Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini perkembangan dunia teknologi modern di berbagai

bidang bergerak sangat cepat, demikian juga dalam bidang tranportasi

laut. Salah satu faktor pendukung atau unsur dari transportasi laut

adalah kapal. Untuk menunjang transportasi di laut digunakan kapal-

kapal berbagai jenis dan ukuran yang disesuaikan dengan kondisi

daerah operasi dan kegunaannya.

Salah satu mesin bantu yang penting dalam olah gerak di KM.

QUEEN SOYA adalah Bow Thruster. Bow thruster merupakan sebuah

pesawat bantu yang berguna ketika olah gerak berupa baling-baling

yang ditempatkan melintang di bagian lambung haluan kapal, berguna

untuk membantu mendorong haluan kapal ke arah kanan atau kiri

sesuai dengan keinginan pada saat berolah gerak.

Keberadaan bow thruster sangat membantu kelancaran olah

gerak kapal terutama pada saat cuaca buruk, seperti pada keadaan

ombak, arus, dan angin yang kuat. Karena pentingnya peralatan ini

maka harus diupayakan selalu siap pakai, sehingga perwira mesin

berkewajiban melaksanakan perawatan berkala secara teratur.

Penulis pernah mengalami dan mendapatkan masalah selama

bekerja di atas kapal, saat itu suhu minyak hidrolik bow thruster tinggi

1
dan menurunnya tenaga bow thruster pada saat kapal olah gerak. Hal

ini menyebabkan terganggunya kelancaran operasional kapal.

Berdasarkan uraian tentang pentingnya bow thruster di kapal,

Maka penulis tertarik untuk membuat makalah dengan judul

”PERAWATAN DAN PERBAIKAN BOW THRUSTER UNTUK

MENUNJANG OPERASIONAL KAPAL DI KM QUEEN SOYA “

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pengalaman penulis diatas kapal saat

melaksanakan praktek laut, ditemukan masalah yang mengenai tentang

perawatan dan perbaikan bow thruster untuk menunjang pengoperasian

kapal. Adapun perumusan masalah yang dapat disajikan oleh penulis

adalah :

1. Komponen-komponen apa saja yang terdapat pada bow thruster ?

2. Apa yang menyebabkan menurunnya tenaga bow thruster pada saat

kapal olah gerak ?

3. Apa upaya yang dilakukan untuk perawatan dan perbaikan pada

bow thruster ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada Bow

Thruster

b. Untuk mengetahui menyebab menurunnya tenaga bow thruster

pada saat kapal olah gerak.

2
c. Untuk memberikan pemahaman yang lebih jauh tentang

pentingnya perawatan dan perbaikan bow thruster untuk

kelancaran pengoperasian olah gerak kapal.

2. Manfaat Penelitian

a. Memberikan gambaran dan penjelasan kepada para pembaca

terutama bagi para rekan-rekan taruna tentang bow thruster.

b. Memperluas wawasan tentang masalah- masalah yang terjadi

pada bow thruster

c. Memberikan bahan masukan bagi para pembaca untuk

memahami dan mengetahui pentingnya perawatan dan perbaikan

bow thruster untuk menunjang operasional kapal.

D. Metode Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu penelitan karya tulis ilmiah ini yaitu ketika

penulis melakukan praktek laut (prala) di KM. QUEEN SOYA

merupakan salah satu kapal milik perusahaan PT. PANCA MERAK

SAMUDERA selama kurang lebih satu tahun di atas kapal.

2. Metode Pengumpulan Data.

Beberapa metode pengumpulan data yang penulis gunakan

dalam melakukan penelitian dalam rangka penyusunan dan

penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain :

a. Metode Lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang

dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada

3
objek yang diteliti, yaitu sistem bow thruster di kapal KM. Queen

Soya

b. Observasi adalah mengadakan pengamatan secara langsung

tentang sistem kerja bow thruster KM. Queen Soya dimana

penulis melaksanakan praktek laut.

c. Wawancara adalah mengadakan tanya jawab secara langsung

dengan para perwira yang ada di atas kapal dan para dosen di

lingkungan Politeknik Maritim AMI Makassar.

d. Tinjauan Kepustakaan (Library Research), yaitu penelitian yang di

lakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur, buku-

buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan masalah yang

dibahas untuk memperoleh landasan teori yang akan digunakan

dalam membahas masalah yang diteliti.

3. Jenis dan Sumber Data

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini

diperoleh data dan sumber.

a. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh dari hasil

pengamatan langsung. Data pada penelitian ini diperoleh dengan

cara metode survey, yaitu dengan mengamati, mengukur dan

mencatat secara langsung dilokasi penelitian.

4
b. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data pelengkap dari data primer

yang didapat dari sumber kepustakaan seperti literatur, bahan

kuliah, data yang ada di kapal dan data dari perusahaan serta hal-

hal lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perawatan

“Perawatan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada

tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem sehingga

dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan out put sesuai dengan

yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat dipandang sebagai

bayangan dari sistem produksi, dimana apabila sistem produksi

beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi maka akan lebih

intensif.” (Vincent Gasper , 1994 )

Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai , suatu aktivitas

untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan

mengadakan perbaikan atau penyesuaian penggantian yang diperlukan

agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai

dengan apa yang direncanakan

Secara umum maintenance dapat didefinisikan sebagai

serangkaian aktifitas yang diperlukan untuk mempertahankan dan

menjaga suatu produk atau sistem agar tetap dalam kondisi yang

aman, ekonomis, efisien dan pengoperasian yang optimal. Aktivitas

perawatan sistem bow thruster sangat diperlikan karena

1. Setiap peralatan mempunyai umur penggantian, dimana suatu saat

dapat mengalami kegagalan atau kerusakan.

6
2. Kerusakan dari suatu komponen atau mesin tidak dapat diketahui

secara pasti.

3. Untuk meningkatkan umur penggunaan harus dilakukan suatu

perawatan yang teratur.

Pemeliharaan berperan penting dalam suatu kinerja dari

pesawat-pesawat bantu yang ada di atas kapal yang mempengaruhi

suatu operasional kapal. yang disebabkan perawatan di atas kapal

tidak maksimal.

Manajemen pemeliharaan menurut Supandi (1995). Adalah

pengorganisasian perawatan untuk Sehingga pengoperasian kapal

tetap terarur dan tepat waktu agar penumpang tidak merasa di rugikan

dengan adanya kendala pada pengoperasian kapal. Memberikan

gambaran umum mengenai perawatan fasilitas di atas kapal. Agar

peralatan atau mesin bantu dapat beroperasi secara terus menerus.

B. Pengertian Perbaikan

“Pengertian dari perbaikan itu sendiri adalah usaha untuk

mengembalikan kondisi dan fungsi dari suatu benda atau alat yang

rusak akibat pemakaian alat tersebut pada kondisi semula.” ( Kamus

Besar Bahasa Indonesia )

Proses perbaikan tidak menuntut penyamaan sesuai kondisi

awal, yang diutamakan adalah alat tersebut bisa berfungsi normal

kembali. Perbaikan memungkinkan untuk terjadinya pergantian bagian

alat / spare part. Terkadang dari beberapa produk yang ada dipasaran

7
tidak menyediakan spare part untuk penggantian saat dilakukan

perbaikan, meskipun ada, harga spare part tersebut hampir mendekati

harga baru satu unit produk tersebut. Hal ini adalah suatu upaya yang

serius bagi masinis untuk menghindari kerusakan yang fatal pada

mesin-mesin yang ada di atas kapal.

Tidak setiap perbaikan dapat diselesaikan dengan mudah,

tergantung tingkat kesulitan dan kerumitan perakitan alat tersebut,

mulai dari tingkatan jenis bahan hingga tingkat kecanggihan fungsi alat

tersebut. Tingkat kesulitan tersebutlah yang menumbuhkan perbedaan

jenis perbaikan, mulai jenis perbaikan ringan, perbaikan sedang dan

perbaikan yang sering dinamakan servis berat.

C. Pengertian Bow Thruster

“Bow thruster adalah suatu alat pendorong yang dipasang

melintang pada kapal-kapal tertentu untuk membantu maneuver kapal.”

( Gunawan 2003, Manajemen Perawatan Pesawat Bantu).

Pada saat maneuver dilakukan, posisi kapal amatlah sulit untuk

melakukan arah gerak yang diameternya efisien. Sehingga dibutuhkan

alat pendorong ini agar diameter maneuver kapal dapat diperkecil yang

menghasilkan efisiensi putaran monouver yang besar. Unit pendorong

yang terdapat pada kapal KM. QUEEN SOYA terdiri dari suatu propeller

atau baling baling yang berada dalam satu terowongan (tunnel) pada

bagian haluan, dipasang melintang pada kapal dan dilengkapi dengan

suatu alat bantu seperti motor hidrolik untuk mengatur CPP dan elektro

8
motor yang berfungsi untuk memutar propeller . Selama beroperasi, air

dipaksa masuk melalui terowongan tersebut untuk mendorong kapal

sehingga bergerak menyamping sesuai keperluan kapal. Pada bow

thruster tersebut diperlukan suatu unit Controlable Pitch Propeller

(CPP) yang dibutuhkan untuk reverse rotating ( putaran balik ) pada

baling-baling tersebut. CPP tersbut ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.1 : CPP Bow Truster

Tunnel Bow thruster adalah suatu tabung atau terowongan

propulsi yang menjadi satu sistem bersama bow thruster yang dibuat

untuk menyalurkan aliran air laut agar kapal dapat mudah dalam

melakukan olah gerak. Oleh karena itu, tunnel bow thruster sangat

diperlukan untuk menyalurkan air laut agar kapal mendapat dorongan

dari air laut tersebut.

9
Untuk mencegah korosi, pada sisi bow thruster dipasang sin

anoda. Anoda yang digunakan harus dengan spesifikasi berdasarkan

Mil satu atau ISO 18001 untuk anoda seng, spesifikasi ini mengandung

Cadmium tambahan (~0. 1%), yang menyebabkan terkikisnya anoda

dari pada permukaan baja. Pemasangan harus ditempatkan pada

terowongan di panampang-lintang (lengthwise) dan tidak boleh

melebihi 1 sampai 2 inci (25 sampai 50 milimeter).

D. Pengertian Kapal

Didalam Undang – undang no. 17 tahun 2008 mengenai

pelayaran, yang menyebutkan kapal adalah :

“kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu, yang di

gerakkan dengan tenaga angina, tenaga mekanik, energy lainnya,

ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan dibawah permukaan air, serta alat apung dan

bangunan terapung dan tidak berpindah – pindah.”

Dengan demikian, kapal tidaklah semata alat yang mengapung

saja, namun segala jenis alat yang berfungsi sebagai kendaraan,

sekalipun ia berada dibawah laut seperti kapal selam.

10
BAB III
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah singkat perusahaan PT. PANCA MERAK SAMUDERA

PT. PANCA MERAK SAMUDERA merupakan perusahaan

pelayaran yang berpusat di Surabaya dan memiliki kantor cabang di

Jln. Bau Massepe No. 419F, Pare-Pare, Sulawesi Selatan, Indonesia.

Dan memiliki armada 3 (tiga) unit Ferry Passanger dan beberapa unit

kapal jenis Tug Boat lainnya. Tiga unit kapal penumpang masing-

masing diopersikan di perairan indonesia diantaranya KM. Panto Krator

dengan rute dari pelabuhan Nusantara Pare-Pare menuju pelabuhan

Komura Samarinda, KM. Cattleya Express dengan rute dari pelabuhan

Nusantara Pare-Pare menuju pelabuhan Tunon Taka Nunukan, KM.

Queen Soya dengan rute dari pelabuhan Nusantara Pare-Pare menuju

pelabuhan Loktuan Bontang.

B. Data Kapal

1. Sejarah Singkat Kapal KM. QUEEN SOYA

KM. QUEEN SOYA merupakan kapal jenis ferry passanger yang

dioperasikan oleh PT. PANCA MERAK SAMUDERA untuk melayani

angkutan penumpang antar pulau dengan rute Pelabuhan Nusantara

Pare-Pare ke Pelabuhan Loktuan Bontang. Kapal ini dibuat oleh

NAIKAI SHIP YARD SETODA di JAPAN pada tahun 1991-1992.

11
2. Ship Particulars dan Machinery Particulars

a) Ship Particulars

SHIP NAME/NAMA KAPAL : KM. QUEEN SOYA

CALL SING/PANGGILAN :PMFV

F L A G S / BENDERA KEBANGSAAN : R. I.

REGISTRY PORT / PENDAFTARAN : SAMARINDA

SHIPS TYPE/JENIS KAPAL : FERRY PASSANGER

SHIPS OWNERS/PEMILIK KAPAL : PT. PANCA MERAK

SAMUDERA

LIGHT SHIP/BERAT KAPAL KOSONG : 1.948,00 TONS

OFFICIAL ON. : 22860792

IMO ON. : 9042881

D W T/BOBOT MATI : 1.700,00 TONS

G R T/BERAT KOTOR : 2.983,00 TONS

L O A/PANJANG KAPAL KESELURUHAN : 95,70 MTRS

BREADTH MOULD/LEBAR KAPAL : 15,00 MTRS

DEPTH MOULD/DLM GRS BENAM : 5,40 MTRS

MAX. DRAFT : 5,08 MTRS

DISPLACEMENT : 2.669,00 TONS

PASSENGER CAPACITY : 1.700,00 PERSONS

BUILD YEARS : 1991-1992

SHIP BUILDING : NAIKAI SHIP YARD

SETODA – JAPAN

12
b) Machinary Particelars

Main Diesel Engine : Daihatsu / Osaka Japan

2 X 2237 KW

 Type : 8 DLM – 32 L

 Seri No. : P : DL832090

S : DL832089

 HP / R P M : 2 X 3000 HP / 600 RPM

 Year Build : 1991 – 12

 Order Dis : P : 1-3-2-5-8-6-7-4

S : 1-4-7-6-8-5-2-3

Generator : Daihatsu 6 2 X 447.4 KW

 Type : 6 DL-16

 Seri No. : P : DL616181

S : DL616180

 HP / R P M : 2 X 600 HP / 1200 RPM

 Year Build : 1991 – 11

 Order Dis : P : 1-4-2-6-3-5

S : 1-4-2-6-3-5

Alternator : 2 X 500 KVA

 MERK : Taiyo (Electric MFG

CO.LTD)

 Type : FE 38C – 6

 Phase :3

13
 Frequency : 60 Hz

 Voltage : 445 Volt

 Insulation : Almatur F Class – AMP

649 A

Gear Box : Daihatsu

 Type : DRA – 50 FL

 Load : 8.500 Kg

 L.O / Capacity : SAE 30 ≤ 40 / 250 Liters

Turbo Charger Main Engine : IHI BBC

 Type : VTR 321 – 2

 Licenced : ABB Turbo System. LTD

Boiler : Miura CO. LTD

 Type : VWA – 1200

 Equivalent Evaporation : 1200 KG/HRS

 Heating Sourface : 13.5 m3

 Max Working Pressure : 6.0 KG/cm3

 Year Build : 1991

Electro Hydrolic Steering Gear : Japan Hamworty.CO.LTD

 Type : JH15SX2

 Steering Speed : 300-450 / 22 Sec

450-650 / 38 Sec

 Seri No. : S-1274

 Date Build : 17 Des 1991

14
Bow Thruster Induction Motor : Taiyo Japan

 Type : IDV375M-4

 Out Put : 500 KW

 Voltage : 440 V

 Current : 766 A

 Frequency : 60 Hz

 Revolution : 1760 RPM

 Mach No. : 219606

 Year Build : 1991

Limiting Oil Pump Bow Thruster

 Type : TIT1325

 Out Put : 5.5 KW

 Voltage : 440 V

 Current : 9.8 A

 Revolution : 1745 RPM

15
3. Struktur Organisasi, Tugas Dan Tanggung Jawab Crew Kapal

KM. QUEEN SOYA

Struktur Organisasi KM. QUEEN SOYA

SUMBER DATA : KM. QUEEN SOYA 2017

16
Tugas dan Tanggung Jawab Crew KM. QUEEN SOYA

Tugas dan tanggung jawab departemen mesin di KM. QUEEN

SOYA

a. Kepala Kamar Mesin ( KKM )

Tugas dan tanggung jawab KKM adalah sebagai berikut :

1) KKM adalah kepala Departemen mesin dan bertanggung jawab

kepada nakhoda mengenai administrasi, pengawasan

keselamatan dan penghematan operasi pada Departemen

Mesin.

2) Untuk pengoprasian, pemeliharaan dan perbaikan yang tepat

pada semua mesin-mesin dan perlengkapan listrik, mesin

perlengkapan deck, mesin pendingin bahan makanan dapur

dan perlengkapan lainnya seperti yang telah ditetapkan.

3) KKM sering melakukan inspeksi ke ruangan mesin untuk

memastikan pengoprasian mesin-mesin dengan benar dan

melihat bahwa awak kapal yang mengoprasikan, melakukan

tugas-tugasnya dengan perhatian dan penuh rasa tanggung

jawab.

4) Merencanakan permintaan bunker dan minyak lumas.

b. Masinis I

Tugas dan tanggung jawab Masinis I adalah sebagai berikut:

1) Tugas jam 04.00 – 08.00 dan 16.00 – 20.00

2) Mengatur pelaksanaan pemeliharaan dan kerja harian

17
3) Mengawasi manual instruction book engine control room, spare

part dan special tools.

4) Melakukan tugas jaga di kamar mesin pada waktu kapal

berlayar dan di pelabuhan jika ditetapkan demikian.

5) Kondisi dan pemeliharaan serta perbaikan mesin induk dan

perlengkapannya.

6) Membuat laporan pemeliharaan dan pemakaian alat-alat.

7) Keselamatan dan efesiensi kegiatan Departemen Mesin sesuai

dengan pengarahan dan kebijakan perusahaan dan yang

ditetapkan oleh KKM

c. Masinis II

Masinis II bertanggung jawab kepada KKM mengenai hal-hal

sebagai berikut :

1) Tugas jaga jam 00.00 – 04.00 dan 12.00 – 16.00

2) Membantu KKM dalam proses bunker.

3) Melakukan tugas-tugas dan pekerjaan pemeliharaan sesuai

jadwal pemeliharaan terencana.

4) Melakukan penerimaan bahan bakar dan minyak lumas.

5) Membuat laporan pelayaran, pemakaian bahan bakar dan

minyak lumas.

6) Mengawasi spare part untuk mesin bantu.

7) Melakukan perawatan harian dan melakukan pengawasan

mesin serta membantu Masinis I.

18
d. Masinis III

Tugas dan tanggung jawab Masinis III adalah sebagai berikut :

1) Tugas jaga jam 08.00 – 12.00 dan 20.00 – 24.00.

2) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan jika terjadi kerusakan

pada pompa-pompa, mesin kemudi, deck machinery dan

system CO2.

3) Melakukan pengawasan kondisi dan pemeliharaan pada D.O

dan L.O Separator.

4) Melakukan perawatan OWS, mesin sekoci dan alat-alat

pemadam kebakaran.

5) Melaksanakan test air pendingin mesin induk.

6) Mengawasi spare part dan peralatan mesin.

7) Membantu Masinis I

e. Mandor

Mandor bertugas sebagai kepala kerja bawahan di kamar mesin,

mandor bertugas untuk memerintahkan pekerjaan yang telah di

tulis atau dioerder oleh KKM atau masinis I kepada oiler.

f. Oiler

Tugas dan tanggung jawab oiler adalah sebagai berikut :

1) Menguasai, mengatasi dan mencatat semua alat-alat indicator.

2) Melaporkan kepada masinis jaga apabila ada kerusakan-

kerusakan pada pesawat yang sedang berjalan.

19
3) Melaksanakan pekerjaan harian di kamar mesin, membantu

setiap ada masalah

4) Membantu pencegahan pencemaran laut dan keselamatan

kerja.

5) Melaksanakan kebersihan pesawat, peralatan kerja serta kamar

mesin.

g. Kadet Mesin

Tugas kadet mesin adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan tugas seperti yang diperintahkan oleh KKM atau

perwira-perwira.

2) Belajar kepada crew yang ada di kapal

C. Perawatan dan Perbaikan Bow Thruster Untuk Menunjang

Pengoperasian Kapal

1. Komponen-komponen apa saja yang terdapat pada bow thruster ?

2. Apa yang menyebabkan menurunnya tenaga bow thruster pada saat

kapal olah gerak ?

3. Apa upaya yang dilakukan untuk perawatan dan perbaikan pada

bow thruster ?

20
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL PRAKTEK

A. Komponen-Komponen Bow Thruster

Untuk menunjang pengoperasian kapal yang efisien diperlukan

pesawat bantu yang dapat mempermudah manuver saat olah gerak,

baik saat kapal meninggalkan pelabuhan, maupun saat kapal akan

sandar dan pada saat masuk muara. Bow Thruster adalah suatu

pesawat bantu yang sangan berguna pada saat olah gerak. Adapun

komponen-komponen yang terdapat pada bow thruster yang terdiri dari

sebagai berikut :

1. Motor induksi

Gambar 4.1 : Motor Induksi

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik yang

paling luas digunakan, Belitan stator yang dihubungkan dengan

suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan medan

21
magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron.

medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-

konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai

dengan hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti

medan putar stator.

Bertambahnya beban, akan memperbesar kopel motor, yang

oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,

sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun

akan bertambah besar. jadi, apabila beban motor

bertambah, putaran rotor cenderung menurun. Motor induksi yang

digunakan pada bow thruster di KM. Queen Soya adalah sistem

tiga phasa, pada motor listrik tiga phasa, b e l i t a n s t a t o r

t e r d a p a t t i g a belitan yang menghasilkan medan putar dan pada

rotor sangkar terjadi induksi dan interaksi torsi yang

menghasilkan putaran.

2. Poros Propeller

Gambar 4.2 : Poros Propeller Bow Thruster

22
Propeller shaft atau poros propeller pada sistem bow thruster

pada kapal KM. QUEEN SOYA berfungsi untuk memindahkan atau

meneruskan tenaga dari motor induksi ke CPP pada sistem bow

truster.

3. Baling-baling

Gambar 4.3 : Baling-Baling Bow Thruster

Baling-baling (propeller) bow thraster berfungsi untuk

menghasilkan gaya dorong ke kiri atau ke kanan pada haluan

sebuah kapal laut. Baling-baling diputar dengan poros yang

digerakkan oleh elektro motor.

23
4. Pompa hidrolik

Gambar 4.4 : pompa hidrolik

Pompa hidrolik pada bow thruster adalah komponen yang

berfungsi untuk mengubah energi mekanik menjadi energi hidrolik

dengan cara menekan fIuida hidrolik ke dalam CPP, sehingga

menakan kopling yang ada pada CPP agar putaran dari poros dapat

diteruskan ke baling-baling

5. Controlable Pitch Propeller (CPP)

CPP pada bow thraster berfungsi untuk meneruskan putaran dari

poros menuju baling-baling, CPP juga berfungsi untuk mengubah

putaran yang di terima dari poros sebelum diteruskan ke baling-

baling.

24
6. Switch board

Switch board adalah unit switch gear yang berbentuk box atau lemari

hubung (cubicle) bagian utama pada system Bow thruster yang

berfungsi untuk menyalurkan arusan listrik yang diterima dari main

swich board di control room untuk pengoperasian bow thruster.

B. Menurunnya Tenaga Bow Thruster Pada Saat Kapal Olah Gerak

1. Tanggal / waktu observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan pada tanggal, 02 Maret 2018 saat

itu taruna ikut membantu dan belajar olah gerak bersama KKM di

anjungan

2. Tanggal / waktu wawancara

pelaksanaan wawancara dilakukan setelah kapal sandar di

pelabuhan Tunon Taka Nunukan yaitu pada tanggal 02 maret 2018

dan taruna melakukan beberapa wawancara mengenai penyebab

menurunnya tenaga bow thruster pada saat olah gerak.

3. Tempat

Taruna melakukan observasi di Kapal KM. Queen Soya pada saat

kapal melakukan olah gerak akan sandar di pelabuhan Tunon Taka

Nunukan dan melakukan wawancara dengan KKM pada saat kapal

telah sandar.

4. Cara pelaksanaan

Taruna melakukan penelitian dengan cara observasi yaitu

mengamati secara langsung prosedur pengoperasian bow thruster

25
yang baik, mengamati hal-hal yang harus di perhatikan pada saat

melakukan olah gerak. Dan taruna melakukan cara wawancara

yakni mengajukan bebera pertanyaan kepada KKM mengenai

penyebab menurunnya tenaga bow thruster pada saat olah gerak,

dan menanyakan hal-hal yang perlu di perhatikan sebelum

pengoperasian bow thruster.

5. Data hasil observasi dan wawancara mengenai penyebab

menurunnya tenaga bow thruster :

a) Faktor cuaca buruk

Pada saat taruna melakukan penelitian terjadi cuaca buruk

sehingga bow thruster harus bekerja secara maksimal

menyebabkan temperatur suhu elektro motor melebihi batas

maksimal dan tenaga bow thruster berkurang.

b) Kurangnya pemahaman perwira mesin pada prosedur

pengoperasian dan perawatan

Keadaan suatu kapal, baik yang baru ataupun yang sudah lama

dalam menangani permasalahan tanpa tidak adanya suatu

rencana yang sesuai dapat menimbulkan permasalahan yang

sangat serius, Hal ini di karenakan proses perawatan tidak akan

berjalan dengan baik karena kurangnya dalam mengatisipasi

terhadap rutinitas kerja di atas kapal. Kemauan dan kemampuan

perwira mesin untuk memahami peralatan dibutuhkan untuk

menjaga keandalan sebuah peralatan, dengan pengetahuan yang

26
cukup terhadap karakteristik dan prinsip kerja peralatan-peralatan

yang ada merupakan syarat utama bagi seorang operator dalam

hal ini adalah awak kapal baik deck maupun mesin.

c) Perawatan bow thruster tidak berjalan dengan baik

Instalasi bow thruster sebenarnya cukup sederhana dan mudah

untuk dipahami cara pengoperasiannya dan perawatannya. Akan

tetapi jika perawatannya tdak diperhatikan secara serius dapat

menyebabkan terjadinya gangguan, seperti turunnya tenaga bow

thruster yang berawal dari ketidak pedulian perwira mesin untuk

merawat komponen-komponen bow thruster tersebut.

C. Upaya Yang Dilakukan Untuk Perawatan dan Perbaikan Pada

Komponen Bow Thruster

Untuk menghasilkan kinerja yang baik pada bow thruster untuk

menunjang pengoperasian kapal maka diperlukan perawatan dan

perbaikan pada komponen komponen bow thraster, perawatan

parawatan tersebut diantaranya :

1. Perawatan dan perbaikan motor induksi (motor listrik)

Jenis perawatan ini diperlukan selama motor listrik masih berjalan

artinya masih di fungsikan baik sebagai penggerak bow thruster

maupun penggerak pesawt bantu lainnya. Ada beberapa hal yang

dapat kita lakukan untuk memonitor keadaan motor listrik penggerak

bow thruster

27
a) Pengecekan arus

Ketika motor dalam keadaan berjalan kita dapat memonitor

keadaan motor dengan melakukan pengecekan atas arus listrik

yang bekerja pada motor. Pastikan arus listrik yang bekarja pada

motor masih dibawah arus maksimal yang tertera pada

ampermeter ketika sedang dilakukan olah gerak. Dan pastikan

saat mualim I manggunakan bow thruster perhatikan ampermeter

jangan sampai melebihi 640 Ampere berikut gambar ampermeter

dan kontrol bow thruster

Gambar 4.5 : Kontrol Panel Bow Thruster

b) Pengecekan Temperatur

Pada nameplate selalu tertera insulation class yang menerangkan

tentang ketahanan isolasi terhadap suhu kerja. Pengecekan ini

bisa dilakukan visual cek atau akan lebih akurat jika kita

menggunakan temperature gun, pengecekan suhu ini dilakukan

untuk memastikan agar motor tidak mengalami over heating saat

dijalankan.

28
c) Rewinding motor induksi

Ini merupakan kerusakan yang paling parah yang terjadi pada

motor listrik, perbaikan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki

kerusakan pada lilitan yaitu memlilit ulang.

Kerusakan ini terjadi jika motor mengalami short sircuit pada

lilitan, baik dikarnakan proteksi yang gagal bekerja atau juga

kerusakan isolasi akibat kualitas isolasi yang memburuk karena

usia maupun dikarnakan bearing yang aus.

d) Penggantian bearing

Penggantian bearing dilakukan karena bearing mempunyai jam

kerja, sehingga sebaik apapun pelumasan yang kita berikan

penggantian bearing tetap kita lakukan.

Jika kita tidak melakukan pengantian bearing sesuai ketentuan

maka akan bisa menimbulkan getaran pada motor bahkan dapat

menyebabkan motor mengalami hubungan pendek karena

putaran rotor yang tidak seimbang dapat menyentuh lilitan dan

merusaknya.

e) Balancing Rotor

Balancing rotor juga diperlukan ketika kita mengganti bearing ,

karena bearing yang aus dapat menyebabkan getaran dan

membuat kontruksi rotor tidak seimbang lagi. Untuk itu ketika

29
melakukan penggantian bearing sebaiknya dilakukan balancing

pada rotor agar perbaikan yang kita dilakukan lebih baik.

2. Perawatan pada pompa hidrolik

Perawatan yang dilakukan pada pompa hidrolik yaitu

pengecekan pada pipa-pipa, pengecekan level oli hidrolik pada

reservoir, dan dilakukan greasing pada elektro motor penggerak

pompa.

3. Perawatan pada poros baling-baling

Pengecekan kelonggaran pada poros baling-baling dengan

bearing, melakukan greasing pada bantalan poros baling-baling.

4. Perawatan pada baling-baling

Di kapal KM. QUEEN SOYA dilakukan dok setiap tahun, maka

pada saat dilakukan dok pengecetan pada body kapal dilakukan

begitu pula dengan baling-baling bow thruster agar pengoperasian

bow thruster dapat berfungsi dengan baik.

30
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan-kesimpulan hasil penelitian tentang

perawatan dan pebaikan bow thruster adalah sebagai berikut :

1. Komponen-komponen bow thruster yang digunakan untuk

menunjang pengoperasian kapal adalah :

a) Motor induksi

b) Poros Propeller

c) Baling-baling

d) Pompa hidrolik

e) CPP

f) Switch board

2. Menurunnya tenaga bow thruster pada saat olah gerak disebabkan

oleh hal-hal sebagai berikut

a) Kurangnya pemahaman perwira mesin pada prosedur

pengoperasian dan perawatan

b) Perawatan bow thruster tidak berjalan dengan baik

3. Upaya yang dilakukan untuk perawatan dan perbaikan pada

komponen bow thruster

a) Perawatan dan perbaikan motor induksi (motor listrik)

b) Perawatan pada pompa hidrolik

31
c) Perawatan pada poros baling-baling

d) Perawatan pada baling-baling

B. Saran

Setelah melakukan penelitian karya tulis ilmiah penulis

meberikan saran-saran debagai berikur:

1. Sebelum melakukan perawatan pada sistem bow thruster kita harus

mengetahui terlebih dahulu komponen-komponen yang ada pada

bow thruster.

2. Untuk menghindari menurunnya tenaga bow thruster pada saat olah

gerak kita harus memahami cara pengoperasian bow thruster.

3. Untuk menunjang pengoperasian kapal sebaiknya dilakukan

perawatan dan perbaikan pada komponen bow thruster agar

memperlancar kegiatan pada saat olah gerak.

32

Anda mungkin juga menyukai