2. CONNECTING
1. DREDGING
3.DISCHARGING
CYCLE
OF
RAIBOWING
SYSTEM
3
RAINBOWING
4
RAINBOWING
Prosedure pekerjaan pengerukan dengan menggunakan Cutter Suction Dredger (CSD)
Pergerakan CSD dalam mengeruk menggunakan Jangkar yang disambung dengan Sling yang diikatkan pada Cutterhead, dengan Winch Draghead ditarik
kekiri-kanan untuk memotong material di dalam air. Sedangkan satu Spud bekerja agar CSD tetap pada posisinya. Untuk menggerakkan CSD pada lokasi lain
dengan menggunakan Spud (seperti melangkah) salah satu Spud station dan Spud lainnya bergerak maju.
Untuk pergerakan vertikal Draghead, dengan menggunakan Winch yang disambungkan dengan sling dan diikatkan pada Pontoon/Barge.
Segala kegiatan dalam air dimonitor melalui Komputer, yaitu pergerakan Draghead, sudut CSD dan tekanan pada pipa buang. Material disalurkan melalui pipa.
Yang mempengaruhi kerja CSD adalah karakteristik tanah, besaran butiran, SPT, kedalaman keruk, kondisi cuaca, lalu-lintas, pasang-surut
4.
Design
alur
pelayaran
Alur
Pelayaran
Belawan
dan
pasang
surut
pelabuhan
ALKI 1
ALKI 2
ALKI 3
Best
Accessibility
Antwerp 13.30m
Hamburg 13.50m
Rotterdam >19.65m
58 TEU 4400 TEU
1956: Kapal Peti Kemas Pertama 1984: Panamax Econoship
226 TEU
1956: Kapal Peti Kemas berjumlah 200+ 4300 TEU
1988: Kapal Peti Kemas pasca-Panamax pertama
1100 TEU
1968: Kapal Kelas Lancer 5000 TEU
1995-96: Banyak perusahaan menambahkan kapal jenis ini
8100 TEU
2003: OOCL meluncurkan kelas baru, termasuk OOCL Long Beach
ALUR
PELAYARAN
DAN
RAMBU
NAVIGASI
q Alur
Pelayaran
Pelabuhan
Belawan
COLLISION IMPACT
CODECO PIPE
REMARKS :
Gas Flow to ORF thru Old 14” Pipeline
Surabaya West Acces Chanel
Alur
Pelayaran
Sungai
Mahakam
• Terdapat
delta
dalam
jumlah
dan
ukuran
besar
terbentuk
di
muara
sungai
Mahakam,
membentang
kurang
lebih
pada
40
km
Garis
Bujur
dan
60
km
Garis
Lintang.
• Alur
pelayaran
utama
menuju
ke
Samarinda
mempunyai
jarak
65
km,
mulai
dari
selatan
delta
muara
Sungai
Mahakam.
Dari
alur
pelayaran
sepanjang
sungai
Mahakam
menuju
Pelabuhan
Umum
Samarinda
sepanjang
65
Km,
terdapat
bagian
alur
pelayaran
29
km
dengan
9
lokasi
(spot)
yang
memerlukan
pemeliharaan
ruTn
pengerukan
seTap
tahunnya.
Dimensi
alur
pelayaran
tersebut
berubah
sesuai
dengan
kondisi
anggaran
Volume
rata-‐rata
pengerukan
adalah
1.600.000
m3
per
tahun.
Pekerjaan
Pengerukan
dikerjakan
dengan
hopper
dredger
dan
material
hasil
pengerukan
dibuang
ke
lokasi
pembuangan
(dumping
area).
Terdapat
2
lokasi
pembuangan
(dumping
area)
yakni,
terletak
25
Km
di
selatan
dari
delta
dan
kurang
lebih
sungai
di
pusat
delta,
dekat
dengan
pulau
Sungai
Kelambu
• AlternaTf
alur
pelayaran
hanya
satu
karena
berkembang
pesatnya
minyak
dan
gas
di
blok
mahakam
sehingga
banyak
pipa2
yang
crossing
sungai
kecil
dan
ada
juga
yang
crossing
disungai
kearah
hulu
pelabuhan
Palaran
Alur
Pelayaran
Sungai
MUSI
Alur
Pelayaran
dan
Kolam
Pelabuhan
Alur
pelayaran
Pelabuhan
Palembang
menyusuri
Sungai
Musi
cukup
jauh
yaitu
±
108
km
dari
muara
Sungai
Musi
ke
lokasi
pelabuhan.
Pelabuhan
ini
memiliki
lebar
alur
100
–
300
m
dan
kedalaman
-‐5
s.d
-‐7
LWS.
Rumah
pandu
kapal
berada
di
Tanjung
Buyut
dan
Tdak
didukung
dengan
fasilitas
jalan
penghubung.
Perubahan
pasang
surut
permukaan
air
pada
bagian
ambang
luar
dan
bagian
dalam
Sungai
Musi
sangat
berpengaruh
terhadap
aksesibilitas
kapak-‐kapal
yang
berlayar
mulai
dari
ambang
luar
ke
Pelabuhan
Boom
Baru
Palembang
dan
sebaliknya.
Alur
pelayaran
mulai
dari
ambang
luar
sampai
dengan
Boom
Baru
mempunyai
lebar
antara
100m
–
300m
dan
kedalaman
setelah
dikeruk
-‐6,5m
LWS.
Untuk
spot
tertentu
kedalaman
-‐6,5m
LWS
hanya
bertahan
sekitar
3
bulan
akibat
adanya
pendangkalan
yang
menyebabkan
alur
tertentu
pada
spot
C,
hanya
mempunyai
kedalaman
-‐4,25m
LWS
dan
lainnya
berkisar
antara
-‐5,20
s/d
-‐6,10
m
LWS.
Alur
Pelayaran
Sungai
MUSI
Kondisi
sedimentasi
di
beberapa
spot
area
alur
pelayaran
mengkondisikan
karakterisTk
alur
sebagai
berikut>
Aksesibilitas
dalam
waktu
3
bulan
setelah
dikeruk
s/d
-‐6,5
m
LWS
Setelah
itu
kapal
perlu
menyesuaikan
dengan
Tnggi
pasang
surut,
meskipun
telah
dikeruk
sampai
dengan
-‐6,5m
LWS.
Kapal
dengan
draf
lebih
besar
dari
6,5
m
Tdak
dapat
membawa
muatan
secara
penuh.
Kapal
berdraf
kedalaman
maksimum
6,5
m
dapat
melewaT
ambang
luar
jika
pasang
minimum
-‐3,50
m
LWS
dengan
rata-‐
rata
perhari
selama
5
jam.
Pengendapan
lumpur
yang
terjadi
di
Pelabuhan
Palembang
Tap
tahunnya
cukup
Tnggi
sehingga
rawan
pendangkalan
dan
perlu
pengerukan
ruTn.
Selain
itu
pelabuhan
ini
sangat
dipengaruhi
pasang
surut
yang
bergerak
antara
0.6
sampai
3.7
meter.
Kondisi
Alur
Pada
Spot
yang
rawan
KETERANGAN
KEDALAMAN
SAAT
KEDALAMAN
3
BLN
No
SPOT
ALUR
SATUAN
SETELAH
DIKERUK
SETELAH
DIKERUK
Endapan m3/hari
Gelombang
dominan
barat
laut
,utara(nov-‐ Gelombang
dominan
Tmur
laut
(mei-‐okt)
April)
H1/3
=
1.5
meter,Hmax=
3
meter
H1/3=
1.3
meter,Hmax
=
2.5
meter
Pelabuhan
Makasar
dan
Rencana
Reklamasi
Pelabuhan
baru
Alur
Pelayaran
25
mil
kedalaman
-‐16
m
sd
-‐25
m,Pintu
masuk
alur
2mil
dengan
lebar
200
meter
Tinggi
Gelombang
2
meter
didepan
terminal
umum
dan
1
meter
didepan
terminal
PeT
kemas
Arus
arah
U-‐S
dengan
kecepatan
2
knot
Pasang
terTnggi
1.8
meter
LWS
Pelabuhan
Makasar
Perairan
tenang
dan
bagus
karena
selama
bertahun
tahun
Tdak
perlu
ada
pemeliharaan
alur
dan
kolam
pelabuhan,dan
ada
breakwater
alam
didepan
pelabuhan
Karena
pertumbuhankontainer
berkembang
cukup
pesat
dilaksanakan
pengembangan
pelabuhandengan
cara
reklamasi
didepan
galangan
kapal
PT
IKI
Pembangunan
dilaksanakan
dengan
cara
Reklamasi,namun
demikian
perlu
diadakan
kajian
MatemaTcal
Model
dari
lay
out
yg
ada
Alur
masuk
dengan
memanfaatkan
Countour
alam
yang
ada
RECLAMATION WORKS BY POLDER SYSTEM
DEWATERING AND
PUMPING TO
DRAINAGE
GEOTEXTILE
PHASE 3
LAYING GEOTEXTILE
PHASE 4
FILLING SEA SAND FROM
THE DREDGERS/HYDROULIC
FILL
PHASE 5
SAND BLANKETING
VERTICAL DRAIN
PHASE 6
VERTICAL DRAIN
PHASE 7
SAND SURCHARGE
& SETTLEMENT
PHASE 8
FINAL
TAHAPAN PEKERJAAN REKLAMASI PADA PANTAI
Pantai Phase 1
Sheetpile/Penahan material
Screen, agar material tidak
mencemari sekeliling
Pantai Phase 2
Hasil buangan lumpur &
Pemasangan Geotextile pada
lokasi reklamasi (jika perlu)
Pantai Phase 3
Hydroulicfill Pasir Laut dengan
cara per-layer
Pantai Phase 4
Instalasi PVD
dan Revetment
Phase 5
Pantai Surcharge dengan
Pasir/Tanah
Dan lahan siap dibangun
REMOVING
THE
CLAY
LAYER
BY
SMALL
CUTTER
SUCTION
DREDGER
The
sucNon
pipe
was
gecng
stuck
by
the
collapsing
clay
layer
Asumsi
:
Tinggi
Gelombang
0,6
meter
Material
Pelindung
Gelombang
:
1.
Batu
Armor
251
kg
(dia.
50
~
60)cm
2.
Kubus
Beton
109
kg
(dia.
36.6
cm)
Perencanaan
Reklamasi
dan
Revetment
(Analisa
Stabilitas
Lereng)