwplank terbuat dari papan dengan ukuran 20x20cm
lurus dan diserut pada sisi bagian atas.
- Tinggi bouwplank sama dengan titik nol rata satu dengan yang
lainnya kecuali apabila dikehendaki lain oleh pengawas pekerjaan.
- Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat dan
ditanamkam ketanah sehingga tidak dapat diubah atau digerakkan
apabila ada gangguan pekerjaan.

3.2 TAHAP PELAKSANAAN.


3.2.1. Gambar-gambar.
a. Kontraktor yang telah ditunjuk akan diberikan gambar-gambar termasuk
revisinya dengan copy dan spesifikasi teknik.

7
3.2.2. Ukuran-ukuran.
a. Kontraktor harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu
sama lain yang tertera dalam gambar serta penyesuaian dengan
keadaan di lapangan.
b. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi bila mana terdapat
hal-hal yang tidak cocok, juga setiap dimulai suatu bagian pekerjaan
terlebih dahulu memberitahukan kepada Direksi.
c. Segala akibat dari kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan ketelitian
ukuran ini menjadi tangung jawab Kontraktor.

3.2.3. Ukuran pokok


Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, Kontraktor wajib memeriksa ukuran.
Di dalam semua hal, bila terjadi ketidakcocokkan ukuran menurut gambar,
Kontraktor segera memberitahukan untuk mendapat perubahan-perubahan
ukuran. Kontraktor harus segera meminta persetujuan Direksi.
Dalam hal ini Direksi akan memberitahukan suatu ukuran yang telah
disesuaikan untuk pedoman pelaksanaan.

3.2.4. Peil/Titik Duga.


a. Sebagai peil atau titik duga (0,0,0) adalah ditentukan dalam gambar.
Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran kedalam akan ditentukan dari ukuran
pokok ini.
b. Pengukuran bangunan harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan
ukuran menurut gambar atau petunjuk theodolith.
c. Semua pengukuran harus dilakukan dengan alat waterpass atau
theodolith.

3.3 PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN


3.3.1. Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti tertera
dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan dari
pengawas lapangan.
3.3.2. Penggalian dapat dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok
disetujui oleh pengawas lapangan.
3.3.3. Pekerjaan urugan/timbunan hanya dapat dilakukan apabila bahan urugan dan
lokasi yang akan diurug telah disetujui oleh pengawas pekerjaan.
3.3.4. Urugan pasir pada setiap galian yang telah mendapat persetujuan pengawas
pekerjaan dilakukan sedemikian rupa, rata dan dipadatkan dengan ketebalan
seperti pada gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk pengawas pekerjaan.

8
3.4 PEKERJAAN PASANGAN
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, bahan, tenaga kerja dan sarana lainnya.
3.4.1. Pasangan Batu Bata ad 1 pc : 2 psr.
Pasangan dinding batu bata adukan 1 pc : 2 psr, dilaksanakan pada
pekerjaan:
a. Dinding kamar mandi/WC setinggi 1,5 m dan bak air.
b. Pasangan dinding trasram yang dilaksanakan di atas sloof setinggi 30
cm di atas peil lantai.
c. Bagian-bagian di dinding lainnya yang ditetapkan dalam gambar.

3.4.2. Pasangan Batu Bata ad. 1 pc : 4 psr.


Pasangan batu bata ad. 1 pc : 4 psr, dilaksanakan pada seluruh dinding
pembatas ruangan, kecuali yang disebutkan pada poin 1 diatas.
a. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus
dipasang angkur besi diameter 8 mm. Panjang angkur minimal 30 cm
dan dipasang dengan jarak 50 cm.
b. Pemasangan batu bata harus dikerjakan waterpass lapis demi lapis.
Setiap pertemuan sudut harus membentuk sudut siku-siku (90).
c. Semua pelaksana pekerjaan tersebut di atas harus memenuhi
persyaratan dari masing-masing pekerjaan atau menurut petunjuk
Direksi.

3.5 PEKERJAAN PLESTERAN.


3.5.1. Plesteran kedap air dengan ad. 1 pc : 2 psr, dilaksanakan untuk plesteran
dinding kamar mandi/WC, bak air, trasram dan pada pekerjaan yang
dipersayaratkan harus menggunakan adukan ini.
3.5.2. Plesteran dengan adukan 1 pc : 4 psr, dilaksanakan pada plesteran semua
dinding bangunan kecuali yang telah disebutkan dalam point (1) di atas.
3.5.3. Plesteran dengan adukan 1 pc : 3 psr, dilaksanakan pada seluruh permukaan
beton kolom, listplank + talang dan pekerjaan lain yang ditentukan.
3.5.4. Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar
dan licin. Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 1,5 cm.
3.5.5. Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku-siku dengan ad 1 pc : 2 psr.
Semua bidang yang akan diplester harus disiram air secukupnya, sehingga
gelembung udara yang ada dalam pori-pori batu bata atau adukan dapat
keluar seluruhnya.

9
3.6 PEKERJAAN LANTAI
Lantai Keramik
a. Keramik dipasang pada seluruh lantai bangunan (sesuai dengan
gambar).
b. Keramik yang digunakan adalah 25 x 25 cm untuk lantai dan 25 x 40
cm untuk dinding Km/wc, warna keramik ditentukan kemudian atau
menurut petunjuk Direksi.
c. Bidang yang akan dipasang keramik harus diplester rata dan tegak
lurus.
d. Pemasangan keramik dengan menggunakan bahan perekat semen dan
keramik dipasang memakai nat sehingga nat-nat tersebut nampak
dengan jelas.
e. Sisa-sisa perekat yang melekat pada bidang keramik, sebelum
mengering harus segera dibersihkan.
f. Sebelum pemasangan lantai keramik terlebih dahulu harus dipasang
lantai kerja adukan 1:3:5 tebal 3 cm, khusus lantai bawah/dasar.
g. Pemasangan lantai keramik dilaksanakan setelah pekerjaan plafond
selesai, agar kerusakan keramik tidak terlalu besar akibat pemasangan
bekisting serta lalu lintas tenaga kerja yang lewat.

3.8 KUSEN DAN PINTU ALUMINIUM


3.8.1. Kusen harus lot/lurus terhadap dinding, tepat halus dan rata. Dengan
menggunakan waterpass, kusen diposisikan berdiri tegak dan ditahan agar
tidak bergerak dan tetap tegak.
3.8.2. Pemasangan aksesoris seperti kunci, engsel, hak angin dan grendel untuk
pintu dipasang dengan rapid an kuat agar aksesoris pintu dapat bekerja
dengan baik.
3.8.3. Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen, sehingga kusen
menjadi massif, kuat dan kokoh.

3.9 PEKERJAAN PLAFOND.


Pekerjaan ini meliputi pengadaan material, tenaga kerja, peralatan dan pemasangan.
Lingkup Pekerjaan.
3.9.1. Rangka plafond menggunakan hollow 4x4 cm, kontraktor harus memeriksa
tinggi elevasi, pembagi bidang ukuran dan konstruksi rangka langit-langit cara
pemasangan sesuai dengan gambar kerja atau sesuai dengan petunjuk
pengawas pekerjaan.
3.9.2. Seluruh rangka digantungkan dengan pengantung dari bahan yang sama.
Pola pemasangan rangka langit-langit harus sesuai dengan gambar, dan

10
3.9.3. setelah rangka langit-langit terpasang, bidang permukaan rangka harus rata,
lurus, waterpass dan tidak ada bagian-bagian yang bergelombang.
3.9.4. Lembar plafond dipasang mengikuti acuan garis tengah ruangan, pertemuan
dengan penembus langit-langit oleh pekerjaan-pekerjaan lain harus
diselesaikan dengan rapih.

3.10 PEKERJAAN PENGECATAN DAN FINISHING DINDING

3.10.1. Pengecatan akhir baik cat kayu maupun pengecatan dinding tembok

digunakan cat mutu A. Seluruh bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus

didatangkan dalam kemasan resmi dari pabrik pembuat cat ini. Cat dalam

kemasan rusak atau terbuka tidak diperbolehkan dipakai lagi.

3.10.2. Bidang Kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering,

bersih dari segala kotoran dan tidak berminyak. Pori-pori pada bidang

plesteran atau kayu harus ditutup dengan plamur.

3.10.3. Bidang kayu dan plesteran sebelum dicat akhir harus diamplas terlebih dahulu

dan dibersihkan dari debu-debu. Pengecatan kayu kusen, sebaiknya

dilakukan setelah daun pintu dan jendela terpasang.

3.10.4. Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus

dipenuhi dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan

direksi atau pengawas pekerjaan.

Pengecatan Kayu
a. Sebelum dicat bidang kayu di meni terlebih dahulu dengan cat meni
yang berkualitas baik.
b. Pori-pori, serat kayu dan takikan didempul dan diamplas dengan bahan
yang berkualitas baik.
c. Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan yang rata, kuat dan
mengkilat. Pengecatan dilakukan dua kali dengan selang waktu 16 jam
atau lebih.

Pengecatan Tembok.
a. Bidang pengecatan diplester terlebih dahulu menggunakan bahan yang
berkwalitas baik.

11
b. Untuk meratakan, penutup pori-pori plesteran harus didempul terlebih
dahulu. Bidang tersebut dibiarkan kering selama  1 (satu) minggu
sebelum diamplas.
c. Lapisan cat akhir dikehendaki warna yang rata dan kuat. Cat akhir
digunakan cat mutu A. Sebelum lapisan berikutnya dilakukan, bagian
plesteran yang belum rata harus didempul kembali sampai bagian
tersebut menjadi rata.

3.11 PEKERJAAN PLUMBING

3.11.1. Pekerjaan plumbing mencakup pemasangan system distribusi air bersih dan

system pembuangan air kotor lengkap dengan sambungan-sambungan,

katup-katup dan peralatan tambahan aksesoris lainnya yang diperlukan

sesuai yang ditunjuk dalam gambar kerja.

3.11.2. Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor harus menyingkirkan semua

pekerjaan lain serta memeriksa ruangan untuk peralatan pipa agar dapat

terpasang dengan rapid an dipasang pada tempat yang disediakan sesuai

dengan rencana.

3.11.3. Setelah [emasangan selesai, semua perlengkapan saniter harus dijaga tetap

bersih dan bekerja dengan baik, tidak boleh digunakan oleh siapapun sampai

pekerjaan ini seluruhnya diserahkan dan diterima oleh pengawas pekerjaan.

3.12 PEKERJAAN SEPTICTANK DAN BAK RESAPAN

3.12.1. Pekerjaan septictank meliputi pemasangan dan pembuatan septictank

termasuk pekerjaan galian, urugan dan pengecoran beton setempat, saluran

dan pekerjaan yang lain sesuai petunjuk dalam gambar kerja dan spesifikasi

teknis.

3.13 PEKERJAAN ELEKTRIKAL

3.13.1. Pekerjaan listrik meliputi penyediaan seluruh material, perlengkapan/peralatan

dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga dapat

beroperasi secara baik dan sempurna.

12
3.13.2. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah

berpengalaman serta terdaftar sebagai instalatur resmi PLN dengan

memegang SPT dan Surat Izin Kerja yang masih berlaku.

3.13.3. Seluruh pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan pekerjaan listrik

yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.

3.14 PEKERJAAN PEMBERSIHAN AKHIR

3.14.1. Sebelum diadakan serah terima pekerjaan, kontraktor pelaksana wajib

membersihkan semua bagian pekerjaan. Kontraktor pelaksana juga harus

membersihkan barang bekas maupun peralatan yang diperlukan, semua sisa

material yang tidak digunakan lagi harus dibawa keluar dari lingkungan

pekerjaan sehingga lokasi benar-benar bersih dan rapih.

Dibuat Oleh
PT. DIEKO PUTRA JAYA

EKO PRABOWO
Direktur

13

Anda mungkin juga menyukai