KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
1. BAB 1 PENDAHULUAN
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
3. BAB 3 METODOLOGI
4. BAB 4 GAMBARAN UMUM WILAYAH
8. BAB 8 KESIMPULAN
Besar harapan kami agar laporan ini dapat bermanfaat dan sesuai
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
2.1 Pelabuhan...................................................................................................... 5
3.1.2.1 Topografi......................................................................... 41
Penduduk ....................................................................... 45
3.1.3.2 Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 47
......................................................................................... 153
6.1.4.2 Tatralok .......................................................................... 156
6.1.5 Prastudi Kelayakan ................................................................... 157
DAFTAR TABEL
Lingga........................................................................................................... 38
Tabel 3.2 Tinggi Rata-Rata Dari Permukaan Laut Menurut Kecamatan Induk
................................................................................................................................................ 41
Tabel 3.3 Potensi Ketersediaan Air Lahan Di Pulau Kabupaten Lingga ....... 45
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2019 ............... 47
Tabel 3.6 Luas Wilayah Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Singkep
Barat ................................................................................................................. 51
Tabel 3.12 Jumlah Keluarga yang Menggunakan Fasilitas Listrik PLN dan
Non PLN Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Singkep Barat
Tahun 2018................................................................................................. 60
Tabel 3.13 Ketersediaan Fasilitas Air Bersih dan Jumlah Pelanggan Menurut
Table 6.6 Kecepatan Angin Maksimum Tiap Arah Tiap Tahun...................... 165
Table 6.7 Hasil Perhitungan Panjang Garis Pembangkitan Efektif ............... 166
Table 6.8 Tabel Tinggi Gelombang Maksimum Tiap Arah Tiap Tahun ...... 169
Table 6.9 Waverose Bulan Januari – Juli Tahun 2010-2019 di Lokasi Rencana
...................................................................................................................... 169
Table 6.10 Waverose Bulan Juli – Desember Tahun 2010-2019 di Lokasi
Table 6.17 Tabel 2 Konstanta Penggali untuk Memperoleh Skema IV ...... 193
Table 6.27 Angka Penting Analisa Pasang Surut Metoda Admiralty .......... 206
Table 6.28 Hasil Perhitungan Koordinat dan Elevasi Akhir Hidrografi
Table 6.31 Deskripsi Bench Mark (BM.01, BM.02, CP 1 dan CP 2) ............... 228
Table 6.32 Hasil Analisa Kelayakan Teknis Pelabuhan...................................... 232
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.6 Grafik Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut
Desa/Kelurahan di Kecamatan Singkep Barat Tahun 2018 54
Gambar 6.2 Jarak untuk Mencapai Kedalaman Perairan Rencana ............. 158
Gambar 6.3 Drone Lokasi Pelabuhan Tanjung Sebayur ................................. 159
Gambar 6.4 Titik Lokasi Data Angin dan Stasiun Pengamatan ................... 160
Gambar 6.5 Distribusi Angin 10 Tahun (2010-2019) di Lokasi Rencana .. 162
Gambar 6.11 Hasil Transformasi Gelombang dari Arah Tenggara ............ 179
Gambar 6.12 Hasil Transformasi Gelombang dari Arah Selatan ................. 179
Gambar 6.13 Hasil Transformasi Gelombang dari Arah Barat Daya .......... 180
Gambar 6.14 Hasil Transformasi Gelombang dari Arah Barat ..................... 180
Gambar 6.15 Hasil Transformasi Gelombang dari Arah Barat Laut ........... 180
Gambar 6.16 Lokasi Dermaga pada Batimetri Model ..................................... 181
Surut..................................................................................................... 188
Gambar 6.22 Skema Alur (Flow-Chart) Perhitungan Model Admiralty .... 191
Gambar 6.47 Tanda Lateral Sisi Lambung Kanan (Tipe Pelampung, Menara
dan Tiang) .......................................................................................... 257
Gambar 6.49 Tanda Kardinat Selatan (Tipe Menara dan Tiang) ................. 258
Gambar 6.50 Tanda Lateral Sisi Lambung Kiri (Tipe Pelampung, Menara
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.1 Maksud
Adapun maksud dari pekerjaan ini adalah melaksanakan FS
Pelabuhan Kawasan Tanjung Sebayur Kec. Singkep Barat (1 Pek) yang saat
ini belum terdapat nya dermaga/pelabuhan yang layak di gunakan oleh
1.2.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan pembangunan
ini dikatakan baik jika sarana pelayanan juga baik, maka dilakukanlah FS
Pelabuhan Kawasan Tanjung Sebayur Kec. Singkep Barat (1 Pek).
1.3 Sasaran
Barat (1 Pek):
Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis
Lingkungan;
14. Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 tentang Masterplan
Perhubungan;
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25Tahun 2011
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelabuhan
angkutan pelayaran yang realtif murah hingga saat ini membuat para
eksportir/importir memilih sarana ini untuk mengirimkan barangnya,
dalam sekali muat, padahal jika diangkut dengan truk tanki atau truk trailer
akan membutuhkan ribuan unit kendaraan.
istirahat bagi ABK dan kapal untuk mengisi BBM, perbekalan pelayaran, air
tawar, perbaikan dan perawatan kapal.
dan gateway.
peran sebagai :
menjadi :
Internasional
kapal-kapal samudera.
dari:
dan/ataukendaraan.
4. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa dermaga untuk
pelabuhan.
6. Penyediaan dan/atau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah
1. Perkantoran
2. Fasilitas pariwisata dan perhotelan
5. Pelayanan bunker
6. Tempat tunggu kendaraan bermotor
Tujuannya untuk menentukan apakah kapal barang tersebut layak laut dan
telah memenuhi ketentuan keselamatan pelayaran. Selain itu petugas bea
tersebut akan dilabuhkan pada area kolam pelabuhan dan dikenakan biaya
jasa labuh.
tambang di antara dua kapal tunda yang berada di depan dan di belakang.
Orang yang memandu kapal untuk masuk dan keluar pelabuhan
dari dermaga menuju laut lepas,dikenakan biaya jasa kepil, jasa pandu, dan
jasa tunda. Alur pelayanan kapal dapat dilihat pada gambar berikut ini:
2. Jasa Pandu
4. Jasa Tambat
Jasa tambat adalah jasa yang diberikan untuk kapal bertambat
air tawar dari darat ke kapal untuk keperluan kapal dan anak
buah kapalnya.
6. Jasa telepon
Jasa telepon adalah jasa yang diberikan untuk pelayanan
khusus, jasa lapangan, dan jasa gudang. Jasa tersebut merupakan jasa
yang ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Namun dalam
barang:
pemilik barang.
di dermaga.
Cargodoring, yaitu menyusun barang sejak dari dermaga
3. Jasa Penumpukan
Pelayanan penumpukan adalah pelayanan penumpukan barang
pelabuhan.
cukup.
bakar, fasilitas pandu kapal, peralatan bongkar muat barang dan fasilitas-
fasilitas lain untuk keperluan penumpang dan anak buah kapal.
memenuhi :
cukup.
yang padat.
pelabuhan.
menambat
Letak dan bentuk tambatan yang mampu menampung
peralatan
Tersedia fasilitas perkantoran untuk para karyawan di pelabuhan
dibangun di suatu teluk, daerah terlindung seperti muara atau sungai dan
disebuah pantai yang menghadap langsung ke laut lepas. Dari sudut teknis,
meliputi:
1. Faktor Teknis
harus pada:
Daya tekan tanah maksimal.
gaya gaya yang timbul, yaitu gaya lateral dan vertikal dalam
berangkal (bolder)
kerakal (cobbles)
kerikil (gravel)
pasir (sand)
lanau (silt)
lempung (clay)
gambut (peats)
Tinjauan Sedimentasi.
pemeliharaan.
mungkin.
pelabuhan terbuka.
saat.
1. Aspek Hukum
Dalam aspek ini yang akan dibahas adalah masalah
sangat menguntungkan.
4. Aspek Teknis/Operasi
Dalam aspek ini yang akan diteliti adalah lokasi usaha, baik
kantor pusat, cabang, pabrik, atau gudang. Kemudian penataan
sebaliknya.
5. Aspek Manajemen dan Organisasi
Yang dinilai dalam aspek ini adalah para pengelola usaha dan
struktur organisasi yang ada. Proyek yang dijalankan akan
disekitarnya.
2. Memudahkan perencanaan,
Jika dapat meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang
penyimpangan.
3. Mempermudah pelaksanaan pekerjaan,
4. Mempermudah pengawasan
Dengan telah dilaksanakan suatu proyek sesuai dengan rencana
5. Mempermudah pengendalian.
Tujuan pengendalian adalah untuk mengembalikan pelaksanaan
pekerjaan yang melenceng ke arah yang sesungguhnya,
berdasarkan kebijakan-kebijakan tertentu.
2. Kreditor
Kreditor berkepentingan dalam menilai kelayakan proyek,
datang.
4. Pemerintah
kebijakan pemerintah.
5. Masyarakat
BAB 3
GAMBARAN UMUM WILAYAH
Wilayahnya ini terdiri dari 604 buah pulau besar dan kecil. Tidak
kurang dari 86buah diantaranya sudah dihuni, sedangkan sisanya 518
perkebunan.
Berhala
Sebelah barat : Berbatasan dengan Laut Indragiri Hilir
Barat dengan luas wilayah 406,25 km2. Sedangkan luas wilayah terkecil di
Kabupaten Lingga terdapat di Kecamatan Ketang Bidare dengan luas
Riau.
3.1.2.1 Topografi
2. Singkep 0 - 519
3. Lingga 0 – 1.272
1. Dataran
Kecamatan Singkep.
3.1.2.2 Geologi
kawasan Gunung Daik di bagian barat Pulau Lingga, selain itu terdapat
juga batuan endapan dari Zaman Prateseiser yang tersebar di seluruh
Pulau Lingga.
3.1.2.3 Hidrologi
Kedalaman dari permukaan air pada kawasan datar berkisar 2-3 meter.
Sedangkan pada tempat yang berbukit-bukit antara 3 - 7 meter.
3.1.2.4 Klimatologi
Kabupaten Lingga mempunyai iklim tropis dan basah dengan
iklim di daerah Lingga mempunyai sifat-sifat yaitu suhu rata-rata 26,8 ⁰C;
kelembaban relatif rata-rata 84%; Kecepatan angin rata-rata 5 knot;
tekanan udara rata-rata 1009,4 millibar; jumlah curah hujan rata-rata 13,5
mm/hari. Kabupaten Lingga dialiri oleh sungai-sungai yang menjadi
potensi sumber air bagi pemenuhan kebutuhan air baik bagi pertanian
ataupun kegiatan yang lainnnya. Kabupaten Lingga mempunyai potensi air
yang surplus sepanjang tahun, dengan jumlah curah hujan yang berkisar
antara 2000-3500 mm/thn dengan kondisi air surplus maka potensi
sumber daya air cukup besar yang dapat dimanfaatkan, berikut merupakan
3.1.3 Kependudukan
perempuan.
Kabupaten Lingga tahun 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Tahun 2019
Lintang Selatan dan 2⁰21’ Lintang Selatan dan antara 104⁰22’ Bujur Timur
dan 105⁰ 02’ Bujur Timur. Luas wilayah daratan Kecamatan Singkep Barat
mencapai kurang lebih 406,25 Km2. Jumlah pulau yang sudah dihuni
maupun belum berpenghuni diSingkep Barat mencapai 20 pulau, dengan
1 pulau besar yang dihuni bersama beberapa desa yakni Pulau Singkep.
Singkep Barat dari atas permukaan Laut adalah 0 – 7meter. Bentuk wilayah
di Kecamatan Singkep Barat terdiri dari datar sampaiberombak mencapai
bersifat asam dengan singkapan berupa batuan endapan yang berasal dari
zaman geologi pratersierdan trios. Batuan endapan zaman pratersier
yang berbukit - bukit dan banyak ditutupi olehvegetasi hutan. Selain itu, di
beberapa kawasan banyak terdapat rawa -rawa.Kedalaman permukaan air
besar. Sumber air tersebut dapat digunakan untuk keperluan air minum,
mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya.
Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa Desa Marok
Barat terdapat pada Desa Jagoh dengan luas wilayah 9,78 Km2. Desa
Marok Tua merupakan desa yang akan menjadi lokasi dari pekerjaan FS
3.2.2 Kependudukan
14.129 jiwa dengan jumlah penduduk terbesar terdapat di Desa Marok Tua
dengan 2.257 jiwa dan jumlah penduduk terkecil terdapat di Desa Jagoh
3.3 Sarana
3.3.1.1 Sarana Pendidikan
Pada tahun 2017, jumlah Pindidikan Anak Usia Dini (PAUD) ada
sebanyak 14 unit, dengan rasio murid-guru 6,21 yang artinya ada 1 orang
guru untuk 6-7 orang murid. Selain itu jumlah Taman Kanak-kanak (TK)
ada sebanyak 3 unit dengan rasio murid guru 5.93, yang artinya ada 1
orang guru untuk 5-6 orang murid.
Sedangkan Untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) hanya ada 1 unit dengan
rasio murid-guru sebesar 10.12.
Barat pada tahun 2016 adalah sebanyak 4 (empat) orang tenaga medis, 18
orang tenaga keperawatan, 19 orang tenaga kebidanan, 1 (satu) orang
Sarana Kesehatan
No. Desa / Kelurahan
RS Puskesmas Pustu Posyandu Polindes
1. Desa Marok Tua - - 1 2 1
2. Desa Sungai
- - 1 1 1
Buluh
3. Desa Kuala Raya - - 1 1 1
4. Desa Bakong - - 1 2 1
5. Desa Sungai
- - - 2 1
Harapan
6. Desa Jagoh - - 1 1 -
7. Desa Sungai Raya - - - 2 -
8. Desa Bukit Belah - - - 1 1
9. Desa Tanjung Irat - - - 2 1
10. Desa Langkap - - - 1 1
11. Desa Tinjul - - - 1 1
12. Kelurahan Raya 1 - 3 -
Jumlah - 1 5 19 9
Sumber : Kecamatan Singkep Barat dalam Angka, 2019
setiap Desa. Masih adanya desa yang belum memiliki sarana kesehatan.
3.3.2 Prasarana
jalan aspal 7,01 km jalan tidak diaspal dan 79,41 km adalah jalan lainnya.
1. Aspal 32,55
2. Tidak Diaspal 7,01
3. Lainnya 79,41
Sumber : Kecamatan Singkep Barat dalam Angka, 2019
Singkep Barat 2017 ada sebanyak 2 530 pelanggan. Nilai ini meningkat jika
dibandingkan tahun lalu yang berjumlah 2 230 pelanggan. Selain
Total jumlah pelanggan air bersih dari seluruh fasilitas air bersih yang ada
di kecamatan Singkep Barat adalah sebanyak 1.543 pelanggan.
Jumlah
No. Desa/Kelurahan Air Bersih
Pelanggan
1. Desa Marok Tua Tidak Ada -
2. Desa Sungai Buluh Tidak Ada -
Pelabuhan Pengumpan
1. Pelabuhan Bakong Bakong
Lokal
2. Pelabuhan Cukas Bakong Pelabuhan Lokal
Pelabuhan Pengumpan
3. Pelabuhan Jagoh Jagoh
Lokal
Pelabuhan Pengumpan
4. Pelabuhan Langkap Langkap
Lokal
Pelabuhan Pengumpan
5. Pelabuhan Marok Tua Marok Tua
Lokal
Sungai Pelabuhan Pengumpan
6. Pelabuhan Pengambil
Harapan Lokal
Pelabuhan Pengumpan
7. Pelabuhan Pulau Mas Pulau Nuje
Lokal
Pelabuhan Pengumpan
8. Pelabuhan Pulau Nuje Pulau Nuje
Lokal
9. Pelabuhan Ro-ro Jagoh Pelabuhan Lokal
Pelabuhan Suak Pelabuhan Pengumpan
10. Sungai Buluh
Tangon Lokal
Pelabuhan Jagoh Pelabuhan Lokal
11. Jagoh
Tahap II
Pelabuhan Bakong Pelabuhan Lokal
12. Bakong
Tahap II
Sumber : Kecamatan Singkep Barat dalam Angka, 2019
Singkep Barat
Berdasarkan Rencana Struktur Ruang Kawasan Kabupaten Lingga,
1. Pusat Kegiatan
Fungsi Utama :
2. Pusat Kawasan
Fungsi utama : Pelabuhan
3. Pusat Lingkungan
Fungsi utama : Perumahan/hunian
Gambar 3.8 Peta Lokasi Wilayah Studi FS Pelabuhan Kawasan Tanjung Sebayur Kec. Singkep Barat
Sumber : Hasil Analisis, 2020
BAB 4
METODOLOGI
kebutuhan pelaporan dalam studi ini, di mana tujuan dari setiap tahapan
adalah sebagai berikut:
Akhir.
instansi untuk dijadikan hasil akhir dari studi ini dan penyempurnaan
buku pedoman yang dihasilkan. Hasil Tahap Finalisasi Studi ini akan
Pekerjaan Persiapan
1. Rapat awal dengan direksi
pekerjaan
2. Pengurusan surat-surat izin dan Mulai
pengantar
3. persiapan personil dan alat
4. Rencana Kerja
Survey Pendahuluan
1. Survey Awal Lokasi Studi
2. Pengumpulan Data Sekunder
3. Kuisioner
Laporan
Pendahuluan
Materi Diskusi
1. Gambaran Lokasi Pekerjaan
Diskusi I
Survey Lapangan TIDAK 2. Metodologi
Survey Topografi dan Bathimetri 3. Rencana Kerja
YA
Draft Laporan
Akhir
Materi Diskusi
1. Penjelasan Keseluruhan Hasil
Analisis
Diskusi III 2. Rekomendasi Layak/Tidaknya
TIDAK
dibangun Pelabuhan Laut di
YA
wilayah studi.
1. Laporan Akhir
2. Ringkasan Eksekutif
Selesai
valid, karena akan dijadikan dasar dalam melakukan analisis. Data yang
dikumpulkan meliputi data sekunder dan data primer. Data sekunder
angkutan barang dan penumpang pada masa yang akan datang. Sebagai
bahan acuan dalam perencanaan tersebut diperlukan data eksisting
lima tahunan);
2. Pengumpulan data sekunder laporan yang berkaitan dengan data
kebutuhan fasilitas;
3. Mengumpulkan laporan/dokumen studi terdahulu yang terkait seperti
Guna Lahan dan Prasarana Fisik Wilayah yang ada, serta strategi
pengembangan dari pemerintah dalam sektor transportasi antara lain
meliputi:
RTRW Provinsi dan kabupaten di sekitarnya.
yang terkait.
Jaringan prasarana transportasi dan rencana pengembangannya.
dengan memperhatikan:
Perumusan-perumusan zonasi yang ada baik terkait
lain.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
ketenagakerjaan.
7. Sistem pendekatan pembangunan wilayah yang diterapkan terdiri atas:
jumlahnya, baik itu potensi yang ada, data eksploitasi dan deposit
sisa yang kiranya masih dapat dimanfaatkan, data tersebut
dan sebagainya.
Peta topografi.
Peta geologi.
Peta meteorologi.
Data kondisi tanah.
atas:
Jumlah pergerakan kapal
atau tugu yang dibuat secara permanen, yang disebut Bench Mark (BM).
Titik-titik referensi berfungsi untuk menentukan arah awal pengukuran
dari minimal tiga buah satelit, maka koordinat posisi yang diinginkan
dapat diketahui.
terbuat dari bahan yang tidak mudah rusak seperti beton dan di tanam
pada kondisi tanah yang stabil dan aman. Titik referensi ini diberi
dihasilkan. Di samping itu perlu pula dibuat deskripsi dari kedua jenis titik
ikat yang memuat sketsa lokasi dimana titik ikat tersebut dipasang dan
keseluruhan.
data koordinat adalah ukuran sudut dan jarak serta sudut jurusan
pada sisi-sisi poligon dengan persamaan sebagai berikut:
X j X i Dij Sin ij
Y j Yi Dij Cos ij
= sudut jurusan
D = jarak datar
i,j = argumen titik
dan air (lautan) [IHO, 1970]. Walaupun secara periodik permukaan air laut
selalu berubah, suatu tinggi muka air tertentu yang tetap dan dapat
ditentukan, harus dipilih untuk menjelaskan posisi garis pantai. Pada peta
laut biasanya digunakan garis air tinggi (high water line) sebagai garis
secara polar. Pengukuran garis pantai dilakukan dengan mengukur jejak air
pasang tertinggi yang terlihat. Sedangkan pengukuran detail situasi
JALUR SOUNDING
LAUT
JALUR SOUNDING
DARAT
B. Pengukuran Kedalaman
Pengukuran kedalaman adalah tahapan yang paling utama dalam
dan diterima kembali, sehingga kedalaman laut (hasil ukuran) pada tempat
yang diperum dapat ditentukan dengan persamaan:
du 1 (v t )
2
tepat pada posisi sebenarnya. Metode penentuan posisi perum yang akan
digunakan adalah metode Diferensial GPS (DGPS), dengan jarak antar titik-
koreksi koordinat pada titik-titik perum GPS rover yang berada di kapal
dari titik kontrol GPS base yang berada di darat.
A. Pengamatan Pasut
air laut yang mewakili lokasi survei dan sekitarnya, dengan cara mengambil
sampel data tinggi muka air laut dengan periode waktu tertentu atau
koreksi kedalaman pada survei batimetri dan sebagai datum vertikal untuk
ketinggian (elevasi) pada survei topografi. Pengikatan elevasi terhadap
BT. 2 BT. 1
Beda tinggi
ukuran
T.P
Elevasi
BM
LW
Nol Peilscaal
S
yang terjadi dan meramalkan fluktuasi muka air. Urutan analisa pasang
surut adalah sebagai berikut:
>3.0 = Diurnal.
B. Pengukuran Arus
pada saat keadaan spring tide dan neap tide, dimana pada saat itulah
kecepatan arus yang dipengaruhi pasut laut dalam kondisi maksimum dan
minimum.
Program inti dari SMS ini adalah program permodelan hidrodinamika yang
dapat menghitung elevasi muka air dan kecepatan aliran untuk suatu
masalah aliran.
yang besar dan kompleks (sampai beberapa ribu elemen). Mesh elemen
hingga serta kondisi batas yang diperlukan untuk perhitungan dapat
dibuat secara interaktif dan disimpan dalam file-file yang spesifik. File-file
tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan hidrodinamika. File-file
mesh yang dapat dibaca untuk plot vektor, kontur berwarna, atau kurva
yang berubah terhadap waktu sehingga terbentuk animasi dinamis.
angka kelahiran, kematian, dan migrasi saat ini tidak berubah. Proyeksi
penduduk dilakukan untuk:
prasarana; dan
3. Mengetahui pengaruh berbagai kejadian terhadap keadaan
penduduk di masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
1. Model Aritmatik
Model linear Aritmatik menurut Klosterman (1990) adalah teknik
Keterangan :
masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1 dan Pt adalah jumlah
populasi dalam tahun yang berurutan, Pt+1 – Pt yang adalah
2. Model Geometrik
Asumsi dalam model ini adalah penduduk akan
Keterangan:
3. Model Eksponensial
Keterangan :
Pt : Jumlah penduduk tahun ke t (jiwa)
kependudukan.
tahun) dan jangka menengah (10 tahun). Faktor yang dapat digunakan
dalam model adalah analisis pemilihan lokasi dermaga tidak terlepas dari
hasil industri atau kebutuhan sehari-hari. Sumber daya alam yang akan
diekspor melalui pelabuhan berasal dari daerah hinterland atau daerah
Pt = P0 * (1 + rt)
RTRWP dan RTRWK menjadi sangat penting. Pada Gambar 4.7 disajikan
bagaimana interaksi antara perkembangan wilayah dengan transportasi.
Perkembangan Kebutuhan
wilayah Transportasi
mechanism)
REGIONAL TRANSPORT
DEVELOPMENT DEMAND
raya dan terkait dengan jaringan jalan raya sebagai titik terminal bagi
angkutan darat, sehingga mendukung konsep angkutan terpadu. Memiliki
karakteristik fisik yang terlindung dari pengaruh laut dan lingkungan yang
merugikan seperti gelombang, musim, arus, pendangkalan, serta gejala
kedalaman basin dan perairan, bentuk dasar (relief) perairan, sifat pasang
surut, kecepatan dan arah arus serta angin.
A. Aspek Teknis
Kriteria-kriteria yang termasuk dalam aspek teknis ini adalah sebagai
berikut:
1. Perairan
Kondisi fisik perairan berkaitan dengan keselamatan pelayaran,
4. Alur Pelayaran
Alur pelayaran berasosiasi dengan alat bantu navigasi dan
keselamatan pelayaran.
5. Sedimentasi, Pendangkalan, dan Pengikisan
6. Daratan
a. Aksesibilitas
c. Kondisi Topografi
Pada umumnya kondisi topografi yang dikehendaki adalah
7. Fasilitas Pendukung
Fasilitas pendukung ini terdiri dari:
Air Bersih;
Listrik;
Bahan Bakar;
Komunikasi;
Keamanan; dan
Kesehatan.
sebagai berikut:
Jarak terhadap hinterland
A. Dermaga
Dermaga berfungsi sebagai tempat membongkar-muat (loading-
surut.
1) Elevasi Dermaga
E = HHWL + 1/2H + F
dimana:
2) Struktur Dermaga
4) Lebar Apron
Lebar apron adalah jarak antara tepi luar dermaga dengan tepi
pada ujung peti kemas sangat besar, sehingga per kerasan di bawah
ujung peti kemas harus kuat dan dapat menahan beban yang besar.
f1 f2 Tts t av
O ts
m ts h ρ 365
dimana:
Ots = kebutuhan area penumpukan.
Tts = jumlah bongkar muat barang per tahun yang melalui area
penumpukan.
tav = waktu tunggu kargo rata-rata (hari).
C. Areal Parkir
Parkir merupakan tempat pemberhentian kendaraan untuk jangka
A. Alur Pelayaran
Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi
f) Beam
Lebar kapal diukur dari bagian luar badan kapal atau dapat juga
kapal(keel).
dimana:
A = luas areal alur
W = 5B
B = lebar kapal maksimum
B. Kolam Pelabuhan
kebutuhan.
surut terendah.
1) Kedalaman Kolam
Perairan kolam harus memiliki kedalaman yang cukup supaya kapal-
kapal dapat keluar-masuk dengan aman pada saat air surut terendah
(LLWL). Kedalaman kolam dihitung dengan persamaan di bawah ini.
D = d + ½H + S + C
dimana:
D > 2 Loa
Dimana :
D = diameter putar turning basin.
mulut pelabuhan.
Jika mungkin mendesain dinding batas kolam pelabuhan berbentuk
R = L + 6D +30
aktual yang dibutuhkan akan lebih besar dari luas ini dengan mem-plot
daerah dengan bentuk yang tidak lingkaran dan dikombinasikan
D. Manuver Kapal
1) Kebutuhan Diameter Putaran
dalam satu jenis. Akan tetapi ada keumuman yang sama. Banyak
kapal kontainer yang memiliki kemampuan manuver yang jelek,
sekitar 6-8L. Diameter putaran untuk kapal curah cair dan kering
yang besar pada kecepatan 15-17 knot adalah sekitar 3-4L, beberapa
bahkan lebih kecil dari 3L. Kapal pembawa LNG kebanyakan berkisar
antara 2-2.5L.
2) Jarak Henti
Jarak henti dipengaruhi oleh :
Ukuran kapal dan rasio antara tenaga penggerak dan masa kapal.
Kecepatan kapal ketika masuk ke pelabuhan.
Prosedur henti.
dermaga. Luas yang dibutuhkan untuk areal ini per kapal dihitung
dengan rumus yang sama dengan areal untuk berlabuh.
masing memiliki nilai yang berbeda. Dalam kegiatan studi kelayakan nilai
aspek teknis dan non teknis memiliki nilai yang berimbang. Adapun kriteria
serta pembobotan masing-masing kriteria adalah sebagai berikut:
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
yang sesuai
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Kelayakan
Prastudi Kelayakan
menyatakan tidak diperlukan 0
pelabuhan baru
Sub Total I 15%
Jarak Mencapai Jarak <100m terhadap
100
Kedalaman garis pantai
Perairan Jarak 100-500m terhadap
70
rencana (diukur garis pantai
5%
dari garis pantai Jarak 500-1000m terhadap
40
alami pada garis pantai
kondisi surut Jarak > 1000m terhadap
10
terendah/LWS ) garis pantai
Sudah Memiliki Jalan Akses,
Sudah Perkerasan, lebar
100
lebih besar atau sama
dengan 7 meter
Sudah Memiliki Jalan Akses,
Sudah Perkerasan, lebar 80
kurang dari 7 meter
2 Teknis
Sudah Memiliki Jalan Akses,
Belum Perkerasan, lebar
60
lebih besar atau sama
dengan 7 meter
Aksesibilitas 4%
Sudah Memiliki Jalan Akses,
Belum Perkerasan, lebar 50
kurang dari 7 meter
Belum Memiliki Jalan Akses,
Jarak Ke Jar. Jalan 100 - 250 40
M
Belum Memiliki Jalan Akses,
Jarak Ke Jar. Jalan 250 - 500 30
M
Belum Memiliki Jalan Akses,
20
Jarak Ke Jar. Jalan 500 –
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
1.000 M
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
direncanakan (PL
>10.000Ton/Tahun, PR >
100.000 Ton/Tahun, PP
>500.000 Ton/Tahun, PU >
1.000.000 Ton/Tahun)
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Bobot
No. Kriteria Sub Kriteria Parameter Nilai Parameter
(Max)
Passing
Kelas Status Kelayakan Keterangan
Grade
Prioritas untuk
Sangat layak dibangun dan
A > 90 dilanjutkan ke studi
prioritas utama
berikutnya
Dapat dilanjutkan ke
B Layak dibangun 80 - 89
studi berikutnya
dapat dilanjutkan
C Kurang layak dibangun 60 - 79
dengan catatan
tidak dilanjutkan
D Tidak layak dibangun < 60 dengan studi
berikutnya
Sumber: Analisa Hasil Konsultan, 2020
2. Kelancaran arus lalu lintas karena arus hilir dan mudik untuk kendaraan
(moda) dibedakan dengan pemanfaatan lahan di sekitar Pelabuhan
ekonomi adalah benefit total dan biaya total, yaitu memasukkan benefit
yang diperoleh masyarakat (social benefit) dan biaya yang ditanggung oleh
sini digunakan harga dan upah bayangan (shadow price dan oppurtunity
cost).
proyek dari segi perekonomian secara makro (wilayah) sebagai lawan dari
Analisis finansial yang melihat proyek dari segi individu. Selanjutnya dari
perhitungan benefit akan dapat dilihat penghasilan total masyarakat.
benefit.
Nilai bersih sekarang adalah nilai sekarang (net present) dari selisih
antara benefit dan biaya pada tingkat discount rate tertentu. Metode
3. Analisis EIRR
Analisis EIRR digunakan untuk mengetahui persentase keuntungan dari
Keterangan:
D. Bila ada subsidi dihitung sebagai biaya proyek, sedangkan pajak tidak
diperhitungkan karena termasuk transfer payment bagi pemerintah
Laut
H. Perhitungan biaya total terutama dari biaya pembangunan Pelabuhan
Laut.
diperhitungkan.
2. Biaya Operasional
pemeliharaan, seperti :
a) Fasilitas pokok pelabuhan, seperti dermaga
keamanan.
3. Biaya sosial
lingkungan.
4. Biaya total
1) Benefit Langsung
Dalam studi ini benefit langsung yang diperoleh dari investasi
dari:
Pembangunan dermaga
3) Benefit Sosial
Benefit sosial adalah dampak positif yang diterima masyarakat dan
4) Benefit total
Benefit total merupakan jumlah seluruh benefit yang diterima oleh
Untuk itu evaluasi didasarkan pada proyeksi arus kas masuk (diterima) dan
arus kas keluar (dikeluarkan) dari sudut pandang entitas usaha yang
mengelola pelabuhan.
sampai dengan area yang bisa dimanfaatkan untuk iklan dst. Tarif jasa-jasa
non-operasional dapat ditetapkan oleh pengelola pelabuhan sendiri tanpa
Syarat utama bagi kelayakan proyek tentu saja adalah kalau revenue (aliran
Present Value (NPV), Payback Period dan Financial Internal Rate of Return
(FIRR).
Net Present Value adalah nilai sekarang dari seluruh aliran kas
mulai sekarang sampai akhir proyek.
t n
NPV = t 0 CFt /(1+i)t
yang lebih cepat lebih disukai oleh para investor, namun tidak ada suatu
batasan absolut berkaitan dengan hal itu. Financial Internal Rate of Return
(FIRR) adalah tingkat suku bunga yang membuat NPV = 0. Proyek dapat
diterima jika menghasilkan FIRR melebihi biaya modal yang harus
B. Keanekaragaman
Pengolahan data keanekaragaman menggunakan indeks Shannon
H=∑(pi.log2 pi)
Keterangan :
Pi : ni/Ni
H : Indeks keanekaragaman
Pi : Proporsi jumlah individu spesies ke-i terhadap jumlah individu
total (n/N)
N : Jumlah total individu semua spesies
S : Jumlah taksa.
Nilai indeks Shannon Wiener mempunyai beberapa kategori dengan :
C. Keseragaman
Untuk mengetahui penyebaran individu setiap genus dan apakah ada
Keterangan:
E : Indeks Keseragaman
H : Indeks keanekaragaman
H : log2 S = 3,3219 log S
S : Jumlah taksa
kisaran nilai antara 0 - 1. Jika angka yang didapat lebih tinggi dan nilai
E, maka keseragaman suatu populasi akan lebih besar. Ini artinya
berbeda.
D. Dominansi
dengan rumus:
D=∑(pi)2 =∑(ni/N)2
Keterangan:
D : Indeks dominasi
S : Jumlah taksa
Sosial Daerah
Analisis pertumbuhan ekonomi dilakukan untuk mendapatkan
Keterangan:
r : laju pertumbuhan ekonomi
setelah tahap pemilihan moda, di mana proses pemilihan rute untuk setiap
moda (jalan, laut, udara) memiliki karakteristik yang berbeda. Sedangkan
lanjut dengan model biaya dan model nilai waktu untuk mendapatkan
besaran ekonomi berupa biaya perjalanan, penggunaan nilai waktu, dan
dianalisis lebih lanjut dalam konteks efisiensi dan efektivitas kinerja sistem
jaringan transportasi yang diusulkan. Setiap usulan pengembangan sistem
data total bongkar muat barang dan penumpang tiap tahapan adalah
sebagai berikut :
dan bagaimana kondisi dari jaringan jalan yang sudah ada. Kondisi dari
akses jalan ini sangat menentukan lokasi pembangunan pelabuhan dan
dengan semestinya. Dalam hal ini terdapat peran dari kesyahbandaran dan
otoritas pelabuhan untuk melakukan pengawasan dan tindakan dalam
Nakhoda
Meneliti dokumen yang ditunjukkan oleh pelaut seperti surat-surat
kepentingan umum
Pemeriksaan keseluruhan kapal seperti kondisi kapal dan
kapal yang akan melakukan pelayaran harus sudah memiliki Surat Izin
Berlayar (SIB). Perizinan tersebut diantaranya melibatkan PT. Pelabuhan
yaitu :
Perusahaan Pelayaran Semua kewajiban-kewajiban
pelabuhan yang disebut The International Ship and Port Facility Security
Code (ISPS Code). ISPS Code merupakan regulasi yang diterbitkan oleh
menjadi dua fungsi dengan pos lintas batas itu sendiri. Tipologi dari
kawasan perbatasan perlu diperhatikan untuk menentukan lokasi
juga memiliki fungsi sebagai terminal barang. Distribusi barang baik yang
keluar maupun yang masuk ke wilayah tersebut akan membutuhkan
barang yang masuk atau melalui wilayah tersebut. Jenis barang dan
kuantitasnya menjadi pertimbangan bagi penyediaan fasilitas dan model
perlu melihat pada pola tersebut untuk menentukan lokasi dan akses yang
dapat menciptakan keterpaduan antar moda dan mampu mengakomodasi
penting yaitu proyeksi arus kunjungan kapal dan nasal tujuan kapal.
Untuk melihat besar pergerakan kapal dari dan menuju suatu wilayah
maka dapat dilihat dari arus kunjungan kapal. Arus kunjungan kapal
pergerakan kapal. Asal tujuan pergerakan kapal dapat dilihat dari dua
hal yaitu:
BAB 5
RENCANA KERJA DAN JADWAL
PELAKSANAAN
Rencana kerja ini berisi tahapan pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari
tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Secara umum
Bulan Ke-
N
Uraian Pekerjaan I II III
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
A. Tahap Persiapan
B. Tahap Pengumpulan Data
1. Data Sekunder
a Data Kependudukan
Potensi Produksi
b
Wilayah
c Dokumen RPJMD
d Data RTRW
e Data Tatrawil, Tatralok
f Data Kepelabuhanan
g Data Hydro-Oceanografi
Dokumen perencanaan
h
sebelumnya
2. Laporan Pendahuluan
3. Data Primer
a Survei Topografi
Bulan Ke-
N
Uraian Pekerjaan I II III
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
b Survei Bathimetri
c Survei Hidrooceanografi
C. Tahap Analisa
1. Analisa dan Proyeksi Data
Analisis Proyeksi
a
Penduduk
b Proyeksi Arus Barang
2. Analisa Aspek Kesesuaian
Dengan Tata Ruang
Analisa Pengembangan
a
Wilayah
Identifikasi Pusat
b
Pergerakan
3. Analisa Kelayakan
Analisa Kelayakan Untuk
Mendukung Kajian
a
Aspek Teknis
Kepelabuhanan
Analisa Kelayakan
b
Ekonomi dan Finansial
Analisa Kelayakan
c
Lingkungan
Analisa Pertumbuhan
Ekonomi dan
d
Perkembangan Sosial
Daerah
Analisa Keterpaduan
e
Intra-dan Antarmoda
Analisa Adanya
f Aksesibilitas Terhadap
Hinterland
Analisa Keamanan dan
g
Keselamatan Pelayaran
Analisa Pertahanan dan
h
Keamanan
i Analisa Pergerakan
Bulan Ke-
N
Uraian Pekerjaan I II III
o
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Barang
Analisa Pergerakan
j
Penumpang
Analisa Pergerakan
k
Kapal
4. Laporan Antara
5. Laporan Akhir
6. Gambar Perencanaan
Sumber : Hasil Analisa, 2020
BAB 6
HASIL ANALISA KELAYAKAN
pengumpul.
(RZWP3K)
Rencana Zonasi Wilayah Peisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi
Tabel 6.1
Table 6.1 Rekapitulasi Zona RZWP3K Lokasi Kecamatan Singkep Barat
negeri, alih muat angkutan dalam negeri dalam jumlah menengah, dan
sebagai tempat asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan
antara lain:
a. Kebijakan Pemerintah yang meliputi pemerataan pembangunan
umum nasional;
Tata Ruang Wilayah Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2017-2037 maka dapat
disimpulkan bahwa Kecamatan Singkep Barat merupakan Kawasan Industri
angkutan laut dalam negeri dalam jumlah menengah, dan sebagai tempat
asal tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan
6.1.4.2 Tatralok
Menurut Tatralok Kabupaten Lingga Tahun 2020 wilayah
1 2 3 4
Pelabuhan Bongkar Muat Tanjung
1 Daik Lingga
Ayam
2 Sungai Tenam Mentuda Lingga
Pel. Bongkar Muat Daik Bandar
3 Daik Lingga
Madani
4 Tanjung Sebayur Singkep Barat
Sumber: Tatralok Kabupaten Lingga Tahun 2020
Kriteria Nilai
Bobot
No Tanjung NxB
Utama Sub (%)
Sebanyur
Rencana Induk Pelabuhan
A 100 5 5,00
Nasional (RIPN)
Rencana Zonasi Wilayah
B Pesisir dan pulau-pulau 90 3 2,70
Tata
1 kecil
Ruang
RTRW Provinsi Kepulauan
C 70 2 1,40
Riau
D RTRW Kabupaten Lingga 100 2 2,00
E Prastudi Kelayakan 80 3 2,40
Total 15 13,50
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020
6.2.2 Aksesibilitas
Dari data drone lokasi perencanaan pelabuhan Tanjung Sebayur
belum memiliki akses jalan dan jarak akses jalan terdekat yaitu 380 meter.
Jalan ke lokasi rencana pelabuhan Tanjung Sebayur ini dari permukiman
Dari data lapangan dan hasil survey, pada kawasan lokasi yang
akan dibangun pelabuhan Tanjung Sebayur belum tersedianya jaringan
listrik dan air bersih karena lokasi yang akan dibangun pelabuhan Tanjung
Sebayur jauh dari daerah permukiman sehingga belum adanya jaringan
data angin laut dalam berdasarkan data NCEP NOAA (Tahun 2010 – 2019)
dengan koordinat ekstraksi yaitu 0°30'1.36"LS dan 104°14'19.63"BT yang
Kelas III Dabo - Lingga yang terletak pada koordinat 0°28'44.41" LS,
104°34'39.91"BT.
Penyajian lokasi data dan kondisi angin di lokasi studi dapat dilihat
pada gambar dan tabel berikut.
informasi mengenai kecepatan dan arah angin pada suatu lokasi tertentu.
Mawar angin digambarkan dalam format melingkar dengan skema
frekuensi angin yang berhembus dari arah tertentu. Mawar angin pada
lokasi rencana Pelabuhan ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Januari Februari
Maret April
Mei Juni
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020
Juli Agustus
September Oktober
November Desember
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020
Tahun N NE E SE S SW W NW
72 garis berinterval 5⁰ masing-masing pada kedua sisi kiri dan kanan garis
fetch arah mata angin. Garis tiap interval ini kemudian dihitung rata-
ratanya untuk setiap 8 arah mata angin.
Utara, dan Timur Laut akan sangat kecil dan diasumsikan tidak ada.
FETCH
North 0
North Eeast 0
East 0
South 67400
West 78956
U 2 gF 1 / 2
H 1.6 x 103
g U2
U F1/ 3
T 2.857 x 101
g U2
U gF 2 / 3
t 6.88 x 10
g U2
gH
2.433 x 10 1
U 2A
gT
8.134
UA
gt
7.15 x 10 4
UA
dimana:
Table 6.8 Tabel Tinggi Gelombang Maksimum Tiap Arah Tiap Tahun
Tahun N NE E SE S SW W NW
Wave Wave
Height Height
(m) (m)
Januari Februari
Wave
Wave Height
Height (m)
(m)
Maret April
Wave
Height
(m)
Mei Juni
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020
Wave
Wave Height
Height (m)
(m)
Juli Agustus
Wave Wave
Height Height
(m) (m)
September Oktober
Wave Wave
Height Height
(m) (m)
November Desember
Wave
Height
(m)
kejadian untuk kala ulang 5, 10, 15, 20, dan 25 tahun. Analisa tinggi
gelombang maksimum dilakukan dengan metoda statistik. Sebararan
X t = X + K S dev
dimana:
X : hujan rata-rata
K W
C 0 C1 * W C 2 * W 2
1 D1 * W D2 * W D3 * W
2
3
Dimana :
C0 = C1 = C2 =
D1 = D2 = D3 =
W= P = peluang (probabilitas)
Dimana :
P(X) = peluang (probabilitas)
S = standar Deviasi
dimana :
P(X) = Peluang (probabilitas)
n = rata-rata varian
1
K4 = 0.45 + 0.7797 Ln Ln T
T
Dimana
p = peluang (probabilitas)
1 ln( X ) n
1
n
P( X ) e 2
ln(X - ) 2
Dimana :
sehingga gelombang di pantai bisa menjadi lebih kecil atau lebih besar
dari pada gelombang di lepas pantai. Untuk keperluan perencanaan dapat
gelombang linear.
radiation stress akibat gelombang pada modul ini adalah sebagai berikut:
energi dari gelombang. Pada pemodelan untuk studi kasus ini spektrum
energi gelombang yang digunakan adalah spektrum energi gelombang
Arah
Tinggi Gelombang Hasil Arah
Gelombang
Perambatan (m) Rambat
Datang
Barat Laut 1.48
Barat 2.03
Barat Daya 1.82
Selatan 1.50
Tenggara 0.96
Sumber : Hasil Analisis Konsultan, 2020
meter.
Dapat dilihat dari table diatas, bahwa masa layan dermaga adalah
181 hari dimana bulan-bulan yang rawan untuk beroperasi adalah bulan
6.2.6 Arus
kedalaman air laut pada titik pengukuran arus. Titik pengukuran arus
dilakukan pada kedua ujung dermaga karena lokasi tersebut dianggap
pada saat permukaan laut berada pada posisi duduk tengah dan semakin
melemah pada waktu mendekati pasang tonggi dan surut rendah.
6.2.7 Sedimentasi
Kolam pelabuhan Tanjung Sebayur tidak perlu penggarukan
kedudukan muka air dari perairan di daerah survey, baik untuk kedudukan
air tinggi (HWS), kedudukan muka air rata-rata (MSL), dan kedudukan air
X = 442441.922
Y = 9973033.789
LS = 0° 14' 38.2623"
menit.
Pencatatan dimulai pada jam 0.00 WIB 15 September 2020
data pasut jangka waktu pendek (29 hari, 15 hari, 7 hari dan data 1 hari).
komponen pasang surut utama, yaitu M2, S2, K2, N2, O1, K1, P1, MS4, dan
M4. Dari komponen pasang surut yang diperoleh digunakan untuk
yaitu parameter yang tetap dan parameter yang berubah terhadap waktu :
a. Parameter Tetap
Proses harian
Proses bulanan
Proses polinomial atau matrik
diperhitungkan.
muka air surut terendah (LWS). Berikut adalah skema alur analisa pasang
surut dengan metode Admiralty :
sebagai berikut :
Skema I
Berisi data pasang surut yang telah dikoreksi (dilengkapi)
Skema II
Berisi nilai fungsi : X1, Y1, X2, Y2, X4 dan Y4 yang masing-
Skema III
Merupakan penjumlahan dari komponen (+) dan (–) dari skema
II
Skema IV
tabel 2.
Skema V dan VI
Waktu (Jam)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
X1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
Y1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X2 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1
Y2 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
X4 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1
Y4 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1
Index kedua 0 2 b 3 c 4 d
Konstanta perkalian
-29 -1 0 -1 0 -1 0
untuk 29 hari No.
Konstanta perkalian
-15 1 0 5 0 1 0
untuk 15 hari baris
Konstanta perkalian
1 1 0 -1 1 1 0
untuk X+B dan Y+B 1
1 1 -1 -1 1 1 -1 2
1 1 -1 1 1 -1 -1 4
1 -1 -1 1 1 -1 1 5
1 -1 -1 1 -1 1 1 6
1 -1 -1 1 -1 1 1 7
1 -1 1 -1 -1 1 -1 9
1 -1 1 -1 -1 -1 -1 10
1 -1 1 -1 1 -1 -1 11
1 1 1 -1 1 -1 1 12
1 1 1 1 1 -1 1 13
1 1 1 1 1 1 1 14
Hari tengah-tengah 1 1 0 1 0 1 0 15
1 1 -1 1 -1 1 -1 16
1 1 -1 1 -1 -1 -1 17
1 1 -1 -1 -1 -1 -1 18
1 -1 -1 -1 -1 -1 1 19
1 -1 -1 -1 1 -1 1 20
1 -1 -1 -1 1 1 1 21
1 -1 0 -1 1 1 0 22
1 -1 1 1 1 1 -1 23
1 -1 1 1 1 1 -1 24
1 -1 1 1 -1 -1 -1 25
1 1 1 1 -1 -1 1 26
1 1 1 1 -1 -1 1 27
1 1 1 -1 -1 1 1 28
1 1 0 -1 -1 1 0 29
S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4
X00 1.00 - - - - - - -
X12 - Y1b -0.02 0.09 -0.01 -0.09 -0.09 1.00 -0.02 0.02
X22 - Y2b 0.01 1.00 -0.14 -0.61 -0.02 -0.03 0.03 -0.03
X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
+ - + - + - + - + - + -
3876 4025 3832 4069 3699 4202 3855 4046 2628 2640 3936 3965
3936 3908 3799 4045 3840 4004 3681 4163 2610 2602 3911 3933
3936 3891 3740 4087 3922 3905 3719 4108 2620 2606 3914 3913
3893 3931 3722 4102 3910 3914 3717 4107 2616 2604 3893 3931
3907 3893 3672 4128 3987 3813 3767 4033 2609 2592 3894 3906
3949 3882 3687 4144 4060 3771 3835 3996 2614 2607 3896 3935
3981 3816 3675 4122 4079 3718 3933 3864 2606 2598 3897 3900
4051 3766 3684 4133 4060 3757 4082 3735 2625 2591 3941 3876
4099 3759 3755 4103 4019 3839 4220 3638 2627 2619 3967 3891
4095 3763 3822 4036 3918 3940 4283 3575 2608 2632 3967 3891
4068 3835 3911 3992 3824 4079 4306 3597 2615 2645 3971 3932
3999 3900 3935 3964 3684 4215 4249 3650 2609 2654 3966 3933
3932 3994 3960 3966 3584 4342 4144 3782 2627 2656 3960 3966
X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
+ - + - + - + - + - + -
3868 4057 3907 4018 3575 4350 3984 3941 2639 2655 3944 3981
3805 4082 3825 4062 3582 4305 3815 4072 2627 2630 3900 3987
3805 4034 3734 4105 3676 4163 3686 4153 2629 2598 3875 3964
3824 3967 3689 4102 3778 4013 3616 4175 2622 2577 3887 3904
3870 3930 3683 4117 3913 3887 3659 4141 2610 2582 3906 3894
3932 3893 3664 4161 4044 3781 3757 4068 2610 2611 3900 3925
3989 3852 3691 4150 4108 3733 3887 3954 2621 2608 3922 3919
4032 3851 3741 4142 4137 3746 4046 3837 2636 2609 3944 3939
4058 3897 3829 4126 4135 3820 4206 3749 2671 2630 3992 3963
4051 3895 3858 4088 4044 3902 4261 3685 2667 2635 4001 3945
4037 3902 3908 4031 3956 3983 4282 3657 2653 2653 3997 3942
4000 3925 3918 4007 3841 4084 4291 3634 2639 2644 4009 3916
3968 3953 3956 3965 3785 4136 4231 3690 2611 2655 4007 3914
4006 4039 3995 4050 3772 4273 4218 3827 2654 2703 4067 3978
3919 4087 3947 4059 3726 4280 4138 3868 2633 2707 4024 3982
3875 4118 3914 4079 3717 4276 4064 3929 2645 2678 4002 3991
X0 X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
X0 X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
X0 X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
Index tanda X Y X Y
00 + 228606 228606 0
Index tanda X Y X Y
- 25006 20704
X00 = 228606 - - - - - - -
X13 - 0 0 0 0 0 0 -
Y1c =
Y23 +
= - 106.81 0.00 -1780 0.00 0.00 0.00 0.00
X2c
Y42 +
= - -18.93 - - - - -5.40 -539.62
VI X4b
Y44 +
= - 0.00 0.00 0.00 - - -36.76 -3.06
X4d
L
V' : 229.6193 61.4159 10.1275 219.4919
VII w :
p : 333 345 327 173 160 307 318
w dan (1+W) untuk S2 , MS4 w dan (1+W) untuk K1 w dan (1+W) untuk N2
VII : K1 : u = VII : K1 : u = =
Jumlah : V+u = = =
= = ) =
Daftar 10: S2 : w/f -13.33307 Daftar 10: K1 : wf -19.1995 Daftar 10: N2 : w -10.3272
= = =
Daftar 10: S2 : W/f 0.01124 Daftar 10: K1 : Wf -0.0314 Daftar 10: N2 : 0.9474
= = 1+W =
= Daftar 5: K1 : f =
w = -13.81108 w = -18.7772
W = 0.01164 W = -0.0307
M4 : f =
V = (VM2) * 2 g = gK1
u = (uM2) * 2
dimana :
A = Besaran amplitudo kurva pasang surut
MSL = S0
= 328.5 cm
F = A(K1) + A(O1)
A(M2) + A(S2)
= 18.0 + 12.1
36.5 + 10.5
= 0.64
sebagai berikut :
Diurnal)
245
270
295
345
370
395
220
320
240
265
290
315
340
365
390
31-Aug-19 9-Aug-20
1-Sep-19 10-Aug-20
2-Sep-19 11-Aug-20
3-Sep-19 12-Aug-20
4-Sep-19 13-Aug-20
SINGKEP BARAT
5-Sep-19 14-Aug-20
6-Sep-19 15-Aug-20
7-Sep-19 16-Aug-20
8-Sep-19 17-Aug-20
9-Sep-19 18-Aug-20
10-Sep-19 19-Aug-20
11-Sep-19 20-Aug-20
Pengamatan
12-Sep-19 21-Aug-20
13-Sep-19 22-Aug-20
Residu
14-Sep-19 23-Aug-20
Pengamatan
15-Sep-19 24-Aug-20
16-Sep-19 25-Aug-20
Waktu
Waktu
17-Sep-19 26-Aug-20
18-Sep-19 27-Aug-20
Ramalan
19-Sep-19 28-Aug-20
20-Sep-19 29-Aug-20
21-Sep-19 30-Aug-20
Ramalan
22-Sep-19 31-Aug-20
Residu
25-Sep-19 3-Sep-20
26-Sep-19 4-Sep-20
27-Sep-19 5-Sep-20
28-Sep-19 6-Sep-20
29-Sep-19 7-Sep-20
30-Sep-19 8-Sep-20
1-Oct-19 9-Sep-20
2-Oct-19 10-Sep-20
Gambar 6.23 Grafik Perbandingan Pasut Data Lapangan Dengan
3-Oct-19 11-Sep-20
LAPORAN AKHIR
208
LAPORAN AKHIR
390
365
Pembacaan palem (Cm)
340
315
290
265
Laest square
240
Admiralty
27-Sep-19
10-Sep-19
11-Sep-19
12-Sep-19
13-Sep-19
14-Sep-19
15-Sep-19
16-Sep-19
17-Sep-19
18-Sep-19
19-Sep-19
20-Sep-19
21-Sep-19
22-Sep-19
23-Sep-19
24-Sep-19
25-Sep-19
26-Sep-19
28-Sep-19
29-Sep-19
30-Sep-19
31-Aug-19
1-Oct-19
2-Oct-19
3-Oct-19
1-Sep-19
2-Sep-19
3-Sep-19
4-Sep-19
5-Sep-19
6-Sep-19
7-Sep-19
8-Sep-19
9-Sep-19
Waktu
Dari gambar diatas terlihat kedua grafik mirip satu sama lain,
terutama waktu tibanya air pasang dan air surut. Dari kemiripan dua grafik
diatas dapat disimpulkan bahwa konstanta harmonik dikawasan Pelabuhan
Babang di atas cukup akurat. Untuk prediksi dari metoda Admiralty sedikit
lebih baik dari pada metoda Least-Square, hal ini terjadi karena untuk
metoda Admiralty lebih baik jika digunakan pada data pendek (15 dan 29
piantan), sedangkan untuk metoda Least-Square lebih baik digunakan
dengan angka maksimum adalah 0,15 m. Dengan kata lain bahwa kedua
metoda ini secara global memiliki hasil yang mirip.
GPS.
- Ukuran peta A1, bila luas daerah yang di survey melebihi ukuran
1:2500
- Jarak antara lajur sounding adalah 25 m, dan untuk daerah
Daerah dangkal
Karang tenggelam maupun muncul
dan perairan.
100 - 442318.1 9973105.9 2.084 0.3 3.516 -3.331 0.185 -2.199 -2.199
6.2.10 Topografi
dan pengikatan sebagai alat kontrol survey selanjutnya, dalam hal ini
pekerjaan tersebut diawali dengan pemasangan 2 buah benchmark di
serta elevasi.
diperhatikan yaitu jarak dan sudut jurusan yang akan diuraikan berikut ini :
a. Perhitungan koordinat titik poligon
X p X A d APSIN αAP
YP = YA + d AP COS αAP
AP = azimut AP definitif
= α AP + β A + β1 _ 1(180 o )
α 23 = α 21 + β1 = α12 + β 2 _ 180o
= α AP + β A + β1 + β 2 _ 2(180 o )
= α AP + β A + β1 + β 2 + β3 _ 3(180o )
α 4B = α 43 + β 4 = α34 + β 4 _ (180o )
= α 43 + β A + β1 + β 2 + β3 + β 4 _ 4(180o )
dengan :
= sudut jurusan
= sudut ukuran
n = bilangan kelipatan
f = salah penutup sudut
X X
m
_
0
_
Akhir X Awal i
i 1
dengan :
X = absis
ΔX = elemen vektor pada sumbu absis
d. Koreksi ordinat
d
KΔΔ _ fΔΔ
di
dengan :
∑d i = jumlah jarak
Y = ordinat
ΔY = elemen vektor pada sumbu ordinat
SL = ( fΔX 2 + fΔY 2 )
(fΔX 2 + fΔY 2 )
KL = ≤1 : 5.000
∑D
AB
B
AC
A
C
Dimana :
= sudut mendatar.
waterpass/levelling adalah :
Pengukuran leveling dilakukan melalui titik-titik poligon dan
melebihi 2 mm.
Sedangkan untuk perhitungan beda tinggi dilakukan dengan
ditentukan 8 D .
Untuk mendapatkan tinggi pada setiap sisi yang telah
Hasil dari selisih beda tinggi tiap titik didapat dari hasil
pengukuran.
Σ H = (Σ BTB - Σ BTM ) + Ci
Dimana :
H = beda tinggi
BTB = bacaan benang tengah belakang
Slag 2
Slag 1 b2 m21
b1 m1
Bidang Referensi
D
D
a. Syarat geometris
T = (8 D )mm
dengan :
H = tinggi titik
Δ H = beda tinggi
d
= FH
∑d
T = toleransi kesalahan penutup sudut
D = jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal (kilometer)
sehingga akan diperoleh sekaligus posisi dan ketinggian setiap titik detail
dilapangan. Komponen/besaran yang diukur didalam kegiatan ini adalah
sudut mendatar, sudut vertikal, jarak atau beda tinggi langsung bila
topografi ini adalah seluas 5 hektar, data - data yang penting dan
berkaitan dengan pekerjaan desain harus diambil posisinya, untuk
Dimana :
TA = tinggi alat
BT = benang tengah
A = konstanta optis
Y = (BTa - BTb)
D = jarak datar
h = sudut miring/optis
kawasan pelabuhan Tanjung Sebayur memiliki daerah daratan landai < 15°
atau kelandaian kontur < 8%, daerah pelabuhan yang cukup luas, dan
Kriteria Nilai
Bobot
No Tanjung NxB
Utama Sub (%)
Sebanyur
Jarak Mencapai
A Kedalaman Perairan 100 5 5,00
Jarak Mencapai rencana
B Kedalaman Aksesibilitas 30 4 1,20
Perairan Infrastruktur Penunjang
C 0 3 0
rencana (diukur Utama
1 D dari garis Tinggi Gelombang Alami 50 3 1,50
pantai alami Waktu Operasional Dalam
E 60 3 1,80
pada kondisi 1 Tahun
F surut Arus 100 3 3,00
G terendah/LWS ) Sedimentasi 100 3 3,00
H Pasang Surut 100 3 3,00
I Topografi 100 3 3,00
Total 30 21,50
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020
Keterangan :
kecenderungan yang terjadi pada masa lalu. Ini berarti bahwa, jika Pt+1
wilayah kecil dengan pertumbuhan yang lambat, dan tidak tepat untuk
proyeksi pada wilayah-wilayah yang lebih luas dengan pertumbuhan
Kecamatan Kecamatan
No. Tahun Singkep No. Tahun Kepulauan
Selatan Posek
1 2019 2016 1 2019 2947
2 2020 2033 2 2020 2972
3 2021 2050 3 2021 2996
4 2022 2068 4 2022 3021
5 2023 2085 5 2023 3046
6 2024 2102 6 2024 3071
7 2025 2119 7 2025 3096
8 2026 2136 8 2026 3120
9 2027 2153 9 2027 3145
10 2028 2171 10 2028 3170
11 2029 2188 11 2029 3195
12 2030 2205 12 2030 3220
13 2031 2222 13 2031 3245
14 2032 2239 14 2032 3269
15 2033 2256 15 2033 3294
16 2034 2274 16 2034 3319
Kecamatan Kecamatan
No. Tahun Singkep No. Tahun Kepulauan
Selatan Posek
17 2035 2291 17 2035 3344
18 2036 2308 18 2036 3369
19 2037 2325 19 2037 3393
20 2038 2342 20 2038 3418
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020
pada kecamatan Kepulauan Posek berjumlah 2947 jiwa. Pada tahun 2038
penduduk di kecamatan Singkep Selatan berjumlah 2342 jiwa dan pada
Keterangan:
r : laju pertumbuhan ekonomi
4.646,69 Miliyar, pada tahun 2029 dengan nilai Rp 9.959,90 Miliyar dan
Keterangan
cukup baik. Ukuran yang dipakai adalah nilai BCR ( Benefit Cost Ratio),
FIRR ( Financial Internal Rate of Return ), Net Present Value (NPV) dan
Payback Period. BCR adalah angka banding antara manfaat (benefit) dan
biaya (cost), tentunya angka banding yang baik adalah apabila nilainya
juga selisihnya menjadi nol. Apabila nilai FIRR adalah lebih tinggi dari
opportunity rate berarti investasi dapat dinilai cukup menguntungkan
dibandingkan dengan penyimpanan uang tersebut yang menghasilkan
bunga bank. NPV (net present value) memperhitungkan nilai waktu
terhadap uang. Untuk itu discount rate ditetapkan dan digunakan untuk
menilai seluruh biaya dan pendapatan di masa datang kedalam nilai
bernilai positif atau lebih dari nol, maka proyek layak secara finanasial,
sebaliknya apabila NPV bernilai negatif atau kurang dari nol, maka proyek
tidak layak. Adapun Payback Period adalah jangka waktu dalam tahun
yang diperlukan untuk pengembalian suatu investasi.
dinyatakan layak.
Pembangunan
Kriteria Nilai
Bobot
No Tanjung NxB
Utama Sub (%)
Sebanyur
terdiri dari:
Barat Kabupaten Lingga status lahan adalah lahan milik masyarakat dan
akan dilakukannya pembebasan lahan dan proses lainnya guna
Pelabuhan
Dampak lingkungan pembangunan dan pengoperasian pelabuhan
Kriteria Nilai
Bobot
No Tanjung NxB
Utama Sub (%)
Sebanyur
Dampak Lingkungan
Pebangunan dan 50 3 1,50
Kelayakan Pengoperasian Pelabuhan
1
Lingkungan
Tingkat Kerawanan Konstruksi 50 2 1,00
Aktivitas Kepelabuhan
100 5 5,00
Eksisting
Total 15 11,00
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020
buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan keselamatan pelayaran lainnya
dianggap aman untuk dilayari. Untuk membangun dan memelihara alur
1. Keselamatan berlayar
2. Kelestarian lingkungan
3. Tata ruang
Alur pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal yang akan
pelayaran adalah :
1. Topografi permukaan dasar (kedalaman perairan)
2. Elevasi muka air rencana yang ada (hasil analisa pasang surut)
3. Kondisi angin di perairan (arah dan kecepatan angin)
4. Kolam putar
tebing, dimana :
di daerah pendekatan h = 0,
di saluran h > H,
dengan h adalah kedalaman pengerukan dan H adalah kedalaman
rata) apabila h/H < 0,4. Apabila h/H > 0,4 maka pelayaran adalah serupa
dengan di saluran dengan kedua tebing di kedua sisinya.
trase alur pelayaran merupakan garis lurus. Apabila hal ini tidak mungkin,
misalnya karena adanya dasar karang, maka sumbu alur dibuat dengan
lampu, radar) dan pertimbangan ekonomis. Secara garis besar trase alur
ditentukan oleh kondisi lokal dan tipe kapal yang akan menggunakannya.
e. Jika mungkin, pada waktu kapal terbesar masuk pada air pasang,
arus berlawanan dengan arah kapal yang dating
f. Gerakan kapal akan sulit apabila dipengaruhi oleh arus atau angin
melintang.
g. Hal ini dapat terjadi ketika kapal bergerak dari daerah terbuka ke
perairan terlindung. Untuk itu, maka lebar alur dan mulut pelabuhan
di mana kapal tidak boleh berhenti atau berputar, dan mulai dari
titik tersebut kapalkapal diharuskan melanjutkan sampai ke
pelabuhan.
Titik tersebut harus terletak sedekat mungkin dengan mulut
kecepatan berkisar antara 7 dan 9 knot, jari-jari minimum untuk kapal yang
membelok tanpa bantuan kapal tunda adalah sebagaimana pada gambar
6.42.
pelayaran
langsung, seperti :
a. Jumlah kapal yang dapat bergerak tanpa tergantung pada pasang
draft besar
apabila alur tersebut lebar dan dalam, dibanding dengan alur yang sempit
dan dangkal.
faktor, yaitu:
a. Lebar, kecepatan dan gerakan kapal
b. Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur
kedalaman alur
c. Kedalaman alur
d. Apakah alur sempit atau lebar
kapal dan faktor-faktor tersebut secara implisit. Pada alur untuk satu jalur
(tidak ada simpangan), lebar alur adalah tiga sampai empat kali lebar
kapal. Jika kapal boleh bersimpangan, lebar alur adalah enam sampai tujuh
kali lebar kapal. Gambar 6.43 dan gambar 6.44 menunjukkan cara
Cara lain untuk menentukan lebar alur diberikan oleh OCDI (1991).
Lebar alur untuk dua jalur diberikan oleh Error! Reference source not
found.. Untuk alur di luar pemecah gelombang, lebar alur harus lebih besar
dari pada yang diberikan dalam tabel tersebut, supaya kapal bisa
nilai LWS -2.5m dan perancanaan dermaga di titik dengan kedalaman -15
meter, maka kedalaman alur ketika air mencapai titik LWS adalah 12.5
kedalaman dan alur pelayaran cukup aman untuk dilalui oleh kapal dengan
bobot max 5000DWT dan kebutuhan Draft min 6.8 m. Alur pelayaran
Tanjung Sebayur memiliki lebar dan kedalam alur pelayaran cukup tetapi
ada rintangan navigasi (Areal Migas, Ranjau, Kabel Laut dan Kapal Karam).
satelit AIS.
meliputi kegiatan :
4. Pengoperasian
5. Pemeliharaan
Pengadaan, pengoperasian dan pemeliharaan sarana bantu navigasi
pelayaran
6. Menimbulkan gangguan pada pancaran dan/atau penerimaan
telekomunikasi pelayaran
7. Memindahkan sarana bantu navigasi pelayaran
pelabuhan.
Jenis rambu-rambu disajikan sebagai berikut :
berikut ini.
Pelampung ini dilengkapi suar dengan warna putih dengan irama fase
sama, terputus-putus atau cerlang panjang setiap 10 detik. Lambang dari
Rambu suar ini termasuk jenis tanda kardinat selatan dengan tanda
puncaknya ke bawah. Rambu ini mempunyai warna kuning di atas dan
Rambu suar ini termasuk jenis tanda lateral sisi lambung kiri dengan
warna merah dan bentuk rambu menara atau tiang dengan tanda puncak
Rambu suar lateral sisi lambung kanan dengan warna hijau dan
bentuk rambu menara atau tiang dengan tanda puncak kerucut hijau
tunggal puncak ke atas. Rambu ini dilengkapi dengan suar berwarna hijau
dengan irama nyala lampu sembarang. Atmosfir di Indonesia tidak
suar di luar wilayah perairan Indonesia diperoleh dari Britsh Admiralty List
of Lights. Berdasarkan hasil survei di lokasi perencanaan Pelabuhan
Tanjung Sebayur dapat diketahui bahwa Pelabuhan ini belum memiliki Alat
Sarana Bantu Navigasi Kapal, sehungga perlu dilakukannya pemenuhan
bangunan diatasnya, kondisi cuaca, sarat, keadaan arus atau pasang surut
air. Berdasarkan hasil survei diketahui bahwa kondisi eksisting olah gerak
kapal Pelabuhan Tanjung Sebayur yakni Luas Perairan cukup aman untuk
olah gerak kapal, dan sesuai rencana kebutuhan gerak kapal sebesar
minimal 112 m sedangkan dari data lapangan area aman sebesar 120 m
sehingga dapat disimpulkan bahwa kondisi olah gerak kapal di Pelabuhan
Tanjung Sebayur adalah Luas perairan yang cukup tersedia, terlindung dan
memenuhi syarat untuk olah gerak kapal (kedalaman, keamanan dan
keselamatan).
Kriteria Nilai
Bobot
No Tanjung NxB
Utama Sub (%)
Sebanyur
BAB 7
HASIL PERENCANAAN LAYOUT
PELABUHAN TANJUNG
SEBANYUR
Alami
Waktu Operasi Dalam
E 60 3 1,80
1 Tahun
F Sedimentasi 100 3 3,00
G Arus 100 3 3,00
H Pasang Surut 100 3 3,00
I Topografi 100 3 3,00
TOTAL 30 21,50
A Potensi Hiterland 60 5 3,00
Produk Domestik
B Ekonomi, 100 5 5,00
Regional Bruto
Finansial, dan
3 Economic Interest
C Biaya 100 10 10,00
Rate Return (EIRR)
Pembangunan
Financial Internal Rate
D 100 5 5,00
of Return (FIRR)
TOTAL 25 23,00
A Status Tanah 70 5 3,50
Dampak Lingkungan
Pembangunan dan
B 50 3 1,50
Pengoperasian
Kelayakan
4 Pelabuhan
Lingkungan
Tingkat Kerawanan
C 50 2 1,00
Konstruksi
Aktivitas Kepelabuhan
D 100 5 5,00
Eksisting
TOTAL 15 11,00
Kecukupan Alur
A Keamanan 100 7 7,00
Pelayaran
dan
5 B Kebutuhan SBNP 25 3 0,75
Keselamatan
Luas Perairan Untuk
C Pelayaran 100 5 5,00
Olah Gerak Kapal
TOTAL 15 12,75
Sumber: Hasil Analisis Konsultan, 2020
BAB 8
KESIMPULAN
8.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan kajian kelayakan yang telah dilakukan di kawasan
Studi Kelayakan Pembangunan Pelabuhan Pengumpul Tanjung Sebayur
Pengumpul.