Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI PENGEMBANGAN ENERGI TERBARUKAN

DI INDONESIA

Fikry Adzikri1), Didik Notosudjono2), Dede Suhendi3)

ABSTRAK

Berdasarkan keterangan dan data yang didapat tentang penggunaan energi, Indonesia ternyata masih
bergantung sepenuhnya pada energi yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batubara dan gas
alam sebagai sumber kebutuhan energi. Sedangkan melihat dari hasil implementasi yang telah dilakukan
oleh pemerintah untuk mewujudkan bauran energi terbarukan (ET) masih mengalami berbagai kendala.
Kendala yang dimaksud tersebut antara lain kendala teknis, non teknis dan persaingan harga tarif dengan
energi fosil yang cenderung lebih murah, sehingga menyebabkan pembangunan ET menjadi terhambat
dan bauran energi yang dicapai dari ET baru sekitar 6,2 % secara keseluruhan dengan pertumbuhan
0,39% per-tahun.
Tujuan dari pembahasan adalah untuk memberikan strategi pengembangan energi terbarukan di Indonesia
terutama untuk mencapai target bauran energi terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025 dan 31% pada
tahun 2050 dari bauran energi final sesuai dengan kebijakan energi nasional (Peraturan Pemerintah No.79
tahun 2014) utamanya dari sektor pembangkit listrik.
Strategi pengembangan energi terbarukan adalah (a) Memperkuat koordinasi antar struktur kelembagaan
dalam negeri terutama untuk mengatasi masalah perizinan dan pembebasan lahan; (b) Menerapkan pajak
emisi C ; (c) memberi dukungan investasi ET; (d) Memberi dukungan perkembangan industri ET dalam
negeri dan pembebasan pajak impor peralatan energi terbarukan; (e) Menjalankan feed in tariff energi
terbarukan yang telah di tetapkan oleh pemerintah; (f) Memberikan pendidikan kepada masyarakat
mengenai penerapan energi terbarukan.

Kata kunci: Energi terbarukan, Indonesia, Kondisi ET, strategi pengembangan.

1. PENDAHULUAN Semua sepakat bahwa energi yang digunakan


haruslah memiliki dua keunggulan yang dimiliki
1.1. Latar Belakang dua jenis energi tersebut (renewable energy dan
non renewable energy) yaitu ramah lingkungan
Energi menjadi suatu kebutuhan yang sangat dan menghasilkan energi yang besar. Maka, satu-
vital bagi kehidupan manusia saat ini. Tidak satunya cara yang dapat digunakan adalah
terkecuali negara Indonesia yang memiliki dengan menggunakan sumber energi terbarukan
berbagai macam energi melimpah didalamnya dengan skala besar dan memanfaatkan potensi
baik energi yang sifatnya dapat diperbaharui energi terbarukan yang ada dengan semaksimal
seperti energi air, matahari, angin, biomassa, mungkin. Langkah itulah yang kini pemerintah
panas bumi dan energi laut. Maupun energi yang sedang perjuangkan demi untuk menjaga
tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi, kestabilan dan ketahanan energi di Indonesia
gas alam, batubara dan kandungan energi nuklir ditengah semakin menurunnya pasokan non
pada uranium dan thorium. renewable energy yang dimiliki dan
Energi yang dapat diperbaharui (renewable meningkatnya permintaan terhadap energi itu
energy) ini memiliki keutamaan yang tidak sendiri khususnya dibidang komersial, industri,
dimiliki oleh energi yang tidak dapat transportasi dan rumah tangga serta ditambah
diperbaharui (non renewable energy), yaitu tantangan global yang dihadapi Indonesia.
energi tersebut tidak akan pernah berhenti atau Kenyataan yang ada di Indonesia saat ini
habis selama siklus alam masih berlangsung, berdasarkan keterangan dan data yang didapat
ramah lingkungan dan dapat meminimalisir tentang penggunaan energi, Indonesia masih
polusi lingkungan. Sedangkan non renewable bergantung sepenuhnya pada energi yang tidak
energy merupakan energi yang akan habis jika dapat diperbaharui seperti minyak bumi, batu
dipakai terus menerus dan menghasilkan polusi bara dan gas alam sebagai sumber kebutuhan
jika digunakan. Namun memiliki kelebihan yaitu energi. Kemudian sedang berusaha
dapat menghasilkan energi yang lebih besar dari mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan
pada renewable energy dengan konsentrasi yang sebagaimana tertulis pada Peraturan Pemerintah
lebih sedikit. Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 1


Nasional Pasal 11 ayat 2 yang menjelaskan murah karena harga batu bara dunia yang rendah
tentang prioritas pengembangan energi nasional dan ketergantungan kepada sumber energi
sebagai berikut : berbasis minyak dikarenakan subsidi yang
diberikan, serta komponen-komponen teknologi
- Memaksimalkan penggunaan energi
energi terbarukan yang mahal dikarenakan harus
terbarukan dengan memperhatikan tingkat
mengimpor dari luar negeri dan terbatasnya
keekonomian.
industri energi terbarukan di Indonesia.
- Meminimalkan penggunaan minyak bumi.
Keterbatasan infrastruktur juga merupakan salah
- Memanfaatkan pemanfaatan gas bumi dan
satu faktor yang menjadi penyebab pembatasan
energi baru.
akses masyarakat terhadap energi khususnya
- Menggunakan batu bara sebagai andalan
energi terbarukan, ditambah tantangan global
pasokan energi Nasional.
yang dihadapi oleh Indonesia, sehingga
Masih pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 penggunaan potensi sumber daya energi nasional
Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional yang ada belum efisien dan masih sangat rendah
tepatnya pada Pasal 9 huruf F bahwasannya bila dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.
Indonesia mematok target pencapaian energi Berdasarkan kebijakan energi yang ada di
sebagai berikut : Indonesia dan permasalahan energi terbarukan
- Pada Tahun 2025 peran energi baru dan yang melanda, maka perlunya sebuah strategi
energi terbarukan paling sedikit 23% dan untuk pengembangan energi terbarukan di
pada tahun 2050 paling sedikit 31% Indonesia yang dirasa dapat meningkatkan
sepanjang keekonomian terpenuhi. perkembangan energi terbarukan di Indonesia
- Pada tahun 2025 peran minyak bumi kurang secara signifikan untuk mencapai targetan bauran
dari 25% dan pada tahun 2050 menjadi energi baru terbarukan pada tahun 2025 dan
kurang dari 20%. 2050. Dengan menganalisa referensi dari
- Pada tahun 2025 peran batubara minimal 30% berbagai data-data serta informasi yang ada pada
dan pada tahun 2050 minimal 25%. beberapa pustaka dan media digital yang
- Pada tahun 2025 peran gas bumi minimal komperhensif, kebijakan-kebijakan energi yang
22% dan pada tahun 2050 minimal 24%. ada di Indonesia khsusunya mengenai tarif
energi terbarukan dan perizinan, serta
Sedangkan melihat dari hasil implementasi yang menganalisa berdasarkan aspek teknologi serta
telah dilakukan oleh pemerintah untuk faktor dukungan pihak-pihak terkait untuk
mewujudkan targetan tersebut, sampai tahun mendukung perkembangan energi terbarukan.
2015 dalam perincian sumber energi secara Dengan tujuan mendapatkan solusi untuk
keseluruhan disemua sektor. Minyak bumi masih menuju pemanfaatan energi terbarukan yang
menjadi tumpuan utama masyarakat Indonesia optimal dan efisien demi kepentingan ketahanan
dengan persentase sebesar 43%. Disusul energi nasional.
kemudian batubara dan gas bumi masing-masing
telah termanfaatkan 28,7% dan 22 %. Sisanya, 1.2. Tujuan Penulisan
yaitu hanya sebanyak 6,2% yang berasal dari
sumbangsih energi terbarukan dalam bauran Memberikan strategi pengembangan energi
pemanfaatan energi nasional. Ini artinya terbarukan di Indonesia terutama untuk mencapai
pemanfaatan energi terbarukan masih belum target bauran energi terbarukan sebesar 23%
maksimal sampai dengan saat ini dan belum bisa pada tahun 2025 dan 31% pada tahun 2050 dari
menutupi pertumbuhan konsumsi energi sampai bauran energi final sesuai dengan kebijakan
3,2% dan konsumsi listrik sekitar 6% setiap energi nasional (Peraturan Pemerintah No.79
tahunnya, sedangkan bauran energi terbarukan tahun 2014) utamanya dari sektor pembangkit
bertambah 0,36 % per-tahunnya. Hal ini akan listrik.
membuat sulit untuk mencapai target 23% pada
tahun 2025. 1.3. Metode Penulisan
Disamping hal-hal tersebut yang
menggambarkan kondisi energi terbarukan Metode penulisan yang dipakai yaitu studi
Indonesia, dalam beberapa usaha pemanfaatan literatur dan studi beberapa kebijakan energi
energi terbarukan di Indonesia masih mengalami yang ada di Indonesia. Studi literatur atau
berbagai masalah teknis, non teknis, dan metode kajian pustaka, yaitu dilakukan dengan
perizinan yang menghambat perkembangan membaca buku-buku pendukung yang ada, serta
energi baru dan terbarukan nasional. Selain itu beberapa referensi bacaan dari internet yang
tarif listrik dari energi fosil (batubara) yang komprehensif.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 2


Sedangkan studi kebijakan energi, dilakukan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa dan
dengan mengkaji beberapa kebijakan-kebijakan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas oleh PT.
energi yang sedang berlaku di Indonesia Perusahaan Listrik Negara.
khususnya mengenai tarif, investasi serta - Peraturan Menteri ESDM No. 17 Tahun 2014
perizinan energi terbarukan dan mempunyai tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP
hubungan keterkaitan dengan judul yang dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh PT.
diangkat. Perusahaan Listrik Negara (Persero).
- Peraturan Menteri ESDM No. 10 Tahun 2017
2. LANDASAN TEORI tentang Peraturan Jual Beli TenagaListrik.
- Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2017
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tentang Pemanfaatan Sumber Energi
memiliki potensi kekayaan alam dan energi yang Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
besar, serta apabila dikelola dan dimanfaatkan
dengan baik akan mampu mencukupi kebutuhan 2.1. Kondisi Energi Indonesia
energi masyarakat banyak. Energi dikelompokan
menjadi energi tak terbarukan dan energi DEN (Dewan Energi Nasional) mengukur nilai
terbarukan. Indonesia memiliki ke dua potensi ketahanan energi Indonesia dengan
energi tersebut dan tersebear di beberapa menggunakan metode AHP (Analytical
wilayahnya. Hierarchy Proces) yang meliputi 20 indikator
Energi tak terbarukan (konvensional) sudah lama ketahanan energi. Aspek availability terdiri dari :
digunakan sebagai sumber energi bahkan Cadangan dan sumber daya migas, cadangan dan
menjadi mayoritas dalam neraca energi nasional. sumber daya batu bara, impor minyak mentah,
Semakin menipisnya cadangan sumber energi impor BBM/LPG, cadangan BBM/LPG
konvensional dan meningkatnya konsumsi energi Nasional, cadangan penyangga energi,
setiap tahun mendorong pemerintah untuk pencapaian energi mix (TPES; Total utama
meninjau ulang kebijakan energinya untuk pasokan energi) dan DMO (Domestic Market
meningkatkan penggunaan energi baru dan Obligation) gas dan batu bara. Aspek
terbarukan (EBT) dan mengurangi accesstability yaitu penyediaan BBM/LPG,
ketergantungan kepada energi fosil. penyediaan gas bumi, penyediaan tenaga listrik,
Dalam konteks pemanfaatan energi terbarukan, pelayanan distribusi gas bumi dan pelayanan
beberapa kebijakan untuk mendukung energi listrik. Aspek affordability: harga gas bumi,
terbarukan selain PP. No. 79 tahun 2014 telah harga BBM/LPG, harga listrik dan produktivitas
banyak dikeluarkan, beberapa diantaranya yang energi. Aspek acceptability: peranan EBT,
menjadi bahasan adalah : efisiensi energi dan intensitas GRK (gas rumah
kaca).produktivitas energi. Aspek acceptability:
- UU. No. 30/2007 tentang Energi peranan EBT, efisiensi energi dan intensitas
- UU. No. 21/2014 tentang Panas Bumi GRK (gas rumah kaca). Nilai ketahanan energi
- UU. No. 30/2009 tentang Ketenagalistrikan. Indonesia tahun 2014 dengan di hitung
- PP. RI No. 70/2009 tentang Konservasi menggunakan metode AHP (Analytical
Energi. Hierarchy Process) adalah 5,82, nilai tersebut
- Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2016 tentang dikategorikan masih tergolong rendah. Ditambah
Percepatan Pembangunan Infrastruktur permintaan energi di Indonesia masih didominasi
Ketenagalistrikan oleh energi fosil. (Dewan Energi Nasional, 2014)
- Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2016
tentang Pembelian Tenaga Listrik dari PLTS
Fotvoltaik oleh PT. PLN (Persero).
- Peraturan Menteri ESDM No. 19 Tahun 2015
tentang Pembelian Tenaga Listrik dari
Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan
Kapasitas sampai dengan 10 MW oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara. Gambar 1. Bauran Energi Primer di Indonesia
- Peraturan Menteri ESDM No. 44 Tahun 2015 (Sumber : Statistik EBTKE 2016)
tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero) dari Pada tahun 2015, energi fosil menyumbang 93,7
Pembangkit Listrik Berbasis Sampah Kota. % dari total kebutuhan energi (1.357 juta barel
- Peraturan Menteri ESDM No. 21 Tahun 2016 setara minyak). Sisanya, 6,2 % dipenuhi dari
tentang Pembelian Tenaga Listrik dari EBT. Dari jumlah persentase energi fosil

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 3


tersebut, minyak menyumbang 43 %, gas alam Berikut merupakan tabel 1. Potensi dan kapasitas
22 %, dan batubara 28,7 %. Hampir separuh dari terpasang energi baru terbarukan
minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri harus diimpor, baik dalam bentuk minyak Tabel 1. Potensi dan Kapasitas Terpasang
mentah (crude oil) maupun produk minyak. Energi Baru Terbarukan Indonesia
Kapasitas
Dengan kondisi tersebut, ketahanan energi No. Jenis Energi Sumber Daya Cadangan
Terpasang
Indonesia tentu menjadi sangat rentan terhadap 1. Panas Bumi 12.386 MW 16.524 MW 1.643 MW*)
- 4.010
gejolak yang terjadi di pasar global. 2. Hydro
MW**)
75.000 MW
Tahun 2016 kapasitas pembangkit listrik di 3.
Mini- -
212 MW
Microhydro
Indonesia mencapai 90,15% dengan kapasitas 1.656 MW
terpasang 59 GW. Sekitar 74% diantaranya 4. Bioenergi
32.654 MW
-
(Off Grid)
131,4 MW
berada di wilayah Jawa Bali, 15% di wilayah (On Grid)
Sumatera, 3% di wilayah Kalimantan dan 5. Energi Surya
4,8 -
70 MW***)
kWh/m2/hari
sisanya di wilayah Pulau lainnya (Sulawesi, 970 MW (4-6
6. Energi Angin - -
Maluku, NTB-NTT, dan Papua). Dilihat dari segi m/s)
7. Uranium 3.000 MW - -
input bahan bakar, pembangkit berbahan bakar Gas Methana
8. 456,7 TSCF - -
batubara dan gas mempunyai pangsa yang paling Batubara
9. Shale Gas 574 TSCF - -
tinggi, yaitu masing-masing sebesar 47% dan 1.995,2 MW
Gelombang
26%, diikuti kemudian oleh pembangkit 10.
Air Laut
(Potensi - -
Praktis)
berbahan bakar minyak dengan pangsa sekitar 41.012 MW
Energi Panas
15%. Hal tersebut menunjukan pangsa 11. (Potensi - -
Laut
Praktis)
pembangkit BBM masih tergolong tinggi. Energi 4.800 MW
Namun dibalik dominasi pemakaian energi fosil, 12. Pasang Surut (Potensi - -
(Arus) Praktis)
ada peningkatan pangsa pembangkit berbahan Sumber : BPPT Outlook Energi Indonesia 2016
bakar energi terbarukan, seperti PLTP (panas
bumi), dengan pangsa mendekati 2% (1,6 GW),
Keterangan :
serta PLTA (air) dengan pangsa dikisaran 6% (4
GW). Disamping itu, pembangkit listrik energi Selain dari sumber yang tertera, beberapa data
terbarukan lainnya (PLTS, PLTSa, PLTMH, pada tabel 1. diambil dari
PLTU Biomassa) juga sudah mulai banyak - Laporan Kinerja EBTKE 2016*)
beroperasi sekitar (2 GW) atau sebanyak 4% dan - www.energynusantaranews.com
jika ditotalkan pada tahun 2016 maka kapasitas
- m.bisnis.com**)
terpasang dari seluruh pembangkit energi
terbarukan di Indonesia mencapai sekitar 7.722 - www.esdm.go.id***)
MW.
2.3. Permasalahan Umum Energi Terbarukan
2.2. Potensi Energi Baru Terbarukan di di Indonesia
Indonesia
Secara umum pembangkit listrik berbasiskan
Potensi energi terbarukan yang dimiliki energi terbarukan masih menghadapi beberapa
Indonesia cukup besar namun, potensi yang hambatan dalam perkembangannya diantaranya
sangat besar ini belum dapat dimanfaatkan karena faktor :
dengan optimal, bahkan pada beberapa potensi
energi terbarukan mengalami penyusutan seperti  Masih menemui kendala ke ekonomian
pada potensi energi air (PLTA) dari 75 GW karena beberapa komponennya belum
menjadi 26 GW. Ini didapat berdasarkan hasil diproduksi massal secara nasional, kandungan
penelitian Master Plan Study for Hydro Power lokalnya masih minim, sehingga komponen-
Development in Indonesia oleh Nippon Koei komponen yang ada memilik harga yang
(Jepang) pada tahun 2011, setelah menjalani mahal dan tentunya memiliki biaya investasi
screening lebih lanjut (aspek ekonomi, sosial dan yang tinggi pula.
lingkungan termasuk status kehutanan, serta  Harga jual tarif pembangkit listrik ET ke
aspek demand), didapat potensi energi air adalah masyarakat masih tergolong tinggi jika
26.321 MW. Terdiri dari proyek yang sudah dibandingkan dengan energi fosil, misalnya
beroperasi, proyek yang sudah direncanakan dan minyak bumi, solar, dan batubara, di
sedang konstruksi serta potensi baru. (RUPTL, Indonesia masih tergolong rendah.
2016)

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 4


 Banyak teknologi untuk pembangunan dan targetan, sekaligus untuk menanggulangi
pengelolaan ET yang belum dikuasai oleh kebutuhan konsumsi energi listrik yang terus
tenaga ahli di Indonesia. meningkat. Namun dalam pelaksanaanya
 Beberapa pembangkit listrik ET memiliki mengalami banyak hambatan. Sebutlah program
keterbatasan untuk mengimbangi FTP (Fast Track Programme) 10.000 MW tahap
pertumbuhan beban listrik yang cepat dan 1 yang sudah dimulai dari tahun 2006 dan
besar seperti PLTS dan PLT Bioenergi. ditargetkan selesai tahun 2009 mengalami
 Masih terbatasnya studi dan penelitian yang keterlambatan dan sampai akhir tahun 2014 baru
dilakukan untuk mengembangkan teknologi terealisasi sekitar 7401 MW. Kemudian FTP
ET. Selain itu penelitian tersebut juga tahap 2 yang ditargetkan selesai pada tahun 2014
terkendala oleh biaya dan sumber daya kondisinya tidak berbeda jauh dengan FTP 1.
manusia. Keterlambatan tersebut dipengaruhi oleh
 Hal lain yang menguntungkan namun menjadi beberapa faktor yakni engineering (perizinan/
kelemahan Indonesia adalah khususnya rekomendasi, pengadaan /pembebasan lahan,
potensi panas bumi, wilayah ring of fire yang impor barang, pendanaan) dan masalah
membentang dari Sumatera, Jawa sampai konstruksi (material, kurangnya manajemen,
Sulawesi memiliki medan yang cukup sulit eskalasi).
untuk ditempuh dan dijangkau serta Selain itu proyek baru yang saat ini sedang
memerlukan waktu yang lama untuk berjalan adalah proyek 35.000 MW yang di
membuka jalan dalam memproduksi energi patok dari tahun 2015 sampai dengan tahun
terbarukan. 2019, hal tersebut sebagaimana tercantum dalam
 Kondisi letak geografis Indonesia yang Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
membawa keuntungan dalam hal energi-pun Mineral (ESDM) No. 0074.K/21/MEM/2015,
disisi lain juga membawa kelemahan dalam tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan
hal pengembangan dikarenakan Indonesia Tenaga Listrik PT PLN Tahun 2015-
terdiri dari ribuan pulau yang terpisahkan 2024. Proyek ini sebagian besar di kerjakan oleh
oleh laut dan selat. Ini dapat menyebabkan badan usaha swasta dengan total sekitar 25.904
pembangunan infrastruktur produksi dan MW dan sisanya di pegang oleh badan usaha
distribusi energi menjadi lebih sulit milik negara. Proyek pembangkit listrik oleh
dikarenakan harus terpartisi di setiap daerah PLN yang sudah selesai pelelangan dan sedang
yang berbeda. tahap konstruksi sebesar 2.301 MW, contohnya
 Kondisi sosial masyarakat setempat yang PLTA Upper Cisokan, Jawa Barat (1040 MW),
terkadang menjadi penghalang dalam proyek pembangkit listrik oleh swasta /
pembangunan sumber energi terbarukan. Independent Power Producer (IPP) yang sudah
selesai pelelangan dan sedang tahap konstruksi
3. HASIL DAN PEMBAHASAN sebesar 9.348 MW, contohnya antara lain PLTU
Jawa 1 Cirebon ekspansi (1x1000 MW), dan
3.1. Analisa kondisi pembangunan energi PLTU Jawa-7 Banten (2x1000 MW).
listrik nasional Dari yang sudah terjadi sebelumnya khususnya
pada proyek FTP, maka bukan tidak mungkin
Kesejahteraan akan kebutuhan energi bagi rakyat akan timbul suatu kepesimisan dari berbagai
Indonesia belum sepenuhnya terpenuhi. Rasio kalangan khususnya mengenai proyek baru
elektrifikasi Indonesia hingga saat ini sampai 35.000 MW ini. Banyak pihak menerawang,
tahun 2016 mencapai angka 90% mendominasi proyek ini sulit terwujud karena waktu yang
pulau Jawa, sedangkan beberapa pulau lain di dialokasikan hanya 5 tahun. Sedangkan
luar pulau jawa masih minim dalam rasio pembangunan pembangkit listrik di Indonesia
elektrikasi. Adapun tiga daerah dengan rasio rata-rata adalah 3.500 – 4.000 MW/tahun dan
eletrifikasi terendah di Indonesia adalah masih terbilang fluktuatif. Program percepatan
Sulawesi Tenggara: 68,84%, Nusa Tenggara 10.000 MW tahap 1 yang membangun murni
Timur: 58,64% dan Papua 45,93%. Peringkat tenaga fosil hingga kini masih dalam kondisi
rasio elektrifikasi di Asia Tenggara, Indonesia belum jelas. Demikian juga fast track
berada di bawah Vietnam (98%), dan yang programme tahap 2, nasibnya tak jauh berbeda
tertinggi adalah Singapura 100%. dengan tahap 1. Proyek FTP masih tetap
Realisasi untuk mewujudkan targetan dari dibangun bersamaan dengan proyek 35.000 MW
kebijakan-kebijkan energi yang sudah di yakni sebesar 7000 MW. Terdapat 34 (633,8
rencanakan secara bertahap sedang dilakukan MW) proyek FTP yang mengalami masalah, 12
terutama untuk mencapai bauran energi yang di proyek pembangkit yang tidak bisa dilanjutkan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 5


pembangunannya karena terkendala masalah 1.000,-. Ini merupakan sekaligus faktor
kualitas infrastruktur yang jauh dibawah rata- penyebab mengapa sampai detik ini
rata, dan 21 proyek (432 MW) dapat pembangunan PLTU batubara masih menjadi
terselamatkan atau dilanjutkan pembangunannya. primadona di Indonesia. Posisi kedua tingkat
Di tengah kegagalan tersebut, pemerintah efsiensi adalah PLTA (sesuai dengan feed in
meluncurkan program 35.000 MW. tariff) dengan harga (jika di rata-ratakan) adalah
Ketiga proyek tersebut yakni FTP 1, FTP 2 dan Rp. 1.364,- per kWh (belum dihitung dengan
proyek 35.000 MW memiliki persentase faktor F disetiap wilayahnya, lihat Permen 19
pembangunan pembangkit listrik fosil yang lebih Tahun 2015). Selanjutnya, nomor tiga adalah
besar dibandingkan dengan pembangkit listrik pembangkit Tenaga Biogas (PLTBg), PLN harus
energi baru terbarukan yang mendapat porsi jika membeli listrik dari pengembang PLTBg dengan
ditotalkan sekitar 9564 MW, seperti gencarnya rata-rata harga yaitu Rp. 1.383,- per kWh. Posisi
dalam pembangunan PLTU dan PLTGU. Proyek keempat adalah gas dengan harga sekitar Rp.
FTP merencanakan 6658 MW dan proyek 1.500,- per kWh. Posisi ke lima adalah PLTBm
35.000 MW merencanakan 2906 MW dari energi (Biomassa) dengan kisaran harga rata-rata sesuai
terbarukan. Hal ini tentunya menjadi suatu ke peraturan peraturan menteri Rp. 1.733,- per
tidak singkronan antara kebijakan – kebijakan kWh, kemudian BBM dengan kisaran harga
energi yang telah dicanangkan oleh pemerintah sekitar Rp. 1.800,- per kWh, PLTSa
untuk memprioritaskan pengembangan energi (Pembakaran) dengan harga rata-rata Rp. 2.276,-
ramah lingkungan dan energi terbarukan serta hal per kWh, PLTS (Tenaga Surya) dengan harga
ini juga merupakan suatu ketidak singkronan rata-rata Rp. 2.339,- per kWh, PLTSa (Landfill
dengan beberapa pertemuan dunia terkait emisi Gas) dengan harga rata-rata Rp. 2.457,- dan
GRK. Dimana pada pertemuan terakhir pada yang tertinggi PLTP (Panas Bumi) dengan harga
climate change conferences /conference of rata-rata Rp. 2.736,- per kWh.
parties (COP21) tahun 2015 di Prancis Berikut ditampilkan perbandingan harga energi
menghasilkan kesepakatan yang mengikat secara per-kWh dari beberapa sumber energi fosil dan
hukum, dengan partisipasi semua bangsa, harga rata-rata energi terbarukan di Indonesia
menurunkan pemanasan global di bawah ambang yang diambil dari beberapa peraturan menteri :
2 derajat celcius. Namun melihat pembangunan
energi yang sedang berlangsung di Indonesia,
langkah Indonesia untuk memprioritaskan energi
ramah lingkungan masih sedikit lebih lamban
dibanding gencarnya pembangunan pembangkit
listrik energi fosil, hal ini akan membuat
integritas bangsa Indonesia di mata dunia akan
menurun dan terancam untuk terkena sangsi.
Fakta lain dalam perkembangan energi di
Indonesia adalah kurang berpihaknya politik
anggaran energi di Indonesia. Sampai tahun 2016
ada perubahan pola subsidi energi dicabut yaitu
subsidi BBM, sehingga diharapkan tercipta
ruang fiskal yang cukup besar yang bisa Gambar 2. Grafik Rata-Rata Perbandingan Harga
digunakan untuk membangun infrastruktur, Tarif Pembangkit Listrik Energi Terbarukan per
termasuk infrastruktur energi terbarukan. Namun kWh dengan Bahan Bakar Fosil
meski ada anggaran membangun infrastruktur Sumber :
energi, pembangunan lebih banyak dilakukan Peraturan Menteri ESDM (No. 19 Tahun 2016,
untuk membangun infrastruktur migas dan hal No. 19 Tahun 2015, No. 44 Tahun 2015, No. 21
tersebut membuktikan bahwa energi terbarukan Tahun 2016 dan No. 17 Tahun 2014)
belum menjadi prioritas pembangunan.
Keterangan :
3.2. Analisa Harga Tarif Energi Terbarukan Selain dari sumber yang tertera, beberapa data
Nasional
pada gambar 2. diambil dari
Berkaitan masalah harga energi, untuk saat ini - Beritasatu.com
batubara memiliki efsiensi tertinggi - Liputan6.com
dibandingkan dengan bahan bakar lainnya. Harga
tarif listrik 1 kWh dari batubara sekitar Rp.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 6


Data mengenai harga energi listrik energi meningkatkan rasio terpasang ET nasional,
terbarukan per-kWh terbaru dari peraturan kecuali hanya PLTS yang menurun jika dirata-
Menteri yang diterbitkan tersebut merupakan ratakan, karena PLTS menggunakan sistem
salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah harga
dalam mengembangkan energi terbarukan di yang berbeda-beda disetiap wilayahnya (daerah
Indonesia. Mengingat pada harga feed in tariff dengan rasio elektrifikasi kecil memilki harga
sebelumnya kurang menarik perhatian investor yang semakin tinggi). Tidak seperti sebelumnya
dari kalangan non BUMN untuk yang menetapkan harga sama rata disetiap
mengembangkan energi terbarukan. Disisi lain wilayah dan pulaunya. Selain itu pembangkit lain
PLN selaku BUMN belum mampu untuk yang menggunakan ketetapan harga yang sama
mengakomodasi biaya seluruh pembangkit listrik seperti PLTS adalah PLTA dan PLTP.
di Indonesia. Faktor penyebab energi fosil terkhususkan energi
Dengan harga batubara dunia yang mencapai batubara masih menjadi yang diminati investor
US$ 110 atau setara dengan Rp. 1.472.790,-/ton adalah karena harga batubara cenderung murah
atau Rp 1.472,-. PLTU batubara memiliki dan dapat menghasilkan energi yang cukup besar
parameter yang digunakan yaitu SCC (Specific jika dibandingkan dengan energi terbarukan,
Coal Consumption) dengan satuan kg/kWh. sehingga energi terbarukan sulit berkembang di
PLTU batubara kalori rendah (4500 KKal/kg), nusantara. Di sisi lain pemberlakuan harga
SCC empiris adalah 0,68 kg/kWh. Harga beli patokan yang cukup tinggi terhadap energi listrik
batubara adalah 1.472 rupiah / Kg. yang dihasilkan dari energi terbarukan (dari
Maka biaya yang dibutuhkan untuk investor) dan dibeli oleh PLN, demi untuk
menghasilkan 1 kWh listrik adalah: 0,68 kg/kWh menggencarkan pembangunan pembangkit
x Rp. 1.472/Kg = Rp. 1.000 / kWh. Sedangkan listrik energi terbarukan berimbas pada mahalnya
BBM memiliki SFC (specific Fuel Consumption) harga energi listrik yang didistribusikan ke
sebesar 0,26 liter/kWh. Harga BBM khususnya konsumen jika pemerintah tidak memberikan
solar sebagai sumber tenaga diesel memiliki subsidi kepada tenaga listrik dari energi
harga sekitar Rp. 7.200,-/liter, maka tarif untuk terbarukan.
menghasilkan listrik per kWh adalah 0,26 x Rp.
7.200,- = Rp. 1.872 / kWh. Dengan harga tarif 3.3. Analisa Investasi di Sektor Energi
listrik batubara sekitar Rp. 1.000,-/kWh masih Terbarukan
tergolong murah dan menguntungkan di mata
investor apabila dibandingkan dengan harga Kebijakan yang mengatur mengenai investasi
energi terbarukan yang tertera pada grafik 4.1. dibidang ketenaga listrikan terdapat pada
Sedangkan untuk harga pembangkitan dengan Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014
BBM dengan harga demikian sudah tergolong tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan
mahal, serta untuk harga gas masih tergolong Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan
murah. di Bidang Penanaman Modal. Kebijakan tersebut
hanya mengatur mengenai porsi kebijakan
investasi antara investor asing dan investor lokal
berdasarkan kapasitas pembangkit dan
infrastruktrur yang hendak dibangun.
Salah satu tujuan dari pengembangan energi
terbarukan adalah meningkatkan investasi di
sektor ESDM khususnya energi terbarukan.
Tahun 2016 investasi di sektror energi
terbarukan mencapai U$D 1,593 Miliar dengan
rincian U$D 1,13 Miliar (panas bumi), U$D 0,41
Miliar (bioenergi), U$D 0,056 Miliar (PLTS dan
PLTMh), dan U$D 0,003 Miliar (konservasi
Gambar 3. Grafik Rata-Rata Harga Feed in
energi). Dari ke-4 bidang investasi tersebut
Tariff Energi Terbarukan Setelah Mengalami
hanya gabungan investasi PLTS dan PLTMh
Perubahan pada Peraturan Menteri
yang pencapaiannya tidak sesuai target di tahun
(Sumber : Peraturan Menteri ESDM) 2016 dengan prosentase 56 % dari pencapaian
total sebesar U$D 0,1 Miliar.
Pada grafik 4.2. perubahan harga rata-rata feed in
Sektor panas bumi dapat melebihi target yang
tariff energi terbarukan (ET) di Indonesia
dicanangkan dalam investasi yakni sebesar U$D
menunjukan hampir semua jenis ET menunjukan
0,96 Miliiar dikarenakan pada tahun 2016
peningkatan harga yang ditujukan untuk

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 7


banyak terdapat PLTP yang COD (Commercial
Operating Date). Sedangkan untuk bioenergi
dikarenakan ketertarikan investor terhadap
kebijakan Permen No 21 tahun 2016 tentang
Pembelian Tenaga Listrik oleh PT. PLN
(Persero) dari Pembangkit Listrik Berbasis
Biomasssa dan Pembangkit Listrik Berbasis
Biogas. Menurut laporan kinerja EBTKE tahun
2016 tercatat ada sekitar 15 badan usaha yang
berinvestasi di sektor bioenergi.
Kecenderungan investor adalah lebih tertarik
pada hal yang memiliki resiko kecil dan
keuntungan yang besar. Jika melihat keadaan dan
tantangan dari pengembangan energi terbarukan,
Gambar 4. Biaya Instalasi Pemasangan, Faktor
salah satu contohnya adalah berkaitan dengan
Kapasitas dan Level Biaya Energi PV dan Angin
masalah harga peralatan, teknologi, kemudian
Skala Utilitas Tahun 2010 dan 2014
jaminan bahan baku pembangkit listrik (dalam
(Sumber : Renewable Power Cost 2014
hal ini bioenergi), menjadi salah satu faktor
(IRENA))
pertimbangan investor untuk mengembangkan
energi terbarukan di Indonesia.
Sebagai contoh, berdasarkan data dari laporan
IRENA (International Renewable Energy
Agency) Juni 2016, trend biaya panel surya dari
tahun 2009 sampai hasil tahun 2016 mengalami
penurunan yang cukup signifikan yaitu sebesar
80%. Biaya total PLTS terpasang tahun 2009
sekitar 4,5-5 USD/watt, masih didominasi oleh
biaya solar panel dan inverter yang porsinya
mencapai 63% dan biaya BOS (Balance Of
System) yang terdiri dari biaya pemasangan, Gambar 5. Perbandingan Komposisi BOS PLTS
peralatan dan perizinan sebesar 37%. Namun, di Beberapa Negara
tren biaya berubah seiring perkembangan (Sumber : Power Generation Cost 2014)
teknologi dan produksi massal dari panel surya,
sebagai contoh pada tahun 2015 biaya total
PLTS terpasang menurun menjadi 1,8 USD/watt
dengan porsi biaya BOS sekitar 60% dimana
sisanya adalah biaya panel surya dan inverter
yang harganya terus menurun secara cukup
drastis, dan biaya BOS meningkat porsinya
karena menyangkut upah pekerja, perizinan dan
lahan.
Untuk lebih memperjelas penjelasan, berikut
ditampilkan beberapa data grafik dari IRENA Gambar 6. Tren Harga Modul Berdasarkan
mengenai harga pemasangan instalasi Keluaran Teknologi PV
photovoltaik dan energi angin pada tahun 2014 (Sumber : Power Generation Cost 2014)
(USD/Watt) (Gambar 4), perbandingan
komposisi Balance of System PV di beberapa
negara (Gambar 5), tren harga teknologi modul
surya (Gambar 6) dan perbandingan harga
Instalasi energi terbarukan beberapa negara
dunia (Gambar 7) :

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 8


Masalah klasik yang masih melanda
perkembangan ketenagalistrikan Indonesia
adalah masih pada kendala perizinan dan
pembebasan lahan. Kendala perizinan yang
memperlama kinerja proyek adalah perizinan
lingkungan, pinjam kawasan hutan, dan fasilitas
perpajakan (pajak penghasilan/pajak
pertambahan nilai) yang menurut Perpres No. 4
Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan
Infrastruktur Ketenagalistrikan masing-masing
diselesaikan dalam waktu 60, 30 dan 28 hari
kerja. Sedangkan untuk pembebasan lahan, salah
Gambar 7. Perbandingan Harga Instalasi Energi satu contoh kasusnya adalah masalah
Terbarukan Dunia pembangunan PLTA tahun 2017 di kawasan
Sumber : Power Generation Cost 2014 (IRENA) Kalimantan Utara yang tidak mendapatkan izin
dari pemerintah daerah karena kawasan tersebut
Di Indonesia sendiri biaya peralatan energi adalah hutan lindung dan kemudian masalah
terbarukan masih tergolong mahal karena yang serupa-pun dialami PLTA Peusangan di
mayoritas peralatan ET masih skala impor. Aceh. Namun masalah perizinan dan
Sebagai contoh, harga modul surya yang biasa pembebasan lahan ini dapat tertanggulangi
digunakan untuk skala utilitas berdaya 300 Wp dengan penerapan Perpres No. 4 Tahun 2014
di pasaran seharga sekitar Rp. 5,1 Juta,- dan yang secra utuh. Masalah mengenai perizinan dan
berdaya 200 Wp seharga sekitar Rp. 3,8 Juta. pembebasan lahan sifatnya tidak menghentikan
Artinya harga modul mencapai Rp.17.000 – Rp. proyek melainkan hanya memperlama
19.000 per-Watt. Kemudian harga solar charger pembangunan proyek, dan hal ini tentu saja akan
controller dengan harga kisaran Rp. 11 Juta menyebabkan proyek pembangkit listrik kurang
tergantung teknologi dan merk. Belum kemudian menarik di mata investor. Maka pemerintah
ditambah dengan biaya inverter yang mencapai daerah perlu menerapkan kebijakan Perpres No.
kisaran puluhan juta keatas serta perizinan dan 4 Tahun 2014 dengan penuh komitmen tanpa
pembebasan lahan. Begitupun dengan dengan mengutamakan ego sektoral.
energi terbarukan lainnya seperti panas bumi,
biomassa, dan energi air tentunya memiliki 3.5. Analisa Peluang Perkembangan Energi
kendala yang hampir serupa seperti mengenai Terbarukan di Indonesia
penerapan teknologi, pengelolaan dan bahan
baku energi terbarukan. Ketiga hal tersebut Peluang perkembangan energi terbarukan di
mempengaruhi sumber pendanaan karena, pihak Indonesia ditinjau dari 3 hal yaitu faktor
penyedia pendanaan tentunya memerlukan kedaulatan energi, target kebijakan kapasitas
jaminan ketersediaan bahan baku, teknologi dan pembangkit listrik dan dukungan kebijakan
pengelolaan yang baik dalam mengembangkan pengembangan.
invetasi di bidang energi terbarukan.
Oleh karena itu, untuk mendorong pihak-pihak a. Faktor Kedaulatan Energi
penyedia pendanaan pada tahap awal diperlukan Ditinjau dari aspek sustainability (jaminan
peran besar pemerintah dalam menciptakan iklim pasokan energi) semua pembangkit energi
investasi yang kondusif. terbarukan yang di usung oleh pemerintah
Dengan melihat keadaan faktor harga komponen memiliki potensi kriteria sustainability tersebut
yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (walaupun relatif) jika dilihat dari keadaan alam
yang masih rendah dan perjuangan pengembang yang ada di Indonesia, selama keadaan alam dan
dalam hal perizinan dan pembebasan lahan potensi ET yang sudah dijadikan data oleh
hendaknya pemerintah memberikan dukungan kalangan peneliti tidak berubah. Kemudian
birokrasi tetapi juga bantuan tambahan investasi faktor sustainability juga dinilai dari teknologi
sekitar 20%-30% dari biaya keseluruhan dalam dan metode perencanaan pembangkit yang
pembangunan pembangkit listrik energi digunakan untuk menjaga kontinuitas daya,
terbarukan untuk menjaga gairah perkembangan terutama ketika sedang mengalami kendala
energi terbarukan di Indonesia. fluktuasi potensi ET yang sifatnya menurun.
PLTS dapat menjamin pasokan energinya
3.4. Analisa Perizinan Pembangunan Energi dengan perencanaan waktu otonomi untuk
Terbarukan di Indonesia menentukan kapasitas baterai yang digunakan

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 9


berdasarkan intensitas radiasi matahari yang ada, 37 golongan berdasarkan beban listrik yang
lama intensitas radiasi per-hari dan kapasitas dipakai, masih dibantu oleh subsidi dari
modul dalam menerima radiasi modul serta pemerintah, maka dapat dikatakan bahwa dari
disesuaikan dengan beban yang ada. PLTB bayu sebelum ditetapkan harga pembeliaan listrik dari
dengan sistem manajemen penyimpanan baterai energi terbarukan oleh pemerintah dengan harga
yang digunakan atau ditopang dengan ET lain yang cukup tinggi untuk menggencarkan
semisal energi surya (yang memiliki potensi pembangunan energi terbarukan, beberapa
kontinuitas lebih tinggi). Kemudian PLTA golongan masyarakat masih belum bisa
(energi air) dengan pengaturan kolam menjangkau tarif listrik yang sesungguhnya.
penampungan air yang dimiliki atau Artinya aspek affordability atau keterjangkauan
menggunakan teknologi energy storage (PLTA harga energi di Indonesia belum terjangkau jika
Pompa), PLTP (panas bumi) yang sumurnya tanpa adanya subsidi. Hal tersebut tentunya akan
masih memproduksi uap panas atau campuran air memperparah keadaan jika pemerintah tidak
panas, dan PLT Bioenergi yang masih memiliki membuat solusi untuk menurunkan harga,
cadangan biomassa yang tersedia di alam atau dikarenakan menambah disparitas antara
sampah yang diproduksi. kemampuan masyarakat dengan harga energi
Ditinjau dari faktor reliability, maka yang lebih yang ada jika memanfaatkan energi terbarukan.
unggul dari kelima pembangkit ET tersebut
b. Kebijakan Target Kapasitas Pembangkit
adalah PLTP dan PLTA karena dapat
Listrik
menghasilkan daya yang besar dan dapat menjadi
salah satu pemikul beban puncak sistem Kapasitas terpasang pembangkit listrik pada
kelistrikan Indonesia, walaupun selama ini masih tahun 2016 telah mencapai sekitar 59 GW (tahun
dibantu oleh sebagian besar pembangkit listrik 2016). Dengan populasi 253 juta maka kapasitas
fosil. Sedangkan energi angin dan energi surya daya per kapita adalah 233 watt per orang
memiliki kendala jika diterapkan untuk daya - dengan rata-rata pembangunan yang dapat
daya berskala besar, yakni terkendala dicapai berdasarkan pengalaman pembangunan
membutuhkan lahan yang sangat luas untuk pembangkit listrik di Indonesia adalah 3,5 - 4
membangkitkan daya yang besar. Jika PLTS GW/tahun (sekalipun yang dibangun mayoritas
skala besar diterapkan di hampir kebanyakan energi fosil). Sesuai dengan kebijakan energi
diseluruh wilayah Indonesia, maka akan sangat nasional yang ada pada tahun 2025 target
tidak memungkinkan, karena beberapa lahan di mencapai kapasitas terpasang sebesar 115 GW.
wilayah Indonesia sudah sangat padat dan Kementerian ESDM merencanakan penambahan
terpakai serta belum lagi terkendala perizinan 56 GW sampai 2025, artinya harus
yang sulit jika hendak membuka lahan. meningkatkan kapasitas rasio peningkatan
Sedangkan untuk pemanfaatan energi angin di pembangkit dari 4 GW/tahun manjadi 6
Indonesia pun demikian, karena potensi energi GW/tahun (dari tahun 2017-2025) sehingga
angin di Indonesia kebanyakan di daerah pesisir menjadi 115 GW pada 2025. Setelah itu untuk
pantai, maka semakin besar kapasitas PLTB mencapai targetan sebesar 430 GW pada tahun
yang dipakai akan memakan banyak tempat. 2050, maka setelahnya minimal perlu
Sedangkan jika pemanfaatan energi angin peningkatan minimal 12,6 GW/tahun. Dengan
menggunakan daerah lepas pantai untuk asumsi populasi 300 juta orang pada tahun 2025
memerlukan biaya yang lebih besar dalam maka kapasitas terpasang perkapita adalah
pembangunannya dan dapat menggangggu sebesar 400 watt per orang.
transportasi laut. Disamping itu energi angin Dengan kapasitas terpasang energi terbarukan
yang ada di Indonesia memiliki rasio fluktuatif sekitar 7,7 GW ditahun 2016 dengan targetan
yang cukup besar, sehingga untuk menjaga sebesar 26 GW (23% dari 115 GW) pada tahun
jaminan pasokan perlu di pakai sistem 2025 dan 133 GW (31% dari 430 GW) tahun
penyimpanan (baterai) dan dihubung –on grid 2050 yang ingin dicapai berdasarkan kebijakan
atau di topang oleh pembangkit lain yang energi nasional Indonesia dengan catatan, bahwa
memiliki kestabilan dalam menghasilkan daya. energi tersebut bersih, ramah lingkungan,
Ditinjau dari keterjangkauan harga menghasilkan daya yang tinggi dan dapat
(Affordability) energi terbarukan yang ada di menjangkau sampai ke daerah-daerah terpencil
Indonesia, berdasarkan pemaparan sebelumnya Indonesia yang sulit dijangkau. Kemungkinan
menunjukan harga yang cukup tinggi. Dilihat harapan tersebut dapat dicapai dengan sebuah
dari ke ekonomian penduduk Indonesia saat ini terobosan dan perencanaan matang dan sistem
terkait harga energi listrik yang dipakai oleh yang handal serta dibangun dalam skala besar.
masyarakat, 25 golongan konsumen listrik dari Target terciptanya energi bersih dengan skala

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 10


besar kemungkinan akan tercapai jika seluruh dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat menjadi
potensi energi terbarukan yang ada di Indonesia faktor yang dapat menghambat gairah
dimanfaatkan secara maksimal melalui pengembang untuk mengembangkan energi
pembangunan-pembangunan konkret di seluruh terbarukan khususnya swasta, meskipun telah di
wilayah Indonesia dengan mengentaskan seluruh pancing dengan biaya feed in tariff yang tinggi,
kendala yang mempersulit pengembangan. karena membutuhkan biaya modal besar. Hal-hal
Adapun pemanfaatan energi air (PLTA) skala tersebut sering terjadi terutama tidak hanya
utilitas dan panas bumi (PLTP) adalah yang pengembangan energi terbarukan saja melainkan
dapat menghasilkan energi yang lebih efisien, pengembangan energi fosil juga demikian. Maka
ramah lingkungan dan besar, bahkan kinerjanya dari itu, selayaknya pemerintah pusat maupun
satu-satunya yang dapat menggantikan peran pemerintah daerah yang menurut UU No.
PLTU batubara dari kalangan energi terbarukan, 30/2009 tentang ketenagalistrikan memiliki
yaitu untuk mensuplai sebagian besar beban kewenangan menetapkan kebijakan, pengaturan,
puncak sistem kelistrikan yang ada di Indonesia. pengawasan, dan melaksanakan usaha
Hendaknya pembangunan PLTP dan PLTA skala penyediaan. Menerapkan kebijakan strategis
utilitas dapat diutamakan dan digencarkan tidak hanya untuk memberikan tarif yang
pengembangannya. menarik untuk pengembang tetapi memberikan
bantuan konkret berupa perizinan dan investasi
c. Dukungan kebijakan pengembangan energi terbarukan untuk lebih menggairahkan
Melihat dukungan pemerintah untuk pembangunan, khususnya pembangunan PLTA
mengembangkan pembangunan dan pemanfaatan dan PLTP yang diprioritaskan oleh pemerintah.
energi terbarukan dengan upaya menaikan harga Jika hal-hal yang menjadi kendala tersebut tidak
patokan tarif yang harus dibeli oleh PLN dan ditanggulangi maka akan menghambat sejumlah
usahanya mempermudah birokkrasi, perizinan perencanaan pembangunan energi terbarukan
serta pembebasan lahan, dinilai cukup baik. yang ada.
Namun jika ditinjau kembali akan realita
pembagunan energi terbarukan, efek dari 3.6. Strategi Pengembangan Energi
penaikan tarif terhadap penekanan pemanfaatan Terbarukan
energi fosil masih belum siginifikan, kendala
yang memperlambat pengembangan seperti Melihat beberapa hambatan yang dihadapi maka
perizinan serta pembebasan lahan masih tetap perlu adanya strategi-strategi khusus agar dapat
ada, dan pembangunan pembangkit untuk meningkatkan peranan energi terbarukan dalam
pemanfaatan energi fosil masih mendominasi bauran energi di Indonesia diantaranya adalah :
disetiap pulaunya. Mengingat bahwa pada  Potensi energi terbarukan (matahari, angin,
kebijakan energi nasional (PP. No.79/2014) air, bioenergi, panas bumi) yang dimiliki
tertulis beberapa point yakni : Indonesia perlu dimanfaatkan secara
- Memaksimalkan energi terbarukan sesuai maksimal untuk menambah kapasitas
dengan ke ekonomiannya. terpasang pembangkit listrik, rasio
- Prioritas pengembangan energi dengan elektrifikasi dan penurunan emisi gas rumah
mempertimbangkan keseimbangan kaca sesuai dengan yang dicanangkan PP.
keekonomian energi, keamanan pasokan dan No.79 tahun 2014, mengingat daya bangun
pelestarian lingkungan. pembangkit listrik yang harus ditingkatkan
Dua point tersebut yang tertulis dalam PP. dari 4 GW/tahun menjadi 6 GW/tahun dan
No.79/2014 penerapannya belum sesignifikan bertahap menjadi 12 GW/tahun.
point yang bertuliskan menjadikan batubara
 Menjalankan feed in tariff energi terbarukan
sebagai pasokan energi andalan dan
yang ada untuk investor dan dibantu subsidi
mengoptimalkan penggunaan gas di lapangan.
listrik ET dari pemerintah untuk konsumen
Jadi sesungguhnya secara kebijakan yang
sampai biaya pokok penyedian listrik ET
diterbitkan pemerintah, telah mendukung namun
memungkinkannya untuk dicabutnya subsidi
secara realita belum mendukung.
harga listrik ET.
Sedangkan jika ditinjau dari hal lain terutama
 Memberikan pajak emisi C kepada
kendala untuk mengembangkan energi
terbarukan seperti harga operasional untuk pengelola pembangkit listrik energi fosil,
membangun pembangkitan energi terbarukan sebagai bentuk komitmen negara terhadap
yang cenderung mahal, faktor perizinan, biaya perjanjian penurunan emisi dengan dunia
eksplorasi dan pengeboran (panas bumi), serta untuk pembangunan energi ramah
pembelian bahan baku (biomassa), perencanaan lingkungan di Indonesia.

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 11


 Pembebasan pajak impor peralatan energi  Investasi merupakan kebutuhan vital bagi
terbarukan dan mendorong produsen pengembangan energi terbarukan, untuk
peralatan energi terbarukan lokal melalui meningkatkan dan menjaga iklim investasi
pembebasan pajak dan dukungan keuangan tetap menarik ditengah biaya pokok
secara langsung. pembangunan pembangkit listrik energi
 Menggencarkan studi dan penelitian serta terbarukan yang mahal dan perizinan yang
mengidentifikasi setiap jenis potensi sumber sulit, maka bantuan dukungan investasi
daya energi terbarukan secara lengkap di sangat dibutuhkan.
setiap wilayah, merumuskan spesifikasi dasar  Perpres No. 4 Tahun 2016 mengenai
dan standar rekayasa sistem konservasi Percepatan Pembangunan Infrastruktur
energinya yang sesuai dengan kondisi di Ketenagalistrikan yang didalamnya
Indonesia dengan didukung anggaran dana mengandung kebijakan mempermudah
dari pemerintah. perizinan, perlu diterapkan secara konkret
 Perlu adanya dukungan berupa kebijakan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga
bantuan investasi dari pemerintah sekitar 20 – pemerintahan yang ada serta tidak
30% untuk menggairahkan pembangunan mengedepankan ego sektoral, terutama dalam
energi terbarukan ditengah masih mahalnya masalah pembebasan lahan.
harga operasional untuk membangun  Harga energi listrik dari energi terbarukan
pembangkitan energi terbarukan, faktor yang dijual dari pengembang kepada PT. PLN
perizinan, biaya eksplorasi dan pengeboran Persero tergolong tinggi, hal ini akan
(panas bumi), pembelian bahan baku berdampak harga listrik yang dijual kepada
(biomassa), perencanaan dan sebagainya. masyarakat Indonesia akan tinggi jika tidak di
 Pemerintah pusat dan pemerintah daerah, subsidi dan hanya menarik dari kalangan
kemudian lembaga lembaganya baik investor. Sehingga faktor keterjangkauan
kementerian ESDM, Kementerian Riset, dan harga (affordability) yang merupakan
Kementerian Lingkungan Hidup dan komponen kedaulatan energi akan sangat sulit
Kehutanan atau pun lembaga lain saling untuk dicapai untuk golongan energi
bekerja sama secara nyata untuk terbarukan.
pengembangan di bidang energi terbarukan  Beberapa strategi untuk mengembangkan
tanpa mengedepankan ego sektoral. energi terbarukan di Indonesia adalah dengan
 Mensosialisasikan dan memberi pendidikan penerapan pajak emisi C , menerapkan feed
kepada masyarakat mengenai energi in tariff energi terbarukan yang telah
terbarukan agar isu-isu negatif yang ada pada ditetapkan oleh Pemerintah, memaksimalkan
benak masyarakat mengenai pemanfaatan seluruh potensi energi terbarukan yang ada,
energi terbarukan dapat tertanggulangi. mempermudah perizinan pembangunan
energi terbarukan, memberikan bantuan
4. KESIMPULAN investasi energi terbarukan, mendukung
industri energi terbarukan dalam negeri dan
Dari hasil pembahasan dan analisa yang mensosialisasikan serta memberi pendidikan
dilakukan dari segi kebijakan dan keadaan yang masyarakat mengenai penerapan energi
ada untuk mendukung berkembangnya energi terbarukan.
terbarukan di Indonesia, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : 5. DAFTAR PUSTAKA
 Secara umum kebijakan energi Indonesia
yang ada sangat mendukung terhadap prospek Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
pengembangan pemanfaatan energi Outlook Energy Indonesia 2016. Jakarta.
terbarukan nasional dan efisiensi energi. 2016
 Energi fosil masih menjadi penopang terbesar
kebutuhan energi listrik nasional ditengah- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
tengah kebijakan prioritas pemanfaatan energi Outlook Energy Indonesia 2015. Jakarta.
terbarukan yang ramah lingkungan untuk 2015
menurunkan emisi gas rumah kaca.
Dikarenakan harganya yang murah dan dapat BeritaSatu.com. “Akhir 2016, Harga Batu Bara
menghasilkan energi yang cukup besar untuk Acuan Tembus US$ 100 Per Ton”. 2016.
menutupi kebutuhan energi nasional yang (Diakses kembali pada tanggal 27
meningkat secara cepat. Januari 2017).

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 12


Bisnis.com “2016, Kapasitas Pembangkit EBT Republik Indonesia. Peraturan Pemerintah
7.725 MW”. 2017. (Diakses kembali Kebijakan Energi Nasional. Jakarta.
pada tanggal 17 Maret 2017). Sekretariat Negara. 2014

Dewan Energi Nasional. Ketahanan Energi. Republik Indonesia. Peraturan Menteri.


2014. Jakarta. 2014 Pembelian Tenaga Listrik dari PLTS
Fotvoltaik oleh PT. PLN (Persero).
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Jakarta. Sekretariat Negara. 2016
Konservasi Energi. Renstra Ditjen
EBTKE 2015-2019. Jakarta. 2015 Republik Indonesia. Peraturan Menteri.
Pembelian Tenaga Listrik dari
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Pembangkit Listrik Tenaga Air dengan
Konservasi Energi. Laporan Kinerja Kapasitas sampai dengan 10 MW oleh
EBTKE 2016. Jakarta. 2016 PT. Perusahaan Listrik Negara. Jakarta.
Sekretariat Negara. 2015
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan
Konservasi Energi. Statistik EBTKE Republik Indonesia. Peraturan Menteri.
2016. Jakarta. 2016 Pembelian Tenaga Listrik oleh PT.
Perusahaan Listrik Negara (Persero)
Energynusantaranews.com.“Tahun 2017 Esdm dari Pembangkit Listrik Berbasis
Targetkan Listrik 539,6 Mega Watt Dari Sampah Kota. Jakarta. Sekretariat
Energi Terbarukan.” (Diakses 14 Maret Negara. 2015
2017).
Republik Indonesia. Peraturan Menteri.
Habibollah1972.wordpress.com/2015/07. Pembelian Tenaga Listrik dari
“Menghitung Biaya Listrik”. 2015. Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa
(Diakses kembali pada tanggal 27 dan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas
Januari 2017). oleh PT. Perusahaan Listrik Negara.
Jakarta. Sekretariat Negara. 2016
Hikam, M, A. Ketahanan Energi Indonesia 2015-
2025 Tantangan dan Harapan. Jakarta. Republik Indonesia. Peraturan Menteri.
CV. Rumah Buku. 2014 Pembelian Tenaga Listrik dari PLTP
dan Uap Panas Bumi untuk PLTP oleh
International Renewable Energy Agency PT. Perusahaan Listrik Negara
(IRENA). Power Generation Cost 2014. (Persero). Jakarta. Sekretariat Negara.
2015 2014

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.


Renstra KESDM 2015- 2019. Jakarta. RIWAYAT HIDUP
2015
1. Fikry Adzikri, S.T, Alumni Tahun 2017
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Program Studi Elektro – Fakultas Teknik –
Rencana Umum Kelistrikan Negara. Universitas Pakuan Bogor.
Jakarta. 2015 2. Prof. Dr. Rer. Pol. Ir. H. Didik
Notosudjono, M.Sc, Guru Besar dan Staf
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Dosen Program Studi Elektro - Fakultas
”5.000 MW PLTS Pada Tahun 2020” . Teknik – Universitas Pakuan Bogor .
www.esdm.go.id. 2016. (Diakses 3. Ir. Dede Suhendi, M.T, Ketua Program
kembali pada tanggal 21 Maret 2017). Studi Elektro - Fakultas Teknik – Universitas
Pakuan Bogor .
Liputan6.com. “Biaya Produksi Pembangkit
Berbahan Bakar Gas Lebih Murah dari
BBM”. 2016. (Diakses kembali pada
tanggal 27 Januari 2017).

PT. PLN Persero. Rencana Umum Penyediaan


Tenaga Listrik. Jakarta. 2015

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik - Universitas Pakuan | 13

Anda mungkin juga menyukai