Anda di halaman 1dari 10

3.

KAJIAN LINGKUP AMDAL TOD


3.1 Stasiun Halim (Jakarta)
3.1.1 Deskripsi Rinci Proyek Stasiun Halim
Trase jalan kereta cepat Jakarta-Bandung akan melewati sembilan
kabupaten-kota yang terdiri dari Jakarta Timur (Provinsi DKI Jakarta), Kota
Bekasi, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Karawang, Kota Kabupaten Purwakarta,
Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi, Bandung dan Kabupaten Bandung
(Provinsi Jawa Barat) dan akan terdapat sebanyak empat stasiun (Halim, Karawang,
Walini dan Tegalluar stasiun + Dipo).
Stasiun Halim merupakan salah satu kawasan yang akan dikembangkan
menjadi Transit Oriented Development berada di lokasi bangunan milik kementrian
Pertahanan/ TNI AU yang ada di komplek Trikora Halim Perdana kusuma, Jakarta
untuk dipergunakan sebagai trase jalur, stasiun, sarana dan prasarana pendukung
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. kebutuhan tanah yang tersedia
untuk pembangunan satsiun kereta api cepat seluas 18,6 hektar di kompleks Trikora
Halim Perdanakusuma,Jakarta.

Gambar lokasi rencana pembangunan Stasiun Halim


3.1.1.1 Wilayah Studi
Batas wilayah studi rencana kegiatan pembangunan Stasiun Halim Jakarta
yaitu:
1. Batas Proyek
Batas proyek adalah ruang dimana rencana kegiatan pembangunan Stasiun
Halim Jakarta terletak, yaitu di kelurahan halim perdana kusuma kecamatan
makasar Kota Jakarta Timur provinsi DKI Jakarta dengan luas 25 Ha untuk
pembangunan Stasiunnya.
2. Batas Ekologi
Batas ekologi dari kegiatan pembangunan Stasiun Halim Jakarta adalah batas
yang masih dipengaruhi persebaran dampak melalui udara, air dan tanah.
Persebaran dampak pencemaran udara yang dicermati adalah adalah wilayah
permukiman yang meliputi kelurahan-kelurahan yang ada di sekitar lokasi
kegiatan.
3. Batas Sosial
Batasan sosial adalah ruang di sekitar rencana kegiatan kawasan yang
merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung
norma dan nilai tertata yang sudah mapan, sesuai dengan proses dinamika
sosial suatu kelompok masyarakat yang diperkirakan mengalami perubahan
mendasar akibat rencana kegiatan nantinya. Kemungkinan yang akan terkena
dampak dari adanya kegiatan tersebut adalah masyarakat di sekitar proyek.
Cakupan batas sosial pembangunan Stasiun Halim Jakarta adalah Kelurahan
Halim Perdana Kusuma.
4. Batas Administrasi
Batas wilyah administrasi kelurahan halim perdanakusuma sebagai berikut:
Utara : jl. H. Sulaeman ( Kel. Cipinang Melayu)
Timur : Kali sunter ( Pondok Gede, Jawa Barat)
Selatan : Jl. Raya Pd. Gede
Barat : Saluran Wisma Haji s/d Skadron (patok batas) Cililitan Besar
jl. Halim P.(patok batas) sampai kali Halim Perdanakusuma
Jl. Halim PK.
3.1.1.2 Tata Guna Lahan Stasiun Halim
Stasiun halim merupakan stasiun pertama kereta cepat jakrta- bandung
dana juga sebagai ibu kota gerbang indonesia, Selain itu, berdekatan dengan stasiun
halim akan ada pembangunan stasiun LRT . Stasiun Halim di rancang sebagai
konsep dari Transit Oriented Development yang merupakan salah satu
pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan memaksimalkan
penggunaan angkutan massal serta dilengkapi jaringan pejalan kaki/sepeda.
Fasilitas yang direncanakan akan dibangun untuk menunjang stasiun
Halim ini yaitu area parkir internasional dan pusat-puast pembelanjaan.

Gambar Tata Guna Lahan

3.1.1.3 Tahapan Pekerjaan Kegiatan Pembnagunan Stasiun Halim


Untuk menguraikan rencana kegiatan pembangunan stasiun Halim secara
jelas dan komprehensif maka akan diuraikan sesuai dengan tahap kegiatan yaitu
kegiatan pra konstruksi, konstruksi, dan operasi.
1. Tahap Prakontruksi
a. Perizinan
b. Sosialisasi Kegiatan
c. Survey Teknis
d. Pembebasan Lahan
2. Tahap Kontruksi
a. Penerimaan Tenaga Kerja Kontruksi dan kesempatan Usaha
b. Penyiapan Lahan
c. Mobilisasi Alat Berat dan Material Kontruksi.
d. Pembangunan Stasiun dan Fasilitasnya.
3. Tahap Operasi
a. Penerimaan Tenaga Kerja Operasi
b. Pengoperasian Stasiun dan Fasilitas Pendukung
c. Perawatan

3.1.1.4 Progres Pembangunan Stasiun Halim


Progres Rencana pembangunan stasiun kereta api cepat Jakarta Bandung
di komplek Trikora Lanud Halim Pedanakusuma, Jakarta Timur yaitu dalam waktu
dekat akan terealisasi. Kepastian itu, tertuang dalam naskah pernyataan bersama
antara TNI AU dan PT.KCIC (Kereta Api Cepat China). Tetapi di atas tanah
tersebut terdapat perumahan dinas dan mess prajurit serta fasilitas sosial lainnya.
Oleh karena itu, sebelum proses pembangunan stasiun kereta api cepat, terlebih
dahulu pihak PT.KCIC membangun rumah dinas, mess prajurit serta fasilitas
pendukung lainya sebagai pengganti di lahan yang sudah disiapkan di Halim
Perdana kusuma, Jakarta.

3.1.2 Rona Lingkungan Hidup Awal


1. Iklim
a. Curah Hujan
Data curah hujan bersumber dari data Badan Meteorologi dan Geofisika
DKI Jakarta, sebagaimana disajikan pada table dibawah ini:
Tabel Data Curah Hujan di Wilayah DKI Jakarta Periode 2003-2013
CURAH
TAHUN
HUJAN (mm)
2003 1644.30
2004 1574.30
2005 433.50
2006 527.10
2007 2353.90
2008 1779.10
2009 1973.00
2010 2405.00
2011 1274.00
2012 1570.00
2013 2524.60
Sumber: Pengamatan BMKG, 2000-2013
Dari data Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Tanjung Priok
tersebut di atas terlihat bahwa curah hujan tahunan tertinggi jatuh pada tahun
2010 dengan curah hujan sebesar 2405 mm, sedang curah hujan tahunan
terkecil jatuh pada tahun 2005 dengan curah hujan sebesar 32 mm.
Berdasarkan data curah hujan tersebut dapat dikatakan bahwa tidak terjadi
perbedaan curah hujan tahunan yang mencolok antara musim kemarau
dengan penghujan. Menurut penggolongan tipe curah hujan menurut Schmidt
dan Ferguson, termasuk iklim tipe A basah karena curah hujan curah hujan
tahunan nya lebih besar dari 100 mm.
b. Temperatur
Data temperatur udara bersumber dari data Badan Meteorologi dan
Geofisika Stasiun Tanjung Priok, sebagaimana disajikan pada Tabel dibawah
ini:
Data Temperatur Udara Bulanan (C)

Sumber : BMG Stasiun Tanjung Priok


Berdasarkan data temperatur udara di atas terlihat bahwa temperatur
ratarata bulanan tertinggi jatuh pada bulan Agustus (30,6C) dan terendah
pada bulan Desember dan Februari (28,5C).
Berdasarkan data curah hujan dan temperatur udara bulanan dapat
ditentukan tipe iklim setempat sesuai dengan klasifikasi tipe iklim menurut
Koppen, termasuk tipe iklim Af yaitu tipe iklim hujan tropis.

2. Kebisingan
Hasil pengukuran kebisingan yang dilakukan di lima lokasi mengambarkan
bahwa di semua lokasi tersebut baik untuk kawasan perumahan pemukiman,
perkantoran - perdangan dan perdagangan jasa sudah melebihi baku mutu tingkat
kebisingan. Nilai kebisingan di kawasan perumahan adalah 57,0 60,5
(Cengkareng Drain), kawasan perkantoran dan perdagangan adalah 65,7 67,2
(Gunung Sahari, Kanal Sunter, dan Sentiong Sunter).

3. Kualitas Udara
Hasil pengukuran terhadap parameter lingkungan, udara ambient semuanya
berada dibawah baku mutu lingkungan dan untuk parameter kebauan yang
digambarkan oleh NH3 dan H2S juga dibawah baku mutu lingkungan. Berdasarkan
hasil tersebut rona lingkungan diareal studi dapat dikatakan baik dari sisi udara
ambient. Parametrer kualitas udara yang sudah mendekati baku mutu SK Gub. DKI
Jakarta No. 551 tahun 2001 adalah debu (TSP) yang berkisar antara 143 187
g/Nm3 dari baku mutu sebesar 230 g/Nm3. Secara rinci hasil pengukuran untuk
parameter SO2, NOx, debu dijelaskan sebagai berikut:
a) SO2
Nilai konsentrasi SO2 udara ambient di lima lokasi pengamatan di
wilayah studi pada pengamatan bulan November 2009 masih memenuhi
baku mutu lingkungan berdasarkan SK Gub. DKI Jakarta No. 551 tahun
2001 (365 g/m). Nilai konsentrasi SO2 pada pengamatan berkisar
antara 18,28 26,96 g/Nm3.
b) NO2
Seperti halnya nilai konsentrasi SO2, nilai NO2 pada pengamatan bulan
November 2009 berkisar 16,05 23,50 g/Nm (siang). Nilai tersebut
masih memenuhi baku mutu lingkungan berdasarkan SK Gub. DKI
Jakarta No. 551 tahun 2001 (400 g/m).
c) Debu
Debu yang diukur pada pengamatan bulan November 2009 adalah TSP
(total partikulat tersuspensi). Secara umum nilai konsentrasi debu udara
ambien masih memenuhi baku mutu lingkungan berdasarkan SK Gub.
DKI Jakarta No. 551 tahun 2001, TSP (total partikulat tersuspensi) masih
memenuhi mutu lingkungan.

4. Topografi
Dilihat keadaan topografinya wilayah DKI Jakarta dikatagorikan sebagai
daerah datar dan landai. Ketinggian tanah dari pantai sampai ke banjir kanal
berkisar antara 0 m sampai 10 m di atas permukaan laut diukur dari titik nol Tanjung
Priok. Sedangkan dari banjir kanal sampai batas paling Selatan dari wilayah DKI
antara 5 m sampai 50 m di atas permukaan laut.

5. Kondisi Tanah
Kekuatan tanah di wilayah DKI Jakarta mengikuti pola yang sama dengan
pencapaian lapisan keras di wilayah bagian utara pada kedalaman 10 m - 25 m.
Makin ke Selatan permukaan keras semakin dangkal yaitu antara 8 m - 15 m.
3.1.3 Prakiraan Dampak Hipotetik
Prakiraan dampak besar dikaji berdasarkan tahapan- tahapan kegiatan
pembangunan stasiun Halim berikut ini hasil analisis memprakirakan dampak besar
pada setiap tahap kegiatan. Berikut ini tahapan-tahapan pada setiap kegiatan hasil
hipotetik prakiraan dampak:
3.1.3.1 Tahap Prakontruksi
Pada kegiatan prakonstruksi, dampak penting yang muncul adalah
sosialisasi kegiatan, perizinan, survey teknis dan pembebasan lahan. Sosialisasi
kegiatan diperuntukan sebagai pemberitahuan tentang rencana kegiatan secara rinci
kepada masyarakat sekitar pembangunan stasiun Halim. Kegiatan perizinan
merupakan kegiatan pengurusan izin dan telaah teknis lokasi penambangan
dilakukan pada instansi yang terkait atau instansi teknis sesuai perundang-undangan
yang berlaku. Selain itu kegiatan survey teknis untuk memantau atau melihat
kondisi lokasi yang sebenarnya. Dan kegiatan pembebasan lahan dilakukan karena
daerah pembangunan yang dilakukan ditempat kan perumahan/ mass TNI AU.

3.1.3.2 Tahap Kontruksi


Pada kegiatan kontruksi dalam pembangunan stasiun Halim tentu akan
menimbulkan dampak terhadap lingkungan di sekitar lokasi pembangunan.
Kegiatan mobilisasi peralatan dan material sebagian besar bebannya dirasakan bagi
lingkungan di sekitar lokasi pembangunan. Kegiatan mobilisasi material dan
pekerja dari pembangunan stasiun Halim atau lokasi tempat hunian sementara
pekerja ke lokasi kerja sebagian besar akan menggunakan jalan akses yang
melewati pemukiman penduduk sehingga akan mengganggu lalu lintas warga
setempat. Serta akan menyebabkan penurunan kualitas udara akibat meningkatkan
konsentrasi debu.
Kegiatan-kegiatan kontruksi membuka kesempatan kerja dibidang
kontruksi. Kegiatan pembangunan Stasiun Halim juga berdampak kepada
kreativitas masyarakat untuk menangkap atau memanfaatkan peluang usaha yang
berkenaan dengan pembangunan Stasiun Halim. Salah satu jenis usaha yang
memungkinkan dikembangkan masyarakat adalah jasa pelayanan angkutan
material dan pekerja, dan jasa penyediaan konsumsi pekerja.. Dari penghasilan atau
upah yang diperoleh, dimanfaatkan untuk kebutuhan keluarga. Pada sisi lain,
konstruksi pembangunan Stasiun Halim juga membangkitkan jenis-jenis usaha baru
seperti jasa angkutan, jasa pemondokan, jasa katering, dll. Kemunculan usaha-
usaha lain yang menunjang kegiatan pembangunan Stasiun Halim merupakan
masukan untuk besaran dampak dari kesempatan kerja dan usaha.
Selain itu kegiatan kontruksi jga meliputi penyiapan lahan untuk
pembangunan stasiun Halim setelah itu memulai kontruksi pembangunan stasiun
Halim beserta fasilitasnya. Fasilitas yang rencanakan akan dibangun pada stasiun
Halim yaitu area parkir bertaraf internasional dan pusat-pusat pembelanjaan.

3.1.3.3 Tahap Operasi


Kegiatan stasiun Halim akan berdampak positif pada munculya kesempatan
kerja. Pembukaan stasiun Halim membuka lowongan pekerjaan untuk
pengoprasian stasiun Halim tersebut. Keterlibatan penduduk lokal dalam peluang
usaha diduga mampu meningkatkan pendapatan rumah tangga penduduk lokal,
serta dapat memberikan kesejahteraan pendapatan bagi penduduk. Namun
pertumbuhan ekonomi lokal tidak akan mungkin merata karena warga yang
mempunyai lahan luas, pendidikan yang baik dan modal besar akan lebih mampu
menangkap peluang yang ada.
Setelah masa kontruksi, pengoprasian stasiun Halim beserta fasilitasnya dan
setalah itu akan berlangsung perawatan berkala untuk fasilitas yang ada di stasiun
agar tetap terjaga.

Berikut ini akan disajikan beberapa tabel tentang hubungan potensi


dampak lingkungan yang harus diperhatikan dengan komponen pelabuhan yang ada
Tabel Tabel Matriks Hubungan Potensi Dampak Lingkungan Yang Harus
Diperhatikan Dengan Komponen Stasiun

Potensi Dampak Yang Perubahan Peningkatan


Penurunan Kelancaran
Perlu Diperhatikan Fungsi dan Peningkatan Kesempatan
Kualitas Arus Lalu
Tata Guna Kebisingan Kerja dan
Komponen Stasiun Udara Lintas
Lahan Usaha
Stasiun
Toilet
Loket
Musollah
Peron
Area Parkir
Pertokoan

Anda mungkin juga menyukai