Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

D I N A S P A R I W I S A T A
Jl. Khatib Sulaiman No. 7 Telp (0751) 7055183, 7055711, 446281
Fax (0751) 446282 Padang - Kode Pos 25173
http://www.sumbar.travel - email : info@sumbar.travel

DRAFT

KERANGKA ACUAN
ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP

RENCANA PEMBANGUNAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS


PARIWISATA MANDEH (BUKIT AMEH) SELUAS 400 HA

DI NAGARI CAROCOK ANAU AMPANG PULAI


KECAMATAN KOTO XI TARUSAN
KABUPATEN PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

NOVEMBER 2018
Rona Awal Biologi dan Dampak Penting Hipotetik (DPH),
Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata
Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar”
Abstraks
Mandeh merupakan salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Pesisir
Selatan dan Sekitarnya sebagaimana telah tercantum dalam Lampiran PP Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025 dan
melalui Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Barat, kawasan wisata ini menjadi
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata dengan luasan 400 ha.Sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan, khususnya Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05
Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan
AMDAL, maka kegiatan Rencana Pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh) yang
berpotensi menimbulkan dampak lingkungan tergolong kegiatan yang wajib menyusun
AMDAL. Untuk itu maka pertama, disusun dokumen Kerangka Acuan (KA), khususnya
komponen biologi, dengan langkah langkah penyusunan rona awal lingkungan hidup,
sebagai pijakan kondisi lingkungan hidup sebelum pembangunak KEK tersebut
dilaksanakan. Selanjutnya diinventarisir adanya pengaruh kegiatan pembangunan KEK
terhadap lingkungan, terutama komponen biologi, sehingga diperoleh gambaran dampak
potensial yang akan timbul dan dampak penting hipotetik (DPH) yang diprakirakan akan
timbul terhadap komponen biologi.
Kata kunci : rona awal komponen biologi, dampak potensial, dampak penting hipotetik,
kerangka acuan,

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pertimbangan Dilaksanakannya Pembangunan Kawasan


Ekonomi Khusus Pariwisata Mandeh dan Persetujuan
Prinsip

Pembangunan kepariwisataan menurut UU Nomor 10 Tahun


2010 yang meliputi industri pariwisata, destinasi pariwisata,
pemasaran, dan kelembagaan kepariwisataan diwujudkan melalui
pelaksanaan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional
(RIPARNAS) dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan,
kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia untuk wisata
(Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 Tahun 2011).

Arah pembangunan kepariwisataan nasional meliputi


pembangunan kepariwisataan nasional yang dilaksanakan:
1) Dengan berdasarkan prinsip pembangunan kepariwisataan yang
berkelanjutan;
2) Dengan orientasi pada upaya peningkatan pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan, serta
pelestarian lingkungan;
3) Dengan tata kelola yang baik;

~2~
4) Secara terpadu secara lintas sektor, lintas daerah, dan lintas
pelaku; serta
5) Dengan mendorong kemitraan sektor publik dan privat.

Salah satu kawasan pariwisata yang direncanakan dibangun di


Provinsi Sumatera Barat yakni kawasan wisata Mandeh.Kawasan ini
terletak di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dan
memiliki keunikan bentang alam yang dijadikan sebagai Daya Tarik
Wisata (DTW) kawasan ini.Kawasan Mandeh termasuk dalam
Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Pesisir Selatan
dan Sekitarnya.Penetapan KPPN ini tercantum dalam Lampiran PP
Nomor 50 Tahun 2011 tentang RIPARNAS Tahun 2010-2025. Gambar
1.1 memperlihatkan kawasan pariwisata Mandeh yang akan
dibangun merupakan salah satu kawasan wisata yang termasuk
dalam KPPN Pesisir Selatan dan Sekitarnya.
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Kabupaten
Pesisir Selatan berencana membangun kawasan pariwisata Mandeh
sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandeh (Bukit
Ameh). Besaran luas area yang akan dijadikan KEK didasarkan pada
surat pernyataan Bupati Pesisir Selatan nomor 050/289.VI/Bappeda-
PS/2016 tertanggal 24 Juni 2016 yang menyatakan bahwa Kawasan
Bukit Emas di Nagari Carocok Anau Ampang Pulai di Kecamatan Koto
XI Tarusan yang direncanakan sebagai KEK Pariwisata luasnya 400
ha.
Lokasi yang akan dijadikan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit
Ameh) dalam dokumen :

1) Rencana Induk Kepariwisataan (RIPPAR) Provinsi Sumatera


Barat Tahun 2014 – 2025 yang telah ditetapkan melalui Perda
Provinsi Sumatera Barat Nomor 3 Tahun 2014, terdapat pada
Kawasan Utama Pariwisata Provinsi (KUPP) I dengan pusatnya
Kota Padang yang meliputi KSPP Kabupaten Pesisir Selatan,
KSPP Kabupaten Padang Pariaman, dan KPPP Kota Pariaman.

2) Rencana Induk Kepariwisataan Kabupaten Pesisir Selatan Tahun


2015 - 2025 yang telah ditetapkan melalui Perda Kabupaten
Pesisir Selatan Nomor 2 Tahun 2015, terdapat pada Destinasi
Utama Pariwisata Kabupaten (DUPK) Mandeh dan sekitarnya
dimana yang menjadi Kawasan Utama Pariwisata Kabupaten
(KUPK) adalah Kawasan Wisata Bahari Terpadu Mandeh di
Kecamatan Koto XI Tarusan.

3) Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi


Sumatera Barat Tahun 2018 – 2038 yang telah ditetapkan
melalui Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2018,
terdapat pada zona Kawasan Pemanfaatan Umum (KPU) -

~3~
Kawasan Pemanfaatan Lainnya yang ditetapkan dengan tujuan
untuk mengalokasikan ruang laut yang dipergunakan bagi
kepentingan ekonomi, sosial dan budaya.

4) Rancangan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Mandeh,


terdapat pada zona Peruntukan Lainnya (PL.3) Pariwisata. Dalam
rencana pengembangan pariwisata, Nagari Carocok Anau
menjadi salah satu dari 5 Nagari (Ampang Pulai, Mandeh, Sungai
Nyalo, dan Sungai Pinang) yang dikembangkan sebagai lokasi
resort wisata (Desa Wisata). Nagari Sungai Nyalo menjadi Nagari
yang diprioritaskan menjadi Desa Wisata.

Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2011 tentang


Penyelenggaraan KEK menyebutkan bahwa KEK terdiri atas satu atau
beberapa zona yang dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang
memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi yang dipersiapkan
untuk memaksimalkan kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatan
ekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan KEK
juga ditujukan untuk mempercepat perkembangan daerah dan
sebagai model terobosan pengembangan kawasan untuk
pertumbuhan ekonomi, antara lain industri, pariwisata, dan
perdagangan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja. Peraturan
Pemerintah ini mengatur bahwa pembangunan KEK meliputi
pengaturan mengenai pembebasan tanah untuk lokasi KEK dan
pelaksanaan pembangunan fisik KEK, serta pembiayaan
pembangunan KEK. Pengelolaan KEK dalam PP Nomor 2 Tahun 2011
meliputi pengaturan mengenai Administrator dan Badan Usaha
pengelola serta penyelenggaraan PTSP di KEK.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandeh (Bukit
Ameh) terdiri dari satu zona pariwisata yang memiliki keunggulan
geoekonomi dan geostrategis serta dipersiapkan untuk mendukung
penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran, serta
kegiatan yang terkait. Pertimbangan direncanakannya pembangunan
KEK Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh), yaitu :
1) Keunggulan geoekonomi yang dimiliki, yakni :
Kawasan ini memiliki topografis yang landai dan kekayaan biota
laut yang cantik, pantai yang berombak tenang dan sangat
jernih, dikelilingi pulau-pulau kecil, serta perbukitan sepanjang
pesisir pantai yang menjadikan kawasan ini memiliki bentang
alam unik yang berpotensi besar sebagai kawasan pariwisata
yang kaya akan terumbu karang dan hutan bakau yang masih
lestari.
2) Keunggulan geostrategi yang dimiliki, yakni :
Kawasan ini memiliki akses ke pelabuhan (Pelabuhan Laut
Internasional Teluk Bayur dan Pelabuhan Laut Carocok Pesisir

~4~
Selatan) atau bandar udara (Bandara) Internasional
Minangkabau yang melayani kegiatan perdagangan internasional
serta berdekatan dengan sumber bahan baku industri
pengolahan (perikanan) yang dikembangkan.
3) Kawasan ini berada pada kawasan budidaya yang
peruntukannya berdasarkan Peraturan Daerah (Perda)
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pesisir Selatan
Tahun 2010 – 2030 dapat digunakan untuk kegiatan Pariwisata
dan tidak berpotensi mengganggu kawasan lindung.

4) Komitmen Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemerintah


Kabupaten Pesisir Selatan bersepakat untuk bersama-sama
membangun kawasan wisata Mandeh melalui penandatanganan
nota kesepakatan bersama antara Pemerintah Provinsi Sumatera
Barat dengan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor :
120-23/GSB-2016 dan Nomor 138/04/MoU/PUM-2016 tentang
Pembangunan Kawasan Pariwisata Mandeh yang berlokasi di
Wilayah Bukit Ameh, Kawasan Mandeh Kecamatan Koto XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

5) Lahan yang akan dijadikan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit


Ameh) seluas 400 ha mempunyai batas yang jelas meliputi batas
alam berupa bentang alam dan direncanakan akan dibangun
batas buatan berupa pintu keluar masuk bagi para wisatawan
dan karyawan. Hal ini sesuai Pasal 7 PP Nomor 2 Tahun 2011
dimana salah satu kriteria lokasi yang diusulkan menjadi KEK
wajib mempunyai batas yang jelas.

Kegiatan Rencana Pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit


Ameh) melaksanakan program yang tercantum dalam dokumen
perencanaan pembangunan yang terkait dengan pariwisata, yakni :

1) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Sumatera Barat


Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perda Provinsi
Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2008. Program pariwisata ini
dilaksanakan pada Tahap ketiga dengan target agar Provinsi
Sumatera Barat lebih dikenal sebagai daerah tujuan wisata
internasional dan pada tahap keempat Provinsi Sumatera Barat
telah berperan sebagai daerah tujuan wisata Nasional dan
internasional yang diindikasikan oleh jumlah wisatawan yang
tinggal dengan lama tinggal berkisar antara 4-6 hari.

2) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi Sumatera


Barat Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Perda Provinsi
Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2016. Dalam dokumen RPJMD
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2016-2021, program pariwisata

~5~
untuk mewujudkan Misi Pembangunan yakni meningkatkan
ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh,
produktif, dan berdaya saing regional dan global, dengan
mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya
pembangunan daerah dan bertujuan untuk Menjadikan
Sumatera Barat sebagai destinasi utama pariwisata berbasis
agama dan budaya. Sasarannya yakni
meningkatnya kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegar
a dengan strategi meliputi ;

(1) Mengembangkan pariwisata berbasis keunggulan alam,


budaya, kuliner, kearifan lokal dan Meeting Incentive
Conference Exhibition (MICE).

(2) Membenahi destinasi utama dan pengelolaan pariwisata.

(3) Meningkatkan sumberdaya manusia dan kelembagaan


pariwisata dan ekonomi kreatif.

(4) Meningkatkan peran ekonomi kreatif dalam mendukung


pariwisata.

(5) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas promosi wisata.

3) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Pesisir


Selatan Tahun 2005-2025 yang ditetapkan melalui Perda
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 8 Tahun 2010. Program
pariwisata dilaksanakan untuk menjalankan misi
mengembangkan dan memperkuat industri pangan berbasis
keunggulan lokal yang dalam perkembangannya bersinergi
dengan pertumbuhan pariwisata daerah dengan pelaksanaan
pada Tahap ke-3 berupa pembenahan kawasan pemukiman,
kawasan wisata Carocok Painan, dan Kawasan Mandeh serta
pada tahap ke-4 berupa terbangunnya lima kawasan strategis
dalam menopang perekonomian masyarakat Pesisir Selatan.

4) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Pesisir


Selatan Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Perda
Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 3 Tahun 2016. Dalam
dokumen RPJMD Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2016-2021,
program pariwisata untuk mewujudkan Misi Pembangunan
yakni meningkatkan produksi dan nilai tambah dengan tetap
mengedepankan pembangunan berkelanjutan dengan sasaran
terwujudnya Pesisir Selatan menjadi Destinasi Utama Pariwisata
Sumatera Barat serta dilaksanakan dengan strategi
mengembangkandestinasi, pemasaran, industri dan
kelembagaan kepariwisataan dan arah kebijakan peningkatan

~6~
sarana penunjang pariwisata, perluasan jaringan promosi dan
pemasaran wisata; pengembangan industri penunjang
pariwisata; peningkatan kapasitas pelaku jasa wisata

Kegiatan Rencana Pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit


Ameh) yang dipersiapkan untuk mendukung penyelenggaraan
hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran, serta kegiatan terkait di
zona peruntukan pariwisata, meliputi :

1) Pembangunan aksesibilitas seperti pembangunan dermaga dan


area parkir perahu, menara Base Transceiver Station (BTS) dan
gardu listrik, ruang hijau, serta toilet umum, Tempat
Penampungan Sementara (TPS) sampah, dan Water Treatment.

2) Pembangunan amenitas seperti pembangunan resort dan hotel.

3) Pembangunan sarana wisata seperti pembangunan MICE,


gedung serbaguna, pusat informasi, pertokoan, restoran, cafe,
serta sarana wisata mangrove, beach sports arena, dan wisata
alam seperti flying fox dan tracking.

Kegiatan rencana pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit


Ameh) di atas diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan
baik positif seperti peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat maupun negatif seperti penurunan kualitas
dan kuantitas sumberdaya air pesisir serta perubahan bentang alam
sehingga langkah awal yang perlu dilakukan yakni menyusun
dokumen Analisa Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Ketersediaan dokumen AMDAL sebagai syarat mendapatkan ijin
lingkungan yang diperlukan untuk memberikan kepastian hukum
terhadap lahan yang akan dibangun oleh para investor di KEK
Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh). Dokumen amdal tersebut juga
sebagai salah satu dokumen yang dipersyaratkan pada saat
pengusulan pembentukan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh) ke
Dewan Nasional KEK (sesuai PP Nomor 2 Tahun 2011).

Dokumen yang perlu dilengkapi dalam proses penerbitan ijin


lingkungan sesuai Pasal 42 PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Ijin
Lingkungan, salah satunya adalah dokumen Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup (Amdal) yang terdiri dari Kerangka Acuan
(KA), Analisis Dampak Lingkungan (Andal), serta Rencana
Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan Hidup (RPL)..

~7~
Penyusunan KA merupakan awal dari penyusunan dokumen
Amdal. Salah satu dokumen yang perlu dilampirkan dalam dokumen
KA sesuai Lampiran 1 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen
LH) Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup yakni persetujuan prinsip. Lokasi rencana
pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh) mendapat
persetujuan dari Bupati Pesisir Selatan melalui surat pernyataan
Nomor : 050/289.IV/Bappeda-PS/2016 tanggal 24 Juni 2016
(Lampiran 1).

1.2 Tujuan Rencana Kegiatan

1.2.1 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya rencana pembangunan KEK


Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh), yakni :

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas KPPN Pesisir Selatan dan


Sekitarnya melalui peningkatan aksesibilitas berupa prasarana
transportasi, sarana transportasi, dan sistem tranportasi;
pengembangan amenitas berupa pembangunan prasarana
umum, penyediaan fasilitas umum, dan pembangunan fasilitas
pariwisata; pengembangan atraksi wisata berupa daya tarik
wisata alam (ekowisata dan petualangan), wisata budaya (wisata
warisan budaya, wisata kuliner, wisata belanja), dan wisata
buatan (wisata kawasan terintegrasi dan wisata olahraga); serta
pengembangan masyarakat berupa peningkatan kapasitas
sumber daya masyarakat, peningkatan kesadaran, dan
peningkatan peran masyarakat.

2) Melestarikan alam, lingkungan, dan sumberdaya melalui


rencana pembangunan KEK Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh)
yang tetap menjaga daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup serta adaptif terhadap bencana alam.

3) Mewujudkan industri pariwisata yang mampu menggerakkan


perekonomian melalui pemberian insentif, kemudahan perijinan,
serta peningkatan promosi investasi.

1.3 Pelaksanaan Studi

~8~
Studi Amdal Rencana Pembangunan KEK Pariwisata Mandeh
(Bukit Ameh) dilaksanakan dengan merujuk pada

1) Ayat (1) Pasal 10 PP Nomor 27 Tahun 2012 menyebutkan


pemrakarsa dalam menyusun dokumen Amdal meminta bantuan
kepada pihak lain yakni penyusun amdal perorangan mengacu
ayat (2) huruf a.

2) Lampiran 1 Permen LH Nomor 16 Tahun 2012 dimana


Pelaksanaan Studi terdiri dari :

(1) Pemrakarsa dan penanggung jawab rencana kegiatan.

(2) Pelaksana studi amdal.

1.3.1 Pemrakarsa dan Penanggung Jawab Rencana Kegiatan

Nama : Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat


Pemrakarsa
Alamat : Jl Khatib Sulaiman Nomor 7 Kota Padang
Provinsi Sumatera Barat
Nomor Telp/Faks : 0751-7055183
Penanggung : Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera
Jawab Barat
Jenis Kegiatan : Studi Amdal Rencana Pembangunan KEK
Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh)

Lokasi Kegiatan : Nagari Carocok Anau Kecamatan Koto XI


Tarusan Kab Pesisir Selatan Provinsi Sumatera
Barat
Luas Lahan : 400 hektar

1.3.2 Pelaksana Studi Amdal

Sesuai Lampiran I Permen LH Nomor 16 Tahun 2012, susunan


pelaksana studi Amdal Rencana Pembangunan KEK Pariwisata
Mandeh (Bukit Ameh) sebagai berikut :

1) Tim Penyusun Amdal, terdiri atas:

~9~
(1) Ketua Tim yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun
Amdal Ketua Tim Penyusun Amdal (KTPA).

(2) Anggota Tim terdiri dari 2 orang yang memiliki sertifikat


kompetensi penyusun Amdal Anggota Tim Penyusun Amdal
(ATPA)

2) Tenaga Ahli, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu yang


sesuai dengan dampak penting yang akan dikaji atau yang
memiliki keahlian terkait dengan rencana kegiatan.

Susunan Pelaksana studi Amdal ini didasarkan atas Surat


Keputusan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat
(Lampiran 3) sebagaimana tercantum pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Tim Penyusun Studi Amdal Rencana Pembangunan KEK


Pariwisata Mandeh (Bukit Ameh)
No Nama Jabatan Sertifikat KTPA/ATPA Keahlian
TIM PENYUSUN
KTPA : LHK 642 00128 2018
Gde Karya Abdullah, Fisik Kimia/
1 KTPA 21 September 2018 – 21
Ir Udara
September 2021
Hidrologi dan
Agung Riyadi, KTPA : LHK 564 00071 2018
2 ATPA Sumberdaya
Dr.,M.Si 26 Juni 2018-26 Juni 2021
Air
Yudhi Soetrisno ATPA : LHK 564 00065 2018 Biologi –
3 ATPA
Garno, Dr., M.Sc., Ir 17 Mei 2018-17 Mei 2021 Ekologi
Wage ATPA : LHK 564 00064
Kesehatan
4 Komarawidjaja, ATPA 2018
Masyarakat
M.Si, drh 17 Mei 2018-17 Mei 2021
Lestario Widodo, ATPA : LHK 564 00040 2018 Sosial
5 ATPA
MM., Drs 15 April 2018-15 April 2021 Budaya
Sri Sawitri ATPA : LHK 564 00066 2018 Sosial
6 ATPA
Handayani, SE 17 Mei 2018-27 Mei 2021 Ekonomi
TENAGA AHLI
Pariwisata
Tenaga
1 Wati Damayanti, ST - dan Tata
Ahli
Ruang
Teguh Prayogo, Tenaga Geologi dan
2 -
M.Sc., Ir Ahli Kebencanaan
Tenaga
3 Sudaryono, M.Si., Ir. - Lahan
Ahli
Joko Prayitno
Tenaga Manajemen
4 Susanto, Dr., M.Eng., -
Ahli Lingkungan
Ir

~ 10 ~
Keterangan : KTPA (Ketua Tim Penyusun Amdal); ATPA (Anggota Tim Penyusun
Amdal)

~ 11 ~

Anda mungkin juga menyukai