Anda di halaman 1dari 3

Pengertian dan tujuan perawatan dan

perbaikan mesin

A. Pemahaman Perawatan Kapal

Struktur fungsional suatu perusahaan pelayaran dengan tegas memberikan tanggung jawab
”Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal” kepada Manajer Armada.

Manajer Armada bertanggung jawab :

Memelihara kapal agar tetap layak laut

ABK lengkap dan diperlengkapi sertifikat

Siap berlayar dan menerima muatan

Membuat strategi perawatan yang akan dilaksanakan di atas kapal

Merencanakan anggaran belanja untuk pemeliharaan dan perawatan serta bekerjasama dengan
manajemen kapal (Nakhoda, Chief Officer, Chief Engineer dan Second Enguineer)

Dalam SOLAS 1974/1978 Chapter II Part C, D, E, dengan jelas menegaskan bahwa semua kapal dari
Negara IMO harus melaksanakan ”Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal”.

1. Tujuan umum Sistem Perawatan dan Perbaikan Mesin Kapal, yaitu :

Untuk memperoleh pengoperasian kapal yang teratur, serta meningkatkan penjagaan keselamatan
awak kapal, muatan dan peralatannya.

Untuk memperhatikan jenis-jenis pekerjaan yang paling mahal / penting yang menyangkut waktu
operasi, sehingga sistem perawatan dapat dilaksanakan secara teliti dan dikembangkan dalam
rangka penghematan / pengurangan biaya perawatan dan perbaikan.

Untuk menjamin kesinambungan pekerjaan perawatan sehingga Team Work’s Engine Department
dapat mengetahui permesinan yang sudah dirawat dan yang belum mendapatkan perawatan.

Untuk mendapatkan informasi umpan-balik yang akurat bagi kantor pusat dalam meningkatkan
pelayanan, perancangan kapal dan sebagainya, sehingga fungsi kontrol manajemen dapat berjalan.
2. Tujuan khusus dilakukan perawatan dan perbaikan mesin kapal, ialah :

Untuk mencegah terjadinya suatu kerusakan yang lebih besar / berat, dengan melaksanakan sistem
perawatan yang terencana.

Untuk mempertahankan kapal selalu dalam kondisi Laik Laut dalam segala cuaca dan tempat.

Untuk lebih memudahkan pemeriksaan / pengontrolan semua suku cadang yang jumlahnya ribuan
item, dengan sistem penomoran dan pemberian label tiap item.

Untuk memperkecil kerusakan yang akan terjadi dan meringankan beban kerja dari suatu pekerjaan
diatas kapal.

Untuk mengelola biaya yang sudah disediakan (anggaran perawatan) dan dapat dipergunakan sesuai
kebutuhan yang direncanakan.

Untuk menjaga komitmen atau perjanjian usaha perdagangan dengan pihak kedua (rekanan) dan
pihak ketiga (sub rekanan).

3. Akibat-akibat yang akan ditimbulkan bila perawatan mesin tidak dilaksanakan dengan baik, yaitu :

Kapal tabrakan, karena kerusakan mesin secara mendadak, tidak terkontrol, dan sebagainya.

Kapal tenggelam, hilangnya kapal termasuk ABK dan seluruh muatan, tabrakan, pecahnya sea chest,
kebakaran di dalam kamar mesin, dsb.

Kapal bergetar, akibat perawatan dan perbaikan Poros Engkol yang tidak tepat, sehingga dapat
merusak bagian-bagian masin lainnya.

Kapal bergetar, salah satu daun baling-baling pernah kandas atau menghantam balok keras, dapat
juga merusak bagian mesin ataupun instalasi listrik kapal.

Kapal menganggur, karena terjadi kerusakan dan perbaikan yang tidak terencana dan tidak cukup
suku cadangnya.

Pembengkakan biaya operasi kapal, karena kerugian terus menerus yang sulit diperkirakan.

Biro Klasifikasi tidak merekomendasikan kapal untuk berlayar, karena permesinan di kapal tidak
memenuhi Klass.

Rekanan usaha perdagangan tidak merekomendasikan untuk menyewa kapal tersebut.

Asuransi akan membebankan biaya yang lebih besar kepada perusahaan, kapal secara keseluruhan
tidak menjalankan perawatan dan perbaikan dengan benar (Low Performance)
4. Pencegahan kerusakan lebih baik daripada perbaikan, contoh :

Pencegahan merupakan salah satu bentuk dari sistem perawatan terencana, yang dilaksanakan
untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat.

Suatu usaha atau kegiatan untuk merawat suatu mesin/pesawat/material, yang dalam proses kerja
selanjutnya dapat selalu terkontrol setiap saat kondisi permesinan yang dirawatnya.

Kapal melaksanakan perbaikan dok tahunan tepat waktu, atau tidak menunda waktu perbaikan .

Perawatan dan perbaikan sesuai Running – hours, walaupun kondisi kondisi mesin/pesawat/material
saat itu masih berjalan dengan baik dan normal, namun sudah tercapai jadwal perawatan.

Perawatan dan perbaikan dengan mengacu kepada pemantauan kondisi secara berkelanjutan, hal ini
memang memerlukan kondisi suku cadang yang cukup, sehingga semua perawatan dan perbaikan
dapat dilaksanakan tanpa menunggu pengadaan material yang baru.

Perawatan dan perbaikan sesuai Manual Instruction Book, yaitu pendekatan ukuran material yang
dipakai kepada ”Standard Measurement” yang diizinkan oleh ”Maker”.

5. Faktor-faktor yang mendasari perlunya dilakukan perawatan dan perbaikan mesin kapal, yaitu :

Kewajiban pemilik kapal dalam hal mempersiapkan kapalnya tetap dalam keadaan prima dan tetap
laik-laut.

Kondisi semua mesin/pesawat/material di atas kapal, apakah masih dapat /layak dipertahankan
dalam waktu tertentu, jawaban ini sangat penting untuk menentukan bahwa kapal akan
dioperasikan sampai berapa lama lagi dan berapa biaya yang akan dianggarkan untuk
mengoperasikan kapal tersebut.

Sistem perawatan yang sedang dijalankan di atas kapal, apakah sudah dijalankan dengan benar dan
sesuai dengan pelaporannya kepada manajemen kantor pusat.

SDM baik yang di kantor tidak semuanya mempunyai disiplin ilmu kelautan atau kepedulian yang
tinggi dalam menangani permasalahan kapal, sehingga anggaran yang disediakan apakah berimbang
dengan program kerja yang akan dijalankan untuk tahun anggaran yang berjalan.

Sistem perawatan dan perbaikan yang dilaksanakan pada kapal yang dioperasikan, apakah sudah
sesuai seperti kondisi kapal yang diharapkan oleh perusahaan

Sumber : https://citraperdanas.wordpress.com/engine/perawatan-permesinan/perawatan-dan-
perbaikan-mesin-kapal/

Anda mungkin juga menyukai