Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERKAPALAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA KUASA karena
atas perlindunganNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan
baik.
Penulisan makalah ini demi terpenuhinya mata kuliah permesinan kapal yang dimana
penulis akan membahas tentang klasifikasi kapal menurut lambung dan gaya apung.
Tak ada gading yang tak retak.Segala masukan, kritik dan saran akan kami terima
dengan tangan terbuka, guna penyempurnaan secara terus menerus penulisan makalah ini,
untukmemperoleh hasil yang maksimal bagi saya sebagai penulis dan bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN DAN MANFAAT
BAB II
ISI
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
kapal adalah suatu bentuk bangunan dan konstruksi yang dapat mengapung di atas air
dan mempunyai sifat muat berupa penumpang atau barang yang sifat geraknya bisa dengan
angin, dayung atau mesin. Fungsi dari sebuah kapal adalah sebagai alat transportasi di air.
Umumnya kapal digunakan untuk pengangkutan berupa barang, penumpang ataupun hewan
dari suatu tempat menuju tempat lain. Selain sebagai alat angkut, kapal digunakan untuk
rekreasi, sebagai alat pertahanan dan keamanan, alat-alat survey atau laboratorium maupun
sebagai kapal kerja dan sebagainya.
RUMUSAN MASALAH
Bagi penulis : Penulis dapat memenuhi tugas mata kuliah Teori bangunan kapal.
Bagi pembaca : Pembaca dapat mengetahui tentang Gerakan kapal selama peluncuran mulai
dari periode 1 sampai 3 dan Model gerakan kapal
BAB II
Jika kedalaman air diatas Threshold kurang dari sarat kapal dalam kondisi
diluncurkan pada ujung belakang dari Sliding ways, maka, setelah ujung belakang Sliding
ways melewati Threshold, kapal akan Droping atau jatuh ke air (gambar 7.)
Dl
s" Dl sin Dl f d cos 0
g
Dimana :
Dl
s" : Gaya Inersia
g
Di : Berat Peluncuran
Di Sin β : Gaya Gravitasi
Di fd Cos β : Gaya Gesek
g : Gravitasi
fd : Koefesien Gesek Dinamis
s” : Percepatan Gerak Translasi tahap pertama yang ditentukan oleh :
s” = g(β-fd)
Perlu diketahui bahwa percepatan tergantung dari jarak s, waktu t, dan kecepatan s’
dengan demikian apabila s” diintegralkan terhadap waktu maka akan didapatkan
kecepatan :
s’ = g ( β - fd ) t + so
dan kecepatan s’ diintegralkan terhadap waktu maka didapat jarak :
s = g ( β - fd ) t + so (t2/2) + s’o t + so
dimana :
𝑠0: adalah jarak awal meluncurnya kapal
𝑠0′ :kecepatan awal kapal meluncur
dari jarak s maka dapat ditentukan waktu t dengan rumus :
t=
akhir dari periode pertama pada saat fore end dari sliding way mencapai water front dan
jarak perpindahan kapal s = s1, maka kecepatan :
s 1’ = 1
Dimana : N = D1 - W
Critical posisi yaitu dimana resultan gaya berat dan gya Bouyancy hamper
sama atau tesinggung pada saat ujung kapal mendekati Threshold.(MN)2 disebut
moment tipping, jika (MN)2> 0 moment tipping adalah maksimum, dan apabilah
(MN)2< 0 maka moment tipping pada critical position adalah minimum, untuk kondisi
momen tipping adalah minimum adalah sebagai berikut :
(MN)2 min = -S (a + xf ) a β - Wx
Dimana :
S : Luas bidang garis air
N=-S (a + xf )β : persamaan untuk critical posisi
: berat jenis air laut
W : Volume kapal
x : Absis titik tangkap Bouyancy dalam sistim koordinat YOZ
selain tipping yang diperhatikan dalam model gerakan periode kedua maka,
Dt
s" N sin f d N cos R 0
g
dimana :
R : Tahanan Air ; yang ditentukan dengan rumus :
Dl
R = ks s" C sW 2 / 3 s' 2
g 2
Dl
Dimana : k s : added mass ;
g
Cs : Suatu faktor non dimensi yang tergantung dari bentuk kapal
dan bagian tercelup dari launching arrangement.
Direkomendasikan Cs = 0,35
ks : Konstanta yang nilainya adalah 1
: Massa jenis air laut
2 g ( fd )
s
E 0 Ne ds
n
Dl
s s
0 0
Dt
s" N ( f d ) Rs f d RN 0
g
dimana :
Rs – fd RN= Tahanan air
2. Persamaan gaya terpusat dari Aft end dari sliding way dan kerja sliding way
diatas standing way
N d Dl W N
dimana :
Nd : Gaya Terpusat
W :Bouyancy akibat gerak lambung kapal
W ( L2 x) Dl L2 0
dimana :W (L2 – x) adalah MW dan - Dl L2adalah MD
x
G
L2 X
L1
C c{
T1
Dl
s
N
Dengan demikian perhitungan kecepatan periode ketiga dapat dihitung pada tabel 14.
Dalam tahap keempat yang mendapat perhatian disini adalah jarak aft end of
sliding way di bawah air dan jarak di atas Threshold. Jika tinggi air dari Threshold T0
tidak cukup dari tinggi sarat dari peluncuran kapal dari aft end of sliding ways T2,
tahap keempat mulai dengan drop. Dengan tiba – tiba masuk kedalam air aft end of
sliding ways sama – sama dengan kapal.
Maka persamaan geraknya adalah :
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
w
Dl
PENUTUP
Dalam peluncuran memanjang, setelah permulaan dari gerakan, kapal berpindah sehingga
titik berat bergerak dalam arah sejajar dengan permukaan Standing ways. Jika kemiringan
konstan, titik berat memiliki gerakan rectilinear (lurus), dan jika kemiringan bervariasi,
perpindahannya dalam suatu busur lingkaran. Setelah berpindah menuruni ways sampai suatu
jarak tertentu, kapal masuk air, Jika panjang dari bagian bawah air (terendam) tidak cukup
untuk mengangkat badan kapal.
DAFTAR PUSTAKA