Anda di halaman 1dari 37

MATERI PEMBELAJARAN VTS

BATAM
Jasa lalu-lintas kapal
(vessel traffic services – VTS)

Wilayah Pelayanan Lalu Lintas


VTS BATAM
Taruna/i Selamat Mengikuti Pembelajaran Materi “Menejemen
Jasa Lalu Lintas Kapal atau Vessel Traffic Service (VTS)”

• Materi pembelajaran Menejemen Jasa Lalu Lintas Kapal kali ini akan
membahas pengoperasian pusat pelayanan lalu lintas kapal (vessel traffic
system - VTS) Batam
• VTS Batam berada di selat Malaka dan dibangun dan dioperasikan oleh
Direktorat Kenavigasian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dengan misi
untuk meningkatkan keselamatan pelayaran kapal dan meningkatkan
efisiensi navigasi pelayaran kapal di selat Malaka
• Era globalisasi menimbulkan jumlah dan teknologi kapal terus berkembang
berujung pada peningkatan traffik dan dimensi kapal sehingga pengaturan
sistem penggunaan alur terus berkemban
• Bagaimana stasiun VTS memberikan kemudahan dalam melayani kapal
yang melintas melalui interaksi dengan kapal untuk mengatasi situasi lalu-
lintas yang berkembang di daerah VTS Batam.
• Selamat belajar!
Pelayanan Lalu Lintas VTS Wilayah
SELAT MALAKA BATAM
Upaya VTS mengatur Lalu Lintas Kapal agar
terhindar potensi bahaya tubrukan
DAERAH JANGKAUAN VTS BATAM
Wilayah Pelayanan Lalu Lintas VTS
Batam (Vessel Traffic System - VTS)
• Wilayah operasional VTS Batam meliputi
– Sepuluh (10) pelabuhan terdiri dari Sekupang, Tanjung Uncang, Sambu, Batu
Ampar, Batam Center, Nongsa, Kabul, telaga Pungkur, Tanjung Uban, Lagoi
– Tiga (3) wilayah labu jangkar terdiri dari Selat Durian, Batu Ampar dan Kabil
Dalam
– Satu (1) wilayah Ship to Ship Transfer (STS Area)
• Alur pelayaran Selat Malaka dapat dilayari untuk kapal yang memiliki draft 6,9 – 8,8
meter namun bagi kapal-kapal yang memiliki draft 15 – 20 meter diwajibkan
memasuki alur Traffic Separate Scheme (TSS)
• Zonasi fungsi laut berada pada area antara zonasi alur pelayaran selat Durian
hingga zonasi alur selat Singapura terdapat karang, pipa/kabel yang berpotensi
terhadap kecelakaan kapal di laut.
• Peta laut eksisting dari Distrik Navigasi Tanjung Pinang menunjukkan kedalaman
alur Selat Malaka bervariasi antara - 8,5 s.d - 25 m LWS.
• Pada lokasi antara buoy One Fathom Bank hingga selat Horsburgh kedalaman rata-
rata 25 m LWS.
MEKANISME OPERASI VTS & KAPAL
KEBERADAAN SELAT MALAKA
• Perkembangan lalu lintas kapal-kapal di Selat Malaka hingga Singapura
umumnya sejalan dengan peningkatan perekonomian dunia yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun sehingga lalu lintas kapal
semakin ramai dan padat yang kadangkala diikuti pula dengan terjadinya
kecelakaan kapal khususnya diwilayah perairan berbahaya dan terbatas
(Constrained Waters).
• Kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal di selat Malaka banyak
dipengaruhi oleh
– Karakteristik kapal dan frekuensi kapal
– Kondisi Alur pelayaran khususnya pada area TSS
• Pelayanan stasiun VTS Batam melayani permintaan nakhoda kapal
• Penegakan hukum dari kebijakan SOLAS terutama dalam kewajiban kapal
mengaktifkan peralatan AIS dan melaporkan kapal saat melintasi
SROP/VTS
Dasar Hukum Pengoperasian VTS Batam
• Undang-undang nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran
• Peraturan Pemerintah nomor 51Tahun 2002 tentang Perkapalan
• Peraturan Pemerintah nomor 61Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan
• Peraturan Pemerintah nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
• Keputusan Presiden nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International
Konvensional untuk Keselamatan Jiwa di Laut, 1974 (SOLAS)
• Peraturan Presiden nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentujan dan Organisasi
Kementerian Negara sebagaimana telah dirubah terakhir dengan keputusan
Presiden nomor 91 tahun 2011
• Peraturan Menteri Perhubungan nomor KM 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departenen Perhubungan
• Peraturan Menteri Perhubungan nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Pengiriman
Telekomunikasi
• Surat Keputusan Menteri Perhubungan no 173 / AL.401 / PHB-84 tentang berlakunya
The IALA Maritime Buoyage System Daerah A dalam urutan Sarana Bantu Navigasi
Pelayaran di Indonesia
PENTINGNYA MONITORING LALU LINTAS
KAPAL DI SELAT MALAKA
1. Selat Malaka merupakan jalur pelayaran utama Internasional yang
menghubungkan antara laut Pasifik dengan lautan Hindia
2. Selat Malaka dan Singapore Jalur pelayaran ke dua paling sibuk di dunia
karena berada pada lokasi strategis sebagai pertemuan jalur perdagangan
kargo dan bahan bakar minyak (BBM) ke Asia
3. Hampir 40% dari seluruh BBM dibawa oleh kapal tanker melalui area ini dari
Timur Jauh ke negara Cina, Jepang, Korea Selatan dan lingkungan Asia Pasific.
4. Padatnya lalu lintas kapal yang menggunakan jalur selat Malaka yang meliputi
berbagai jenis kapal, type, ukuran, panjang, speed boat kapal termasuk kapal
yang bermuatan sarat dari arah barat ke timur maupun sebaliknya

 Guna keselamatan lalu lintas kapal di Selat Malaka perlu dilakukan monitoring
pertumbuhan lalu lintas kapal yang melintas
AKTIVITAS
SELAT MALAKA
KENDALA LALU LINTAS KAPAL MELINTAS
SELAT MALAKA
1. Padatnya lalu lintas kapal yang menggunakan jalur TSS selat Malaka yang meliputi berbagai
jenis kapal, type, ukuran, panjang, speed boat kapal termasuk kapal yang bermuatan sarat
dari arah barat ke timur maupun sebaliknya
2. Terdapat titik pertemuan jalur kapal dari arah barat ke timur dan sebaliknya yang
menimbulkan adanya penyempitan alur pada titik pertemuan dan posisi Cross Traffic untuk
merubah haluan kapal dari arah timur ke barat atau sebaliknya serta adanya jalur pipa gas
melintas di bawah perairan tersebut
3. Hal tersebut dapat menimbulkan kerancuan dalam manuver yang menggunakan jalur TSS
tersebut dan oleh karenanya diperlukan pelaut yang cakap untuk melayari jalur pelayaran
selat Malaka
4. Disisi lain ditemukan kapal-kapal menggunakan alur TSS yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang berlaku peraturan TSS dan seringnya miscomunication dikarenakan perbedaan bahasa
dan standar kecakapan pelaut berbeda-beda;
5. Terdapat alur putar yang berkecepatan 3,5 – 4 knot dan kedalaman laut yang berbeda-beda.
6. Adanya area labuh di beberapa perairan seperti Nipah digunakan oleh kapal - kapal yang
berlabuh maupun mengadakan kegiatan antara lain ship to ship ataupun terjadi tabrakan
seperti MT. Oracle Globin yang bertabrakan dengan MT. Evoikos di alur pelayaran disebelah
utara Karang Batu Berhenti;
KONDISI PERAIRAN SELAT MALAKA
• Selat Malaka dan Singapura merupakan jalur Lalu lintas kapal ramai dan
padat baik dari arah barat maupun timur atau sebaliknya dan telah
dilengkapi dengan fasilitas bagan pemisah trafik atau Traffic Separation
Schemes (TSS)
• Khususnya wilayah perairan sebelah utara Tanjung Balai Karimun (Pulau
Iyu Kecil) sampai perairan sebelah utara pulau Batam (Pulau Nongsa)
cukup rawan bagi kapal berlayar karena kondisinya sangat terbatas dan
sempit disebabkan adanya sejumlah bahaya navigasi yang ada di area
tersebut berupa:
– Karang, Batu Ataupun Rock,
– Bagian Perairan Yang Dangkal,
– Beberapa Bangkai Kapal (Wreck)
– Adanya gerakan kapal-kapal kecil,
– Adanya gelaran pipa/kabel, kapal nelayan
– Adanya gangguan asap, perompakan.
KONDISI PERAIRAN SELAT MALAKA
PENYEDIAAN JASA VTS BATAM
DI SELAT MALAKA
• Kegiatan operasional VTS telah sesuai dengan fungsinya dengan demikian perlu penilaian
kembali akan lebih jelas untuk menentukan sampai sejauhmana pengoperasian VTS jauh
lebih baik dari pelaksanaan SROP.
• Beberapa manfaat pengoperasian VTS antara lain
– VTS dapat memandu kapal yang memasuki pelabuhan untuk secara cepat dan tepat
menuju dermaga/terminal dengan aman dan selamat serta
– VTS secara otomatis juga dapat mengenali jenis kapal, maskapai yang mengoperasikan
dan pelabuhan asal serta
– VTS diharapkan dapat menghemat waktu yang dibutuhkan kapal dari memasuki
pelabuhan hingga sandar dan akan berangkat dari pelabuhan sehingga efisiensi kapal
meningkat dan secara keseluruhan juga dapat berdampak kepada ketepatan waktu
kinerja pelayanan
• Jenis Informasi di dalam area layanan informasi VTS Batam antara lain menyediakan informasi
tentang kondisi wilayah VTS Batam dimana informasi dapat diberikan melalui radio VHF
sebagai berikut Setiap informasi berikut yang oleh VTS Batam dianggap perlu untuk kapal
dengan panjang 30 meter atau lebih yang disebut “Kapal Khusus” yang bernavigasi di daerah
dimana ditetapkan kapal yang sangat dianjurkan untuk tetap memantau informasi dari VTS
Batam melalui Radio VHF dan disini disebut sebagai “Daerah Jaga VHF”
MANFAAT STASIUN VTS
• Peraturan bagi kapal yang bernavigasi melintas area VTS diantaranya:
– Penggunaan daerah lalu lintas keselamatan
– Memberikan jalan untuk kapal lainnya
– Perturan-peraturan wajib lalu lintas di dalam area lalu lintas
– Pembatasan Kecepatan ber-navigasi
– Penyiaran informasi tujuan dengan peralatan AIS bagi kapal-kapal yang dilengkapi
dengan AIS yang sedang berlayar, kapal-kapal akan mengirimkan sinyal AIS untuk
memberitahukan nama dan rute pelabuhan tujuan untuk menginformasikan ke
kapal-kapal lainnya

• Manfaat pengoperasian VTS terhadap kapal bernavigasi antara lain VTS


– Dapat memandu kapal yang memasuki pelabuhan untuk secara cepat dan tepat
menuju dermaga/terminal dengan aman dan selamat serta
– Secara otomatis juga dapat mengenali jenis kapal, maskapai yang mengoperasikan
dan pelabuhan asal serta
– Diharapkan dapat menghemat waktu yang dibutuhkan kapal dari memasuki
pelabuhan hingga sandar dan akan berangkat dari pelabuhan sehingga efisiensi
kapal meningkat dan secara keseluruhan juga dapat berdampak kepada ketepatan
waktu kinerja pelayanan
ALUR PELAYARAN & SHIP PARTICULAR
1. Kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal di selat Malaka banyak dipengaruhi
oleh
– Karakteristik kapal, jumlah kapal dan frekuensi kapal
– Kondisi Alur pelayaran khususnya pada area TSS
– Pelayanan stasiun VTS Batam melayani permintaan nakhoda kapal
– Penegakan hukum dari kebijakan SOLAS terutama dalam kewajiban kapal
mengaktifkan peralatan AIS dan melaporkan kapal saat melintasi SROP/VTS
– Penerbitan kebijakan Pemerintah mengenai DLKR/DLKP untuk wilayah Sambu
dan Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Uban
2. Untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dan mengurangi tingkat kecelakaan
maka langkah strategis telah dilakukan internal pemerintah Indonesia antara lain
dengan menerbitkan peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Laut terkait dengan
– Penyelenggaran pelayanan jasa pemanduan dan penundaan pada perairan
luar biasa di selat Malaka dan selat Singapura
– Pembangunan Penyelenggaraan Pelayanan Lalu Lintas Kapal atau Vessel Traffic
System (VTS) Batam
KECENDERUNGAN TRAFIK & TEKNOLOGI
1. Diperlukan pengaturan untuk olah gerak kapal guna kelancaran dan
keselamatan lalu lintas kapal di selat Malaka banyak dipengaruhi oleh
a. Karakteristik kapal, jumlah dan frekuensi kapal yang melintas
b. Terpeliharanya kondisi alur pelayaran khususnya pada area TSS
2. Pertumbuhan lalu lintas kapal cenderung meningkat pemerintah
menyediakan fasilitas pandu di selat Malaka dan membentuk stasiun VTS
Batam guna peningkatkan keselamatan lalu lintas angkutan laut di selat
Malaka.
3. Sesuai dengan kebijakan Solas semua kapal yang berlayar berkewajiban
untuk mengaktifkan peralatan AIS saat melintasi stasiun SROP/VTS
4. Untuk keselamatan kapal berlayar didaerah lego jangkar (kegiatan Ship to
Ship) serta pengawasan terhadap kegiatan kepelabuhanan perlu
penerbitan kebijakan Pemerintah terhadap DLKR/DLKP untuk wilayah lego
jangkar Nipah, Sambu dan Tanjung Balai Karimun dan Tanjung Uban
PENGELOALAAN VTS DI SELAT MALAKA
1. Selat Malaka merupakan jalur pelayaran utama Internasional yang menghubungkan antara laut Pasifik
dengan lautan Hindia guna membawa barang-barang perdagangan dunia dari Eropa atau Timur Tengah
menuju Asia Pasifik seperti China, Korea, Jepang.
2. Untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas dan mengurangi tingkat kecelakaan maka sejumlah langkah
strategis dilakukan internal pemerintah Indonesia antara lain dengan menerbitkan peraturan Direktur
Jenderal Perhubungan Laut terkait dengan pembangunan penyelenggara pelayanan lalu lintas kapal atau
Vessel Traffic System (VTS) Batam serta system dan prosedur pelayanan jasa pemanduan dan penundaan
pada perairan luar biasa di selat Malaka dan selat Singapura serta
1. Kelancaran dan keselamatan lalu lintas kapal di selat Malaka banyak dipengaruhi oleh
2. Karakteristik kapal & frekuensi kapal
3. Kondisi Alur pelayaran khususnya pada area TSS
4. Pelayanan stasiun VTS Batam melayani permintaan nakhoda kapal
5. Penegakan hukum dari kebijakan SOLAS terutama dalam kewajiban kapal mengaktifkan peralatan AIS
dan melaporkan kapal saat melintasi SROP/VTS
6. Penerbitan kebijakan Pemerintah mengenai DLKR/DLKP untuk wilayah Sambu dan Tanjung Balai
Karimun dan Tanjung Uban
3. Sesuai dengan hasil pengamatan zonasi fungsi laut, terdapat antara zonasi alur pelayaran selat Durian
hingga zonasi alur selat Singapura terdapat karang, pipa/kabel berpotensi terhadap kecelakaan kapal di laut.
4. Alur pelayaran Selat Malaka yang dapat dilayari untuk kapal memiliki draft 15 – 20 meter diwajibkan
memasuki alur TSS pada lokasi antara buoy One Fathom Bank hingga selat Horsburgh kedalaman rata-rata
25 m LWS.
TINGKAT KEBUTUHAN VTS BATAM
• Tingkat kepadatan dan keramaian kegiatan kelautan di perairan Batam cukup tinggi
antara lain lalu lintas, labuh jangkar, ship to ship sehingga perlu
– Untuk kedepan dalam rangka menguraikan kepadatan lalu lintas kapal di Selat Malaka
maka pengaturan alur pelayaran perlu segera dilakukan melalui peningkatan
kapasitas dan penataan zonasi alur pelayaran dan wilayah labuh jangkar dengan cara
antara lain:
• Pemerintah sebagai regulator, perlu menyusun pedoman tata cara berlalu lintas di
Alur Pelayaran Selat Malaka.
• Optimalisasi penggunaan VTS perlu dilakukan untuk mengatur kegiatan lalu lintas
di sepanjang Alur Pelayaran Selat Malaka.
• Untuk mengantisipasi kepadatan di alur pelayaran selat Malaka maupun di wilayah
labuh jangkar maka pemerintah diharapkan dapat mengoptimalkan peran serta
fungsi pemanduan dan VTS Batam
– Stasiun VTS merupakan awal dari memantau/monitor dalam rangka penataan alur
pelayaran guna memelihara keselamatan dan keamanan pelayaran selat Malaka
terhadap olah gerak kapal yang cenderung meningkat
Keselamatan pelayaran, ketertiban dan kelancaran lalu lintas kapal
di perairan sebelah utara Tanjung Balai Karimun (p. Iyu kecil) sampai perairan
sebelah utara pulau Batam (p. Nongsa),
LANGKAH PENINGKATAN KELANCARAN
LALU LINTAS SELAT MALAKA

• Sesuai dengan hasil pertemuan TTEG dan Jakarta Meeting yang


mempriotaskan faktor keselamatan pelayaran, ketertiban dan
kelancaran lalu lintas kapal di perairan maka sebelah utara
Tanjung Balai Karimun yaitu pada area pulau Iyu Kecil sampai
perairan sebelah utara pulau Batam yaitu pada area pulau
Nongsa sebagai perairan Pandu Luar Biasa (Voluntary Pilotage).
diperlukan pengaturan untuk olah gerak kapal seperti
1. Jasa pemanduan terhadap kapal-kapal yang melintas
dengan gerakan yang terbatas maupun
2. Melalui pemanfaatan vessel traffic system (VTS) batam.
PENYEDIAAN JASA PANDU
DI SELAT MALAKA
• Penyediaan jasa pemanduan untuk kapal-kapal di selat Malaka bagi
Indonesia dilaksanakan sejak Senin 10 April 2017
• Setiap tahun diperkirakan 70.000 kapal melayari selat Malaka meliputi
kapal kargo, tanker hingga penumpang dan dari 70.000 unit kapal yang
melintasi selat Malaka setiap tahun maka Indonesia membidik memandu
2.200 unit kapal
• Layanan VTS Batam menyediakan informasi tentang kondisi wilayah VTS
Batam dimana informasi dapat diberikan melalui radio VHF dimana setiap
informasi yang oleh VTS Batam dianggap perlu untuk kapal dengan
panjang 30 meter atau lebih yang disebut “Kapal Khusus” sangat
dianjurkan untuk tetap memantau informasi dari VTS Batam melalui Radio
VHF dan disini disebut sebagai “Daerah Jaga VHF”
Operasional pelayanan lalu lintas kapal di
VTS Batam
• Menjaga dan memelihara keselamatan kapal di selat Malaka melalui :
– Pengumpulan dan verifikasi informasi pemantauan lalu lintas kapal
dengan RADAR, CCTV dan Radio VHF
– Memberikan informasi yang diperlukan untuk keselamatan kapal
– Memberikan saran navigasi untuk kapal yang dianggap perlu untuk
menghindari bahaya dimana kemungkinan pelanggaran peraturan
lalu lintas yang akan terjadi
– Memerintahkan kapal-kapal untuk berada diluar area kekurangan
visibilitas (kurang dari 0,5 NM) dan menginstruksikan izin atau
mengatur saat masuk selat Malaka
• Setiap tahun diperkirakan lebih 70.000 kapal melayari selat Malaka
meliputi kapal kargo, tanker hingga penumpang dan dari 70.000 unit
kapal yang melintasi selat Malaka setiap tahun maka Indonesia
membidik memandu 2.200 unit kapal.
Laporan Kedatangan dan Posisi Kapal
1. Laporan Kedatangan
• Nakhoda kapal mengirimkan informasi kedatangan ke VTS Batam 2 hari sebelum
masuk ke daerah VTS Batam
• Apabila terjadi perubahan dalam rencana kedatangan kapal maka Nakhoda harus
melaporkan ke VTS Batam 3 jam sebelum waktu yang dijadwalkan memasuki
daerah VTS
• Jika ada perubahan lain terjadi setelah itu maka kapal akan melaporkan kepada
VTS Batam sesegera mungkin dalam kurun waktu 48 jam sebelum kedatangan
kapal mungkin
2. Konfirmasi kedatangan
• Pemberitahuan harus disampaikan dengan Radio VHF pada frekuensi sektor yang
sesuai antara lain
– Saat memasuki wilayah VTS Batam
– 3 NM sebelum tiba di Bouy alur masuk pelabuhan (nama Bouy)
– Ketika di Bouy alur masuk pelabuhan, diperlukan informasi : Nama dan Tanda
Panggilan, Posisi dan Setiap perubahan informasi yang diberikan sebelumnya
– Ketika pandu diatas kapal
Prosedur Kapal Melintas VTS
(Kapal Wajib/Tidak Wajib Lapor)

 Kapal yang wajib lapor


– Kapal dari GT 300 ke atas
– Kapal dengan panjang 30 meter atau lebih
– Kapal dengan kedalaman draft 30 meter atau lebih
– Kapal yang menarik atau mendorong dengan gabungan panjang dari 30 meter atau
lebih
– Kapal dengn bobot yang membawa barang berbahaya seperti ditetapkan dalam ayat
1,4 resolusi MSC 43 (64)
– Setiap katagori kapal yang panjangnya kurang dari 30 meter atau kurang dari 300 GT
yang dilengkapi dengan Radio VHF dan dalam keadaan darurat menggunakan jalur
lalu lintas atau zona pemisah yang tepat untuk segera menghindari bahaya
• Kapal-kapal berikut tidak wajib lapor antara lain
– Kapal Milyer
– Kapal Pemerintah Indonesia seperti kapal yang terlibat dalam kegiatan patroli
– Kapal yang mendukung kegiatan Kelautan resmi dan Operasi khusus
– Kapal tertentu yang terlibat dalam berbagai operasi dapat diberikan kebebasan
pelaporan serta dalam kasus kapal Ferry, perjanjian MOU harus dibuat.
• Hal-hal yang harus dilaporkan (pemilik/agen kapal melalui e-mail atau Fax)
Setiap Kapal Melintas VTS Harus
Melaporkan Kondisi & Posisi Kapal
– Kapal segera lapor setelah melewati garis posisi pelaporan yang
diketahui
– Hal-hal yang harus dilaporkan
• Nama dan tanda panggilan kapal
• Saat kapal melewati posisi awal garis pelaporan
• Kode garis (BE, BS dan DN) dan panggilan posisi (Horsburgh Light
House 01 19,81 N, 104 24,34 E) atau posisi saat ini
• Tujuan kapal  
– Sarana Pelaporan
– Tanda panggilan : Batam VTS
– Saluran Panggilan
• Kapal-kapal yang menuju sektor 3 : saluran 62
• Kapal-kapal yang menuju sektor 3 : saluran 67
• Kapal-kapal yang menuju sektor 3 : saluran 62
– Telepon nomor 62 778 412481; 62 778 412481
Datas Identifikasi Kapal
 Datas kapal yang wajib dilaporkan
– Nama dan Tanda Panggilan Kapal
– Posisi kapal
– Pelabuhan terakhir
– Pelabuhan tujuan di daerah Batam
– Waktu prakiraan Tiba di batas arean VTS Batam
– Kedalaman kapal (Draft dalam meter)
– Panjang kapal keseluruhan (dalam meter)
– Muatan
– Keterangan defisiensi dan / atau kekurangan
– Keterangan barang berbahaya
– Jumlah orang diatas kapal atau jumlah orang asing dan pribumi jika
dikapal penumpang
– Nama Agen
Alamat Dan Cara Pelaporan
• Alamat
Batam Vessel Traffic Service Center ("Batam VTS”)
• Cara Pelaporan
– Apabila nakhoda kapal akan menyampaikan laporan sebelum
kedatangannya maka salah satu cara berikut dpat dipilih
– Format surat : Alamat Jl Sei Tering no 01 Tg. Sengkuang Batu
Ampar kode pos 29451
– Telepon : 62 778 412741, 62 778 412481
– Faksimili : mengisi formulir dan kirim ke Batam Vessel Traffic
Service Center nomor 62 778 412857
– Radio komunikasi
– Hubungi Stasiun Radio Pantai “Batam VTS” melalui VHF radio
saluran 16 dan frekuensi (156,800) MHz
PENGENDALIAN OPERASIONAL VTS
• Kunci keberhasilan operasi VTS adalah bagaimana menjalankan sistem manajemen
keselamatan pelayaran antara lain kebijakan yang menggambarkan adanya perhatian,
pendekatan dan objektif yang jelas serta kinerja dengan prinsip-prinsip yang
mendasari tindakan yang diambil
• Pengoperasian VTS Batam diawali dengan menyiapkan menejemen dan fasilitas
stasiun VTS pada alur pelayaran selat Malaka yang telah dilengkapi dengan fasilitas
keselamatan pelayaran dan peta laut disertai dengan kondisi perairan
• Pengelolaan VTS Batam dibawah kordinasi KSOP Batam dan Distrik Navigasi Tanjung
Pinang
• Dalam pengoperasian VTS dimana petugas berkomunikasi langsung kepada
pelaut/kapal dalam memberikan instruksi dan informasi mengenai kondisi perairan
dan cuaca di wilayahnya guna mengatur gerakan kapal untuk keselamatan kapal
bernavigasi
• Pengelola VTS akan membuat audit/evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan operasi
VTS yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan kapal dalam seperti
mempermudah pengaturan dan prosedur pelayanan kapal yang sudah dijalankan dan
bagaimana menyempurnakannya melalui penerapan VTS.
Jasa lalu-lintas kapal
(vessel traffic services – VTS)
TUGAS VTS
• Rencanakan membangun dan mengoperasikan stasiun VTS di jalur
perdagangan ataupun alur masuk pelabuhan yang dibutuhkan pelaut
dalam upaya mendukung aktivitas pelayaran daerah perairan VTS guna
menjamin keselamatan dan keamanan kapal berlayar.
• Penyusunan Rencana Pembangunan dan pengoperasian VTS dengan
memperhatikan:
• Alasan dan tujuan VTS dioperasikan
• Peran dan fungsi alur pelayaran (letaknya strategis)
• Tingkat kepadatan jalur lalu lintas kapal (terkait dengan jalur
perdagangan)
• Lokasi Strategis stasiun VTS guna membantu keselamatan kapal
berlayar
• Jumlah kapal dan besarnya kapal yang melintas guna menentukan
alur pelayaran dan fasilitas keselamatan pelayaran VTS
• Apakah pelayanan pandu sudah dilakukan
• DIKUMPULKAN MINGGU DEPAN
Jasa lalu-lintas kapal
(vessel traffic services – VTS) akhir

Anda mungkin juga menyukai