Anda di halaman 1dari 3

ANNEX I

Terdiri dari 4 Chapter 26 Aturan,3 Appendixes dan Penyamaan Interpretasi yang berisi 8
Appendix.
Enter into force 2 Oktober 1983.
Diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dengan KEPPRES No.46 tahun 1986.Diberlakukan untuk
kapal yang berlayar ke Luar Negeri27 Oktober 1986 dan kapal domestik27 Oktober 1987.
Annex I berlaku untuk semua kapal kecuali kapal perang dan kapal Pemerintah.
Kapal kapal yang berukuran GT 150 atau lebih untuk tanker dan berukuran GT 400 atau lebih
untuk non tanker harus memiliki INTERNATIONAL OIL POLLUTION PREVENTION
CERTIFICATE (IOPP CERTIFICATE)
SURVEY - SURVEY
IOPP Certificate diterbitkan oleh Pemerintah atau Organisasi yang diakui Pemerintah dan
berlaku 5 tahun.
Untuk sertifikat ini dilakukan survei survei:
Initial survey sebelum kapal dioperasikan pertama kali.Survey menyeluruh terhadap
konstruksi,perlengkapan,sistem tata susunan dan material memenuhi persyaratan.
Renewal survey sesuai ketentuan Pemerintah tapi tidak boleh lebih dari 5 tahun.
Intermediate survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date ke 2
atau ke 3.
Annual survey dalam waktu 3 bulan sebelum atau sesudah anniversary date .
Additional survey apabila dianggap perlu kalau ada perbaikan.
PENGAWASAN PEMBUANGAN MINYAK
Setiap pembuangan minyak atau campuran berminyak dilarang kecuali bila persyaratan
beriku dipenuhi:
A) Untuk kapal tanker kecuali yang berasal dari ruang permesinan:
1) Tanker tidak dalam daerah khusus
2) Tanker berada lebih dari 50 mil dari daratan.
3) Tanker sedang berlayar
4) Kecepatan pembuangan tidak boleh lebihdari 30 ltr per mil
5) Total minyak yang dibuang tidak boleh melebihi 1/15000 dari total cargo untuk kapal
lama dan 1/30000 untuk kapal baru.
6) Tanker dioperasikan dengan ODM dan CS dan slop tank.
B) Untuk kapal Non tanker GT 400 atau lebih dan untuk pembuangan dari
ruang permesinan :
1) Kapal tidak berada dalam daerah khu sus.
2) Kapal sedang berlayar.
3) Kandungan minyak dalam aliran pembuangan tidak melebihi 15 ppm
4) Kapal dioperasikan dengan OWS dan ODM.
5) Setiap pembuangan diluar ketentuan diatas dikenakan sanksi sesuai UU Negara
setempat.
SPECIAL AREA
Special area berarti suatu daerah laut dimana untuk alasan alasan tehnik sehubungan
dengan kondisi oceanografi dan ecologynya dan sifat tertentu dari kepadatan lalu
lintas,pemberlakuan metoda khusus untuk mencegah pencemaran diperlukan.
Dalam Annex I ada beberapa special area seperti :
1. Mediteranian Sea

2.
3.
4.
5.
6.
7.

Baltic Sea
Black Sea
Red Sea
Gulf Area
Antartic
Northwest European

PERSYARATAN KONSTRUKSI
A. Segregated Ballast Tank:

1. New Crude Oil tanker 20.000 DWT atau lebih.


2. New Product Oil 30.000 DWT atau lebih.
3.Existing crude oil tanker 40.000 DWT atau lebih
4. Existing Product tanker 40.000 DWT atau lebih.

B.Dedicated Ballast Tank:

1. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih sebelum dilengkapi SBT selama 2 tahun
boleh dioperasikan dengan DBT + COW

C. Crude Oil Washing:


1.New Crude Oil 20.000 DWT atau lebih.
2. Existing Crude Oil 40.000 DWT atau lebih.

D. Slop Tank:
1) 3% kapasitas cargo.
2) 2% yang air pecuci tanki dapat digunakan untuk mencuci tanki lain tanpa menambah air.
3) 2% bila tanker dlengkapi dengan SBT atau DBT.
E. Sludge tank
Kapal ukuran GT 400 atau lebih dilengkapi sludge tank dgn kapasitas cukup
OIL RECORD BOOK

Setiap tanker GT 150 atau lebih dilengkapi dengan Oil Record Book Part I dan Part II.
Stiap kapal non tanker GT 400 atau lebih harus dilengkapi Oil Record Book Part I.
Part I untuk mencatat dari ruang permesinan dan Part II untuk mencatat dari ruang
muat.
Setiap kegiatan dicatat dan ditanda tangani oleh Perwira yang bertugas dan setiap
halaman ditanda tangani oleh Nakhoda
Dicatat dalam bahasa resmi tapi untuk kapal yang dilengkapi IOPP cert dicatat dalam
bahasa Inggeris atau Perancis.
Disimpan ditempat yang mudah dicapai untuk pemeriksaan.
Disimpan selama 3 tahun terhitung pengisian terakhir.
PSC Officer berhak minta copy bila diperlukan.

PENGISIAN OIL RECORD BOOK


A) Oil record Book Part I (dari ruang permesinan):
1. Pengisian ballast atau pencucian tanki bahan bakar.
2. Pembuangan ballast kotor atau ballast yang disimpan di tanki bahan bakar.
3. Pengumpulan atau pembuangan oil residu (sludge).
4. Pembuangan air got kamar mesin.
5. Kondisi dari OWS dan ODM
6. Pembuangan karena kecelakaan.
7. Pengisian bahan bakar dan lub oil.
B) Oil Record Book Part II ( dari ruang muat kapal tanker).
1. Pemuatan minyak.
2. Permindahan internal muatan.
3. Pembongkaran muatan.
4. Pengoperasian COW.
5. Pengisian ballast ditanki muatan.
6. Pengisian Dedicated Ballast tank.
7. Pencucian tanki muatan.
8. Pembuangan ballast kotor.
9. Pembuangan dari slop tank kelaut.
10. Pembuangan ballast bersih dari tanki muat.
11. Pembuangan residu (sludge).
12. Pembuangan ballast dari DBT.
13. Kondisi dari OWS dan ODM.
14. Pembuangan karena kecelakaan.
SHIPBOARD OIL POLLUTION EMRGENCY PLAN(SOPEP)

1.
2.
3.
4.

Setiap tanker GT150 atau lebih dan non tanker GT400 atau lebih harus dilengkapi
dengan SOPEP yang telah disyah oleh Pemerintah.Isi dari SOPEP minimum adalah :
Prosedur yang diikuti oleh Nakhoda atau orang lain yang bertugas untuk melaporkan
kejadian pencemaran.
Daftar Pejabat atau orang yang akan dihubungi bila terjadi pencemaran.
Perincian tindakan yang akan diambil segera oleh orang orang dikapal untuk
mengurangi atau mengontrol tumpahan minyak sesudah kecelakaan.
Prosedur dan titik penghubung dikapal untuk koordinasi dengan Penjabat Local dalam
rangka penanggulangan pencemaran.

Untuk kapal kapal NLS SOPEP mungkin dikombinasikan dengan SOPEP


untuk NLS

Anda mungkin juga menyukai