Anda di halaman 1dari 4

GSF-Aceh.

Metoda pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah merupakan suatu
keharusan bagi setiap pelaksana yang dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk
memudahkan manager dalam menyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa pelaksanaannya.

Metoda Pelaksanaan Rehabilitasi D.I. Babah Rote 1.550 ha, Paket lcb-3
Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Pt. Rpr. Kontraktor Tahun 2007
Meulaboh, 27 Juli 2012
GSF-Aceh.Metoda pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah merupakan suatu
keharusan bagi setiap pelaksana yang dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk
memudahkan manager dalam menyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa pelaksanaannya.
METODA PELAKSANAAN

REHABILITASI D.I. BABAH ROTE 1.550 Ha, Paket LCB-3


KABUPATEN ACEH BARAT DAYA

I.

UMUM
Metoda pelaksanaan dalam mengerjakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah merupakan suatu keharusan
bagi setiap pelaksana yang dipercayakan untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk memudahkan
manager dalam menyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa pelaksanaannya.
Hal hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam menyusun suatu metoda pelaksanaan
ini yang antara lain meliputi :
1. Bahan material yang akan digunakan.
2. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang didatangkan/tenaga yang terampil
(skill labour).
3. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun peralatan alat berat/alat besar.
4. Faktor cuaca yaitu memanfaatkan hari-hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan pekerjaan.
Setelah kami mempelajari isi dokumen lelang ( gambar dan spesifikasi teknis) serta penjelasan dari panitia pada
saat aanwijzing dikantor proyek, maupun dari peninjauan kami kelapangan kerja, ada beberapa hal yang
menjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah-langkah metoda pelaksanaan dalam
pekerjaan ini.
Dari pertimbangan hal-hal diatas, maka kami susunlah suatu methode pelaksanaan yang tepat untuk menunjang
pelaksanaan pekerjaan dengan tahapan-tahapan dan tepat sasaran, tepatguna, tepat waktu dan tepat mutu.
II.

PEKERJAAN PENDUKUNG

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


Pada tahap awal permulaan pekerjaan sangatlah penting untuk memobilisasi tenaga kerja, bahan material dan
peralatan yang sesuai dengan kebutuhan saat pelaksanaan dilapangan, sedangkan untuk demobilisasi apabila
pekerjaan telah selesai yang secara berangsur-angsur akan dikembalikan.
2. Pengukuran Untuk MC.0 dan Pemasangan Profil
Dalam tahap ini pengukuran MC.0 sangatlah dibutuhkan untuk mendapatkan gambaran yang tepat situasi
lapangan, elevasi tanah permukaan dan sekaligus pemasangan patok-patok profil yang akan membantu
memudahkan jalannya pekerjaan. Adapun untuk pengukuran ini, kami menggunakan juru ukur yang telah
berpengalaman serta para juru gambar. Alat yang kami gunakan adalah alat optis berupa theodolit dan water
pass serta alat bantu lain. Yang dapat diperoleh dari pekerjaan ini meliputi data ukur, gambar situasi, gambar
profil memanjang, dan profil melintang serta gambar kontruksi pelaksanaan.

3. Pembersihan Lapangan/Lokasi
Pembersihan lapangan peril dilakukan pada tahap awal pelaksanaan pekerjaan dimana bertujuan untuk
membersihkan lapangan dari segala kemungkinan yang akan mengganggu pelaksanaan konstruksi atau
pelaksanaan kegiatan pekerjaan secara keseluruhan. Hasil pembersihan lapangan ditumpuk atau dibuang ke
tempat pembuangan dimana nantinya tidak akan menggangu kegiatan pelaksanaan. Tempat pembuangan akan
kami minta petunjuk dari Direksi.
4. Pembuatan Direksi Keet dan Barak Kerja/Gudang
Pembangunan Direksi keet dan Barak Kerja/Gudang dilaksanakan pada minggu pertama, sehingga material dan
tenaga kerja yang akan dipakai dapat ditempatkan dilapangan. Untuk itu lokasi dan bentuknya dapat ditentukan
bersama-sama dengan Pihak Direksi.
5. Pemeliharaan Jalan Masuk
Untuk kelancaran mendatangkan bahan/material maupun alat-alat berat ke lokasi proyek, maka sebelumnya
perlu dipersiapkan untuk pembuatan jalan masuk atau memanfaatkan jalan-jalan masuk yang sudah ada seperti
jalan desa atau jalan inspeksi dan seterusnya dipelihara atau akan dilakukan perbaikan rutin terhadap jalan
masuk tersebut agar pergerakan alat-alat berat kedalam dan dari lokasi tidak terhambat. Setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai dan persiapan demobilisasi, keadaan jalan masuk yang selama pelaksanaan dipergunakan
akan kami tinggalkan dalam keadaan baik/sudah dipebaiki. Untuk pekerjaan ini kami menggunakan tenaga
manusia.
6. Dewatering / Pengeringan
Pekerjaan Dewatering/pengeringan kami laksanakan sepanjang pelaksanaan konstruksi atau sesuai dengan
kebutuhan lapangan, serta mendapatkan arahan dan persetujuan direksi/pengawas lapangan. Untuk
pengeringan perlu dibuatkan kisdam dengan bahan rangkaian papan kayu yang disusun rapat dalam 2 (dua)
lapis dengan lebar 0,5 meter yang didalamnya diisi karung plastik yang berisi dengan bahan pasir ataupun
tanah yang kemudian diletakkan serapat mungkin agar air tidak dapat merembes masuk kedalam bagian area
Konstruksi yang akan dikerjakan, pada sisi bagian dalam papan kisdam dilapisi dengan plastik hitam, sehingga
air tidak dapat keluar masuk mengalir kembali, dan air yang selalu tergenang dan menggenangi areal kerja
dibuang dengan menggunakan mesin pompa air kapasitas 3 yang jumlah kebutuhan akan disesuaikan dengan
kondisi kerja saat itu. Pekerjaan pengeringan dilakukan sepanjang air masih mengalir dan menggenangi areal
konstruksi dan apabila keseluruhan konstruksi telah selesai maka kisdam ini akan kami bongkar kembali setelah
ada persetujuan direksi.
III.

PEKERJAAN SALURAN

1. Pembersihan Lokasi Saluran Pembuang


Pembersihan dilakukan terhadap penebasan semak-semak dan penebangan pohon-pohon, serta bongkaran
akar-akar/tunggul kayu atau bahan lain yang mengganggu nantinya terhadap pelaksanaan konstruksi. Hasil dari
pembersihan atau bongkaran dikumpulkan dan dibuang pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan atau
berdasarkan dari arahan direksi/pengawas lapangan. Pembersihan dilakukan dengan menggunakan tenaga
kerja dan alat berat.
2. Pekerjaan Galian Tanah Lumpur
Volume galian tanah Lumpur dikerjakan dengan alat berat, hasil galian tanah Lumpur tersebut akan kami
gunakan sebagai bahan material untuk timbunan tanggul. Pada penggalian tanah saluran kami menggunakan
alat berat yang awal dari galian untuk saluran ini kami rencanakan dengan cara yang tepat yaitu akan kami mulai
dari bahagian hilir terlebih dahulu, hal ini kami lakukan adalah untuk menghindarkan air yang mengalir di saluran
tidak menghambat aliran air kearah hilir, maka lebih tepat awal galian dimulai dari arah hilir lebih dulu dan secara
perlahan maju kearah hulu disebabkan karena dalam pelaksanaannya menggunakan peralatan berat, tentulah
kami laksanakan secara hati-hati dan kami laksanaan sedemikian rupa agar bentuk lereng ataupun tampang
saluran tidak akan menjadi longsor disebabkan lalu lintasnya alat berat yang sedang bekerja.
Bentuk tampang, kemiringan lereng dikedua sisi serta elevasi dasar saluran, kami laksanakan sesuai gambar

dan petunjuk direksi dan apabila didalam pelaksanan memungkinkan perubahan bentuk tanjung dan sebagainya
disebabkan karena lokasi pekerjaan yang harus disesuaian dengan kondisi lapangan, maka kami akan minta
pengarahan dan persetujuan lebih dahulu kepada pihak Direksi. Bahan hasil galian yang berisikan batangbatang kayu ataupun akar-akar kayu serta bahan lain yang tidak cocok untuk bahan timbunan karena tidak
sesuai dengan spesifikasi akan kami buang ke lokasi pembuangan (disposal area) yang tempatnya akan kami
koordinasikan terlebih dulu dengan Direksi, dan bahan yang cocok untuk timbunan akan kami gunakan sebagai
bahan material timbunan.

3. Pekerjaan Galian Tanah Biasa


Sebelum memulai pekerjaan galian tanah, maka terlebih dulu akan kami pasang patok-patok profil yang jaraknya
bervariasi sesuai situasi lapangan yang jarak antara patok berkisar 20 s/d 50 meter. Patok kami pasang dengan
menancapkan kedalam tanah dan diberi tanda dengan mencat warna merah.
Volume galian tanah dikerjakan dengan alat berat, hasil galian tanah tersebut akan kami gunakan sebagai bahan
material untuk timbunan tanggul. Pada penggalian tanah saluran kami menggunakan alat berat yang awal dari
galian untuk saluran ini kami rencanakan dengan cara yang tepat yaitu akan kami mulai dari bahagian hilir
terlebih dahulu, hal ini kami lakukan adalah untuk menghindarkan air yang mengalir di saluran tidak
menghambat aliran air kearah hilir, maka lebih tepat awal galian dimulai dari arah hilir lebih dulu dan secara
perlahan maju kearah hulu disebabkan karena dalam pelaksanaannya menggunakan peralatan berat, tentulah
kami laksanakan secara hati-hati dan kami laksanaan sedemikian rupa agar bentuk lereng ataupun tampang
saluran tidak akan menjadi longsor disebabkan lalu lintasnya alat berat yang sedang bekerja.
Bentuk tampang, kemiringan lereng dikedua sisi serta elesasi dasar saluran, kami laksanakan sesuai gambar
dan petunjuk direksi dan apabila didalam pelaksanan memungkinkan perubahan bentuk tanjung dan sebagainya
disebabkan karena lokasi pekerjaan yang harus disesuaian dengan kondisi lapangan, maka kami akan minta
pengarahan dan persetujuan lebih dahulu kepada pihak Direksi. Bahan hasil galian yang berisikan batangbatang kayu ataupun akar-akar kayu serta bahan lain yang tidak cocok untuk bahan timbunan karena tidak
sesuai dengan spesifikasi akan kami buang ke lokasi pembuangan (disposal area) yang tempatnya akan kami
koordinasikan terlebih dulu dengan Direksi, dan bahan yang cocok untuk timbunan akan kami gunakan sebagai
bahan material timbunan.
4. Pekerjaan Pasangan Bronjong Kotak
Pada pekerjaan ini meliputi penganyaman serta pengisian bronjong dengan batu kali. Bahan bronjong yang kami
gunakan adalah dari kawat baja yang digalvanis berdiameter 3 mm dan 4 mm sesuai gambar dan menurut
standar yang dipersyaratan atau yang telah disetujui oleh Direksi. Anyaman bronjong kami lakukan dengan
tenaga manusia yang dianyam dengan bentuk kotak. Sedangkan anyaman yang dibuat adalah bentuk
hexagonal atau segi enam dengan oanjang sisi 7,5 cm dan jarak antara dua sisi yang berhadapan adalah 13 cm,
anyaman kawat dipilin 3 kali yang di ikat erat dengan rangka bronjong pada pinggir bronjong. Panjang bronjong
yang kami laksanakan tidak melebihi 1 meter dan pada setiap jarak 1 m ada ikat tengah dari 2 arah. Pengadaan
Bronjong ini akan kami laksanakan sebelum dilakukan pemasangan. Dalam pemasangannya, bronjong akan
kami letakkan secara perlahan di tempat yang sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi, yang kemudian
bronjong yang kami isi dengan batu kali yang keras dan tahan lama dengan ukuran beragam antara 20 s/d 30
cm bentuk batu kami pilih yang bundar, tidak pipih karena akan dapat menonjol dari lobang anyaman dan akan
juga mempercepat kawat menjadi putus karena bahan yang pipih tersebut. Pengisian batu bundar tadi dengan
tenaga kerja manual yang kami isi secara cermat dan perlahan agar padat dan tidak mudah goyang antara
kedudukan batu-batu tersebut. Untuk memudahkan dalam pelaksanaannya pada jajaran bronjong yang
berdampingan diisi sebahagian dulu, untuk menjaga agar sisi sampingnya tidak menonjol dan saat pengisian
batu kedalam keranjang dan bronjong harus kami jaga agar tidak berubah bentuknya.

5. Pekerjaan Beton Cor 1 : 2 : 3 dan Bekisting


Pelaksanaan pekerjaan beton ini adalah dengan menggunakan tenaga manusia. Campuran beton yang
digunakan adalah 1 semen 2 pasir 3 kerikil yang berarti menggunakan bahan semen Portland tiap-tiap M
adalah 8,5 zak semen 0,54 M pasir dan 0,82 M kerikil, ketiga jenis bahan tersebut diaduk dengan sejumlah air
yang diaduk didalam mesin pengaduk (molen beton) dalam 15 s/d 20 kali putaran permenit sehingga campuran
betul-betul rata, Adonan yang telah selesai tersebut dituangkan kedalam area tempat cetakan yang bekistingnya
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Setelah selesai dicor bahan beton tersebut akan kami jaga tetap basah

dengan melapisi goni yang telah dibasahkan diletakkan diatas beton agar mutu yang dipersyaratkan dapat kami
penuhi.
Sebagai bahan cetakan, bekisting dikerjakan dengan bentuk dan ukuran tampang kami buat sesuai gambar
rencana dan arahan direksi. Bahan cetakan kami buat dari kayu klas III atau kayu senbarang yang sering
digunakan sebagai bahan cetakan beton atau pun dengan menggunakan kayu lapis. Papan cetakan kami buat
rata dan rapat agar tidak ada celah / luang dan pada bahagian dalam cetakan dilapisi dengan plastik agar air
semen tidak keluar. Cetakan kami ikat / sambung pada tempat yang aman sehingga kedudukan cetakan betul
kokoh dan tidak mudah goyang pada saat pelaksanaan pengecoran beton.
6. Pekerjaan Wiremesh
Pada pekerjaan ini tulangan untuk beton adalah wiremesh yang dipasang/distel terlebih dahulu sebelum
pembentukan mal/bekesting dan pengecoran. Untuk pengadaan sampai sebelum pemasangan, kami akan
menunjukkan wiremesh ini kepada Direksi lapangan untuk dapat diperiksa. Satuan pekerjaan ini adalah meter
luas. Pemasangan wiremesh dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia. Setelah Wiremesh terpasang
sebelum pengecoran pun kami akan meminta Direksi untuk memeriksanya kembali sampai pekerjaan ini
diterima baru kami akan melakukan pengecoran.
7. Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 : 4
Pekerjaan pasangan batu kali yang kami laksanakan menggunakan tenaga kerja serta peralatan manual yang
biasa digunakan. Campuran yang di syaratkan adalah 1 : 4 yang berarti tiap M pasangan batu membutuhkan
jumlah semen 4,071 zak dan 0,522 M pasir pasang. Kedua bahan tersebut diaduk dan diberi campuran air
secukupnya dan diletakkan antara sisi-sisi batu kali yang satu dan yang lainnya yang merupakan sebagai
perekat batu sehingga batu-batu tersebut terikat monolit satu dan lainnya menjadi kokoh yang bentuk dan
tampangnya sesuai dengan gambar rencana. Batu kali yang digunakan akan kami bersihkan terlebih dahulu
dengan menyiram air agar betul-betul bersih dari segala kotoran Lumpur, dengan diameter batu yang digunakan
berkisar antara diameter 25 s/d 40 cm.
8. Pekerjaan Plesteran 1 : 2 t = 15 mm
Pekerjaan plesteran dilaksanakan pada saluran dan bangunan, setelah pekerjaan pasangan batu kali selesai,
dengan ketebalan 15 mm. Pengadukan di lakukan dengan manual. Permukaan objek yang akan diplester
dibersihkan dari kotoran yang menempel, adukan plesteran dilabur pada permukaan objek dengan
menggunakan raskam sambil digosok-gosok dan sedikit ditekan. Material yang dipakai berupa semen type I,
pasir pasang dan air yang memenuhi spesifikasi teknis.

Anda mungkin juga menyukai