BATAM
Jasa lalu-lintas kapal
(vessel traffic services – VTS)
• Materi pembelajaran Menejemen Jasa Lalu Lintas Kapal kali ini akan
membahas pengoperasian pusat pelayanan lalu lintas kapal (vessel traffic
system - VTS) Batam
• VTS Batam berada di selat Malaka dan dibangun dan dioperasikan oleh
Direktorat Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan misi
untuk meningkatkan keselamatan pelayaran kapal dan meningkatkan
efisiensi navigasi pelayaran kapal di selat Malaka
• Era globalisasi menimbulkan jumlah dan teknologi kapal terus berkembang
berujung pada peningkatan traffik dan dimensi kapal sehingga pengaturan
sistem penggunaan alur terus berkemban
• Bagaimana stasiun VTS memberikan kemudahan dalam melayani kapal
yang melintas melalui interaksi dengan kapal untuk mengatasi situasi lalu-
lintas yang berkembang di daerah VTS Batam.
• Selamat belajar!
Pelayanan Lalu Lintas VTS Wilayah
SELAT MALAKA BATAM
Upaya VTS mengatur Lalu Lintas Kapal agar
terhindar potensi bahaya tubrukan
DAERAH JANGKAUAN VTS BATAM
Wilayah Pelayanan Lalu Lintas VTS
Batam (Vessel Traffic System - VTS)
• Wilayah operasional VTS Batam meliputi
– Sepuluh (10) pelabuhan terdiri dari Sekupang, Tanjung Uncang, Sambu, Batu
Ampar, Batam Center, Nongsa, Kabul, telaga Pungkur, Tanjung Uban, Lagoi
– Tiga (3) wilayah labu jangkar terdiri dari Selat Durian, Batu Ampar dan Kabil
Dalam
– Satu (1) wilayah Ship to Ship Transfer (STS Area)
• Alur pelayaran Selat Malaka dapat dilayari untuk kapal yang memiliki draft 6,9 – 8,8
meter namun bagi kapal-kapal yang memiliki draft 15 – 20 meter diwajibkan
memasuki alur Traffic Separate Scheme (TSS)
• Zonasi fungsi laut berada pada area antara zonasi alur pelayaran selat Durian
hingga zonasi alur selat Singapura terdapat karang, pipa/kabel yang berpotensi
terhadap kecelakaan kapal di laut.
• Peta laut eksisting dari Distrik Navigasi Tanjung Pinang menunjukkan kedalaman
alur Selat Malaka bervariasi antara - 8,5 s.d - 25 m LWS.
• Pada lokasi antara buoy One Fathom Bank hingga selat Horsburgh kedalaman rata-
rata 25 m LWS.
MEKANISME OPERASI VTS & KAPAL
KEBERADAAN SELAT MALAKA
• Perkembangan lalu lintas kapal-kapal di Selat Malaka hingga Singapura
umumnya sejalan dengan peningkatan perekonomian dunia yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun sehingga lalu lintas kapal
semakin ramai dan padat yang kadangkala diikuti pula dengan terjadinya
kecelakaan kapal khususnya diwilayah perairan berbahaya dan terbatas
(Constrained Waters).
• Kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal di selat Malaka banyak
dipengaruhi oleh
– Karakteristik kapal dan frekuensi kapal
– Kondisi Alur pelayaran khususnya pada area TSS
• Pelayanan stasiun VTS Batam melayani permintaan nakhoda kapal
• Penegakan hukum dari kebijakan SOLAS terutama dalam kewajiban kapal
mengaktifkan peralatan AIS dan melaporkan kapal saat melintasi
SROP/VTS
Dasar Hukum Pengoperasian VTS Batam
• Undang-undang nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
• Peraturan Pemerintah nomor 51Tahun 2002 tentang Perkapalan
• Peraturan Pemerintah nomor 61Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
• Peraturan Pemerintah nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
• Keputusan Presiden nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International
Konvensional untuk Keselamatan Jiwa di Laut, 1974 (SOLAS)
• Peraturan Presiden nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentujan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah dirubah terakhir dengan keputusan
Presiden nomor 91 tahun 2011
• Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departenen Perhubungan
• Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Pengiriman
Telekomunikasi
• Surat Keputusan Menteri Perhubungan no 173 / AL.401 / PHB-84 tentang berlakunya
The IALA Maritime Buoyage System Daerah A dalam urutan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran di Indonesia
PENTINGNYA MONITORING LALU LINTAS
KAPAL DI SELAT MALAKA
1. Selat Malaka merupakan jalur pelayaran utama Internasional yang
menghubungkan antara laut Pasifik dengan lautan Hindia
2. Selat Malaka dan Singapore Jalur pelayaran ke dua paling sibuk di dunia
karena berada pada lokasi strategis sebagai pertemuan jalur perdagangan
kargo dan bahan bakar minyak (BBM) ke Asia
3. Hampir 40% dari seluruh BBM dibawa oleh kapal tanker melalui area ini dari
Timur Jauh ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan dan lingkungan Asia Pasific.
4. Padatnya lalu lintas kapal yang menggunakan jalur selat Malaka yang meliputi
berbagai jenis kapal, type, ukuran, panjang, speed boat kapal termasuk kapal
yang bermuatan sarat dari arah barat ke timur maupun sebaliknya
Guna keselamatan lalu lintas kapal di Selat Malaka perlu dilakukan monitoring
pertumbuhan lalu lintas kapal yang melintas
AKTIVITAS
SELAT MALAKA
KENDALA LALU LINTAS KAPAL MELINTAS
SELAT MALAKA
1. Padatnya lalu lintas kapal yang menggunakan jalur TSS selat Malaka yang meliputi berbagai
jenis kapal, type, ukuran, panjang, speed boat kapal termasuk kapal yang bermuatan sarat
dari arah barat ke timur maupun sebaliknya
2. Terdapat titik pertemuan jalur kapal dari arah barat ke timur dan sebaliknya yang
menimbulkan adanya penyempitan alur pada titik pertemuan dan posisi Cross Traffic untuk
merubah haluan kapal dari arah timur ke barat atau sebaliknya serta adanya jalur pipa gas
melintas di bawah perairan tersebut
3. Hal tersebut dapat menimbulkan kerancuan dalam manuver yang menggunakan jalur TSS
tersebut dan oleh karenanya diperlukan pelaut yang cakap untuk melayari jalur pelayaran
selat Malaka
4. Disisi lain ditemukan kapal-kapal menggunakan alur TSS yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku peraturan TSS dan seringnya miscomunication dikarenakan perbedaan bahasa
dan standar kecakapan pelaut berbeda-beda;
5. Terdapat alur putar yang berkecepatan 3,5 – 4 knot dan kedalaman laut yang berbeda-beda.
6. Adanya area labuh di beberapa perairan seperti Nipah digunakan oleh kapal - kapal yang
berlabuh maupun mengadakan kegiatan antara lain ship to ship ataupun terjadi tabrakan
seperti MT. Oracle Globin yang bertabrakan dengan MT. Evoikos di alur pelayaran disebelah
utara Karang Batu Berhenti;
KONDISI PERAIRAN SELAT MALAKA
• Selat Malaka dan Singapura merupakan jalur Lalu lintas kapal ramai dan
padat baik dari arah barat maupun timur atau sebaliknya dan telah
dilengkapi dengan fasilitas bagan pemisah trafik atau Traffic Separation
Schemes (TSS)
• Khususnya wilayah perairan sebelah utara Tanjung Balai Karimun (Pulau
Iyu Kecil) sampai perairan sebelah utara pulau Batam (Pulau Nongsa)
cukup rawan bagi kapal berlayar karena kondisinya sangat terbatas dan
sempit disebabkan adanya sejumlah bahaya navigasi yang ada di area
tersebut berupa:
– Karang, Batu Ataupun Rock,
– Bagian Perairan Yang Dangkal,
– Beberapa Bangkai Kapal (Wreck)
– Adanya gerakan kapal-kapal kecil,
– Adanya gelaran pipa/kabel, kapal nelayan
– Adanya gangguan asap, perompakan.
KONDISI PERAIRAN SELAT MALAKA
PENYEDIAAN JASA VTS BATAM
DI SELAT MALAKA
• Kegiatan operasional VTS telah sesuai dengan fungsinya dengan demikian perlu penilaian
kembali akan lebih jelas untuk menentukan sampai sejauhmana pengoperasian VTS jauh
lebih baik dari pelaksanaan SROP.
• Beberapa manfaat pengoperasian VTS antara lain
– VTS dapat memandu kapal yang memasuki pelabuhan untuk secara cepat dan tepat
menuju dermaga/terminal dengan aman dan selamat serta
– VTS secara otomatis juga dapat mengenali jenis kapal, maskapai yang mengoperasikan
dan pelabuhan asal serta
– VTS diharapkan dapat menghemat waktu yang dibutuhkan kapal dari memasuki
pelabuhan hingga sandar dan akan berangkat dari pelabuhan sehingga efisiensi kapal
meningkat dan secara keseluruhan juga dapat berdampak kepada ketepatan waktu
kinerja pelayanan
• Jenis Informasi di dalam area layanan informasi VTS Batam antara lain menyediakan informasi
tentang kondisi wilayah VTS Batam dimana informasi dapat diberikan melalui radio VHF
sebagai berikut Setiap informasi berikut yang oleh VTS Batam dianggap perlu untuk kapal
dengan panjang 30 meter atau lebih yang disebut “Kapal Khusus” yang bernavigasi di daerah
dimana ditetapkan kapal yang sangat dianjurkan untuk tetap memantau informasi dari VTS
Batam melalui Radio VHF dan disini disebut sebagai “Daerah Jaga VHF”
MANFAAT STASIUN VTS
• Peraturan bagi kapal yang bernavigasi melintas area VTS diantaranya:
– Penggunaan daerah lalu lintas keselamatan
– Memberikan jalan untuk kapal lainnya
– Perturan-peraturan wajib lalu lintas di dalam area lalu lintas
– Pembatasan Kecepatan ber-navigasi
– Penyiaran informasi tujuan dengan peralatan AIS bagi kapal-kapal yang dilengkapi
dengan AIS yang sedang berlayar, kapal-kapal akan mengirimkan sinyal AIS untuk
memberitahukan nama dan rute pelabuhan tujuan untuk menginformasikan ke
kapal-kapal lainnya