Disusun Oleh :
SARWAN ZULKIFRAH
D31112280
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan hidayah-Nya Tugas
merupakan proses awal dalam penentuan ukuran utama kapal, koefisien bentuk, estimasi
daya, mesin penggerak, estimasi tonnase, estimasi berat,dan satbilitas berdasarkan atas
Dalam pengerjaan tugas ini masih banyak kekurangan yang temukan. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat diharapkan untuk membantu dalam penyempurnaan tugas ini.
BAB I
PENDAHULUAN
Kapal Rancangan
Prarancangan atau bisa juga dikatakan sebagai rancangan awal dari sebuah kapal
untuk mendapatkan ukuran-ukuran dari suatu bangunan kapal yang akan dibuat. Ukuran
yang dimaksud antara lain sebagai berikut :
Ukuran utama kapal
Koefisien-koefisien bentuk kapal
Perkiraan stabilitas awal kapal dan sebagainya.
Dalam mendesain sebuah kapal pesanan harus sesuai dengan keinginan si pemilik
kapal (owner ship). Selain dari pertimbangan itu yang juga harus menjadi tolak ukur dalam
perancangan kapal ada beberapa faktor utama yaitu :
a. Tipe kapal
Tipe kapal merupakan faktor dasar sebelum merancang suatu kapal.Tiap tipe kapal
mempunyai fungsi dan batasan-batasan sampai dengan jenis muatan yang berbeda
dengan tipe kapal yang lainnya.Pada tugas prarancangan kapal ini tipe kapal yang
diberikan adalah tipe kapal General Cargo.
b. Jarak tempuh/trayek yang dilalui
Trayek pelayaran akan menentukan berapa besar jarak tempuh dari kapal selama
melakukan operasi pelayaran. Trayek pelayaran ini nantinya akan menentukan besarnya
jumlah bahan bakar yang digunakan oleh kapal selama berlayar, perbekalan yang harus
disediakan, dan hal lain yang menyangkut masalah jarak tempuh pelayaran.
Trayek yang diberikan adalah KENDARI MAKASSAR - SURABAYA. Jarak trayek
dari kendarimakassar-surabaya adalah 1491.6 mil laut.
d. Kecepatan kapal
Kecepatan kapal sangat berpengaruh terhadap bentuk dan body kapal yang akan
dirancang, Sehingga dalam penentuan ukuran utama kapal dapat diketahui dari rumus-
rumus empiris yang digunakan dalam merancang kapal. Kecepatan kapal menyangkut
driving power dan rute pelayaran. Kecepatan kapal merupakan faktor yang sangat penting
dalam mendesain karena pihak pemesan kapal kemungkinan akan menolak kapal tersebut
jika ternyata kapal yang dihasilkan memiliki kecepatan yang tidak sesuai yang diinginkan.
Pada tugas ini kecepatan yang diberikan adalah 15.5 knot.
Dengan adanya data-data awal tersebut maka rancangan awal kapal dapat dibuat.
Dalam merancang kapal juga ada beberapa metode yang dapat digunakan :
Metode kapal pembanding
Metode statistik
Metode trial and error
Metode complex solution
Dalam Merancang sebuah Kapal dibutuhkan adanya ukuran-ukuran utama kapal. Untuk
mendapatkan besarnya ukuran utama pada kapal tersebut,maka perlu dillakukann proses
perhitungan ukuran utama pada kapal. Namun,sebelum itu perlu mencari dataukuran utama
dari kapal-kapal yang telah ada dengan tipe kapal dan besarnya payloadyang mendekati
dan sesuai dengan permintaan owner kapal (mencari kapal pembanding).
1. V (knot)
2. DWT
3. Koreksi Rasio Ukuran Utama
Analisis karakteristik kapal pembanding dapat diketahui melalui rasio ukuran utama tiap
kapal pembanding.
a. Perbandingan L/B
Rasio perbandingan antara panjang kapal dan lebar kapal berpengaruh terhadap maneuver
kapal. Untuk L / B, dalam buku Ship Design For Efficiency And Economy oleh
Gaterbog, diberikan batasan 4 6,5.
b. Perbandingan B/T
Rasio perbandingan antara lebar kapal dan sarat berpengaruh terhadap tahanan dan
stabilitas kapal. Untuk B / T, dalam buku "Ship design of Efficiency and Economy"
oleh Gateborg, hal.195, B/T berkisar antara 1.5 ~ 3.5
c. Perbandingan H/T
Rasio perbandingan antara tinggi kapal dan sarat kapal berpengaruh terhadap ruang muat
dan daya apung cadangan. Dalam buku EntwuffUnd Einrichtung Chiffen hal. 24,
menurut Dipl. Ing. Prof. Dr. Herner dan Dipl. Ing. Dr. T. Rudolf, diberikan range 1,2 ~ 1,5.
d. Perbandingan L/H
Rasio perbandingan antara panjang kapal dan tinggi kapal berpengaruh terhadap kekuatan
memanjang kapal. Dalam buku element of ship design oleh Scheekluth: L / H terletak
antara 10 ~ 14.
Berdasarkan metode kapal pembanding (koreksi ukuran utama pada kapal pembanding).
Dipilih beberapa kapal pembanding yang dapat dipertimbangkan sebagi berikut :
NAMA : PLANET V
B : 19.20 m
H : 9.2 m
T : 7.06 m
Pada dasarnya dalam merancang suatu kapal dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain :
D31112280 |SARWAN ZULKIFRAH 5
PRARANCANGAN KAPAL
1. Type kapal
2. Jarak tempuh / trayek yang dilalui
3. Jenis dan berat muatan yang diangkut ( dwt)
4. Kecepatan kapal
5. Pelabuhan yang disinggahi
Spesifikasi pelabuhan :
Kode pelabuhan : 83
Telepon : 0401-3121087
Fax : 0401-3121976
Kabupaten/kota : kendari
FUNGSI
Kelas : kelas II
Status : O-beroperasi
Kondisi : B-Baik
Lebar : 150-200 m
Kedalaman : 7-12 m
KOLAM PELABUHAN
Luas : 37,5 Ha
1. Alamat Pelabuhan
Kecamatan : Wajo
Kabupaten :-
6. Telepon : 0411-316549,316966,320941
7. Faximile : 0411-313513
8. Telex/VHF :-
9. S S B
- Nama Stasiun :-
- Frequensi )KHZ/MHZ( :-
11. Kepanduan
- Koordinat Perairan Pandu : Tunggu Pandu di Bouy pada posisi 05 07' 25 LS/
119 22' 20 BT
ALUR PELAYARAN
Panjang : 2,5 mil
Lebar : 150 Meter
Kedalaman : 10 M
Pasang tertinggi : 1,8 M LWS
Pasang terendah : 0,9 M LWS
KOLAM PELABUHAN
Luas : 315,20 Ha
Kedalaman : 9,7 M
Pasang tertinggi : 1,8 M LWS
Pasang terendah : 0,9 M LWS
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia,
yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia,
khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis dan didukung oleh
daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan Tanjung Perak juga
merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur Indonesia. Dahulu, kapal-kapal
samudera membongkar dan memuat barang barangnya melalui tongkang-tongkang dan
perahu-perahu yang dapat mencapai Jembatan Merah (pelabuhan pertama pada waktu itu)
yang berada di jantung kota Surabaya melalui Sungai Kalimas. Karena perkembangan lalu
lintas perdagangan dan peningkatan arus barang serta bertambahnya arus transportasi maka
fasilitas dermaga di Jembatan Merah itu akhimya tidak mencukupi. Kemudian pada tahun
1875, Ir. W. de Jongth menyusun suatu rencana pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak
agar dapat memberikan kesempatan kepada kapal-kapal samudera membongkar dan
memuat secara langsung tanpa bantuan tongkang-tongkang dan perahu-perahu. Akan tetapi
rencana ini kemudian ditolak karena biayanya yang sangat tinggi. Baru pada sepuluh tahun
pertama abad ke-XX, Ir.WB.Van Goor membuat suatu rencana yang lebih realistik yang
menekankan suatu keharusan bagi kapal-kapal samudera untuk merapatkan kapalnya pada
kade. Dua orang ahli di datangkan dari Belanda yaitu Prof.DR.J Kraus dan G.J. de Jongth
untuk memberikan suatu saran mengenai pelaksanaan rencana pembangunan Pelabuhan
Tanjung Perak. Setelah tahun 1910, pembangunan Pelabuhan Tanjung Perak dimulai.
Selama dilaksanakan pembangunan, ternyata banyak sekali permintaan untuk
menggunakan kade yang belum seluruhnya selesai itu, dengan demikian maka
dilaksanakanlah perluasannya. Sejak saat itulah, Pelabuhan Tanjung Perak telah
memberikan suatu kontribusi yang cukup besar bagi perkembangan ekonomi dan memiliki
peranan yang penting tidak hanya bagi peningkatan lalu lintas perdagangan di Jawa Timur
tetapi juga di seluruh Kawasan Timur Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN DAN PERHITUNGAN
A. Panjang Kapal
LOA (Length Over All) adalah panjang keseluruhan dari kapal yang diukur dari
ujung buritan sampai ujung haluan.
LBP (Length Between Perpendicular) adalah jarak antara garis tegak buritan dan
garis tegak haluan yang diukur pada garis air muat.
LWL (Length on the Waterline) adalah jarak garis muat, yang diukur dari titik
potong dengan linggi haluan sampai titik potong dengan linggi buritan diukur pada
bagian luar linggi depan dan linggi belakang.
Menurut Prof. Hafald Phoels Dalam buku panduan tugas Prarancangan Kapal
oleh Ir. Lukman Bochary, MT., Program Studi Teknik Perkapalan Universitas hassanuddin
makassar tahun 2013-2014 diberikan rumus sebagai berikut:
3 2
Lbp2 = 1 . Lbp1 ( Prof. havald phoels, hal 20/2, thn. 1979 )
Keterangan :
Maka :
3 2
Lbp2 = 1 . 1
3 7000
Lbp2 = 7014 .107,8
Lwl = 110,42 m
B. Lebar Kapal ( B )
BWL (Breadth at the waterline) adalah lebar terbesar kapal yang diukur pada garis
air muat.
B (breadth) adalah jarak mendatar gading tengah kapal yang diukur pada bagian
luar gading.
Menurut Prof. Hafald Phoels Dalam buku panduan tugas Prarancangan Kapal
oleh Ir. Lukman Bochary, MT., Program Studi Teknik Perkapalan Universitas hassanuddin
makassar tahun 2013-2014 diberikan rumus sebagai berikut:
3 2
B2 = 1 x B1 ( Prof. HafaldPhoels, hal 20/2, thn. 1979 )
Keterangan :
Maka :
3 2
B2 = 1 x B1
3 7000
B2 = 7014 x 19,20
B2 = 19,187 m
C. Sarat Kapal ( T )
T (Draft)Adalah sarat yang direncanakan atau jarak tegak dari garis dasar sampai
pada garis air muat.(lihat gambar 2.2)
T-max (Maximum Draught) Adalah tinggi terbesar dari lambung kapal yang
terendam dalam air yang diukur dari garis air muat sampai bagian kapal yang
paling rendah. Pada saat Even Keel (beban rata) maka sarat kapal berlaku untuk
seluruh panjang kapal. Pada saat beban kapal tidak rata maka beberapa macam
macam sarat kapal.
Menurut Prof. Hafald Phoels Dalam buku panduan tugas Prarancangan Kapal
oleh Ir. Lukman Bochary, MT., Program Studi Teknik Perkapalan Universitas hassanuddin
makassar tahun 2013-2014 diberikan rumus sebagai berikut:
3 2
T2 = 1 x T1 ( Prof. Hafald Phoels, hal 20/2,thn. 1979 )
Keterangan :
Maka :
3 2
T2 = 1 x T1
3 7000
T2 =7014 x 7,06
T2 = 7,05 m
D. Tinggi Kapal ( H )
Dalam buku Ship design and Ship Theory halaman 20/2, diberikan rumus untuk
menghitung tinggi kapal dengan menggunakan metode kapal pembanding.
3 2
H2 = 1 x H1
3 7000
=7014 x 9,20
= 9,19 m
Keterangan :
E. Froude Number ( Fn )
Keterangan :
107,73 m
7,9732
=
9,8 . 107,73
Fn = 0,25
Freeboard dalah jarak vertikal antara garis air yang diijinkan dansisi atas geladak pada tepi
geladak tengah kapal.
Fb= H-T
= 19,18 7.05
= 2,13 m
Dari buku ship design for efficiency and economy oleh schencluth, Hal 20. Standart
Freeboard minimum untuk LBP 107,73 = 1260 mm/1.26 m (memenuhi)
D31112280 |SARWAN ZULKIFRAH 17
PRARANCANGAN KAPAL
Dari ukuran utama kapal yang telah diperoleh akan dilanjutkan untuk mencari
koefisien-koefisien bentuk kapal, tetapi semua ukuran utama yang telah diperoleh
sebelumnya akan dikoreksi berdasarkan perbandingan range yang telah ditentukan.
Perbandingan ukuran utama kapal adalah :L/B ; L/H ; B/T dan H/T
Perbandingan L/B
L/B yang besar terutama sesuai untuk kapal dengan kecepatan yang tinggi dan
perbandingan ruangan yang baik, akan tetapi mengurangi olah gerak kapal dan mengurangi
stabilitaas kapal. Adapun nilai L/B yang kecil memberikan kemampuan tahanan kapal
yang baik.
Perbandingan B/T
B/T yang kecil akan mengurangi stabilitas kapal, begitupun sebaliknya nilai B/T yang
besar dapat membuat stabilitas kapal lebih baik.
Perbandingan L/H
Perbandingan H/T
Nilai H/T mempunyai hubungan antara reserve displacement atau daya apung cadangan,
Dalam buku entwuff und einrichtung chiffen hal.24, menurut dipl. Ing. Prof . Dr. Hemer
dan dipl. Ing. Dr. T. Rudolf :
Cb adalah rasio antara volume kapal dengan volume kotak yang berukuran B x T x L.
Penghitungan Cb dengan menggunakan beberapa rumus pendekatan :
( Kerlen )
= 0.63
( Sabit Series 60 )
= 0,68
Cb = D1/(Lwl1 x B1 x T1 x g x c)
Dimana :
( Chirilia )
Cb = 0,66
( Schekluth )
Cb = 0,61
( Bassoulis )
Cb = 0,60
Cb = 0,70
Dipilih Cb = 0,62, dengan pertimbngan tahanan kapal tidak terlalu besar dan koreksi
terhadap displacement memenuhi.
Dengan alasan, Berdasarkan data dari table kapal pembanding di atas maka dipilih
Cb yang kecil Karena dengan Cb yang kecil maka kecepatan dan efektifitas kapal akan
lebih besar. diperoleh, Koreksi Cb dalam buku Ship Design for Efficiency and Economy
hal.39 oleh H. Cb berkisar antara 0,525 0,825.
Cm adalah rasio antara luas midship dengan segiempat yang berukuran (B x T).
( Van Lammeren )
Cm = 0,98
( Kerlen 1979 )
Cm = 0,98
( Sabit Series 60 )
Cm = 0,98
Koreksi Cm : 1. Dalam buku "Element of Ship Design",hal.17. Cm terletak antara 0,85 ~ 0,98
Maka :
Dengan mempertimbangkan daya muatan suatu kapal, Nilai Cm yang dipilih 0.98,
walaupun nilai Cm ada yang besar tetapi dengan memimbang dari segi efisiensi dan
efiktifitas maka dipilih Cm yang kecil.
Cwl adalah rasio antara luas bidang garis air muat dengan luas segiempat yang
berukuran (L x B).
Dalam Buku Element of Ship Design hal. 54 :
3.1. Cw = Cb + 0,1
Cw = 0,62 + 0,1
Cw = 0,72
(Posdudine)
3.2. Cw = ( 1 + ( 2 x Cb )) / 3
Cw = ( 1 + ( 2 x 0,62)) / 3
Cw = 0,75
3.3. Cw = ( ) 0,025
Cw (0,620,5 ) - 0,025
Cw = 0,76
( Sabit Series 60 )
Cw = 0,73
3.5. Cw = 0,97 x ( )
Cw = 0,97 x ( 0,620,5 )
Cw = 0,764
Berdasarkan data dari kapal pembanding di atas, maka diperoleh nilai Koreksi Cwl
dalam buku Element of Ship Design hal.54 Cw terletak antara 0.7 ~ 0.9.
Maka :
Dengan mempertimbangkan Luas Muatan suatu kapal, Nilai Cwl yang dipilih adalah
0,76. Mengingat bahwa semakin besar nilai koefisien Waterline, maka Luas muatan suatu
kapal semakin besar pula.
Cph adalah harga perbandingan antara volumebadan kapal yang tercelup dalam air dengan
prisma yang dibentukdari Luas Gading Besar kali panjang kapal
L x B x T x Cb
Cph =
Am x Cb
B x T x Cb
=
B x T x Cm
Cb
Cph =
Cm
Dimana :
Am = Luas midship
Cb = Koefesien blok
Cm = Koefesien Midship
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
Cph = Cb / Cm
Cph = 0,63
Cpv adalah rasio antara volume kapal dengan sebuah prisma (Awl x T).
V
Cpv =
Awl x T
L x B x T x Cb
=
L x B x Cw
Cb
Cpv =
Cw
Keterangan:
Awl = Luas garis air
Cb = Koefesien blok
Cw = Koefesien waterline
V = Volume kapal
L = Panjang garis air
B = Lebar kapal
T = Sarat kapal
Cpv = Cb / Cw
Cpv = 0,81
2.2.6 Displasement
Displacement adalah berat air yang dipindahkan oleh kapal secara keseluruhan dimana
besarnya pemindahan air akan sama dengan berat kapal itu sendiri ditambah dengan berat
secara keseluruhan muatan yang ada. Sedangkan DWT adalah Merupakan daya angkut dari
sebuah kapal dimana termasuk berat muatan, bahan bakar, minyak pelumas, air tawar,
bahan makanan, berat ABK serta barang bawaan
D31112280 |SARWAN ZULKIFRAH 25
PRARANCANGAN KAPAL
2 = Lwl x B x T x Cb x x c
= 9537,40 ton
Keterangan :
= L . B . T . Cb
= 9537,402 m3
Vol = LBP x B x T x Cb
Vol = 107,73 x 19.19 x 7,06 x 0.62
Vol = 9267,712 m3
Koreksi displacement kapal Dimana nilai range DWT/ kapal cargo adalah 0,55-0,85
7000
DWT/ = 9537,402 = 0,73 (memenuhi)
BAB III
ESTIMASI DAYA MESIN
Dalam buku Tahanan dan Propulsi Kapal oleh sv.Aa. Harvald, Hal. 297 :
keterangan :
= 9537,402 ton
= 7,9732 m/dt
= 73.21
= 26 x ( 107.731/2 + ( 150/15.5 ))
= 521,47
Maka :
SHP1 = 3114,80 KW
SHP2 = 437,273 KW
Keterangan:
1. Motor induk (indicated horse power, Ihp).
2. Break horse power, Bhp(PB).
3. Gearbox.
4. Power take off.
5. Shaft horse power, Shp (PS)
6. Delivary horse power, Dhp(PD).
7. Propellr-Efective horse power, PE
Dari brosur mesin Diesel Marine engine Diperoleh Data Mesin Utama sebagai
berikut :
Merek GE DIESEL
Model 7FDM 16 EF
Jml.Silinder 16
Rpm 1,050
BHP 3,355 KW
Bore 228.6 Mm
Stroke 266.7 Mm
Berat 22,132 Ton
Panjang 4,902 Mm
Dari buku Ship Design and Efficiency , asumsi untuk mencari daya mesin bantu
dapat diasumsikan 10 ~ 15 % dari mesin utama :
= 15% daya mesin utama; (15% diambil agar daya mesin bantu dan energy
listriknya besar )
= (15% x 3355 KW ) x 2
= 1006,50 Kw
Merek CRM
Model 12 D/SS
Jml.Silinder 12
Rpm 2,075
BHP 1,010 KW
Bore 150 Mm
Stroke 180 Mm
Berat 1,560 Ton
Panjang 2,016 Mm
GT = ( Volume sampai H + 15% Volume Kapal sampai H ( untuk bangunan atas ) x30%
GT = ((107,73 x 19,19 x 9,19 x 0.62 ) + 15% ( 107,73 x 19,19 x 9,19x 0.62)) x30%
GT = 4166,532 Ton
Keterangan :
BAB IV
Maka diperoleh jumlah crew berdasarkan nilai GT 3000 s.d GT 10000, dan tenaga
penggerak yaitu 3355 KW :
Menurut buku ship design and construction oleh sname, hal. 115
Muallim 1 : 1 orang
Muallim 2 : 2 orang
Serang : 1 orang
Jurumudi : 3 orang
Massinis 1 : 1 orang
Massinis 2 : 1 orang
Pumpman : 3 orang
Oiler : 1 orang
Cooker : 1 orang
Pantryman : 1 orang
TOTAL : 20 orang
Dalam buku Ship Design And Ship Theory oleh H. Phoels, hal.10 :
Keterangan :
= 3355 KW
= 209 gr/kw ( diambil 209 gr/kw agar konsumsi bahan bakarnya lebih banyak )
waktu yang cukup lama digunakan oleh kapal padasaat bertolak dari pelabuhan
dan tidak lansung berangkat karena adanya urusan administrasi kapaldi pelabuhan
tersebut.
waktu yang digunakan oleh kapal pada saatberlabuh di pelabuhan dan melakukan
kegiatan bongkar muat cukup lama.
supaya tidak menguras bahan bakar yang dapatmemicu naiknya ampas bahan akar
yang dapatmengakibatkan mesin kapal menjadi cepat rusak.
= (15% x 3355)*3 Kw
= 1006,50 kw
= 211 gr/kw (dipilih 211 gr/kw agar konsumsi bahan bakar spesifik untuk mesin
diesel lebih banyak )
Vs = Kecepatan Kapal
= 15,5 knot
S = 1491,6 seamiles
Maka :
Keterangan :
Maka :
Dalam buku Ship Design and Ship Theory oleh H. Phoels, hal.12 :
= ( 20 x 20 x 4 ) / 1000
= 2,40 Ton
= ( 200 x 20 x 4 ) / 1000
= 24,0 Ton
Keterangan :
= 78,38 Ton
= 104.78 Ton
Dalam buku Ship Design and Ship Theory oleh H. Phoels, Hal.13:
Maka :
= ( 75 x 20 ) / 1000
= 1.5 Ton
Dalam buku Ship Design and Ship Theory oleh H. Phoels, hal. 13 :
= ( 5 x 20 x 6 ) / 1000
= 0,60 Ton
= ( 10 x 20 ) / 1000
= 0.2 Ton
Maka :
= 0,60 + 0,2
= 0,80 Ton
Dalam buku Ship Design And Ship Theory oleh, H. Phoels, Hal. 12:
= 255,32 Ton.
W = LWT + DWT
= 2537,65 + 7000
= 9537,65 ton
Jadi PL = 96% DWT ( Namun sebaiknya untukl koreksi payload terhadap DWT yaitu
anrtara range 0,7-0,9)
= 1577,16 ton
= 52,30 ton
Dalam "Ship Basic Design by Matsui Engineering & Ship Building Lo LTD" hal.14,
terdapat beberapa persamaan untuk menghitung berat baja lambung :
Wh = Ch . L . ( B + D )
Dimana:
= 0,48
L = Panjang Kapal
= 107,73 m
B = lebar kapal
= 19,19 m
H = tinggi kapal
= 9,19 m
Woa = C x ( L x B x H )2/3
= 0.9
Woa = K x L x B
= 0,418
Dalam penentuan berat permesinan kapal dapat ditentukan dengan persamaan empiris
yakni :
Dari brosur mesin Marine Engines A Motorship Supplement, 2005 guide diperoleh data
mesin utama sebagai berikut :
Merek : GE DIESEL
Model : 7FDM 16 EF
Jml.Silinder : 16
Rpm : 1,050
BHP : 3,355 Hp
Bore : 266.7 mm
Stroke : 22.132 mm
Panjang : 4,902 m
maka :
Berat Tambahan Lainnya (Termasuk mesin bantu, instalasi yang ada dikamar
mesin )
= (1,15~1,2) x NCR
= 4,026
NCR = BHP
= 3,355 Hp
= 96,48 ton
= 2537,65 ton
= +
= 9537,65 Ton
Sehingga :
= X 100%
BAB V
= 14030, 34 m3
CBdeck =
14030,34
CBdeck =
107,73 19,19 9,19
CBdeck = 0.72
( ) + ( )
CM deck =
( 19,19 7,06 0.98 ) + 19,19 ( 9,19 7,06 )
CM deck = 19,19 7,06
CM deck = 0.98
CB Deck
CPL deck = CM Deck
0.72
CPL deck =
0.98
CPL deck = 0.73
Diagram Hamling, Generalized Plot of Sectional Areas Including Forebody and Afterbody
Prismatic Coefficient as Functions of Longitudinal Center of Bouyancy halaman 9, Dalam
buku Principles Naval Architecture Second Revision Volume I 1988
Mengacu pada digram Hamling pertama di atas, maka diperoleh Cp pada afterbody sebesar
0.71 dan Cp pada forebody sebesar 0.75. Kemudian, untuk mendapatkan luas section (SA)
digunakan diagram Hamling kedua yaitu sebagai beikut :
Adapun cara membaca diagram diatas adalah diukur dari setiap perpotongan gading pada
garis forebody prismatic 0.75 dan afterbody prismatic 0.71 ke titik 0.00. maka di peroleh
section area (SA1) sebagai berikut:
METODE SIMPSON
Luas Section
No.gading SA1/MA B H CM FS SA X FS
(SA2)
0 0,01 172,8 1,728 0,5 0,864
0,5 0,040 172,8 6,970 2 13,939
1 0,090 172,8 15,575 1 15,575
1,5 0,158 172,8 27,245 2 54,490
2 0,237 172,8 40,884 1,5 61,327
3 0,391 172,8 67,496 4 269,983
4 0,549 172,8 94,867 2 189,734
5 0,702 172,8 121,363 4 485,453
6 0,838 172,8 144,841 2 289,682
7 0,929 172,8 160,589 4 642,355
8 0,976 172,8 168,584 2 337,167
9 1,000 172,8 172,800 4 691,200
10 1,000 172,8 172,800 2 345,600
11 1,000 172,8 172,800 4 691,200
12 0,999 172,8 172,604 2 345,208
13 0,971 172,8 167,812 4 671,247
14 0,929 172,8 160,612 2 321,224
15 0,842 172,8 145,567 4 582,267
16 0,679 172,8 117,377 2 234,755
17 0,520 172,8 89,914 4 359,654
18 0,329 172,8 56,771 1,5 85,156
18,5 0,231 172,8 39,905 2 79,811
19 0,133 172,8 22,959 1 22,959
19,5 0,044 172,8 7,626 2 15,252
20 0,01 172,8 1,728 0,5 0,864
= 6.806,102
1
VSAC =
3 20
1 107,73
VSAC = 6806.102
3 20
VSAC = 12220,36 m3
0.00598 % (memenuhi)
Dimana harus lebih kecil dari < 0.05
200.000
180.000
160.000
140.000
120.000
Axis Title
100.000
Series1
80.000
60.000 Series2
40.000
20.000
-
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
SAC CURVE
3 19
Ruang muat
sh
sb double bottom
Keterangan :
Sb = jarak ceruk buritan dari afterpeak
Sh = jarak sekat ceruk haluan sampai forepeak
1
V ruang muat 1 =
3 20
1 107.73
V ruang muat 1 = 6523.62
3 20
V ruang muat 1 = 11713.17 m3
Volume Ruang Muat Setelah Estimasi Pengalas Double Bottom, Gading di Ruang
Muat dan Udara
Vruang muat = Vruang muat 2 ( 10 % Vruang muat 2 )
=10854.98 ( 10% x 10854.98)
= 10854.98 1085.498
= 9769.48 m3
Jadi, untuk memperhitungkan ruang udara didalam palka 9769.48 m3. dan payload kapal
yaitu 6744,68 TON
~karakteristik muatan
MAKASSAR ~ SURABAYA
~karakteristik muatan
SURABAYA ~ MAKASSAR
~karakteristik muatan
Bentuk W Muatan
Jenis Muatan Status SF (m3 / ton ) V muatan ( m3 )
Pengemasan ( ton )
kedelai karung muat 2023.40 1,6 3237.44
Cat Kaleng muat 2023.40 1 2023.40
kacang Karung muat 2697.87 1,6 4316.59
6744.68 9577.44
~karakteristik muatan
Waktu per
Bentuk Jumlah Angkatan Lama Bongkar
Jenis Muatan Status Angkatan
Pengemasan (kali ) Muat
(menit )
Menit Jam
Kedelai karung bongkar 42.15 10 421.54 7.02
kacang Karung bongkar 42.15 10 421.54 7.02
Beras Karung muat 42.15 10 421.54 7.02
Cat Kaleng bongkar 42.15 10 421.54 7.02
Total 28.10
Keterangan :
*Karena aktifitas di pelabuhan kendari Cuma 12 jam. Maka aktifitas bongkar muatnya:
Maka untuk waktu bongkar lama terjadi di pelabuhan surabaya dengan selang waktu
55.71 jam /56 jam.
Dan selama di pelabuhan kebutuhan payload di gunakan hanya untuk alur total pelayaran.
Sedangkan untuk bongkar muat, di gunakan mesin bantu untuk mengefisiensikan mesin
utama.
BAB VI
STABILITAS KAPAL
6.1 PENGERTIAN
Stabilitas kapal ialah kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula (tegak) setelah
menjadi miring akibat bekerjanya gaya, baik gaya dari dalam maupun dari luar kapal tersebut
(Hind 1982). Soegiono et al. (2006)
mendefinisikan stabilitas kapal sebagai kecenderungan kapal untuk tetap berada dalam
keadaan tegak atau kemampuan kapal untuk kembali pada keadaan tegak
Stabilitas statis (statical stability) adalah stabilitas kapal yang diukur pada kondisi air
tenang dengan beberapa sudut keolengan pada nilai ton displacement yang berbeda.
Nilai stabilitas statis kapal ditunjukkan oleh nilai lengan penegak (GZ).
Stabilitas dinamis (dynamic stability) adalah stabilitas kapal yang diukur dengan jalan
memberikan suatu usaha pada kapal sehingga membentuk sudut keolengan tertentu
(Hind 1982).
Stabilitas kapal merupakan salah satu syarat utama yang menjamin keselamatan dan
kenyamanan kerja di atas kapal. Taylor (1977) dan Hind (1982) mengemukakan bahwa
stabilitas sebuah kapal dipengaruhi oleh letak titik-titik konsentrasi gaya yang bekerja pada
kapal tersebut. Titik tersebut adalah titik B (centre of buoyancy), titik G (centre of gravity), dan
titik M (metacentre). Posisi titik G bergantung pada distribusi muatan diatas kapal dan posisi
titik B bergantung pada bentuk kapal yang terendam di dalam air.
Menurut Hind (1967), titik-titik penting dalam stabilitas antara lain adalah titik berat (G),
titik apung (B) dan titik M.
Letak titik B di atas lunas bukanlah suatu titik yang tetap, akan tetapi berpindah-pindah
oleh adanya perubahan sarat atau senget kapal., nilai KB dapat dicari :
dari diagram metasentris atau lengkung hidrostatis, dimana nilai KB dapat dicari pada
setiap sarat kapal saat itu (Wakidjo, 1972)
( Seager - Morrish )
KB = T x ((( 5 x Cw ) - ( 2 x Cb )) / ( 6 x Cw ))
= 3.97 m
(posdunine)
KB = ( T x Cw ) / ( Cw + Cb )
= 3.89 m
(bover)
= 3.87 m
(Henscke)
KB = T x ( 1,1 - ( 0,6 x Cb ))
D31112280 |SARWAN ZULKIFRAH 54
PRARANCANGAN KAPAL
= 5.14 m
( Schenekluth )
= 3.84 m
(normand)
= 3.97 m
(normand)
KB = T x ( 0,9 - ( 0,36 x Cm ))
= 3.86 m
( Schenekluth )
KB = T x ( 1 - ( 0,475 x Cm ))
= 3.78 m
( Bover )
= 3.87 m
BM dinamakan jari-jari metasentris atau metacentris radius karena bila kapal mengoleng
dengan sudut-sudut yang kecil, maka lintasan pergerakan titik B merupakan sebagian busur
lingkaran dimana M merupakan titik pusatnya dan BM sebagai jari-jarinya. Titik M masih
bisa dianggap tetap karena sudut olengnya kecil (100-150).
BM = b2/10d ,
( Posdunine )
MB = {(Cw x ( Cw + 0,04 )) / ( 12 x Cb )} x ( B2 / T )
= 4.29 m
( Ravert )
= 4.30 m
( Murray )
= 4.51 m
( Normand )
= 0.24 m
MB = (( 0,72 x Cw ) + 0,292 ) x ( B2 / ( 12 x T x Cb )
= 5.90 m
( Bover )
MB = (( 2 x Cw ) + 1 )3 x ( B2 / 323 x T x Cb )
= 2.85 m
(Normand)
= 3.72 m
KM ialah jarak tegak dari lunas kapal sampai ke titik M, atau jumlah jarak dari lunas ke
titik apung (KB) dan jarak titik apung ke metasentris (BM), sehingga KM dapat dicari
dengan rumus :
KM = KB + BM
diperoleh dari diagram metasentris atau hydrostatical curve bagi setiap sarat (draft) saat itu.
MK = MB + KB
= 8.39 m
KG = ( 0,68 ~ 0,7 ) x H
= 0,7 x H
= 6.44 m
MG = MK KG
= 1.95 m
6. Periode oleng
Tr = 2p x {( 0,38 x B ) / ( g x MG )0,5 }
= 10.46 (memenuhi)
Metode prohaska
Lbp = 107.73 m
B = 19.19 m
T = 7.06 m
H = 9.19 m
Cb = 0.62
Cm = 0.98
Cw = 0.76
Mb = 4.51 m
Mg = 1.95 m
Sv = 50 x ((Lbp/3) + 10 )
= 2295.47 mm
= 2.295 m
Sh = 25 x ((Lbp/3) + 10 )
= 1147.74 mm
= 1.147 m
Sm = ( Sv + Sh ) / 2
= 1721.60 mm
= 1.72 m
4. Tinggi ideal
Hid = H + ( Sm/3 )
= 9.77 m
T / Hid = 0.72
Hid / B= 0.51
7. (Hid/B) / 0.6
= 0.85
8. (( Hid/B ) / 0,6 )2
= 0.72
9. Tg '
x Tg
10. B / Bwl
= 1
Tabel perhitungan lengan stabilitas statis bouyancy and stability hal. 107-108
No Uraian 0 7,5 15 30 45 60 75
1 Tg q 0,00 0,13 0,27 0,58 1,00 1,73 3,73
2 Tg q' 0,00 0,11 0,23 0,49 0,85 1,47 3,16
3 qo 0,00 6,34 12,76 26,08 40,31 55,73 72,46
4 Fy 0,00 1 0,99 0,83 0,61 0,39 0,2
5 Fz 0,00 0,0085 0,035 0,12 0,22 0,32 0,43
6 ((Hid/B)/0,6)2 x point 5 0,00 0,01 0,03 0,09 0,16 0,23 0,31
7 Point 4 + Point 6 0,00 1,01 1,02 0,92 0,77 0,62 0,51
8 (B/Bwl)2 x point 7 1 0,00 0,01 0,02 -0,08 -0,23 -0,38 -0,49
o
9 Sin q 0,00 0,13 0,25 0,50 0,70 0,86 0,96
10 h' = Point 8 x Point 9 0,00 0,00 0,00 -0,04 -0,16 -0,33 -0,47
11 h = Point 10 x MB 0,00 0,00 0,02 -0,19 -0,73 -1,47 -2,13
12 MG sin qo 0,00 0,25 0,49 0,98 1,37 1,68 1,87
13 h = Point 11 + Point 12 0,00 0,26 0,51 0,79 0,63 0,20 -0,25
2.10
2.00
1.90
1.80
1.70
1.60
1.50
1.40
1.30
1.20
1.10
Axis Title
1.00
0.90
0.80
0.70 Kurva Lengan Stabilitas
0.60
0.50 MG
0.40
0.30
0.20
0.10
0.00
-0.10
-0.20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80
-0.30
-0.40
Axis Title
A3 = A1 + A2
A3 = 1.9757
1. Luas daerah 0-30 > 0.055 m rad (memenuhi yakni, 1.4643 m rad)
2. Luas daerah 30 45 > 0.03 m rad (memenuhi yakni 0.5114 m rad)
3. Luas daerah 0-45 > 0.09 m rad (memenuhi yakni 1.9757 m rad)
4. H pada kemiringan 30> 0.2 m (memenuhi yakni 0.79 m)
5. H maks terjadi pada kemiringan > 25 (memenuhi yakni pada sudut = 32)
6. MG > 0.15 (memenuhi yakni 1.95 m rad)
BAB VII
PENUTUP
KESIMPULAN
Lwl = 110.42 m
Lbp = 107.73 m
B (lebar) = 19.19 m
T (sarat) = 7.06 m
H (tinggi) = 9.19 m
Fb (freeboard) = 2.13 m
Cb = 0,62
Cm = 0,98
Cwl = 0,76
Cpv = 0,81
Cph = 0,63
Crew = 20 orang
Merek : GE DIESEL
Model : 7FDM 16 EF
Jumlah Silinder : 16
Rpm : 1050
BHP : 3355 KW = 4499.12 Hp
Bore : 228.6 mm
Stroke : 266.7 mm
Berat : 22.,132 ton
Panjang : 4.90 m
Cycle :4
Merek : CRM
Model : 12D/SS
Jumlah Silinder : 12
Rpm : 2075
Bore : 150 mm
Stroke : 180 mm
Panjang : 2,016 m
Cycle :4
c. Stabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan, stabilitas kapal rancangan telah memenuhi
kontrol stabilitas menurut IMO. Jadi kapal rancangan memiliki stabilitas yang baik.
d. Kedalaman Pelabuhan
Kedalaman setiap pelabuhan yang akan disinggahi memiliki kedalaman lebih
besar dari sarat kapal rancangan. Jadi kapal rancangan dapat berlabuh dengan aman.
DAFTAR PUSTAKA
bouyancy and stability hal. 107-108
catatan ilmu nautika dan navigasi radio :dasar-dasar stabilitas kapal @blogspot.com
www.groosstonage.com