Anda di halaman 1dari 24

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN MESIN

PENGERAK PADA KAPAL “X”


DIPERUSAHAAN “Y”

PROPOSAL PRAKTEK KERJA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan


Kelulusan Program Studi Diploma III
Prodi Permesinan Kapal

Oleh:
Andika Tri Nugraha
NRP: 182003

PROGRAM STUDI PERMESINAN KAPAL


SEKOLAH TINGGI MARITIM YOGYAKARTA
2020

HALAMAN PERSETUJUAN
PROPOSAL PRAKTEK KERJA

1.JUDUL : PERAWATAN SISTEM PENDINGIN


MESIN PENGERAK UTAMA PADA
KAPAL “X” DIPERUSAHAAN “Y”
2. DIAJUKAN OLEH
2.1. Nama : Andika Tri Nugraha
2.2. NRP : 182003
2.3. Tempat/Tgl Lahir : Timika, 27 mei 2000
2.4. prodi : Permesinan Kapal
2.5. Angkatan : 2018
2.6. Alamat :Desa Giwangan Rt, 033/Rw,011 Kec,
Umbulharjo
Kab, Yogyakarta
3. DOSEN PEMBIMBING : Drs, Rachmat, MT,

Yogyakarta, Agustus 2020


Penyusun

Andika Tri Nugraha


NRP, 182003

Mengetahui: Menyetujui
Ketua Prodi Permesinan Kapal Dosen Pembimbing

P. Suhardi Waluyo, ATT II Drs. Rachmat, MT


NIK. 009 400 145 NIK. 001700207

Mengetahui :
Ketua Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta

Dr, Wegig Pratama, M.Pd.


NIP. 196208271987031002
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penyusun dapat

menyelesaikan proposal praktek kerja ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan

penyusun Proposal Praktek Kerja ini diantaranya adalah untuk syarat

Kelulusan Program Studi Diploma III jurusan Permesinan Kapal, serta untuk

menerapkan ilmu yang penyusun dapat selama di bangku perkuliahan.

Penyusun proposal praktek Kerja ini penyusun mengambil judul

PERAWATAN SISTEM PENDINGIN MESIN PENGERAK UTAMA

PADA KAPAL “X” DIPERUSAHAAN “Y”. Selama penyusunan proposal

praktek kerja ini penyusun mendapat banyak bantuan secara moral maupun

material dari berbagai pihak. Padankesempatan ini penyusun tidak lupa

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Wegig pratama, M,pd, selaku direktur Ketua Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta

2. Bapak Paulus suhardi waluyo, ATT. II Selaku Ketua Program Pendidikan

Permesisnan Kapal Sekolah Tinggi Maritim Yogyakarta

3. Bapak / Ibu dosen , serta staf dan karyawan Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta.
4. Drs. Rachmat,M,T selaku Dosen Pembimbing, yang telah membarikan

arahan kepeda Penyusun, memberikan bekal ilmu pengetahuan dan

mendukung dalam gambaran kerja nantinya.

5. Semua pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesainkan

proposa praktek Kerja.

Yogyakarta, 20 maret 2020

Andika Tri Nugraga


NRP. 182003
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
1. Judul......................................................................................................
2. Pengesahan Arti Judul...........................................................................
3. Alasan Pemilihan Judul........................................................................
4. Latar Belakang masalah........................................................................
5. Rumusan masalah.................................................................................
6. Tujuan Penyusulan Laporan.................................................................
7. Manfaat Penyusulan Laporan...............................................................
8. Tujuan Teoritis......................................................................................
9. Metodologi............................................................................................
RENCANA JADWAL KEGIATAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1. JUDUL PROPOSAL PRAKTEK KERJA

PERAWATAN SISTEM PENDINGING MESIN PENGERAK PADA

KAPAL “X’’ DIPERUSAHAAN “Y”

2. PENGESAHAN ARTI JUDUL

2.1 Perawatan adalah suatu proses, pembuatan,cara merawat,

pemeliharaan, untuk menambah umur atau masa kerja dari alat,

(Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka. 1990:736)

2.2 Sistem adalah suatu unsur perawatan yang secara teratur saling berkaitan

sehingga membentuk suatu totalitas (Depdikbud, 1990:849)

2.3 Pendingin adalah alat yang digunakan untuk mendinginkan bagian bagian

komponen mesin yang terlalu panas (Wiranto Aris Munandar. 1983:5)

2.4 Mesin Utama adalah suatu perkakas untuk mengerakan yang digerakan

oleh motor pengerak mengunakan bahan bakar solar (Wiranto Aris Munadar

1975:5)

2.5 Kapal adalah kendaraan atau alat transportasi pengangkut penumpang dan

barang di laut (sungai dan sebagianya) (Depdikbud, 1990:388)


2.6 Perusahaan “Y” adalah tepat taruna melaksanakan praktek.

Demikian maksud judul diatas yaitu suatu unsur perawatan sistem

pendingin mesin pengerak pada kapal yang dibuat agar mesin dapat bekerja

pada temperatur yang normal setelah mesin hidup dan menjaga agar mesin

dapat berkerja pada temperature kerja secara maksimal.

3. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

3.1 Alasan Ilmiah

Memperdalam ilmu pengetahuan dan pengembangan ilmu

pengetahian kemaritiman pada khusunya tentang perawatan pada

sistem pendingin.

3.2 Alasan Praktis

Penyusun ingin mempelajari lebih jauh tentang perawatan sistem

pendingin khususnya mesin utama yang digunakan pada kapal.

4. LATAR BELAKANG MASALAH

Pengoperasian mesin tanpa didukung dengan sistem

pemeliharaan pendinginan yang baik/bagus, maka mesin akan cepet

rusak, karena overheating. Karena pentingnya mesin pendingin maka

penulis sangat tertarik untuk mengetahui dan mendalami tentang sistem

ini. Salah satu penyebanya adalah kurangnya perawatan sistem pendingin

yang tidak sesuai. Supaya mesin utama dapat dimanfaatkan secara

optimal, dibutuhkan sistem pendingin yang berkelanjutan, salah satunya

pada mesin pendinginan untuk menunjang agar mesin pengerak pada


kapal dapat beroperasi dengan baik. Sehingga mesin dapat dapat di

andalkan dan digunakan untuk jangka waktu yang panjang, namun

kenyataan nya masih ada mesin yang jika digunakan tidak sesuai dengan

target waktu yang telah ada.

Pada suatu sistem yang berkerja di mesin pengerak pada kapal

yaitu sistem pelumasan, sistem bahan bakar, dan sistem pendingin

dilaksanakan dengan baik, maka mempengaruhi masa operasi komponen

– komponen lebih lama dapat mengantisipasi kerusakan yang parah,

Engine akan mudah rusak dan konsumsi bahan bakar akan lebih banyak

atau boros maka pemelihara sistem pendingin pada mesin pengerak pada

kapal itu penting. Hasilnya akan membuat kerugian pada pihak pemilik

kendaraan unit itu sendiri (Masri dan Sofian Effendi (ed).1989)

5. RUMUSAN MASALAH

Bagimanakah aktifitas perawatan sistem pendingin mesin pengerak pada

kapal “X” di perusahaan “Y”

6. TUJUAN PENYUSUNAN PROPOSAL

6.1 Tujuan akademik

Pengajuan praktek lapangan sebagai persaratan kelulusan pogram

studi Diploma III Permesinan Kapal Sekolah Tinggi Maritim

Yogyakarta.

6.2 Tujuan Ilmiah


Memperdalam ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di bangku

perkuliahan dalam melakukan praktek kerja (PK), didalamnya

memiliki berbagai macam tujuan diantaranya, menghasilkan tenaga

kerja yang memiliki keahlian dengan seimbang yaitu tenaga kerja

yang memiliki kemampuan kerja, mendorong taruna berjiwa

mandiri. Untuk mendapat wawasan dan pengalaman sebagai bahan

perbandingan antara teori yang didapat dikampus dengan tempat

praktek kerja yang sesungguhnya.

6.3 Tujuan lain – lain

Melatih taruna untuk berdisiplin dalam menghadapi dunia kerja dan

sebagai bekal untuk terjun ke masyarakat dan siap bersaing di dunia

kerja.

7. MANFAAT PENYUSUNAN PROPOSAL

Penyusun proposal sudah menjadi kewajiban bagi taruna Sekolah Tinggi

Maritim Yogyakarta yang akan menyelesaikan studinya pada tingkat

akhir ini untuk praktek kerja sebagai petanggung jawab sebagai seorang

Taruna dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.

Adapun manfaat dari penyusunan proposasl nanti adalah:

7.1 Bagi penyusun

7.1.1 Untuk menmbah wawasan dan pengalaman sebagai latihan

sebelum terjun kelapangan.


7.1.2 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah didapat

selama kuliah

7.2 Bagi Akademik

Untuk menambah perbendaharaan buku – buku perpustakaan sebagai

bahan bacaan.

7.3 Bagi Pembangunan

Diharapkan dapat memperdalam ilmu pengetahuan dari apa yanga

pernah didapat dari pendidikan dan praktek kerja lapangan yang sesuai

dengan keahlian yang dimiliki dan mampu memberikan jawaban atas

permasalahan yang terjadi pada perawatan system pendingin mesin

utama pada kapal

8. TINJAUAN TEORITIS

8.1 Pengertian Sistem Pendingin

Sistem pendingian dalam mesin kendaraan adalah suatu

sistem yang berfungsi untuk menjaga supaya temperature mesin

dalam kondisi yang ideal. Mesin pembakaran dalam (ataupun luar)

melakukan prosen pembakaran untuk menghasilkan energi dalam

mekanisme mesin diubah menjadi tenaga gerak. Mesin bukan

instrument dengan efisiensi sempurna, panas hasil pembakaran tidak

semuanya tidak terkonversi menjadi energi, sebagian terbuang

melalui saluran pembuangan dan sebagian terserap oleh material


disekitarruang bakar. Mesin dengan efisiensi tinggi memiliki

kemampuan untuk konversi panas hasil pembakaran menjadi energi

yang diubah menjadi gerakan mekanis, dengan hanya sebagian kecil

panas yang terbuang.

Mesin selalu dikembangkan untuk mencapai efisiensi

tertinggi, tetapi ju&a mempertimbangkan faktor ekonomis, daya

tahan, keselamatan serta ramah lingkungan. Proses pembakaran

yang berlangsung terus menerus dalam mesin mengakibatkan mesin

dalam kondisi temperatur yang sangat tinggi. temperatur sangat

tinggi akan mengakibatkan desain mesin menjadi tidak ekonomis,

sebagian besar mesin juga berada di lingkungan yang tidak terlalu

jauh dengan manusia sehingga menurunkan faktor keamanan.

temperatur yang sangat rendah juga tidak terlalu menguntungkan

dalam proses kerja mesin. Sistem pendinginan digunakan agar

temperatur mesin terjaga pada batas temperatur kerja yang ideal.

(Wiranto Aris Munandar. 1983:5)

8.2. Bagian- Bgian yang Didinginkan

Sistem Pendingin pada mesin kendaraan akan mengalami

pemindahan panas melalui air pendingin, ini sangat besar

pengaruhnya terhadap panas yang berguna pada pembakaran pada

silinder. Panas pada motor induk sebagian besardihasilkan pada proses

pembakaran di dalam silinder. Pembakaran akan berlangsung dalam


ruang bakar sehingga apabila proses pembakaran berlangsung maka

bagian silinder akan menjadi panas sekali.

Sedangkan untuk bagianbawah silinder, perpindahan panas ke

media pendingin tidak secara langsung melainkan melalui torak dan

cincin torak. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka bagian – bagian

yang perlu didinginkan adalah sebagai berikut seperti Silinder, Kepala

silinder, Katup Pemasukan dan katup buang

Hampir semua bagian menjadi panas, terutama bagian kepala

silinder dan dinding silinder.Untuk itu perlu pendingin pada bagian

tersebut pendingin silinder bagian atas silinder merupakan bagian

yang terpanas dan sebagai pembakaran itu dipindahkan secara

langsung ke fluida pendinginya. Sedangkan untuk bagian bawah

silinder,perpindahan panas ke fluida pendingin terjadi secara tak

langsung, jadii melalui torak dan cincintorak. Jika pendingin tidak

dapat dilakukan dengan sebaik – baiknya maka temperature dari

setiap bagian silinder akan naik. Keadaan tersebut alkan

mengakibatkan kerusakan dinding ruang bakar karena terjadimya

tegangan termal atau kerusakan katup – katup, puncsk torak dan

kemacetan cincin torak. Di samping itu, minyak pelumas akan

menguap dan terbakar sehingga terjadi keausan cepat pada torak dan

dinding silinder, tetapi juga mengakibatkan gangguan kerja mesin .

( Wiranto Aris Munandar, 1983:5)

8.3 Tujuan Utama dari pendingin adalah sebagai berikut:


8.3.1 Mencegah terbakarnya lapisan pelumas pada dinding

silinder.

8.3.2 Mereduksi tegangan – tegangan thermis pada bagian –bagian

silinder torak, cincin torak dan katup –katup

8.3.3 Menaikan efisiensi termal dan pendingin itu memungkinkan

sebagai pelumasan motor

8.4 Jenis Sistim Pendingin

Pada umumnya di kapal –kapal ada du acara untuk mendinginkan

mesin utama maupun motor bantunya, yaitu dengan menggunakan

sistim pendingin secara langsung (terbuka) dan sistim pendingin

secara tidak langsung (tertutup) . (Suharto,1991)

8.4.1 Sistem pendinginan terbuka

Fluida pendingin masuk kebagian mesin yang akan

didinginkan, kemudian fluida yang keluar dari mesin langsung

dibuang ke laut. Fluida yang digunakan pada sistem

pendinginan ini dapat berupa air tawar ataupun air laut, Sistem

ini kurang menguntungkan dalam hal operasional. Dimana

apabila fluida yang digunakan adalah air tawar maka akan

menyebabkan biaya operasional yang tinggi dan tidak

ekonomis. Sedangkan apabila menggunakan air laut dapat

menyebabkan kerusakan pada komponen mesin dan akan


terjadi endapan garam pada komponen mesin yang

didinginkan.

Sistem Pendingin Kapal Terbuka

Keterangan :

1. Saringanlaut (sea chest) 6. Tangki pendingin


2. Katup / valve 7. Thermometer
3. Saringan 8. Mesin induk
4. Pompa 9. Pipa
5. Katup pengaman

Bila ditinjau dari segi konstruksi sistem pendinginan langsung

mempunyai keuntungan yaitu lebih sederhana dan daya yang

diperlukan untuk sirkulasi air lebih kecil dibandingkan dengan

sistem pendinginan tidak langsung. Selain itu dapat

menghemat pemakaian peralatan, karena pada sistem ini tidak

memerlukan tangki air dan tidak memerlukan banyak pompa

untuk mensirkulasikan air pendingin. Adapun kerugian dari

sistem pendinginan langsung ini adalah pada instalasi


perpipaannya mudah sekali terjadi pengerakan (karat) karena

air laut ini bersifat korosif serta air pendingin sangat

terpengaruh dengan temperatur air laut

8.4.2 Sistem pendingin tertutup

Sistem pendinginan tidak langsung menggunakan dua media

pendingin, yang digunakan adalah air tawar dan air laut. Air

tawar dipergunakan untuk mendinginkan bagian-bagian motor,

sedangkan air laut digunakan untuk mendinginkan air tawar,

setelah itu air laut langsung dibuang keluar kapal dan air tawar

bersirkulasi dalam siklus tertutup. Sistem pendinginan ini

mempunyai efisiensi yang lebih tinggi dan dapat

mendinginkan bagian-bagian motor secara Merata.

Sistem pendinginan air tawar (Fresh Water Cooling System)

rnelayani komponen-kornponen dari mesin induk ataupun

mesin bantu meliputi: main engine jacket, main engine piston,

main engine injektor. Air tawar pendingin mesin yang keluar

dari mesin disirkulasikan ke heat exchanger, dan di dalam alat

inilah air tawar yang memiliki suhu yang tinggi akan

didinginkan oleh air laut yang disirkulasikan dari sea chest ke

alat heat exchanger. Peralatan- peralatan lainnya pada sistem

ini antara lain pengukur tekanan pada section dan discharge

line pump, termometer pada pipa sebelum dan sesudah

penukar panas, gelas pengukur/gauge glass masing-masing


pada expansion tank dan drain tank. Pengatur suhu umumnya

dilengkapi dengan mekanisme otomatis dengan katup tree way

valve untuk mengatur aliran by pass air pendingin yang

diijinkan.

Pada sistem pendinginan dengan air laut, air laut masuk ke

sistem melalui high and low sea chest pada tiap sisi kapal.

Setiap sea chest dilengkapi dengan sea water valve, vent pipe,

dimana pipa udara ini dipasang setinggi atau lebih dari sarat

kapal untuk membebaskan udara atau uap dan blowout pipe

untuk membersihkan sea chest.

Sistem Pendingin Kapal Tertutup

Sistem Pendingin Kapal Tertutup

Keterangan:

A. Bak persediaanair tawar


B. Bejana pendingin
C. Pompa untuk air tawar
D. Pompa untuk air laut
E. Saringan-saringan
F. Saluran buang air untuk laut
G. Saluran pemasuk untuk permukaan air yang
rendah
H. Saluran pemasuk untukpermukaan air yang tinggi /
keruh

Keandalan adalah probabilitas dari suatu item untuk dapat

melaksanakan sebuah fungsi yang telah ditetapkan, pada

kondisi pengoperasian dan Iingkungan tertentu untuk

periode waktu yan g telah ditentukan(O'Connor, 1991).

Keandalan pada keseluruhan sistem di kapal akan

mempengaruhi availability dari kapal. Untuk itu diperlukan

langkah unruk mempertahankan. keandalan dari sistem di

kapal terutama untuk sistem-

sistern yang kritis yang dapat mengakibatkan kegagalan

operasi secara tiba- tiba apabila terjadi kerusakan pada

komponen sistem tersebut, Keandalan merupakan besarnya

kemungkinan keadaan sistem pendingin dalam keadaan tidak

rusak. Sehingga secara ideal sistem pendingin yang dirancang

dengan factor keamanan 100% yaitu dengan kondisi material

dan kondisi Iingkungan yang ideal mempunyai harga

keandalan:

R=IatauR=100%
Dengan adanya kernungkinan kerusakan (failure) maka

keandalan (reliability) dari sistem pendingin atau komponen

akan berkurang yaitu:

R=1-F

Failure Modes, Effect. and Criticality Analysis (FMECA)

merupakan suatu metode yang bertujuan untuk mengevaluasi

desain sistem dengan mempertimbangkan bermacam-macam

mode kegagalan dari sistem yang terdiri dari komponen-

komponen dan menganalisa pengaruh-pengaruhnya terhadap

keandalan sistem tersebut. Dengan penelusuran pengaruh-

pengaruh kegagalan komponen sesuai dengan level sistem,

item-item khusus yang kritis dapat dinilai dan tindakan-

tindakan perbaikan diperlukan untuk memperbaiki desain dan

mengeliminasi atau mereduksi probabilitas dari mode-mode

kegagalan yang kritis. Teknik analisa ini lebih menekankan

pada hardware-oriented approach atau bottom- up. Dikatakan

demikian karena anaJisa yang dilakukan, dimulai dari

peralatan yang mempunyai level terendah dan mener uskannya

ke sistem yang merupakan tingkat yang lebih tinggi.

8.4.3 Sistem independent

Sistem independent Yaitu, dimana air tawar yang digunakan

untuk mendinginkan tiap-tiap komponen didinginkan secara

terpisah, tidak bersama dalam sebuah penukar panas.


8.4.4 Sistem terpusat

Sistem terpusatYaitu, dimana air tawar yang digunakan untuk

mendinginkan komponen, dikumpulkan untuk didinginkan

secara bersama, dalam sebuah heat exchanger.

Sistem pendingin ini didesain dengan hanya mempunyai satu

heat exchanger yang didinginkan dengan air laut, sedangkan

untuk cooler yang lain termasuk jacket water, minyak

pelumas, udara bilas, didinginkan dengan air tawar yang

bertemperatur rendah. Sistem pendingin jenis ini sangat kecil

peralatan yang berhubungan langsung dengan air laut sehingga

masalah korosi dapat dikurangi.

9. METODOLOGI

9.1 Data Yang Diperlukan

9.1.1 Sejarah singkat perusahaan

9.1.2 Lokasi perusahaan

9.1.3 Struktur organisasi

9.1.4 fasilitas perusahaan

9.1.5 Pengaruh perusahaan terhadap lingkungan

9.1.6 buku-buku sistem pendingin mesin di kapal

9.1.7 perawatan sistem pendingin mesin utama


9.2 Cara Pengumpulan data

9.2.1 metode observasi

Adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan

pengamatan, mencatat apa yang di amatin secara langsung di

kapal tempat penyusun praktek kerja kapal sejelas-jelasnya.

9.2.2 Metode Intervew (wawancara)

Adalah mendapatkan data yang di perlukan dengan bertanya

langsung kepada orang yang lebih menguasai bidangnya

sehingga dapat diketahui secara nyata kondisi obyek maupun

hal-hal yang berhubungan denganya.

9.2.3 Metode dokumen

Adalah metode berdasarkan atas data atau bahan yang sudah

dihimpun oleh pihak lain di tempat melakukan praktek kerja.

9.3 Cara Menanalisa data

Penganalisaan data yang penyusun gunakan dalam penyusunan

proposal ini adalah analisa diskriptif yaitu mengadakan analisa yang

diperlukan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang suatu

persoalan yang dialami sehingga akan meberikan gambaran untuk

menarik ksimpulan (Bungin, M. Burhan. 2007)


RENCANA JADWAL KEGIATAN

Tahap Kegiatan
April Mei Juni
Yang
Dilakukan

I II II I I II I I I I I I
I V I V I I V
I I
Persiapan
i. Persiapan

Administrasi

j. penyusunan

Proposal

Konsultasi

Pembimbing

k. Pengurusan
Ijin /
Rekomendas

l. Lain -lain
Pelaksanaan 5. Praktek
Kerja
Lapangan

6. Menghipun
Data

7. Mengolah
Data

8. Menyusun

9. Rencana

10. Laporan

11. Membaca
Refrensi
DAFTAR PUSTAKA

http://ilmuteknikpelayaran.blogspot.com/2013/05/sistem-pendingin-di-
atas-kapal.html?m=1

Suharto, 1991. Manajemen perawatan Mesin, Jakarta

Wiranto Aris Munandar,1983, Pengertian Sistem Pendingin. PT Pradya


Paramita, Jakarta.

Sofian Effendi (ed.) 1989 Pengoprasian Mesin Utama Dan Sistem


Pendingin. Jakarta: LP3S

Anda mungkin juga menyukai