Anda di halaman 1dari 47

BAGIAN 3

TEKNOLOGI KESELAMATAN
TRANSPORTASI LAUT
ALUR PELAYARAN

NUR YUWONO
JURUSAN TEKNIK SIPIL & lINGKUNGAN,
1
FAKULTAS TEKNIK, UGM
ALUR PELAYARAN

 UMUM
 Alur pelayaran dipergunakan untuk mengarahkan kapal yang akan menuju ke kolam
pelabuhan (kolam labuh).
 Kanan-kiri alur pelayaran diberi tanda (rambu-rambu) navigasi sehingga kapal dapat
mengetahui posisi alur dengan tepat.
 Kedalaman alur pelayaran ditentukan berdasarkan kapal terbesar (draft terdalam) atau
kapal rencana, sedangkan lebar alur direncanakan berdasarkan ukuran maupun jumlah
kapal yang akan memanfaatkan alur tersebut dalam waktu yang bersamaan
 Alur kapal biasanya terdiri dari 4 bagian:
 Daerah tunggu kapal (mooring and anchoring)
 Saluran pendekatan (pengarah)
 Alur masuk menuju kolam, dan
 Kolam putar
 Daerah tunggu kapal adalah daerah dimana kapal buang sauh untuk menunggu giliran
masuk ke kolam pelabuhan. Kapal melakukan masa penungguan karena beberapa
alasan, diantaranya adalah:
 Dermaga penuh,
 Alur terlalu dangkal karena pada saat itu baru pada posisi surut
 Alur pelayaran terlalu sempit dan ada kapal yang sedang menggunakan alur tersebut
 Pada keadaan air surut kedalaman daerah tunggu paling tidak sebesar 1,15 draft kapal
rencana (kapal terdalam), dan tidak terlalu dalam (tidak lebih dari 100 m)
 Kolam putar berfungsi untuk mengubah arah kapal sehingga kapal dapat dengan
mudah merapat kedermaga atau meninggalkan dermaga.
2
ALUR PELAYARAN
DAERAH
DAERAH
TUNGGU
TUNGGU
KAPAL
KAPAL

PEMECAH
GELOMBANG

SALURAN PENDEKATAN
SALURAN PENGARAH

DAERAH
TUNGGU
KAPAL

KOLAM
PUTAR
KOLAM
LABUH
3
PELABUHAN TANJUNG PRIOK

4
KOLAM PELABUHAN
TANJUNG PRIOK

5
ALUR PELAYARAN

 MACAM ALUR PELAYARAN:


 Alur pelayaran alami: alur sungai, alur diantara dua pulau
(selat) atau alur diantara beberapa pulau gosong karang
 Alur pelayaran buatan: anjir (Pulau Kalimantan), terusan
(Panama, Zues), alur pelayaran dibuat dengan pengerukan

 PERTIMBANGAN PEMILIHAN/PERENCANAAN ALUR


 Keadaan trafik kapal
 Keadaan geografi dan meteorologi
 Sifat-sifat fisik dan variasi dasar saluran
 Rambu-rambu navigasi dan fasilitas panduan
 Karakteristik kapal terbesar yang memanfaatkan alur
 Kondisi pasang surut

6
ALUR PELAYARAN BUATAN DAN ALAMI
KALIMANTAN SELATAN

7
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN SUEZ

8
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN DILENGKAPI DENGAN
PINTU AIR (WATER LOCK)
TERUSAN PANAMA

Bosporus
Gibraltar
Suez
Hormuz

Bab el-Mandab
Panama
Malacca

Good Hope

Magellan

9
ALUR PELAYARAN BUATAN
TERUSAN DILENGKAPI DENGAN
PINTU AIR (WATER LOCK)

PINTU AIR (WATER LOCK)


PADA TERUSAN PANAMA
10
ALUR PELAYARAN ALAMI
ALUR DIANTARA DUA PULAU (SELAT)

ALUR PELAYARAN SELAT


BANGKALAN (ANTARA
PULAU JAWA – MADURA)
DI DEPAN PELABUHAN
TANJUNG PERAK Alur pelayaran dengan
kedalaman -10 sd -12,5 m

11
PETA BATHIMETRI PANTAI UTARA MADURA
KEDALAMAN DISEBUT DENGAN METER

ALUR PELAYARAN
DIANTARA DUA
PULAU, SELAT
BANGKALAN

Sumber data peta laut:


Skala 1 : 200.000 (07O22’30” S)
Kedalaman disebut dengan meter dan disurutkan sampai Rata-rata Air Rendah Terendah
Primkopal Hidros
di Alur Barat 11 dm, Alur Timur 15 dm, Probolinggo 16 dm dan Kalianget 14 dibawah Duduk Tengah.
Ketinggian disebut dengan meter dan dihitung terhadap Duduk Tengah. Jl. Banda No. 6, Pelabuhan
Proyeksi : Mercator
Spheroida : World Geodetic System 1984
Sumber data : Kapal Pemeta “Melvil Van Carnbee”, Hidrografi dan “Blommendal” tahun 1886-1890
Tanjung Priok
Telp: 021 491757
Peta Laut No. 90 Edisi tahun 1981, Peta Laut No. 96 Edisi tahun 2002, Peta Laut No. 395 Edisi tahun 1989
dan survey selat Madura tahun 1983, survei Tanjung Jangkar tahun 1989, survei PT. Telkom tahun 2000
Diperbarui oleh Dinas Hidro-Oseanografi tahun 2002
12
ALUR PELAYARAN ALUR PELAYARAN ALAMI
PELABUHAN BONTANG, KALTIM

13
ALUR PELAYARAN

PELABUHAN NAMLEA
PULAU BURU

14
ALUR PELAYARAN

ALUR PELAYARAN BUATAN


PELABUHAN PT SEMEN GRESIK tbk
TUBAN

Alur pelayaran dibuat dengan


pengerukan. Pendangkalan
diperkirakan 1,9 m per tahun. Untuk
mengatasi masalah pendangkalan
dibuat konstruksi under water sill,
yang mampu mengurangi
pendangkalan sebesar 50 %. Untuk
merawat alur dilakukan pengerukan
setiap 3 tahun sekali, atau sesuai
keadaan.
15
ALUR PELAYARAN

16
ALUR PELAYARAN, AUSTRALIA

17
ALUR PELAYARAN

18
AVAILABLE NAVIGATION CHANNEL

Navigation Channel
Width : 500 – 700
m
Depth : > 12. 00
m

Navigation Channel
Width > 3.0 km
19
Depth > 13 m
SUGGESTION:
1. Shift the location of the
4 mooring area to the empty
(not busy) area .
2. Develop the Asam Strait for
the navigation channel by
construction of a new canal.
3. Use the dredged material for
reclamation material (fill
2 material) in developing the
industrial area
4. Add the navigation aid, (see
position after development

3 5 of new navigation channel)


5. Use the existing navigation
channel “Asam strait” for
1 the ship less then 30.000
DWT (use assistance boat if
necessary)
ALUR PELAYARAN

 Kedalaman alur
Sq
h = d + w + Sq + C + Sd + Ir

Keterangan: d
h
 h = kedalaman air diukur dari LWL (LWS)
 d = draft kapal rencana w
 w = gerakan kapal akibat gelombang C
 Sq = penurunan kapal akibat squat Sd
 C = ruang kebebasan yang diperlukan kapal untuk Ir
bergerak sesuai dng rencana (keel clearance)
 Sd = kedalaman tambahan yang disediakan untuk
pengendapan sedimen Ruang kebebasan bruto:
 Ir = irregularitas akibat pelaksanaan pengerukan
termasuk ketidak telitian pengukuran dan Rkb = W + sq + C
toleransi pengukuran.

21
ALUR PELAYARAN

 Squat
 Squat adalah turunnya permukaan air yang disebabkan oleh
kecepatan kapal. Penurunan permukaan air ini akan menyebabkan
tambahan kedalaman yang diperlukan untuk menentukan alur
pelayaran

Keterangan:
 F 2
S q  2,4 2 r Sq = squat (m)
Lp (1  F ) r
2
 = volume air yang dipindahkan (m3)
Lp = panjang kapal pd permukaan air (m)
Fr = Bilangan Froude = V/(gh)0,5
V = Kecepatan kapal (m/s)
Sq
h g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = kedalaman air (m) 22
ALUR PELAYARAN

 Gerak kapal akibat gelombang


 Gerak kapal yang dimaksud disini adalah pergerakan posisi kapal
terhadap bilamana kapal tersebut tidak mendapat pengaruh
gelombang.
 Gerakan kapal ini dapat mempengaruhi kebutuhan alur pelayaran
yang diperlukan, dapat bertambah dalam ataupun bertambah lebar
 Gerak kapal akibat adanya gelombang dapat berupa:

Pitching (anggukan) Surging (depan- belakang)


Heaving (angkatan)

Swaying (kanan-kiri)
Rolling (goyangan)

Yawing (kanan-kiri,
buritan dan haluan
tidak seimbang
23
ALUR PELAYARAN

 Pengaruh gerakan kapal terhadap kebutuhan


kedalaman:
 Bruun (1981) memberikan ruang kebebasan bruto (w + Sq +
C) untuk berbagai kondisi gelombang sebagai berikut ini:
 Di laut terbuka, gelombang besar dan kecepatan kapal besar,
ruang kebebasan bruto = 15 % draft kapal rencana.
 Di daerah tunggu kapal, gelombang besar, ruang kebebasan
bruto = 15 % draft kapal rencana
 Di alur pelayaran luar kolam pelabuhan, gelombang besar, ruang
kebebasan bruto = 15 % draft kapal rencana
 Di alur pelayaran yang tidak terbuka terhadap gelombang (laut
bebas), ruang kebebasan bruto = 10 % draft kapal rencana
 Di kolam pelabuhan yang relatip terlindung, ruang kebebasan
bruto dapat diambil = 7 % draft kapal rencana
24
ALUR PELAYARAN

 Lebar Alur Pelayaran:


 Lebar alur pelayaran tergantung pada
 Lebar, kecepatan dan gerakan kapal
 Trafik kapal (satu atau dua jalur)
 Kedalaman alur
 Kondisi tebing dan dasar saluran (pasir, lumpur, karang)
 Kondisi hidro-oseanografi dan klimatologi (arus, angin,
gelombang)
 Penentuan lebar alur
 Dihitung berdasarkan kebutuhan ruang kapal untuk
manuver, baik untuk satu atau dua jalur.
 Ditentukan lebar minimum alur (OCDI, 1991)
 Alur relatip panjang : Wnav > 1,5 Loa
 Alur sedang atau pendek : Wnav > 1,0 Loa 25
ALUR PELAYARAN
KETERANGAN:
Wnav = lebar alur yang diperlukan
 Penentuan lebar alur untuk navigasi (m)
dnav = kedalaman yang diperlukan
 Untuk satu jalur untuk navigasi dari m.a.r. (m)
B = lebar kapal rencana (m)
 Wnav = b.B + a.B + b.B a = koefisien manuver = 1,6 - 2,0
 Untuk dua jalur b = koefisien lingkungan = 0,6 - 1,6
c = koefisien ruang bebas antara
 Wnav = 2b.B + 2a.B + c.B dua perahu = 0,8 - 1,0

Apabila a = 1,8 ; b = 1,5 ; c = 1,0


Wnav = 7,6 B
b.B c.B b.B
a.B a.B

B
dnav

Wnav
26
ALUR PELAYARAN

 Formula yang disarankan oleh Direktorat Pelabuhan


dan Pengerukan, Dirjen Perhubungan Laut, 2002
 Arealberlabuh : R = L + 6D + 30 m
 Arealalih muat kapal : R = L + 6D + 30 m
 Arealsandar kapal : A = 1,8. B * 1,5 L
 Arealkolam putar : Di = 2 L
 Arealpemanduan dan penundaan: A = W *L
W = 9 B + 30 m
 Keterangan:
 R = Jari-jari Areal yang diperlukan
 L, La = Panjang kapal, Panjang alur
 D = Kedalaman air
 Di = diameter areal yang dipergunakan untuk putar
 A = Luas areal yang diperlukan
 W = Lebar alur
27
ALUR PELAYARAN

PERHITUNGAN LEBAR ALUR BERDASARKAN PEDOMAN DARI


DIREKTORAT PELABUHAN DAN PENGERUKAN, 2002
No Pemanfaatan Kondisi alur Lebar Alur
alur
1 Satu jalur Kapal tidak berpapasan 5 B
2 Dua jalur dan alur Kapal sering 7 B + 30 m
relatif panjang berpapasan
Kapal jarang 4 B + 30 m
berpapasan
3 Dua jalur dan alur Kapal sering 9 B + 30 m
melengkung berpapasan
Kapal jarang 6 B + 30 m
berpapasan
B = Lebar Kapal Rencana
28
ALUR PELAYARAN

 Lay out alur pelayaran (buatan) = L2/2.R


W+
 Alur pelayaran sebaiknya lurus
 Satu garis lengkung akan lebih baik W
dari pada sederetan belokan kecil R
 Garis lurus yang menghubungkan
dua kurva lengkung harus
mempunyai panjang minimum 10 X
panjang kapal rencana
 Jari-jari belokan (R) harus cukup
panjang, dan lebar alur pada 
belokan perlu diperlebar, tergantung
sudut belokan (alpha)
 R >= 3 L, untuk alpha < 250
 R >= 5 L, untuk 250 < alpha < 350 R
 R >= 10 L, untuk alpha > 350

29
ALUR PELAYARAN

 Kebutuhan ruang perairan


 Kolam tambat dengan angker (jangkar)
 Tambatan dapat berputar 360o : R = L + 6,0 D + 30 (m)
 Tambatan dengan dua jangkar : R = L + 4,5 D + 25 (m)
 Kolam tambat dengan pelampung
 Tambatan pelampung tunggal : R = L + 25 (m)
 Tambatan pelampung ganda : segi empat dengan panjang dan lebar:
Panjang= L + 50, Lebar= L/2
 Kolam putar
 Luas kolam putar minimum, lingkaran dengan: R = 1,5 L
 Luas Kolam putar dengan kapal tunda :R=L

 Ketenangan kolam labuh *)


 Kapal kecil (< 500 GRT) (Hs)maks = 0,30 m
 Kapal sedang dan besar (500 – 50.000 GRT) (Hs)maks = 0,50 m
 Kapal sangat besar (> 50.000 GRT) (Hs)maks = 0,70 sd 1,50 m

*) Sangat tergantung cara bongkar muat dan sandar kapal


Kolam pelabuhan harus dapat dioperasikan di atas 95 sd 97,5 % waktu.
30
ALUR PELAYARAN

 MAXIMUM SIGNIFICANT WAVE HEIGHT (H.


Velsink, PIANC, Bulletin No 56) (C.A.Thorensen,
2006) (periode gelombang maks 10 detik)

Ship at berth Hs at berth (m)


Marinas 0,15
Fishing boats 0,40
General Cargo (< 30.000 DWT) 0,70
Bulk Cargo (< 30.000 DWT) 0,80
Bulk Cargo (30.000 – 100.000 DWT) 0,80 -1,50
Oil Tankers (< 30.000 DWT) 1,00
Oil Tankers (30.000 – 150.000) 1,00 – 1,70
Pasanger ship 0,70

31
ACCEPTABLE WAVE HEIGHTS AND
SHIP MOVEMENTS AT BERTH

32
ALUR PELAYARAN, DRAFT KAPAL

BOBOT KAPAL DRAFT KAPAL, FULL LOAD (M) (OCDI, 1991)


DWT *)
KAPAL BARANG KAPAL MINYAK KAPAL FERRY KAPAL PENUMPG
GRT **)
500 - *) - *) - **) 2,9 **)
700 3,7 3,7 - -
1.000 4,2 4,0 3,7 3,6
2.000 4,9 5,0 4,3 4,0
3.000 5,7 5,6 4,9 4,5
5.000 6,8 6,5 - 5,2
6.000 - - 5,9 -
10.000 8,5 8,0 6,5 6,2
15.000 9,3 9,0 - 6,8
20.000 10,0 9,8 - 7,5
30.000 10,9 10,9 - 8,5

33
ALUR PELAYARAN, KEDALAMAN KOLAM

BOBOT KAPAL PEDOMAN KEDALAMAN KOLAM PELABUHAN (M) (OCDI, 1991)


DWT *) KAPAL BARANG KAPAL MINYAK KAPAL FERRY KAPAL PENUMPG
GRT **)
500 - *) - *) - **) 3,5 **)
700 4,5 4,0 - -
1.000 5,0 4,5 4,5 4,0
2.000 5,5 5,5 5,5 4,5
3.000 6,5 6,5 6,0 5,0
5.000 7,5 7,5 - 6,0
6.000 - - 7,5 -
10.000 10,0 9,0 8,0 7,0
15.000 11,0 10,0 - 7,5
20.000 11,5 11,0 - 9,0
30.000 12,0 12,0 - 10,0

Kedalaman kolam tidak memperhitungkan ruang tambahan untuk


pengendapan lumpur/sedimen 34
UKURAN KAPAL PENUMPANG

GRT W Loa Lpp B Dmaks


(ton) (m) (m) (m) (m)
80.000 75.000 315 295 35,5 11,5
70.000 65.000 312 295 34,0 11,0
60.000 55.000 310 290 32,5 10,5
50.000 45.000 300 280 31,0 10,0
40.000 35.000 265 245 29,5 10,0
30.000 30.000 230 210 28,0 10,0
20.000 20.000 200 180 25,0 9,2
1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3

Sumber: CA Thoresen, 2006 35


UKURAN KAPAL PENUMPANG PELNI

No NAMA KAPAL UKURAN KAPAL


Panjang (m) Draft (m) Bobot (GRT)
1 Tatamailau 99,8 4,1 6.000
2 Sirimau 99,8 4,1 6.000
3 Awu 99,8 4,1 6.000
4 Kelimutu 99,8 4,2 5.587
5 Lawit 99,8 4,1 5.587

6 Tidar 144,0 5,9 14.200


7 Kerinci 144,0 5,9 13.947
8 Kambuna 144,0 5,9 13.947
9 Rinjani 144,0 5,9 13.860
10 Umsini 144,0 5,9 13.860
11 Dobonsolo 144,0 5,9 14.200

1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3 36


ALUR PELAYARAN
KAPAL PENUMPANG PT PELNI PAX 3000 DAN 2000 adalah sbb :

ISI KOTOR ISI BERSIH TAHUN DWT


NO NAMA KAPAL
GT NT PEMBANGUNAN (Ton)
A PAX 3000
1 KM LABOBAR 15136 4933 2003 3340
B PAX 2000
1 KM. KERINCI 14501 7136 1983 3400
2 KM. UMSINI 14501 6787 1985 3434
3 KM. TIDAR 14501 5354 1987 3200
4 KM. CIREMAI 14581 5412 1991 3200
5 KM. DOBONSOLO 14581 5412 1992 3200
6 KM. BUKIT SIGUNTANG 14649 4395 1995 3375
7 KM. LAMBELU 14649 4395 1996 3375
8 KM. SINABUNG 14665 4400 1997 3175
9 KM. KELUD 14665 4400 1998 3175
10 KM. DOROLONDA 14685 4629 2000 3175
11 KM. NGGAPULU 14685 4629 2001 3175
ALUR PELAYARAN

KAPAL PENUMPANG PT PELNI PAX 3000 DAN 2000 adalah sbb :

ISI KOTOR ISI BERSIH TAHUN DWT


NO NAMA KAPAL
GT NT PEMBANGUNAN (Ton)

C PAX 1000
1 KM. KELIMUTU 6022 1807 1985 1450
2 KM. LAWIT 6022 1807 1986 1450
3 KM. TATAMAILAU 6022 1806 1990 1400
4 KM. SIRIMAU 6022 1806 1990 1400
5 KM. AWU 6022 1806 1991 1400
6 KM. LEUSER 6022 1806 1994 1400
7 KM. BINAIYA 6022 1806 1994 1400
8 KM. BUKIT RAYA 6022 1806 1994 1400
9 KM. TILONGKABILA 6022 1806 1995 1400
D PAX 500
1 KM. PANGRANGO 2620 786 1993 400
2 KM. SANGIANG 2620 786 1997 400
3 KM. WILIS 2620 786 1997 400
ALUR PELAYARAN
KAPAL PENUMPANG PT PELNI PAX 3000 DAN 2000 adalah sbb :

ISI KOTOR ISI BERSIH TAHUN DWT


NO NAMA KAPAL
GT NT PEMBANGUNAN (Ton)

E TYPE RO-RO
1 KM. FUDI 13494 4049 1979 5402
2 KM. GANDA DEWATA 9225 2768 1978 2765
3 KM. EGON 4914 1928 1991 780
4 KM. JETLINER 4563 1892 1995 600
UKURAN KAPAL PESIAR

No NAMA KAPAL UKURAN KAPAL


Panjang (m) Draft (m) Bobot (GRT)
I a. Europa 200 9,0 33.819
b. Fair Star 186 8,2 21.619
c. Arkona 164 6,0 18.519

II a. Fantasy World 160 6,4 16.255


b. Continental World 160 6,4 16.254
c. Michail Solokov 139 5,0 12.796
d. Osean Pearl 155 5,5 12.356

III a. Royal Viking Queen 135 5,0 9.975


b. Sea Bourn Spirit 146 5,0 9.975
c. Cora Princes 146 5,0 9.765
d. Daphine 163 6,6 9.436
e. Song of Flower 122 5,0 8.400
f. Frontier Spirit 112 5,0 6.752
g. Regina Renaissance 91 5,0 4.290
h. Sea Godess 105 4,0 4.253
i. Calidonian Star 90 6,6 3.095
j. Spice Island 36 2,0 729 40
UKURAN KAPAL CAMPURAN

GRT DWT W Loa Lpp B Dmaks


(ton) (ton) (m) (m) (m) (m)
500 700 1.000 55 50 8,5 3,8
1.000 1.500 2.000 70 65 10,0 4,3
3.500 5.000 7.000 105 100 15,0 7,0
5.500 8.000 11.000 135 125 18,0 8,0
10.000 15.000 20.000 165 155 21,5 9,5
25.000 30.000 185 180 25,0 10,5
50.000 60.000 225 215 32,0 12,0
100.000 125.000 280 265 41,0 15,0
150.000 180.000 315 300 46,0 17,0
200.000 240.000 345 326 51,0 19,5
300.000 356.000 385 364 59,5 22,0
400.000 460.000 412 392 66,0 24,0
Sumber: CA Thoresen, 2006 41
UKURAN KAPAL PETIKEMAS

DWT W Jumlah Gener Loa Lpp B Dmaks


(ton) (ton) Petikemas -asi (m) (m) (m) (m)
7.000 9.600 316 1st 143 128 19,0 6,50
10.000 13.500 530 1st 159 144 23,5 8,0
15.000 20.000 810 1st 180 166 26,5 9,0
20.000 27.000 1100 2nd 198 184 28,7 10,0
25.000 34.000 1380 2nd 212 198 30,0 10,7
30.000 41.500 1670 2nd 228 214 31,0 11,3
36.000 51.000 2000 3rd 270 255 31,8 11,7
50.000 73.500 2800 3rd 290 275 32,4 13,0
55.000 77.000 3900 4th 275 260 39,4 12,5
66.500 80.000 4800 5th 275 262 40,0 14,0
85.000 119.000 6000 6th 318 302 42,8 14,2
104.000 143.000 8000 7th 347 330 42,8 14,5
Sumber: CA Thoresen, 2006
42
UKURAN KAPAL PENGANGKUT MUATAN LEPAS

No Tipe Ukuran, DWT keterangan


1 Mini Bulk Carrier < 12.000
2 Small Handy-sized 15.000 – 25.000
3 Handy-sized 25.000 – 50.000
4 Handy max 35.000 – 50.000
5 Panamax 50.000 – 80.000
6 Cape-sized 100.000 – 180.000
7 Very Large Bulk Carrier > 180.000
Sumber: CA Thoresen, 2006

43
UKURAN KAPAL IKAN

GRT W Loa Lpp B Dmaks


(ton) (m) (m) (m) (m)
2.500 2800 90 80 14 5,9
2.000 2500 85 75 13 5,6
1.500 2100 80 70 12 5,3
1000 1750 75 65 11 5,0
800 1550 70 60 10,5 4,8
600 1200 65 55 10 4,5
400 800 55 45 8,5 4,0
200 400 40 35 7,0 3,5
100 55 6 3,0
50 30 5 2,5
30 25 4,5 2,1

Sumber: CA Thoresen, 2006 1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3 44


UKURAN KAPAL RO-RO , FERRIES

DWT W Loa Lpp B Dmaks


(ton) (m) (m) (m) (m)
106.000 115.000 253 238 40,0 15,0
64.500 76.000 225 215 34,0 13,0
42.500 53.000 183 173 32,3 12,0
27.700 40.000 177 158 27,3 11,6
18.000 32.500 181 165 30,4 9,3
16.000 23.500 178 164 26.8 7,6
14.000 21.500 164 149 23,5 8,8
12.000 20.000 190 173 26,0 7,2
10.000 23.500 193 181 27,3 6,8
8.000 16.000 156 137 22,6 7,3
6.000 21.000 178 170 27,8 6,3

Sumber: CA Thoresen, 2006 1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3 45


ALUR PELAYARAN

 Soal latihan.
 Rencanakan alur pelayaran (gambarkan potongan
melintang alur yang diperlukan) pada suatu
pelabuhan yang diketahui data data berikut ini:
 Data Kapal barang (ukuran kapal dapat dilihat diliteratur)
 Kapal bobot 1000 DWT, intensitas (frequensi) tinggi
 Kapal bobot 3000 DWT, intensitas (frequensi) sedang
 Kapal bobot 5000 DWT intensitas (frequensi) sangat
rendah
 Data lain-lain:
 Gerakan kapal akibat gelombang = 30 cm
 Ruang bebas yang diperlukan oleh kapal = 100 cm
 HWL = + 2,0 m; LWL = + 0,0, dasar perairan = -2,0 m
 Penurunan kapal akibat Squat = 20 cm

46
47

Anda mungkin juga menyukai