Anda di halaman 1dari 20

Departemen Perhubungan Provinsi Sulawesi Selatan

Direktorat Lalu Lintas Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan


Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Dasar Hukum
Undang Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH,
Pasal 34 ayat 1 bhw Setiap usaha
dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib Amdal wajib memiliki
UKL-UPL
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.
13 Tahun 2010 tentang UKL dan UPL dan
SPPL
Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
Tentang Izin Lingkungan Pasal 2 Ayat 1
Setiap Usaha dan atau Kegiatan wajib
memiliki AMDAL atau UKL-UPL wajib
memiliki Izin Lingkungan.

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5


Tahun 2012, Pasal 5 Ayat (4) bahwa Jenis
rencana usaha dan/atau kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib memiliki UKLUPL atau SPPL dan pemantauan lingkungan
hidup sesuai dengan peraturan perundangundangan mengenai jenis rencana usaha
dan/atau kegiatan yang wajib memiliki UKLUPL atau SPPL
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen
Lingkungan Hidup bagi usaha dan/atau
kegiatan yang telah memiliki izin usaha
dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki
dokumen lingkungan hidup.

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) merupakan salah satu instrumen pengelolaan
lingkungan hidup yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara

Lingkungan No. 14 Tahun 2010,

tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha
dan/atau Kegiatan Tetapi Belum memiliki Dokumen Lingkungan Hidup. Pada Pasal 2 Ayat (1) Permen
LH No. 14 Tahun 2010 menyebutkan DELH atau DPLH wajib disusun oleh penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang memenuhi kriteria:
a.Telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
b.Telah melakukan kegiatan tahap konstruksi sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
c.Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah dan/atau rencana
tata ruang kawasan; dan
d.Tidak memiliki dokumen lingkungan hidup atau memiliki dokumen lingkungan hidup tetapi
tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) adalah dokumen yang memuat pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup yang merupakan bagian dari proses audit lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi
belum memiliki dokumen AMDAL.

MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud Dan Tujuan Kegiatan
Maksud dan Tujuan dilaksanakannya studi DELH Pengembangan Pelabuhan
Penyeberangan Bira Kabupaten Bulukumba adalah :
a)Mengidentifikasi

rencana

Pembangunan

Pengembangan

Pelabuhan

Penyeberangan Bira Kabupaten Bulukumba yang diperkirakan menimbulkan


dampak terhadap lingkungan.
b)Mengidentifiksi rona lingkungan hidup awal, yaitu kondisi dan tatanan lingkungan
wilayah setempat saat ini, terutama yang diperkirakan terkena dampak.
c)Memberikan arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup terhadap
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.

Nama Perusahaan

Dinas Perhubungan Propinsi Sulawesi


Selatan
a. Alamat
: Jl. Perintis Kemerdekaan Km 15. Daya
Makassar
b. No. Telp
: (0411) 514158
Penanggung Jawab

a. Nama
: Ir. H. Masykur A. Sulthan, M.S
b. Jabatan
: Kepala Dinas Perhubungan Kota
Makassar
c. Alamat
: Jl. Perintis Kemerdekaan Km 15. Daya
Makassar
d. No. Telp / Fax
: (0411) 514158
Lokasi Usaha

a. Alamat
: Bira
b. Kelurahan
: Bira
c. Kecamatan
: Bonto Bahari
d. Kota
: Bulukumba
e. Propinsi
: Sulawesi Selatan
Tanah/Lokasi rencana Usaha dan/atau kegiatan
a. Luas lahan
:
52.200 m2
b. Luas bangunan
:
.. m2
c. Luas Dermaga
: ........... m2 dengan Konstruksi Shet Pile
Terdiri dari

Demaga Utama
: ....
m2 (Lebar .... m x panjang . m)
Trestle
: 224
m2 (Lebar 32 m x panjang 7 m)

Usaha dan /atau kegiatan yang dilakukan adalah Pengembangan Dermaga


Penyeberangan Bira. Berdasarkan kondisi eksisting, pelabuhan penyeberangan
memiliki beberapa penggunaan lahan untuk perikanan sekitar 5,22 ha. hal ini
tentunya berpengaruh terhadap kebutuhan sarana dan prasarana kawasan.
Pengembangan pelabuhan penyeberangan yang direncanakan memiliki fungsi
yang sangat strategis dalam memperlancar perekonomian di wilayah Laut, yaitu
khususnya yang menghubungkan antara Bira, Pamatata, maupun wilayah
disekitarnya. Rencana Pengembangan dermaga ini meliputi :

1. Pekerjaan Causeway (35,13 x 7,00) m2


2. Perbaikan dudukan trestle
3. Pekerjaan trestle (32,00 x 7,00) m2
4. Pekerjaan dermaga plengsengan (18 x 8) m2
5. Pekerjaan Mooring dolphin (4 x 4) m2
untuk tempat labuh dan tambat kapal2 yang nantinya akan sandar. Serta kegiatan
lainnya yang bersifat pendukung yaitu Pengembangan fasilitas penerangan
listrik beserta tempat parkir kendaraan.lahan kosong tersebut juga dilakukan
reklamasi pantai.

Kegiatan Lain yang Terkait


Secara umum, dapat dikatakan bahwa disekitar lokasi pembangunan
Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Bira Kabupatean Bulukumba,

jenis

kegiatan/bangunan yang dijumpai umumnya berupa kompleks-kompleks perumahan


dan perkantoran serta kawasan bisnis dan wisata. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa dimasa yang akan datang maka, kegiatan yang berpotensi
sebagai sumber penyebab dampak pada lingkungan kemungkinan hanya berasal
dari aktifitas masyarakat pada kompleks-kompleks perumahan, dan dari aktifitas
bisnis dan wisata

yang ada tersebut, yang berlokasi tidak jauh dari lokasi

pembangunan Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Bira.


Selain itu, kegiatan utama masyarakat yang ada di lokasi kegiatan, dan
kemungkinan

akan

terkena

dampak

langsung

dari

kegaitan

pembangunan

Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Biraa dalah kegiatan budidaya rumput


laut, dan kegiatan penduduk sebagai nelayan. Dalam hal ini, kegitan budidaya
rumput laut menjai primadona masyarakat sekitar, sebagai sumber utama kegiaan
ekonomi masyarakat, sedangkan kegiatan sebagai nelayan, intensitasnya tidak
sebesar usaha rumput laut.

KAJIAN EVALUASI TERHADAP KEGIATAN

Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan


Metode yang digunakan dalam mengidentifikasi dampak yang akan terjadi adalah
dengan menggunakan identifikasi dampak. Penentuan ukuran pentingnya dampak
dilakukan berdasarkan ketentuan pasal 3 Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1999
juga Keputusan Ketua BAPPEDAL Nomor Kep 056 tahun 1994 tentang pedoman
penentuan dampak penting yaitu :
Jumlah manusia yang terkena dampak
Luas wilayah persebaran dampak
Lamanya dampak berlangsung
Intensitas dampak
Banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak
Sifat komulatif dampak
Berbalik atau tidak berbaliknya dampak

Komponen lingkungan yang potensial terkena dampak dari Kegiatan


Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Bira adalah :
Kualitas air laut dan perairan sekitar
Sedimentasi/akresi
Setelah dilakukan pelingkupan, maka isu pokok yang muncul yang berkaitan
dengan Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Bira adalah :
Kualitas air laut dan perairan sekitar
Sedimentasi/transport sedimen dan perubahan pola arus laut yang disebabkan
oleh reklamasi.
Limbah cair, yang merupakan salah satu bahan material dari aktivitas reklamasi
pantai.
Air tanah, yang disebabkan oleh kegiatan konstruksi dan operasional
Pembangunan dalam hal ini kebutuhan akan air untuk tenaga kerja dan
masyarakat sekitar.

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


DAN
RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Anda mungkin juga menyukai