Anda di halaman 1dari 47

KOROSI PADA LOGAM

KOROSI
Korosi merupakan salah satu musuh besar dalam dunia industri, beberapa contoh kerugaian
yang ditimbulkan korosi adalah terjadinya penurunan kekuatan material dan biaya perbaikan
akan naik jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Sehingga diperlukan suatu usaha
pencegahan-pencegahan terhadap serangan korosi.
A. Pengertian korosi
Korosi adalah proses degradasi / deteorisasi / perusakan material yang disebabkan oleh
pengaruh lingkungan dan sekitarnya. Ada pengertian dari pakar lain, yaitu :
1. Korosi adalah perusakan material tanpa perusakan material
2. Korosi adalah kebalikan dari metalurgi ekstraktif
3. Korosi adalah system thermodinamika logam dengan lingkungan ( udara, air, tanah ), yang
berusaha mencapai kesetimbangan.

B. Jenis jenis korosi yang terjadi pada pipa
1. Uniform attack ( korosi seragam )
Adalah korosi yang terjadi pada permukaan logam akibat reaksi kimia karena pH air yang
rendah dan udara yang lembab,sehingga makin lama logam makin menipis. Biasanya ini
terjadi pada pelat baja atau profil, logam homogen.
Korosi jenis ini bisa dicegah dengan cara diberi lapis lindung yang mengandung inhibitor
seperti gemuk.
a. Untuk lambung kapal diberi proteksi katodik
b. Pemeliharaan material yang tepat
c. Untuk jangka pemakain yang lebih panjang diberi logam berpaduan tembaga 0,4%

2. Pitting corrosion ( korosi sumur )
Adalah korosi yang disebabkan karena komposisi logam yang tidak homogen yang dimana
pada daerah batas timbul korosi yang berbentuk sumur. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan
cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberikan inhibitor
c. Diberikan coating dari zat agresif
3. Errosion Corrosion ( korosi erosi ) Korosi yang terjadi karena keausan dan menimbulkan
bagian bagian yang tajam dan kasar, bagian bagian inilah yang mudah terjadi korosi dan
juga diakibatkan karena fluida yang sangat deras dan dapat mengkikis film pelindung pada
logam. Korosi ini biasanya terjadi pada pipa dan propeller. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara :
a. Pilih bahan yang homogen
b. Diberi coating dari zat agresif
c. Diberikan inhibotor
d. Hindari aliran fluida yang terlalu deras
4. Galvaniscorrosion (korosi galvanis )
Korosi yang terjadi karena adanya 2 logam yang berbeda dalam satu elektrolit
sehingga logam yang lebih anodic akan terkorosi. Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Beri isolator yang cukup tebal hingga tidak ada aliran elektolit
b. Pasang proteksi katodik
c. Penambahan anti korosi inhibitor pada cairan

5. Stress corrosion (korosi tegangan )
Terjadi karena butiran logam yang berubah bentuk yang diakibatkan karena logam
mengalami perlakuan khusus ( seperti diregang, ditekuk dll.) sehingga butiran menjadi tegang
dan butiran ini sangat mudah bereaksi dengan lingkungan. Korosi jenis ini dapat dicegah
dengan cara :
a. Diberi inhibitor
b. Apabila ada logam yang mengalami streses maka logam harus direlaksasi.

6. Crevice corrosion ( korosi celah )
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi zat asam . Korosi yang terjadi pada logam yang berdempetan dengan logam lain
diantaranya ada celah yang dapat menahan kotoran dan air sehingga kosentrasi O2 pada
mulut kaya disbanding pada bagian dalam, sehingga bagian dalam lebih anodic dan bagian
mulut jadi katodik Korosi ini dapat dicegah dengan cara :
a. Isolator
b. Dikeringkan bagian yang basah
c. Dibersihkan kotoran yang ada

7. Korosi mikrobiologi
Korosi yang terjadi karena mikroba Mikroorganisme yang mempengaruhi korosi
antara lain bakteri, jamur, alga dan protozoa. Korosi ini bertanggung jawab terhadap
degradasi material di lingkungan.
Pengaruh inisiasi atau laju korosi di suatu area, mikroorganisme umumnya
berhubungan dengan permukaan korosi kemudian menempel pada permukaan logam dalam
bentuk lapisan tipis atau biodeposit. Lapisan film tipis atau biofilm. Pembentukan lapisan
tipis saat 2 4 jam pencelupan sehingga membentuk lapisan ini terlihat hanya bintik-bintik
dibandingkan menyeluruh di permukaan. Korosi jenis ini dapat dicegah dengan cara :
a. Memilih logam yang tepat untuk suatu lingkungan dengan kondisi-kondisinya
b. Memberi lapisan pelindung agar lapisan logam terlindung dari lingkungannya
c. Memperbaiki lingkungan supaya tidak korosif
d. Perlindungan secara elektrokimia dengan anoda korban atau arus tandingan.
e. Memperbaiki konstruksi agar tidak menyimpan air,lumpur dan zat korosif lainnya.
8. Fatigue corrosion ( korosi lelah )
Korosi ini terjadi karena logam mendapatkan beban siklus yang terus berulang
sehingga smakin lama logam akan mengalami patah karena terjadi kelelahan logam. Korosi
ini biasanya terjadi pada turbin uap, pengeboran minyak dan propeller kapal. Korosi jenis ini
dapat dicegah dengan cara :
a. Menggunakan inhibitor
b. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
c. Memilih bahan yang tepat atau memilih bahan yang kuat korosi.
C.Bakteri Penyebab Korosi
Fenomena korosi yang terjadi dapat disebabkan adanya keberadaan dari bakteri. Jenis-jenis
bakteri yang berkembang yaitu :
1. Bakteri reduksi sulfat
Bakteri ini merupakan bakteri jenis anaerob membutuhkan lingkungan bebas oksigen atau
lingkungan reduksi, bakteri ini bersirkulasi di dalam air aerasi termasuk larutan klorin dan
oksidiser lainnya, hingga mencapai kondisi ideal untuk mendukung metabolisme. Bakteri ini
tumbuh pada oksigen rendah. Bakteri ini tumbuh pada daerah-daerah kanal, pelabuhan,
daerah air tenang tergantung pada lingkungannya.
Bakteri ini mereduksi sulfat menjadi sulfit, biasanya terlihat dari meningkatnya kadar H2S
atau Besi sulfida.Tidak adanya sulfat, beberapa turunan dapat berfungsi sebagai fermenter
menggunakan campuran organik seperti pyruvnate untuk memproduksi asetat, hidrogen dan
CO2, banyak bakteri jenis ini berisi enzim hidrogenase yang mengkonsumsi hidrogen.
2. Bakteri oksidasi sulfur-sulfida
Bakteri jenis ini merupakan bakteri aerob yang mendapatkan energi dari oksidasi sulfit atau
sulfur. Bebarapa tipe bakteri aerob dapat teroksidasi sulfur menjadi asam sulfurik dan nilai
pH menjadi 1. bakteriThiobaccilus umumnya ditemukan di deposit mineral dan menyebabkan
drainase tambang menjadi asam.
3. Bakteri besi mangan oksida
Bakteri memperoleh energi dari osidasi Fe2+ Fe3+ dimana deposit berhubungan dengan
bakteri korosi. Bakteri ini hampir selalu ditemukan di Tubercle (gundukan Hemispherikal
berlainan ) di atas lubang pit pada permukaan baja. Umumnya oksidaser besi ditemukan di
lingkungan dengan filamen yang panjang.
D. Faktor Penyebab korosi
Marsudi dalam Hand Out Teknik Pelapisan meninjau dari segi material faktor-faktor yang
mempengaruhi kecepatan korosi, adalah:
1. Homogenitas fisik dan kimia
2. Nilai elektro potensial di dalam larutan
3. Kemampuan membentuk lapisan pelindung
4. Hidrogen- over voltage
5. Selain air dan oksigen sebagai elektrolit juga gas pembentuk asam (CO2, SO2, NaCl)
yang pada musim penghujan atau pada kelembaban tinggi
E. Sistem Proteksi Korosi
Ada beberapa prinsip pencegahan korosi yang penggunaannya disesuaikan dengan jenis
peralatan, tempat, serta jenis lingkungan yang korosif. Adapun prinsip-prinsip pencegahan
korosi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Prinsip perbaikan lingkungan yang korosif
2. Prinsip netralisasi zat koroden sedemikian rupa sehingga tidak berbahaya lagi
3. Prinsip penggunaan bahan yang sama dengan yang tahan terhadap jenis korosi tertentu
4. Penggunaan zat pelambat korosi (corrosion inhibitor)
5. Perlindungan katodik dan perlindungan anodik
6. Prinsip perlindungan permukaan dengan cara :
Pelapisan dengan cat (organic coating)
Pelapisan metal coating, lining, overlay, dan clodding
Pelapisan anorganik
pembalutan (wrapping)
Proses pelapisan secara umum bertujuan untuk perlindungan (protektif),
hiasan(dekoratif) atau memperbaiki sifat permukaan lainnya, misalnya sifat tahan panas,
tahan cuaca, tahan korosi, tahan goresan (abrasi), penghantar panas dan sebagainya.
Pelapisan terdiri dari bermacam-macam, seperti pelapisan dengan cat (coating), pelapisan
dengan logam, pelapisan anorganik dan lain-lain. Jenis-jenis proses pelapisan logam sering
digunakan antara lain :
1. Elektroplating
Elektroplating atau yang lebih dikenal dengan pelapisan listrik adalah suatu pelapisan
logam dengan mengendapkan suatu logam pelapis terhadap logam lain yang akan di lapisi
melalui elektrolisis. Dengan kata lain elektroplating adalah proses mengendapkan bahan
logam pelapis terhadap bahan yang akan dilapisi melalui pertukaran elektron secara
konduktif melalui proses oksidasi-reduksi.
Proses pelapisan listrik ini telah memberikan dampak yang cukup besar pada penghematan
pemakaian logam, serta dapat memberikan alternatif pemakaian bahan yang lebih murah.
2. Galvanisasi
Proses galvanisasi sebenarnya hampir sama dengan proses elektroplating, hanya saja
pada proses galvanisasi tidak terjadi perpindahan elektron tapi terjadi penempelan atau
pembekuan logam pelapis terhadap logam yang dilapisi. Mekanismenya berlangsung pada
suhu tinggi sehingga mengakibatkan difusi yang akan menyebabkan transisi karena banyak
fasa, sehingga adhesinya lebih kuat dibanding elektroplating. Proses galvanisasi relatif
singkat. Cara ini disebut galvanisasi karena pelindungnya adalah seng (zinc) dan berfungsi
sebagai logam yang bersifat anodik terhadap baja yang dilindungi, biasa disebut juga proses
pencelupan panas (hot dipping).
3. Semprotan Logam (Metal spray)
Menurut Ir. Wahyudin dalam Metal Spray (metallizing proces, Puslitbang
Metalurgi-LIPI:1) dikatakan bahwa semprotan logam adalah proses metalisasi (metallizing
proces),di mana logam leleh atau cair disemprotkan pada suatu permukaan dan membentuk
lapisan. Logam yang disemprotkan baik murni ataupun paduan dicairkan oleh sumber arus
dan diatomisasikan oleh udara membentuk butir-butir yang sangat halus dan disemprotkan
pada permukaan benda kerja membentuk lapisan logam padat.
Prinsip dari proses ini adalah bahwa semprotan gas tekan tinggi dapat membuat logam
menjadi butiran-butiran halus, kecepatan gas tersebut kira-kira 200-270 m/s. Butiran-butiran
leleh tersebut kemudian melekat pada permukaan logam yang akan dilindungi melalui proses
pendingin cepat seperti pada casting. Bahannya berasal dari bentuk kawat atau serbuk yang
kemudian meleleh karena semprotan gas panas yang terbakar (misalnyaOxy- acetylene) atau
dengan busur listrik (electric arc).
4. Sementasi (cementation)
Caranya adalah dengan mengguling-gulingkan peralatan yang akan dilindungi ke
dalam campuran serbuk logam pelindung atau fluks yang tepat pada suhu tinggi, sehingga
menyebabkan logam pelindung tadi terdifusi pada permukaan logam yang dilindungi. Selain
dengan serbuk logam dapat juga dilakukan dengan mencelupkan bahan yang akan dilindungi
ke dalam kalsium yang mencair dan mengandung salah satu bahan yang dipergunakan
sebagai pelindung dengan regangan yang inert.
5. Penggunaan Zat Pelambat Pengkorosian (Inhibitor)
Inhibitor adalah suatu zat kimia yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam
suatu zat koroden (lingkungan yang korosif), dapat secara efektif memperlambat atau
mengurangi laju pengkorosian yang ada. Ada beberapa jenis inhibitor, yaitu:
1. Inhibitor pemasif (passivating inhibitor)
2. Inhibitor katodik (catodic inhibitor)
3. Inhibitor organis (organic inhibitor)
4. Inhibitor penyebab pengendapan (preccipitate inducing inhibitor)
5. Inhibitor berbentuk uap (Vapor phase inhibitor).
Cara pemakaian inhibitor ada beberapa teknik, diantaranya adalah :
1. Injeksi terus menerus
2. Pemasokan secara setakar-setakar (batch)
3. Cara pengecatan (squeeze treatment)
4. Valetilasi (dengan ketel uap dan kontainer tertutup)
5. Pelapisan (coating).
Penggunaan inhibitor selain untuk mencegah terjadinya pengkaratan juga dapat menimbulkan
beberapa masalah, seperti di bawah ini :
a) Pembuihan (foaming) akibat pengaruh organic inhibitor
b) Terjadinya emulsi karena fase-fase gas dan cair bercampur disertai gerakan agitasi
c) Penyumbatan (plugging) karena adanya lapisan oksidasi dan kerak terkelupas, sehingga
ikut aliran dan menyumbat pada filter, turbin dan lain-lain.
d) Terciptanya karat baru, karena ada beberapa inhibitor dapat bereaksi dan menghasilkan
produk yang dapat merusak
e) Masalah heat transfer, karena adanya endapan fosfat, silikat atau sulfat yang berlebihan
f) Pengaruh beracun
g) Kehilangan inhibitor karena pengendapan (presipitation), proses adsorpsi atau terlalu
mudah atau lambat larut.
Penggunaan inhibitor bertujuan untuk melindungi permukaan logam dari serangan korosi,
diantaranya yaitu:
1. Memperpanjang usia pakai peralatan
2. Mencegah penghentian pabrik (shut down)
3. Mencegah kecelakaan karena rusaknya peralatan
4. Mencegah kehilangan pertukaran panas (heat transfer)
5. Mempertahankan rupa permukaan yang menarik (attractive appearance)

ZINC ANODE
Pada pencegahan korosi lambung kapal menggunakan sacrificial anode yaitu menggunakan
kaidah umum dari sel korosi basah adalah bahwa dalam satu sel anodalah yang terkorosi,
sedangkan yang tidak terkorosi adalah katoda. Anoda yang di hubungkan ke struktur dengan
tujuan mengefektifkan perlindungan terhadap korosi. Sacrificial anode yang biasa
digunakan di lingkungan pantai diantaranya adalah seng dan alumunium.

Perlindungan yang diberikan oleh seng akan luar biasa seandainya logam tersebut
dapat dilarutkan dengan laju yang kurang-lebih konstan. Seng murni yang terkorosi di air
laut sambil membentuk selapis kulit kedap air yang sangat membatasi keluaran arusnya.
Kelarutan seng sedemikian rendah sehingga apabila berlebih maka kelebiham-kelebihan
itu akan berupa partikel-partikel terpisah. Hal ini akan membentuk sel galvanik lokal yang
menghasilkan suatu lapisan seng hidoksida/seng karbonat yang tidak larut dan tidak
menghantarkan listrik yang akhirnya menjadikan anoda tidak efektif.
Dalam keadaan normal alumunium mengalami korosi sumuran dalam air laut di akibatkan
oleh lapisan oksida yang bersifat katodik yang selalu membungkus logam tersebut ketika
berada di udara bebas. Unsur paduan yang di tambahkan dapat mencegah terbentuknya
selaput oksida yang merata, merekat dan protektif sehingga kegiatan galvanik terus
berlangsung. Paduan alumunium mempunyai daya listrik/berat yang lebih besar
dibandingkan dengan paduan seng dan penggunaan paduan alumunium mulai menggantikan
penggunaan seng dalam beberapa penerapan khususnya industri lepas pantai.
Dalam keadaan normal alumunium mengalami korosi sumuran dalam air laut di akibatkan
oleh lapisan oksida yang bersifat katodik yang selalu membungkus logam tersebut ketika
berada di udara bebas. Unsur paduan yang di tambahkan dapat mencegah terbentuknya
selaput oksida yang merata, merekat dan protektif sehingga kegiatan galvanik terus
berlangsung. Paduan alumunium mempunyai daya listrik/berat yang lebih besar
dibandingkan dengan paduan seng dan penggunaan paduan alumunium mulai menggantikan
penggunaan seng dalam beberapa penerapan khususnya industri lepas pantai.
PELAPISAN KROM
Kromium adalah logam non ferro yang dalam tabel periodik termasuk grup VIb dan
lebih mulia dari besi. Sifat yang sangat mennonjol adalah mudah teroksidasi dengan
udara membentuk lapisan kromium oksida pada permukaan . Lapisan tersebut bersifat kaku,
tahan korosi, tidak berubah warna terhadap pengaruh cuaca. Tetapi larut dalam asam
klorida, sedikit larut dalam asam sulfat dan tidak larut dalam asam nitrat.
Karena sifat-sifat tersebut, maka dalam pemakaiannya banyak digunakan sebagai
bahan paduan untuk meningkatkan ketahanan korosi sebagai bahan pelapis. Proses
pelapisan krom dikenal secara luas pada industri-industri logam sebagai pengerjaan
akhir (final finishing) sejak tahun 1930, karena ketahanan korosi dan tampak rupa
lapisannya yang baik.
klasifikasi Pelapisan Krom
Pelapisan krom dapat diklasifikasikan dalam dua macam yaitu :
1. Pelapisan Krom Dekoratif
Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapis dengan
tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom dekoratif berkisar
antara 0,25 0,5 mikron.
2. Pelapisan krom keras
Pelapisan ini sering disebut industrial krom yaitu pelapisan krom yang memanfaatkan
sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti ; tahan panas, aus, erosi, korosi dan
koefisien rendah.
Pada pelapisan krom keras, krom diendapkan pada logam dasar secara langsung tanpa
melalui pelapisan perantara. Biasanya lapisan ini lebih tebal dari lapisan krom dekoratif.
Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam yang berfungsi sebagai anoda
yaitu tembaga dan nikel. Untuk pelapisan krom, logam krom tidak akan berfungsi
dengan baik sebagai anoda, sehingga dalam pelapisan krom digunakan anoda yang
tidak larut yaitu lead (Pb).












BAHAN BAKAR
1. Minyak Bumi dan Fraksi-fraksinya
Berdasarkan teori, minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan jasad renik (mikro
organisme) yang terkubur di bawah tanah sejak berjuta-juta tahun yang lalu. Dua ratus juta
tahun yang lalu bumi lebih panas dibandingkan sekarang dan laut yang didiami jasad renik
berkulit keras sangat banyak jumlahnya. Jika jasad renik itu mati, kemudian membusuk
sehingga jumlahnya makin lama semakin menumpuk, kemudian tertutup oleh sedimen,
endapan dari sungai, atau batu-batuan yang berasal dari pergeseran atau pergerakan bumi.
Disini kemudian terjadi pembusukan oleh bakteri anaerob dan akibat tekanan tinggi karena
adanya sedimen atau batu-batuan yang berada diatasnya, maka setelah berjuta-juta tahun
terbentuklah minyak bumi dan gas alam tersebut.
(1). Pembentukan Minyak Bumi.
Minyak bumi yang terbentuk kemungkinan terkumpul dalam pori-pori batuan sedimen laut,
kemudian minyak bumi itu naik keatas melalui batuan sedimen. Akhirnya sampai pada
bagian dasar sedimen yang tidak dapat ditembus dan membentuk akumulasi minyak dalam
suatu perangkap yang biasa disebut dengan oil trap.gas alam di dalam bumi terdapat di atas
lapisan minyak dan air di bawah lapisan minyak karena berat jenisnya lebih tinggi. Proses
pembentukan minyak bumi memerlukan waktu yang lama, maka minyak bumi digolongkan
pada sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable). Oleh karena itu perlu
penghematan dalam pemakaian minyak bumi.
(3). Pemisahan Fraksi-fraksi Minyak Bumi.
Minyak bumi adalah zat cair yang licin dan mudah terbakar yang terjadi sebagian besar
karena hidrokarbon, zat yang terdiri atas hydrogen dan karbon. Jumlah hidrokarbon dalam
minyak berkisar antara 50 sampai 98%. Sisanya terdiri atas senyawa organik yang berisi
oksigen, nitrogen atau belerang, air kapur, dan Lumpur tanah. Dengan memisahkan
hidrokarbon dari kotoran-kotoran (pada kilang-kilang) minyak diperoleh berbagai jenis bahan
bakar, yakni bensin, minyak bakar, kerosin, dan sebagainya. Pada proses pembersihan ini
terbentuk bahan sampingan gas. Gas ini disimpan dibawah tekanan pada botol-botol baja atau
disalurkan langsung sebagai bahan bakar dalam keadaan cair. Endapanya terutama aspal
digunakan untuk pengeras jalan dan paraffin digunakan untuk bahan perapat.
Hidrokarbon dikelompokkan menjadi ; paraffin (CnH2n+2), olefin dan naftena (CnH2n-4),
diolefin (CnH2n-2), aromatik (CnH2n-6), dan aspaltik (CnH2n-4). Telah kita ketahui bahwa
minyak bumi terdiri dari berbagai campuran hidrokarbon. Komponen-komponen dari minyak
bumi disebut juga dengan istilah fraksi-fraksi minyak bumi yang dapat dipisahkan satu
dengan lain melalui proses penyulingan atau destilasi secara bertingkat berdasarkan
perbedaan titik didih masing-masing komponennya, seperti dalam gambar1.

Pengolahan minyak mentah (crude oil) ditujukan untuk :
1. membuang kotoran-kotoran yang terkandung dalam minyak mentah.
2. memisahkan minyak dalam beberapa komponen atau fraksi-fraksi.
3. merengkah fraksi-fraksi menjadi berbagai golongan minyak.
Cara pengolahan minyak mentah yang digunakan tergantung pada jenis minyak yang
diinginkan. Adapun cara pengolahan minyak bumi yaitu melalui dengan cara distilasi dan
merengkah. Tujuan utama proses merengkah ini ialah untuk memperbaiki kualitas bahan
bakar sehingga efisiensi mesin dapat diperbaiki. Untuk itu perbandingan komponen
hidrokarbon diubah dan ukuran serta susunan molekul-molekulnya diatur. Molekul-molekul
yang tidak diinginkan dikeluarkan.
Pelaksanaan ini dilakukan dengan bantuan bahan kimia (merengkah katalis) atau dengan
penaikan suhu (merengkah termis). Pengilangan minyak dikerjakan dengan menggunakan
kolom bertingkat dalam suatu proses destilasi, pada jarak tertentu, kolom-kolom dilengkapi
dengan pelat-pelat yang berbentuk sungkup gelembung (bubble cup).
Pelat-pelat berguna untuk memisahkan fraksi-fraksi yang mempunyai kisaran titik didih
tertentu. Mula-mula minyak mentah (crude oil) dipanaskan pada suhu sekitar 3500 C,
kemudian dipompakan ke dalam kolom detilasi, sebagian dari minyak akan menguap dan
naik ke atas melalui bubble cup. Pada bubble cup ini uap minyak yang mempunyai titik
didih tinggi diembunkan dan mencair. Uap yang tidak mencair akan naik terus ke atas dan
akan mencair pada bubble cup di atasnya. Uap yang tidak mencair pada saat melalui bubble
cup akan keluar langsung dari kolom bagian atas dan berbentuk gas.
Fraksi-fraksi yang diperoleh dari proses destilasi minyak bumi tersebut adalah :
1. Gas bumi terdiri dari campuran metana (CH4), etana (C2H6), propane (C3H8), dan butana
atau isobutana (C4H10). Campuran gas ini kemudian dicairkan pada tekanan tinggi dan
dipertagangkan dengan nama LPG (liquefied petroleum gas). Gas yang terdapat dalam LPG
umumnya merupakan campuran propane, butana, dan isobutana. LPG biasanya dikemas
dalam botol-botol baja yang beratnya berkisar 15 kg dan banyak dipakai sebagai bahan bakar
rumah tangga. Serta ada juga yang digunakan di industri dan sebagai bahan bakar kendaraan
bermotor.
2. Bensin diperoleh dari hasil destilasi pada temperatur antara 70 s/d 1400 C, bensin banyak
digunakan sebagai bahan bakar mobil dan motor.
3. Nafta dikenal sebagai bensin berat dan diperoleh dari hasil destilasi yang mempunyai
kisaran titik didih antara 140 s/d 1800 C. nafta banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk
pembuatan senyawa-senyawa kimia, misalnya etilena dan senyawa aromatok yang sering
digunakan untuk zat aditif pada bensin.
4. Kerosin merupakan hasil destilasi yang mempunyai titik didih antara 180 s/d 2500 C.
Kerosin banyak digunakan sebagai bahan bakar rumah tangga sehari-hari dan
diperdagangkan dengan nama minyak tanah.
5. Minyak diesel merupakan fraksi dari minyak bumi yang mempunyai titik didih 250 s/d
3500 C, minyak diesel ini dipergunakan sebagai bahan bakar pada motor-motor diesel
industri dan pesawat tenaga (power plant).
6. Paraffin dari fraksi yang menghasilkan minyak pelumas, paraffin cair dan padat, terdapat
di Sumatera dan Kalimantan. Parafin padat sering dipergunakan sebagai bahan bakar.
7. Residu adalah hasil dari proses pengilangan/destilasi yang masih tertinggal dan
menghasilkan petroleum asfalt yang banyak digunakan pada konstruksi jalan dan jembatan.
2. Bahan Bakar Minyak Bensin
Bahan bakar yang digunakan pada motor pembakaran dalam (internal combustion engines)
atau pada ketel uap dapat berbentuk padat, cair ataupun gas. Bahan bakar padat dapat
digunakan tetapi ada masalah dalam hal sistem pengabutannya, dan juga tentang sisa bahan
bakar padat atau abu. Sehingga bahan bakar padat untuk saat ini tidak praktis, meskipun
banyak percobaan-percobaan telah dan sedang dilakukan dalam pemanfaatan jenis bahan
bakar ini.
Bahan bakar gas juga ada masalah tentang penanganan dan tempat penyimpanannya terutama
bila menyangkut volume yang besar, harus menyediakan tangki-tangki besar dan bertekanan
(pressure vessels), yang sangat memerlukan tempat yang luas dan pengawasan yang memadai.
Masalah serius bisa timbul untuk penyediaan bahan bakar untuk peralatan yang bergerak,
tetapi jenis bahan bakar gas banyak membantu mengurangi atau menghilangkan problem start
dari motor dan distribusinya dibanding dengan penggunaan bahan bakar cair atau bahan
bakar minyak. Sehingga akibatnya bahan bakar gas kebanyakan digunakan pada stationary
power plant yang lokasinya dekat dengan sumber bahan bakar jenis ini.
Bahan bakar gas ada juga yang dapat disimpan dalam bentuk cair dibawah tekanan tertentu,
yang hal ini tentunya dapat mengurangi masalahpenyimpanan, tetapi cara demikian terutama
untuk pemakaian yang besar memerlukan biaya yang cukup tinggi.
Akibat dari hal-hal tersebut diatas kebanyakan motor pembakaran dalam menggunakan bahan
bakar minyak yang merupakan hasil turunan dari petroleum atau minyak bumi. Pada daerah-
daerah yang langka minyak bumi, maka bahan bakar cair diproses dari batu bara. Proses
demikian pada saat ini cukup mahal. Tetapi karena minyak bumi merupakan bahan yang
dapat habis, maka maka proses pengolahan bahan bakar cair dari batu bara tentunya makin
lama menjadi penting.
(1). Bahan Bakar Bensin.
Bahan bakar bensin atau minyak bakar yang dipakai untuk motor bensin adalah jenis gasoline
atau petrol. Bensin pada umumnya merupakan suatu campuran (blend) dari hasil pengilangan
yang mengandung parafin, naphthene dan aromatic dengan perbandingan yang bervariasi.
Bensin untuk kendaraan bermotor dan pembangkit tenaga stasioner dibedakan atas bensin
reguler dan bensin premium.
(a). Bensin Reguler
Bensin reguler mengandung sedikit tetraethylead karena itu mempunyai kualitas anti ketukan
yang lebih baik dari bensin putih. Bensin ini dapat dipakai untuk semua mesin kompresi
tinggi untuk kendaraan berat pada kondisi biasa.
(b). Bensin Premium
Bensin premium mempunyai sifat anti ketukan yang lebih baik dan dapat dipakai pada mesin
kompresi tinggi pada semua kondisi. Sifat-sifat penting yang perlu diperhatikan pada bahan
bakar bensin ialah kecepatan menguap,kualitas ketukan (kecenderungan berdetonasi), kadar
belerang, keamanan penyimpanan, kadar damar, titik beku, titik embun, titik nyala dan berat
jenis. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan bensin adalah ;
(a). Volatility atau kecendrungan untuk menguap
Karena bensin adalah merupakan campuran dari banyak hydrocarbon dengan suhu penguapan
yang berlainan, sehingga hasilnya juga akan mempunyai rentang suhu penguapan yang lebar.
Dalam praktek salah satu cara untuk menentukan atau mengukur karakteristik volatility suatu
bahan bakar ialah dengan suatu cara destilasi standard yang ditentukan oleh American
Society for Testing Materials (ASTM). Bensin tertentu dapat ditentukan apakah bensin
tersebut memenuhi nilai volatility yang diperlukan. Volatility merupakan suatu sifat yang
paling penting pada bensin, karena sangat berpengaruh pada pengoperasian dan pemeliharaan
suatu motor, yang menyangkut hal-hal sebagai berikut.
Pada waktu start dan pemanasan motor.
Agar memudahkan motor untuk di start, maka diperlukan agar bensin menguap pada suhu
start, sehingga sebagian dari kurva destilasi antara 0 sampai 10 % bensin menguap, jadi harus
menguap pada suhu relatif rendah. Pada waktu pemanasan motor suhu secara berangsur-
angsur akan bertambah sampai suhu operasional.
Kinerja operasional, akselerasi dan distribusi.
Penguapan yang baik cenderung menghasilkan distribusi uap bensin yang merata ke dalam
silinder dan menghasilkan karakteristik akselerasi yang lebih baik.
Pencemaran karter.
Didalam karter sama sekali tidak boleh ada bensin cair, karena akan mencemari minyak
lumas yang ada didalamnya dan dapat menyapu minyak lumas yang menempel didinding
silinder dan akan mengganggu pelumasannya. Untuk mencegah hal tersebut, bagian atas dari
kurva destilasi harus menunjukan suhu destilasi yang rendah agar semua bensin yang berada
di dinding silinder cepat menguap.
(b). Kadar belerang
Kebanyakan bensin mengandung belerang yang cenderung membentuk suatu senyawa yang
bersifat korosif, yang dapat merusak komponen-komponen motor. Sehingga kadar belerang
harus dibatasi sekecil mungkin.
(c). Gum deposit
Jenis hidrocarbon tertentu yang tidak jenuh selama penyimpanan dapat menimbulkan
oksidasi dan membentuk suatu zat yang lengket (gum). Zat lengket ini dapat menempel pada
katup, piston ring bahkan dapat menyumbat saluran pada motor.
(d). Anti knock quality
Dalam proses kerja motor bensin dapat terjadi apa yang disebut detonasi yaitu karena kondisi
tekanan dan suhu tertentu, campuran bahan bakar dan udara dapat terbakar dengan sendirinya
(auto ignition), sehingga terjadi pelepasan energi yang besar dan cepat didalam ruang
pembakaran, yang menimbulkan suara ketukan dan getaran. Terjadinya detonasi ini dapat
dikurangi dengan menggunakan jenis bensin yang mempunyai anti knock rating yang lebih
tinggi.
Bensin berasal dari kata Benzana (C6H6), bensin yang berisi alkana berantai lurus, kurang
baik dipakai sebagai bahan bakar motor-motor bensin karena bensin tersebut berkompresi
tinggi sehingga menyebabkan ketukan/knocking pada mesin. Ketukan tersebut menyebabkan
mesin sangat bergetar dan menjadi sangat panas sehingga besar kemungkinannya dapat
merusak motor. Tetapi jika menggunakan bahan bakar bensin yang mengandung alkana
bercabang (isooktana) maka peristiwa knocking akan berkurang.
Mutu bensin dipergunakan dengan istilah bilangan oktana (Octane Number). Sebagai contoh
adalah bensin standar yang terdiri dari campuran normal heptana dan isooktana mempunyai
angka oktana 100. bila untuk kerja suatu bensin sama dengan unjuk kerja campuran 80 %
isooktana dan 20 % normal heptana, maka angka oktana bensin itu adalah 80. Bensin yang
diperdagangkan di Indonesia adalah premium. Premium memiliki bilangan oktana 82 dan
bensin super mempunyai bilangan oktana 98. untuk meningkatkan mutu suatu bensin
dilakukan dengan mencampurkan senyawa-senyawa tertentu pada bensin itu, misalnya Tetra
Etil Lead (TEL). Ketika terbakar senyawa TEL cenderung bersenyawa dengan radikal karbon
bercabang, hal ini sedikit memperlambat proses letupan, sehingga letupan menjadi lebih
efisien.
Guna menghindari akumulasi timbal (Pb) dalam silinder piston, maka ditambahkan 1,2-
dibromo etana (CH2BrCH2Br). Zat CH2BrCH2Br ini dapat menyebabkan terbentuknya
senyawa PbBr2 yang mudah menguap. Senyawa timbal di udara sangat berbahaya, karena
jika masuk dan berkumpul di dalam tubuh dapat mengakibatkan anemia, sakit kepala,
kerusakan pada otak, atau kebutaan dan kematian. Agar kadar PbBr2 di udara tidak terlalu
tinggi harus diupayakan tidak menggunakan zat
antiknocking dan sebagai gantinya digunakan berbagai senyawa hidrikarbon, baik aromatik
atau alifatis.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa pemakaian senyawa hidrokarbon jenuh dengan katalis
AICI3 dan H3SO4 dapat menghasilkan hidrokarbon bercabang yang tidak terlalu berbahaya
terhadap pencemaran lingkungan. Pembakaran bahan bakar motor tidak selamanya
berlangsung dengan sempurna, apabila pembakaran bahan bakar tersebut tidak sempurna
akan menghasilkan senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara
dan kadang-kadang menghasilkan partikel-partikel yang menimbulkan asap cukup
tebal/hitam yang keluar dari saluran buang (exhaust manifold).

Bensin disebut juga dengan kata lain Petrol atau Gasoline yaitu campuran berbagai
hidrokarbon yang diperoleh melalui proses destilasi/pengilangan dari minyak mentah (Crude
Oil). Kwalitet dari bensin dinyatakan dengan angka oktannya (Octane Number).Octane
Number adalah persentase volume isooktane di dalam campuran isooktane dengan normal
heptane yang menghasilkan intensitas knocking yang sama dengan bensin tersebut. Missal
bensin dengan ON = 70, berarti bensin tersebut menghasilkan intensitas knocking yang sama
dengan campuran dari 70 % isooktana dengan 30 % normal heptane (perbandingan volume).
Nilai oktan (ON) suatu bahan bakar bensin menunjukkan bertambah tingginya daya
pembakarannya (sifat anti knocking). Semakin tinggi nilai oktannya semakin baik
perbandingan kompresinya (Compression Ratio). Besarnya perbandingan kompresi untuk
motor bensin biasanya berkisar antara 6 s/d 8,5.

Kesalahan dalam pemilihan pemakaian bahan bakar dapat mempercepat rusaknya komponen
mesin. Jadi perlu memperhatikan pemakaian bensin yang tepat untuk sebuah mesin, supaya
mesin dapat memberikan performance yang maksimal dan dapat memperpanjang umur mesin
(life time).
(2). Bahan Tambahan
Bahan tambahan berfungsi untuk menghambat terjadinya ketukan atau detonasi pada motor
bensin. kegunaan bahan tambahan tersebut antara lain sebagai berikut.
1. Pencegah oksidasi (oxidation inhibitor) untuk mencegah atau mengurangi pembentukan
deposit (gum) selama penyimpanan di gudang.
2. Pencegah kerusakan logam, untuk melindungi bensin dari bahaya yang diakibatkan oleh
logam-logam tertentu yang mungkin terbawa selama proses pembersihan atau di dalam
system bahan bakar.
3. Pencegah pembentukan dingin, untuk mencegah permukaan menjadi dingin di dalam
karburator dan pipa-pipanya dari system bahan bakar.
4. Pembersih (detergent), untuk menjamin agar karburator tetap bersih.
5. Senyawa fosfor untuk melindungi permukaan pengapian.
Bahan Bakar Minyak Solar
Bahan bakar solar didapat dari minyak mentah (crude oil) yang terdiri dari campuran
hidrokarbon, misalnya : benzine, pentane, hexane, toluene, propane dan butan. Senyawa yang
membentuk minyak mentah diuapkan pada suhu tertentu, untuk memisahkan hidrokarbon,
minyak mentah dipanaskan dan hidrokarbon yang berbeda dijadikan uap. Senyawa
hidrokarbon dengan titik didih yang rendah akan terbentuk/keluar pertama kali yang berupa
gas alam (LPG) yang digunakan di rumah tangga dan industri. Jika perubahan fasa ini dapat
terlaksana dengan sempurna, maka suhu ditingkat lagi untuk memperoleh hidrokarbon yang
lebih tinggi lagi dari titik didihnya dan seterusnya hingga semua produksinya dari gasoline
(bensin), kerosin, bahan bakar diesel, minyak pelumas, residu dan terakhir yaitu aspal.
Sebagai minyak mentah yang didestilasi dan diproses, maka yang terbentuk kira-kira 44%
gasolin, 36% bahan bakar solar dan selebihnya adalah kerosin, minyak pelumas dan lainnya.
(1). Bahan Bakar Solar.
Solar atau minyak diesel adalah bahan bakar yang digunakan untuk motor diesel dimana
proses pembakaran terjadi bukan oleh penyalaan busi tetapi terjadi karena tekanan kompresi
yang tinggi di dalam silinder motor. Kwalitet solar dinyatakan dengan angka cetane (Cetane
Number). Cetane Number (CN) adalah persentase volume normal cetane dalam
campurannya dengan methylnapthalen yang menghasilkan karakteristik pembakaran yang
sama dengan solar yang bersangkutan.
Detonasi Diesel adalah ledakan diesel yang terjadi akibat kelambatan penyalaan dan jumlah
bahan bakar yang disemprotkan terlalu banyak. Kelambatan penyalaan pada motor diesel
juga tergantung dari jenis bahan bakarnya (CN) dan perbandingan kompresinya. Bahan
bakar diesel pada umumnya dibedakan berdasarkan aplikasinya yaitu:
1. Bahan bakar diesel otomotif sering disebut juga HSD (high speed diesel) atau minyak
solar yaitu bahan bakar motor untuk putaran cepat.
2. Bahan bakar industri dan kapal atau minyak diesel yaitu bahan bakar motor untuk putaran
menengah atau disebut LDF (light diesel fuel).
3. Bahan bakar diesel yang digunakan pada motor dengan putaran lambat atau disebut juga
MDF (medium diesel fuel).
Suatu hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan bakar solar adalah kandungan
prosentase sulfurnya harus rendah kurang dari 1 %, apabila lebih besar dari itu sulfur dapat
cepat merusak bagian-bagian ruang bakar, kelep, kepala piston, ring, nozzle dan komponen
lainnya. Solar yang ada dipasaran Indonesia kandungan sulfurnya cukup rendah berkisar
0,3 % dan diproduksi oleh Pertamina yang bahan minyak mentahnya dari pengeboran minyak
dalam negeri.. Solar yang beredar dipasaran mempunyai nilai cetane berkisar antara 30 s/d 60,
dan diklasifikasikan seperti dalam Tabel 4.

(2). Sifat Bahan Bakar Solar
Beberapa sifat utama yang harus dipenuhi oleh minyak solar agar motor diesel dapat
berfungsi dengan baik antara lain adalah :
(1). Sifat pembakaran
Sifat pembakaran bahan bakar diesel dinyatakan dengan angka cetana, yaitu menunjukkan
kemampuan bahan bakar untuk menyala dengan sendirinya (auto ignition) dalam ruang bakar
sebagai pengaruh tekanan dan suhu di ruang bakar.Sebagai alternatif lain untuk penentuan
angka setane dipakai indeks setane atau indeks diesel yang didapat dengan cara perhitungan
empiris. Indonesia menetapkan indeks cetane minimum 48 sebagai alternatif terhadap angka
cetana 45 minimum.
(2). Sifat viskositas (kekentalan)
Sifat-sifat aliran dan viskositas bahan bakar berkaitan dengan mekanisme pemompaan dan
atomisasi bahan bakar di dalam ruang bakar. Bahan bakar harus mudah dipompakan
walaupun pada suhu udara dingin. Untuk itu dalam spesifikasi bahan bakar HSD di negara-
negara ASEAN ditetapkan batasan minimum dan maksimum dari viskositas.
Viscosity atau viskositas minyak adalah suatu ukuran dari tahanan didalam minyak itu sendiri
untuk mengalir. Pada umumnya viskositas dinyatakan dengan satuan waktu (detik), yang
diperlukan oleh sejumlah minyak untuk mengalir melalui lubang laluan tertentu dan pada
suhu tertentu pula. Bila viskositas diukur dengan cara tertentu, mak alat pengukur viskositas
(viskosimeter) yang dipakai harus disebutkan. Jenis viskosimeter yang banyak digunakan
adalah Engler (Jerman), Redwood (Inggris), Saybolt universal (Amerika ) dan lain-lain.
(3). Sifat volatilitas (penguapan)
Volatility dari minyak diesel harus cukup selama dalam rentang suhu operasioanal untuk
menghasilkan suatu campuran dan pembakaran yang baik, sehingga dapat mengurangi asap
atau bau pada gas buang. Sifat penguapan bahan bakar merupakan sifat penting dalam
pembentukan campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar. Proporsi bahan bakar dan
udara harus berada dalam batas-batas yang dapat menimbulkan penyalaan dan suhunya harus
berada diatas suhu penyalaan yang rendah. Bila bahan bakar terlalu mudah menguap maka
campuran bahan bakar dan udara tidak sempurna, ruang bakar dipenuhi fasa uap sehingga
cairan bahan bakar akan berkurang, selain itu suhu campuran udara bahan bakar akan rendah.
Sebaliknya bila bahan bakar banyak mengandung bagian yang tidak menguap, karena
campuran akan memerlukan waktu penyalaan yang terlalu lama sehingga pembakaran
menjadi tidak sempurna menyebabkan timbulnya endapan kerak didinding ruang bakar dan
di kepala silinder. Sifat penguapan berhubungan dengan keamanan dalam penyimpanan
bahan bakar yaitu titik nyala (flash point), yang dalam spesifikasi Indonesia ditetapkan
minimum 1500 F (660 C).
(4). Sifat kebersihan dan korosifitas
Sifat-sifat kebersihan bahan bakar berhubungan dengan residu karbon, kandungan air,
sedimmen dan kandungan air yang dapat mengakibatkan pengotoran di ruang bakar. Sifat-
sifat korosifitas disebabkan oleh adanya uap air yang akan membentuk sulfat atau asam sulfat.
Kedua asam ini bersifat korosif terhadap bagian ruang bakar, kepala silinder, katup-katup dan
saluran gas buang. Batasan kandungan belerang dalam bahan bakar solar di Indonesia adalah
0,3% (cukup aman).
Sifat-sifat bahan bakar solar yang diproduksi harus sesuai dengan batas minimum dan
maksimum dari spesifikasi yang telah ditentukan, karena sifat bahan bakar minyak solar
sangat berpengaruh dalam penggunaannya pada motor, antara lain dapat menyebabkan
kerusakan komponen mesin dan dapat menurunkan engine performance dan disamping itu
dapat mempengaruhi pencemaran terhadap lingkungan.
Indonesia melalui Pertamina memproduksi tiga macam grade minyak diesel yang
diperdagangkan berdasarkan untuk motor putaran tinggi (HSD), motor putaran menengah
(LDF) dan motor putaran lambat (MDF). Masing-masing dari grade tersebut memiliki sifat-
sifat tertentu dan ditetapkan dalam spesifikasi bahan bakar minyak Indonesia seperti dalam
Tabel 5.
(5). Kadar belerang
Bahan bakar solar yang mengandung belerang berlebihan tidak baik digunakan sebagai bahan
bakar diesel karena dapat menambah keausan ring piston dan cylinder liner, selain itu jika
bahan bakar yang mengandung belerang terbakar dalam ruang bakar mesin dapat membentuk
asam korosi.
Asam ini akan mengikis permukaan logam dan menambah kerusakan mesin serta
terbentuknya kotoran yang menempel pada bagian dalam ruang bakar, kelep dan kepala
silinder mesin.

(3). Bahan Bakar Motor Diesel Putaran Tinggi
Pada umumnya minyak ringan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar motor diesel, akan
tetapi sebaiknya pergunakan bahan bakar yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik
pembuat mesin tersebut untuk menghindari kerusakan.
Bahan bakar yang digunakan pada motor diesel dapat berpengaruh besar terhadap kelambatan
penyalaan dalam proses pembakarannya, untuk menghasilkan tingkat penyalan yang konstan
pada motor diesel yaitu cetane (C14H34) dan yang sulit penyalaannya adalah
methylnapthaline (C10H17CH13).
Nilai cetana dari bahan bakar diesel dapat ditingkatkan dengan bahan aditive untuk
mempermudah dalam penyalaan. Bahan additive yang sering digunakan dari unsur
amylnitrate (C5H11NO2) dan ethynitrate (C2H5NO2). Motor diesel putaran tinggi biasanya
menggunakan bahan bakar dengan spesifikasi sebagai berikut ini.

(4). Pembakaran Bahan Bakar
Bahan bakar pada umumnya terdiri dari unsur-unsur zat arang ( C), zat air (H), zat asam (O),
dan belerang (S). bahan bakar yang dipergunakan untuk pembakaran terdiri dari bagian-
bagian kecil, yang disebut molekul. Molekul-molekul ini selanjutnya juga terdiri dari bagian-
bagian yang lebih kecil lagi yang disebut atom.
Atom-atom ini dapat bersenyawa dengan atom-atom lain dan membentuk molekul-molekul.
Dalam hal ini dapat terjadi dua kemungkinan :
a. Beberapa atom yang sma bersenyawa menjadi molekul.
b. Beberapa atom yang tidak sama bersenyawa menjadi molekul.

Yang disebut dengan berat atom ialah angka yang menunjukkan berapa atom dari unsur
tersebut lebih berat dari berat atom zat air (H). berat atom oksigen (O) = 16 kali berat atom
zat air (H). berat molekul suatu bahan adalah angka yang menunjukkan beberapa kali berat
satu molekul bahan tersebut lebih berat dari atom H.
H2 artinya 2 atom H, 2H2 berarti 2 kali 1 mol H, yang terdiri dari 2 atom H yang sama
dengan berat 4 atom H.
O2 terdiri dari 2 atom O dan beratnya 2 x 16 kali berat atom H = 32 satu gramolekul sesuatu
unsur adalah banyaknya gram yang sesuai dengan berat molekul unsur tersebut.
Menurut hukum Avogadro, bahwa untuk berbagai gas pada tekanan, suhu dan volume yang
sama akan mempunyai jumlah molekul yang sama banyaknya, atau dengan kata lain, pada
suhu dan tekanan yang sama maka grammolekul dari gas-gas mempunyai volume yang sama
pula.
Pada suhu 0 0C dan tekanan 1 atmosfer (76 cm Hg) maka volume dari 1 grammolekul bahan
berbentuk gas adalah 22,4 dm3 atau 1 kg molekul volumenya 22,4 m3. Volume gas pada
suhu 0 0C dan tekanan 1 atm disebut volume Normal dengan satuan Nm3.








BAHAN PELUMAS
1. Jenis dan Fungsi Pelumas
Sumber utama pelumas adalah minyak bumi yang merupakan campuran beberapa organic,
terutama hidrokarbon. Segala macam minyak bumi mengandung paraffin (CnH2n-2), naftena
(CnH2n) dan aromatik (CnHn), jumlah susunan tergantung sumber minyaknya. Aromatik
mempunyai sifat pelumasan yang baik tetapi tidak tahan oksidasi. Paraffin dan naftena lebih
stabil tetapi tidak dapat menggantikan aromatik secara keseluruhan. Karena tipe aromatik
tertentu bertindak sebagai penghalang oksidasi dan parafin murni tidak mempunyai sifat
pelumasan yang baik.
Perbedaan yang lain yaitu aromatik mempunyai viskositas rendah, naftena mempunyai
viskositas sedang, dan paraffin mempunyai viskositas tinggi. Oksidasi minyak mineral
umumnya menyebabkan meningkatkan viskositas serta terbentuknya asam dan zat yang tidak
dapat larut.Apabila terjadi oksidasi besar-besaran akan menyebabkan korosi dan bahkan
merusak logam yang dilumasi, kemudian oli harus diperbaharui. Daya tahan oksidasi
berkurang pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi berkurang
pada suhu yang tinggi. Dengan minyak pelumas yang baik, oksidasi masih akan tetap
berlangsung perlahan-lahan pada suhu 80 0 C. diatas suhu tersebut kecepatan oksidasi
meningkat dengan cepat.
Kecepatan oksidasi tergantung pada suhu udara dan macam bahan bantalan (bearing). Oleh
karena itu sangat sulit menentukan suhu operasi maksimum dan bagaimana seringnya minyak
pelumas (oli) harus diganti.
(1). Fungsi pelumas
Fungsi terpenting dari pelumas adalah mencegah logam bergesekan, menghindari keausan,
mengurangi hilangnya tenaga, dan mengurangi timbulnya panas. Hal yang diinginkan adalah
apabila gesekan logam dicegah atau ditiadakan, disebut hydrodinamik atau penuh film
pelumas, disini gesekan metal betul-betul diganti dengan gesekan dalam pelumas yang sangat
rendah. Sebaliknya karena tekanan tinggi, kecepatan rendah, pelumas tidak cukup dan
sebagainya, film pelumas menjadi sangat tipis, pelumas akan disebut dalam kondisi
boundary dan masih menyebabkan gesekan logam.
Disamping itu gesekan juga tergantung dari kehalusan dan keadaan logam, selain
kemampuan pelumas. Bahan yang tidak sejenis biasanya kurang menyebabkan kerusakan
permukaan dibandingkan bahan yang sejenis Dalam kenyataan molekul pelumas yang
berhubungan langsung dengan logam akan diserap permukaan logam. Kemampuan dan
adhesi penyerapan molekul-molekul ini memberikan daya tahan pada logam. Pada Tabel 1.
Disajikan daftar koefisien gesekan untuk bermacam-macam keadaan pelumas.

Terlepas dari kemampuan pelumas, pelumas harus tahan lama, tahan panas dan tahan
oksidasi. Minyak mineral, tumbuh-tumbuhan dan binatang atau gemuk sebagai pelumas
mempunyai kemampuan pelumas tetapi tidak cukup tahan oksidasi.
Viskositas adalah ukuran tahanan mengalir suatu minyak merupakan sifat yang penting dari
minyak pelumas. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk menentukan viskositas,
antara lain pengujian Saybolt, Redwood, Engler, dan Viscosity Kinematic.
Viskositas semua cairan tergantung pada suhu. Bila suhu meningkat maka daya kohesi antar
molekul berkurang. Sebagai jenis minyak perubahan viskositasnya sangat drastis
dibandingkan yang lainnya. Titik beku suatu minyak adalah suhu dimana minyak berhenti
mengalir atau dapat juga disebut titik cair yaitu suhu terendah dimana minyak masih
mengalir.
Pengetahuan mengenai hal ini penting dalam pemakaian minyak pada suhu yang rendah.
(2). Gesekan dan Pelumasan
Gesekan akan terjadi bila dua permukaan bahan yang bersinggungan digerakkan terhadap
satu sama lain, gesekan itu menyebabkan keausan, dengan melumas berarti memasukkan
bahan pelumas antara dua bagian yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gesekan
dan keausan.
a. Gesekan Kering
Gesekan kering terjadi bila tidak terdapat bahan pelumas. Jadi antara bagian-bagian yang
bergerak terjadi kontak langsung. Perlawanan gesekan adalah akibat dari kaitan berturut-turut
dari puncak bagian-bagian yang tidak rata. Besarnya koefisien gesek ditentukan oleh jenis
permukaan yang saling bergeser, koefisien gesek antara 0,3 sampai 0,5. Gesekan kering
tidak diperbolehkan dalam peralatan teknik.
b. Gesekan Zat Cair dan Pelumasan Penuh
Gesekan zat cair terjadi jika antara permukaan terdapat suatu lapisan bahan pelumas yang
demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata itu tidak saling bersinggungan
lagi. Jadi dalam hal ini tidak terdapat gesekan kering antara bagian-bagian yang bergerak
melainkan suatu gerakan zat cair antara lapisan-lapisan bahan pelumas.Besarnya koefisien
gesek ditentukan oleh tebalnya lapisan bahan pelumas dan oleh viskositas. Koefisien itu lebih
kecil dari 0,03. pelumasan yang terjadi karena gesekan zat cair dinamakan pelumasan penuh
atau pelumasan hidro dinamis. Keuntungan yang terpenting dari pelumasan penuh ialah
pengausan yang sangat kecil. Terjadinya pelumasan penuh tergantung dari banyak faktor ,
yaitu viskositas dari bahan pelumas, garis tengah poros, kecepatan putar poros, beban, suhu
kerja, cara pemasukan minyak, ruang main antara poros dan bantalan, jenis dan sebagainya.
c. Gesekan Setengah Kering dan Pelumasan Terbatas
Gesekan setengah kering terjadi jika antara permukaan terdapat lapisan bahan pelumas yang
demikian tebalnya, sehingga puncak-puncak yang tidak rata masih dapat bersinggungan. Jadi
dalam hal ini terjadi gesekan kering sebagian dan gesekan zat cair sebagian. Besarnya
koefisien gesek ditentukan oleh jenis bidang yang bergeser terhadap satu sama lain, tebalnya
lapisan bahan pelumas dan viskositas serta daya lumas dari bahan pelumas. Koefisien daya
lumas kira-kira 0,1. pelumasan yang terjadi pada gesekan setengah kering dinamakan
pelumasan terbatas.
(3). Jenis Pelumas
Minyak pelumas yang digunakan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai
berikut.
a. Minyak tumbuh-tumbuhan
Minyak tumbuh-tumbuhan diperoleh dengan cara memeras biji atau buah. Pada minyak
tumbuh-tumbuhan yang terpenting dalam teknik ialah minyak lobak (rape oil), minyak biji
katun dan biji risinus.
b. Minyak hewan
Minyak hewan diperoleh dengan cara merebus atau memeras tulang belulang atau lemak babi.
Minyak hewan yang terpenting untuk keperluan teknik ialah minyak tulang dan minyak ikan.
Minyak tersebut masing-masing diperoleh dari kaki hewan dan ikan. Minyak tumbuh-
tumbuhan dan minyak hewan keduanya mempunyai daya lumas yang baik, oleh sebab itu
minyak tersebut dinamakan minyak berlemak.
Keburukan dari minyak itu ialah cepat menjadi tengit yang berarti bahwa minyak menjadi
cepat rusak. Minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan hampir tidak digunakan secara
tersendiri sebagai minyak pelumas. Akan tetapi karena daya lumasnya baik sekali maka
ditambahkan pada minyak mineral.
c. Minyak mineral
Minyak mineral diperoleh dengan cara distilasi (penyulingan) minyak bumi secara bertahap.
Minyak mineral lebih murah dari pada minyak tumbuh-tumbuhan atau minyak hewan, akan
tetapi lebih tahan lama dari kedua macam minyak tersebut. Hanya saja daya lumas dari
minyak mineral tidak sebaik minyak tumbuh-tumbuhan dan minyak hewan.
d. Minyak kompon
Minyak kompon itu adalah campuran antara minyak mineral dengan sedikit minyak tumbuh-
tumbuhan atau minyak hewan. Campuran ini mempunyai daya lumas yang lebih sempurna
dari pada minyak mineral.
(4). Bahan Aditif
Bahan tambahan aditif itu ialah zat kimia yang ditambahkan pada minyak dengan tujuan
untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari minyak yang bersangkutan. Berbagai macam
bahan tambahan itu diberi nama menurut sifat yang diperbaikinya dalam minyak.
Jenis bahan tambahan adalah sebagai berikut ;
a. bahan tambahan untuk menurunkan titik beku.
b. Bahan tambahan untuk meningkatkan indeks viskositas.
c. Bahan tambahan pemurni dan penyebar.
Aditif ini menjaga supaya bagian-bagian zat arang tetap tinggal melayang-layang dan
mencegahnya melekat pada logam, dengan demikian pesawat yang bersangkutan tetap dalam
kondisi bersih. Aditif antioksidan mengurangi ketuaan minyak, jadi minyak yang diberi aditif
antioksidan tidak cepat mengoksida sehingga pengasaman dapat dicegah. Aditif antikorosi
memberi lapisan pelindung pada bagian mesindengan demikian dapat dicegah termakanya
oleh asam yang terjadi dalam minyak. Aditif dapat mencegah dua bagian permukaan logam
yang saling bersinggungan berpadu dan juga meningkatkan daya lumas minyak. Minyak yang
diberi aditif peningkat nilai tekanan batas, tahan terhadap tekanan tinggi.
(5). Gemuk
Gemuk adalah produk padat agak cair, umumnya tersusun dari minyak dan sabun disamping
metode lain membuat gemuk. Kandungan minyak umumnya antara 75-95%. Gemuk lebih
tahan karat, tahan oksidasi, tahan udara lembab dan sebagainya. Kita menggunakan gemuk
apabila pemakaian oli mengalami kesulitan karena tidak ada penutupnya. Gemuk bantalan
mempunyai struktur halus atau butiran, sedangkan gemuk roda gigi ulet dan berserabut.
Untuk roda gigi harus mempunyai adhesi yang kuat pada logam sehingga tidak terlempar
keluar dari antara gigi-gigi. Gemuk roda gigi pada kotak roda gigi yang tidak tertutup adalah
agar cair sehingga gemuk dapat kembali pada posisi semula. Sesuai dengan jenis logam yang
digunakan untuk pelumasan, kita membedakan gemuk sebagai berikut ini.
Gemuk sabun kalsium (gemuk kapur)
Gemuk ini tahan air tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 90 1500 C.
gemuk sabun kalsium digunakan untuk pelumasan umum terutama untuk bantalan luncur.
Gemuk sabun natrium (gemuk soda)
Gemuk ini tidak tahan air akan tetapi tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak antara 150
2300 C. gemuk sabun natrium digunakan untuk pelumasan bantalan peluru dan bantalan
golong.
Gemuk sabun aluminium
Gemuk ini tahan air, akan tetapi tidak tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 900 C.
Gemuk ini sesuai untuk penggunaan khusus yang memerlukan perlawanan terhadap daya
lempar keluar.
Gemuk sabun litium
Gemuk ini tahan air dan tahan suhu tinggi, titik tetesnya terletak pada 180 0 C. gemuk sabun
litium digunakan sebagai gemuk serba guna yang berarti bahwa gemuk ini dapat digunakan
untuk banyak macam keperluan.
Gemuk basa campuran
Gemuk ini mengandung sabun kalsium dan sabun natrium, sifat gemuk ini tentu saja berada
diantara sifat sabun kalsium dan sifat sabun natrium. Gemuk basa campuran digunakan
sebagai gemuk serba guna, akan tetapi tidak mungkin ditempat yang ada air. Suhu kerja
maksimum kira-kira 400 C, lebih rendah dari pada titik tetes.
(6). Penggunaan Pelumas
Pelumas dapat digunakan untuk beberapa keperluan antara lain sebagai berikut.
a. Minyak lumas mesin
Tersedia dalam dua kualitas yaitu bermutu rendah dan tinggi. Bermutu rendah diperuntukkan
untuk bagian-bagian yang dapat dilumas dari tempat minyak lumas. Kualitas yang lebih
tinggi diperuntukan untuk system sirkulasi (pelumasan bantalan, roda gigi transmisi beban
ringan) dimana oli harus berfungsi dalam jangka waktu yang lama, bermutu dan tahan
oksidasi. Viskositas yang diberikan untuk bantalan tergantung beberapa factor yaitu; beban,
suhu, kecepatan, diameter poros dan system pelumasan.

b. Pelumasan transmisi roda gigi lurus dan roda gigi cacing
Minyak lumas mineral murni tidak tahan lama untuk pelumas pada beban berat dan beban
hentakan transmisi roda gigi dan minyak lumas. Untuk system roda gigi, beban ringan yang
terbuka diperlukan minyak lumas yang adhesi dengan logam dan tidak terlempar dari roda
gigi.Untuk roda gigi beban berat terbuka, campuran yang mengandung aspal ulet sering
digunakan pada suhu yang tinggi.
c. Minyak lumas motor
Minyak lumas motor bensin mengandung pembersih untuk mencegah mengendapnya kotoran
padat dengan menjaganya tetap dalam kondisi bersih.
d. Minyak lumas silinder uap
Minyak lumas silinder uap harus mempunyai titik nyala yang tinggi dan tidak mengandung
bahan yang mudah menguap pada uap panas. Minyak mengandung gemuk tertentu
diperbolehkan beremulsi dengan cairan yang bersifat pelumas yang baik, adhesi pada logam
cukup baik.
e. Minyak lumas hidrolik
Dengan alasan keselamatan cairan hidrolik tidak mudah menyala, dan mempunyai kekentalan
yang rendah, apalagi untuk system hidrolik yang bekerja di dekat api.
SIFAT BAHAN PELUMAS
Pada dasarnya pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda padat yang bergerak
secara tangensial terhadap satu sama lain dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua
benda padat tersebut, yang mempunyai :
a. Jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan tetap dapat memisahkan kedua benda
sesuai dengan kondisi beban dan temperatur.
b. Tetap membasahi permukaan kedua benda.
c. Sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
d. Komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi operasional.
Jadi fungsi utama dari pelumas adalah untuk mengurangi daya yang diperlukan untuk
mengatasi gesekan dan mengurangi keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan,
seperti antara bearing dengan poros, piston dengan cylinder liner dan lainnya, sehingga akan
menambah daya keluaran (out put) dan memperpanjang jam kerja motor.
Fungsi kedua dari minyak lumas adalah bekerja sebagai pendingin, yaitu membawa panas
akibat adanya gesekan keluar dari bearing, cylinder liner, piston dll.
Fungsi lain dari film (lapisan tipis) minyak lumas adalah bekerja sebagai seal (perapat)
seperti halnya antara piston ring dan dinding silinder tentu ada film minyak yang mencegah
gas pembakaran melewati piston ring dan masuk kedalam karter (crank case). Sehingga
pelumasan mesin yang efektip mempunyai peranan yang sangat penting untuk
memperpanjang umur dan kinerja mesin.
g. Viskositas
Viskositas adalah sifat dari suatu fluida, sebagai gesekan internal yang menyebabkan fluida
tersebut melawan untuk mengalir. Coba lihat pada gambar 5, apabila suatu lapisan minyak
didalam sebuah tempat B, di atas lapisan ada sebuah pelat yang rata A dengan jarak s dari B.
lapisan minyak setebal s diumpakan terdiri dari lapisan-lapisan minyak 0 sampai 5. Sebuah
gaya F diperlukan pelat A tetap bergerak dengan kecepatan yang tetap v terhadap tempat B.
pada permukaan dari A dan B ada sebuah lapisan minyak yang menempel (adhesi) yaitu
lapisan 5 dan lapisan 0, yang kecepatannya nol terhadap keduanya. Atau dengan kata lain,
kalau dilihat terhadap B, lapisan 5 kecepatannya sama dengan v, lapisan 4 dan lapisan
berikutnya kecepatannya akan selalu berkurang, sampai akhirnya lapisan 0 kecepatannya
sama dengan 0.
Distribusi kecepatan ini mengakibatkan terjadinya deformasi yang terus menerus dari minyak.
Bagian dari minyak yang pada awalnya berbentuk kubus C sesaat kemudian akan menjadi
bentuk rhomboida R. Kalau sekarang tebal minyak s diperbesar, maka dapat dimengerti
bahwa dengan gaya F yang sama akan menghasilkan kecepatan v yang lebih besar, yang
berarti bahwa v = s (v sebanding dengan s).
Dalam praktek viskositas minyak lumas diukur dengan alat yang namanya viscometer atau
viscosimeter. Ada macam-macam viskosimeter seperti dari Saybolt Universal dari Amerika,
Redwood 1 dan Redwood 2 dari Inggris, Engler dari Jerman, dan barbey dari Perancis. Pada
dasarnya cara kerja dari viscosimeter tersebut adalah sama, yaitu dengan cara mengukur
waktu yang diperlukan oleh sejumlah minyak dengan volume tertentu dan mengalirkannya
karena beratnya sendiri melalui saluran dengan ukuran lubang tertentu dan juga pada suhu
yang telah ditentukan. Sedangkan yang berbeda adalah ukuran saluran dan lubangnya serta
suhu saat pengukuran. Waktu yang didapat dari hasil pengukuran pada viscosimeter kalau
dibagi dengan berat jenis minyak disebut viskositas kinematik. Satuan viskositas kinematik
adalah stokes.
Contoh minyak yang diukur viscositasnya diambil sebanyak 60 ml, dimasukkan kedalam
tabung viscosimeter A, yang pada bagian bawahnya disambung dengan pipa sepanjang l,
garis tengah d, dan diujung pipa dipasang gabus penutup.
Minyak didalam tabung A kemudian dipanaskan hingga mempunyai suhu 130 0F atau 54,4
0C. setelah suhu tersebut tercapai, maka gabus penutup dibuka dan dengan sebuah stop watch
waktu dari saat minyak mengalir keluar dari ujung pipa sampai minyak didalam tabung A
habis dan ditampung pada tabung yang lain B.
Tabung A habis dan ditampung di tabung B, waktu yang didapat dari pengukuran tadi
merupakan viskositas dari minyak pengujian dengan satuan Saybolt seconds.

Ada sebuah badan di Amerika yang terkenal yaitu The Society of Automative Engineers
(SAE) yang mengadopsi suatu sistem dengan memakai nama SAE viscosity numbers, atau
angka viskositas SAE. Masing-masing angka menunjukkan rentang nilai viskositas minimum
dan maksimum dari Saybolt seconds pada suhu pengujian tertentu, sebagai contoh misalnya
angka viskositas SAE 30 sesuai dengan visckositas Saybolt dalam rentang antara 185 dan 225
Saybolt seconds pada suhu pengujian 130 0F seperti dalam tabel 1.

(1). Viskositas Index
Viskositas index adalah suatu ukuran perubahan viskositas dari minyak terhadap suhu
dibandingkan dengan dua macam minyak referensi yang mempunyai viskositas yang sama
pada suhu 210 0F. hal ini adalah suatu sistem empiris, dimana suatu jenis minyak (basis
parafin) dari pennsylvania diberikan angka index 100 dan minyak dari Timur tengah (basis
naphthene) diberikan angka index 0.
Secara umum angka index viskositas menunjukkan hambatan relatif dari suatu minyak
tertentu untuk berubah viskositasnya, karena adanya perubahan suhu. Minyak dengan angka
index yang rendah menunjukkan bahwa minyak tersebut mempunyai hambatan yang rendah,
sehingga minyak tadi mempunyai viskositas yang tinggi pada suhu dingin dan cepat berubah
menjadi viskositas yang rendah pada suhu yang lebih tinggi. Minyak yang mempunyai angka
viskositas tinggi lebih disukai karena akan memeberikan pelumasan yang baik pada motor.
(2). Pour point
Pour point atau suhu tuang atau titik tuang ialah suhu terendah dimana minyak dapat
mengalir. Pada suhu tersebut minyak sudah kehilangan fluiditasnya dan tidak dapat mengalir
atau bersirkulasi pada sistem. Titik tuang dari kebanyakan minyak lumas adalah antara 15
sampai 0 0C.
(3). Flash Point
Flash point atau titik nyala adalah suhu dimana minyak harus dipanaskan didalam alat
pengujian, sehingga timbul uap yang dapat menyala sebentar bila suatu nyala api kecil
didekatkan pada uap tadi. Titik nyala minyak lumas yang digunakan pada motor berkisar
antara 175 0C sampai 260 0C tergantung pada penggunaan motor dan jenis minyak
lumasnya.
(4). Carbon Residu
Carbon residu adalah berat sisa dari minyak lumas yang telah terbakar. Carbon residu
ditentukan dengan cara memanaskan, menyalakan, dan membakar suatu contoh minyak
lumas berat 10 gram dalam suatu peralatan percobaan Conradson, sampai hanya tinggal sisa
pembakaran (residu). Selanjutnya sisa pembakaran tadi ditimbang beratnya dengan teliti.
Perbandingan antara berat sisa dan berat asal dari minyak merupakan carbon hasil percobaan
tersebut merupakan indikasi dari jumlah carbon yang mungkin akan melekat (deposited)
didalam motor. Pada umumnya carbon residu pada minyak lumas antara 0,20 sampai 0,60 %.
(5). Acidity atau Neutralization Number
Acidity atau keasaman dinyatakan sebagai jumlah dalam miligram dari potassium hydroxide
yang diperlukan untuk menetralkan satu gramminyak. Percobaan ini untuk mengukur jumlah
kandungan asam mineral yang bersifat korosif, dan asam organik yang relatif bersifat non
korosif. Angka keasaman yang tinggi pada minyak baru menunjukkan adanya asam mineral,
dan angka keasaman yang tinggi pada minyak bekas menunjukkan adanya asam organik.
Asam organik meskipun non korosif meningkatkan kecenderungan minyak untuk membentuk
emulsi dengan air dan sludge dengan partikel carbon.
(6). Warna
Warna minyak lumas berguna hanya untuk tujuan identifikasi, dan bukan menunjukkan
kualitas dari minyak lumas.










BAHAN LISTRIK DAN BUKAN LOGAM
BAHAN PENGHANTAR LISTRIK
Fungsi penghantar pada teknik listrik adalah untuk menyalurkan energi listrik dari satu ke
titik lain. Penghantar yang lazim digunakan antara lain : aluminium, tembaga. Namun
demikian, pada bab ini disampaikan pula beberapa bahan yang masih ada relevansinya. Sifat
dan karakteristik bahan penghantar yang dibahas lebih bersifat umum tidak mengarah lebih
spesifik pada ilmu bahan. Hal ini disesuaikan dengan aplikasi dilapangan yang lebih
mengarah pada pada kenaikan temperatur dan sifat jenis bahan tersebut.
A. ALUMINIUM
Aluminium murni mempunyai massa jenis 2,7 g/ cm3. Aluminium murni mudah dibentuk
karena lunak, kekuatan tariknya hanya 9 kg/ mm2. Untuk itu jika aluminium digunakan
sebagai penghantar yang dimensinya cukup besar, selalu diperkuat dengan baja atau paduan
aluminium. Penggunaan yang demikian misalnya pada : ACSR (Aluminium Conductor Steel
Reinforced), ACAR (Aluminium Conductor Alloy Reinforced). Konstruksi penghantar-
penghantar dari aluminium seperti terlihat pada Gb. 3.1.

Penggunaan aluminium yang lain adalah untuk busbar dan karena alasan tertentu misalnya,
karena alasan ekonomi, dibuat penghantar aluminium yang berisolasi, misalnya : ACSR-OW.
Menurut ASA (American Standard Association), paduan aluminium diberi penandaan seperti
ditunjukkan pada tabel 1.

B. TEMBAGA
Tembaga mempunyai daya hantar listrik yang tinggi yaitu 57 ? mm2/m pada suhu 20 0 C.
Koeffisien suhu (? ) tembaga 0,004 per0
C. Kurva resistivitas tembaga
terhadap suhu adalah tidak linier seperti ditunjukkan pada Gb.2.2.Pemakaian tembaga pada
teknik listrik yang terpenting adalah sebagai penghantar, misalnya : kawat berisolasi (NYA,
NYAF), kabel (NYM, NYY, NYFGBY), busbar, lamel mesin dc, cincin seret pada mesin ac.
Tembaga mempunyai ketahanan terhadap korosi, oksidasi. Massa jenis tembaga murni pada
20 0 C adalah 8,96 g/cm3, titik beku 1083 0
C. Kekuatan tarik lembaga
tidak tinggi yaitu berkisar antara 20 hingga 40 kg/ mm3, kekuatan tarik batang tembaga akan
naik setelah batang tembaga diperkecil penampangnya untuk dijadikan kawat berisolasi atau
kabel. Cara memperkecil penampang batang tembaga menjad i kawat dengan menggunakan
penarik tembaga seperti ditunjukkan pada Gb. 2.3. Untuk memperkecil penampang tembaga
digunakan batu tarik (die) yang besarnya beragam, makin ke ujung adalah makin kecil
penampang rautannya. Makin kecil penampang kawat diperlukan, makin banyak tahapan
batu tarik yang digunakan. Bahan batu tarik untuk pembuatan kawat yang cukup besar
diameternya kecil adalah intan. Selama penarikan akan terjadi penambahan panjang. Untuk
itu roda tarik yang dipasang dibelakang batu tarik putarannya atau diameternya dibuat lebih
besar.
Sesudah diadakan penarikan terhadap batang tembaga menjadi kawat, tembaga akan lebih
lenting. Keadaan ini kurang baik digunakan sebagai kawat berisolasi atau kabel. Agar
tembaga menjadi lunak kembali, perlu diadakan pemanasan. Namun harus diusahakan
hendaknya selama proses pemanasan tersebut tidak terjadi oksidasi. Setelah proses
pemanasan selesai, maka proses pembuatan kawat berisolasi atau kabel dapat dimulai. Untuk
penghantar yang penampangnya lebih kecil dari 16 mm2 digunakan penghantar pegal,
sedangkan untuk penghantar yang penampangnya ? 16 mm2 digunakan penghantar serabut
yang dipilin.
BAJA
Meskipun konduktivitas baja rendah yaitu :
tetapi digunakan pada penghantar transmisi yaitu ACSR, fungsi baja dalam hal ini adalah
untuk memperkuat konduktor aluminium secara mekanis setelah digalvanis dengan seng.
Keuntungan dipakainya baja pada ACSR adalah menghemat pemakaian
aluminium.Berdasarkan pertimbangan tersebut dibuat penghantar bimetal seperti ditunjukkan
pada Gb. 2.5 (jangan dikacaukan dengan termal bimetal yang biasanya untuk pengaman).

Dua hal yang menguntungkan dari penghantar bimetal, yaitu :
a. Pada arus bolak balik ada kecenderungan arus melalui bagian luar konduktor (efek kulit).
b. Dengan melapisi baja menggunakan tembaga, maka baja sebagai penguat penghantar
terhindar dari korosi. Pemakaian penghantar bimetal selain untuk kawat penghantar adalah
untuk : busbar, pisau hubung.
WOLFRAM
Logam ini berwarna abu-abu keputih-putihan, mempunyai massa jenis 20 g/cm3, titik leleh
3410
0
C, titik didih 5900
0
C, ? 4,4 . 10-6 per0 C, tahanan jenis 0,055 ? .mm2 /m. Wolfram
diperoleh dari tambang yang pemisahannya dari penambangan dengan menggunakan
magnetik atau proses kimia. Dengan reaksi reduksi asam wolfram (H2WO4) dengan suhu
700 0 C diperoleh bubuk wolfram. Bubuk wolfram tersebut kemudian diebntuk menjadi
batangan dengan suatu proses yang disebut metalurgi bubuk yang menggunakan tekanan dan
suhu tinggi (2000 atmosfir, 1600 0C) tanpa terjadi oksidasi. Dengan menggunakan mesin
penarik, batang wolfram diameternya dapat dikecilkan menjadi 0,01 mm (penarikannya
dilakukan pada keadaan panas). Penggunaan wolfram pada teknik listrik antara lain : filamen
(lampu pijar, lampu halogen, lampu ganda), elektroda, tabung elektronik.
MOLIBDENUM
Logam ini mirip dengan wolfram dalam hal sifatnya, demikian pula cara mendapatkannya.
Molibdenum mempunyai massa jenis 10,2 g/cm3, titik leleh 2620 0 C, titik didih 3700 0 C, ?
53.10-7 per0 C, resistivitasnya 0,048 ? .mm2/m koeffisien suhu 0,0047 per0 C .Diantara
penggunaan Molibdenum adalah pada :
tabung sinar X, tabung hampa udara, karena molibdenum dapat membentuk lapisan yang kuat
dengan gelas. Sebagai campuran logam yang digunakan untuk keperluan yang keras, tahan
korosi, bagian-bagian yang digunakan pada suhu tinggi.
PLATINA
Platina merupakan logam yang berat, berwarna putih keabu-abuan, tidak korosif, sulit terjadi
peleburan dan tahan terhadap sebagian besar bahan kimia. Massa jenisnya 21,4 g.cm3, ?
9.10-6 per0 C, titik leleh 1775 0 C, titik didih 4530 0 C, resistivitasnya 0,1 ? .mm2 /m,
koeffisien suhu 0,00307 per0 C.
Platina dapat dibentuk menjadi filamen yang tipis dan batang yang tipis -tipis. Penggunaan
platina pada teknik listrik antara lain untuk elemen pemanas pada laboratorium tentang oven
atau tengku pembakaran yang memerlukan suhu tinggi yaitu di atas 13000 C, untuk
termokopel platina-rhodium (bekerja di atas 16000 C), platina dengan diameter ? 1 mikron
digunakan untuk menggantung bagian gerak pada meter listrik dan instrumen sensitif lainnya,
bahan untuk potensiometer.

AIR RAKSA
Air raksa adalah satu-satunya logam yang berbentuk cair pada suhu kamar. Resistivitasnya
adalah 0,95 ? . mm2/m, koeffisien suhu 0,00027 per0 C. Pada pemanasan di udara air raksa
sangat mudah terjadi oksidasi. Air raksa dan campurannya khususnya uap air raksa adalah
beracun. Penggunaan air raksa antara lain : gas pengisi tabung-tabung elektronik,
penghubung pada saklar air raksa, cairan pada pompa diffusi, elektroda pada instrumen untuk
mengukur sifat elektris bahan dielektrik padat.
Logam-logam lain yang juga banyak digunakan pada teknik listrik diantaranya adalah :
tantalum dan niobium. Tantalum dan niobium dipadukan dengan aluminium banyak d
igunakan sebagai kapasitor elektrolitik.

H. BAHAN-BAHAN RESISTIVITAS TINGGI
Bahan-bahan resistivitas tinggi yang digunakan untuk peralatan yang memerlukan resistansi
yang besar agar bila dialiri arus akan terjadi tegangan anjlok yang besar. Contoh pe
nggunaan bahan -bahan resistivitas tinggi antara lain pada pemanas listrik, rheostat dan
resistor. Bahan-bahan ini harus mempunyai koeffisien suhu yang rendah. Untuk elemen
pemanas, pada suhu yang tinggi untuk waktu yang lama tidak boleh terjadi oksidasi d an
meleleh. Bahan-bahan yang resistivitasnya tinggi antara lain : konstanta, manganin, nikrom
dan fehral yang komposisinya ditunjukkan pada Tabel 3.

KONSTANTAN
Konstantan merupakan logam paduan dari tembaga dan nikel seperti ditunjukkan pada Tabel
3. Hubungan antara resistivitas, koeffisien suhu (? ) dan komposisi antara tembaga dan nikel
ditunjukkan Gb. 2.6. Dari Gb.2.6 terlihat bahwa resistivitas tertinggi adalah pada
perbandingan 60 % Ni dengan 40 % Cu, tetapi koeffisien suhu terendah adalah 40 % Ni
dengan 60 % Cu. Sebagai bahan elemen resistansi tinggi, misalnya rheostat, elemen pemanas
dengan suhu kerja 400 0 hingga 500 0 C di buat komposisi 60 % Ni dengan 40 % Cu, yaitu
Konstantan. Bersama-sama dengan tembaga atau besi, konstantan dapat merupakan
termokopel yang dapat membangkitkan emf ? 40 mikro volt setiap perbedaan suhu 1 0 C
diantara sambungan -sambungannya. Hal ini memungkinkan termokopel konstantan tembaga
atau konstantan besi digunakan alat ukur. Jika dipanasi dengan suhu yang cukup tinggi, pada
konstantan akan terbentuk lapisan oksida tipis dan ini memungkinkan terjadinya isolasi jika
dililitkan. Tegangan tembus untuk isolasi tersebut tidak lebih dari 1 volt.
KROMEL
Logam ini merupakan perpaduan 0,7 % Mn, 0,6 % Ni, 23 sampai 27 % Cr dengan 4,5 hingga
6,7 % A1, sisanya Fe. Kromel baik untuk elemen pemanas air, setrika, pemanggang dan
peralatan yang memerlukan ketahanan korosi dan panas.
MANGANIN
Warna logam ini kuning kemerah-merahan, komposisi manganin dapat dilihat pada tabel 3.
Suhu kerjanya ? 70 0 C

TIMAH HITAM
Timah hitam mempunyai massa jenis 11,4 g/cm3, agak lunak, meleleh pada suhu 327 0 C,
titik didih 1560 0 C, warna abu-abu dan sangat mudah dibentuk. Merupakan bahan tahan
korosi dan mempunyai konduktivitas 4,5 m/ ? . mm . Pemakaian timah hitam pada teknik
listrik antara lain : sel -akumulator, selubung kabel tanah disamping digunakan sebagai
pelindung pada industri nuklir. Timah hitam tidak tahan terhadap pengaruh getaran dan
mudah mengikat sisa asam. Untuk itu pemakaiannya sebagai pelindung kabel tanah jika
ditanam pada tempat-tempat tersebut, diperlukan perlindungan tambahan. Kapur basah, air
laut dan semen basah dapat bereaksi dengan timah hitam. Itulah sebabnya disamping timah
hitam sebagai pelindung kabel tanah, digunakan paduan dari timah hitam yang mempunyai
struktur kristal yang lebih halus, lebih kuat, labih tahan getaran. Tetapi lebih mudah korosi.
Timah dan komponennya mengandung racun.
BIMETAL
Setiap logam mempunyai muai panjang ? yang berbeda. Hal ini berarti bila 2 buah logam
dengan ? berbeda dipanasi dengan suhu yang sama panjangnya akan menjadi berbeda.
Apabila keduanya disatukan menjadi bimetal seperti ditunjukkan pada Gb. 2.7, apabila
dipanasi bimetal akan melengkung ke arah logam yang mempunyai ? lebih kecil.
Besarnya lengkungan (penyimpangan) a ditentukan oleh perbedaan muai panjang (? 2 - ? 1),
panjang 1, beda suhu (t2 t1) dan ketebalan h dari kedua logam. Penyimpangan maksimum
bimetal adalah :
BAHAN ISOLASI
Sifat dan karakteristik bahan pada saat digunakan dalam sistem tenaga listrik mempunyai
besaran yang sangat bervariasi mulia dari sifat fisik, mekanik maupun elektrik. Yang
semuanya sangat berperan guna menganalisis karakteristik sistem secara keseluruhan. Salah
satu sifat yang sangat penting adalah sifat kelistrikan. Namun demikian sifat mekanis, sifat
termal, ketahanan terhad ap bahan kimia serta sifat-sifat lainnya perlu juga diperhatikan.
Salah satau bahan listrik yang sangat luas penggunaanya dalam sitem tenaga listrik adalah
isolasi. Karena seperti kita tahu bahan isolasi akan menyekat antara bagian -bagian yang
bertegangan dengan yang tidsak atau dengan manusia

A. SIFAT KELISTRIKAN
Terdapat 3 hal pokok yang dibahas di dalam sub-bab ini yaitu resistivitas, permitivitas dan
sudut kerugian dielektrik. Dari 3 hal tersebut akan memberikan gambaran sifat kelistrikan
suatu bahan isolasi di samping sifat-sifat yang lain.
1. Resisitivitas
Sesuai dengan fungsinya, bahan isolasi yang baik adalah bahan isolasi yang resistivitasnya
besar tak terhingga. Tetapi pada kenyataannya bahan yang demilcian itu belum bisa diperoleh.
Sampai saat ini semua bahan isolasi pada teknik listrik masih mengalirkan arus listrik
(walaupun kecil) yang lazim disebut arus bocor. Hal ini menunjukkan bahwa resistansi bahan
isolasi bukan ddak Lerbatas besarnya. Besarnya resistansi bahan isollasi sesuai dengan
Hukum Ohm adalah v = i. r
Beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan resistivitas adalah :
a. Baik resistivitas volume maupun resistivitas permulaan akan berkurangbesarnya jika suhu
dinaikkan. Banyak bahan yang mempunyai pv dan pp yang bc--s.ar pada suhu kamar, tetapi,
turun drastis pada subu 1000 C.
b. Untuk bahan isolasi yang higroskopis, di daerah-daerah yang lembab resistivitasnya akan
turun secara mencolok.
c. Resistivitas akan turun jika tegangan yang diberikan naik
Dari 3 hal tersebut diatas, maka pada pemakaian sehari-hari dalam pemakaian bahan isolasi
misaInya untuk daerah kerja yang suhunya tinggi aLau lembab, harus dipilib bahan yang
sesuai baik bahan maupun tegangan kerjanya.

2. Permitivitas
Setiap bahan isolasi mempunyai permitivitas. Hal ini bagi bahan -bahan yang digunakan
sebagai elektrik kapasitor. Kapasitansi suatu kapasitor tergantung beberapa faktor yaitu :
luas permukaan, jarak antara keping-keping kapasitor serta dielektriknya.
Sifat terhadap Panas
Pada penghantar yang dilewati arus listrik selalu terjadi kerugian daya. Kerugian daya ini
selanjutnya didesipasikan dalam bentuk energi panas. Untuk itu perlu dipelajari pengaruh
panas terhadap bahan-bahan isolasi karena panas dapat mempengaruhi bahan isolasi dalam
hal : sifat kelistrikan, kekuatanmekanis, kekerasan, viskositas, ketahanan terhadap pengaruh
kimia dan sebagainya. Suatu bahan isolasi dapat rusak disebabkan oleh panas dalam kurun
waktu tertentu. Waktu tersebut dikatakan sebagai umur panas bahan isolasi.
Sedangkan kemampuan bahan menahan suatu panas tanpa terjadi kerusakan disebut
ketahanan panas (heat resistance). Klasifikasi bahan isolasi menurut IEC (International
Electrotechnical Commission) didasarkan atas batas suhu kerja bahan.
5. Sifat Fisis dan Kimia
Beberapa sifat fisis dan kimia yang akan dibahas di sini adalah; sifat kemampuan larut,
resistansi kimia, higroskopisitas, permeabilitas uap, pengaruh tropis dan resistansi radio aktif.
a. Sifat kemampuan Larut
Sifat ini adalah diperlukan ketika menentukan macam bahan pelarut untuk suatu bahan,
misalnya : vernis, plastik, dan sebagainya. Juga ketika menguji bahan isolasi atas
kemampuannya tetap tahan di dalam cairan selama diimpregnasi dan selama pemakaiannya
(bahan isolasi trafo minyak). Kemampuan larut bahan padat dapat dievaluasi berdasarkan
banyaknya bagian permukaan bahan yang dapat larut setiap satuan waktu jika diberi bahan
pelarut. Kemampuan larut suatu bahan akan lebih besar jika suhunya dinaikkan. Umumnya
bahan pelarut komposisi kimianya sama dengan bahan yang dilarutkan. Contohnya : hidro
karbon (parafin, karet alam) dilarutkan dengan cairan hidro karbon atau phenol formaldehida.
b. Resistansi Kimia
Bahan isolasi mempunyai kemampuan yang berbeda ketahanannya terhadap korosi yang
disebabkan oleh : gas, air, asam, basa dan garam. Hal ini perlu diperhatikan untuk
pemakaian bahan isolasi yang digunakan di daerah yang kosentrasi kimianya aktif, suhu di
atas normal. Karena kecepatan korosi dipengaruhi pula oleh kenaikkan suhu. Bahan isolasi
yang digunakan pada instalasi tegangan tinggi harus mampu menahan terjadinya ozon.
Artinya, bahan tersebut harus mempunyai resistansi ozon yang tinggi. Karena ozondapat
menyebabkan isolasi berubah menjadi regas. Pada prakteknya, bahan isolasi anorganik
mempunyai ketahanan terhadap ozon yang baik.
c. Higroskopisitas
Beberapa bahan isolasi ternyata mempunyai sifat higroskopisitas, yaitu sifat menyerap air
sekelilingnya. Uap air ternyata dapat mengakibatkan perubahan mekanis fisik (physico
mechanical) dan memperkecil daya isolasi.
Untuk itu selama penyimpanan atau pemakaian bahan isolasi agar tidak terjadi penyerapan
uap air oleh bahan isolasi, maka hendaknya bahan penyerap uap air yaitu senyawa P 2O5
atau Ca Cl 2. Bahan dielektrik yang melekulnya berisi kelompok hidroksil (OH),
higroskopisitasnya relatif besar. Sedangkan bahan dielektrik seperti : parafin, polietilin dan
politetra fluoro etilen a dalah bahan -bahan nonhigroskopis.

C. JENIS BAHAN ISOLASI
Bahan isolasi gas adalah digunakan sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai media penyalur
panas. Bahan isolasi gas yang dibahas dalam bab ini adalah : udara, sulphur hexa fluorida
(SF6) sebagai titik berat di damping gas-gas lain yang lazim digunakan di dalam teknik listrik.
1. Udara
Udara merupakan bahan isolasi yang mudah didapatkan, mempunyai tegangan tembus yang
cukup besar yaitu 30 kV/ cm. Contoh yang mudah dijumpai antara lain : pada JTR, JTM, dan
JTT antara hantara yang satu dengan yang lain dipisahkan dengan udara. Hubungan antara
tegangan tembus dan jarak untuk udara tidak linier seperti ditunjukkan pada Gb.3.4
Kalau 2 buah elektroda yang dipisahkan dengan udara mempunyai beda tegangan yang cukup
tinggi yaitu tegangan yang melebihi tegangan tembus, maka akan timbul loncatan bunga api.
Bila tegangan tersebut dinaikkan lagi, maka akan terjadi busur api. Jika terdapat 2 buah
elektroda berbentuk bulat dipisahkan dengan udara yang jaraknya cukup besar untuk suatu
harga tegangan dan memungkinkan terjadinya ionisasi pada udara sekitarnya maka akan
berbentuk ozon. Pada sekitar elektroda tersebut akan timbul sinar terang kebiru-biruan yang
disebut korona. Besarnya tegangan tembus pada udara dipengaruhi oleh besarnya tekanan
udara. Secara umum, makin besar tekanannya, makin besar pula tegangan tembusnya.
Tetapi untuk keadaan pakem justru tegangan tembus akan menjadi lebih besar. Keadaan
yang demikian inilah yang digunakan atau diterapkan pada beberapa peralatan listrik.
2. Sulphur Hexa Fluorida
Sulphur Hexa Fluorida (SF6) merupakan suatu gas bentukan antara unsur sulphur dengan
fluor dengan reaksi eksotermis :
Dengan demikian maka SF6 menjadi gas yang inert atau stabil seperti halnya gas mulia.
Sampai saat ini SF6 merupakan gas terberat yang mempunyai massa jenis 6,139 kg/m3 yaitu
sekitar 5 kali berat udara pada suhu 0 0 celsius dan tekanan 1 atmosfir. Sifat lainnya adalah :
tidak terbakar, tidak larut pada air, tidak beracun, tidak berwarna dan tidak berbau.
SF6 juga merupakan bahan isolasi y ang baik yaitu 2,5 kali kemampuan isolasi udara.
Perbandingan SF6 dengan beberapa gas lain seperti tercantumSeperti telah disebutkan di atas,
bahwa untuk pembentukan SF6 timbulpanas, ini berarti bahwa pada pemisahan SF6 menjadi
Sulphur dan Fluor memerlukan panas dari sekelilingnya sebesar 262 k . kalori/ molekul. Hal
ini tepat sekali digunakan untuk bahan pendinginan pada peralatan listrik yang menimbulkan
panas atau bunga api pada waktu bekerja, misalnya : sakelar pemutus beban.
Sifat dari SF6 sebagai media pemadam busur api dan relevansinya pada sakelar pemutus
beban adalah :
a. Hanya memerlukan energi yang rendah untuk mengoperasikan mekanismenya. Pada
prinsipnya SF6 sebagai pemadam busur api adalah tanpa memerlukan energi untuk
mengkompresikannya, namun semata-mata karena pengaruh panas busur api yang terjadi.
b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat dengan
mudah dideteksi.
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya kembali setelah
pemadaman adalah menyeluruh (tidak ada sisa unsur pembentuknya)
d. Relatif mudah terionisasi sehingga plasmanya pada CB konduktivitasnya tetap rendah
dibandingkan pada keadaan dingin. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api tidak stabil
dengan demikian ada pemotongan arus dan menimbulkan tegangan antar kontak.
e. Karakteristik gas SF6 adalah elektro negatif sehingga penguraiannya menjadikan
dielektriknya naik secara bertahap.
f. Transien frekuensi yang tinggi akan naik selama operasi pemutusan dan dengan adanya hal
ini busur api akan dipadamkan pada saat nilai arusnya rendah.
. BAHAN ISOLASI CAIR
Bahan isolasi cair digunakan sebagai bahan pengisi pada beberapa peralatan listrik,
misalnya : transformator, pemutus beban, rheostat. Dalam hal ini bahan isolasi cair
berfungsi sebagai pengisolasi dan sekaligus sebagai pendingin. Karena itu persyaratan untuk
bahan cair yang dapat digunakan untuk isolasi antara lain : mempunyai tegangan tembus dan
daya hantar panas yang tinggi.
1. Minyak Transformator
Minyak transformator adalah minyak mineral yang diperoleh dengan pemurnian minyak
mentah. Dalam pemakaiannya, minyak ini karena pengaruh panas dari rugi-rugi di dalam
transformator akan timbul hidrokarbon.
Selain berasal dari minyak mineral, minyak transformator dapat pula yang da pat dibuat dari
bahan organik, misalnya : minyak trafo Piranol, Silikon. Sebagai bahan isolasi, minyak
transformator harus mempunyai tegangan tembus yang tinggi. Pengujian tegangan tembus
minyak transformator dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan seperti ditunjukkan
pada Gb. 3.6
E. BAHAN ISOLASI PADAT
Kaca dan porselin adalah tergolong bahan mineral, tetapi penggunaannya tidak pada bentuk
atau keadaan alaminya melainkan harus diproses terlebih dahulu dengan pemanasan
(pembakaran), pengerasan dan pelumeran. Itulah sebabnya maka pembahasannya dipisahkan
dengan pembahasan bahan mineral pada bab sebelumnya.
1. Kaca
Kaca adalah substansi yang dibuat dengan pendinginan bahan-bahan yang dilelehkan, tidak
berbe ntuk kristal tetapi tetap pada kondisi berongga. Kaca pada umumnya terdiri dari
campuran silikat dan beberapa senyawa antara lain : borat, pospat. Kaca dibuat dengan cara
melelehkan beberapa senyawa silikat (pasir), alkali (Na dan K) dengan bahan lain (kapur,
oksida timah hitam).
Karena itu sifat dari kaca tergantung dari komposisi bahan-bahan pembentuknya tersebut.
Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm2 , kekuatan tekannya 6000 hingga 21000
kg/cm2
, kekuatan tariknya 100 hingga 300 kg/cm2.
Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca
merupakan substansi berongga, tetapi tidak mempunyai titik leleh yang tegas, karena
pelelehannya adalah perlahan lahan
2. S i t o l
Sitol mempunyai bahan dasar kaca yang merupakan pengembangan baru. Pemakaian sitol
adalah sangat luas, struktur dan sifat-sifatnya adalah diantara kaca dan keramik. Sitol juga
disebut keramik-kaca atau kaca kristal. Yang banyak dijumpai dipasaran antara lain :
pyroceram, vitoceram. Sitol mempunyai struktur kristal yang halus (hal ini yang membeda
kannya dengan kaca biasa) tetapi berongga. Tidak seperti halnya keramik biasa, sitol tidak
dibuat dengan pembakaran tetapi cenderung dengan fusi dari bahan-bahan mentahnya dengan
menjadikannya meleleh dan kemudian kristalisasi. Agar bahan ini mempunyai ketahanan
terhadap suhu dan kelistrikan lebih baik maka perlu bahan tambahan yaitu : Fe S, Ti O2,
alkali fluorida, alkali fospat dan logam-logam alkali tanah. Sitol mempunyai sifat mekanis
yang tinggi, ? yang rendah sehingga tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak.
Permitivitas relatif ( ?r) berkisar antara 5 sampai 6, tan ? pada frekuensi 1 MHz sekitar 0,01
dan pada 10.000 MHz sekitar 0,001.
3. Porselin
Porselin adalah bahan isolasi kelompok keramik yang sangat penting dan luas
penggunaannya. Istilah bahan -bahan keramik adalah digunakan untuk semua bahan
anorganik yang dibakar dengan pembakaran pada suhu tinggi dan bahan asal berubah
substansinya. Bahan dasar dari porselin adalah tanah liat. Ini berarti bahan dasar tersebut
mudah dibentuk pada waktu basah, tetapi menjadi tahan terhadap air dan kekuatan
mekaniknya naik setelah dibakar. Penggunaan isolator dari porselin antara lain : isolator tarik,
isolator penyangga, rol isolator seperti dapat dilihat pada Gb.3.11

BAHAN BAHAN BUKAN LOGAM
Bahan bukan logam digunakan dalam bidang teknik, karena memiliki sifat-sifat yang
dibutuhkan dari suatu bagian konstruksi yang tidak dimiliki oleh bahan lain. selain itu bahan
bukan logam digunakan untuk menggantikan pemakaian logam pada beberapa alat dan
bagian konstruksi, karena bahan bukan logam memiliki sifat yang mirip dengan logam.
Bahan sintetis banyak digunakan digunakan pada industri permesinan, dari industri kecil
sampai industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan
bahan yang didapat dari pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses,
bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat dari pada bahan tambang.
(1). Plastik
Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan dan industri modern.
Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral, gas alam, atau dibuat dari bahan
asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan.
Pengolahannya dapat dikerjakan pada proses panas dan tekanan.
Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut.
a. Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia.
b. Berat jenisnya cukup rendah, sebagian dapat mengapung dalam air.
c. Cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam.
d. Bahan termoplastik mulai melunak pada suhu yang rendah, sedikit mempunyai wujud
yang menarik dan dapat diberi warna, ada yang transparan.
Sifat mekanik dari plastik adalah tidak mudah pecah dan rapuh. Beberapa bahan plastik
koefisien geseknya sangat rendah sehingga sering digunakan sebagai bantalan kering.
Keburukan-keburukan dari plastik adalah sebagai berikut.
a. Kecenderungan memuai yaitu menjadi lebih panjang dengan adanya beban.
b. Suhu diatas 2000 C sifatnya menjadi kurang baik.
c. Terjadi perubahan polimer selama pemakaian yang kemungkinan sekali karena aksi dari
sinar ultra violet.
Bahan plastik dibagi dalam dua golongan yaitu plastik termoseting dan thermoplastik.
(a). Termoseting
Bahan ini keras dan mempunyai daya tahan panas yang tinggi. Proses pengerjaan plastik
termoseting adalah sebagai berikut. Bahan baku (resin) berbentuk biji-biji kering dan bahan
tambahan dimasukkan kedalam cetakan lalu dipanaskan hingga 1500
C, kemudian ditekan dengan gaya
kira-kira 150 atm. bAhan ini akan mencair dan memenuhi model. Selanjutnya dipanasi lagi
hingga bahan tersebut mengeras, lalu tutup cetakan dibuka dan benda tersebut diangkat.
Proses itu berlangsung pada temperatur tinggi. Untuk mendapatkan permukaan benda yang
halus cetakan harus dipoles, terutama digunakan dalam pembuatan alat-alat listrik, tread
bushing, dan bearing bushing.
(b). termoplastik
Thermoplastik tersusun dari molekul-molekul panjang. Jikalau molekul panjang itu
diumpakan sebagai sebuah garis yang ditarik dan kita letakkan dua buah molekul panjang
berdampingan maka memperlihatkan suatu gambaran dari suatu termoplas dalam keadaan
padat. Jika termolas dipanaskan untuk menjaga keseimbangan maka molekul panjang akan
bergerak lebih banyak. Suhu pemanasan yang menyebabkan proses ini dinamakan suhu
pelunak. Bila termoplastik dipanaskan lebih lama, molekul panjang akan bergerak keluar dari
keseimbangannya dan berpindah tempat terhadap satu sama lain. suhu pada saat tersebut
dinamakan suhu lumer dan bahan menjadi cair.
Antara fasa padat dan cair terdapat fasa antara tambahan, saat itu bahan berada dalam
keadaan lunak. Dalam keadaan itu bahan dikatakan plastik. Jadi termoplastik adalah bahan
yang menjadi plastis karena pemanasan dan bentuknya dapat diubah dalam keadaan plastis
itu. Bahan-bahan termoplastik adalah polietilen, polivinil khlorida, polistiren, poliamide dan
poliester.
? Metode pembentukan termoplastik yaitu.
? Proses pembentukan vakum, pembentukan cara ini dilakukan untuk komponen yang relatif
besar, dalam metode ini tidak dibutuhkan cetakan yang mahal ataupun mesin yang mahal.
? Pembentukan dengan injeksi, pembentukan injeksi khususnya dilakukan untuk polistiren,
politilen, poliamide. Resin tersebut pertama-tama dipanaskan pada silinder pemanas
kemudian ditekan melalui lubang laluan menuju ke cetakan yang mana dengan pendinginan
akan menjadi cepat padat.
? Pembentukan dengan proses ekstrusi, mesin extruder dapat juga digunakan untuk
pembentukan injeksi tetapi terutama untuk menghasilkan bahan-bahan yang panjang seperti
lembaran plastik, pelapis kabel, pipa plastik, dan film. Ekstrusi adalah proses yang
menggunakan panas dan tekanan untuk melelehkan polietilen dan polivinil klorida yang
didorong melewati cetakan dengan ukuran yang sangat teliti pada produksi bersambung.
(2). Bahan Isolasi
Bahan isolasi adalah bahan yang menyekat, artinya yang tidak menghantarkan. Bahan isolasi
dibedakan atas bahan penyekat listrik, penyekat suara, penyekat getaran, penyekat panas,
penyekat bangunan, dan bahan penyekat konstruksi bangunan mesin.
(a). Bahan penyekat listrik, bahan ini harus tahan terhadap tegangan, arus listrik dan tidak
boleh menghantarkan listrik, walaupun lembabnya udara dan buruknya keadaan suhu. Bahan-
bahan penyekat listrik yaitu sebagai berikut.
? Produk alam yaitu mika (kolektor) dan asbes (oven listrik).
? Bahan keramik yaitu porselen dan steatif (isolator) dan kaca (lampu dan pipa).
? Zat cair yaitu minyak isolasi (transformator dan kabel) dan lak isolasi (kawat).
? Lapisan tekstil dan kertas yang diintgrasikan yaitu prespan (isolasi alur), kertas isolasi
(kondensator), dan tekstil isolasi (kumparan).
? Produk organik sintetis yaitu polieten, polivinil klorida, polisterin dan karet (kawat dan
kabel), dan formaldehid (bahan penghubung).
(b). Bahan penyekat suara, bahan ini harus sedikit mungkin dapat ditembus suara dan bahan
ini sangat penting dalam konstruksi bangunan kapal.
Zat penyekat suara yang paling baik ialah udara dinding. Sifat ini digunakan pada konstruksi
dinding berganda yaitu terdiri dari dua dinding terpisah sama sekali. Bahan penyekat suara
yang lain adalahpelat serat kayu, pelat kumparan lunak (soft brand plate), dan pelat jerami.
(c). Bahan penyekat getaran, bahan ini harus dapat meredam getaran dalam
konstruksi bangunan-bangunan mesin dan kendaraan. Bahan penyekat getaran yang
terpenting adalah kulit dan karet.
(d). Bahan penyekat panas, bahan ini tidak boleh menghantarkan panas dari konstruksi
bangunan gedung dan konstruksi bangunan mesin. Bahan penyekat panas harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut.
? Koefisien panas harus rendah
? Daya tahan lembab yang baik
? Daya tahan suhu yang tinggi
? Masa jenis yang rendah
(e). Bahan penyekat bangunan, yang baik adalah udara diam mempunyai koefisien daya
hantar yang paling rendah yaitu 0,02 J/det 0Cm. Konstruksi dinding berlaois dimana udara
diam terdapat suara yang baik, juga bekerja sebagai isolasi panas yang sempurna. Bahan
penyekat panas yang lain ialah, kayu, pelat serat kayu, pelat gabus, pelat damar buatan, pelat
beton batu apung, pelat semen asbes, dan kertas yang dipreparasikan.
(3). Bahan Paking
Bahan paking ialah bahan yang digunakan untuk perapat ruangan yang berisi zat cair atau gas.
Sifat perapatannya dibedakan atas dua jenis yaitu; (a). Perapat statis, adalah perapatan bagian
yang tidak bergerak terhadap satu sama lain, seperti paking tutup silinder head, karter, dan
lain-lainnya.
(b). Perapat dinamis, adalah perapatan bagian-bagian yang bergerak terhadap satu sama lain.
perapatan dinamis ini dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu perapatan bagian-bagian
yang bergerak bolak-balik terhadap satu sama lain dan perapatan bagian-bagian yang
berputar terhadap satu sama lain.
Bahan paking dibedakan dalam kelompok bukan metalik, setengah metalik dan metalik.
(a). Bahan paking bukan metalik.
? Alat perapat statis
? Kertas dan karton, bahan yang terbuat dari campuran serat yang ditambah dengan perekat
dan bahan pengisi. Sebagai serat digunakan serat kayu, serat kain tua, serat jerami dan serat
kertas tua.
? Fiber, bahan terdiri dari lapisan-lapisan kertas yang diimpregnasikan (dijenuhkan) dengan
damar buatan, fiber ini biasanya digunakan sebagai paking pelat .
? Gabus, bahan ini berasal dari kulit pohon gabus. Gabus ini diikat berupa pelat dan
digunakan sebagai paking pelat.
? Alat perapat statis dan dinamis
? Kulit, adalah bahan kulit binatang yang disamak dengan asam krom mineral dinamakan
kulit krom. Kulit selain dipakai dalam bentuk gelang juga paking pelat-pelat, terutama
digunakan dalam bentuk manset sebagai paking perapat untuk batang.
? Karet, bahan ini terbuat dari karet alam dan jenis karet sintetis karena kekenyalanya yang
besar termasuk bahan paking yang terbaik. Akan tetapi bahan paking ini hanya sesuai untuk
media tertentu yaitu pada suhu, tekanan, dan kecepatan yang tidak terlampau tinggi. Paking
karet digunakan untuk perapat pipa-pipa air, dan lain-lain.
? Asbes, adalah silikat magnesium yang ditemukan di alam dalam bentuk serat. Dalam
bentuk itu daya tahan suhunya kira-kira 500 0C, akan tetapi, asbes biasanya diberi campuran
karet dan grafit. Asbes digunkan sebagai paking pelat dan paking sumbat tabung, paking ini
dibuat dalam berbagai bentuk.
? Politetrafluoreten, ialah plastik termoplastis dalam keadaan murni daya tahan kimianya
baik dan daya tahan suhunya kira-kira 260 0C akan tetapi, bahan ini sering juga ditambahkan
kepada asbes sebagai bahan impegnasi. Politetrafluoereten digunakan sebagai paking pelat
dan paking sumbat tabung dan terseia dalam berbagai macam bentuk.
? Alat perapat dinamis
? Katun dan rami, bahan ini berasal dari tumbuh-tumbuhan, seperti benang kenaf, katun, dan
rami diimpregnasikan dengan bahan pelumas yang dipilih secara khusus dan dijalin menjadi
paking bujur sangkar untuk digunakan sebagai paking sumbat tabung.
b). Bahan paking setengah metalik.
? Alat perapat statis
? Karet dengan kasa tembaga, tersedia dalam bentuk palet. ? Asbes dengan kasa tembaga,
paking ini terdiri dari kain asbes yang ditenun dengan tembaga. Keseluruhannya
diimpregnasikan dengan suatu massa tahan panas dan kemudian diberi grafit pada salah satu
sisi atau kedua belah sisinya.
? Asbes dengan kasa baja, pada kedua belah sisi kasa baja yang ditenun rapat dan kuat
ditempelkan dengan tekanan tinggi suatu lapisan tipis.
? Asbes dengan salut tembaga yang tipis, asbes diberi sati lapisan tipis salut tembaga dan
dapat diperoleh sebagai barang jadi (gelang dan paking kepala).
(c). Bahan paking metalik
? Alat perapat statis, terbuat dari baja, tembaga, loyang, timbel, aluminium, dan nikel. Bahan
ini digunakan dalam bentuk gelang persegi panjang, bulat, bulat telur, bentuk lensa, atau
bentuk lain yang diinginkan.
? Alat perapat dinamis terbuat dari bahan logam putih yang digunakan sebagai paking
sumbang tabung dalam berbagai bentuk.

Anda mungkin juga menyukai