PENGERTIAN
Negara Hukum adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Karena itu pemerintah dan lembaga-lembaga lain dalam
melaksanakan tindakan apapun harus dilandasi oleh
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara
hukum.
Hukum sebagai dasar diwujudkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berpuncak pada konstitusi
(berisi kesepakatan/konsensus bersama) atau hukum
dasar negara. Dengan demikian di dalam negara hukum,
kekuasaan negara berdasar atas hukum bukan
kekuasaan belaka serta pemerintahan negara
berdasarkan pada konstitusi. Negara berdasarkan
atas hukum menempatkan hukum sebagai hal yang
tertinggi sehingga ada istilah supremasi hukum.
NEGARA HUKUM
4. Pembatasan Kekuasaan
Adanya pembatasan kekuasaan Negara dan organ-organ Negara
dengan cara menerapkan prinsip pembagian kekuasaan secara
vertikal atau pemisahan kekuasaan secara horizontal.
5. Organ-Organ Eksekutif Independen:
Dalam rangka membatasi kekuasaan itu, di zaman sekarang
berkembang
pula
adanya
pengaturann
kelembagaan
pemerintahan yang bersifat independent.
6. Peradilan Bebas dan Tidak Memihak:
Adanya peradilan yang bebas dan tidak memihak (independent
and impartial judiciary).
7. Peradilan Tata Usaha Negara:
Dalam setiap Negara Hukum, harus terbuka kesempatan bagi
tiap-tiap warga negara untuk menggugat keputusan pejabat
administrasi Negara dan dijalankannya putusan hakim tata usaha
negara (administrative court) oleh pejabat administrasi negara.
Sistem Hukum
Negara Hukum
Common Law
System
Socialist Law
System
Islamic Law
System
Indonesian Law
System
4
5
Wilayah
Eropa Barat
(Kontinental)
The Rule of Law Anglo
SaxonAnglo
America
Socialist
Eropa Timur
Legality
Nomocraci Islam Arab-Islam
Pancasila
Indonesia
HAM,
2) Pembatasan kekuasaan, 3)
Pemerintahan berdasarkan aturan hukum, dan 4)
Peradilan administrasi
The Rule of Law : 1) Supremacy of law, 2)
Equality before the law, dan 3) Individual right.
Socialist Legality : 1) Manifestation of
Socialism , 2) The law as a tool of Socialism, dan
3) Pushed on Social right than individual right.
Nomokrasi Islam : 1) Kekuasaan adalah amanah,
2) HAM, 3) Keadilan, 4) Persamaan, 5)
Musyawarah,
6) Perdamaian, 7) Peradilan
bebas, 8) Kesejahteraan, dan 9) Ketaatan
M. Tahir Azhary:
KONFIGURASI POLITK
DEMOKRATIS
OTORITER
RESPONSIF
KONSERVATIF
RESPONSIF/POPULISTI
K
Konteks
Konfigurasi
Politik yang
melahirkannya
Lahir
dari
Konfigurasi
Politik Otoriter.
Kekuasaan
politik
didominasi
oleh
satu
kelompok
atau
koalisi
kelompok
elite,
yang
memegang
kekuasaan
eksekutif.
Lahir
dari
Konfigurasi
Politik Demokratis.
Kekuasaan politik tersebut
di
berbagai
kelompok
masyarakat yang beragam
kepentingannya.
Proses
Pembuatan
Hukum
Sentralistik
Didominasi oleh lembagalembaga negara, terutama
pemegang
kekuasaan
eksekutif
Partisipatif
Mengundang
sebanyakbanyaknya
partisipasi
masyarakat
melalui
kelompok-kelompok sosial
dan individu di dalam
masyarakat.
RESPONSIF/POPULISTIK
Fungsi Positif-instrumentalis
Memuat materi-materi yang lebih
merefleksikan visi sosial dan
politik pemegang kekuasaan atau
memuat
materi
yang
lebih
merupakan alat untuk mewujudkan
kehendak
dan
kepentingan
program pemerintah.
Aspiratif
Memuat
materi-materi
yang
secara umum sesuai dengan
aspirasi
atau
kehendak
masyarakat yang dilayaninya.
Sehingga produk hukum itu dapat
dipandang sebagai kristalisasi
dari kehendak masyarakat.
Kemungkinan
Peluang
sempit
untuk
Penafsiran oleh Interpretasi.
Pemerintah
Memuat materi hal-hal penting
secara cukup rinci, sehingga
memberi sedikit peluang bagi
pemerintah
untuk
membuat
penafsiran
sendiri
melalui
berbagai peraturanh pelaksanaan
dan peluang yang sempit itu pun
hanya berlaku untuk hal-hal yang
betul-betul bersifat teknis.
Belum ada
penghargaan/pengakuan
Kesederajatan umat manusia
(penjajahan, perbudakan, penguasaan)
DEKLARASI UNIVERSAL
HAK ASASI MANUSIA
Piagam PBB
10 DESEMBER 1948
Hak Asasi:
Individu
Kelompok (Bangsa)
HAM DI INDONESIA
Pengakuan Bangsa Indonesia HAM
a. Pembukaan UUD 1945 Alinea Pertama
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa
b. Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat
Kemudian daripada itu, , Kemanusiaan yang adil dan beradab,
landasan idiil pengakuan & jaminan HAM di Indonesia.
c. Batang Tubuh UUD 1945
- Pasal 28 A Hak hidup, hak mempertahankan hidup & kehidupan
- Pasal 28 B Hak membentuk keluarga & melanjutkan keturunan, Hak
kelangsungan hidup-tumbuh-berkembang utk anak, Hak perlindungan dr
kekerasan & diskriminasi
- Pasal 28 C Hak mengembangkan diri, Hak mendapatkan pendidikan &
memperoleh manfaat iptek & seni budaya, Hak memajukan diri dlm perjuangkan
hak scr kolektif
- Pasal 28 D Hak pengakuan-jaminan-perlindungan-kepastian hukum, Hak
perlakuan sama di hadapan hukum, Hak bekerja, Hak WN memperoleh
kesempatan sama dalam pemerintahan, Hak status WN
- Pasal 28 E Hak beragama & beribadah, Hak memilih dikjar-pekerjaan-WNtempat tinggal, Hak kebebasan meyakini kepercayaan, Hak kebebasan
berserikat-berkumpul-mengeluarkan pendapat.
- Pasal 28 F Hak berkomunikasi & memperoleh informasi, Hak mencarimemperoleh-memiliki-menyimpan-mengolah-menyampaikan informasi
HAM DI INDONESIA
Pengakuan Bangsa Indonesia HAM
- Pasal 28 G Hak perlindungan, Hak rasa aman & perlindungan dr ancmn
ketakutan, Hak bebas dr penyiksaan/perlakuan merendahkan derajat martabat
manusia, Hak memperoleh suaka politik
- Pasal 28 H Hak hidup sejahtera, Hak mendapat kemudahan & perlakuan
khusus utk peroleh kesempatan & manfaat sama capai persamaan & keadilan,
Hak jaminan sosial, Hak milik pribadi
- Pasal 28 I Hak utk hidup, Hak tdk disiksa, Hak kemerdekaan pikiran-hati nurani,
Hak tdk dituntut atas dsr hukum yg berlaku surut, Hak bebas dr perlakuan
diskriminatif, Hak masyarakat tradisional dihormati
d. Ketetapan MPR
- Tap MPR Nomor XVII/MPR/1998 ttg HAM Tlh dicabut dng Tap Nomor Tap MPR
Nomor I/MPR/2003. Macam-macam HAM dlm Tap Nomor XVII/MPR/1998: Hak utk
hidup, Hak berkeluarga & melanjutkan keturunan, Hak keadilan, Hak
kemerdekaan, Hak atas kebebasan informasi, Hak keamanan, Hak kesejahteraan,
Kewajiban, perlindungan & pemajuan.
e. UU 39/1999 ttg HAM + UU 26/2000 ttg Pengadilan HAM
- Ps 4 Hak utk hidup, Ps 10 Hak utk berkeluarga, Ps 11 s.d. 16 Hak utk
mengembangkan diri, Ps 17 s.d. 19 Hak utk memperoleh keadilan, Ps 20 s.d.
27 Hak atas kebebasan pribadi, Ps 28 s.d. 35 Hak atas rasa aman, Ps 36
s.d. 42 Hak atas kesejahteraan, Ps 43-44 Hak turut serta dlm pemerintahan,
Ps 45 s.d. 51 Hak wanita, Ps 52 s.d. 66 Hak anak
HAM DI INDONESIA
Bangsa Indonesia Penegakan HAM
a. Pembentukan Lembaga
1. Komisi Nasional HAM [Dasar: Keppres No 5/93 tgl 7 Juni 1993 UU No
39/1999 ttg HAM]
Lembaga mandiri, kedudukan setingkat lembaga negara yg lain.
Fungsi: pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, mediasi HAM.
Tujuan: Mengembangkan kond yg kondusif plaks HAM suai PS,
UUD 45, Piagam PBB, Deklarasi Universal HAM. Meningkatkan
perlindungan & penegakan HAM guna perkemb pribadi manusia Indonesia
seutuhnya & kemampuannya berpartisipasi dlm brbagai bid kehdupan.
2. Pengadilan HAM [Dasar: UU No 26/2000 ttg Pengadilan HAM]
Pengadilan khusus di lingk pengadilan umum, berkedudukan di kab/kota.
Khususbertugas & berwenangmemeriksa & memutus pelanggaran
HAM berat (termasuk di luar batas teritorial wil RI oleh WNI).
3. Pengadilan HAM Ad Hoc dibentuk atas usul DPR, dengan Keppres.
Peristiwa Pelanggaran HAM berat sebelum terbit UU No. 26/2006
4. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi, dibentuk berdasarkan undang-undang
Alternatif penyelesaian di luar Pengadilan HAM.
HAM DI INDONESIA
5. Contoh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM):
Optional Protocol
HAM DI INDONESIA
c. Keikutsertaan Indonesia dalam Konvensi Internasional
Ratifikasi perjanjian: pengikatan diri suatu negara utk melaksanakan
ketentuan2 dlm perjanjian, & ketentuan2 itu mnjdi hukum nasionalnya.
Konvensi internasional ttg HAM yg diratifikasi oleh Indonesia:
a. Konvensi Jenewa 12 Agust 1949 (UU No.59 th 1958)
b. Convention on the Political Rights of Woman (UU No.68 th 1958)
c. Convention of the Elimination of Discrimination Against Women (UU
No.7 th 1984)
d. Convention of the Rights of the Child (Keppres No.36 th 1990)
e. Convention on the Prohibition of the Development, Production and
Stockpiling of Bacteriological (Biological) and Toxic Weapons and on their
Destruction (Keppres No.58 th 1991)
f. International Convention Against Apartheid in Sports (UU No.48 th 1993)
g. Torture Convention (UU No.5 th 1998)
h. ILO Convention No.87 Concerning Freedom of Association and Protection
on the Rights to Organise (UU No.83 th 1998)
i. Convention on the Elimination of Racial Discrimination (UU No.29 th 1999)
Kemanusiaan.
I)
Kejahatan Genosida