Anda di halaman 1dari 13

Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Tarakan terletak pada 117°34' Bujur Barat dan 117°38' Bujur Timur
dan berada pada 3°19' Lintang Utara dan 3°20' Lintang Selatan, serta
mempunyai luas 657,33 km² yang terdiri dari daratan seluas 250,8 km² (38,2%)
dan lautan seluas 406,53 km² (61,8%).
Kota Tarakan berbatasan dengan pesisir pantai Kecamatan Pulau Bunyu
(Kabupaten Bulungan) di bagian utara, Laut Sulawesi dan pesisir pantai
kecamatan Tanjung Palas (Kabupaten Bulungan) di sebelah selatan. Di sebelah
timur berbatasan dengan Kecamatan Pulau Bunyu (Kabupaten Bulungan) dan
Laut Sulawesi, serta di sebelah barat berbatasan dengan pesisir pantai
Kecamatan Sesayap (Kabupaten Bulungan). Suhu udara minimum rata-rata
24,70 C dan maximum 32,80 C dengan kelembaban udara rata-rata 79,67%,
serta tekanan udara rata-rata mencapai 1.009,96 Mbs dan curah hujan rata-rata
274,21 mm/bulan.
Kota Tarakan memiliki posisi yang strategis bagi Kalimantan Utara, yaitu
sebagai penggerak pertumbuhan Wilayah Utara dan pintu gerbang utama. Selain
merupakan pusat transit perdagangan antar pulau di wilayah utara Kalimantan,
Tarakan juga menjadi pusat transit perdagangan antara Indonesia – Malaysia
dan Filipina. Jumlah penduduk Kota Tarakan menunjukkan tren yang terus
meningkat. Pada tahun 2008 berjumlah 162.189 jiwa, sedangkan tahun 2012
meningkat menjadi 212.100, yang berarti dalam kurun waktu 2008-2012 telah
terjadi pertumbuhan sebesar 30.77% atau sebesar 7,69% per tahun dengan
tingkat kepadatan penduduk mencapai 848 jiwa/km².
Persebaran penduduk Kota Tarakan tidak merata atau terjadi
ketimpangan persebaran, dimana penduduk banyak terkonsentrasi pada daerah
yang memiliki aktivitas perekonomian yang tinggi dan sarana sosial serta
infrastruktur yang lebih lengkap seperti kecamatan Tarakan Barat. Hal ini
ditunjukan dari tingkat kepadatan yang mencapai 2.665 jiwa/km², sementara
kecamatan Tarakan Utara hanya 221 jiwa/km². Luas daratan yang terbatas dan
perkembangan jumlah penduduk yang cepat menjadi kendala dan tantangan
bagi Pemerintah Kota dalam menyediakan lahan untuk permukiman dan sarana
sosial dan ekonomi dikemudian hari.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-1


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sejak tahun 1982 Tarakan berstatus sebagai Kota Administratif, dimana


sebelumnya berstatus sebagai ibu kota Kecamatan Tarakan (Kabupaten
Bulungan). Pada tanggal 15 Desember 1997, status Tarakan ditingkatkan
menjadi Kotamadya Dati II Tarakan berdasarkan Undang-undang RI Nomor 29
tahun 1997 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Tarakan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, Kota Tarakan telah melakukan pemekaran wilayah administrasi
pemerintahan dari 3 kecamatan menjadi 4 kecamatan dengan jumlah 20
kelurahan dan Kotamadya Daerah Tingkat II berubah menjadi Pemerintah Kota
Tarakan.
Visi Pembangunan Kota yaitu mewujudkan Tarakan sebagai kota
perdagangan, jasa, industri, perikanan dan pariwisata, yang didukung oleh
sumber daya manusia serta infrastruktur yang handal dan berwawasan
lingkungan. Guna mewujudkan visi pembangunan tersebut maka misi
pembangunan yang harus dilaksanakan adalah Melaksanakan pengembangan
dan pembangunan kawasan perdagangan, industri, perikanan dan pariwisata;
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumberdaya manusia;
Melaksanakan peningkatan, pembangunan dan pengembangan infrastruktur;
Melaksanakan pengembangan dan pembangunan lingkungan hidup.
Penyelenggaraan infrastruktur Bidang Cipta Karya, sesuai dengan
amanat Undang-undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan
Peraturan Pemerintah No. 38 tahun 2004 Tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan
Pemerintahan Daerah Kota, merupakan tanggung jawab bersama, antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kota, yang
diselenggarakan bersama dengan masyarakat dan dunia usaha. Pemerintah
Pusat berperan dalam pengaturan, pembinaan, dan pengawasan, sedangkan
Pemerintah Provinsi dan Kota memiliki peran yang lebih besar dalam
pelaksanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. Dengan kerjasama
berbagai stakeholders pembangunan Bidang Cipta Karya, diharapkan 3 (tiga)
Strategic Goals Kementrian Pekerjaan Umum dapat tercapai, Yaitu (i)
meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota dan desa, (ii) Meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, serta (iii) meningkatkan kualitas lingkungan.
Dalam rangka pengembangan permukiman yang layak huni dan
berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum,
mengembangkan konsep perencanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya yang terintegrasi berupa Rencana Terpadu dan Program Investasi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-2


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Bidang Cipta Karya, sebagai upaya


mewujudkan keterpaduan pembangunan di kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya
disusun oleh pemerintah kota melalui fasilitasi pemerintah provinsi yang
mengintegrasikan kebijakan skala nasional, provinsi dan kota baik kebijakan
spasial maupun sektoral. Melalui perencanaan yang rasional dan inklusif
diharapkan keterpaduan pembangunan Bidang Cipta Karya dapat terwujud,
dengan mempertimbangkan aspek lingkungan, kelembagaan dan kemampuan
keuangan daerah.

1.2 Pengertian dan Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah


(RPI2-JM) Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan dan
pemrograman pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang disusun oleh
Pemerintah Kota Tarakan dengan jangka waktu 5 (lima) tahun, dan dilaksanakan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, masyarakat, dan
dunia usaha dengan mengacu pada rencana tata ruang dan kebijakan skala
nasional, provinsi, dan kota, untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan
permukiman yang layak huni dan berkelanjutan.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun dengan mengintegrasikan berbagai
dokumen perencanaan spasial maupun sektoral, mulai dari tingkat pusat,
provinsi, hingga kota. RPI2-JM Bidang Cipta Karya disusun sebagai dokumen
teknis operasional pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya sesuai dengan
dokumen rencana yang ada, dengan perkuatan pada rencana investasi sesuai
dengan kebutuhan dan kapasitas Daerah. Gambar 1.1 di bawah memaparkan
kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada sistem perencanaan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-3


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1. 1 Kedudukan RPI2-JM Bidang Cipta Karya pada Sistem Perencanaan


Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Pada Gambar 1.1 dapat dilihat bahwa RPI2-JM Bidang Cipta Karya,
selain mengacu pada rencana spasial dan arah pembangunan nasional/daerah,
juga mengintegrasikan rencana sektoral Bidang Cipta Karya, antara lain
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota
(SSK), serta Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dalam rangka
mewujudkan keterpaduan pembangunan permukiman yang berkelanjutan.

1.3 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2JM


Bidang PU

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Tarakan adalah


untuk mewujudkan kemandirian Pemerintah Kota dalam penyelenggaraan
infrastruktur permukiman yang berkelanjutan namun tetap terintegrasi dengan
kebijakan skala nasional dan provinsi.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-4


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah tersedianya dokumen yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pemprograman dan
penganggaran pembangunan infratsruktur Bidang Cipta Karya.
RPI2-JM memuat rencana program dan investasi dalam jangka waktu
lima tahun yang mencakup multi sector, multi sumber pendanaan, dan multi
stakeholders.
Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
(RPI2-JM) adalah rencana dan program pembangunan infrastruktur tahunan
dalam periode tiga hingga lima tahun, yang mensinkronkan kegiatan
pembangunan infrastruktur, baik yang dilaksanakan dan dibiayai pemerintah,
pemerintah daerah, maupun oleh masyarakat/dunia usaha. Khusus untuk Bidang
Cipta Karya, rencana dan program pembangunan infrastruktur yang terdapat
pada RPI2-JM dioperasionalkan melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, untuk
selanjutnya dilaksanakan pembangunannya oleh seluruh pelaku pembangunan
Bidang Cipta Karya. Gambar 1.2 memaparkan Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta
Karya dengan RPI2-JM Bidang Pekerjaan Umum dan dokumen perencanaan
pembangunan di daerah.

Sumber: Direktorat Bina Program, 2014

Gambar 1. 2 Keterkaitan RPI2-JM Bidang Cipta Karya dengan RPI2-JM Bidang


Pekerjaan Umum dan Dokumen Perencanaan Pembangunan di Daerah

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-5


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Pada Gambar 1.2 dapat dilihat bahwa arahan kebijakan, rencana, dan
indikasi program terkait khusus untuk Bidang Cipta Karya yang tercantum pada
Perda RTRW, Perda, Perwali RPJMD, RPI2-JM Bidang PU, dan Perda
Bangunan Gedung merupakan acuan dasar integrasi rencana pembangunan
permukiman. Integrasi rencana pembangunan permukiman berisikan arahan
kebijakan pengembangan permukiman di Kota Tarakan tersebut, untuk
selanjutnya diterjemahkan pada rencana induk masing-masing sektor, seperti
Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota
(SSK), dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL).
Khusus untuk Kawasan Strategis Kota (KSK), yaitu wilayah yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting
dalam lingkup kota terhadap pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan sosial
masyarakat, budaya, dan/atau lingkungan, rencana pembangunan infrastruktur
permukiman dapat dikembangkan lebih rinci melalui Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota (RTBL KSK). RTBL KSK berisikan
rencana aksi program strategis dalam penanganan kegiatan permukiman dan
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada kawasan prioritas di
perkotaan, dalam hal ini di KSK berdasarkan RTRW Kota.
Seluruh dokumen perencanaan yang ada selanjutnya dioperasionalkan
melalui RPI2-JM Bidang Cipta Karya, memuat rencana investasi yang melibatkan
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dunia usaha,
masyarakat, dan bantuan pembiayaan pembangunan lainnya. Seluruh rencana
investasi, yang disusun dengan mempertimbangkan aspek lingkungan dan
sosial, kelembagaan, serta kapasitas keuangan daerah, kemudian disusun dalam
matriks program lima tahunan dan untuk selanjutnya dibagi dalam rencana
tahunan.

1.4 Maksud Dan Tujuan

Maksud disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah untuk


mewujudkan kemandirian Kota Tarakan dalam penyelenggaraan infrastruktur
permukiman yang berkelanjutan, baik di perkotaan maupun perdesaan.
Adapun tujuan dari disusunnya RPI2-JM Bidang Cipta Karya adalah
sebagai dokumen acuan dalam perencanaan, pemrograman, dan penganggaran
pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya. RPI2-JM memuat rencana
program dan investasi dalam jangka waktu lima tahun yang mencakup multi
sektor, multi sumber pendanaan, dan multi stakeholders.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-6


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

1.5 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Prinsip dasar RPI2-JM Bidang Cipta Karya secara sederhana adalah:


a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk
rencana investasi yang disusun.
b. Multi Sektor, yaitu mencakup sektor/bidang pengembangan sistem
penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan,
pengembangan sistem pelayanan air limbah, pengembangan sistem
drainase kota, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan
permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan
ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan
bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan
pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber
pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah
Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat
dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat, antara lain dalam
bentuk barang dan jasa.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta
sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya maupun pada saat pelaksanaan program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah
(kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah


dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai.
RPI2-JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap
tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada
sesuai dengan kebutuhan daerah.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-7


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

1.6 Prinsip Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Substansi muatan RPI2-JM Bidang Cipta Karya terdiri atas 11 (sebelas)


bab yaitu:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan
tujuan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, prinsip penyusunan, serta
mekanisme penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya Kota Tarakan.
Bab 2 Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Bab 2 ini berisikan arahan konsep perencanaan bidang cipta karya antara
lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, KEK dan
dekrit presiden, amanat peraturan perundangan terkait pembangunan
Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional).
Bab 3 Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya untuk Kota
Bagian ini berisikan arahan RTRW Nasional (PP No. 26 tahun 2008),
RTRW Pulau, RTRW Propinsi, Serta RTRW Kawasan Strategis Nasional
(KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional,
RTRW Pulau, RTRW Propinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan
Kota Tarakan. Pada bab ini tidak hanya memaparkan arahan kebijakan
spasial, namun juga kedudukan kota pada rencana pengembangan
kawasan khusus.
Bab 4 Profil Kota Tarakan
Pada bab ini berisikan penjelasan profil umum Kota Tarakan seperti batas
administrasi wilayah, kondisi demografi, geografi, topografi, geohidrologi,
geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
Bab 5 Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota Tarakan
Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai kebijakan kebijakan dan
strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah,
Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
(RP2KP), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana
Induk Sistem PAM (RISPAM), Strategi Sanitasi Kota (SSK), dan Rencana
Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kota (RTBL KSK),
serta penjelasan mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana
Pembangunan pada skala Kota maupun kawasan.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-8


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Bab 6 Aspek Teknis Per Sektor


Pada bab ini berisikan penjelasan mengenai rencana program investasi
infrastruktur Bidang Cipta Karya seperti rencana pengembangan
permukiman, Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL),
Rencana Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, dan Rencana
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP). Pada setiap sektor
dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan
daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan
masing-masing sektor.
Bab 7 Keterpaduan Program Berdasarkan Entitas
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor
pada bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kota, kawasan,
dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus
pada Kawasan Strategis Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kota
Tarakan.
Bab 8 Aspek Lingkungan dan Sosial
Bab ini berisikan penjelasan mengenai gambaran umum dan kondisi
eksisting lingkungan, analisis perlindungan dan sosial seperti Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL - UPL, dan SPPLH,
serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab 9 Aspek Pembiayaan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai profil APBD Kota Tarakan, profil
investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya,
serta strategi peningkatan investasi Bidang Cipta Karya.
Bab 10 Aspek Kelembagaan Kota Tarakan
Bab ini berisikan penjelasan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya
di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek
ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. dari ketiga aspek
tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana
pengembangannya.
Bab 11 Matriks Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta
Karya.
pada bab ini berisikan matriks program investasi RPI2-JM Kota Tarakan
dan matriks keterpaduan program investasi RPI2-JM Kota Tarakan Tahun
2014 - 2019.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-9


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

1.7 Mekanisme Penyusunan dan Penilaian RPI2-JM Bidang Cipta


Karya

Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2-JM Bidang Cipta Karya


dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, serta
Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

1.7.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Penyusunan RPI2-JM bidang Cipta Karya kota pada dasarnya melibatkan


pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota. Pemerintah pusat,
dalam hal ini Ditjen Cipta Karya, bertindak sebagai pembina. Sedangkan,
pemerintah provinsi berperan sebagai fasilitator, dan pemerintah kota merupakan
penyusun dari dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2-JM Cipta Karya terdapat unit
pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat pusat dibentuk Satgas RPI2-
JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri
dari pejabat yang mewakili Direktorat Bina Program, Direktorat Pengembangan
Permukiman, Direktorat Tata Bangunan dan Lingkungan, Direktortat
Pengembangan Air Minum, Direktorat Pengembangan PLP, dan Sekretariat
Ditjen Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur
Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Sulawesi, dan Papua-Maluku.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2-JM yang berfungsi
memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota dalam penyusunan
RPI2-JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun
anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/CK/Permukiman, BPLHD,
Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta
Karya Provinsi.
Sementara di tingkat kabupaten/kota, dibentuk satgas RPI2-JM
Kabupaten/Kota yang bertugas menyusun RPI2-JM. Satgas dibentuk dengan SK
Bupati/Walikota dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas
PU/CK/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta
Karya, dan PDAM. Gambar 1.3 memaparkan Keterkaitan Organisasi
Penyusunan RPI2-JM Kota.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-10


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014


Gambar 1. 3 Hubungan Kerja Penyusunan RPI2-JM
Bidang Cipta Karya

Dengan melibatkan seluruh stakeholder pada penyusunan RPI2-JM


Bidang Cipta Karya, diharapkan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya
dapat berjalan dengan efisien dan efektif dalam rangka mewujudkan permukiman
yang layak huni dan berkelanjutan.

1.7.2. Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dalam penyusunannya, RPI2-JM Bidang Cipta Karya harus mengacu


pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional,
perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.4 memaparkan
langkah-langkah penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-11


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

Sumber : Dit. Bina Program, DJCK 2014


Gambar 1. 4 Langkah Penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Dari Gambar 1.4 dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di
tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam
penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup
kental pada penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang
dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah,
dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-12


Rencana Terpadu Dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah
Kota Tarakan Tahun 2015 - 2019

1.7.3. Penilaian Kelayakan RPI2-JM Bidang Cipta Karya

Kelayakan suatu dokumen RPI2-JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai


untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan
tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing – masing kriteria
kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Indikator Penilaian Dokumen RPI2-JM
dinilai dari beberapa kriteria yaitu:
a. Kelengkapan Dokumen
Penilaian kelengkapan dokumen dilihat dari legalisasi dokumen RPI2-JM
oleh Walikota, dan outline dokumen yang sesuai dengan buku pedoman
penyusunan RPI2-JM.
b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi
yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional
(RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya),
perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan
RTRW Kabupaten/Kota), dan perencanaan pengembangan kawasan
khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi
sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor
PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi
sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam
pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program/kegiatan
RPI2-JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan
untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2-JM di daerah.
g. Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan
matriks program berdasarkan entitas yang tertuangdalam RPI2-JM
Bidang Cipta Karya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tarakan I-13

Anda mungkin juga menyukai