Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat
dan Rahmat-Nya, sehingga Laporan Penunjang untuk Laporan Penataan
Kawasan Waduk Jangkihjawa ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan Laporan Penunjang Laporan Penataan Kawasan Waduk Sepit
merupakan bagian dari kegiatan Rencana Pengendalian Sedimentasi dan
Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I. Laporan penunjang ini merupakan
tahapan Akhir sebagai penunjang dari seluruh tahapan yang disajikan dalam laporan
utama.
Dalam setiap bagian membahas beberapa muatan diantaranya Pendahuluan,
Gambaran Umum Wilayah, Analisa Data Dan Wilayah Waduk / Bendungan, Rencana
Penataan Kawasan Waduk.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat
dan telah membantu kelancaran penyusunan naskah Laporan Penunjang ini.
Demikian, semoga laporan ini bermanfaat bagi masyarakat dan pemerintah dalam
kegiatan-kegiatan Pengembangan Potensi Kawasan di wilayah yang bersangkutan
khususnya pada kebutuhan Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan
Kawasan Bendungan di Lombok I.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
DAFTAR PETA ......................................................................................................... vi
ii
3.4.2. Analisa Sumber Daya Energi .................................................................. 72
3.5. ANALISA PENENTUAN ZONASI WADUK ........................................................ 75
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR PETA
vi
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
1. BAB I
PENDAHULUAN
Sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK), secara garis besar lingkup
pekerjaan yang harus dilakukan penyedia jasa adalah sebagai berikut:
A. Studi Pustaka
Studi pustaka terkait laporan-laporan tentang kajian fisik dan non-fisik pada
waduk/ bendungan.
2. BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Lokasi bendungan ini berjarak ±40 km dari Kota Mataram melalui jalan akses
yang ada, dan dapat dicapai dalam waktu ±30 menit (± 18 km) dengan menggunakan
kendaraan roda empat dari Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.
A. Kawasan Lindung
(1) Kawasan hutan lindung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a seluas
9.596,85 (sembilan ribu lima ratus sembilan puluh enam koma delapan puluh
lima) hektar yang terdiri dari:
a. Kelompok Hutan Gunung Rinjani (RTK.1) seluas 8.082,41 (delapan ribu
delapan puluh dua koma empat puluh satu) hektar di Kecamatan
Batukliang Utara dan Pringgarata.
b. Kelompok Hutan Mareje Bonga (RTK.13) seluas 727,44 (tujuh ratus dua
puluh tujuh koma empat puluh empat) hektar di Kecamatan Pujut dan
Praya Barat Daya
c. Kelompok Hutan Gunung Pepe (RTK.13) seluas kurang lebih 404
(empat ratus empat) hektar di Kecamatan Pujut; dan
d. Kelompok Hutan Pelangan (RTK.7) seluas 383 (tiga ratus delapan puluh
tiga) hektar di Kecamatan Praya Barat Daya.
(2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi kawasan resapan air
yang secara khusus diarahkan pada kawasan Gunung Rinjani dan sekitarnya.
(3) Kawasan perlindungan setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
c terdiri atas:
a. Kawasan Sempadan Pantai membentang dari timur ke barat mulai dari
Pantai Ujung Kelor di Teluk Awang yang berbatasan dengan Lombok
Timur sampai Pantai Pengantap di Lombok Barat yang meliputi : Pantai
Teluk Awang di Kecamatan Praya Timur, Pantai Teluk Bumbang, Pantai
Gerupuk, Pantai Aan, Pantai Bunut, Pantai Seger, Pantai Mawun, di
Kecamatan Pujut; Pantai Selong Belanak, Pantai Tomang-Omang,
Pantai Tampah, Pantai Mawi, dan Pantai Rowok Pantai Serangan di
Kecamatan Praya Barat; dan Pantai Torok Aik Belek di Kecamatan
Praya Barat Daya sepanjang tepian pantai sejauh 35-250 (tiga puluh
lima sampai dengan dua ratus lima puluh) meter dari titik pasang
tertinggi secara proporsional sesuai dengan bentuk, letak, kebutuhan
ekonomi dan budaya dan kondisi fisik pantai.
Pada Tahun 2020 jumlah penduduk Kecamatan Praya Barat tercatat sebanyak
82.747 jiwa yang terdiri dari 41.192 jiwa penduduk laki-laki dan 41.555 jiwa penduduk
perempuan. Apabila dihitung maka akan didapat rasio jenis kelamin (sex ratio)
sebesar 99. Ini menunjukkan bahwa dalam setiap 100 jiwa penduduk perempuan
terdapat 99 jiwa penduduk laki-laki. Dengan kata lain penduduk perempuan lebih
banyak dibandingkan penduduk laki-laki.
Dari 10 desa yang ada di kecamatan Praya Barat, Desa Batujai menempati
urutan pertama dalam hal jumlah penduduk dimana sekitar 21 persen dari penduduk
kecamatan Praya Barat bertempat tinggal di desa ini. Urutan kedua dan ketiga
ditempati oleh desa Penujak dan Mangkung dengan persentase masing-masing
mencapai 16 persen. Sedangkan Desa Tanak Rarang merupakan desa dengan
jumlah penduduk paling sedikit yakni mencapai 2 persen dari jumlah penduduk
kecamatan.
Desa Mangkung telah memiliki fasilitas pendidikan mulai dari tingkat TK, SD
negeri dan swasta, Madrasah Ibtidaiyah (MI), SMP Negeri dan swasta, Madrasah
Tsanawiyah (MTs), SMK Negeri dan swasta. Dengan jangkauan mencapai sarana
pendidikan terdekat tergolong mudah untuk tingkat pendidikan atas. Untuk fasilitas
kesehatan terdapat poloklinik/balai pengobatandan puskesmas di kawasan desa
Mangkung, tetapi untuk mencapai ke fasilitas kesehatan tergolong mudah.
Perekonomian akan tumbuh dengan baik jika sarana dan prasarana penunjang
kegiatan ekonomi masyarakat tersedia dan dapat dijangkau dengan mudah. Fasilitas
perbakan yang di kabupaten lombok tengah sudak menjangkau seluruh kecamatan
dan melayani masyarakat dari semua kalangan. Pasar sebagai tempat transaksi
antara produsen dan konsumen pun sudah tersebar di seluruh kecamatan di
Kabupaten Lombok Tengah. Dengan tersedianya seluruh fasilitas perekonomian ini
diharapkan perekonomian masyarakat Lombok Tengah dapat tumbuh dan
berkembang
Di desa Mangkung memiliki sarana dan prasarana ekonomi berupa pasar desa,
minimarket dan toko kelontong. Dalam hal ini sarana prasarana menjadi hal yang
utama dalam peningkatan tingkat perekonomian masyarakat.
2.3.2. Wisata
Dalam ilmu pemetaan, terdapat berbagai metode survei dan pemetaan yang
dapat dilakukan, salah satunya adalah metode fotogrametri. Fotogrametri di
definisikan sebagai seni, ilmu dan teknologi untuk memproleh informasi terpercaya
tentang objek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran dan
interpretasi gambaran fotografik dan pada radiasi tenaga elektromagnetik yang
terekam (Wolf, 1993).
Foto kualitas tinggi merupakan salah satu faktor signifikan untuk efisiensi dan
standar kualitas produk pemetaan, seperti Digital Elevation Model (DEM) dan
Orthofoto. Teknologi pemrosesan foto udara yang semakin berkembang tentunya
diiringi dengan software yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam
menyelesaikan suatu masalah. Pemanfaatan serta pengolahan data foto udara
semakin luas dengan dukungan berabagai software yang memadai. Foto udara akan
di proses menggunakan dua software yang berbeda yaitu Agisoft Photoscan dan
Pix4D mapper untuk mengetahui perbedaan dari ketelitian geometri, Orthofoto dan
DEM (Digital Elevation Model) yang dihasilkan.
Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara.
Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung
dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta. Pemetaan secara fotogrametrik tidak
dapat lepas dari refrensi pengukuran secara terestris, mulai dari penetapan ground
controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batas tanah. Batas-batas
tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.
Foto udara atau peta foto adalah Peta foto didapat dari survei udara yaitu
melakukan pemotretan lewat udara pada daerah tertentu dengan aturan fotogrametris
tertentu. Foto udara format kecil (FUFK) atau small format aerial photograph
merupakan foto yang dihasilkan dari kamera dengan ukuran film atau frame sekitar
24 mm x 36 mm dengan panjang fokus 35 mm. Teknologi FUFK pada dasarnya adalah
menghasilkan foto udara dengan menggunakan kamera non metrik atau kamera
amatir (kamera yang tidak didesain untuk keperluan pemotretan udara) dan
menggunakan pesawat ringan (Wolf, 1993).
Jika dilihat dari peta penggunaan lahan Kawasan waduk Jangkih Jawa, maka
dapat disimpulkan penggunaan lahan eksisiting pada Kawasan sekitar waduk Jangkih
Jawa sebagian besar merupakan Kawasan semak belukar yang mengelilingi
Kawasan genangan waduk. Lalu terdapat beberapa petak permukiman yang
dibangun di sisi selatan genangan dan di sisi timur bendungan. Permukiman tersebut
merupakan permukiman penduduk dengan kondisi bangunan baru.
Kondisi kawasan sekitar waduk digunakan oleh masyarakat sebagai lahan untuk
beraktifitas sehari-hari. Aktifitas tersebut ada yang berupa aktifitas untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi maupun aktifitas yang sifatnya sebagai kegiatan untuk mengisi
waktu luang. Kegiatan tersebut diantaranya memancing di kawasan genangan waduk,
menggembala ternak di lokasi genangan waduk sewaktu air genangan surut.
Untuk kegiatan memacing biasa dilakukan warga pada saat waktu luang. Ikan
yang terdapat di kawasan waduk Jangkih Jawa mayoritas berupa ikan mujair, lalu
terdapat pula jenis ikan lele dan ikan gabus.
Gambar 7 Kondisi Eksisting Kawasan Waduk Pada Sisi Utara dan badan
bendungan
Sabuk hijau (bahasa Inggris: green belt), adalah ruang terbuka hijau yang
memiliki tujuan utama untuk membatasi perkembangan suatu penggunaan lahan atau
membatasi aktivitas satu dengan aktivitas lainnya agar tidak saling mengganggu.
Pada kawasan waduk Jangkih Jawa masih belum terdapat sabuk hijau yang
mengelilingi kawasan waduk. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan dan tanaman
yang terdapat di sekeliling kawasan waduk yang masuk ke dalam penggunaan lahan
sebagai pertanian dan di ikuti oleh kawasan semak belukar.
Dari hasil survey yang telah dilakukan maka terdapat beberapa permasalahan
yang terdapat di kawasan waduk diantaranya adalah:
1. Akses jalan untuk menuju lokasi waduk yang kurang memadai dengan
kondisi jalan makadam tanah yang rusak sulit untuk dilalui dan penunjuk
arah jalan masuk ke waduk dengan kondisi tidak terawat.
2. Belum adanya sabuk hijau yang mengelilingi kawasan waduk
3. Kurangnya debit air di saat musim kemarau tiba, sehingga masyarakat
mengalami kekurangan pasokan air untuk lahan pertanian masyarakat di
sekitar kawasan waduk terutama pada Kawasan daerah tangkapan air.
4. Di saat air genangan mengalami masa surut, oleh masyarakat sekitar
waduk digunakan sebagai aktifitas sehari-hari mulai dari menggembala
ternak, sampai dengan digunakan sebagai lahan pertanian.
5. Terdapat kegiatan pertambangan galian C di bukit sisi timur bendungan
6. Permukiman cenderung padat dan mengumpul pada Kawasan dekat
bendungan yang masih merupakan Kawasan sempadan
7. Jalan kolektor di sebelah timur waduk akan tergenang apabila genangan
waduk mencapai genangan maksimal.
3. BAB III
ANALISA DATA DAN WILAYAH
WADUK/BENDUNGAN
Untuk menentukan pola aktifitas, digunakan analisis pada tata guna lahan
dengan menggunakan Land Use Attraction and Generation (Tarikan dan Bangkitan
Kegiatan Tata Guna Lahan) dalam hal ini persebaran fasilitas digunakan sebagai data
analisa.
Berikutnya pengertian Waduk biasa disebut juga dengan kolam besar tempat
menyimpan air sediaan untuk berbagai kebutuhan. Waduk dapat terjadi secara alami
maupun dibuat manusia. Waduk buatan dibangun dengan cara membuat bendungan
yang lalu dialiri air sampai waduk tersebut penuh. Fungsi waduk secara prinsip ialah
menampung air saat debit tinggi untuk di gunakan saat debit rendah, seperti kontruksi
sipil lainnya, persoalan waduk menyangkut aspek perencanaan operasi dan
pemeliharaan. Waduk menurut pengertian umum adalah tempat pada permukaan
tanah yang digunakan untuk menampung air saat terjadi kelebihan air/musim
penghujan sehingga air itu dapat dimanfaatkan pada musim kering. Sumber air waduk
terutama berasal dari aliran permukaan ditambah dengan air hujan langsung.
Waduk adalah wadah air yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bangunan
sungai dalam hal ini bangunan bendungan, dan berbentuk pelebaran
alur/badan/palung sungai, sedangkan sempadan waduk adalah kawasan tertentu di
sekeliling waduk yang dibatasi oleh garis sempadan waduk. Yang dimaksud dengan
garis sempadan waduk adalah garis maya batas luar perlindungan waduk.
1) Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu
dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.
Sempadan danau merupakan kawasan perlindungan setempat yang berfungsi
sebagai penyangga antara ekosistem perairan danau dan daratan untuk
menjaga kelangsungan fungsi danau.
2) Garis sempadan danau hendaknya ditetapkan berbentuk kontinyu menerus
(streamline) tidak patah-patah mengikuti batas badan danau. Sempadan danau
1) Sempadan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi dan berjarak tertentu
dari tepi badan danau yang berfungsi sebagai kawasan pelindung danau.
2) Daerah Genangan Bendungan danau adalah luasan lahan yang mengelilingi
danau dan dibatasi oleh tepi sempadan danau sampai dengan punggung bukit
pemisah aliran air.
Penetapan garis sempadan sungai dan garis sempadan danau bertujuan agar:
1) fungsi sungai dan danau tidak terganggu oleh aktifitas yang berkembang di
sekitarnya;
2) kegiatan pemanfaatan dan upaya peningkatan nilai manfaat sumber daya yang
ada di sungai dan danau dapat memberikan hasil secara optimal sekaligus
menjaga kelestarian fungsi sungai dan danau; dan
3) daya rusak air sungai dan danau terhadap lingkungannya dapat dibatasi.
1) sungai besar dengan luas daerah aliran sungai lebih besar dari 500 (lima
ratus) Km2; dan
2) sungai kecil dengan luas daerah aliran sungai kurang dari atau sama
dengan 500 (lima ratus) Km2.
1) Menteri, untuk danau yang berada pada wilayah sungai lintas provinsi, wilayah
sungai lintas negara, dan wilayah sungai strategis nasional;
2) gubernur, danau yang berada pada wilayah sungai lintas kabupaten/kota; dan
3) bupati/walikota, danau yang berada pada wilayah sungai dalam satu
kabupaten/kota.
4) Dalam hal berdasarkan hasil kajian menunjukkan terdapat bangunan dalam
sempadan danau maka bangunan tersebut dinyatakan dalam status quo dan
secara bertahap harus ditertibkan untuk mengembalikan fungsi sempadan
danau.
Ketentuan bangunan dalam sempadan danau, tidak berlaku bagi bangunan yang
terdapat dalam sempadan danau untuk fasilitas kepentingan tertentu yang meliputi:
Bangunan meliputi:
Dalam hal terdapat pulau di tengah danau, seluruh luasan pulau merupakan
daerah tangkapan air danau dengan sempadan danau di dalamnya.
Apabila telah ditentukan garis sempadan danau, perlu dikaji pula kemungkinan
pembebasan lahan sempadan danau beserta perkiraan biaya yang diperlukan.
Laporan Penataan Kawasan Waduk Jangkihjawa 67
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
Penyelesaian administrasi pengadaan tanah dan penentuan patok batas
sempadan danau dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan tentang pengamanan dan perkuatan hak atas tanah.
Patok batas sempadan danau merupakan tanda batas sempadan danau dan
Tim Kajian penetapan garis sempadan danau menuangkannya ke dalam gambar
atau peta topografi dengan skala yang jelas.
Dari uraian yang telah dijelaskan diatas maka untuk garis batas sempadan
waduk Jangkih Jawa ditentukan untuk garis batas sempadan waduk Jangkih jawa
ditentukan mengelilingi waduk paling sedikit berjarak 50 (lima puluh) meter dari tepi
muka air tertinggi yang pernah terjadi. Untuk lebih jelasnya mengenai penggambaran
garis sempadan waduk ini dapat dilihat pada peta Analisa batas sempadan waduk.
Kondisi genangan pada waduk Jangkih Jawa memiliki masa pasang surut yang
signifikan, hal ini dapat dilihat dari peta genangan saat surut dan genangan kondisi
saat muka air normal. Perbedaan yang signifikan tersebut dipengaruhi oleh debit
sungai yang kecil di saat musim kemarau tiba, sehingga genangan tidak mencapai
posisi normal pada saat musim kemarau dan terjadi sebaliknya di saat musim
penghujan.
Perbedaan yang signifikan tersebut dipengaruhi oleh debit sungai yang kecil di
saat musim kemarau tiba, sehingga genangan tidak mencapai posisi normal pada saat
musim kemarau dan terjadi sebaliknya di saat musim penghujan.
Pada Kawasan genangan pada kondisi air genangan surut, digunakan oleh
masyarakat sekitar sebagai kegiatan sehari-hari mulai dari bercocok tanam, beternak,
sampai dengan memancing ikan.
Kondisi air genangan masih terlihat cukup bersih hanya saja pada kondisi hujan
terdapat sedimen yang ikut terbawa aliran air yang masuk ke genangan waduk.
Pada kawasan waduk Jangkih Jawa, jika dilihat dari data kondisi kependudukan
dan ketersediaan fasilitas kegiatan, sekitar kawasan waduk Jangkih Jawa termasuk
ke dalam kawasan yang memiliki potensi untuk berkembang. Maka dari itu perlu
dilakukan pembatasan perkembangannya agar tidak cenderung mengarah ke arah
Sumber daya energi di dalam kawasan waduk terbagi menjadi dua jenis
diantaranya sumber daya energi untuk dikembangkan sebagai pembangkit listrik
tenaga air dan pembangkit listrik tenaga surya. Jika dilihat dari potensi yang tersedia
di kawasan waduk Jangkih Jawa, maka waduk Jangkih Jawa memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya.
a. letak dan desain pembangkit listrik tenaga surya terapung harus mendukung
pengelolaan kualitas air;
Dari ketentuan yang telah disebutkan diatas maka potensi luas yang dapat
dikembangkan sebagai pembangkit listrik tenaga surya terapung di waduk Jangkih
Jawa yaitu seluas 2.990 meter persegi yang merupakan 5% dari luas genangan
waduk Jangkih Jawa 60.278 meter persegi.
Larangan:
• Setiap Orang dilarang melakukan kegiatan yang mengakibatkan:
(UU no.17/2019 pasal 25)
a. terganggunya kondisi tata Air Daerah Aliran Sungai;
b. kerusakan Sumber Air dan/atau prasarananya;
c. terganggunya upaya pengawetan Air; dan
d. pencemaran Air
• Dilarang melakukan pencemaran dan/atau perusakan pada
Sumber Air, lingkungan, dan Prasarana Sumber Daya Air di
sekitarnya (UU no.17/2019 pasal 32)
Partisipasi Masyarakat
• Dilakukan dalam bentuk: (UU no.17/2019 pasal 63 ayat 3)
a. konsultasi publik;
b. musyawarah;
c. kemitraan;
d. penyampaian aspirasi;
e. pengawasan; dan/atau
f. keterlibatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Sempadan • Permen No. Pemanfaatan dan Penggunaan Ruang Sempadan Waduk • Dalam hal
Waduk 27 Tahun • Dalam rangka pengendalian pemanfaatan ruang pada waduk berdasarkan
2015 Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan hasil kajian
Tentang kewenangannya menetapkan: (Permen PUPR no.27/2015 pasal menunjukkan
Bendungan 105 ayat 2 dan permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) terdapat
a. pemanfaatan ruang pada waduk; bangunan
• Permen No. b. pengelolaan ruang pada waduk; dan dalam
6 Tahun c. pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan sempadan
2020 ruang pada waduk. danau maka
Tentang • Pemanfaatan ruang pada daerah sempadan waduk hanya dapat bangunan
Perubahan dilakukan untuk: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 ayat 4 dan tersebut
Atas permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) dinyatakan
Peraturan a. kegiatan penelitian; dalam status
Menteri b. kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan; dan/atau quo dan secara
Pekerjaan c. upaya mempertahankan fungsi daerah sempadan waduk. bertahap harus
Umum Dan • Penggunaan ruang di daerah sempadan waduk dilakukan dengan ditertibkan
Perumahan memperhatikan: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 ayat 5 dan untuk
Rakyat permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) mengembalikan
Nomor a. fungsi waduk agar tidak terganggu oleh aktivitas yang fungsi
27/Prt/M/20 berkembang di sekitarnya; sempadan
15 Tentang b. kondisi sosial, ekonomi, dan budaya setiap daerah; dan danau. (Permen
Bendungan c. daya rusak air waduk terhadap lingkungannya. PUPR
• Sempadan danau hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan no.28/2015
• Permen No. tertentu dan bangunan tertentu. (Permen PUPR no.28/2015 pasal pasal 20 ayat 1)
28 Tahun 23 ayat 1) • Ketentuan tidak
2015 • Kegiatan tersebut meliputi: (Permen PUPR no.28/2015 pasal 23 berlaku bagi
Tentang ayat 2) bangunan yang
Penetapan a. penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan; terdapat dalam
Partisipasi Masyarakat
• Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan
dalam proses pembangunan bendungan dan pengelolaan
bendungan beserta waduknya. (Permen PUPR no.27/2015 pasal
161 ayat 1)
• Peran masyarakat dapat dilakukan dengan cara: (Permen PUPR
no.27/2015 pasal 161 ayat 2)
a. memberikan masukan dan saran dalam pembangunan
bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya;
b. mengikuti program pemberdayaan masyarakat; dan/atau
c. mengikuti pertemuan konsultasi publik dan sosialisasi
Waduk Dan • Permen No. Pemanfaatan Ruang Genangan Waduk Teguran
Tubuh 27 Tahun • Pemanfaatan ruang pada daerah genangan waduk hanya dapat maupun sangsi
Bendungan 2015 dilakukan untuk: (Permen PUPR no.27/2015 pasal 105 dan administratif
Permen PUPR no.6 tahun 2020 pasal 1) terhadap
4. BAB IV
RENCANA PENATAAN KAWASAN WADUK
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
NON- SUB WILAYAH
FISIK Arsitektur Juta)
FISIK DAS ADMINISTRASI
- Dinas
PUPR Kab.
Area lahan Lombok
Penanaman Desa
terbuka seluas 422 Ha Tengah
tanaman Mangkung,
422 Ha (39% luas (pada BPDAS - Pemerintah
berakar kuat Kec. Praya
DTA) dan area Konservasi V area Site Plan 1.500 Dodokan Kec. Praya
yang dapat Barat, Kab.
sawah mencapai Lahan Moyosari Barat dan
diambil Lombok
321 Ha (29% luas Terbuka) Pemerintah
buahnya Tengah
DTA) Desa
Tingginya Laju
Mangkung
DAERAH Erosi Lahan pada
- BWS-NT1
TANGKAPAN DTA Waduk
- Dinas
AIR Jangkih Jawe (48
PUPR Kab.
ribu m3/tahun)
Lombok
Kemiringan lereng Desa
Pembangunan Tengah
yang cukup curam Mangkung,
struktur Site Plan / BPDAS - Pemerintah
(>25%) mencapai Kec. Praya
Konservasi penahan laju V 7 unit DED Gambar 254 Dodokan Kec. Praya
180 Ha atau 17% Barat, Kab.
erosi (gully Struktur Moyosari Barat dan
luas DTA Waduk Lombok
plug) Pemerintah
Jangkih Jawe Tengah
Desa
Mangkung
- BWS-NT1
- BWS NT
Pelapisan jalan
Desa 1
Lapis penetrasi dengan aspal
Mangkung, - Pemerintah
aspal dan sub penetrasi / Site Plan / Dinas PUPR
Operasi & Kec. Praya Kec. Praya
base jalan akses beton serta V 1.1 km DED Gambar 1700 Kab. Lombok
Pemeliharaan Barat, Kab. Barat dan
dalam kondisi dilengkapi Struktur Tengah
Akses jalan Lombok Pemerintah
rusak drainase tepi
masuk sulit Tengah Desa
jalan
ditempuh dengan Mangkung
kendaraan Pembatasan
Desa
bermotor. Tonase tonase - BWS NT
Mangkung, Dinas
kendaraan yang Pengawasan kendaraan dan Site Plan / 1
Kec. Praya Perhubungan
melintas melebihi / pemasangan V 5 titik Gambar 25 - Dinas PUPR
SEMPADAN Barat, Kab. Kab. Lombok
kualitas Pengendalian papan batasan Struktur Kab. Lombok
Lombok Tengah
perkerasan tonase Tengah
Tengah
kendaraan
- BPN
Kabupaten
Ketidaksesuaian Desa
Ketidak sesuaian Pengukuran - Dinas PUPR
delineasi aset Mangkung,
data koordinat Aset dan Kab. Lombok
lahan PUPR Operasi & Kec. Praya
batas aset lahan pemasangan V V 62 Ha Site Plan 500 BWS-NT1 Tengah
dengan area Pemeliharaan Barat, Kab.
dan belum ada patok batas - Pemerintah
tampungan waduk Lombok
patok batas lahan lahan Desa
dan sempadan. Tengah
Mangkung,
Kec. Lombok
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
NON- SUB WILAYAH Arsitektur Juta)
FISIK
FISIK DAS ADMINISTRASI
Praya, Kab.
Lombok
Tengah
- Dinas
Sosialisasi dan
PUPR Kab.
Edukasi
Desa Lombok
tentang
Mangkung, Tengah
karakteristik
Kec. Praya 2 kali / - Pemerintah
Sosialisasi Waduk Jangkih V 50 BWS-NT1
Barat, Kab. tahun Kec. Praya
Jawe dan
Lombok Barat dan
peraturan
Tengah Pemerintah
tentang
Desa
Sempadan
Mangkung
Menetapkan
Masyarakat aturan
Terdapat 188
kurang penggunaan
petak lahan
memahami batas lahan pada - Dinas
(termasuk 281
area sempadan area Genangan PUPR Kab.
unit persil
dan aturan dan Sempadan Lombok
bangunan)
penggunaan Waduk dalam Tengah
dengan total luas
lahan pada area RTRW / Desa - BPN Kab.
lahan 19,49 ha
sempadan RDTRK dan Mangkung, Lombok
Pengawasan Bappeda
tidak Kec. Praya Tengah
/ V Kab. Lombok
SEMPADAN menerbitkan ijin Barat, Kab. - BWS-NT1
Pengendalian Tengah
(lanjutan) bangunan dan Lombok - Pemerintah
penggunaan Tengah Kec. Praya
lahan pada Barat dan
Sempadan Pemerintah
Waduk selain Desa
diatur dalam Mangkung
Permen PUPR
No.
27/PRT/M/2015
- BWS NT-
Terdapat jalan 1
kolektor dan - Dinas
Peninggian
jembatan (2 unit) Elevasi jembatan Desa Perhubungan
elevasi jalan
yang berada pada dan jalan kolektor Mangkung, Kab. Lombok
dan jembatan Dinas PUPR
area genangan lebih rendah dari Perbaikan / Kec. Praya 8.000 Tengah
(Elevasi min. V Site Plan 8.000 Kab. Lombok
dan sempadan Elevasi Muka Air Pemeliharaan Barat, Kab. m2 - Pemerintah
girder jembatan Tengah
waduk, yang Banjir (El. + 93,45 Lombok Kec. Praya
= + El. 94,45
berpotensi m) Tengah Barat dan
m)
tergenang pada Pemerintah
kondisi Banjir. Desa
Mangkung
Masyarakat Sosialisasi dan - Dinas
Adanya kegiatan Desa
kurang Edukasi PUPR Kab.
pertanian pada Mangkung, 2 kali
WADUK memahami batas Sosialisasi tentang V 50 BWS-NT1 Lombok
area pasang surut Kec. Praya /tahun
area genangan karakteristik Tengah
genangan Barat, Kab.
muka air banjir Waduk Jangkih - Pemerintah
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
NON- SUB WILAYAH Arsitektur Juta)
FISIK
FISIK DAS ADMINISTRASI
dan aturan Jawe dan Lombok Kec. Praya
pemanfaatan peraturan Tengah Barat dan
lahan pada area tentang Pemerintah
Waduk. Sempadan Desa
Mangkung
Menetapkan - Dinas
aturan PUPR Kab.
penggunaan Lombok
lahan pada Tengah
area Genangan Desa - BPN Kab.
dan Sempadan Mangkung, Lombok
Pengawasan Bappeda
Waduk dalam Kec. Praya Tengah
/ V Kab. Lombok
RTRW / Barat, Kab. - BWS-NT1
Pengendalian Tengah
RDTRK Lombok - Pemerintah
sebagaimana Tengah Kec. Praya
diatur dalam Barat dan
Permen PUPR Pemerintah
No. Desa
27/PRT/M/2015 Mangkung
- Dinas
PUPR Kab.
Lombok
Tengah
Pengerukan - Dinas
Desa
Tampungan Lingkungan
Mangkung,
Tampungan Tinggi nya laju Waduk Site Plan / Hidup, Kab.
Operasi & Kec. Praya 23.500
waduk telah 95% erosi dan sebesar 22.000 V DED Gambar 4000 BWS-NT1 Lombok
Pemeliharaan Barat, Kab. m3
terisi sedimen sedimentasi m3 dan Rencana Tengah
Lombok
Pembuatan - Pemerintah
Tengah
Spoilbank Kec. Praya
Barat dan
Pemerintah
Desa
Mangkung
- Dinas
Sosialisasi dan
PUPR Kab.
Edukasi
Desa Lombok
Masyarakat tentang
Mangkung, Tengah
kurang karakteristik
Kec. Praya 2 kali / - Pemerintah
memahami batas Sosialisasi Waduk Jangkih V 50 BWS-NT1
Terdapat 113 Barat, Kab. tahun Kec. Praya
area genangan Jawe dan
petak lahan Lombok Barat dan
muka air banjir peraturan
(termasuk 6 persil Tengah Pemerintah
tentang
bangunan) Desa
Sempadan
dengan total luas Mangkung
lahan 7,49 ha Desa - Dinas
Lahan pada area
Pembebasan Mangkung, PUPR Kab.
genangan muka
Pembebasan lahan Kec. Praya Lombok
air banjir belum V 7,49 ha Site Plan 15280 BWS-NT1
Lahan genangan Barat, Kab. Tengah
sepenuhnya
muka air banjir Lombok - Pemerintah
dibebaskan
Tengah Kec. Praya
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
NON- SUB WILAYAH Arsitektur Juta)
FISIK
FISIK DAS ADMINISTRASI
Barat dan
Pemerintah
Desa
Mangkung
- Dinas
Sosialisasi dan
PUPR Kab.
Edukasi
Masyarakat belum Desa Lombok
tentang
memahami bahwa Mangkung, Tengah
karakteristik
area Puncak Kec. Praya 2 kali - Pemerintah
Sosialisasi Waduk Jangkih V 50 BWS-NT1
Bendungan tidak Barat, Kab. /tahun Kec. Praya
Jawe dan
diperuntukkan lalu Lombok Barat dan
peraturan
lintas umum Tengah Pemerintah
tentang
Desa
Puncak Sempadan
Mangkung
Bendungan masih
- Dinas
digunakan
PUPR, Kab.
BENDUNGAN masyarakat untuk
Lombok
lalulintas kegiatan
Tengah
(seperti,
Desa - Dinas
memancing) Belum adanya
Pembuatan Mangkung, Perhubungan,
portal pada akses
Operasi & Portal menuju Kec. Praya Gambar Kab. Lombok
menuju area V 1 unit 25 BWS-NT1
Pemeliharaan area Puncak Barat, Kab. Rencana Tengah
Puncak
Bendungan Lombok - Pemerintah
Bendungan
Tengah Kec. Praya
Barat dan
Pemerintah
Desa
Mangkung
Sumber: hasil analisa 2022
Waduk adalah tampungan yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu
kelebihan agar dapat dipakai pada waktu yang diperlukan. Usaha untuk mengatur
keluar dan masuknya air pada waduk disebut manajemen air (water management).
Hal ini bertujuan agar pengaturan air untuk kebutuhan manusia dapat dilakukan
dengan baik. Air yang diatur adalah air hujan atau sungai yang ditampung di waduk,
sehingga air dapat disediakan dalam waktu atau tempat yang tepat dalam jumlah yang
diperlukan.
Bagian utama waduk berdasarkan fungsinya terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu:
Jenis tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a yang digunakan
pada:
Jumlah tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b sebanyak 625
(enam ratus dua puluh lima) batang/hektare sampai dengan 1.100 (seribu seratus)
batang/hektare.
Jenis tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a berupa jenis
tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3). Jumlah tanaman
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dengan memenuhi ketentuan:
Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan diatas maka untuk kegiatan
penanaman pohon pada kawasan sempadan waduk dilakukan dengan reboisasi dan
rehabilitasi kawasan hutan dan lahan. Dengan memperhatikan aspek partisipasi
masyarakat sekitar yang dapat menggunakan hasil tanaman yang telah ditanam tanpa
Laporan Penataan Kawasan Waduk Jangkihjawa 105
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
menebang tanaman tersebut, maka hal ini dapat mempertahankan kondisi lingkungan
kawasan sempadan. Kegiatan tersebut akan dapat menjaga kelestarian dan menjaga
keamanan waduk dan mengurangi tingkat kerusakan/pencemaran air genangan
waduk. Sehingga umur bendungan dapat dipertahankan lebih lama.
Jarak tanam yang dilakukan mengacu terhadap reboisasi dan rehabilitasi hutan
dan lahan, yang merupakan hutan konservasi, ditujukan untuk pemulihan ekosistem,
pembinaan habitat dan peningkatan keanekaragaman hayati. Jumlah tanaman yang
dimaksud untuk ditanam adalah 625 batang/hektare sampai dengan 1100
batang/hektare.
a. Tanaman penutup tanah rendah; Tanaman penutup tanah rendah terdiri dari
jenis tumbuhan merambat atau menjalar antara lain Calopogonium muconoides
Desv, Centrosema pubescens Benth, Eupatorium triplinerve Vahl (daun
panahan, godong, prasman, jukut prasman), Salvia occidentalis Schwartz
(langon, lagetan, randa nunut), Althenanthera amoena Voss (bayem kremah,
kremek), Indigofera endecaphylla jacq (dedekan), Ageratum conyzoides L
(babandotan), Erechtites valerianifolia Rasim (sintrong), Borreria latifolia Schum
(bulu lutung, gempurwatu), Oxalis corymbosa DC, Brachiaria decumbens,
Andropogon zizanoides (akar wangi), Panicum maximum (rumput benggala),
Panicum ditachyum (balaban, paitan), Paspalum dilatum (rumput Australia),
Pennisetum purpureum (rumput gajah).
b. Tanaman penutup tanah sedang antara lain Clibadium surinamense var
asperum baker, Eupatorium pallessens DC (Ki Dayang, Kirinyuh), Lantana
camara L (tahi ayam, gajahan, seruni), Desmodium gyroides DC (kakatua,
jalakan). Acacia villosa Wild (lamtoro merah), Sesbania grandiflora PERS (turi),
Calliandra calothyrsus Meissn (kaliandra merah), Gliricidia maculata (johar cina,
gamal), L. Crotalaria laurifolia Poir (urekurekan, kacang cepel), Cajanus cajan
Nillst (kacang hiris, kacang sarde), Indigofera arrecta Hooscht, Leucaena glauca
(L) Benth (pete cina, lamtoro, kemelandingan), Tithonia tagetiflora Desp,
Graphtophyllum pictum Gries (daun ungu, handeuleum), Cordyline fruticosa
Backer, Eupatorium riparium REG.
c. Tanaman penutup tanah tinggi. Tanaman penutup tanah tinggi antara lain Albizia
falcata (sengon laut, jeunjing), Pithecellobium saman benth (pohon hujan),
Laporan Penataan Kawasan Waduk Jangkihjawa 106
Rencana Pengendalian Sedimentasi dan Penataan Kawasan Bendungan di Lombok I
(Batu Nampar, Kengkang, Sepit, Jerowaru, Jangkih Jawe)
Erythrina sp (dadap), Leucaena glauca atau Leucaena leucocephala,
Gigantolochloa apus (bambu apus).
Selain tanaman yang telah disebutkan diatas terdapat pula beberapa tanaman
buah yang nantinya dapat ditanam dan perawatannya diserahkan kepada masyarakat
sekitar sehingga hasil produksi dari tanaman tersebut daat dimanfaatkan oleh
masyarakat tanpa menebang tanaman/pohon yang telah ditanam.
Jenis pohon tersebut diantaranya adalah pohon buah yang dapat memproduksi
dan menghasilkan hasil dan bisa dipergunakan dan dipelihara oleh masyarakat tanpa
menebang tanaman pohon tersebut.
Jenis pohon produktif diantaranya Alpukat, Belimbing, Jambu Biji, Jambu Air,
Mangga, Nangka, Sawo, Sirsak, Sukun. Jenis pohon tersebut telah terdapat di
kawasan waduk jangkihjawa sehingga dapat dikembangkan untuk menambah
produksi hasil daerah di sekitar kawasan waduk jangkihjawa.
Pola tanam yang dilakukan berdasarkan pola tanam heterogen atau campuran
dengan Jarak tanam yang dilakukan mengacu terhadap reboisasi dan rehabilitasi
hutan dan lahan, yang merupakan hutan konservasi.
Setelah tersusun regulasi di setiap zona yang telah ditentukan, maka dilanjutkan
dengan menyusun konsep rencana tapak pada kawasan sempadan dan kawasan
waduk, sehingga dapat melindungi operasional bendungan dan juga menjaga
kelestarian waduk dari hal-hal yang tidak di ijinkan untuk dilakukan di kawasan
sempadan maupun waduk.
Dalam sub bab ini berisikan rencana anggaran biaya yang diperlukan untuk
pembangunan rekomendasi penataan kawasan waduk dan desain tampak dari item
pembangunan yang dilaksanakan, sehingga dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan
pembangunan selanjutnya. Item pembangunan tersebut diantaranya adalah:
➢ Gapura Masuk
➢ Identitas Bendungan
➢ Lampu Penerangan Tubuh Bendungan
➢ Lampu Penerangan Jalan
➢ Papan Peringatan
➢ Patok Pembatas
➢ Portal
➢ Penanaman Pohon Produktif
Dalam sub bab ini berisikan rencana anggaran biaya dari beberapa item
pembangunan beserta gambar detail desain pembangunan tersebut.
A. Gapura Masuk
Gapura masuk berfungsi sebagai penanda lokasi yang berada pada arah jalan
masuk menuju ke lokasi waduk. Gapura memiliki desain yang berkarakter sesuai
dengan lokasi waduk.
Lampu penerangan jalan merupakan salah satu pelengkap jalan masuk ke lokasi
waduk, sehingga arah jalan ke lokasi waduk menjadi terang dan memudahkan
operasional maupun perawatan bendungan pada malam hari.
E. Papan Peringatan
Penutup jalan atau portal dibangun pada pintu masuk tubuh bendungan yang
berfungsi sebagai penutup akses kendaraan yang melalui tubuh bendungan,
sehingga dapat memperpanjang usia bendungan dan demi menjaga bangunan
bendungan beserta bangunan operasional bendungan.
➢ Desain Portal
Jarak tanam yang dilakukan mengacu terhadap reboisasi dan rehabilitasi hutan
dan lahan, yang merupakan hutan konservasi, ditujukan untuk pemulihan
ekosistem, pembinaan habitat dan peningkatan keanekaragaman hayati. Jumlah
tanaman yang dimaksud untuk ditanam adalah 625 batang/hektare. Dengan luas
lahan hasil analisa 37.390 m2 atau 3,7 ha, sehingga dapat ditanami pohon
sejumlah 2.337 batang pohon.
Dari rincian anggaran biaya dalam item pembangunan penataan kawasan maka
dilakukan rekap keseluruhan biaya untuk memperoleh jumlah total biaya yang
dibutuhkan dalam satu kawasan waduk.
Waduk Jerowaru
Item Pekerjaan
Harga Satuan (Rp) Volume (m3) Jumlah (unit) Total (Rp)
Gapura Masuk Rp 7.650.000,00 17 1 Rp 130.050.000,00
Identitas Bendungan Rp 600.000,00 1 13 Rp 7.800.000,00
Lampu Penerangan Tubuh Bendungan Rp 7.000.000,00 1 2 Rp 14.000.000,00
Lampu Penerangan Jalan Rp 7.000.000,00 1 12 Rp 84.000.000,00
Papan Peringatan Rp 555.250,00 1 4 Rp 2.221.000,00
Patok Pembatas Rp 1.500.000,00 1 18 Rp 27.000.000,00
Portal Rp 1.550.000,00 7 1 Rp 10.850.000,00
Penanaman Pohon Produktif Rp 650.000,00 1 2405 Rp 1.563.250.000,00
Jumlah Total Jumlah Total Rp 1.839.171.000,00
Pembulatan Rp 1.840.000.000,00