4
SISTEM KEMUDI
Pengemudian kapal adalah Bagian Penting tugas navigator bagaimana cara membawa kapal
tetap ke garis haluan yang telah ditentukan.
kemudi kapal dan instalasinya adalah suatu sistem didalam kapal yang memegang peranan
penting di dalam pelayaran dan menjamin kemampuan olah gerak kapal tersebut. Pada saat
seorang navigator sedang mengemudikan kapalnya
Ada beberapa jenis dan type mesin kemudi di atas kapal antara laian :
Pada saat kapal sedang berlayar, kapal akan mengalami pengaruh ganggun dari luar di
antaranya yaitu :
1. Arus
2. Angin
3. Ombak
55
SISTEM KEMUDI
Sedangkan gangguan dari dalam antara lain :
1. Konstruksi kapal itu sendiri dan
2. putaran baling – baling
kapal dengan baling – baling tunggal (putaran kekanan) akan mempunyai pengaruh merubah
haluan sejati (Hs) kapal cendrung selalu kekanan untuk dapat menstabilakan haluan sejati
(Hs) kapal atau mengendalikanya di perlukan unsur – unsur pengemudian
56
SISTEM KEMUDI
hydrodinamis yang bekerja pada kapal. gaya-gaya ini terjadi karena ada air yang mengalir
melewatinya.arus air yang bergerak ini akan mempengaruhi unsur-unsur pengemudian
tersebut. Pengemudian kapal adalah sebagian tugas Navigator yang sangat penting dalam
melayarkan sebuah kapal.
Adapun tujuan dari Pengemudian adalah untuk membawa kapal kegaris haluan yang telah
ditentukan dan merupakan suatu upaya untuk mempertahankan agar kapal tetap pada garis
haluannya yang di inginkan.
57
SISTEM KEMUDI
paraller atau penunjuk dekometer pada RADAR berubah, maka navigator segera
memberikan aba- aba kepada juru mudi.
Navigator perlu meruba haluan sedemikin rupa, sehingga setelah selang waktu
tertentu,kedua suar yg berada dihaluan terlihat berimpit kembali atau gema acuan suda
kembali pada index atau diberikan lagi pada nilai decometer yang gtetap pada RADAR.
Jika kita tidak mendapat acuan ektern ini, kapal tidak dapatdikemudikan sedemikian rupa
agar Hd (heading direction) atau Hp (haluan pedoman)nya dapat ditahan secara konstan.
Apabila navigator tidak melakukan upaya tersebut maka kapal tidak mungkin dapat
mengikuti alur pelayaran sesuai loxondrom tertentu.
Tetapi untuk sementera navigator sudah berupaya untuk menempatkan posisi kapal yang
paling mendekati.
Loxondrom
Ialah suatu garis lurus dipeta yang memotong derajah-derajah dengan sudut yang sama
besarnya yang menghubungkan antara 2 tempat dibumi. (pada kenyataannya garis lurus
tersebut dibumi merupakan garis lengkung).
Orthodrom
Ialah haluan yangditempuh oleh kapal dengan menggunakan jarak perjalanan yang
terpendek, jadi diatas bumi yang berbangun bulat itu menurut lingkaran besar yang
memotong derajah-derajah di atas sudut yang tidak sama besarnya mengikuti lintas
lengkung mengakibatkan bahwa Hs atau Hd atau Hp berubah secara kontinyu, kecepatan
perubahan ∧ Hs dapat ditunjukan oleh “Rate of turn indicator”.
Hs = haluan sejati
Hd= heading direction
Hp= haluan pedoman
Pengemudi pada lintas lengkunga ini sekarang dapat terlaksana sedemikian rupa, sehingga
dapat dipertahankan ∧ Hs yang konstan
Daun Kemudi adalah alat untuk mengubah arah kapal yang langsung berhubungan dengan
gaya geser yang melewati lambung kapal,Baik itu untuk kapal kecil maupun besar.kemudi
digunakan untuk mengemudikan kapal termasuk mengolah gerak dan mempertahankan arah
haluan kapal.
58
SISTEM KEMUDI
Daun kemudi biasanya ditempatkan pada buritan sebuah kapal, besar dan bentuk daun kemudi
tergantung dari panjang dan sarat badan kapal didalam air .
Dalam maneuvering sebuah kapal, prosedur yang digunakan mengacu kepada peraturan
standar kemampuan maneuver kapal yang direkomendasikan oleh International Maritime
Organization (IMO) yakni resolusi MSC.137 (76) annex.6 tertanggal 4 Desember 2002 dan
mulai diterapkan sejak tanggal 1 Januari 2004, yang mana resolusi ini merupakan amandemen
terhadap resolusi sebelumnya yakni A.751 (18) mengenai standar kemampuan berolah gerak
kapal. mengacu kepada penjelasan resolusi tersebut di atas, sebagaimana yang telah
direkomendasikan oleh International Maritime Organization (IMO), aturan standar yang
dimaksud disini didasarkan atas pengertian bahwa kemampuan maneuver kapal dapat
dievaluasi berdasarkan karakteristik dari pengujian maneuver seperti biasanya atau secara
konvensional, dimana kapal yang dimaksud adalah kapal yang memiliki panjang 100 meter
atau lebih (kecuali tanker dan gas carrier) dengan menggunakan sistem propulsi dan sistem
kemudi (steering) konvensional yakni gaya dorong kapal dihasilkan oleh propeller yang
digerakan oleh poros propeller. Standar maneuver dan terminologinya didefinisikan sebagai
berikut :
a. Zig zag maneuver dengan sudut kemudi 10 derajat/10 derajat dilaksanakan dengan
prosedur sebagai berikut :
Setelah tercapai steady approach dengan percepatan yawing sama dengan nol, maka
kemudi dibelokan sebesar 10 derajat ke arah starboard atau portside (eksekusi
pertama).
Pada saat sudut heading berubah 10 derajat dari sudut heading semula, maka kemudi
dibelokan berlawanan atau dibalik 10 derajat ke arah portside atau starboard (eksekusi
kedua).
Setelah kemudi dibelokan ke arah portside/starboard, maka kapal akan terus berbelok
pada arah semula dengan mengalami penurunan kecepatan belok. Untuk mengetahui
respon kapal terhadap kemudi maka selanjutnya kapal harus dibelokan ke arah
portside/starboard. Ketika kapal sudah mencapai sudut heading 10 derajat ke arah
portside/starboard dari lintasan semula maka selanjutnya kemudi dilawan atau
diarahkan sebaliknya yakni 10 derajat ke arah starboard/portside (eksekusi ketiga).
59
SISTEM KEMUDI
b. Sudut overshoot pertama adalah penambahan dari deviasi sudut heading pada zig -zag
maneuver pada eksekusi kedua.
c. Sudut overshoot kedua adalah penambahan dari deviasi sudut heading pada zig- zag
maneuver pada eksekusi ketiga.
Dalam menganalisa maneuver performance kapal maka pengujian maneuver baik ke arah
portside maupun starboard harus dilaksanakan dengan kondisi sebagai berikut:
Pengujian dilakukan pada perairan dalam (deep water) atau perairan tak terbatas
(unrestricted water).
Kondisi sarat penuh (sesuai dengan garis air pada musim panas), even keel.
IMO telah merekomendasikan beberapa kriteria standar untuk manuverabilitas kapal. Kriteria
tersebut harus dipenuhi oleh sebuah kapal saat beroperasi baik di perairan yang dalam (deep
water) maupun di perairan terbatas atau beroperasi di sekitar pelabuhan atau di perairan yang
dangkal (restricted and shallow water).
60
SISTEM KEMUDI
2. Balanced Rudder
Jenis kemudi yang mempunyai luas daun yang terbagi atas dua bagian, yaitu didepan dan
dibelakang sumbu putar Balanced Rudder dibuat untuk mengurangi kekuatan kemudi
dengan mengimbangi luas daun kemudi didepan dan dibelakang poros putar, umumnya
luas daun kemudi yang didepan poros putar ialah 20-30 % dari luas keseluruhan.
61
SISTEM KEMUDI
b. Penggolongan Menurut Bangunannya :
1. Single Plate Rudder ( Daun Kemudi Pelat Tunggal ) yang terbuat dari satu pelat baja.
2. Double Plate Rudder ( Daun Kemudi Pelat Ganda ) ada dua jenis daun kemudi pelat
ganda Yaitu satu terdiri dari 2 pelat tegak daun kemudi yang tebal membungkus lengan
daun kemudi dan yg lain terdiri dari rangka datar dan tegak daun kemudi dan dibungkus
oleh pelat baja menjadikan bentuk dari daun kemudi tersebut (stream Lined)
2. Kemudi menggantung. Yaitu kemudi yang sebagian besar bebannya disangga oleh
bantalan-bantalan kemudi digeladak dan seperti gambar berikut :
62
SISTEM KEMUDI
Gambar kemudi menggantung
3. Kemudi setengah mengantung. Yaitu kemudi yang bebannya disanga oleh bantalan-
bantalan pada tanduk kemudi dan seperti gambar berikut :
Untuk semua jenis kemudi, semuanya terletak pada buritan kapal. Besar sudut kemudi ±
350 kekanan dan ± 350 kekiri, dan dapat mencapai maksimal yaitu± 370 kekanan dan ±
370 kekiri. Keadaan maksimal ini disebut dengan cikar.Stearing gear atau sistem kemudi
digerakkan oleh tekanan hidraulik, untuk itu disiapkan sebuah tangki minyak hidraulik
dan tidak ada tangki cadangan.
Cara menggerakan kapal adalah kemampuan kapal berbelok maupun berputar di perairan.
Maneuverability kapal secara teknis sangat dipengaruhi oleh ukuran utama, daun kemudi, dan
sistem penggerak kapal. Daun kemudi konvensional sebuah kapal akan dimodifikasi menjadi
kemudi ber-tail flap dengan tetap menjaga luasan permukaan nya dan kemudian dibandingkan
kinerja kemudi ber- tail flap dengan kemudi konvensional. Berbagai variasi luasan flap yaitu
20%, 30% dan 40% terhadap luasan daun kemudi tersebut dilakukan untuk mencari bentuk
daun kemudi ber-tail flap yang optimal dari sisi kemampuan daya angkat (lifting).
63
SISTEM KEMUDI
Perhitungan koefisien daya angkat daun kemudi ini akan menggunakan teknik CFD
(Computational Fluid Dynamics). Model matematika gerakan manuver kapal dikembangkan
berdasarkan persamaan linear dinamika kapal. Program komputer SMP (Simple Maneuvering
Program) juga telah dikembangkan untuk mensimulasikan gerakan kapal bermanuver,
sehingga bisa diketahui besarnya peningkatan manuverability ara menggerakan kapal yang
menggunakan bentuk kemudi ber-tail flap terhadap penggunaan kemudi konvensional dalam
uji berputar (turning test).
1
8
10
2
4
6
5
9
3
KET Gambar 1
3
Gambar 2
64
SISTEM KEMUDI
2
4
9
65
SISTEM KEMUDI
Kapal – kapal besar modern banyak memakai daun kemudi balance dengan konstruksi
pelat ganda yang stream lined, pada bangunan ini daun utama dipasang tepat pada poros
putar yang berfungsi sebagai daun kemudi vertical dan kepala daun kemudi dihubungkan
pada lajur bingkai tengah daun kemudi dengan flens.
Daun kemudi ditunjang baik oleh bingkai buritan atas / bawah atau hanya bagian atas dari
bingkai poros.
a) Pasak (pintles) daun kemudi terdapat pada bagian atas dan bawah daun kemudi
b) Bagian bawah dari kepala daun kemudi yang ditunjang oleh penahanan dan dasar daun
kemudi ditunjang oleh pasak (pintle) daun kemudi.
c) Kepala daun kemudi ditandah dan ditunjang oleh penahan dan tidak ada daun kemudi
yang dipakai
66
SISTEM KEMUDI
Daun kemudi ini mempunyai bentuk melengkung diujung depan dari poros kemudi
sehingga ia berfungsi dengan sendirinya pada perputaran baling – baling yang mana
dapat membantu daya tolak yang efesien dari baling – baling tersebut.
c) Aktive Rudder ( daun kemudi aktif )
Daun – daun kemudi yang dipasang baling – baling dengan tenaga motor pada bagian
belakangnya disebut daun kemudi aktif jenis daun kemudi ini menimbulkan tenaga
kekuatan searah dengan daun kemudi, meskipun mesin induk tidak jalan pengaruh
yang disebabkan oleh baling – baling ini masih dapat dirasahkan
4.5.1 Follow Up
Cara Pengemudian kapal dengan sistem ini menggunakan kemudi biasa ( manual) dengan
dibantu seorang juru mudi yang memagang roda kemudi dianjungan. Seorang juru mudi
tinggal mengikuti perintah Nakhoda atau perwira jaga atau seorang pandu.apabila kapal
sedang berolah gerak memasuki perairan sempit dan rame ini disebut juga pengemudian
secara normal.
Jika roda kemudi diletakan pada suatu posisi 150 kekanan, maka dengan sendirinya daun
kemudi akan menyimpang 150 kekanan. Biala roda kemudi diputar sehingga tengah – tengah,
maka daun kemudi akan menunjukan tengah –tengah atau sejajar dengan garis lunas kapal.
Pada saat roda kemudi diputar , maka terjadi perbedaan tegangan pada excuiter yang
kemudian menggerakan motor dan menggerakan kwandran setelah mendapat kesetaraan dari
peralatan yang disebut resetting device (penyelaras gerak) . pada mesin kemudi buatan
Mitsui jepang ( tokimec), sinyal yang diberikan dari tindakan memutar roda kemudi akan
diteruskan ke kerangan selenoid sehingga beroperasi yaitu adanya alairan minyak hidraulik
dari satu tempat ke tempat lain yang akan menggerakan motor dan kemudian akan
menggerakan daun kemudi. Selain itu penggerak minyak hidraulik juga memberikan sinyal
pada unit repeat back, sehingga apabila daun kemudi sudah menunjukan sesuai dengan
perintah yang diberikan, maka keranan selenoid akan berhenti beroperasi artitinya motor juga
tidak akan berkerja dan keadaan akan berimbang.
Dengan menggunkan cara ini operasi yang terjadi agak lamban karena melalui suatu proses
penyeteraaan atau komfirmasi antara operasi keranan selenoid, gerakan motor, gerakan daun
kemudi dan penunjukan indicator daun kemudi (proses melalui repeat back unit)
67
SISTEM KEMUDI
4.5.2 Non Follow Up (NFU)
Pada pengemudian dengan cara ini menggunakan tangkai kemudi ( bukan roda kemudi) yang
dapat kembali pada posisi semula segera setelah dilepaskan untuk menggerakan daun kemudi,
maka tangkai kemudi lever ini harus ditekan. Non Fellow Up dapat digunakan apabila ada
kerusakan pasa cara manual ataupun auto pilot.
Gambar
68
SISTEM KEMUDI
4.6 BAGIAN – BAGIAN DARI PENGEMUDIAN KAPAL
69
SISTEM KEMUDI
4) Steering Engine : mesin kemudi yang terletak diikamar kemudi / ruang mesin kemudi
beserta kwadran kemudi
5) Rudder unit : daun kemudi dengan tangkai daun kemudi ( rudder stock) yang
dihubungkan dengan kwadran
6) Rudder indicator : Meter penunjuk arah penyimpangan daun kemudi yang terletak
dianjungan umunya pada kapal niaga alat ini ada tiga buah yaitu : depan roda kemudi dan
dua yang lain berada masing – masing disisi kiri dan kanan luar anjungan.
7) Rate of turn indicator : alat penunjuk kecepatan gerakan pembelokan kapal ke kanan dan
kekiri berada di anjungan kapal.
Prinsip pengemudian kapal bahwa semua perintah kemudi yang diberikan harus diulangi oleh
juru mudi dan mualim jaga sebagai pemberi perintah harus memastikan bahwa perinta
tersebut dilaksanakan benar dan tepat . semua perintah kemudi harus dipertahankan
kedudukanya sampai ada perintah yang lain dan juru mudi harus segera melaporkan bila kapal
tidak ada pergerakan.
Aba – aba kemudi yang sering digunakan diatas kapal
No Perintah Meaning Artinya
1 Mid ship Rudder to be held in the fore and Daun kemudi sejajar lunas
(tengah –tengah kemudi) aft position( steer the wheel so kapal, kemudi tengah2 sehingga
that the rudder indicator pointed rudder indicator menunjukan
to 0 angka Nol
2 Starboard ten 100 starbord rudder to be held Daun kemudi diputar kekanan
Steer the wheel so that the rudder sehingga rudder indicator
70
SISTEM KEMUDI
indicator pointed 100 to the right menunjuk 100 ke kanan
(starboarside)
3 Port five (daun kemudi 50 port rudder to be held Kemudi diputar kekiri sehingga
menunjukan kekiri 50) Steer the wheel so that the rudder rudder indicator menunju 50 ke
indicator pointed 50 to the laft kiri
/port side
4 Steady as she goes Steer a steady course on the Juru mudi menyebutkan
(mengemudi pada haluan compass heading indicated at the penunjukan pedoman disaat
yang tetap berdasarkan time of the order menerima perintah, setelah kapal
penunjuk pedoman pada tetp pada penunjukan tersebut
saat perintah diberikan) maka ia meneriakan steady on
kapal tetap pada haluan atau
arah yg dinginkan.
5 Ease to five (kurangi Reduce amount of rudder to 50 Kurangi kemudi hingga 50.
kemudi 50) Steer the wheel from for example Kemudi diputar dari 150 kiri
from 100 or 150 to 50, if the menjadi 100 ke kiri atau 50 ke
previous wheel was port 150 then kiri
make it port 50
6 Hard a port or hard a Rudder to be held fully over to kemudi diputar penuh kekiri atau
starboard( kemudi cikar port or starboard, the wheel shall kekanan atau putaran kemudi
kiri atau kanan) be fully turn to port or starboard 350
or as usual the hard wheel is
effeetively on 350
71
SISTEM KEMUDI
more steering gerakan kemudi
Keterangan :
1. Roda kemudi ( jantera ) 6. Pegas
2. Celaga kemudi 7. Tongkat kemudi
3. Tranmisi 8. Daun kemudi
4. Kuadran kemudi 9. Roda gigi penggerak
5. Motor listrik 10. Ulir cacing
72
SISTEM KEMUDI
1. Cara Pengoperasian Kemudi
Untuk mengoperasikan kemudi pada kapal dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu :
1. Operasi secara remot kontrol atau anjungan,
2. Operasi secara manual atau lokal,
3. Operasi secara langsung dengan rantai.
Untuk operasi secara remot kontrol, kepekaan mencapai 0.60, jika kurang dari tersebur maka
tidak ada reaksi dari kemudi. Mesin kemudi elektrik hanya ada satu jika gagal tidak ada yang
lain. Dari pengoperasian secara remot kontrol ( anjungan ) ke operasi manual atau lokal tidak
ada katup-katup yang diubah, kwadran meneruskan kekemudi poros, kemudian dikuatkan
dengan spie. Batang penghubung antara batang penghubung kanan dengan batang
penghubung bias diatur 2.5 mm. Hubungan hidraulik kemudi dengan kwadran dihubungkan
dengan katup searah untuk menjamin posisinya. Untuk mengoperasikan secara manual
terdapat katup bypass yang harus dibuka agar tidak terjadi perlawanan tekanan. Beda voltage
73
SISTEM KEMUDI
mengakibarkan reaksi suatu pompa yang mana pompa ini akan mendorong kemudi sesuai
yang dikehendaki, seterusnya atau terjadi feed back
Pada daun kemudi itu sendiri, dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Daun kemudi yang diisi olie,
2. Daun kemudi yang dibiarkan kosong.
Olie yang diisikan pada daun kemudi itu bertujuan untuk menambah berat atau bobot dari
kemudi, sehingga daun kemudi dapat setabil. Atau olie yang diisikan hanya sekedar untuk
mengetes dari daun kemudi itu sendiri. Jika pada waktu diisi oleh olie terjadi kebocoran maka
kebocoran dapat dideteksi oleh adanya olie yang diisikan tadi dan setelah itu daun kemudi
diperbaiki dengan cara dilas. Tujuan dari semuanya itu adalah untuk mendapatkan daun
kemudi yang baik. Apabila terdapat lubang pada daun kemudi hal ini bisa memicu terjadinya
kekeroposan dan akan menyebabkan kerusakan pada daun kemudi. Sedangkan untuk jenis
kemudi yang kosong, kekosongan ini dimaksudkan untuk menimbulkan daya apung dan
untuk memperingan dari daun kemudi itu sendiri
74
SISTEM KEMUDI
off. Demikian juga sebalikknya. Jadi hal ini untuk menjamin agar pensupplyan diberi oleh
satu sisi jalajala.
4. Jala-jala pokok disupply dari ruang kontrol dan jala-jala control disupply dari ruang
anjungan.
5. Jala-jala listrik pokok selalu “ on” setiap saat kecuali pada saat maintenance “off”
6. Jala- jala listrik kontrol di “ on “ manakala kemudi akan dioperasikan .
7. Sistem kontrol disupply oleh arus bolak balik 110 volt 50 hz / 220/380.
8. Sistem kontrol listrik merupakan sistem kontrol terputus dengan sistem mekanik
9. Repeater dari pada kedudukan kemudi ada 4 :
- Mekanik
- diruang kemudi
- dianjungan tertutup
- dianjungan terbuka
10. Untuk indikator kemudi juga ada 4 :
- pada pompa
- diruang kemudi
- dianjungan tertutup
- dianjungan terbuka
75
SISTEM KEMUDI