Anda di halaman 1dari 18

Sistim Permesinan

(Machinery System)

Beberapa macam instalasi sistem permesinan yang mendukung operasional kapal meliputi :

1. Sistem Bahan Bakar,

2. Sistem Pelumasan,

3. Sistem Pendinginan,

4. Sistem Air Tawar,

5. Sistem Air Kotor,

6. Sistem Air Ballast

7. Sistem Pemadam Kebakaran


1. Sistem Bahan Bakar (Fuel Oil Piping System)

Fungsi :
Sistem instalasi pipa Bahan Bakar/Fuel Oil digunakan untuk mengalirkan
kebutuhan bahan bakar dari tanki bahan bakar ke sistim di permesinan dan
dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian bahan bakar.
SISTIM BAHAN BAKAR
Bahan bakar HFO dipompa dengan pompa yang digerakkan dengan electrik
motor menuju setling tank, pompa ini disebut dengan HFO transfer pump. Dari
setling tank HFO dipompa dengan HFO Feed Pump menuju HFO service tank.
Pada feed pump terdapat filter dan juga heater, heater ini berfungsi sebagai
pemanas sebelum bahan bakar masuk ke separator.

Dari service tank bahan bakar didorong dengan supply pump yang digerakkan
secara elektris dengan menjaga tekanannya pada sekitar 4-6 bar sebelum
masuk ke circulating pump, tekanan circulating pump berkisar antara 8-10 bar.

Bahan bakar kemudian didorong masuk ke main engine melalui heater dan full
flow filter, dan perlu dipastikan kapasitas circulating pump harus melebihi jumlah
yang dibutuhkan oleh main engine, sehingga kelebihan bahan bakar yang di
supply akan kembali ke service tank melalui venting box dan de-aerating valve
yang mana pada valve tersebut akan melepaskan gas dan membiarkan bahan
bakar masuk kembali ke pipa circulating pump.
2. Sistem Pelumasan (Lubricating Oil Piping System)

Fungsi utama dari sistem pelumasan :


• Untuk mengurangi gesekan yang terjadi dari bagian bagian mesin yang bergerak
dan saling berinteraksi,
• Sebagai pendingin mesin,
• Sebagai pembersih,
• Untuk pencegah korosi serta sebagai media untuk melakukan cek kondisi ataupun
kerusakan yang terjadi pada mesin.
Minyak lumas dihisap dari sump tank yang berada di bawah mesin dengan pompa oli untuk
dialirkan ke mesin melalui filter dan cooler. Dan temperatur keluar minyak pelumas dari cooler
(engine inlet) otomatis dicontrol untuk menghasilkan suhu konstan untuk mendapatkan viscositas
oli yang di inginkan ketika masuk kemesin. Dan minyak pelumas yang melewati main bearing dan
juga yang ada kembali lagi ke sump tank. Selain itu, ada banyak bagian mesin seperti piston
didinginkan oleh minyak pelumas, dalam hal itu minyak pelumas didistribusikan ke main bearing LO
system dan piston cooling oil system oleh ditribution valve pada main diesel engine dan dan
kemudian minyak pelumas kembali lagi ke sump tank.
3. Sistem Pendingin (Cooling Water System)

• Sistem pendingin di sini dikhususkan pada mesin induk yang berfungsi sebagai
penyerap panas dari hasil pembakaran bahan bakar di dalam silinder sehingga
pengoperasian motor induk tetap lancar.
• Dalam fungsinya, sistem pendingin mengedarkan tekanan ke seluruh komponen
induk secara konstan seperti injector, cylinder jacket cooling dan cylinder head.
• Sistem pendinginan pada motor diesel ada dua system yang masing-masingnya
memiliki cara kerja dan fungsi berbeda.

1. Sistem Pendinginan Terbuka


Sistem terbuka ini bekerja dengan cara melakukan pendinginan melalui media
air laut untuk penyerapan panas. Sistem ini bekerja dengan mengambil air laut dari
katup melalui filter dan pompa air. Kemudian, air l aut akan didistiribusikan ke
seluruh bagian mesin induk yang memerlukan pendinginan dengan memanfaatkan
minyak pelumas dan pendingin udara untuk mendinginkan kepala silinder, dinding
silinder dan katup pelepas gas. Setelah proses tersebut dilalui, maka air laut akan
dibuang keluar kapal.
Sistem Pendinginan Terbuka
Sistem Pendinginan Tertutup
• Sistem pendinginan tertutup memanfaatkan media air tawar yang secara simultan
bersirkulasi untuk mendinginkan mesin kapal.
• Dalam prosesnya, media air tawar akan dialirkan ke semua silinder dan keluar menuju
cooler dengan suhu 700oC - 800oC, kemudian air tersebut akan didinginkan di fresh
water cooler oleh air laut untuk menurunkan suhu hingga 500oC – 600oC. Setelah itu,
air tawar akan kembali dihisap oleh pompa yang seterusnya digunakan untuk
mendinginkan mesin induk.
• Melalui cara kerja yang berlangsung secara terus menerus, maka sistem ini
dinamakan pendinginan tertutup.
• Di sini, media berupa air tawar untuk pendinginan akan disirkulasikan secara terus
menerus .
4. Sistem Air Tawar (Fresh Water Piping System)

Fungsi :
Instalasi pipa air Tawar/Fresh water digunakan untuk mengalirkan air tawar dari satu tangki ke
sistim yang dibutuhkan, dari luar ke dalam kapal pada saat pengisian Air Tawar, dari tanki ke
katup-katup di daerah ruang akomodasi untuk kebutuhan orang di kapal dan lain sebagainya.

• Pengaliran air Tawar menggunakan sarana pompa, dapat berupa pompa hisap atau
pompa tekan, pompa ini disebut Pompa Air Tawar/Fresh Water Pump. Selain pompa,
pengaturan aliran instalasi air Tawar dikontrol dengan menggunakan sistim katup/valve.

• Sistem air tawar adalah system yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan air tawar
diatas kapal. Sistem ini dugunakan untuk mensuplai kebutuhan air tawar untuk pelayanan
awak kapal dan permesinan, biasanya terdiri dari sistem air tawar untuk mandi, cuci dan
minum.

• Dalam system terdapat hydrophore tank, pompa air start dan stop dengan mendeteksi
tekanan di hydrophore. Hydrophore digunakan untuk mengurangi kerja pompa secara terus-
menerus dan untuk mendapatkan kuantitas suply air yang konstan.
Sistem Air Tawar
5. Sistem Air Kotor (Sewage Piping System)

Fungsi :
Instalasi pipa Air Kotor/sewage piping system digunakan untuk mengalirkan air kotor
dan air limbah di kapal dari dan ke tanki Sewage di dalam kapal.

• Pengaliran sewage menggunakan sarana pompa, berupa pompa Sewage/Sewage


Pump. Air kotor/Sewage berasal dari buangan water closet dari setiap ruang
akomodasi, yang mengalir ke tanki sewage secara gravity atau dengan tekanan air
bilas/flushing, selanjutnya dari tanki sewage akan dipompa keluar kapal sesuai
dengan peraturan pembuangan limbah.
• Pengaturan aliran air kotor juga dikontrol dengan menggunakan sistim katup/valve.
• Pembuangan limbah yang tidak di treatment di perairan teritorial pada umumnya
tidak dibolehkan oleh perundang-undangan.
• Peraturan internasional berlaku untuk pembuangan limbah dengan jarak yang
ditetetapkan dari daratan. Sebagai hasilnya semua kapal harus mempunyai sistem
pembuangan sesuai standart yang ditentukan.
6. Sistem Air Ballast (Ballast Piping System)

Fungsi :
Ballast digunakan untuk menyesuaikan sarat kapal dalam kondisi ballast atau
menyesuaikan keseimbangan kapal karena muatan dengan cara memindahkan
air ballast dari tangki ke tangki pada tangki ballast dasar ganda, tangki depan
dan belakang untuk menjaga keselamatan kapal.
• Pompa ballast selain untuk memindahkan dan mengisi air di tangki ballast
juga digunakan untuk pompa bilga dan dihubungkan dengan generator
service pump.
• Dalam perpipaannya di ujung pipa hisap dipasang strainer untuk melindungi
pompa ballast. Non-return valve juga dipasang pada saluran keluar untuk
menjaga tangki baik pada saat di-pompa maupun aliran balik ke tangki.
• Cara kerja sistem ballast, secara umum adalah untuk mengisi tanki ballast yang
berada di double bottom, dengan air laut, yang diambil dari sea chest melalui
pompa ballast, dan saluran pipa utama dan pipa cabang.

• Seachest terletak pada bagian kamar mesin yang paling depan dan paling bawah.
Hal ini dimaksudkan bahwa air yang disedot ke dalam tidak mengandung kotoran
dari pembuangan atau outboard dan masih bersifat laminar. Kemudian sisa air yang
tidak dipakai akan dikeluarkan melalui outboard yang letaknya harus 0,76 m dari
garis air atau water line.
7. Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Piping System)

• Sistem pemadam kebakaran merupakan sistem yang sangat vital dalam


sebuah kapal. Sistem ini berguna menangulangi bahaya api yang terjadi
dikapal. Sistem pemadam kebakaran secara garis besar dapat dibagai
menjadi dua dilhat dari peletakan sistem yang ada yaitu:

1. Sistem penanggulangan kebakaran pasif, sistem ini berupa aturan jelas


mengenai penggunaan bahan pada daerah beresiko tinggi terjadi
kebakaran dan juga pemasangan instalasi fix pada daerah beresiko
kebakaran.
2. Sistem penaggulangan kebakaran aktif, sistem ini berupa
penaggulangan kecelakaan yang bersifat lebih aktif misal, penempatan
alat pemadam api ringan pada daerah yang beresiko kebakaran.
• Pada dasarnya prinsip pemadaman adalah memutus segitiga api yang terdiri dari
panas, oksigen, dan bahan bakar. Sehingga dengan mengetahui hal ini maka dapat
dilakukan pemilihan media pemadaman sesuai dengan resiko dan kelas dari
kecelakaan tersebut.

• Sistem pipa pemadam kebakaran terbagi atas sistem pemadaman hidran dengan
air laut untuk seluruh bagian kapal dan sistem pemadaman dengan gas CO2 khusus
untuk kamar mesin.

Anda mungkin juga menyukai