Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RESUME

MANAGEMEN DAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL


NAMA : HABIB SUSILO

NIM : 21090118140108

Kelas :C

A. PROSES PEMBANGUNAN KAPAL

Terminologi dan Definisi Pembangunan Kapal

Terminologi kapal dapat diintrepertasikan secara luas atau dengan kata lain kapal adalah
semua struktur terapung di atas air, biasanya mempuyai penggerak sendiri tetapi ada juga yang
tidak seperti tongkang dan beberapa bangunan lepas pantai yang untuk menggerakkannya
membutuhkan kapal tunda, selain itu ada pula yang digerakkan dengan angin.

Terminologi kapal menurut Undang-undang N0 17 Tahun 2008 tentang pelayaran pada


Bab I pasal 1 butir 36 adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang digerakkan
dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan
yang berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan
bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

a. Proses pembangunan kapal

Merupakan ratusan bahkan ribuan rangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh sumber daya
galangan. Sumber daya galangan antara lain:

1. Tenaga Kerja
2. Bahan material
3. Peralatan dan mesin
4. Tata kerja (method)
5. Area pembangunan(space)
6. Sistem

Contoh area aktivitas di galangan:

1. Indorship building
2. graving dock
3. floating dock
4. Maintenace kapal perang
Contoh sub block yang dikerjakan digalangan:

1. Sub Blok Double Bottom


2. Sub Blok Forecastle
3. Sub Blok Double Bottom
4. Sub Blok Machinery Space

Tahapan pembangunan kapal secara umum:

1. Development owner requirement


2. Preliminary/ concept design
3. Bidding & Contracting
4. Detail design & planning
5. Construction

b. Divisi divisi pada galangan kapal:

1. Divisi Perencanaan: Merencanakan gambar- gambar detail design yang siap masuk
produksi
2. Divisi Produksi: Merealisasikan gambar desain menjadi bentuk produk sesuai
perencanaan detail desain
3. Divisi Quality Control: Memferivikasi hasil produksi susai dengan perencaan dan sesaui
dengan regulasi

c. Fasilitas Galangan

Secara umum galangan berisi beberapa fasilitas yang digunakan untuk mengfasilitasi aliran
material dan perakitan. Kebayakan galangan memerlukan ketersediaan daratan (land) dan
perairan (waterfront) sebagai kebutuhan produksi. Galangan pada umumnya mengerjakan kapal
Baja atau Kayus ementra kapal fiber terkadang disebut Workshop. Workshop Kapal Fiber tidak
harus berada di pesisir karena Kapal dapat diangkut menggunakan kendaraan darat sepert truk
atau trailer.

Menurut Storch, dkk (1995), fitur- fitur penting yang harus dimiliki galangan antara lain:

1 ) Lokasi Daratan & Peraian

 Lokasi daratan digunakan untuk penegakan blok kapal dan untuk persiapan peluncuran
kapal ke air.
 Lokasi perairan sebagai tempat penambatan kapal baik dalam pengerjaan maupun yang
siap untuk diserahkan ke pemilik.
 Proses pemindahan kapal dari daratan ke air dapat dilakukan dengan menggunakan dok
kolam (graving dock), landasan peluncuran (slip-ways), bantalan udara (air bags) dan
atau dok apung (floating dock)

2 ) Dermaga

Dermaga untuk penambatan kapal dan sebagai tempat untuk melanjutkan pekerjaan instalasi
setelah kapal diluncurkan.

3 ) Bengkel

Bengkel atau stasiun kerja adalah tempat untuk mengerjakan berbagai macam pekerjaan seperti:
Bengkel penandaan (marking), pemotongan (cutting) dan pembentukan (forming) pelat. Bengkel
perakitan pelat.

1. Bengkel perbaikan permukaan dan pelapisan.


2. Bengkel pipa.
3. Bengkel mesin.
4. Bengkel listrik.
5. Bengkel kayu/perabot.

4 ) Peralatan Penanganan Bahan (Mat. Handling)

Umumnya peralatan penanganan bahan di kategorikan dalam empat grup, yaitu ban berjalan
(conveyors), alat angkat (crane and hoists)

5 ) Gudang, Pemanduan dan area kerja Luar

6 ) Kantor, Kantin dan Klinik

Setiap fasilitas secara umum digunakan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan dilokasi galangan,
dengan mempertimbangkan volume pekerjaan dan aliran material. Fasilitas dan area kerja perlu
di tata letak sedemikian rupa untuk memastikan dan menjaga agar aliran produksi dapat berjalan
sesuai dengan yang direncanakan.

d. Organisasi Galangan

Setiap perusahaan mempuyai variasi sendiri dalam organisasinya, namun pada umumnya
memiliki divisi:

1. Administrasi
2. Produksi
3. Perencanaan
4. Pengadaan
5. Jaminan Mutu
6. Pengelola Proyek

B. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAPAL

Didasari dengan Seiring penemuan teknologi las (welding technology) menggantikan teknologi
keling (riveting technology), maka teknologi perakitan kapal pun mengalami evolusi teknologi.
Sebelum teknologi las ditemukan, tiap kapal dibangun dengan berurutan yaitu setelah lunas
diletakkan gading-gading diletakkan baru kemudian memasang pelat setahap demi setahap,
layaknya pembangunan kapal kayu. Diistilahkan berorientasi sistem (system oriented)  suatu
pekerjaan bergantung pada pekerjaan selanjutnya.

Menurut Chirillo (1983), perkembangan teknologi produksi kapal menjadi empat tahapan,
berdasarkan teknologi yang digunakan dalam proses pengerjaan lambung dan outfitting.

Lambung:

1. conventional hull construction ( tradisional, modern)


2. Hull block construction (tradisional, modern)
3. Process lane construction (modern)
4. Integrated hull construction, outfitting and painting(modern)

Outfitting:

1. Conventional outfitting( tradisional, modern)


2. Preoutfitting ( tradisional, modern)
3. Zone outfitting(modern)
4. Integrated hull construction, outfitting and painting(modern)

1. PENDEKATAN KONVENSIONAL/TRADISIONAL

Conventional Hull Construction dan Outfitting (Pendekatan Sistem) , CIRI:

 Kapaldirencanakan dan dibangun sebagai suatu system.


 Pembangunan dimulai dari lunas – gading2, baru kemudia kulit lambung.
 Penyambungan dengan sistem riverting (keling)
 Bila badan kapal selesai dirakit baru kemudian pekerjaan outfitting.
 Pekerjaan outfitting direncanakan dan dikerjakan sistem demi sistem
 tingkat produktifitas masih sangat rendah
 semua lingkup pekerjaan dilakukan secara berurutan dan saling ketergantungan satu
sama lain, mudah overtime.
 Mutu hasil pekerjaan sangat rendah karena hampir seluruh pekerjaan dilakukan secara
manual di building berth
 kondisi tempat kerja kurang mendukung dari segi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan/posisi kerja

Hull Block Construction Method dan Pre Outfitting (Sistem Seksi atau Blok Konvesional)

CIRI:

 Tahapan ini, dimulai dengan digunakannya teknologi pengelasan pada pembuatan kapal
 Proses pembuatan badan kapal kemudian menjadi proses pembuatan blok-blok atau
seksi-seksi di las, seperti seksi geladak dan kulit dan lain-lain, yang kemudian dirakit
menjadi badan kapal
 Diikuti dengan pekerjaan outfitting, instalasi outfitting dilakukan pada blok kapal yang
sudah jadi.
 Tahapan kedua ini masih dipertimbangkan tradisional, karena design, material defenition
dan procurement masih dikerjakan sistem demi sistem. Sedang proses produksinya
diorganisasi berdasarkan zone atau block, sehingga tahapan ini juga dikenal sebagai
”sistem/stage”. Karena adanya dua aspek yang bertentangan antara perencanaan dan
pengerjaannya,
 banyak kesempatan untuk perbaikan produktifitas masih tidak dapat dilakukan.

2. PENDEKATAN MODEREN

Proses Lane Construction dan Zone Outfitting atau Full Outfitting Block System (FOBS)

CIRI:

 diberi nama zone/area/stage.banyak kesempatan untuk perbaikan produktifitas masih


tidak dapat dilakukan.
 Kebanyakan galangan di Jepang dan Eropa menggunakan sistem ini
 Tahapan ini ditandai dengan process lane construction dan zone outfitting, yang
merupakan aplikasi group teknologi (GT) pada hull construction dan outfitting work
 GT adalah suatu metode analitis untuk secara sistematik menghasilkan produk dalam
kelompok-kelompok yang mempuyai kesamaan dalam perencanaan maupun proses
produksinya.
 Process lane dari segi praktis adalah suatu seri work station (bengkel) yang dilengkapi
dengan fasilitas produksi (mesin, peralatan dan tenaga kerja dengan keahlian tertentu)
untuk membuat satu kelompok produk yang mempuyai kesamaan dalam proses
produksinya.
 Suatu contoh pengelompokkan adalah sebagai berikut: pertama adalah process lane
untuk subassembly bentuk datar, kurva dan bentuk kompleks.

Integrated Hull Construction, Outfitting and Painting (IHOP)

CIRI:

 Tahapan keempat ditandai dengan suatu kondisi dimana pekerjaan pembuatan badan
kapal, outfitting dan pengecatan sudah diintegrasikan. Keadaan ini digunakan untuk
menggambarkan teknologi yang paling maju di industri perkapalan,
 Pada tahapan ini proses pengecatan dilakukan sebagai bagian dari proses pembuatan
kapal yang terjadi dalam setiap stage
 karakteristik utama dari tahapan ini adalah digunakannya teknik-teknik manajemen
yang bersifat analitis, khususnya analisa statistik untuk mengontrol proses produksi atau
yang dikenal sebagai accuracy control system.

C. DESAIN PRODUKSI KAPAL


Proses pembangunan kapal pada dasarnya terdiri dari tiga kegiatan utama yaitu
desain/rancangan kapal, desain produksi kapal dan pengkonstruksian

Desain produksi kapal -> yang bertugas khusus membuat detail rancangan untuk
fabrikasi. desain produksi kapal berupaya untuk memadupadankan keinginan pemesan, dengan
kualitas, pelayanan dan kemampurawatan produk yang dihasilkan serta menghemat/menekan
anggaran pembangunan. Berfungsi untuk mengurai keterkaitan antara proses desain (process
design) dengan desain produksi (production design)

a. Desain Produksi

Desain produksi meliputi mempersiapkan informasi rancangan dalam mendefenisikan


produksi. Sedangkan proses desain mencakup pengembangan rencana produksi namun desain
produksi tidak terbatas hanya untuk desain untuk produksi tetapi juga desain atau pemilihan
peralatan, metode, dan urutan produksi yang hemat biaya

- Skil yang dibutuhkan oleh seorang desainer


 mampu mendefenisikan dan secara hati-hati dalam mendesain produk sehingga cocok
dengan persyaratan operasional,spesifikasi teknis, biaya produksi (mengurangi jumlah
pekerjaan), mudah dibuat dan berkualitas.
 seorang desainer kapal harus mempuyai komitmen kuat menghasilkan desain yang
hemat biaya (cost effectiveness).-> suatu kewajiban
 Biaya minimal bukan berati kualitas buruk
- Yang dilakukan agar biaya minimal
 hanya didapat apabila desainer kapal tidak mengisolasi diri -> dituntut uptodate
 hanya dapat dilakukan apabila dalam membuat desain tsb mengetahui fasilitas, teknik
dan metode-metode produksi di galangan
- Kendala dalam mendesain Produksi
Kendala utama adalah Pengembangan pengetahuan tentang rancang bangun kapal.

Hal ini dapat dicapai apabila setiap galangan mengembangkan spesifikasi produksi
galangan dan rencana pembangunan (building plan) setiap kapal yang dirakit yang dimulai
terlebih dahulu dengan membuat detail perencanaan.

b. Building plan

Rencana pembangunan (building plan) adalah salah satu dokumen untuk melengkapi
informasi produksi dari departemen perencanaan spt misalnya rencana pembangunan
berdasarkan spesifikasi produksi yang diaplikasikan secara detail untuk setiap kapal

Konsep Proses Pembangunan Kapal, meliputi:

1. Pendefinisian produksi (ProductionDefinition) :Mencakup perencanaan, pengadaan


material, data manufaktur.
2. Proses fabrikasi (component process) : Proses bahan baku menjadi komponen-
komponen struktur lambung dan outfitting
3. Proses perakitan (assembly process) : Proses perakitan komponen struktur lambung dan
unit outfitting.
4. Proses penegakan kapal (ship joining process)
5. Proses pengabungan struktur modul dengan permesinan, perlengkapan dan sistem lain.

Estimasi biaya

 Dalam peninjauan biaya perakitan kapal direncanakan dengan biaya yang efisien.
 Dapat dilihat pada lembar ringkasan estimasi biaya

Group Technology

 Model ekonomi pembangunan kapal dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan


pengukuran biaya yang digunakan dalam pembangunan kapal
 Disebut juga dengan mengelompokan pekerjaan yg sama
 GT Disebut jg sebagai Cell Manufacture
 sel dimaksudkan sebagai sejumlah grup mesin-mesin dan orang-orang yang
mengoperasikannya

D. WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)

Sistem yang digunakan untuk mengendalikan pekerjaan yang dibuat dalam bagian-bagian
yang lebih kecil disebut dengan perincian struktur kerja atau Work Breakdown Structure (WBS).
WBS ini diklasifikasikan sebagai sebuah sistem. WBS umumnya digunakan dalam pembangunan
kapal baik yang berorientasi sistem (tradisional) maupun produk (moderen).

a. System- Work Breakdown Structure (Swbs)

Perincian struktur kerja berorientasi sistem (SWBS) digunakan secara penuh untuk estimasi awal
dan memulai tahapan sebuah desain. WBS ini diklasifikasikan sebagai sebuah sistem. WBS
umumnya digunakan dalam pembangunan kapal baik yang berorientasi sistem (tradisional)
maupun produk (moderen). Angkatan Laut Amerika mendeskripsikan struktur kerja berorientasi
sistem, dengan nama Navy Ship Work Breakdown Structure.

b. Produks work breakdown structure (pwbs)

Skema klasifikasi perincian pekerjaan berdasarkan produk.

Komponen-komponen dan sub- assembly digrupkan secara permanen berdasarkan karakteristik


dan klasifikasinya dengan memperhatikan atribut-atribut desain dan manufaktur. Tipikal
parameter khusus sistem klasifikasinya seperti bentuk, dimensi, toleransi, bahan serta jenis dan
kerumitan pengoperasian mesin produksi.

Alur produksi kapal

1. Design
2. Material procurement
3. Fabrication: subassemblies
4. Fabrication: units
5. Surface preparation
6. Painting
7. Outfitting
8. Testing
9. Delivery

Konsep PWBS dideskripsikan menggunakan GT (group technology) dan FM (family manufacture).


Dibagi kedalam 3 Klasifikasi:

1. Klasifikasi pertama :

 Hull Construction, Outfitting dan Painting.


 Dari ketiga jenis pekerjaan tersebut masing-masing mempunyai masalah dan sifat yang
berbeda dari yang lain.
 Selanjutnya, masing-masing pekerjaan tersebut dibagi lagi ke dalam pekerjaan fabrikasi
dan assembly.
 Subdivisi assembly inilah yang terkait dengan zona dan yang merupakan dominasi dasar
bagi zona di siklus manajemen pembangunan kapal.
 Zona yang berorientasi produk, yaitu Hull Blok Construction Method (HBCM) dan sudah
diterapkan untuk konstruksi lambung oleh sebagian besar galangan kapal.

2. Klasifikasi Kedua :

 Bahan (Material), yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya pelat baja, mesin, kabel, minyak, dan lain – lain.
 Tenaga Kerja (Manpower), yang dikenakan untuk biaya produksi, baik langsung atau
tidak langsung, misalnya tenaga pengelasan, outfitting dan lain – lain.
 Fasilitas (Facilities), yang digunakan untuk proses produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya, gedung, dermaga, mesin, perlengkapan, peralatan dan lain – lain.
 Biaya (Exspenses), yang dikenakan untuk biaya produksi, baik langsung maupun tidak
langsung, misalnya, desain, transportasi, percobaan laut (sea trial), seremoni, dan lain-
lain.

3. Klasifikasi ketiga adalah

klasifikasi berdasarkan empat aspek produksi untuk mempermudah pengendalian proses


produksi. Aspek pertama dan kedua adalah system dan zone, merupakan sarana untuk membagi
desain kapal ke masing – masing bidang perencanaan untuk di produksi. Dua aspek produksi
lainnya yaitu area dan stage merupakan sarana untuk membagi proses kerja mulai dari
pengadaan material untuk pembangunan kapal sampai pada saat kapal diserahkan kepada
owner.

a) System adalah sebuah fungsi struktural atau fungsi operasional produksi, misalnya sekat
longitudinal, sekat transversal, sistem tambat, bahan bakar minyak, sistem pelayanan,
sistem pencahayaan, dan lain – lain.
b) Zona adalah suatu tujuan proses produksi dalam pembagian lokasi suatu produk,
misalnya, ruang muat, superstructure, kamar mesin, dan lain – lain.
c) Area adalah pembagian proses produksi menurut kesamaan proses produksi ataupun
masalah pekerjaan yang berdasarkan pada:
 Bentuk (misalnya melengkung dengan blok datar, baja dengan struktur aluminium,
diameter kecil dengan diameter besar pipa, dan lain - lain)
 Kuantitas (misalnya pekerjaan dengan jalur aliran, volume outfitting on-blockuntuk ruang
mesin dengan volume outfitting on-block selain untuk ruang mesin, dan lain - lain).
 Kualitas (misalnya kelas pekerja yang dibutuhkan, dengan kelas fasilitas yang dibutuhkan,
dan lain - lain)
 Jenis pekerjaan (misalnya, penandaan (marking), pemotongan (cutting), pembengkokan
(bending), pengelasan (welding), pengecetan (painting), pengujian (testing), dan lain –
lain. Dan
d) Stage adalah pembagian proses produksi sesuai dengan urutan pekerjaan/ perlakuan
yang dilakukan kepada struktur kapal. misalnya sub-pembuatan (sub-steps of
fabrication), sub-perakitan (sub-assembly), perakitan (assembly), pemasangan (erection),
perlengkapan on-unit(outfitting on-unit), perlengkapan on-block (outfitting on-block),
dan perlengkapan)

3. HBCM (Hull bLock Cons. Method

Tingkat manufaktur atau tahapan untuk Hull Blok Construction Method didefinisikan sebagai
kombinasi dari operasi kerja yang mengubah berbagai masukan ke dalam produk yang berbeda,
seperti bahanbaku (material) menjadi part fabrication, part fabrication menjadi sub block
assembly dan lain – lain. Secara praktis untuk perencanaan perakitan badan kapal terdiri dari
tujuh level/tingkat manufaktur:

Level I : Part Fabrication

Level II : Part Asembly

Level III: Sub-Block Asembly

Level IV: Semi Block Asembly

Level V: Block Asembly

Level VI: Grand Block Joining

Level VII: Hull Erection

kombinasi horisontal yang mencirikan berbagai jenis paket pekerjaan yang diperlukan
dan dilakukan untuk setiap tingkat, sedangkan kombinasi vertikal dari berbagai jenis paket
pekerjaan menunjukkan jalur proses (proses lane) untuk pekerjaan konstruksi lambung yang
berkaitan dengan urutan dari bawah ke atas menunjukkan tingkat pekerjaan. sedangkan dalam
proses perencanaan dilakukan dengan urutan dari atas ke bawah berdasarkan aspek-aspek
produksi.

Alokasi produk untuk setiap paket pekerjaan dioptimasi berdasarkan ukurannya, dapat
dijadikan dasar untuk menentukan produktifitas pekerjaan. Produktifitas maksimun dapat
tercapai apabila pekerjaan teralokasi secara penuh dalam kelompok-kelompok paket pekerjaan
sesuai dengan aspek-aspek produk di atas dan kemampuan untuk memberikan respon cepat
terhadap ketidakseimbangan pekerjaan,
1. Fabrikasi Komponen (Part Fabrication)

Proses Fabrikasi dan fasilitas yg digunakan:

 Parallel parts from plate (pelat datar beraturan)


 Non parallel part from plate (pelat datar tidak beraturan)
 Internal part from plate (komponen internal dari pelat)
 Part from rolled shape (komponen dari bentukan roll)
 Other parts (komponen-komponen yang lain misalnya pipa, dan lain – lain)

2. Perakitan komponen (Part Assembly)

paket-paket pekerjaan ini digroupkan kedalam problem area sbb:

 Built-up parts (komponen asli, seperti profile T, profile L, atau bentuk-bentuk tidak di rol)
 Sub-blok parts

3. Perakitan Sub-blok (Sub-block Assembly)

Pekerjaan dikelompokkan ke dalam probleam area :

 Kesamaan ukuran dalam jumlah yang sangat besar, seperti gading-gading besar,
penumpu tengah, wrang-wrang dan lain-lain.
 Kesamaan ukuran dalam jumlah kecil.

4. Semi-block and Block Assembly dan Grand-Block Joining

Semi-block and Block Assembly dan Grand-Block Joiningterdiri dari tiga tingkat perakitan, yaitu:

1. Semi-block assembly
2. Block assembly dan
3. Grand-block joining.

5. Hull Erection

Erection adalah tingkat paling akhir dari konstruksi lambung kapal,

dimana tingkat kesulitan pada tingkat ini adalah :

1. Fore hull (bagian depan lambung kapal)


 Cargo hold (ruang muat)
 Engine room (bagian kamar mesin)
 After hull (bagian belakang lambung kapal)
 Superstructure (bagian bangunan atas)
Pada tahap ini hanya dibagi menjadi dua jenis pekerjaan yaitu:
1. Erection (penyambungan)
2. Test (pengujian).

E. RANCANGAN BLOK KAPAL

a. Pembangunan kapal berorientasi produk pada dasarnya terdiri dari dua kegiatan utama yaitu
proses desain dan pengkonstruksian

Proses Design Mencakup:

 (basic design),
 Desain fungsional (functional design),
 Desain Transisi (transition design)
 Desain Detail atau Desain Gambar Kerja (Detail Design).

Pengkonstruksian atau perakitan kapal secara riil mencakup empat level manufaktur yaitu:

 level fabrikasi,
 perakitan awal,
 perakitan blok dan
 penegakan blok (erection) sampai penyerahan (delivery)

b. TAHAPAN RANCANGAN BLOK

Rancangan blok kapal terdiri dari dua tahapan yaitu :

 Perarancangan blok dan


 Optimasi rancangan blok kapal.

Perancangan blok atau rancangan blok awal berupa pendefenisian batasan blok dan jumlah blok
sedangkan optimasi rancangan blok dilakukan dengan dengan mengoptimasi secara teknis
rancangan blok dengan ketersediaan sumber daya galangan terutama peralatan material
handling dan luas area pembangunan.

c. METODE PENGEMBANGAN BLOK

Pembangunan dengan PBWS lambung dibagi menjadi blok-blok

Sistem blok sistem yg membagi seluruh badan kapal mjd beberapa bagian, setelah tiap2 blok tsb
selesai kemudian diakan penyambungan (erection) Dua Metode dlm pmbangunan sist. Blok,
yaitu:

 Metode Seksi Assembly (Assembly section)


 Metode Berlapis (layer methode)

Metode Seksi Assembly

Metode ini difokuskan pada pengembangan erection pada arah vertikal untuk satu blok dari
dasar ke upper deck

Tahapan pekerjaan Manufaktur Seksi Assmbly

1. n1 hari kalender keel laying: mengerjakan keel dan penegakan wrang / bottom cons.
2. n2 hari kalender setelah keel laying: merakit bagian bottom dengan sisi sampai deck
hingga menjadi grand blok
3. n3 hari kalender setelah keel laying: bagian belakang/stern dan bagian depan/bow telah
selesai atau lengkap di rakit menjadi kapal.

Kelebihan M. Seksi Assmbly

1. Pekerjaan tanki pd satu waktu  pemeriksaan tangki menjadi cepat dan penggunaan
perlatan dan permesinaan untuk ditangki menjadi mudah.
2. Grand assembly dari blok-blok didarat menjadi lebih mudah dan dapat diharapkan
terjadinya peningkatan effesiensi yang tinggi, sebab adanya derajat keselamatan kerja
yang tinggi.

Kekurangan M. Seksi Assmbly

1. Menyulitkan untuk menyamaratakan beban pekerja.

2. Mekerjaan yang campur aduk akan sering terjadi sehingga akan memperbesar pengaruh
buruk pada lingkungan kerja.

3. Ketebalan plat berbeda pd bottom dan deck Menimbulkan kondisi naik dan turun dalam
pembuatan distibusi pekerjaan untuk para pekerjaakan menjadi sulit

Metode Berlapis

Metode ini difokuskan pada perakitan pada arah memanjang dari blok permulaan, sehingga
perakitannya dimulai dari blok dasr (bottom). Kemudian sekat melintang, sekat memanjang dan
pelat kulit dapat dikembangkan

Tahapan pekerjaan M. Berlapis

1. n1 hari kalender keel laying: perakitan dari bagian dasar keeldan merakit menjadi
Bottom bagian KM, belakang - depan.
2. n2 hari kalender setelah keel laying: perakitan bagian bottom dengan sekat-sekat dan
pelat kulit.
3. n3 hari kalender setelah keel laying: pengembangan bagian atas sekat-sekat dan pelat
kulit dan perakitan upper deck sampai menjadi satu unit kapal.

Kelebihan M. Seksi Assmbly

1. sangat efektif untuk perakitan awal pada bagian dasar yang relatif melibatkan jumlah
pekerja lebih besar.
2. Tidak ada pekerjaan kearah vertikal dan pekerjaan yang campur aduk dapat
dihindari,sehingga lingkungan kerja dapat menjadi baik, kerja menjadi aman dan hal ini
akan meningkatkan efesiensi besar.
3. mempermudah untuk membagi rata pekerjaan. Oleh karena blok-blok yang sama
dikerjakan dalam waktu yang sama, maka langkah untuk outomatisasi dan penggunaan
permesinan pada tahap di assembly menjadi lebih mudah.

F. TAHAPAN PROSES ASSEMBLY & ERECTION

Assembly

Adalah lanjutan kegiatan-kegiatan yang dilakukan setelah proses fabrikasi. Bagian assembly
adalah bagian pemasangan bagian-bagian plat dari hasil cutting agar dirangkai menjadi sebuah
panel-panel, dan panel tersebut dirangkai lagi menjadi sebuah section atau block.

a. Tahapan Proses Assembly

1. Persiapan JIG

Pada proses ini dilakukan pembuatan pondasi untuk sebuah blok yang digunakan membantu
pengerjaan pada proses assembly sampai menjadi sebuah blok.

2. Scantling Check

Pada proses ini, dilakukan pengukuran dimensi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keselarasan
keadaan aktual dengan gambar. Selain itu, proses ini juga untuk mempermudah pada persiapan
joint erection. Pengukuran ini dibantu dengan menggunakan alat rollmeter sepanjang 50 m.
Pengukuran dilakukan pada bagian lebar, tinggi, jarak gading dan lain-lain.

3. Penyambungan (Fit-Up)

Sama halnya dengan proses sub assembly, pada proses assembly ini juga dilakukan pengecekan
persiapan penyambungan. Disini dicek kelengkapan kapal. Selain itu juga dicek pada bagian
penggabungan plate, misalkan jika terdapat pelat yang tidak rata

4. Pengecekan Hasil Pengelasan


Proses ini merupakan  bagian dari tugas QA-QC. Dalam hal ini, dilakukan pengecekan yaitu
apakah pengelasan dilakukan sesuai aturan class atau tidak.

b. Proses Erection

Proses ini merupakan pekerjaan terakhir dalam pembuatan badan kapal. Proses ini melakukan
penyambungan antar block (section) 1 dengan Section yang lainnya dari bagian kapal antar block
yang sebelumnya telah dikerjakan pada proses assembly.

Tahapan Proses Erection

1. Pengangkatan block/loading

Tahapan ini merupakan penggabungan suatu block ke block lain. Dalam hal ini digunakan crane
untuk menggabungkan block-block tersebut.

2. Penggabungan

Tahap penyambungan pada proses join erection tidak jauh berbeda dengan tahapan
penyambungan pada proses assembly. Yang menjadi bagian pengechekan yaitu :

 Kerataan plat dari ke dua block


 Ukuran gap
 Ukuran jarak gading

Setelah pegecekan gading-gading selanjutnya adalah di take weld pada bagian tertentu. Take
weld ini adalaha proses pengelesan titik, yang berfungsi untuk mematikan posisi benda kerja
atau blok setelah digabungkan dan sesuai ukuran yang sudak di tentukan.

3. Levelling deck

Proses ini yaitu sebuah proses untuk mengetahui kerataan suatu bidang. Dari proses sub
assembly, maka plate akan dilevel agar plate tersebut rata. Tujuan dari proses leveling ini adalah
untuk menyamakan ketinggian bagian kanan dan kiri dari kapal. Jadi diharapkan posisi kapal
pada saat pembangunan dalam keadaan yang seimbang.

4.      Pengechekan pengelasan

Proses ini juga tidak jauh berbeda dengan pengechekan pengelasan pada sub assembly maupun
assembly.

5.      Pengechekan deformasi


Deformasi merupakan perubahan suatu bentuk, posisi, dan dimensi dari suatu benda akibat
pengelasan ataupun handling. Pada kapal baru peristiwa deformasi ini sering terjadi, terutama
pada section kapal seperti  lambung kapal, geladak, dan sekat. Besarnya deformasi untuk
masing-masing seksi berbeda standar mutu produksi.

Dalam prakteknya, pengukuran deformasi dilakukan dengan membentangkan seutas tali setiap
satu jarak gading kapal pada plat yang secara kasap mata terlihat mengalami
deformasi.selanjutnya untuk mengetahui nilai dari deformasi tersebut, digunakan alat yang
bernama tupper gauge.

G. TATA KODE (CODING SYSTEM) & Material Handling

Tata Kode (Coding System) dalam proses Assembly akan ditemukan puluhan bahkan ratusan blok
kapal yang dibagi (rinci) untuk diatur selama pembangunan. Maka semua blok perlu diberi suatu
nama dengan membuat tata kode. Kode/Nama menjadi key primer dalam membedakan entitas-
entitas blok, sub-blok, panel, dan komponen-komponen dalam suatu kapal, meliputi :

- Pemesanan Material

- Perencanaan Jadwal Kerja

- Jadwal Kerja Perakitan

- Perencanaan Tenaga Kerja

- Pengendalian Material

- Suku cadang (mesin / mat hendling), dll

Berikut referensi Coding System yang dapat digunakan antara lain :

1. Coding System (PT PAL) Sebagai galangan establish PT PAL Surabaya dapat menjadi rujukan
dalam pengkodean blok. Pengkodean blok dibuat berdasarkan pada singkatan- singkatan, yang
sesuai dengan nama konstruksinya dan nomor urut sesuai dengan konstruksinya.Contoh =

2. Coding System (Lamb Thomas)


Lamb Thomas (1985), mengembangkan struktur pengklasifikasian Shipbuilding Classification and
Coding System (SCSS). SCSS menggunakan 17 digit nomor dimana nomor-nomor ini bervariasi
tergantung dariproduk, sebagai contoh untuk produk struktur pelat menggunakan 17 digit, tetapi
pada produk perakitan awal hanya menggunakan 11 digit. Digit pertama sampai sepuluh
digunakan untuk mengklasifikasi desain,sedangkan digit sebelas sampai tujuh belas digunakan
untuk mengklasifikasi proses. (1 – 10 untuk Klasifikasi design & 11 – 17 untuk Klasifikasi Proses)

Penanganan Material (Material Handling) merupakan seni pergerakan/pemindahan material


secara ekonomis dan aman. Menurut Tompkins material handling harus dirancang menggunakan
metode yang tepat dan menyediakan sejumlah material yang tepat pada tempat yang tepat,
waktu yang tepat, dalam urutan yang tepat, posisi yang tepat, dan ongkos yang tepat. Alasan
dilakukannya perancangan material handling dikarenakan material handling memerlukan biaya
30% dari total manufacturing cost dan material handling penting dalam manajemen kualitas, 3-
5% barang rusak karena material handling. Tujuan utama pelaksanaan perencanaan system
pemindahan material adalah mengurangi ongkos produksi, dan secara khusus bertujuan untuk ;

1. menaikkan kapasitas

2. memperbaiki kondisi kerja

3. memperbaiki pelayanan pada pelanggan

4. meningkatkan pemanfaatan ruang & peralatan

5. mengurangi ongkos

Dalam memilih tata cara pemindahan, suatu fasilitas fisik atau galangan memperhatikan
biaya terkait dengan melibatkan kesesuaian antara : karakteristik bahan, kebutuhan pemindahan
, daya terap tata cara pemindahan, dan Jalur Produksi sesuai tingkat level manufactur.

Jenis peralatan pemindah material :

1. Fixed Path Equipment

Peralatan yang sudah tetap digunakan dalam suatu proses produksi dan tidak dapat
digunakan untuk kegiatan lain. sifat nya adalah tetap karena digunakan untuk mengangkut
barang – barang secara rutin dan berulang - ulang dan peralatan ini biasanya menggunakan
kekuatan tenaga listrik untuk menjalankan kegiatannya, Misalnya: Conveyor, Crane, Lift.

2. Varied Path Equipment

Peralatan yang dapat digunakan untuk bermacam – macam tujuan dan tidak khusus
mengangkut atau memindahkan barang barangtertentu. sifat dari peralatan ini adalah tidak
bergantung pada proses produksi dapat dipergunakan untuk berbagai kegiatan dan peralatan ini
biasanya digunakan dengan kekuatan tenaga manusia atau mesin, Misalnya: Truck, Fortruck atau
Fofklift, dan Kerete dorong.

3. Automatic Guide Vehicle

Kendaraan ini digerakkan oleh baterai dan dipandu oleh signal computer melalui kabel
yang ada di lantai sehingga tidakmembutuhkan operator (jarang digunakan di galangan)

Crane adalah peralatan material handling yang umum digunakan di galangan, berikut tipe-tipe
Crane:

1. Crawler crane adalah alat pengangkat material yang umum dipakai pada tempat proyek
pembangunan dengan jangkaun yang tidaklah terlalu panjang. Type ini memiliki sisi atas yang
bisa bergerak 360 Derajat. Dengan roda crawler jadi crane type ini bisa bergerak di dalam tempat
proyek waktu lakukan pekerjaannya.

2. Mobile Crane (Truck Crane) yaitu crane yang ada langsung pada mobile (Truck) hingga bisa
dengan gampang dibawa segera pada tempat kerja tanpa ada mesti memakai kendaraan
(trailer). Crane ini mempunyai kaki (pondasi/tiang) yang bisa dipasangkan saat beroperasi untuk
melindungi crane tetaplah seimbang. Truck crane ini bisa berputar 360 derajat.

3. Tower crane / Gantry Crane adalah alat yang dipakai untuk mengangkat material dengan cara
vertical serta horizontal kesuatu tempat yang tinggi pada ruangan gerak yang terbatas. Type
crane ini dibagi berdasar pada langkah crane itu berdiri yakni crane yang bisa berdiri bebas (free
standing crane), crane di atas rel (rail mounted crane), crane yang ditambatkan pada bangunan
(tied-in tower crane) serta crane panjat (climbing crane).

4. Hydraulic Crane Biasanya semuanya type crane menggunkan system hidraulik (minyak) serta
pheneumatik (hawa) agar bias bekerja. Tetapi dengan cara spesial Hidraulik crane yaitu crane
yang umum dipakai pada perbengkelan serta pergudangan dan lain-lain, yang memilki susunan
simpel. Crane ini umumnya ditempatkan disuatu titik serta untuk tidak dipindah-pindah serta
dengan jangkauan tidaklah terlalu panjang dan putaran yang cuma 180 derajat. Hingga
umumnya disuatu perbengkelan/pergudangan ada kian lebih satu Crane.

5. Hoist Crane yaitu alat pengangkat yang umumnya ada pada pergudangan serta perbengkelan.
Hoist Crane diletakkan pada langit-langit serta jalan di atas rel spesial yang yang dipasangi pada
langit-langit itu. Rel-rel tadi dapat juga bergerak dengan cara maju-mundur pada satu arah.

6. Jip crane adalah alat pengangkat yang terbagi dalam beragam ukuran, jip crane yang kecil
umumnya dipakai pada perbengkelan serta pergudangan untuk memindahkan beberapa barang
yang relative berat. Jip crane memilki system kerja serta mesin yang serupa seperti 'Hoist Crane'
serta susunan yang serupa 'Hidraulik Crane'.

Anda mungkin juga menyukai