gas asetilennya terlalu sedikit yang diputar, maka las tidak akan
menyala.
Kecepatan penarikan kembali gas per jam dari
sebuah silinder asetilen tidak boleh lebih besar dari 20%
(seperlima) dari isinya, agar gas aseton bisa dialirkan (silinder
asetilen
haruslah
selalu
tegak
lurus).
Nyala hasil pembakaran dalam las oksi-asetilen dapat berubah
bergantung pada perbandingan antara gas oksigen dan gas
asetilennya. Ada tiga macam nyala api dalam las oksi-asetilen
seperti ditunjukkan pada gambar di bawah :
a. Nyala asetilen lebih (nyala karburasi)
Bila terlalu banyak perbandingan gas asetilen yang
digunakan maka di antara kerucut dalam dan kerucut luar
akan timbul kerucut nyala baru berwarna biru. Di antara
kerucut yang menyala dan selubung luar akan terdapat
kerucut antara yang berwarna keputih-putihan, yang
panjangnya ditentukan oleh jumlah kelebihan asetilen. Hal
ini akan menyebabkan terjadinya karburisasi pada logam
cair. Nyala ini banyak digunakan dalam pengelasan logam
monel, nikel, berbagai jenis baja dan bermacam-macam
bahan pengerasan permukaan non-ferous.
b. Nyala oksigen lebih (nyala oksidasi)
Bila gas oksigen lebih daripada yang dibutuhkan untuk
menghasilkan nyala netral maka nyala api menjadi pendek
dan warna kerucut dalam berubah menjadi ungu. Nyala ini
akan menyebabkan terjadinya proses oksidasi atau
dekarburisasi pada logam cair. Nyala yang bersifat oksidasi
ini harus digunakan dalam pengelasan fusion dari kuningan
dan perunggu namun tidak dianjurkan untuk pengelasan
lainnya.
c. Nyala netral
Nyala ini terjadi bila perbandingan antara oksigen dan
asetilen sekitar satu. Nyala terdiri atas kerucut dalam yang
berwarna putih bersinar dan kerucut luar yang berwarna biru
bening. Oksigen yang diperlukan nyala ini berasal dari
udara. Suhu maksimum setinggi 3300 sampai 3500 oC
tercapai pada ujung nyala kerucut. Karena sifatnya yang
dapat merubah komposisi logam cair maka nyala asetilen
berlebih dan nyala oksigen berlebih tidak dapat digunakan
untuk mengelas baja.Suhu Pada ujung kerucut dalam kirakira 3000 C dan di tengah kerucut luar kira-kira 2500 C.
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilen arah gerak
pengelasan dan posisi kemiringan pembakar dapat
mempengaruhi kecepatan dan kualitas las. Dalam teknik
pengelasan dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang
dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas
bidang datar. Sudut ujung pembakar (brander) terletak diantara
60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan sudut
antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung
pembakar ke sudut sambungan dengan jarak 2 3 mm agar
terjadi panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut
luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya
adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan
dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung
mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil
mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut
70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar,
sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas
garis mendatar.
c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan
berlangsung ke atas atau ke bawah. Kawat pengisi ditempatkan
antara nyala api dan tempat sambungan yang bersudut 45-60
dan sudut brander sebesar 80.
Kelebihan SMAW :
Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel &
didalam air.
Dapat mengelas berbagai macam tipe dari material.
Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk diatur.
Dapat dipakai mengelas semua posisi.
Elektroda mudah didapat dalam banyak ukuran dan
diameter.
Perlatan yang digunakan sederhana, murah dan mudah
dibawa kemana mana.
Kebisingan rendah (rectifier).
Kekurangan SMAW :
Pengelasan terbatas hanya sampai sepanjang elektoda
dan harus melakukan penyambungan.
Setiap akan melakukan pengelasan berikutnya slag
harus dibersihkan.
5. Alat Bantu
Alat bantu ini meliputi Sikat kawat, Palu Las, Tang
Penjepit.
6. Alat Keselamatan Kerja
Alat ini meliputi Topeng las, Sarung tangan kulit,
Jaket kulit/Apron, Kacamata pengaman, Sarung tangan
pengaman
Tipe Pengkutuban SMAW
1. Arus listrik bolak-balik (AC)
Karena adanya penggantian arah aliran arus listrik
tersebut, maka panas yang dihasilkan dibagi merata antara
elektroda las (50%) dan bahan Induk (50%).
2. Arus listrik searah (DC)
Arah aliran listrik selalu tetap yaitu dari kutub negatif,
sehingga elektron akan bergerak dari kutub positif ke negatif.
Karena adanya bagian panas yang dihasilkan berbeda pada
benda kerja maupun elektroda maka pengkutuban arus listrik
searah ini dibagi dua.
a. DCSP (Direct Current Straight Polarity) atau DCEN
(Direct Current Electrode Negative)
Benda kerja dihubungkan ke kutub positif dan
elektroda dihubungkan ke kutub negatif, sehingga
sebagian panasnya (30%) diserap oleh elektroda
sedangkan pada benda kerja (70%) maka hasil
penetrasinya akan dalam. Pengkutuban ini bisa digunakan
untuk mengelas benda-benda yang tebal.
b. DCRP (Direct Current Reverse Polarity) atau DCEP
(Direct Current Electrode Positive)
Benda kerja dihubungkan kekutub negatif, dan
elektoda dihubungkan ke kutub positif. Karena panas pada
benda kerja rendah, maka cara ini baik untuk digunakan
untuk mengelas pelat-pelat yang tipis, karena
menghasilkan penetrasi yang dangkal.
ELEKTRODA
Bagian yang sangat penting dalam las elektroda terbungkus
adalah elektroda. Jenis elektroda yang digunakan akan sangat
menetukan hasil pengelasan.
1. Fungsi Elektroda
Polaritas Listrik
GMAW banyak dioperasikan dengan arus rata polaritas
balik(DCRP=DCEP) atau menggunakan arus searah (DC)
dengan posisi elektroda pada kutub positif karena dengan
polaritas ini akan dihasilkan busur yang stabil, perpindahan
logam yang halus, rendah percikan, permukaan las yang
rata dan penetrasi yang dalam. Sedangkan Polaritas searah
atau menggunakan arus bolak-balik (AC) jarang digunakan
karena dalam proses ini transfer logam tidak terjadi secara
sempurna.
Berdasarkan besar kecilnya arus dan jenis gas yang dipakai,
maka terjadilah perbedaan cara perpindahan logam cair dari
elektroda ke logam induk (metal transfer), yang dibedakan
sebagai berikut :
Short Circuiting Metal Transfer
Short circuit metal transfer merupakan jenis
perpindahan logam las yang membutuhkan heat input
yang rendah
Globular Metal Transfer
Globular transfer merupakan jenis yang memisahkan
antara short circuit transfer dengan Spray Arc Transfer.
Bentuk lelehan elektroda yang mengenai logam las besarbesar dan luas hal ini terjadi sampai elektroda itu berhenti
dan lelehan elektroda itu menerobos ke dalam pada benda
lasan. Globular transfer dapat terjadi ketika parameter
dari voltage, ampere, dan kecepatan elektroda lebih besar
dari standard short circuit
Kelemahan globular transfer :
1) Terjadinya spatter
2) Sulit untuk mengelas selain posisi flat dan fillet
horizontal.
3) Sulit untuk mengelas logam di atas 3 mm
Perpindahan secara spray arc
Pengertian tentang cara pemindahan logam elektroda
dengan spray karena logam elektroda yang dipindahkan ke
benda kerja sepertinya disemburkan. Jadi cairan logam
yang dipindahkan kecil-kecil, tidak seperti pada globular.
Jenis ini relative digunakan pada voltage yang tinggi,
sedikit panas yang terjadi pada benda kerja, dan digunakan
untuk pengelasan pada plat yang tipis.
Jenis-Jenis Las GMAW
1. Las wolfram gas mulia (TIG/GTAW)
Las busur yang menggunakan elektroda wolfram
(elektroda tak terumpan) dikenal pula dengan sebutan las
busur wolfram gas
Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram
dan bahan dasar adalah marupakan sumber panas untuk
pengelasan. Titik cair dari elektroda wolfram sedemikian
tingginya sampai 3410oC sehingga tidak ikut mencair pada
saat terjadi busur listrik
4.
Pengelasan
Welding)
SAW
(Submerged
Arc
PRINSIP KERJA
Pada proses ini busur listrik yang memanaskan
logam induk, flux da ujung elektroda tejadi di elektroda dan
logam induk, di dibawah rendaman flux. Seperti halnya prosesproses elektroda terumpan lainnya, elektroda selain berfungsi
sebagai pembangkit busur listrik juga akan tercairkan menjadi
logam pengisi. Flux yang terbakar menjadi terak cair yang
mengambang di atas kawah las cair, dan menimbulkan gas.
Proses ini dlindungi oleh terak cair, gas dan sisa flux yang tidak
mencair. Oleh karenanya proses ini tidak dipengaruhi oleh
tiupan angin yang mungkin terjadi dipermukaan. Pada proses ini
pengumpanan elektroda terjadi secara terus menerus, dilakukan
secara mekanis dengan rol-rol pengumpan yang dapat diatur
kecepatannya sesuai dengana keinginan, yang merupakan
kecepatan pengumpanan (Feeding Speed) . Kecepatan majunya
proses (travel speed) dapat dilakukan dengan prosesnya yang
bergerak maju atau logam kerjanya yang bergerak.
Variabel-variabel pengoperasian ini diatur pada panel pengatur.
Kelebihan SAW :
Sambungan dapat dipersiapkan dengan alur V yang dangkal,
sehingga tidak terlalu banyak memerlukan logam pengisi,
bahkan sering tidak diperlukan alur.
Karena proses terjadi di bawah timbunan flux, maka tidak
ada percikan logam (spatter) dan sinar busur yang keluar.
Kecepatan pengelasan tinggi, baik untuk pengelasan pelat
datar, silinder maupun pipa, bahkan baik sekali untk
pendepositan/pelapisan permukaan (surfacing)
Flux yang bekerja sebagai pembersih dan deoksidator untuk
menghilangkan kontaminan yang tidak diinginkan berada pada
kawah las cair, dan dapat menghasilkan las yang baik . Jika
diinginkan flux dapat dipakai sebagai penambah unsur paduan
pada
las.
Pada pengelasan baja karbon rendah dapat dipergunakan
elektroda yang tidak mahal, yang biasanya dilapisi dengan
tembaga tipis agar tidak berkarat dalam penyimpanan.
Pengelasan dapat dilakukan pada tempat terbuka, dengan
tiupan angin yang kencang,
Dapat
dihasilkan
las
degan
rendah
hidrogen.
Kekurangan/keterbatasan SAW :
Proses sedikit rumit, karena selain diperlukan flux dan
penahan flux, juga diperlukan fixtures lainnya, dan penahan
cairan.
Flux dapat mengkontaminasi, yang dapat menyebabkan
terjadinya ketaksempurnaan.
Untuk dapat menghasilkan lasan yang baik logam induk
harus homogen, dan bebas dari scale maupun kontaminankontaminan lainnya.
Untuk pengelasan berlapis banyak, yang memerlukan
pembersihan terak yang baik sering mengalami kesulitan.
Bahan induk dengan ketebalan kurang dari 5 mm sulit dilas
dengan proses ini, walaupun dengan menggunakan backing.
Posisi pengelasan yang dapat dilakukanmasih terbatas pada
posisi datar dan horizontal.
FILLER WIRE METAL DAN FLUK.
Dalam pengelasan SAW, logam pengisi dengan pelindung
powder fluk. Elektroda filler metal ada dua jenis :
Berbentuk kawat (wire rod)
Berbentuk pelat strip
Klasifikasi :
Filler metal untuk proses las SAW selalu diklasifikasikan
bersama fluk. Fluk diklasifikasikan sesuai persyaratan sifat
mekanis
logam
las.
Sesuai
dengan
AWS
A5.17 (SPECIFICATION
FOR
CARBON
STEEL
ELECTRODES AND FLUXES FOR SAW)
Keuntungan FCAW :
1. Highest Deposition rate for hand-held welding process
2. Higher tolerance level to contamination than GMAW
3. Self shielding electrode arc suitable for field application
4. Deep penetration arc minimize fusion problem
Keterbatasan FCAW :
1. Slag must be removed after welding
2. Smoky process
Arc Inisiasi
Batang elektroda tungsten dari nozel gas pelindung
dalam GTAW berada diluar sedangkan pada PAW berada di
dalam nozel gas orifice. Akibatnya, inisiasi busur tidak dapat
dicapai dengan memukul ujung elektroda terhadap benda kerja
seperti pada GTAW. Kontrol konsol memungkinkan ujung
busur harus dimulai dengan bantuan generator frekuensi tinggi,
antara ujung elektroda dan lubang nozel gas water-cooler. Busur
tersebut kemudian secara bertahap ditransfer dari antara ujung
elektroda dan lubang gas nozzle ke antara ujung elektroda dan
benda kerja.
Keuntungan dan Kerugian Plasma arc welding
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan
GTAW. Dengan busur collimated, PAW kurang sensitif
terhadap variasi selama pengelasan busur. Panjang busur yang
pendek pada GTAW dapat menyebabkan tukang las tidak
sengaja menyentuh kolam las dengan ujung elektroda dan
mencemarkan logam las dengan tungsten. Namun, pada PAW
tidak memiliki masalah karena elektroda tersembunyi di dalam
nozzle. Dengan PAW memungkinkan untuk digunakan
kecepatan pengelasan yang lebih tinggi. Namun, torch PAW
lebih rumit. Hal ini membutuhkan konfigurasi ujung elektroda
dan posisi yang tepat, pilihan ukuran lubang yang benar untuk
aplikasi, dan pengaturan dari kedua lubang dan tingkat aliran gas
pelindung. Karena kebutuhan untuk kontrol konsol, biaya PAW
lebih tinggi daripada GTAW. Peralatan untuk variable-polarity
PAW jauh lebih mahal daripada GTAW