PELABUHAN LAUT
Disusun :
MOHAMMAD TOFA (161230000127)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
2019
LEMBAR PENGESAHAN
Taufiq Triwidodo,S.Pd.,S.T.,M.T.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga Saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir
Pelabuhan Laut dengan baik.
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan Mata Kuliah Pelabuhan
Laut yang harus dilaksanakan oleh setiap mahasiswa agar dapat mengkuti ujian Mata
Kuliah Pelabuhan Laut.
Saya menyadari bahwa terselesainya laporan ini berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak. Untuk itu saya berterima kasih kepada :
Saya menyadari bahwa tugas ini disusun masih jauh dari sempurna. Untuk itu,
Saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak agar dalam
menyelesaikan Tugas Akhir berikutnya menjadi lebih baik.
Akhir kata, Saya berharap tugas yang kami susun dapat memberikan manfaat
bagi pembaca dan masyarakat pada umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
5
4.8 Panjang Alur Pelayaran ......................................................... 34
6
BAB X PASANG SURUT ............................................................................. 60
10.1 Definisi Elevasi Muka Air ..................................................... 60
10.2 Tipe Pasang Surut .................................................................. 60
10.3 Pengamatan Pasang Surut ..................................................... 61
7
BAB I
PENGERTIAN PELABUHAN
8
Gateway atau pintu gerbang utama untuk arus keluar masuknya barang
perdagangan dari atau ke daerah belakang pelabuhan (hinterland) yang
bersangkutan,
industry estate atau Industri estat untuk pengembangan industri di daerah
pelabuhan yang berorientasi ekspor.
b. Dari aspek pelayanan
9
terhambat perkembangan industri, pertanian dan perdagangannya jika tidak
ditunjang oleh suatu Pelabuhan dengan fasilitas yang memadai dengan tingkat
keefesiensi yang tinggi.
Pelabuhan Umum
Diselenggarakan untuk kepentingan pelayaran masyarakat umum,
Penyelenggaraannya dapat dilakukan oleh Pemerintah, Badan Usaha Milik
Negara atau Swasta.
Pelabuhan Khusus
Diselenggarakan untuk kepentingan sendiri dalam menunjang kegiatan
tertentu. Pelabuhan ini tidak boleh digunakan untuk kepentingan umum,
kecuali dalam keadaan tertentu dengan ijin Pemilik Pelabuhan.
Pelabuhan Ikan
Pelabuhan Barang
Pelabuhan Penumpang
Dll
10
1.4 PELABUHAN DI INDONESIA
Pelabuhan-pelabuhan di Indonesia saat ini diatur dalam UU Pelayaran tahun
1992 dan peraturan-peraturan pendukung lainnya. Di Indonesia terdapat sekitar
1000 pelabuhan khusus atau pelabuhan swasta yang melayani berbagai
kebutuhan suatu perusahaan saja (baik swasta maupun milik negara dalam
sejumlah industri meliputi pertambangan, minyak dan gas, perikanan, kehutanan,
dan lain sebagainya. Beberapa dari pelabuhan tersebut hanya memiliki fasilitas
yang sesuai untuk satu atau sekelompok komoditas dan memiliki kapasitas
terbatas untuk mengakomodasi kargo pihak ketiga. Saat ini, Pelindo menikmati
monopoli pada pelabuhan komersial utama yang dilegislasikan serta otoritas
pengaturan terhadap pelabuhan-pelabuhan sektor swasta. Pada sebagian besar
pelabuhan utama, Pelindo bertindak sebagai operator sekaligus otoritas
pelabuhan tunggal, mendominasi penyediaan pelayanan pelabuhan utama
seperti perairan pelabuhan untuk pergerakan lalu lintas kapal, pelayaran dan
penarikan kapal (kapal tunda), fasilitas-fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar
muat, listrik, persediaan air bersih, pembuangan sampah, layanan telepon untuk
kapal, ruang lahan untuk kantor dan kawasan industri serta pusat pelatihan dan
medis pelabuhan. Legislasi saat ini menjauhkan sektor swasta dari persaingan
secara langsung dengan Perum Pelabuhan Indonesia yang berwenang. Di dalam
Perum Pelabuhan Indonesia, pelabuhan-pelabuhan yang menguntungkan
diwajibkan memberikan subsidi kepada pelabuhan-pelabuhan yang merugi
sehingga semakin mengurangi insentif kerja. Selain itu tarif-tarif yang berlaku di
pelabuhan dikenakan secara standar dengan pemberlakuan yang sama oleh
pemerintah pusat sehingga mengurangi persaingan. Hal ini sangat signifikan
apabila dua Perum Pelabuhan Indonesia berbagi daerah yang bersaing seperti
Tanjung Emas di Semarang dan Tanjung Perak di Surabaya, yang keduanya
dijalankan oleh Perum Pelabuhan Indonesia III.
11
Kinerja Pengelolaan Pelabuhan
Pengelolaan pelabuhan di Indonesia bisa dikatakan masih belum terorganisir
dengan baik. Masih banyak pengelelolaan yang kurang professional dari para
pengelola pelabuhan, dalam hal ini adalah pemerintah. Masih banyak
kekurangan yang bisa diidentifikasi oleh para stakeholders di bidang
pelabuhan ini. Di samping itu ada masalah yang tak baru lagi dalam
pengelolaan pelabuhan dari tahun ke tahun, masalah itu antara lain :
a. Lamanya proses bongkar muat di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;
b. Lamanya pengurusan kepabeanan di Indonesia;
c. Fasilitas pelabuhan yang berkualitas buruk;
d. Lamanya waktu tunggu di pelabuhan – pelabuhan di Indonesia;
e. Kedalaman pelabuhan di Indonesia yang tidak memenuhi syarat.
Faktanya masih banyak masalah yang dapat diidentifikasi dari pengelolaan
pelabuhan. Tetapi 5 masalah – masalah yang ada di atas merupakan masalah
– masalah umum yang sering terjadi dalam hal pengelolaan pelabuhan di
Indonesia. Para pengusaha selaku pihak yang paling sering memanfaatkan jasa
pelabuhan ini pun kerap kali mengeluh mengenai buruknya sarana dan
prasarana dari pelabuhan – pelabuhan di Indonesia. Fasilitas – fasilitas
pelabuhan di Indonesia banyak yang sudah tua dan juga kurang berfungsi
dengan baik karena tidak di maintain dengan baik. Hal ini tentu saja sangat
mempengaruhi operasional dan citra pelabuhan di Indonesia. Salah satu
fasilitas pelabuhan Indonesia yang kurang memadai adalah kedalaman
pelabuhan atau deep see port yang ada di Indonesia. Sebagian besar
pelabuhan di Indonesia tidak bisa menjaga tingkat kedalaman lautnya sampai
14 meter atau lebih sehingga tidak dapat memenuhi kriteria deep sea port.
Akibatnya, pelabuhan-pelabuhan di Indonesia hanya menjadi pengumpan
bagi pelabuhan milik beberapa negara tetangga. Masalah lain yang kerap
muncul dalam hal pengelolaan pelabuhan di Indonesia adalah lamanya waktu
12
kepngerusan kepabeanan di Indonesia. Hal ini menyebabkan rendahnya minat
para investor yang sebagian besar aktivitasnya berhubungan dengan
pelabuhan untuk masuk ke Indonesia. Mereka enggan untuk berurusan
dengan birokrasi Indonesia yang sangat berbelit – belit. Alas an lainnya ialah
karena mereka sadar, dengan birokrasi yang semakin berbelit – belit, hal itu
akan mempengaruhi stabilitas dari produk mereka. Karena mereka mau tidak
mau mereka pasti akan memperhitungkan biaya – biaya birokrasi Indonesia
kedalam produk mereka, yang sudah pasti merupakan sebuah pemborosan
dan tidak menambah nilai apa – apa kepada produk yang mereka jual. Masalah
– masalah diatas menyebabkan pengelolaan pelabuhan menjadi tidak efektif.
Hal ini berujung pada lamanya waktu tunggu bagi kapal – kapal untuk
bersandar di pelabuhan – pelabuhan yang ada di Indonesia. Pemerintah saat
ini dituntut untuk segera memperbaiki masalah ini. Karena pelabuhan
mempunyai peran dan fungsi yang sangat penting dalam pergerakan dan
pertumbuhan perekonomian suatu negara.
13
BAB II
PERENCANAAN PELABUHAN
Tipe dan bentuk pelabuhan tergantung pada jenis dan karakterisik kapal yang
akan berlabuh. Perencanaan pembangunan pelabuhan harus meninjau
perkembangan pelabuhan di masa mendatang, dengan memperhatikan daerah
perairan untuk alur pelayaran, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat
pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk
penempatan, penyimpanan dan pengangkutan arang barang. Kedalaman dan
lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan
pelauhan. Kuantitas angkutan yang diharapkan menggunakan pelabuhan yang
menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam pelabuhan
dan Panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang
akan berlabuh.
14
2.2 KARAKTERISTIK HIDROOSEANOGRAFI
15
menjadi lebih mahal. Pemecah gelombang merupakan fasilitas pelabuhan yang
sangat atau paling mahal.
1. Tinjauan Palayaran
2. Tinjauan Gelombang
3. Tinjauan Sedimentasi
4. Penentuan tata letak pemecah gelombang
Pasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena
adanya gaya Tarik benda benda dilangit, terutama matahari dan bulan terhadap
masa air laut dibumi. Meskipun masa bulan jauh lebih kecil dari masa matahari,
tetapi karena jaraknya terhadap bumi lebih dekat, maka pengaruh gaya Tarik
bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya Tarik matahari.
16
4. Pasang surut purnama dan perbani
5. Beberapa definisi elevasi muka air
a. Muka air tinggi, muka air tertinggi yang dicapai pada saat air pasang dalam
satu siklus pasang surut
b. Muka air rendah, kedudukan air terendah yang dicapai pada saat air surut
dalam satu siklus pasang surut
c. Muka air tinggi rerata, adalah rerata dari muka air tinggi selama periode
19 tahun
d. Muka air rendah, adalah rerata dari muka air rendah selama periode 19
tahun
e. Muka air laut rerata, adalah muka air rerata antara muka air tinggi rerata
dan muka air rendah rerata.
f. Muka air tinggi tertinggi adalah air tertinggi pada saat pasang surut
purnama atau bulan mati
g. Air rendah terendah, adalah air terendah pada saat pasang surut purnama
atau bulan mati
h. Higher high water level adalah air tertinggi dari dua air tinggi dalam satu
hari seperti dalam pasang surut tipe campuaran
i. Lower low water level adalah air terendah dari dua air rendah dalam satu
hari
17
BAB III
KAPAL
3.1 KAPAL
a. Kapal Layar
prinsipnya adalah gaya tahanan air yang menimbulkan gaya dorong kapal
biasanya dipasang dikanan dan kiri kapal digunakan didaerah perairan tenang
18
d. Kapal Propeller
tenaga yang dihasilkan oleh mesin semacam ini sangat rata dan seragam dan
pemakaian uap sangat efisien baik pada tekanan tinggi ataupun rendah
mesin ini menghasilkan tenaga yang sama dengan mesin uap namun dengan
ukuran mesin yang lebih kecil
propulsi ini hanya dipakai dikapal kapal besar non komersil dan menggunakan
bahan utama yaitu inti nuklir atau uranium sebagai bahan utamanya
19
3.3 JENIS JENIS KAPAL BERDASARKAN FUNGSINYA
a. Kapal Perang
b. Kapal Penumpang
Kapal Ro-Ro
Selain mengangkut penumpang, kapal Ro-Ro juga mampu mengangkut
kendaraan di dalamnya. Di Indonesia Kapal Ro-Ro digunakan sebagai
transportai lintas selat.
Kapal feri
Kapal feri atau kapal penyebrangan adalah kapal yang digunakan untuk
transportasi jarak dekat, biasanya digunakan untuk melintasi selat.
Kapal pesiar
Kapal persiar atau Cruise Ship merupakan kapal penumpang yang
digunakan untuk pelayaran jarak jauh dengan waktu yang relatif lama.
Biasanya kapal pesiar dilengkapi berbagai fasilitas didalamnya agar
penumpang bisa menikmati perjalanan
c. Kapal Barang
Kapal tanker
Merupakan kapal yang dirancang untuk mengangkut produk minyak dan
sejenisnya. Jenis kapal tanker utama termasuk tanker minyak, tanker kimia
dan tanker LNG.
20
Kapal container
Kapal kontainer atau kapal peti kemas berfungsi mengangkut peti kemas
dari satu pelabuhan ke pelabuhan lainnya.
Kapal Tongkang
Tongkang atau ponton merupakan kapal pengangkut barang dengan
lambung datar, dibuat sedemikian rupa agar mampu mengakomodasi
pasang-surut pada dermaga apung. Tongkang merupakan kapal yang tidak
memiliki sistem pendorong untuk keperluan akomodasinya, tongkang
digerakan dengan cara ditarik oleh kapal lain.
Kapal dingin beku merupakan kapal fungsional yang digunakan oleh nelayan
yang dipakai untuk membekukan ikan hasil tangkapan langsung di kapalnya
untuk menjaga kesegaran ikan.
e. Kapal Pemecah Es
Kapal pemecah es adalah kapal bertenaga nuklir yang dibangun dengan tujuan
untuk digunakan di perairan yang tertutup es.
f. Kapal Tunda
Kapal tunda adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan manuver atau
pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan,
laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk
menarik tongkang, kapal rusak, dan peralatan lainnya.
g. Kapal Pandu
Kapal pandu adalah kapal yang memandu kapal besar masuk kedalam
pelabuhan melalui alur yang berbahaya dan ramai sampai sandar di dermaga.
21
Merupakan salah satu jabatan tertua yang sangat penting untuk meningkatkan
keselamatan pelayaran.
h. Kapal Keruk
i. Kapal Layar
j. Kapal Selam
a. Anjungan Kapal
b. Buritan
c. Gladak
Umumnya geladak yang berada dibawah sendiri dinamakan geladak dasar serta
geladak yang diatas dinamakan geladak atas atau geladak utama (maindeck )
22
Bila antara geladak dasar dan geladak atas terdapat geladak lagi , maka geladak
tersebut dinamakan geladak antara.
d. Haluan
e. Jangkar
f. Kemudi
perangkat untuk mengubah arah kapal dengan mengubah arah arus cairan
yang mengakibatkan perubahan arah kapal.
Tipe dan bentuk pelabuhan tergantung pada jenis dan karakterisik kapal yang
akan berlabuh. Perencanaan pembangunan pelabuhan harus meninjau
perkembangan pelabuhan di masa mendatang, dengan memperhatikan daerah
perairan untuk alur pelayaran, kolam putar, penambatan, dermaga, tempat
pembuangan bahan pengerukan, daerah daratan yang diperlukan untuk
penempatan, penyimpanan dan pengangkutan arang barang. Kedalaman dan
lebar alur pelayaran tergantung pada kapal terbesar yang menggunakan
pelauhan. Kuantitas angkutan yang diharapkan menggunakan pelabuhan yang
menentukan apakah alur untuk satu jalur atau dua jalur. Luas kolam pelabuhan
dan Panjang dermaga sangat dipengaruhi oleh jumlah dan ukuran kapal yang
akan berlabuh.
23
3.6 ISTILAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PRAKTEK DILAPANGAN
adalah volume air yang dipindahkan oleh kapal, atau sama dengan berat kapal.
Yaitu berat total muatan yang dapat diangkut kapal dalam keadaan pelayaran
optimal ( draft kapal ).
24
c. Gross register tons (GRT), Ukuran isi kotor
adalah volume keseluruhan ruangan kapal (1 GRT = 100 ft3 = 2,83 m3)
d. Draft, Sarat
adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan maksimum, atau
jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (design load water line)
dengan titik terendah kapal
adalah panjang kapal dihiting dari ujung depan ( haluan ) sampai ujung
belakang (buritan )
25
BAB IV
ALUR PELAYARAN
Alur pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas
hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan selamat untuk dilayari oleh kapal
di laut, sungai atau danau. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku
petunjuk-pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Alur
pelayaran digunakan untuk mengarahkan kapal masuk ke kolam pelabuhan, oleh
karena itu harus melalui suatu perairan yang tenang terhadap gelombang dan
arus yang tidak terlalu kuat.
Kapal dalam perjalanan masuk ke kolam pelabuhan melalui alur Pelayaran , akan
mengurangi kecepatannya sampai kemudian berhenti di Dermaga.
Alur ini ditandai oleh alat bantu pelayaran yang berupa pelampung atau lampu-
lampu.
Secara umum ada beberapa daerah yang dilewati selama perjalanan tersebut
yaitu :
26
Derah Pendekatan di luar alur masuk
27
4.3 ARAH ALUR PELAYARAN
Arah alur pelayaran dibuat sedemikian rupa sehingga searah dengan arah
angin dan gelombang dominan.
Pada alur pelayaran dekat alur masuk dibuat bersudut tertentu ( 30 o – 60o)
terhadap arah angin dan gelombang dominan,
Meskipun lebih baik mempunyai alur yang lurus, pembuatan tikungan sering
kali diperlukan dalam perencanaan layout dermaga dan kebutuhan untuk
ketenangan kolam pelabuhan.
28
Dalam pembuatan tikungan, sudut persinggungan dari garis tengah alur harus
tidak boleh lebih dari 30o atau radius lengkung sekitar 4 kali atau lebih dari
panjang keseluruhan kapal
cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah (LWL)
dengan kapal bermuatan maksimum atau
29
H
H
h
H=d+G+R+P+S+K
LWL
Draf kapal
Gerak vertikal
kapal Ruang kebebasan
brotto
Ketelitian pengukuran
Elevasi dasar
Sedimen ant. Dua pengerukan Alur nominal
Tolenransi pengerukan
d = draft kapal
R = ruang kebebasan unt. Kolam 7%-15% dari draft kapal unt. Alur 10%-
15% dari draft kapal
P = Ketelitian pengukuran
K = toleransi pengerukan
Gerakan kapal relatif terhadap posisinya pada saat tidak bergerak di air diam
adalah paling penting didalam perencanaan alur pelayaran dan mulut
pelabuhan.
Gerakan horizontal kapal terhadap sumbu alur untuk menentukan lebar alur
31
4.7 LEBAR ALUR PELAYARAN
Trafik kapal, apakah alur direncanakan untuk satu atau dua jalur
Kedalaman alur
Untuk lebar alur pelayaran satu jalur (tidak ada persimpangan) adalah tiga sampai
empat kali lebar kapal, sedangkan untuk lebar alur dengan dua jalur (ada
persimpangan) adalah enam sampai tujuh kali lebar kapal.
32
1.5B
Lebar keamanan
Jalur gerak
1.5B
Lebar keamanan
2B
Jalur gerak
1.8B
Lebar keamanan
4.8 B
Lebar keamanan
1.5B
Jalur gerak
Lebar keamanan
1.8B 1.5B
33
Panjang Alur Kondisi Pelayaran Lebar
Kapal sering bersimpangan 2 Loa
Relatif panjang
Kapal tidak sering bersimpangan 1.5 Loa
Selain dari alur Kapal sering bersimpangan 1.5 Loa
diatas Kapal tidak sering bersimpangan Loa
Panjang alur pelayaran dari alur masuk sampai dengan Kolam Pelabuhan atau
tempat tambat untuk jangkar, berdasarkan potensial setiap kapal.
Kapal yang masuk Pelabuhan tanpa bimbingan kapal penarik (kapal tandu)
dengan kecepatan relatif tinggi (6 knot), akan menempuh 4 kali panjangnya
sampai benar-benar berhenti.
Dengan adanya penambahan panjang kapal dan jarak berhenti maka panjang
alur dari alur masuk sampai dengan kolam atau tempat tambat memerlukan
lebih
34
BAB V
KOLAM PELABUHAN
Manufer Kapal
Kolam Pelabuhan harus ditempatkan pada area yang tenang dari pengauh
gelombang, angin dan arus, hal ini untuk memudahkan keluar-masuk kapal,
membuat manuver serta pengangkutan cargo dengan aman dan lancar.
35
Tambatan dengan pelampung, kapal ditambatkan dengan menggunakan
pelampung (buoy).
Pelampung-pelampung untuk penambatan dengan double-buoy harus
36
diletakan sedemikian rupa sehingga arah dari haluan dari buritan kapal
tetap sejajar dengan arah angin, arus dan gelombang.
Kolam dibagian depan dermaga (wharf, piers) harus cukup luas untuk
kelancaran pengoperasian pengangkatan maupun penambatan kapal-kapal.
Haluan kapal bergerak maju ke arah sisi yang benar pada saat akan
berhenti.
37
5.3 LEBAR KOLAM DI DEPAN FASILITAS PENAMBATAN
Mooring head in, yaitu methode pamanbatan dengan cara kapal memasuki
tempat penambatan dengan haluannya pada arah yang berlawanan dengan
jalan masuk ke palabuhan.
Haluan kapal bergerak maju ke arah sisi yang benar pada saat akan berhenti.
Luas area perairan untuk manuver kapal diperlukan bebih besar apabila
terdapat angin, gelobang dari arah haluan kapal
Mooring Head out, yaitu suatu metode penambatan dengan cara kapal
memasuki tempat penambatan dengan haluannya searah dengan jalan masuk
ke Pelabuhan.
38
Dengan metode ini, kapal akan ditambatkan dengan bagian
belakangnya terdorong oleh angin dan arus serta gelombang yang datang dari
arah laut.
39
5.4 LEBAR KOLAM PUTAR (TURNING BASIN)
adalah area kolam yang dipergunakan untuk memutar haluan kapal. Area standart
untuk kolam putar sbb :
40
41
BAB VI
DERMAGA
Peranan Demaga sangat penting, karena harus dapat memenuhi semua aktifitas-
aktifitas distribusi pisik di Pelabuhan, antara lain :
gudang
Dimensi dermaga ditentukan oleh jenis, ukuran dan jumlah kapal yang
menggunakannya
42
Ditempatkan pada daerah yang tidak terhalang angin pada saat kapal
memasuki / meninggalkan Pelabuhan,
Dermaga harus ditempatkan pada area dengan akses lalu lintas darat dan
fasilitas penyimpanan yang baik
Dermaga harus dikonstruksikan dengan cara yang mudah, kuat dan murah
dermaga yang dibuat sejajar garis pantai, atau berimpit garis pantai
Tipe Pier
43
6.4 PANJANG DERMAGA DAN KEDALAMAN AIR
Panjang Dermaga ditentukan dengan panjang kapal ditambah dengan lebar kapal.
Kedalaman air pada bagian muka Dermaga ditentukan sama dengan kedalaman
kolam pelabuhan.
44
BAB VII
Kapal yang akan merapat ke dermaga masih mempunyai kecepatan sehingga pada
saat merapat terjadi benturan antara kapal dan dermaga.
7.2 FENDER
adalah perangkat yang digunakan untuk meredam benturan yang terjadi pada
saat kapal akan merapat ke dermaga atau pada saat kapal yang sedang
ditambatkan tergoyang oleh gelombang atau arus yang terjadi di pelabuhan.
Peredaman dilakukan dengan menggunakan bahan elastis, biasanya terbuat dari
karet
45
a. Fender Kayu gantung
Fender kayu berupa batang-batang kayu yang dipasang horizontal atau vertikal
Contoh :
akan menyerap energi karena defleksi yang terjadi pada waktu dibentur kapal
dan balok kayu memanjang
Contoh :
46
Fender kayu yang dipasang pada tiang pancang dari besi profil. Dibelakang
tiang besi juga dipasang balok profil memanjang. Antara tiang dan sisi atas
dermaga diberi bantalan kayu. Penyerapan energi diperoleh dari fender kayu
dan defleksi tiang dan balok besi.
Fender Karet
Bentuk paling sederhana dari fender karet yang banyak digunakan berupa ban-
ban luar mobil yang dipasang pada sisi depan disepanjang dermaga.
47
a. fender karet tabung silinder
Fender digantung secara melengkung pada dermaga dengan menggunakan
rantai (draped fender).
Fender ini cocok untuk dermaga tipe tertutup (solid).
48
c. fender karet Seibu V
Sesuai dengan perkembangan kapal tanker dengan ukuran yang sangat besar,
telah dikembangkan pula fender karet Seibu tipe V yang dapat menahan
benturan kapal tanker besar.
Untuk menahan energi yang lebih besar dapat dilakukan dengan memasang
dua fender Seibu menjadi satu. Dengan cara seperti itu penyerapan energi
dapat menjadi dua kali lipat tanpa terjadi peningkatan gaya reaksi
Fender Grafitasi
Fender grafitasi yang digantung sepanjang dermaga dan dibuat dari tabung baja
yang diisi dengan beton dan sisi depan diberi pelindung kayu dengan berat 15 ton
49
Apabila terbentur kapal, fender akan bergerak kebelakang dan keatas,
sehingga kecepatan kapal dapat dikurangi, karena untuk menggerakan
kebelakang dibutuhkan tenaga yang cukup besar.
50
SUPER CELL FENDER SUPER ARCH FENDER SMALL CRAFT FENDERING
Pada saat merapat sisi depan kapal membentur fender, dan hanya ½ dari bobot
kapal yang secara efektif menimbulkan energi benturan yang diserap oleh fender
dan dermaga.
51
maka terdapat hubungan :
Dengan :
d : defleksi fender
dermaga
g : grafitasi
Tipe dan penempatan fender pada sisi depan dermaga harus dapat melindungi
dan menyerap energi benturan dari semua jenis dan ukuran kapal untuk berbagai
elevasi muka air
52
Dalam arah horizontal jarak antara fender harus ditentukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari kontak langsung antara kapal dan dermaga.
h : tinggi fender
Mengikat kapal pada saat berlabuh, agar tidak terjadi pergerakan kapal oleh
gelombang, arus dan angin
53
Menolong kapal untuk berputar
Alat penambat ini dapat diletakkan di darat / dermaga dan didalam air.
Bolder diletakan pada sisi dermaga dengan jarak antara bolder 15 – 25 meter
Dolphin
Dolphin ini banyak digunakan pada pelayanan bongkar muat barang curah
54
Dolphin Penahan (breasting dolphin)
Dolphin lentur
terdiri dari sekelompok tiang dari kayu, besi, beton (3,7,19 atau lebih)
yang diikat menjadi satu dengan menggunakan kabel baja.
Dolphin kaku
terdiri dari tiang-tiang pancang kayu, baja, beton atau sel turap dan
dilengkapi denga fender.
55
Apabila kapal yang bertambat cukup besar, maka digunakan tambatan
kapal yang dibuat dari plat beton tebal yang didukung oleh tiang-tiang baja
yang dipancang secara vertikal dan miring
Dolphin kaku dari beton Dolphin kaku dari kayu Dolphin kaku dari sel turap baja
Kapal-kapal yang akan melakukan bongkat muat barang tidak selalu dapat
langsung merapat di dermaga karena dermaga sedang dipergunakan / penuh,
diperbaiki.
Jika kapal berada di luar lindungan pemecah gelombang, kapal dapat berlabuh
dengan cara membuang jangkarnya sendiri tetapi tidak selalu tenang, oleh
karena itu kapal dianjurkan berlabuh didalam lindungan pemecah gelombang.
56
Putaran kapal terhadap jangkarnya
Selain sebagai pengikat kapal, dapat juga berfungsi sebagai penolong untuk
berputar kapal dan membantu pengereman
57
BAB IX
58
9.3 POLA PENDARATAN IKAN
Secara garis besar area darat dapat dibagi menjadi 5 zona, yaitu:
2) Zona Permukiman
5) Zona Industri
59
BAB X
PASANG SURUT
Pasang Purnama
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari berada dalam suatu garis lurus. Pada
setiap sekitar tanggal 1 dan 15.
Pasang Perbani
terjadi ketika bumi, bulan dan matahari membentuk sudut tegak lurus. pada
sekitar tanggal 7 dan 21
60
A. Pasang surut harian ganda (semi diurnal tide)
Dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan dua kali air surut dengan tinggi
yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan secara teratur.
Periode pasang surut rata-rata adalah 12 jam 24 menit.
Dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut. Periode
pasang surut adalah 24 jam 50 menit.
Dalam satu hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi
dan periodenya berbeda. Pada pasang-surut campuran condong ke harian
ganda (mixed tide, prevailing semidiurnal)
Pada tipe ini dalam satu hari terjadi satu kali air pasang dan satu kali air surut,
tetapi kadang-kadang untuk sementara waktu terjadi dua kali pasang dan dua
kali surut dengan tinggi dan periode yang sangat berbeda. Sedangkan jenis
campuran condong ke harian tunggal (mixed tide, prevailing diurnal)
Tide Staff
• berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.
61
Tide gauge
Satelit
62
BAB XI
GELOMBANG
Gelombang laut adalah pergerakan naik dan turunnya air dengan arah tegak
lurus permukaan air laut yang membentuk kurva/grafik sinusoidal. Gelombang
laut disebabkan oleh angin, gaya tarik menarik bumi – bulan – matahari, gempa
di dasar laut, maupun pergerakan kapal. Angin di atas lautan memindahkan
tenaganya ke permukaan perairan, menyebabkan riak-riak, alunan/bukit, dan
berubah menjadi apa yang kita sebut sebagai gelombang atau ombak.
Gelombang laut dalam Adalah suatu gelombang dimana panjangnya lebih besar
daripada kedalaman airnya.
Refraksi
63
akan lebih kecil dibandingkan dengan puncak pada kedalaman yang lebih dalam.
Sehingga puncak gelombang akan mengalami suatu pembelokkan.
Difraksi
Refleksi
Shoaling
64
BAB XII
PEMECAH GELOMBANG
Breakwater atau dalam hal ini pemecah gelombang lepas pantai adalah
bangunan yang dibuat sejajar pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis
pantai. Pemecah gelombang dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan
pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum
sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini
dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
65
12.2 TIPE PEMECAH GELOMBANG
66
12.2 ANALISA PEMECAH GELOMBANG
67
BAB XIII
3. Mercu Suar adalah konstruksi menara yang tinggi dengan lampu suar yang
berada dipuncaknya. Bangunan ini biasanya didirikan disuatu titik dipantai
untuk memandu kapal yang akan menuju pelabuhan. Mercu suar juga dapat
ditempatkan di karang, gosong atau ditempat yang berbahaya untuk
pelayaran. Mercu Suar bisa dibuat dari pasangan batu dan konstruksi baja,
dan harus cukup kuat untuk bisa menahan serangan gelombang. Menara
Mercu Suar juga harus cukup tinggi sehingga lampu suar dapat dilihat oleh
68
kapal yang sedang mendekat, paling tidak dari jarak 32 km, dengan
memperhatikan bentuk bumi yang bulat.
Alat pemandu tipe ini berupa pelampung (buoy) yang dilengkapi dengan alat pemberi
tanda peringatan yang bisa berupa lampu, pemantul gelombang radar (radar
reflektor), bel atau bunyi peringatan lainnya, yang tergantung pada penggunaannya
yang di letakkan di suatu tempat tertentu. Pada tipe ini alat pemandu pelayaran dapat
berupa kapal rambu suar atau pelampung dengan bentuk yang telah distandarisasi.
1. Kapal Rambu Suar Kapal Rambu Suar adalah suatu Kapal kecil dengan bobot 500
ton atau lebih yang bisa diawaki atau tidak diawaki yang dilengkapi dengan lampu
otomatis dan sinyal kabut yang dipasang ditempat-tempat yang sulit untuk
dibangun Mercu suar. Lampu sinyal biasa ditempatkan pada ketinggian 9-12 m
diatas muka air. Untuk membedakan dengan kapal-kapal lain, pada lambung kapal
rambu suar biasanya dicat merah dengan nama stasiun yang d1cat putih pada
kedua sisinya.
2. Pelampung (bouy) Pelampung (buoy) ini bisa dilengkapi dengan lampu, radar
pemantul, bel, atau bunyi peringatan yang disesuaikan dengan
penggunaannya. Jenis pelampung rambu suar yang ada antara antara lain adalah
pelampung bebrbentuk tiang (spar buoy), kaleng (can buoy), nun buiy, bola
(spherical buoy), pelampung bercahaya, dan sebagainya.
69
2. Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) adalah pelampung yang tidak dilengkapi
dengan cahaya, terbuat dari logam dengan dicat hitam dan diberi nomor dengan
penomoran ganjil. Pelampung berbentuk kaleng (Can buoy) biasanya diletakkan
disebelah kiri pelabuhan atau disebelah kiri alur apabila kapal masuk dari arah
laut. Bentuk dari Can Buoy adalah rata pada bagian atasnya.
3. Nun Buoy adalah pelampung yang tidak dilengkapi dengan cahaya yang terbuat dari
logam dengan dicat merah dan diberi nomor dengan penomoran genap. Nun Buoy
biasanya diletakkan disebelah kanan kapal atau disebelah kanan alur apabila kapal
masuk dari arah laut. Bentuk dari Nan Buoy adalah kerucut pada bagian yang berada
diatas permukaan air.
4. Pelampung berbentuk bola (Spherical Buoy) mempunyai bentuk seperti bola dan
biasanya diletakkan pada tempat khusus di kanal pada tempat yang dangkaldan
terbuat dari logam yang dicat menurut posisinya. Pelampung jenis ini kadang-
kadang diberi lampu dan kadang juga tidak.
6. Pelampung dengan tanda suara (Sound Warning Buoy) adalah pelampung yang
dilengkapi dengan cahaya ataupun tidak, yang mempunyai kerangka logam yang
tinggi dan terletak pada dasar yang terapung dengan dilengkapi pelampung yang
bercahaya. Apabila pelampung tersebut dilengkapi dengan cahaya, lampu akan
diletakkan pada pada puncak konstruksi sedangkan sumber suaranya akan
diletakkan dibawahnya. Sumber suara bisa berupa bel, gong, peluit atau terompet,
yang dioperasikan sesuai gerakan pelampung atau secara otomatis. Pelampung ini
digunakan pada tempat yang khusus atau tersembunyi untuk memberikan
peringatan pada kapal yang terkena kabut baik siang maupun malam hari.
70