TA. 2023
Detail Engineering Design (DED) SPAM
Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Memenuhi surat perjanjian kerja antara Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta
Karya Provinsi Lampung dengan CV. PIRAMIDA ENGINEERING CONSULTANT untuk
pekerjaan Detail Engineering Design (DED) SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2
dengan kontrak Nomor: 44/SPK/Kons.SPAM/V.05/APBD-P/X/2023 tanggal 30 Oktober 2023,
bersama ini kami sampaikan Laporan Pendahuluan.
Laporan Pendahuluan merupakan salah satu produk keluaran (output) dari Konsultan yang
harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan seperti tertuang dalam kerangka acuan kerja.
Laporan Pendahuluan berisi pendahuluan, gambaran umum wilayah kajian, metodologi
pelaksanaan, Rencana kerja, survey dan pengumpulan data.
Semoga laporan yang kami susun ini sudah sesuai dengan persyaratan dan dapat diterima oleh
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi Lampung. Akhir kata dari
kami CV. PIRAMIDA ENGINEERING CONSULTANT mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu hingga Laporan ini selesai.
LAPORAN PENDAHULUAN
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL.............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................................... viii
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................................ 1 - 1
1.1 Latar Belakang Pekerjaan.................................................................... 1 - 1
1.2 Maksud dan Tujuan Pekerjaan ............................................................ 1 - 3
1.3 Sasaran Pekerjaan .............................................................................. 1 - 3
1.4 Lokasi Pekerjaan.................................................................................. 1 - 3
1.5 Standar Teknis ..................................................................................... 1 - 5
1.6 Dasar Hukum ....................................................................................... 1 - 5
1.7 Ruang Lingkup Pekerjaan.................................................................... 1 - 6
1.8 Jangka Waktu Pelaksanaan ................................................................ 1 - 8
1.9 Sistematika Pelaporan ......................................................................... 1 - 8
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Halaman
Tabel 2.1. Luas Wilayah di Kecamatan Teluk Pandan ................................................. 2 - 1
Tabel 2.2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Teluk Pandan ......................................... 2 - 2
Tabel 2.3. Data Curah Hujan di Kabupaten Pesawaran Tahun 2022 .......................... 2 - 5
Tabel 2.4. Profil PERUMDA Air Minum Way Rilau Kota Bandar Lampung.................. 2 - 11
Tabel 2.5. Data Per Unit PERUMDA Air Minum Way Rilau ......................................... 2 - 12
Tabel 2.6. Reservoir yang Tidak Berfungsi .................................................................. 2 - 13
Tabel 2.7. Reservoir Distribusi PERUMDA Air Minum Way Rilau ................................ 2 - 13
Tabel 2.8. Jumlah Pelanggan Tahun 2017 - 2022 ....................................................... 2 - 14
Tabel 2.9. Sumber Air Baku pada SPAM Kota Bandar Lampung ................................ 2 - 15
Tabel 2.10. Sumber Air Baku SPAM Kota Bandar Lampung ......................................... 2 - 15
Tabel 2.11. Pelayanan SPAM Kota Bandar Lampung ................................................... 2 - 16
Tabel 3.1. Daftar Personil Tenaga Ahli dan Asisten Tenaga Ahli yang akan di
Mobilisasi ..................................................................................................... 3 - 4
Tabel 3.2. Matrik Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan
SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota ........................................................ 3 - 12
Tabel 3.3. Kategori Wilayah untuk Menentukan Kebutuhan Air Bersih........................ 3 - 13
Tabel 4.1. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan .................................................................. 4 - 3
Tabel 4.2. Jadwal Penugasan Personil ........................................................................ 4 - 4
Tabel 5.1. Tabulasi Kebutuhan Debit dan Luas Lahan Zona Pelayanan ..................... 5 - 6
Tabel 5.2. Total Kebutuhan Air SPAM Regional 1 (liter/detik) ..................................... 5 - 7
LAPORAN PENDAHULUAN
Halaman
Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan............................................................................ 1 - 4
Gambar 2.1. Peta Adminstrasi Kecamatan Teluk Betung Selatan ............................. 2 - 2
Gambar 2.2. Peta Pelayanan SPAM Kota Bandar Lampung ...................................... 2 - 10
Gambar 2.3. Wilayah Pelayanan PERUMDA Air Minum Way Rilau ........................... 2 - 11
Gambar 2.4. Skematik SPAM Kota Bandar Lampung ................................................ 2 - 17
Gambar 3.1. Pengukuran Poligon ............................................................................... 3 - 8
Gambar 3.2. Prinsip Dasar Pengukuran Beda Tinggi ................................................. 3 - 9
Gambar 3.3. Grafik Kebutuhan Air Domestik .............................................................. 3 - 14
Gambar 3.4. Grafik Kebutuhan Air Non Domestik ...................................................... 3 - 14
Gambar 3.5. Sistem Pengaliran Cara Gravitasi .......................................................... 3 - 17
Gambar 3.6. Sistem Pengaliran Cara Pemompaan .................................................... 3 - 17
Gambar 3.7. Sistem Pengaliran Cara Gabungan ........................................................ 3 - 18
Gambar 4.1. Bagan Alir Organisasi Pekerjaan............................................................ 4 - 1
Gambar 5.1. Skema Rencana Air Baku Way Sabu dengan Sistem Pompa ............... 5 - 2
Gambar 5.2. Rencana Lokasi Sumber Air Baku Sungai Way Sabu (Titik koordinat:
105°11'7.338"E 5°33'21.651"S) .............................................................. 5 - 3
Gambar 5.3. Rencana Jalur Perpipaan Sistem Transmisi Zona Pelayanan 1 ............ 5 - 4
Gambar 5.4. Rencana Tapak Unit IPAM Zona Pelayanan 1....................................... 5 - 5
Gambar 5.5. Sistem Planning SPAM Regional 1 Provinsi Lampung .......................... 5 - 6
Gambar 5.6. Peta Kerja SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2.............. 5 - 8
Gambar 5.7. Kegiatan Survey Pendahuluan ............................................................... 5 - 9
Gambar 5.8. Titik Refrensi Pengukuran SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir
Wilayah 2 ................................................................................................ 5 - 9
Gambar 5.9. Pelaksanaan Pengukuran Topografi ...................................................... 5 - 11
Gambar 5.10. Skema Rencana Konsep DED SPAM Regional Way Sabu Daerah
Hilir Wilayah 2 ......................................................................................... 5 - 12
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Pengawasan terhadap Penyelenggaraan SPAM oleh Menteri, Gubernur dan Bupati atau
walikota sesuai dengan kewenangannya. Menteri melakukan pengawasan
penyelenggaraan SPAM yang dilakukan oleh BUMN dan UPT. Pemerintah Daerah
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan SPAM yang dilakukan oleh BUMD,
UPTD, dan Kelompok Masyarakat. Pengawasan terhadap penyelenggaraan SPAM oleh
Menteri, Gubernur dan Bupati/Walikota dilaksanakan dengan melibatkan partisipasi
masyarakat. Peraturan Pemerintah Nomor 122 tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM) bahwa kebijakan dan strategi daerah pengembangan SPAM
merupakan arah pengembangan sistem penyediaan air minum dalam 5 (lima) tahun
mendatang, serta sebagai pedoman dalam melaksanakan penyelenggaraan
pengembangan SPAM. Dalam Peraturan Pemerintah tersebut, diamanatkan Pemerintah
Daerah untuk menyusun dokumen Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada)
pengembangan SPAM dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM),
sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam melaksanakan penyelenggaraan dan
pengembangan SPAM.
Kebijakan Jakstrada didukung oleh kebijakan RISPAM Regional Provinsi Lampung 2021
dimana mengamanatkan beberapa wilayah perencanaan SPAM yang akan
dikembangkan dimasa mendatang. Sejalan dengan itu pada periode tahun 2021 telah
disusun Dokuman Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Provinsi
yang juga perwujudan dari rencana SPAM lintas Kabupaten/Kota yang memegang peran
sangat penting dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM Regional Provinsi
Lampung. Perencanaan Pengembangan SPAM Regional yang dibagi dalam 4 (empat)
zona pelayanan. Zona 1 SPAM Regional Way Sabu, Zona 2 SPAM Regional Agro
Guruh, Zona 3 SPAM Regional Bendungan Marga Tiga, dan Zona 4 SPAM Regional
Way Tulang Bawang.
Sebagai lanjutan dari pelaksanaan kegiatan Detail Engineering Design (DED) SPAM
Regional Provinsi Lampung, maka Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta
LAPORAN PENDAHULUAN
Karya Provinsi Lampung berencana menyusun Detail Engineering Design (DED) SPAM
Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 dengan daerah pelayanan Kecamatan Teluk
Pandan Kabupaten Pesawaran. Kegiatan tersebut merupakan pengembangan dari Detail
Engineering Design (DED) SPAM Regional Zona 1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini
merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang memuat masukan, asas, kriteria,
keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan
kedalam pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan prasarana dan sarana air
minum.
Sedangkan tujuan dari pekerjaan adalah sebagai pedoman dan acuan dalam
pelaksanaan konstruksi, sehingga pelaksanaan kegiatan Detail Engineering Design
(DED) SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 dapat terwujud sesuai dengan
perencanaan awal.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 1.1. Peta Lokasi Pekerjaan Detail Engineering Design (DED) SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Bab 6. Penutup
Pada Bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dan kegiatan yang telah
dilakukan sampai dengan laporan ini dibuat.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Betung sebelah Barat dan Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok
disebelah Timur. Topografi tiap-tiap wilayah di Kota Bandar Lampung adalah
sebagai berikut:
a. Wilayah pantai terdapat disekitar Teluk Betung dan Panjang dan pulau di
bagian Selatan
b. Wilayah landai/dataran terdapat disekitar Kedaton dan Sukarame di bagian
Utara
c. Wilayah perbukitan terdapat di sekitar Telukbetung bagian Utara
d. Wilayah dataran tinggi dan sedikit bergunung terdapat disekitar Tanjung
Karang bagian Barat yaitu wilayah Gunung Betung, Sukadana Ham, dan
Gunung Dibalau serta perbukitan Batu Serampok di bagian Timur.
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Gleisol
Tanah gleisol merupakan tanah yang terpengaruh oleh air dan ditandai
dengan warna abu abu/keabu-abuan. Jenis tanah ini dapat berasosiasi
dengan jenis tanah lainnya seperti tanah Kambisol. Asosisasi dengan tanah
kambisol menjadikan tanah ini menjadi relatif lebih subur dibanding yang lain
dan banyak dimanfaatkan sebagai tanah persawahan. Jenis tanah ini
terdapat di bagian barat laut Kecamatan Gedong Tataan, bagian barat daya
Kecamatan Negeri Katon, bagian utara Kecamatan Way Lima, di bagian
utara Kecamatan Kedondong dan di Kecamatan Padang Cermin di bagian
tengah, selatan dan bagian timur.
c. Kambisol
Kambisol juga merupakan tanah yang berkembang dari bahan induk tua,
yakni batuan liat dan batuan vulkanik masam, di bawah rezim iklim basah.
Umumnya tanah ini hampir mirip podsolik, namun lebih gembur dibanding
Podsolik. Demikian halnya pH-nya juga lebih tinggi dibandingkan podsolik.
Jenis tanah kambisol eutrik yang berasosiasi dengan tanah gleisol banyak
dimanfatkan sebagai lahan persawahan. Sementara jenis tanah kambisol
distrik dalam asosiasinya dengan tanah podsolik banyak dimanfaatkan untuk
pertanian lahan kering dan perkebunan.
d. Podsolik
Tanah podsolik merupakan tanah yang berumur tua sehingga telah memiliki
tingkat perkembangan lanjut. Secara umum, tanah podsolik memiliki potensi
yang relatif kurang subur, yang ditandai dengan sifatnya yang masam, daya
retensi dan fiksasi terhadap hara tinggi. Jenis tanah ini banyak dimanfaatkan
sebagai pertanian lahan kering dan perkebunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.3. Data Curah Hujan di Kota Bandar Lampung Tahun 2022
Jumlah Curah Hujan Jumlah Hari Penyinaran Matahari
Bulan
(mm) Hujan (%)
Januari 269,90 27 4,90
Februari 127,50 16 4,10
Maret 104,60 16 4,50
April 170,80 15 5,70
Mei 101,70 13 4,70
Juni 167,10 22 3,50
Juli 97,80 18 4,70
Agustus 178,90 18 5,10
September 189,10 19 5,40
Oktober 337,00 21 3,80
November 83,30 17 4,20
Desember 179,10 21 2,50
Sumber : Kota Bandar Lampung Dalam Angka, 2023
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Way Lunik dengan cabangnya Way Lunik Kiri dan Way Lunik Kanan dan
Way Galih di wilayah Panjang.
c. Kekeringan
Kekeringan adalah suatu kondisi dalam kurun waktu yang panjang, bulan
atau tahun, dimana suatu daerah mengalami kekurangan air. Pada
LAPORAN PENDAHULUAN
e. Cuaca Ekstrim
Cuaca ekstrim merupakan fenomena meteorologi yang ekstrim dalam
sejarah (distribusi), khususnya fenomena cuaca yang mempunyai potensi
menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau
yang menimbulkan korban jiwa manusia. Pada umumnya cuaca ekstrim
didasarkan pada distribusi klimatologi, dimana kejadian ekstrim lebih kecil
sama dengan 5% distribusi. Tipenya sangat bergantung pada lintang
tempat, ketinggian, topografi dan kondisi atmosfer. Perhitungan potensi
bahaya letusan cuaca ekstrim dilihat berdasarkan parameter keterbukaan
lahan, kemiringan lereng dan curah hujan tahunan.
LAPORAN PENDAHULUAN
f. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah pergerakan suatu massa batuan, tanah atau bahan
rombakan material penyusun lereng bergerak ke bawah atau keluar lereng
dibawah pengaruh gravitasi. Tanah longsor dapat terjadi disebabkan adanya
gangguan kestabilan pada lereng dan dapat dipicu oleh curah hujan,
kejadian gerakan tanah, dan getaran. Kondisi ini menunjukkan bahwa
bahaya tanah longsor dapat terjadi di daerah lereng di suatu wilayah.
Perhitungan potensi bahaya letusan tanah longsor dilihat berdasarkan
parameter zona kerentanan gerakan tanah (PVMBG) dan kemiringan lereng
(diatas 15%). Bahaya cuaca ekstrim di Kota Bandar Lampung merupakan
kelas bahaya tinggi.
g. Gempa bumi
Gempa bumi merupakan salah satu bencana yang disebabkan oleh faktor
geologi. Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan
pergeseran pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Perhitungan potensi
bahaya gempa bumi dilihat berdasarkan parameter dasar pengkajian.
Parameter tersebut antara lain kelas topografi, intensitas guncangan di
batuan dasar dan intensitas guncangan di permukaan. Bahaya gempa bumi
di Kota Bandar Lampung merupakan kelas bahaya sedang yang berlokasi di
Kecamatan Teluk Betung Barat, Kecamatan Teluk Betung Timur,
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kecamatan Bumi Waras, Kecamatan
Panjang, Kecamatan Tanjung Karang Timur, Kecamatan Kedamaian,
Kecamatan Teluk Betung Utara, Kecamatan Tanjung Karang Pusat,
Kecamatan Enggal, Kecamatan Tangjung Karang Barat, Kecamatan
Kemiling, Kecamatan Langkapura, Kecamatan Kedaton, Kecamatan
Rajabasa dan Kecamatan Tanjung Senang.
LAPORAN PENDAHULUAN
h. Banjir Bandang
Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba karena
meluapnya debit yang melebihi kapasitas aliran alur sungai oleh kosentrasi
cepat hujan dengan intensitas tinggi serta sering membawa aliran debris
ersamanya atau runtuhnya bendungan alam, yang terbentuk dari material
longsoran gelincir pada area hulu sungai. Bahaya banjir bandar di Kota
Bandar Lampung merupakan kelas bahaya tinggi yang berlokasi di
Kecamatan Teluk Betung Barat, Kecamatan Teluk Betung Timur,
Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kecamatan Bumi Waras, Kecamatan
Panjang, Kecamatan Tangjung Karang Barat dan Kecamatan Kemiling.
Badan penyelenggara sistem penyediaan air minum berdasarkan kajian DED SPAM
Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 adalah PDAM Way Rilau.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.4. Profil PERUMDA Air Minum Way Rilau Kota Bandar Lampung
No Indikator Jumlah
b. Unit Produksi
Berikut merupakan data produksi air per unit produksi PERUMDA Air Minum
Way Rilau Kota Bandar Lampung:
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.5. Data Per Unit Produksi PERUMDA Air Minum Way Rilau
Kapasitas
Kapasitas Kapasitas
yang dapat Tahun
Unit Produksi Terpasang/ Produksi Kondisi
dimanfaatkan Pembangunan
Desain (l/dt) (l/dt)
(l/dt)
Air Permukaan
Perlu perbaikan
IPA Sumur Putri 1 225 225 175 1987 dan pemeliharaan
yang intensif
Perlu perbaikan
IPA Sumur Putri 2 225 225 177 1996 dan pemeliharaan
yang intensif
IPA Umbul Kunci 20 20 8
Jumlah 470 470 360
Mata Air
MA Batu Putih 1&2
+ MA Pancuran 1&2
82 82 78
+ MA
Way Rilau
MA Way Linti 1&334 34 34 33
MA Gudang & Way
22 22 21
Egaharap
MA Tanjung Aman 28 28 27
MA Way Biak 6 6 4,7
Jumlah 172 172 163,7
Air Tanah
Sumur Bor Zona 120
SB Way Kandis 1 5 5 1,5
SB Way Kandis 2 5 5 1,5
Jumlah 10 10 3
Sumur Bor Zona 185
SB
3 3 3
Peternakan
SB Egaharap
3,5 3,5 3,5
(CImeng)
Jumlah 6,5 6,5 6,5
Sumur Bor Zona 300
SB BKP 1 0,5
SB BKP 2 0,5
7 7
SB BKP 3 0,5
SB BKP 4 0,5
SB Egaharap
3,5 3,5 3,5
(POLDA)
SB POLDA 2 8 8 8
Jumlah 18,5 18,5 13,5
Jumlah Total MA +
35 35 23
SB
Total Keseluruhan 677 677 546,7
Sumber : Profil PERUMDA Air Minum Way Rilau, 2022
c. Unit Distribusi
1. Reservoar Distribusi
Dari kondisi topografi kota Bandar Lampung yang berbukit, maka
pendistribusian air ke daerah layanan menggunakan sistem zone dan
setiap zone dilayani oleh satu reservoar distribusi, disebut juga
pressure zone. Secara keseluruhan total kapasitas reservoar yang ada
yaitu sebesar 17.300 m3, dan 1 buah reservoar transmisi di Batu putih
kapasitas 200 m3 yang mensuplai reservoar Kemiling dengan
pemompaan. Adapun data reservoar saat ini, dapat dilihat pada tabel di
LAPORAN PENDAHULUAN
bawah ini. Melihat total kapasitas tampung sebesar 17.300 m3, maka
kapasitas tersebut adalah ekivalen dengan 30% kapasitas produksi –
jauh lebih besar seperti disyarakan dalam pedoman Dep. PU yaitu
antara 15% -20%. Namun persentase yang demikian besar itu, perlu
penyelarasan dan pengaturan kembali agar fungsi reservoar yang
sudah tidak berfungsi dapat dimanfaatkan kembali. Data yang ada
mengenai kondisi reservoir PDAM Way Rilau, maka diidentifikasi
bahwa terdapat beberapa reservoir yang sudah tidak berfungsi lagi,
yaitu:
Tabel 2.6. Reservoir yang Tidak Berfungsi
Tahun
No Reservoir Kapasitas (m3) Kondisi
Pembangunan
1 Reservoir Palapa 500 2000 Tidak berfungsi
2 Reservoir Gunung Sulah 1500 1998 Tidak berfungsi
3 Reservoir Cimeng 2000 1995 Tidak berfungsi
Sumber : Profil PERUMDA Air Minum Way Rilau, 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
d. Unit Pelayanan
Saat ini wilayah pelayanan Perumda Air Minum Way Rilau Kota Bandar
Lampung meliputi 18 kecamatan dari 20 kecamatan yang ada. Dua
kecamatan yang belum mendapatkan pelayanan air minum dari Perumda
Air Minum Way Rilau adalah Kecamatan Sukarame dan Kecamatan
Sukabumi.
2 Industri (I) I2 17 16 15 13 13 13
3 I3 I3 1 1 1 1 1
4 I4 I4 - - - 1 1 1
10 N4 N4 2 2 2 2 3 4
11 N5 N5 1 1 1 1 1 0
12 N6 N6 1 1 1 2 2 1
13 N7 N7 1 1 1 1 1 3
14 N8 N8 - - - 1 1 1
15 PD PD 141 129 92 98 96 94
16 Pelabuhan Laut PL 1 1 1 1 1 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 2.9. Sumber Air Baku pada SPAM Kota Bandar Lampung
2. Unit Produksi
Pelayanan air bersih di Kota Bandar Lampung menggunakan PDAM
(air ledeng), air sumur permukaan, dan air tanah (sumur bor). Kapasitas
terpasang untuk melayani kota Bandar Lampung sehingga pada tahun
2011 kapasitas terpasang sebesar 749 liter/dt.
3. Kinerja Produksi
Kapasitas produksi dari masing-masing sumber air baku di Kota Bandar
Lampung adalah sebagai berikut :
4. Unit Distribusi
Distribusi PDAM Kota Bandar Lampung ke daerah layanan
menggunakan sistem zone dan setiap zone dilayani oleh satu reservoir
distribusi. Secara keseluruhan total kapasitas reservoir yang ada yaitu
sebesar 17.400 m3.
LAPORAN PENDAHULUAN
5. Unit Pelayanan
Pelayanan pada unit-unit di SPAM Kota Bandar Lampung adalah
sebagai berikut.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Dalam penanganan pekerjaan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis, tepat guna dan tepat waktu maka disusunlah suatu metode
pelaksanaan pekerjaan supaya dapat berjalan dengan lancar, efisien dan terarah untuk
keperluan ini kami susun suatu metodologi pelaksanaan. Alur kegiatan dalam pekerjaan Detail
Engineering Design (DED) SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 secara sistematis
dikelompokkan sebagai berikut :
− Kegiatan Pendahuluan
− Kegiatan Survey dan Analisa Data
− Kegiatan Detail Desain
Adapun bagan alir pelaksanaan pekerjaan Detail Engineering Design (DED) SPAM Regional
Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 disajikan pada gambar berikut :
LAPORAN PENDAHULUAN
MULAI
Pengumpulan Data
Sekunder
Survey Pendahuluan
Pengukuran Topografi
Analisa Data Ukur
(Jaringan Distribusi)
Penyusunan Konsep
Desain
Penysunan Laporan
Pendahuluan
Rapat
Pembahasan
Penyusunan
Produk/Keluaran
SELESAI
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Daftar keseluruhan personil yang akan dimobilisasi dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 3.1. Daftar Personil Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang akan di
Mobilisasi
Berikut daftar nama instansi tingkat pusat maupun daerah sebagai sumber
pengumpulan data sekunder pada pekerjaan ini :
a. Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya Provinsi
Lampung
b. PDAM Way Rilau
c. BPS Kota Bandar Lampung
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Ketinggian (elevasi Z)
Untuk penentuan data ketinggian pada lokasi setempat, konsultan
dapat mengambil alternatif acuan elevasi (Z) dari titik referensi yang
terdapat di lokasi atau ditentukan lokal atas persetujuan Direksi
Pekerjaan.
c. Pengamatan GPS
Pengamatan GPS dimaksudkan untuk mendapatkan titik kontrol pengukuran
horizontal (X,Y). Pengikatan GPS menggunakan Patok BM hasil studi
terdahulu yakni Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sistem
Penyediaan Air Minum Regional 1 Provinsi Lampung yang terdekat dengan
lokasi kajian.
Patok kayu yang digunakan untuk pengukuran polygon dan detail situasi
harus merupakan jenis kayu yang keras dengan bagian bawah
diruncingkan, bagian atas dan bagian tengahnya diratakan untuk penulisan
nomor patok.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana:
X = absis
Y = ordinat
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana :
Xn ; Yn = Koordinat yang akan dihitung
Xn-1;Yn-1 = Koordinat yang sudah diketahui
Xn-1.n = dn-1 x sin αn-1.n
Yn-1.n = dn-1 x sin αn-1.n
αn-1.n = Sudut jurusan dari titik n-1 ke titik n
dn-1.n = Jarak dari titik n-1 ke titik n
Dimana:
Tn = Titik yang akan dihitung elevasinya
Tn-1 = Titik yang diketahui tingginya
Tn-1.n = Beda tinggi antara titik n-1 ke titik n
C = Koreksi
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana:
d = Jarak datar
ba = Pembacaan benang atas
bb = Pembacaan benang bawah
bt = Pembacaan benang tengah
ɵ = Pembacaan sudut vertikal
AB = Beda tinggi titik A dan B
Ta = Tinggi alat
TA = Tinggi patok A yang diketahui tingginya
TB = Tinggi patok B yang akan dihitung tingginya
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Kebutuhan air direncanakan sesuai dengan jumlah sumber air baku dan
jumlah penduduk yang menempati wilayah kajian. Menurut Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007, kategori wilayah sebagai
acuan untuk menentukan jumlah kebutuhan air bersih sesuai jumlah
penduduk dapat dilihat pada tabel berikut.
Kebutuhan air akan dikategorikan dalam kebutuhan air domestik dan non
domestik.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
3. Kehilangan Air
Penentuan kebocoran/kehilangan air dilakukan dengan asumsi yaitu
sebesar 20% dari kebutuhan rata-rata dimana kebutuhan rata-rata
adalah sejumlah dari kebutuhan domestik ditambah dengan kebutuhan
non domestic
Qa = 20% x Pr
Dimana :
Qa : Kehilangan air (l/dtk)
Pr : Kebutuhan air (l/dtk)
Qrh = Qd + Qn + Qa
Dimana :
Qrh : Kebutuhan air rata-rata harian (l/hari)
Qd : Kebutuhan air domestik (l/hari)
Qn : Kebutuhan air non domestik (l/hari)
Qa : Kehilangan air (l/hari)
Dimana :
Qh max : Kebutuhan air harian maksimum (l/dtk)
Qrh : Debit air rata-rata (l/dtk)
fh max : Faktor harian maksimum (1 < fh max < 1,2)
LAPORAN PENDAHULUAN
Dimana :
Qjp : Kebutuhan air jam puncak (l/dtk)
Qrh : Debit rata-rata (l/dtk)
fjp : Faktor puncak (1,5 < fjp < 2,25)
Dimana :
Pn : Jumlah penduduk akhir proyeksi (jiwa)
Po : Jumlah penduduk awal tahun proyeksi (jiwa)
e : 2,7182818 (Bilangan pokok sistem logaritma natural)
r : Laju pertumbuhan penduduk (%)
t : selisih tahun akhir dan awal
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Cara Pemompaan
Cara ini menggunakan pompa untuk meningkatkan tekanan yang
diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir ke konsumen.
Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau instalasi
pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan tekanan
yang cukup akibat kelandaian yang relatif besar.
LAPORAN PENDAHULUAN
3. Cara Gabungan
Sistem distribusi dengan reservoar sangat baik karena dapat melayani
kebutuhan pada saat jam puncak, kebakaran, dan sisa volume air ini
dapat dipergunakan untuk beberapa keperluan.
Q =AxV
2
Q = (1/4).π.D .V
Dimana :
Q : Debit aliran (m3/det)
V : Kecapatan aliran (m/det)
A : Luas basah (m2)
D : Diameter pipa (m)
LAPORAN PENDAHULUAN
2. Kehilangan Tekanan
Kehilangan tekanan air atau headloss (Hf) dalam pipa terjadi akibat
adanya friksi antara fluida dengan fluida dan antara fluida dengan
permukaan dalam pipa yang dilaluinya. Kehilangan tekanan ada dua
jenis, yaitu :
Mayor Losses
Mayor Losses Adalah kehilangan tekanan yang terjadi pada
sepanjang pipa lurus. Ini dapat diketahui dengan perhitungan
menggunakan Persamaan Hazen–Williams :
1,85
Q
Hf = ( ) ×L
0,00155 ×C × D2,63
Dimana :
Q : Debit aliran (l/det)
C : Koefisien kekasaran Hazen Williams
D : Diameter pipa (cm)
L : Panjang pipa (m)
Minor Losses
Minor Losses Adalah kehilangan tekanan yang terjadi pada tempat
yang memungkinkan adanya perubahan karakteristik aliran,
misalnya pada valve, belokan, sambungan, dan aksesoris lainnya.
Rumus yang digunakan :
𝒗𝟐
Hfm = k ×
𝟐𝒈
Dimana :
k : konstanta kontraksi tertentu untuk tiap jenis peralatan
pipa berdasarkan dimensi/diameternya
v : Kecepatan aliran (m/dtk)
g : Percepatan gravitasi (m/dtk2)
e. Komponen Jaringan
1. Pipa
Pipa merupakan komponen utama dalam jaringan perpipaan yang
menghubungkan sumber air dengan pelanggan. Pipa memiliki bentuk
penampang lingkaran, dengan diameter dan komposisi pipa yang
LAPORAN PENDAHULUAN
Pipa HDPE
Pipa ini merupakan pipa dengan daya lentur yang tinggi. Dapat
digunakan di daerah perbukitan, rawan gempa, dan daerah rawa.
Kelebihan pipa ini adalah tahan terhadap retak, tahan terhadap
bahan kimia, tahan karat, tahan segala cuaca, tahan abrasi dan
sedimentasi, tidak beracun aman untuk air bersih, ringan, dan
tahan terhadap suhu rendah.
Pipa Baja
Pipa ini dibuat dengan dinding yang tipis sehingga menghasilkan
pipa yang relatif ringan dan bermutu tinggi.
Pipa Galvanis
Pipa galvanis adalah pipa air besi seng berlapis baja yang
pemasangannya membutuhkan proses yang lebih rumit. Pasalnya,
instalasi pipa ini membutuhkan akurasi yang lebih tinggi daripada
pemasangan pipa kebanyakan yang pemotongannya lebih mudah
dilakukan. Meskipun memiliki bahan yang aman untuk dipakai di
dalam dan di luar tanah, memasang pengaman pada instalasi
dalam tanah masihlah dianjurkan. Hal ini dilakukan untuk
menambah ketahanan pipa galvanis.
2. Meter Air
Meter air digunakan untuk mengetahui debit yang mengalir dalam pipa.
Salah satu manfaat penggunaan meter air pada sistem jaringan
distribusi penyediaan air bersih adalah untuk mengetahui jumlah air
yang digunakan oleh konsumen.
3. Katup (Valve)
Katup (valve), berfungsi untuk mengatur besarnya pengaliran air dalam
pipa, membuka/menutup aliran, dan untuk menanggulangi kelebihan
tekanan atau kekurangan tekanan pada jaringan pipa. Katup biasanya
LAPORAN PENDAHULUAN
dipasang pada ujung pipa tempat aliran air masuk ataupun aliran air
keluar, setiap percabangan pada pipa, pipa outlet pompa, dan pipa
penguras. Ada dua jenis katup, masing-masing memiliki fungsi yang
berbeda yaitu:
Pressure Reducer Valve (PRV) atau katup penurun tekanan
Katup penurun tekanan adalah alat pelindung yang dirancang
secara strategis dan didukung oleh operator untuk melindungi
peralatan dan sistem yang peka terhadap tekanan dari kerusakan
ekstrem. Mengingat faktor ini, katup dirancang untuk membuka
secara proporsional untuk menurunkan tekanan. Dikatakan bahwa
tekanan secara bertahap akan terbuka jika terjadi peningkatan
bertahap.
g. Penggambaran
Penggambaran detail desain dilakukan setelah pekerjaan desain selesai.
Gambar desain dibuat dengan AutoCAD dengan mengikuti kaidah yang ada
dalam KP 07 tentang standar penggambaran. Gambar desain yang dibuat
adalah:
− Peta situasi lokasi
− Gambar detail jaringan pipa
− Gambar desain bangunan-bangunan (jika diperlukan)
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
TEAM LEADER
INSTANSI TERKAIT PPK/PPTK
Ir. Eko Widarsono
LAPORAN PENDAHULUAN
b. CAD Operator
Tugas dan tanggungjawab Cad Operator adalah menggambar peta, skema,
potongan dan detail gambar.
c. Surveyor
Tugas dan tanggungjawab surveyor adalah mengumpulkan semua data ukur yang
dibutuhkan dari lapangan dan bertanggung jawab atas ketelitian hasil yang didapat.
LAPORAN PENDAHULUAN
1 Administrasi
4 Survey Pendahuluan
1 Pengukuran Topografi
50
C KEGIATAN DETAIL DESAIN
5 Rapat Pembahasan
Bobot Rencana
Bobot Kumulatif Rencana
Sumber : Kontrak Pekerjaan Konsultan, 2023
Untuk mempermudah para personil tenaga ahli dan tenaga pendukung dalam memahami
masa penugasannya, maka dibuatlah sebuah jadwal penugasan personil yang sesuaikan
LAPORAN PENDAHULUAN
dengan jadwal pelaksanaan kegiatan yang telah disusun sebelumnya, seperti tersaji
pada Tabel 4.2.
B TENAGA PENDUKUNG
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Sumber : Penyusunan DED Sistem Penyediaan Air Minum Regional 1 Prov Lampung, 2022
Gambar 5.1. Skema Rencana Air Baku Way Sabu dengan Sistem Pompa
Berdasarkan hasil analisis Feasibility Study (FS) tahun 2022, operasional dan
pelayanan SPAM Lintas Kota/Kabupaten Provinsi Lampung Zona Pelayanan 1
adalah sebagai berikut :
a. Intake
Bangunan pengambilan air baku pada Sungai Way Sabu direncanakan
dengan menggunakan tipe bangunan penyadap dengan bending.
LAPORAN PENDAHULUAN
Gambar 5.2. Rencana Lokasi Sumber Air Baku Sungai Way Sabu
(Titik koordinat: 105°11'7.338"E 5°33'21.651"S)
LAPORAN PENDAHULUAN
±70-150 mdpl (lahan berada pada lereng bukit) dan luas lahan yang
diperlukan untuk IPAM Zona pelayanan 1 (unit pengolahan dan bangunan
penunjang) dengan kapasitas IPAM 240 l/detik (RISPAM Lintas
Kabupaten/Kota Provinsi Lampung, 2021) yaitu sekitar ±0,5 Ha (SNI
6774:2008) dimana potensi ketersediaan lahan bisa sampai dengan 2 Ha.
Lokasi IPAM ini dipilih karena memenuhi penilaian penentuan lokasi IPAM.
LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
Tabel 5.1. Tabulasi Kebutuhan Debit dan Luas Lahan Zona Pelayanan I
2 - Pesawaran 100
5.1.3. Detail Engineering Design (DED) Sistem Penyediaan Air Minum Regional 1
Provinsi Lampung
Dari dokumen Laporan Akhir Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
Sistem Penyediaan Air Minum Regional 1 Provinsi Lampung dapat disimpulkan
bahwa:
a. Perencanaan wilayah pelayanan pada zona pelayanan 1 diantaranya
Kabupaten Pesawaran (Kecamatan Teluk Pandan) dan Kota Bandar
Lampung (Kecamatan Teluk Betung Barat, Kecamatan Teluk Betung Timur,
dan Kecamatan Teluk Betung Selatan).
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Lokasi Intake dan Water Treatment Plant (WTP) pada zona pelayanan 1
berada di Kabupaten Pesawaran dengan mengambil sumber air baku
Sungai Way Sabu.
c. Lokasi reservoir offtake berada di masing-masing wilayah pelayanan
meliputi:
− Kabupaten Bandar Lampung berada di Kecamatan Teluk Betung Utara
(Wilayah Kantor PDAM Way Rilau) dengan lahan yang direncanakan
merupakan lahan milik PDAM Way Rilau.
− Kabupaten Pesawaran berada di Kecamatan Teluk Pandan dengan
lahan yang direncanakan merupakan lahan milik Pak Taufik (warga
setempat).
d. Perencanaan kapasitas reservoir offtake pada wilayah pelayanan Kota
Bandar Lampung menggunakan reservoir offtake tipe kapasitas 1500 m3.
e. Perencanaan dimensi pipa pada masing-masing wilayah pelayanan terdiri
dari 2 tipe diantaranya : pipa HDPE berdimensi 800 mm dan 560 mm.
f. Kebutuhan air rata-rata pada zona pelayanan 1 didapatkan hasil analisis
yaitu sebesar 241,2 l/dtk untuk wilayah Kota Bandar Lampung dan 21,9 l/dt
untuk Kabupaten Pesawaran.
LAPORAN PENDAHULUAN
− Mempelajari jaringan pipa eksisting dari Res. Sumur Putri menuju Keluruhan
Sumur Putri, Kelurahan Gedung Pakuan, Kelurahan Talang, Kelurahan
Pesawahan dan Kelurahan Gunung Mas.
b. Penyiapan Perlengkapan
Kegiatan persiapan dan mobilisasi dilaksanakan agar pekerjaan dapat disusun dan
direncanakan dengan baik, sehingga dapat menunjang kelancaran pelaksanaan
pekerjaan. Adapun rincian pada kegiatan ini meliputi :
− Penyiapan surat ijin atau surat tugas
− Penyiapan alat dan bahan (meteran, kamera, form survey dan lain-lain).
c. Kegiatan Lapangan
Survey pendahuluan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
− Survey dilakukan titik lokasi Patok BM.5A dan BM.5B yang berada dilingkungan
Res. Sumur Putri.
− Melakukan pengecekan dan pendataan berupa informasi serta mengambil
dokumentasi.
Gambar 5.6. Peta Kerja SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Titik refrensi pada kegiatan ini mengacu pada BM.5B yang berada di Kelurahan
Sumur Putri, Kecamatan Teluk Betung Selatan, Kota Bandar Lampung dengan titik
koordinat X: 527.314dan Y: 9.399.470.
Gambar 5.8. Titik Refrensi Pengukuran SPAM Regional Way Sabu Daerah Hilir
Wilayah 2
LAPORAN PENDAHULUAN
b. Pelaksanaan Pengukuran
Pengukuran topografi pada lokasi pekerjaan dilaksanakan terhadap 3 jenis kegiatan
utama, meliputi :
1. Pengukuran Kerangka Vertikal
Tujuan pengukuran horisontal untuk mengetahui posisi setiap titik CP yang
terpasang dan memperoleh data kerangka horisontal sepanjang jalur yang
dilalui. kegiatan pengukuran kerangka horisontal yang telah dilakukan adalah
sebagai berikut:
− Alat yang dipergunakan adalah Theodolite fraksi 1 detik (Wild T-2 atau yang
sederajat).
− Pengukuran menggunakan metode poligon tertutup.
− Referensi koordinat X dan Y didapat dari data koordinat yang telah
diketahui atau dari hasil pembacaan alat GPS.
− Pengukuran harus melewati seluruh patok poligon, Bench Mark dan Control
Point.
− Pengukuran jarak dikontrol dengan jarak optis.
− Toleransi salah penutup sudut yang diijinkan adalah tidak lebih dari 10”√n,
dimana n adalah jumlah titik pengamatan.
− Diharapkan setelah perataan sudut, salah linier tidak lebih dari 1 : 5000.
− Pengukuran dilakukan mulai dari lokasi rencana ROT 1 dan ke arah hilir ke
lokasi rencana titik pemasukkan. Sedangkan lebar koridor pengukuran dari
as adalah 150m ke kanan dan 150m ke kiri.
− Jarak antar patok pengukuran kerangka horisontal adalah setiap 50m untuk
trase.
LAPORAN PENDAHULUAN
c. Penggambaran Topografi
Setelah dilakukan perhitungan data ukur topografi, selanjutnya konsultan melakukan
kegiatan penggambaran akhir yang dilakukan dengan menggunakan komputer
(digitasi). Berikut ini merupakan penggambaran yang telah dilakukan oleh
Konsultan.
− Peta situasi.
Penggambaran peta ini menggunakan skala 1 : 1.000
− Gambar Potongan Memanjang
Skala yang diterapkan dibuat dengan skala horizontal 1 : 1.000 dan skala vertikal
1 : 100
LAPORAN PENDAHULUAN
Peta situasi, gambar potongan memanjang dan gambar potongan melintang dapat
dilihat pada Album Gambar Desain.
Berdasarkan hasil survey dan identifikasi lapangan, kriteria perencanaan yang diusulkan
konsultan adalah sebagai berikut:
a. Titik pemasukkan air dari ROT Bandar Lampung menuju Kecamatan Teluk Betung
Selatan ditentukan berdasarkan jarak dan elevasi teraman sebagai titik pertemuan
antara pipa dari Res. Sumur Putrid dan pipa rencana dari ROT Bandar Lampung.
b. Rencana jalur jaringan pipa mengikuti kontur alami (kondisi topografi).
c. Komponen utama desain adalah jaringan pipa dan bangunan penunjang seperti
bangunan get valve, jembatan pipa, crossing jalan, manhole, trust block, booster
pump, BPT dan lain-lain.
Gambar 5.10. Skema Rencana Konsep DED SPAM Regional Way Sabu Daerah
Hilir Wilayah 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Dari hasil kegiatan pendahuluan pada pekerjaan Detail Engineering Design (DED) SPAM
Regional Way Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 yang telah dilaksanakan oleh konsultan, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Lokasi kegiatan Penyusunan Detail Detail Engineering Design (DED) SPAM Regional Way
Sabu Daerah Hilir Wilayah 2 berada di Kecamatan Teluk Betung Selatan meliputi
Kelurahan Sumur Putri, Kelurahan Gedung Pakuon, Kelurahan Talang, Kelurahan
Pesawahan dan Keluraham Gunung Mas.
2. Rencana Reservoir offtake berada di Kelurahan Sumur Putri Kecamatan Teluk Betung
Selatan Kota Bandar Lampung dengan debit rencana 140 l/det.
3. permasalahan yang terjadi di Kecamatan Teluk Betung Selatan adalah belum optimalnya
pemenuhan kebutuhan air bersih ke pelanggan.
4. Kriteria perencanaan yang diusulkan konsultan adalah sebagai berikut:
− Titik pemasukkan air dari ROT Bandar Lampung menuju Kecamatan Teluk Betung
Selatan ditentukan berdasarkan jarak dan elevasi teraman sebagai titik pertemuan
antara pipa dari Res. Sumur Putrid dan pipa rencana dari ROT Bandar Lampung.
− Rencana jalur jaringan pipa mengikuti kontur alami (kondisi topografi).
− Komponen utama desain adalah jaringan pipa dan bangunan penunjang seperti
bangunan get valve, jembatan pipa, crossing jalan, manhole, trust block, booster pump,
BPT dan lain-lain.
5. Untuk menjaga kesinambungan dalam kegiatan ini dengan kegiatan sebelumnya, maka
dilakukan kajian atas laporan studi terdahulu serta pengumpulan data sekunder meliputi :
− Laporan Akhir “Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Sistem Penyediaan Air
Minum Regional 1 Provinsi Lampung”
− Kota Bandar Lampung Dalam Angka Tahun 2023
− Kecamatan Teluk Betung Selatan Dalam Angka 2023.