Anda di halaman 1dari 26

Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)

Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

BAB II
POTENSI DAN REALITAS

Pembahasan pada Bab dua ini memberikan lima informasi yang terkait dengan
potensi dan realitas penanaman modal di Kota Ternate. Kelima informasi tersebut
di atas yaitu sebagai berikut:
1. Geografis Kota Ternate
2. Potensi dan Kondisi Umum Penanaman Modal Kota Ternate.
3. Kontribusi Penanaman Modal bagi Pembangunan Kota Ternate.
4. Kondisi Kelembagaan Penanaman Modal di Kota ternate.
5. Isu Strategis terkait Penanaman Modal di Wilayah Kota Ternate.

2.1 GEOGRAFIS KOTA TERNATE

Gambaran geografis Kota Ternate merujuk pada penjelasan yang ada pada
Kota Ternate dalam angka Tahun 2018 yang menjelaskan bahwa Secara
astronomis, Kota Ternate terletak diantara 0 025’41,82” - 1021’21,78” Lintang
Utara dan antara 12607’32,14” 127026’23,12” Bujur Timur. Secara geografis
Kota Ternate dibatasi oleh:
 Utara : Laut Maluku
 Selatan : Kota Tidore Kepulauan dan Kota Halmahera Selatan
 Timur : Pulau Halmahera
 Barat : Laut Maluku dan Pulau Sulawesi

Kota ternate memiliki ciri yaitu Desa/Kelurahannya merupakan wilayah


pesisir. Luas Kota Ternate adalah 5.709,72 Km 2, yang terdiri dari luas
daratan 159,17 Km2 dan lautan 5.547,55 Km2, serta luas hutan lindung
sebesar 22,05 Km2. Kota Ternate merupakan kota kepulauan yang terdiri dari
3 pulau besar dan 5 pulau kecil. Ibukota Kota Ternate adalah Ternate
Tengah dengan wilayah administratif terdiri dari 8 Kecamatan dan 78
kelurahan. Pusat Pemerintahan berada di pulau terbesarnya yakni Pulau

9
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Ternate. Pada Pulau Ternate terdapat 5 Kecamatan yang berada di sana


yakni Pulau Ternate, Ternate Selatan, Ternate Tengah, Ternate Utara, dan
Ternate Barat. Tiga Kecamatan lainnya berada di luar Pulau Ternate,
sehingga jaraknya dengan Ibukota Kota Ternate cukup jauh. Kecamatan
terjauh jaraknya yakni Kecamatan Pulau Batang Dua yang berjarak 121,6 km
dari pusat kota. Posisinya berada di Pulau Mayau dan Tifure, yang terletak di
tengah perairan Laut Maluku. Kota Ternate terdiri dari 8 Kecamatan dengan
luas daratan masing-masing di perlihatkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kota Ternate

Nomor Kecamatan Luas Daratan (Km2) Persentase (%)


1 Pulau Ternate 17,39 10,93
2 Moti 24,78 15,57
3 Pulau Batang Dua 29,03 18,24
4 Pulau Hiri 6,69 4,20
5 Ternate Selatan 20,22 12,70
6 Ternate Tengah 13,26 8,33
7 Ternate Utara 13,92 8,74
8 Ternate Barat 33,88 21,29
Total 159,17 100,00
Sumber: Kota Ternate dalam angka, 2019

Berdasarkan pada Tabel 2.1 tersebut menunjukkan bahwa Kecamatan


Ternate Barat yang memiliki luas daratan yang terbesar yaitu 33,88 km 2 atau
sebesar 21,29 %, sedangkan Kecamatan yang memiliki luas daratan yang
terkecil adalah Kecamatan Pulau Hiri dengan luas daratan sebesar 6,69 km 2.
Hutan lindung yang ada di Kota Ternate juga terbilang cukup luas yaitu
sebesar 22,05 km2, bila dibandingkan dengan beberapa Kecamatan lain yang
ada di Kota Ternate. Letak atau posisi ke 8 Kecamatan tersebut diperlihatkan
pada Gambar 2.1.

10
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Gambar 2.1
Peta Administratif Kota Ternate

2.1.1 Keadaan Iklim

Ternate memiliki iklim tropis yang sangat dipengaruhi oleh iklim laut dan
memiliki dua musim yang seringkali diselingi dengan dua kali masa
pancaroba di setiap tahunnya. Selama tahun 2017, rata-rata suhu tahunan
sebesar 27°C suhu udara terhangat mencapai 31 °C di Kota Ternate.
Sedangkan bulan terdingin terjadi pada bulan Juni dan September dengan
suhu udara sebesar 24°C. Rata-rata dalam setahun, Kota Ternate memiliki
kelembaban udara yang cukup tinggi yaitu mencapai 86% sedangkan
kelembaban udara terendah terjadi pada bulan April, Agustus dan Oktober.

11
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Udara tersejuk sepanjang tahun 2017 terjadi pada bulan Desember, dengan
kelembaban mencapai 102%. Pada tahun 2017, tekanan udara sebesar
1011,7 mb dengan tekanan udara terendah terjadi pada bulan November
sedangkan tekanan udara tertinggi terjadi pada bulan September.
Penyinaran matahari terbesar mencapai 66% pada bulan Oktober.

2.1.2 Sejarah Singkat Kota Ternate

Kota Ternate sebelumnya merupakan Kota Administratif yang berada di


bawah binaan Daerah Maluku Utara. Kemudian, melalui Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 1999 bersamaan dengan pembentukan Provinsi Maluku
Utara Kota Ternate dinaikkan statusnya menjadi Kotamadya. Sejak berdiri
dari Kota Administratif hingga meningkat status menjadi Kotamadya, secara
administratif Kota Ternate terdiri dari 3 Kecamatan dan 58 Kelurahan. Pada
tahun 2001 dimekarkan menjadi 4 Kecamatan selanjutnya tahun 2009
dimekarkan kembali menjadi 7 kecamatan. Pada tahun 2017 melalui
Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 1 Tahun 2017, Kota Ternate
berkembang menjadi 8 Kecamatan dengan Kecamatan Ternate Barat sebagai
Kecamatan baru pemekaran dari Kecamatan Pulau Ternate.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Ternate Nomor 11 Tahun 2017,


Pemerintah Kota Ternate membawahi 22 Instutisi Dinas, 6 Institusi Badan
Daerah, 1 Kantor Pendukung, 1 Inspektorat, 3 Sekretariat, 8 Kecamatan, 11
Puskesmas di Kota Ternate. Di dalamnya terdapat 4.838 Pegawai Negeri
Sipil, yang terdiri dari 61,93 persen perempuan dan selebihnya laki-laki.
Setengah dari jumlah PNS di lingkungan Pemerintah Kota Ternate
merupakan lulusan sarjana dan masih sebanyak 1496 PNS berpendidikan
SMA. Pendidikan terendah yang dimiliki PNS yaitu pendidikan sekolah dasar.
Sementara itu, ada 837 orang yang menjabat pada struktur jabatan di
seluruh intansi di bawah Pemerintah Kota Ternate, 54,48 persen diantaranya
adalah laki-laki. Tingkat Eselon IV di lingkungan Pemerintahan Kota Ternate
didominasi oleh perempuan sedangkan eselon II didominasi oleh laki-laki.

12
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

2.2 POTENSI DAN KONDISI UMUM PENANAMAN MODAL KOTA


TERNATE

Bagian ini menyajikan tentang berbagai data berkaitan dengan aspek


penanaman modal dan aspek pelayanan perizinan pada Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Ternate. Potensi
Kota Ternate berdasarkan RTRW Kota Ternate meliputi: sektor pertanian,
perikanan, pariwisata, perdagangan dan jasa. Seluruh informasi pada bagian
ini menggambarkan kondisi terkini di Kota Ternate, yaitu pada Semester I
tahun 2019. Rujukan utama penulisan bagian ini adalah Laporan Monitoring,
Evaluasi dan Pelaporan Semester I tahun 2019, Pemerintah Kota Ternate.

2.2.1 Kondisi Terkini Penanaman Modal

Data perkembangan penanaman modal yang dilaporkan adalah realiasi


investasi berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) baik oleh
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing
(PMA) yang diterima oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Kota Ternate. Data realisasi investasi berdasarkan Laporan
Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) adalah data kegiatan investasi yang
direalisasikan oleh perusahaan selama kurun waktu berjalan periode
Semester I Tahun 2019.

Realisasi investasi tersebut merupakan Jumlah Modal Kerja termasuk biaya


overhead Perusahaan dalam kurun waktu 1 (satu) Semester, dan tidak
termasuk Modal Tetap (bangunan/gedung, Mesin, Peralatan, Suku cadang
dan lain-lain). Data perkembangan penanaman modal ini tidak
menggambarkan seluruh kegiatan investasi yang ada di Kota Ternate, karena
data penanaman modal tersebut tidak termasuk investasi di sektor minyak
dan gas bumi, investasi di sektor Perbankan, Lembaga keuangan NonBank,
Asuransi, dan Investasi yang perizinannya dikeluarkan oleh instansi
teknis/sektor, Investasi Porto Folio, dan Investasi Rumah Tangga.

13
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

2.2.1.1 Perkembangan Investasi PMDN Berdasarkan Pelayanan


Perizinan dan Non Perizinan yang dikelola oleh DPMPTSP
Kota Ternate

Perkembangan realisasi investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)


untuk semester I yaitu Bulan Januari sampai dengan Bulan Juni Tahun 2019
di Kota Ternate di tampilkan dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2
Realisasi Investasi PMDN pada Semester I (Januari-Juni) Tahun 2019

Target
PERKEMBANGAN PERTAMBAHAN/BULAN (Milyar
No Uraian Rp)
UMK
PK PM PB JMLH NAKER INVESTASI (Rp)
M
1 Triwulan I 37 59 33 53 182 738 150.595.732.073 260
2 Triwulan II 14 22 9 22 67 228 870.395.733.031 260
Jumlah
51 81 42 75 249 966 1.020.991.465.104 520
Semester I
Sumber: Laporan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan DPMPTSP Semester I tahun 2019

Keterangan :
UMKM : Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
PK : Perusahaan Kecil
PM : Perusahaan Menengah
PB : Perusahaan Besar

Berdasarkan pada Tabel 2.2 menunjukkan bahwa perkembangan realisasi


investasi untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) telah mengalami
peningkatan dari Triwulan I ke Triwulan II sebesar 477,97% yaitu dari
Rp. 150.595.732.073 menjadi Rp. 870.395.733.031 dengan penyerapan
tenaga kerja sebesar 966 orang. Nilai realisasi investasi untuk PMDN pada
semester I Tahun 2019 dapat di tampilkan dalam bentuk Grafik 2.1.

14
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Grafik 2.1
Nilai Realisasi Investasi Semester I Tahun 2019

1,200,000,000,000

1,000,000,000,000

800,000,000,000

600,000,000,000

400,000,000,000

200,000,000,000

0
T.W. I T.W. II Semester I Target

Total realisasi investasi pada semester I Tahun 2019 telah mengalami


surplus dari target yang ditetapkan dari Rp. 520.000.000.000 menjadi
Rp. 1.020.991.465.104 atau mengalami peningkatan sebesar 96,34%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa gairah pada pengusaha terus meningkat dalam
melakukan investasi, baik itu pada sektor UMKM, PK, PM maupun PB. Dari
sektor tenaga kerja juga telah mengalami peningkatan dari 207 orang pada
semester I Tahun 2018 meningkat menjadi 966 orang atau sebesar
366,67%.

Perkembangan realisasi investasi untuk PMDN pada semester I Tahun 2019


telah mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Tahun 2018 pada
semester yang sama. Realisasi investasi PMDN untuk semester I pada Tahun
2018 di tampilkan pada Tabel 2.3.

15
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Tabel 2.3
Realisasi Investasi PMDN pada Semester I (Januari-Juni) Tahun 2018

Target
N PERKEMBANGAN PERTAMBAHAN/BULAN (Milyar
Uraian
o Rp)
UMKM PK PM PB JMLH NAKER INVESTASI (Rp)
1 Triwulan I 38 52 39 83 212 220 199.483.309.781 260

2 Triwulan II 30 49 32 55 166 199 981.132.150.547 260


Jumlah
68 101 71 138 378 207 1.180.615.460.328 520
Semester I
Sumber: Laporan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan DPMPTSP Semester I tahun 2018

2.2.1.2 Realisasi Investasi PMDN per Sektor

Realisasi investasi PMDN selama semester I Tahun 2019 sebesar


Rp. 1.020.991.465.104 dengan jumlah perusahaan sebanyak 250 dan
mampu menyerap tenaga kerja Indonesia sebanyak 972 orang. Realisasi
investasi PMDN per sektor Tahun 2019 di tampilkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Realisasi Investasi PMDN per Sektor Semester I tahun 2019

Penyerapan
Lokasi
No Jumlah Perusahaan Nilai Investasi (Rp) Tenaga Kerja Ket
Kota Indonesia Asing
1 Ternate 250 1.020.991.465.104 972 -

Jumlah 250 1.020.991.465.104 972 -

2. Berdasarkan Sektor Usaha


Penyerapan
Jumlah Nilai Investasi
No Sektor Tenaga Kerja Ket
Usaha (Rp)
Indonesia Asing
I. Sektor Primer - - -

II. Sektor Sekunder 4 2.500.000.000 85 -


1 Industri Pertambangan 2 2.000.000.000 3 -
2 Industri furniture dari Kayu 1 200.000.000 2 -
3 Industri furniture dari Logam 1 300.000.000 80 -
III. Sektor Tersier 246 1.018.491.465.104 887 -
1 Perdagangan 86 22.506.249.290 276 -
2 Jasa lain 5 21.312.301.504 55 -
3 Jasa Konstruksi 98 72.606.324.594 177 -
4 Biro perjalanan wisata & lainnya 1 55.000.000 2 -
5 Jasa angkutan laut 5 602.540.000 51 -
6 jasa instalasi telekomunikasi 1 980.000.000 4 -
7 Jasa konsultan 2 818.000.000 13 -
8 Jasa restoran, Rumah Makan & 8 646.000.000 36 -
cafe

16
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

9 Jasa kurir 1 5.000.000.000 5 -


10 Jasa Pengurusan Transportasi 4 7.371.930.000 13 -
11 Jasa perbankan 2 53.230.649.436 35 -
Penyerapan
Jumlah Nilai Investasi
No Sektor Tenaga Kerja Ket
Usaha (Rp)
Indonesia Asing
12 Perumahan 2 53.500.000 6 -
13 Pangkalan Minyak Tanah 2 27.400.000 2 -
14 Aktivitas Kebandarudaraan 1 1.488.500.000 120 -
15 Jasa penunjang fasilitas 2 429.363.294 4 -
16 Jasa arsitektur 4 1.599.500.000 6 -
17 Jasa hotel 1 500.000.000 8 -
18 Jasa perburuan dan penangkapan 1 120.000.000 1 -
satwa liar lainnya
19 Aktivitas penyiaran dan 1 158.550.000 3 -
pemrogaman televisi oleh swasta
20 Jasa boga 3 1.250.000.000 27 -
21 Jasa koperasi simpan pinjam 2 984.106.986 8 -
22 Jasa konstruksi elektrikal dan 1 1.806.550.000 2 -
mekanikal
23 Jasa keamanan swasta 1 2.100.000.000 5 -
24 Aktivitas pelayanan kepelabunan 1 6.000.000.000 5 -
laut
25 Jasa informasi dan penerbitan 2 101.500.000 10 -
surat kabat
26 Jasa penyedia akomodasi/kos- 6 1.161.000.000 6 -
kosan
27 Jasa asuransi non jiwa 2 814.981.000.000 5 -
konvensional
28 Jasa inspeksi periodic 1 500.000.000 2 -
Sumber: Laporan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan DPMPTSP Semester I tahun 2019

Berdasarkan pada Tabel 2.4 menunjukkan bahwa realisasi investasi PMDN


pada semester I Tahun 2019 yang terealisasi pada sektor sekunder dan
tersier, sedangkan pada sektor primer belum ada yang terealisasi. Dari
kedua sektor tersebut masih didominasi pada sektor jasa asuransi non jiwa
konvensional sebesar Rp. 814.981.000.000 atau sebesar 79,82 % dari total
realisasi investasi. Kemudian diikuti pada sektor jasa konstruksi sebesar
Rp. 72.606.324.594 atau sebesar 7,11 %. Sementara sektor yang paling
rendah dalam realisasi investasi adalah sektor pangkalan minyak tanah
sebesar Rp. 27.400.000 atau sebesar 0,003 %.

2.2.1.3 Perkembangan Investasi PMA Berdasarkan LKPM

Perkembangan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) berdasarkan data


yang di Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Kota Ternate bahwa
investasi PMA di Kota Ternate pada semester I tahun 2019 belum ada yang

17
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

masuk realisasi Investasi PMA dikarenakan belum adanya perusahaan asing


baru yang melakukan usaha di kota Ternate selama Priode semester I tahun
2019. Target investasi PMA Tahun 2019 Kota Ternate belum dicantumkan
secara terinci dan masih mengacuh pada Realisasi investasi PMDN.

2.2.2 Pelayanan Perizinan

Pelaksanaan pelayanan perizinan usaha di Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Ternate berdasarkan pada Peraturan
Walikota Ternate Nomor 4 Tahun 2019 tentang perubahan kedua atas
Peraturan Walikota Ternate nomor 41 Tahun 2017 tentang pendelegasian
kewenangan pelayanan perizinan dan non perizinan kepada Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Ternate.
Pelayanan perizinan dan non perizinan berdasarkan pada Peraturan Walikota
Ternate tersebut dituangkan dalam Tabel 2.5.
Tabel 2.5
Jenis Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan pada
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Ternate

No Sektor Bidang Jenis izin Keterangan


1 Pertanian Pertanian Izin usaha peternakan Izin usaha
Izin pemasukan dan
pengeluaran hewan
Izin usaha
ternak dan hasil
hewan ternak
Izin pemotongan
Izin usaha
ternak/jagal hewan
Tanda daftar usaha
Izin usaha
peternakan rakyat
2 Lingkungan Lingkungan hidup Izin lingkungan hidup Izin usaha
hidup dan Surat pernyataan
kehutanan kesanggupan
pengelolaan dan
Izin usaha
pemantauan
lingkungan hidup
(SPPL)
Pengelolaan limbah Izin pengelolaan
bahan berbahaya limbah bahan
dan beracun (limbah berbahaya dan Izin usaha
B3) untuk usaha beracun
jasa
Pengelolaan limbah Izin operasional Izin
bahan berbahaya pengelolaan limbah komersial/operasional
dan beracun (limbah bahan berbahaya dan

18
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

B3) untuk penghasil beracun


Pembuangan air Izin pembuangan air Izin
limbah limbah komersial/operasional
No Sektor Bidang Jenis izin Keterangan
3 Pekerjaan Pekerjaan umum Izin usaha jasa
Izin usaha
umum dan dan penataan ruang konstruksi
penataan ruang Izin mendirikan
Izin usaha
bangunan
Sertifikat layak Izin
fungsi/izin layak huni komersial/operasional
Izin prinsip penataan
Izin usaha
ruang (IPPR)
Penanaman modal Izin usaha
pembangunan dan Izin usaha
pengusaha properti
Izin usaha bidang
Izin usaha
perumahan
4 Perumahan Perumahan rakyat Izin penyelenggaraan
Izin usaha
rakyat Kawasan Kawasan reklame (IPR)
permukiman permukiman dan Izin pemasangan alat
dan pertanahan pertanahan peraga kampanye Izin usaha
pemilu
5 Koperasi dan Koperasi dan UMKM Izin koperasi simpan
Izin usaha
UMKM pinjam
Izin usaha mikro dan
Izin usaha
kecil
Izin pembukaan
Izin usaha
kantor cabang
6 Pariwisata Usaha daya Tarik Tanda daftar usaha Izin usaha
wisata pariwisata
Usaha Kawasan
pariwisata
Usaha jasa
transportasi wisata
Usaha jasa
perjalanan wisata
Usaha jasa makanan
dan minuman
Usaha penyediaan
akomodasi
Usaha
penyelenggaraan
kegiatan hiburan
dan rekreasi
Usaha
penyelenggaraan
pertemuan,
perjalanan insentif,
konfrensi dan
pameran
Usaha jasa informasi
pariwisata
Usaha jasa

19
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

konsultan pariwisata
Usaha jasa
pramuwisata
No Sektor Bidang Jenis izin Keterangan
7 Pendidikan Pendidikan Izin pendirian
Izin
program atau satuan
komersial/operasional
Pendidikan formal
Izin penyelenggaraan
Izin
satuan Pendidikan non
komersial/operasional
formal
8 Perindustrian Perindustrian Izin usaha industri Izin usaha
Izin perluasan Izin usaha
Izin usaha Kawasan
Izin usaha
industry
9 Perdagangan Perdagangan dalam Surat izin usaha
Izin usaha
negeri perdagangan (SIUP)
Izin usaha
perdagangan
Izin usaha
minuman beralkohol
(SIUP-MB)
Izin usaha toko
Izin usaha
swalayan (IUTS)
Izin usaha pusat
Izin usaha
perbelanjaan (IUPP)
Tanda daftar
Izin usaha
perusahaan (NIB)
Tanda daftar waralaba
Izin usaha
(STPW)
Tanda daftar Gudang
Izin usaha
(TDG)
10 Ketenaga- Ketenagakerjaan Izin usaha Lembaga
kerjaan penempatan tenaga Izin usaha
kerja swasta (LPTKS)
Izn Lembaga
Izin usaha
pelatihan kerja (LPK)
IMTA (pengesahan
Izin usaha
RPTKA)
11 Pertanahan Badan Pertanahan Izin lokasi
Izin usaha
Nasional
12 Perhubungan Darat Izin penyelenggaraan
Izin usaha
angkutan orang
Persetujuan
Izin
penyelenggaraan
komersial/operasional
terminal barang
Persetujuan hasil
Izin
Analisa dampak lalu
komersial/operasional
lintas
13 Kesehatan Rumah sakit Izin mendirikan rumah
Izin usaha
sakit
Izin operasional Izin
rumah sakit komersial/operasional
Klinik Izin operasional klinik Izin
komersial/operasional

20
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Apotek Izin apotek Izin usaha

No Sektor Bidang Jenis izin Keterangan


13 Kesehatan Laboratorium Izin operasional
Izin
laboratorium klinik
komersial/operasional
umum dan khusus
Alat kesehatan dan Izin toko alat
perbekalan kesehatan Izin
kesehatan rumah komersial/operasional
tangga
Took obat Izin toko obat Izin usaha
Izin operasional optik
Izin operasional
kaca mata
Izin operasional
pengobatan Izin operasional
tradisional empiris
Izin operasional
Izin operasional
puskesmas
Izin operasional klinik
Izin operasional
pisioterapi
Izin operasional klinik
Izin operasional
rontgen
Izin praktek dokter
Izin usaha
spesialis
Izin praktek dokter
Izin usaha
umum
Izin praktek dokter
Izin usaha
gigi
Izin praktek bidan Izin usaha
Izin praktek tukang
Izin usaha
gigi
Izin kerja apoteker Izin usaha
Izin kerja tenaga
Izin usaha
kesehatan
Izn rumah bersalin Izin usaha
Izin balai kesehatan
Izin usaha
ibu dan anak
Izin praktek tenaga
teknis kefarmasin Izin usaha
(SIPTTK)
14 Layanan non Layanan non Retribusi
-
perizinan perizinan persampahan
Retribusi pemadam
-
kebakaran
Pajak reklame -
Sumber: Peraturan Walikota Ternate nomor 4 Tahun 2019

21
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Berdasarkan pada Tabel 2.5 menunjukkan bahwa jenis layanan perizinan


terdiri dari 13 sektor dan 32 bidang serta 63 jenis izin usaha. Sedangkan
jenis layanan non perizinan sebanyak 3 jenis izin. Keseluruhan jenis izin
usaha yang dikeluarkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu tersebut dikenakan pajak daerah yang penyetorannya
pada Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah (BP2RD).

2.3 KONTRIBUSI PENANAMAN MODAL BAGI PEMBANGUNAN KOTA


TERNATE

Investasi diyakini memiliki kontribusi sebagai penggerak perekonomian suatu


daerah. Secara makro, investasi juga berperan sebagai salah satu komponen
dari pendapatan daerah. Secara sederhana dapat dikatakan jika investasi
naik, maka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) cenderung meningkat.
Atau sebaliknya, jika investasi turun, PDRB cenderung menurun.

Kota Ternate diberkahi dengan letaknya yang strategis sebagai pintu masuk
Maluku Utara, yang menyebabkan Kota Ternate secara konsisten tampil
sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku Utara. Di Kota
Ternate, investasi merupakan faktor penting yang memainkan peran
strategis terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Ketika investor
melakukan kegiatan penanaman modal, selanjutnya diikuti dengan
pembelian barang-barang yang digunakan untuk kegiatan produksi sehingga
menghasilkan barang dan jasa di masa yang akan datang.

Penanaman Modal yang masuk di Kota Ternate memberikan manfaat bagi


peningkatan pemanfaat sumber daya yang tersedia. Masuknya modal selain
untuk mengisi kekurangan dari sisi modal juga berperan sebagai katalisator
dalam peningkatan produksi barang dan jasa dengan mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Sumber daya manusia,
ketersediaan lahan, dan modal daerah menjadi lebih produktif dengan

22
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

masuknya investasi terlebih dengan adanya alih teknologi dan transfer


keahlian.
Investasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat lokal
karena memberikan perubahan sosial, ekonomi dan budaya. Setiap Investor
di Kota Ternate berkewajiban untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif atas kehadirannya di tengah-tengah
masyarakat. Adanya Coorporate Social Responsibility (CSR) sebagai
tanggung jawab sosial setiap perusahaan terhadap masyarakat, cukup
memberikan manfaat dalam pengembangan masyarakat. Setiap program
pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan sangat
ditunggu-tunggu oleh masyarakat, karena program yang dilaksanakan
disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Untuk menjaga keberlangsungan Pembangunan, Pemerintah Daerah sebagai


fasilitator mempertegas kewajiban dan tanggung jawab yang harus dipenuhi
oleh setiap penanam modal, diantaranya penerapan prinsip tata kelola
perusahaan yang sehat, memberikan penghormatan atas tradisi budaya
masyarakat, melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan. tanggung
jawab lingkungan, pemenuhan hak tenaga kerja serta kepatuhan pada
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Di samping penegasan
atas kewajiban Penanam Modal, Pemerintah Daerah juga memberikan
berbagai kemudahan untuk menarik investor dan mendukung percepatan
berusaha. Oleh karena itu kebijakan daerah yang pro-investasi terus
didorong agar pertumbuhan ekonomi kian menggeliat. Meningkatnya
investasi akan meningkatkan produktivitas sumber daya yang tersedia,
membuka lapangan kerja, meningkatkan kapasitas dan kemampuan
teknologi sehingga meningkatkan daya saing daerah, meningkatkan
pembangunan ekonomi berkelanjutan, mendorong pembangunan ekonomi
kerakyatan, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

23
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

2.4 KONDISI KELEMBAGAAN PENANAMAN MODAL DI KOTA TERNATE

Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan norma-norma baik formal


maupun informal sebagai pedoman untuk mengatur perilaku segenap
anggota masyarakat baik dalam kegiatan sehari-sehari maupun dalam
usahanya mencapai suatu tujuan tertentu. Lembaga-lembaga bentukan
pemerintah lebih sering disempurnakan agar mampu berfungsi sebagai
tumpuan untuk menunjang terciptanya pembangunan yang mantap serta
sesuai dengan iklim pembangunan pertanian dan pedesaan (Hanafie, 2010).
Sedangkan menurut (Nugroho, 2010) bahwa kelembagaan diartikan sebagai
aturan main, norma-norma, larangan-larangan, kontrak, kebijakan dan
peraturan atau perundangan yang mengatur dan mengendalikan perilaku
individu dalam masyarakat atau organisasi untuk mengurangi ketidakpastian
dalam mengontrol lingkungannya serta menghambat munculnya perilaku
oportunis dan saling merugikan sehingga perilaku manusia dalam
memaksimumkan kesejahteraan individualnya lebih dapat diprediksi. Definisi
tersebut mengimplikasikan 2 komponen penting dalam kelembagaan, yaitu
aturan main (rules of the game) dan organisasi (players of the game).
Keduanya sulit dipisahkan karena organisasi dapat berjalan apabila aturan
main mengizinkan atau memungkinkan, sebaliknya aturan main disusun,
dijalankan, dan ditegakkan oleh organisasi.

Penguatan kelembagaan sangat penting dalam pelayanan perizinan,


sebagaimana hasil studi KPPOD untuk mengadvokasi kebijakan dan
memberikan asistensi penguatan kapasitas implementasi di daerah. Sasaran
perbaikan dalam birokrasi perizinan adalah simplifikasi persyaratan dan jenis
izin, penguatan kelembagaan PTSP, pelayanan perizinan terintegrasi, serta
kejelasan kebijakan tata ruang. Peta perbaikan birokrasi perizinan yang
dibuat oleh KPPOD di tampilkan dalam Tabel 2.6.

24
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Tabel 2.6
Peta Perbaikan Birokrasi Perizinan

Bentuk
Agenda Advokasi KPPOD Sasaran Perbaikan
Reformasi
Penyederhanaan Perizinan Paket Kebijakan Paket kebijakan ekonomi XII ini
 Penyederhanaan perizinan Ekonomi Pemerintah telah menerbitkan dua
melalui deregulasi (PKE) XII regulasi dan satu surat edaran.
penggabungan SIUP-TDP a. Permendag No. 14 Tahun 2016
 Penyederhanaan seluruh Penerbitkan SIUPTDP secara
regulasi sektoral menjadi simultan dalam waktu 2 hari
izin usaha b. Permen PUPR 6/2016 Penerbitan
 Mendorong pemerintah IMB (khusus bangunan
daerah menerbitkan sederhana 1 lantai: 3 hari kerja,
Rencana Tata Ruang dan dan bangunan sederhana 2
Wilayah (RTRW) lantai 4 hari kerja)
 Menyederhanakan c. Surat Edaran Menteri PUPR
prosedur-prosedur verifi 10/2016.
kasi dan validasi yang d. Percepatan waktu penerbitan
melibatkan persetujuan IMB dan SLF untuk bangunan
tetangga, RT, RW, Gudang UMKM seluas 1.300 m2
Kelurahan dan Kecamatan
Penguatan Kelembagaan PTSP Penguatan Kebijakan penguatan kelembagaan
 Mendorong penguatan Kelembagaan PTSP dilakukan dengan PP No. 18
kelembagaan PTSP dalam PTSP Tahun 2016 tentang Perangkat
nomenklatur dinas. Daerah. PP tersebut menguatkan
PTSP menjadi Dinas Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP)
Reformasi Regulasi dan Percepatan Dua tahap yang dimandatkan
Penguatan NSPK Pelaksanaan dalam Perpres No. 91 Tahun 2017,
 Mendorong pemerintah Kemudahan yakni:
melakukan reformasi Berusaha a. Tahap I
regulasi dan mengadopsi 1. Pembentukan Satuan Tugas
metode regulatory impact (Satgas) untuk pengawalan
assessment (RIA) dan penyelesaian hambatan
 Mendorong pemerintah perizinan dalam pelaksanaan
menerbitkan Norma berusaha (end to end).
Standar Prosedur dan 2. Penerapan perizinan checklist
Kriteria (NSPK) untuk pada KEK, FTZ, Kawasan
penyelenggaraan Industri, dan Kawasan
pelayanan perizinan di Pariwisata
daerah. 3. Penerapan perizinan dengan
penggunaan data sharing
b. Tahap II

25
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

1. Reformasi peraturan perizinan


berusaha
2. Penerapan Sistem Perizinan
Berusaha Terintegrasi (Single
Submission)
Bentuk
Agenda Advokasi KPPOD Sasaran Perbaikan
Reformasi
Integrasi pelayanan perizinan Pelayanan Pembentukan Lembaga OSS
Perizinan (Online Single Submission),
Terintegrasi merupakan bagian dari langkah
(Online Single reformasi birokrasi perizinan
Submission/ berdasarkan Perpres No.91/2017.
OSS) Pembentukan lembaga OSS ini
ditindaklanjuti dengan melahirkan
PP No.24/2018 tentang Pelayanan
Perizinan Usaha Secara
Terintegrasi Secara Elektronik.
Lembaga OSS dibentuk sebagai
bagian dari kebijakan system
perizinan usaha terintegrasi yang
melibatkan pemerintah pusat dan
daerah (Provinsi dan Kab/Kota).
Selain pembentukan OSS, di dalam
PP ini juga mengatur tentang
penyederhanaan perizinan sectoral
yang kemudian digabung dan
dihapus.
Sumber: KPPOD, April-Juni 2018

Layanan perizinan masih menjadi tantangan utama dalam peningkatan


efisiensi bisnis dan daya saing ekonomi Indonesia. Panjangnya prosedur,
waktu dan syarat telah menimbulkan biaya transaksi dan resiko
ketidakpastian bisnis yang serius. Untuk memasuki tahapan reformasi
berikutnya, pemerintah perlu memperhatikan dua elemen strategis, yakni
regulasi (dan upaya deregulasi) maupun birokrasi (dan upaya
debirokratisasi). Permasalahan regulasi yang tertuang dalam kebijakan
reformasi birokrasi perizinan sepatutnya segera diselesaikan dengan
menyusun undang-undang payung yang dapat mengakomodir agenda
reformasi. Kelahiran UU yang mengatur closed-list system perizinan harus
menjadi bagian dari agenda penyusunan strategi besar reformasi regulasi
atau deregulasi perizinan.

26
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Selain itu, aspek birokrasi juga perlu diperhatikan. Di tahap awal, dibutuhkan
perencanaan yang lebih komprehensif dan holistik terkait reformasi birokrasi
atau debirokratisasi, yang melibatkan daerah dan dapat terukur capaiannya.
Lalu, sebagai bagian integral dalam reformasi kelembagaan guna mencapai
efisiensi business process layanan perizinan, desain sistem elektronik perlu
dilakukan dengan pengintegrasian data-data perizinan dalam format satu
data dan mendorong implementasi one map di daerah.

Jika langkah di atas dilakukan secara sistematis dan konsisten tentunya


tujuan reformasi perizinan usaha akan tercapai. Reformasi aspek regulasi
dan birokrasi berpengaruh sangat signifikan dalam tata kelola layanan
perizinan usaha untuk membangun kapasitas nasional yang berdaya saing
ekonomi.

Penguatan Kelembagaan PTSP Kota Ternate dalam melayani perizinan sudah


berjalan dengan baik, sebagaimana yang dilansir oleh Badan Koordinasi
Penanaman Modal Republik pada tanggal 12 Juli 2018 di Jakarta, bahwa
Indonesia terus mendorong daerah dalam memberikan standar pelayanan
yang lebih baik kepada investor di Indonesia dengan penganugerahan
Investment Award kepada PTSP Terbaik Tingkat Provinsi, Kabupaten dan
Kota/KEK/KPBPB. Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong mengumumkan
dan menganugerahkan Investment Award kepada 20 PTSP Terbaik untuk
tingkat Kabupaten, 10 PTSP Terbaik tingkat Kota/KEK/KPBPB dan 10 PTSP
Terbaik tingkat Provinsi setelah melakukan survey terhadap 565 PTSP.

Secara berjenjang, setelah melalui seleksi tahapan Uji Pemaparan terhadap


40 (empat puluh) Nominee Penyelenggara PTSP di atas, Tim Penilai
menetapkan 15 (lima belas) Nominee Penyelenggara PTSP yang berhasil
memperoleh hasil penilaian tertinggi untuk kategori: 5 (lima) nominee
Provinsi, 5 (lima) nominee Kabupaten, dan 5 (lima) nominee
Kota/KEK/KPBPB. Kemudian Tim Penilai melakukan Uji Petik langsung ke
lokasi Kantor PTSP Daerah tersebut untuk menentukan 9 Penyelenggara
PTSP yang memiliki nilai tertinggi dengan kategori peringkat 1, 2, 3 PTSP

27
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

terbaik di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota/KEK/KPBPB. Kegiatan ini


seluruhnya dilakukan selama 5 bulan sejak Bulan Maret sampai dengan
Bulan Juli 2018.
BKPM mengucapkan selamat bekerja kepada ke-40 PTSP Daerah Terbaik,
dan semoga penghargaan ini bisa mendorong peningkatan pelayanan
perizinan penanaman modal dan percepatan pelaksanaan kemudahan
berusaha di daerah, serta memotivasi PTSP lainnya di seluruh Indonesia
untuk memperbaiki layanan perizinan dan nonperizinan daerah yang
semuanya akan bermuara pada satu tujuan untuk peningkatan ekonomi
daerah, membuka lowongan pekerjaan dan meningkatkan daya saing.

Dalam melakukan penilaian dan pemeringkatan, BKPM bekerjasama dengan


beberapa Kementerian/Lembaga Non Kementerian lainnya, yaitu: Kemenko
Perekonomian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PAN-RB, Setwapres,
Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian
Keuangan, Kementerian PPN/Bappenas, Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) dan Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah
(KPPOD). Thomas menyampaikan bahwa pemenang penyelenggara
Pelayanan Terpadu Satu Pintu kategori Provinsi Terbaik tahun 2018 adalah
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu dari Provinsi
Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, serta yang ketiga Provinsi DKI Jakarta.
Untuk kategori Kota adalah Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kota
Pekanbaru, Kota Surakarta, serta Kota Semarang.

Sedangkan kategori Kabupaten adalah Dinas Penanaman Modal dan PTSP


Kabupaten Siak, Kabupaten Sragen, serta Kabupaten Pinrang. “Untuk
penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu wilayah Timur Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu, Kota Kupang, Kota Ternate,
dan Kabupaten Jayapura. Dalam rangka kualifikasi kelembagaan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu daerah, penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan
Penanaman Modal Daerah serta mendorong peningkatan kualitas layanan
kepada investor di daerah, yang sejalan dengan amanat Pemerintah melalui

28
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Peraturan Presiden No. 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan


Berusaha, maka pada tahun 2018 Badan Koordinasi Penanaman Modal
kembali menyelenggarakan kegiatan kualifikasi Pemeringkatan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu terkait layanan perizinan dan nonperizinan penanaman
modal daerah. BKPM melakukan survey terhadap 565 PTSP di seluruh
Indonesia, yang terdiri dari: 34 Provinsi, 416 Kabupaten, 98 kota, 12
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan 5 Kawasan Perdagangan Bebas dan
Pelabuhan Bebas (KPBPB).

Kegiatan Kualifikasi Pemeringkatan PTSP dilakukan untuk memotret kondisi


faktual PTSP daerah, mengukur penyelenggaraan perizinan dan nonperizinan
penanaman modal daerah untuk meningkatkan mutu pelayanan publik,
melihat kesiapan PTSP daerah menyongsong pelayanan Perizinan
Terintegrasi Secara Elektronik (OSS: Online Single Submission) dan
mengetahui kondisi Satgas Percepatan Pelaksanaan Berusaha di Daerah.
Kegiatan ini dilakukan melalui proses survey lapangan yang dilakukan BKPM
bekerjasama dengan PT Surveyor Indonesia. PTSP Peringkat 1, 2, 3 Terbaik
dan Penerima Special Award:

Pertama: Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu “PROVINSI” Terbaik


tahun 2018:
1. Peringkat Pertama. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, Provinsi Jawa Tengah.
2. Peringkat Kedua. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Provinsi Jawa Timur.
3. Peringkat Ketiga. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Provinsi DKI Jakarta.

Kedua: Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu “KOTA” Terbaik tahun


2018:
1. Peringkat Pertama. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, Kota Pekanbaru.

29
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

2. Peringkat Kedua. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu


Pintu, Kota Surakarta.
3. Peringkat Ketiga. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Kota Semarang.
Ketiga: Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu “KABUPATEN” Terbaik
tahun 2018:
1. Peringkat Pertama. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu, Kabupaten Siak.
2. Peringkat Kedua. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Kabupaten Sragen.
3. Peringkat Ketiga. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu, Kabupaten Pinrang.
Keempat: Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu “WILAYAH TIMUR”
Terbaik yang meliputi: Nusa Tenggara Timur, Maluku, Maluku Utara dan
Papua Terbaik Tahun 2018:
1. Wilayah Nusa Tenggara Timur. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu, Kota Kupang.
2. Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Kota Ternate.
3. Wilayah Papua dan Papua Barat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu, Kabupaten Jayapura.

Berdasarkan pada hasil yang diraih Kota Ternate sebagai Penyelenggara


Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan memperoleh predikat terbaik kedua di
Indonesia bagian timur, menunjukkan bahwa kelembagaan Kota Ternate
berada pada kategori baik dan kondusif untuk berinvestasi. Hal ini dapat
mendorong para investor nasional maupun para investor dari luar negeri
untuk dapat melakukan investasi di kota Ternate.

2.5 ISU STRATEGIS TERKAIT PENANAMAN MODAL DI WILAYAH KOTA


TERNATE

30
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

Isu yang sedang berkembang di masyarakat merupakan kondisi atau hal


yang harus diperhatikan karena dampaknya yang signifikan bagi masyarakat.
Diperlukan pengidentifikasikan dan respon yang efektif terhadap isu-isu
tersebut. Isu strategis diartikan sebagai suatu kondisi atau kejadian penting
atau keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak
dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang
bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat
kelembagaan/ keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan
datang.

Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis
dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut 1) Memiliki
pengaruh yang besar/signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan;
2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3) Luasnya
dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya ungkit untuk
pembangunan daerah; dan 5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk
dikelola.

Salah satu cara untuk memperoleh fenomena isu yang sedang berkembang
di masyarakat Kota Ternate, maka kami menelusuri dokumen tentang peta
investasi Kota Ternate. Berdasarkan hasil penelusuran dokumen tersebut
maka didapatkan fenomena isu yang sedang berkembang di masyarakat
Kota Ternate, yaitu:

(1) Kecamatan Pulau Batang Dua. Jenis komoditi terdiri dari:


a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kimia dan bahan bangunan
3) Logam, elektronika dan kerajinan
4) Perikanan
b. Bidang perkebunan meliputi:

31
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

1) Perkebunan kelapa
2) Perkebunan pala
c. Bidang peternakan meliputi: Peternakan ayam

(2) Kecamatan Moti. Jenis komoditi terdiri dari:


a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kerajinan umum
b. Bidang perkebunan meliputi: perkebunan pala
c. Bidang peternakan meliputi:
1) Peternakan ayam kampung
2) Peternakan kambing
(3) Kecamatan Pulai Hiri. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Logam dan elektronik
3) Kerajinan umum
b. Bidang perkebunan meliputi: perkebunan kelapa
(4) Kecamatan Ternate Barat. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kimia dan bahan bangunan
3) Kerajinan umum
b. Bidang pariwisata meliputi: wisata alam
c. Bidang peternakan meliputi: peternakan ayam kampung
(5) Kecamatan Ternate Utara. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kimia dan bahan bangunan
3) Logam, elektronika dan kerajinan

32
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

b. Bidang perikanan meliputi: Tempat Pelelangan Ikan (TPI)


c. Bidang pariwisata meliputi: wisata sejarah
d. Bidang peternakan meliputi:
1) Peternakan ayam kampung
2) Peternakan kambing
(6) Kecamatan Ternate Tengah. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kimia dan bahan bangunan
3) Logam, elektronika dan kerajinan
b. Bidang pariwisata meliputi:
1) Wisata sejarah
2) Wisata alam
(7) Kecamatan Ternate Selatan. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Kimia dan bahan bangunan
3) Logam, elektronika dan kerajinan
b. Bidang perikanan meliputi: Tempat Pelelangan Ikan (TPI)
c. Bidang pariwisata meliputi:
1) Wisata sejarah
2) Wisata alam
d. Bidang peternakan meliputi: peternakan ayam kampung dan ayam
ras
(8) Kecamatan Pulau Ternate. Jenis komoditi terdiri dari:
a. Bidang industri meliputi:
1) Pangan, sandang dan kulit
2) Logam dan elektronika
b. Bidang perikanan meliputi: pabrik rumput laut
c. Bidang perkebunan meliputi:
1) Perkebunan pala

33
Naskah Akademik : Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM)
Kota Ternate Tahun 2019-2025_________________________________________________________________

2) Perkebunan cengkeh
d. Bidang peternakan meliputi: peternakan ayam kampung

34

Anda mungkin juga menyukai