Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara Indonesia adalah salah satu negara yang telah diakui oleh

IMO dan mendapat status white list, untuk itu para pelaut di Indonesia

harus dapat berkompetisi dengan para pelaut asing. Kapal merupakan

sarana angkutan laut yang banyak digunakan di negara kita Indonesia

karena negara kita yang terdiri dari beberapa ribu pulau, yang

membutuhkan sarana transportasi laut yang lancar untuk menggalakkan

mobilitas penduduk dan pengangkutan barang–barang guna menunjang

pembangunan di negara kita Indonesia.

Untuk menunjang transportasi di laut digunakan kapal – kapal

berbagai jenis dan ukuran yang sesuai dengan kondisi daerah demi

kelancaran pengoperasian kapal. Peranan mesin penggerak utama.

sangat diperlukan untuk menunjang dalam pengoperasian kapal

khususnya kapal laut.

Daya yang diberikan mesin penggerak utama disesuaikan

dengan kinerja yang optimal dan petunjuk dari buku manual dari

mesin induk itu sendiri. Dengan tidak lancarnya atau seringnya

mengalami gangguan kerusakan pada mesin penggerak utama maka

ini dapat menghambat pengoperasian kapal dan bisa menimbulkan

kerugian pada perusahaan. Demi untuk menunjang kelancaran mesin

1
penggerak utama hendaknya harus selalu diadakan perawatan serta

perbaikan secara rutin dan secara berkala, agar tidak mengalami

kegagalan dalam pengoperasian kapal seperti tidak tepat waktunya.

Oleh karena itu penulis membuat makalah dengan judul “PENTINGNYA

DILAKSANAKAN PERAWATAN PADA MESIN INDUK SETELAH

MELAKSANAKAN PELAYARAN PANJANG DI KM. KURNIA SEJATI”,

yang mana penulis menganggap demikian pentingnya menjaga

performance mesin induk di atas kapal demi kelancaran pengoperasian

secara keseluruhan.

B. Rumusan Masalah

Bertolak pada uraian identifikasi masalah dan batasan masalah

diatas, maka dapat dirumuskan pembahasan masalah yang akan

dibahas pada bab selanjutnya sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja penyebab kerusakan mesin induk di kapal KM.

KURNIA SEJATI ?

2. Bagaimana tindakan rutin perawatan mesin induk di kapal KM.

KURNIA SEJATI setelah melaksanakan pelayaran panjang ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kerusakan mesin

induk di kapal.

2
b. Untuk mengetahui tindakan rutin perawatan mesin induk setelah

melaksanakan pelayaran panjang.

2. Kegunaan penelitian ini adalah :

a. Untuk menambah wawasan dalam hal fungsi dan peranan mesin

induk sebagai mesin penggerak utama di kapal.

b. sebagai bahan penambah pengetahuan cara perawatan yang

benar terhadap mesin induk di kapal

D. Metode Penelitian

Data dan informasi yang diperlukan untuk penulisan skripsi ini

dikumpulkan melalui :

1. Metode Penelitian Lapangan

Penelitian yang dilakukan dengan cara peninjauan langsung pada

objek yang diteliti dan data informasi ini dikumpulkan melalui :

a. Observasi

Pengamatan secara langsung di lapangan penelitian.

b. Wawancara

Suatu cara untuk mendapatkan data melalui temu wicara dan

wawancara secara langsung dengan pihak-pihak terkait di atas

kapal.

3
2. Metode Penelitian Pustaka

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data dengan cara

mempelajari literatur, buku dan tulisan-tulisan yang berhubungan

dengan masalah yang dibahas.

Untuk menunjang kelengkapan pembahasan penulisan ini, adapun

sumber data yang penulis gunakan terdiri dari :

a. Data Primer.

Merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung.

Data penelitian ini diperoleh dengan cara metode Survei yaitu:

Dengan mengamati, mengukur dan mencatat secara langsung di

lokasi penelitian.

b. Data Sekunder.

Merupakan data pelengkap dari data primer yang didapat dari

sumber kepustakaan dan perusahaan serta hal-hal lain yang

berhubungan dengan penelitian.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Perawatan

Pengertian Perawatan menurut Situmorang (2000:4) adalah :

”Memelihara kapal agar selalu dalam keadaan yang siap operasional dan

dapat memenuhi jadwal pelayaran kapal yang telah ditentukan tepat

pada waktunya”

Selanjutnya menurut Prijo Soebandono (2006:29) adalah :

”Gabungan dari suatu kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk menjaga

atau mengembalikan suatu peralatan menjadi seperti sediakala pada

kondisi yang baik untuk dapat dipergunakan kembali”

Lebih lanjut pengertian perawatan menurut Daryanto (2006 : 29)

adalah: ”Suatu usaha kegiatan untuk merawat suatu materil atau mesin

agar supaya materil atau mesin itu dapat dipakai secara produktif dan

mempunyai umur yang lama”

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tujuan dari kegiatan

perawatan dan perbaikan kapal adalah kegiatan yang dilakukan secara

terus menerus atau berkesinambungan terhadap peralatan dan

perlengkapan agar kapal selalu dalam keadaan laik laut dan siap

operasi.

5
Mengenai hal ini J.E.Habibie (2000 : 7) menjelaskan adanya lima

pertimbangan dasar dalam menyelenggarakan kegiatan perawatan,

yaitu:

a. Kewajiban pemilik kapal yang berkaitan dengan keselamatan dan

kelaiklautan kapal.

b. Menjaga modal dengan memperpanjang usia kapal atau

meningkatkan nilai jual kapal bekasnya nanti.

c. Menjaga penampilan kapal sebagai sarana pengangkut muatan.

d. Memelihara efisiensi dengan memperhatikan pengeluaran-

pengeluaran operasi.

e. Memperhatikan lingkungan.

Hambatan-hambatan yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan

perawatan kapal adalah :

a. Waktu untuk menyelenggarakan perawatan dan perbaikan kapal

yang sangat sempit sehubungan dengan jadwal operasi kapal yang

sangat padat meski perawatan dan perbaikan tersebut sangat

diperlukan.

b. Kurangnya koordinasi antara pihak kapal dengan pihak perusahaan.

c. Rute operasi kapal yang acak (Tramper) dan merupakan pelayaran

jarak pendek serta seringnya terjadi perubahan pelabuhan tujuan

kapal (Deviasi) yang menyulitkan pelaksanaan dari jadwal perwatan

kapal yang telah disusun.

d. Masih adanya kesulitan mendapatkan suku cadang peralatan kapal.

6
e. Ketrampilan dan pengetahuan awak kapal yang terbatas serta

sulitnya mendapatkan awak kapal yang berpengalaman.

f. Posisi kapal yang jauh dari fasilitas repair.

B. Pengertian Mesin Induk

Mesin Induk (main propulsion enginee) adalah suatu instalasi

mesin yang terdiri dari berbagai unit atau system pendukung dan

berfungsi untuk menghasilkan daya dorong terhadap kapal, sehingga

kapal dapat berjalan maju atau mundur. Kapal niaga pada umumnya

menggunakan motor diesel sebagai mesin penggerak utamanya.

Mesin diesel adalah pesawat pembakaran dalam (Internal

Combustion Engine) karena di dalam mendapatkan energi potensial

(berupa panas). Untuk kerja mekaniknya diperoleh dari pembakaran

bahan bakar yang dilaksanakan didalam pesawat itu sendiri. Yaitu di

dalam silindernya. Sebagai mesin induk, mesin diesel lebih menonjol

dibandingkan jenis mesin induk kapal lainnya. Terutama konsumsi bahan

bakar lebih hemat dan lebih mudah dalam mengoperasikannya.

Menurut Jusak Johan Handoyo, (2015:34), dalam buku Mesin

diesel pengerak utama kapal. menyatakan bahwa Mesin diesel adalah

satu pesawat yang mengubah energy potensial panas langsung menjadi

energy mekanik, atau juga disebut Combustion Engine System.

Menurut (Alam Ikan 1), “Sistem permesinan dalam perkapalan

adalah sebagai unit mesin yang menghasilkan suatu tenaga penggerak

baik sebagai mesin induk ataupun mesin bantu lainnya, maka dalam

7
perkapalan ada beberapa persyaratan yang wajib diketahui oleh para

teknisi yang bergerak dalam bidang perkapalan”.

Berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam IEC (International

Engineering Corporation) publikasi terbitan nomor 92 tahun 1962 bahwa

suatu mesin kapal antara lain harus memenuhi syarat-syarat umum

sebagai berikut : motor harus tetap berfungsi (tidak mati) pada

kedudukan posisi miring yang terus menerus pada sudut 15º dan tidak

terus menerus (oleng) pada sudut 22,5º ( yang dimaksud di sini adalah

miring atau oleng arah ke kiri atau ke kanan); motor harus tetap

berfungsi pada arah kapal oleng membujur (trim) untuk sudut 10º bagi

kapal yang mempunyai panjang L < 150 m dan 5º bagi kapal yang

mempunyai panjang L > 150 m. Jadi suatu mesin kapal pada umumnya

dipakai untuk sistem permesinan yang ada di pabrik-pabrik yang terdapat

di daratan, sedangkan mesin-mesin yang ada di pabrik-pabrik yang

terletak di daratan (mesin-mesin stationair) umumnya belum tentu bisa

dipakai sebagai mesin-mesin di kapal.

C. Prinsip Kerja Mesin Induk

Prinsip kerja mesin penggerak utama kapal terdiri atas beberapa

alat yang saling terikat atau tidak dapat terpisahkan. Keberadaan alat

tersebut selain membantu kapal untuk tetap mengapung di lautan, juga

membantu nakhoda untuk mengendalikannya.

8
Salah satu alat yang berperan dalam menggerakkan kapal adalah

mesin diesel. Pengertiannya, mesin diesel merupakan pesawat yang

melakukan pembakaran di dalam mesin itu sendiri. Adapun prinsip kerja

mesin induk yaitu :

a. Langkah pertama

Yaitu Langkah Hisap (suction stroke): piston bergerak turun dari TMA

(Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah), Intake Valve akan

terbuka untuk menghisap udara yang masuk ke dalam ruang

pembakaran (cylinder).

b. Langkah kedua

Yaitu Langkah Kompresi (compression stroke): piston akan bergerak

naik dari TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas), Intake

Valve dan Exhaust Valve akan tertutup, lalu udara di dalam ruang

pembakaran dimampatkan hingga mencapai tekanan tertentu.

c. Langkah ketiga

Yaitu Langkah Usaha (expansion stroke): terjadi pembakaran atau

ledakan dari proses kompresi udara dan pengabutan bahan bakar di

ruang pembakaran, sehingga piston akan bergerak Turun dari TMA

(Titik Mati Atas) ke TMB (Titik Mati Bawah), Intake Valve dan

Exhaust Valve yang masih tertutup. Karena di dalam silinder akan

mencapai suhu tinggi di akhir langkah kompresi bahan bakar yang

dikabutkan melalui pengabut yang secara otomatis akan menyala

dan terbakar. Pembakaran akan menciptakan tekanan dan suhu di

9
dalam silinder akan mendongkrak torak ke bawah yang

menghasilkan mekanisme luar.

d. Langkah keempat

Yaitu Langkah Buang (exhaust stroke): piston akan bergerak naik ke

TMB (Titik Mati Bawah) ke TMA (Titik Mati Atas), Exhaust Valve

akan terbuka, sedangkan Intake Valve tertutup. Katup hisap tertutup

sehingga gas bakar di dalam silinder akan terbuang keluar melalui

katub pembuangan.

D. Pengertian Kapal

Kapal, adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di

laut (sungai dsb). Seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil.

Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti

sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang

lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat

membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran

sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh

undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang

Pelayaran, “kapal” adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis

tertentu, yang digerakkan dnegan tenaga angin, tenaga mekanik, energi

lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung

dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan

bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.

10
BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Praktek

Adapun tempat dilaksanakannya praktek yaitu disalah satu

armada milik PT. NUSANTARA BAHARI JAYA SENTOSA, yaitu kapal

motor KM. KURNIA SEJATI, waktu pelaksanaan berlangsung selama 12

(dua belas) bulan, yaitu naik atau sign on pada tanggal 22 Juni 2017 dan

berakhir atau sign off pada tanggal 11 Juli 2018.

B. Sejarah Singkat dan Ship Particular KM. KURNIA SEJATI

KM. KURNIA SEJATI merupakan kapal Cargo yang dioperasikan

oleh PT. NUSANTARA BAHARI JAYA SENTOSA, kapal ini beroperasi di

perairan Indonesia dengan rute Cilacap-Tanjung Uban-Merak-Jakarta,

kapal ini dibuat di Japan pada tahun 1978 oleh UWAJIMA

SHIPBUILDING CO.LTD dan sampai hari ini masih beroperasi di

perairan Indonesia.

Selanjutnya data dan spesifikasi kapal KM. KURNIA SEJATI dapat

dilihat sebagai berikut :

11
Ship Particular

Ship Name : KM. KURNIA SEJATI

Type Of Vessel : General Cargo

IMO Number : 7804613

Builder : UWAJIMA SHIPBUILDING CO.LTD

Year of Building : 1978

Flag/Port of Registry : Indonesia

Clasification : BKI

LOA : 96.045 M

Breadth Moulded : 16.230 M

GRT : 2.990 T

NRT : 1.770 T

Main Engine : HANSHIN

Type : 6 LU 46A

Number Of Cylinder : 6 Units

Horse Power : 3.200 HP

RPM : 260 RPM

12
C. Struktur Organisasi Bagian Mesin KM. KURNIA SEJATI

KKM

MASINIS II

MASINIS III

MANDOR MESIN

OILER I

OILER II

OILER III

CADET MESIN

13
D. Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Mesin KM. KURNIA SEJATI

Uraian tugas kapal KM. KURNIA SEJATI

1. Kepala kamar mesin (KKM)

KKM mempunyai tugas dan tanggung jawab penuh atas semua

pemesinan dan peralatan yang ada dikamar mesin, serta

bertanggung jawab atas pengoperasian kapal.

2. Masinis I

Masinis I mempunyai tugas sebagai asisten dari KKM, dan

bertanggung jawab penuh terhadap pengoperasian mesin induk, dan

juga bertugas sebagai kapal kerja atas perintah dari kepala kamar

mesin.

3. Masinis II

Masinis II bertanggung jawab atas pengoperasian generator diatas

kapal, dan juga mesin kemudi, serta menjalankan pekerjaan sesuai

perintah dari kepala kamar mesin.

4. Masinis III

Masinis III mempunyai tanggung jawab diatas kapal yaitu bertugas

atas pengoperasian semua poompa-pompa yang ada dikamar

mesin, dan juga bertanggung jawab terhadap alat-alat keselam atan

yang ada dikamar mesin.

5. Mandor Mesin

Mandor mesin ini bertugas sebagai pengawas kerja harian juru

mesin dan mengatur serta membuat jadwal tugas jaga juru mesin,

14
menggantikan tugas juru mesin bila berhalangan, membantu

pelaksanaan kerja dan melaksanakan perintah dari Masinis II dan

mengevaluasi hasil kerja mekanik bengkel dan juru mesin serta

mencatat dan melaporkan semua pelaksanaan kerjanya kepada

Masinis I.

6. Oiler

Adapun tugas dan tanggung jawab oiler ialah :

a. Menguasai, mengatasi dan mencatat semua alat-alat indicator

pesawat yang sedang berjalan dan memeriksa minyak pelumas.

b. Melaporkan kepada Masinis jaga bila ada kelainan pada kapal

yang sedang beroperasi

c. Melaksanakan pekerjaan harian dikamar mesin, membantu

setiap ada tugas yang diperlukan pada waktu olah gerak dan

harus berada dikamar mesin.

d. Membantu pencegahan pencemaran laut dan keselamtan kerja

e. Melaksanakan kebersihan pesawat-pesawat, peraltan kerja serta

kamar mesin

f. Melaksanakan tugas lainnya seperti yang diperintahkan oleh

Masinis I atau Masinis jaga.

7. Tugas Kadet Mesin

a. Melakukan tugas harian berturut-turut selama tiga bulan pada

saat awal melaksanakan praktek laut.

15
b. Melakukan tugas jaga pada bulan berikutnya selama enam bulan

berturut-turut sesuai dengan urutan devisi jaga.

c. Melakukan olah gerak mesin kapal pada bulan berikutnya

hiingga selesai melaksanakan praktek laut.

16
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Faktor-Faktor Penyebab Kerusakan Mesin Induk di Kapal KM.

KURNIA SEJATI

Mesin diesel kapal reparasi dan perawatan, walau pun

mempunyai spesifikasi sendiri-sendiri tergantung dari pabrik

pembuatnya, namun memiliki jenis-jenis kerusakan yang nyaris sama.

Hal ini tentu membuat mesin diesel dapat diperbaiki oleh berbagai

galangan reparasi yang ada. Berikut penyebab beberapa kerusakan

yang penulis alami pada mesin induk kapal :

a. Kerusakan pada system pelumas (Lubrication Oil).

1. Tanki endap/ carter/ sumptank kekurangan minyak pelumas.

Untuk mengetahui jumlah volume dari minyak pelumas didalam

tangki endap yang berkurang, dapat dilakukan dengan cara

menyounding tangki minyak pelumas tersebut. Maka dengan

demikian harus diambil tindakan yang cepat bila diketahui jumlah

dari minyak pelumas tersebut berkurang, serta untuk

menghindari agar tidak terjadi masalah. Tangki endap dapat

mengalami kekurangan minyak pelumas, kemungkinan terdapat

kebocoran yang tidak diketahui.

17
2. Saringan/ filter tersumbat/ kotor.

Dalam tahap ini penyaringan minyak pelumas dipisahkan dari

bahan-bahan padat dan kotoran yang ikut terbawa didalam

minyak pelumas dan tetapi belum dapat dipisahkan dari kadar air

yang ada didalam minyak pelumas tersebut. Minyak pelumas

yang banyak mengandung kotoran / endapan padat akan

mempengaruhi didalam proses penyaringan, karena akan

mempercepat menutupi celah-celah saringan, sehingga minyak

pelumas mengalir lebih sedikit jumlahnya dan tekanan minyak

pelumas sebelum saringan akan lebih tinggi daripada sesudah

saringan, oleh karena itu dilakukan penggantian terhadap

saringan tersebut.

3. Kekentalan minyak pelumas terlalu tinggi.

Kekentalan yang terlalu tinggi mengakibatkan minyak pelumas

tidak terhisap oleh pompa, biasanya kekentalan minyak pelumas

yang terlalu tinggi disebabkan oleh suhu sekitar yang terlalu

dingin.

4. Kekentalan dari minyak pelumas berkurang.

Kekentalan yang berkurang terjadi karena adanya panas yang

berlebihan dari mesin induk, sehingga membuat minyak pelumas

tersebut terlalu encer atau viscosity nya berkurang,

5. Udara terhisap masuk melalui pipa isap.

18
Kebocoran-kebocoran yang terjadi biasanya berasal dari

sambungan pada pipanya, sehingga udara ikut terbawa masuk.

Akibatnya mengganggu aliran tekanan minyak pelumas ke dalam

sistem. Untuk menjaga agar jangan sampai terjadi adanya

masalah, maka harus dijaga semua instalasi sistem pelumasan

dalam keadaan baik, sehingga kebocoran-kebocoran dapat

segera diketahui dan kerusakan-kerusakan dapat dicegah

dengan dini.

6. Pipa isap dari pompa tersumbat atau buntu.

Hal ini disebabkan adanya endapan dari minyak pelumas

didalam tangki yang ikut terhisap oleh pompa atau adanya

kotoran-kotoran yang lain, sehingga mengganggu aliran tekanan

minyak pelumas ke sistem. Apabila setelah mengetahui adanya

penyumbatan pada pipa isap maka segera diambil tindakan, jika

tidak tekanan minyak pelumas ke sistem akan berkurang.

7. Rpm pompa rendah / voltage motor turun.

Jika Rpm pompa rendah ataupun voltase motor turun

disebabkan karena :

a. Adanya Lumpur didalam pompa.

Adanya lumpur tersebut diisap oleh pipa isap sehingga

masuk ke dalam pompa. Lumpur ini berasal dari endapan di

dalam tangki endap / carter.

b. Ball bearing macet / busing macet didalam pompa.

19
Dengan adanya kemacetan karena kekurangan pemberian

pelumas pada ball bearing / busing, dapat mengganggu kerja

pompa untuk mengalirkan minyak pelumas ke sistem,

sehingga pompa tidak dapat bekerja secara maksimal. Oleh

karena itu pada waktu melakukan pemasangan ball bearing

/ busing jangan lupa untuk memberikan pelumas/grease.

c. Roda gigi aus dalam pompa.

Roda gigi berpengaruh pada pengaliran minyak pelumas.

Keausan pada roda gigi tersebut dikarenakan minyak

pelumas yang sudah encer, sehingga roda gigi mengalami

gesekan yang fatal yang dapat mengakibatkan keausan dan

tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya. Begitu juga

dengan rumah pompa jika aus maka proses yang terjadi

tidak bisa cepat, sehingga Rpm / voltase pompa rendah.

8. Alat pengukur tekanan (manometer) rusak.

Jika kita sudah memeriksa semua sistem dan tidak terjadi apa-

apa maka kita coba untuk melihat manometer. Apakah alat

tersebut masih berfungsi dengan baik atau tidak. Perhatikan

pada jarumnya yang selalu menunjukan angka untuk mengetahui

tekanan aliran.

b. Kerusakan pada system pembakaran

1. Sistem Injeksi Bahan Bakar Tidak Berfungsi dengan Baik

a) Bahan bakar bocor dari pipa tekanan

20
b) Nozzle rusak

c) Ada udara pada saluran bahan

d) Saat penginjeksian bahan bakar terlambat

e) Control rack tidak berfungsi

f) Automatic timer tidak tepat

2. Gangguan Pada Saluran Sistem Bahan Bakar

a) Saringan pada pompa pemindah tersumbat

b) Saringan bahan bakar tersumbat

c) Tangki bahan bakar kotor

d) Kemampuan pompa pemindah yang sangat rendah

e) Injeksi bahan bakar tidak tepat

f) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke silinder tidak sama

g) Governor kurang baik

h) Ada angin pada saluran bahan bakar

i) Bahan bakar bocor pada pipa tekanan tinggi

3. Engine Knocking / Detonasi

a) Atomisasi nozzle kurang baik / tekanan penginjeksiantidak

tepat - Overhaul nozzle,

b) Bahan bakar tidak tepat (angka cetane rendah)

c) Saat injeksi bahan bakar terlalu cepat

d) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak

rata

4. Putaran Mesin Kasar, Khususnya Pada Putaran Idle

21
a) Jam bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak

sama

b) Control rack tidak berfungsi

c) Idling spring capsule setelannya kurang baik

d) Diafragma governor tidakberfungsi - Periksa dan gantijika

rusak

e) Atomisai Nozzle kurang baik / tidak tepat - Stel nozzle dan

ganti jika rusak

5. Mesin Susah dihidupkan

a) Bahan bakar tidak sampaike pompa injeksi / bocor

b) Saluran bahan bakar tersumbat oleh udara

c) Saringan bahan bakar dansaluran bahan bakar tersumbat

d) Kemampuan pompa pemindah menurun / tidak sesuai

spesifikasi

e) Pipa tekanan tinggi lepas, longgar / pecah

f) Control rack tidak mencapai posisi tempat bahan bakar yang

diinjeksikan

g) Delivery valve rusak

h) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan terlalu sedikit, karena

pompa pemindah rusak

i) Tekanan penginjeksian bahan bakar terlalu rendah

j) Saat penginjeksian bahan bakar terlalu rendah

k) Governor / full load capsule setelannya kurang baik

22
6. Mesin Asapnya Banyak, tetapi Mesin Tidak Mau Menyala

a) Saat penginjeksian bahan bakar terlambat

b) Timer lock nut longgar atau lepas

c) Atomisasi bahan bakar tidak baik

d) Kotoran (karbon) berkumpul pada nozzle needle

e) Angka cetane terlalu rendah

f) Bahan bakar tercampur air

7. Selama Mesin di Starter Mengeluarkan banyak Asap

a) Timer injektor timing terlalu cepat / lambat

b) Pemasangan pompa injeksi terhadap saat penginjeksian

tidak tepat

c) Atomisasi bahan bakar kurang baik

d) Nozzle rusak

e) Kotoran (karbon) berkumpul pada nozzle needle

f) Sekrup control pinion clamp lepas / longgar

g) Delivery value rusak

h) Delivery value spring putus

i) Setelan full load capsule tidak baik

j) Pneumatic governor link / stopper aus

8. Selama Mesin Hidup Banyak Mengeluarkan Asap

a) Saat penginjeksian bahan bakar terlalu cepat

b) Bahan bakar bercampur air

23
c) Cincin torak dan dinding silinder bocor sehingga minyak

pelumas naik ke ruang bahan bakar

d) Oli silinder katup bocor, sehingga minyak pelumas masuk ke

ruang bakar

e) Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu banyak

f) Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam silinder tidak

sama

g) Udara yang masuk kedalam silinder terlalu sedikit karena

saringan udaranya tersumbat

h) Oli mesin terpompa ke atas

c. Kerusakan pada system pendingin

Beberapa gangguan yang sering terjadi pada sistem pendingin pada

mesin induk, yaitu :

1. Tersumbatnya pipa-pipa dan saluran-saluran pendinginan (pada

mantel-mantel air) oleh kerak-kerak.

2. Terhambatnya aliran udara yang dihisap pada permukaan

radiator oleh debu atau kotoran-kotoran

3. Berobahnya desain serta pemasangan pendingin Radiator

4. Menurutnya kapasitas pendinginan disebabkan performasi

engine yang tidak bisa terimbangi oleh performasi pompa

pensirkulasi airnya. Mungkin hal ini untuk engine yang berkali-

kali overhaul sementara pompanya tetap lama.

5. Kekosongan Air Pendingin di Tangki Air Tawar.

24
6. Air Tawar ditangki Cepat Habis.

7. Air Ditangki Air Tawar Cepat Kotor .

B. Tindakan Rutin Perawatan Mesin Induk Setelah Melaksanakan

Pelayaran Panjang di KM. KURNIA SEJATI

Motor diesel sudah banyak digunakan terutama sebagai tenaga

penggerak kapal dan juga sebagai angkutan umum maupun

keperluan perusahaan yang mengutamakan biaya operasi yang murah

dibandingkan dengan motor bensin. Dan juga motor diesel menghasilkan

tenaga gerak yang lebih besar bila dibandingkan dengan motor bensin.

Dalam pemakaian motor diesel ini juga perlu mendapatkan perhatian

lebih terutama untuk perawatan dan pemeliharaan agar motor tidak

cepat mengalami kerusakan.

Ada beberapa yang perlu kita perhatikan dalam hal perawatannya

yaitu :

1. Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan ini sangat penting, tidak peduli bagaimanapun

baiknya sebuah motor dirancang dari segi efisiensi panas adan

kekuataannya, dan bagaimanapun baiknya pembuatannya dari segi

bahan dan pengerjaannya. Kalau pelumasan dari semua bagian

yang bergerak tidak diperhatikan dengan baik, maka motor tidak

akan berjalan sama sekali atau akan menunjukkan keausan berat

dan memiliki umur yang pendek.

25
Minyak pelumas yang dipergunakan apabila buruk atau jelek maka

akan dapat menyebabkan banyak gangguan yang dialami dalam

operasi motor tersebut. Maka dalam penggunaan minyak pelumas

harus yang memiliki mutu yang bagus, agar dapat melumasi bagian

yang bergerak dengan baik dan komponen motor tidak cepat

mengalami kerusakan.

Tindakan Rutin Sistem Pelumas (Lubrication Oil), yaitu :

a. Jam kerja 1-64 jam

1) Cek level oli di carter dan tambah jika perlu

2) Bersihkan semua saringan dan strainer

b. Jam kerja 60-120 jam

1) Cek pompa oli manual dan automatis dari kebocoran oli

(sealnya)

2) Cek alat ukur tekanan

3) Analisis laboratorium/ambil sampel kirim kekantor

c. Jam kerja 500 jam (Rocker arm L.O TK)

1) Bersihkan tangki setelah mengeluarkan oli lama dari dalam

tangki

2) Bersihkan saringan oli dalam tangki serta strainer

3) Ganti oli yang lama dengan oli yang baru

26
2. Sistem Pembakaran

Sistem bahan bakar dari instalasi motor diesel didefinisikan sebagai

peralatan yang diperlukan untuk menangani minyak bahan bakar dari

titik diserahkannya ke instalasi sampai mencapai pompa injeksi

bahan bakar. Peralatan ini terdiri atas strainer dan saringan (filter),

pompa transfer, tangki penyimpan dan tangki harian, indikator

permukaan tangki bahan bakar, pemipaan dan gelas penduga

untuk bahan bakar. Bahan bakar bersih yang dihasilkan oleh kilang,

adalah bersih. Tetapi selama pemindahan dari tangki penyimpanan

ke dalam mobil tangki, kapal tangki, selama pengangkutan ke

instalasi, dan selama pemindahan ke tangki penyimpanan di

instalasi, sering tercemar oleh debu, kerak tangki, air dan hasil

oksidasi. Keadaan yang sangat penting dari operasi yang berhasil ke

pompa presisi tekanan tinggi dan nossel injeksi. Debu dalam bahan

bakar berlaku sebagai amplas, kalau terdapat debu maka pompa

dengan plunyer yang masuk dengan rapat ke tong akan mulai bocor

dan tidak mampu lagi untuk bekerja sebagai alat penakar bahan

bakar yang teliti. Sistem bahan bakar dari instalasi mesin diesel

didefinisikan sebagai peralatan yang diperlukan untuk menangani

minyak bahan bakar dari titik diserakannya keinstalasi sampai

mencapai pompa injeksi bahan bakar. Peralatan ini terdiri atas

saringan (filter), pompa transfer, tanki penyimpan dan tanki harian.

Tindakan Rutin Sistem Pembakaran (Cylinder)

27
a. Jam kerja 500 jam (cylinder head dan fittings)

b. Jam kerja 3000 jam (cylinder head dan perlengkapannya)

3. Sistem Pendingin

Sebagian dari panas yang ditimbulkan selama pembakaran mengalir

dari gas ke dinding silinder, sehinggga menaikkan suhunya. Kalau

suhu dinding diperbolehkan meningkat di atas batas tertentu, sekitar

300 F, yaitu dengan torak yang tidak didinginkan, maka minyak yang

melumasi torak mulai menguap dengan cepat, torak maupun silinder

dapat rusak.

Pada saat yang sama, suhu tinggi setempat dalam bagian tertentu

dari mesin, misalnya kepala silinder dan torak, dapat menyebabkan

berlebihan dan retaknya bagian ini. Tambahan panas ditimbulkan

melalui gesekan antara berbagai permukaan yang menggesek,

terutama antara torak dan cincin torak dengan dindin silinder.

Dengan torak yang didinginkan minyak, maka batas untuk suhu

dinding silinder yang aman adalah sangat tinggi.

Tindakan rutin system pendingin, yaitu :

a. Jam kerja 60-120 jam

1) Bersihkan saringan sea cash

2) Cek alat-alat ukur tekanan dan tempratur

b. Jam kerja 500 jam (pompa pendingin)

1) periksa sela air (mechanical seal) dan level oli dalam badan

bearing

28
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Pelaksanaan perawatan pada mesin induk setelah melaksanakan

perjalanan panjang sangat penting, hal ini dimaksudkan untuk

mencegah kerusakan pada mesin induk disebabkan oleh adanya

penyimpangan pada prinsip kerja mesin induk.

2. Tindakan perawatan rutin yang dilaksanakan di kapal KM. KURNIA

SEJATI adalah perawatan pencegahan yang dilakukan secara

periodik berdasarkan jam kerja (Running Hours) dengan mengacu

kepada Manual Instruction Book.

B. SARAN

1. Untuk mencegah terjadinya kerusakan pada mesin induk, hendaknya

perawatan rutin kita percayakan kepada seluruh Prosedur Perawatan

yang dibuat oleh "MAKER" melaiui Manual Instruction Book, untuk

dilaksanakan dengan benar, tepat waktu dan berapapun biaya

perawatan (Maintenance Cost) yang akan dikeluarkan tidak menjadi

masalah, demi mempertahankan Operasi kapal tetap lancar tanpa

pernah menganggur (deiaid) dan memperkecil/mencegah kerusakan-

kerusakan yang terjadi (Life time).

29
2. Dalam pelaksanaan perawatan periodik yang berdasar pada jam

kerja harus disesuaikan dengan waktu keberadaan kapal, dengan

pertimbangan tidak mengganggu operasi kapal.

30

Anda mungkin juga menyukai