TEKNOLOGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI LAUT
ALUR PELAYARAN
NUR YUWONO
JURUSAN TEKNIK SIPIL & lINGKUNGAN,
1
FAKULTAS TEKNIK, UGM
ALUR PELAYARAN
UMUM
Alur pelayaran dipergunakan untuk mengarahkan kapal yang akan menuju ke kolam
pelabuhan (kolam labuh).
Kanan-kiri alur pelayaran diberi tanda (rambu-rambu) navigasi sehingga kapal dapat
mengetahui posisi alur dengan tepat.
Kedalaman alur pelayaran ditentukan berdasarkan kapal terbesar (draft terdalam) atau
kapal rencana, sedangkan lebar alur direncanakan berdasarkan ukuran maupun jumlah
kapal yang akan memanfaatkan alur tersebut dalam waktu yang bersamaan
Alur kapal biasanya terdiri dari 4 bagian:
Daerah tunggu kapal (mooring and anchoring)
Saluran pendekatan (pengarah)
Alur masuk menuju kolam, dan
Kolam putar
Daerah tunggu kapal adalah daerah dimana kapal buang sauh untuk menunggu giliran
masuk ke kolam pelabuhan. Kapal melakukan masa penungguan karena beberapa
alasan, diantaranya adalah:
Dermaga penuh,
Alur terlalu dangkal karena pada saat itu baru pada posisi surut
Alur pelayaran terlalu sempit dan ada kapal yang sedang menggunakan alur tersebut
Pada keadaan air surut kedalaman daerah tunggu paling tidak sebesar 1,15 draft kapal
rencana (kapal terdalam), dan tidak terlalu dalam (tidak lebih dari 100 m)
Kolam putar berfungsi untuk mengubah arah kapal sehingga kapal dapat dengan
mudah merapat kedermaga atau meninggalkan dermaga.
2
ALUR PELAYARAN
DAERAH
DAERAH
TUNGGU
TUNGGU
KAPAL
KAPAL
PEMECAH
GELOMBANG
SALURAN PENDEKATAN
SALURAN PENGARAH
DAERAH
TUNGGU
KAPAL
KOLAM
PUTAR
KOLAM
LABUH
3
PELABUHAN TANJUNG PRIOK
4
KOLAM PELABUHAN
TANJUNG PRIOK
5
ALUR PELAYARAN
6
ALUR PELAYARAN BUATAN DAN ALAMI
KALIMANTAN SELATAN
7
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN SUEZ
8
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN DILENGKAPI DENGAN
PINTU AIR (WATER LOCK)
TERUSAN PANAMA
Bosporus
Gibraltar
Suez
Hormuz
Bab el-Mandab
Panama
Malacca
Good Hope
Magellan
9
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN DILENGKAPI DENGAN
PINTU AIR (WATER LOCK)
11
PETA BATHIMETRI PANTAI UTARA MADURA
KEDALAMAN DISEBUT DENGAN METER
ALUR PELAYARAN
DIANTARA DUA
PULAU, SELAT
BANGKALAN
13
ALUR PELAYARAN
PELABUHAN NAMLEA
PULAU BURU
14
ALUR PELAYARAN
16
ALUR PELAYARAN, AUSTRALIA
17
ALUR PELAYARAN
18
AVAILABLE NAVIGATION CHANNEL
Navigation Channel
Width : 500 – 700
m
Depth : > 12. 00
m
Navigation Channel
Width > 3.0 km
19
Depth > 13 m
SUGGESTION:
1. Shift the location of the
4 mooring area to the empty
(not busy) area .
2. Develop the Asam Strait for
the navigation channel by
construction of a new canal.
3. Use the dredged material for
reclamation material (fill
2 material) in developing the
industrial area
4. Add the navigation aid, (see
position after development
Kedalaman alur
Sq
h = d + w + Sq + C + Sd + Ir
Keterangan: d
h
h = kedalaman air diukur dari LWL (LWS)
d = draft kapal rencana w
w = gerakan kapal akibat gelombang C
Sq = penurunan kapal akibat squat Sd
C = ruang kebebasan yang diperlukan kapal untuk Ir
bergerak sesuai dng rencana (keel clearance)
Sd = kedalaman tambahan yang disediakan untuk
pengendapan sedimen Ruang kebebasan bruto:
Ir = irregularitas akibat pelaksanaan pengerukan
termasuk ketidak telitian pengukuran dan Rkb = W + sq + C
toleransi pengukuran.
21
ALUR PELAYARAN
Squat
Squat adalah turunnya permukaan air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal. Penurunan permukaan air ini akan menyebabkan
tambahan kedalaman yang diperlukan untuk menentukan alur
pelayaran
Keterangan:
F 2
S q 2,4 2 r Sq = squat (m)
Lp (1 F ) r
2
= volume air yang dipindahkan (m3)
Lp = panjang kapal pd permukaan air (m)
Fr = Bilangan Froude = V/(gh)0,5
V = Kecepatan kapal (m/s)
Sq
h g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman air (m) 22
ALUR PELAYARAN
Swaying (kanan-kiri)
Rolling (goyangan)
Yawing (kanan-kiri,
buritan dan haluan
tidak seimbang
23
ALUR PELAYARAN
B
dnav
Wnav
26
ALUR PELAYARAN
29
ALUR PELAYARAN
31
ACCEPTABLE WAVE HEIGHTS AND
SHIP MOVEMENTS AT BERTH
32
ALUR PELAYARAN, DRAFT KAPAL
33
ALUR PELAYARAN, KEDALAMAN KOLAM
C PAX 1000
1 KM. KELIMUTU 6022 1807 1985 1450
2 KM. LAWIT 6022 1807 1986 1450
3 KM. TATAMAILAU 6022 1806 1990 1400
4 KM. SIRIMAU 6022 1806 1990 1400
5 KM. AWU 6022 1806 1991 1400
6 KM. LEUSER 6022 1806 1994 1400
7 KM. BINAIYA 6022 1806 1994 1400
8 KM. BUKIT RAYA 6022 1806 1994 1400
9 KM. TILONGKABILA 6022 1806 1995 1400
D PAX 500
1 KM. PANGRANGO 2620 786 1993 400
2 KM. SANGIANG 2620 786 1997 400
3 KM. WILIS 2620 786 1997 400
ALUR PELAYARAN
KAPAL PENUMPANG PT PELNI PAX 3000 DAN 2000 adalah sbb :
E TYPE RO-RO
1 KM. FUDI 13494 4049 1979 5402
2 KM. GANDA DEWATA 9225 2768 1978 2765
3 KM. EGON 4914 1928 1991 780
4 KM. JETLINER 4563 1892 1995 600
UKURAN KAPAL PESIAR
43
UKURAN KAPAL IKAN
Soal latihan.
Rencanakan alur pelayaran (gambarkan potongan
melintang alur yang diperlukan) pada suatu
pelabuhan yang diketahui data data berikut ini:
Data Kapal barang (ukuran kapal dapat dilihat diliteratur)
Kapal bobot 1000 DWT, intensitas (frequensi) tinggi
Kapal bobot 3000 DWT, intensitas (frequensi) sedang
Kapal bobot 5000 DWT intensitas (frequensi) sangat
rendah
Data lain-lain:
Gerakan kapal akibat gelombang = 30 cm
Ruang bebas yang diperlukan oleh kapal = 100 cm
HWL = + 2,0 m; LWL = + 0,0, dasar perairan = -2,0 m
Penurunan kapal akibat Squat = 20 cm
46
47