Anda di halaman 1dari 21

BAB

4
SISTEM KEMUDI

4.1 PENGEMUDIAN KAPAL

Pengemudian kapal adalah Bagian Penting tugas navigator bagaimana cara membawa kapal
tetap ke garis haluan yang telah ditentukan.
kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu sistem didalam kapal yang memegang peranan
penting di dalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak kapal tersebut. Pada saat
seorang navigator sedang mengemudikan kapalnya

Ada beberapa jenis dan type mesin kemudi di atas kapal antara laian :

1. Mesin kemudi tenaga uap (Chain and Rod Steering Gear).


2. Mesin kemudi hydraulic
3. Mesin kemudi electro Hydraulic
4. Mesin kemudi Electric.
Ada beberapa jenis sistem kemudi yg kita kenal di atas kapal
1. Sistem kemudi manual (tangan)
2. Sistem kemudi secara auto pilot (automat)
3. Sistem kemudi darurat

Pada saat kapal sedang berlayar, kapal akan mengalami pengaruh ganggun dari luar di
antaranya yaitu :
1. Arus
2. Angin
3. Ombak

55
SISTEM KEMUDI
Sedangkan gangguan dari dalam antara lain :
1. Konstruksi kapal itu sendiri dan
2. putaran baling – baling
kapal dengan baling – baling tunggal (putaran kekanan) akan mempunyai pengaruh merubah
haluan sejati (Hs) kapal cendrung selalu kekanan untuk dapat menstabilakan haluan sejati
(Hs) kapal atau mengendalikanya di perlukan unsur – unsur pengemudian

Unsur – unsur pengemudian kapal :

1. Baling – baling yg memberikan tenaga dorong


2. Baling – baling haluan (Bow Sthruter) : Baling – baling yg di pasang dihaluan sekitar
10% dari panjang kapal dihitung dari tinggi depan yg gunanya untuk membantu dalam
olah gerak, membantu gerakan haluan kapal kekiri dan kekanan
3. Baling – baling samping dan
4. Daun kemudi

Dorongan pendek dari Nozzle

u, berat,padat untuk penyangga bangunan kapal

Arus air yg ada dibulatan buritan mengalir ke propeller,juga mengurangi anggukan yg m

Unsur-Unsur pada Pengemudian, Baling-baling merupakan unsur pengemudian yang aktif


sedangkan Kemudi merupakan unsur pengemudian yang pasif karna jika kita menginginkan
dampak dari kemudi,harus ada aliran air yang mengalir dengan kecepatan yang cukup
menekan daun kemudi dan hal ini akan terjadi apabila kapal mempunyai laju terhadap air,
tetapi dapat juga terjadi pada kapal yang berhenti dengan mmenggerakan baling-baling
pendorong. Pada dasarnya gerakan yang terjadi oleh kapal adalah akibat adanya gaya

56
SISTEM KEMUDI
hydrodinamis yang bekerja pada kapal. gaya-gaya ini terjadi karena ada air yang mengalir
melewatinya.arus air yang bergerak ini akan mempengaruhi unsur-unsur pengemudian
tersebut. Pengemudian kapal adalah sebagian tugas Navigator yang sangat penting dalam
melayarkan sebuah kapal.
Adapun tujuan dari Pengemudian adalah untuk membawa kapal kegaris haluan yang telah
ditentukan dan merupakan suatu upaya untuk mempertahankan agar kapal tetap pada garis
haluannya yang di inginkan.

Pengontrolan pada saat pengemudian dapat dilakuan dengan :


1. Dengan acuan index paralel petunjuk docomenter dengan memberikan aba – aba kemudi.
2. Dengan loksodrom tertentu yaitu dengan penentuan posisi terdekat.
3. Pengecekan hasil pengemudian dapat dilihat melalui hasil rekaman yang telah
dikemudikan yang terdapat pada alat Course Recorder.

Ada beberapa hal yang sering digunakan dalam pengoperasian kapal :


1. Melalui unsur garis – indeks paralel :
Jika Navigator sedang melakukan olah gerak diperairan sempit kemudian melihat Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) / Suar Penuntun atau garis suar agak terbuka maka
dalam kondisi seperti ini navigator perlu merubah haluan sedemikian rupa, dan Navigator
akan segera memberikan aba-aba kepada juru midi untuk mengembalikan haluan kapal
kearah haluan yang ditentukan sesuai dengan heading line yang tercantum pada peta
sehingga setelah beberapa saat kedua suar yang berada di haluan akan terlihat berimpit
kembali.
Jika kita tidak mendapat acuan ekstrern seperti ini, kapal tidak dapat di kemudikan
sedemikian rupa agar Hd (heading direction) atau Hp (haluan pedoman) nya dapat ditahan
secara konstan. Apabila Navigator tidak melakukan upaya tersebut maka kapal tidak
mungkin dapat mengikuti alur pelayaran sesuai loxondrom tertentu.
Tetapi untuk sementara navigator sudah berupaya untuk menempatkan posisi kapal pada
posisi yg paling mendekati.
2. Melalui nilai – decometer yang tetap :
Jika navigator melakukan pergerakan diperairan sempit dengan menggunakan pesawat
RADAR kemudian melihat sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP)/ Suar penuntun atau
Garis suar (RACON)di RADAR agak terbuka atau gema acuan meninggalkan index

57
SISTEM KEMUDI
paraller atau penunjuk dekometer pada RADAR berubah, maka navigator segera
memberikan aba- aba kepada juru mudi.
Navigator perlu meruba haluan sedemikin rupa, sehingga setelah selang waktu
tertentu,kedua suar yg berada dihaluan terlihat berimpit kembali atau gema acuan suda
kembali pada index atau diberikan lagi pada nilai decometer yang gtetap pada RADAR.
Jika kita tidak mendapat acuan ektern ini, kapal tidak dapatdikemudikan sedemikian rupa
agar Hd (heading direction) atau Hp (haluan pedoman)nya dapat ditahan secara konstan.
Apabila navigator tidak melakukan upaya tersebut maka kapal tidak mungkin dapat
mengikuti alur pelayaran sesuai loxondrom tertentu.
Tetapi untuk sementera navigator sudah berupaya untuk menempatkan posisi kapal yang
paling mendekati.
Loxondrom
Ialah suatu garis lurus dipeta yang memotong derajah-derajah dengan sudut yang sama
besarnya yang menghubungkan antara 2 tempat dibumi. (pada kenyataannya garis lurus
tersebut dibumi merupakan garis lengkung).

Orthodrom
Ialah haluan yangditempuh oleh kapal dengan menggunakan jarak perjalanan yang
terpendek, jadi diatas bumi yang berbangun bulat itu menurut lingkaran besar yang
memotong derajah-derajah di atas sudut yang tidak sama besarnya mengikuti lintas
lengkung mengakibatkan bahwa Hs atau Hd atau Hp berubah secara kontinyu, kecepatan
perubahan ∧ Hs dapat ditunjukan oleh “Rate of turn indicator”.
Hs = haluan sejati
Hd= heading direction
Hp= haluan pedoman
Pengemudi pada lintas lengkunga ini sekarang dapat terlaksana sedemikian rupa, sehingga
dapat dipertahankan ∧ Hs yang konstan

4.2 DAUN KEMUDI (RUDDER)

Daun Kemudi adalah alat untuk mengubah arah kapal yang langsung berhubungan dengan
gaya geser yang melewati lambung kapal,Baik itu untuk kapal kecil maupun besar.kemudi
digunakan untuk mengemudikan kapal termasuk mengolah gerak dan mempertahankan arah
haluan kapal.

58
SISTEM KEMUDI
Daun kemudi biasanya ditempatkan pada buritan sebuah kapal, besar dan bentuk daun kemudi
tergantung dari panjang dan sarat badan kapal didalam air .

Dalam maneuvering sebuah kapal, prosedur yang digunakan mengacu kepada peraturan
standar kemampuan maneuver kapal yang direkomendasikan oleh International Maritime
Organization (IMO) yakni resolusi MSC.137 (76) annex.6 tertanggal 4 Desember 2002 dan
mulai diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2004, yang mana resolusi ini merupakan amandemen
terhadap resolusi sebelumnya yakni A.751 (18) mengenai standar kemampuan berolah gerak
kapal. mengacu kepada penjelasan resolusi tersebut di atas, sebagaimana yang telah
direkomendasikan oleh International Maritime Organization (IMO), aturan standar yang
dimaksud disini didasarkan atas pengertian bahwa kemampuan maneuver kapal dapat
dievaluasi berdasarkan karakteristik dari pengujian maneuver seperti biasanya atau secara
konvensional, dimana kapal yang dimaksud adalah kapal yang memiliki panjang 100 meter
atau lebih (kecuali tanker dan gas carrier) dengan menggunakan sistem propulsi dan sistem
kemudi (steering) konvensional yakni gaya dorong kapal dihasilkan oleh propeller yang
digerakan oleh poros propeller. Standar maneuver dan terminologinya didefinisikan sebagai
berikut :

a. Zig zag maneuver dengan sudut kemudi 10 derajat/10 derajat dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :

 Setelah tercapai steady approach dengan percepatan yawing sama dengan nol, maka
kemudi dibelokan sebesar 10 derajat ke arah starboard atau portside (eksekusi
pertama).

 Pada saat sudut heading berubah 10 derajat dari sudut heading semula, maka kemudi
dibelokan berlawanan atau dibalik 10 derajat ke arah portside atau starboard (eksekusi
kedua).

 Setelah kemudi dibelokan ke arah portside/starboard, maka kapal akan terus berbelok
pada arah semula dengan mengalami penurunan kecepatan belok. Untuk mengetahui
respon kapal terhadap kemudi maka selanjutnya kapal harus dibelokan ke arah
portside/starboard. Ketika kapal sudah mencapai sudut heading 10 derajat ke arah
portside/starboard dari lintasan semula maka selanjutnya kemudi dilawan atau
diarahkan sebaliknya yakni 10 derajat ke arah starboard/portside (eksekusi ketiga).

59
SISTEM KEMUDI
b. Sudut overshoot pertama adalah penambahan dari deviasi sudut heading pada zig -zag
maneuver pada eksekusi kedua.

c. Sudut overshoot kedua adalah penambahan dari deviasi sudut heading pada zig- zag
maneuver pada eksekusi ketiga.

d. Zig-zag maneuver dengan sudut kemudi 20 derajat/20 derajat dilaksanakan


dengan prosedur yang sama dengan urutan prosedur no.3 sampai dengan no.5.

Dalam menganalisa maneuver performance kapal maka pengujian maneuver baik ke arah
portside maupun starboard harus dilaksanakan dengan kondisi sebagai berikut:

 Pengujian dilakukan pada perairan dalam (deep water) atau perairan tak terbatas
(unrestricted water).

 Kondisi perairan atau linkungan yang tenang (calm environment).

 Kondisi sarat penuh (sesuai dengan garis air pada musim panas), even keel.

 Steady approach pada saat speed test.

4.3 MACAM-MACAM PEMBAGIAN KEMUDI

IMO telah merekomendasikan beberapa kriteria standar untuk manuverabilitas kapal. Kriteria
tersebut harus dipenuhi oleh sebuah kapal saat beroperasi baik di perairan yang dalam (deep
water) maupun di perairan terbatas atau beroperasi di sekitar pelabuhan atau di perairan yang
dangkal (restricted and shallow water).

a. Penggolongan Menurut Bentuknya :


1. Unbalanced Rudder
Daun kemudi dengan seluruh bagian belakang poros ikut berputar

60
SISTEM KEMUDI
2. Balanced Rudder
Jenis kemudi yang mempunyai luas daun yang terbagi atas dua bagian, yaitu didepan dan
dibelakang sumbu putar Balanced Rudder dibuat untuk mengurangi kekuatan kemudi
dengan mengimbangi luas daun kemudi didepan dan dibelakang poros putar, umumnya
luas daun kemudi yang didepan poros putar ialah 20-30 % dari luas keseluruhan.

3. Semi Balanced Rudder


Jenis kemudi yang bagian atas termasuk kemudi biasa, tetapi bagian bawah merupakan
kemudi balansir. Kemudi bagian bawah dan atas tetap merupakan suatu bagian atau
Perpaduan daun kemudi unbalanced dengan daun kemudi balanced, ½ bagian atas dari
daun kemudi semi balanced dibuat seperti daun kemudi unbalanced dan ½ bagian bawah
seperti daun kemudi balannced.

61
SISTEM KEMUDI
b. Penggolongan Menurut Bangunannya :
1. Single Plate Rudder ( Daun Kemudi Pelat Tunggal ) yang terbuat dari satu pelat baja.
2. Double Plate Rudder ( Daun Kemudi Pelat Ganda ) ada dua jenis daun kemudi pelat
ganda Yaitu satu terdiri dari 2 pelat tegak daun kemudi yang tebal membungkus lengan
daun kemudi dan yg lain terdiri dari rangka datar dan tegak daun kemudi dan dibungkus
oleh pelat baja menjadikan bentuk dari daun kemudi tersebut (stream Lined)

c. Ditinjau dari penempatannya, daun kemudi dibedakan menjadi :


1. Kemudi melekat. Yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya ditumpu
oleh sepatu kemudi dan seperti gambar berikut :

Gambar Kemudi Melekat

2. Kemudi menggantung. Yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya disangga oleh
bantalan-bantalan kemudi digeladak dan seperti gambar berikut :
62
SISTEM KEMUDI
Gambar kemudi menggantung

3. Kemudi setengah mengantung. Yaitu kemudi yang bebannya disanga oleh bantalan-
bantalan pada tanduk kemudi dan seperti gambar berikut :

Gambar setengah menggantung

Untuk semua jenis kemudi, semuanya terletak pada buritan kapal. Besar sudut kemudi ±
350 kekanan dan ± 350 kekiri, dan dapat mencapai maksimal yaitu± 370 kekanan dan ±
370 kekiri. Keadaan maksimal ini disebut dengan cikar.Stearing gear atau sistem kemudi
digerakkan oleh tekanan hidraulik, untuk itu disiapkan sebuah tangki minyak hidraulik
dan tidak ada tangki cadangan.

4.4 KONSTRUKSI DAUN KEMUDI

Cara menggerakan kapal adalah kemampuan kapal berbelok maupun berputar di perairan.
Maneuverability kapal secara teknis sangat dipengaruhi oleh ukuran utama, daun kemudi, dan
sistem penggerak kapal. Daun kemudi konvensional sebuah kapal akan dimodifikasi menjadi
kemudi ber-tail flap dengan tetap menjaga luasan permukaan nya dan kemudian dibandingkan
kinerja kemudi ber- tail flap dengan kemudi konvensional. Berbagai variasi luasan flap yaitu
20%, 30% dan 40% terhadap luasan daun kemudi tersebut dilakukan untuk mencari bentuk
daun kemudi ber-tail flap yang optimal dari sisi kemampuan daya angkat (lifting).
63
SISTEM KEMUDI
Perhitungan koefisien daya angkat daun kemudi ini akan menggunakan teknik CFD
(Computational Fluid Dynamics). Model matematika gerakan manuver kapal dikembangkan
berdasarkan persamaan linear dinamika kapal. Program komputer SMP (Simple Maneuvering
Program) juga telah dikembangkan untuk mensimulasikan gerakan kapal bermanuver,
sehingga bisa diketahui besarnya peningkatan manuverability ara menggerakan kapal yang
menggunakan bentuk kemudi ber-tail flap terhadap penggunaan kemudi konvensional dalam
uji berputar (turning test).

1. Single Pelat Rudder ( Daun Kemudi tunggal )


Badan utama dari daun kemudi terdiri dari kulit utama yang vertikal dan beberapa lengan
daun kemudi secara horizontal yang disambungkan ke kepingan utama tersebut, kepala
daun kemudi yang dihubungkan pada ujung atas dari kepingan utama dengan sambungan
secara horizontal.

1
8

10

2
4
6

5
9
3

KET Gambar 1

1. Rudder Head 6. Gudgeon


Gambar 1 2. Rudder Post 7. Rudder Pintle
3. Mainpiece 8. Locking Pintle
1 4. Rudder Arm 9. Heel Pintle
5. Rudder Plate 107Horizontal Flange Joint

3
Gambar 2
64
SISTEM KEMUDI
2
4
9

Rudder Pintle 1. Lignum vitae


2. Locking pintle
6. Rudder pintle
3. Heel pintle
7. Gudgeon
4. Heel disc
8. Rudder post
5. Drain hole
9. Gun mental
Kepala daun kemudi dipasang melalui batang daun kemudi yang terletak pada tangki
ceruk belakang dan kemudian dihubungkan ke roda kemudi pada deck.Pada ujung lengan
daun kemudi dipasang pintel (pasak) yang disiapkan ke dalam grudgeon (leher) dipasang
pada poros kemudi.Pasak daun kemudi tersebut berputar dalam leher tadi sebuah brass
sleeve dipasang pada pasak daun kemudi dan kayu pok disisipkan kedalam grugeon untuk
mengurangi gesekan .Pasak daun kemudi paling bawah disebut pasak tumit yang
menunjang berat daun kemudi, pasak in i ditunjang sebuah lingkaran bajah setengah bulat
pada dasar gudgeon terbawah untuk mengurangi gesekan dan untuk mempermuda putaran
poros daun kemudi, penahan pada pasak daun kemudi yang paling atas untuk menahan
sehingga daun kemudi tidak terlepas dari tempatnya akibat hampasan gelombang.
2. Double Plate Rudder ( Daun kemudi pelat ganda )

65
SISTEM KEMUDI
Kapal – kapal besar modern banyak memakai daun kemudi balance dengan konstruksi
pelat ganda yang stream lined, pada bangunan ini daun utama dipasang tepat pada poros
putar yang berfungsi sebagai daun kemudi vertical dan kepala daun kemudi dihubungkan
pada lajur bingkai tengah daun kemudi dengan flens.
Daun kemudi ditunjang baik oleh bingkai buritan atas / bawah atau hanya bagian atas dari
bingkai poros.
a) Pasak (pintles) daun kemudi terdapat pada bagian atas dan bawah daun kemudi
b) Bagian bawah dari kepala daun kemudi yang ditunjang oleh penahanan dan dasar daun
kemudi ditunjang oleh pasak (pintle) daun kemudi.
c) Kepala daun kemudi ditandah dan ditunjang oleh penahan dan tidak ada daun kemudi
yang dipakai

3. Spesial Rudder ( Daun kemudi Khusus)


Macam – macam daun kemudi
a) Oertz Rudder ( daun kemudi Oertz)
Jenis daun kemudi ini terdiri dari tiang daun kemudi yang membentuk bagian depan
dari daun kemudi yang rampang dan berputar bagian belakangnya, bila pada dua
komponen tadi membentuk sudut maka pengaruhnya sama dengan sayap pesawat
udara dan tekanan dengan sendirinya lebih besar yang mengakibatkan daya putranya
lebih baik
b) Contra Rudder ( daun kemudi Kontra)

66
SISTEM KEMUDI
Daun kemudi ini mempunyai bentuk melengkung diujung depan dari poros kemudi
sehingga ia berfungsi dengan sendirinya pada perputaran baling – baling yang mana
dapat membantu daya tolak yang efesien dari baling – baling tersebut.
c) Aktive Rudder ( daun kemudi aktif )
Daun – daun kemudi yang dipasang baling – baling dengan tenaga motor pada bagian
belakangnya disebut daun kemudi aktif jenis daun kemudi ini menimbulkan tenaga
kekuatan searah dengan daun kemudi, meskipun mesin induk tidak jalan pengaruh
yang disebabkan oleh baling – baling ini masih dapat dirasahkan

4.5 SISTEM PENGENDALIAN KEMUDI

4.5.1 Follow Up
Cara Pengemudian kapal dengan sistem ini menggunakan kemudi biasa ( manual) dengan
dibantu seorang juru mudi yang memagang roda kemudi dianjungan. Seorang juru mudi
tinggal mengikuti perintah Nakhoda atau perwira jaga atau seorang pandu.apabila kapal
sedang berolah gerak memasuki perairan sempit dan rame ini disebut juga pengemudian
secara normal.
Jika roda kemudi diletakan pada suatu posisi 150 kekanan, maka dengan sendirinya daun
kemudi akan menyimpang 150 kekanan. Biala roda kemudi diputar sehingga tengah – tengah,
maka daun kemudi akan menunjukan tengah –tengah atau sejajar dengan garis lunas kapal.
Pada saat roda kemudi diputar , maka terjadi perbedaan tegangan pada excuiter yang
kemudian menggerakan motor dan menggerakan kwandran setelah mendapat kesetaraan dari
peralatan yang disebut resetting device (penyelaras gerak) . pada mesin kemudi buatan
Mitsui jepang ( tokimec), sinyal yang diberikan dari tindakan memutar roda kemudi akan
diteruskan ke kerangan selenoid sehingga beroperasi yaitu adanya alairan minyak hidraulik
dari satu tempat ke tempat lain yang akan menggerakan motor dan kemudian akan
menggerakan daun kemudi. Selain itu penggerak minyak hidraulik juga memberikan sinyal
pada unit repeat back, sehingga apabila daun kemudi sudah menunjukan sesuai dengan
perintah yang diberikan, maka keranan selenoid akan berhenti beroperasi artitinya motor juga
tidak akan berkerja dan keadaan akan berimbang.
Dengan menggunkan cara ini operasi yang terjadi agak lamban karena melalui suatu proses
penyeteraaan atau komfirmasi antara operasi keranan selenoid, gerakan motor, gerakan daun
kemudi dan penunjukan indicator daun kemudi (proses melalui repeat back unit)

67
SISTEM KEMUDI
4.5.2 Non Follow Up (NFU)
Pada pengemudian dengan cara ini menggunakan tangkai kemudi ( bukan roda kemudi) yang
dapat kembali pada posisi semula segera setelah dilepaskan untuk menggerakan daun kemudi,
maka tangkai kemudi lever ini harus ditekan. Non Fellow Up dapat digunakan apabila ada
kerusakan pasa cara manual ataupun auto pilot.
Gambar

4.5.3 Auto Pilot


Pengemudian kapal secara auto pilot adalah sistem yang digunakan dengan secara otomatis
atau memindahkan perintah kemudi pada sistem auto pilot.pengemudian dengan
menggunakan auto dapat digunakan apabila kapal berlayar didaerah samudra dengan haluan
tetap pada waktu yang cukup lama dan dengan keadaan cuaca yang cukup baik.
Gambar

68
SISTEM KEMUDI
4.6 BAGIAN – BAGIAN DARI PENGEMUDIAN KAPAL

4.6.1 Difinisi pada bagian depan kemudi


1) Power Supply : tenaga listrik dan kelistrikan kapal yang digunakan untuk
mengoperasikan sistem kemudi secara keseluruhan
2) Steering Stand : Unit roda kemudi yang terdapat dianjungan
3) Telemotor (repeat back unit )

69
SISTEM KEMUDI
4) Steering Engine : mesin kemudi yang terletak diikamar kemudi / ruang mesin kemudi
beserta kwadran kemudi
5) Rudder unit : daun kemudi dengan tangkai daun kemudi ( rudder stock) yang
dihubungkan dengan kwadran
6) Rudder indicator : Meter penunjuk arah penyimpangan daun kemudi yang terletak
dianjungan umunya pada kapal niaga alat ini ada tiga buah yaitu : depan roda kemudi dan
dua yang lain berada masing – masing disisi kiri dan kanan luar anjungan.
7) Rate of turn indicator : alat penunjuk kecepatan gerakan pembelokan kapal ke kanan dan
kekiri berada di anjungan kapal.

4.7 ABA – ABA MENGEMUDI KAPAL

Prinsip pengemudian kapal bahwa semua perintah kemudi yang diberikan harus diulangi oleh
juru mudi dan mualim jaga sebagai pemberi perintah harus memastikan bahwa perinta
tersebut dilaksanakan benar dan tepat . semua perintah kemudi harus dipertahankan
kedudukanya sampai ada perintah yang lain dan juru mudi harus segera melaporkan bila kapal
tidak ada pergerakan.
Aba – aba kemudi yang sering digunakan diatas kapal
No Perintah Meaning Artinya
1 Mid ship Rudder to be held in the fore and Daun kemudi sejajar lunas
(tengah –tengah kemudi) aft position( steer the wheel so kapal, kemudi tengah2 sehingga
that the rudder indicator pointed rudder indicator menunjukan
to 0 angka Nol
2 Starboard ten 100 starbord rudder to be held Daun kemudi diputar kekanan
Steer the wheel so that the rudder sehingga rudder indicator

70
SISTEM KEMUDI
indicator pointed 100 to the right menunjuk 100 ke kanan
(starboarside)
3 Port five (daun kemudi 50 port rudder to be held Kemudi diputar kekiri sehingga
menunjukan kekiri 50) Steer the wheel so that the rudder rudder indicator menunju 50 ke
indicator pointed 50 to the laft kiri
/port side
4 Steady as she goes Steer a steady course on the Juru mudi menyebutkan
(mengemudi pada haluan compass heading indicated at the penunjukan pedoman disaat
yang tetap berdasarkan time of the order menerima perintah, setelah kapal
penunjuk pedoman pada tetp pada penunjukan tersebut
saat perintah diberikan) maka ia meneriakan steady on
kapal tetap pada haluan atau
arah yg dinginkan.
5 Ease to five (kurangi Reduce amount of rudder to 50 Kurangi kemudi hingga 50.
kemudi 50) Steer the wheel from for example Kemudi diputar dari 150 kiri
from 100 or 150 to 50, if the menjadi 100 ke kiri atau 50 ke
previous wheel was port 150 then kiri
make it port 50
6 Hard a port or hard a Rudder to be held fully over to kemudi diputar penuh kekiri atau
starboard( kemudi cikar port or starboard, the wheel shall kekanan atau putaran kemudi
kiri atau kanan) be fully turn to port or starboard 350
or as usual the hard wheel is
effeetively on 350

7 Nothing to port/starboard Avoid allowing the vessel’s Menghindari haluan kapal


(tidak kekiri dan kekanan) heading to port/starboard bergerak kekiri dan kekanan
8 Meet her (balas) Check the swing of the vessel Membuat gerakan haluan kapal
heading in a turn kearah sebaliknya secra perlahan
9 What is your heading Berapa penunjkan haluan anda ?
10 Keep the Pertahankan agar
bouy/mark/beacon on port pelampung/marka/rambu tetap
side /starboardside berada di sebelah kiri /kanan
kapal
11 Report if she does not Laporkan jika kemudi tidak
answer the wheel berfungsi
12 Finish wiht wheel, no Selesai kemudi tidak ada lagi

71
SISTEM KEMUDI
more steering gerakan kemudi

Keterangan :
1. Roda kemudi ( jantera ) 6. Pegas
2. Celaga kemudi 7. Tongkat kemudi
3. Tranmisi 8. Daun kemudi
4. Kuadran kemudi 9. Roda gigi penggerak
5. Motor listrik 10. Ulir cacing

72
SISTEM KEMUDI
1. Cara Pengoperasian Kemudi
Untuk mengoperasikan kemudi pada kapal dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
1. Operasi secara remot kontrol atau anjungan,
2. Operasi secara manual atau lokal,
3. Operasi secara langsung dengan rantai.

Untuk operasi secara remot kontrol, kepekaan mencapai 0.60, jika kurang dari tersebur maka
tidak ada reaksi dari kemudi. Mesin kemudi elektrik hanya ada satu jika gagal tidak ada yang
lain. Dari pengoperasian secara remot kontrol ( anjungan ) ke operasi manual atau lokal tidak
ada katup-katup yang diubah, kwadran meneruskan kekemudi poros, kemudian dikuatkan
dengan spie. Batang penghubung antara batang penghubung kanan dengan batang
penghubung bias diatur 2.5 mm. Hubungan hidraulik kemudi dengan kwadran dihubungkan
dengan katup searah untuk menjamin posisinya. Untuk mengoperasikan secara manual
terdapat katup bypass yang harus dibuka agar tidak terjadi perlawanan tekanan. Beda voltage

73
SISTEM KEMUDI
mengakibarkan reaksi suatu pompa yang mana pompa ini akan mendorong kemudi sesuai
yang dikehendaki, seterusnya atau terjadi feed back

Pada daun kemudi itu sendiri, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Daun kemudi yang diisi olie,
2. Daun kemudi yang dibiarkan kosong.

Olie yang diisikan pada daun kemudi itu bertujuan untuk menambah berat atau bobot dari
kemudi, sehingga daun kemudi dapat setabil. Atau olie yang diisikan hanya sekedar untuk
mengetes dari daun kemudi itu sendiri. Jika pada waktu diisi oleh olie terjadi kebocoran maka
kebocoran dapat dideteksi oleh adanya olie yang diisikan tadi dan setelah itu daun kemudi
diperbaiki dengan cara dilas. Tujuan dari semuanya itu adalah untuk mendapatkan daun
kemudi yang baik. Apabila terdapat lubang pada daun kemudi hal ini bisa memicu terjadinya
kekeroposan dan akan menyebabkan kerusakan pada daun kemudi. Sedangkan untuk jenis
kemudi yang kosong, kekosongan ini dimaksudkan untuk menimbulkan daya apung dan
untuk memperingan dari daun kemudi itu sendiri

2. Bagian Utama Sistem Kemudi


Sistem kemudi memiliki tiga bagian utama yaitu :
1. Hidrolis : Berfungsi sebagai penggerak daun kemudi melalui rudder stoke,
sehingga kemudi dapat bergerak bersama pada saat belok dan juga
berfungsi untuk meringankan gerakan daun kemudi pada saat digerakkan
2. Rudder stoke / poros kemudi : Poros yang mengikat rudder blade dan penerus gaya dari
sistem hidrolis kedaun kemudi
3. Rudder blade / daun kemudi : berfungsi untuk membelokkan arah aliran air yang
disebabkan oleh baling-baling sehingga dapat membelokkan kapal.

3. Prinsip Kerja Kemudi


1. Menggunakan satu motor listrik dan satu dash board untuk pengoperasian. Dash board ini
terletak diruang kemudi.
2. Motor kemudi disupply oleh dua jala-jala yang terpisah. Hal ini bertujuan agar jika jala-
jala lambung kanan off maka masih bisa menggunakan jalajala lambung kiri.
3. Terdapat saklar emergency yang fungsinya untuk menjamin adanya pensupplyan dari sisi
kesisi lainnya (sisi jala-jala). Jadi jika motor oleh jala-jala kanan maka jala-jala kiri akan

74
SISTEM KEMUDI
off. Demikian juga sebalikknya. Jadi hal ini untuk menjamin agar pensupplyan diberi oleh
satu sisi jalajala.
4. Jala-jala pokok disupply dari ruang kontrol dan jala-jala control disupply dari ruang
anjungan.
5. Jala-jala listrik pokok selalu “ on” setiap saat kecuali pada saat maintenance “off”
6. Jala- jala listrik kontrol di “ on “ manakala kemudi akan dioperasikan .
7. Sistem kontrol disupply oleh arus bolak balik 110 volt 50 hz / 220/380.
8. Sistem kontrol listrik merupakan sistem kontrol terputus dengan sistem mekanik
9. Repeater dari pada kedudukan kemudi ada 4 :
- Mekanik
- diruang kemudi
- dianjungan tertutup
- dianjungan terbuka
10. Untuk indikator kemudi juga ada 4 :
- pada pompa
- diruang kemudi
- dianjungan tertutup
- dianjungan terbuka

75
SISTEM KEMUDI

Anda mungkin juga menyukai