LAPORAN ANTARA i
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
KATA PENGANTAR
Sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan
Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan, yang pelaksanaannya dipercayakan kepada PT. Global
Rekayasa Konsultan yang berkedudukan di Jl. Jalan Cendana III, No. 6D Kelurahan
Jeulingke, Kecamatan Syiah Kuala Kota Banda Aceh 23114 Provinsi Aceh, dan
pelaksanaannya didasarkan pada Surat Perjanjian Kerja/Kontrak Nomor: 602/KONSL-
TEKON/242/2023 tanggal 22 Februari 2023.
Dalam laporan ini diuraikan mengenai program kerja, hasil pengumpulan data, hasil peninjauan
ke lapangan dan hasil pekerjaan berupa penentuan kriteria perencanaan yang sudah
dilaksanakan serta masalah yang ada. Harapan kami Laporan Antara ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk melaksanakan diskusi dengan Direksi Pekerjaan, yang hasilnya dapat dijadikan
acuan dalam pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.
Demikian laporan ini disampaikan, atas kerja sama dan kepercayaannya kami ucapkan terima
kasih.
Surya Darma, ST
Ketua Tim
LAPORAN ANTARA ii
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.2 Hasil Rekaman Gambar Tampak Udara Lokasi PekerjaanError! Bookmark not
defined.
Gambar 3.3 Terlihat bekas tinggi genangan banjir pada rumah penduduk di Desa Ladang Tuha
.................................................................................................................................................3-6
Gambar 5.1 Penempatan Stasiun Pengamat pada Berbagai Macam Aliran Sungai ................5-2
Gambar 5.2 Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Cara 1 Titik, 2 Titik dan 3 Titik .............5-7
Gambar 5.3 Penampang Melintang Pengukuran Debit dengan Menggunakan Penampang
Tengah (Mid Section) ..............................................................................................................5-8
Gambar 5.4 Jenis Pengukuran Debit Dengan Current Meter ..................................................5-9
Gambar 5.5 Metode Merawas ...............................................................................................5-10
Gambar 5.6 Metode Menggunakan Perahu ...........................................................................5-11
Gambar 5.7 Metode Menggunakan Jembatan .......................................................................5-11
Gambar 5.8 Matode Menggunakan Kereta Gantung (Cable Car) ........................................5-12
Gambar 5.9 Metode Menggunakan Winch Cable Way .........................................................5-13
Gambar 5.10 Lokasi Titik Pengambilan Sampel ...................................................................5-16
Gambar 9.1 Metode Pengendalian Banjir ...............................................................................8-7
Gambar 9.2 Penampang Melintang Sungai Ganda ..................................................................8-8
Gambar 9.3 Daerah Aliran Sungai dan Pola Susunan Anak-anak Sungainya.........................8-9
Gambar 9.4 Meander Sungai .................................................................................................8-12
LAPORAN ANTARA vii
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hasil Penelusuran Lokasi Banjir di Kawasan SubDAS Terbangan .......................3-5
Tabel 5.1 Koordinat Lokasi Titik Pengambilan Sampel ......................................................5-16
Tabel 5.2 Rekapitulasi Hasil Uji Sampel Air Sungai ...........................................................5-22
Tabel 8.1 Frekuensi Kejadian Angin Maksimum Stasiun BMKG Blang Bintang Tahun 2006 –
2018 .......................................................................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 8.2 Perhitungan fetch efektif di Pantai Terbangan ........ Error! Bookmark not defined.
LAPORAN ANTARA 1-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
BAB 1 PENDAHULUAN
Masalah Banjir tidak terlepas dari pelaksanaan Pengelolaan sumber daya air (PSDA) yang
memiliki ruang lingkup sangat luas dimana dinamika air tidak dapat dibatasi hanya oleh
wilayah administrasi pemerintahan. Dalam pelaksanaan PSDA tersebut tentunya tidak terlepas
dari berbagai tantangan yang semakin komplek yang disebabkan oleh faktor perubahan iklim
dengan dampak bencana alam ekstrem dan kerusakan lingkungan.Tantangan tersebut dapat
diselesaikan dengan mewujudkan sinergitas dan keterpaduan secara harmonis antar wilayah
antar sektor dan antar tingkat pemerintahan, mulai dari hulu sampai ke hilir, sehingga
diperlukan pengelolaan PSDA secara menyeluruh, terpadu, berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan.
Terjadinya penyimpangan dan perubahan iklim dan diperburuk dengan terjadinya degradasi
daerah aliran sungai (DAS) terutama pada bagian hulu DAS (rusaknya daerah tangkapan air)
yang dapat mengganggu neraca air hidrologis sehingga mengakibatkan fluktuasi debit yang
besar antara musim hujan dan kemarau akibatnya terjadi kelebihan air pada musim hujan dan
kekeringan/kekurangan air pada musim kemarau.
Hal ini diperburuk lagi akibat terjadinya penyempitan kapasitas sungai yang tidak mampu
menampung debit banjir yang terjadi, juga akibat banyaknya sedimentasi didalam sungai.
Karena sungai juga berfungsi sebagai saluran pembuang utama maka kapasitas penampang
sungai harus dapat menampung dan mengalirkan debit air yang besarnya dipengaruhi oleh
faktor hujan, buangan dari pertanian, buangan dari rumah tangga dan faktor pengaliran dari
hulu ke hilir sungai.
Berkaitan dengan hal di atas maka pada tahun anggaran 2023 Dinas Pengairan Aceh
melaksanakan pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.
Aceh Selatan, dengan lingkup kegiatan Sungai Kr. Terbangan yang berada pada Kabupaten
Aceh Selatan. Dalam Pelaksanaan pekerjaan SID Pengendalian Banjir Sungai Kr.
Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan, Dinas Pengairan Aceh tentunya
membutuhkan penyedia jasa/tenaga profesional di bidang Perencanaan.
LAPORAN ANTARA 1-3
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Maksud kegiatan adalah untuk melakukan Survei Investigasi dan Detail Desain Bangunan
Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan.
Tujuan Kegiatan adalah Untuk memperoleh Konsep dan Detail Desain Bangunan Pengendalian
Banjir dan Pengaturan Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan.
1.6 Sasaran
Tersedianya konsep dan desain rinci pengendalian banjir, pengaturan sungai dan
penanggulangan daya rusak air, untuk melindungi prasarana dan sarana yang ada saat ini
maupun dimasa yang akan datang secara optimal sebagaimana yang diharapkan dapat
memenuhi aspek teknis, ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBA Tahun Anggaran 2023 melalui Daftar
Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPA Dinas Pengairan Aceh dengan nilai Harga Perkiraan
Sendiri (HPS) sebesar Rp. 499.114.000,- (Empat Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Seratus
Empat Belas Ribu Rupiah) termasuk PPN.
Lokasi pekerjaan secara administratif berada di dalam wilayah Provinsi Aceh tepat nya di
Kabupaten Aceh Selatan. Untuk mencapai lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan
menggunakan kendaraan roda empat selama ± 9 jam dengan jarak tempuh ± 453 km dari Kota
Banda Aceh.
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kecamatan Pasi Raja Kabupaten Aceh Selatan
diperlukan untuk merencanakan konstruksi/struktur/fisik bangunan pengendalian banjir,
pengaturan dan perbaikan sungai, serta juga dikaji berbagai upaya non fisik/non struktur. Ruang
lingkup pekerjaan Pradesain yang dilakukan oleh Konsultan antara lain meliputi:
a. Pekerjaan persiapan administrasi kantor dan lapangan;
b. Inventarisasi lapangan dan pengumpulan data sekunder;
c. Melaksanakan pengukuran topografi;
d. Melaksanakan penyelidikan geoteknik/mekanika tanah;
e. Melaksanakan penyelidikan sedimen;
f. Analisis dan pengolahan data;
g. Analisis fenomena hidraulik, hidrologi, dan sedimen;
h. Analisis kondisi saat ini meliputi penyebab banjir, lama, tinggi dan luas genangan banjir
serta dampak yang terjadi akibat banjir;
i. Merencanakan konsep dan alternatif bangunan pengendalian banjir dan pengaturan
sungai;
j. Pemilihan alternatif desain dan desain rinci;
k. Perhitungan stabilitas;
l. Penggambaran hasil topografi, dan detail desain;
m. Menghitung bill of quantity (BOQ) dan rencana anggaran biaya (RAB) Konstruksi;
n. Analisis ekonomi;
o. Menyusun spesifikasi teknis dan metode pelaksanaan;
p. Pembuatan video dan foto dari ruang udara menggunakan drone;
q. Pemetaan geospasial dan penginderaan jarak jauh untuk mendapatkan orthophoto yang
terkini;
r. Penyusunan laporan hasil inventarisasi, penyelidikan, analisis dan perencanaan teknis;
s. Menyusun sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja konstruksi (SMK3K)
LAPORAN ANTARA 2-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Lokasi
Pekerjaan
• Kemiringan lereng 0–8%, merupakan dataran dengan relief permukaan landai seluas
138.765,48 Ha (33,24%). Kondisi tersebut dominan berada di wilayah berombak yaitu
pada Kecamatan Bakongan, Bakongan Timur, Kluet Timur, Samadua dan Sawang.
• Kemiringan lereng 8–15%, merupakan wilayah landai seluas lebih kurang 14.168,60 Ha
(3,39%). Bentuk permukaan bergelombang tersebar disetiap kecamatan, yang dominan
terletak di Kecamatan Trumon Timur, Bakongan Timur dan Sawang.
• Kemiringan lereng 25–40%, merupakan wilayah perbukitan dan curam yang tersebar di
setiap kecamatan dengan luas lebih kurang 157.705,82 Ha (37,78%). Kondisi tersebut
tersebar hampir di semua kecamatan yang dominan terletak di Kecamatan Kluet
Tengah, Kluet Timur dan Meukek.
Jenis tanah di Kabupaten Aceh Selatan, terdiri dari aluvial, grumosol, regosol, podsolik,
organosol, podsolik coklat, litosol, rock, outcrops, podsolik merah kuning, komplek renzina,
dan latosol. Susunan tanah tersebut mempengaruhi pemanfaatan tanah yang sebagian besar
ditujukan untuk budidaya hutan, perkebunan dan pertanian.
2.5 Klimatologi
Kabupaten Aceh Selatan digolongkan kedalam iklim tipe A–1 dengan suhu rata–rata
berkisar antara 28°C–34ºC dan kecepatan angin antara 90 Knot–140 Knot. Topografi dan
vegetasi di Aceh Selatan lebih dominan bukit dan pegunungan serta curah hujan yang tinggi,
sehingga daerah ini sangat ideal untuk tumbuhan tropis yang beragam dan mampu menyimpan
air serta mengurangi panas suhu iklim tropis, terlebih Kabupaten Aceh Selatan berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia yang berhawa panas.
Berdasarkan 3 (tiga) distribusi pola curah hujan di Aceh, BMKG secara umum membagi
wilayah Aceh kedalam 2 (dua) zona musim yaitu, Zona Musim (ZOM) dan Non Zona Musim
(Non ZOM), selanjutnya ZOM terbagi menjadi 5 (lima) zona, sedangkan daerah Non ZOM
terbagi menjadi 6 (enam). Zona musim adalah daerah yang pola hujan rata – ratanya memiliki
perbedaan yang jelas antara periode musim kemarau dan musim hujan. Sedangkan daerah –
daerah yang pola hujan rata – rata nya tidak memiliki perbedaan yang jelas antara periode
musim kemarau dan musim hujan disebut daerah Non ZOM. Pembagian wilayah Aceh ke
dalam zona ZOM dan zona Non ZOM seperti diperlihatkan pada Gambar berikut ini.
LAPORAN ANTARA 2-4
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Gambar 2.2 Pembagian Wilayah Aceh Berdasarkan Curah Hujan dari BMKG
Rata – rata curah hujan hasil pengamatan BMKG pada stasiun Aceh Selatan adalah
sebesar 2.605 mm per tahun, rata-rata bulan basah 10,1 bulan per tahun dan rata- rata bulan
kering 0,80 bulan per tahun dengan rata-rata hari hujan 145,9 per hari. Sehingga nilai Q adalah
7.92. Tipe Iklim pada Kabupaten Aceh Selatan adalah Tipe A yaitu sangat basah.
2.8.1 Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk mencapai
masyarakat yang sejahtera. Dengan pendidikan yang dimiliki, masyarakat akan mampu
menerima pesan-pesan serta informasi yang bermanfaat. Dalam rangka pemenuhan pendidikan
tersebut diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Pendidikan pada tahap awal ada yang
dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK). Diharapkan dengan mengikuti tahapan ini anak-anak
akan lebih siap menerima pelajaran di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Jumlah sekolah di Kecamatan pasie Raja dari tingkat TK hingga SLTA telah cukup
memadai. Demikian juga dengan jumlah guru sebagai tenaga pengajarnya telah mencukupi,
sehingga rasio murid guru yang ideal untuk semua tingkat sekolah terpenuhi. Fasilitas
pendidikan yang ada adalah Taman Kanak-kanak 21 unit, Sekolah Dasar 13 Unit, SMP 3 Unit,
dan SMA 1 Unit. Untuk fasilitas kesehatan terdapat 1 puskesmas di Kecamatan Pasi Raja.
2.8.2 Ekonomi
Secara faktual, struktur ekonomi Kawasan Pasi Raja, Kabupaten Aceh Selatan memang
masih bertumpu pada sektor pertanian, perkebunan dan perikanan dalam menggerakkan roda
ekonomi daerah, selain itu sektor pendukung ekonomi yang dominan dalam perekonomian
Kabupaten Aceh Selatan adalah sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan. Peranan ketiga sektor
ini tidak tergeser dan komposisinya pun tidak mengalami perubahan berarti. Tingkat
perekonomian daerah masih sangat rentan, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor internal
maupun eksternal daerah.
Faktor internal daerah: perilaku perekonomian yang masih bertumpu pada sektor agraris
dan sebagian besar tenaga kerja bekerja pada sektor ini, padahal sektor ini sangat peka terhadap
perubahan jenis tanah dan kedalaman efektif, topografi, cuaca, dan bencana alam. Produksi
pertanian berupa bahan mentah yang belum diproses menjadi bahan setengah jadi sehingga
tidak memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah. Selain itu, investasi pengelolaan
potensi-potensi pertambangan belum optimal, belum ada energi penggerak industri kecil dan
menengah. Sarana dan prasarana jalan sebagai urat nadi ekonomi daerah juga masih belum
lancar.
Faktor eksternal daerah: Komoditi unggulan yang dipasarkan ke luar daerah. Akan
mengakibatkan pola permintaan dan harga dan distribusi ditentukan oleh pelaku-pelaku bisnis
dari luar daerah. Proses produksi hasil-hasil pertanian menjadi bahan jadi dilakukan di luar
LAPORAN ANTARA 2-6
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
daerah. Bahan-bahan bangunan non lokal dipasok dari luar daerah, menyebabkan ongkos
bangunan menjadi lebih mahal.
LAPORAN ANTARA 3-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Jembatan Utama
pada Jalan
Nasional (TR 45)
LAPORAN ANTARA 3-2
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Jembatan desa
Ladang Teungoh
(TR 37)
Bangunan Pintu
Air 1 (TR 10)
LAPORAN ANTARA 3-3
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Bangunan Pintu
Air 2 (TR 5 )
Bangunan bronjong
Eksisting (TR 5)
LAPORAN ANTARA 3-4
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Pemanfaatan UAV dibidang pemetaan sangat menjanjikan, antara lain dapat digunakan
untuk pemetaan daerah irigasi, pemetaan di daerah perkotaan, pemetaan untuk penyajian model
3 dimensi yang memungkinkan pengguna untuk melakukan perhitungan volume material atau
pemetaan berskala besar lainnya.
Lokasi
muara kr.
Terbangan
(TR 62)
LAPORAN ANTARA 3-5
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Lokasi
bagian hilir
Kr.
Terbangan
Tabel 3.1 Hasil Penelusuran Lokasi Banjir di Kawasan SubDAS Kr. Terbangan
2 Ladang Teungoh Pasie Raja 30-100 cm 3-4 hari Limpasan Sungai Kr.
Terbangan dan
intensitas curah
hujan tinggi
Dampak yang ditimbulkan dari banjir limpasan sungai tersebut menyebabkan penduduk
di Ladang Tuha, Ladang Teungoh dan Panton Bili terganggu dalam beraktivitas. Hal ini juga
menyebabkan terganggunya masyarakat dalam segi perekonomian karena sebagian masyarakat
mencari nafkah dengan berkebun. Dampak lainnya adalah terganggunya aktivitas di jalan lintas
kabupaten karena banjir yang menggenangi jalan tersebut. Upaya mitigasi yang dilakukan
selama ini adalah adaptasi dengan bencana banjir.
Gambar 3.3 Terlihat Bekas Tinggi Genangan Banjir pada Rumah Penduduk di Desa Ladang Tuha
LAPORAN ANTARA 3-7
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Gambar 3.4 Bekas Tinggi Genangan Banjir pada Salah Satu Rumah Penduduk di Desa Ladang
Teungoh
Gambar 3.5 Bekas Tinggi Genangan Banjir pada Rumah Penduduk di Desa Ladang Teungoh
LAPORAN ANTARA 3-8
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab.Aceh Selatan
Lokasi yang ditunjukkan dalam gambar adalah lokasi yang berdampak banjir, dengan rentang
waktu banjir setiap tahun, dan tinggi banjir sekitar 30-100 cm, dan lokasi tergenang selama 3-
4 hari.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Survei umumnya dilakukan pada bidang datar, yaitu dengan tidak memperhitungkan
kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying, kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya
dapat diabaikan, dengan menggunakan perhitungan yang rumusnya disederhanakan.
Sedangkan pada proyek yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat diabaikan,
karena keadaan ini termasuk surveying geodesi.
• Pemasangan patok Bench Mark (BM) dan Control Point (CP) baru masing-masing
sebanyak 8 (delapan) buah;
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-2
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
• Pengukuran situasi trase kali, potongan memanjang dan potongan melintang dengan
jarak antar profil 100 m untuk bagian yang lurus dan 50 m atau sesuai kebutuhan untuk
bagian kali yang berbelok-belok;
• Perhitungan data hasil survei pengukuran topografi;
• Penggambaran & pemetaan hasil survei pengukuran topografi, dengan ketentuan:
- Penggambaran peta indeks, skala 1:20.000;
- Penggambaran peta situasi trase kali, skala 1:2.000;
- Penggambaran penampang memanjang kali, dengan skala vertikal 1:200 dan skala
horizontal 1:2.000, serta;
- Penggambaran penampang melintang kali dengan skala vertikal: skala horizontal =
1:200, atau sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.
4.1.2 Peralatan
Semua alat ukur yang akan dipergunakan harus masih dalam keadaan baik (tidak rusak)
dan memenuhi syarat ketelitian yang diminta. Semua alat ukur harus dicek dahulu oleh
Pengawas Pekerjaan dan apabila ada kerusakan Pengawas berhak memerintahkan untuk
mengganti alat tersebut dengan yang baik.
Pelaksana Pekerjaan harus mempekerjakan tenaga yang telah mendapat latihan dalam
bidangnya serta cukup berpengalaman dalam berbagai pekerjaan yang diberikan.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-3
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Pelaksana Pekerjaan harus dapat memberikan hasil yang berkualitas tinggi. Pekerjaan
akan diperiksa sewaktu-waktu untuk menjamin terpenuhinya ketentuan teknis yang telah
ditetapkan. Pelaksana Pekerjaan dalam hal ini Konsultan Penyedia Jasa harus pula menanggung
biaya pekerjaan tambahan/pengulangan bila ternyata ketentuan tidak terpenuhi menurut
penilaian pihak Pemberi Pekerjaan.
• Tiap Bench Mark besar diberi baut di atasnya. Bench Mark dipasang sedemikian rupa
sehingga bagian yang muncul di atas tanah setinggi 20 cm. Bench Mark harus dipasang
pada tempat yang aman, kuat dan mudah dicari kembali.
• Patok kayu harus dibuat dari bahan yang kuat, panjang 50 cm ditanam sedalam 30 cm,
dicat merah, dipasang paku di atasnya serta diberi kode dan nomor yang teratur.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-4
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
• Deskripsi Bench Mark dan Control Point harus dibuat sketsa lokasinya dan difoto dua
kali (close up dan jauh). Bentuk dan ukurannya lihat gambar. Koordinat-koordinat titik
akan ditambahkan pada deskripsi apabila perhitungannya sudah definitif.
• Apabila mungkin titik-titik triangulasi yang ada akan digunakan sebagai azimut awal
dan azimut akhir dan titik-titik triangulasi yang digunakan harus saling berhubungan
dengan titik triangulasi yang lainnya.
• Untuk mengontrol orientasinya, akan diadakan pengamatan azimut matahari, jika titik-
titik triangulasi yang sudah ada tidak terlihat lagi, dan/atau pada interval 25 titik di
sepanjang masing-masing poligon.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-5
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
b) Semua theodolite harus dalam keadaan baik dan setelannya akan diperiksa terus selama
pengamatan berlangsung. Kolimasi akan diperiksa apabila melebihi 1’ (satu menit).
Pelaksana Pekerjaan harus menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan
pemeriksaan dan penyesuaian peralatan yang dilakukan.
c) Alat ukur sudut Theodolite/Total Station harus mampu mengukur sampai 1" (satu detik)
dan dilengkapi dengan semua bagian-bantu yang diperlukan. Apa bila kegiatan
pengukuran memakai alat GPS, maka beberapa hal yang harus dilakukan adalah sebagai
berikut:
• Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver GPS tipe Geodetik yang
mampu mengamati data fase, komponen receiver GPS harus dari merk yang sama;
• Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1) namun demikian penggunaan
dual frekuensi (L1+L2) lebih diharapkan;
• Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan receiver GPS, tidak boleh
diperpanjang melebihi standar pabrik;
• Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi pemantulan sinyal GPS mudah
terjadi seperti di pantai, danau, tebing, bangunan bertingkat atau antena harus
dilengkapi dengan ground plane untuk mereduksi pengaruh multipath;
• Semua rekaman data hasil pengamatan GPS digandakan dan diserahkan kepada
Pemberi Pekerjaan.
d) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat melakukan sentring
maka perlu digunakan 3 buah statip dan 3 buah kiap (tribrach). Selama pengamatan
berlangsung statip dan kiap tersebut harus tetap berada di satu titik, hanya target dan
theodolite saja yang berpindah/berubah. Di titik pekerjaan hari itu berakhir dan
pekerjaan hari berikutnya dimulai, sentring harus dilakukan dengan hati-hati. Hal yang
sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang di tempat yang sama.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-6
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
e) Kedudukan nivo kotak (circular bubble), dan pengunting optik (optical plummet) harus
sering diperiksa dengan bantuan unting-unting gantung (plump bob), dan penyesuaian-
penyesuaian dilakukan bilamana perlu.
Dua kali pengamatan diambil dari titik nol secara terpisah: 0° 01' dan 90° 08'. Jika
pengamatan lebih lanjut diperlukan, maka digunakan 45° 02' dan 135° 07.
g) Semua hasil pengamatan direduksi di lapangan. Jika perbedaan antara keempat harga
sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5”, maka babak-babak selanjutnya harus
diamati.
i) Pengukuran jarak
Alat EDM yang digunakan harus mempunyai alat-alat pelengkap (seperti reflektor)
sehingga dapat diperoleh kapasitas kerja penuh. Peralatan ini perlu dikalibrasikan
terlebih dahulu terhadap suatu tolok ukur yang telah diketahui berupa basis dari satuan
jarak tertentu atau dengan menggunakan pita ukur baja pada jarak tertentu selama
pekerjaan berlangsung. Semua hasil pengamatan harus diberitahukan kepada pihak
Pemberi Pekerjaan.
Paling sedikit 3 (tiga) pengukuran dari masing-masing ujung garis poligon akan diamati.
Hasil rata-rata dari kedua ujung garis tersebut harus mempunyai persamaan lebih dari ±
(10 mm + 10 ppm dari jarak) kalau tidak, maka pengamatan tambahan perlu dilakukan,
misalnya untuk penentuan garis sejauh 2 km, hasil rata-rata pengamatan harus lebih dari
+30 mm.
Bilamana perlu, temperatur dan tekanan udara akan dicatat untuk memungkinkan
dilakukannya koreksi refraksi yang akan dilaksanakan selama pengamatan atau selama
perhitungan selanjutnya.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-7
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
j) Pengamatan Azimut
• Azimut matahari akan diamati seperti yang akan dijelaskan dibawah ini. Seri pagi
dan sore hari, masing-masing sedikitnya 5 kali pengamatan, akan dilakukan.
Sebaran (spread) dalam satu seri tidak boleh lebih dari 30".
− Pengamatan dilakukan sebagai berikut:
− Bidik kiri (target)
− Bidik kiri (matahari)
− Bidik kanan (matahari)
− Bidik kanan (target)
Seri ini merupakan satu kali pengamatan.
B. Poligon Cabang
Untuk pengukuran memakai alat ukur dengan ketelitian 1 (satu) sekon dan EDM,
metodenya sama dengan untuk poligon utama, hanya saja pengukuran sudut horisontal
dilakukan satu kali pengamatan. Apabila memakai alat ukur Total Station dengan ketelitian
1 (satu) sekon, setiap titik poligon cabang pemasangan target harus stabil (menggunakan
statif) dengan pengamatan dilakukan 2 (dua) set.
b) Menentukan elevasi tanah untuk topografi sungai akan dilakukan dengan metode
potongan melintang, sedangkan detail-detail khusus yang ada di antara potongan
potongan melintang akan ditentukan dengan pengukuran rincikan agar variasi dalam
relief dapat digambarkan dengan tepat pada waktu dilakukan penggambaran kontur;
c) Pengukuran profil melintang (cross section) dari tebing ke arah dalam sungai
pengukuran dilakukan metode Tachimetri apabila tidak memungkinkan dapat dilakukan
dengan alat echo sounder. pengukuran ke arah daratan dilakukan sepanjang ± 75 m –
150 m atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.
d) Metode pengukuran dilakukan cara tachimetri dengan pengambilan titik-titik detail
secara profil melintang dan acak serta menyambung dengan pengukuran topografi dasar
permukaan sungai. Jarak antara profil situasi 50 m, sedangkan untuk daerah yang kritis
dan daerah belokan sungai interval 25 m.
e) Dari hasil pengukuran ini juga diharapkan diperoleh informasi daerah-daerah yang kritis
terkena erosi akibat aliran dan pengaruh lengkungan sungai.
f) Semua potongan melintang akan diambil setegak lurus mungkin terhadap palung sungai
(garis aliran utama yang menghubungkan titik-titik terdalam);
g) Letak potongan-potongan melintang akan ditetapkan dengan menggunakan patok-patok
kayu seperti dijelaskan di atas. Satu patok kayu akan dipasang pada masing-masing sisi
sungai, yang menunjukkan letak dan arah potongan melintang. Patok-patok kayu di
kedua pinggir sungai itu akan dipasang sekurang-kurangnya 15 meter jauhnya dari
sungai, dan akan ditetapkan sebagai titik-titik poligon sekunder;
h) Potongan melintang yang akan diukur akan membentang sedikit-dikitnya 50,0 meter di
kedua sisi as saluran, atau mengikuti petunjuk dari Pemberi Pekerjaan;
i) Bila terdapat daerah banjir, pemetaan itu akan meliputi strip selebar 50,0 meter dari
bendung kearah dataran tinggi terdekat, hingga elevasi tanah mencapai 1,0 meter di atas
elevasi banjir maksimum yang telah ditentukan;
j) Bahan-bahan di dasar sungai dan tetumbuhan di daerah banjir akan dicatat;
k) Ketinggian-ketinggian pada potongan melintang akan dicatat sebagaimana diuraikan di
bawah ini;
l) Alat yang digunakan adalah Theodolit yang sederajat ketelitiannya;
m) Sudut poligon dibaca 1 (satu) seri;
n) Ketelitian tinggi poligon + 10 √D (D dalam km);
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-11
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
o) Ketelitian poligon untuk sudut + 20”√n, di mana n = banyak titik sudut. Ketelitian linier
poligon 1:2.500;
p) Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia diambil sebagai titik
detail, misalnya : bukit, lembah, alur, sadel, dll;
q) Kerapatan titik detail 1 cm di peta (+ 20 m di lapangan) harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bentuk tofografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan
keadaan lapangan; dan
r) Sketsa lokasi detail harus dibuat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan
penggambaran dan memenuhi persyaratan mutu yang baik dan peta.
4.1.7 Pengecekan
a) Sudut dan jarak perlu dihitung dan dirata-ratakan pada setiap titik dan diperiksa apakah
memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan. Reduksi jarak termasuk juga koreksi
meteorologi, kesalahan titik nol alat, kemiringan, muka air sungai rata-rata dan koreksi
faktor skala, apa bila dianggap perlu; dan
b) Pengamatan di lapangan perlu dicek setiap harinya lalu ditandatangani, disertai tanggal
pemeriksaan oleh Pelaksana Pekerjaan. Hasil pengamatan harus disimpan dengan rapi,
dan diberi nomor Indeks agar mudah dicari bilamana diperlukan di kemudian hari. Bila
sudah diarsipkan, hasil-hasil pengamatan itu tidak boleh dibawa ke lapangan lagi.
4.1.8 Perhitungan
a) Perhitungan-perhitungan harus dilakukan dua kali secara terpisah, sekali di lapangan
dan sekali di kantor;
b) Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah pengamatan telah
sesuai dengan standar yang ditetapkan;
c) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil pengamatan serta
hasil hitungannya segera dilakukan perhitungan definitif;
d) Perataan yang harus dihitung mencakup seluruh titik-titik triangulasi yang ada di
lapangan;
e) Perataan hasil pengamatan sudut harus sesuai dengan jumlah titik antara azimut-azimut
triangulasi atau pengamatan azimut matahari yang dapat diterima, seperti yang telah
ditentukan;
f) Perataan titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak, hal ini berarti bahwa koreksi
dalam koordinat simpangan timur (easting) sama dengan:
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 4-12
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
g) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang didaftar berikut ini
harus diserahkan kepada pihak Pemberi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan
sementara:
− Urutan cara perhitungan loop atau jalur poligon antara Bench Mark;
− Salah penutup sudut pada setiap bagian / seksi antara azimuth matahari, azimut
kontrol, atau azimut yang diperoleh dari loop yang berdekatan, bersama – sama
dengan jumlah titik dalam setiap seksi;
− Salah penutup linier Δx, Δy dari setiap loop atau jalur poligon antara titik-titik
simpul dan salah-tutup fraksi yang dipilih dengan jumlah titik; dan
TITIK BM / CP X Y Z
BM 01 307933,415 353395,9251 1,483
BM 02 308545,05 353766,9018 4,29
BM 03 309137,2982 354378,6525 10,252
BM 04 309202,3677 355465,2476 29,258
CP 01 308215,9505 353675,9207 3,783
CP 02 308846,0913 353922,4304 7,634
CP 03 309146,3352 354796,3113 10,843
CP 04 309199,3762 355015,112 12,546
Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung.
Pengukuran debit secara langsung adalah pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan
peralatan berupa alat pengukur arus (current meter), pelampung, zat warna, dan lainnya. Debit
hasil pengukuran dapat dihitung segera pengukuran selesai dilakukan. Pengukuran debit secara
tidak langsung adalah pengukuran debit yang dilakukan dengan menggunakan rumus hidrolika
Manning atau Chezy. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur parameter hidraulis sungai
yaitu luas penampang melintang sungai, keliling basah dan kemiringan garis energi. Garis
energi diperoleh dari bekas banjir yang teramati di tebing sungai. Untuk pos duga air yang
sudah dilengkapi dengan pelskal khusus garis energi dapat dibaca dari pelskal khusus tersebut.
3). Distribusi garis aliran diperkirakan merata dan tidak ada aliran yang memutar.
4). Aliran tidak terganggu oleh adanya tumbuhan air dan sampah.
5). Tidak terpengaruh peninggian muka air sebagai akibat adanya pasang surut air laut,
pertemuan sungai dan bangunan hidraulik.
6). Tidak terpengaruh aliran lahar.
7). Penampang melintang pengukuran perlu diupayakan agar tegak lurus terhadap alur sungai.
8). Kedalaman pengukuran minimal 3 sampai dengan 5 kali diameter baling-baling alat ukur
arus yang digunakan.
9). Apabila pengukuran debit dilakukan pada lokasi bending, maka harus dilakukan di hilir
bending atau di hulu bending sampai dengan tidak ada pengaruh pengempangan.
Pengukuran pada lokasi bending biasanya dilakukan untuk keperluan kalibrasi bending
dengan mengubah bukaan pintu.
Gambar 5.1 Penempatan Stasiun Pengamat pada Berbagai Macam Aliran Sungai
b. Pertimbangan Hidraulik
Kondisi hidraulik yang harus diperhatikan di lokasi pengukuran debit, yaitu sebagai berikut:
1). Mempunyai pola aliran yang seragam dan mendekati kondisi aliran subkritik.
2). Tidak terkena pengaruh arus balik (pengempangan) dan aliran lahar.
karena memberikan ketelitian yang cukup tinggi. Kecepatan aliran yang diukur adalah
kecepatan aliran titik dalam satu penampang aliran tertentu. Prinsip yang digunakan adalah
adanya kaitan antara kecepatan aliran dengan kecepatan putar baling-baling current meter. Hal
yang perlu diperhatikan pada alat ukur arus tipe baling-baling, adalah sebagai berikut:
1). Alat ukur arus dengan baling-baling terdiri atas dua jenis, yaitu:
• Baling-baling dengan sumbu horizontal.
• Baling-baling bentuk canting dengan sumbu vertical.
2). Pada saat digunakan untuk mengukur debit alat ukur arus dilengkapi dengan:
• Alat hitung putaran baling-baling.
• Alat ukur kedalaman berupa tongkat baja atau kabel baja yang dilengkapi dengan
pemberat dan penunjuk kedalaman dengan ketelitian 1 cm.
• Alat ukur lebar yang tidak elastis dengan ketelitian 1 cm.
• Alat ukur waktu dengan ketelitian 1 detik.
• Alat penghitung yang dapat menghitung luas penampang basah, kecepatan arus air dan
debit secara langsung.
• Kabel lengkap dengan alat penggulung dan penunjuk kedalaman yang digunakan untuk
pengukuran dari atas perahu, jembatan atau kereta gantung.
• Alat perum gema (echo sounder)
3). Alat Duga Muka Air
Alat duga muka air ini digunakan untuk mengetahui elevasi muka air pada saat pengukuran
debit sehingga hasil pengukuran debit dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan hubungan antara
ketinggian muka air dan besaran debit. Alat duga muka air yang lazim digunakan terdiri atas
dua macam, yaitu:
• Pos duga air biasa (PDAB), harus dibuat dan dipasang dengan mempertimbangkan
ketentuan berikut:
− Harus dibuat dari bahan (kayu, enamel) yang tahan air dan awet yang dilengkapi dengan
pembagian skala dan dicat dengan warna yang jelas agar mudah dibaca.
− Harus dipasang pada konstruksi tiang yang dipancang di tepi sungai atau saluran
terbuka; pemasangannya tegak lurus atau miring dengan membentuk sudut 30o, 45o
atau 60o terhadap bidang horizontal; dan harus dipasang dengan kuat dan terlindung
dari benturan benda keras yang terbawa oleh aliran air.
− Kedudukan nol peilskal harus berada pada kedalaman 0,5 m di bawah muka air
terendah, dan puncak peilskal harus pada posisi 1 m di atas muka air tertinggi pada
musim penghujan dan harus diikatkan terhadap titik tetap lokal, yang sebaiknya telah
diikatkan dengan jejaring trianggulasi.
− PDAB harus disusun secara baik sehingga mampu untuk mengukur kisaran muka air
terendah hingga tertinggi yang mungkin terjadi di suatu penampang sungai/saluran
terbuka.
• Pos duga air otomatis (PDAO), yang lazim digunakan adalah:
− Alat duga muka air dengan silinder (drum) tegak.
− Alat duga muka air dengan silinder mendatar.
− Alat duga muka air jenis tekanan (pressure tranducer).
Alat duga air jenis lain, di antaranya jenis gelembung gas, jenis sensor dan jenis kertas
berlubang atau pendugaan dengan sinar.
Keterangan:
qx = debit pada bagian ke x, (m3/s)
Vx = kecepatan aliran rata-rata pada bagian penampang ke x (m/s);
ax = luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
Q = debit seluruh penampang, (m3/s);
n = banyaknya penampang bagian.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-6
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Keterangan:
v = kecepatan aliran rata-rata pada suatu vertikal, (m/s);
v0,2 = kecepatan aliran pada titik 0,2 d, (m/s);
v0,6 = kecepatan aliran pada titik 0,6 d, (m/s);
v0,8 = kecepatan aliran pada titik 0,8 d, (m/s).
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-7
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Gambar 5.2 Pengukuran Kecepatan Aliran dengan Cara 1 Titik, 2 Titik dan 3 Titik
Keterangan:
ax = luas penampang basah pada bagian ke x, (m2);
b(x+1) = jarak titik vertikal sesudah titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
b(x-1) = jarak titik vertikal sebelum titik vertikal ke x dari titik tetap, (m);
dx = kedalaman pada titik vertikal ke x, (m);
A = luas seluruh penampang basah, (m2)
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-8
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
- Bila perbedaan tinggi muka air pada saat permulaan dan akhir pengukuran lebih besar atau
sama dengan 10 cm, rata-rata tinggi muka air dihitung dengan rumus:
Keterangan ;
H adalah rata-rata tinggi muka air permukaan (m)
Ha adalah tinggi muka air pada saat mulai pengukuran (m)
Hz adalah tinggi muka air pada saat akhir pengukuran (m)
q 1, q2...qn adalah tinggi debit interval waktu 1,2,....n (m3/dtk)
h1, h2,...hn adalah timggi muka air rata-rata pada interval waktu 1,2,...n (m)
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-9
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
8). Kecepatan Air Rata-Rata pada Penampang Sungai atau Saluran Terbuka
Kecepatan aliran rata-rata dihitung dengan rumus:
Keterangan:
V = kecepatan aliran rata-rata pada seluruh penampang, (m/s);
A = luas seluruh penampang basah, (m2);
Q = debit seluruh penampang, (m3/s)
• Merawas
Pengukuran debit dengan cara merawas adalah pengukuran yang dilakukan tanpa bantuan
wahana (perahu, kereta gantung, winch cable way dan lain-lain) yaitu petugas pengukuran
langsung masuk ke dalam sungai. Pengukuran dengan cara ini perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
− Dilakukan pada lokasi sebatas pengukur mampu merawas;
− Posisi berdiri pengukur harus berada di hilir alat ukur arus dan tidak boleh menyebabkan
berubahnya garis aliran pada jalur vertikal yang diukur;
− Posisi alat ukur harus berada di depan pengukur;
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-10
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
− Letakkan tongkat penduga tegak lurus pada jarak antara 2,5 – 7,5 cm di hilir kabel baja
yang telah dibentangkan;
− Hindari berdiri dalam air apabila akan mengakibatkan penyempitan penampang
melintang;
− Apabila posisi current meter (arah aliran) tidak tegak lurus terhadap penampang
melintang sungai, maka besarnya sudut penyimpangan perlu dicatat untuk menghitung
koreksi kecepatan di vertikalnya.
• Menggunakan Perahu
Pengukuran debit menggunakan perahu adalah petugas pengukur menggunakan sarana
perahu sebagai alat bantu pengukuran. Petugas pengukur minimal terdiri dari 3 orang, 1
orang petugas memegang dan menggeser perahu, 1 orang petugas mengoperasikan
peralatan dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran. Petugas pelaksanaan pengukuran
dengan menggunakan perahu perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut
− Dilakukan apabila tidak memungkinkan pengukuran dengan cara merawas;
− Alat ukur arus dilengkapi dengan alat penggulung kabel (sounding reel) dan pemberat
yang disesuaikan dengan kondisi aliran (kedalaman dan kecepatan); Posisi alat ukur
harus berada di depan perahu;
− Kabel yang digunakan untuk mengukur lebar sungai (tagline) harus terpisah dari kabel
yang digunakan untuk menggantungkan perahu;
− Apabila lebar sungai lebih dari 100 m, atau sungai digunakan untuk transportasi air
maka kabel penggantung perahu tidak dapat digunakan. Pengaturan posisi perahu diatur
dengan menggunakan sextant meter agar lintasan pengukuran tetap berada pada satu
jalur sehingga lebar sungai sesuai dengan lebar sungai sesungguhnya. Metode ini
disebut metode sudut (angular method). Selain metode ini dapat juga digunakan metode
perahu bergerak.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-11
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
• Menggunakan Jembatan
Pengukuran debit dari atas jembatan perlu memperhatikan hal-hal berikut:
− Pengukuran debit dari sisi jembatan adalah pengukuran dilakukan dari sisi jembatan
bagian hilir aliran dan sebaiknya jembatan yang digunakan tidak terdapat pilar.
Peralatan yang digunakan adalah bridge crane, sounding reel, tagline, dan 1 set current
meter + pemberat yang beratnya tergantung dari kecepatan aliran. Petugas pengukur
minimal terdiri dari 3 orang, 2 orang petugas mengoperasikan bridge crane dan
peralatan pengukur dan 1 orang petugas mencatat data pengukuran;
− Pengukuran dari sisi jembatan dilakukan apabila pada lokasi pos terdapat fasilitas
jembatan, dengan kondisi kedalaman air lebih dari 2 m dan kecepatan airnya cukup
deras sehingga tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan menggunakan
perahu.
Sampel sedimen diambil pada 2 (dua) penampang sungai ruas bawah (dimuara). Pada setiap
penampang, pengambilan sedimen diambil sebanyak 18 (delapan belas) sampel.
• Penyelidikan Laboratorium
Berdasarkan data-data sedimen yang diperoleh selanjutnya dihitung jumlah angkutan
sedimen. Angkutan sedimen yang dihitung meliputi angkutan muatan dasar (bed load) dan
angkutan muatan layang (suspended load).
Tujuan penyelidikan sample sedimen dan aliran adalah untuk mendapatkan data tentang
susunan butiran. Analisis diperlukan sebagai data masukan untuk perhitungan prediksi
angkutan sedimen.
− Konsentrasi Sedimen
Untuk mendapatkan konsentrasi sedimen layang bisa digunakan dengan Gravimetri
Method atau Filtration Method.
− Sieve Analysis dan Pengukuran Sifat Fisik Butiran
Pekerjaan Sieve Analysis dan pengukuran sifat fisik butiran dilakukan untuk sedimen
dasar dan sedimen layang.
− Sampel Sedimen dan Pengukuran Aliran
Sampel Sedimen dan Pengukuran Aliran yang di ambil sebanyak 18 sampel.
Hasil analisis ini untuk menetapkan pola pengendalian banjir, perbaikan sungai,
pengendalian erosi dan perencanaan detail bangunan terpilih.
Koordinat
Titik
X Y
CR1 97°35'54.79"T 3°30'92.28"U
CR2 97°30'89.08"T 3°35'45.03"U
CR3 97°16'58.04"T 3°12'41.02"U
CR4 97°16’56.25"T 3°12'19.16"U
CR5 97°16'37.83"T 3°11'57.46"U
CR6 97°16'18.85"T 3°11'50."U
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-17
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Luas Waktu
Lebar Kecepatan Aliran Debit
kedalaman aliran (H) - m tampang pengaliran
Cross Sungai (V) m/dtk (m3/dtk)
(m2) (T) dtk
(B) m
H1 H2 H3 HR A T1 T2 V1 V2 VR Q
CR01
8,00 0,34 0,82 0,22 0,46 3,68 7,50 7,00 0,67 0,71 0,69 2,54
CR02
5,60 0,25 0,40 0,27 0,31 1,72 9,00 12,00 0,56 0,42 0,49 0,83
CR03
8,00 0,17 0,21 0,11 0,16 1,31 11,00 6,00 0,45 0,83 0,64 0,84
CR04
6,00 0,11 0,14 0,17 0,14 0,84 8,00 12,00 0,63 0,42 0,52 0,44
CR05
8,40 0,60 1,40 0,12 0,71 5,94 20,00 18,00 0,25 0,28 0,26 1,57
CR06
18,60 0,64 1,20 0,41 0,75 13,95 40,00 37,00 0,13 0,14 0,13 1,81
Dari Analisa di atas dapat disimpulkan bahwa debit terbesar berada di titik CR 01 dengan lebar
sungai 8 m maka menghasilkan debit 2,54 m3/dtk.
Acuan baku mutu yang digunakan adalah baku mutu kelas dua, dimana air yang
peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 5-22
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut. Rekapitulasi hasil analisa
disajikan dalam tabel berikut.
TR-CR2-01 7 142 7
TR-CR2-02 7,3 140 7
TR-CR2-03 7,4 142 5
TR-CR6-01 7 177 10
TR-CR6-02 6,9 180 33
TR-CR6-03 6,8 188 50
5.6 Kesimpulan
Dari kegiatan survei hidrometri dan sedimentasi dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut :
1. Pengambilan sampel sedimen berada di 6 lokasi, tiap lokasi diambil 3 titik sampel
(kanan, tengah, kiri).
3. Sedimen Suspended Load yang di uji adalah pH, Zat Padat Terlarut (TDS) dan Zat
Padat Tersuspensi (TSS).
➢ Total Zat Padat Terlarut (Total Dissolved Solid/TDS) Total zat padat terlarut
merupakan padatan yang terlarut dalam larutan baik berupa zat organik
maupun anorganik, yaitu semua mineral, garam, logam, serta kation-anion
yang terlarut di air. Secara umum, konsentrasi benda-benda padat terlarut
merupakan jumlah antara kation dan anion didalam air.
➢ Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid = TSS) merupakan bahan
partikulat yang terdapat dalam air mengalir atau diam. Bahan tersebut dapat
berupa senyawa organik maupun anorganik. Senyawa tersebut di dalam air
tidak larut melainkan tersuspensi, sehingga air akan kelihatan keruh.
Material yang tersuspensi dalam air secara bertahap dapat mengendap sebagai
sedimen. Bila kondisi ini terjadi, apalagi kandungan TSS yang cukup tinggi
menyebabkan sedimentasi pada sungai menjadi tinggi dan sungai akan
mengalami pendangkalan. Kandungan TSS cukup tinggi akan dapat
menyebabkan terganggunya kehidupan biota perairan dan juga akan
berpengaruh terhadap penetrasi sinar matahari masuk ke dalam air.
ampiran 1 Jadwal
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-2
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
• BH-02 Dilokasi yang terdapat bangunan fasilitas umum, yaitu mesjid, PAUD/TK
1. Titik Bor BH – 01
- Mulai dari permukaan 0,00 m sampai kedalaman -2,00 m dari Muka Tanah Setempat
(MTS), merupakan lapisan lempung yang mengandung sedikit pasir berwarna coklat,
bersifat kohesif, konsistensi sedang, butiran dan tekstur yang halus agak kenyal.
Ketebalan lapisannya mencapai 2,00 m
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-6
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
- Dari kedalaman antara -2,00 m sampai kedalaman -4,00 m dari Muka Tanah Setempat
(MTS), merupakan lapisan lempung lanau yang mengandung boulder berwarna coklat
abu-abu, bersifat non kohesif, dan bersifat sangat kenyal. Ketebalan lapisannya
mencapai 2,00 m.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -4,00 m sampai kedalaman -10,00 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung kelanauan mengandung sedikit
pasir berwarna coklat, bersifat kohesif, butiran dan tekstur halus, konsistensi sedang dan
bersifat keras/kaku. Ketebalan lapisannya mencapai 6,00 m, dengan nilai SPT berkisar
antara N = >35 pukulan.
2. Titik Bor BH – 02
- Mulai dari permukaan 0,00 m sampai kedalaman -2,00 m dari Muka Tanah Setempat
(MTS), merupakan lapisan lempung yang mengandung sedikit pasir berwarna coklat
kehitaman, bersifat kohesif, konsistensi sedang, butiran dan tekstur halus, dan
kepadatan sedang. Ketebalan lapisannya mencapai 2,00 m.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -2,00 m sampai kedalaman -5,00 m dari Muka Tanah
Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung kelanauan berwarna coklat, bersifat
kohesif, konsistensi sedang, butiran dan tekstur halus, dan bersifat lunak. Ketebalan
lapisannya mencapai 3,00 m, dengan nilai SPT N = 4 pukulan.
3. Titik Bor BH – 03
- Mulai dari permukaan 0,00 m sampai kedalaman -2,00 m dari Muka Tanah Setempat
(MTS), merupakan lapisan lempung berpasir berwarna coklat, bersifat kohesif,
konsistensi rendah, butiran dan tekstur yang kasar dan lunak. Ketebalan lapisannya
mencapai 2,00 m
- Dari kedalaman antara -2,00 m sampai kedalaman -4,00 m dari Muka Tanah Setempat
(MTS), merupakan lapisan lanau berwarna abu-abu kekuningan, bersifat kohesif,
konsistensi sedang, butiran dan tekstur halus dan bersifat sangat kenyal. Ketebalan
lapisannya mencapai 2,00 m.
- Selanjutnya dari kedalaman antara -4,00 m sampai kedalaman -10,00 m dari Muka
Tanah Setempat (MTS), merupakan lapisan lempung kelanauan mengandung sedikit
pasir berwarna coklat, bersifat kohesif, butiran dan tekstur halus, konsistensi rendah dan
bersifat sangat kenyal. Ketebalan lapisannya mencapai 6,00 m, dengan nilai SPT
berkisar antara N = >21 pukulan.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-7
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
NO. KOORDINAT
NO LOKASI
TEST X Y
Tabel 6.5 Resume Hasil Pengujian Laboratorium untuk Analisis Saringan Sampel Bor Mesin
HAS IL
NO PARAMETER S ATUAN BH 02 BH 03 ACUAN METODE
2,5-3 m 4,5-5 m 2, 5-3 m 4,5-5 m 8-8, 5 m 9-9, 5 m
1 Kadar Air % 27,11 23,66 37,32 24,84 20,56 14,40 SNI 1965-2008
2 Berat Volume Basah gr/cm3 1,273 1,405 1,478 1,329 1,685 1,563 SNI 03-3637-1994
3 Berat Volume Kering gr/cm3 1,001 1,136 1,077 1,065 1,398 1,366 SNI 03-3637-1994
4 Berat Spesifik 2,613 2,617 2,606 2,628 2,640 2,684 SNI 1964-2008
5 Batas Cair % 36,45 39,12 37,43 34,47 24,98 NP SNI 1967-2008
6 Batas Plastis % 20,40 24,47 22,68 21,34 18,87 NP SNI 1966-2008
7 Indeks Plastisitas % 16,05 14,64 14,75 13,13 6,1 NP SNI 1966-2008
8 Triaksial CU SNI 03-2455-1991
- Kohesi Efektif kg/cm2 0,51 0,49 0,17 0,13 0,19 NP -
- Sudut Gesek Internal Efektif (°) 10,5 13,6 14,5 16,3 15,3 NP -
9 Permeability -
- Koefisien Permeabilitas cm/dtk 2,55073,E-06 1,22993,E-05 1,21624,E-05 7,75774,E-06 7,44476,E-05 6,0749,E-04 -
10 Consolidation -
- In Situ void Ratio 0,717 0,486 0,713 0,745 0,795 NP SNI 03-2812-1992
- Coef of Consol cm2/dtk 6,63E-03 6,63E-03 4,24E-03 4,21E-03 3,76E-03 NP -
- Compres Index 0,2198 0,2483 0,2879 0,3965 0,2918 NP -
- Permeability cm2/dtk 4,18E-07 4,82E-07 4,58E-07 4,21E-07 5,05E-07 NP -
Tabel 6.6 Resume Hasil Pengujian Laboratorium untuk Analisis Saringan Sampel Test Pit
HASIL
TP
TP 02 KETIDAKPASTI ACUAN
NO PARAMETER SATUAN 01
AN METODE
Kuta Ie
Fajar Mirah
Analisis
1
Saringan
SNI 3423 :
- Kerikil % 0,12 1,80 1,49
2008
SNI 3423 :
- Pasir % 17,84 13,52 2,69
2008
SNI 3423 :
- Lanau % 75,04 77,68 2,79
2008
SNI 3423 :
- Lempung % 7,00 7,00 1,16
2008
SNI
Berat
gr/cm 03-
3 Volume 1,001 1,136 1,077 1,065 1,398 1,366
3 3637-
Kering
1994
SNI
Berat
4 2,613 2,617 2,606 2,628 2,640 2,684 1964-
Spesifik
2008
SNI
5 Batas Cair % 36,45 39,12 37,43 34,47 24,98 NP 1967-
2008
SNI
Batas
6 % 20,40 24,47 22,68 21,34 18,87 NP 1966-
Plastis
2008
SNI
Indeks
7 % 16,05 14,64 14,75 13,13 6,1 NP 1966-
Plastisitas
2008
SNI
Triaksial 03-
8
CU 2455-
1991
- Kohesi kg/cm
0,51 0,49 0,17 0,13 0,19 NP -
Efektif 2
- Sudut
Gesek
(°) 10,5 13,6 14,5 16,3 15,3 NP -
Internal
Efektif
Permeabili
9 -
ty
- Koefisien 6,074
cm/dt 2,5507 1,2299 1,2162 7,7577 7,4447
Permeabili 9,E- -
k 3,E-06 3,E-05 4,E-05 4,E-06 6,E-05
tas 04
Consolidat
10 -
ion
SNI
- In Situ 03-
0,717 0,486 0,713 0,745 0,795 NP
void Ratio 2812-
1992
- Coef of cm2/d 6,63E- 6,63E- 4,24E- 4,21E- 3,76E-
NP -
Consol tk 03 03 03 03 03
- Compres
0,2198 0,2483 0,2879 0,3965 0,2918 NP -
Index
-
cm2/d 4,18E- 4,82E- 4,58E- 4,21E- 5,05E-
Permeabili NP -
tk 07 07 07 07 07
ty
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-13
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
TP 01
TP-01
6.4 Kesimpulan
Setelah kegiatan lapangan dan uji laboratorium sudah selesai dikerjakan, maka selanjutnya
akan di analisis untuk mengetahui kondisi geologi teknik di daerah penyelidikan, yaitu susunan,
karakteristik lapisan tanah, sifat mekanik lapisan tanah, hidrologi, dan kekuatan batuan, yang
meliputi lokasi dan bahan timbunan
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-15
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Sifat-sifat lapisan tanah ini berdasarkan klasifikasi Standard USCS adalah : ML, SM, dan CL.
- SM, adalah lanau anorganik, pasir halus sekali, serbuk batuan, pasir halus berlanau atau
berlempung.
- SM, adalah pasir berlanau, campuran pasir-lanau.
- CL, adalah lempung anorganik dengan plastisitas rendah sampai dengan sedang
lempung berkerikil, lempung berpasir, lempung berlanau, lempung “kurus”.
Sedangkan menurut AASHTO, lapisan tanah termasuk klasifikasi kelas A-3 dan A-6, dengan
sifat mekanik lapisan tanahnya yaitu sebagai berikut:
- Kadar air (%) berkisar antara 14,40% sampai 37,32% atau rata-rata 24,648%.
- Spesific Gravity (GS) atau Berat Jenis berkisar antara 2,606 sampai 2,684 atau rata-rata
2,631.
- Berat Isi Tanah Asli (Unit Weight) berkisar antara 1,001 sampai 1,398 atau rata-rata
1,1738.
- Batas Cair (%) berkisar antara 24,98% sampai 39,12% atau rata-rata 34,49%.
- Batas Plastis (%) berkisar antara 18,87% sampai 24,47% atau rata-rata 21,552%.
- Indeks Plastisitas (%) berkisar antara 6,1% sampai 16,05% atau rata-rata 12,934%.
- Kohesi (c) (kg/cm2) berkisar antara 0,13 sampai 0,51 atau rata-rata 0,298%.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 6-17
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
- Sudut Geser ( ) berkisar antara 10,5o sampai 16,3o atau rata-rata 14,04o.
- Consolidation (C) berkisar antara 0,486 sampai 0,795 atau rata-rata 0,6912.
- Permeabilitas berkisar antara 7,75774,E-06 sampai 6,0749,E-04.
Untuk keperluan bahan urugan atau timbunan, maka telah diidentifikasi di Gampong Ie
Mirah, Kecamatan Pasi Raja dan telah diambil sampel sebanyak 2 (dua) sampel yang tersebar
di daerah survey (TP-01 dan TP-02), dengan kedalaman rata-rata 1,00 m.
Sifat-sifat lapisan tanah ini berdasarkan klasifikasi Standard USCS adalah : ML, SM dan CL.
- ML adalah Lanau organik dan pasir sangat halus, tepung batu, pasir halus kelanauan atau
kelempungan atau lanau kelempungan sedikit plastis.
- SM adalah Pasir berlanau, campuran pasir-lanau.
- CL adalah Lempung an-organik dengan plastisitas rendah sampai sedang, lempung
kerikilan, lempung kepasiran, lempung kelanauan, lempung humus.
Sedangkan menurut AASHTO, lapisan tanah termasuk klasifikasi kelas A-4, dengan sifat
mekanik lapisan tanahnya yaitu sebagai berikut:
- Kadar air (%) berkisar antara 10,36% sampai 23,50% atau rata-rata 16,93%.
- Spesific Gravity (GS) atau Berat Jenis berkisar antara 2,614 sampai 2,615 atau rata-rata
2,6145.
- Berat Isi Tanah Asli (Unit Weight) berkisar antara 1,374 sampai 1,470 atau rata-rata 1,422.
- Batas Cair (%) berkisar antara 33,07% sampai 36,14% atau rata-rata 30,505%.
- Batas Plastis (%) berkisar antara 21,11% sampai 22,14% atau rata-rata 34,605%.
- Indeks Plastisitas (%) berkisar antara 10,06% sampai 10,72% atau rata-rata 10,39%.
- Kohesi (c) (kg/cm2) berkisar antara 0,23 sampai 0,26 atau rata-rata 0,245%.
- Sudut Geser ( ) berkisar antara 12,8o sampai 14,1o atau rata-rata 13,45o.
- Consolidation (C) berkisar antara 0,721 sampai 0,804 atau rata-rata 0,7625.
- Permeabilitas berkisar antara 2,29873,E-05 sampai 4,53181,E-05.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Kegiatan analisis hidrologi dilaksanakan sebagai cara untuk mengetahui debit banjir
rencana, debit banjir rencana yang dianalisis adalah Kr. Terbangan. Hasil perhitungan
analisis debit banjir rencana akan digunakan untuk analisis hdirolika tampang sungai dalam
menampung debit. Analisis hidrolika dilakukan dengan bantuan software HEC-RAS untuk
mengetahui elevasi muka air banjir pada tiap kala ulang. Hasil perhitungan hidrolika dapat
kita pergunakan sebagai dasar menyusun/membuat peta rawan banjir berdasarkan kala ulang
tertentu.
7.1 Umum
Analisis Curah Hujan Rancangan diperlukan untuk penentuan debit banjir (design flood)
berdasarkan kondisi topografi dan tata guna lahan di Daerah Aliran Sungainya (DAS).
Analisis hidrologi tersebut akan dilaksanakan pada masing-masing sub Daerah Aliran
Sungai (DAS) sehingga diperoleh debit banjir pada masing-masing sungai dalam sub DAS-
nya. Analisis hidrologi untuk analisis curah hujan rancangan meliputi:
analisis kesesuaian distribusi dari stasiun curah hujan;
menganalisis curah hujan rencana dari data hujan maksimum harian; dan
menganalisis debit banjir pada masing-masing pangsa sungai untuk mengetahui debit
banjir yang terjadi pada masing-masing sungai dan kapasitas sungai untuk mengalirkan
debit banjir tersebut.
Metode ini cocok digunakan untuk menentukan curah hujan pada daerah yang berbukit dan
tidak teratur dengan luas lebih dari 5.000 km2. Prinsip dasar dalam pembuatan Isohyet
adalah dengan menarik garis hubung antara lokasi/titik stasiun pencatat curah hujan yang
sama.
Apabila dalam suatu catchment area terdapat beberapa stasiun pencatat curah hujan,
penentuan hujan wilayah dihitung dengan dasar hasil rerata yang didapat dari perkalian
antara tinggi curah hujan pada suatu tempat dengan luas antara garis kontur yang
bersangkutan. Sedangkan untuk penentuan curah hujan pada suatu catchment yang tidak
terdapat stasiun pencatat curah hujan di dalamnya, maka penentuan hujan wilayah dengan
metode ini adalah dengan interpolasi linier antar kontur hujan/Isohyet terhadap lokasi yang
bersangkutan.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-3
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Untuk menganalisis hujan wilayah dengan menggunakan metode ini memerlukan data-data
curah hujan dari stasiun pencatat curah hujan yang tersebar merata dan dalam jarak yang
cukup untuk mendapatkan kontur hujan/Isohyet yang memadai.
Untuk suatu daerah dengan stasiun pencatat curah hujan sedikit dan penyebaran yang kurang
merata (tidak mencakup seluruh wilayah, maka cara ini dianggap paling teliti dibandingkan
dengan cara lain).
Jika wilayah yang akan dianalisis tidak termasuk dalam pengaruh stasiun curah hujan atau
dalam artian lain bahwa stasiun yang ada terletak di luar cacthment area, cara ini agak
kurang cocok untuk digunakan.
P A + P A + .... + Pn An P A i i
P= 1 1 2 2 = i =0
A1 + A2 + .... + A3 n
A
i =0
i
Di mana: P1, P2, …, Pn adalah curah hujan yang tercatat di pos penakar hujan 1, 2, …, n
sedangkan A1, A2, …, An adalah luas area poligon 1, 2, …, n serta n adalah banyaknya pos
penakar hujan.
c. Topografi DAS
Pegunungan Metode Rerata Aljabar
Dataran Metode Thiessen
Berbukit dan tidak beraturan Metode Isohyet
dimana :
P = probabilitas (%) ;
m = nomor urut data dari seri yang telah disusun ; dan
n = besarnya data.
Nilai delta kritis untuk uji Smirnov-Kolmogorov diperoleh dari tabel di bawah ini.
Tabel 7.1 Nilai Kritis x2 Cr untuk Uji Smirnov-Kolmogorof
Nilai hitungan harus lebih kecil dari harga cr (Chi-kuadrat kritis) dari tabel, untuk
2 2
suatu derajat nyata tertentu (level of significance), yang sering diambil sebesar 5%.
Derajat kebebasan ini secara umum dapat dihitung dengan :
DK = K - (P + 1)
Dimana :
DK = derajat kebebasan;
K = banyaknya kelas; dan
P = banyaknya keterikatan atau sama dengan banyak-nya parameter, yang untuk sebaran
chi-kuadrat adalah sama dengan dua (2).
Dalam hal ini, disarankan pula agar banyaknya kelas tidak kurang dari lima dan frekuensi
absolut tiap kelas tidak kurang dari lima pula. Apabila ada kelas yang frekuensinya kurang dari
lima, maka dapat dilakukan penggabungan dengan kelas yang lainnya.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-8
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.2 Nilai Kritis untuk Distribusi Chi-Kuadrat
α Derajat Kepercayaan
ν
0,995 0,99 0.975 0.950 0.050 0.025 0.01 0.005
1 0,0000393 0,000157 0,000982 0,00393 3,841 5,024 6,635 7,879
2 0,0100 0,0201 0,0506 0,103 5,991 7,378 9,210 10,597
3 0,0717 0,115 0,216 0,352 7,815 9,348 11,345 12,838
4 0,207 0,297 0,484 0,711 9,488 11,143 13,277 14,860
5 0,412 0,554 0,831 1,145 11,070 12,832 15,086 16,750
6 0,676 0,872 1,237 1,635 12,592 14,449 16,812 18,548
7 0,989 1,239 1,690 2,167 14,067 16,013 18,475 20,278
8 1,344 1,646 2,180 2,733 15,507 17,535 20,090 21,955
9 1,735 2,088 2,700 3,325 16,919 19,023 21,666 23,589
10 2,156 2,558 3,247 3,940 18,307 20,483 23,209 25,188
11 2,603 3,053 3,816 4,575 19,675 21,920 24,725 26,757
12 3,074 3,571 4,404 5,226 21,026 23,337 26,217 28,300
13 3,565 4,107 5,009 5,892 22,362 24,736 27,688 29,819
14 4,075 4,660 5,629 6,571 23,685 26,119 29,141 31,319
15 4,601 5,229 6,262 7,261 24,996 27,488 30,578 32,801
16 5,142 5,812 6,908 7,962 26,296 28,845 32,000 34,267
17 5,697 6,408 7,564 8,672 27,587 30,191 33,409 35,718
18 6,265 7,015 8,231 9,390 28,869 31,526 34,805 37,156
19 6,844 7,633 8,907 10,117 30,144 32,852 36,191 38,582
20 7,434 8,260 9,591 10,851 31,410 34,170 37,566 39,997
21 8,034 8,897 10,283 11,591 32,671 35,479 38,932 41,401
22 8,643 9,542 10,982 12,338 33,924 36,781 40,289 42,796
23 9,260 10,196 11,689 13,091 36,172 38,076 41,638 44,181
24 9,886 10,856 12,401 13,848 36,415 39,364 42,980 45,558
25 10,520 11,524 13,120 14,611 37,652 40,646 44,314 46,928
26 11,160 12,198 13,844 15,379 38,885 41,923 45,642 48,290
27 11,808 12,879 14,573 16,151 40,113 43,194 46,963 49,645
28 12,461 13,565 15,308 16,928 41,337 44,461 48,278 50,993
29 13,121 14,256 16,047 17,708 42,557 45,722 49,588 52,336
30 13,787 14,953 16,791 18,493 43,773 46,979 50,892 53,672
Sumber: Bonnier, 1980
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-9
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
7.5 Analisis Curah Hujan Rancangan (Desain Rainfall)
Analisis data curah hujan umumnya mencakup analisis kepuguhan/konsistensi data, analisis
probabilitas curah hujan maksimum (curah hujan rancangan) untuk estimasi debit banjir
rencana, analisis curah hujan area dan uji kesesuaian distribusi.
Untuk Curah Hujan Rancangan kami hitung dengan tiga jenis distribusi, yaitu:
• Gumbel Tipe I
• Log Pearson Tipe III
• Log Normal Parameter
• Normal
Persamaan umum untuk estimasi curah hujan rancangan (desain rainfall) untuk semua
distribusi, adalah sebagai berikut :
XT = X + K Sx
Dimana :
XT = curah hujan rancangan untuk periode ulang pada T tahun (mm) ;
X = rerata dari curah hujan (mm);
Sx = standar deviasi; dan
K = faktor frekuensi yang merupakan fungsi dari periode ulang (return periode) dan
tipe distribusi frekuensi.
( X
i =1
i −X )2
=
n −1
n = jumlah data;
Cs = koefisien kemencengan; dan
Ck = koefisien kurtosis.
Tabel 7.3 Hubungan Reduksi Data Rata-rata (Yn) dengan Jumlah Data (n)
N Yn N Yn N yn n Yn
10 0,4952 33 0,5388 56 0,5508 79 0,5567
11 0,4996 34 0,5396 57 0,5511 80 0,5569
12 0,5035 35 0,5402 58 0,5515 81 0,5570
13 0,5070 36 0,5410 59 0,5518 82 0,5672
14 0,5100 37 0,5418 60 0,5521 83 0,5574
15 0,5128 38 0,5424 61 0,5524 84 0,5576
16 0,5157 39 0,5430 62 0,5527 85 0,5578
17 0,5181 40 0,5436 63 0,5530 86 0,5580
18 0,5202 41 0,5442 64 0,5533 87 0,5581
19 0,5220 42 0,5448 65 0,5535 88 0,5583
20 0,5236 43 0,5453 66 0,5538 89 0,5585
21 0,5252 44 0,5458 67 0,5540 90 0,5586
22 0,5268 45 0,5463 68 0,5543 91 0,5587
23 0,5283 46 0,5468 69 0,5545 92 0,5589
24 0,5296 47 0,5473 70 0,5548 93 0,5591
25 0,5309 48 0,5477 71 0,5550 94 0,5592
26 0,5320 49 0,5481 72 0,5552 95 0,5593
27 0,5332 50 0,5485 73 0,5555 96 0,5595
28 0,5343 51 0,5489 74 0,5557 97 0,5596
29 0,5353 52 0,5493 75 0,5559 98 0,5598
30 0,5362 53 0,5497 76 0,5561 99 0,5599
31 0,5371 54 0,5501 77 0,5563 100 0,5600
32 0,5380 55 0,5504 78 0,5565
Log Xt = Log X + ( G S )
Keterangan:
Xt = Besarnya curah hujan dengan periode t (mm)
Log X = Rerata nilai logaritma data X hasil pengamatan (mm)
( Log X
t =1
t − Log X ) 2
= n −1
CS = Koefisien kemencengan
(
n. logX − logX ) 3
= ( n − 1 )(
. n − 2 ). SlogX ( ) 3
CK = Koefisien kurtosis
(
n 2 logX − logX ) 4
= ( n − 1 ) ( n − 2 ) ( n − 3 ) ( S log X )
4
3.00 -0.667 -0.665 -0.660 -0.636 -0.396 0.420 1.180 1.912 2.278 3.152 4.051 4.970 5.825 7.250
2.90 -0.690 -0.688 -0.681 -0.651 -0.390 0.440 1.195 1.916 2.277 3.134 4.013 4.909 5.740 7.125
2.80 -0.714 -0.711 -0.702 -0.666 -0.384 0.460 1.210 1.920 2.275 3.114 3.973 4.847 5.654 6.999
2.70 -0.740 -0.736 -0.724 -0.681 -0.376 0.479 1.224 1.923 2.272 3.093 3.932 4.783 5.565 6.868
2.60 -0.769 -0.762 -0.747 -0.696 -0.368 0.499 1.238 1.924 2.267 3.071 3.889 4.718 5.474 6.735
2.50 -0.799 -0.790 -0.771 -0.711 -0.360 0.518 1.250 1.925 2.262 3.048 3.845 4.652 5.383 6.600
2.40 -0.832 -0.819 -0.795 -0.725 -0.351 0.537 1.262 1.925 2.256 3.023 3.800 4.584 5.291 6.469
2.30 -0.867 -0.850 -0.819 -0.739 -0.341 0.555 1.274 1.923 2.248 2.997 3.753 4.515 5.198 6.337
2.20 -0.905 -0.882 -0.844 -0.752 -0.330 0.574 1.284 1.921 2.240 2.970 3.705 4.444 5.103 6.200
2.10 -0.946 -0.914 -0.869 -0.765 -0.319 0.592 1.294 1.918 2.230 2.942 3.656 4.372 4.887 5.746
2.00 -0.990 -0.949 -0.895 -0.777 -0.307 0.609 1.302 1.913 2.219 2.912 3.605 4.398 4.965 5.910
1.90 -1.037 -0.984 -0.920 -0.788 -0.294 0.627 1.310 1.908 2.207 2.881 3.553 4.223 4.790 5.736
1.80 -1.087 -1.020 -0.945 -0.799 -0.282 0.643 1.318 1.901 2.193 2.848 3.499 4.147 4.714 5.660
1.70 -1.140 -1.056 -0.970 -0.808 -0.268 0.660 1.324 1.894 2.179 2.815 3.444 4.069 4.615 5.526
1.60 -1.197 -1.093 -0.994 -0.817 -0.254 0.675 1.329 1.885 2.163 2.780 3.388 3.990 4.515 5.390
1.50 -1.256 -1.131 -1.018 -0.825 -0.240 0.690 1.333 1.875 2.146 2.743 3.330 3.910 4.413 5.252
1.40 -1.318 -1.168 -1.041 -0.832 -0.225 0.705 1.337 1.864 2.128 2.706 3.271 3.828 4.309 5.110
1.30 -1.383 -1.206 -1.064 -0.838 -0.210 0.719 1.339 1.852 2.108 2.666 3.211 3.745 4.203 4.966
1.20 -1.449 -1.243 -1.086 -0.844 -0.195 0.732 1.340 1.838 2.087 2.626 3.149 3.661 4.096 4.820
1.10 -1.518 -1.280 -1.107 -0.848 -0.180 0.745 1.341 1.824 2.066 2.585 3.087 3.575 3.989 4.680
1.00 -1.588 -1.317 -1.128 -0.852 -0.164 0.758 1.340 1.809 2.043 2.542 3.022 3.489 3.883 4.540
0.90 -1.660 -1.353 -1.147 -0.854 -0.148 0.769 1.339 1.792 2.018 2.498 2.957 3.401 3.774 4.395
0.80 -1.733 -1.388 -1.166 -0.856 -0.132 0.780 1.336 1.774 1.993 2.453 2.891 3.312 3.664 4.250
0.70 -1.806 -1.423 -1.183 -0.857 -0.116 0.790 1.333 1.756 1.967 2.407 2.824 3.232 3.559 4.105
0.60 -1.880 -1.458 -1.200 -0.857 -0.099 0.800 1.328 1.735 1.939 2.359 2.755 3.132 3.443 3.960
0.50 -1.955 -1.491 -1.216 -0.856 -0.083 0.808 1.323 1.714 1.910 2.311 2.686 3.041 3.331 3.815
0.40 -2.029 -1.524 -1.231 -0.855 -0.066 0.816 1.317 1.692 1.880 2.261 2.615 2.949 3.219 3.670
0.30 -2.104 -1.555 -1.245 -0.853 -0.050 0.824 1.309 1.669 1.849 2.211 2.544 2.856 3.107 3.525
0.20 -2.178 -1.586 -1.258 -0.850 -0.033 0.830 1.301 1.646 1.818 2.159 2.472 2.763 2.994 3.380
0.10 -2.252 -1.616 -1.270 -0.846 -0.017 0.836 1.292 1.621 1.785 2.107 2.400 2.670 2.882 3.235
0.00 -2.326 -1.645 -1.282 -0.842 0.000 0.842 1.282 1.595 1.751 2.054 2.326 2.576 2.769 3.090
-0.10 -2.400 -1.673 -1.292 -0.836 0.017 0.846 1.270 1.567 1.716 2.000 2.252 2.482 3.033 3.950
-0.20 -2.472 -1.700 -1.301 -0.830 0.033 0.850 1.258 1.539 1.680 1.945 2.178 2.388 2.546 2.810
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-14
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Probabilitas Terjadi (%)
-0.30 -2.544 -1.726 -1.309 -0.824 0.050 0.853 1.245 1.510 1.643 1.890 2.104 2.294 2.437 2.675
-0.40 -2.615 -1.750 -1.317 -0.816 0.066 0.855 1.231 1.481 1.606 1.834 2.029 2.201 2.328 2.540
-0.50 -2.686 -1.774 -1.323 -0.808 0.083 0.856 1.216 1.450 1.567 1.777 1.955 2.108 2.218 2.400
-0.60 -2.755 -1.797 -1.328 -0.800 0.099 0.857 1.200 1.419 1.528 1.720 1.880 2.016 2.113 2.275
-0.70 -2.824 -1.819 -1.333 -0.790 0.116 0.857 1.183 1.386 1.488 1.663 1.806 1.926 2.010 2.150
-0.80 -2.891 -1.839 -1.336 -0.780 0.132 0.856 1.166 1.354 1.448 1.606 1.733 1.837 1.911 2.035
-0.90 -2.957 -1.858 -1.339 -0.769 0.148 0.854 1.147 1.320 1.407 1.549 1.660 1.749 1.809 1.910
-1.00 -3.022 -1.877 -1.340 -0.758 0.164 0.852 1.128 1.287 1.366 1.492 1.588 1.664 1.715 1.800
-1.10 -3.087 -1.894 -1.341 -0.745 0.180 0.848 1.107 1.252 1.324 1.435 1.518 1.581 1.630 1.711
-1.20 -3.149 -1.910 -1.340 -0.732 0.195 0.844 1.086 1.217 1.282 1.379 1.449 1.501 1.548 1.625
-1.30 -3.211 -1.925 -1.339 -0.719 0.210 0.838 1.064 1.181 1.240 1.324 1.383 1.424 1.469 1.543
-1.40 -3.271 -1.938 -1.337 -0.705 0.225 0.832 1.041 1.146 1.198 1.270 1.318 1.351 1.394 1.465
-1.50 -3.330 -1.951 -1.333 -0.690 0.240 0.825 1.018 1.111 1.157 1.217 1.256 1.282 1.315 1.370
-1.60 -3.388 -1.962 -1.329 -0.675 0.254 0.817 0.994 1.075 1.116 1.166 1.197 1.216 1.240 1.280
-1.70 -3.444 -1.972 -1.324 -0.660 0.268 0.808 0.970 1.040 1.075 1.116 1.140 1.155 1.173 1.203
-1.80 -3.499 -1.981 -1.318 -0.643 0.282 0.799 0.945 1.005 1.035 1.069 1.087 1.097 1.109 1.130
-1.90 -3.553 -1.989 -1.310 -0.620 0.294 0.788 0.920 0.971 0.996 1.023 1.037 1.044 1.051 1.062
-2.00 -3.605 -1.996 -1.302 -0.609 0.307 0.777 0.895 0.938 0.959 0.980 0.990 0.995 0.997 1.000
-2.10 -3.656 -2.001 -1.294 -0.592 0.319 0.765 0.869 0.905 0.923 0.939 0.946 0.949 0.951 0.953
-2.20 -3.705 -2.006 -1.284 -0.574 0.330 0.752 0.844 0.873 0.888 0.900 0.905 0.907 0.908 0.910
-2.30 -3.753 -2.009 -1.274 -0.555 0.341 0.739 0.819 0.843 0.855 0.864 0.867 0.869 0.870 0.872
-2.40 -3.800 -2.011 -1.262 -0.537 0.351 0.725 0.795 0.814 0.823 0.830 0.832 0.833 0.834 0.835
-2.50 -3.845 -2.012 -1.250 -0.518 0.360 0.711 0.771 0.786 0.793 0.798 0.799 0.800 0.801 0.802
-2.60 -3.889 -2.013 -1.238 -0.499 0.368 0.696 0.747 0.758 0.764 0.768 0.769 0.769 0.770 0.771
-2.70 -3.932 -2.012 -1.224 -0.479 0.376 0.681 0.724 0.733 0.738 0.740 0.740 0.741 0.742 0.743
-2.80 -3.973 -2.010 -1.210 -0.460 0.384 0.666 0.702 0.709 0.712 0.714 0.714 0.714 0.714 0.715
-2.90 -4.013 -2.007 -1.195 -0.440 0.390 0.651 0.681 0.682 0.683 0.689 0.690 0.690 0.690 0.691
-3.00 -4.051 -2.003 -1.180 -0.420 0.396 0.636 0.660 0.664 0.666 0.666 0.667 0.667 0.667 0.668
( Log X
t =1
t − Log X ) 2
= n −1 ;
k = faktor frekuensi, sebagai fungsi dari koefisien variasi (Cv) dengan periode ulang
t. Nilai k dapat diperoleh dari tabel yang merupakan fungsi peluang kumulatif
dan periode ulang, dapat dilihat pada Tabel. 3 .6.;
Cs = koefisien kemencengan
= 3 Cv + Cv3;
Ck = koefisien kurtosis
= Cv8 + 6Cv6 + 15Cv4 + 16CV2 + 3;
Cv = koefisien variasi
σ
= μ;
σ = deviasi standar populasi ln X atau log X; dan
μ = rerata hitung populasi ln X atau l0
Tabel 7.6 Nilai Faktor Frekuensi (k) Sebagai Fungsi dari Nilai Cv
1.00 0.00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
-3,4 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0003 0,0002
-3,3 0,0005 0,0005 0,0005 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0004 0,0003
-3,2 0,0007 0,0007 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0006 0,0005 0,0005 0,0005
-3,1 0,0010 0,0009 0,0009 0,0009 0,0008 0,0008 0,0008 0,0008 0,0007 0,0007
-3,0 0,0013 0,0013 0,0013 0,0012 0,0012 0,0011 0,0011 0,0011 0,0010 0,0010
-2,9 0,0019 0,0018 0,0017 0,0017 0,0016 0,0016 0,0015 0,0015 0,0014 0,0014
-2,8 0,0026 0,0025 0,0024 0,0023 0,0022 0,0022 0,0021 0,0021 0,0020 0,0019
-2,7 0,0036 0,0034 0,0033 0,0032 0,0030 0,0030 0,0029 0,0028 0,0027 0,0026
-2,6 0,0047 0,0045 0,0044 0,0043 0,0040 0,0040 0,0039 0,0038 0,0037 0,0036
-2,5 0,0062 0,0060 0,0059 0,0057 0,0055 0,0054 0,0052 0,0051 0,0049 0,0048
-2,4 0,0082 0,0080 0,0078 0,0075 0,0073 0,0071 0,0069 0,0068 0,0066 0,0064
-2,3 0,0107 0,0104 0,0102 0,0099 0,0096 0,0094 0,0094 0,0089 0,0087 0,0084
-2,2 0,0139 0,0136 0,0132 0,0129 0,0125 0,0122 0,01119 0,0116 0,0113 0,0110
-2,1 0,0179 0,0174 0,0170 0,0166 0,0162 0,0158 0,0154 0,0150 0,0146 0,0143
-2,0 0,0228 0,0222 0,0217 0,0212 0,0207 0,0202 0,0197 0,0192 0,0188 0,0183
-1,9 0,0287 0,0281 0,0274 0,0268 0,0262 0,0256 0,0250 0,0244 0,0239 0,0233
-1,8 0,0359 0,0352 0,0344 0,0336 0,0329 0,0322 0,0314 0,0307 0,0301 0,0294
-1,7 0,0446 0,0436 0,0427 0,0418 0,0409 0,0401 0,0392 0,0384 0,0375 0,0367
-1,6 0,0548 0,0537 0,0526 0,0516 0,0505 0,0495 0,0485 0,0475 0,0465 0,0455
-1,5 0,0668 0,0655 0,0643 0,0630 0,0618 0,0606 0,0594 0,0582 0,0571 0,0559
-1,4 0,0808 0,0793 0,0778 0,0764 0,0749 0,0735 0,0722 0,0708 0,0694 0,0681
-1,3 0,0968 0,0951 0,0934 0,0918 0,0901 0,0885 0,0869 0,0853 0,0838 0,0823
-1,2 0,1151 0,1131 0,1112 0,01093 0,1075 0,1056 0,1038 0,1020 0,1003 0,0985
-1,1 0,1357 0,1335 0,1314 0,1292 0,1271 0,1251 0,1230 0,1210 0,1190 0,1170
-1,0 0,1587 0,1562 0,1539 0,1515 0,1492 0,1469 0,1446 0,1423 0,1401 0,1379
-0,9 0,1841 0,1814 0,1788 0,1762 0,1736 0,711 0,1685 0,1660 0,1635 0,1611
-0,8 0,2119 0,2090 0,2061 0,2033 0,2005 0,1977 0,1949 0,1922 0,1894 0,1867
-0,7 0,2420 0,2389 0,2358 0,2327 0,2296 0,2266 0,2236 0,2206 0,2177 0,2148
-0,6 0,2743 0,2709 0,2676 0,2643 0,2611 0,2578 0,2546 0,2514 0,2483 0,2451
-0,5 0,3085 0,3050 0,3015 0,2981 0,2946 0,2912 0,2877 0,2843 0,2810 0,2776
-0,4 0,3446 0,3409 0,3372 0,3336 0,3300 0,3264 0,3228 0,3192 0,3156 0,3121
-0,3 0,3821 0,3783 0,3745 0,3707 0,3669 0,3632 0,3594 0,3557 0,3520 0,3483
-0,2 0,4207 0,4168 0,4129 0,4090 0,4052 0,4013 0,3974 0,3936 0,3897 0,3859
-0,1 0,4602 0,4562 0,4522 0,4483 0,4443 0,4404 0,4364 0,4325 0,4286 0,4247
0,0 0,5000 0,4960 0,4920 0,4880 0,4840 0,4801 0,4761 0,4721 0,4681 0,4641
0,0 0,5000 0,50470 0,5080 0,5120 0,5160 0,5199 0,5239 0,5279 0,5319 0,5359
0,1 0,5398 0,5438 0,5478 0,5517 0,5557 0,5596 0,5636 0,5675 0,5714 0,5753
0,2 0,5793 0,5832 0,5871 0,5910 0,5948 0,5987 0,6026 0,6064 0,6103 0,6141
0,3 0,6179 0,6217 0,6255 0,6293 0,6331 0,6368 0,6406 0,6443 0,6480 0,6517
0,4 0,6554 0,6591 0,6628 0,6664 0,6700 0,6736 0,6772 0,6808 0,6844 0,6879
0,5 0,6915 0,6950 0,6985 0,7019 0,7054 0,7088 0,7123 0,7157 0,7190 0,7224
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-18
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
1.00 0.00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08 0,09
0,6 0,7257 0,7291 0,7324 0,7357 0,7389 0,7422 0,7454 0,7486 0,7517 0,7549
0,7 0,7580 0,7611 0,7642 0,7673 0,7704 0,7734 0,7764 0,7794 0,7823 0,7852
0,8 0,7881 0,7910 0,7939 0,7967 0,7995 0,8023 0,8051 0,8078 0,8106 0,8133
0,9 0,8159 0,8186 0,8212 0,8238 0,8264 0,8289 0,8315 0,8340 0,8365 0,8389
1,0 0,8413 0,8438 0,8461 0,8485 0,8505 0,8531 0,8554 0,8577 0,8599 0,8621
1,1 0,8643 0,8665 0,8686 0,8708 0,8729 0,8749 0,8770 0,8790 0,8810 0,8830
1,2 0,8849 0,8869 0,8888 0,8907 0,8925 0,8944 0,8962 0,8980 0,8997 0,9015
1,3 0,9032 0,9049 0,9066 0,9082 0,9099 0,9115 0,9131 0,9147 0,9162 0,9177
1,4 0,9192 0,9207 0,9222 0,9236 0,9251 0,9265 0,9278 0,9292 0,9306 0,9319
1,5 0,9332 0,9345 0,9357 0,9370 0,9382 0,9394 0,9406 0,9418 0,9429 0,9441
1,6 0,9452 0,9463 0,9474 0,9484 0,9495 0,9505 0,9515 0,9525 0,9535 0,9545
1,7 0,9554 0,9564 0,9573 0,9582 0,9591 0,9599 0,9608 0,9616 0,9625 0,9633
1,8 0,9541 0,9649 0,9656 0,9664 0,9671 0,9678 0,9686 0,9693 0,9699 0,9706
1,9 0,9713 0,9719 0,9726 0,9732 0,9738 0,9744 0,9750 0,9756 0,9761 0,9767
2,0 0,9772 0,9778 0,9783 0,9788 0,9793 0,9798 0,9803 0,9808 0,9812 0,9817
2,1 0,9821 0,9826 0,9830 0,9834 0,9838 0,9842 0,9846 0,9850 0,9854 0,9857
2,2 0,9861 0,9864 0,9868 0,9871 0,9875 0,9878 0,9891 0,9884 0,9887 0,9890
2,3 0,9893 0,9896 0,9896 0,9901 0,999904 0,999906 0,9909 0,9911 0,9913 0,9916
2,4 0,9918 0,9920 0,9922 0,9925 0,9927 0,9929 0,9931 0,9932 0,9934 0,9936
2,5 0,9938 0,9940 0,9941 0,9943 0,9945 0,9946 0,9948 0,9949 0,9951 0,9952
2,6 0,9953 0,9955 0,9956 0,9957 0,9959 0,9960 0,9961 0,9962 0,9963 0,9964
2,7 0,9965 0,9966 0,9967 0,9968 0,9969 0,9970 0,9971 0,9972 0,9973 0,9974
2,8 0,9974 0,9975 0,9976 0,9977 0,9977 0,9978 0,9979 0,9979 0,9980 0,9981
2,9 0,9981 0,9982 0,9982 0,9983 0,9984 0,9984 0,9985 0,9985 0,9986 0,9986
3,0 0,9987 0,9987 0,9987 0,9988 0,9988 0,9989 0,9989 0,9989 0,9990 0,9990
3,1 0,9990 0,9991 0,9991 0,9991 0,9992 0,9992 0,9992 0,9992 0,9993 0,9993
3,2 0,9993 0,9993 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9995 0,9995 0,9995
3,3 0,9995 0,9995 0,9995 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9997
3,4 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9998
3,0 0,9987 0,9987 0,9987 0,9988 0,9988 0,9989 0,9989 0,9989 0,9990 0,9990
3,1 0,9990 0,9991 0,9991 0,9991 0,9992 0,9992 0,9992 0,9992 0,9993 0,9993
3,2 0,9993 0,9993 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9994 0,9995 0,9995 0,9995
3,3 0,9995 0,9995 0,9995 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9996 0,9997
3,4 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9997 0,9998
dimana :
RT
= persentase intensitas hujan rata-rata (dalam t jam)
dimana :
I = intensitas hujan (mm/jam);
R24 = curah hujan harian maksimum 24 jam (mm);
tc = lamanya curah hujan; dan
L = jarak dari titik terjauh sampai titik yang ditinjau (km).
Dari ke empat metode di atas yang paling banyak dipakai adalah metode hidrograf satuan
(unit hydrograph).
Dalam perhitungan debit banjir rencana harus dipertimbangkan faktor-faktor curah hujan
dan tata guna lahan yang mengacu kepada koefisien pengaliran. Koefisien pengaliran adalah
suatu variabel yang di dasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang
jatuh di daerah tersebut. Adapun kondisi dan karakteristik yang dimaksud adalah:
1. keadaan hujan;
2. luas dan bentuk daerah aliran;
3. kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai;
4. daya infiltrasi dan perkolasi tanah;
5. kebasahan tanah;
6. suhu udara dan angin serta evaporasi; dan
7. tata guna tanah.
Koefisien pengaliran seperti yang disajikan pada tabel berikut, didasarkan dengan suatu
pertimbangan bahwa koefisien tersebut sangat tergantung pada faktor-faktor fisik.
Tabel 7.10 Koefisien Pengaliran
Q = 0,278 * C * I * A
dimana:
Q = debit banjir maksimum (m3/det);
A = luas daerah aliran sungai, km²;
I = intensitas hujan maksimum selama waktu yang sama dengan lama waktu
konsentrasi, mm/jam; dan
C = angka pengaliran, tak berdimensi.
Intensitas hujan dapat dihitung menggunakan rumus Ishihara Takahashe, seperti di bawah
ini:
RT T
=
R 24 24
dimana:
RT = curah hujan jam ke, mm;
R24 = curah hujan rencana dengan periode ulang T tahun, mm/hari;
T = durasi hujan, jam; dan
= koefisien, 1/3 – ½.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentukan waktu konsentrasi antara lain
adalah Persamaan Kirpich sebagai berikut :
L0,77
t c = 0,0078 * 0,385
S
dimana:
tc = waktu konsentrasi, jam;
L = panjang sungai, km; dan
S = kemiringan rata-rata dasar sungai.
t R24
Rt =
t + 1 0,0008 (260 − R24 ) (2 − t ) 2
❖ Untuk 2 jam < t < 19 jam
t R24
Rt =
t +1
❖ Untuk 19 jam < t < 30 hari
Rt = 0,707 . R24 t + 1
dimana:
t = waktu curah hujan (jam);
R24= curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm); dan
Rt = curah hujan dengan waktu t jam (mm).
Tr
0,8 Tr tg
Qp
0,32 Qp
0,3 Qp
t (jam)
Ketersediaan data pada masing-masing lokasi tersebut antara tahun 2012 sampai dengan
tahun 2021. Secara rinci data hujan harian maksimum tahunan pada masing-masing lokasi
dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tahun
Pos Hujan
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Tapaktuan
Kluet Utara
Data tersedia
Data kosong
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-27
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Data Peta topografi berupa Peta Rupa Bumi Indonesia dengan skala 1 : 25.000 dalam
format cetakan/ hard copy yang diperoleh dari BIG (Badan Informasi Geospasial). Dengan
acuan peta ini dilakukan pelacakan terhadap semua daerah aliran sungai (DAS) untuk
masing-masing anak sungai yang ada di wilayah studi sesuai dengan letak geografis dan
kontur ketinggian di DAS tersebut.
Berdasarkan peta topografi 1 : 25.000 tersebut dapat dianalisis luas daerah tangkapan
air (catchment area). Batas daerah tangkapan ditentukan dengan membuat garis yang
menghubungkan punggung yang membatasi daerah tangkapan air masing masing DAS.
Selanjutnya dengan mengukur luas area di dalam batas daerah tangkapan air tersebut
diperoleh luas daerah tangkapan air pada masing-masing DAS. Di samping itu Peta Rupa
Bumi tersebut juga dapat digunakan untuk melakukan analisis tataguna lahan dengan
melihat kondisi lahan pada masing-masing daerah tangkapan air.
Berikut adalah hasil analisis curah hujan pada dua pos hujan yaitu pos hujan
Tapaktuan dan pos hujan Kluet Utara.
Tabel 7.12 Rekap Data Curah Hujan Maksimum Tahunan pada Pos Hujan Tapaktuan
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-28
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
(2012-2021)
Bulan
TAHUN MAKS
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
2012 138 140 66 97 73.5 35.2 133 0 0 65.5 93 85.4 140
2013 87 80 60 85 92 39 70 75 25 92 70 81 92
2014 30 62 56.5 113 18.5 71.5 63 33.5 98.2 89.1 117 85 117
2015 68.5 105 45 194 69 87.5 87.5 80 92.5 87 85 79 194
2016 81 68.5 221 96 84 121 132 141 52 131 112 41 221
2017 71 88.5 71 89 81 88 89 81 97 89 119 91 119
2018 72 57 117 62 66 20.5 96 84 113 122 71 82 122
2019 73 39 71 62 82 52 23 62 79 66 61 90 90
2020 88.5 32 84 66.5 88 32 139.5 88 118.5 37 103 82 139.5
2021 73 25.5 98 60 139 60 237 70.5 68.5 80 52 77 237
Sumber : BMKG
200
150
100
50
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 7.5 Grafik Curah Hujan Maksimum Tahunan Pos Hujan Tapaktuan (2012-2021)
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-29
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.13 Rekap Data Curah Hujan Maksimum Tahunan pada Pos Hujan Kluet Utara
(2012-2021)
Bulan
Tahun MAKS
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
2012 95 180 61 200 30 63 154 90 54 97 90 95 200
2013 96 79 22 70 350 38 37 52 48 23 56 107 350
2014 79 10 62 215 35 47 54 72 65 133 274 123 274
2015 52 125 49 112 68 110 75 45 131 63 76 170 170
2016 62 40 80 89 134 63 132 56 42 80 195 54 195
2017 184 125 61 46 126 46 31 98 112 120 164 127 184
2018 24 124 240 143 115 27 54 80 111 274 8 17 274
2019 22 19 92 58 38 30 62 114 88 87 63 97 114
2020 127 92 70 99 134 51 124 68 95 38 85 54 134
2021 184 40 92 71 85 60 171 102 89 40 74 170 184
Sumber : BMKG
350
300
250
200
150
100
50
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Gambar 7.6 Grafik Curah Hujan Maksimum Tahunan Pos Hujan Kluet Utara (2012-2021)
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-30
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.14 Curah Hujan Maksimum Tahunan Rerata (2012-2021)
pada Pos Hujan Tapaktuan dan Kluet Utara
Tahun R
2012 170
2013 221
2014 195.5
2015 182
2016 208
2017 151.5
2018 198
2019 102
2020 136.75
2021 210.5
Nilai x2 kritis dengan jumlah data (n) = 10, α = 5% dan DK = 2 adalah 5.991. Sehingga
dapat diketahui metode distribusi yang memenuhi dalam menentukan periode ulang curah
hujan rancangan. Rekapitulasi terhadap uji Chi-Square terdapat dalam Tabel 3.19.
R (dari
besar
No P(R) f(t) Yn Sn Yt T P'(R) ∆P
ke
kecil)
1 221 0.091 1.15 0.495 0.95 1.591 5.428 0.184 0.093
2 210.5 0.182 0.88 0.495 0.95 1.327 4.290 0.233 0.051
3 208 0.273 0.81 0.495 0.95 1.264 4.100 0.244 0.029
4 198 0.364 0.54 0.495 0.95 1.011 3.278 0.305 0.059
5 195.5 0.455 0.48 0.495 0.95 0.948 3.114 0.321 0.133
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-33
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
R (dari
besar
No P(R) f(t) Yn Sn Yt T P'(R) ∆P
ke
kecil)
6 182 0.545 0.12 0.495 0.95 0.608 2.382 0.420 0.126
7 170 0.636 -0.20 0.495 0.95 0.305 1.918 0.521 0.115
8 151.5 0.727 -0.69 0.495 0.95 -0.161 1.447 0.691 0.036
9 136.75 0.818 -1.08 0.495 0.95 -0.533 1.223 0.818 0.000
10 102 0.909 -2.01 0.495 0.95 -1.409 1.017 0.983 0.074
Jumlah 1777.25
Rrata-rata 177.525
S 37.667
Max 0.133
R (dari Luas
No besar ke P(R) f(t) dibawah P'(R) ∆P
kecil) kurva
1 221 0.091 1.154 0.8749 0.1251 0.034
2 210.5 0.182 0.88 0.8106 0.1894 0.008
3 208 0.273 0.81 0.791 0.2090 0.064
4 198 0.364 0.54 0.7054 0.2946 0.069
5 195.5 0.455 0.48 0.6844 0.3156 0.139
6 182 0.545 0.12 0.5478 0.4522 0.093
7 170 0.636 -0.20 0.4202 0.5798 0.057
8 151.5 0.727 -0.69 0.2451 0.7549 0.028
9 136.75 0.818 -1.08 0.1401 0.8599 0.042
10 102 0.909 -2.01 0.0222 0.9778 0.069
Jumlah 1775.25
Rrata-rata 177.525
S 37.667
Max 0.139
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-34
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.22 Distribusi Log Normal Uji Smirnov Kolmogorof
R (dari
besar Log Luas
i P(R) f(t) P'(R) ∆P
ke Ri dibawah
kecil) kurva
1 221 2.344 0.091 1.01 0.846 0.1542 0.063
2 210.5 2.323 0.182 0.81 0.791 0.2090 0.027
3 208 2.318 0.273 0.76 0.776 0.2236 0.049
4 198 2.297 0.364 0.55 0.709 0.2912 0.072
5 195.5 2.291 0.455 0.50 0.6915 0.3085 0.146
6 182 2.260 0.545 0.20 0.5795 0.4205 0.125
7 170 2.230 0.636 -0.08 0.4810 0.5190 0.117
8 151.5 2.180 0.727 -0.56 0.2877 0.7123 0.015
9 136.75 2.136 0.818 -0.99 0.1611 0.8389 0.021
10 102 2.009 0.909 -2.21 0.0136 0.9864 0.077
Jumlah 1775.25 22.389
Rrata-rata 177.525 2.239
S 37.667 0.104
Max 0.146
P(x) f(t)
Log X
No = P(x<) = (x- P'(x) P'(x<) D
terurut
m/(n+1) x)/s
1 2.344 0.143 0.857 1.010 0.844 0.156 0.013
2 2.323 0.286 0.714 0.808 0.790 0.210 0.076
3 2.318 0.429 0.571 0.758 0.776 0.224 0.204
4 2.297 0.571 0.429 0.553 0.710 0.290 0.281
5 2.291 0.714 0.286 0.500 0.692 0.308 0.406
6 2.260 0.857 0.143 0.203 0.580 0.420 0.437
7 2.230 1.000 0.000 -0.081 0.468 0.532 0.468
8 2.180 1.143 -0.143 -0.560 0.288 0.712 0.431
9 2.136 1.286 -0.286 -0.986 0.162 0.838 0.448
10 2.009 1.429 -0.429 -2.205 0.014 0.986 0.442
Rerata, X 2.24 DMaks. 0.468
Simpangan
Baku, s 0.10
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-35
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Untuk p2kritis berdasarkan n = 10 data dan peluang 0.05 = 0.409. Sehingga dapat diketahui
metode distribusi yang memenuhi dalam menentukan periode ulang curah hujan rancangan.
Rekapitulasi terhadap uji Smirnov Kolmogorof terdapatdalam Tabel 7.24.
Berdasarkan hasil uji fitting distribusi hujan harian maksimum, jenis distribusi terbaik untuk
menghitung nilai hujan harian rancangan adalah distribusi Normal.
DAS Kluet
Perhitungan debit rencana menggunakan metode HSS Nakayasu, Haspers, dan Mononobe
sedangkan perhitungan distribusi hujan menggunakan distribusi jam-jaman. Untuk hasil
perhitungannya sebagai berikut :
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-37
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
1. Data Umum
Tabel 7.26 Data Umum Sub DAS
Panjang Kemiringan
Luas Koefisien
Sungai H1 H2 Rerata
No Nama DAS DAS Pengaliran
Utama Sungai
Sub DAS
Nama DAS
Terbangan
H (Beda Tinggi Antara Titik Terjauh Dengan Mulut Catchment) (km) 30.918
L (Panjang Sungai ) (Km) 3.380
V (Kecepatan Perambatan Sungai) (km/jam) 4.382
t (Waktu Konsentrasi) (jam) 0.779
a (Koefisien Limpasan Air Hujan) 0.500
H1 = Elevasi Hulu (m) 31.314
H2 = Elevasi Hilir (m) 3.380
Sumber : Hasil Perhitungan
Tabel 7.29 Perhitungan Debit Banjir Rancangan Pada Sub DAS Terbangan Metode
Haspers
T RT C t b r I A Q
(Tahun) (mm) (km/jam) (jam) (mm/jam) mm (m3/det/km2) (Km2) (m3/det)
2 177,53 0,854 0,305 0,951 48,541 44,209 4,382 157,227
5 209,17 0,854 0,305 0,951 53,692 48,900 4,382 173,911
10 225,74 0,854 0,305 0,951 56,146 51,136 4,382 181,860
20 239,30 0,854 0,305 0,951 58,044 52,864 4,382 188,006
25 241,87 0,854 0,305 0,951 58,393 53,182 4,382 189,139
50 254,74 0,854 0,305 0,951 60,093 54,730 4,382 194,645
100 265,29 0,854 0,305 0,951 61,430 55,947 4,382 198,973
Sumber : Hasil Perhitungan
Curah
Kala Koef. Hujan Netto
Hujan
Ulang Pengaliran Rn
Rancangan
(Tahun) (mm) (C ) (mm)
2 177.525 0.500 88.763
5 209.165 0.500 104.583
10 225.738 0.500 112.869
20 239.298 0.500 119.649
25 241.872 0.500 120.936
50 254.742 0.500 127.371
100 265.289 0.500 132.644
Sumber : Hasil Perhitungan
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-39
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.31 Hujan Netto Jam-jaman
Berikut adalah tabel rekapitulasi perhitungan debit banjir rancangan dengan kala ulang
tertentu Kr. Terbangan.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-40
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Tabel 7.32 Rekap Debit Banjir Rancangan Dengan Kala Ulang Tertentu Sub DAS
Terbangan Metode HSS Nakayasu
U (t) Debit Banjir Rancangan (m3/dt)
Jam ke
NAKAYASU Kala Ulang (T)
(jam) (m3/dt/mm) 2 th 5 th 10 th 20 th 25 th 50 th 100 th
90
80
70
Q2 Th
60 Q5 Th
Q10 Th
Debit (m3/dt)
Q20 Th
50
Q25 Th
Q50 Th
Q100 Th
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25
Jam ke
Tabel 7.33 Rekap Debit Banjir Rancangan Untuk Tiap Metode pada Sub DAS Terbangan
Metode
Q (th)
Nakayasu Haspers Mononobe
2 53,501 157,227 44,245
Berdasarkan perhitungan debit banjir rancangan, maka dipilih debit banjir HSS Nakayasu
Q100 Th yaitu 78,660 m3/det.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
7.8 KESIMPULAN
1. Data curah hujan yang digunakan ialah data curah hujan harian maksimum tahunan dengan
menggunakan metode aritmatik. Data yang diambil berada di 2 lokasi pos hujan yaitu pos
hujan Tapaktuan dan pos hujan Kluet Utara. Dengan ketersediaan data dari tahun 2012-
2021.
Tabel 7.34 Rekapitulasi Curah Hujan Rerata
Tahun R
2012 170
2013 221
2014 195.5
2015 182
2016 208
2017 151.5
2018 198
2019 102
2020 136.75
2021 210.5
2. Metode yang digunakan untuk perhitungan curah hujan rancangan ialah metode distribusi
Normal yang telah diuji dengan uji Chi-Square dan uji Smirnov-Kolmogorof.
Tabel 7.35 Rekapitulasi Curah Hujan Rancangan
Periode
Metode
No. Ulang T
Distribusi
(Tahun)
1 2 177.53
2 5 209.17
3 10 225.74
4 20 239.30
5 25 241.87
6 50 254.74
7 100 265.29
3. Metode yang dipilih untuk perhitungan debit banjir adalah metode HSS Nakayasu.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 7-2
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Metode
Q (th)
Nakayasu
2 53,501
5 62,571
10 67,322
20 71,209
25 71,947
50 75,636
100 78,660
4. Berdasarkan perhitungan debit banjir rancangan, maka dipilih debit banjir HSS Nakayasu
Q100 Th yaitu 78,660 m3/det.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-1
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
1. Banjir dapat datang secara tiba – tiba dengan intensitas besar namun dapat
langsung mengalir.
4. Banjir datang secara perlahan namun dapat menjadi genangan yang lama di daerah
depresi.
1. Curah hujan
2. Pengaruh Fisiografi
Fisiografi atau geografi fisik sungai seperti bentuk, fungsi dan kemiringan daerah
pengaliran sungai (DPS), kemiringan sungai, geometrik hidrolik (bentuk penampang
seperti lebar, kedalaman, potongan memanjang, material dasar sungai), lokasi sungai
dll. merupakan hal-hal yang mempengaruhi terjadinya banjir.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-3
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
4. Kapasitas sungai
Pengurangan kapasitas aliran banjir pada sungai dapat disebabkan oleh pengendapan
yang berasal dari erosi DPS dan erosi tanggul sungai yang berlebihan dan sedimentasi
di sungai yang dikarenakan tidak adanya vegetasi penutup dan penggunaan lahan yang
tidak tepat
2. Kawasan kumuh
Perumahan kumuh yang terdapat di sepanjang sungai, dapat merupakan penghambat
aliran. Masalah kawasan kumuh dikenal sebagai faktor penting terhadap masalah banjir
daerah perkotaan.
3. Sampah
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-4
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
4. Drainase lahan
Drainase perkotaan dan pengembangan pertanian pada daerah bantuan banjir akan
mengurangi kemampuan bantaran dalam menampung debit air yang tinggi.
• Perubahan tata guna lahan yang menyebabkan terjadinya peningkatan debit banjir di
suatu daerah aliran sistem drainase
• Elevasi saluran tidak memadai
• Lokasi merupakan daerah cekungan
• Lokasi merupakan tempat retensi air yang diubah fungsinya misalnya menjadi
pemukiman. Ketika berfungsi tempat retensi (parkir air) dan belum dihuni adanya
genangan tidak menjadi masalah. Problem timbul ketika daerah tersebut dihuni
• Tanggul kurang tinggi
• Kapasitas tampungan kurang besar
• Dimensi gorong-gorong terlalu kecil sehingga terjadi aliran balik
• Adanya penyempitan saluran
• Tersumbatnya saluran oleh endapan, sedimentasi atau timbunan sampah
Perubahan fungsi kawasan bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) sebesar + 15%
mengakibatkan keseimbangan sungai/drainase mulai terganggu. Gangguan ini mengkontribusi
kenaikan (tajam) kuantitas debit aliran dan kuantitas sedimentasi pada sungai/drainase. Hal ini
dapat diartikan pula bahwa suatu daerah aliran sungai yang masih alami dengan vegetasi yang
padat dapat diubah fungsi kawasannya sebesar 15 % tanpa harus merubah keadaan alam dari
sungai/drainase yang bersangkutan. Bila perubahannya melebihi 15% maka harus dicarikan
alternatif pengganti atau perlu kompensasi untuk menjaga kelestarian sungai/drainase, misalnya
dengan pembuatan sumur resapan. (Sumber: Robert J.Kodoatie,”PSDA Terpadu”)
1. Analisis cara pengendalian banjir yang ada pada daerah tersebut / yang sedang
berjalan.
2. Evaluasi dan analisis daerah genangan banjir, termasuk data kerugian akibat banjir.
3. Evaluasi dan analisis tata guna tanah di daerah studi, terutama di daerah bawah /
dataran banjir.
4. Evaluasi dan analisis daerah pemukiman yang ada maupun perkembangan yang
akan datang.
5. Memperhatikan potensi dan pengembangan sumber daya air di masa mendatang.
6. Memperhatikan pemanfaatan sumber daya air yang ada termasuk bangunan yang
ada.
akhirnya melimpah ke danau atau ke laut. Suatu alur yang panjang di atas permukaan bumi
tempat mengalirnya air yang berasal dari hujan disebut alur sungai, dan perpaduan antara alur
sungai dan aliran air didalamnya disebut sungai.
Sumber lain menyebutkan bahwa sungai adalah salah satu dari sumberdaya alam yang bersifat
mengalir (flowing resources), sehingga pemanfaatan air di hulu akan menghilangkan peluang
di hilir (opportunity value), pencemaran di hulu akan menimbulkan biaya sosial di hilir
(externality effect) dan pelestarian di hulu akan memberikan manfaat di hilir.
a. Bagian hulu
Ditandai adanya penggerusan dasar sungai, kemiringan dasar sungai yang curam,
material dasar sungai berupa pasir – boulder, aliran deras, penampang sempit dan
curam.
b. Bagian tengah
c. Bagian hilir
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-9
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Ditandai dengan adanya sedimentasi di dasar sungai, tipe alur braided dan terjadi
pembentukan delta, kemiringan dasar sungai landai, lebar sungai besar, penampang
lebar dan landai.
Secara skematis, Error! Reference source not found.a memperlihatkan dua buah sungai y
ang mengalir ke laut. Sungai tersebut mempunyai 2 anak sungai yang mengalir bersama-sama
dan bertemu setelah mendekati muara yang disebut sungai tipe sejajar. Sebaliknya ada pula
sungai-sungai yang anak sungainya mengalir menuju suatu titik pusat sungai pada Error! R
eference source not found.b yang disebut sungai tipe kipas. Ada pula tipe-tipe lainnya seperti
tipe cabang pohon (lihat Error! Reference source not found.c) yang mempunyai beberapa
anak sungai yang mengalir ke sungai utama di kedua sisinya pada jarak-jarak tertentu. Dalam
keadaaan sesungguhnya kebanyakan tidaklah sesederhana uraian di atas, akan tetapi merupakan
perpaduan dari ketiga tipe tersebut.
Gambar 8.3 Daerah Aliran Sungai dan Pola Susunan Anak-anak Sungainya
erosi dan sedimentasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa pengertian DAS adalah sebagai
berikut:
➢ Suatu wilayah daratan yang menampung, menyimpan kemudian mengalirkan air hujan
ke laut atau danau melalui satu sungai utama;
➢ Suatu daerah aliran sungai yang dipisahkan dengan daerah lain oleh pemisah topografis
sehingga dapat dikatakan seluruh wilayah daratan terbagi atas beberapa DAS;
➢ Unsur-unsur utama di dalam suatu DAS adalah sumberdaya alam (tanah, vegetasi dan
air) yang merupakan sasaran dan manusia yang merupakan pengguna sumber daya yang
ada; dan
➢ Unsur utama (sumber daya alam dan manusia) di DAS membentuk suatu ekosistem
dimana peristiwa yang terjadi pada suatu unsur akan mempengaruhi unsur lainnya.
Daerah aliran sungai dapat dibedakan berdasarkan bentuk atau pola dimana bentuk ini
akan menentukan pola hidrologi yang ada. Corak atau pola DAS dipengaruhi oleh faktor
geomorfologi, topografi dan bentuk wilayah DAS.
• DAS bulu burung. Anak sungainya langsung mengalir ke sungai utama. DAS atau Sub-
DAS ini mempunyai debit banjir yang relatif kecil karena waktu tiba yang berbeda;
• DAS Radial. Anak sungainya memusat di satu titik secara radial sehingga menyerupai
bentuk kipas atau lingkaran. DAS atau sub-DAS radial memiliki banjir yang relatif
besar tetapi relatif tidak lama; dan
• DAS Paralel. DAS ini mempunyai dua jalur sub-DAS yang bersatu.
serta hasil ekonomi berupa nilai dari outputnya (Hulfschmidt, 1985). Tujuan pengelolaan DAS
secara ringkas adalah:
• Aspek fisik teknis yaitu pengolaan tata guna lahan sebagai prakondisi dalam
mengusahakan dan menerapkan teknik atau perlakuan yang tepat sehingga pengelolaan
DAS akan memberikan manfaat yang optimal dan kelestarian lingkungan tercapai;
• Aspek manusia, yaitu mengembangkan pengertian, kesadaran sikap dan kemauan agar
tindakan dan pengaruh terhadap sumberdaya alam di DAS dapat mendukung usaha dan
tujuan pengelolaan;
• Aspek institusi yaitu menggerakkan aparatur sehingga struktur dan prosedur dapat
mewadahi penyelenggaraan pengelolaan DAS secara efektif dan efisien; dan
• Aspek hukum, yaitu adanya peraturan perundangan yang mengatur penyelenggaraan
pengelolaan DAS.
Dengan terjadinya perubahan kemiringan yang mendadak pada saat alur sungai ke luar
dari daerah pegunungan yang curam dan memasuki dataran yang lebih landai, maka pada lokasi
ini terjadi proses pengendapan yang sangat intensif yang menyebabkan mudah berpindahnya
alur sungai yang disebut dengan kipas pengendapan.
Pada lokasi tersebut sungai bertambah lebar dan dangkal, erosi dasar sungai tidak lagi
dapat terjadi, bahkan sebaliknya terjadi pengendapan yang sangat intensif. Dasar sungai secara
terus menerus naik, dan sedimen yang hanyut terbawa arus banjir, bersama dengan luapan air
banjir tersebar dan mengendap secara luas membentuk dataran alluvial. Pada daerah dataran
yang rata alur sungai tidak stabil dan apabila sungai mulai membelok, maka terjadilah erosi
pada tebing belokan luar yang berlangsung secara intensif, sehingga terbentuklah meander
seperti.
Meander semacam ini umumnya terjadi pada ruas - ruas sungai di dataran rendah dan
apabila proses meander berlangsung terus, maka pada akhirnya terjadi sudetan alam pada dua
belokan luar yang sudah sangat dekat dan terbentuklah sebuah danau.
listrik dan juga memegang peranan utama sebagai sumber air untuk kebutuhan irigasi,
penyediaan air minum, kebutuhan industri dan lain-lain.
Selain itu sungai berguna pula sebagai tempat yang ideal untuk pariwisata, pengembangan
perikanan, dan sarana lalu lintas sungai. Ruas - ruas sungai yang melintasi daerah permukiman
yang padat biasanya dipelihara dengan sebaik - baiknya dan dimanfaatkan oleh penduduk
sebagai ruang terbuka. Sungai - sungai berfungsi sebagai saluran pembuang untuk
menampung air selokan kota dan air buangan dari areal - areal pertanian.
1. Metode Struktur
▪ Melakukan perbaikan dan pengaturan sistem sungai dengan cara normalisasi
dan naturalisasi sungai
▪ Perlindungan dengan tanggul
2. Metode Non struktur
▪ Pengendalian erosi lahan
▪ Peramalan banjir
▪ Peringatan bahaya banjir
▪ Vegetasi
Untuk perlindungan tebing sungai membutuhkan bangunan tanggul yang tentunya akan
membutuhkan lahan yang harus dibebaskan. Hal ini tentunya akan menimbulkan konflik sosial,
karena pembebasan lahan. Untuk menghindari hal tersebut maka dibutuhkan sosialisasi
terhadap masyarakat setempat akan kebutuhan lahan untuk penagan banjir di wilayahnya.
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-14
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Konsep bangunan regulator yang disebutkan diatas tadi, adalah yang ditandai dengan garis biru,
yaitu di alur sungai yang pernah ada dan sekarang karena adanya alih fungsi lahan oleh
mayarakat, alur ini sudah lama tidak berfungsi. Dengan adanya bangunan regulator, maka alur
ini akan difungsikan kembali disaat debit sungai Kr. Terbangan sudah melimpah.
Dari pemilihan alternatif desain diatas dituangkan dalam matrik di bawah ini
1 Ketersediaan Lahan 0 0
2 Dampak sosial 1 0
3 Ketersediaan 1 1
Material
4 Kemudahahan 1 0
pelaksanaan
5 Akses ke lokasi 1 0
kerjaan
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-16
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
Jumlah 5 1
Dari hasil matrik di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa akan lebih mudah pelaksaan
kegiatan dengan menggunakan alternatif 1
Dinding Penahan Tanah yang direncanakan dalam kegiatan ini adalah Tipe Gravitasi (gravity
wall). Dinding ini dibuat dari beton tidak bertulang atau pasangan batu, terkadang pada dinding
jenis ini dipasang tulangan pada permukaan dinding untuk
mencegah retakan permukaan akibat perubahan temperature (Tanjung, 2016).
LAPORAN
LAPORAN ANTARA
ANTARA 8-17
SID Pengendalian Banjir Sungai Kr. Terbangan Kec. Pasi Raja Kab. Aceh Selatan
0.40 2.05
2.86
Pondasi
2.00 Pasangan batu kali 1:4
0.80
1.45 1.00