Anda di halaman 1dari 9

METODE PELAKSANAAN

Program : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan


Jaringan Pengairan Lainya
Kegiatan : Pembangunan Jaringan Irigasi
Pekerjaan : Pembangunan Jaringan Irigasi Saluran Primer dan Saluran
Sekunder D.I TUNGGUL WULUNG
Lokasi : Desa Tunggul Wulung kec. Gane Timur
Tahun Anggaran : 2020

I. UMUM
Metode pelaksanaan dalam melaksanakan suatu pelaksanaan pekerjaan adalah
merupakan
suatu keharusan bagi setiap pelaksana untuk mengerjakan suatu proyek, hal ini adalah untuk
memudahkan manager dalam meyikapi setiap tantangan yang akan dihadapi dalam masa
pelaksanaannya.
Hal – hal yang perlu mendapatkan perhatian dan pertimbangan dalam meyusun suatu metode
pelaksanaan ini yang antara lain meliputi :
1. Bahan material yang akan digunakan
2. Tenaga kerja yang diperlukan, baik tenaga lokal maupun tenaga yang didatangkan /
tenaga yang terampil (skill labaour)
3. Alat dan peralatan yang tepat yang digunakan, apakah alat manual ataupun peralatan alat
berat /alat besar
4. Factor cuaca yaitu memanfaatkan hari – hari kerja yang efektif dalam pelaksanaan
pekerjaanSetelah kami mempelajari isi dokumen lelang (gambar dan spesifikasi teknis)
serta penjelasan
dari panitia saat aanwijzing, maupun dari peninjauan kami ke lokasi proyek, ada beberapa
hal yangmenjadi perhatian dan pertimbangan kami dalam menyusun langkah – langkah
metodepelaksanaan dalam pekerjaan ini.

II. PEKERJAAN PERSIAPAN

Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan persiapan dalam pekerjaan ini terdiri dari :
pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan dan Tenaga, Papan Proyek, Pembuatan
Direksi Keet, Los Kerja dan Gudang,Sistem Managemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
Investigasi Lapangan, pengukuran Kembali,Land Clearing, Scrubbing, dan Perataan, dan Sub
Base Type C.

2.1 Mobilisasi dan Demobilisasi


Mobilisasi adalah proses pengangkutan atau pengadaan peralatan serta material dan
tenaga kerja disesuaikan dengan item pekerjaan yang dilaksanakan pada proyek. Demobilisasi
yaitu setelah selesai semua pekerjaan di lokasi, alat – alat yang digunakan harus diangkut
kembali ke lokasi awal.

Cara Pelaksanaan Mobilisasi dan Demobilisasi

a) Menyiapkan data peralatan yang akan dibutuhkan selama proyek berlangsung.


b) Mengecek kondisi peralatan yang akan digunakan.
c) Setelah memastikan kondisi peralatan baik, selanjutnya dipacking dan dimuat ke kapal
atau tronton, disesuaikan dengan lokasi pekerjaan.
d) Setelah peralatan tiba dilokasi, semua peralatan diletakkan pada tempat yang aman dan
dekat dari lokasi pekerjaan.

2.2. Pekerjaan Pengukuran dan Bouwplank

Pengukuran dilakukan untuk mengetahui ketinggian dan keadaan topografi daerah


pekerjaan secara memanjang dan secara melintang sebelum pekerjaan dimulai yang disebut
MC 0%. Setelah pengukuran dilaksanakan maka akan dihasilkan gambar yang akan dilengkapi
dengan rencana letak bangunan dan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.
Cara Pelaksanannya Pengukuran

a) Kami selaku penyedia mempersiapkan peralatan ukur (waterpass dan theodolite), pekerja
atau juru ukur, patok – patok serta peralatan lainnya yang diperlukan untuk pengukuran.
Kami juga menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk
pengukuran
b) Pekerjaan ini kami mulai dengan memasang patok yang terbuat dari balok kayu 4/6
dengan jarak yang telah ditentukan
c) Patok – patok yang telah terpasang tidak boleh goyang dan berpindah tempat karena
telah memiliki elevasi yang didasarkan pada BM sekitar setelah dilakukan pengukuran.
d) Setelah data pengukuran kami peroleh dan diolah maka akan dihasilkan gambar kerja
(working drawing) sebagai panduan pekerjaan di lapangan yang harus disetujui dahulu
oleh direksi
e) Setelah pekerjaan lapangan selesai makan diadakan pengecekan dan pengukuran
ulang dilokasi pekerjaan (MC 100%) untuk membuat gambar purna laksana (asbuilt
drawing) sebagai tanda pekerjaan selesai.

Cara Pelaksanaanya Bowplank

1. Bowplank adalah papan-papan yang dipasang disekitar lokasi pekerjaan


2. Kayu yang digunakan adalah kayu 5/7 x 4m dan kayu papan 3/20
3. Bowplank dipasang mendatar sesuai ketinggian rencana, dan dipaku pada beberapa
tempat untuk menarik benang-benang as
4. Benang-benang as ini menjadi acuan dalam semua pekerjaan yang menyangkut letak
elemen bangunan.
5. Bowplank tidak perlu dipasang menerus, pada beberapa tempat dapat dikosongkan untuk
jalan pekerja

2.3. Papan Nama Proyek

Papan nama proyek dipasang di lokasi yang mudah dilihat masyarakat umum. Tiang papan
nama proyek ditanam ke dalam tanah dengan perkuatan pondasi umpak dari beton. Tiang
dibuat dengan kayu yang kuat, sehingga tidak mudah roboh terkena cuaca luar.

Contoh papan nama proyek

2.4. Sistim Managemen Keselamatan dan kesehatan kerja


Keselamatan kerja mempunyai peranan penting dalam sebuah pekerjaan, maka harus
ada petugas K3 yang dikhususkan untuk bertanggung jawab penuh melakukan pengawasan
terhadap keselamatan kerja. Di lokasi pekerjaan kontraktor harus menyediakan fasilitas
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) disertai dengan obat – obatan yang memadai.

III. PEKERJAAN LEANING SALURAN

Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan galian tanah, pekerjaan
Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Psr, Plesteran 1Pc : 3Psr tebal 15 mm, Siaran 1Pc : 2Psr dan
Pekerjaan Timbunan Tanah. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami jelaskan
metodepelaksanaannya.
3.1. Pekerjaan Galian

Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk melakukan
penggalian.

Cara pelaksanaan

a) Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih dahulu di
lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk mengangkut tanah dan
P3K.
b) Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
c) Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang selanjutnya
diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak melenceng dari gambar.
d) Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau batu besar
harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
e) Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta dorong/pick up ke
tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh direksi.
f) Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
direksi.
g) Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka kami
akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur
tanah tidak longsor.

3.2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps

Pekerjaan pasangan batu adalah pekerjaan pasangan batu kali/gunung dengan


menggunakan campuran semen pasir yang dibentuk sesuai dengan gambar dan spesifikasi
teknis.

Cara pelaksanaan

a) Pekerjaan ini kami laksanakan dengan menggunakan tenaga kerja serta peralatan manual
yang biasa digunakan.
b) Campuran yang dipersyaratkan adalah 1Pc : 3Psr
c) Kedua bahan tersebut diaduk dan diberi campuran air secukupnya dan diletakkan antara
sisi – sisi batu kali yang satu dengan yang lainnya yang merupakan sebagai perekat batu
sehingga batau – batu tersebut terikat monolit satu dan lainnya menjadi kokoh yang
bentuk tampangnya sesuai dengan gambar rencana.
d) Batu kali yang kami gunakan akan dibersihkan terlebih dahulu denga disiram air agar
betul betul bersih dari segala kotoran lumpur,dengan diameter batu yang digunakan
berkisar antara diameter 25 s/d 40 cm.

3.3. Pekerjaan Plesteran

Cara Pelaksanaan

a) Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.


b) Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
c) Pekerja mempersiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir
d) Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlbih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah terasa
sudah tercampur baru diberi air bersih secukupnya sesuai dengan kebutuhan spesi
dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang / campuran
semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
e) Spesi di bawa ke tempat pasang plesteran di mana tukang batu dan pekerja sudah siap
ditempat.
f) Sebelum plesteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru.
g) Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 (satu) lapis sampai jumlah ketebalan 1.5 cm dan
dihaluskan dengan air semen atau sesuai dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
h) Untuk menghindari retak – retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 (tujuh) hari berturut – turut atau sesuai dengan spektek dan petunjuk
dari direksi.
i) Plesteran dibentuk sesuai dengan gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan
dan dirapikan sehingga terlihat bagus.
j) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

3.4. Pekerjaan Siar

Cara pelaksanaan

a) Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site di lokasi yang akan dikerjakan
b) Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir yaitu 1 : 2
c) Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah
dirasa sudah tercampur baru kemudian diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan
spesi dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
d) Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang batu dan pekerja sudah siap di
tempat.
e) Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan
dibasahi dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru.
f) Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.
g) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

3.5. Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan timbunan tanah dalam pekerjaan ini bisa berupa dari hasil galian tanah ataupun
bias berasal dari borrow area (timbunan tanah dari luar) tentunya dengan persetujuan dari
direksi.

Cara pelaksanaan

a) Alat yang kami gunakan adalah keranjang, cangkul dan timbris.


b) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
mengganggu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
c) Timbunan tanah kami hampar lapis demi lapis, 1 (satu) lapisan timbunan maksimal 20 cm
(atau sesuai dengan petunjuk direksi dan spektek) kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama sampai dengan ketinggian yang
diinginkan.
d) Kelembapan tanah timbunan tetap kami jaga jangan sampai terlalu banyak air atau kering
sehingga dalam proses pemadatan tidak maksimal.
e) Pekerja mengangkut tanah dari lokasi penimbunan sementara ke lokasi yang akan
ditimbun.
f) Pekerja menghampar di lokasi pekerjaan dengan memperhatikan kemiringan yang dibuat.
g) Pekerjaa memadatkan tanah dengan alat pemadat.
h) Bila dalam proses penimbunan terjadi hujan deras, makan tanah timbunan ditutup dengan
terpal sehingga tidak terjadi longsor. Bila tanah timbunan terlalu kering maka dalam
proses pemadatan tanah disemprotkan air.
i) Timbunan pada samping pasangan, dikerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak
pasangan begitu juga pada waktu pemadatan.
IV. PEKERJAAN BANGUNAN PELIMPAH

Sesuai dengan dokumen lelang, pekerjaan ini terdiri dari, pekerjaan galian tanah, pekerjaan
Pasangan Batu Kali 1Pc : 4Psr, Plesteran 1Pc : 3Psr tebal 15 mm, Siaran 1Pc : 2Psr,Pekerjaan
Timbunan Tanah dan Pekerjaan Beton. Untuk masing – masing sub item pekerjaan akan kami
jelaskan metode pelaksanaannya.

4.1. Pekerjaan Galian

Dalam pekerjaan galian tanah kami menggunakan tenaga manusia untuk melakukan
penggalian.

Cara pelaksanaan

a) Semua peralatan dan perlengkapan untuk menggali kami sediakan terlebih dahulu di
lokasi pekerjaan. Seperti : cangkul, sekop, keranjang, pickup untuk mengangkut tanah dan
P3K.
b) Untuk jalur pengangkutan kami membuat jalur kendaraan sendiri dengan
mempertimbangkan keadaan tanah yang ada.
c) Pelaksana membawa gambar kerja untuk mengarahkan pada mandor yang selanjutnya
diteruskan kepada pekerja supaya dalam pelaksanaan tidak melenceng dari gambar.
d) Pekerja menggali tanah menggunakan cangkul, gancu bila ada akar atau batu besar
harus diambil, agar dalam pekerjaan pasangan tidak mengganggu.
e) Tanah hasil galian langsung dibawa/diangkut menggunakan kereta dorong/pick up ke
tempat pembuangan sementara yang telah disetejui oleh direksi.
f) Galian tanah dibuat dengan kemiringan sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk dari
direksi.
g) Galian kami kerjakan dengan hati – hati agar tidak merusak konstruksi/struktur tanah di
bawah tanah yang digali. Apabila dalam pelaksanaan galian terlalu dalam, maka kami
akan mengurug kembali bagian yang terlalu dalam dan dipadatkan sehingga struktur
tanah tidak longsor.

4.2. Pekerjaan Pasangan Batu Kali 1 Pc : 4 Ps

Pekerjaan pasangan batu adalah pekerjaan pasangan batu kali/gunung dengan


menggunakan campuran semen pasir yang dibentuk sesuai dengan gambar dan spesifikasi
teknis.

Cara pelaksanaan

a) Pekerjaan ini kami laksanakan dengan menggunakan tenaga kerja serta peralatan manual
yang biasa digunakan.
b) Campuran yang dipersyaratkan adalah 1Pc : 3Psr
c) Kedua bahan tersebut diaduk dan diberi campuran air secukupnya dan diletakkan antara
sisi – sisi batu kali yang satu dengan yang lainnya yang merupakan sebagai perekat batu
sehingga batau – batu tersebut terikat monolit satu dan lainnya menjadi kokoh yang
bentuk tampangnya sesuai dengan gambar rencana.
d) Batu kali yang kami gunakan akan dibersihkan terlebih dahulu denga disiram air agar
betul betul bersih dari segala kotoran lumpur,dengan diameter batu yang digunakan
berkisar antara diameter 25 s/d 40 cm.

4.3. Pekerjaan Plesteran

Cara Pelaksanaan

a) Material dan alat disiapkan di lokasi pekerjaan.


b) Material yang dipakai adalah : pasir, semen, dan air. Pasir dibersihkan dari semua
kotoran, air yang dipakai adalah air dari sumber air tanah.
c) Pekerja mempersiapkan spesi dengan perbandingan 1 semen : 3 pasir
d) Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlbih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah terasa
sudah tercampur baru diberi air bersih secukupnya sesuai dengan kebutuhan spesi
dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah matang / campuran
semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat spesi.
e) Spesi di bawa ke tempat pasang plesteran di mana tukang batu dan pekerja sudah siap
ditempat.
f) Sebelum pelsteran dipasang terlebih dahulu semua permukaan yang akan diplester
dibersihkan. Apabila bidang yang akan diplester terlalu kering maka terlebih dahulu
permukaan dibasahi menggunakan air bersih untuk mendapatklan ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru.
g) Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 (satu) lapis sampai jumlah ketebalan 1.5 cm dan
dihaluskan dengan air semen atau sesuai dengan spektek dan petunjuk dari direksi.
h) Untuk menghindari retak – retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah selesai
karena pengerasan, maka permukaan plesteran yang sudah selesai harus dibasahi
dengan air selama 7 (tujuh) hari berturut – turut atau sesuai dengan spektek dan petunjuk
dari direksi.
i) Plesteran dibentuk sesuai denga gambar kerja atau sesuai petunjuk direksi pekerjaan dan
dirapikan sehingga terlihat bagus.
j) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

4.4. Pekerjaan Siar

Cara pelaksanaan

a) Material semen PC, pasir pasangan, dan air harus on site di lokasi yang akan dikerjakan
b) Untuk siaran plesteran batu, perbandingan campuran antara semen dan pasir yaitu 1 : 2
c) Pasir dimasukkan ke dalam concrete mixer terlebih dahulu kemudian semen dengan
perbandingan tersebut di atas dan diaduk sampai pasir dan semen bercampur. Setelah
dirasa sudah tercampur baru kemudian diberi air bersih secukupnya sesuai kebutuhan
spesi dengan posisi concrete mixer masih mengaduk. Setelah spesi sudah
matang/campuran semen, pasir dan air merata, adukan spesi dituang ke kotak tempat
spesi.
d) Spesi kemudian dibawa ke tempat siaran dimana tukang batu dan pekerja sudah siap di
tempat.
e) Sebelum spesi dipasang terlebih dahulu semua bidang sambungan diantara batu muka
harus dikorek. Apabila bidang yang dikorek terlalu kering maka terlebih dahulu permukaan
dibasahi dengan menggunakan air bersih untuk mendapatkan ikatan yang kuat antara
spesi lama dengan spesi baru.
f) Siaran dibentuk sesuai lekukan sambungan dan dirapikan sehingga terlihat indah.
g) Semua spesi yang jatuh atau tidak menempel dibersihkan dan dibuang.

4.5. Pekerjaan Timbunan Tanah

Pekerjaan timbunan tanah dalam pekerjaan ini bisa berupa dari hasil galian tanah ataupun
bias berasal dari borrow area (timbunan tanah dari luar) tentunya dengan persetujuan dari
direksi.

Cara pelaksanaan

a) Alat yang kami gunakan adalah keranjang, cangkul dan timbris.


b) Permukaan yang akan ditimbun dibersihkan terlebih dahulu dari semua bahan yang dapat
mengganggu pemadatan timbunan (semak, akar pohon, tanah lumpur).
c) Timbunan tanah kami hampar lapis demi lapis, 1 (satu) lapisan timbunan maksimal 20 cm
atau sesuai dengan petunjuk direksi dan spektek) kemudian dipadatkan dengan alat
pemadat selanjutnya tiap lapisan diperlakukan sama sampai dengan ketinggian yang
diinginkan.
d) Kelembapan tanah timbunan tetap kami jaga jangan sampai terlalu banyak air atau kering
sehingga dalam proses pemadatan tidak maksimal.
e) Pekerja mengangkut tanah dari lokasi penimbunan sementara ke lokasi yang akan
ditimbun.
f) Pekerja menghampar di lokasi pekerjaan dengan memperhatikan kemiringan yang dibuat.
g) Pekerjaa memadatkan tanah dengan alat pemadat.
h) Bila dalam proses penimbunan terjadi hujan deras, makan tanah timbunan ditutup dengan
terpal sehingga tidak terjadi longsor. Bila tanah timbunan terlalu kering maka dalam
proses pemadatan tanah disemprotkan air.

4.6. Pekerjaan Beton Bertulang Mutu K200

Persyaratan Material

a) Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portlandia yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI
8 tahun 1972). Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran. Penyimpanan
harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak
mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 15 lapis. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah
ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b) Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat - syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
c) Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971. Penimbunan kerikil dengan pasir
harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin
adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d) Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahanbahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang layak diminum.
e) Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
minimum 2400kg/cm2). Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak,
minyak,karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak
menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan
Konsultan pengawas terlebih dahulu.
f) Bahan yang digunakan untuk bekisting harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi
mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh
gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk
dan ukuranukuran yang telah ditetapkan dalam gambar. Bekisting harus dipasang
sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan dijamin tidak berubah
bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran. Bekisting harus rapat dan tidak
bocor permukaanya, bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu,
tanah dan sebagainya, agar mudah pada saat dibongkar tanpa merusak permukaan
beton. Tiang-tiang bekisting harus dipasang papan hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan pemindahan letak, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu, tiang-
tiang dari dolken / kaso 5/7 cm , antara tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang
papan/balok secara menyilang. Pembukaan bekisting baru dilakukan setelah memenuhi
syarat-syarat yang dicantumkan dalam PBI1971.yaitu kurang lebih 21 hari.

Mutu Beton

Mutu Beton yang digunakan adalah Mutu K 200, Dengan Proporsi Campuran :

 352,000 kg : PC

 731 Kg : PB

 1031 Kg : KR (maksimum 30mm)

 215 Liter : Air

Adukan Beton

Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Konsultan pengawas, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah
dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton.

Mengaduk Beton Secara Masinal (Menggunakan Molen)

Pada mesin pengaduk beton pengisian komponen beton kering dan penuangan dilakukan
dengan mengubah keringan tabung pengaduk beton. Jika tabung berdiri tegak, maka
pencampuran beton tidak dijalankan, karena itu tabung pengaduk beton selalu berputar dalam
keadaan miring. Cara mesin pengaduk beton sederhana sekali (karena diciptakan sebagai alat
pengaduk beton) dan sangat umum, terutama sebagai mesin pengaduk beton yang agak kecil.

Tahapan Pengecoran

Tahapan Pengecoran adalah sebagai berikut :


 Siapkan checklist unutk pengecoran
 Tentukan elevasi dan batas – batas pengecoran dengan menggunakan waterpass /
selang ukur.
 Bersihkan lokasi pengecoran dengan menggunakan kompresor atau yang telah diatur
alam spektek.
 Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting,
 Padatkan beton dengan alat vibrator
 Ratakan permukaan beton dengan alat garuk cord an jidar
 Untuk pengecoran kolom (tiang) dilakukan per 1 m atau sesuai dengan petunjuk dari
pengawas atau direksi.
 Untuk pengecoran plat dan balok dilakukan secara bersamaan

Perawatan Beton

Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Beton yang telah di cor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam
setelah pengecoran.
 Beton harus dilindingi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan lain.
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan

V. PENUTUP

Demikian Metode Pelaksanaan ini kami buat sebagai panduan kami dalam rangka
melaksanakan Pekerjaan Peningkatan Jaringan Irigasi Tunggul Wulung Kecamatan Gane
Timur Kabupaten Halmahera Selatan.

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


( PPK )

A L I H A S A N , ST
NIP. 19730314 200808 1 001

Anda mungkin juga menyukai