2.1.
TINJAUAN KAIDAH
MENENGAH DAERAH
2.1.1.
Pengertian
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
JANGKA
II - 1
Berpedoman
Renstra
SKPD
5 tahun
1 tahun
RPJPN
Berpedoman
Berpedoman
Memperhatikan
RPJMN
RPJM
DijabarkanD
20 tahun
Berpedoman
5 tahun
5 tahun
Berpedoman
Renja
SKPD
Mengacu
Dijabarkan
1 tahun
1 tahun
RKPD
Diserasikan Musrenbang
Renstra
K/L
5 tahun
RKP
Mengacu
Berpedoman
Renja
K/L
Mengacu
1 tahun
1 tahun
KUA
PPAS
Dibahas
bersama
DPRD
PEDOMAN
PENYUSUNA
N
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
APBD
1 tahun
KUA
= Kebijakan umum anggaran
PPAS
= Prioritas pagu anggaran sementara
TAPD
= Tim anggaran Pemda
RKA-SKPD = Rencana kerja dan anggaran
satuan kerja perangkat daerah
II - 2
2.1.2.
Kedudukan
Sesuai dengan salah satu asas sistem perencanaan pembangunan nasional (SPPN),
bahwa perencanaan pembangunan nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu,
menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan. Sementara itu, ditetapkan pula salah satu
tujuan SPPN yaitu menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik
antardaerah, antarruang, antarwaktu, antarfungsi pemerintah maupun antara Pusat dan
Daerah. Selanjutnya, kedudukan RPJM Daerah Kabupaten Serang berdasarkan
keterkaitannya dengan dokumen perencanaan antar pusat dan daerah, menurut hasil
interpretasi terhadap ketentuan didalam UU No. 25 Tahun 2004 dan PP No. 8 Tahun 2008
adalah sebagai berikut:
Gambar 2.2
Kedudukan RPJMD Kabupaten Serang Dalam
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Daerah
2.1.3.
Tahapan
II - 3
Mengacu pada ketentuan dalam PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah,
maka tahapan penyusunan RPJM Daerah meliputi:
1.
2.
3.
4.
II - 4
Gambar 2.3
PENDEKATAN
TAHAPAN
Penyusunan
Rancangan Awal
Partisipatif
Pelaksanaan Musrenbang
Teknokratik, Partisipatif
Perumusan
Rancangan Akhir
Politik
Penetapan
(Perda RPJMD)
2.2.
2.2.1.
II - 5
yang baik, peningkatan kualitas demokrasi, serta menjaga kesatuan dan keamanan
negara.
Untuk itulah dalam periode 2010-2014 ini, maka ditetapkan visi pembangunan yakni
Terwujudnya Indonesia Yang Sejahtera, Demokratis, Dan Berkeadilan. Makna yang
terkandung dalam visi terebut adalah sebagai berikut:
Kesejahteraan Rakyat
Terwujudnya
peningkatan
kesejahteraan
rakyat,
melalui pembangunan
ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, kekayaan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan budaya bangsa. Tujuan penting ini dikelola melalui
kemajuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Demokrasi
Terwujudnya masyarakat, bangsa dan negara yang demokratis, berbudaya,
bermartabat dan menjunjung tinggi kebebasan yang bertanggung jawab serta hak
asasi manusia.
Keadilan
Terwujudnya pembangunan yang adil dan merata, yang dilakukan oleh seluruh
masyarakat secara aktif, yang hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa Indonesia.
II - 6
rakyat Indonesia menjadi manusia yang utuh dalam mengejar cita-cita ideal, dan
berpartisipasi dalam proses pembangunan secara kreatif, inovatif, dan konstruktif.
Pembangunan menuju Indonesia yang sejahtera mengandung pengertian yang dalam
dan luas, mencakup keadaan yang mencukupi dan memiliki kemampuan bertahan
dalam mengatasi gejolak yang terjadi, baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman
krisis energi dan pangan yang terjadi pada periode 2005-2008 dengan harga
komoditas pangan dan energi mengalami gejolak naik dan turun secara amat tajam
dalam kurun waktu yang sangat cepat, telah mengakibatkan banyak rakyat merasa
terancam kesejahteraanya meskipun pemerintah telah berupaya melindungi
masyarakat melalui kebijakan subsidi pangan dan energi yang sangat besar. Dengan
demikian, membangun dan mempertahankan ketahanan pangan (food security) dan
ketahanan energi (energy security) secara berkelanjutan merupakan salah satu
elemen penting dalam misi mencapai kesejahteraan rakyat Indonesia.
2.
3.
II - 7
II - 8
3.
4.
5.
II - 9
II - 10
NO.
d.
e.
5.
a.
b.
c.
PEMBANGUNAN
Produksi Gula
Produksi Daging Sapi
Energi
Peningkatan kapasitas pembangkit listrik
Meningkatnya rasio elektifikasi
Meningkatnya produksi minyak bumi
SASARAN
Tumbuh 12,55 persen per tahun
Tumbuh 7,30 persen per tahun
3.000 MW per tahun
Pada akhir tahun 2014 mencapai 80%
Pada akhir tahun 2014 mencapai 1,01 juta
barel per hari
Pada akhir tahun 2014 mencapai 5.000
MW
6. Infrastuktur
a. Pembnagunan jalan lintas sumatera, jawa, kalimantan, Hingga tahun 2014 mencapai sepanjang
sulawesi, nusa tenggara barat, nusa tenggara timur dan 19.370 km
papua
b. Pembangunan jaringan prasarana dan penyediaan
Selesai tahun 2014
sarana transportasi anatar-moda dan antar-pulau yang
terintegrasi sesuai Sistem Transportasi Nasional dan
Cetak Biru Transportasi Multimoda
c. Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di
Selesai sebelum tahun 2013
Indonesia Bagian Timur
d. Perbaikan sistem dan jaringan transportasi di 4 kota
Selesai tahun 2014
besar (Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan)
II. SASARAN PERKUATAN PEMBANGUNAN DEMOKRASI
1. Meningkatnya kualitas demokrasi Indonesia
Semakin terjaminnya peningkatan iklim
politik kondusif bagi berkembangnya
kualitas kebebasan sipil dan hak-hak
politik rakyat yang semakin seimbang
dengan peningkatan kepatuhan
terhadap pranata hukum
Meningkatnya kinerja lembagalembaga demokrasi dengan indeks
rata-rata 70 pada akhir tahun 2014
Menyelenggarakan pemilu tahun 2014
yang dapat dilaksanakan dengan adil
dan demokratis, dengan tingkat
partisipasi politik rakyat 75% dan
berkurangnya diskriminasi hak dipilih
dan memilih
Meningkatnya layanan informasi dan
komunikasi
Pada tahun 2014:
Indeks Demokrasi Indonesia : 73
III. SASARAN PEMBANGUNAN PENEGAKAN HUKUM
1. Tercapaianya suasana dan kepastian keadilan melalui
Persepsi masyarakat pencari keadailan
penekan hukum (rule of law) dan terjaganya ketertiban
untuk merasakan kenyamanan,
umum
kepastian, keadilan dan keamanan
dalam berinteraksi dan mendapat
pelayanan dari para penegak hukum
Tumbuhnya kepercayaan dan
penghormatan publik kepada aparat
dan lembaga penegak hukum
Mendukung iklim berusaha yang baik
sehingga kegiatan ekonomi dapat
berjalan dengan pasti dan aman serta
II - 11
NO.
PEMBANGUNAN
SASARAN
efesien
Indeks Persepsi Korupsi (IPK) tahun
2014 sebesar 5, yang menigkat dari
2,8 pada tahun 2009
2.
Prioritas 2 : Pendidikan
Peningkatan akses pendidikan yang berkualitas, terjangkau, relevan, dan efisien
menuju terangkatnya kesejahteraan hidup rakyat, kemandirian, keluhuran budi
pekerti, dan karakter bangsa yang kuat. Pembangunan bidang pendidikan diarahkan
demi tercapainya pertumbuhan ekonomi yang didukung keselarasan antara
ketersediaan tenaga terdidik dengan kemampuan: 1) menciptakan lapangan kerja
atau kewirausahaan dan 2) menjawab tantangan kebutuhan tenaga kerja.
3.
Prioritas 3 : Kesehatan
Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan melalui pendekatan preventif, tidak
hanya kuratif, melalui peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan di
antaranya dengan perluasan penyediaan air bersih, pengurangan wilayah kumuh
sehingga secara keseluruhan dapat meningkatkan angka harapan hidup dari 70,7
tahun pada 2009 menjadi 72,0 tahun pada 2014, dan pencapaian keseluruhan
sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.
II - 12
4.
5.
6.
Prioritas 6 : Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur nasional yang memiliki daya dukung dan daya gerak
terhadap pertumbuhan ekonomi dan sosial yang berkeadilan dan mengutamakan
kepentingan masyarakat umum di seluruh bagian negara kepulauan Republik
Indonesia dengan mendorong partisipasi masyarakat.
7.
8.
Prioritas 8 : Energi
Pencapaian ketahanan energi nasional yang menjamin kelangsungan pertumbuhan
nasional melalui restrukturisasi kelembagaan dan optimalisasi pemanfaatan energi
alternatif seluas-luasnya.
9.
II - 13
Di samping sebelas prioritas nasional tersebut di atas, upaya untuk mewujudkan Visi dan
Misi Pembangunan Nasional juga melalui pencapaian prioritas nasional lainnya di bidang
politik, hukum, dan keamanan, di bidang perekonomian, dan di bidang kesejahteraan
rakyat.
12. Prioritas 12 : Bidang Politik, Hukum dan Keamanan
Di bidang politik, hukum, dan keamanan mencakup: (a) pelaksanaan koordinasi
terhadap mekanisme prosedur penanganan terorisme; (b) pelaksaan program
deradikalisasi untuk menangkal terorisme; (c) peningkatan peran Republik Indonesia
dalam mewujudkan perdamaian dunia; (d) peningkatan pelayanan dan perlindungan
tenaga kerja indonesia (TKI) di luar negeri; (e) penguatan dan pemantapan hubungan
kelembagaan pencegahan dan pemberantasan korupsi; (f) pelaksanaan perlindungan
saksi dan pelapor; (g) pengembalian aset (asset recovery); (h) peningkatan kepastian
hukum; (i) penguatan perlindungan HAM; dan (i) pemberdayaan industri strategis
pertahanan.
II - 14
II - 15
2.2.2.
II - 16
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Adapun tujuan atas setiap misi yang ditetapkan sebagai langkah pemfokusan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan adalah sebagai berikut :
1. Misi Melakukan revitalisasi dan refungsionalisasi kelembagaan pemerintahan dan
masyarakat menuju tata pemerintahan yang bersih, transparan dan profesional yang
berorientasi pada pelayanan publik, mempunyai tujuan mewujudkan aparatur yang
bersih, profesional dan bertanggungjawab serta menciptakan birokrasi yang efektif
dan efisien agar dapat memberikan pelayanan yang bermutu.
2. Misi Meningkatkan peran aktif dan menggalang semangat kebersamaan, solidaritas
dan kemitraan seluruh komponen pelaku pembangunan, mempunyai tujuan
menjadikan masyarakat Banten sebagai pelaku pembangunan yang aktif dan mandiri
guna mempercepat proses pembangunan daerah diiringi rasa memiliki yang tinggi.
3. Misi Menjadikan masyarakat banten yang bersandar pada moralitas agama dalam
kerangka negara kesatuan republik indonesia, mempunyai tujuan mendorong
terwujudnya masyarakat religius dan berbudaya yang berlandaskan iman dan taqwa
dalam bingkai kesatuan dan persatuan nasional.
4. Misi Meningkatkan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat Banten, mempunyai
tujuan mewujudkan masyarakat yang cerdas, sehat, produktif dan berdaya saing.
5. Misi Memperkuat struktur ekonomi masyarakat melalui pengembangan usaha
agribisnis dan memperluas kesempatan kerja, mempunyai tujuan membangun
struktur ekonomi daerah yang kuat ditopang oleh sektor-sektor strategis dan langsung
menyentuh masyarakat.
II - 17
6.
7.
Misi Mengembangkan dan menata ulang hubungan antar industri dengan orientasi
pada penciptaan iklim yang kondusif bagi investasi, penggunaan bahan baku lokal
unggulan dan penciptaan peluang usaha, mempunyai tujuan meningkatkan jumlah
investasi yang masuk ke wilayah Banten guna menggerakan roda ekonomi daerah
serta membuka peluang usaha dan lapangan kerja baru.
Misi Merevitalisasi kawasan dan antar kawasan dengan dukungan infrastruktur yang
memadai melalui pengembangan tiga pintu keluar masuk wilayah banten,
mempunyai tujuan optimalisasi pengelolaan dan pelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan serta pemaduserasian pembangunan wilayah melalui pengintegrasian
kawasan didukung infrastruktur wilayah yang berkualitas.
Ketujuh misi tersebut diatas akan dilaksanakan dengan memilih strategi dan menetapkan
agenda pembangunan sebagai upaya keberlanjutan untuk mewujudkan keinginan luhur
masyarakat Banten agar dapat hidup lebih sejahtera baik materi maupun non materi,
dengan berlandaskan iman dan taqwa.
II - 18
Sebagaimana diketahui, bahwa separuh dari struktur perekonomian Provinsi Banten saat
ini bertumpu pada sektor industri dan jasa, dimana pada sektor-sektor tersebut nilai
ekonomi tinggi yang dihasilkan belum sejalan dengan kemampuannya dalam menyerap
tenaga kerja. Disatu sisi, kemampuan masyarakat secara keseluruhan belum mendukung
untuk dikerahkan dalam kegiatan usaha industri dan jasa yang menuntut keahlian dan
profesionalisme kerja. Selain itu, tingkat pemanfaatan sumberdaya lokal (sektor industri
dan jasa yang berkembang saat ini masih rendah, sehingga dapat dikatakan multiplier
effects yang diberikan sektor industri dan jasa masih kurang signifikan bagi sektor-sektor
ekonomi lainnya.
Dalam rangka pencapaian target pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten selama periode
2007-2012, pembangunan ekonomi diorientasikan melalui upaya pengembangan ekonomi
lokal. Melalui pengembangan ekonomi lokal, kegiatan-kegiatan usaha yang akan
diberdayakan dan dikembangkan setidaknya memenuhi ketentuan, yaitu: 1) dukungan
ketersediaan sumberdaya alam lokal dan produk unggulan daerah yang dapat
dimanfaatkan atau diolah; 2) penyerapan tenaga kerja lokal (khususnya masyarakat
perdesaan dan masyarakat kurang mampu/miskin); serta 3) dukungan prasarana dan
sarana dalam rangka pengelolaan dan pengembangan usaha.
Untuk dapat menjalankan strategi perkuatan struktur ekonomi berbasis agribisnis,
prioritas pembangunan diarahkan kepada : a) Pengembangan ekonomi lokal berbasis
pertanian (tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, kelautan,
kebudayaan dan pariwisata; b) Penataan ulang struktur industri yang berdaya saing
dengan prioritas penggunaan bahan baku lokal unggulan; dan c) Pengembangan
kapasitas kelembagaan sosial-ekonomi berbasis masyarakat.
Oleh karena itu, kegiatan-kegiatan usaha yang akan diberdayakan adalah pada bidang
Pertanian berbasis agribisnis (Pertanian Tanaman Bahan Makanan, Peternakan,
Kehutanan, Perkebunan, Kelautan dan Perikanan), Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan
Koperasi (UMKMK), Pariwisata serta Pertambangan dan Penggalian namun tetap
didukung oleh pengembangan pada bidang perekonomian lainnya (Industri Pengolahan;
Listik, Gas dan Air Bersih; Bangunan; Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pengangkutan
dan Komunikasi; Keuangan; dan Jasa). Strategi ini difokuskan pada: (1)
Pengembangan produksi pertanian (dalam arti luas) yang difokuskan pada Wilayah
Pembangunan II dan III yaitu Kabupaten Serang, Pandeglang dan Lebak; (2) Perkuatan
struktur industri yang berbahan baku lokal unggulan difokuskan pada Wilayah
Pembangunan II yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon; dan (3) Pengembangan
II - 19
II - 20
II - 21
pulau kecil. Pembangunan kawasan untuk sektor ekonomi dan non ekonomi dilaksanakan
berlandaskan pada kerangka perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan
ruang sebagaimana tertuang dalam RTRW masing-masing strata wilayah. Dalam
kerangka pemerataan pembangunan daerah, perlu adanya keterkaitan antara
pembangunan kawasan, pembangunan sektoral dan pemberdayaan masyarakat serta
pembangunan sektor-sektor pendukung lainnya melalui pendekatan kesisteman, yaitu :
Sistem pengaturan tata ruang (perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian
pemanfaatan ruang), Sistem pergerakan ekonomi (sistem pergerakan produk barang dan
jasa), Sistem Jaringan Transportasi (sistem dukungan infrastruktur seperti jalan, jembatan,
kereta api dll), dan Sistem Pengaturan Kegiatan (sistem yang mengatur kewenangan
masing-masing instansi dan stakeholder baik provinsi, kabupaten/kota maupun
masyarakat). Melalui pendekatan kesisteman ini diharapkan akan terwujud pemerataan
hasil pembangunan yang berkaitan erat dengan upaya peningkatan sektor ekonomi dan
stabilitas daerah. Dengan penyebaran jaringan prasarana secara merata, maka kegiatan
sektor-sektor ekonomi daerah cepat tumbuh akan lebih meningkat dan daerah-daerah
tertinggal serta kantong-kantong kemiskinan akan lebih berkembang.
Oleh karena itu strategi ini difokuskan pada : (1) Pengembangan wilayah strategis
berupa aksessibilitas jaringan transportasi barang dan orang dalam memperlancar
aksessibilitas dari dan ke Kawasan Bandara Soekarno-Hata (PINTU 1) disamping
pengembangan kawasan itu sendiri dalam menciptakan daya tarik bagi pertumbuhan
kawasan disekitarnya; (2) Pengembangan aksessibilitas jaringan transportasi barang
dan dukungan penyediaan infrastruktur dasar penunjang pelabuhan (listrik,
telekomunikasi, jalan dan air) dalam operasionalisasi Pelabuhan Merak (PINTU 2) dan
dukungan kepada pembangunan Pelabuhan Bojonegara yang diharapkan menjadi bagian
dari Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia dengan orientasi pembangunan infrastruktur
wilayah; dan (3) Pengembangan wilayah produktif berupa aksessibilitas jaringan
transportasi rakyat dan usaha agro untuk memperlancar sistem distribusi dan produksi
agro melalui Pengembangan Stasiun Kereta Api Rangkasbitung (PINTU 3). Disamping itu
dalam menunjang pengembangan kawasan pada masing masing pintu tersebut, perlu
diperhatikan keterkaitan serta tipologi kawasan kawasan sekitar 3 (tiga) pintu tersebut
yang mengacu pada struktur dan karateristik ruang yang ada.
Pada dasarnya tujuan revitalisasi kawasan dan wilayah ini adalah untuk menciptakan
pemerataan pembangunan, yakni melalui penciptaan keterkaitan dan keterhubungan
yang positif baik dari aspek ekonomi, sosial, infrastuktur, maupun spasial (ruang),
melalui pelaksanaan program-program khusus yang diarahkan pada masing-masing
II - 22
kawasan secara terpadu dan lintas sektoral. Untuk itu, kawasan-kawasan tertinggal
diarahkan agar dapat mengoptimalkan potensi internalnya dengan cara memanfaatkan
keterhubungannya (interpendensi) dengan kawasan-kawasan yang lebih maju
disekitarnya.
Melalui pengembangan pengintegrasian kawasan, diharapkan mampu mendorong
terwujudnya keseimbangan antara spread effects (efek penjalaran) yang diberikan oleh
kawasan-kawasan yang berfungsi sebagai prime mover, yang terdiri dari Kawasan
Strategis dan Kawasan Cepat Tumbuh, dan backwash effects (efek pengurasan) pada
kawasan-kawasan hinterland, yang terdiri dari Kawasan Tertinggal, Kawasan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil serta Kawasan Perbatasan.
Untuk itu, keterkaitan fungsional diupayakan dengan membentuk dan meningkatkan
keterkaitan sumberdaya maupun kegiatan ekonomi antar kedua kawasan tersebut.
Sedangkan keterkaitan geografis akan dibangun dengan menciptakan sistem prasarana
(transportasi) wilayah yang memadai antara kawasan prime mover dengan kawasan
hinterland. Sehingga, peningkatan kuantitas, kapasitas dan kualitas jalur-jalur strategis
turut menjadi agenda utama dalam penyelenggaraan pembangunan pada periode 20072012. Jalur-jalur strategis sebagaimana dimaksud meliputi :
Jalan cincin;
Jalan utara-selatan;
Jalan barat-timur;
Jalan pada kawasan industri; dan
Jalan menuju infrastruktur strategis.
Bedasarkan hasil kajian dan analisa dengan memperhatikan karakteristik potensi dan
permasalahan yang dihadapi pada setiap wilayah, serta mengacu pada arah kebijakan
pengembangan wilayah dan kawasan serta pola pengembangan kawasan, maka terpilih
beberapa cluster atau kelompok wilayah yang dapat diidentifikasikan sebagai kawasan
strategis terpilih pusat pertumbuhan di Provinsi Banten.
Berdasarkan hasil kajian dan analisa tersebut, terpilih 7 (tujuh) lokasi potensial yang dapat
dikembangkan sebagai Kawasan Pusat Pertumbuhan di Provinsi Banten, yaitu:
II - 23
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
II - 24
Sasaran dan Indikator Kinerja yang akan dicapai dalam Agenda Pengembangan
Sumberdaya Manusia tahun 2007 2012 secara makro adalah :
1. Meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan nilai indikator
kinerja sampai tahun 2012 adalah sebesar 70,5 71,0 %;
2. Meningkatnya Indeks Keberdayaan Masyarakat (IKM) Banten dengan nilai
indikator kinerja sampai tahun 2012 adalah sebesar 40% (dengan nilai maksimal
adalah 42 % dari Indeks Pembangunan Daerah / IPD), melalui :
a. Meningkatnya Tingkat Keberdayaan Penduduk dan Tenaga Kerja dengan
nilai indikator kinerja sampai tahun 2012 adalah sebesar 20% (nilai maksimal
sebesar 23% dari IKM);
b. Meningkatnya Derajat Kesejahteraan Masyarakat dengan nilai indikator
kinerja sampai tahun 2012 adalah sebesar 45% (nilai maksimal sebesar 52%
dari IKM);
c. Meningkatnya Keberdayaan Sospolbud Masyarakat dengan nilai indikator
kinerja sampai tahun 2012 adalah sebesar 25% (nilai maksimal sebesar 25 %
dari IKM);
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB) dengan nilai indikator kinerja sampai
tahun 2012 adalah sebesar 26,5 per 1.000 kelahiran hidup;
4. Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dengan nilai indikator kinerja sampai
tahun 2012 adalah sebesar 195 per 100.000 kelahiran hidup;
5. Meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) dengan nilai indikator kinerja sampai
tahun 2012 adalah sebesar 68,5 tahun;
6. Menurunnya Jumlah Rumah Tangga Miskin terhadap total Rumah Tangga
dengan nilai indikator kinerja sampai tahun 2012 sebesar 28,9%.
3.
II - 25
3. Meningkatnya Indeks Ekonomi Wilayah dengan nilai indikator pada tahun 2012
adalah sebesar 28% (nilai maksimal adalah sebesar 28% dari Indeks
Perkembangan Wilayah/IPW);
4. Meningkatnya Daya Saing Industri Manufactur melalui peningkatan rasio Nilai
Tambah Industri Manufacture terhadap Total Nilai Tambah sebesar 48% pada
tahun 2012;
5. Meningkatnya Daya Beli Masyarakat Banten;
6. Mempertahankan Stabilitas Harga Pangan Pokok dengan meningkatkan distribusi
dan cadangan pangan pokok masyarakat sehingga laju inflasi dapat ditekan di
bawah 9%;
7. Meningkatnya Nilai Tukar Petani, dengan nilai indikator kinerja sebesar 100 % di
tahun 2012.
4.
II - 26
2.2.3.
II - 27
5. Harmonis
II - 28
4.
5.
6.
7.
8.
II - 29
II - 30
A.2. Politik
a. Mempertahankan keberadaan dan kelangsungan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang bertumpu pada keBhineka Tunggal Ika-an dan membangun bangsa dan watak bangsa yang
dinamis dan demokratis.
b. Meningkatkan etika dan budaya politik sesuai dengan prinsip demokrasi
pancasila dan menjunjung tinggi nilai nilai hak asasi manusia dalam kehidupan
bermasyarakat ,berbangsa dan bernegara.
c. Meningkatkan
kemandirian
dan
fungsi
partai
politik
dalam
menyerap,menyampaikan dan memperjuangkan aspirasi rakyat dengan
mengembangklan sikap bijaksana dan menjunjung tinggi etika demokrasi.
d. Meningkatkan pendidikan politik dengan tujuan agar seluruh elemen masyarakat
memahami hak dan kewajiban politiknya.
e. Mewujudkan kebebasan media massa,berkumpul,berserikat dan menyampaikan
pendapat setiap warga masyarakat secara bertangguang jawab.
f. Meningkatkan kesadaran dan kewajiban bela negara kepada masyarakat dalam
upaya mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
A.3. Agama
a. a.Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral,spiritual,etika
dan etos kerja dalam kehidupan individu,bermasyarakat dan bernegara.
b. Meningkatkan peran dan fungsi lembaga keagamaan untuk membina umat
menuju khairu ummah.
c. Meningkatkan kerukunan hidup beragama dan mengembangkan sikap toleransi
dalam kehidupan beragama.
A.4. Pembangunan Perdesaan
a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya alam setempat,tetapi harus mempertimbangkan kel;estarian
lingkungan.
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan lembaga masyarakat
perdesaan agar mandiri dan berdaya saing serta memberdayakan desa sebagai
pondasi pemerintah diatasnya.
c. melestarikan sifat kegotong royongan dan kebersamaan masyarakat sesuai
budaya serta tradisi setempat dalam pengelolaan prasarana dan sarana
perdesaan.
II - 31
II - 32
f.
C. Ekonomi
C.1. Pertanian
a. Meningkatkan ketahanan pangan yang diarahkan pada keragaman sumberdaya
pangan,peningkatan produktivitas hasil pertanian,penerapan teknologi tepat
guna yang ramah lingkungan.
b. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam pelaksanaan pengembangan
pertanian yang beroriantasi agro industri dan agra bisnis dalam memanfaatkan
peluang yang ada.
c. Memantapkan kelembagaan untuk mewujudkan petani yang kuat,dinamis,
mandiri dan berdaya asing.
d. Mengembangkan komoditas unggulan dan diversifikasi produk dengan menggali
potensi wilayah secara optimal sesuai peluang pasar guna meningkatkan
pendapatan petani.
e. Meningkatkan pembangunan holtikultura yang berkelanjutan melalui peningkatan
pengenalan dan penerapan teknologi dalam budi daya pertanian maupun
pengelolaan pasca panen
f. Meningkatkan pembangunan perkebunan yang di arahkan untuk memenuhi
kebutuhan industri,menunjang peningkatan ekspor serta mengembangkan agra
bisnis yang terpadu.
g. Meningkatkan pembangunan peternakan yang diarahkan pada pemberdayaan
dan pengembangan peternakan rakyat,guna mendorong diversifikasi produk
dalam angka mencukupi kebutuhan proein hewani.
C.2. Perikanan dan Kelautan
a. Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana dalam pengelolaan sumberdaya
perikanan dan kelautan arah kebijakaanya adalah:
Meningkatkan jumlah sarana dan prasarana pangkalan pendaratan
ikan,tempat pelelangan ikan dan balai benih ikan.
Meningkatkan sarana dan prasarana kegiatan budidaya dan penangkapan
Meningkatkan sarana kegiatan pembinaan pengelolaan sumberdaya
perikanan dan kelautan
Meningkatkan validasi data statistik perikanan dan kelautan.
b. Peningkatan Kemampuan aparatur,pebudidaya dan nelayan serta pelaku
pembangunan perikanan dan kelautan, arah kebijakanya adalah:
II - 33
c.
d.
e.
C.3. Kehutanan
a. Meningkatkan pembangunan kehutanan yang diarahkan untuk memberikan
manfaat bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga kelestarian
sumberdaya alam dan kelangsungan fungsi serta mutu lingkungan hidup.
b. Meningkatkan fungsi hutan sebagai salah satu faktor penentu ekosistem
lingkungan,melindungi plasma nuftah,dan mengembangkan keanekaragaman
hayati dengan memberdayakan mesyarakat di sekitar kawasan hutan.
c. Melestarikan hutan dengan prioritas didaerah aliran sungai,kawasan hutan
lindung dan hutan rakyat
II - 34
d.
e.
C.4. Pertambangan
a. Meningkatkan pembangunan pertambangan untuk mendorong kegiatan ekonomi
masyarakat,melalui penganekaragaman pengelolahan hasil pertambangan yang
efesien dan efektif untuk memperluas dan menciptakan lapangan kerja dengan
tetap memperhatikan sumberdaya alam dan lingkungan hidup
b. Meningkatkan pengelolahan pertambangan di selenggarakan dengan melibatkan
peran serta masyarakat dan terpadu lintas daerah.
C.5. Industri
a. Meningkatkan pembangunan industri, terutama pengembangan kelolmpok kecil
yang terdapat di sentra/kantong-kantong industri, industri rumah tangga, dan
perdesaan;
b. Meningkatkan pembangunan industri yang diarahkan dengan mengutamakan
pemanfaatan bahan baku lokal dan teknologi tepat guna serta industri teknologi
tinggi ramah lingkungan;
c. Meningkatkan pembangunan industri yang diarahkan sebanyak mungkin
memanfaatkan dan mengolah bahan lokal dari hasil pertanian dan industri yang
menghasilkan input bagi proses produksi pertanian serta rekayasa mesin/alat
tepat guna dalam rangkla menghasilkan produk unggulan baik untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri maupun ekspor;
d. Meningkatkan pembangunan dan pengembangan industri menengah dan besar
diarahkan sesuai dengan tata ruang dan dapat menyerap tenaga lokal sebanyakbanyaknya serta tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
C.6. Energi
a. Meningkatkan pembnagunan energi yang diarahkan untuk peningkatan
produktivitas perekonomian daerah secara tepat guna serta memenuhi
kebutuhan masyarakat;
b. Meningkatkan dan mengembangkan energi alternatif dengan memanfaatkan
semua potensi sumber energi yang tersedia;
c. Meningkatkan pembnagunan jaringan listrik pedesaan keseluruh wilayah
sehingga dapat meningkatkan kegiatan pembangunan yang bersifat produktif
II - 35
II - 36
g.
h.
II - 37
C.11. Koperasi
a. Mengembangkan koperasi dan UMKM dengan menitik beratkan kepada aspek
permodalan,sumberdaya manusia,kelembagaan,dan pemasaran berbasis pada
sentra dan KSP/USP agar menjadi unit usaha yang tangguh dan lebih mampu
berperan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi,menciptakan lapangan
kerja,dan meningkatkan daya saing;dan
b. Mengembangkan koperasi dan UMKM agart lebih mampu berperan sebagai
penyedia barang dan jasa pada pasar domestik khususnya untuk memenuhi
kebutuhan masyarkat banyak;dan
c. Mengembangkan Bussines Development Services (BDS) sebagai lembaga yang
memberikan pelayanaan dan pendampingan kepada sentra-sentra produksi dan
koperasi.
C.12. Tenaga Kerja
a. Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja untuk membentuk tenaga
kerja yang memiliki etos kerja dan jiwa wirausaha yang tangguh,terampil,dan
menguasai teknologi;
b. Meningkatkan pendayagunaan dan penyaluran tenag kerja yang di dukung
informasi ketenagakerjaan dalam dan luar negeri serta perencanaan tenaga
kerja yang komprehensif dengan memperhatikan kemampuan dan kualitas
tenaga kerja;
c. Mendorong dan menfasilitasi terciptanya community college base untuk
meningkatkan peran masyarakat dalam mempersiapkan tenaga kerja yang
berkualitas;
d. Memantapkan perlindungan tenaga kerja meliputi hak bersertifikat,keselamatan
dan kesehatan kerja serta jaminan sosial tenaga kerja;dan
e. Mengupayakan perlindungan khusus bagi tenaga kerja wanita sesuai dengan
kodrat,harkat,dan martabatnya.
C.13. Telekomunikasi dan Informasi
a. Meningkatkan pelayanan pos dan telekomunikasi yang menjangkau dan merata
keseluruh pedesaan;
b. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam menguasai,
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan keunggulan
kompetitif daerah;
c. Meningkatkan peran media komunikasi dan informasi untuk memeratakan dan
mempermudah akses masyarakat dalam memperoleh informasi,dan menjalin
II - 38
d.
e.
f.
D. Lingkungan Hidup
D.1. Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
a. Melestarikan fungsi lingkungan hidup dengan menerapkan prinsip-prinsip
pencegahan,penanggulangan,dan pemulihan;
b. Mengelola sumber daya alam untuk meningkatkan kesejahteraan generasi
sekarang tanpa mengabaikan kepentingan generasi yang akan datang dengan
mempertimbangkan keseimbangan aspek ekonomi,sosial budaya,dan
lingkungan;dan
c. Meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang efektif
berdasarkan tata kelola yang baik melalui penegakan hukum dan partisipasi
masyarakat.
D.2. Penataan Ruang
a. Menyusun rencana dan mengendalikan tata ruang secara transparan dengan
melibatkan masyarakat dan swasta;
b. Memanfaatkan ruang secara serasi,selaras,dan seimbang dan berkelanjutan
serta berwawasan lingkungan berdasarkan rencana tata ruang yang telah
disepakati;dan
c. Mengembangkan produk-produk perencanaan tata ruang yang lebih rinci di
kawasan strategis dan prioritas sebagai instrumen pengendalian lahan dan
kepastian investasi.
D.3. Pertanahan
a. Meningkatkan
kemanfaatan,
berkelanjutan;
II - 39
b.
c.
Kesehatan
a. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang di dukung kemajuan ilmu dan
teknologi serta sarana dan prasarana untuk merespon permintaan masyarakat
baik industri,pariwisata,maupun masyarakat umum.
b. Peningkatan kulitas SDM sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan sesuai dengan tata cara ilmu kesehatan yang
islami.
II - 40
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
II - 41
II - 42
d.
I. Perlindungan Sosial
I.1. Kesejahteraan sosial
a. Meningkatkan ketahan sosial dan memberdayakan penyandang masalah
kesejahteraan sosial;
b. Meningkatkan pemahaman masyarkat rawan bencana dan penyantunan
terhadap korban akibat bencana;
c. Meningkatkan kepedulian sosial terhadap penyandang cacat,fakir miskin,anak
terlantar,kelompok rentan sosial,serta lanjut usia dan lain-lain melalui kesadaran
pembayaran zakat, infak dan sadaqoh;
d. Meningkatkan kualitas keluarga melalui program keluarga berencana menuju
keluarga samarah (sakinah, mawadah, warrahmah);
e. Meningkatkan upaya perlindungan terhadap anak dan perempuan.
I.2. Peranan Perempuan
a. Meningkatkan peran perempuan dalam mengakses, mengontrol, memanfaatkan,
dan berpartisipasi dalam pengaruusutamaan gender;
b. Meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan di segala bidang dengan
hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dengan pria berdasarkan kodrat,
harkat dan martabatnya;
c. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan perempuan agar dapat berperan
aktif di segala bidang kehidupan bangsa;
d. Meningkatkan peran perempuan dan organisasi perempuan untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
I.3. Pemuda dan Olah Raga
a. Menciptakan iklim yang kondusif bagi generasi muda dalam mengaktualisasikan
segenap potensi diri, melalui organisasi sospol dan organisasi kemasyarakatan;
b. Meningkatkan kualitas generasi muda agar dapat mandiri, unggul dan berdaya
saing;
c. Meningkatkan prestasi olah raga di sekolah dan masyarakat;
d. Meningkatkan kualitas prasarana dan sarana olah raga.
II - 43
2.2.4.
II - 44
II - 45
II - 46
Hirarki 1, merupakan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yaitu Bojonegara, Cikande dan
Anyar .
Hirarki 2, merupakan Pusat Kegiatan Lokal (PKL), yaitu Baros, Petir, Pontang,
Kragilan, Kramatwatu, dan Ciruas.
Hirarki 3, merupakan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP), yaitu Cinangka, Padarincang,
Petir, Kragilan, Mancak, Carenang.
Tabel 2.2
Rencana Sistem Hirarki Pusat-Pusat Kegiatan
NO JENIS
1 Hirarki 1
2 Hirarki 2
HIRARKI
PKN
PKW
3 Hirarki 3
PKL
4 Hirarki 4
DPP
KECAMATAN
FUNGSI KEGIATAN
Bojonegara
Pelabuhan, Industri, perdagangan, jasa
Cikande
Industri, perdagangan, jasa
Baros
Pemerintahan kabupaten, permukiman perdagangan,
dan jasa
Anyar
Pariwisata
Pontang
Pengembangan Pelabuhan Penerimaan dan
Penyimpanan, serta proses konfigurasi pengelolaan
energi.
Petir
Pertanian tanaman tahunan, lahan kering, permukiman
Pabuaran
Pendidikan, Tanaman pangan lahan kering
Kramatwatu
Permukiman dan jasa
Kragilan
Industri, permukiman
Ciruas
Perumahan, Perdagangan dan Pertanian
Cinangka
Pariwisata
Padarincang
Tanaman pangan lahan basah
Tunjung Teja
Tanaman pangan lahan kering
Mancak
Pertanian tanaman tahunan
Carenang
Pertanian tanaman lahan basah
II - 47
Selanjutnya pada masing-masing hubungan fungsional tersebut dalam hal ini berkaitan
dengan sistem transportasi maka penataan peran dan fungsi jaringan yang terstruktur
harus dilakukan, yaitu melalui pendekatan sistem jaringan primer dan sekunder yang terdiri
dari :
Jaringan arteri
Jaringan kolektor
Jaringan lokal
C.1. Transportasi Regional
Transportasi yang menghubungkan Kabupaten Serang dengan wilayah kabupaten lain
dilayani oleh transportasi yang mempunyai fungsi pelayanan regional atau antar
kabupaten (AKDP) dan fungsi pelayanan nasional atau antar Provinsi (AKAP).
Transportasi regional Kabupaten Serang sangat dipengaruhi oleh keberadaan Jalan Tol
Jakarta Merak. Jalur penting ini telah terbukti mampu menjadi stimulan bagi tumbuh dan
berkembangnya kegiatan-kegiatan perekonomian di sekitarnya. Antara ruas Tangerang
Cilegon, saat ini telah terdapat empat interchange. Berkembangnya kegiatan industri di
Serang Timur mengakibatkan dibutuhkannya pintu tol baru untuk melayani pertumbuhan
industri tersebut. Saat ini telah ada penjajakan pembukaan interchange baru di daerah
Serang Timur. Dalam kerangka pengembangan wilayah, realisasi pembangunan
interchange baru ini akan sangat membantu. Maksud dan tujuan khusus dari usulan
rencana pembangunan interchange baru ini adalah :
Meningkatkan aksesibilitas wilayah Serang Timur
Melancarkan arus keluar barang dan penumpang di Wilayah Serang Timur (ke
Jakarta, ke Cilegon, Sumatera)
Mengurangi beban kemacetan jalur Kragilan Cikande
Merangsang percepatan investasi di Serang Timur
Salah satu alternatif jaringan jalan adanya potensi banjir Sungai Ciujung
Menunjang pengembangan kawasan Serang Timur
Dalam konteks regional dapat mendorong pula tingkat aksesibilitas wilayah Banten
Selatan (Kabupaten Lebak)
Jalan alternatif menuju wilayah Tangerang.
II - 48
Transportasi Kota
Transportasi perkotaan yang cukup komplek yang ditemui di wilayah Kabupaten
Serang, yaitu di wilayah Serang Timur. Kawasan permukiman, industri, perdagangan
dan jasa yang tumbuh dan tersebar di wilayah merupakan potensi besar untuk
membangkitkan pergerakan lokal untuk berbagai tujuan pergerakan seperti bekerja,
sekolah dan sebagainya.
Dalam melayani pergerakan lokal (dalam kota) tersebut di kabupaten Serang terdapat
angkutan perkotaan yang mempunyai trayek tertentu. Di Kabupaten Serang pada
tahun 2007 terdapat 11 trayek angkutan umum dengan armada yang mempunyai
kapasitas 11 tempat duduk.
2.
Transportasi Perdesaan
Pada dasarnya yang dimaksud transportasi pedesaan di sini adalah transportasi yang
menghubungkan pusat-pusat kegiatan wilayah dengan pusat kegiatan lokal.
Transportasi antara dua pusat kegiatan ini lebih mengandalkan tranportasi jalan yang
mempunyai aksesibilitas yang tinggi dibandingkan dengan jenis transportasi yang
II - 49
lain. Transportasi pedesaan ini dilayani oleh angkutan umum yang mempunyai jenis
pelayanan yang menghubungkan antar koa baik dalam kabupaten maupun antar
kabupaten (AKDP).
Pergerakan penumpang angkutan umum di Kabupaten Serang dilayani oleh trayektrayek angkutan umum yang mempunyai radius pelayanan tertentu, dan mempunyai
fungsi pelayanan sebagai angkutan yang melayani antar kota antar Provinsi, antar
kota dalam Provinsi yang sama, serta angkutan yang melayani pergerakan lokal
kawasan atau angkutan perkotaan.
Terdapat 15 (lima belas) trayek AKDP yang melintasi Kabupaten Serang, 60 (enam
puluh) trayek merupakan angkutan yang beroperasi dalam Kabupaten Serang. Selain
jaringan trayek angkutan umum eksisting, terdapat usulan-usulan penambahan
jaringan trayek angkutan umum yang baru, dimana lintas AKDP akan ditingkatkan
pelayanannya dengan menambah jaringan trayek baru sebanyak 7 (tujuh) trayek,
serta usulan penambahan trayek sebanyak 4 (empat) trayek angkutan umum dalam
kabupaten.
Jaringan trayek angkutan umum tersebut melayani pergerakan dari simpul ke simpul
yang berupa terminal, dimana terminal-terminal tersebut mempunyai hirarki fungsi
pelayanan, yakni tipe A, tipe B dan tipe C.
Selain dilayani oleh sistem angkutan jalan, pergerakan penumpang juga dilayani oleh
angkutan rel walaupun kontribusinya dibandingkan angkutan jalan tidak besar, hanya
sekitar 4 % dari seluruh pergerakan penumpang.
Secara umum beberapa arahan penting di sektor transportasi yang perlu
dikembangkan adalah :
Pembangunan jalan Tol Cilegon Bojonegara
Percepatan realisasi pembangunan Kawasan Pelabuhan Bojonegara
Pembangunan interchange baru di STA 52 + 150.
Peningkatan fungsi jalan di pantai utara Kabupaten Serang
Peningkatan fungsi jalan di Pantai barat Kabupaten Serang.
Pembangunan terminal baru
Dengan arahan tersebut maka sistem jaringan jalan di Kabupaten Serang akan
terbentuk oleh :
II - 50
Jalan Arteri Primer yang dibentuk oleh Jalan Tol Jakarta Merak (melintas di
bagian tengah Wilayah Kabupaten Serang) dan Jalan Pantai Barat Kabupaten
Serang (Tanara, Tirtayasa, Pontang Kramatwatu, Bojonegara dan Pulo Ampel.
Jalan ini akan menjadi bagian dari jalan cincin sebagaimana diarahkan dalam
RTRW Provinsi Banten.
Jalan Arteri Sekunder : Jalan poros utara - selatan dari Kabupaten Serang ke
Kabupaten Pandeglang
Jalan Kolektor Primer :
Jalan poros utara - selatan dari STA 52 + 150 ke Kab. Lebak
Jalan lintas selatan (Cinangka - Padarincang - Pabuaran - Baros - Cikeusal
- Jawilan)
Jalan Lingkungan : merupakan jaringan jalan internal kawasan yang dibentuk
untuk menciptakan keterkaitan/hubungan antar bagian kawasan yang ada. Jalan
lingkungan ini akan selalu berorientasi pada sistem jaringan primer atau
sekunder yang ada sebagai jaringan penghubung utama.
II - 51
yang pada ruas-ruas jalan yang macet, tundaan akibat antrian kendaraan umum dan
sebagainya. Diharapkan juga dapat mereduksi angka kecelakaan lalu lintas di ruas jalan
yang rawan kecelakaan.
C.5. Manajemen Lalu Lintas
Penyebaran lalu lintas (LHR dan Volume Lalu Lintas) di Kabupaten Serang terutama pada
ruas jalan sistem primer dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yakni padat,
sedang, rendah dan rendah sekali. Rinciannya sebagai berikut :
Ruas jalan yang lalu lintas hariannya padat adalah ruas Kramatwatu-Ciruas-Kragilan
dan ruas Kramatwatu-Baros, dengan tingkat kepadatan lebih dari 15.000 kendaraan
setiap harinya.
Ruas jalan yang lalu lintas hariannya tergolong sedang adalah ruas jalan Pulo AmpelBojonegara dan ruas Kragilan-Cikande, tercatat 10.000-15.000 kendaraan setiap
harinya.
Ruas jalan yang lalu lintas hariannya tergolong rendah adalah ruas Anyar-Cinangka,
tercatat antara 5000-10.000 kendaraan per hari.
Ruas jalan yang lalu lintas hariannya sangat rendah adalah ruas jalan Anyer-Carita
dan ruas Baros- Petir.
Terdapat ruas-ruas jalan yang bermasalah menyangkut lokasi rawan macet dan lokasi
rawan kecelakaan, bercampurnya lalu lintas kendaraan berat dan ringan, kendaraan cepat
dan lambat serta hambatan samping akibat aktivitas samping jalan. Permasalahan
tersebut, yaitu :
Lokasi rawan kemacetan lalu lintas, yaitu di sekitar Anyer, Pasar Kragilan, Pasar
Ciruas.
Ruas jalan yang rawan terjadi kecelakaan, yaitu ruas Jalan Kramatwatu-Cikande.
Aktivitas perdagangan pinggir jalan yang mengganggu lalu lintas ditemui di Kota
Kecamatan Kragilan, Ciruas, Anyer, dan Bojonegara.
Bercampurnya lalu lintas kendaraan ditemui di kota-kota seperti wilayah Kramatwatu,
Ciruas dan Cikande.
Kurangnya jalan alternatif untuk pencapaian tujuan membuat penumpukan beban lalu
lintas di beberapa ruas jalan diantaranya sering terjadi di ruas jalan Ciruas-Cikande.
II - 52
II - 53
dan pertumbuhan wilayah. Hal ini disebabkan karena sarana pelabuhan laut merupakan
salah satu prasarana pembuka wilayah untuk berhubungan dengan wilayah lainnya baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
Pelabuhan laut yang ada di Kabupaten Serang merupakan satu sistem dengan
transportasi darat (jalan raya dan rel kereta api). Adanya titik pertemuan dua arus
transportasi antara transportasi darat dengan transportasi laut mempunyai pengaruh yang
cukup besar terhadap perkembangan dan pertumbuhan wilayah, yaitu terjadinya
perkembangan yang pesat di sekitar pelabuhan tersebut.
Rencana pembangunan pelabuhan di Bojonegara diharapkan dapat meningkatkan
penghasilan daerah dan menjadi Kabupaten Serang sebagai salah satu pintu gerbang
angkutan barang dan penumpang yang penting bagi Pulau Jawa. Rencana
pengembangan pelabuhan Bojonegara ini telah diuraikan pada bab sebelumnya.
LUAS (Ha)
41.662
6.522
5.529
1.622
25
9.871
18.093
PERSENTASE
29,39%
3,82%
3,24%
0,95%
0,01%
5,78%
10,59%
100.088
27.055
14.872
2.366
10.416
70,61%
15,84%
8,71%
1,39%
6,10%
KAWASAN BUDIDAYA
1 Zona Perkotaan
2 Zona Industri
3 Zona Industri Logam, Kimia dan Rancang Bangun
4 Zona Pengembangan Pelabuhan, Pertanian dan
Perikanan
II - 54
NO
5
6
7
8
9
10
PENGGUNAAN LAHAN
Zona Penunjang Pengelolaan Pulau Perairan Banten
Kawasan Pariwisata
Pelabuhan
Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Tanaman Tahunan
LUAS (Ha)
1.023
2.121
560
21.996
8.025
11.654
PERSENTASE
0,60%
1,24%
0,33%
12,88%
4,70%
6,82%
141.750
100,00%
A. Kawasan Lindung
Kawasan Lindung didefinisikan sebagai kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya
buatan dan nilai sejarah serta budaya, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.
Mengacu pada ketentuan tentang pengelolaan kawasan lindung, yaitu Keppres No. 32
Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, maka kawasan lindung terbagi atas:
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
Kawasan perlindungan setempat
Kawasan suaka alam hayati dan cagar alam
Kawasan Rawan Bencana
a.
b.
II - 55
d.
Kerusakan Tanah
Daerah Kabupaten Serang sebagian tersusun oleh tanah berbutir halus dengan
kompresibilitas tinggi. Dengan demikian penurunan tanah dapat terjadi sebagai
II - 56
Lempung Mengembang
Untuk mengatasi masalah lempung mengembang ini, yaitu dengan menghindari
perubahan kandungan kadar air aslinya. Sedangkan perubahan kandungan air
dalam tanah sangat dipengaruhi oleh perubahan cuaca (antara basah dan
kering). Oleh karena itu perlu sistem drainase yang baik pada daerah-daerah
yang tanahnya tersusun oleh material lempung. Antisipasi ini perlu dilakukan di
kawasan-kawasan yang mengandung Lempung, yaitu di Kabupaten Serang
bagian barat, tengah dan timur.
Abrasi
Abrasi laut terjadi setempat-setempat di sekitar Pasauran. Pada lokasi ini abrasi
telah mengancam jalur jalan antara Anyer Labuan. Faktor penyebab terjadinya
abrasi ini terutama besarnya gelombang laut dan hilangnya terumbu karang.
Dari Peta Topografi Seri AMS tahun 1962, di lokasi ini masih tampak adanya
terumbu koral yang dapat mengurangi abrasi air laut, tapi pada saat ini terumbu
karang tersebut tidak tersisa lagi. Dengan demikian diperlukan usaha-usaha
pelestarian dan perlindungan terumbu koral, yang dapat dimanfaatkan sebagai
pengendalian abrasi.
Gerakan Tanah
Berdasarkan atas kondisi geologi (litologi, stratigrafi dan struktur geologi), bentuk
medan (sudut lereng dan bentuk muka tanah), curah hujan, tata guna lahan dan
kondisi kegempaannya, maka wilayah Kabupaten Serang dapat dibagi menjadi 4
(empat) zona kerentanan gerakan tanah, yaitu :
II - 57
e.
II - 58
B. Kawasan Budidaya
Kawasan Budidaya didefinisikan sebagai kawasan yang dimanfaatkan secara terencana
dan terarah sehingga dapat berdayaguna dan berhasilguna bagi hidup dan kehidupan
manusia. Dalam RTRW Kabupaten Serang Kawasan Budidaya terdiri atas:
Pertanian Lahan Basah
Pertanian Lahan Kering
Pertanian Tanaman tahunan
Zona Pengembangan Pelabuhan, Pertanian dan Perikanan
Industri
Pelabuhan
Kawasan Pariwisata
Zona Perkotaan
Zona Penunjang Pengelolaan Pulau-Pulau
a.
II - 59
b.
c.
d.
Zona Industri
Pengembangan kegiatan industri merupakan salah satu fungsi utama yang akan
dikembangkan di Kabupaten Serang. Pusat pengembangan kegiatan industri di
wilayah Kabupaten Serang adalah di Kawasan Bojonegara dan di Serang Timur
khususnya di kawasan Cikande.
II - 60
II - 61
perekonomian Kabupaten bisa lebih ditingkatkan. Selain itu dalam hal penciptaan
lapangan kerja, kegiatan industri lebih memungkinkan memberikan lapangan kerja
yang relatif lebih luas. Walaupun demikian pengembangan ini tetap
mempertimbangkan proporsi lahan yang ada sehingga produksi pertanian Kabupaten
dapat tetap dipertahankan. Dengan pertimbangan ini maka alokasi pengembangan
lahan industri dikonsentrasikan di kawasan yang sudah atau akan memiliki prasarana
pengembangan yang mendukung kegiatan industri. Pengembangan ini meliputi area
di wilayah Kecamatan Binong, Kibin, Cikande, Kragilan, sebagian Pamarayan dan
sebagian Jawilan. Sementara itu pengembangan industri di Kawasan Bojonegara
diarahkan di wilayah Kecamatan Pulo Ampel, Bojonegara dan Kramatwatu. Walaupun
demikian beberapa industri yang berkembang di sekitar kawasan Anyer masih dapat
dialokasikan seperti pengembangan kegiatan industri di Kosambironyok.
e.
f.
Pelabuhan
Rencana pengembangan pelabuhan di wilayah Kabupaten Serang khususnya di
Bojonegara telah dibahas dalam waktu yang cukup lama. Saat ini semakin dirasakan
kebutuhan akan pelabuhan ini untuk menunjang pertumbuhan wilayah Kabupaten
Serang. Sesuai dengan batas kepemilikan lahan dan kondisi geografis, pembangunan
Pelabuhan Bojonegara dapat dilakukan pada lahan yang akan dibebaskan seluas 500
ha, ditambah dengan lahan hasil reklamasi pantai seluas 42 ha dan hasil reklamasi
Pulau Kali seluas 37 ha. Pada tahap awal lahan seluas 500 ha yang akan
dibebaskan, akan dikembangkan zona-zona sebagaimana disajikan pada tabel di
II - 62
bawah. Sesuai dengan kebijakann PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia II, Pelabuhan
Bojonegara diperuntukkan sebagai terminal peti kemas, multipurpose dan curah air.
Pada pengembangaan jangka panjang, bahkan untuk menerima limpahan peti kemas
dari Pelabuhan Tanjung Priok.
Luas Areal Zona Peruntukkan Di Kawasan Pelabuhan Bojonegara
No
1
2
3
4
5
Peruntukan
Daerah kerja pelabuhan
Office center zone
Community area
Resort area
Port related industrial zone
Jumlah
Luas (ha)
Persentase
148
27
30
125
170
29.6
5.4
6.0
25.0
34.0
500
100.0
II - 63
yang ada dengan tetap mempertimbangkan kriteria lingkungan dan keterkaitan dengan
kegiatan sekitarnya.
g.
Kawasan Pariwisata
Perkembangan kegiatan wisata ditunjukkan dengan adanya dua potensi wisata yang
berbeda, yaitu wisata pantai di kawasan pantai barat (Anyar Cinangka) dan potensi
alam, buatan dan wisata ziarah pada taip SKP. Perkembangan yang ada
menunjukkan angka yang cukup potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu
fungsi utama selain industri. Ada perbedaan yang cukup jelas dalam
mengembangkan kedua jenis kegiatan wisata di atas. Wisata ziarah
pengembangnnya relatif tidak terlalu intensif karena mempertimbangkan faktor
konservasi. Sementara pengembangan kawasan pantai barat pengembangan relatif
lebih intensif dengan batasan-batasan yang tetap diberikan terutama masalah
keberadaan kawasan sempadan pantai sebagai kawasan lindung.
Selain potensi wisata tersebut, Kabupaten Serang juga memiliki potensi kawasan
wisata alam pegunungan yaitu Cagar Alam Rawa Dano dan air panas Batu Kuwung.
Adapun kesenian daerah yang dapat menjadi unggulan untuk penunjang
pengembangan pariwisata adalah debus, pencak silat, reog dan rudat (ada 18 jenis).
Alokasi pengembangan kegiatan pariwisata dalam RTRW Kabupaten Serang meliputi
area yang luasnya sekitar 2.121 Ha. Area pengembangan ini dikonsentrasikan di
kawasan Pantai Barat.
h.
Zona Perkotaan
Dalam RTRW Kabupaten Serang zona perkotaan tersebar pada semua SKP dan
serta dialokasikan areal seluas 27.055 ha atau sekitar 15.84 % dari luas Kabupaten
Serang.
i.
II - 64
2.2.5.
II - 65
3.
4.
5.
6.
II - 66
7.
8.
II - 67