Anda di halaman 1dari 5

Tujuan PKn - UU no 20 th 2003 - PT wajib menyelenggarakan MKU (P. agama, P.

Kewarganegaraan, P.ind)
Tujuan PKn = untuk membentuk mahasiswa sebagai subjek didik yang memiliki wawasan
kebanggaan dan cinta bangsa tanah air
1. Wawasan Primordial (SARA): wawasan mengenai kelompok, golongan, suku, ras
2. Wawasan Nasional (kebangsaan); wawasan mengenai kebangsaan
3. Wawasan Mondial (global); wawasan mengenai hubungan internasional
Sasaran PKn:
1. Kognitif: pembentukan pengetahuan, wawasan kebangsaan, demokrasi, HAM
2. Afektif: pembentukan sikap, sikap demokrasi, sikap toleransi
3. Psikomotorik (smart and good citizenship): pembentukan perilaku, partisipasi
sosial
Kriteria baiknya WN - NORMA
Kecerdasan meliputi:
a.
b.
c.
d.

Intelektual (IQ)
Spiritual (SQ)
Emosional (EQ)
Sosial

Negara: organisasi politik yang tertinggi di suatu wilayah yang berdaulat kekuatan
yudikatif, legislatif, efektif (trias politica)
Sifat Negara: memaksa, monopoli, berlaku uktuk semua
WN - penduduk WNI dan WNA
Nasionalisme dapat dipupuk dengan:
a.
b.
c.
d.

Pendidikan
Keteladanan
Kebiasaan
Integrasi sosial

2.2. Hak dan Kewajiban Warga Negara :


Wujud hubungan warga negara dan negara pada umumnya berupa peranan (role).

Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia tercantum dalam pasal 27 sampai dengan
pasal 34 UUD 1945.
2.2.1. Hak Warga Negara Indonesia :
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : Tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (pasal 27 ayat 2).
Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.(pasal 28A).
Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang
sah (pasal 28B ayat 1).
Hak atas kelangsungan hidup. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan Berkembang.
Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya dan
berhak mendapat pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat1)
Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk
membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal 28C ayat 2).
Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).
Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak
kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam
keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

2.2.2.

Kewajiban Warga Negara Indonesia :

Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 berbunyi: segala
warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD 1945
menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1 mengatakan: Setiap
orang wajib menghormati hak asai manusia orang lain
Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang. Pasal 28J
ayat 2 menyatakan : Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib
tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.
Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Pasal 30 ayat (1) UUD
1945. menyatakan: tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2.3.

Hak dan Kewajiban telah dicantumkan dalam UUD 1945 pasal 26, 27, 28, dan

30, yaitu :
a)

Pasal 26, ayat (1), yang menjadi warga negara adalah orang-orang bangsa Indonesia

asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga
negara. Dan pada ayat (2), syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan dengan
undang-undang.
b)

Pasal 27, ayat (1), segala warga negara bersamaan dengan kedudukannya di dalam

hukum dan pemerintahannya, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Pada ayat
(2), tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
c)

Pasal 28, kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan, dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.


d)

Pasal 30, ayat (1), hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam pembelaan

negara. Dan ayat (2) menyatakan pengaturan lebih lanjut diatur dengan undang-undang.
Contoh kewajiban negara terhadap warga negara
1. Kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil
2. Kewajiban negara untuk menjamin HAM

3. Kewajiban negara untuk memberikan kebebasan beribadah


4. Kawajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional
5. Kewajiban negara untuk memajukan kebudayaan nasional
6. Kewajiban negara untuk menyejahterakan rakyat
7. Kewajiban negara untuk memberi jaminan dan perlindungan dan perlindungan sosial
Contoh Hak negara negara terhadap warganya
1. Hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahannya.
2. Hak negara untuk dibela
3. Hak negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan untuk kepentingan rakyatnya
Pertentangan besar dalam rezim pengaturan HAM adalah antara penganut paham
universalist dan cultural relativist. Paham universalist mengatakan HAM merupakan hak
yang sangat mendasar dan pada hakekatnya pasti semua manusia memiliki nilai-nilai yang
sama yaitu kemanusiaan. Contoh, tidak ada seorang manusia yang setuju kepada genosida,
dimana 500.000 nyawa dibunuh hanya karena warna kulit, agama, ras, ataupun pandangan
politik tertentu. Dasar inilah yang menjadikan nilai HAM pengaturannya harus universal.
Sementara itu, penganut paham cultural relativist mengatakan bahwa diversitas
kebudayaan merupakan sebuah realita. Universalisme tidak harus dipahami sebagai
penyamarataan (uniformitas).
Perbedaan antara universalitas dan particular HAM tercemin dalam dua teori yang
saling berlawanan yaitu teori relativisme kultural dan teori universalitas HAM. Teori
relativisme kultural berpandangan bahwa tidak ada hak yang universal, semua tergantung
pada kondisi sosial kemasyarakatan yang ada. Hak-hak dasar bias diabaikan atau
disesuaikan dengan praktik-praktik sosial.
Para penganut relativisme Kultural yang mendukung kontekstualisasi HAM cenderung
melihat universalitas HAM sebagai imperialism kebudayaan Barat. Hak asasi,
sebagaimana di tetapkan dalam DUHAM , dipandang sebagai produk politis Barat,
sehingga tidak bias diterapkan secara universal. Menurut teori ini semua nilai termasuk
nilai-nilai HAM adalah bersifat universal dan tidak bias dimodifikasi untuk menyesuaikan
adanya perbedaan budaya dan sejarah suatu negara.
Demokrasi subtantif : pendekatan Normatif-maksimalis

Terfokus pada demokrasi secara subtansial,memahami demokrasi sebagai sumber


wewenang dan tujuan (resep bagaimana demokrasi itu seharusnya).membicarakan
masalah-masalah ide ,wacana dan model-model.Secara maksimal memasukkan dimensi
non politik ,sosial,budaya dan ekonomi.
Pendapatnya adalah suatu negara yang diwarnai oleh ketimpangan sosialekonomi

tidak

bisa

dikatakan

demokrasi

meskipun

kebabasan

politiknya

terjamin.pendekatan ini memperhatikan dua elemen ,gagasan konstitusi dan the rule of
law(konstutisionalisme).adapun

cakupan

dua

ide

besarnya

adalah pertama konstitusionalisme mencakup pmebatasan kekuasaan menurut doktrin


trias politika,tujuannya kekuasaan harus dibtasi dengan hukum dasar dan penguasa harus
tungduk pada prinsip-prinsip kedaulatan rakyat.kedua,konstutisionalisme harus mencakup
pemberian jaminan hak-hak sipil dan politik pada warga negaranya (freedom for)
berbicara,berkumpul,berserikat,dan

mendapat

informasi.(freedom

from)

rasa

takut,kemiskinan,ketidak adilan,penindasan.
Demokrasi Prosedural : pendekatan Empiris-Minimalis
Terfokus pada upaya penciptaan prosedur untuk tatanan demokrasi tanpa harus
bergantung

pada

variabel-variabel

utama

sebagaimana

yang

diyakini

maksimalis.penekanan pada sistem politik yang dibangun(deskipsi tentang apa itu


demokrasi sekarang).
Hal

yang

mempengaruhinya

adalah

bergesernya

fenomena

perubahan

yang

menitikberatkan perhatian pada negara berganti pada sisi masyarakat,demokrasi sebagai


metode politik.joseph Schumpeter dunia modern yang kompleks hanya diperintah dengan
sukses apabila negara yang berdaulat dipisahkan secara tegas dengan rakyat yang
berdaulat,dan peran rakyat yuang berdaulat dibatasi seminimal mungkin.kehendak semua
amatlah utopis ia mengedepankan kehendak mayoritas.
Kehendak rakyat bukanlah pengerak demokrasi melainkan hasil proses politik.

Anda mungkin juga menyukai