Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN HALMAHERA BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) DAN METODE


PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI

PENGGUNA ANGGARAN : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG
SATKER/SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG
NAMA PA : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN
PENATAAN RUANG KABUPATEN
HALMAHERA BARAT
KEGIATAN : PEMBANGUNAN JALAN (DAK
REGULER TAHUN ANGGARAN 2021)
NAMA PEKERJAAN : PENINGKATAN JALAN URPIL KE
HOTMIX RUAS DALAM KOTA JAILOLO

TAHUN ANGGARAN
2021
1. LATAR BELAKANG
Gambaran umum singkat tentang pekerjaan yang dilaksanakan, lokasi pekerjaan,
permasalahan yang dihadapi terkait dengan kebutuhan konstruksi dan berupaya
untuk menciptakan penyelenggaraan sistem jaringan yang mampu menunjang,
mendorong dan menggerakkan pengembangan wilayah dan kawasan, memiliki
standard dan mutu yang berkualitas melalui pembangunan, pemeliharaan dan
untuk meningkatkan pengembalian kondisi yang baik untuk sarana dan prasarana
jembatan.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


a. Maksud
Maksud dari kegiatan ini adalah untuk menunjang kelancaran transportasi antar
wilayah Kabupaten dan terwujudnya Peningkatan Jalan yang sesuai dengan
persyaratan dan kaidah-kaidah teknis.
b. Tujuan
Tujuan dari KAK ini adalah tersedianya prasarana Jalan di Wilayah Kabupaten
Halmahera Barat yang memenuhi pelayanan minimal, yang berwawasan
lingkungan, memperhitungkan aspek keselamatan dan kenyamanan, serta
menjamin bahwa kegiatan Peningkatan Jalan dilaksanakan sesuai rencana
dengan menggunakan standar-standar dan prosedur yang berlaku guna
tercapainya mutu pekerjaan.

3. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini adalah tersedianya prasarana
jalan yang sesuai dengan standar dan kualitas yang baik, sehingga masyarakat akan
mendapat manfaat dari peningkatan jalan tersebut.

4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN KONSTRUKSI


a. K/L/D/I : Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Barat.
b. Satker/SKPD : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Halmahera Barat.
c. PA : Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Halmahera Barat

5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber Dana : Dana Alokasi Khusus (DAK) - Reguler T.A 2021
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan : Rp. 1.880.092.100,- (Satu Milyar Delapan
Ratus Delapan Puluh Juta Sembilan Puluh Dua Ribu Seratus Rupiah) dan nilai
HPS adalah sebesar Rp. 1.880.092.100,- (Satu Milyar Delapan Ratus Delapan
Puluh Juta Sembilan Puluh Dua Ribu Seratus Rupiah).

6. RUANG LINGKUP, LOKASI PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG


a. Ruang lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi berada dalam lingkup
masyarakat umum.
b. Lokasi pengadaan pekerjaan konstruksi di Kecamatan Jailolo tepatnya di Ruas
Dalam Kota Jailolo.
c. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/KPA/PPK Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Halmahera Barat.

7. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 240 (Dua Ratus Empat Puluh) Hari
kalender, terhitung sejak Penanda tanganan Kontrak, dengan masa pemeliharaan 6
(enam) bulan setelah selesai pekerjaan (PHO) penyerahan pertama pekerjaan.

8. TENAGA AHLI :

Pendidikan Pengalaman Sertifikat


No. Jabatan
Minimal Minimal Keahlian

1. Pelaksana Lapangan S1/DIII Teknik 5 Thn/8 Thn SKT Pelaksana


Sipil Lapangan
Pekerjaan Jalan
2. Petugas Keselamatan S1 Semua 3 Thn SKT Petugas K3
Konstruksi Jurusan

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi


1. Pelaksana Lapangan
Tenaga ini minimal berpendidikan S1 Sipil dengan pengalaman minimal 5 Tahun
atau berpendidikan D.III Sipil dengan pengalaman 8 Tahun dan memilik SKT
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan.

2. Petugas Keselamatan Konstruksi


Tenaga ini minimal berpendidikan S1 Semua Jurusan dengan pengalaman
minimal 3 Tahun.
Untuk tenaga pendukung di perlukan yaitu :
1. Administrasi Pelaporan
Tenaga ini minimal berpendidikan SMA dengan pengalaman minimal 5 Tahun.

9. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Keluaran/produk yang dihasilkan dari pelaksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi
adalah terbangunnya Jalan Urpil – Hotmix Ruas Dalam Kota Jailolo.

10. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KONSTRUKSI


Spesifikasi teknis pekerjaan konstruksi, meliputi :
a. Ketentuan penggunaan bahan/material yang diperlukan;
Mengacu pada SPESIFIKASI UMUM 2018 Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Marga.
b. Material hanya boleh digunakan apabila telah dilakukan pengujian dan
memenuhi Spesifikasi yang dipersyaratkan. Sebelum memulai pekerjaan
terlebih dahulu harus disiapkan persediaan bahan material, sehingga setiap saat
dibutuhkan selalu tersedia, hal ini dimaksudkan untuk menjamin keseragaman
bahan serta kesinambungan pekerjaan.
c. Ketentuan penggunaan peralatan yang diperlukan;
JUMLAH (MINIMAL)
NO. JENIS ALAT/TYPE
VOLUME SATUAN
1 Asphalt Finisher 1 Unit
2 Asphalt Sprayer   1 Unit
3 Compressor 4000-6500 L/M   1 Unit
4 Concrete Mixer 0.3 - 0.6 M3 1 Unit
5 Dump Truck 3 - 4 M3 5 Unit
6 Dump Truck 6 - 8 M3 5 Unit
7 Excavator 80-140 HP 2 Unit
8 Motor Grader > 100 HP 1 Unit
9 Tandem Roller 6-8 T 1 Unit
10 Tire Roller 8-10 T 1 Unit
11 Vibratory Roller 5-8 T 1 Unit
12 Water Pump 70 – 100 mm 1 Unit
13 Tronton   1 Unit

d. Ketentuan penggunaan tenaga kerja;---------------


e. Metode kerja/prosedur pelaksanaan pekerjaan agar menggambarkan alur
pelaksanaan yang benar, terpola dalam rencana alur kerja (NWP).

1. MOBILISASI
Yang Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mobilisasi dan demobilisasi
peralatan, personil maupun penyediaan lahan untuk base camp kontraktor
dan untuk kegiatan pelaksanaan termasuk kantor lapangan dan gudang.
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar akan diselesaikan
dalam waktu 15 (lima belas) hari terhitung setelah tanggal mulainya
pekerjaan. Peralatan yang di Mobilisasi adalah peralatan yang akan
dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, yaitu berupa:

NO. JENIS ALAT/TYPE

1 Asphalt Finisher
2 Asphalt Sprayer  
3 Excavator 80-140 HP
4 Motor Grader > 100 HP
5 Tandem Roller 6-8 T
6 Tire Roller 8-10 T
7 Vibratory Roller 5-8 T

Dalam periode 7 hari pertama, diadakan survey lapangan terhadap kondisi


fisik dan struktur perkerasan, drainase selokan dan struktur lainnya.
Selanjutnya Direksi Pekerjaan menyelesaikan revisi desain dan menerbitkan
gambar kerja untuk pekerjaan utama sebelum dimulainya kegiatan
pelaksanaan yang ditentukan.

2. MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan
dalam kondisi sedemikian agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan
seluruh pekerja, dan pengguna jalan terlindungi.
Sebelum memulai pekerjaan apapun, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan
mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan, Rencana Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk kegiatannya selama Masa
Pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa arus lalu lintas tingkat makro
dan juga mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi. RMKL harus
disusun oleh Tenaga Ahli Keselamatan Jalan dari Penyedia Jasa,
disampaikan pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
(Pre Construction Meeting/PCM) dan mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan. RMKL harus dimutakhirkan secara regular
berdasarkan kondisi tempat pekerjaan.
Dalam hal pekerjaan wajib melakukan Analisa Dampak Lalu Lintas
(ANDALALIN) sebagaimana ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan
No.75 Tahun 2016 atau perubahannya (jika ada) tentang Penyelenggaraan
Analisis Dampak Lalu Lintas , maka penyusunan dokumen Rencana
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) harus merujuk pada
dokumen hasil Analisa Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN).
RMKL harus memperhitungkan Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dan harus memperhitungkan dan menyediakan fasilitas khusus untuk
pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika dibutuhkan.
Jika pada setiap saat, Pengawas Pekerjaan menetapkan bahwa ketentuan
yang sebagaimana mestinya untuk pengendalian lalu lintas yang
berkeselamatan tidak disediakan, tidak dipelihara atau tidak dilaksanakan
sesuai lingkup dari RMKL, Pengawas Pekerjaan dapat membatasi kegiatan
Penyedia Jasa yang mempengaruhi situasi semacam ini sampai penyesuaian
yang diperlukan telah dilaksanakan. Pengawas Pekerjaan dapat juga
menangguhkan seluruh pekerjaan sampai penyesuaian tersebut dicapai.
Bilamana keselamatan pengguna jalan atau tenaga kerja diabaikan secara
serius dan dengan sengaja oleh Penyedia Jasa, Pengawas Pekerjaan dapat
menghentikan kegiatan Penyedia Jasa yang terkait dan ketentuan berlaku
jika terdapat kejadian dan/atau kelalaian Penyedia Jasa.
Semua tenaga kerja paling sedikit berusia 18 tahun, dan tenaga kerja harus
mengenakan baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat
selama jam kerja di dalam daerah kerja.
Pelaksanaan pengaturan lalu lintas perlu berkoordinasi dengan pihak
Kepolisian dan/atau Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan setempat.
Penyedia Jasa harus menyediakan petugas bendera (flagmen) dan/atau
perlengkapan jalan sementara pada setiap titik lokasi konflik antara lalu
lintas umum dengan kendaraan dan/atau kegiatan proyek antara lain di :
a) Lokasi pertemuan jalan umum dengan jalan akses lokasi basecamp,
sumber bahan (quarry) dan/atau tumpukan bahan (stockpile material)
b) Lokasi awal dan akhir jalur lalu lintas pada segmen jalan yang sedang
dilakukan kegiatan konstruksi
c) Lokasi pertemuan j alan umum dengan j alan akses kegiatan konstruksi.
d) Lokasi jembatan sementara.
e) Lokasi lainnya dengan potensi konflik lalu lintas umum dengan
kendaraan proyek.
Pekerjaan pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem
reflektif yang disetujui Pengawas Pekerjaan. Sistem penerangan harus
ditempatkan dan dijalankan sedemikian hingga agar sorot cahaya tidak
mengganggu pengguna jalan pada lokasi tersebut. Lampu pijar tidak
diperkenankan untuk digunakan.
Pagar pengaman sementara dan/atau pembatas daerah konstruksi yang
bersinggungan langsung dengan jalur lalu lintas harus dilengkapi dengan
lampu pengaman sebagai tanda batas lokasi pekerjaan sekaligus sebagai
pengarah bagi pengguna ajalan untuk melalui jalur lalu lintas dengan aman.
Pada saat pelaksanaan konstruksi, Pengawas Pekerjaan wajib memeriksa
dan mengawasi pelaksanaan keselamatan lalu lintas di lokasi pekerjaan
dengan membuat formulir pemantauan kesesuaian berdasarkan RMKL yang
telah disepakati pada saat rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi
termasuk di dalamnya adalah kelengkapan perlengkapan jalan sementara.
Penyedia Wajib membuat Pakta Kesehatan dan Keselamatan Kerja yaitu :

NO. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1. Kecelakaan yang terjadi akibat
kesalahan teknis pada saat
1. Mobilisasi
pengangkutan alat berat pada
tronton.
1. Kecelakaan Akibat jenis dan cara
penggunaan peralatan salah.
2. Timbunan Pilihan Dari
Sumber Galian 2. Tertimbun tanah dan jatuh
terperosok.
1. Terjadi gangguan kesehatan akibat
pekerja tidak memakai
3. Penyiapan Badan Jalan perlengkapan kerja yang sesuia
dengan syarat.
2. gangguan paru paru akibat debu.
1. Terjadi gangguan lalulintas
penduduk sekitar.
2. Terjadi kecelakaan pada saat
4. Lapis Pondasi Agregat dumptruck menurunkan agregat.
Kelas A
3. Terjadi iritasi pada kulit dan paru-
paru akibat debu agregat yang
kering.
5. Lapis Pondasi Agregat 1. Terluka oleh mesin penghampar
Kelas B karena pengoperasian kurang
benar.
2. Terjadi iritasi pada kulit dan paru-
paru akibat debu agregat yang
kering.
1. Terluka karena percikan aspal
6. Lapis Resap Pengikat - panas.
Aspal Cair/Emulsi
2. Terluka oleh api pembakaran.
1. Terjadi iritasi pada kuli,mata dan
paru-paru akibat uap dan aspal
panas.
7. Lataston Lapis Fondasi 2. Terluka oleh mesin penghampar
(HRS-Base)
aspal (finisher).
3. Terluka oleh mesin pemadat aspal
(Tandem roller).

3. TIMBUNAN PILIHAN DARI SUMBER GALIAN


 Urutan Kerja :
a) Excavator memuat ke dalam Dump Truck
b) Dump Truck membuang material timbunan ke tempat yg
telah disetujui pengawas lapangan.
c) Sekelompok pekerja akan merapikan hasil buangan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
 Prosedur Umum
a. Timbunan mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan
untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.
b. Bilamana bahan timbunan dapat ditempatkan hanya pada satu sisi
abutment, tembok sayap, pilar, tembok penahan atau tembok kepala
gorong-gorong, maka tempat-tempat yang bersebelahan dengan
struktur tidak boleh dipadatkan secara berlebihan karena dapat
menyebabkan bergesernya struktur atau tekanan yangberlebihan pada
struktur.
c. Terkecuali disetujui oleh Direksi Pekerjaan, timbunan yang
bersebelahan dengan ujung jembatan tidak boleh ditempatkan lebih
tinggi dari dasar dinding belakang abutment sampai struktur
bangunan atas telah terpasang.

4. PENYIAPAN BADAN JALAN


 Urutan Kerja :
a) Motor Grader meratakan permukaan hasil galian
b) Vibro Roller memadatkan permukaan yang telah
dipotong/diratakan oleh Motor Grader.
c) Sekelompok pekerja akan membantu meratakan badan
jalan dengan alat bantu.
 Prosedur Umum :
1. Penyiapan Tempat Kerja
a) Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar
harus dilaksanakan sesuai dengan Pasal 3.1.2.1) dari Spesifikasi
Umum 2018 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Marga.
b) Seluruh Timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan
Pasal 3.2.3) dari Spesifikasi Umum 2018 Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Direktorat
Jenderal Bina Marga.

2. Pemadatan Tanah Dasar


a) Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang
relevan dari Pasal 3.2.3.3) dari Spesifikasi Umum 2018 Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Marga.

b) Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar


diberikan dalam Pasal 3.2.4) Spesifikasi Umum 2018 Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Bina Marga.
3. Daya Dukung Tanah Dasar di Daerah Galian
Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung
minimum sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau
sekurang-kurangnya mempunyai CBR minimum 6 % jika tidak
disebutkan. Pekerjaan penyiapan tanah dasar baru dilaksanakan bila
pekerjaan lapis fondasi agregat atau perkerasan sudah akan segera
dilaksanakan.

5. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS A


 Urutan Kerja :
a. Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke
dalam Dump Truck di Base Camp
b. Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan
dan dihampar dengan Motor Grader.
c. Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck
sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller.
d. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan
tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan Alat Bantu.
 Prosedur Kerja :
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas
A meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal dan
suatu lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis
pondasi bawah yang telah disiapkan. Pemasokan bahan akan mencakup,
jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi
lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi
ketentuan.
Pencampuran dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Material dicampur dengan menggunakan wheel loader dengan
komposisi yang disesuaikan, sedemikian hingga campuran material
tersebut menghasilkan gradasi sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan.
2. Pencampuran dilakukan di suatu tempat pencampuran yang
memenuhi syarat atau disetujui oleh Pengawas, antara lain harus
memperhatikan :
a. Lantai dasar diberi lapisan pasir atau sirtu, sehingga material
sirtu yang telah dicampur untuk digunakan tidak kontak
langsung dengan tanah dibawahnya.
b. Campuran sirtu diberi penutup, agar terjaga dari hujan &
pengaruh perubahan kadar air.
c. Tempat pencampuran sirtu diberi sistem drainase yang memadai
dan sesuai dengan kebutuhan.
 Pemadatan :
a. Setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus
dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan .
b. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah dilaksanakan
paling sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi
tersebut.
c. Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi
Jalan Tanpa Penutup Aspal, agregat dipertahankan dalam keadaan
lembab dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga
bahan halus yang berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum
pemadatan selesai, pihak kontraktor membuang setiap agregat yang
terlalu basah sehingga tidak merusak tanah dasar. Pemadatan tidak
dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-tanda agak bergelombang.
Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.
d. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan
berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pada tempat ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari
bagian yang rendah menuju ke bagian yang tinggi.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak
terjangkau oleh mesin gilas dipadatkan dengan menggunakan timbris
atau pemadat mekanis.

Pemadatan berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan


menjadi suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata
serta semua bekas jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang
keras dan stabil harus diperoleh dalam penggilasan akibat saling
mengunci antar agregat dengan rapat.

6. LAPIS PONDASI AGREGAT KELAS B


 Urutan Kerja :
a. Wheel Loader mencampur dan memuat Agregat ke
dalam Dump Truck di Base Camp
b. Dump Truck mengangkut Agregat ke lokasi pekerjaan
dan dihampar dengan Motor Grader.
c. Hamparan Agregat dibasahi dengan Water Tank Truck
sebelum dipadatkan dengan Tandem Roller.
d. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan
tepi hamparan dan level permukaan dengan
menggunakan Alat Bantu.
 Prosedur Kerja :
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Lapis Pondasi Agregat Kelas
B meliputi pemasokan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
bahan untuk pelaksanaan lapis pondasi jalan tanpa penutup aspal dan
suatu lapis permukaan sementara pada permukaan tanah dasar atau lapis
pondasi bawah yang telah disiapkan. Pemasokan bahan akan mencakup,
jika perlu, pemecahan, pengayakan, pencampuran dan operasi-operasi
lainnya yang diperlukan, untuk memperoleh bahan yang memenuhi
ketentuan.
Pencampuran dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Material dicampur dengan menggunakan wheel loader dengan
komposisi yang disesuaikan, sedemikian hingga campuran material
tersebut menghasilkan gradasi sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan.
2. Pencampuran dilakukan di suatu tempat pencampuran yang
memenuhi syarat atau disetujui oleh Pengawas, antara lain harus
memperhatikan :

a. Lantai dasar diberi lapisan pasir atau sirtu, sehingga material sirtu
yang telah dicampur untuk digunakan tidak kontak langsung
dengan tanah dibawahnya.
b. Campuran sirtu diberi penutup, agar terjaga dari hujan &
pengaruh perubahan kadar air.
c. Tempat pencampuran sirtu diberi sistem drainase yang memadai
dan sesuai dengan kebutuhan.
 Pemadatan :
a. Setelah pembentukan awal selesai, setiap lapis bahan harus
dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang cocok dan
memadai, yang telah disetujui Direksi Pekerjaan .
b. Pembentukan akhir permukaan lapis pondasi bawah dilaksanakan
paling sedikit setelah dua lintasan pemadatan melintasi seluruh lokasi
tersebut.
c. Selama pemasangan, pembentukan dan pemadatan Lapis Pondasi
Jalan Tanpa Penutup Aspal, agregat dipertahankan dalam keadaan
lembab dengan penyemprotan air yang diatur dengan ketat sehingga
bahan halus yang berada di permukaan tidak terganggu. Sebelum
pemadatan selesai, pihak kontraktor membuang setiap agregat yang
terlalu basah sehingga tidak merusak tanah dasar. Pemadatan tidak
dilanjutkan jika bahan menunjukkan tanda-tanda agak bergelombang.
Dalam keadaan demikian, bahan harus dibuang atau diperbaiki.
d. Operasi penggilasan dimulai dari sepanjang tepi perkerasan dan
berangsur-angsur menuju ke tengah-tengah, dalam arah memanjang.
Pada tempat ber”superelevasi” penggilasan harus dimulai dari
bagian yang rendah menuju ke bagian yang tinggi.
e. Bahan sepanjang kerb, tembok dan tempat-tempat lain yang tak
terjangkau oleh mesin gilas dipadatkan dengan menggunakan timbris
atau pemadat mekanis.
Pemadatan berlanjut sampai seluruh lokasi yang telah dipadatkan
menjadi suatu permukaan yang keras dengan kepadatan yang merata
serta semua bekas jejak roda mesin gilas tidak tampak. Suatu lapisan yang
keras dan stabil harus diperoleh dalam penggilasan akibat saling
mengunci antar agregat dengan rapat.
7. LAPIS RESAP PENGIKAT - ASPAL CAIR/EMULSI
 Urutan Kerja :
a) Aspal dan Minyak Flux dicampur dan dipanaskan
sehingga menjadi campuran aspal cair.
b) Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan
kotoran dengan Air Compressor.
c) Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt
Distributor ke atas permukaan yang akan dilapis.
 Prosedur Umum :
Lapis resap pengikat dilaksanakan setelah pekerjaan lapis permukaan
lapisan yang memenuhi kepadatan yang diisyaratkan. Tahap Awal
dilaksanakan pembersihan butiran yang lepas dan kotoran yang ada pada
permukaan lapis pondasi, selanjutnya campuran lapis resap pengikat
disemprotkan dengan asphalt sprayer, sedangkan lapis perekat
dilaksanakan sebelum dilaksanakan penghamparan lapis perkerasan.
8. LATASTON LAPIS FONDASI (HRS-BASE)
 Urutan Kerja :
a. Wheel Loader memuat Agregat ke dalam Cold Bin AMP
b. Agregat dan aspal dicampur dan dipanaskan dengan
AMP untuk dimuat langsung ke dalam Dump Truck
dan diangkut ke lokasi pekerjaan
c. Campuran panas ATB dihampar dengan Finisher dan
dipadatkan dengan Tandem (Awal & Akhir) dan
Pneumatic Tire Roller (Intermediate Rolling)
d. Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapikan
tepi hamparaan dengan menggunakan Alat Bantu.
 Prosedur Umum :
Setelah melalui percobaan desain campuran sehingga diperoleh suatu
desain campuran yang memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi
Lataston Lapis pondasi (HRS-BASE) (Gradasi Senjang/Semi Senjang),
dengan proses pencampuran secara umum sebagai berikut :
a. Material Aggregat yang memenuhi syarat campuran ditampung
dalam penampungan dingin (Cold Bin), yang mempunyai bukaan
sesuai dengan kebutuhan campuran aspal panas. Terdiri dari tiga
buah cold bin yang masing masing untuk aggregate kasar, aggregate
halus dan pasir.
b. Ketiga material tersebut, sesuai komposisi yang ditentukan,
dihantarkan menuju alat pengering (drier) untuk dikeringkan sampai
suhu yang disyaratkan.
c. Selanjutnya diangkut dengan elevator menuju penampung panas (hot
bin) setelah melalui ayakan, dan kemudian terbagi menjadi tiga fraksi
aggregate di hot bin.
d. Setelah itu dengan komposisi yang telah ditentukan sebelumnya,
ketiga fraksi aggregat ini dicampur dengan aspal hingga mencapai
takaran tertentu. Baru kemudian di tuang dalam bak dump truck
yang dipersiapkan untuk mengangkut campuran aspal panas ini
kelokasi pekerjaan.
f. Ketentuan gambar kerja ;( terlampir).
g. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjaan untuk pembayaran; Moonly
Certifikate (MC) realisasi kemajuan bobot fisik setiap bulan.
h. Ketentuan pembuatan laporan dan dokumentasi : Laporan Mingguan, dan
Bulanan, menyertakan Back Up ; berupa data Opname, Gambar Terlaksana dan
Foto Setiap kegiatan atau disyaratkan lain oleh PA.
i. Ketentuan mengenai penerapan manajemen K3 konstruksi (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja); dalam pelasanaan pekerjaan agar tenaga kerja menggunakan
perlengkapan keselamatan kerja, seluruh tenaga kerja/pekerja agar
diasuransikan/dijaminkan keselamatannya pada Asuransi Penjamin
Keselamatan Kerja.
j. Dalam melaksanakan kegiatan agar menjaga dan menyelamatkan asset asset
Negara yang peruntukkannya atau sifatnya untuk kepentingan Umum.

Jailolo, 07 Januari 2021


Pejabat Pembuat Komitmen

Abd. Hamid Yusri D. B, ST.,M.Sc


NIP. 19791009 200312 1 009

Anda mungkin juga menyukai