Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Alignment

Alignment adalah kesatu sumbuan, kesejajaran, kesebarisan dan ketegak

lurusan elemen mesin pemindah putaran atau daya. Berikut komponen yang sering

terjadi dari misalignment.

 Parallel offset misalignment, adalah posisi dari kedua sumbu poros dalam

keadaan tidak sejajar dengan ketinggian yang berbeda.

 Angular misalignment, adalah ketidaklurusan kedua poros yang posisinya

saling menyudut, sedangkan kedua ujungnya ( pada kopling) mempunyai

ketinggian yang sama.

6
7

Kondisi tersebut diatas yang sering menimbulkan vibrasi di equipment dan

terjadi misalignment, karena faktor dan suatu kondisi tertentu.

Berdasarkan penelitian dan evaluasi mesin industri yang umumnya, toleransi

alignment sekarang lebih sering didasarkan pada rpm shaft/ rotor dan diameter

shaft atau kopling spesifikasi dan diluar spesifikasi dari manufacture. Saat ini

tidak ada standar toleransi tertentu yang diterbitkan oleh ISO atau ANSI,

berikut typecal toleransi untuk alignment yang umum digunakan.

"Typical Tolerances for Alignment dan Misalignment Tolerance Guide."

Selain standar toleransi yang umum dipakai, berikut adalah refrensi toleransi

misalignment yang biasa digunakan untuk proses alignment.

“Misalignment Tolerance Guide”


8

2.2 Alat Ukur Misalignment

Berdasarkan ketelitiannya, shaft alignment dapat dibagi menjadi 2 macam

yaitu alignment kasar dan alignment presisi. Biasanya sebelum melakukan alignment

presisi, teknisi alignment akan melakukan alignmentkasar terlebih dahulu. Secara

umum alat ukur yang sering digunakan alignment ada beberapa macam seperti

ditunjukkan seperti bagan di bawah.

Berikut macam-macam alat ukur untuk misalignment :

Alignment Kasar Alat yang digunakan


Straightedge

Taper Gauge

Feeler Gauge

Alignment Halus Alat yang digunakan Dial Indicator

Laser Alignment
“Alat ukur misalignment”

2.3 Identifikasi Prosedur Alignment

Proses alignment harus menjadi proses yang terorganisir dan sederhana. Hal

ini penting untuk menetapkan prosedur untuk melakukan kesepakatan yang akan

digunakan bersama. Jadi setelah prosedur dan keputusannya keluar baru bisa eksekusi

pekerjaannya. Tak kalah penting dari itu adalah persiapan, karena setelah semua

terencana maka wasting time nya juga akan dikirangi. Berikut beberapa identifikasi

untuk prosedur alignment yang sering digunakan :


9

 Safety, prioritas dalam bekerja seperti lock out and tag out, sebelum pekerjaan

dimulai.

 Kebersihan, Setiap shims berkarat atau kotor baik harus dibersihkan atau

diganti, dan kebersihan diarea mesin terutama dibawah soft foot juga harus

diyakinkan bersih.

 Koreksi soft foot, Intinya shim diposisikan di tempatnya atau dibawah soft

foot kemudian baut bisa dikencangkan.

 Alignment, Reading dial indicator dengan memposisikan di sisi axial shaft

dan sisi radial shaft.

 Final koreksi soft foot, Setelah hasil alignment bagus sesuai dengan toleransi

target, maka soft foot bisa di fixkan dengan mengikat baut atau tek weld.

 Final alignment, Hasil akhir pembacaan dial indicator yang sudah masuk

target alignment.

2.4 Jenis dan Metode Alignment

Ada beberapa metode shaft alignment dengan menggunakan dial indicator yang dapat

diterapkan di lapangan. Berikut macam-macam metode shaft alignment :


10

Face dan Rim Dua Dial Indicator

Tiga Dial Indicator

Dial Alignment

Reverse Indicator

Face-Face Distance

“Metode shaft alignment”

Masing-masing metode alignment tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan.

Tidak ada sebuah metode yang unggul dalam segala hal dibandingkan dengan semua

metode lain. Secara penjelasan singkat metode shaft alignment :

 Face dan Rim, Metode dengan menggunakan 2 dial indicator cocok untuk

kopling rapat yang floating nya dapat diabaikan.


11

 Face dan rim, Metode dengan menggunakan 3 dial indicator cocok untuk

kopling rapat yang mengalami axial floating relatif besar, misalnya : poros

yang ditumpu oleh journal bearing.

Dial indicator on
radial position

2 Dial indicator on
axial position

 Reverse Rim, Metode ini cocok digunakan untuk kopling yang menggunakan

spacer relatif panjang. Alat ukur yang biasa digunakan kalau jarak kopling

jauh biasanya inside micrometer, sedangkan kalau terlalu dekat menggunakan

filler gauge atau bila perlu menggunakan block gauge.

Measuring tools
12

 Reverse Face, Metode face-face distance cocok untuk kopling dengan spacer

yang relatif sangat panjang, misalnya : puli sabuk di ventilation fan,

penggerak fan di cooling tower, dan pembacaan axial.

 Laser Alignment, Meskipun metode ini yang paling populer, tetapi tidak

lebih baik hasilnya daripada menggunakan metode dial indicator. Instrumen

mahal dan memerlukan kalibrasi dan perawatan yang memadai, misalnya

ruangan ber AC.

Anda mungkin juga menyukai