Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat-tempat lainnya dimana Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor melaksanakan pekerjaan, dan bilamana pekerjaan harus
dilaksanakan di bengkel kerja atau tempat-tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sesuai ketentuan- ketentuan dalam
Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu harus bisa mendapatkan jaminan agar
Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel
kerja dan tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu.
- Air Bersih,
- Alat-alat Pemadam Kebakaran,
- Alat-alat PPPK,
- Alat-alat Komunikasi Proyek.
- Helmet, safety shoes.
3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib menyediakan seluruh
peralatan/perlengkapan kerja untuk pelaksanaan fisik di lapangan, seperti :
- Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water pass,
theodolit, meteran dan sebagainya).
- Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : genset cadangan, jala pengaman
(safety screen), scaffolding serta shaft pembuangan sampah dan sebagainya.
4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib merawat dan memelihara seluruh
peralatan dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.
5. Konsultan MK/Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk melengkapi/ menambah jumlah peralatan bila dirasa
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
6. Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan instruksi serupa,
maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang
disebutkan dalam dokumen kontrak ini.
Network Planning;
Volume masing-masing pekerjaan;
Man days (tenaga harian) yang diperlukan;
S-curve;
Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan
skedul yang dibuat Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
2. Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya bobot (volume)
masing-masing pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan,
sedangkan di dalam rencana kerja dicantumkan secara terperinci program setiap
tahapan tentang kapasitas kerja, peralatan, tenaga kerja dan target per harinya.
3. Dalam progress schedule, harus dibuat juga S-curve; gambaran mengenai
nilai/bobot pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat pelaksana
pekerjaan/Kontraktor.
(S-curve tersebut ialah suatu diagram yang menggambarkan progress pekerajan
terhadap skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang
dihitung berdasarkan time schedule).
4. Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus secara terpisah menyusun "Bagan
Pengerahan Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang diperlukan.
5. Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan MK/Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya.
6. Kelalaian dalam memasukkan bagan-bagan yang dimaksud dapat menyebabkan
ditundanya permulaan pekerjaan. Akibat dari penundaan ini menjadi tanggung
jawab Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor seluruhnya.
7. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai
dengan patokan waktu yang telah disetujui bersama didalam menyusun bagan
kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan pengerahan pekerja harus sesuai
dengan bahan yang ada.
8. Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang
merupakan target prestasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan
penilaian progress kerja Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atas target prestasi
akan merupakan pedoman untuk mengadakan penilaian progress kerja
pelaksana Pekerjaan/Kontraktor atas tahap maupun keseluruhan pekerjaan
mengalami keterlambatan, atau tepat pada waktunya atau lebih cepat dari yang
direncakanan dan hasil dari penilaian progress kerja ini akan dikaitkan dengan
pembayaran kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sebagaimana dicantumkan
pada syarat- syarat umum ini.
9. Jika diperlukan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib membuat network
planning dari kegiatan pembangunan tersebut.
Pasal 19. : Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan
1. Rapat Koordinasi
- Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 2 (dua) kali setiap bulan,
dipimpin oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK/Pengawas.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang
setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga spesialis
pekerjaan yang ada.
Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk
memperoleh ijin dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan,
serta menunjuk staf yang diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil
keputusan- keputusan.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat
persiapan dalam rangka rapat koordinasi dengan para Sub-Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.
- Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
2. Rapat Lapangan
- Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin
oleh Pemberi Tugas dan atau Konsultan MK/Pengawas.
- Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang
setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga Spesialis
Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa diterapkan.
Bagian pekerjaan yang diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut dibawah
ini.
Gambar-gambar pelelangan / pelaksanaan.
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan.
Perincian Volume.
Berita acara rapat penjelasan.
Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini tidak mencakup salah satu
bagian yang disebutkan di atas bisa diterapkan, maka bagian dari persyaratan teknis
umum tersebut dianggap tidak berlaku.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Dengan tidak mengurangi lingkup pekerjaan yang diberikan pada persyaratan teknis
khusus atau bagian penjelasan lainnya (rapat penjelasan, surat-menyurat dan lain
sebagainya) dibawah ini diperjelas bahwa dalam lingkup pekerjaan termasuk :
3. REFERENSI
Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat pelaksanaan (RKS)
ini, kecuali jika secara khusus disyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen pelelangan /
pelaksanaan, juga berlaku :
Undang-Undang R.I.
Peraturan / Surat Keputusan dari instansi yang berwewenang.
Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah Daerah.
Standard / Normalisasi / Pedoman di Indonesia.
Dalam hal ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak termasuk dalam
persyaratan teknis umum / khusus. Maka atas bagian pekerjaan tersebut Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut
ini guna di sepakati oleh Konsultan Pengawas/MK / Konsultan Perencana untuk disepakati
sebagai pedoman persyaratan teknis :
1. Standard / Normalisasi / Kode / Pedoman yang dapat diterapkan pada bagian
pekerjaan bersangkutan, yang dikeluarkan oleh instansi / Institusi / Asosiasi Profesi /
Asosiasi Produsen / Lembaga Pengujian Nasional dari negara lain, sejauh hal
tersebut diperoleh kesepakatan dengan Konsultan Pengawas/MK.
2. Brosur teknis dari produsen yang di dukung sertifikat dari lembaga pengujian yang
diakui Badan Nasional / Internasional.
4. PEMAKAIAN UKURAN
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
PENGUKURAN
a. Pelaksana Pekerjaan / Pemborong diwajibkan mengukur kembali tapak tempat pekerjaan
dilaksanakan dengan menggunakan alat-alat yang akan ditera.
b. Hasil pengukuran kembali tersebut dituangkan dalam bentuk gambar yang
memperlihatkan secara jelas :
Batas-batas tapak.
Bangunan-bangunan yang ada pada tapak, dilengkapi keterangan mengenai letak
bangunan disekitarnya;
Instalasi-instalasi yang sudah ada, yang perlu diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin timbul akibat pelaksanaan
pekerjaan ini.
Kantor Pelaksana Pekerjaan / Pemborong, los kerja, gudang, serta tempat penimbunan
material, pembuatannya disesuaikan dengan kebutuhan Pelaksana Pekerjaan /
Pemborong, tanpa mengabaikan keamanan dan kebersihan. Lokasi kantor Pelaksana
Pekerjaan / Pemborong, los kerja, gudang, serta tempat penimbunan material pada tapak
proyek harus diajukan terlebih dahulu oleh Pelaksana Pekerjaan / Pemborong kepada
Konsultan Pengawas/MK untuk disetujui.
PEDOMAN PELAKSANAAN
.
Kecuali ditentukan lain dalam ketentuan ketentuan berikut ini, maka sebagai dasar code
P.B.I.1971 dan PB 88 tetap digunakan.
Digunakan portland cement jenis II menurut N.I.8 type I menurut A.S.T.M. memenuhi S
400 menurut standar Cement Portland yang digariskan oleh Assosiasi Cement
Indonesia. Merk yang dipilih tidak dapat ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali
dengan persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/MK / Perencana. Pertimbangan hanya
dapat dilakukan dalam keadaan :
1. Tidak adanya stock dipasaran dari brand yang tersebut diatas.
2. Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa mutu cement
penggantiannya adalah dengan kualitas yang setaraf dengan mutu cement yang
tersebut diatas.
Batas-Batas pembetonan dari penggunaan cement berlainan merk harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas/MK.
b. AGGREGATES.
c. BESI BETON
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, digunakan besi beton ulir dari jenis BJTD 40
untuk 12 mm keatas dan untuk 12 dan 8 mm digunakan besi polos dari
BJTP24.Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya certificate dari pabrik atau mild test (melalui suppliers), juga harus ada /
dimintakan certificate dari laboratorium baik pada saat pemesanan maupun secara
periodik minimum 2 contoh percobaan (stress-strain) dan pelengkungan untuk setiap
20 ton besi.
e. PENYIMPANAN BAHAN.
f. BEKISTING
1. Type bekisting.
Bekisting yang digunakan dalam bentuk beton, baja, pasang batu kali diplester
atau kayu. Khusus untuk bagian-bagian yang terlihat harus digunakan type
bekisting yang menghasilkan permukaan yang rata ( fair finish).
2. Perencanaan.
Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
yang nyata dan cukup dapat menampung beban-beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan. Semua bekisting harus diberi penguat datar dan
silangan sehingga bergeraknya bekisting selama pelaksanaan dapat
ditiadakan, juga harus cukup rapat untuk menghindarkan keluarnya adukan.
Susunan bekisting dan penunjangnya harus teratur, sehingga memudahkan
pemeriksaan.
Pada bagian terendah (dari setiap phase pegecoran) dari bekisting kolom atau dinding
harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.kayu bekisting
harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Adakan tindakan untuk
meghindarkan mengumpulnya air pada sisi bawah.Pembongkaran bekisting. Bekisting
/cetakan beton harus dipertahankan hingga beton berumur 14 hari dan mencapai kuat tekan
karakteristik minimal 250 kg/cm2.
g. PERANCAH
1. Perancah harus dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pemeriksaan.
2. Perancah harus dibuat diatas pondasi yang kuat dan kokoh terhindar dari
bahaya penggerusan dan penurunan.
3. Konstruksinya harus kokoh terhadap pembebanan yang akan dipikulnya.
4. Pemborong harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah
persiapan yang perlu, sehubungan dengan pelendutan perancah.
5. Permukaan dan bentuk konstruksi beton sesuai dengan kedudukan (peil) dan
bentuk yang seharusnya (menurut gambar rencana).
6. Perancah harus dibuat dari baja atau kayu. Pemakaian bambu untuk hal ini
tidak diperbolehkan.
7. Bila perancah itu sebelum atau selama pekerjaan pengecoran beton
berlangsung menunjukan tanda-tanda adanya penurunan sehingga menurut
pendapat Konsultan Pengawas/MK hal itu akan menyebabkan kedudukan
(peil) akhir tidak akan dapat dicapai sesuai dengan gambar rencana atau
penurunan tersebut akan sangat membahayakan dari segi konstruksi, maka
Konsultan Pengawas/MK dapat memerintahkan untuk membongkar pekerjaan
beton yang sudah dilaksanakan dan mengharuskan Pemborong untuk
memperkuat perancah tersebut sehingga dianggap cukup kuat. Akibat dari
semua ini menjadi tanggung jawab Pemborong.
8. Gambar rencana perancah dan sistim pondasinya, secara detail harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas/MK untuk diperiksa dan disetujui.
9. Pekerjaan pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum gambar rencana
tersebut disetujui serta perancah telah dianggap cukup kuat dan kokoh untuk
dapat dipergunakan.
10. Setelah mutu beton memenuhi dan umur beton tercapai dan mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas/MK) perancah harus dibongkar .
11. Kegagalan pelaksanaan kostruksi perancah, seluruhnya tanggung jawab
Pemborong.
h. PEMASANGAN PIPA-PIPA.
Pemasangan pipa dalam beton tidak boleh sampai merugikan kekuatan
konstruksi, untuk itu lihat pasal 5.7. ayat 1 dari .B.I.1971.
i. KWALITAS BETON.
1. Seluruh struktur beton bertulang biasa menggunakan kuat tekan beton minimal K
175 (kuat tekan karakteristik pada umur 28 hari untuk kubus 15 x 15 x 15 adalah
175 kg/cm2, dengan derajat konvidensi 0,95). Evaluasi penentuan karakteristik ini
didalam ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam P.B.I. 1971.
2. Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pelaksanaan dilain tempat atau
dengan mengadakan trial-mixes. Dalam hal digunakan beton ready mix,
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
j. TOLERANSI BESI
k. PERAWATAN BETON
Scope Pekerjaan
Melengkapi semua peralatan, bahan dan tenaga dan pemasangan lapis kedap air (water
proofing). Produk yang bisa digunakan adalah, Sika, MBT, Fosroc. Untuk, tie beam dan
pile cap, pondasi tapak, dinding sumpit pit lift dipergunakan Water proofing jenis Integral.
Untuk lantai dasar yg berada diatas tanah serta lantai atap dipergunakan water proofing
Jenis membrane dengan bahan Bithuthene 3000
Tenaga Pemasangan
Pemasangan water proofing harus dilakukan oleh tenaga-tenaga berpengalaman dalam
pemasangan water proofing sejenis. Pemborong harus menempatkan tenaga
supervisi yang berpengalaman (representative yang ditunjuk pabrik pembuat)
untuk menjamin :
Permukaan yang akan di water proofing sudah sesuai dengan specifikasi teknis
dari pabrik pembuat.
Bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan specifikasi teknis dari pabrik
pembuat.
Cara pemasangan dan komposisi adukan yang dilakukan sesuai dengan yang
dijamin oleh pabrik pembuat.
Guarantee
Pemborong harus memberikan guarantee atas bahan dan kwalitas pekerjaan lapis kedap
air yang berlaku selama 10 tahun. Selama masa guarantee semua kerusakan yang
disebabkan oleh kegagalan water proofing menjadi tanggung jawab Pemborong.
Material
Water proofing yang digunakan adalah sejenis water proofing system kristalisasi
dengan persyaratan sebagai berikut :
Bersifat cementitious cristalline.
Bisa meresap kedalam pori-pori beton dan membentuk barrier kedap air.
Tidak mengandung racun yang bisa larut dalam air (non toxic).
Bisa digunakan pada permukaan beton yang basah/lembab.
Mampu menahan kelembaban dan tekanan air minimal sebesar 12 ton/m2.
Tahan terhadap Hidrocloric acid, minyak rem.
Tidak kehilangan kemampuan Water proofing bila permukaan beton di
kasarkan.
Tidak memberikan pengaruh negatif terhadap kekuatan beton dan
pembesian.
Produk yang dapat digunakan adalah Produk MBT, Sika, Fosroc.
Khusus untuk Lantai Semi Basement Tie Beam dan Pile Cap dipergunakan Jenis
water proofing Integral dengan persyaratan sebagai berikut.
Merk yang dipakai salah satu dari Produk MBT, Sika, Fosroc.
Bahan yang dipakai harus dalam keadaan segar dan tidak expired.
Dosis Campuran harus sesuai dengan Petunjuk teknis Pabrik Pembuat.
Pencampuran kedalam adukan beton harus dibawah pengawasan MK,
Persiapan Pemasangan
1. Permukaan yang akan dipasang water proofing harus dibersihkan
dari minyak, olie, karat,sisa-sisa bekisting, debu,curingcompound, potongan kawat,
Dry Pack :
Concentrate harus dicampur dengan air sesuai petunjuk pabrik dan diaduk sehingga
didapatkan campuran yang kompak, setiap dry pack harus digunakan dalam waktu 15
menit.
Pemasangan
1. Instalasi waterproofing harus dipasang oleh perusahaan yang mendapat lisensi
dari pabrik pembuat atau dibawah pengawasan langsung tenaga supervisi
representative pabrik pembuat dan berpengalaman minimal 3 tahun dalam
pemasangan dalam pemasangan waterproofing jenis yang digunakan.
2. Selambat-lambatnya 14 hari sebelum pekerjaan waterproofing dimulai,
Pemborong harus mengajukan Shop drawing kepada Konsultan Pengawas/MK
dan Konsultan Perencana untuk masing-masing bagian yang akan di waterproofing
untuk mendapatkan persetujuan.
3. Batas-batas pengecoran setelah dibobok setebal 2.5 x 2.5 cm dan dibersihkan harus
diisi dengan adukan dry pack.
4. Lapis pertama waterproofing dipasang setelah bagian yang akan dibersihkan dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/MK.
5. Lapis kedua waterproofing dipasang setelah lapis pertama mulai mengering.
Pemasangan lapis kedua hanya boleh dilakukan setelah lapis pertama diperiksa
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
6. Dosis yang digunakan harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat.
7. Dalam hal digunakan alat semprot (spray equipment).Jarak nozzle harus sedekat
mungkin dengan permukaan untuk masuknya slurry kedalam pori-pori beton.
Curing
Curing dilakukan setelah waterproofing lapis kedua mulai mengering Dan
dilakukan dengan semprotan air secara lembut. Tidak dibenarkan melakukan semprotan
air bertekanan tinggi. Curing harus dilakukan tiga kali sehari dalam jangka waktu tiga
hari berturut-turut.
Masa Pemeliharaan
Lapis waterproofing harus dipelihara selama jangka waktu minimal 6 bulan setelah serah
terima pertama.
B. Persyaratan Bahan
1. Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung
tanah dan tidak mengandung kimia yang dapat merusak bahan bangunan lainnya.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Lapisan urugan pasir disirami air dan dipadatkan dengan menggunakan stemper
sampai terbentuk lapisan pasir setebal 10 cm atau sesuai gambar dan harus
mendapatkan persetujuan dari Perencana/Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan
lanjutan.
PEKERJAAN DINDING BATA
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan pasangan bata ringan ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh
detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan
Manajemen Konstruksi.
3. Pekerjaan pasangan dinding Bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
B. Persyaratan Bahan
1. Bata yang dipasang adalah dari mutu terbaik, produk Cetakan Mesin harus memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam standar (ukuran p x l x t sama.
2. Bata Ringan yang digunakan ukuran : Panjang 22 cm; lebar 11 cm; Tebal 5 cm dengan
mutu terbaik, siku dan sama ukuran, sama warna mempunyai kekuatan tekan syarat
minimum.
3. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk/produk PCC Semen Padang
4. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi standar persyaratan yang ada dengan kebutuhan
air : 6,0 s/d 6,5 liter/sak 40 kg.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus diserahkan
contoh- contohnya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Seluruh dinding dari pasangan /bata merah,dengan aduk campuran 1pc : 3 pasir
pasang, kecuali pasangan Bata n semen trasram/rapat air.
3. Untuk dinding semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 pc : 3 ps pasang,
yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai minimum 30 cm di
atas permukaan lantai setempat pada seluruh ruang, dan sampai setinggi minimal 180
cm di atas permukaan lantai setempat, untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah
(toilet, pantry, ruang wudhu, janitor dan ruang lainnya) serta pasangan Bata Ringan
dibawah permukaan tanah, jika ada.
4. Sebelum digunakan, Batu Bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga jenuh.
5. Pasangan Bata Ringan harus tersusun dengan rapih sesuai dengan kaidah-kaidahnya,
dengan perletakkan saling menyilang satu dengan lainnya. Bata Ringan yang pecah
dilarang untuk dipergunakan di dalam proyek ini.
6. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan
dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
7. Dinding Bata Ringan yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
8. Pemasangan dinding Bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24 lapis
perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding Bata tebal 1/2 batu
yang luasnya harus ditambahkan kolom dan balok penguat praktis dengan kolom
ukuran 15 x 15 cm, dari tulangan pokok 4 (empat) dengan diameter minimal 10 mm,
beugel diameter 8 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom satu dengan yang lain dibuat
maksimal 3 (tiga) meter. Ketinggian minimum 20 cm di atas elevasi langit-langit- dan
dengan pengakhiran ringbalk dengan ukuran dimensi sesuai dengan yang tertera
diatas.
9. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama sekali tidak
diperkenankan.
10. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton harus
diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang tertanam dalam
pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain
oleh Konsultan Manajemen Konstruksi .
11. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau lebih pada
posisi yang berdekatan.
12. Pasangan dinding Bata merah tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta merupakan bidang
rata.
13. Pasangan Bata Merah semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus diberi pen
dengan adukan 1 pc : 2 ps.
Pasangan Bata Ringan dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun
toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm (sebelum diaci/diplester).
D. Syarat-Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
1. Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan
untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
2. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
E. Syarat Penerimaan
1. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi ..
2. Hasil pemasangan pasangan dinding, harus lurus tepat pada sudut sikunya serta tegak
lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2 luas permukaan
bidang kerja.
3. Pelaksanaan dinding, harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
4. Hasil akhir harus konstruktip yang kokoh. Penyelesaian hubungan dinding dengan
perkerjaan finishing lainnya harus rapih.
B. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari satu merk/produk ex. MU 360 / ex. PM. 380
untuk perekat bata merah sedangan untuk bahan plsteran menggunakan produk ex. MU
301 / ex. PM. 301
2. Air untuk adukan pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung lumpur/
minyak/asam basa serta memenuhi standar persyaratan yang ada dengan kebutuhan
air : 6,0 s/d 6,5 liter/sak 40 kg
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding bata merah dengan aduk campuran 1 pc : 5ps, kecuali pada
dinding batu bata trasram/rapat air.
2. Pada dinding bata merah trasram/rapat air di plester dengan aduk campuran 1 pc : 3 ps
3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang dipersyaratkan dengan besar butiran maksimal 0,6 mm.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari jenisnya
dan di setujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi. untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan/persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan
material lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi. Kontraktor tidak
diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
10. Tebal plesteran 1,5 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar.
11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan
memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan Konsultan Manajemen
Konstruksi .
12. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda jenisnya,
harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
13. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul).
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan
melindungi dari terik panas matahari langsung dengan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.
D. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
Kontraktor wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan
ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
E. Syarat Penerimaan
1. Kontraktor harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan pelaksanaan; sesuai
dengan pengarahan serta persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi
2. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut sikunya
serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata tidak
bergelombang. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2
permukaan bidang kerja.
3. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapih.
4. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstruktip yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus rapih.
B. Persyaratan Bahan
1. Bahan Kusen Alumunium
Profil Alumunium bermutu baik ex Alexindo, atau Setara Damai Abadi
Alloy / Billet : menggunakan bahan asli, tidak terbuat dari bahan bahan
scrap / sisa, standard bahan : 6063
Standard : SII 0692 82
Tebal Anodising : 20 micron (minimal)
Ukuran Profil : minimal 4
Finish & warna : powder coating/fluorocarbon system,
Pemakaian : sesuai gambar
2. Aksesoris & Perlengkapannya
Sekrup, hardware & parts menggunakan stainless steel
Angkur-angkur tanam : Baja
Bagian yang berhubungan dengan alumunium diberi lapisan galvanized 25 micro,
bagian lain diberi zinchromat type alkid
3. Bahan Sealant
Sealent Setaraf Dow Corning atau G.E sealant yang dipakai harus sesuai dengan
persyaratan fungsinya, untuk structural glazing, curtain wall atau fungsi lain dengan
rekomendasi dari pabrik, pemakaian 1 tube maksimal 150 cm
4. Bahan Kaca
Kaca jendela/pintu :
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis Stopsol Super Silver Grey
- Stopsol Clasic Dark Blue
- Clear. 12mm ( tempered )
- Tebal 5 mm (Polos)
Kaca Cermin :
- Produksi Asahimas, setara.
- Jenis float glass
- Tebal minimal 6 mm
- Ukuran sesuai gambar rencana.
Persyaratan lain untuk material keramik harus memiliki warna, motif yang sama, tidak ada
gumpil/retak/pecah/cacat lainnya, mempunyai lapisan keras cukup tebal, sisi-sisinya saling
tegak lurus, dan memiliki ukuran yang relatif sama (toleransi max. 2 mm)
Bahan Perekat
Bahan perekat keramik terdiri atas spesi, campuran semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 3 dengan water rasio yang cukup, atau
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan keramik ini dilaksanakan harus dipresentasikan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas untuk menentukan warna yang akan dipakai.
Kontraktor terlebih dahulu harus mengajukan shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi, dan Pemberi Tugas
sebagai dasar pelaksanaan. Shop drawing paling tidak harus memuat :
- Pola pemasangan dan titik permulaan pemasangan yang memperlihatkan
keserasian hubungan pada setiap sudut-sudut ruang, peralihan dari satu bagian
ruang ke bagian ruang yang lain.
- Lebar naad terhitung sehingga didapat ukuran potongan terkecil yang serasi,
termasuk keserasian terhadap dinding keramik atau finishing dinding lain yang
perlu diperhatikan keserasiannya.
- Ukuran ruang yang dipakai sebagai dasar shop drawing adalah ukuran ruang
yang aktual di lapangan/ bukan blaad dari gambar perencanaan.
Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat
dan kotoran lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih
sempurna.
Sewaktu keramik dipasang, permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat
dengan spesi atau tile adhesive.
Naad keramik diisi dengan bahan cement grout. Warna perekat naad ini
disesuaikan dengan warna keramik.
Pengisian/pengecoran naad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
Sewaktu pengisian naad ini, keramik harus sudah benar-benar melekat dengan
kuat pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada waktu
pengecoran naad, harus segera dibersihkan sebelum mengering/mengeras.
Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu hingga
bersih.
Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring,
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-
bahan pembersih keramik yang disetujui Perencana/Konsultan Manajemen
Konstruksi
Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja
atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada
beberapa bagian harus disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini
harus diisi dengan bahan yang elastis/sealant sesuai dengan gambar dan
mendapat persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi, termasuk di dalam
ketentuan ini adalah sistem delatasi.
Pada bagian-bagian yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan
menggunakan mesin potong.
B. Persyaratan Bahan
1. Jenis bahan dari Non Metalic color Floor Hardener tanpa campuran bahan lain, dari
proses bahan-bahan sesuai ketentuan atau yang dipersyaratkan dari pabrik,
pengerjaannya dilakukan selapis demi selapis, warna harus stabil, tahan terhadap beban,
tahan getaran dan goresan ringan, dapat mencegah adanya/terjadinya retak- retak pada
permukaan lantai, tidak mudah kotor, mudah dalam perawatan, dapat menahan
kerusakan-kerusakan permukaan lantai, tahan lama serta tidak licin, tahan kimia dan non
slip.
2. Floor Hardener dipakai untuk ruang-ruang yang ditunjukkan dalam gambar dan atas
petunjuk Konsultan MK.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Kapasitas yang digunakan adalah 5 kg/m2. Floor Hardener dipasang dicampur pada
sebelum pasangan beton mengering. Apabila pasangan beton sudah kering seperti
pekerjaan yang telah dilaksanakan pada maka floor hardener dicampurkan pada
screed/mortar dengan ketebalan variatif sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan
gambar.
2. Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang dan
celah- celah yang terjadi pada permukaan lantai harus ditutup dengan adukan semen
pasir (trasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.
3. Pekerjaan pelapisan Floor Hardener dilakukan setelah ada persetujuan dari Konsultan
MK. Pengerjaannya sesuai dengan yang dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan,
sehingga dapat diperoleh hasil pekerjaan bermutu baik dan memberikan kepuasan
kepada Konsultan MK.
4. Sebelum pekerjaan dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan beberapa contoh bahan,
warna dan contoh percobaan pekerjaan dari beberapa macam hasil produk kepada
Konsultan MK untuk disetujui dalam pelaksanaan.
5. Contoh bahan, warna dan contoh percobaan pekerjaan yang telah disetujui Konsultan
MK akan dipakai sebagai standar dalam pemeriksaan dan penerimaan bahan/hasil
pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
6. Kontraktor harus membuat tempat penyimpanan contoh bahan/hasil contoh pekerjaan
di KMK Keet serta harus senantiasa menjaga keamanannya.
7. Pekerjaan Floor Hardener yang telah terpasang harus dihindarkan dari terjadinya
kerusakan akibat dari adanya pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan lain. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam hasil pekerjaan yang dilakukannya.
8. Terhadap kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi pada permukaan Floor Hardener,
kontraktor diharuskan memperbaiki, sehingga mencapai mutu pekerjaan seperti yang
telah dipersyaratkan tanpa adanya biaya tambahan.
9. Kualitas permukaan lantai hasil pekerjaan floor hardener halus dan tidak ada retak-
retak, warna homogen. Tahan terhadap beban, getaran dan goresan, serta tidak licin.
D. Syarat Pemeliharaan
1. Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan MK. Perbaikan dilaksanakan sedemikian
rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul untuk
pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Pengamanan
1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan terhadap kemungkinan kerusakan floor hardener.
2. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan lantai hardener selesai terpasang,
permukaannya tidak boleh diinjak sama sekali.
3. Sesudah pekerjaan lantai floor hardener terpasang, permukaan lantai harus dijaga
terhadap kemungkinan-kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain
yang mungkin bisa menimbulkan kerusakan/cacat, noda-noda dan sebagainya.
3. Standar Penerimaan
1. Hasil pekerjaan lantai floor hardener; permukaan rata, dan tidak bergelombang,
toleransi : < 3 mm/m2.
2. Nilai rata-rata keausan yang diperbolehkan adalah 0,37 mm/10 menit.
2. Semua rangka harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot deep sesuai
dengan ASTM A 525 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/Pengawas/MK.
3. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk,
dengan ketebalan 6 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk aplikasi dan jarak rangka
sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh
Perencana/ Pengawas/MK.
4. Gypsum yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan ASTM C 36. Gypsum
tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut :
Ex. Jaya Board, Knauff, Elephant.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan lubang), termasuki mempelajari
bentuk, pola layout/penempelan, cara pemasangan, mekanisme dan detail- detail.
2. Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan memperlihatkan
layout, type dari gypsum panel detail angkur, perkuat juga sambungan-sambungan,
bukaan dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling
gypsum.
3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
4. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/ menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
6. Desain dan produk dari system langit-langit harus mendapat persetujuan dari
Perencana/Pengawas/MK.
7. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
untuk itu.
8. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan
ketentuan Perencana/Pengawas/MK.
9. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan).
10. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana/MK.
11. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
12. Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
untuk itu.
13. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Produsen.
14. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam dan lurus (tidak
melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).
15. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana/MK.
16. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai dan
diterima dengan baik.
PEKERJAAN PENGECATAN
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini termasuk pada penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat- alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan pengecatan sehingga tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna untuk operasional.
2. Persiapan permukaan bidang yang akan dicat.
3. Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.
4. Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton, metal (logam),
kayu/plywood, gypsum, kalsiboard dan/atau bagian-bagian lain sesuai dengan yang
tertera pada gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna dan
bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana /Konsultan Manajemen Konstruksi.
B. Persyaratan Bahan
1. Cat Dasar (Whater shelid)
Cat dasar yang digunakan harus mengikuti ketentuan sbb :
Alkali Resisting Primer / Alkali Resistant Sealer untuk cat interior dan eksterior
pada bidang permukaan plesteran, beton, gypsum, kalsiboard.
Alumunium Wood Primer Sealer dan/atau wood filler untuk bidang permukaan
kayu, plywood, dan sejenisnya.
Quick-Drying Metal Primer Chromate / Zinc Chromate Primer untuk bidang
permukaan besi dan logam lainnya.
2. Cat Akhir
Cat akhir yang digunakan harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
Vynil Acrylic Emulsion / Acrylic Emulsion untuk cat interior pada bidang permukaan
plasteran, beton, gypsum, kalsiboard, dan sejenisnya.
Acrylic Emulsion Exterior Grade Fungi / Acrylic Resin / Weathershield untuk cat
eksterior pada bidang permukaan plesteran, beton, atau lainnya.
Vynil Acrylic Solvent untuk cat pada bidang permukaan kayu, plywood, dan
sejenisnya.
Synthetic Super Gloss / Synthetic Enamel untuk cat pada bidang permukaan besi
dan logan lainnya.
3. Persyaratan lain
Semua material cat, baik cat dasar cat akhir maupun bahan pengencernya, harus
merupakan produk asli keluaran satu produsen yang sama, seperti : Vinilex, Dana
Paint, atau setara .
Tidak dibenarkan melakukan pencampuran cat sendiri (meng-oplos) atau
menggunakan material yang berbeda dengan yang telah ditentukan/disyaratkan oleh
produsen.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Contoh dan Bahan Untuk Perawatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
lembaran Plywood atau papan Gypsum ukuran 30 x 30 cm2, dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah
lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir)
Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Pengawas dan
Perencana, jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh pengawas,
selanjutnya Kontraktor dapat membuat mock-up.
2. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat Mock-Up pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-
bidang yang akan dipakai sebagai Mock-Up ini akan ditentukan oleh Perencana
dan Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Pengawas dan Perencana,
bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan
pengecatan.
B. Persyaratan Bahan
Semua material waterproofing yang digunakan harus dari produk yang telah mendapat
persetujuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi
1. Waterproofing
Bahan Waterproofing yang dipakai adalah dari jenis:
membrane waterproofing harus memiliki karakteristik :
- tidak lapuk
- tahan terhadap perubahan cuaca
- memiliki ketebalan yang sama, minimal 4 mm
- mudah & cepat pelaksanaannya
Cementitious Coating
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari
Konsultan Manajemen Konstruksi.
2. Primer
Bahan primer untuk semua permukaan beton/dinding bata harus dari produsen yang sama
dengan bahan waterproofing-nya.
3. Screed/Lapisan Pelindung
Lapisan pelindung (screed) berupa spesi/adukan semen dan pasir dengan
perbandingan 1 : 3 serta menggunakan perkuatan kawat ayam (chainlink mesh) ukuran
min.75 2 mm yang mengacu pada standard SNI 07-0040-1987
C. Syarat Pelaksanaan
a. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan berupa :
Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producers Process Performance Warranty)
Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) dan
Jaminan Kekuatan tidak bocor minimal selama 10 (sepuluh) tahun.
b. Waterproofing Atap
Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang
berfungsi sebagai atap, canopy dan sebagai talang.
Jenis Waterproofing yang dipakai adalah berupa Membrane waterproofing yang
harus diberi lapisan pelindung minimal 3,0 cm screed.
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis pelaksanaan dari
produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup untuk
mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembungan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai
dengan gambar. Semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang.
Area yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa
adukan dan lain-lain).
c. Waterproofing Toilet
Untuk waterproofing pada toilet, janitor, pantry, dan daerah basah lainnya
menggunakan bahan waterproofing jenis Cementitious Coating type.
Pastikan semua dudukan instalasi/pipa dan lain-lain harus sudah terpasang. Area
yang akan diberi Water Proofing harus bebas dari kotoran. (debu, minyak, sisa
adukan dan lain-lain).
Aplikasikan waterprofing dengan dosis 1 liter untuk area 5 m2, atau menurut
petunjuk produsen sebanyak minimal 2 kali dengan arah yang berlawanan
d. Test Rendam
Kontraktor/aplikator waterproofing wajib melakukan test rendam pada daerah yang
telah diwaterproofing minimal selama 24 jam.
Daerah yang akan dilakukan tes rendam harus mendapat persetujuan
Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
e. Jaminan
Jaminan pelaksanaan pekerjaan waterproofing atas kebocoran minimal 5 (lima)
tahun.
Bila terjadi kegagalan/kebocoran dalam masa jaminan kontraktor/aplikator harus
memperbaiki atas biaya sendiri.
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
A. Lingkup Pekerjaan.
1. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan
hingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan daun jendela serta seluruh detail yang di
sebutkan/ditentukan dalam gambar.
B. Persyaratan Bahan.
1. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Perancang
dan Konsultan MK.
2. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan pabrik.
3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda terbuat dari pelat aluminiun yang
tertera nomor pengenalnya.
4. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci
harus di sediakan sebuah lemari anak kunci dengan 'backed enamel finish' di lengkapi
kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini
harus menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.
5. Perlengkapan daun pintu :
- Perlengkapan seluruh daun pintu/jendela sesuai dengan daftar hardware pada butir 8.
- Merk ditentukan sesuai dengan yang tertera dalam daftar material RKS ini.
- Engsel ( butterfly hinges) dengan pemasangan tiga buah untuk pintu tunggal
dan enam buah untuk pintu double.
- Pada daun jendela menggunakan dua buah casement stay pada setiap daunnya.
- Material dari bahan stainless steel dan atau polished brass dengan paku sekrup
kembang bahan sama dengan bahan engsel, finish satin stainless steel dan atau
polished brass.
- Peralatan dari seluruh daun pintu yang telah di syaratkan/ditentukan dalam
gambar, di pasang peralatan-peralatan dari merk seperti daftar hardware berikut
dan harus disetujui Konsultan MK.
- Door Closer sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, menggunakan type
hidrolic, outomatic back check dengan 'adjustable force'. Pengatur
kecepatan closing dan latch, di kehendaki jenis 'hold open arm', yaitu pintu
dapat menutup
secara regular dan dapat berhenti dalam posisi terbuka dengan sudut buka
tertentu, serta posisi berhenti dapat diatur di mana saja.
- Lock set dan handle
6. Handle untuk kunci-kunci pintu sesuai daftar hardware pada butir 8 berikut, atau yang
disetujui oleh, Konsultan MK dan/atau Konsultan Perancang.
7. Jenis bahan dan penggunaan :
- Engsel digunakan untuk daun pintu panel kayu, daun pintu kaca dan pintu baja.
- Casement stay digunakan pada seluruh daun jendela.
- Rambuncis digunakan pada seluruh jendela.
- Flush bolt/grendel digunakan untuk daun pintu double dan jendela.
- Kunci berikut indikator digunakan untuk pintu toilet dan shower.
- Door stoper digunakan untuk semua pintu.
- Door closer digunakan untuk semua pintu kecuali pintu-pintu frameless dan
pintu yang menggunakan floor hinge.
- Floor hinge digunakan untuk pintu double rangka aluminium dan pintu frameless.
- Lock set digunakan pada semua pintu kecuali pintu WC.
- Back plate dan handle digunakan pada semua daun pintu.
- Panick-bar dipakai pada seluruh pintu tangga darurat.
- Handle khusus untuk pintu Ruang Serba Guna menggunakan bahan
sesuai dengan gambar.
- Espanyolet digunakan pada semua pintu baja double.
2. Untuk Panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk
Dekkson / setara.
3. Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk Kend dengan finish serasi dengan
door hardware.
4. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 105 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Pengawas/Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Untuk pintu-pintu pagar besi dipergunakan gerendel besi dengan kunci gembok
merk ditentukan kemudian.
b. Pekerjaan Engsel :
1. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang-kurangnya 3 (tiga) buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg.
2. Untuk pintu-pintu alumunium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, merk Dorma / setara, dipasang baik pada lantai sehingga
terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
3. Untuk jendela digunakan engsel merk Kend.
4. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
c. Pekerjaan Door Closer dan Door Stopper :
1. Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood seperti pintu-pintu toilet,
menggunakan door closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer
harus terpasang dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun
pintu, dan disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen
pintu
2. Door Stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan skrup.
d. Bahan Bahan :
Untuk ketentuan type dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen
resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
e. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Perencana.
D. Persyaratan Pelaksanaan.
a. Engsel atas dipasang + 25 cm (as) dari permukaan atas pintu.
Engsel bawah dipasang + 25 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
b. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 25 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
c. Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
d. Pemasangan lockease, hadle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi, apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
e. Door Stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur tembok pada saat pintu terbuka.
f. Door Holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.
Pemasangan harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karpet holder akan
menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu
yang tidak menggunakan door closer.
g. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
h. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan
disetujui Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi. Didalam shop drawing harus
jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di dalam
gambar dokumen kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Produsen.
PEKERJAAN SANITAIR
A. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya yang di perlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan sanitair ini dipasang pada tempat dan ruangan yang dinyatakan/ditunjuk
pada gambar dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi
B. Persyaratan Bahan
1. Perlengkapan sanitair untuk toilet karyawan, area public, fasos,dan perkasan
menggunakan produk Toto atau AM-STAND dan disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi dan Konsultan Perancang dengan alternatif pilihan sebagai berikut :
2. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan didapatkan di pasaran, kecuali
bila ditentukan lain.
3. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah di sediakan oleh pabrik.
4. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat- syarat dalam buku ini.
C. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi/MK beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan.
Bahan yang tidak di setujui harus di ganti tanpa biaya tambahan.
2. Jika dipandang perlu di adakan penukaran / penggantian bahan pengganti harus di
setujui Konsultan Manajemen Konstruksi berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
4. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar Arsitektur dengan spesifikasi dan
sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi.
5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan
6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian untuk kesempurnaan hasil
pekerjaan.
D. Syarat Pemeliharaan
Perbaikan
Kontraktor wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat, sampai dengan perbaikkan
pekerjaan tersebut diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi. Perbaikan dilaksanakan
sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing lainnya. Biaya yang timbul
untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengamanan
1. Selama 3 x 24 jam sesudah pekerjaan sanitair selesai terpasang, harus dibiarkan
mengering dan selama itu tidak boleh dipergunakan.
2. Sesudah pekerjaan sanitair terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan terkena
cairan- cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa menimbulkan cacat, noda-noda
dan sebagainya.
3. Apabila hal ini terjadi Kontraktor harus memperbaiki cacad tersebut hingga pulih kembali
seperti semula atas biaya Kontraktor.
E. Standard Penerimaan
1. Setiap pekerjaan sanitair yang dipasang harus teliti pada posisinya dan rapat, tidak
bocor dan terjamin hubungan kerapihannya.
2. Setiap pekerjaan sanitair harus dipasang lengkap dengan asesoriesnya dan dapat
berfungsi dengan sempurna, tanpa cacat.
b. Kontraktor wajib membuat shop drawing secar lengkap dengan memperlihatkan layout,
type dari gypsum panel detail angkur, perkuat juga sambungan-sambungan, bukaan
dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan partisi gypsum.
c. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
d. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
e. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
f. Desain dan produk dari system partisi harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
g. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
h. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari produsen dan
ketentuan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
i. Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing bahan
yang digunakan).
j. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Konsultan Perencana/Konsultan Manajemen Konstruksi.
k. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
l. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
m. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Produsen.
n. Pada pertemuan sudut luar harus diberi siku pengaman seperti external corner bead &
tape
+ compount.
o. Pada pertemuan sudut dalam ditambahi dengan internal corned bead + tape & compound.
3. Cara Melaksanakan.
a). Cara melaksanakan baja Untuk Struktur.
1) Syarat Pelaksanaan.
Pekerjaan harus bertaraf klas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan
bebas dari puntiran, tekanan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus
mempunyai hubungan ukuran yang tepat sehingga dalam memasang tidak
akan memerlukan pengisian kecuali bila gambar detail menunjukkan hal
tersebut.
Semua detail dan hubungan harus dibuat secara teliti dan dipasang
dengan hati-hati untuk menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua
perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan walapun tidak secara khusus diperlihatkan
dalam gambar atau persyaratan disini, harus diharus diadakan/disediakan,
kecuali jika diperlihatkan atau persyaratan lain.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan harus mengambil ukuran-ukuran
sesungguhnya ditempat pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar
karja untuk memasang pada tempatnya, terutama pada bagian yang
terhalang oleh benda lain.
2) Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan diatas,
akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari
puntiran, bengkokan dan sambungan-sambungan yang berongga.
Konstruksi baja yang telah dikerjakan harus segera dilindungi terhadap
pengaruh- pengaruh udara, hujan dan lain-lain dengan cara yang memenuhi
syarat.
Sebelum bagian-bagian dari konstruksi dipasang disemua bagian yang
perlu sudah diberi lobang dan sudah dibersihkan dari serbuk besi, maka
bagian- bagian itu harus diperiksa dalam keadaan dicat.
3) Penyambungan dan Pemasangan.
Penyambungan dan pemasangan menggunakan sistem las atau baut dan
dilakukan sengan seksama dan kokoh. Ukuran-ukuran baut beserta
ringnnya harus disesuaikan dengan gambar-gambar kerja, serta jenis
Bautnya setidaknya harus sama dengan mutu baja profilnya, dan
penyambungan ini dapat berfungsi dengan baik.
Pengelasan harus dilaksanakan dengan hati-hati, logam yang dipakai
mengelas harus bebas dari retak dan lain-lain, cacat yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Permukaan-
permukaan yang dilas harus sama dan rata serta kelihatan teratur, las-
las yang menunjukkan cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya Penyedia Barang / Jasa Pemborongan .
Pekerjaan las sebanyak mungkin dilakukan di bengkel, untuk pekerjaan
las yang dilakukan di lapangan harus sama standardnya dengan
pekerjaan las yang dilakukan dibengkel, dan tidak diperkenankan
melakukan pekerjaan las dalam keadaan basah atau hujan.Untuk
penyambungan las lumer permukaan yang akan dilas harus bebas dari
kotoran minyak, cat dan lain- lain
Cara pengelasan harus dilakukan menurut persyaratan yang berlaku
atau disetujui oleh Konsultan Supervisi, las yang dipakai yaitu las sudut
dan las tumpul, mutu las minimal harus sama dengan mutu dari profil
yang bersangkutan. Pekerjaan pengelasan yang tampak harus
dilakukan sehingga sama dengan permukaan sekitarnya.
4) Macam las yang dipakai adalah las lumer (las dengan busur listrik) ,
dengan panjang dan tebal las sesuai gambar rencana.
Kekuatan dari bahan las yang dipakai, paling kecil sama dengan kekuatan
baja yang dipakai. Kelas E 60 atau grade SAW-1 sesuai ASTM-A 233.
Konsultan Supervisi berhak mengadakan test terhadap pengelasan di Balai
Penelitian bahan-bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia.
5) Pemasangan ditempat Pembangunan.
Penyedia Barang / Jasa Pemborongan berkewajiban untuk menjaga agar
lapangan yang dipakai untuk menupuk barang-barang yang telah diserahkan
kepadanya tetap baik keadaannya dan jika perlu untuk menyokong bagian-
bagian konstruksi yang harus diangkut diberi kayu
PEKERJAAN MEKANIKAL
UMUM
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan Unit Mekanikal
beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi. Instalasi-instalasi yang termasuk dalam
pekerjaan mekanikal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart dan peraturan-
peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia
PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
ASTM : American Society for Testing and Materials
ANSI : American National Standart Institute
PDI : Plumbing and Drainage Institute
JIS : Japanese Industrial Standart
NFPA : National Fire Protection Association
ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned Engineer
SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors' National Association
PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik Peraturan Departemen dan atau
Instansi terkait. Peraturan Daerah setempat
PERSYARATAN TEKNIS
Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta
memperoleh kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai
selesai.
Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman pekerjaan
yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi sistim mekanikal dalam pekerjaan ini.
Persyaratan Material
PEKERJAAN
PLAMBING U M U M
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plambing yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan instalasi pipa, valves dan
accessories yang terpasang di instalasi pipa dan alat-alat bantu pendukung lainnya dalam pekerjaan instalasi
plambing.
Pekerjaan plambing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut : Pekerjaan Instalasi
pipa dan accessories
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
SNI : Standart Nasional Indonesia
SNI 03 6481 2000, Sistem plambing
DIREKTORAT BINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEKERJAAN : PENYELESAIAN KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP) PADA BALAI K3 MEDAN TAHUN 2017
JL. MEDAN - BELAWAN KM. 11,5 NO. 54 MEDAN SUMUT
Rencana Kerja Syarat-Sayarat ( RKS)
Penyelesaian Konstruksi Dalam Pengerjan (KDP) Balai K3 Medan Tahun 2017
PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan Teknis Sistim
Sistim Plambing merupakan sistim perpipaan, tubing dan plumbing fixtures. Sistim ini
banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya dalam instalasi air
bersih, air panas, air buangan/limbah gedung, pipa refrigerant, pipa drain AC, pipa
chiller, pengolah air bersih dan air buangan, beserta instalasi gas medis.
Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan peralatan
utama di dalam sistim plambing seperti halnya heater, tanki air, septic tank dan
resapan dan sebagainya, akan disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.
Material Fittings :
Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Untuk ukuran 15 mm s/d 32 mm : Thread connection, Melleable Cast Iron,
10 kg/cm2. Standard : JIS, ASTM, ANSI, SNI
Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class.
10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection ,
AW Class , 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989 Fitting
Instalasi Pipa Ventilasi udara
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI
06-0135-1989
Fitting Instalasi Pipa Kondensat Air Conditioning.
Untuk ukuran 15 mm s/d 50 mm : Injection Moulding connection, , AW Class.
10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989
Untuk uku 65 mm s/d 300 mm : Slip-on Ring Connection ,
AW Class , 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135-1989 Fitting
Type Swing., Ductile Iron, Work Press 22 kg/cm2 , Standard : JIS 16 K dan 20
Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or Steel Band or Split
Ring. Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread
Untuk pipa berisolasi memakai rubber
lining. UNP and or L profile Steel.
Clamps :
Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel bend with thread
Untuk pipa berisolasi memakai rubber
lining. UNP and or L profile Steel
Kawat Las/Weld
Electrode.
Kawat Las untuk Mild steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1
E6013
Kawat Las untuk High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard : AWS A5.1
E7016.
Paint/Cat.
Cat dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987
Cat jadi
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-
1987
Persyaratan pelaksanaan.
Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plambing harus memenuhi persyaratan yang
telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah
berpengalaman dalam pekerjaan instalasi plambing. Selain itu Pelaksana/ Pemborong
harus melaksanakan prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan
Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah pemasangan
pipa di atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan beberapa tempat dalam
bangunan yang pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan kontruksi lainnya. Beberapa
ketentuan pemasangan pipa tersebut adalah sebagai berikut :
Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa tegak/
vertikal yang biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa
mendatar/horisontal yang sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah
lantai dan dalam tanah.
Pipa baja mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak
sesuai ketentuan sebagai berikut:
dengan penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan
jarak sesuai ketentuan sebagai berikut:
Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam
didalam tembok / lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang yang
diperlukan pada tembok sesuai dengan kebutuhan pipa.
Untuk pipa yang menembus tembok, lantai, atap, atau kontruksi bangunan, maka
perlu di pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimum
0,2 cm dan memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di
luar pipa ataupun isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (Water Proofing). Sleeves tersebut harus
khusus untuk penggunaan tersebut. Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi
satu atau diberi klem (Clamp) yang akan mengikat "Flashing Sleeves". Rongga
antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air dengan mengisinya dengan gasket
atau material lain yang kedap air.
Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang
dekat dinding atau kontruksi mati, maka jarak pipa ke pipa dan pipa ke dinding
harus memenuhi jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghandiri tumpang tindih
pipa, mudahkan operasional dan pemeliharaan.
Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish
dengan warna jenis instalasi pipa.
Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test
genang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang
tertinggi untuk pengisian air. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan
minimum selama 2 jam tanpa terjadi penurunan air.
PEKERJAAN MEKANIKAL
/ELEKTRIKAL
Syarat-syarat umum instalasi Mekanikal/Elektrikal ini berisi rincian yang memperjelas/ menambahkan hal-
hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat
Administrasi saling melengkapi dengan Syarat-syarat Umum Teknis Mekanikal/ Elektrikal.
Persyaratan Pelaksanaan.
Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan
dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan telah
ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang berwenang.
Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam bidang Instalasi
Mekanikal/Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Tenaga Ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor, sehingga dapat berdiskusi
dengan Direksi pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan Test penuh di bawah persyaratan operasional.
Penggantian material yang kurang baik atau kesalahan pemasangan adalah tanggung jawab
Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti/ memperbaiki hal tersebut di atas.
Semua biaya dan pengurusan izin, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab Kontraktor.
Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan dan lain-lain untuk sistem instalasi Mekanikal/Elektrikal ini harus sesuai dengan
standard :
- Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1987
- Peraturan yang ditentukan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN)
- Peraturan Daerah setempat.
- Pedoman Plumbing Indonesia
- Penanggulangan bahaya kebakaran, peraturan DKI Nomor 8 Tahun 2008.
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
59/DP/1986.
- Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN Nomor 48.
- Peraturan Pokok Teknik Penyehatan mengenai air minum dan air buangan, ancangan 1968
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Direktorat Teknik Penyehatan.
- Peraturan Instalasi Air Minum.
- A l g e m e e n e Voorwerden Voor Drink Water Instalatir (AVWI
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 173/Men.Kes/Per/VIII/77, tentang
Pengawasan Pencemaran Air dari Badan Air untuk berbagai kegunaan yang berhubungan
dengan kesehatan.
- Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan standar
internasional dari KRT, ASME, ASHRAE, ASTM, VDE, BS, NEC, IEC, dan lain-lain.
- Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat dalam
detail gambar.
- Pedoman Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis 1980 (Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia).
- Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Depatemen Pekerjaan Umum
Republik Indonesia).
- Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung Tahun
1985 (Depatemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia).
- N.F.P.A dan F.O.C sebagai pelengkap.
- Peraturan Telekomunikasi Tahun 1989.
- Peraturan-peraturan lain yang berlaku di daerah setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem Mekanikal/ Elektrikal ini selain dari
pada persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan pabrik pembuatnya.
Hanya Kontraktor yang diundang berhak untuk mengikuti pelelangan ini. Yang dimaksud dengan
Kontraktor dalam spesifikasi teknis ini adalah Badan pelaksana yang terpilih dan memperoleh
kontrak kerja untuk menyediakan dan pemasangan instalasi Mekanikal/Elektrikal ini sampai
selesai. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang memiliki PAS PLN Kelas B untuk
pekerjaan instalasi listrik dan SIKA PLN yang masih berlaku dan PAS PAM Kelas B untuk pekerjaan
Plumbing dan Kebakaran (Pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidang masing- masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal/Elektrikal dalam proyek
ini dan menempatkan
seorang tenaga ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Direksi/ Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk
bilamana menurut pendapatnya terdapat kekurangan atau ketidak jelasan pada dokumen
pelelangan, gambar-gambar atau hal-hal lainnya sehubungan dengan pekerjaan instalasi
Mekanikal/ Elektrikal.
Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa pekerjaan- pekerjaan pelaksanaan dari pihak
kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini, apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi
kelancaran pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran perbaikan
untuk semua pihak. Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala
kerugian-kerugian yang timbul.
Kontraktor wajib bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang berhubungan dengn proyek ini demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan/proyek.
Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan atau diselesaikan oleh pihak lain termasuk
dalam lingkup instalasi sistem ini, kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan
dan pekerjaan ini.
Kontraktor harus mengizinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk kepada kontraktor lainnya
untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan sensor-sensor, perletakan
peralatan/instalasi, pembuatan sparing dan lain-lain pada/untuk peralatan Mekanikal/Elektrikal
agar dapat berjalan dengan sempurna. Dalam hal ini Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh
atas peralatan tersebut.
Apabila sistem pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi/gambar dan kontraktor gagal untuk melakukan perbaikan dalam
waktu yang cukup menurut perkiraan Direksi/Pihak berwenang, maka keseluruhan atau
sebahagian dari sistem ini sebagaimana kenyataannya dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di
atas dengan biaya dan tanggung jawab Kontraktor.
Pengawasan Instalasi
Shop Drawing
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing rangkap
4 (empat). Gambar tersebut haruslah gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan kondisi lapangan. Pekerjaan baru dapat dimulai
setelah gambar kerja/shop drawing diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus memberikan contoh dari semua bahan-bahan yang akan dipergunakannya
kepada Direksi atau pihak yang ditunjuk untuk diminta persetujuanntya secara tertulis. Seluruh
contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah Kontraktor
memperoleh SPI.
Contoh bahan yang diajukan harus sesuai dengan spesifikasi teknis, baik jenis, kualitas,
kapasitas dan merknya. Alternatif pengajuan yang setara hanya dapat dilakukan bila merk yang
ditunjuk tidak dapat diperoleh dengan alasan tertulis dari distributornya. Untuk pembuktian setara
harus dengan membandingkan secara teknis dan administratif (jaminan purna jual, terdaftarnya
keagenan pada badan pemerintah yang menanganinya, sertifikat dari badan pemerintah yang
membidanginya) terhadap peralatan/meterial yang sudah dispesifikasikan.
Pembersihan Lapangan.
Lapangan yang dipergunakan setiap hari kerja, harus selalu dibersihkan oleh
Kontraktor. Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
Setelah kontrak selesai, maka Kontraktor harus memindahkan semua semua
sisa bahan pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama
masa pemeliharaan.
Kontraktor harus melindungi daerah kerja dengan Extinguisher Class A/B/C (2
Kg) atau jenis lain untuk setiap luasan 150 m atas biaya sendiri.
Petunjuk Operasional, Pemeliharaan dan Pendidikan. Pada saat penyerahan untuk pertama
kali, Kontraktor harus menyerahkan :
Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan instalasi sistem ini meliputi seluruh pengangkutan dan pengadaan bahan-bahan serta
peralatan-peralatan utama, peralatan bantu, tenaga kerja, pembuatan alat-alat, pemasangan
termasuk pengadaan arus listrik dan air untuk keperluan pengujian dan keperluan kerja.
Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan dalam spesifikasi
ini maupun dalam gambar tetapi perlu dalam pelaksanaan dari instalasi secara keseluruhan juga
harus dimasukkan dalam pekerjaan ini. Perincian umum pekerjaan instalasi ini adalah sebagai
berikut :
Sistem Elektrikal
a. Instalasi Listrik/Penerangan
b. Dan lain-lain sesuai petunjuk gambar
Sistem Mekanikal
a. Instalasi Instalasi Plumbing/Sanitasi
b. Dan lain lain sesuai petunjuk gambar.
Penyetelan seluruh sistem agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik dengan
persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan/pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal/ Elektrikal sesuai
dengan gambar, dokumen spesifikasi dan lain-lain sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang kurang jelas, Kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Direksi atau pihak yang ditunjuk untuk
itu. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Kontraktor
bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan/pemasangan dan pengujian pekerjaan sistem instalasi ini
Korelasi Pekerjaan
Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi mekanikal/
elektrikal, dilaksanakan sepenuhnya oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan, dalam hal ini termasuk pengangkutan tanah bekas galian/
pembersihan.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada dinding,
lantai, langit-langit untuk jalur pipa dan kawat, dilaksanakan oleh Kontraktor berikut
finishingnya.
Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor listrik sesuai
dengan gambar dokumen tender, untuk ini Kontraktor wajib memeriksa terlebih
dahulu panelnya apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan
Sub Kontraktor
Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga pelaksana tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain, maka
Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor
lain setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi
Kontraktor masih harus bertanggung jawab penuh atas segala lingkup
pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang di
Sub-Kontrakkan.
Bahan
Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli peralatan
utama Mekanikal/Elektrikal, pipa, kabel, pipa konduit, katup-katup, detektor dan
lain-lain beserta data- data teknis serta mengisi daftar schedule dari peralatan
tersebut. Pada brosur yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang
jelas.
Apabila terdapat data-data serta bahan yang diajukan ternyata menyimpang dari
pada yang disebutkan dalam gambar dan spesifikasi teknis ini, maka
nilai evaluasi penawaran
Lingkup Pekerjaan
a. U m u m
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun dalam detail gambar, dimana bahan dan peralatan yang
digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bilamana
terdapat perbedaan antara bahan/peralatan yang terpasang dengan spesifikasi
yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban kontraktor untuk
mengganti bahan/peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan yang
dipersyaratkan pada pasal ini tanpa adanya tambahan biaya.
dengan skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada
sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
f. Ukuran dari tiap-tiap unit Panel harus disesuaikan dengan keadaan dan
keperluan dengan persetujuan Direksi.
g. Komponen-komponen pengaman yang dipakai adalah :
- MCCB
MCCB pada Incoming Out Going
* Rated Continous Current : 80 A, 100 A, 125 A, 250 A,
atau dinyatakan lain dalam detail gambar.
* Type : Fixed Mounted
* Number of Pole : 3 Phase, 4 Pole.
* Rated Operating Voltage : 380 Volt.
* Rated Frequency : 50 Hz.
* Permintted Ambient Temperature : Max 550 C.
* Rated Peak Withstarcurrent : 50 kA.
* Rated Short Circuit Breaking Cap. : 35 kA.
* Operator Mechanism : Manual Operation
* Over Load Release : Manual Operation
* Instantenous Uver Current : Permanently Set.
* Auxiliary Release : (lihat gambar) (yang
mungkin ada)
* Auxiliary Switch : 1 NO + 1 NC
- HRC Fuse
* Rate Current : Sesuai Gambar
* Operating Voltage : 380 V.
* Frequency : 50 Hz.
* Breaking Capacity : 100 kA
- Miniatur Circuit Breaker (MCB)
* Rated Current : Sesuai Gambar
* Operating Voltage : 220 V, 380 V
* Frequency : 50 Hz.
* Breaking Capacity : 10 kA
* Permitted Ambient Temperature : 550 C.
* Overload Release : Sesuai Gambar.
- Auxiliary Relay/Contact : dari MCCB.
h. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :
- Current Transformer
- KWH Meter
- Ampere Meter
- Volt Meter
- P.F Meter (Cos meter)
Kabel Tegangan Rendah
a. Kabel-kabel yang dipakai dapat dipergunakan untuk tegangan Min. 0,6 kV dan
0,5 kV untuk Kabel NYA.
b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis
NA2XSEFGbY, NYFGbY, NYY dan NYM, untuk kabel penerangan dipergunakan
kabel NYM, NYY dan produksi Supreme Cable, Kabelindo, Tranka, Kabel Metal
atau setara dan memenuhi SNI.
c. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi/Konsultan.
d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm atau sesuai dengan
ketentuan dalam detail gambar.
Pentanahan
a. Kawat pentanahan dapat dipergunakan kawat telanjang BCC (Bare Copper
Conductor).
b. Besarnya kawat pentanahan yang dapat digunakan minimum berpenampang
sama dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang
kabel lebih kecil dari 50 mm.
c. Elektrode pentanahan untuk pentanahan digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1" dan diujung pipa tersebut diberi/dipasang Copper Rod
sepanjang m. Elektrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam
12 m atau sampai menyentuh permukaan air tanah.
d. Kabel trunking tersebut harus memenuhi persyaratan seperti yang
ditentukan/diminta.
e. Kabel Ladder yang dipasang di dalam Shaft/pada dinding pada jarak 1 (satu)
meter (kabel buatan fabrikasi yang ditentukan di dalam spesifikasi), yang
dilengkapi dengan klem-klem kabel, sebelum dipasang Kabel Ladder ini harus
dicat dengan cat finishing dua kali, warna akan ditentukan kemudian.
f. Kabel yang dipasang di atas trunking dan pada kabel ladder harus di klem
dengan kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet.
g. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu
dengan instalasi lainnya.
2.1.7 Konduit
Konduit yang dipakai adalah dari jenis PVC kelas C yang banyak dipergunakan. Baik
yang terpasang expose, di dalam dinding maupun diletakkan pada kabel tray. Diameter
dalam dari konduit minimum 1 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam
adalah 20 mm, kecuali dinyatakan lain pada detail gambar.
Kabel-kabel
a. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengidentifikasikan arah beban.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
c.. Kabel daya yang dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah patri.
g. Semua kabel yang ditanam pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum
kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan
dengan batu bata atau sign sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah
40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
h. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimal setiap 50 cm.
i. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
j. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan, jalan atau instalasi harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
diameter minimum 2 kali penampang kabel.
k. Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus di dalam konduit dan
diletakkan pada suatu trunking kabel.
l. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa PVC kelas C dengan minimum 2 kali penampang kabel.
m. Penyambungan kabel untuk penerangan dan stop-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan sekrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut
minimal 4 cm. Alat penyambung berupa las-dop merk Legrand atau 3M.
n. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
disetiap ujungnya.
o. Penyusunan konduit di atas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
Lampu Penerangan
a. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitektur dan disetujui oleh Direksi.
b. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang
terbuat dari bahan aluminium.
Pentanahan
a. Semua bagian dari sistem listrik harus ditanahkan.
b. Elektrode pentanahan harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah.
c. Tahanan pentanahan maksimum adalah 4 ohm.
d. Jarak minimum dari elektrode pentanahan adalah 6 m dan disesuaikan dengan
sifat tanahnya.
PENGUJIAN
Umum
Sebelum semua peralatan utama dari sistem dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus
diadakan pengujian/test secara menyeluruh dari sistem, untuk menjamin bahwa
sistem tersebut berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Kontraktor menjadi
tanggung jawab Kontraktor sendiri.
PRODUK
Bahan-bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi teknis. Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain dari bahan yang setara dengan yang dispesifikasikan. Kontraktor
baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi. Produk bahan dan
peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
a. Panel : Schneider atau setara
b. Komponen Panel : Schneider atau setara
Komponen Penahan Surja : Schneider
c. Produksi : Dalam Negeri standard SNI.
d. Kabel : Supreme, Kabelindo, Tranka, Kabel Metal,
IKI.
e. Konduit PVC Kelas C : MK, EGA atau setara
f. Lampu LED
* Fluorescent : Philip atau setara
* Starter : Philip atau setara
* Condensor : Philip atau setara
* Fitting : Philip atau setara
* Ballast Low Loss : Philip atau setara
* Pabrik Pembuat : Philip atau setara
g. Semua Jenis Lampu : Artolite atau setara
h. Rumah Lampu : Philips atau setara
i. Kotak Kontak : MK, Legrand, Clipsal atau yang setara
j. Saklar : MK, Legrand, Clipsal atau yang setara
k. Junction Box : National, EGA, MK.
l. Kabel Tray dan Kabel Ladder : Pabrikasi.