LAPORAN PENDAHULUAN
PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN RESERVOAR
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
DI KOTA TANGERANG
TAHUN 2022
BAGIAN 1
KATA PENGANTAR
Laporan Pendahuluan Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar SPAM Regional Karian
Serpong disusun sebagai pelaporan pelaksanaan pekerjaan. Adapun pada laporan ini membahas
mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, pendekatan dan metodologi, gambaran
umum dan rencana jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Laporan Pendahuluan Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar SPAM Regional Karian
Serpong juga kami susun untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi pelaksana kegiatan sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Kerangka Acuan kerja (KAK). Laporan yang telah
kami susun ini berisikan :
Bab 1 : Pendahuluan
Bab 2 : Pendekatan dan Metodologi
Bab 3 : Gambaran Umum Wilayah
Bab 4 : Rencana Kerja
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada laporan ini. Oleh karena itu
kami mengharapkan saran serta kritik yang dapat membantu dalam penyempuranaan Laporan ini.
Demikian pengantar dalam laporan ini, semoga apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat.
Halaman i
BAGIAN 2
DAFTAR ISI
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAGIAN 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................. vi
Halaman ii
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman iii
BAGIAN 3
DAFTAR TABEL
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAGIAN 3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kriteria Pipa Distribusi ........................................................................................2-18
Tabel 2.2 Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi ................................................................2-20
Tabel 3.1 Letak dan Kondisi Geografi Kota Tangerang .....................................................3-02
Tabel 3.2 Luas Daerah Per Kecamatan di Kota Tangerang 2018-2020 ............................3-04
Tabel 3.3 Keadaan Iklim Kota Tangerang Tahun 2020 ......................................................3-06
Tabel 3.4 Kondisi Tofografi Kota Tangerang ......................................................................3-07
Tabel 3.5 Kondisi Morfologi Kota Tangerang .....................................................................3-08
Tabel 3.6 Luas Penggunaan Lahan Kota Tangerang Tahun2010-2011 ...........................3-12
Tabel 3.7 Pengolahan Air Limbah Sistem On Site di Kota Tangerang ...............................3-14
Tabel 3.8 Daerah Aliran Sungai di Wilayah Kota Tangerang .............................................3-20
Tabel 3.9 Nama dan Kondisi Situ di Wilayah Kota Tangerang ...........................................3-22
Tabel 3.10 Panjang Jalan Berdasarkan Fungsi di Kota Tangerang .....................................3-24
Tabel 3.11 Jumlah Sekolah di Kota Tangerang 2020/2021 .................................................3-29
Tabel 3.12 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kota Tangerang Tahun 2020 .............................3-31
Tabel 3.13 Jumlah Tempat Peribadatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang...............3-33
Tabel 3.14 Jumlah, Ratio Jenis Kelamin dan Kepadatan Penduduk Kota Tangerang 2019 3-35
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan .........................................................................4-05
Tabel 4.2 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung ..................................4-10
Halaman iv
BAGIAN 4
DAFTAR GAMBAR
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAGIAN 4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Reservoir Permukaan ........................................................................................ 2-04
Gambar 2.2 Reservoir Menara .............................................................................................. 2-04
Gambar 2.3 Reservoir Tanki Baja/GlassSteel ....................................................................... 2-05
Gambar 2.4 Reservoir Beton Cor .......................................................................................... 2-05
Gambar 2.5 Reservoir Fiberglass .......................................................................................... 2-06
Gambar 2.6 Grafik Pola Fluktuasi Pemakaian Air .................................................................. 2-07
Gambar 2.7 Penambahan Tekanan Air ................................................................................. 2-08
Gambar 2.8 Perletakan Menara Air ........................................................................................ 2-09
Gambar 3.1 Peta Administratif Wilayah Kota Tangerang....................................................... 3-04
Gambar 3.2 Luas Wilayah Kota Tangerang Per Kecamatan Tahun 2020 ............................. 3-05
Gambar 3.3 Rata rata Suhu dan Kelembaban di Kota Tangerang Tahun 2020 .................... 3-06
Gambar 3.4 Peta Kelerengan Kota Tangerang ...................................................................... 3-07
Gambar 3.5 Peta Morfologi Kota Tangerang ......................................................................... 3-08
Gambar 3.6 Peta Geologi Tangerang Tahun ......................................................................... 3-10
Gambar 3.7 Peta Penggunaan Lahan Kota Tangerang ......................................................... 3-13
Gambar 3.8 Peta Infrastruktur Air Limbah Kota Tangerang ................................................... 3-15
Gambar 3.9 Peta Tempat Pembuangan Akhir Sampah Kota Tangerang .............................. 3-17
Gambar 3.10 Peta Drainase Kota Tangerang .......................................................................... 3-19
Gambar 3.11 Peta Daerah Aliran Sungai Kota Tangerang ...................................................... 3-22
Gambar 3.12 Peta Sarana Transportasi Kota Tangerang........................................................ 3-23
Gambar 3.13 Peta Jaringan Listrik Kota Tangerang ................................................................ 3-26
Halaman v
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Gambar 3.14 Grafik Kontribusi Industri Pengolahan Terhadap Perekonomian Kota Tangerang,
2016-2020 .......................................................................................................... 3-27
Halaman vi
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota Tangerang merupakan kota besar di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2
juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar menjadikan Kota Tangerang sebagai Kota
dengan kepadatan tinggi di Indonesia. Dengan pesatnya pertumbuhan dan padatnya jumlah
penduduk menyebabkan permasalahan yang dihadapi Kota Tangerang semakin kompleks. Salah
satunya peningkatan kebutuhan air bersih/minum (domestik dan komersial) yang belum sepenuhnya
diimbangi dengan peningkatan pasokan air bersih/minum.
Tingkat cakupan pelayanan air bersih/minum perpipaan di wilayah Kota Tangerang pada akhir Tahun
2020 pada sekitar 60%. Belum terpenuhinya kebutuhan air bersih/minum dari sistem penyediaan air
minum/bersih yang ada saat ini karena selain tingkat kehilangan air yang masih tinggi adalah
kurangnya kapasitas produksi air bersih bila dibandingkan dengan besarnya kebutuhan air minum di
wilayah Kota Tangerang.
Proyek SPAM Regional Karian-Serpong sebagai satu Proyek Strategis Nasional (PSN), dapat
menjadi salah satu solusi untuk menambah pasokan air bersih untuk melayani wilayah Zona 3 yaitu
Kecamatan Larangan dan Kecamatan Ciledug dengan kapasitas sebesar 750 l/detik. Berkenaan
dengan adanya rencana tambahan pasokan tersebut, perlu dilakukan persiapan penyerapan air
curah SPAM Regional Karian-Serpong dengan melakukan pembangunan reservoar air curah di Kota
Halaman 1-1
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Tangerang. Pembangunan reservoar ini digunakan untuk menampung air curah dari SPAM Karian-
Serpong ke titik offtake Kota Tangerang.
Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk menyusun Detail Engineering Design (DED)
Pembangunan Reservoar SPAM Regional Karian-Serpong di Kota Tangerang dengan titik off take
di Alam Sutra secara terpola, terstruktur dan tepat sasaran.
Tujuan pekerjaan ini adalah mempersiapkan dokumen Detailed Engineering Design (DED)
Pembangunan Reservoar dan Kelangkapannya untuk Air Curah SPAM Regional Karian-Serpong di
Kota Tangerang dengan titik Offtake di Alam Sutera, yang mencakup antara lain:
• Detail desain dan deskripsi proses
• Diagram Alir Proses
• Perhitungan Struktur
• Data topografi kontur dan situasi rencana lokasi reservoar
• Data kondisi/struktur tanah sesuai hasil soil test
• Spesifikasi Teknis
• Gambar layout dan gambar potongan
• Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
• Dokumen Tender
• Jadwal waktu tender
Halaman 1-2
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
c) Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan berada di Kawasan Perumahan Pondok Bahar Kota Tangerang.
Halaman 1-3
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 1-4
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
• Sistem SCADA
• Instrumen dan Kontrol
• Gudang dan Bengkel
• Tangki BBM
• Ruang jaga
• Bangunan pembubuhan bahan kimia.
Ruang lingkup penyusunan DED untuk bangunan pelengkap/pendukung lainnya adalah sebagai
berikut :
1) Survey Lapangan
Melakukan quick assessment terhadap lahan dan lokasi Reservoar, dan juga keterkaitannya
dengan ketersediaan listrik PLN.
Survey lapangan (pemetaan, topografi, soil test) diperlukan untuk merencanakan bangunan
pelengkap/pendukung yang dibutuhkan antara lain untuk mendapatkan data luas lahan,
kondisi/struktur tanah dan infrastruktur lainnya yang akan mempengaruhi hasil dari
perencaan (DED).
2) Analisis Teknis
Melakukan analisis teknis untuk menyusun DED dengan kriteria desain bangunan
pelengkap/pendukung yang tepat sesuai kapasitas kebutuhan, dimensi, material, desain
konstruksi, dll.
Detailed Engineering Design juga harus memperhitungkan dimensi, material, detail desain
konstruksi, dll dengan proyeksi periode desain untuk 50 tahun. Detail design juga harus
memperhitungkan tekanan dan faktor titik kebocoran, kesesuaian terhadap perhitungan
hidrolis, dan faktor lainnya.
3) Spesifikasi Teknis Detailed Engineering Design
Segala kriteria detailed engineering design mengacu kepada Standar Nasional Indonesia
(SNI). Spesifikasi teknis dari detail engineering design pekerjaan ini antara lain:
• Dimensi bangunan bangunan pelengkap/pendukung.
• Material yang digunakan.
• Pekerjaan Sipil dan pekerjaan Mekanikal-Elektrikal
4) Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Konsultan akan membuat bill of quantity dan menghitung perkiraan RAB pekerjaan
pembangunan Bangunan Pelengkap/Pendukung Reservoar berdasarkan detail design dan
spesifikasi teknis yang dibuat.
Halaman 1-5
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Namun demikian, bila dinggap perlu akan diidentifikasi juga produk-produk hukum lainnya yang
dianggap relevan.
Di tingkat pusat, produk hukum dimaksud akan meliputi Undang-Undang (UU), Peraturan
Pemerintah (PP), Keputusan Presiden (Keppres), Keputusan Menteri (Kepmen) serta keputusan-
keputusan lainnya pada tingkat yang lebih rendah.Produk/dasar hukum tersebut adalah:
1. Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah;
2. Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air
5. Peraturan Pemerintah Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan
Air Minum;
7. Peraturan Presiden No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Menteri PUPR No. 27/PRT/M/2016 tentang Penyelenggaraan SPAM
Halaman 1-6
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Berikut ini akan diulas sebagian dari produk hukum yang telah disebutkan diatas yaitu :
(1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 122 Tahun 2015 Tentang Sistem
Penyediaan Air Minum
Pasal 1 :
1. Air Minum adalah Air Minum Rumah Tangga yang melalui proses pengolahan atau
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum.
2. Kebutuhan Pokok Air Minum Sehari-hari adalah air untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari-hari yang digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci, peturasan, dan
ibadah
3. Penyediaan Air Minum adalah kegiatan menyediakan Air Minum untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
4. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disingkat SPAM merupakan satu
kesatuan sarana dan prasarana penyediaan Air Minum.
5. Sistem Pengelolaan Air Limbah yang selanjutnya disingkat SPAL adalah satu kesatuan
sarana dan prasarana pengelolaan air limbah.
6. Penyelenggaraan SPAM adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan
pengembangan dan pengelolaan sarana dan prasarana yang mengikuti proses dasar
manajemen untuk penyediaan Air Minum kepada masyarakat.
7. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang dilakukan terkait dengan ketersediaan
sarana dan prasarana SPAM dalam rangka memenuhi kuantitas, kualitas, dan
kontinuitas Air Minum yang meliputi pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan.
Unit Distribusi
Pasal 8 :
(1) Unit distribusi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c merupakan sarana
pengaliran Air Minum dari bangunan penampungan sampai unit pelayanan.
(2) Unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Jaringan distribusi dan perlengkapannya;
b. Bangunan penampungan; dan
c. Alat pengukuran dan peralatan pemantauan.
Halaman 1-7
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
(3) Pengaliran air pada unit distribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
menggunakan sistem pemompaan dan/atau secara gravitasi.
Pasal 17:
(1) Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan mengikuti Proses Dasar Manajemen yang
meliputi tahapan:
a. Perencanaan;
b. Pelaksanaan;
c. Pemantauan; dan
d. Evaluasi.
(2) Tahapan Proses Dasar Manajemen sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan pada pelaksanaan Pengembangan SPAM dan Pengelolaan SPAM.
(3) Pengembangan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi:
a. Pembangunan baru;
b. Peningkatan; dan
c. Perluasan.
(4) Pengelolaan SPAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. Operasi dan Pemeliharaan;
b. Perbaikan;
c. Pengembangan Sumber Daya Manusia; dan
d. Pengembangan Kelembagaan.
Pasal 19
(1) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, yang dilakukan
untuk pembangunan baru, peningkatan, dan perluasan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (3) meliputi:
a. Penyusunan Studi Kelayakan; dan
b. Penyusunan Rencana Teknis Terinci.
(2) Perencanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1) huruf a, yang dilakukan
untuk operasi dan pemeliharaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4)
huruf a meliputi:
a. Penyusunan Studi Kelayakan;
b. Penyusunan Rencana Teknis Terinci; dan
c. penyusunan Prosedur Operasi Standar.
Halaman 1-8
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Pasal 22
(1) Perencanaan teknis terinci Penyelenggaraan SPAM sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19 ayat (1) huruf b yang selanjutnya disebut perencanaan teknis adalah suatu
rencana rinci pembangunan SPAM di suatu kota atau kawasan meliputi unit air baku,
unit produksi, unit distribusi, dan unit pelayanan.
(2) Perencanaan teknis disusun berdasarkan Rencana Induk SPAM yang telah
ditetapkan, hasil studi kelayakan, jadwal pelaksanaan konstruksi, dan kepastian
sumber serta hasil konsultasi teknis dengan dinas teknis terkait.
Halaman 1-9
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 1-10
BAB 2
PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAB 2
PENDEKATAN DAN
METODOLOGI
2.1 Pola Pikir Perencanaan
Pola pikir perencanaan ini pada dasarnya merupakan landasan berpikir konsultan sebagai
upaya untuk memahami konteks persoalan secara utuh dan menyeluruh guna memberikan landasan
berpikir sebagai masukan pada rancang bangun pendekatan perencanaan.
Ada 7 (tujuh) hal pokok pemikiran sebagai landasan pola pikir, yakni :
a. Pemahaman terhadap karakteristik fisik ruang dan sumber daya lingkungan pendukung.
Setiap sistem fisik kehidupan mempunyai karakter-karakter khusus yang unik yang dapat
menjadi pendukung maupun kendala perkembangannya, sehingga upaya untuk
mengembangkan fungsi-fungsi kegiatan harus memandang keberlanjutan daya dukungnya
dalam kurun masa datang serta bagaimana memanfaatkannya secara optimal.
Pengembangan suatu wilayah akan sangat berkaitan dengan bagaimana rencana tata ruang
dapat mendukung perikehidupan sosial masyarakat yang beragam.
Halaman 2-1
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
c. Pemahaman terhadap keterkaitan timbal balik antara kinerja aktifitas wilayah dengan
wujud dan perwujudan ruang fisiknya.
Dalam hal ini kinerja aktifitas yang buruk akan mewujudkan kualitas ruang fisik kehidupan yang
buruk, atau sebaliknya ruang fisik yang tidak tertata dengan baik akan mewujudkan kinerja
aktifitas yang buruk pula. Kondisi ini bersifat kumulatif dan saling memberikan pengaruh negatif
dan akan semakin menurunkan kualitas kehidupan lingkungan fisik, sosial, ekonomi di masa
yang akan datang.
Upaya mewujudkan ruang bukan hanya sekedar membuat rencana tata ruang namun terkait
upaya perealisasian serta pengarahannya, dan penciptaan faktor intensif (menstimulasi) dan
disinsentif (mencegah), agar elemen, fungsi dan infrastruktur, sistem pelayanan sosial ekonomi
perkotaan dapat ada dan tumbuh sesuai dengan harapan.
Upaya untuk menata ruang wilayah akan tidak terlepas dari persoalan kelembagaan dan
manajemen pembangunan yang terkait dengan upaya mengkonsolidasikan serta
mengintegrasikan berbagai perencanaan yang telah dibuat. Dalam hal lain, upaya mengelola
sumber daya dana, tenaga dan waktu juga menjadi faktor mendukung penataan ruang
kawasan.
Halaman 2-2
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Untuk mencapai maksud, tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam penyusunan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoir SPAM Regional Karian – Serpong, maka terlebih
dahulu dilakukan pendekatan perencanaan yang menjadi dasar dalam pengembangan SPAM
tersebut.
Pada pekerjaan Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoir SPAM Regional Karian – Serpong,
pendekatan perencanaan yang digunakan adalah Pendekatan Perencanaan Terpilah
Berdasarkan Pertimbangan Menyeluruh (mix scanning) dan Pendekatan Perencanaan
Partisipatif.
Melalui pendekatan ini diharapkan rencana yang akan dihasilkan tidak hanya menjawab
permasalahan penyelenggaraan SPAM tetapi juga bisa menjawab permasalahan lain yang
berhubungan dengan perkembangan wilayah di Kota Tangerang.
Pendekatan lain yang digunakan adalah pendekatan partisipatif. Pada kajian ini stakeholder terkait
akan dilibatkan dalam memberikan masukan terkait teknologi yang akan digunakan.
Halaman 2-3
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Jenis reservoir dapat dibagi berdasarkan bentuk, fungsi maupun tinggi reservoir terhadap
permukaan tanah sekitarnya serta berdasarkan dari bahan konstruksinya. Berdasarkan tinggi
relative reservoir terhadap permukaan tanah sekitarnya, maka jenis reservoir dapat dibagi
menjadi:
- Reservoir permukaan (ground reservoir)
- Reservoir menara (elevated reservoir)
Gambar 2.1.
Reservoir Permukaan
a.2. Reservoir Menara (Elevated Reservoir)
Yang dimaksud dengan reservoir menara adalah reservoir yang seluruh bagian
penampungan dari reservoir tersebut terletak lebih tinggi dari permukaan tanah
sekitarnya.
Gambar 2.2.
Reservoir Menara
Halaman 2-4
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
b. Struktur Reservoir
Berdasarkan bahan konstruksinya, maka jenis reservoir dapat dibagi menjadi :
- Reservoir tanki baja
- Reservoir beton cor
- Reservoir pasangan bata
- Reservoir fiber
Gambar 2.3.
Reservoir Tanki Baja
b.2. Reservoir Beton Cor
Tanki dan reservoir beton pertama kali dibuat tanpa penutup. Perkembangan
selanjutnya konstruksi ini memakai penutup dari kayu atau beton. Dengan tutup ini maka
masalah sanitasi akan terselesaikan. Kelebihan dari menggunakan beton cor adalah
kedap air dan tidak mudah bocor. Kelemahan umum dari bahan beton adalah biaya
konstruksi yang relatif lebih tinggi.
Gambar 2.4.
Reservoir Beton Cor
Halaman 2-5
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Gambar 2.5.
Reservoir Fiberglass
c. Perlengkapan Reservoir
Bagian utama dari reservoir adalah bak tempat penampungan air bersih. Biasanya
reservoir ini dilengkapi dengan :
a. Perpipaan, yang terdiri dari :
• Pipa air masuk (pipa inlet)
• Pipa air keluar (pipa outlet)
Pipa air keluar ini pada umumnya dilengkapi dengan saringan.
• Pipa peluap dan pipa penguras
Halaman 2-6
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Pipa peluap digunakan untuk membuang air yang berlebih pada reservoir,
sedangkan pipa penguras digunakan untuk menguras reservoir.
• Pipa udara (pipa vent)
Biasanya pipa udara dilengkapi dengan kawat kasa, yang gunanya untuk
menghindari serangga atau binatang lain masuk ke dalam reservoir.
Pipa air masuk, pipa air keluar, dan pipa penguras dilengkapi dengan katup
pengatur aliran air.
b. Lubang inspeksi (manhole)
Digunakan untuk mengontrol atau untuk masuk ke dalam reservoir.
c. Tangga untk naik ke menara reservoir dan tangga untuk masuk ke dalam reservoir
d. Alat penunjuk tinggi muka air dalam reservoir
e. Alat pengukur debit air (meter air)
f. Biasanya alat pengukur debit air dipasang pada pipa air masuk ke reservoir dan atau
pada pipa air keluar dari reservoir.
Disamping itu bila pengaliran air masuk atau aliran keluar reservoir menggunakan pompa,
maka biasanya di dalam reservoir tersebut dipasang elektroda-elektroda untuk
menjalankan/menghentikan jalannya pompa secara otomatis.
d. Fungsi Reservoir
Fungsi utama dari reservoir adalah untuk menyeimbangkan antara debit produksi dan debit
pemakaian air. Seringkali untuk waktu yang bersamaan, debit produksi air bersih tidak dapat
selalu sama besarnya dengan debit pemakaian air. Pada saat jumlah produksi air bersih
lebih besar daripada jumlah pemakaian air, maka kelebihan air tersebut untuk sementara
disimpan dalam reservoir, dan digunakan kembali untuk memenui kekurangan air pada
saat jumlah produksi air bersih lebih kecil daripada jumlah pemakaian air.
Gambar 2.6.
Grafik Pola Fluktuasi Pemakaian Air
Halaman 2-7
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Disamping fungsi utama reservoir tersebut, seringkali reservoir ini mempunyai fungsi yang
lain, yaitu :
a. Untuk menambah tekanan air pada jaringan pipa distribusi (khususnya untuk
reservoir menara)
b. Agar tekanan air pada jaringan pipa distribusi relatif stabil
Akibat adanya fluktuasi pemakaian air, maka jumlah aliran air dalam pipa distribusi juga
akan berubah-ubah (berfluktuasi). Akibat perubahan debitnya aliran air pada pipa
distribusi ini, maka sisa tekanan air pada pipa distribusi pun akan berubah-ubah. Pada
saat pemakaian air maksimum, maka tekanan air pada pipa distribusi akan berkurang,
dan tekanan air pada pipa distribusi ini akan naik kembali pada saat pemakaian air
minimum. Dengan menggunakan reservoir, maka dapat dihitung sedemikian rupa,
sehingga tekanan air maksimum dan tekanan air minimum pada jaringan pipa distribusi
masih memenuhi syarat. Dengan perhitungan ini, maka kita dapat menetapkan lokasi
dan ketinggian reservoir terhadap daerah distribusi.
Gambar 2.7.
Penambahan Tekanan Air
c. Sebagai tempat persediaan air pada keadaan darurat
Yang dimaksud dengan keadaan darurat disini, misalnya pada waktu terjadi kebakaran,
atau pipa transmisi sedang diperbaiki atau pada saat pompa untuk mengisi reservoir
tidak jalan dan sebagainya. Pada waktu-waktu tertentu instalasi air rusak atau perlu
dibersihkan, atau pipa transmisi pecah sehingga perlu diperbaiki, sehingga air tidak
dapat diproduksi. Bila tidak ada reservoir, maka tidak ada air bersih yang dapat
Halaman 2-8
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Gambar 2.8.
Perletakan Menara Air
d. Sebagai tempat pencampuran air dengan larutan kimia, terutama pembubuhan
disinfektan
e. Sebagai tempat pencampuran air dengan bahan kimia, sehingga pencampuran bahan
kimia tersebut lebih merata. Dan di samping itu dengan waktu pencampuran yang lebih
lama, diharapkan sisa klor yang berlebih dapat dikurangi.
f. Sebagai tempat pengendapan pasir atau kotoran-kotoran lain, yang mungkin masih
terbawa air dari instalasi pengolahan atau dari sumur dalam.
g. Bila pengisian reservoir menggunakan pompa, maka pompa dapat dijalankan lebih
merata. Dengan pemompaan yang merata ini, maka diharapkan dapat menghemat
pemakaian tenaga listrik.
Halaman 2-9
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
f. Volume Reservoir
a. Volume reservoir pelayannan ditentukan berdasarkan:
• Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air
minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam
puncak karena adanya fluktuasi pemakaina air di wilayah pelayanan dan perioda
pengisian reservoar
• Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sessuai dengan peraturan yang
berlaku dari Dinas Kebakaran untuk daerah setempat
• Kebutuhan air khusus, yaitu penggelontoran, taman dan peristiwa khusus
• Kebutuhan air untuk backwash
b. Volume efektif reservoir atau reservoir penyeimbang ditentukan berdasarkan
keseimbangan aliran keluaran dan aliran masuk reservoir selama pemakian air di daerah
pelayanan. Sistem pengisisan reservoir dapat dengan sistem pompa maupun sistem
gravitasi. Pasokan air ke konsumen dilakukan secara gravitasi dan/atau pemompaan.
Halaman 2-10
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
• Kurva masa, volume efektif didapat dari jumlah presentase akumulais surplus terbesar
pemakaian air terhadap akumulasi pengaliran air ke reservoar (bila pengaliran air
ke reservoir dilakukan selama 24 jam).
• Secara presentase, volume efektif ditentukan minimum 15% dari kebutuhan air
maksimum per hari.
1. Persiapan
a. Pengumpulan data sekunder, meliputi :
1. Peta dasar, topografi, hidrologi, geohidrologi, morfologi, tata guna lahan, foto udara
atau citra satelit;
2. Data cuaca dan iklim;
3. Data kependudukan, sosioekonomi, kepadatan penduduk;
4. Kondisi eksisting sistem air minum;
5. Peraturan perundangan yang berlaku.
b. Persiapan peralatan
2. Pengumpulan data primer dari survei lapangan (survei yang dilaksanakan adalah survei
sesaat, dan bukan survei berkala yang dilaksanakan pada periode tertentu) :
a. Survei geomorfologi dan geohidrologi;
b. Survei hidrolika air permukaan;
c. Survei topografi;
d. Penyelidikan tanah;
e. Survei lokasi sistem;
f. Survei ketersediaan bahan konstruksi;
g. Survei ketersediaan elektro mekanikal;
h. Survei ketersediaan bahan kimia;
i. Survei sumber daya energi;
j. Survei ketersediaan dan kemampuan kontraktor;
k. Survei harga satuan.
Halaman 2-11
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 2-12
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Beberapa sumber air baku yang dapat digunakan untuk penyediaan air bersih adalah:
1. Air Hujan
Air hujan bersifat lunak karena tidak mengandung garam dan zat-zat mineral, lebih
bersih, namun dapat bersifat korosif karena mengandung zat-zat yang terdapat di udara
seperti NH3, CO2 agresif, ataupun SO2. Dari segi kuantitas, air hujan tergantung pada
besar kecilnya hujan, sehingga tidak mencukupi jika digunakan untuk persediaan umum
karena jumlahnya berfluktuasi. Air hujan juga tidak secara kontinu dapat diperoleh
karena sangat tergantung pada musim.
Halaman 2-13
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
2. Air Permukaan
Air permukaan yang biasa digunakan sebagai sumber air baku adalah air waduk,
sungai, dan danau. Pada umumnya, air permukaan telah terkontaminasi zat-zat yang
berbahaya bagi kesehatan, sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum
dikonsumsi oleh masyarakat. Kuantitas dan kontinuitas air permukaan sebagai sumber
air baku cukup stabil.
3. Air Tanah
Air tanah mengandung garam dan mineral yang terlarut pada waktu air melalui lapisan-
lapisan tanah, serta bebas dari polutan. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa air
tanah tercemar oleh zat-zat yang mengganggu kesehatan, seperti Fe, Mn, kesadahan,
dan sebagainya. Berdasarkan kedalamannya, air tanah dibedakan menjadi air tanah
dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dangkal kualitasnya lebih rendah daripada air
tanah dalam. Secara kuantitas, air tanah dapat mencukupi kebutuhan air bersih. Tetapi
dari segi kontinuitas, pengambilan air tanah harus dibatasi, karena pengambilan yang
terus menerus dapat menyebabkan penurunan muka air tanah dan intrusi air laut.
4. Mata Air
Dari segi kualitas, mata air sangat baik karena belum terkontaminasi oleh zat-zat
pencemar. Pencemaran biasanya terjadi di lokasi mata air itu muncul. Dari segi
kuantitas dan kontinuitas, mata air kurang bisa diandalkan sebagai sumber air air baku
Kuantitas dan kontinuitas suatu sumber air dapat diketahui dari suatu hasil penelitian
terhadap aspek geologi, morfologi dan hidrologi, atau yang dikenal dengan hidrogeologi.
Penelitian ini dilakukan dengan interpretasi antara trend curah hujan, kondisi kemiringan
tanah, litologi dan fungsi lahan. Kemiringan dan fungsi lahan akan menentukan surface run
off, evapotranspirasi dan besarnya infiltrasi curah hujan. Sedangkan deskripsi litologi yang
menggambarkan jenis lapisan batuan, akan menentukan kecepatan infiltrasi air hijan ke
dalam tanah, dan lapisan batuan pendukung air di dalam tanah (akuifer).
Surface run off pada akhirnya akan menjadi inlet bagi badan-badan air, yang dikenal
dengan air permukaan (seperti sungai dan danau/telaga).
Keseimbangan dari siklus hidrologi inilah yang akan menentukan kuantitas dan kontinuitas
suatu sumber air.
Khusus untuk mengetahui keberadaan air tanah, dilakukan suatu pendugaan bawah tanah,
dengan Metode Geolistrik. Prinsip kerja dari metode ini adalah mengukur tahanan jenis
Halaman 2-14
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
suatu batuan yang diberikan beda potensial listrik. Adapun potensi air tanah yang
dikandungnya diketahui dengan interpretasi seperti diatas.
Kualitas air dari suatu sumber air adalah parameter fisik, kimia dan bakteriologis yang
terdapat pada air tersebut. Parameter fisik biasanya dikarenakan adanya partikel-partikel
yang tersuspensi dalam air yang menyebabkan air menjadi berwarna dan keruh, atau
adanya efek termal sehingga temperatur air menjadi berubah.
Parameter kimia karena adanya anion dan kation dari bahan-bahan yang terlarut dalam air.
Sedangkan parameter bakteriologis, disebabkan adanya senyawa-senyawa nutrien bagi
bakteri. Kualitas air tersebut dapat diketahui dari hasil pemeriksaan contoh air di
laboratorium analisis kualitas air.
Bangunan pengambilan air baku sesuai dengan jenis sumber air, terdiri dari :
1. Bronkaptering
Faktor yang harus diperhatikan adalah debit air dan jenis lapisan batuan yang
merupakan akifer dari mata air tersebut. Volume bronkaptering harus dapat menjamin
debit air yang keluar dari mata air, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu aliran
yang dapat merubah arah aliran. Sedangkan kondisi jenis batuan seperti halnya
gamping yang bersifat rapuh, dalam pembuatan konstruksi bronkapteringnya tidak
boleh adanya getaran-getaran yang dapat meruntuhkan struktur batuannya sehingga
akan berpindah. Untuk menjaga aliran mata air, pada bronkaptering mutlak harus
diberikan over flow.
2. Sumur Bor
Pada pembuatan konstruksi sumur bor, terutama yang harus diperhatikan adalah posisi-
posisi lapisan akifer air tanah dangkal, yang memungkinkan perembesan air
permukaan, sehingga pada batas lapisan ini akan diberikan penyuntikan dengan
adukan pasir-semen (Cement Grouting), serta batas-batas lapisan akifer air tanah
dalam sehingga untuk batas-batas ini akan diberikan kerikil (Gravel Pack) dan pipa
screen.
Halaman 2-15
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Rangkaian proses pengolahan air umumnya terdiri dari satuan operasi dan satuan proses
untuk memisahkan material kasar, material tersuspensi, material terlarut, proses netralisasi
dan proses desinfeksi. Unit produksi dapat terdiri dari unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi,
filtrasi, netralisasi, dan desinfeksi.
Perencanaan unit produksi antara lain dapat mengikuti standar berikut ini :
▪ SNI 03-3981-1995 tentang tata cara perencanaan instalasi saringan pasir lambat;
▪ SNI 19-6773-2002 tentang Spesifikasi Unit Paket Instalasi Penjernihan Air Sistem
Konvensional Dengan Struktur Baja;
▪ SNI 19-6774-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Unit Paket Instalasi Penjernihan Air.
Halaman 2-16
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
2) Perhitungan
Perhitungan mengacu pada tata cara perancangan teknis unit produksi
3) Gambar
a. gambar jaringan pipa transmisi
b. gambar lokasi/tata letak IPA
c. gambar lokasi reservoir
d. gambar detail konstruksi
- pipa transmisi
- reservoir
- IPA
Halaman 2-17
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
datar, dapat digunakan sistem perpompaan langsung, kombinasi dengan menara air,
atau penambahan pompa penguat (booster pump);
d. Jika terdapat perbedaan elevasi wilayah pelayanan terlalu besar atau lebih dari 40 m,
wilayah pelayanan dibagi menjadi beberapa zone sedemikian rupa sehingga memenuhi
persyaratan tekanan minimum. Untuk mengatasi tekanan yang berlebihan dapat
digunakan katup pelepas tekan (pressure reducing valve). Untuk mengatasi kekurangan
tekanan dapat digunakan pompa penguat.
Tabel 2.1.
Kriteria Pipa Distribusi
Halaman 2-18
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
kg/cm2 atau pipa berdasarkan SNI, Seri (10–12,5), atau jenis pipa lain yang telah
memiliki SNI atau standar internasional setara.
c. Jaringan pipa didesain pada jalur yang ditentukan dan digambar sesuai dengan zona
pelayan yang ditentukan dari jumlah konsumen yang akan dilayani, penggambaran
dilakukan skala maksimal 1:5.000.
E. Reservoir
1. Lokasi dan Tinggi Reservoir
Lokasi dan tinggi reservoir ditentukan berdasarkan pertimbangan sebagai berikut :
2. Volume Reservoir
a) Reservoir Pelayanan
Volume reservoir pelayanan (service reservoir) ditentukan berdasarkan :
▪ Jumlah volume air maksimum yang harus ditampung pada saat pemakaian air
minimum ditambah volume air yang harus disediakan pada saat pengaliran jam
puncak karena adanya fluktuasi pemakaian air di wilayah pelayanan dan periode
pengisian reservoir.
▪ Cadangan air untuk pemadam kebakaran kota sesuai dengan peraturan yang
berlaku untuk daerah setempat Dinas Kebakaran.
▪ Kebutuhan air khusus, yaitu pengurasan reservoir, taman dan peristiwa khusus.
b) Reservoir Penyeimbang
Volume efektif reservoir penyeimbang (balance reservoir) ditentukan berdasarkan
keseimbangan aliran keluar dan aliran masuk reservoir selama pemakaian air di
daerah pelayanan. Sistem pengisian reservoir dapat dengan sistem pompa maupun
gravitasi. Suplai air ke konsumen dilakukan secara gravitasi.
Halaman 2-19
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
F. Pompa Distribusi
Debit pompa distribusi ditentukan berdasarkan fluktuasi pemakaian air dalam satu hari.
Pompa harus mampu mensuplai debit air saat jam puncak dimana pompa besar bekerja
dan saat pemakaian minimum pompa kecil yang bekerja. Debit pompa besar ditentukan
sebesar 50% dari debit jam puncak. Pompa kecil sebesar 25% dari debit jam puncak.
Ketentuan jumlah dan ukuran pompa distribusi sesuai dengan Tabel 2.2.
Tabel 2.2.
Jumlah dan Ukuran Pompa Distribusi
Kecil : 1 1
Sumber: Permen PU No 18/PRT/M/2007
Halaman 2-20
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
b) Lokasi stasiun pompa penguat (booster pump) harus memenuhi ketentuan teknis berikut:
- elevasi muka tanah stasiun pompa harus termasuk dalam desain hidrolis sistem
distribusi;
- terletak di atas muka banjir dengan periode ulang 50 tahun. Jika tidak ada data,
ditempatkan pada elevasi paling tinggi dari pengalaman waktu banjir;
- mudah dijangkau dan sedekat mungkin dengan masyarakat atau permukiman.
c) Dimensi
- Sistem Langsung atau Direct Boosting
Debit pompa sesuai dengan debit melalui pipa. Jika pompa penguat dipasang pada
pipa distribusi, pompa harus memompakan air sesuai dengan fluktuasi kebutuhan air
wilayah pelayanan. Sistem perpipaan harus dilengkapi dengan pipa bypass yang
dilengkapi katup searah untuk mencegah (pukulan air (water hamer)). Ukuran pipa
bypass sama dengan pipa tekan.
d) Pemilihan Pompa
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa adalah :
1) Efisiensi pompa; kapasitas dan total head pompa mampu beroperasi dengan efisiensi
tinggi dan bekerja pada titik optimum sistem.
Halaman 2-21
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
2) Tipe pompa
- Bila ada kekhawatiran terendam air, gunakan pompa tipe vertikal;
- Bila total head kurang dari 6 m ukuran pompa (bore size) lebih dari 200 m,
menggunakan tipe mixed flow atau axial flow;
- Bila total head lebih dari 20 m, atau ukuran pompa lebih kecil dari 200 mm,
digunakan tipe sentrifugal;
- Bila head hisap lebih dari 6 m atau pompa tipe mixed-flow atau axial flow yang
lubang pompanya (bore size) lebih besar dari 1.500 mm, digunakan pompa tipa
vertikal.
3) Kombinasi pemasangan pompa
Kombinasi pemasangan pompa harus memenuhi syarat titik optimum kerja pompa.
Titik optimum kerja pompa terletak pada titik potong antara kurva pompa dan kurva
sistem.
Penggunaan beberapa pompa kecil lebih ekonomis dari pada satu pompa besar.
Pemakaian pompa kecil akan lebih ekonomis pada saat pemakaian air minimum di
daerah distribusi. Perubahan dari operasi satu pompa ke operasi beberapa pompa
mengakibatkan efisiensi pompa masing-masing berbeda-beda.
e) Pompa Cadangan
Pompa cadangan diperlukan untuk mengatasi suplai air saat terjadi perawatan dan
perbaikan pompa. Pemasangan beberapa pompa sangat ekonomis, dimana pada saat
jam puncak semua pompa bekerja, dan apabila salah satu pompa tidak dapat berfungsi,
maka kekurangan suplai air ke daerah pelayanan tidak terlalu banyak.
Gejala pukulan air (water hammer) yang umum terjadi pada sistem distribusi adalah
sebagai berikut:
1. Pada pipa yang dihubungkan dengan pompa.
Pemilihan metoda pencegahan pukulan air (water hammer) harus berdasarkan
ketentuan variabel dalam Tabel 2.4.
Halaman 2-22
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
2. Pada jalur pipa transmisi distribusi yang memungkinkan terjadi tekanan negatif dan
tekanan uap air lebih besar akan menyebabkan terjadi penguapan dan terjadi
pemisahan dua kolom zat cair. Bagian yang berisi uap ini karena bertekanan rendah
akan terisi kembali sehingga dua kolom zat cair yang terpisah akan menyatu kembali
secara saling membentur, maka di tempat benturan ini pipa dapat pecah. Pada jalur
pipa yang paling tinggi harus dilengkapi dengan katup udara (air valve), sehingga
udara dari atmosfir dapat terisap masuk pipa. Penggunaan katup ini tidak akan
menimbulkan masalah jika udara yang terisap dapat dikeluarkan kembali oleh air di
sebelah hilir katup.
1) Survey Lapangan
Untuk menyiapkan suatu data teknis diperlukan survey lapangan (pemetaan, topografi
dengan BMnya dan Soil Test) pada lokasi pembangunan reservoar (distribution center)
dengan memperhitungkan kapasitas daya tampung reservoar, luas lahan, kondisi/struktur
tanah dan infrastruktur lainnya yang akan mempengaruhi hasil dari perencanaan (DED).
Halaman 2-23
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
2) Analisis Teknis
Melakukan analisis teknis untuk menyusun DED dengan kriteria detail desain reservoar
(distribution center) sesuai kapasitas kebutuhan, dimensi, material, detail desain konstruksi,
dll dengan proyeksi periode desain untuk 50 tahun. Detail design juga harus
memperhitungkan tekanan dan faktor titik kebocoran, kesesuaian terhadap perhitungan
hidrolis, dan faktor lainnya.
3) Spesifikasi Teknis Detailed Design
Segala kriteria detailed design mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Spesifikasi teknis secara detail dari perencanaan pekerjaan ini antara lain:
• Dimensi bangunan Reservoar.
• Material dan peralatan yang digunakan.
• Sistem Pemompaan berikut rumah pompanya.
• Pekerjaan Sipil dan pekerjaan Mekanikal-Elektrikal.
4) Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Konsultan akan membuat Bill of Quantity dan menghitung perkiraan RAB pekerjaan
pembangunan Reservoar (Distribution Center) berdasarkan Detail Design dan spesifikasi
teknis yang dibuat.
5) Penyiapan Gambar Detail Design Teknis dan Pemetaan.
• Gambar detailed design teknis meliputi:
Gambar tapak bangunan (block plan dan site plan), denah, bentuk reservoar/gambar
tampak (atas, samping), dan potongan dengan keterangan dimensi. Gambar detail
design teknis dibuat dalam format autocad dengan skala minimum 1:50 pada ukuran
kertas minimum A3.
• Rumah Clorinator.
Halaman 2-24
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
• Power House
• Pompa Distruibusi
• Flow Meter dan Chamber
• Thrust Block
• Penangkal Petir
• Sistem SCADA
• Instrumen dan Kontrol
• Gudang dan Bengkel
• Tangki BBM
• Ruang jaga
• Bangunan pembubuhan bahan kimia.
Ruang lingkup penyusunan DED untuk bangunan pelengkap/pendukung lainnya adalah sebagai
berikut :
1) Survey Lapangan
Melakukan quick assessment terhadap lahan dan lokasi Reservoar, dan juga keterkaitannya
dengan ketersediaan listrik PLN.
Survey lapangan (pemetaan, topografi, soil test) diperlukan untuk merencanakan bangunan
pelengkap/pendukung yang dibutuhkan antara lain untuk mendapatkan data luas lahan,
kondisi/struktur tanah dan infrastruktur lainnya yang akan mempengaruhi hasil dari perencaan
(DED).
2) Analisis Teknis
Melakukan analisis teknis untuk menyusun DED dengan kriteria desain bangunan
pelengkap/pendukung yang tepat sesuai kapasitas kebutuhan, dimensi, material, desain
konstruksi, dll.
Detailed Engineering Design juga harus memperhitungkan dimensi, material, detail desain
konstruksi, dll dengan proyeksi periode desain untuk 50 tahun. Detail design juga harus
memperhitungkan tekanan dan faktor titik kebocoran, kesesuaian terhadap perhitungan hidrolis,
dan faktor lainnya.
Halaman 2-25
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Segala kriteria detailed engineering design mengacu kepada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Spesifikasi teknis dari detail engineering design pekerjaan ini antara lain:
• Dimensi bangunan bangunan pelengkap/pendukung.
• Material yang digunakan.
• Pekerjaan Sipil dan pekerjaan Mekanikal-Elektrikal
4) Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Konsultan akan membuat bill of quantity dan menghitung perkiraan RAB pekerjaan
pembangunan Bangunan Pelengkap/Pendukung Reservoar berdasarkan detail design dan
spesifikasi teknis yang dibuat.
5) Penyiapan Gambar Detailed Engineering Design dan Pemetaan.
• Gambar detailed engineering design teknis meliputi :
Gambar tapak bangunan (block plan dan siteplan), denah, gambar tampak (depan,
belakang, atas, samping), dan potongan dengan keterangan dimensi. Gambar design
teknis dibuat dalam format Autocad dengan skala minimum 1:50 pada ukuran kertas
minimum A3.
• Gambar pemetaan meliputi :
Gambar peta yang menunjukkan lokasi bangunan pelengkap, kontur wilayah (ketinggian
dari permukaan laut), kondisi/struktur tanah, dan lain-lain. Gambar peta rencana disiapkan
dalam format Autocad dengan skala minimum 1:5000 pada ukuran kertas minimum A3.
Halaman 2-26
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAB 3
GAMBARAN UMUM
WILAYAH
3.1 Karakteristik Fisik Dasar
Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia.
Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan
dengan :
Kota Tangerang terletak di wilayah barat laut Provinsi Banten dan berada di sisi utara Pulau Jawa. Secara
astronomis, kota ini terletak 106°36' - 106°42' BT dan 6°06'–6°13’ LS. Kota Tangerang mempunyai luas
sebesar ±164,55 km².
Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek
setelah Jakarta dan Bekasi di Provinsi Jawa Barat.
Halaman 3-1
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Kota Tangerang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Tangerang. Setelah terjadi pemekaran wilayah Provinsi Jawa Barat
berdasarkan Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten, Kota
Tangerang termasuk dalam wilayah bagian timur Provinsi Banten dan berjarak ± 27 km dari Ibukota Negara
Republik Indonesia. Dengan letaknya yang strategis ini,
Adapun letak dan kondisi geografi Kota Tangerang dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
Tabel 3.1. Letak dan Kondisi Geografi Kota Tangerang
Halaman 3-2
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Kota Tangerang yang merupakan kota terbesar di wilayah provinsi Banten, kini menjadi kota terbesar ketiga
se-Jabodetabek. Kota ini memiliki jumlah penduduk sebanyak 1.771.092 jiwa pada tahun 2019 dan laju
pertumbuhan penduduk 1,63%. Luas wilayah Kota Tangerang adalah ±164,55 km2 yang secara
administratif terdiri dari 13 kecamatan dan 104 kelurahan. Luas wilayah tiap kecamatan untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Error! Reference source not found. berikut ini.
Tabel 3.2 Luas Daerah Per Kecamatan di Kota Tangerang 2018-2020
Halaman 3-3
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Gambar 3.3 Luas Wilayah Kota Tangerang per Kecamatan, Tahun 2020
Halaman 3-4
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
3.1.1 Iklim
Iklim merupakan statistik cuaca dalam jangka waktu yang lama. Iklim diukur dengan menilai pola
variasi suhu, kelembaban, tekanan atmosfer, angin, curah hujan, jumlah partikel atmosfir, dan variabel
meteorologi lainnya di wilayah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Cuaca berbeda dengan iklim, yaitu
menggambarkan kondisi jangka pendek dari variabel-variabel tersebut
Iklim di Kota Tangerang sebagaimana wilayah Indonesia pada umumnya, dipengaruhi oleh iklim musim
(muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut. Tahun 2020 suhu rata-rata Kota Tangerang adalah
29,5oC. Sedangkan kelembaban udara tahun 2020 mencapai 79,9 persen, lebih tinggi dari tahun lalu yang
mencapai 72,0 persen. Lama penyinaran matahari pada tahun 2020 sebesar 61,7%. Tekanan udara rata-
rata yaitu 1008,1 milibar. Rata-rata kecepatan angin pada tahun 2020 yaitu 1,6 m/s.
Rata-rata volume curah hujan tahun 2020 lebih tinggi dari tahun sebelumnya, yaitu sekitar 154,60 mm,
sedangkan tahun lalu adalah 92 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari (549,90 mm) dan
jumlah hari hujan terbanyak (23 hari) terjadi pada bulan Desember. Sedangkan curah hujan terendah terjadi
pada bulan November (21,80 mm), dan hari hujan terkecil (8 hari) terjadi pada bulan Juli 2020 (BPS, 2021).
Gambar 3.3.. Rata-rata Suhu dan Kelembaban di Kota Tangerang Tahun 2020
Sumber : Kota Tangerang Dalam Angka 2021, BPS 2021
Adapun keadaan Iklim Kota Tangerang untuk lebih jelas dapat dilihat pada
Halaman 3-5
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Topografi Kota Tangerang secara umum berupa dataran rendah dengan ketinggian 10 -18 meter
di atas permukaan laut (dpl), dengan bagian utara memiliki rata-rata ketinggian 10meter dpl seperti
Kecamatan Neglasari, Kecamatan Batuceper, dan Kecamatan Benda. Sedangkan bagian selatan memiliki
ketinggian 18 meter dpl seperti Kecamatan Ciledug dan Kecamatan Larangan.
Sebagian besar wilayah Kota Tangerang mempunyai tingkat kemiringan lereng antara 0-3%. Hanya
sebagian kecil di bagian selatan wilayah Kota Tangerang yang kemiringan tanahnya antara 3-8%, yaitu di
sebagian wilayah Kecamatan Ciledug dan di sebagian wilayah Kecamatan Larangan.
Kondisi Topografi
No. Kecamatan
Ketinggian (m dpl) Kemiringan (%)
1 Ciledug 18,0 3-8
2 Larangan 18,0 3-8
3 Karang Tengah 18,0 0-3
4 Cipondoh 14,0 0-3
5 Pinang 14,0 0-3
6 Tangerang 14,0 0-3
7 Karawaci 14,0 0-3
8 Jatiuwung 14,0 0-3
Halaman 3-6
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Dengan sebagian besar wilayah memiliki kemiringan lereng yang cukup datar, kendala pembangunan fisik
di Kota Tangerang dapat dikurangi sehingga akan berdampak pada biaya pembangunan yang relatif lebih
Halaman 3-7
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
murah dibandingkan dengan kemiringan lereng di atas 8%. Ada beberapa cekungan-cekungan kecil yang
berpotensi menimbulkan masalah banjir di beberapa tempat.
3.1.4 Geologi
Secara geologi, daerah Tangerang berada pada suatu tinggian struktur yang dikenal dengan
sebutan Tangerang High. Tinggian ini terdiri atas batuan Tersier yang memisahkan Cekungan Jawa Barat
Utara di bagian barat dengan Cekungan Sunda di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah
permukaan berupa lipatan dan patahan nomal, berarah utara-selatan. Di bagian timur patahan normal
tersebut terbentuk cekungan pengendapan yang disebut dengan Sub cekungan Jakarta.
Halaman 3-8
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Tinggian ini terbentuk oleh batuan Tersier yang memisahkan cekungan Jawa Barat Utara di bagian Barat
dengan cekungan Sunda di bagian timur. Tinggian ini dicirikan oleh kelurusan bawah permukaan berupa
lipatan dan patahan nomal yang berarah Utara-Selatan. Di bagian Timur patahan normal tersebut terbentuk
cekungan pengendapan yang disebut dengan Sub cekungan Jakarta.
Batuan yang menutupi Kota Tangerang terdiri dari endapan alluvium, endapan kipas alluvium vulkanik
muda, dan satuan Tuf Banten. Deskripsi singkat mengenai jenis batuan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Satuan Batuan Tuf Banten Atas/Tuf Banten
Satuan ini terdiri atas lapisan tuf, tuf batu apung, dan batu pasir tufan yang berasal dari letusan Gunung
Rawa Danau. Tuf tersebut menunjukkan sifat yang lebih asam (pumice) dibandingkan dengan batuan
vulkanik yang diendapkan sesudahnya. Bagian atas satuan tersebut menunjukkan adanya perubahan
kondisi lingkungan pengendapan dari lingkungan pengendapan di atas permukaan air menjadi di bawah
permukaan air. Satuan ini berumur Plio–Plistosen atau sekitar dua juta tahun.
Endapan ini terdiri atas material batu pasir, batu lempung tufan, endapan lahar, dan konglomerat yang
membentuk endapan kipas. Ukuran butiran berubah menjadi semakin halus (lempungan) dan menebal
ke arah utara. Hal ini menunjukkan sumber material berasal dari selatan. Satuan ini terbentuk oleh
material endapan vulkanik yang berasal dari gunung api di sebelah selatan Kabupaten Tangerang,
seperti Gunung Salak dan Gunung Gede-Pangrango. Batuan ini diendapkan pada umur Plistosen
(20.000 – dua juta tahun). Kipas vulkanik tersebut terbentuk pada saat gunung api menghasilkan
material vulkanik dengan jumlah besar. Kemudian ketika menjadi jenuh air, tumpukan material tersebut
bergerak ke bawah dan melalui lembah. Ketika mencapai tempat yang datar, material tersebut akan
menyebar dan membentuk endapan seperti kipas.
Endapan batuan ini berasal dari material batuan yang terbawa oleh aliran sungai dan berumur antara
20.000 tahun hingga sekarang. Endapan tersebut tersusun oleh material lempung, pasir halus dan
kasar, dan konglomerat serta mengandung cangkang moluska. Endapan alluvium tersebut dapat
membentuk endapan delta, endapan rawa, endapan gosong pasir pantai, dan endapan sungai dengan
bentuk meander atau sungai teranyam.
D. Endapan Aluvium
Endapan ini terdiri atas lempung, lanau, pasir, kerikil, kerakal, dan bongkah yang berumur Kuarter dan
tersebar pada daerah pedataran serta sekitar aliran sungai.
Halaman 3-9
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
3.1.5 Hidrogeologi
Berdasarkan kajian yang diambil dari jurnal geologi (Jurnal Geologi Indonesia Vol.1,
2006), akuifer yang berkembang di wilayah Kota Tangerang berlitologi pasir tufaan, dan dapat
dibedakan berdasarkan kedalamannya menjadi akuifer dangkal dan akuifer dalam. Akuifer
dangkal di sini dibatasi hanya untuk akuifer-akuifer yang terdapat hingga kedalaman sampai 50
m di bawah permukaan tanah setempat (bmt), sedangkan akuifer dalam adalah akuifer yang
terdapat pada kedalaman lebih dari 50 m bmt. Ketebalan akuifer ini beragam mulai dari 5-25 m
untuk akuifer dangkal (kedalaman sampai 50 m), hingga ketebalan 4-80 m untuk akuifer dalam
(kedalaman lebih dari 50 m). Akuifer dangkal (kedalaman kurang dari 50 m) adalah akuifer tak tertekan
dan pada tempat yang semakin dalam berubah menjadi akuifer semi-tertekan. Sedangkan akuifer dalam
(kedalaman lebih dari 50 m) merupakan akuifer tertekan yang dibatasi oleh dua lapisan kedap air
(impermeable layer) pada bagian atas dan bawahnya.
Halaman 3-10
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Sistem air tanah tak tertekan dijumpai pada kedalaman antara 2-10 m bmt. Batuan penyusun akuifer sistem
airtanah tersebut berada pada satuan endapan pantai. Akuifer tak tertekan ini berubah menjadi semi-
tertekan pada tempat yang lebih dalam. Permeabilitas batuan pada satuan endapan ini sedang, dan pada
beberapa lokasi berubah menjadi tinggi, khususnya pada daerah akumulasi endapan sungai dengan butiran
pasir kasar hingga kerakal. Debit aliran pada sumur-sumur gali pada sistem akuifer ini berkisar antara 0-3
liter/detik.
Tipe akuifer yang berkembang adalah Sistem Endapan Aluvium Pantai. Batuan penyusun endapan ini
umumnya berupa lempung, pasir, dan kerikil hasil dari erosi dan transportasi batuan di bagian hulunya.
Umumnya batuan pada endapan alluvium bersifat tidak kompak, dengan morfologi yang umumnya datar
sampai sedikit bergelombang. Dari segi kuantitas, airtanah pada endapan alluvium pantai dapat menjadi
sumber air tanah yang baik, terutama pada lensa-lensa batu pasir lepas. Namun demikian, dari segi kualitas
air tanah pada akuifer endapan alluvium pantai tergolong buruk yang ditandai dengan bau, warna kuning,
keruh karena tingginya kandungan garam, besi, serta mangan (Fe dan Mn).
Kualitas air tanah yang baik umumnya dapat dijumpai pada endapan akuifer alluvium pantai yang berupa
akuifer tertekan. Akuifer pada sistem ini tersusun oleh endapan pasir halus yang belum terkompaksi dan
setempat, sehingga terdapat airtanah segar. Dengan ketinggian muka air tanah rata-rata di wilayah Kota
Tangerang berkisar antara 9-32 meter di bawah permukaan tanah setempat (m bmt).
Kondisi air tanah endapan alluvium pantai banyak ditentukan oleh geologi di hulunya. Endapan alluvium ini
dapat menjadi tebal jika cekungan yang membatasi terus menurun karena beban endapannya, misalnya
dibatasi oleh sesar/patahan turun. Akuifer pada sistem ini tersusun oleh endapan pasir halus yang belum
terkompaksi dan setempat terdapat air tanah segar.
Halaman 3-11
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Kondisi perubahan pemanfaatan lahan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah Kota Tangerang ingin
meningkatkan pelayanan terkait transportasi umum, perkantoran dan perekonomian, serta industri. Akan
tetapi perubahan lahan untuk industri dan sarana dalam permukiman tersebut juga menunjukkan adanya
tantangan di masa mendatang yang perlu mendapat perhatian terutama dalam hal penataan dan
pengembangan kawasan permukiman teratur, pengembangan sarana, prasarana dan fasilitas perkotaan,
serta ruang terbuka hijau, dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Selain itu,
berkurangnya lahan area terbuka juga menjadi tantangan tersendiri terutama bagi penyediaan ruang
terbuka hijau.
Adapun peta penggunaan lahan Kota Tangerang untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3. berikut ini.
Halaman 3-12
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
1) Sistem On Site
IPAL komunal adalah IPAL sederhana berbasis masyarakat yang dikelola oleh masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan, saat ini di Kota Tangerang
terdapat IPAL komunal yang tersebar di 7 (tujuh) komplek perumahan dengan kapasitas total untuk
melayani 618 KK.
Halaman 3-13
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
1 IPAL Perumahan Ciledug Indah IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Pedurenan (Kecamatan
Karang Tengah) dengan kapasitas 4 m3/hari dan melayani 40
KK.
2 IPAL Perumahan Pondok Surya IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Karang Tengah
(Kecamatan Karang Tengah) dengan kapasitas 4 m3/hari dan
melayani 40 KK.
3 IPAL Perumahan P & K IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Cipondoh (Kecamatan
Cipondoh) dengan kapasitas 2,5 m3/hari dan melayani 190 KK.
4 IPAL Perumahan Buana Permai IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Cipondoh (Kecamatan
Cipondoh) dengan kapasitas 4 m3/hari dan melayani 48 KK.
5 IPAL Perumahan Pinang Griya IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Pinang (Kecamatan
Pinang) dengan kapasitas 4 m3/hari dan melayani 40 KK.
6 IPAL Perumahan Bugel Mas Indah IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Bugel (Kecamatan
Karawaci) dengan kapasitas 12 m3/hari dan melayani 209 KK.
7 IPAL Perumahan Benua Indah IPAL komunal ini terletak di Kelurahan Pabuaran Tumpeng
(Kecamatan Karawaci) dengan kapasitas 4 m3/hari dan
melayani 48 KK.
Sumber: Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Tangerang, 2021
Untuk melayani penyedotan dan pengangkutan lumpur tinja dari tangka septik digunakan armada truk
tinja. Menurut data dari Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang, hingga saat
ini jumlah truk tinja yang dimiliki Pemerintah Kota Tangerang adalah 13 unit, yaitu: 6 unit tahun 2011,
3 unit tahun 2006, 3 unit tahun 2000, dan 1 unit tahun 1996. Kapasitas angkut masing-masing truk
tinja tersebut adalah 3 m3, dengan tarif
Lumpur tinja yang disedot dan diangkut oleh truk tinja kemudian diolah di Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT). IPLT yang masih dimanfaatkan hingga saat ini di Kota Tangerang adalah IPLT Bawang.
IPLT Bawang terletak di Jalan Bawang Kelurahan Cibodasari Kecamatan Cibodas. IPLT Bawang mulai
dioperasikan tanggal 23 November 1999. Pengelolaan IPLT Bawang saat ini berada di bawah Dinas
Perumahan Permukiman dan Pertanahan Kota Tangerang. IPLT Bawang mempunyai luas lahan 9.533
m2 dan luas bangunan 2.244 m2, dengan kapasitas pengolahan 70 m3/hari. Lumpur tinja dari truk tinja
dimasukkan ke dalam imhoff tank yang kemudian dialirkan ke dalam kolam oksidasi, kolam fakultatif,
dan kolam maturasi. Penyaluran dari masing-masing kolam dengan pengaliran secara gravitasi.
Effluent dialirkan ke anak sungai terdekat.
Prasarana pengelolaan air limbah domestik sistem terpusat (off site) berskala kota/kawasan yang
masih dimanfaatkan di Kota Tangerang hingga saat ini adalah IPAL Tanah Tinggi dan IPAL Perumnas
Halaman 3-14
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Karawaci I. IPAL Tanah Tinggi terletak di Kelurahan Tanah Tinggi Kecamatan Tangerang. IPAL Tanah
Tinggi dibangun oleh Pemerintah Pusat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen
Pekerjaan Umum pada tahun 1981-1982. Pembangunan IPAL Tanah Tinggi ini sebagian dibiayai dari
dana pinjaman dari Pemerintah Belanda dan sebagian lagi dari dana APBN.
Pada awalnya IPAL Tanah Tinggi dioperasikan oleh Dinas Penyehatan Lingkungan Permukiman
Provinsi Jawa Barat hingga tahun 1993. Sejak 1993 tanggung jawab pengelolaan dialihkan ke PDAM
Kabupaten Tangerang. Pada tahun 2002 terbentuk Dinas Perumahan dan Permukiman Kota
Tangerang sehingga sejak saat itu pengelolaan IPAL Tanah Tinggi ini dialihkan ke Dinas Perumahan
dan Permukiman Kota Tangerang. Sejak tahun 2009 hingga saat ini, Dinas Pekerjaan Umum Kota
Tangerang bertanggung jawab dalam pengelolaan dan pemeliharaan IPAL Tanah Tinggi ini.
IPAL Tanah Tinggi menggunakan sistem oxidation ditch/aerated lagoon yang dilengkapi dengan 1
(satu) unit clarifier (bak pengendap), sludge thickener dan bak pengering lumpur (sludge drying bed).
Kapasitas IPAL Tanah Tinggi mencapai 2,30 m3/jam dan saat ini melayani sekitar 2.758 sambungan
rumah (KK). Effluents dari IPAL dialirkan ke saluran (Mookervaart) dan digunakan sebagai sarana
irigasi teknis persawahan.
Adapun peta infrastruktur air limbah Kota Tangerang untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.8 berikut
ini.
Halaman 3-15
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
3.3.2 Persampahan
Sampah adalah pencerminan wajah kota. Kota yang bersih tanpa terlihat sampah, akan
meningkatkan citra sebuah kota. Sistem pengelolaan sampah di Kota Tangerang tidak berbeda dengan
kota-kota lainnya, yaitu sampah dari daerah pelayanan dikumpulkan, diangkut, dan selanjutnya dibuang ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Lokasi pembuangan akhir Kota Tangerang terletak di TPA Rawa Kucing
di Kecamatan Neglasari.
Timbulan sampah di Kota Tangerang semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan
peningkatan aktivitas perkotaan. Peningkatan ini harus diantisipasi dengan penyediaan sarana dan
prasarana persampahan serta perubahan gaya hidup dalam penanganan sampah secara mandiri.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang, TPA Rawa Kucing yang memiliki luas area
34,8 hektar menerima sampah sebesar 1.409 ton per hari. Sehingga volume sampah di Kota Tangerang
selama 2020 mencapai 534.313 ton. Pengolahan sampah di TPA Rawa Kucing ini masih menggunakan
controlled landfill sehingga dapat menimbulkan masalah penumpukan sampah. Pada tahun 2020,
ketinggian gunungan sampah saat ini berada di angka 25 meter dan akan semakin tinggi apabila tidak
segera ditindaklanjuti dengan upaya pengurangan sampah.
Berbagai upaya yang telah dilakukan Bidang Kebersihan DLH Kota Tangerang dalam menekan volume
sampah untuk bisa terus berkurang, diantaranya seperti penerapan Tempat Pengelolaan Sampah Reduse
Reuse Recycle (TPS3R) dan bank sampah, serta meningkatkan peran masyarakat dengan memaksimalkan
pemanfaatan maggot dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) demi mengurangi volume sampah.
Adapun peta TPA Kota Tangerang untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.9. berikut ini.
Halaman 3-16
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Adapun sistem jaringan drainase di Kota Tangerang dibagi menjadi 2 (dua), yaitu sistem drainase makro,
yaitu sungai yang berfungsi sebagai badan air penerima, dan sistem drainase mikro meliputi saluran primer,
sekunder, dan tersier dengan total panjang saluran sekitar 192.763 meter. Sistem drainase makro Kota
Tangerang meliputi 4 (empat) sungai yaitu: Sungai Cisadane, Sungai Angke, Sungai Cirarab dan Sungai
Sabi. Keempat sungai tersebut mempunyai daerah tangkapan air yang cukup luas dengan muara ke
sebelah utara dan berakhir di Laut Jawa. Selain sungai yang berfungsi sebagai badan air penerima, terdapat
juga Situ Cipondoh yang berfungsi sebagai tandon air seluas 120 ha.
Kota Tangerang memiliki kondisi genangan dan banjir, karena kondisi topografi kota yang cenderung datar
dan belum memadainya kondisi saluran drainase, terutama untuk saluran drainase sekunder yaitu 52% dari
Halaman 3-17
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
panjang saluran sekunder kondisinya buruk. Akibat dari kurang terpeliharanya saluran drainase, maka
genangan atau banjir menjadi permasalahan yang cukup mengkhawatirkan di Kota Tangerang.
Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) telah melaksanakan beberapa
program/kegiatan untuk mencegah dan meminimalisir banjir yang terjadi di wilayah Kota Tangerang. Salah
satunya adalah program pembangunan turap, rumah pompa, dan pintu air yang tersebar di 13 kecamatan,
yaitu: turap sepanjang 12.063 m, rumah pompa sebanyak 36 unit, dan pintu air sebanyak 90 unit.
Kegiatan tersebut dinilai masih belum optimal, karena hingga saat ini Kota Tangerang masih mengalami
bencana banjir. Secara fisik program pembangunan tersebut tercapai, namun belum dapat mencapai tujuan
yang diinginkan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Sebagai contoh Kota Tangerang berada pada 3 aliran sungai besar yaitu: Cisadane, Angke dan Cirarab.
Ketiga sungai besar tersebut merupakan wewenang Pemerintah Pusat dan Provinsi, sehingga dalam hal
ini Pemerintah Kota Tangerang tidak dapat bekerja sendiri. Daerah rawan banjir yang berada di wilayah
Kota Tangerang memiliki kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun yang disebabkan oleh beberapa
hal. Salah satunya adalah konsekuensi dari dampak pembangunan yang menyebabkan berkurangnya
daerah resapan air.
Pembangunan sistem drainase saat ini belum memadainya jaringan drainase baik dalam jumlah maupun
kapasitas. Konsep perencanaan sistem drainase yang akan dikembangkan di Kota Tangerang adalah
sistem drainase makro yang akan menjadi limpahan utama dari sistem drainase perkotaan.
1. Penataan kembali sempadan sungai dan situ sejalan dengan penataan sungai dan situ menurut
fungsinya yaitu sebagai pengendali banjir, drainase, dan penggelontor;
2. Pembangunan, peningkatan dan pengembangan fungsi situ, tandon air, kolam resapan dan sumur
resapan sebagai lokasi tempat penampungan air terutama di bagian hulu dan daerah cekungan secara
terbatas dan lahan terbuka;
3. Pengembangan drainase diarahkan sebagai saluran air hujan yang merupakan saluran drainase utama
sungai, drainase lingkungan, dan drainase jalan; dan
4. Pembangunan polder dan/atau tandon dan/atau kolam dan sumur resapan yang terintegrasi dengan
sistem drainase lingkungan perumahan dan pengembangan kawasan.
Sedangkan strategi pengembangan drainase kota meliputi:
1. Sistem jaringan drainase kota terdiri atas jaringan drainase makro dan mikro;
2. Jaringan drainase makro sebagaimana dimaksud pada huruf a merupakan bagian dari sistem pada
masing-masing DAS di Kota Tangerang; dan
Halaman 3-18
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
3. Jaringan drainase mikro sebagaimana dimaksud pada huruf b terdiri dari drainase primer, sekunder,
dan tersier yang ditetapkan dengan menggunakan pendekatan sub DAS pada masing-masing
kecamatan di Kota Tangerang.
Air permukaan di Kota Tangerang berupa sungai berfungsi untuk mengumpulkan air hujan ke
daerah aliran sungai. Potensi air permukaan ini digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh penduduk Kota
Tangerang, seperti untuk minum, mandi maupun mencuci. Selain itu juga digunakan untuk kebutuhan air
bagi industri. Oleh karena itu, untuk beberapa aliran sungai yang mempunyai cakupan daerah aliran sungai
yang cukup luas perlu mendapat perhatian untuk dilakukan perlindungan, untuk mencegah terjadinya
pencemaran air.
Wilayah Kota Tangerang berdasarkan satuan wilayah sungai dibagi ke dalam tiga Daerah Aliran Sungai
(DAS), yaitu: DAS Cisadane, DAS Angke, dan DAS Cirarab. Sungai Cisadane memiliki panjang 15 km,
lebar 100 m, dan tinggi 5,35 m, dengan debit air rata-rata 70 m3/detik. Kali Angke memiliki panjang 10 km,
Halaman 3-19
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
lebar 12 m, dan tinggi 5,50 m, dengan debit air rata-rata 18 m3/detik. Kali Cirarab memiliki panjang 4 km,
lebar 11 m, dan tinggi 3,50 m, dengan debit air rata-rata 12 m3/detik.
1. DAS Cisadane
Sungai Cisadane merupakan sungai besar yang membelah wilayah Kota Tangerang menjadi dua
bagian, yaitu wilayah barat dan timur. Hulu Sungai Cisadane berasal dari daerah Danau Lido,
Kabupaten Bogor. Sungai Cisadane yang membelah Kota Tangerang menjadi 2 (dua) bagian yaitu
bagian timur aliran sungai dan bagian barat aliran sungai. Memiliki catchment area seluas 106.350
Ha. Dengan tinggi muka air banjir 100 tahunan berkisar antara 24,9 (di bagian hulu) dan 12,1 (di bagian
hilir) dan panjang 15 km, dengan lebar badan sungai 100 meter dan tinggi 5,25 meter. Debit airnya 88
m³/detik. Di sepanjang DAS, sebagian besar merupakan areal terbangun (perumahan dan bangunan
lainnya). Hal ini, menyebabkan terganggunya keseimbangan antara kecepatan aliran air yang masuk
dengan kapasitas debit aliran sungai ini, sehingga terjadi peninggian muka air tahun ke tahun.
Selain itu, sungai-sungai kecil di sepanjang lereng utara dan timur Gunung Salak merupakan anak
Sungai Cisadane yang secara kontinyu mensuplai air. Aliran Sungai Cisadane sangat panjang
melintasi daerah administrasi Kabupaten dan Kota Bogor, Kabupaten dan Kota Tangerang dan
akhirnya bermuara di Laut Jawa. Bendungan Pintu 10 di Kelurahan Mekarsari Kecamatan Neglasari
merupakan bendungan untuk mengendalikan debit air Sungai Cisadane ke arah hilir Kabupaten
Tangerang dan dimanfaatkan untuk irigasi teknis. Beberapa saluran yang berfungsi sebagai jaringan
irigasi teknis antara lain adalah Kali Mokervart, Cisadane Barat, Cisadane Timur dan Siphoon. Pada
DAS Cisadane yang berada di Kota Tangerang terdapat 43 anak sungai/saluran pembuangan yang
semuanya bermuara di Kali Cisadane, dimana anak sungai yang terbesar adalah Saluran Mookervaart
yang merupakan sodetan penghubung Sungai Cisadane dan Kali Angke.
2. DAS Angke
Kali Angke mengalir di bagian Timur Kota Tangerang. Hulu Kali Angke berasal dari daerah Semplak,
Kabupaten Bogor. Aliran Kali Angke melintasi 4 daerah administrasi, yaitu Kabupaten Bogor,
Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Jakarta Barat, berakhir di Saluran Pembuang
Cengkareng Drain, Jakarta Barat. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Angke merupakan
Halaman 3-20
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
kawasan terbangun intensitas sedang-tinggi, yaitu kegiatan permukiman dan kegiatan perkotaan.
Pada DAS Angke yang berada di Kota Tangerang terdapat 7 anak sungai/saluran pembuangan yang
semuanya bermuara ke Kali Angke. Keseluruhan DAS Angke di Kota Tangerang ini mempunyai
daerah tangkapan air (catchment area) seluas 7.430 ha, dengan panjang 10 km, dan lebar badan
sungai 12 meter serta tinggi 5,5, meter.
3. DAS Cirarab
Hulu sungai Kali Cirarab berada di bagian Utara Kabupaten Bogor sekitar Kecamatan Rumpin. Aliran
Kali Cirarab berkelok-kelok, melintasi 3 daerah administrasi, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang. Sebagian besar Daerah Aliran Sungai (DAS) Cirarab merupakan
kawasan budidaya daerah terbangun. Pada DAS Cirarab yang berada di Kota Tangerang terdapat 4
anak sungai / saluran pembuangan yang semuanya bermuara ke Kali Cirarab, yaitu: Kali Cangkring,
Kali Sasak, Kali Keroncong, dan Kali Jatake. Keseluruhan DAS Cirarab di Kota Tangerang ini
mempunyai daerah tangkapan air (catchment area) seluas 16.100 ha, dengan panjang 7 km dan lebar
badan sungai 11 meter dan tinggi 3,5 meter.
Di samping itu, di Kota Tangerang juga terdapat saluran air yang meliputi Saluran Mokevart, Saluran Irigasi
Induk Tanah Tinggi, Saluran Induk Cisadane Barat, Saluran Induk Cisadane Timur, dan Saluran Induk
Cisadane Utara. Saluran irigasi yang melintasi Kota Tangerang adalah 16 saluran dengan total panjang
mencapai 62.488,30 Km.
Selain sungai, di wilayah Kota Tangerang juga terdapat situ sebanyak 6 buah situ dengan luas total saat ini
adalah 152,01 ha dan kedalaman antara 2,5-3,0 m. Secara umum, kondisi situ di Kota Tangerang
menunjukkan penurunan kuantitas maupun kualitas. Hal ini antara lain tercermin dari berbagai laporan yang
menyatakan berkurangnya jumlah dan luasan areal situ, dari semula terdata sebanyak 9 situ, saat ini hanya
tersisa 6 situ, dengan penyusutan luas keseluruhan areal sebesar 41%, yaitu dari 257 ha menjadi 152,01
ha. Situ terluas di wilayah Kota Tangerang adalah Situ Cipondoh yang berada di Kecamatan Cipondoh dan
Kecamatan Pinang, dengan luas saat ini adalah 126,17 ha. Selama ini Situ Cipondoh difungsikan sebagai
pengendali banjir, irigasi, cadangan air baku dan rekreasi. Kondisi Situ Cipondoh saat ini cenderung
mengalami pendangkalan terutama di tepi situ karena banyak ditumbuhi tanaman eceng gondok yang
memenuhi permukaan air Situ Cipondoh.
Halaman 3-21
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Kedalaman
No. Nama Situ Lokasi Luas (Ha) Kewenangan
(m)
1 Cipondoh Kec. Cipondoh, Kec. Pinang 126,17 3,0 Pusat/Provinsi
2 Gede Kec. Cikokol, Kec. Tangerang 5,06 3,0 Pusat/Provinsi
3 Cangkring Kec. Periuk 6,17 3,0 Pusat/Provinsi
4 Bojong Kec. Kunciran, Kec. Pinang 0,60 2,0 Pusat/Provinsi
5 Kunciran Kec. Kunciran, Kec Pinang 0,30 2,0 Pusat/Provinsi
6 Bulakan Kec. Periuk 15,00 2,5 Pusat/Provinsi
Jumlah 152,31 15,50
Sumber: Statistik Daerah Kota Tangerang 2019, BPS 2021
Aliran sungai besar dan kecil ini sangat bermanfaat bagi penyediaan bahan baku air bersih untuk
pengembangan instalasi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Tangerang. Persediaan air
permukaan tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air kegiatan industri.
Halaman 3-22
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Berdasarkan Gambar 3.12 diatas, sistem jaringan transportasi Kota Tangerang adalah sebagai berikut:
A. Sistem Jaringan Transportasi Darat
Sistem jaringan transportasi darat berupa jaringan jalan beserta prasarana lalu lintas dan angkutan
jalan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan dan Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan, telah ditetapkan mengenai sistem, fungsi dan status jalan di
wilayah perkotaan. Dalam peraturan tersebut ditetapkan fungsi jalan yang dikelompokkan ke dalam
jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan, baik dalam sistem jaringan jalan primer
Halaman 3-23
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
dan sistem jaringan jalan sekunder. Sedangkan menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan
nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.
Jaringan jalan di Kota Tangerang terdiri dari fungsi jalan arteri, kolektor dan lokal. Jaringan jalan
terpanjang di Kota Tangerang adalah fungsi jalan lokal, disusul oleh kolektor dan arteri. Hal ini wajar,
sekaligus menggambarkan kondisi jalan di Kota Tangerang sudah sesuai fungsi dimana jalan lokal
lebih panjang dan tersebar sebagai akses antar rumah. Total panjang jalan dalam fungsi jalan lokal
adalah 708.014 m, lalu 83.847 m untuk jalan kolektor dan 56.852 m jalan arteri. Jika berbicara per
kecamatan, maka dapat di bedakan pula dari setiap fungsi jalannya.
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, untuk ketersediaan jalan sesuai fungsinya di
setiap kecamatan yang ada di Kota Tangerang sudah tersedia. Dapat disimpulkan pula beberapa hal,
khususnya sesuai fungsi jalan yang tersedia. Jalan arteri terpanjang dimiliki oleh Kecamatan Benda
dengan panjang 15.449 m, sedangkan terendah adalah Kecamatan Neglasari dengan panjang 29 m.
Jalan kolektor terpanjang dimiliki oleh Kecamatan Neglasari dengan panjang 11.461 m. Sedangkan
terendah terletak di Kecamatan Batuceper dengan panjang 1.234 m. Terakhir dalam hal fungsi jalan
lokal, Kecamatan Tangerang merupakan kecamatan dengan panjang jalan terpanjang dengan
117.566 m, hal sebaliknya terjadi di Kecamatan Periuk yang hanya memiliki panjang jalan 12.882 m.
Halaman 3-24
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Sistem jaringan jalur kereta api sebagai salah satu moda transportasi tidak dapat dipisahkan dari
moda-moda transportasi lain. Transportasi sistem jaringan jalur kereta api, dibanding dengan
transportasi jalan, mempunyai keunggulan tersendiri. Sistem jaringan jalur kereta api mempunyai
karakteristik pengangkutan secara massal dan memakai ruang secara lebih efisien. Karena itu, moda
ini perlu lebih dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung antar
wilayah dan sebagai penunjang, pendorong dan penggerak pembangunan demi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
Simpul transportasi udara lebih diarahkan untuk meningkatkan interaksi antar kawasan, sehingga
arahan pengembangan bandar udara di Kota Tangerang meliputi:
a. mendukung pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta yang ditetapkan
sebagai bandar udara pengumpul dengan skala pelayanan primer; dan
b. penataan dan pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar kawasan Bandar Udara Internasional
Soekarno Hatta didasarkan pada batas kawasan kebisingan dan KKOP yang telah ditetapkan.
Untuk mendukung kelancaran pergerakan orang dan barang dari dan ke Kota Tangerang dan
sekitarnya dengan menggunakan Bandar Udara Soekarno- Hatta, maka yang diperlukan adalah
rencana pembangunan jalan bebas hambatan dan jaringan jalur kereta api untuk meningkatkan
aksesibilitas ke Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.
3.3.6 Listrik
Pembangunan kelistrikan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mendorong
dan merangsang kegiatan ekonomi penduduk yang lebih produktif, seperti kegiatan industri. Seiring dengan
perkembangan Kota, jumlah pelanggan listrik pun cenderung meningkat. Untuk mengakomodasi hal
tersebut, jumlah daya yang disambung juga harus meningkat setiap tahunnya. Seiring dengan
perkembangan Kota Tangeraang, jumlah pelanggan listrik pun cenderung meningkat. Untuk
mengakomodasi hal tersebut, jumlah daya yang disambung juga harus meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2020, total daya listrik terpasang di Kota Tangerang adalah 1.538.498.186 kW, dengan daya listrik
tejual sebesar 3.090.066.705 KWh serta jumlah pelanggan sebanyak 371.871. Jaringan listrik ini dilayani
oleh PT. PLN Area Cikokol, yang melayani 10 Kecamatan diantaranya Cipondoh, Pinang, Tangerang,
Karawaci, Jatiuwung, Cibodas, Periuk, Batuceper, Neglasari, dan Benda.
Halaman 3-25
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
3.3.7 Telekomunikasi
Halaman 3-26
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Rencana pengembangan sistem jaringan telekomunikasi Kota Tangerang tahun 2012-2032 meliputi:
1. Pengembangan jaringan telekomunikasi meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel;
2. Arahan pengembangan prasarana telekomunikasi sebagai kebutuhan informasi tersebar di
seluruh kecamatan;
3. Pengembangan jaringan telekomunikasi sistem kabel berupa jaringan bawah tanah untuk
menjaga dan meningkatkan kualitas ruang kota;
2. Pengembangan jaringan telekomunikasi sistem nirkabel berupa pembangunan, penataan dan
pengendalian menara telekomunikasi/base transceiver station (BTS) dengan sistem penggunaan
menara bersama telekomunikasi untuk mendukung efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang
yang diatur lebih lanjut dengan peraturan Walikota; dan
3. Ketentuan penggunaan frekuensi pemancar radio untuk menjamin kelancaran dan keamanan
arus penerbangan ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3.3.8 Perindustrian
Sebagai kota yang berkonsentrasi pada sektor industri, Kota Tangerang memiliki luas lahan
pertanian yang relatif kecil dan terus mengalami penyusutan setiap tahunnya. Perkembangan Kawasan
industri di Kota Tangerang memberikan peluang dalam penyerapan tenaga kerja bagi penduduk Kota
Tangerang. Lapangan usaha industry pengolahan merupakan lapangan usaha terbesar yang berperan
dalam perekonomian Kota Tangerang. Lapangan usaha ini menyumbang 34,20 persen atau sebesar 49,2
triliun rupiah meningkat bila dibandingkan tahun 2019 lalu. Kontribusi lapangan usaha industry pengolahan
terhadap PDRB Kota Tangerang secara keseluruhan semakin menurun dari tahun 2017 hingga 2019 yaitu
dari 30,19 persen pada tahun 2017 menjadi 29,43 persen pada tahun 2018 dan semakin menurun pada
tahun 2019 yaitu sebesar 29,06 persen. Kemudian mengalami peningkatan kembali pada tahun 2020 yaitu
sebesar 34,20 persen.
Gambar 3.14. Grafik Kontribusi Industri Pengolahan terhadap Perekonomian Kota Tangerang, 2016-2020
Sumber: Statistik Daerah Kota Tangerang 2021, BPS 2021
Halaman 3-27
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Industri Mikro Kecil (IMK) merupakan industri yang tumbuh subur di Kota Tangerang. Industri Mikro Kecil
(IMK) ini umumnya ditandai dengan modal yang minim, fleksibilitas dalam menjalankan usaha, produk/jasa
yang dihasilkan dekat dengan kebutuhan masyarakat, serta pemanfaatan sumber daya lokal. Jika dilihat
dari jumlah tenaga kerjanya, IMK dengan jumlah tenaga kerja 2-4 orang jumlahnya paling dominan
dibandingkan kelompok tenaga kerja yang lain. Pada tahun 2019 jumlah IMK yang ada di Kota Tangerang
sebanyak 10.539 usaha mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018 yaitu sebanyak
11.660 IMK
Adapun sebaran industri di Kota Tangerang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.
3.3.9 Perdagangan
Sarana perdagangan disediakan berupa pasar induk hingga eceran serta kawasan pertokoan.
Kebutuhan sarana ini memang besar sesuai dengan jumlah penduduk Kota Tangerang yang terus
meningkat, namun penyediaannya harus mempertimbangkan kondisi wilayah setempat sehingga tidak
berakibat pada persaingan tidak sehat dan gangguan terhadap tata ruang kota secara keseluruhan.
Halaman 3-28
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Banyaknya sarana perekonomian seperti bangunan pasar, toko/kios, LOS dan lapak perdagangan
menunjukkan besarnya transaksi ekonomi berupa jual beli berbagai macam barang kebutuhan masyarakat.
Jumlah pasar paling banyak ada di Kecamatan Cipondoh yaitu sebanyak 7 pasar, toko/kios paling banyak
ada di Kecamatan Tangerang, yaitu sebanyak 798 toko/kios, kemudian 259 toko/kios di Kecamatan Ciledug
dan 254 toko/kios di Kecamatan Cipondoh. Begitupun dengan jumlah los, paling banyak terdapat di
kecamatan Tangerang sebanyak 790 los, kemudian kecamatan Ciledug sebanyak 162 los dan kecamatan
Karawaci sebanyak 125 los.
3.3.10 Pendidikan
Salah satu keberhasilan pembangunan adalah apabila didukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas melalui jalur pendidikan. Semakin tinggi pengetahuan masyarakat suatu daerah maka
kemungkinan daerah tersebut semakin maju dan sejahtera akan semakin tinggi karena pengetahuan
menentukan sikap apa yang akan diambil atas keadaan yang dihadapi. Oleh karena itu penyediaan sarana
pendidikan ini harus mencukupi standar kebutuhan pelayanan pendidikan agar sebuah wilayah dapat
berkembang karena pengembangan wilayah menuntut sumber daya manusia yang memiliki ilmu
pengetahuan.
Pemerintah berupaya untuk menghasilkan dan meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Wajib belajar 6 tahun yang dilanjutkan dengan wajib belajar 9 tahun serta program pendidikan lainnya
adalah bentuk upaya pemerintah dalam rangka menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang
pada akhirnya akan tercipta sumber daya manusia tangguh yang siap bersaing pada era globalisasi.
Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam
meningkatkan mutu Pendidikan. Untuk itu Kota Tangerang menyediakan fasilitas sekolah di tiap tingkat
kecamatan dan di hampir seluruh kelurahan. Daftar jumlah sekolah di tiap kecamatan di Kota Tangerang
dapat dilihat pada Tabel 3.12 berikut.
Halaman 3-29
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
9 Cibodas 26 44 16 6 5
10 Periuk 37 40 14 3 10
11 Batuceper 18 25 13 4 9
12 Neglasari 13 32 11 2 9
13 Benda 6 21 7 2 4
Kota Tangerang 425 484 200 85 129
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2021, BPS 2021
Adapun sebaran fasilitas pendidikan di Kota Tangerang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.46
berikut ini.
3.3.11 Kesehatan
Pembangunan kesehatan menyangkut seluruh aspek kehidupan manusia. Bila pembangunan
kesehatan berhasil dengan baik maka akan meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung.
Pembangunan mutu kesehatan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan fasilitas kesehatan dengan
menciptakan akses pelayanan kesehatan dasar yang didukung oleh sumber daya yang memadai seperti
rumah sakit, puskesmas, tenaga kesehatan dan ketersediaan obat. Selain itu tenaga kesehatan yang
Halaman 3-30
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
berkualitas juga sangat memegang peranan penting karena dengan bantuan mereka banyak kemungkinan
penyakit dapat disembuhkan.
Jumlah fasilitas kesehatan di Kota Tangerang sudah merata di setiap kecamatan di Kota Tangerang. Pada
tahun 2020 jumlah rumah sakit sebanyak 23, rumah sakit khusus senanyak 3, rumah sakit bersalin
sebanyak 5, Puskesmas sebanyak 38, Klinik sebanyak 205 dan posyandu sebanyak 1.089. Jumlah
posyandu yang ada di Kota Tangerang, tersebar di seluruh kecamatan. Dari total 31 rumah sakit yang ada,
3 rumah sakit dikelola oleh pemerintah dan 28 lainnya dikelola oleh pihak swasta.
Setiap kecamatan sudah memiliki puskesmas dan klinik. Kecamatan Tangerang merupakan kecamatan
yang memiliki klinik paling banyak dibandingkan kecamatan lain. Sedangkan untuk puskesmas paling
banyak ada di kecamatan Cipondoh dan Karawaci, dimana Cipondoh memiliki 10 kelurahan dan karawaci
memiliki 16 kelurahan. Jumlah tenaga kesehatan di Kota Tangerang juga sudah merata di setiap
kecamatan. Pada tahun 2020 jumlah dokter sebanyak 1.961, perawat sebanyak 2.788, bidan sebanyak
961, farmasi sebanyak 926 dan ahli gizi sebanyak 147.
Tabel 3.13. Jumlah Fasilitas Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Tangerang, Tahun 2020
Rumah Rumah Rumah
Kinik/ Balai
No. Kecamatan Sakit Sakit Sakit Puskesmas Posyandu
Kesehatan
Umum Khusus Bersalin
1 Ciledug 2 - 1 3 14 112
2 Larangan 1 - - 2 17 105
3 Karang Tengah 3 - - 3 5 71
4 Cipondoh 2 - 1 5 16 102
5 Pinang 2 - - 3 14 96
6 Tangerang 2 2 - 3 37 76
7 Karawaci 6 - 2 4 25 134
8 Jatiuwung 1 - - 2 21 60
9 Cibodas 2 - - 3 13 97
10 Periuk 2 - - 4 21 75
11 Batuceper - - - 2 12 55
12 Neglasari - 1 - 2 7 60
13 Benda - - 1 2 3 46
Kota Tangerang 23 3 5 38 205 1.089
Sumber: Kota Tangerang Dalam Angka 2021, BPS 2021
Halaman 3-31
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Adapun sebaran fasilitas kesehatan di Kota Tangerang, untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 3.57
berikut ini.
3.3.12 Peribadatan
Pembangunan dibidang fisik harus diimbangi dan dilengkapi dengan pembangunan dibidang
mental spiritual. Masyarakat Kota Tangerang terdiri dari beragam suku, ras, agama serta budaya yang
berbeda. Mereka hidup saling berdampingan, saling menolong, saling membaur dalam kegiatan sosial
ekonomi serta sama - sama berusaha dan bekerja dalam kegiatan pengembangan Kota Tangerang. Hal ini
merupakan satu potensi yang perlu terus dikembangkan guna meningkatkan proses pembangunan.
Agama yang paling banyak dianut penduduk Kota Tangerang adalah Agama Islam. Lebih lengkap jumlah
rumah peribadatan di Kota Tangerang dapat dilihat pada Tabel 3.14 berikut.
Halaman 3-32
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 3-33
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Tangerang juga memiliki jumlah komunitas Tionghoa yang cukup signifikan, banyak dari mereka
adalah campuran Cina Benteng. Mereka didatangkan sebagai buruh oleh kolonial Belanda pada abad ke
18 dan 19, dan kebanyakan dari mereka tetap berprofesi sebagai buruh dan petani. Budaya mereka
berbeda dengan komunitas Tionghoa lainnya di Tangerang: ketika hampir tidak satupun dari mereka yang
berbicara dengan aksen Mandarin, mereka adalah pemeluk Taoisme yang kuat dan tetap menjaga tempat-
tempat ibadah dan pusat-pusat komunitas mereka. Secara etnis, mereka tercampur, namun menyebut diri
mereka sebagai Tionghoa. Banyak makam Tionghoa yang berlokasi di Tangerang, kebanyakan sekarang
telah dikembangkan menjadi kawasan sub-urban seperti Lippo Village.
Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling dan Karawaci
(bukan Lippo Village), dan Poris. Orang-orang dapat menemukan makanan dan barang-barang berkhas
China. Lippo Village adalah lokasi permukiman baru. Kebanyakan penduduknya adalah pendatang, bukan
asli Cina Benteng.
3.5. Kependudukan
Pada tahun 2019 penduduk Kota Tangerang tercatat sebanyak 1.771.092 orang terdiri dari
893.950 (50,47%) laki-laki dan 877.142 (49,53%) perempuan. Rasio jenis kelamin sebesar 101,92 yang
berarti bahwa dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 102 penduduk laki-laki. Sedangkan jumlah
penduduk terbanyak ada di Kecamatan Cipondoh (203.881 jiwa), diikuti oleh Kecamatan Karawaci (184.216
jiwa), dan Kecamatan Pinang (168.477 jiwa) Sedangkan jumlah penduduk terendah ada di Kecamatan
Benda (78.294 jiwa).
Halaman 3-34
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Jumlah penduduk Kota Tangerang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,63 persen. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, tingkat
kepadatan penduduk juga semakin meningkat. Dengan luas wilayah sebesar 164,55 km2 dan jumlah
penduduk sebanyak 1.771.092 jiwa, Kota Tangerang memiliki tingkat kepadatan penduduk sebesar 10.763
jiwa/km2, sehingga menjadi kabupaten/ kota terpadat di Provinsi Banten. Sedangkan untuk tingkat
kecamatan di Kota Tangerang, kecamatan dengan kepadatan tertinggi pada tahun 2019 yaitu Kecamatan
Jatiuwung dengan kepadatan sebesar 15.525 jiwa/km2.
Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Tatar Pasundan Provinsi Banten, Indonesia.
Kota ini terletak tepat di sebelah barat ibu kota negara Indonesia, Jakarta. Kota Tangerang berbatasan
dengan Kabupaten Tangerang di sebelah utara dan barat, Kota Tangerang Selatan di sebelah selatan, serta
Daerah Khusus Ibukota Jakarta di sebelah timur. Tangerang merupakan kota terbesar di Provinsi Banten
serta ketiga terbesar di kawasan Jabodetabek setelah Jakarta dan Bekasi di provinsi Jawa Barat dan
Halaman 3-35
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
termasuk Jalan Nasional Rute. Sehingga Kota Tangerang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
(PKN) dalam Rencana Sistem Perkotaan Nasional.
Berdasarkan rencana sistem perkotaan tersebut, maka fungsi Kota Tangerang diarahkan untuk kegiatan
perumahan, perdagangan dan jasa skala nasional, industri nonpolutan dan berorientasi pasar, dan
difungsikan sebagai pusat pengembangan kegiatan ekonomi unggulan.
Kota Tangerang yang merupakan kota terbesar di provinsi Banten berperan sebagai
Pusat Kegiatan Nasiona (PKN), Kawasan Strategis Nasional, serta berbatasan langsung dengan
DKI Jakarta berpeluang mendorong tumbuhnya investasi, baik industri, perdagangan dan jasa,
maupun permukiman di Kota Tangerang, khususnya pada wilayah yang berbatasan langsung
dengan DKI Jakarta. Posisi Kota Tangerang sebagai bagian dari Metropolitan Jabodetabekpunjur
berpeluang untuk mendorong pengembangan sarana prasarana, khususnya transportasi yang
terintegrasi, dan mendapatkan prioritas dalam pendanaan pembangunan infrastruktur.
Rencana Lokasi Reservoar terletak di RT 002/RW.002, Kel. Parung Jaya Kec. Karang Tengah,
Kota Tangerang dibatasi oleh :
▪ Sebelah Utara : Perumahan Cluster East Terrace, Metland Cyber City, Parung Jaya, Karang
Tengah, Kota Tangerang.
▪ Sebelah Selatan : Jalan Tol Jakarta – Merak
▪ Sebelah Timur : Gardu Incomer Sirkit (GIS) SKTT 150 kV Kembangan II, Metland Cyber City,
Karang Tengah, Kota Tangerang
▪ Sebelah Barat : Lahan Metland Cyber City dan Permukiman Warga.
Untuk akses jalan masuk pada saat operasional bisa menggunakan jalan Metland Cyber City.
Halaman 3-36
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 3-37
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 3-38
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Reservoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 3-39
BAB 4
RENCANA KERJA
Laporan Pendahuluan
Perencaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
BAB 4
RENCANA KERJA
4.1 Rencana Kerja
4.1.1 Kerangka Pikir Pelaksanaan Pekerjaan Secara Umum
Pelaksanaan pekerjaan secara umum didasarkan pada kerangka acuan kerja, kriteria
perencanaan teknis serta aturan hukum yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut.
Produk
Gambar 4.1.
Kerangka Pikir Umum Pelaksanaan Pekerjaan
Halaman 4-1
Laporan Pendahuluan
Perencaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
PERSIAPAN
a) Koordinasi internal
2 Minggu dari SPMK
b) Metode pekerjaan
c) Rencana kerja dan jadwal
d) Diskusi dengan pihak terkait
Revisi e) Persiapan survai
Laporan
PEMBAHASAN Pendahuluan
a) Hasil pengukuran
b) Analisis awal hasil survey awal
Revisi c) Analisis teknis yang direncanakan
d) Perhitungan teknis perencanaan
e) Rencana Gambar Kerja
f) RAB
g) Spesifikasi Teknis
ASAN
AKHIR
a) Penyempurnaan draf final Laporan Akhir
b) Dokumen lelang fisik
Gambar 4.2.
Detail Alur Pelaksanaan Pekerjaan
Detail alur pelaksanaan pekerjaan di atas memiliki empat tahapan pekerjaan yaitu tahapan
persiapan, tahapan analisis data, tahapan desain dan tahapan final.
a. Tahapan Persiapan
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses penyelesaian pekerjaan, termasuk melakukan pengumpulan data
Halaman 4-2
Laporan Pendahuluan
Perencaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
sekunder berupa kebijakan, hasil studi, pedoman, standar teknis maupun laporan lain yang
relevan sebagai bahan referensi.
Keluaran yang dihasilkan pada tahap ini adalah Laporan Pendahuluan yang memuat :
▪ Persiapan pelaksanaan pekerjaan,
▪ Metode pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kerangka acuan kerja,
▪ Jadwal kerja, dan
▪ Jadwal penugasan tenaga ahli.
b. Tahap Analisis Data dan Desain (Draf Final)
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk mengetahui kondisi hasil pengukuran di
wilayah perencanaan serta pengumpulan data primer dan sekunder serta hasil pengukuran
survai dan desain yang direncanakan.
Keluaran yang dihasilkan dalam tahap ini adalah Laporan Draf Final yang berisi :
▪ Data hasil pengukuran (survey awal) berupa potongan memanjang sistem air bersih yang
akan direncanakan.
▪ Analisis awal hasil survey lapangan mengenai prasarana sistem air minum eksisting, suplai
dan potensi suplai air minum yang akan direncanakan.
▪ Analisis teknis sistem transmisi dan distribusi air minum, perpipaan, dan hidrolika pengaliran
dalam pipa.
▪ Perhitungan-perhitungan hidrolika, struktur dan teknis lainnya
▪ Rencana gambar kerja ukuran A3
▪ Rencana Anggaran Biaya (RAB)
▪ Spesifikasi teknis
c. Tahap Final
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk penyempurnaan laporan draf final.
Keluaran yang dihasilkan dalam tahap ini adalah Laporan Final yang berisi :
▪ Perhitungan-perhitungan hidrolika, struktur dan teknis lainnya
▪ Rencana gambar kerja ukuran A3
▪ Rencana Anggaran Biaya (RAB)
▪ Spesifikasi teknis
Dilengkapi dengan :
▪ Dokumen lelang fisik
Halaman 4-3
Laporan Pendahuluan
Perencaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 4-4
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Tabel 4.1.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Halaman 4-5
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 4-6
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Asisten Ahli Estimasi Biaya seorang Sarjana S1 Teknik Sipil/Teknik Lingkungan berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan sebagai tenaga estimasi biaya di proyek pekerjaan SPAM.
3. Operator CAD
Memiliki latar pendidikan D3 Teknik Sipil sederajat memiliki pengalaman kerja sebagai drafter
perencanaan proyek air minum.
4. Operator Komputer
Memiliki latar pendidikan SMA/SMK sederajat dan memiliki pengalaman kerja di proyek air
minum.
5. Surveyor
Memiliki latar belakang pendidikan Survey Pemetaan minimal D3 Teknik dan memiliki
pengalaman kerja di bidang survey pemetaan dan topografi terutama pemetaan jalur pipa air
minum.
Halaman 4-7
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Tugas dan tanggung jawab tenaga ahli dan tenaga pendukung meliputi (namun tidak terbatas
pada) hal-hal sebagai berikut :
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim akan meliputi (namun tidak terbatas pada) hal-hal sebagai
berikut:
• Sebagai Ketua Tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan
dinyatakan selesai
• Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut dibawah ini:
• Bertanggungjawab terhadap semua pekerjaan Perencanaan
• Melakukan Rapat / Koordinasi dengan Pemberi Tugas
• Mengkoordinir anggota tim, memprakarsai penyelenggaraan rapat tim tenaga ahli serta
memantau seluruh hasil, proses pelaksanaan serta berusaha mengetahui persoalan yang
menghambat/mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan ini dan berusaha
menyelesaikannya.
• Menyusun Laporan Pendahuluan, termasuk Rencana Kerja, Alokasi Tenaga Ahli.
• Membantu Panitia Lelang Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi.
• Memeriksa Gambar Gambar Pra-rencana, sketsa (free hands), disain dan perspektif
bangunan.
• Merumuskan prinsip-prinsip, ketentuan-ketentuan, kriteria-kriteria, statement serta membuat
gambar-gambar rencana arsitektur dan struktur dan bertanggung jawab terhadap hasil
arsitektural dan structural.
• Memberikan masukan mengenai program kebijakan pemerintah yang dikaitkan dengan
perencanaan
• Membuat Rencana kerja dan syarat – sayarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai
pedoman bagi pelaksana proyek
• Membuat rencana anggaran biaya (RAB) proyek
• Mengadakan evaluasi mengenai perencanaan bangunan dikaitkan dengan kebijakan yang
ada pada saat ini yang meliputi mekanisme, prosedur, dan pendekatan tanggapan
berdasarkan strategi pengembangan wilayah setempat
Halaman 4-8
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
• Memberikan petunjuk dan saran-saran serta mengontrol pekerjaan Tenaga Ahli yang berada
dibawah pimpinannya.
• Bertanggung jawab penuh secara teknis terhadap hasil desain
• Menentukan keputusan terakhir penyelesaian masalah-masalah pokok teknis maupun non
teknis yang timbul pada proyek
• Membina hubungan dengan pemberi Tugas sehubungan dengan proyek bersangkutan
Tugas dan tanggung jawab Ahli Teknik Air Minum akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-
hal yang tersebut dibawah ini :
• Melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L)
• Mengumpulkan data
• Menganalisis pengendalian air di reservoir dan SPAM
• Menganalisis pengoperasian Supervisory Control dan Data Acquisition
• Menganalisis ukuran debit dan tekanan air
• Tenaga ahli bertanggungjawab penuh secara teknis terhadap perhitungan dan analisis yang
dilakukan.
• Mengembangkan Rancangan
• Membuat Dokumen Pelaksanaan
• Melakukan Pengawasan Berkala
• Membuat Laporan Perancangan
Tugas dan tanggung jawab Ahli Geoteknik akan meliputi, namun tidak terbatas pada hal-hal yang
tersebut dibawah ini :
• Menerapkan peraturan pelaksanaan pekerjaan geoteknik
• Mengkaji dokumen kontrak
• Menyiapkan data sekunder
• Menyusun program kebutuhan parameter tanah
• Mengendalikan uji lapangan
• Mengendalikan uji laboratorium
• Menentukan sifat indeks dan klasifikasi tanah
• Menentukan sifat mekanis tanah
• Membuat laporan geoteknik
Halaman 4-9
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Para Tenaga Ahli juga dibantu oleh Asisten Ahli Estimasi Biaya, Asisten Ahli Mekanikal-
Elektrikal, Operator CAD, Operator Komputer dan Surveyor. Sedangkan tugas dan tanggung
jawab Asisten Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung ini adalah membantu Tenaga Ahli dalam
mendapatkan, mengolah & menganalisis data dan gambar untuk mendukung dokumen
Perencanaan Teknis.
Keterlibatan tenaga ahli yang dialokasikan berdasarkan pada jadwal kegiatan yang telah ditentukan.
Keterlibatan tenaga ahli ditunjukan dengan jumlah bobot keterlibatan masing-masing tenaga ahli
dalam satu jenis komponen kegiatan, dan lama jumlah keterlibatan setiap personil untuk keseluruhan
kegiatan mulai dari awal hingga akhir pekerjaan (ditunjukkan dengan orang bulan/Man Month).
Setiap tenaga ahli ke dalam satu satuan waktu kegiatan di antara 3 (tiga) bulan atau 90 (sembilan
puluh) hari kalender waktu pelaksanaan pekerjaan, yang diturunkan berdasarkan jadwal kegiatan.
Tabel 4.2.
Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung
A. Tenaga Ahli
B. Tenaga Pendukung
Halaman 4-10
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Sistematika koordinasi pekerjaan/kegiatan antar pihak terkait dalam strata struktur organisasi
pekerjaan. Unsur-unsur organisasi ini pada hakekatnya, terdiri dari :
• Pihak Pemberi pekerjaan.
• Pihak pelaksana pekerjaan (tim kerja konsultan).
• Instansi terkait lain sebagai pendukung pekerjaan.
Dalam melaksanakan pekerjaan yang dimaksud, konsultan telah membentuk satu tim yang dipimpin
oleh Team Leader dengan didukung oleh beberapa tenaga ahli dan juga beberapa tenaga penunjang
yang berkompeten.
Untuk mengetahui lebih jelas, struktur organisasi pelaksanaan dari pekerjaan Perencanaan Teknis
Pembangunan Reservoar SPAM Regional Karian - Serpong dapat dilihat pada gambar berikut.
Halaman 4-11
Laporan Pendahuluan
Perencanaan Teknis Pembangunan Rerervoar
SPAM REGIONAL KARIAN-SERPONG
Halaman 4-12