“ untuk mendukung industri BPR yang sehat dan memiliki daya saing yang tinggi, BPR dalam menjalankan kegiatan usaha
Payung Hukum
khususnya pengelolaan aset harus senantiasa memperhatikan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko
Latar Belakang
1 Penyelarasan dengan UU P2SK 2 Penerapan Standar Akuntansi Keuangan
POJK 33/2018 tentang • Amanat Pasal 12A terkait AYDA Entitas Privat (SAK EP)
Kualitas Aset Produktif dan • Amanat Pasal 15 terkait penambahan • Konsep pencadangan (CKPN) sesuai
Pembentukan Penyisihan kegiatan usaha yang diperkenankan yaitu standar akuntansi
Penghapusan Aset kepemilikan Surat Berharga, penyertaan • Berlaku bagi BPR sejak 1 Januari 2025 dan
Produktif BPR modal, dan pengalihan piutang merupakan pengganti SAK ETAP
Bab V Bab X 3) Tagihan BPR tagihan BPR yang timbul akibat pihak lawan tidak memenuhi kewajiban kepada BPR.
Properti Ketentuan
PPKA dan CKPN
Terbengkalai Penutup
1) PPKA Penyisihan Penilaian Kualitas Aset yang selanjutnya disingkat PPKA adalah penyisihan yang
dihitung sebesar persentase tertentu berdasarkan kualitas Aset untuk keperluan perhitungan
kewajiban penyediaan modal minimum BPR.
2) CKPN Cadangan Kerugian Penurunan Nilai yang selanjutnya disingkat CKPN adalah penyisihan yang
dibentuk atas penurunan nilai instrumen keuangan sesuai standar akuntansi keuangan.
5
Pokok Pengaturan POJK
Bab I
2. Penilaian dan Penetapan Kualitas Aset
Bab VI
Ketentuan
AYDA 1. BPR wajib mengelola Aset berdasarkan prinsip kehati-hatian.
Umum
2. Direksi BPR wajib menilai, memantau, dan mengambil langkah
yang diperlukan:
a. agar kualitas Aset Produktif tetap dalam kualitas baik; dan
Bab II Bab VII b. untuk penyelesaian Aset Nonproduktif.
Kualitas Aset Hapus Buku
Bab III 1. BPR wajib melakukan penilaian dan penetapan kualitas Aset
Bab VIII Produktif.
PPKA dan
KPB 2. Dalam hal terjadi perbedaan penetapan kualitas Aset Produktif
CKPN
antara BPR dan OJK, kualitas Aset Produktif yang berlaku
kualitas Aset Produktif yang ditetapkan oleh OJK.
Bab IV Bab IX 3. BPR wajib melakukan penyesuaian kualitas Aset Produktif
Restrukturisasi Ketentuan sesuai yang ditetapkan oleh OJK dalam laporan yang
Kredit Peralihan disampaikan kepada OJK.
Bab V Bab X
Properti Ketentuan
Terbengkalai Penutup
6
Pokok Pengaturan POJK
3. Penetapan Kualitas yang Sama
a. Penetapan Kualitas Aset Produktif yang diberikan pada 1 BPR • Dalam hal terdapat
Bab I perbedaan penetapan
Bab VI BPR wajib menetapkan kualitas yang sama terhadap seluruh Aset Produktif yang
Ketentuan terhadap kualitas kredit,
AYDA sama untuk membiayai 1 (satu) Debitur atau 1 (satu) proyek atau usaha yang
Umum kualitas yang ditetapkan
sama. mengikuti kualitas kredit
paling rendah
Bab II Bab VII b. Penetapan Kualitas Aset Produktif yang diberikan lebih dari 1 BPR • dapat dikecualikan
Kualitas Aset Hapus Buku terhadap Aset Produktif
BPR wajib menetapkan kualitas yang sama terhadap Aset Produktif yang diberikan yang ditetapkan
oleh lebih dari 1 (satu) BPR yang digunakan untuk membiayai 1 (satu) Debitur berdasarkan faktor
Bab III atau 1 (satu) proyek atau usaha yang sama. penilaian yang berbeda.
Bab VIII
PPKA dan
KPB
CKPN AP yang diberikan oleh AP yang diberikan oleh BPR dengan AP yang diberikan
setiap BPR dengan jumlah lebih dari Rp500 juta sampai berdasarkan perjanjian
jumlah lebih dari Rp1 dengan Rp1 M kepada 1 debitur yang Kredit bersama kepada BPR wajib melakukan
Bab IV Bab IX Miliar merupakan 25 debitur terbesar BPR 1 (satu) debitur atau 1 evaluasi dan penyesuaian
Restrukturisasi Ketentuan tersebut, dan AP yang diberikan oleh (satu) proyek atau jika terdapat perubahan atas
Kredit Peralihan BPR lain kepada debitur tersebut lebih usaha yang sama.
penetapan kualitas paling
dari Rp1 M
lama untuk posisi akhir bulan
Bab V Bab X Maret, Juni, September, dan
Properti Ketentuan Desember.
Terbengkalai Penutup
7
Pokok Pengaturan POJK
4. Pengecualian Penetapan Kualitas yang Sama
Bab I
Bab VI
Ketentuan
AYDA
Umum
Bab V Bab X
Properti Ketentuan
Terbengkalai Penutup
Dalam hal terdapat penyimpangan pemberian
Kredit, BPR wajib menurunkan kualitas Kredit
menjadi macet
9
Pokok Pengaturan POJK
7. Penetapan Kualitas Aset Produktif selain Kredit
BPR wajib menghitung PPKA berupa PPKA umum dan PPKA khusus untuk masing-masing Aset
Bab I Produktif.
Bab VI
Ketentuan
AYDA
Umum PPKA Umum PPKA Khusus (dari BD-Agunan)
Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet
Bab II Bab VII 0,5% 3% 10% 50% 100%
Kualitas Aset Hapus Buku
Perhitungan PPKA umum dikecualikan untuk Aset Produktif dalam bentuk:
a. Surat Berharga yang diterbitkan oleh Bank Indonesia atau Pemerintah; dan
Bab III b. bagian dari Aset Produktif yang dijamin dengan agunan tunai
Bab VIII
PPKA dan
KPB
CKPN
Bab IV Bab IX
Restrukturisasi Ketentuan
Kredit Peralihan
Bab V Bab X
Properti Ketentuan
Terbengkalai Penutup
11
Pokok Pengaturan POJK
10. Agunan Pengurang PPKA
85% 80% 70% 60%
Bab I dari nilai pasar untuk agunan berupa dari nilai HT atau fidusia untuk nilai agunan berupa resi gudang yang NJOP atau nilai pasar berdasarkan
Bab VI emas perhiasan; agunan tanah dan/atau bangunan penilaiannya dilakukan sampai penilaian oleh penilai independen
Ketentuan
AYDA yang memiliki sertifikat yang dibebani dengan 12 bulan terakhir dan sesuai untuk agunan berupa tanah dan/atau
Umum dengan hak tanggungan atau dengan ketentuan resi gudang; bangunan yang memiliki sertifikat
fidusiaa yang tidak dibebani dengan hak
tanggungan atau fidusia
Bab II Bab VII 50% 50% 50% 50%
Kualitas Aset Hapus Buku
NJOP berdasarkan SPPT atau surat dari harga pasar, harga sewa, atau dari nilai hipotek atau fidusia berupa nilai agunan berupa resi gudang yang
keterangan NJOP terakhir dari harga pengalihan, untuk agunan kendaraan bermotor, kapal, perahu penilaiannya dilakukan lebih dari 12
instansi berwenang, atau dari nilai berupa tempat usaha yang disertai bermotor, alat berat, dan/atau mesin bulan sampai dengan 18 bulan
Bab III pasar berdasarkan penilaian oleh bukti kepemilikan, surat izin yang menjadi satu kesatuan dengan terakhir dan sesuai dengan ketentuan
Bab VIII
PPKA dan penilai independen atau instansi pemakaian, atau hak pakai atas tanah, yang disertai dengan bukti resi gudang
KPB berwenang, untuk agunan berupa tanah yang dikeluarkan oleh instansi kepemilikan dan telah dilakukan
CKPN tanah dan/atau bangunan dengan berwenang dan disertai dengan surat pengikatan hipotek atau fidusia
kepemilikan berupa surat pengakuan kuasa menjual atau pengalihan hak sesuai dengan ketentuan peraturan
tanah adat yang dibuat atau disahkan oleh perundang-undangan
Bab IV Bab IX notaris atau dibuat oleh pejabat lain
Restrukturisasi Ketentuan yang berwenang
Kredit Peralihan 50% 30% 20%
untuk bagian dari Kredit yang dijamin dari nilai agunan berupa resi gudang dari nilai agunan selain agunan
Bab V Bab X oleh (BUMN)/Daerah (BUMD) yang yang penilaiannya dilakukan lebih sebagaimana dimaksud pada huruf a
Properti Ketentuan melakukan usaha sebagai penjamin dari 18 bulan namun belum sampai dengan huruf j yang dinilai 1
Kredit dengan memenuhi kriteria melampaui 24 bulan terakhir dan (satu) tahun terakhir oleh penilai
Terbengkalai Penutup sesuai dengan POJK KPMM BPR; sesuai dengan ketentuan resi gudang independen dengan metode penilaian
sebagaimana diatur oleh standar
penilaian yang berlaku.
12
Pokok Pengaturan POJK
11. Pengaturan Pencadangan
Bab V Bab X
Properti Ketentuan
Terbengkalai Penutup
13
Pokok Pengaturan POJK
12. Pengaturan PPKA dan CKPN
• Dalam hal hasil perhitungan CKPN yang dibentuk lebih kecil dari PPKA atas
Bab II Bab VII Aset Produktif, BPR wajib memperhitungkan selisih perhitungan CKPN yang
Kualitas Aset Hapus Buku
dibentuk dengan PPKA atas Aset Produktif menjadi pengurang modal dalam
perhitungan rasio KPMM.
Bab III • Dalam hal hasil perhitungan CKPN yang dibentuk sama dengan atau lebih besar
Bab VIII dari PPKA atas Aset Produktif, BPR tidak perlu memperhitungkan PPKA atas Aset
PPKA dan
KPB
CKPN Produktif dalam perhitungan rasio KPMM.
Bab IV Bab IX
Restrukturisasi Ketentuan
Kredit Peralihan
Bab V Bab X
Properti Ketentuan
Terbengkalai Penutup
14
Pokok Pengaturan POJK
13. Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang PPAP pada Kredit Macet
Bab I Hapus buku dilarang dilakukan selain terhadap Aset Produktif yang memiliki kualitas macet dan
Bab VI 1
Ketentuan telah didukung dengan pembentukan cadangan sebesar 100%
AYDA
Umum
Bab II Bab VII 2 Hapus buku dilarang dilakukan terhadap sebagian penyediaan dana.
Kualitas Aset Hapus Buku
Bab III BPR dilarang melakukan hapus buku kecuali BPR telah melakukan upaya untuk memperoleh
Bab VIII 3 kembali Aset Produktif yang diberikan.
PPKA dan
KPB
CKPN
Bab IV Bab IX BPR wajib mendokumentasikan upaya untuk memperoleh kembali Aset Produktif yang
Restrukturisasi Ketentuan 4 diberikan dan dasar pertimbangan pelaksanaan hapus buku.
Kredit Peralihan
Bab V Bab X BPR wajib mengadministrasikan data dan informasi mengenai Aset Produktif yang telah
Properti Ketentuan 5 dilakukan hapus buku.
Terbengkalai Penutup
20
Pokok Pengaturan POJK
19. Kebijakan dan Prosedur Perkreditan
Bab I
Bab VI
Ketentuan
AYDA
Umum
Bab III
Bab VIII
PPKA dan
KPB
CKPN Pada saat POJK ini mulai berlaku:
Pasal 7 ayat (3) dan Pasal 8 ayat (5) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
Bab IV Bab IX 5/POJK.03/2015 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum dan Pemenuhan
Restrukturisasi Ketentuan Modal Inti Minimum Bank Perkreditan Rakyat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Kredit Peralihan
Ketentuan Pada saat POJK ini mulai berlaku:
Penutup Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.03/2018 tentang Kualitas Aset
Bab V Bab X Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset Produktif Bank Perkreditan
Properti Ketentuan Rakyat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Terbengkalai Penutup
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
23
Terima
Kasih
24
Lampiran I
Laporan Perbedaan Kualitas
No. Nama Nomor Identitas Alamat Debitur Pada BPR Bersangkutan
Debitur
Nomor Rekening Jenis Peng-gunaan Plafon Baki Debet Jangka Kualitas
Waktu
Nama BPR lain Jenis Penggunaan Plafon Baki Debet Jangka Waktu Kualitas
2. Kondisi pasar dan posisi • Pasar yang stabil • Posisi debitur di • Posisi debitur di • Posiisi debitur di • Kehilangan pasar
Debitur dalam persaingan pasar cukup baik pasar kurang baik pasar lemah sejalan dengan
• Posisi debitur di
dengan tingkat • Pasar dipengaruhi kondisi
pasar baik, termasuk
persaingan yang
• Pasar dipengaruhi
oleh perubahan perekonomian yang
posisi yang kuat oleh perubahan
ketat kondisi menurun.
dalam pasar kondisi
perekonomian yang
• Pangsa pasar perekonomian
signifikan
• Usaha debitur sudah
sebanding dengan tidak beroperasi.
pesaing
26
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
PROSPEK USAHA
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
3. Kualitas manajemen dan • Kualitas manajemen • Kualitas manajemen • Kualitas manajemen • Kualitas manajemen • Kualitas manajemen
permasalahan tenaga kerja sangat baik baik cukup baik kurang baik. tidak baik (tidak
terdapat SDM yang
• Belum pernah tercatat • Pernah mengalami • Terdapat perselisihan • Terdapat perselisihan
mendukung
mengalami perselisihan manajemen atau manajemen atau
pelaksanaan usaha).
perselisihan manajemen atau pemogokan tenaga pemogokan tenaga
manajemen atau pemogokan tenaga kerja dalam 1 (satu) kerja dalam 1 (satu)
pemogokan tenaga kerja dalam 1 (satu) tahun terakhir dengan tahun terakhir dengan
kerja, atau pernah tahun terakhir yang dampak yang cukup dampak yang material
mengalami telah diselesaikan material bagi kegiatan bagi kegiatan usaha
perselisihan dengan baik namun usaha Debitur. debitur
manajemen atau masih ada
pemogokan tenaga kemungkinan untuk
kerja ringan dalam 1 terulang kembali.
(satu) tahun terakhir
namun telah
terselesaikan dengan
baik.
27
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
PROSPEK USAHA
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
4. Dukungan dari pemilik, Pemilik, grup, atau Pemilik, grup, atau Pemilik, grup, atau Pemilik, grup, atau Pemilik, grup, atau
grup, atau afiliasi afiliasi stabil dan afiliasi stabil dan tidak afiliasi kurang stabil afiliasi telah afiliasi sangat
mendukung usaha memiliki dampak yang dan mulai memberikan memberikan dampak merugikan Debitur.
Debitur. memberatkan dampak yang yang memberatkan
terhadap Debitur. memberatkan terhadap Debitur.
terhadap Debitur.
28
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
PROSPEK USAHA
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
5. Upaya yang dilakukan Upaya pengelolaan Upaya pengelolaan Upaya pengelolaan Perusahaan belum Perusahaan belum
Debitur untuk memelihara lingkungan hidup telah lingkungan hidup telah lingkungan hidup melaksanakan upaya melaksanakan upaya
lingkungan hidup (bagi dilaksanakan dengan dilaksanakan cukup kurang baik dan belum pengelolaan lingkungan pengelolaan lingkungan
debitur berskala besar yang baik dan mencapai hasil baik namun belum mencapai persyaratan hidup sebagaimana hidup sebagaimana
jenis usahanya memiliki sesuai dengan mencapai persyaratan minimum sebagaimana dimaksud dalam dimaksud dalam
dampak penting terhadap persyaratan minimum minimum sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- peraturan perundang-
lingkungan hidup sesuai sebagaimana dimaksud dimaksud dalam peraturan perundang- undangan mengenai undangan mengenai
ketentuan peraturan dalam peraturan peraturan perundang- undangan mengenai perlindungan dan perlindungan dan
perundang-undangan) perundang-undangan undangan mengenai perlindungan dan pengelolaan lingkungan pengelolaan lingkungan
mengenai perlindungan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. hidup dan memiliki
dan pengelolaan pengelolaan lingkungan hidup. kemungkinan untuk
lingkungan hidup. hidup. dituntut secara pidana
maupun digugat secara
perdata di pengadilan.
29
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KINERJA DEBITUR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
1. Perolehan laba Perolehan laba baik Perolehan laba cukup Perolehan laba • Mengalami • Mengalami
baik namun rendah dan menurun kerugian kerugian yang
cenderung menurun sangat signifikan • Kegiatan besar dan
operasional menggerus
dibiayai dengan permodalan
penjualan aset. • Debitur tidak
mampu memenuhi
seluruh kewajiban.
2. Kondisi permodalan Permodalan sangat Permodalan kuat Permodalan cukup Permodalan kurang Permodalan tidak kuat
kuat kuat kuat
30
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KINERJA DEBITUR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
3. Arus kas • Likuiditas dan modal • Likuditas dan modal • Likuditas kurang dan • Likuiditas sangat • Kesulitan likuiditas.
kerja kuat. kerja cukup kuat. modal kerja rendah. • Analisis arus kas
• Analisis arus kas • Analisis arus kas terbatas. • Analisis arus kas menunjukkan bahwa
menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa • Analisis arus kas menunjukkan Debitur tidak mampu
Debitur mampu meskipun Debitur menunjukkan bahwa ketidakmampuan membayar pokok
memenuhi mampu memenuhi Debitur hanya membayar pokok dan bunga serta
kewajiban kewajiban mampu membayar dan bunga. menutup biaya
pembayaran pokok pembayaran pokok bunga dan sebagian produksi.
serta bunga tanpa serta bunga namun dari pokok. •
dukungan sumber terdapat indikasi
dana tambahan dan masalah tertentu
memenuhi yang apabila tidak
kebutuhan diatasi akan
operasional lainnya. mempengaruhi
pembayaran di
masa mendatang.
31
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KEMAMPUAN MEMBAYAR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
1. Ketepatan pembayaran • Tidak terdapat • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan
po tunggakan angsuran angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok
Kredit dengan angsuran 1 pokok dan/atau dan/atau bunga lebih dan/atau bunga lebih dan/atau bunga lebih dan/atau bunga lebih
(satu) bulan atau lebih bunga; atau dari 30 (tiga puluh) dari 90 (sembilan dari 180 (seratus dari 360 (tiga ratus
• Terdapat tunggakan hari sejak tanggal puluh) hari sejak delapan puluh) hari enam puluh) hari
angsuran pokok jatuh tempo tanggal jatuh tempo sejak tanggal jatuh sejak tanggal jatuh
dan/atau bunga tidak angsuran tetapi tidak angsuran tetapi tidak tempo angsuran tempo angsuran;
lebih dari 30 (tiga lebih dari 90 lebih dari 180 tetapi tidak lebih dari
puluh) hari sejak (sembilan puluh) hari (seratus delapan 360 (tiga ratus enam • Kredit telah jatuh
tanggal jatuh tempo sejak tanggal jatuh puluh) hari sejak puluh) hari sejak tempo lebih dari 60
angsuran dan Kredit tempo angsuran; tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo (enam puluh) hari;
belum dan/atau angsuran; dan/atau. angsuran; dan/atau
• Kredit telah
• Kredit telah jatuh diserahkan kepada
• Kredit telah jatuh • Kredit telah jatuh tempo lebih dari 30
tempo tidak lebih tempo lebih dari 15 Direktorat Jenderal
(tiga puluh) hari Kekayaan Negara
dari 15 (lima belas) (lima belas) hari tetapi tidak lebih dari
hari. tetapi tidak lebih dari (DJKN); dan/atau
60 (enam puluh) hari
30 (tiga puluh) hari. • Kredit telah diajukan
penggantian ganti
rugi kepada
perusahaan asuransi
Kredit.
32
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KEMAMPUAN MEMBAYAR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
1. Ketepatan pembayaran • Tidak terdapat • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan • Terdapat tunggakan
po tunggakan angsuran angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok angsuran pokok
Kredit dengan angsuran pokok dan/atau dan/atau bunga dan/atau bunga dan/atau bunga lebih dan/atau bunga lebih
kurang dari 1 (satu) bulan bunga; atau lebih dari 15 (lima lebih dari 30 (tiga dari 90 (sembilan dari 180 (seratus
• Terdapat tunggakan belas) hari sejak puluh) hari sejak puluh) hari sejak delapan puluh) hari
angsuran pokok tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo tanggal jatuh tempo sejak tanggal jatuh
dan/atau bunga tidak angsuran tetapi angsuran tetapi angsuran tetapi tidak tempo angsuran
tidak lebih dari 30 tidak lebih dari 90
lebih dari 15 (lima lebih dari 180
belas) hari sejak
(tiga puluh) hari (sembilan puluh)
(seratus delapan • Kredit telah jatuh
sejak tanggal jatuh hari sejak tanggal tempo lebih dari 60
tanggal jatuh tempo tempo angsuran; jatuh tempo puluh) hari sejak
angsuran dan Kredit tanggal jatuh tempo (enam puluh) hari;
dan/atau angsuran; dan/atau
belum jatuh tempo. • Kredit telah jatuh • Kredit telah jatuh angsuran; dan/atau
• Kredit telah
tempo tidak lebih tempo lebih dari 15 • Kredit telah jatuh diserahkan kepada
dari 15 (lima belas) (lima belas) hari tempo lebih dari 30 Direktorat Jenderal
hari. tetapi tidak lebih (tiga puluh) hari Kekayaan Negara
dari 30 (tiga puluh) tetapi tidak lebih dari (DJKN); dan/atau
hari. 60 (enam puluh) hari
• Kredit telah diajukan
penggantian ganti
rugi kepada
perusahaan asuransi
Kredit.
33
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KEMAMPUAN MEMBAYAR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
2. Ketersediaan dan • Hubungan Hubungan Debitur Hubungan Debitur
keakuratan informasi Debitur dengan dengan BPR memburuk dengan BPR sangat
keuangan Debitur BPR baik, Debitur dan informasi keuangan buruk dan informasi
selalu tidak dapat dipercaya keuangan tidak tersedia
menyampaikan atau tidak terdapat hasil atau tidak dapat
informasi analisis BPR atas dipercaya.
keuangan secara laporan keuangan/
teratur dan informasi keuangan
akurat. yang disampaikan
• Terdapat laporan debitur.
keuangan terkini
dan adanya hasil
analisis BPR atas
laporan keuangan
atau informasi
keuangan yang
disampaikan
Debitur.
34
Lampiran II
Penetapan Kualitas Kredit
KEMAMPUAN MEMBAYAR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
3.Kelengkapan Dokumentasi Kredit Dokumentasi kredit Dokumentasi Kredit Dokumentasi kredit Tidak terdapat
dokumentasi Kredit lengkap. kurang lengkap antara kurang lengkap antara kurang lengkap secara dokumentasi kredit
lain terkait dokumen lain terkait dokumen signifikan antara lain (dokumen pengajuan
pengajuan kredit pengajuan khususnya terkait dokumen kredit, analisis kredit,
khususnya dokumen dokumen legalitas pengajuan kredit dan perjanjian kredit,
identitas pemilik usaha usaha analisis kredit tidak warkat pencairan
memadai kredit).
KEMAMPUAN MEMBAYAR
Kualitas Kredit
Komponen Dalam Perhatian
Lancar Kurang Lancar Diragukan Macet
Khusus
5. Kesesuaian penggunaan Penggunaan dana Penggunaan dana Penggunaan dana Penggunaan dana Penggunaan dana tidak
dana sesuai dengan kurang sesuai dengan kurang sesuai dengan kurang sesuai dengan sesuai dengan
permohonan Kredit. permohonan Kredit, permohonan Kredit, permohonan Kredit, permohonan Kredit.
namun jumlahnya tidak dengan jumlah yang dengan jumlah yang
material. cukup material. material.
6. Kewajaran sumber Sumber pembayaran Sumber pembayaran Sumber pembayaran Sumber pembayaran Tidak terdapat sumber
pembayaran kewajiban berasal dari hasil proyek tidak selalu berasal dari berasal dari selain hasil tidak diketahui dan pembayaran.
atau usaha yang hasil proyek atau usaha proyek atau usaha yang sumber pembayaran
dibiayai/penghasilan yang dibiayai/penghasilan berasal dari selain hasil
Debitur bersangkutan. dibiayai/penghasilan Debitur bersangkutan. proyek atau usaha yang
Debitur bersangkutan. dibiayai/penghasilan
Debitur bersangkutan.
36
Lampiran II
Penetapan Kualitas Surat Berharga