Anda di halaman 1dari 16

Laboratorium Metrologi Industri

BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita selalu berhadapan dengan benda hidup dan
benda mati. Suatu saat kita kadang-kadang mengkonsumsi suatu objek. Seandainya
objek yang kita komunikasikan kurang lengkap maka orang yang menerima informasi
sangat dimungkinkan bertanya lebih jauh. Misal mengkomunikasikan besar sebuah
batu, cepatnya lari seseorang, jauh perjalanan dan sebagainya. Orang yang menerima
informasi tersebut tentu akan bertanya lebih jauh lagi. Pertanyaan ini muncul karena
informasi objek yang dikomunikasikan tidak lengkap dengan objek pelengkap.
Objek pelengkap biasanya digunakan dalam bentuk dan ukuran sehingga
objek yang diinformasikan mempunyai arti lebih luas. Misalnya batu tersebut
massanya satu, kecepatan larinya, satu kilometer per jam dan sebagainya. Dengan
demikian peranan objek pelengkap sebagai penambah keterangan dari objek yang
akan diinformasikan memang penting.
Kini kita berada dimassa yang serba otomatis. Kemajuan dan perkembangan
teknologi menghasilkan produk yang bagus bentuknya, canggih konstruksinya, dan
presisi ukurannya. Salah satu dari hasil kemajuan teknologi misalnya alat pengukuran.
Dengan alat mengukur yang canggih kita bisa mengukur semua hasil produksi secara
mudah dan tepat.
1.2

Pengukuran

1.2.1 Definisi Pengukuran


Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan
nilai suatu besaran dalam bentuk angka (kuantitatif).
Dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran adalah proses dalam menentukan
besaran, dimensi, atau kapasitas yang telah ditentukan dan disepakati dengan ukuran
standar untuk menghasilkan nilai yang diinginkan menggunakan alat ukur yang telah
distandarkan atau dikalibrasi.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


1.2.2 Fungsi Pengukuran
Berikut ini adalah fungsi fungsi dari pengukuran :
1. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi suatu bahan yang telah diproduksi
atau di standarkan
2. Untuk keperluan analisis dan interprestasi
3. Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan
suatu produk
4. Merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran fisik tertentu dari suatu
alat ukur
5. Untuk menentukan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu
standar atau satuan pengukuran
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
Untuk itu perlu diketahui klasifikasi pengukuran yaitu sebagai berikut :
1. Pengukuran langsung
Proses pengukuran yang hasil pengukurnya dapat langsung dibaca dari alat
ukur yang digunakan pada pengukuran. Misalnya mengukur diameter poros dengan
jangka sorong atau mikrometer.
2. Pengukuran tidak kangsung
Bila dalam proses pengukuran tidak bisa digunakan suatu alat ukur dan
tidak bisa dibaca langsung hasil pengukurannya maka pengukuran yang demikian
disebut pengukuran tidak langsung. Untuk mengukur sebuah benda ukur diperlukan
2 atau 3 alat ukur berupa alat ukur standar, alat ukur pembanding, dan alat ukur
pembantu. Misalnya mengukur ketirusan poros dengan menggunakan sine center
yang dibantu dengan jam ukur (dial indicator).
3. Pengukuran dengan kaliber batas
Dalam proses pengukuran terkadang tidak bisa menggunakan satu alat
saja. Kita perlu melihat ukuran benda ukur yang dibuat dan melihat benda tersebut
dengan toleransi tertentu. Misalnya mengukur lubang dengan menggunakan alat
ukur dengan jenis kaliber batas dapat dikategorikan menjadi diterima (Go) atau
tidak (No Go). Keputusan yang diambil adalah dimensi objek ukur yang masih
dalam batas toleransi.
4. Pengukuran dengan bentuk standar

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Pengukuran yang sifatnya membandingkan bentuk benda yang dibuat
dengan bentuk yang standar. Misalnya akan mengukur sudut ulir atau roda gigi,
mengecek sudut tirus dari poros, mengecek radius dan sebagainya. Pengukuran
dilakukan dengan alat ukur proyeksi.
1.2.4 Jenis Jenis Pengukuran
Menurut jenis benda yang akan diukur maka alat ukur dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1. Pengukuran linear
a. Pengukuran Linear Langsung
Alat ukur yang hasil pengukurannya dapat langsung dibaca contohnya adalah
mengukur diameter poros menggunakan jangka sorong atau mikrometer.
b. Pengukuran Linear Tidak Langsung
Alat ukur yang hasil pengukurannya tidak bisa dibaca langsung atau
pengukurannya membutuhkan lebih dari 1 alat (alat ukur standar, pembanding
dan pembantu) misalnya mengukur ketirusan poros menggunakan sine gauge,
jam ukur, dan blok ukur.
2. Pengukuran sudut
Benda ukur tidak selalu memiliki ukuran panjang akan tetapi ada yang
memiliki dimensi sudut. Ketepatan sudut benda sangat diperlukan misalnya sudut
blok v, sudut ketirusan poros.
3. Pengukuran ulir
Ulir pada sebuah konstruksi berfungsi sebagai transmisi daya dan alat
pemersatu. Pengukuran geometris ulir digunakan untuk memastikan kekuatan dan
daya tahan kelelahan ulir untuk melawan ketelitian pengubahan gerak rotasi
menjadi translasi.

4. Pengukuran roda gigi

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Roda gigi mempunyai fungsi penerus gerakan , daya

atau pengubah.

Pengukuran roda gigi berguna untuk mengetahui kepresisian roda gigi sehingga
mentransmisikan daya.
5. Pengukuran kelurusan, kedataran dan kerataan
Kedataran adalah datar air atau horisontal, gaya tarik dianggap tegak lurus
terhadap bidang datar air. Contoh alat ukur kedataran adalah waterpass yang
sebenarnya untuk mengukur sudut. Namun sudut yang diukur relatif kecil.
6. Pengukuran kekasaran permukaan.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kekasaran permukaan suatu
benda.Contoh alat ukur yang digunakan adalah Surfaces Roughness Tester.
1.3

Instrumentasi

1.3.1 Definisi Instrumentasi


Instrumentasi adalah ilmu yang mempelajari tentang penggunaan alat untuk
mengukur dan mengatur suatu besaran baik kondisi fisis maupun kimia. Instrumentasi
adalah alat-alat dan piranti yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam
suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks.
1.3.2 Fungsi Instrumentasi
1. Sebagai Alat Ukur
Sebagai alat ukur, yaitu berfungsi untuk mengetahui/ memonitor jalannya suatu
kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variable proses yang sedang
diukur. Pengukuran yang banyak dilakukan adalah berupa pengukuran: tekanan,
temperatur, aliran (flow), dan tinggi permukaan cairan (level).
2. Sebagai Alat Pengendalian
Sebagai alat control yaitu befungsi untuk mengendalikan jalannya operasi agar
variable proses yang diukur dapat diatur atau dikendalikan sesuai harga yang
diinginkan.
3. Sebagai Alat Pengaman
Sebagai alat pengaman yaitu berfungsi untuk mencegah kerusakan pada
peralatan, mencegah terjadinya bahaya kecelakaan pada orang yang bekerja, dan
mencegah kerusakan lingkungan. Sistem pengaman ini mempunyai tahap-tahap,

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


yaitu memberi peringatan berupa alarm dan melakukan shutdown terhadap proses
yang ada.
4. Sebagai Alat Analisa (Analyzer)
Sebagai alat analisa peralatan instrumen berfungsi untuk menganalisis kualitas
kandungan dari suatu produk yang dikelola. Kemudian dapat juga dipergunakan
sebagai alat analisa untuk pencegahan polusi dari hasil buangan industri agar tidak
membahayakan dan merusak lingkungan.
1.4 Metrologi dan Kontrol Kualitas
1.4.1 Definisi Metrologi dan Kontrol Kualitas
Metrologi dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang pengukuran karakteristik
geometrik produk atau komponen mesin dengan alat dan cara yang tepat sehingga hasi
pengukuran dianggap hasil yang paling dekat dengan geometri sesungguhnya.
Kontrol kualitas (quality control) adalah aktivitas untuk menjaga standar
kualitas produk mulai dari proses persiapan penyimpanan, produksi sampai pemakaian
oleh konsumen.
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris
suatu produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan.
1.4.2 Fungsi Metrologi dan Kontrol Kualitas
Fungsi metrologi antara lain adalah sebagai berikut :
1. Penetapan definisi satuan ukuran yang diterima Internasional
2. Perwujudan satuan satuan ukuran berdasar metode ilmiah
3. Penetapan rantai ketertelusuran dengan menentukan nilai dan akurasi suatu
pengukuran dan menyebarluaskan pengetahuan
4. Membuat gambaran melalui karakteristik suatu objek
5. Menganalisa karakteristik geometri ideal
Sedangkan fungsi kontrol kualitas antara lain :
1. Teknik mencapai kualitas
2. Sebagai pengambil keputusan
3. Sebagai konsep (batas statistik yang dapat membuat keseragaman kualitas)
4. Pengendalian mutu produk
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


5. Untuk memperoleh produk yang efisien dan tahan lama
1.4.3 Jenis Jenis Metrologi
Jenis-jenis Metrologi antara lain :
1. Metrologi Legal:
Metrologi legal adalah cabang metrologi yang berkaitan dengan pelaksanaan
pengukuran yang dipersyaratkan oleh aturan hukum. Pengukuran semacam itu
harus dilakukan oleh lembaga atau instansi yang diberi wewenang secara hukum.
2. Metrologi ilmiah:
Metrologi ilmiah berkaitan dengan penelitian dan studi tentang fenomenafenomena alam yang mendasari proses pengukuran. Buah dari metrologi ilmiah
adalah pengetahuan tentang metode-metode pengukuran yang benar dan bagaimana
cara menganalisis hasil pengukuran.
3. Metrologi Industri:
Metrologi industri berkaitan dengan hal-hal yang menunjang presisi
pengukuran di industri. Tujuan akhirnya adalah untuk memastikan bahwa produk
yang dihasilkan (termasuk limbahnya) mempunyai karakteristik yang sesuai dengan
spesifikasi yang diinginkan.
1.5 Parameter Pengukuran
1. Ketelitian
Ketelitian adalah kesesuaian yang dilakukan antara beberapa pengukuran yang
sama yang dilakukan secara berulang-ulang.. Tinggi rendah tingkat ketelitian hasil
pengukuran dapat dilihat dari harga deviasi pengukuran.

2. Ketepatan
Ketepatan adalah kedekatan suatu hasil pengukuran dengan angka atau data
yang sebenarnya (true value/correct result).
3. Ukuran dasar
Ukuran dasar merupakan dimensi nominal suatu objek ukur yang secara teoritis
dianggap tidak mempunyai harga batas atau toleransi.
4. Toleransi
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Toleransi merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang diizinkan
sehingga perbedaan ukuran dapat diketahui ukuran dari komponen-komponen yang
dibuat. Besarnya toleransi selisih ukuran maksimum dan minimum. Macam-macam
toleransi antara lain:
a. Toleransi umum
b. Toleransi khusus
c. Toleransi geometri
5. Harga batas
Harga batas adalah ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang
diizinkan dari suatu komponen, diatas, dan dibawah ukuran dasar. Harga batas
dibagi menjadi dua yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
6. Kelonggaran
Perbedaan ukuran antara pasangan komponen dengan komponen lain dimana
ukuran terbesar salah satu komponen lebih kecil dari ukuran toleransi komponen
lain.
1.6 Konstruksi Umum Alat Ukur
1. Sensor
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur. Atau bisa di katakan juga sensor adalah perubah dari
alat ukur yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja contoh dari sensor
ini antara lain kedua ujung mikrometer.

Gambar 1.1 Sensor


Sumber : Anonymous 1, 2015
2. Pengubah
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyarat yang di
terima oleh sensor. Ada beberapa jenis pengubah yaitu:
a. Mekanis
Cara pengubah dari pengubah mekanis ini berdasarkan pada prinsip kinetis
yang melakukan pengubahan gerak lurus (trasalasi) menjadi gerak berputar
(rotasi). Contohnya adalah dial indicator.

Gambar 1.2 Pengubah Mekanis


Sumber : Sidji Munadi (1988 : 54)
b. Elektris
Peranan kelistrikan yang di gunakan dalam pengubah elektris mempunyai
fungsi untuk mengubah semua isarat yang di terima menjadi besaran yang
bersifat elektris prinsip ini lah yang di gunakan alat ukur sistem elektris.

Gambar 1.3 Pengubah Digital


Sumber : Anonymous 2, 2015
c. Optis
Perubah optis berfungsi untuk membelokkan cahaya yang dari objek ukur
sehingga terjadi banyangan yang maya atau nyata yang ukurannya bisa lebih
besar dari pada objek ukurnya contoh adalah kaca pembesar mickroskop.
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Gambar 1.4 Pengubah Optis


Sumber : Sidji Munadi (1988 : 60)
d. Pneumatik
Kondisi aliran udara yang tertentu akan berubah bila area dimana udara itu
melaju juga berubah (lebih sempit atau lebih luas) prinsip inilah yang di gunakan
dalam alat ukur yang memulai pengubah sistem penumatik jadi pada sistem
penumatik kondisi aliran udara akan berubah bila aliran antara objek dengan
sensor mengalami perubahan.

Gambar 1.5 Pengubah Pneumatik


Sumber : Sidji Munadi (1988 : 64)
3. Penunjuk

Gambar 1.6 Dial Indicator


Sumber : Anonymous 3, 2015
Pada bagian penunjuk terdapat skala pengukuran. Pada bagian inilah hasil
pengukuran dapat dibaca dan diketahui besarnya. Secara umum pencatat
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


dikelompokkan menjadi 2 yaitu penunjuk yang memiliki skala dan penunjuk
berangka (digital), yaitu:
a. Penunjuk yang mempunyai skala
b. Penunjuk berangka
1.7 Sifat Umum Alat Ukur
1. Rantai Kalibrasi
Kalibrasi adalah mencocokkan harga-harga yang tercantum pada skala alat
ukur dengan harga harga standar. Untuk menjamin hubungan dengan satuan
standar maka alat ukur yang akan digunakan oleh operator dapat diperiksa melalui
rantai kalibrasi:

Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja


Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar
Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional
Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar Internasional

2. Kepekaan
Kepekaan adalah kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan yang
relatif kecil dari harga yang diukur. Misalnya ada dua alat A dan B digunakan untuk
memeriksa perbedaan pada skala penunjuk A lebih jelas dari alat B. Maka alat ukur
A memiliki kepekaan melebihi alat ukur B.
3. Kemudahan baca
Kemampuan alat ukur untuk memberikan sistem yang jelas pada skalanya
disebut kemudahan baca. Dengan membuat skala nonius dan atau membuat skala
yang tipis dengan jarak yang kecil serta jarum penunjuk yang tipis memungkinkan
kemudahan baca dari alat ukur.
4. Histerisis
Histerisis adalah penyimpangan yang dilakukan ketika mengukur secara
kontinyu dari dua arah berlawanan.
5. Kepasifan
Kepasifan adalah perbedaan kecil yang terjadi dari harga yang diukur tidak
menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk. Kepasifan alat ukur

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


mekanik disebabkan oleh adanya pengaruh kelembaman (misal pegas alat ukur
tidak elastis sempurna).
6. Pergeseran
Pergeseran merupakan terjadinya perubahan posisi dari penunjuk alat ukur,
sementara

sensor

tidak

memberikan/merasakan

sinyal

atau

perbedaan.

Penyimpangan yang terjadi dari harga-harga yang ditunjukkan pada skala atau
tercatat pada kertas grafik padahal sensor tidak melakukan perubahan apa-apa.
7. Kestabilan nol
Kestabilan nol merupakan kemampuan dari alat ukur untuk kembali ke posisi
nol apabila sensor tidak lagi bekerja. Misalnya pada waktu pengukuran dengan jam
ukur, kemudian secara tiba-tiba diambil benda ukurnya, maka seharusnya jarum
penunjuk kembali pada posisi nol semula. Akan tetapi, sering terjadi bahwa ajrum
penunjuknya tidak kembali ke posisi nol, keadaan ini disebut dengan kestabilan nol
yang tidak baik. Salah satu penyebab tidak kembali ke posisi nol adalah adanya
keusan pada sistem penggerak jarum penunjuk.
1.8

Karakteristik Geometri dan Kualitas

1.8.1 Karakteristik Geometri


Pengertian karakteristik geometrik yaitu menggambarkan spesifikasi produk
berdasarkan ukuran atau dimensi, bentuk, dan kehalusan permukaan serta apakah
produk tersebut sesuai dengan karakteristik geometrik fungsional.
1.8.2 Karakteristik Kualitas
Karakteristik kualitas yaitu karakteristik yang menggambarkan tingkat
kualitas produk atau jasa. Setelah produksi (telah diproses) pemeriksaan kualitas
karakteristik geometrik dilaksanakan dalam rancangan awal produk sebagai
karakteristik geometrik yang sempurna sebagai pembanding. Jadi, perbandingan antara
rancangan awal dengan produk adalah karakteristik kualitas produk tersebut.
1.9

Sistem dan Standar Pengukuran

1. Sistem Metrik

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


Sistem matrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan prancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian
diturunkan unit satuan lain untuk mengukur luas,volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem matrik adalah sebuah sistem satuan pengukuran internasional yang
baku. Biasa dikenal dengan satuan mks.
Sistem matrik untuk satuan panjang = meter
Sistem matrik untuk satuan massa = kilogram
Sistem matrik untuk satuan waktu = detik/sekon

2. Sistem British
Sistem British secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound,
dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudain berkembang
pula satuan-satuan lain misalnya yard, mil, ounce, gallon, feet, barrel, dan
sebagainya. Pada umumnya sistem british yang digunakan di Inggris (british
standart) dan di Amerika (National Bareau of standarts) adalah tidak jauh berbeda.
Hanya pada hal-hal tertentu ada sedikit perbedaan. Sistem British/inchi/non metrik
adalah sistem yang secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan
detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu.
3. Konversi Metrik British
Adalah sifat memudahkan hubungan perubahan antara sistem matrik dan
sistem british. Ada tiga jenis konversi antara matrik dan british, yaitu :
a. Konversi secara matematika
Konversi inchi/british ke matrik secara matematika diperlukan faktor
konversi, caranya :
1 yard = 3600/3937 meter = 0,914440
1 yard = 36 inchi, berarti ;
1 inchi = 1/36 x 0,91440 meter = 0,025400
Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter
Maka : 1 inchi = 0, 025400 x 1000 meter = 2540000 mm (faktor konversi)
b. Konversi dengan tabel
Konversi ini berupa tabel yang ada angka-angka konversinya, sehingga
mudah untuk menggunakannya karena tinggal melihat tabel saja.
Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Tabel 1.1 Konversi Matrik ke Inchi

Sumber : Anonymous 5, 2015

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri

Tabel 1.2 Lanjutan Tabel 1.1

Sumber : Anonymous 5, 2015


c. Konversi Dial Mesin
Konversi ini dilakukan pada dial yang terdapat pada mesin-mesin
produksi, misalnya mesin bubut, frais, dan sebagainya. Dengan demikian satu

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


unit mesin dapat digunakan untuk membuat komponen-komponen baik yang
ukurannya dalam matrik maupun inchi.

1.10

Suaian

1.10.1 Definisi Suaian


Suaian adalah keadaan atau hubungan yang terjadi pada dua komponen yang
disatukan (dirakit) yang disebabkan karena adanya perbedaan ukuran antara kedua
komponen sebelum kedua komponen tersebut disatukan

Gambar 1.7 Jenis suaian


Sumber : Anonymous 4, 2015
1.10.2 Macam-Macam Suaian
1. Suaian Longgar (Clearance Fit)
Yaitu suaian yang selalu akan menghasilkan kelonggaran (clearance) "Daerah
toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros".
2. Suaian Pas (Transition Fit)
adalah suaian yang dapat menghasilkan kelonggaran ataupun kerapatan.
"Daerah toleransi lubang dan daerah toleransi poros saling berpotongan (sebagian
saling menutupi)".

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Laboratorium Metrologi Industri


3. Suaian Paksa (Interfence Fit)
yakni suaian yang selalu akan menghasilkan kerapatan. (interference). "Daerah
toleransi lubang selalu terletak di bawah daerah toleransi poros".

1.11 Kesalahan Dalam Pengukuran


1.11.1 Definisi Kesalahan Dalam Pengukuran
Perbedaan nilai antara nilai sesungguhnya dari ukuran benda yang diukur
dengan hasil yang dilakukan oleh seseorang. Kesalahan dalam pengukuran ini dapat
dihindari dengan mengetahui macam macam kesalahan dalam pengukuran dan
melakukan pengukuran dengan prosedur pengukuran.
1.11.2 Jenis Kesalahan Dalam Pengukuran
1. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Adalah kesalahan yang terjadi akibat alat ukur tersebut, seperti alat ukur yang
sudah tua sehingga dapat menimbulkan banyak kesalahan.
2. Kesalahan pengukuran karena benda ukur
Adalah kesalahan yang terjadi akibat benda ukur, Seperti benda ukur yang
memiliki struktur flexsible sehingga ketika dilakukan pengukuran di titik yang
berbeda menimbulkan perbedaan hasil pengukuran.
3. Kesalahan pengukuran karena pengukur
Adalah kesalahan yang terjadi akibat pengukur/orang yang mengukur, Seperti
saat mengukur terdapat kesalahan membaca alat ukur sehingga terjadi kesalahan
dalam mengukur dan tidak memenuhi standart.
4. Kesalahan pengukuran karena faktor lingkungan
Adalah kesalahan yang terjadi akibat faktor lingkungan sekitar, seperti faktor
cahaya saat melakukan pengukuran yang dapat berpengaruh saat melakukan
pengukuran benda yang ingin di ukur.

Laporan Praktikum Metrologi Industri Semester Genap 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai