Anda di halaman 1dari 63

Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)

KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN


Pasal 1. : Survey/Peninjauan Lapangan dan Pembuatan Patok Batas Tanah/Persil
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan survey/ peninjauan
lapangan didampingi oleh Konsultan Perencana, Konsultan MK/Pengawas dan
Pemberi Tugas, dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
Pasal 2. : Pembersihan Lapangan
Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor harus melakukan inventarisasi lapangan sesuai
dengan hasil survey yang telah dilaksanakan.
Pasal 3. : Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil
1. Pemberi Tugas menyediakan bagi pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor gambar-
gambar yang berukuran seksama dan informasi yang memungkinkan
Pelaksana Pekerjaan.
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki
kesalahan yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang tidak
seksama, dan seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pasal 4. : Pemakaian Ukuran
1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggung jawab dan menepati
semua ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memeriksa kebenaran ukuran-ukuran
keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada
Konsultan MK/Pengawas apabila ditemukan perbedaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dalam memperbaiki kesalahan gambar
dan pelaksanakan setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan
MK/Pengawas.
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang salah dalam pelaksanaan tetap menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Oleh karena itu, sebelumnya
kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua
gambar-gambar dan kondisi di lapangan.
Pasal 5. : Pemeriksaan dan Pengetesan
1. Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
harus
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Tender yang
terdiri atas
: RKS, gambar, Berita Acara Aanwijzing, berita acara susulan lainnya
dalam kaitannya dengan tender dan Berita Acara Klarifikasi/Negosiasi
(bila ada).
2. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan
ketentuan di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan (RKS).
Untuk jenis material bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau
surat pernyataan (sertifikat/klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh
Konsultan MK/Pengawas untuk kebutuhan tersebut. Konsultan MK/Pengawas
berhak menginstruksikan kepada Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor untuk
segera mengeluarkan material- material yang ternyata tidak memenuhi Uraian
dan Syarat-syarat Pelaksanaan (Kontrak- kontrak) keluar dari site, dalam
waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan baik untuk field-test ataupun
Lab-test menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
3. Konsultan MK/Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor setiap waktu. Kelalaian Konsultan
MK/Pengawas/Pengawas dalam pengawasan, tidak berarti Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab dan harus memperbaiki
atau apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan
yang ternyata tidak sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak.
5. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan-
bahan yang tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau
pembongkaran pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
6. Kebutuhan listrik, air, telepon dalam pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, bila diperlukan penyambungan daya
listrik ke bangunan lama harus dengan meteran tersendiri.
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)

Pasal 6. : Penanggung Jawab Pelaksanaan


1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yaitu seorang sarjana Arsitektur/ Sipil yang ahli dan
berpengalaman minimal selama 5 tahun sebagai pengawas pada bangunan
yang setara minimal
10.000 m2/ 3 lantai dan harus selalu berada di lapangan, yang bertindak sebagai
wakil Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di lapangan dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan-keputusan teknis dengan tanggung jawab penuh di
lapangan untuk menerima semua instruksi dari Konsultan MK/Pengawas.
Semua langkah dan tindakannya oleh Konsultan MK/Pengawas dianggap
sebagai langkah dan tindakan Pelaksanaan Pekerjaan/ Kontraktor.
2. Penanggung jawab harus selalu berada di tempat pekerjaan selama jam-jam
kerja dan saat diperlukan dalam pelaksanaan.
3. Petunjuk dan perintah Konsultan MK/Pengawas didalam pelaksanaan
disampaikan langsung kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan setiap saat menjalankan disiplin dan
tata tertib yang ketat terhadap semua pekerja, pegawai, termasuk petugas yang
mengurus material.
Siapapun diantara mereka yang tidak berwenang, melanggar peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak sopan dan melakukan
perbuatan yang merugikan pelaksanaan pembangunan, harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas perintah Konsultan MK/Pengawas.
Pasal 7. : Tanggung Jawab Atas Pekerjaan yang Cacat

1. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan- kesalahan lain yang


timbul selama jangka waktu tanggung jawab dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat-
syarat yang ditentukan di dalam RKS, menjadi tanggung jawab penuh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan perbaikan sampai diterima oleh
Konsultan MK/Pengawas atas biaya Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
2. Konsultan MK/Pengawas juga berhak untuk setiap saat minta kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan perbaikan-perbaikan dengan biaya
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atas semua pekerjaan yang cacat yang timbul
selama masa pemeliharaan tersebut.

Pasal 8. : Wewenang Pemberi Tugas Untuk Memasuki Tempat Pekerjaan

Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor melaksanakan pekerjaan, dan bilamana pekerjaan harus
dilaksanakan di bengkel kerja atau tempat-tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sesuai ketentuan- ketentuan dalam
Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu harus bisa mendapatkan jaminan agar
Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel
kerja dan tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu.

Pasal 9. : Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, fasilitas-


fasilitas penunjang yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan dan menyelesaikan
pekerjaan, seperti:
- Kantor Konsultan MK/Pengawas (Direksi Keet) & pendingin ruangan.
- Kantor Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor;
- Kamar mandi dan WC untuk pekerja dan direksi;
- Musholla dan tempat wudhu;
- Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang material, tempat-tempat kerja, pos
keamanan dan lain-lain.
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri
fasilitas- fasilitas untuk melaksanakan pekerjaan, seperti :
- Listrik,

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)

- Air Bersih,
- Alat-alat Pemadam Kebakaran,
- Alat-alat PPPK,
- Alat-alat Komunikasi Proyek.
- Helmet, safety shoes.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib menyediakan seluruh
peralatan/perlengkapan kerja untuk pelaksanaan fisik di lapangan, seperti :
- Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water pass,
theodolit, meteran dan sebagainya).
- Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : genset cadangan, jala pengaman
(safety screen), scaffolding serta shaft pembuangan sampah dan sebagainya.
4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib merawat dan memelihara seluruh
peralatan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.
5. Konsultan MK/Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk melengkapi/ menambah jumlah peralatan bila dirasa
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan instruksi serupa,
maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang
disebutkan dalam dokumen kontrak ini.

Pasal 10. : Halaman Pekerjaan, Kebersihan dan Ketertiban


1. Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Konsultan
MK/Pengawas, dalam hal ini adalah Pengawas Lapangan. Konsultan
MK/Pengawas dapat memberikan usul-usulnya dengan memberikan peta
penetapan gudang-gudang, los kerja tempat penimbunan bahan-bahan dan
sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia, baik untuk keperluan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Spesialis dan
para Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
2. Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor, gudang dan
los kerja bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib,
bebas dari bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
Kelalaian yang dapat diberhentikannya seluruh pekerjaan oleh Konsultan
MK/Pengawas. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dalam
menempatkan barang-barang dan material-material kebutuhan pelaksanaan baik
di dalam gudang-gudang ataupun di halaman terbuka, harus diatur sedemikian
rupa sehingga:
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum;
Memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh
Konsultan MK/Pengawas;
Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-
puing), air yang menggenang;
Tidak menyumbat saluran-saluran air;
Terjamin keamanannya.
4. Cara penempatan bahan dan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi yang
disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
5. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk
disimpan di dalam site.
6. Tidak diperkenankan :
Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan
MK/Pengawas. Bila ijin khusus tersebut diberikan, maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggungjawab atas kemungkinan kerugian-
kerugian apapun yang disebabkan oleh buruh yang menginap tersebut.
Memasak di tempat pekerjaan kecuali atas ijin Konsultan MK/Pengawas
Memberikan ijin masuk kepada penjual-penjual makanan, buah-buahan,
minuman, rokok dan sebagainya.
Tanpa seijin keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas dari

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Konsultan MK/Pengawas, tidak dibenarkan untuk keluar masuk secara bebas


ke lapangan.
(Catatan : semua tamu proyek yang mendapat ijin dicatat dalam buku tamu
dan diberi tanda pengenal yang disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor).
Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh
Konsultan MK/Pengawas pada waktu pelaksanaan.
Pekerja-pekerja yang diwajibkan memakai tanda pengenal. Tanda pengenal
atas beban Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
7. Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
MK/Pengawas pada waktu pelaksanan.

Pasal 11. : Pengawasan

1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Konsultan


MK/Pengawas.
2. Konsultan MK/Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa
memberitahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/ pemeriksaan kepada
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atau Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor :
- Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site;
- Terhadap gudang penyimpanan barang-barang
- Terhadap pengolahan material maupun sumber-sumbernya.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan
Konsultan MK/Pengawas, tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dan bagian pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera
dibuka sebagian atau seluruhnya untuk kepentingan pemeriksaan.
4. Jika diperlukan, pengawasan oleh Konsultan MK/Pengawas dilaksanakan di luar
jam-jam kerja. Untuk itu segala biaya menjadi beban Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Permintaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut
harus dengan tertulis dan disampaikan kepada Konsultan MK/Pengawas, minimal
6 (enam) jam sebelumnya
5. Di tempat pekerjaan, Konsultan MK/Pengawas menempatkan petugas-petugas
bagian pengawasan.
6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan bekerja lembur dimana item
pekerjaan tersebut diperlukan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya
dan biaya tersebut termasuk biaya lembur petugas-petugas pengawas Konsultan
MK/Pengawas yang besarnya sesuai dengan aturan gaji mereka yang menjadi
tugas Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 12. : Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan


1. Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib
mengadakan semua yang diperlukan untuk menjamin keamanan, keselamatan dan
kesejahteraan manusia/barang di proyek.
2. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memenuhi segala peraturan tata tertib,
ordonansi pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab atas biaya, kerugian
ataupun tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa yang
mengakibatkan lukanya atau meninggalnya seseorang dalam melaksanakan
pekerjaan, yang disebabkan oleh kelalaian Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pasal 13. : Ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas

1. Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor seperti :


Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan
seluruhnya selesai;
Apabila tidak mengindahkan semua instruksi yang diberikan oleh Konsultan
MK/Pengawas;
Apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaan secara teratur dan baik;
Menyerahkan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada orang lain
tanpa persetujuan tertulis.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Tidak menghadiri rapat-rapat teknis; maka Konsultan MK/Pengawas dapat


mengeluarkan peringatan tertulis pertama kepadanya.
2. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima peringatan tertulis tersebut
masih belum ada tanda-tanda adanya perubahan yang berarti atau belum
dilaksanakan peringatan dimaksud, maka Konsultan MK/Pengawas akan
mengeluarkan peringatan tertulis kedua.
Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan tertulis
kedua, masih belum ada perubahan yang berarti maka Konsultan MK/Pengawas
dapat mengambil tindakan dengan tidak mempertimbangkan alasan-alasan
apapun yang terjadi sebelumnya.
Tindakan tersebut dapat berupa dialihkannya tugas termaksud kepada pihak lain
dengan biaya dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
3. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut mengalami
kebangkrutan (bankrupt) atau telah terjadi pengambilan alihan oleh pihak lain
atas perusahaannya secara hukum atau tindakan-tindakan lain yang senada
dengan tindakan tersebut diatas, maka pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor di bawah kontrak ini akan diadakan tindakan lebih lanjut.
Pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sesuai dengan kontrak tersendiri, hanya
apabila telah terdapat persetujuan antara Pemberi Tugas dengan pihak lain yang
telah mengambil alih semua kegiatan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut.
4. Apabila dengan tindakan seperti tercantum di atas, ternyata pekerjaan tidak
dapat berjalan dengan baik dan lancar, maka:
a. Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan memberikan
kepada pihak lain, dengan menggunakan semua peralatan yang telah berada
di lapangan seperti bangunan-bangunan darurat, gudang, peralatan-peralatan
kerja, barang-barang, material-material, termasuk barang-barang yang telah
dibeli (tetapi belum sampai di tempat) yang akan digunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan di lapangan.
b. Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas/Konsultan MK/Pengawas maka
dalam waktu 10 (sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan,
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus tetap menyerahkan barang- barang
dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan
sesuai isi kontrak ini, melalui supplier atau Sub-Pelaksana/Kontraktor yang
menyerahkan barang- barang dan material sesuai dengan kontrak, yang
ternyata sebegitu jauh belum dibayar oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
yaitu dengan memotong bagian yang harus dibayarkan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor sesuai penilaian prestasi.
c. Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang masih tinggal di lapangan seperti peralatan-
peralatan kerja, barang-barang material dan barang-barang yang disewanya,
harus segera dikeluarkan dari lapangan dan semua biaya untuk hal tersebut
menjadi beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari
ternyata hal tersebut diatas tidak dilaksanakan, maka akan diselesaikan menurut
kebijakan Pemberi Tugas, dengan tidak bertanggung jawab atas kerusakan atau
hilangnya barang-barang tersebut.
d. Ketentuan tersebut juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang
karena satu dan lain hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh Pemberi
Tugas.

Pasal 14. : Kewajiban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan secara


lengkap seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen
Kontrak.
2. Selekas mungkin sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja atau selambatnya
1 (satu) minggu sebelum berakhirnya masa berlakunya Jaminan Penawaran,
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan
yang dikeluarkan oleh Bank atau Badan Keuangan lain yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
Apabila jaminan Pelaksana belum diserahkan kapada Pemberi Tugas didalam
jangka waktu tersebut, maka berarti Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

mengundurkan diri dari Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak ini.


3. Apabila terjadi di dalam gambar-gambar kontrak terdapat perbedaan-perbedaan
atau penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang telah tercantum di dalam
kontrak sehingga akan menimbulkan keraguan-keraguan dalam pekerjaan,
maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus segera memberitahu hal ini
kepada Konsultan MK/Pengawas untuk diadakan penyelesaian.
4. Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar-gambar dengan
ketentuan-ketentuan di dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (RKS), maka
ketentuan yang dianggap paling lengkap oleh Konsultan MK/Pengawas adalah
yang mengikat.
5. Yang dimaksud dengan "gambar" adalah gambar pelaksanaan, gambar kerja,
gambar-gambar detail dan gambar-gambar lainnya yang dibuat sebelum
pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara
gambar- gambar tersebut, maka gambar yang berskala besar yang lebih
mengikat.
6. Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Konsultan MK/Pengawas diadakan
perubahan-perubahan dalam penggunaan bahan, ukuran-ukuran dan
konstruksi, maka pada akhir pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
diwajibkan menyerahkan 5 (lima) set gambar-gambar perubahan yang dikerjakan
di atas cetakan gambar asli dengan perubahan dikerjakan dengan
tinta warna.
7. Atas perintah Konsultan MK/Pengawas dan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dapat dimintakan gambar-gambar penjelasan dan rincian
atas bagian pekerjaan khusus, yang kesemuanya atas beban Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor. Gambar-gambar tersebut harus telah disetujui Konsultan
MK/Pengawas untuk selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap dan
menyerahkan 5 (lima) set cetakannya kepada Konsultan MK/Pengawas.
8. Biaya pembuatan semua keperluan gambar-gambar yang dibutuhkan selama
masa kontrak, baik gambar asli dan atau gambar perubahan yang diperlukan
dalam pelaksanaan untuk kepentingan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
maupun gambar-gambar yang memerlukan persetujuan dari Konsultan
MK/Pengawas harus dibuat di atas kertas kalkir, biaya percetakan gambar-gambar
tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
9. Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah
Kerja (SPK), Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus telah dimulai dengan
pekerjaan pembangunan fisik dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syarat-
syarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan harus dipenuhi terlebih
dahulu.
10. Pada akhir pekerjaan pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
diwajibkan menyerahkan 5 (lima) set gambar-gambar instalasi terakhir sesuai
dengan yang dilaksanakan (as built drawings) yang telah disetujui Konsultan
MK/Pengawas dan Perencana, buku sistem beroperasi (operation hand-book)
untuk mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang dipasang, disertai surat- surat
ijin dan keterangan resmi dari pihak yang berwajib yang diperolehnya mengenai
instalasi yang telah dipasangnya.
11. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua
undang-undang, peratuaran-peraturan Pemerintah, persyaratan-persyaratan
umum maupun suplemennya, persyaratan standard International dan
persyaratan yang dikeluarkan produsen serta tidak menyimpang dari ketentuan
di dalam dokumen pelelangan serta segala petunjuk-petunjuk tertulis yang telah
dikeluarkan.
12. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menyediakan sedikitnya 1 (satu)
set gambar-gambar pelaksanaan dan RKS di tempat pekerjaan dalam keadaan
terpelihara yang dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi Tugas, Konsultan
MK/Pengawas ataupun petugas-petugas lainnya.
Pelaksanaan pekerjaan berkewajiban untuk memberikan pelatihan/training
sistem operasi peralatan-peralatan, mesin-mesin yang dipasangnya. Biaya
training/pelatihan berikut buku-buku panduan adalah ditanggung oleh
kontraktor.
13. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak meminta penjelasan kepada Konsultan
MK/Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk Pemberi

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Tugas bilamana menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari dokumen


kontrak, gambar atau hal-hal lainnya yang kurang jelas. Untuk itu syarat-syarat
yang diwajibkan agar dapat dimulainya pekerjaan, maka harus segera dimulai.
14. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri
semua perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, pengalaman dan keahlian
serta permodalan dan kemampuan yang nyata untuk melaksanakan dan
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tugas yang diberikan oleh Pemberi
Tugas.
Apabila telah tersedia di lapangan peralatan-peralatan milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang tidak dalam keadaan terpakai, Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dapat menggunakan peralatan tersebut.
Disamping itu juga harus menyerahkan :
- Daftar/susunan staf Pelaksana yang ditempatkan di lapangan;
- Daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan pelaksanaan;
- Rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule);
- Dan lain-lain yang diperlukan.
15. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi segala peraturan dan
ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku, serta instruksi-instruksi tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
16. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa
pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor pihak lain
yang ikut serta mengerjakan proyek ini (dalam hal ini Sub-Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktornya), apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran
pekerjaannya. Bilamana terjadi gangguan-gangguan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor wajib memberikan saran-saran perbaikan untuk segenap
pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor tetap
bertanggung jawab atas semua kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
17. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak lainnya agar
supaya sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan merk yang
sama untuk bangunan proyek ini agar memudahkan pemeliharaan.
18. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak lainnya
dalam kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek terutama berkoordinasi
dengan pihak Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor langsung dari Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor.
19. Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
diselaraskan dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor, yang telah disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas dan
Pemberi Tugas.
Dalam hal Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan teguran
tertulis dari Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dalam hal penyelarasan jadwal
dengan pelaksana pekerjaan sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, dapat
dikenakan sanksi, teguran dan denda.
20. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi semua peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku serta instruksi-instruksi tertulis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan
pekerjaan yang dilaksanakan.
21. Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus:
a. Memperhatikan, melaksanakan dan mengikuti semua ketentuan
sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator pelaksanaan pekerjaan
sepanjang ketentuan tersebut berhubungan dengan pelaksanaan kontrak ini.
b. Bekerja sama dan saling tidak mengganggu dengan pihak lainnya (Sub-
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor lainnya dan pihak-pihak lain yang disetujui
oleh Pemberi Tugas untuk melaksanakan pekerjaan tertentu) didalam
melaksanakan pekerjaan yang merupakan bagian dari pembangunan proyek
ini.
c. Menjamin pihak-pihak lainnya sebagaimana tersebut di atas dari semua
kerugian yang diderita oleh pihak lain tersebut didalam melaksanakan
pekerjaan yang disebabkan oleh kelalaian dan kesalahan Sub Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Pasal 15. : Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Kontraktor


1. Penunjukan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor hanyalah dapat dilakukan
dengan sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan MK/Pengawas
serta mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
2. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor tidak memenuhi
persyaratan dalam kontrak ini ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus
dicapai pada suatu tahap pekerjaan, maka Konsultan MK/Pengawas berhak
menginstruksikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk mengganti
Sub- Pelaksana Pekerjaan/ Sub Kontraktor tersebut dengan yang lain, dan yang
disetujui Konsultan MK/Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
menjalankan instruksi tersebut.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk meninggalkan
kewajibannya dengan cara menyerahkan kontrak ini sebagian atau seluruhnya
kepada pihak lain (Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor) tanpa
seijin/persetujuan Pemberi Tugas.
4. Apabila tidak disebutkan di dalam kontrak, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang
menjadi kewajibannya tanpa persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
MK/Pengawas.
5. Dalam hal sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan
MK/Pengawas, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung
jawab penuh atas segala kelalaian dan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh
subnya, sehingga kelalaian atau kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu sendiri.
6. Sub pelaksana Pekerjaan/Kontraktor hanyalah pihak-pihak yang mempunyai
kontrak langsung dengan Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, yaitu dalam
menyediakan dan mengerjakan bagian-bagian pekerjaan khusus sesuai dengan
keahliannya.
7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab sepenuhnya
atas hasil pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

Pasal 16. : Koordinasi Pelaksanaan di Lapangan

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib dan bertanggung jawab untuk


mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh pekerjaan yang tercakup didalam
proyek ini, termasuk didalamnya pelaksanaan pekerjaan para Sub Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor, dan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mengikuti dan
mentaati semua ketentuan sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator
sebagaimana tersebut diatas.
2. Tugas koordinasi tersebut meliputi :
a. Memberi petunjuk dan pengarahan kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor mengenai saat di mulai dan diselesaikannya suatu bagian
dan atau keseluruhan pekerjaan dengan berpedoman kepada Master
Schedule dan keadaan kondisi lapangan.
b. Mengatur dan memberi keleluasan kerja kepada para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dengan yang lainnya yang saling berkaitan agar seluruh
pekerjaan dapat dilaksanakan sebaik-baiknya.
c. Memberikan data tentang suatu bagian pekerjaan dimana Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor akan melakukan kegiatan mengenai pengukuran,
gambar detail dan sebagainya, sehingga pelaksana pekerjaan/Kontraktor
dapat mempersiapkan serta membuat rencana kerja terperinci yang tepat.
d. Memberi keleluasaan kepada para Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
untuk memakai fasilitas peralatan dan fasilitas umum lainnya yang dimiliki
oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dengan ketentuan bahwa pada saat
dibutuhkan fasilitas-fasilitas tersebut dalam keadaan tidak terpakai oleh
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
e. Mengadakan dan memimpin rapat persiapan dalam rangka koordinasi antar
Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang terlibat didalam proyek ini guna
mencapai kesepakatan dan konsensus dalam rencana kerja dan/atau dalam
membahas suatu masalah yang timbul sebelum diajukan ke dalam Rapat
Lapangan.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

3. Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab untuk mengganti


kerugian yang diderita oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dan/atau Sub
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor lainnya apabila pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor Utama dan/atau Sub Pelaksana Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor lainnya tersebut mengalami gangguan dan atau kerusakan yang
disebabkan oleh kelalaian Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut.

Pasal 17. : Instruksi Konsultan MK/Pengawas

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi dan melaksanakan semua


instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Konsultan MK/Pengawas. Apabila dalam
waktu 2 (dua) hari sesudah menerima instruksi tersebut ternyata masih belum
ada realisasinya, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan diberi peringatan
tertulis kedua oleh Konsultan MK/Pengawas. Apabila dalam waktu 2 (dua) hari
setelah peringatan tertulis kedua dikeluarkan ternyata masih belum ada realisasi
dari instruksi tersebut maka Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dapat dikenakan
denda seperti yang disebutkan dalam dokumen kontrak.
2. Semua instruksi dari Konsultan MK/Pengawas harus dikeluarkan secara tertulis
(instruksi tertulis). Suatu instruksi lisan bukan merupakan pekerjaan yang mutlak
dan harus segera dilaksanakan. Oleh karena itu apabila dalam waktu 1 (satu)
hari tidak dikeluarkan instruksi tertulis, hal tersebut tidak perlu ditanggapi oleh
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas biayanya sendiri untuk segala pekerjaan
yang telah dilaksanakannya tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan
MK/Pengawas.
3. Intsruksi tertulis dari Konsultan MK/Pengawas tersebut dapat berupa :
Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga
membahayakan bagi keteguhan konstruksi, atau pekerjaan finishing yang
kurang baik atau hal- hal lain yang menyimpang dari persyaratan teknis
dalam RKS dan gambar pelaksanaan.
Instruksi untuk menyingkirkan material/bahan yang tidak memenuhi syarat
dan harus diangkut keluar areal proyek;
Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari kontraktor yang
dianggap kurang mampu (un-skilled);
Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (Pengurangan dan penambahan
pekerjaan) yang sudah waktunya dilaksanakan dengan segera;
Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang
dianggap kurang mampu, baik dari segi mutu kerja maupun kecepatan
kerja;
Instruksi untuk mempercepat pelaksanaan suatu bagian pekerjaan berupa
penambahan tenaga kerja;
Instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

4. Bilamana ada instruksi lain, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak untuk


melaksanakan pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi kepada
Konsultan
MK/Pengawas. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala pekerjaan yang telah dilaksanakan tanpa adanya instruksi
tertulis dari Konsultan MK/Pengawas.

Pasal 18. : Bagan Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja

1. 1(satu) minggu setelah dinyatakan sebagai pemenang


lelang, Pelaksana/Kontraktor harus telah siap dengan bagan skema kemajuan
pekerjaan (progress schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal
yang telah ditetapkan dalam master schedule yang dibuat oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor Utama. Progres schedule tersebut harus disesuaikan
dengan bagan yang disusun dan dilengkapi :
Barchart (bagan secara konvensionil);

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Network Planning;
Volume masing-masing pekerjaan;
Man days (tenaga harian) yang diperlukan;
S-curve;
Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan
skedul yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
2. Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya bobot (volume)
masing-masing pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan,
sedangkan di dalam rencana kerja dicantumkan secara terperinci program setiap
tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga kerja dan target per harinya.
3. Dalam progress schedule, harus dibuat juga S-curve; gambaran mengenai
nilai/bobot pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat pelaksana
pekerjaan/Kontraktor.
(S-curve tersebut ialah suatu diagram yang menggambarkan progress pekerajan
terhadap skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang
dihitung berdasarkan time schedule).
4. Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus secara terpisah menyusun "Bagan
Pengerahan Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang diperlukan.
5. Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan MK/Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya.
6. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan ini menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor seluruhnya.
7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan
kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan pengerahan pekerja harus sesuai
dengan bahan yang ada.
8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang
merupakan target prestasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan
penilaian progress kerja Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atas target prestasi
akan merupakan pedoman untuk mengadakan penilaian progress kerja
pelaksana Pekerjaan/Kontraktor atas tahap maupun keseluruhan pekerjaan
mengalami keterlambatan, atau tepat pada waktunya atau lebih cepat dari yang
direncakanan dan hasil dari penilaian progress kerja ini akan dikaitkan dengan
pembayaran kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sebagaimana dicantumkan
pada syarat- syarat umum ini.
9. Jika diperlukan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib membuat network
planning dari kegiatan pembangunan tersebut.
Pasal 19. : Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan

1. Rapat Koordinasi
- Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 2 (dua) kali setiap bulan,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK/Pengawas.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang
setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga spesialis
pekerjaan yang ada.
Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan,
serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil
keputusan- keputusan.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat
persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.
- Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

2. Rapat Lapangan
- Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin
oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK/Pengawas.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang
setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga Spesialis

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

pekerjaan yang ada.


Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan,
serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil
keputusan- keputusan.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat
persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.
- Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 20. : Laporan - Laporan

1. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan berupa


"Laporan Harian" yang memberikan gambar dan catatan yang singkat dan jelas
mengenai :
Tahap berlangsungnya pekerjaan;
Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Kontraktor (jika diijinkan);
Catatan dan perintah Konsultan MK/Pengawas yang disampaikan tertulis
maupun lisan;
Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai maupun yang
ditolak);
Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang-barang, baik di dalam maupun
di luar negeri (pembukaan L/C, pengapalan, datangnya barang di pelabuhan
dan sebagainya);
Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
Keadaan cuaca dan sebagainya.
2. Setiap laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh petugas-petugas Konsultan MK/Pengawas. Perselisihan
mengenai ini mengekibatkan dihentikan sementara untuk diadakan pemeriksaan.
3. Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dibuat "Laporan Mingguan" yang disampaikan langsung
kepada Konsultan MK/Pengawas.
4. Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar
dapat diteliti kembali oleh Konsultan MK/Pengawas setiap saat.
5. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dan video
kegiatan proyek dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk
Konsultan MK/Pengawas sebagai dokumentasi proyek. Untuk setiap progress
pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36 eksemplar foto berwarna
yang dicetak dalam ukuran post card. VCD yang memuat seluruh proses pekerjaan di
lapangan dan minimum 3 (tiga) buah vidieo digital (VCD)
Album foto berikut klisenya dan vcd masing- masing diserahkan minimum
sebanyak 3 (tiga) set kepada Pemberi Tugas. Semua biaya untuk pembuatan
foto dan vcd tersebut menjadi tanggungjawab Pelaksana/Kontraktor.
6. Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
membuat
"Laporan Bulanan" di dalam form yang ditentukan oleh Konsultan MK/Pengawas.

Pasal 21. : Perubahan Rencana

1. Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan MK/Pengawas atau


Konsultan Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang
telah ada dengan memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk dilaksanakan. Dalam hal ini Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggungjawab atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan instruksi tersebut.
2. Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain
kualitas maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar-
gambar kerja (Kontrak), berupa modifikasi maupun alternatif. Perubahan tersebut
termasuk penambahan, pembatalan dan atau penggantian dari suatu pekerjaan,
peralatan atau standard material.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

3. Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan


MK/Pengawas menurut ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila
diperlukan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diberi kesempatan untuk mengikuti
perhitungan yang dibuat. Untuk perhitungan nilai dan perubahan, metode atau cara
berikut ini harus dipakai :
a. Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung nilai dari
item pekerjaan yang bersifat sama.
b. Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga-harga yang tertera di
dalam Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai yang
didapat adalah wajar.

Pasal 22. : Penyerahan Pekerjaan


1. Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal yang
telah ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan, sesuai dengan penjelasan
tentang waktu penyelesaian yang ditetapkan dalam aanwijzing.
2. Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasan-alasan
tersebut sesuai dengan alasan-alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam
RKS dan disetujui oleh pemberi tugas.
3. Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan
MK/Pengawas, selambat-lambatnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang
dimaksud, Konsultan Pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama atas
hasil keseluruhan sesuai dengan Dokumen Kontrak. Semua perubahan-
perubahan yang terjadi dituangkan dalam as built drawing/installed drawing,
dimana gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum
mengajukan termijn (tagihan) prestasi pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan ini
akan disampaikan kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Sebelum
penyerahan pertama, pemeriksaan dapat diadakan lebih dari satu kali. Pada
saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuat Berita Acara.
4. Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonan
perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu penyerahan adalah
keadaan-keadaan force majeure.
5. Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
- banjir;
- hujan terus menerus dari hari ke hari;
- kebakaran;
- demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap jalannya
pekerjaan;
- dan keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan MK/Pengawas yang
disetujui oleh Pemberi Tugas.
6. As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor secara bertahap
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk kebutuhan
pemeriksaan setiap saat.
As built Drawing harus dibuat dengan gambar (Autocad)
7. Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan, Sertifikat
dan Surat Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah dilaksanakan,
sertifikat yang dikeluarkan oleh instasi yang terkait, berwewenang, seperti
Depnaker

Pasal 23. : Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan


1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka pihak Konsultan
MK/Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bersama-sama
menandatangani Berita Acara Penyerahan I. Bertepatan dengan ini
berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
2. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung
sejak tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor kepada Pemberi Tugas.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab untuk mengganti
atau memperbaiki cacat-cacat maupun kekurangan-kekurangan yang timbul dalam
masa pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun
kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam kontrak.
Penggantian ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

setelah ditemukannya cacat-cacat atau kekurangan-kekurangan tersebut. Apabila


hal ini tidak segera dilakukan, Pemberi Tugas/Konsultan MK/Pengawas berhak
untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk
itu merupakan beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
4. Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, ia boleh mengeluarkan instruksi agar
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan
lainnya yang timbul dalam masa pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh
bahan- bahan dan cara-cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
5. Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan Berita
Acara.
6. Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan
dilaksanakan dengan baik, Konsultan MK/Pengawas akan mengeluarkan
rekomendasi mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti
penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor kepada Pemilik
Proyek.

Pasal 24. : Pekerjaan Tambah Kurang


1. Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan rencana/desain
dituangkan dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa dibayarkan setelah
pekerjaan selesai 100% (penyerahan pertama peker jaan).
2. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama
pekerjaan, maka dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama
Pekerjaan tersebut sudah termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
3. Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama
pekerjaan, maka pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan dalam
Berita Acara di lampiri dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama
Pekerjaan.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PERSYARATAN TEKNIS UMUM


1. PENDAHULUAN

Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Bagian pekerjaan yang diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut dibawah
ini.
Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan.
Perincian Volume.
Berita acara rapat penjelasan.

Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini tidak mencakup salah satu
bagian yang disebutkan di atas bisa diterapkan, maka bagian dari persyaratan teknis
umum tersebut dianggap tidak berlaku.

2. LINGKUP PEKERJAAN
Dengan tidak mengurangi lingkup pekerjaan yang diberikan pada persyaratan teknis
khusus atau bagian penjelasan lainnya (rapat penjelasan, surat-menyurat dan lain
sebagainya) dibawah ini diperjelas bahwa dalam lingkup pekerjaan termasuk :

a. Pekerjaan persiapan meliputi :


Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan Arsitektur
Pekerjaan Mekanikal
Pekerjaan Elektrikal
Pembuatan bedeng / los-los kerja Pelaksana Pekejaan / Pemborong
Mobilisasi peralatan
Pengurusan izin-izin dari instansi yang berwenang untuk prasarana milik Pemda
setempat, dan izin-izin yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
Pembuatan foto-foto dan laporan pelaksanaan
Pembuatan As-build-drawing
Menjaga kebersihan dan keselamatan kerja

3. REFERENSI

Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS)
ini, kecuali jika secara khusus disyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen pelelangan /
pelaksanaan, juga berlaku :
Undang-Undang R.I.
Peraturan / Surat Keputusan dari instansi yang berwewenang.
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Daerah.
Standard / Normalisasi / Pedoman di Indonesia.

Dalam hal ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak termasuk dalam
persyaratan teknis umum / khusus. Maka atas bagian pekerjaan tersebut Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut
ini guna di sepakati oleh Konsultan Pengawas/MK / Konsultan Perencana untuk disepakati
sebagai pedoman persyaratan teknis :
1. Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi / Institusi / Asosiasi Profesi /
Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional dari negara lain, sejauh hal
tersebut diperoleh kesepakatan dengan Konsultan Pengawas/MK.
2. Brosur teknis dari produsen yang di dukung sertifikat dari lembaga pengujian yang
diakui Badan Nasional / Internasional.

4. PEMAKAIAN UKURAN
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tetap bertanggung jawab dalam menepati semua


ketentuan yang tercantum dalam Spesifikasi teknis dan gambar-gambar pelaksanaan
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus mengadakan pemeriksaan menyeluruh
terhadap semua gambar-gambar yang ada (Arsitektur, Struktur dan M & E) & kondisi
lapangan serta kebenaran dari ukuran ukuran keseluruhan maupun bagian bagiannya
dan segera memberitahukan Konsultan Pengawas/MK tentang setiap perbedaan yang
ditemukan didalam pelaksanaan. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong baru diizinkan
membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas/MK.
c. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan didalam hal apapun
menjadi tanggung-jawab Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.

5. PEMERIKSAAN DAN PENGETESAN


a. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan
didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS). Untuk jenis material
bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan sertifikat /
klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas/MK untuk kebutuhan
tersebut. Konsultan Pengawas/MK berhak menginstruksikan kepada Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong untuk segera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak
memenuhi spesifikasi keluar dari site, dalam waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan
baik untuk field-test ataupun "Lab-test" menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong.
b. Konsultan Pengawas/MK berhak memeriksa pekerjaan yang oleh Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong setiap waktu. Meskipun pekerjaan telah diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/MK, tanggung-jawab atas hasil pekerjaan tetap menjadi tanggungan
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong.
c. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong bertanggung jawab dan harus memperbaiki dan
apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjan yang telah dilaksanakan yang tidak
sesuai dengan ketentuan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan
(RKS) ini.
d. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan-bahan yang
tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau pembongkaran pekerjan-
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong.

6. PERLENGKAPAN KERJA / ALAT

a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib menyediakan atas biayanya sendiri untuk


melaksanakan tugasnya Pelaksana Pekerjaan / Pemborong seluruh kebutuhan
peralatan dan perlengkapan kerja sesuai kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan fisik
di lapangan antara lain : gen-set cadangan, jala pengaman (safety screen) dan lain
sebagainya. Demikian pula alat-alat ukur penyipat datar (water-pass), theodolite, yang
harus selalu tersedia di proyek.
b. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong wajib merawat / memelihara seluruh peralatan
dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.
c. Konsultan Pengawas/MK berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana Pekerjaan
/ Pemborong untuk melengkapi / menambah jumlah peralatan bila menurut perhitungan
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
Apabila Pelaksana Pekerjaan / Pemborong tidak mengindahkan instruksi serupa, maka
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong dapat dikenakan denda / tindakan administratif.

7. PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturan-peraturan :


AV. (Algemen Voor Waarden Voor De Uitvoering Bijaaneming Van Openbare Werken
In Indonesia, tgl. 28 Mei 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran Negara No. 14571).
Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI.- 2 / 1971 dan Tata Cara Penghitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK-SNI T-15-1991-03.
Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI. 3 / 1956.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI.- 5.


Peraturan Umum Listrik (AVE) NI. - 6.
Peraturan Umum Air Minum (AVWI-drink water).
Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 / 1972.
Peraturan Pengecatan NI. - 12.
Peraturan Muatan Indonesia NI.-18.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
Peraturan-peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan Normalisasi
di Indonesia yang belum tercantum diatas dan mendapat persetujuan Pengawas.
Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh Instansi / Institusi / Asosiasi Profesi /
Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional ataupun dari Negara lain, sejauh
mana bahwa atas hal tersebut dianggap relevan.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN


A. PEKERJAAN PERSIAPAN
SURVAI LAPANGAN

i. Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan


melakukan survai lapangan untuk mengetahui dan mengamankan sistem jaringan air
bersih, saluran air kotor / hujan, listrik, telepon, septic tank dan instalasi lainnya pada
tapak baik diatas tanah / bangunan maupun didalam tanah.
i. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong harus sudah memperhitungkan adanya
penyesuaian yang perlu dilakukan terhadap jaringan / saluran / instalasi pada tapak yang
harus tetap berfungsi.
ii. Pemutusan atau penyesuaian jaringan / saluran / instalasi pada tapak dapat dilakukan
Pelaksana Pekerjaan / Pemborong setelah ada izin dari Pemilik.

PENGUKURAN
a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan mengukur kembali tapak tempat pekerjaan
dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang akan ditera.
b. Hasil pengukuran kembali tersebut dituangkan dalam bentuk gambar yang
memperlihatkan secara jelas :
Batas-batas tapak.
Bangunan-bangunan yang ada pada tapak, dilengkapi keterangan mengenai letak
bangunan disekitarnya;
Instalasi-instalasi yang sudah ada, yang perlu diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan ini.

KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN / PEMBORONG DAN LOS KERJA

Kantor Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, los kerja, gudang, serta tempat penimbunan
material, pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong, tanpa mengabaikan keamanan dan kebersihan. Lokasi kantor Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong, los kerja, gudang, serta tempat penimbunan material pada tapak
proyek harus diajukan terlebih dahulu oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborong kepada
Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui.

PEDOMAN PELAKSANAAN
.
Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ketentuan berikut ini, maka sebagai dasar code
P.B.I.1971 dan PB 88 tetap digunakan.

BAHAN BAHAN DAN TATA CARA PELAKSANAAN


a. PORTLAND CEMENT

Digunakan portland cement jenis II menurut N.I.8 type I menurut A.S.T.M. memenuhi S
400 menurut standar Cement Portland yang digariskan oleh Assosiasi Cement
Indonesia. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/MK / Perencana. Pertimbangan hanya
dapat dilakukan dalam keadaan :
1. Tidak adanya stock dipasaran dari brand yang tersebut diatas.
2. Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa mutu cement
penggantiannya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu cement yang
tersebut diatas.
Batas-Batas pembetonan dari penggunaan cement berlainan merk harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

b. AGGREGATES.

1. Kualitas aggregates harus memenuhi syarat-syarat P.B.I. 1971 dan PB.88.


Aggregates kasar berupa koral atau crushed stones yang mempunyai susunan
gradasi yang baik, cukup syarat kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar
lumpur dari pasir beton (Aggregates halus) tidak boleh melebihi dari 4% berat.
2. Dimensi maximum dari aggregates kasar tidak lebih dari 2,5 cm dan tidak lebih
dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang
bersangkutan. Khusus untuk pile caps, diluar lapis pembesian yang berat, batas
maximum tersebut 0,3 cm dengan gradasi baik.
3. Untuk bagian dimana pembesian cukup berat (cukup ruwet) dapat digunakan
koral gundu.

c. BESI BETON
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi beton ulir dari jenis BJTD 40
untuk 12 mm keatas dan untuk 12 dan 8 mm digunakan besi polos dari
BJTP24.Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate dari pabrik atau mild test (melalui suppliers), juga harus ada /
dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum 2 contoh percobaan (stress-strain) dan pelengkungan untuk setiap
20 ton besi.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan mengadakan pengujian mutu besi beton


yang akan dipakai sesuai dengan petunjuk-petunjuk Konsultan MK dengan biaya
sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, dimana batang
percobaan yang diambil berjumlah minimal 5 (lima) batang untuk tiap-tiap jenis
percobaan yang diameternya sama dengan panjang 1000 mm.

d. ADMIXTURE (BAHAN-BAHAN TAMBAHAN) DALAM ADUKAN BETON

1. Untuk pembetonan pada harus digunakan Plastisizer yang bersifat mereduksi


pemakaian air, meningkatkan slump tanpa penambahan air, memperlambat setting
time, memperkecil peningkatan temperatur dan meningkatkan kekuatan akhir
beton. Additive tidak boleh mengandung Cloride dan bahan lain yang menghasilkan
lapisan film additive yang bisa digunakan antara lain Rheobuild
716 (dosis:0,80 liter per 100 kg cement) , tricosal VZ 020 ( dosis : 0.3 % berat
cement)
2. Cara penggunaan additive harus sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari produsen
bahan-bahan tersebut.
3. Penyimpangan dari ketentuan diatas harus dengan persetujuan Konsultan
Perencana.

e. PENYIMPANAN BAHAN.

1. Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai


dengan waktu dan urutan pelaksanaan.
2. Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak, segera setelah
diturunkan disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca,
berventilasi secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen harus masih
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang mulai
mengeras, bagian tersebut masih harus dapat ditekan hancur dengan tangan
bebas, dan jumlahnya tidak boleh melebihi 5% berat, dan kepada campuran
tersebut diberi tambahan cement baik dalam jumlah yang sama. Semuanya
dengan catatan, kualitas beton sesuai dengan yang diminta perencana.
3. Penyimpanan besi beton harus bebas dari tanah dengan menggunakan
bantalan- bantalan kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya (misal:
minyak dan lain-lain).
4. Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang terpisah satu dan lain
gradasinya dan diatas lantai kerja ringan untuk meghindari tercampurnya dengan
tanah.
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

f. BEKISTING
1. Type bekisting.
Bekisting yang digunakan dalam bentuk beton, baja, pasang batu kali diplester
atau kayu. Khusus untuk bagian-bagian yang terlihat harus digunakan type
bekisting yang menghasilkan permukaan yang rata ( fair finish).
2. Perencanaan.
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan
silangan sehingga bergeraknya bekisting selama pelaksanaan dapat
ditiadakan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan.
Susunan bekisting dan penunjangnya harus teratur, sehingga memudahkan
pemeriksaan.

Pada bagian terendah (dari setiap phase pegecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.kayu bekisting
harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan tindakan untuk
meghindarkan mengumpulnya air pada sisi bawah.Pembongkaran bekisting. Bekisting
/cetakan beton harus dipertahankan hingga beton berumur 14 hari dan mencapai kuat tekan
karakteristik minimal 250 kg/cm2.

g. PERANCAH
1. Perancah harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pemeriksaan.
2. Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh terhindar dari
bahaya penggerusan dan penurunan.
3. Konstruksinya harus kokoh terhadap pembebanan yang akan dipikulnya.
4. Pemborong harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu, sehubungan dengan pelendutan perancah.
5. Permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan
bentuk yang seharusnya (menurut gambar rencana).
6. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu. Pemakaian bambu untuk hal ini
tidak diperbolehkan.
7. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda adanya penurunan sehingga menurut
pendapat Konsultan Pengawas/MK hal itu akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir tidak akan dapat dicapai sesuai dengan gambar rencana atau
penurunan tersebut akan sangat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Konsultan Pengawas/MK dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan Pemborong untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Akibat dari
semua ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
8. Gambar rencana perancah dan sistim pondasinya, secara detail harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk diperiksa dan disetujui.
9. Pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rencana
tersebut disetujui serta perancah telah dianggap cukup kuat dan kokoh untuk
dapat dipergunakan.
10. Setelah mutu beton memenuhi dan umur beton tercapai dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/MK) perancah harus dibongkar .
11. Kegagalan pelaksanaan kostruksi perancah, seluruhnya tanggung jawab
Pemborong.

h. PEMASANGAN PIPA-PIPA.
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi, untuk itu lihat pasal 5.7. ayat 1 dari .B.I.1971.

i. KWALITAS BETON.
1. Seluruh struktur beton bertulang biasa menggunakan kuat tekan beton minimal K
175 (kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari untuk kubus 15 x 15 x 15 adalah
175 kg/cm2, dengan derajat konvidensi 0,95). Evaluasi penentuan karakteristik ini
didalam ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam P.B.I. 1971.
2. Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau
dengan mengadakan trial-mixes. Dalam hal digunakan beton ready mix,
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

maka Pemborong harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas/MK


komposisi campuran beton yang akan digunakanselambat lambatnya dua minggu
sebelum pekerjaan beton dimulai. Dalam kaitan ini jumlah semen minimum
menurut ketentuan pasal D.8.6 tetap tidak boleh dikurangi
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-
ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI. 1971, mengingat bahwa
W/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,50 - 0,55 maka pemasukan
adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut pasal 4,55 ayat 3 PBI.
971 tanpa menggunakan penggetar. Pada masa-masa pembetonan
pendahuluan harus dibuat minimum 1 benda uji per 1 1/2 M3 beton hingga dengan
cepat diperoleh 20 benda uji yang pertama. Untuk selanjutnya diambil satu
sample untuk setiap truck mixer.
4. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Konsultan Pengawas/MK. Laporan tersebut
harus dilengkapidengan harga karakteristiknya.
5. Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 10 Cm, maximum
12 cm. Cara pengujian slump adalah sebagai berikut Contoh Beton diambil tepat
sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting), cetakan slump
dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton. Cetakan diisi
sampai kurang lebih 1/3 nya.Kemudian adukan tersebut ditusuk-tusuk 25
kali dengan besi 16 mm panjang 30 cm dengan ujungnya yang bulat (seperti
peluru). Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan
berikutnya. Setiap lapis ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk
dalam satu lapis yang dibawahnya. Setelah atasnya diratakan, segera cetakan
diangkat perlahan-lahan, dan diukur penurunannya (slumpnya).
6. Jumlah semen minimum 3326 kg per m3 beton, dalam kaitan ini baik jumlah
semen minimum maupun kwalitas beton adalah mengikat.
7. Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas/MK.
8. Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah tapi tidak
tergenang air, selama 7 hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
9. Jika perlu maka digunakan juga pembuatan kubus percobaan untuk umur 7
hari dengan ketentuan hasilnya tidak boleh kurang 65% kekuatan yang diminta
pada 28 hari. Jika hasil kuat tekan benda-benda uji tidak memberikan angka
kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian beton ditempat
dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam P.B.I. 1971 dengan tidak menambah
beban biaya bagi pemilik bangunan (beban pemborong).
10. Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung
setelah seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer

j. TOLERANSI BESI

Diameter, Variasi berat Toleransi diameter_


Dibawah 10 mm max. 7% max. 0,4 mm
10 mm - 16 mm max. 5% max. 0,4 mm
16 mm - 28 mm max. 5% max. 0,5 mm
28 mm - 32 mm max. 4% max. 0,5 mm

k. PERAWATAN BETON

Beton harus dilindungi dari pengaruh panas matahari,sehingga tidak terjadi


penguapan yang cepat. Untuk itu beton harus dibasahi terus menerus paling
sedikit 10 hari setelah pengecoran. Persiapan perlindungan atas kemungkinan
datangnya hujan, harus diperhatikan. Siapkan tenda-tenda untuk keperluan
tersebut.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

B. PEKERJAAN WATER PROOFING

Scope Pekerjaan
Melengkapi semua peralatan, bahan dan tenaga dan pemasangan lapis kedap air (water
proofing). Produk yang bisa digunakan adalah, Sika, MBT, Fosroc. Untuk, tie beam dan
pile cap, pondasi tapak, dinding sumpit pit lift dipergunakan Water proofing jenis Integral.
Untuk lantai dasar yg berada diatas tanah serta lantai atap dipergunakan water proofing
Jenis membrane dengan bahan Bithuthene 3000

Tenaga Pemasangan
Pemasangan water proofing harus dilakukan oleh tenaga-tenaga berpengalaman dalam
pemasangan water proofing sejenis. Pemborong harus menempatkan tenaga
supervisi yang berpengalaman (representative yang ditunjuk pabrik pembuat)
untuk menjamin :

Permukaan yang akan di water proofing sudah sesuai dengan specifikasi teknis
dari pabrik pembuat.
Bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan specifikasi teknis dari pabrik
pembuat.
Cara pemasangan dan komposisi adukan yang dilakukan sesuai dengan yang
dijamin oleh pabrik pembuat.

Guarantee
Pemborong harus memberikan guarantee atas bahan dan kwalitas pekerjaan lapis kedap
air yang berlaku selama 10 tahun. Selama masa guarantee semua kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan water proofing menjadi tanggung jawab Pemborong.

Material
Water proofing yang digunakan adalah sejenis water proofing system kristalisasi
dengan persyaratan sebagai berikut :
Bersifat cementitious cristalline.
Bisa meresap kedalam pori-pori beton dan membentuk barrier kedap air.
Tidak mengandung racun yang bisa larut dalam air (non toxic).
Bisa digunakan pada permukaan beton yang basah/lembab.
Mampu menahan kelembaban dan tekanan air minimal sebesar 12 ton/m2.
Tahan terhadap Hidrocloric acid, minyak rem.
Tidak kehilangan kemampuan Water proofing bila permukaan beton di
kasarkan.
Tidak memberikan pengaruh negatif terhadap kekuatan beton dan
pembesian.
Produk yang dapat digunakan adalah Produk MBT, Sika, Fosroc.
Khusus untuk Lantai Semi Basement Tie Beam dan Pile Cap dipergunakan Jenis
water proofing Integral dengan persyaratan sebagai berikut.
Merk yang dipakai salah satu dari Produk MBT, Sika, Fosroc.
Bahan yang dipakai harus dalam keadaan segar dan tidak expired.
Dosis Campuran harus sesuai dengan Petunjuk teknis Pabrik Pembuat.
Pencampuran kedalam adukan beton harus dibawah pengawasan MK,

Penerimaan dan Penyimpanan Bahan


Semua material yang diterima harus dalam kemasan yang masih baik dengan segel
dan label pabrik yang masih utuh dan dilengkapi dengan tanggal batas pemakaian.
Bahan-bahan Produk Lokal tidak boleh digunakan kecuali bila bahan tersebut dijamin
oleh pabrik Induk merek yang bersangkutan.

Persiapan Pemasangan
1. Permukaan yang akan dipasang water proofing harus dibersihkan
dari minyak, olie, karat,sisa-sisa bekisting, debu,curingcompound, potongan kawat,

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

sampah organis dan kotoran-kotoran lain yang menempel.


2. Harus digunakan sikat kawat, bila perlu dengan gerinda untuk menghilangkan
tonjolan- tonjolan.
3. Setelah permukaan digosok dengan sikat kawat/gerinda, bersihkan dengan air
bertekanan tinggi (dengan compressor).
4. Cacat-cacat struktur (structural defects) seperti keropos, retak, sarang kerikil
harus diperbaiki terlebih dahulu.
5. Bekas lubang-lubang form-tie yang menggunakan pipa paralon harus dicabut dan
diisi dengan bahan anti susut (di grout).
6. Semua tempat sambungan beton harus dibobok sedalam 2,5 cm x 2,5 cm
sepanjang sambungan tersebut.
7. Permukaan yang telah dibersihkan harus dalam keadaan lembab sebelum
pemasangan waterproofing.
8. Permukaan yang telah dibersihkan harus diperiksa kebersihanya terlebih oleh
tenaga ahli supervise pemborong dan selanjutnya Pemborong mengajukan
request untuk pemeriksaan Konsultan Pengawas/MK.
Campuran
Bahan campuran, komposisi campuran, lama pengadukan harus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat bahan Waterproofing, jumlah air yang digunakan harus
pas, tidak dibenarkan penambahan air. Pencampuran harus dengan mixer. Campuran
harus disesuaikan dengan cara pemasangan (dengan kuwas atau sprayer) yang
direkomendasi pabrik.

Dry Pack :
Concentrate harus dicampur dengan air sesuai petunjuk pabrik dan diaduk sehingga
didapatkan campuran yang kompak, setiap dry pack harus digunakan dalam waktu 15
menit.

Pemasangan
1. Instalasi waterproofing harus dipasang oleh perusahaan yang mendapat lisensi
dari pabrik pembuat atau dibawah pengawasan langsung tenaga supervisi
representative pabrik pembuat dan berpengalaman minimal 3 tahun dalam
pemasangan dalam pemasangan waterproofing jenis yang digunakan.
2. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum pekerjaan waterproofing dimulai,
Pemborong harus mengajukan Shop drawing kepada Konsultan Pengawas/MK
dan Konsultan Perencana untuk masing-masing bagian yang akan di waterproofing
untuk mendapatkan persetujuan.
3. Batas-batas pengecoran setelah dibobok setebal 2.5 x 2.5 cm dan dibersihkan harus
diisi dengan adukan dry pack.
4. Lapis pertama waterproofing dipasang setelah bagian yang akan dibersihkan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
5. Lapis kedua waterproofing dipasang setelah lapis pertama mulai mengering.
Pemasangan lapis kedua hanya boleh dilakukan setelah lapis pertama diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
6. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
7. Dalam hal digunakan alat semprot (spray equipment).Jarak nozzle harus sedekat
mungkin dengan permukaan untuk masuknya slurry kedalam pori-pori beton.

Curing
Curing dilakukan setelah waterproofing lapis kedua mulai mengering Dan
dilakukan dengan semprotan air secara lembut. Tidak dibenarkan melakukan semprotan
air bertekanan tinggi. Curing harus dilakukan tiga kali sehari dalam jangka waktu tiga
hari berturut-turut.

Masa Pemeliharaan
Lapis waterproofing harus dipelihara selama jangka waktu minimal 6 bulan setelah serah
terima pertama.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PEKERJAAN GALIAN TANAH


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi :
Semua penggalian penimbunan kembali, pengurangan dibawah lantai, pengerjaan
tanah kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan teknis. Penggalian
dan penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini.

B. Syarat Syarat Penggalian


1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman-
kedalaman yang perlu untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang dipersyaratkan atau
diperlihatkan maupun di indikasikan pada gambar-gambar dengan cara yang
sedemikian sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan spesifikasi
ini dengan disetujui oleh perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang dijumpai
dalam pekerjaan.
3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk pembangunan
maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga untuk mengadakan
pembersihan.
4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus diurug kembali dengan pasir dan dilakukan pemadatan sesuai yang
dipersyaratkan Biaya akibat pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun
ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan pengawas untuk digunakan dalam
pekerjaan landscaping.
6. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka akar bahan tersebut harus diangkat dan diurug kembali
dengan pasir sampai padat.
7. Galian pondasi harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan 90% Standard Proctor
dari kepadatan tanah asal yang sesuai dengan perhitungan struktur.

C. Syarat Syarat Urugan


1. Bagian-bagian yang harus diurug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan, tanah
urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainnya).
2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30 cm setiap
lapisan, kemudian tanah tersebut dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan
menggunakan alat stamper minimal setara MTR 80 dengan cbr 4% rendam air.
3. Semua urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan pengerasan harus sesuai
dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan ini harus memenuhi spesifikasi ini.
Harus memenuhi spesifikasi ini.
4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site atau
atas petunjuk Pengawas/MK.

PEKERJAAN URUGAN PASIR


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi :
Urugan pasir dibawah pondasi
Urugan pasir dibawah perkerasan-perkerasan.
Urugan pasir bawah lantai dan urugan pasir lainnya yang dianggap perlu.
Pemadatan urugan pasir tersebut di atas.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

B. Persyaratan Bahan
1. Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung
tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan menggunakan stemper
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm atau sesuai gambar dan harus
mendapatkan persetujuan dari Perencana/Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
lanjutan.
PEKERJAAN DINDING BATA
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3. Pekerjaan pasangan dinding Bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

B. Persyaratan Bahan
1. Bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk Cetakan Mesin harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam standar (ukuran p x l x t sama.
2. Bata Ringan yang digunakan ukuran : Panjang 22 cm; lebar 11 cm; Tebal 5 cm dengan
mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna mempunyai kekuatan tekan syarat
minimum.
3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk/produk PCC Semen Padang
4. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi standar persyaratan yang ada dengan kebutuhan
air : 6,0 s/d 6,5 liter/sak 40 kg.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh- contohnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Seluruh dinding dari pasangan /bata merah,dengan aduk campuran 1pc : 3 pasir
pasang, kecuali pasangan Bata n semen trasram/rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 pc : 3 ps pasang,
yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 30 cm di
atas permukaan lantai setempat pada seluruh ruang, dan sampai setinggi minimal 180
cm di atas permukaan lantai setempat, untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, pantry, ruang wudhu, janitor dan ruang lainnya) serta pasangan Bata Ringan
dibawah permukaan tanah, jika ada.
4. Sebelum digunakan, Batu Bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
5. Pasangan Bata Ringan harus tersusun dengan rapih sesuai dengan kaidah-kaidahnya,
dengan perletakkan saling menyilang satu dengan lainnya. Bata Ringan yang pecah
dilarang untuk dipergunakan di dalam proyek ini.
6. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
7. Dinding Bata Ringan yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
8. Pemasangan dinding Bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding Bata tebal 1/2 batu
yang luasnya harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 15 x 15 cm, dari tulangan pokok 4 (empat) dengan diameter minimal 10 mm,
beugel diameter 8 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter. Ketinggian minimum 20 cm di atas elevasi langit-langit- dan
dengan pengakhiran ringbalk dengan ukuran dimensi sesuai dengan yang tertera
diatas.
9. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
10. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .
11. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih pada
posisi yang berdekatan.
12. Pasangan dinding Bata merah tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang
rata.
13. Pasangan Bata Merah semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi pen
dengan adukan 1 pc : 2 ps.
Pasangan Bata Ringan dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester).

D. Syarat-Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengamanan
1. Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
2. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

E. Syarat Penerimaan
1. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi ..
2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan
bidang kerja.
3. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
4. Hasil akhir harus konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan
perkerjaan finishing lainnya harus rapih.

PEKERJAAN PLESTERAN BATA


A. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding Bata bagian dalam dan bagian
luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan
petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.

B. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk/produk ex. MU 360 / ex. PM. 380
untuk perekat bata merah sedangan untuk bahan plsteran menggunakan produk ex. MU
301 / ex. PM. 301
2. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi standar persyaratan yang ada dengan kebutuhan
air : 6,0 s/d 6,5 liter/sak 40 kg

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding bata merah dengan aduk campuran 1 pc : 5ps, kecuali pada
dinding batu bata trasram/rapat air.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

2. Pada dinding bata merah trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1 pc : 3 ps
3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang dipersyaratkan dengan besar butiran maksimal 0,6 mm.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan di setujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi. untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
10. Tebal plesteran 1,5 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan Manajemen
Konstruksi .
12. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya,
harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
13. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul).
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.

D. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pengamanan
Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

E. Syarat Penerimaan
1. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi
2. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2
permukaan bidang kerja.
3. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
4. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapih.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan kusen alumunium sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen alumunium, termasuk kaca, engsel,
daun pintu & jendela alumunium, handle pintu, aksesoris jendela dan aksesoris lain
yang dibutuhkan atau seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan
1. Bahan Kusen Alumunium
Profil Alumunium bermutu baik ex Alexindo, atau Setara Damai Abadi
Alloy / Billet : menggunakan bahan asli, tidak terbuat dari bahan bahan
scrap / sisa, standard bahan : 6063
Standard : SII 0692 82
Tebal Anodising : 20 micron (minimal)
Ukuran Profil : minimal 4
Finish & warna : powder coating/fluorocarbon system,
Pemakaian : sesuai gambar
2. Aksesoris & Perlengkapannya
Sekrup, hardware & parts menggunakan stainless steel
Angkur-angkur tanam : Baja
Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan galvanized 25 micro,
bagian lain diberi zinchromat type alkid
3. Bahan Sealant
Sealent Setaraf Dow Corning atau G.E sealant yang dipakai harus sesuai dengan
persyaratan fungsinya, untuk structural glazing, curtain wall atau fungsi lain dengan
rekomendasi dari pabrik, pemakaian 1 tube maksimal 150 cm
4. Bahan Kaca
Kaca jendela/pintu :
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis Stopsol Super Silver Grey
- Stopsol Clasic Dark Blue
- Clear. 12mm ( tempered )
- Tebal 5 mm (Polos)
Kaca Cermin :
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis float glass
- Tebal minimal 6 mm
- Ukuran sesuai gambar rencana.

C. Syarat Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada sesuai kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar-
gambar.
2. Penimbunan material kusen di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada ruang/tempat
dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.
3. Kontraktor harus mengajukan contoh/ sample bahan kusen dan kaca, contoh konstruksi
dan membuat shop drawing guna mendapat persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi, sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
4. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan kusen dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.
5. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu & jendela kontraktor diwajibkan
memberikan perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan-
kerusakan oleh benturan- benturan benda-benda lain dan dari kelembaban ataupun
terkena cuaca langsung.
6. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi, kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru sampai
dengan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dengan seluruh biaya ditanggung
oleh Kontraktor
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PEKERJAAN DAUN PINTU & JENDELA KAYU


A. Lingkup Pekerjaan
1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu solid panel, doubel teakwood atau seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
B. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka Kayu.
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI 1961)
dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat kayu.
Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12% - 14%.
Untuk rangka kayu yang dipakai adalah kayu seperti yang ditunjukkan dalam
gambar dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kekuatan kelas I-II. Semua material
kayu yang dipakai harus sudah mendapatkan perlindungan anti rayap sebagaimana
diterangkan dalam spek anti rayap. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi.
Daun pintu dengan konstruksi lapis plywood ukuran disesuaikan gambar-gambar
shop drawing, tidak diperkenankan menggunakan sambungan, harus utuh untuk
satu muka (kecuali ditentukan lain dalam gambar).
Tebal rangka kayu daun pintu minimum 35 mm atau sesuai dengan gambar.
2. Bahan Perekat.
Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik jenis epoxi.
Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.
3. Bahan Panil Daun Pintu.
Daun pintu dengan konstruksi Doubel Teakwood dengan bahan-bahan:
a. Teakwood ketebalan 6 mm produk dalam negeri merk Merak/Kelinci atau yang
setara, yang telah disetujui oleh Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
c. List akhiran daun pintu digunakan kayu jati.
4. Bahan Finishing.
Finishing untuk permukaan kayu/teakwood dari melamic kayu yang bermutu baik dari
produk ex. Propan Raya, IMPRA, Nippon Melamic/Politure, atau dengan teknik duco
dengan warna dan teknik finishing akan ditentukan kemudian oleh Perencana/Konsultan
Manajemen Konstruksi.

C. Syarat Syarat Pelaksanaan


1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada kondisi dilapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk
mempelajari bentuk pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai
gambar-gambar.
2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena cuaca langsung
dan terlindung dari kerusakan dan kelembanan.
3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut utnuk rangka kayu dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
4. Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/pemasangan.
6. Daun Pintu :
7. Daun pintu Doubel Teakwood dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara lem dan di
press, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi, tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak. Perekatan ini harus rata, tidak bergelombang dan merekat dengan
sempurna dan dilakukan dengan press di workshop.
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
8. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu kontraktor diwajibkan memberikan
perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan-kerusakan oleh
benturan- benturan benda-benda lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca
langsung.
9. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi, kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru sampai
dengan disetujui oleh Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi dengan
seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
PEKERJAAN KERAMIK
A. Lingkup Pekerjaan
1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan keramik ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini
sehingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
2. Pekerjaan pemasangan keramik ini meliputi keramik lantai, dinding, meja beton sesuai
yang dinyatakan/ ditunjukkan dalam detail gambar berikut plint dan nosing tangga
dan/atau ketentuan lain yang disyaratkan.
B. Persyaratan Bahan Keramik Lantai
Ukuran : 60 x 60 cm dan 20 x 20 cm atau ditentukan lain
Plint lantai : 10 x 60 cm
Produksi : Setara Granit RRC Untuk 60X60 dan Untuk Kramik Ukuran lain Setara
Roman
Warna : ditentukan kemudian
Kualitas : Baik
Tangga dan ramp menggunakan step nosing dan/atau anti slip dari type keramik
standar berglatsur, atau ditentukan lain kemudian

Lantai Tangga Homogeneuos Tile


Ukuran : 60 x 60 atau ditentukan lain
Plint lantai : 10 x 60,
Produksi : Roman
Warna : ditentukan kemudian
Tangga dan ramp menggunakan step nosing dan/atau anti slip dari type standar R12
atau ditentukan lain kemudian
Keramik Dinding
Ukuran : 20 x 40 cm
Produksi : Setara ROMAN, MULIA, MASTERINA atau setara
Warna : ditentukan kemudian
Kualitas : KW I (kualitas terbaik)
Type : Keramik dinding (wall tile)

Dinding Homogeneuos Tile


Ukuran : 20 X 40 cm
Produksi : Setara Roman
Warna : ditentukan kemudian
Kualitas : KW I (kualitas terbaik)
Type : dinding Homogeneuos (wall tile)

Stepnosing Tangga Homogeneuos Tile


Ukuran : 10 x 60 cm
Produksi : Setara Roman
Warna : ditentukan kemudian
Kualitas : KW I (kualitas terbaik)
Type : Tangga Homogeneuos

Persyaratan lain untuk material keramik harus memiliki warna, motif yang sama, tidak ada
gumpil/retak/pecah/cacat lainnya, mempunyai lapisan keras cukup tebal, sisi-sisinya saling
tegak lurus, dan memiliki ukuran yang relatif sama (toleransi max. 2 mm)

Bahan Perekat
Bahan perekat keramik terdiri atas spesi, campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 3 dengan water rasio yang cukup, atau
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Cement Grout ( spesial tile adhesive ) seperti yang direkomendasikan produsen,


seperti
MU- 250, AM 30 Mortarflex, Drymix,. atau setara

Bahan Pengisi Nad (siar)


Bahan pengisi nad (siar) keramik menggunakan bahan cement grout seperti yang
direkomendasikan produsen, seperti MU-408, AM 50, Drymix,, atau setara

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan keramik ini dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi, dan Pemberi Tugas
sebagai dasar pelaksanaan. Shop drawing paling tidak harus memuat :
- Pola pemasangan dan titik permulaan pemasangan yang memperlihatkan
keserasian hubungan pada setiap sudut-sudut ruang, peralihan dari satu bagian
ruang ke bagian ruang yang lain.
- Lebar naad terhitung sehingga didapat ukuran potongan terkecil yang serasi,
termasuk keserasian terhadap dinding keramik atau finishing dinding lain yang
perlu diperhatikan keserasiannya.
- Ukuran ruang yang dipakai sebagai dasar shop drawing adalah ukuran ruang
yang aktual di lapangan/ bukan blaad dari gambar perencanaan.

2. Pekerjaan Keramik Dinding


Sebelum keramik dipasang terlebih dulu harus direndan air sampai jenuh/sesuai
dengan rekomendasi produsen.
Pola keramik dinding harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan ME
yang akan terpasang di dinding seperti : exhaust fan, panel, sanitary & aksesoris,
stop kontak, lemari gantung, dll sebagaimana diterangkan dalam gambar.
Pada permukaan dinding beton/plesteran, keramik dapat langsung direkatkan
dengan permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat menggunakan
spesi atau perekat tile adhesive dengan type sesuai rekomendasi produsen.
Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis nad serapat mungkin dan
harus benar-benar lurus. Nad arah horisontal pada dinding yang berbeda
ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan nad setiap perpotongan
nad harus membentuk dua garis tegak lurus.
Naad keramik diisi dengan bahan cement grout dan dilakukan paling cepat 24 jam
setelah keramik dipasang.
Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada dinding. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
Pembersihan permukaan keramik dari sisa-sisa cement grout atau kotoran lainnya
dilakukan langsung dengan lap basah, atau dengan menggunakan cairan pembersih
keramik yang telah mendapat persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi.

3. Pekerjaan Keramik Lantai


Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan. Apabila
dipandang perlu dapat ditentukan lain dengan persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan
kemiringannya, sebelum pekerjaan ini dilaksanakan.
Pelaksanaan pekerjaan disesuaikan dengan spesifikasi bahan penutup lantai yang
dipakai.
Tanah dasar lantai terlebih dahulu harus dipadatkan dan diberi lapisan pasir urug
padat menurut ukuran yang telah ditentukan. Pemadatan pasir dilakukan dengan
penyiraman air.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat
dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih
sempurna.
Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan spesi atau tile adhesive.
Naad keramik diisi dengan bahan cement grout. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna keramik.
Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga
bersih.
Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.

Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih keramik yang disetujui Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi
Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja
atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada
beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini
harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, termasuk di dalam
ketentuan ini adalah sistem delatasi.
Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan
menggunakan mesin potong.

PEKERJAAN LANTAI FLOOR HARDENER


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

B. Persyaratan Bahan
1. Jenis bahan dari Non Metalic color Floor Hardener tanpa campuran bahan lain, dari
proses bahan-bahan sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik,
pengerjaannya dilakukan selapis demi selapis, warna harus stabil, tahan terhadap beban,
tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencegah adanya/terjadinya retak- retak pada
permukaan lantai, tidak mudah kotor, mudah dalam perawatan, dapat menahan
kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin, tahan kimia dan non
slip.
2. Floor Hardener dipakai untuk ruang-ruang yang ditunjukkan dalam gambar dan atas
petunjuk Konsultan MK.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Kapasitas yang digunakan adalah 5 kg/m2. Floor Hardener dipasang dicampur pada
sebelum pasangan beton mengering. Apabila pasangan beton sudah kering seperti
pekerjaan yang telah dilaksanakan pada maka floor hardener dicampurkan pada
screed/mortar dengan ketebalan variatif sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
gambar.
2. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah- celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen
pasir (trasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
3. Pekerjaan pelapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari Konsultan
MK. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan,
sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan
kepada Konsultan MK.
4. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh bahan,
warna dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada
Konsultan MK untuk disetujui dalam pelaksanaan.
5. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui Konsultan
MK akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil
pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
6. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan
di KMK Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
7. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
8. Terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Floor Hardener,
kontraktor diharuskan memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang
telah dipersyaratkan tanpa adanya biaya tambahan.
9. Kualitas permukaan lantai hasil pekerjaan floor hardener halus dan tidak ada retak-
retak, warna homogen. Tahan terhadap beban, getaran dan goresan, serta tidak licin.

D. Syarat Pemeliharaan
1. Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan MK. Perbaikan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengamanan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan terhadap kemungkinan kerusakan floor hardener.
2. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai hardener selesai terpasang,
permukaannya tidak boleh diinjak sama sekali.
3. Sesudah pekerjaan lantai floor hardener terpasang, permukaan lantai harus dijaga
terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain
yang mungkin bisa menimbulkan kerusakan/cacat, noda-noda dan sebagainya.
3. Standar Penerimaan
1. Hasil pekerjaan lantai floor hardener; permukaan rata, dan tidak bergelombang,
toleransi : < 3 mm/m2.
2. Nilai rata-rata keausan yang diperbolehkan adalah 0,37 mm/10 menit.

PEKERJAAN PLAFOND GYPSUM


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2. Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum yang tidak menahan beban.
3. Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka Hollow Galvaniz 4x4 dan 2x4 untuk
Palfond Gypsum Board tebal 6 mm.
B. Persyaratan Bahan
1. Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari yang
diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

2. Semua rangka harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot deep sesuai
dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/Pengawas/MK.
3. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk,
dengan ketebalan 6 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk aplikasi dan jarak rangka
sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/ Pengawas/MK.
4. Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36. Gypsum
tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut :
Ex. Jaya Board, Knauff, Elephant.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki mempelajari
bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan memperlihatkan
layout, type dari gypsum panel detail angkur, perkuat juga sambungan-sambungan,
bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling
gypsum.
3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
4. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/ menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6. Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat persetujuan dari
Perencana/Pengawas/MK.
7. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
untuk itu.
8. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan
ketentuan Perencana/Pengawas/MK.
9. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan).
10. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana/MK.
11. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
12. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
untuk itu.
13. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Produsen.
14. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).
15. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana/MK.
16. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai dan
diterima dengan baik.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PEKERJAAN PENGECATAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini termasuk pada penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
2. Persiapan permukaan bidang yang akan dicat.
3. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
4. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton, metal (logam),
kayu/plywood, gypsum, kalsiboard dan/atau bagian-bagian lain sesuai dengan yang
tertera pada gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan
bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana /Konsultan Manajemen Konstruksi.

B. Persyaratan Bahan
1. Cat Dasar (Whater shelid)
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb :
Alkali Resisting Primer / Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan eksterior
pada bidang permukaan plesteran, beton, gypsum, kalsiboard.
Alumunium Wood Primer Sealer dan/atau wood filler untuk bidang permukaan
kayu, plywood, dan sejenisnya.
Quick-Drying Metal Primer Chromate / Zinc Chromate Primer untuk bidang
permukaan besi dan logam lainnya.
2. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk cat interior pada bidang permukaan
plasteran, beton, gypsum, kalsiboard, dan sejenisnya.
Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / Acrylic Resin / Weathershield untuk cat
eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya.
Vynil Acrylic Solvent untuk cat pada bidang permukaan kayu, plywood, dan
sejenisnya.
Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk cat pada bidang permukaan besi
dan logan lainnya.
3. Persyaratan lain
Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan pengencernya, harus
merupakan produk asli keluaran satu produsen yang sama, seperti : Vinilex, Dana
Paint, atau setara .
Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (meng-oplos) atau
menggunakan material yang berbeda dengan yang telah ditentukan/disyaratkan oleh
produsen.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
lembaran Plywood atau papan Gypsum ukuran 30 x 30 cm2, dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir)
Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan
Perencana, jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh pengawas,
selanjutnya Kontraktor dapat membuat mock-up.
2. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat Mock-Up pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai Mock-Up ini akan ditentukan oleh Perencana
dan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Pemeriksaan Kelembaban Tembok


Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PROTIMETER MINI yaitu alat
untuk mengukur kelembaban atau kadar air.
Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering untuk dicat, tutup permukaan
tembok dengan Plastik yang tidak bocor/sobek sebesar 30 x 30 cm dan ke empat
sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan selama 24 jam untuk membaca
kadar air atau kelembaban, tusukkan jarum electrode alat PROTIMETER MINI
sampai menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan dengan cat dasar air,
pembacaan meter harus pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan meter
harus menunjukkan daerah warna hijau (kadar air kurang dari 14%).
Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan
dirasakan dengan telapak tangan.
Jika warna permukaan tembok/dinding masih berwarna abu-abu tua sampai hitam
dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan kadar air dalam
tembok masih hangat, menunjukkan tembok telah cukup kering untuk dilakukan
pengecatan.
Pemeriksaan Kadar Alkali Tembok
Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Gunakan
kertas lakmus pH ( INDIKATOR PAPIER NATURALIT ) untuk pH 5,5 9,0 dari
perusahaan MERCK.
Tempelkan potongan kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 3 cm pada
permukaan tembok yang telah dibasahi dengan air bersih. Lakukan pada beberapa
tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru biruan sampai hijau muda
menandakan kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH
lebih besar pH 8 yang berarti kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk
dicat.
3. Pekerjaan Pengecatan Dinding
Permukaan dinding yang akan dicat harus kering minimal telah berusia 28 hari dan
bebas dari kotoran, debu, minyak, olie dengan pH max. 7. Apabila permukaan
dinding kadar alkalinya masih diatas pH 7 meskipun plesteran telah cukup lama
maka bidang dinding tersebut harus dicuci terlebih dahulu menggunakan larutan
Asam HCL dengan kadar 10% kemudian bilas dengan air bersih dan biarkan dinding
mengering.
Selanjutnya dinding diampelas permukaannya selanjutnya dibersihkan dengan air
dan biarkan dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/pengapuran bidang
dinding tersebut harus dicuci dengan larutan WASHING COMPOUND kemudian
bilas dengan air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan biarkan
mengering.
Aplikasikan Under Coat Tembok/Alkali Resisting Primer dengan pengencer air
bersih sebanyak 10 20 %, aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atau
rol dan biarkan mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul
pengkristalan/pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis
dengan Wall Sealer dan biarkan mengering.
Cat Dasar ini diaplikasikan 2 kali dengan ketebalan masing-masing 40 #
Setelah benar-benar kering, baru ditutup dengat cat akhir sebanyak 2 kali
pengecatan dengan ketebalan masing-masing 35 #
4. Pekerjaan Pengecatan Kayu
Permukaan kayu yang akan dicat harus dibersihkan dulu dari semua debu, kotoran
minyak, gemuk, dan sebagainya dengan menggunakan material yang cocok,
scaraper dan/atau amplas kemudian dilap dengan kain bersih.
Seluruh permukaan kayu harus dicek dan dipastikan bahwa semua bekas lubang,
paku, pasak telah diisi dengan dempul atau wood filler dan diamplas.
Aplikasikan wood primer sealer dengan alat semprot sebanyak 2 kali dengan
ketebalan masing-masing 30 #
Setelah benar-benar kering, dapat diaplikasikan Vynil Acriliyc Emulsion sebanyak 2
kali dengan ketebalan masing-masing 30 # atau synthetic high gloss enamel
sebanyak 2 kali dengan ketebalan masing-masing 40 #

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

5. Pekerjaan Pengecatan Besi /Logam lainnya


Permukaan yang akan dicat dibersihkan dari semua debu, kotoran minyak, gemuk,
dan sebagainya dengan cara mencuci dengan solvent yang cocok, kemudian dilap
dengan kain bersih.
Semua karat dan kerak yang ada dihilangkan terlebih dahulu dengan mengerok/
menggosok dengan sikat baja atau dengan mengamplas permukaannya.
Setelah seluruh bidang metal tersebut rata, bersih, dan halus, diberi cat dasar
zynchromate paint 2 kali aplikasi secara merata sesuai yang diterangkan dalam
brosur produk masing-masing dengan ketebalan 40 #
Pengecatan akhir dimulai lapis demi lapis sebanyak 2 kali secara merata dengan
menggunakan alat yang direkomendasikan produsen dan mendapat persetujuan
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi dengan ketebalan masing-masing
40 #
6. Pekerjaan Pengecatan Dengan Cat Epoxy
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Cat produk Epoxy/Super Gloss dengan
warna ditentukan kemudian.
2. Area yang akan dicat setinggi langit-langit atau sesuai gambar.
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54
NI-4.
4. Cat yang sudah mendapat persetujuan untuk digunakan harus disimpan dilokasi
proyek pada tempat yang aman dengan kemasan yang tertutup, bertanda merk
dagang dan mencantumkan identitas cat yang ada di dalamnya. Cat harus
diserahkan tidak kurang dari dua bulan sebelum pekerjaan dilaksanakan, sehingga
cukup waktu untuk memungkinkan dilakukan pengujian terhadap warna selama
tiga puluh hari kerja.
5. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak,
lubang dan pecah-pecah).
6. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan
pada bidang pengecatan.
7. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mut pengecatan.
8. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar,
bahan plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
9. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan MK serta
pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
10. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produksi kepada Konsultan
MK., selanjutnya akan diputuskan jenis, bahan dan warna yang akan digunakan, dan
akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah contoh bahan diserahkan.
11. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
12. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan MK dan/atau Konsultan Perencana sebelum
pekerjaan utama dimulai/dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik yang bersangkutan.
13. Hasil pekerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-
noda pada permukaan pengecatan. Dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan- pekerjaan lain.
14. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/kebersihan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
15. Bila terjadi ketidak sempurnaan dalam pengerjaan atau kerusakan, Kontraktor
harus memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya
tambahan biaya.
16. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/ berpengalaman
dalam pelaksanan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan
yang baik dan sempurna.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

7. Pekerjaan Pengecatan Melamic


1. Semua pelaksanaan kayu yang hendak di mellamic, dibersihkan dari debu minyak
dan kotoran yang mungkin melekat di situ.
2. Sesudah betul - betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada
permukaan kayu tersebut.
3. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori - pori kayu harus ditutup dengan
mellamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan
rata.
4. Permukaan kayu yang telah diplamir dengan wood filler tersebut, dihaluskan
dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut
dibersihkan.
5. Pembuatan wood filler dilakukan dengan mencampurkan 10 bagian sanding sealer
421
- 2917 dengan bagian hardener 873 - 0802 dan ditambahkan dengan talk
secukupnya, wood filler diaplikasikan dengan kape sampai pori - pori tertutup
sempurna dengan diamplas Duco yang halus untuk setiapp lapisan.
6. Sanding sealer 421 - 2917 sebagai cat dasar dicampur dengan hardener 873 -
0802 serta diencerkan dengan thinner 803 - 0030. Perbandingan campuran adalah
10 bagian sanding sealer + 1 bagian hardener + thinner secukupnya.
Dibutuhkan 2 3 lapis cat dasar setiap lapisan harus diamplas sempurna sehingga
diperoleh permukaan yang halus dan rata.
7. Cat akhir dipakai Plastofik 241 dengan 421 - 1512 ulaskan Plastofik lapis 1 dengan rata
sampai sempurna dan amplas sempurna kemudian ulaskan.
8. Aplikator diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen
tanpa terkecuali.
9. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak
disebabkan oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh
pekerjaan yang rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan Pengawas
dengan seluruh biaya ditanggung Kontraktor.
10. Kontraktor harus menyerahkan material pengecatan kepada Pengawas untuk
kemudian akan diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat yang dipakai
sebanyak 5% dari volume masing-masing atau atas persetujuan Pengawas.
Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang ada didalamnya, cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh Pemilik
PEKERJAAN WATERPROOFING
A. Lingkup Pekerjaan
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan
dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi
uraian syarat- syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
2. Pekerjaan Waterproofing ini meliputi namun tidak terbatas pada :
Plat atap dan Overstek.
Daerah WC, Kamar Mandi dan daerah basah lainnya.
Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

B. Persyaratan Bahan
Semua material waterproofing yang digunakan harus dari produk yang telah mendapat
persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi
1. Waterproofing
Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis:
membrane waterproofing harus memiliki karakteristik :
- tidak lapuk
- tahan terhadap perubahan cuaca
- memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm
- mudah & cepat pelaksanaannya
Cementitious Coating

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Primer
Bahan primer untuk semua permukaan beton/dinding bata harus dari produsen yang sama
dengan bahan waterproofing-nya.
3. Screed/Lapisan Pelindung
Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 3 serta menggunakan perkuatan kawat ayam (chainlink mesh) ukuran
min.75 2 mm yang mengacu pada standard SNI 07-0040-1987

C. Syarat Pelaksanaan
a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa :
Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producers Process Performance Warranty)
Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) dan
Jaminan Kekuatan tidak bocor minimal selama 10 (sepuluh) tahun.

b. Waterproofing Atap
Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa Membrane waterproofing yang
harus diberi lapisan pelindung minimal 3,0 cm screed.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis pelaksanaan dari
produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk
mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembungan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai
dengan gambar. Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang.
Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa
adukan dan lain-lain).
c. Waterproofing Toilet
Untuk waterproofing pada toilet, janitor, pantry, dan daerah basah lainnya
menggunakan bahan waterproofing jenis Cementitious Coating type.
Pastikan semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Area
yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa
adukan dan lain-lain).
Aplikasikan waterprofing dengan dosis 1 liter untuk area 5 m2, atau menurut
petunjuk produsen sebanyak minimal 2 kali dengan arah yang berlawanan
d. Test Rendam
Kontraktor/aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada daerah yang
telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus mendapat persetujuan
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Jaminan
Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran minimal 5 (lima)
tahun.
Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa jaminan kontraktor/aplikator harus
memperbaiki atas biaya sendiri.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
A. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di
sebutkan/ditentukan dalam gambar.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

B. Persyaratan Bahan.
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Perancang
dan Konsultan MK.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun yang
tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' di lengkapi
kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini
harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
5. Perlengkapan daun pintu :
- Perlengkapan seluruh daun pintu/jendela sesuai dengan daftar hardware pada butir 8.
- Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS ini.
- Engsel ( butterfly hinges) dengan pemasangan tiga buah untuk pintu tunggal
dan enam buah untuk pintu double.
- Pada daun jendela menggunakan dua buah casement stay pada setiap daunnya.
- Material dari bahan stainless steel dan atau polished brass dengan paku sekrup
kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin stainless steel dan atau
polished brass.
- Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ditentukan dalam
gambar, di pasang peralatan-peralatan dari merk seperti daftar hardware berikut
dan harus disetujui Konsultan MK.
- Door Closer sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, menggunakan type
hidrolic, outomatic back check dengan 'adjustable force'. Pengatur
kecepatan closing dan latch, di kehendaki jenis 'hold open arm', yaitu pintu
dapat menutup
secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan sudut buka
tertentu, serta posisi berhenti dapat diatur di mana saja.
- Lock set dan handle
6. Handle untuk kunci-kunci pintu sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, atau yang
disetujui oleh, Konsultan MK dan/atau Konsultan Perancang.
7. Jenis bahan dan penggunaan :
- Engsel digunakan untuk daun pintu panel kayu, daun pintu kaca dan pintu baja.
- Casement stay digunakan pada seluruh daun jendela.
- Rambuncis digunakan pada seluruh jendela.
- Flush bolt/grendel digunakan untuk daun pintu double dan jendela.
- Kunci berikut indikator digunakan untuk pintu toilet dan shower.
- Door stoper digunakan untuk semua pintu.
- Door closer digunakan untuk semua pintu kecuali pintu-pintu frameless dan
pintu yang menggunakan floor hinge.
- Floor hinge digunakan untuk pintu double rangka aluminium dan pintu frameless.
- Lock set digunakan pada semua pintu kecuali pintu WC.
- Back plate dan handle digunakan pada semua daun pintu.
- Panick-bar dipakai pada seluruh pintu tangga darurat.
- Handle khusus untuk pintu Ruang Serba Guna menggunakan bahan
sesuai dengan gambar.
- Espanyolet digunakan pada semua pintu baja double.

C. Perlengkapan Pintu Dan Jendela.


Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan antara ini :
a. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu :
1. Semua pintu menggunakan peralatan kunci sebagai berikut :
i. LockCase : ex. Kend, Dorma, Dekkson
i. Cylinder : ex. Kend, Dorma, Dekkson
i. Handle : ex. Kend, Dorma, Dekkson
iv. Back Plat : ex. Kend, Dorma, Dekkson
v. Engsel (Butt Hinges) : 4 x 4 ex. Dekkson / setara

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

2. Untuk Panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
Dekkson / setara.
3. Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk Kend dengan finish serasi dengan
door hardware.
4. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 105 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas/Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Untuk pintu-pintu pagar besi dipergunakan gerendel besi dengan kunci gembok
merk ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan Engsel :
1. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg.
2. Untuk pintu-pintu alumunium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, merk Dorma / setara, dipasang baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
3. Untuk jendela digunakan engsel merk Kend.
4. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
c. Pekerjaan Door Closer dan Door Stopper :
1. Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood seperti pintu-pintu toilet,
menggunakan door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer
harus terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun
pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen
pintu
2. Door Stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan skrup.
d. Bahan Bahan :
Untuk ketentuan type dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen
resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Perencana.

D. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 25 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 25 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 25 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockease, hadle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
e. Door Stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
f. Door Holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.
Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karpet holder akan
menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu
yang tidak menggunakan door closer.
g. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
h. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan
disetujui Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi. Didalam shop drawing harus
jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar dokumen kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.

PEKERJAAN SANITAIR
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang dinyatakan/ditunjuk
pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi

B. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan sanitair untuk toilet karyawan, area public, fasos,dan perkasan
menggunakan produk Toto atau AM-STAND dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Konsultan Perancang dengan alternatif pilihan sebagai berikut :

No. Sanitair Type


1. Kloset Duduk/Monoblok Toto, Type CW.421J/SW420JP
2. Kloset Jongkok Toto, Type CE9/TV150NWV12
Shower Set Toto, Type TR 309 SZ
Kran Shoewr Toto, Type TX 432 SDV1
Head Shower Toto, Type TX 422 SC
4. Urinoir Toto, Type U 57 M
5. Kran Dinding Toto, Type T.26 B.13
6. Floor Drain Toto, Type TX 1 BN
7. Wastafel Toto, Type L.529 V1A
8. Penyekat Urinoir Toto, Type A.100
9. Jet Shower Toto, Type THX 20 NBPIV
10. Bak Cuci Piring Stainles Steel
11. Kran Kitchen Sink Toto, Type T.30 AR 13 V7N
12. Tempat Sabun Toto, Type S 146 N

2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah di sediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat- syarat dalam buku ini.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/MK beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak di setujui harus di ganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus di
setujui Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi


selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan di sebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
8. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan
lancar dipergunakannya .
9. Kontraktor wajib mengadakan pembuatan mock-up untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi dan/atau Konsultan Perencana, sebelum perkerjaan
di mulai. Biaya pengadaan mock-up menjadi tanggungan Kontraktor. Mock-up yang
disetujui akan dipakai sebagai bahan patokan pemeriksaan dan penerimaan hasil
perkerjaan ini.

D. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena
cairan- cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda
dan sebagainya.
3. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacad tersebut hingga pulih kembali
seperti semula atas biaya Kontraktor.

E. Standard Penerimaan
1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak
bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.
2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya dan dapat
berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.

PEKERJAAN PARTISI GYPSUM


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
2. Pekerjaan ini meliputi rangka untuk rakitan papan gypsum yang tidak menahan beban.
3. Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka metal stud/hollow yang dilapisi
dengan finishing cat emulsi.
B. Persyaratan Bahan
1. Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar agar sesuai dengan standard
ASTM C 754.
2. Semua rangka harus anti karat / dicat anti karat atau digalvanize hot deep sesuai
dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi.
3. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk, dengan
ketebalan 12 mm sesuai dengan standard pabrik. Untuk aplikasi dan jarak rangka
sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan Gypsum tersebut dari produk
sebagai berikut :
- Jaya Board
- Knauf
- Elephant
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki
mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-
detail.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

b. Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap dengan memperlihatkan layout,
type dari gypsum panel detail angkur, perkuat juga sambungan-sambungan, bukaan
dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan partisi gypsum.
c. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
d. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produk dari system partisi harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan
ketentuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan).
j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Konsultan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
k. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
l. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
m. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Produsen.
n. Pada pertemuan sudut luar harus diberi siku pengaman seperti external corner bead &
tape
+ compount.
o. Pada pertemuan sudut dalam ditambahi dengan internal corned bead + tape & compound.

PEKERJAAN KERANGKA ATAP


A. Pekerjaan Kerangka Atap (Baja).
1. Bahan logam untuk pekerjaan struktur.
a. Semua profil baja yang digunakan harus mempunyai tegangan leleh minimum 250
Mpa dan kuat tarik minimum 400 Mpa dan ulur minimum 22%.
b. Kualitas profil baja tersebut diatas dibuktikan dengan uji tarik dilaboratorium bahan
konstruksi yang ditunjuk
c. Profil baja harus baru, bebas dari karat, lubang-lubang, puntiran atau acat.
d. Semua ukuran pipa (diameter dan tebal) harus sesuai gambar rencana
e. Pelat-pelat untuk simpul menggunakan baja yang kualitasnya sama dengan pipa baja
f. Elektroda las GRADE -A (best heavy coated type), batang-batang elektroda
mempunyai diameter lebih besar atau sama dengan 6 mm (1/2) dan harus dijaga
dalam keadaan kering.
g. Baut yang digunakan adalah mutu tinggi (A325), diamater sesuai gambar rencana
atau perubahannya
2. Macam Pekerjaan.
a). Membuat konstruksi kuda-kuda baja sesuai gambar, kecuali jika ada instruksi
khusus dari Konsultan Supervisi (Perubahan dalam Berita Acara Aanwijzing).
b). Menyediakan batang angkur, beugel, pelat penjepit dan penyambung beserta baut-
baut dan ringnya harus dibuat dibengkel menurut bentuknya, ukuran dan keterangan
yang tertera dalam gambar serta sarana penyangga-penyangga alat untuk
memasang dan menyambungnya.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

3. Cara Melaksanakan.
a). Cara melaksanakan baja Untuk Struktur.
1) Syarat Pelaksanaan.
Pekerjaan harus bertaraf klas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekanan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus
mempunyai hubungan ukuran yang tepat sehingga dalam memasang tidak
akan memerlukan pengisian kecuali bila gambar detail menunjukkan hal
tersebut.
Semua detail dan hubungan harus dibuat secara teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua
perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan walapun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau persyaratan disini, harus diharus diadakan/disediakan,
kecuali jika diperlihatkan atau persyaratan lain.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus mengambil ukuran-ukuran
sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar
karja untuk memasang pada tempatnya, terutama pada bagian yang
terhalang oleh benda lain.
2) Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan diatas,
akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari
puntiran, bengkokan dan sambungan-sambungan yang berongga.
Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap
pengaruh- pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi
syarat.
Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasang disemua bagian yang
perlu sudah diberi lobang dan sudah dibersihkan dari serbuk besi, maka
bagian- bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.
3) Penyambungan dan Pemasangan.
Penyambungan dan pemasangan menggunakan sistem las atau baut dan
dilakukan sengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut beserta
ringnnya harus disesuaikan dengan gambar-gambar kerja, serta jenis
Bautnya setidaknya harus sama dengan mutu baja profilnya, dan
penyambungan ini dapat berfungsi dengan baik.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dipakai
mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain, cacat yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Permukaan-
permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan teratur, las-
las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya Penyedia Barang / Jasa Pemborongan .
Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan di bengkel, untuk pekerjaan
las yang dilakukan di lapangan harus sama standardnya dengan
pekerjaan las yang dilakukan dibengkel, dan tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan.Untuk
penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari
kotoran minyak, cat dan lain- lain
Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku
atau disetujui oleh Konsultan Supervisi, las yang dipakai yaitu las sudut
dan las tumpul, mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil
yang bersangkutan. Pekerjaan pengelasan yang tampak harus
dilakukan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
4) Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik) ,
dengan panjang dan tebal las sesuai gambar rencana.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan
baja yang dipakai. Kelas E 60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 233.
Konsultan Supervisi berhak mengadakan test terhadap pengelasan di Balai
Penelitian bahan-bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia.
5) Pemasangan ditempat Pembangunan.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan berkewajiban untuk menjaga agar
lapangan yang dipakai untuk menupuk barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-
bagian konstruksi yang harus diangkut diberi kayu

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

penutup, sandar-sandar dan sebagainya. Bila oleh Konsultan Supervisi


dianggap terlalu lama jangka waktu antara saat pengangkut bagian-bagian
yang tertumpuk maka akan diberikan peringatan.
Bagian-bagian profil harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara, untuk
mencegah timbulnya tegangan yang melewati, tegangan yang diijinkan
dan ikatan sementara tersebut dibiarkan terpasang sampai pemasangan
seluruh konstruksi selesai.
Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam
keadaan diam.

6) Memotong dan menyelesaikan penggiran-pinggiran bekas irisan serta


merapikan potongan-potongan dan lainnya. Bagian-bagian bekas irisan harus
benar-benar datar, lurus dan bersih.
7) Bagian-bagian konstruksi yang berfungsi sebagai pengisi tidak perlu
membuang bekas-bekas potongan.
8) Meluruskan, memadatkan dan melengkungkan.
Melengkung dalam keadaan dingin hanya boleh dilakukan pada
bagian- bagian non struktur.
Untuk melengkungkan harus digunakan gilingan-gilingan lengkung.
Melengkungkan plat dalam keadaan dingin menurut suatu jari-jari
tidak boleh 3 x tebal plat, demikian juga untuk batang-batang
dibidang plat badannya.
Melengkungkan batang-batang menurut jari-jari yang kecil dilakukan
dalam keadaan panas.
Melengkungkan dalam keadaan panas harus dilakukan setelah
bahannya menjadi merah tua.
Melengkungkan dan memukul dengan martil tidak boleh dilakukan
jika bahan yang dipanaskan tidak menyinarkan cahaya.
Baja profil harus dites di Lab sebelum perakitan /fabrikasi.
9) Mutu Baja dan uji.
Untuk memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan dilakukan uji
tarik baja pada laboratorium.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

PEKERJAAN MEKANIKAL
UMUM
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit Mekanikal
beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi. Instalasi-instalasi yang termasuk dalam
pekerjaan mekanikal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :

Instalasi Air Bersih


Instalasi Air Bekas, Air Kotor, dan Air Hujan
Instalasi Pemadam Kebakaran
Instalasi Air Conditioning / Tata Udara Instalasi
Ventilasi Mekanik
Instalasi Transportasi dalam Gedung / Lift.
Spesifikasi detail pekerjaan instalasi diatas dijelaskan dalam bab tersendiri mengenai
pekerjaan yang bersangkutan.

Pekerjaan yang Berhubungan


Didalam melaksanakan Pekerjaan Mekanikal, Pemborong harus juga memperhatikan pekerjaan
detail Instalasi Peralatan Utama dan pekerjaan detail Instalasi Peralatan Pendukungnya. Selain itu
Pemborong pekerjaan mekanikal juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang terkait
dalam Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan
Structure Pekerjaan Arsitek dan
Interior Pekerjaan Sipil dan
Landscape

Koordinasi di lapangan menyangkut pekerjaan mekanikal dan pekerjaan lainnya diperlukan


untuk melaksanakan pekerjaan ini supaya didapatkan hasil yang optimal.

Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart dan peraturan-
peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
ASTM : American Society for Testing and Materials
ANSI : American National Standart Institute
PDI : Plumbing and Drainage Institute
JIS : Japanese Industrial Standart
NFPA : National Fire Protection Association
ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned Engineer
SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors' National Association
PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik Peraturan Departemen dan atau
Instansi terkait. Peraturan Daerah setempat

PERSYARATAN TEKNIS
Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta
memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai
selesai.
Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman pekerjaan
yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi sistim mekanikal dalam pekerjaan ini.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Untuk Pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran disyaratkan Pelaksana/


Pemborong harus memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan dari Perusahaan Air
Minum (SIPP PAM ).

Persyaratan Material

Selain persyaratan teknis tersebut diatas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan


mekanikal harus didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk
melaksanakan pekerjaan. Daftar Material dan Peralatan dilampirkan untuk
referensi pendukung kesiapan dan kemampuan Pelaksana/Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan. Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi
yang disyaratkan secara khusus pada bab-bab pekerjaan yang bersangkutan dan
Daftar Merk Material (Outline Specification) yang dilampirkan dalam Rencana Kerja
dan Syarat- Syarat ini.
Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus dalam
kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik produk
yang bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas
keutuhan peralatan dan material bantu tersebut, sehingga apabila terjadi kerusakan dan
cacat material saat pengadaan maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus
mengganti dengan yang baru.

PEKERJAAN
PLAMBING U M U M
Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Plambing yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan instalasi pipa, valves dan
accessories yang terpasang di instalasi pipa dan alat-alat bantu pendukung lainnya dalam pekerjaan instalasi
plambing.

Pekerjaan plambing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut : Pekerjaan Instalasi
pipa dan accessories

Pekerjaan Instalasi tube dan acccesoriesnya


Pekerjaan pendukung (pengelasan, penyambungan, dsb) pada instalasi pipa &
tube. Pekerjaan Pengecatan dan Penandaan (marking)
Pekerjaan test & commisioning

Pekerjaan yang Berhubungan


Pekerjaan Plambing merupakan pekerjaan umum dalam pekerjaan mekanikal. Untuk itu
spesifikasi pekerjaan ini berlaku juga untuk spesifikasi pekerjaan beberapa instalasi
mekanikal lainnya
Instalasi-instalasi pekerjaan mekanikal yang didalamnya terdapat pekerjaan plambing
untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
Instalasi Sistim Air Bersih.
Instalasi Sistim Air Bekas, Air Kotor, dan Air Hujan
Instalasi Sistim Pemadam Kebakaran
Instalasi Sistim Air Conditioning / Tata Udara

Dalam melaksanakan pekerjaan plambing, Pelaksana/Pemborong tetap


memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/
Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
Pekerjaan Elektrikal Pekerjaan
Structure Pekerjaan Arsitek
dan Interior Pekerjaan Sipil
dan Landscape

Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia
SNI 03 6481 2000, Sistem plambing
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

SNI 07-0242.1-2000, Spesifikasi Pipa Baja dilas dan tanpa sambungan


dengan lapis hitam dan Galvanis panas.
SNI 19-6782-2002, Tata Cara Pemasangan Besi Daktil dan Perlengkapannya. SNI
03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. PPI : Pedoman Plumbing
Indonesia PDI : Plumbing and Drainage Institute
ASTM : American Society for Testing and
Materials ASME : American Society of Mechanical Engineers
JIS : Japanese Industrial Standart
DIN : Deutsches Institut fur Norm ung Peraturan departemen
dan instansi terkait Peraturan Daerah dan PDAM setempat.

PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistim

Sistim Plambing merupakan sistim perpipaan, tubing dan plumbing fixtures. Sistim ini
banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya dalam instalasi air
bersih, air panas, air buangan/limbah gedung, pipa refrigerant, pipa drain AC, pipa
chiller, pengolah air bersih dan air buangan, beserta instalasi gas medis.

Spesifikasi pekerjaan plambing disini mensyaratkan spesifikasi pekerjaan perpipaan,


peralatan terpasang dalam pipa (valves, strainer, dsb), fixture units dan pendukung
instalasi pipa. Fixture unit yang disyaratkan dalam pekerjaan ini hanya Vent Cap, Clean
Out, Roof Drain, dan Kran Taman. Sedang untuk pekerjaan fixture units lain yang
berkaitan dengan peralatan Faucets, Head Shower, Jet Shower, Floor Drain, dan
peralatan semacam lainnya disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.

Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan peralatan
utama di dalam sistim plambing seperti halnya heater, tanki air, septic tank dan
resapan dan sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.

Persyaratan Material Material Pipa :


Pipa Instalasi Air Bersih.
Pipa PVC AW 32 mm, 10 kg/cm2. Standard : SNI 0039-87/ BS, 1387-67

Pipa Instalasi Air Bersih Panas


Seamless Copper Water Tube, 10 kg/cm2. Standard : ASTM B88-03

Pipa Instalasi Fire Fighting


Black Steell Pipe, Shedule 40, 20 kg/cm2. Standard : ASTM A 53 /ASTM A
120. Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI
06-0084-2002
Pipa Ventilasi Udara.
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI
06-0084-2002

Pipa Kondensat Air Conditioning.


Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI
06-0084-2002
Pipa Refrigeran Air Conditioning.
Seamless Cooper for Air Conditioning and Refrigeration Service Field, Standard :
ASTM B280-08, Class : M (untuk AC convensional) dan Class L (untuk AC
VRV system)

Material Fittings :
Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Untuk ukuran 15 mm s/d 32 mm : Thread connection, Melleable Cast Iron,
10 kg/cm2. Standard : JIS, ASTM, ANSI, SNI

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017

Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class.
10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection ,
AW Class , 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989 Fitting
Instalasi Pipa Ventilasi udara
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI
06-0135-1989
Fitting Instalasi Pipa Kondensat Air Conditioning.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class.
10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection ,
AW Class , 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989 Fitting

Instalasi Pipa Refrigeran


Copper Soldering Fittings or Flare Connection. Standard : ASME B16, Class : L
dan M (menyesuaikan tube class)

Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.


Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Thread connection, Bronze, 10 kg/ cm2.
Standard : JIS 10 K
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Melleable Cast
Iron, 10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K Check
Valve Anti Water Hammer.
Flange connection, Cast Iron, Working Pressure : 16 kg/cm2 Standard : PN 16
Floating Valve
Untuk uku 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze,
2
Working Pressure, min : 4 kg/cm . Standard : JIS 10 K
Untuk ukuran 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Brass or Bronze,
10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K
Foot Valve ( with Strainer )
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm Thread Connection, Bronze, Working
Pressure, 10 kg/cm2. Standard : PN 10
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Cast Iron or
Galvanized Steel 10 kg/cm2. Standard : PN 10 Flow
Meter
Thread or Flange Connection, Magnetic Drive, Range = 0 ~ 10 kg/cm2, Working
Pressure : 10 kg/cm2
Flexible Joint
Thread or Flange Connection, Double Sphered, Rubber, Working Pressure : 10
kg/cm2
Pressure Gauge & Compound Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 10 kg/cm2. Pressure
Relief Valve
Type Pilot Tube System., Cast Iron, Work Press 10 kg/cm2
Safety Relief Valve & Automatic Air Vent
2
Cast Iron, Work Press 10 kg/cm

Material Valves dan peralatan di jalur pipa Fire Fightings


Gate Valves
Type OS & Y, Rising Stem., Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS
16 K dan 20 K / JIS B 2002 / JIS B 2239.
Check Valves.

Type Swing., Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16 K dan 20

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
K/ JIS B 2002 / JIS B 2239.
Y- Strainer
Type Y , Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16 K / JIS B
2002 / JIS B 2239.
Gate Valves
2
Type OS & Y, Rising Stem., Cast Iron, Work Press 23 kg/cm , Standard : ASTM
A 126 / A 307
Check Valves
Type Swing., Cast Iron, Work Press 23 kg/cm2 , Standard : ASTM A 126 / A 307.
Pressure Gauge & Compound Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 20 kg/cm2. Pressure
Relief Valve
Type Pilot Tube System., Cast Iron, Work Press 20 kg/cm2
Safety Relief Valve & Automatic Air Vent
Cast Iron, Work Press 20 kg/cm2

Hanger & Support


Hangers Rod, U-Bolt diameter :
Ukuran diameter steel rod dan ulir menyesuikan diameter pipa yang akan
di pasang dengan mengacu sebagai berikut :

Ukuran Pipa Diameter Rod & Ulir


Dia. 2 6 mm / M 6
3 s/d 4 8 mm / M 8
Dia 5 12 mm / M 12

Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or Steel Band or Split
Ring. Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread
Untuk pipa berisolasi memakai rubber
lining. UNP and or L profile Steel.
Clamps :
Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel bend with thread
Untuk pipa berisolasi memakai rubber
lining. UNP and or L profile Steel

Kawat Las/Weld
Electrode.
Kawat Las untuk Mild steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1
E6013
Kawat Las untuk High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard : AWS A5.1
E7016.

Paint/Cat.
Cat dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987
Cat jadi
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-
1987

Persyaratan pelaksanaan.
Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plambing harus memenuhi persyaratan yang
telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah
berpengalaman dalam pekerjaan instalasi plambing. Selain itu Pelaksana/ Pemborong
harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
Material, Gambar Kerja, Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing
dan K3 dalam persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal.

Pemasangan pipa dalam gedung.

Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah pemasangan
pipa di atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan beberapa tempat dalam
bangunan yang pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan kontruksi lainnya. Beberapa
ketentuan pemasangan pipa tersebut adalah sebagai berikut :
Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa tegak/
vertikal yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa
mendatar/horisontal yang sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah
lantai dan dalam tanah.
Pipa baja mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak
sesuai ketentuan sebagai berikut:
dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan
jarak sesuai ketentuan sebagai berikut:

Ukuran Pipa Jarak Hanger / Support


Dia. 1 0,7 m
1 s/d 1 1m
2 1,2 m
1,5 m
2 1/2 s/d 5

Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam
didalam tembok / lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
Untuk pipa yang menembus tembok, lantai, atap, atau kontruksi bangunan, maka
perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimum
0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di
luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (Water Proofing). Sleeves tersebut harus
khusus untuk penggunaan tersebut. Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi
satu atau diberi klem (Clamp) yang akan mengikat "Flashing Sleeves". Rongga
antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan mengisinya dengan gasket
atau material lain yang kedap air.
Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang
dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding
harus memenuhi jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghandiri tumpang tindih
pipa, mudahkan operasional dan pemeliharaan.
Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish
dengan warna jenis instalasi pipa.

Pemasangan Pipa dalam tanah.


Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan
ketentuan sebagai berikut :
Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai
kedalaman minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar
lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan dengan baik. Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan
kendaraan karena dalamnya galian tidak memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada
bagian pengurugan teratas harus pelindung berupa pipa besi dengan diameter diatas
pipa terpasang atau dengan plat beton bertulang setebal 10 cm yang dipasang
sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada pipa.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi rapi dengan
karung goni dan dilapisi aspalt untuk mencegah/menhambat korosi dari luar.
Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan
dan desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang
thrust block. Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm
kemudian tanah asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan
dengan kekerasan tanah asli.

Pengecatan dan Penandaan pipa.


Pelaksanaan pengecatan dan penandaan pipa harus memperhatikan
ketentuan sebagai berikut :
Pemborong/Kontraktor harus mengajukan prosedur pelaksanaan pengecatan dan
warna cat, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas dan atau Manajemen Kontruksi
dan Pemilik Gedung. Standart warna cat disesuaikan dengan jenis pipa adalah sebagai
berikut :
Pipa air bersih dicat warna biru
Pipa pemadam kebakaran dicat warna merah
Pipa air bekas, air kotor dan ventilasi dicat warna kuning. Pipa udara bertekan dicat warna
putih.
Pipa instalasi gas medis di cat menyesuaikan gas yang dialirkan, sebagaimana disyaratkan
dalam pekerjaan instalasi gas medis
Pengecatan dilaksanakan dalam tiga tahapan yaitu pengecatan cat dasar & cat jadi
(sesuai dengan warna)
Pemborong/Pelaksana harus melaksanakan penandaan pada pipa untuk memudahkan
pemilik gedung dalam operasional. Penandaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Arah panah, menunjukkan arah aliran media tersalur dalam pipa.
Kode dan Nomor, menunjukan kode/singkatan media tersalur dalam pipa

Test dan Commisioning.


Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan
treatment terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang.
Pengujian pipa dilaksanakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara
menyeluruh. Beberapa ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :
Pipa Air Bersih.
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus
tanpa terjadi penurunan tekanan.
Pipa Fire Fighting
Setelah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan pengujian
dengan tekanan hidrolik sebesar 20 kg/cm selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi
penurunan tekanan

Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test
genang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang
tertinggi untuk pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan
minimum selama 2 jam tanpa terjadi penurunan air.

DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

PEKERJAAN MEKANIKAL
/ELEKTRIKAL

Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi rincian yang memperjelas/ menambahkan hal-
hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat
Administrasi saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal/ Elektrikal.

Persyaratan Pelaksanaan.

Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang.
Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang Instalasi
Mekanikal/Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Tenaga Ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor, sehingga dapat berdiskusi
dengan Direksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan Test penuh di bawah persyaratan operasional.
Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki hal tersebut di atas.
Semua biaya dan pengurusan izin, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor.
Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi Mekanikal/Elektrikal ini harus sesuai dengan
standard :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987
- Peraturan yang ditentukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Peraturan Daerah setempat.
- Pedoman Plumbing Indonesia
- Penanggulangan bahaya kebakaran, peraturan DKI Nomor 8 Tahun 2008.
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
59/DP/1986.
- Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN Nomor 48.
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan, ancangan 1968
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
- Peraturan Instalasi Air Minum.
- A l g e m e e n e Voorwerden Voor Drink Water Instalatir (AVWI
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
- Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dan lain-lain.
- Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam
detail gambar.
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia).
- Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Depatemen Pekerjaan Umum
Republik Indonesia).
- Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung Tahun
1985 (Depatemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia).
- N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
- Peraturan Telekomunikasi Tahun 1989.
- Peraturan-peraturan lain yang berlaku di daerah setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal/ Elektrikal ini selain dari
pada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan pabrik pembuatnya.

Pekerjaan dianggap selesai, apabila :


Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi tersebut baik dari Direksi.
Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah terpenuhi, sehingga Pemilik dapat
membenarkannya. Seluruh instalasi yang terpasang telah ditest, bersama-sama Konsultan dan
Pemilik/Direksi dengan hasil baik dan memuaskan sesuai dengan spesifikasi teknis. Kontraktor.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

Hanya Kontraktor yang diundang berhak untuk mengikuti pelelangan ini. Yang dimaksud dengan
Kontraktor dalam spesifikasi teknis ini adalah Badan pelaksana yang terpilih dan memperoleh
kontrak kerja untuk menyediakan dan pemasangan instalasi Mekanikal/Elektrikal ini sampai
selesai. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang memiliki PAS PLN Kelas B untuk
pekerjaan instalasi listrik dan SIKA PLN yang masih berlaku dan PAS PAM Kelas B untuk pekerjaan
Plumbing dan Kebakaran (Pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidang masing- masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal/Elektrikal dalam proyek
ini dan menempatkan
seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.

Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang ditentukan oleh


Direksi/Konsultan.

Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang- undang, peraturan-peraturan,


persyaratan-persyaratan, maupun suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuatan unit-unit peralatan, buku-buku dokumen pelelangan, gambar- gambar serta
segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.

Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi/ Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya terdapat kekurangan atau ketidak jelasan pada dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya sehubungan dengan pekerjaan instalasi
Mekanikal/ Elektrikal.

Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa pekerjaan- pekerjaan pelaksanaan dari pihak
kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini, apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya.

Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk semua pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala
kerugian-kerugian yang timbul.

Koordinasi dengan Pihak Lain.

Untuk kelancaran Pekerjaan, maka Kontraktor harus mengkoordinasikan/menyesuaikan


pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli sebelum
pekerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik diantara kontraktor
harus dapat dihindari. Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi
tanggung jawab pihak kontraktor.

Kontraktor wajib bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengn proyek ini demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan/proyek.

Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya agar dipergunakan peralatan-


peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk seluruh bangunan proyek ini, agar mudah
pemeliharaannya.

Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain termasuk
dalam lingkup instalasi sistem ini, kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan
dan pekerjaan ini.

Kontraktor harus mengizinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada kontraktor lainnya
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan/instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada/untuk peralatan Mekanikal/Elektrikal
agar dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh
atas peralatan tersebut.

Penolakan Pekerjaan Sistem Mekanikal/Elektrikal

Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi/gambar dan kontraktor gagal untuk melakukan perbaikan dalam
waktu yang cukup menurut perkiraan Direksi/Pihak berwenang, maka keseluruhan atau
sebahagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya dapat ditolak dan diganti.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas dengan biaya dan tanggung jawab Kontraktor.

Pengawasan Instalasi

Shop Drawing

Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing rangkap
4 (empat). Gambar tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pekerjaan baru dapat dimulai
setelah gambar kerja/shop drawing diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

Kontraktor harus memberikan contoh dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakannya
kepada Direksi atau pihak yang ditunjuk untuk diminta persetujuanntya secara tertulis. Seluruh
contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor
memperoleh SPI.

Contoh bahan yang diajukan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, baik jenis, kualitas,
kapasitas dan merknya. Alternatif pengajuan yang setara hanya dapat dilakukan bila merk yang
ditunjuk tidak dapat diperoleh dengan alasan tertulis dari distributornya. Untuk pembuktian setara
harus dengan membandingkan secara teknis dan administratif (jaminan purna jual, terdaftarnya
keagenan pada badan pemerintah yang menanganinya, sertifikat dari badan pemerintah yang
membidanginya) terhadap peralatan/meterial yang sudah dispesifikasikan.

Kontraktor harus membuat jadwal/schedule waktu pelaksanaan, schedule


tenaga kerja, schedule pengadaan peralatan dan Bart Chart yang terperinci untu k
setiap pekerjaan dan diserahkan kepada Direksi/Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuan. Shedule dan Bart Chart harus diserahkan dalam waktu 15 (lima
belas) hari kalender terhitung tanggal pemberian SPK. Schedule dan Bart Chart harus
disesuaikan dengan rencana induk. Setiap 2 (dua) bulan harus diadakan revisi sesuai dengan
perkembangan/kemajuan proyek di lapangan.
Kontraktor harus mengadakan :
a. Laporan Kegiatan Pekerjaan Harian
b. Laporan Prestasi Pekerjaan/Pengadaan Material Mingguan
c. Laporan Prestasi Bulanan beserta Foto-foto Dokumentasi.
Untuk setiap tahap pekerjaan yang telah selesai dikerjakan, Kontraktor harus
mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Direksi/Konsultan atau pihak yang
ditunjuk yang menerangkan bahwa tahap pekerjaan tersebut telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan. Tahap-tahap pekerjaan
sistem ini ditentukan kemudian berdasarkan jadwal perincian waktu yang
diserahkan oleh Kontraktor.
Di dalam setiap pelaksanaan pengujian/test, balancing dan trial run harus
dihadiri oleh Direksi/Konsultan atau pihak yang ditunjuk. Untuk itu harus
dibuatkan Berita Acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan
dari kontraktor yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian ini harus berkualitas
baik dan sudah ditera. Semua biaya pada waktu pengujian ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor wajib melaporkan kepada kepada Direksi/ Konsultan/Ahli yang
ditugaskan apabila terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan Direksi/Konsultan atau
pihak lain yang ditunjuk untuk pengarahan dan pengawasan ditanggung
sepenuhnya oleh Kontraktor.

Pembersihan Lapangan.
Lapangan yang dipergunakan setiap hari kerja, harus selalu dibersihkan oleh
Kontraktor. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
Setelah kontrak selesai, maka Kontraktor harus memindahkan semua semua
sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama
masa pemeliharaan.
Kontraktor harus melindungi daerah kerja dengan Extinguisher Class A/B/C (2
Kg) atau jenis lain untuk setiap luasan 150 m atas biaya sendiri.

Petunjuk Operasional, Pemeliharaan dan Pendidikan. Pada saat penyerahan untuk pertama
kali, Kontraktor harus menyerahkan :

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

a. Gambar-gambar jadi (As Build Drawing) dalam bentuk gambar cetak


sebanyak 5 (lima) set.
b. Spare Part Catalog.
c. Buku Petunjuk Operasi dalam Bahasa Indonesia.
d. Buku Petunjuk Perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini
dalam Bahasa Indonesia.
Data-data tersebut harus diserahkan kepada Pemilik sebanyak
3 (tiga) set dan bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan,
maka pekerjaan kontraktor belum bisa diprestasikan 100% (seratus persen).
Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai
operasional dan perawatan semua alat/peralatan kepada petugas-petugas
teknik yang ditunjuk oleh Pemilik/Direksi secara cuma-cuma sampai cakap
menjalankan tugasnya (minimal 3 orang selama 1 bulan).
Kontraktor harus mengajukan rencana sistem pendidikan ini terlebih dahulu
kepada Direksi. Semua biaya yang dikeluarkan dalam pelaksanaan pendidikan
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Kontraktor juga harus memberikan 2 (dua) set singkatan petunjuk operasinal
dan perawatan yang dibuat dalam Bahasa Indonesia kepada Pemilik, dan 1
(satu) buah dipasang pada kaca berbingkai dan di tempatkan pada dinding
dalam ruangan mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk Direksi/Konsultan.

Service dan Garansi.


Keseluruhan Instalasi Mekanikal/Elektrikal ini harus memiliki garansi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak diterimanya sistem dengan baik oleh Pemilik (setelah Serah Terima Kedua).
1.18.1. Kontraktor harus bertangung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
1.16.2. Kontraktor wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang atau
sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrik atau salah pemasangan selama jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender setelah Serah Terima Pekerjaan Pertama.
Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal/ Elektrikal dan mendatangkan 1
(satu) orang supervisor 1 (satu) kali dalam seminggu untuk memeriksa/
melakukan balancing selama masa pemeliharaan.
Kontraktor harus memberikan service secara cuma-cuma untuk seluruh sistem
Mekanikal/Elektrikal selama 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak Serah
terima Pekerjaan Pertama dan Garansi 1 (satu) tahun sejak Serah Terima
Pekerjaan Kedua.

I z i n Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan dalam pelaksanaan


instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas biaya sendiri.

Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan
termasuk pengadaan arus listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan dalam spesifikasi
ini maupun dalam gambar tetapi perlu dalam pelaksanaan dari instalasi secara keseluruhan juga
harus dimasukkan dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai
berikut :
Sistem Elektrikal
a. Instalasi Listrik/Penerangan
b. Dan lain-lain sesuai petunjuk gambar
Sistem Mekanikal
a. Instalasi Instalasi Plumbing/Sanitasi
b. Dan lain lain sesuai petunjuk gambar.
Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan/pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal/ Elektrikal sesuai
dengan gambar, dokumen spesifikasi dan lain-lain sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi atau pihak yang ditunjuk untuk
itu. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Kontraktor
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan/pemasangan dan pengujian pekerjaan sistem instalasi ini

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

harus berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi


teknik, serta addendum lainnya.
Bila dalam spesifikasi ini ada klausul-klausul/point-point yang ditulis/disebutkan
kembali, maka bukan berarti klausulnya dihilangkan, akan tetapi akan lebih
mempertegas spesifikasinya.
Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal/Elektrikal
segala biaya pengujian/test di pabrik pembuatnya dan memberikan izin untuk
disaksikan oleh Pejabat yang dihunjuk oleh Direksi. Sistem pengujian harus
disampaikan secara tertulis 1 (satu) bulan sesudah menerima SPK.

Korelasi Pekerjaan
Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi mekanikal/
elektrikal, dilaksanakan sepenuhnya oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan, dalam hal ini termasuk pengangkutan tanah bekas galian/
pembersihan.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding,
lantai, langit-langit untuk jalur pipa dan kawat, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut
finishingnya.
Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai
dengan gambar dokumen tender, untuk ini Kontraktor wajib memeriksa terlebih
dahulu panelnya apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan

disambungkan, segala akibat terhadap penyambungan ini menjadi tanggung


jawab Kontraktor.
Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh Kontraktor,
Kontraktor harus memberikan data-dara, ukuran, gambar dan peralatan yang
diperlukan kepada Direksi/Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk mendapat
persetujuan.
Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan seperti : air, listrik,
sanitair darurat diusahakan oleh Kontraktor, yang terlebih dahulu harus
membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Bilamana pipa akan menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain harus
diberi lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleve) untuk
memudahkan service dan maintenance dilihat dari segi teknis, untuk itu
Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Direksi/ Konsultan
untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.
Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dan
sebagainya) agar ditutup kembali seperti semula dan finish yang rapi sehingga
tidak terlihat bekas- bekasnya.
Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus sudah
menyerahkan gambar/data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan
yang akan dipasang agar peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik
berikut pengamanannya. Jika tidak dilaksanakan maka segala akibatnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.

Sub Kontraktor
Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga pelaksana tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, maka
Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor
lain setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi
Kontraktor masih harus bertanggung jawab penuh atas segala lingkup
pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang di
Sub-Kontrakkan.
Bahan
Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan
utama Mekanikal/Elektrikal, pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor dan
lain-lain beserta data- data teknis serta mengisi daftar schedule dari peralatan
tersebut. Pada brosur yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang
jelas.
Apabila terdapat data-data serta bahan yang diajukan ternyata menyimpang dari
pada yang disebutkan dalam gambar dan spesifikasi teknis ini, maka
nilai evaluasi penawaran

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor harus tetap menggantinya


sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan gambar dan spesifikasi, tanpa
izin tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan diubah sesuai dengan
spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya oleh
Kontraktor.
Semua bahan yang dipergunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak berkarat sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus
menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang dipergunakan
dalam instalasi ini sebelum dipasang.
Bilamana ternyata dipakai/dipergunakan bahan/peralatan lama/bahan bekas,
bercacat atau rusak, maka Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-
bahan/ peralatan yang baru dan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar
atas biaya tanggungan Kontraktor.
Tidak diperkenankan mendatangkan bahan/peralatan masuk ke site sebelum
contoh/brosurnya disetujui oleh Direksi. Semua bahan yang telah masuk di site
ternyata menyimpang dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh/ brosur yang
telah disetujui, maka bahan/peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site dalam
waktu 1 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan tersebut oleh Direksi.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL TENAGA & PENERANGAN

Lingkup Pekerjaan
a. U m u m
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun dalam detail gambar, dimana bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bilamana
terdapat perbedaan antara bahan/peralatan yang terpasang dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk
mengganti bahan/peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan pada pasal ini tanpa adanya tambahan biaya.

b. Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagaimana tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan. Garis besar ruang lingkup
pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
- Instalasi Panel Tegangan Rendah.
- Instalasi penerangan, stop kontak biasa 200 watt dan stop kontak tenaga
maupun Juction Box.
- Armature lampu penerangan biasa dan orientasi dalam dan luar bangunan
- Instalasi Grounding Sistem Listrik.
- Terminasi/Penyambungan kabel dari Panel Instalasi.
- Penggalian dan pengisian kembali tanah untuk kabel tanam.
- Pengujian/Test.

Panel Tegangan Rendah


a. Panel Tegangan Rendah harus mengikuti standar VDE/DIN
dan juga harus mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
b. Panel-panel harus dibuat dari Pelat Besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan dicat duco 2 (dua) kali dan harus dipakai cat
dengan cat bakar, warna abu- abu Merk ICI atau yang setara..
c. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen- komponen dan
sebagainya harus diatur dengan baik, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan pada komponen-komponen dapat dengan
mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen lainnya.
d. Setiap panel harus mempunyai 5 (lima) Busbar Copper terdiri 3 (tiga) Busbar
Phase R-S-T, 1 (satu) Busbar Netral dan 1 (satu) Busbar untuk Grounding. Besarnya
busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar
tersebut tanpa menyebabkan suhu yang lebih dari 650
C. Setiap Busbar Copper harus diberi warna sesuai dengan peraturan PLN,
lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari
jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
e. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis Semi Flush Mounting dalam kotak
tahan getaran, untuk Ampere Meter dan Volt Meter dengan ukuran 96 x 96 mm

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
f. Ukuran dari tiap-tiap unit Panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan dengan persetujuan Direksi.
g. Komponen-komponen pengaman yang dipakai adalah :
- MCCB
MCCB pada Incoming Out Going
* Rated Continous Current : 80 A, 100 A, 125 A, 250 A,
atau dinyatakan lain dalam detail gambar.
* Type : Fixed Mounted
* Number of Pole : 3 Phase, 4 Pole.
* Rated Operating Voltage : 380 Volt.
* Rated Frequency : 50 Hz.
* Permintted Ambient Temperature : Max 550 C.
* Rated Peak Withstarcurrent : 50 kA.
* Rated Short Circuit Breaking Cap. : 35 kA.
* Operator Mechanism : Manual Operation
* Over Load Release : Manual Operation
* Instantenous Uver Current : Permanently Set.
* Auxiliary Release : (lihat gambar) (yang
mungkin ada)
* Auxiliary Switch : 1 NO + 1 NC
- HRC Fuse
* Rate Current : Sesuai Gambar
* Operating Voltage : 380 V.
* Frequency : 50 Hz.
* Breaking Capacity : 100 kA
- Miniatur Circuit Breaker (MCB)
* Rated Current : Sesuai Gambar
* Operating Voltage : 220 V, 380 V
* Frequency : 50 Hz.
* Breaking Capacity : 10 kA
* Permitted Ambient Temperature : 550 C.
* Overload Release : Sesuai Gambar.
- Auxiliary Relay/Contact : dari MCCB.
h. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :
- Current Transformer
- KWH Meter
- Ampere Meter
- Volt Meter
- P.F Meter (Cos meter)
Kabel Tegangan Rendah
a. Kabel-kabel yang dipakai dapat dipergunakan untuk tegangan Min. 0,6 kV dan
0,5 kV untuk Kabel NYA.
b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NA2XSEFGbY, NYFGbY, NYY dan NYM, untuk kabel penerangan dipergunakan
kabel NYM, NYY dan produksi Supreme Cable, Kabelindo, Tranka, Kabel Metal
atau setara dan memenuhi SNI.
c. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi/Konsultan.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm atau sesuai dengan
ketentuan dalam detail gambar.

Lighting Fixtures untuk Lampu LED


a. Tebal plat besi untuk Lighting Fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
b. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan
koreksi factor mimimum 0,85.
c. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool Day/54.
d. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur baut.
e. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat bakar, bebas dari karat dan lecet-
lecet, dengan ICI Acrylic Paint warna putih, contoh harus disetujui oleh Direksi.
f. Konstruksi lighting fixtures, memberikan efisiensi penerangan yang maksimal, rapi
dan kuat serta mudah diangkat dari atas untuk melakukan pekerjaan
maintenance, kecuali pada daerah selasar.
g. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

terminal pentanahan (grounding).


h. Seluruh material yang dipergunakan memenuhi SNI

Kotak-kontak dan Saklar


a. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata dengan
type pemasangan masuk/inbow (flush- mounting).
b. Kotak Kontak biasa (Inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan mengikuti
standar VDE, sedang kotak kontak khusus mempunyai rating 16 A atau rating
amperenya disesuaikan dengan mesinnya dan mengikuti standar VDE atau BS.
c. Flush-Box (inbow dos) untuk tempat saklar, kotak kontak dinding dan Push Button
harus dipakai jenis bahan bakely atau metal.
d. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-
ruang yang basah/lembab harus dari jenis Water Dicht (WD), sedangkan saklar
dipasang 120 cm dari permukaan lantai (bila ada).
e. Kotak-kontak daya (khusus) jenisnya industrial dan panel counting
pemasangannya menurut kebutuhan peralatan.

Pentanahan
a. Kawat pentanahan dapat dipergunakan kawat telanjang BCC (Bare Copper
Conductor).
b. Besarnya kawat pentanahan yang dapat digunakan minimum berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 mm.
c. Elektrode pentanahan untuk pentanahan digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1" dan diujung pipa tersebut diberi/dipasang Copper Rod
sepanjang m. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam
12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
d. Kabel trunking tersebut harus memenuhi persyaratan seperti yang
ditentukan/diminta.
e. Kabel Ladder yang dipasang di dalam Shaft/pada dinding pada jarak 1 (satu)
meter (kabel buatan fabrikasi yang ditentukan di dalam spesifikasi), yang
dilengkapi dengan klem-klem kabel, sebelum dipasang Kabel Ladder ini harus
dicat dengan cat finishing dua kali, warna akan ditentukan kemudian.
f. Kabel yang dipasang di atas trunking dan pada kabel ladder harus di klem
dengan kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet.
g. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya.

2.1.7 Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC kelas C yang banyak dipergunakan. Baik
yang terpasang expose, di dalam dinding maupun diletakkan pada kabel tray. Diameter
dalam dari konduit minimum 1 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam
adalah 20 mm, kecuali dinyatakan lain pada detail gambar.

PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


Panel-panel
a. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horizontal).
b. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
c. Panel harus diketanahkan/grounding.

Kabel-kabel
a. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
c.. Kabel daya yang dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm atau lebih harus

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah patri.
g. Semua kabel yang ditanam pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata atau sign sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimal setiap 50 cm.
i. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
j. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan, jalan atau instalasi harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 kali penampang kabel.
k. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus di dalam konduit dan
diletakkan pada suatu trunking kabel.
l. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa PVC kelas C dengan minimum 2 kali penampang kabel.
m. Penyambungan kabel untuk penerangan dan stop-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan sekrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimal 4 cm. Alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3M.
n. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
o. Penyusunan konduit di atas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

Kotak-kontak dan Saklar


a. Kotak kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak kontak dan 1200
mm untuk saklar.
b. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type
Water Dicht (bila ada).
c. Kotak kontak yang khusus dipasang di dalam Outlet Box bawah lantai, harus dari
jenis yang sesuai dengan box dan under floor duct, rata dengan permukaan
lantai, tahan injakan serta dengan sistem tutup pengaman lubang kontaknya.
d. Kotak kontak daya untuk mesin-mesin, dipasang dengan ketinggian 60 cm atau
sesuai dengan kebutuhan mesin yang bersangkutan.

Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitektur dan disetujui oleh Direksi.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.

Pentanahan
a. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
b. Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah.
c. Tahanan pentanahan maksimum adalah 4 ohm.
d. Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m dan disesuaikan dengan
sifat tanahnya.

PENGUJIAN

Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian/test secara menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa
sistem tersebut berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor sendiri.

Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji adalah sebagai berikut :
a. Panel Tegangan Rendah

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari


pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi dengan baik dan bekerja dengan sempurna dalam keadaan operasional
maupun gangguan berupa undervoltage, over current, over thermis, short circuit dan
lain-lain serta megger antara phasa, phasa netral, phasa nol.
b. Kabel-kabel Tegangan Rendah.
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-ketentuan
PLN tentang isolasi kabel tegangan rendah. pengujian dengan megger harus
tetap dilaksanakan, dengan nilai tahanan isolasi minimum 50 mega ohm.
c. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian/pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.
d. Pentanahan/Grounding.
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maksimum 1 ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan minimal 3 (tiga) hari berturut-turut.

PRODUK
Bahan-bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain dari bahan yang setara dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Panel : Schneider atau setara
b. Komponen Panel : Schneider atau setara
Komponen Penahan Surja : Schneider
c. Produksi : Dalam Negeri standard SNI.
d. Kabel : Supreme, Kabelindo, Tranka, Kabel Metal,
IKI.
e. Konduit PVC Kelas C : MK, EGA atau setara
f. Lampu LED
* Fluorescent : Philip atau setara
* Starter : Philip atau setara
* Condensor : Philip atau setara
* Fitting : Philip atau setara
* Ballast Low Loss : Philip atau setara
* Pabrik Pembuat : Philip atau setara
g. Semua Jenis Lampu : Artolite atau setara
h. Rumah Lampu : Philips atau setara
i. Kotak Kontak : MK, Legrand, Clipsal atau yang setara
j. Saklar : MK, Legrand, Clipsal atau yang setara
k. Junction Box : National, EGA, MK.
l. Kabel Tray dan Kabel Ladder : Pabrikasi.

DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA DIREKTORAT BINA K3 PENGUATAN PRASARANA BALAI K3 MEDAN TAHAP II
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT

Anda mungkin juga menyukai