Pelaksanaan otonomi daerah yang masih menunjukkan berbagai kelemahan bahkan makin
merebakkan praktek korupsi dan pungutan liar ke daerah-daerah. Dalam praktek dilapangan
banyak yang menggunakan instrumen regulasi sebagai justifikasinya.
6. Kurangnya insentif bidang pajak maupun non pajak
Dalam implementasinya di daerah, skema insentif yang diatur dalam berbagai aturan
ternyata tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, sehingga kebijakan investasi yang di
tetapkan oleh pemerintah tidak sepenuhnya dapat dirasakan manfaatnya oleh investor.
7. Rendahnya jaminan dan perlindungan investasi
Meskipun UU Penanaman modal telah mengatur jaminan dan perlindungan terhadap
kegiatan investasi dan pemerintah secara aktif menyepakati berbagai perjanjian bilateral
mengenai promosi dan perlindungan investasi, namun dalam prakteknya kurang terlihat
komitmen yang sungguh-sungguh dalam perlindungan investasi.
8. Lemahnya penegakan dan kepastian hukum
Munculnya berbagai
Churcil, dan lainnya
masih lemah. Hal ini
daya saing Indonesia
investor sangat berharap adanya perubahan serta percepatan ke arah yang lebih baik dari
iklim penanaman modal di Indonesia.
Mahendra menilai, ada beberapa masalah-masalah yang harus segera dibenahi oleh
internal Indonesia terkait investasi.
Masalah-masalah tersebut adalah kepastian hukum, infrastruktur yang kurang memadai
seperti pelabuhan, jalan raya dan jalur kereta api, tegas Mahendra di Jakarta, Kamis
(3/10).
Selain masalah di atas, Mahendra menegaskan masalah juga terjadi pada koordinasi
antara pemerintah pusat dan daerah yerkait investasi. Saya ingin ke depannya BKPM
akan langsung fokus kepada pemerintah daerah yang berkomitmen untuk menerima dan
memajukan iklim investasi di daerahnya.
Menurut Mahendra hal tersebut lebih baik dibanding BKPM harus meyakinkan diri ke 550
pemerintah daerah untuk meyakinkan investasinya ke daerah. Kami akan dorong mulai
dari promosi, investasinya. Kami ajak stakeholder yang lain seperti PLN, perbankan hingga
Kadin untuk masuk ke daerah. Di situlah peran BKPM agar investasi bisa tumbuh di
daerah, katanya.
Terkait pelayanan investasi, Mahendra juga berjanji akan membuatnya lebih sederhana
dan teratur. Pelayanan investasi bukan hanya bagian perizinan atau bagian depan front
office-nya tapi koordinasi dalam merealisasikannya sampai kepada implementasinya,
tambah Mahendra. (EVA)
Mahendra menilai, ada beberapa masalah-masalah yang harus segera dibenahi oleh
internal Indonesia terkait investasi.
Kamar Dagang dan Industri Eropa di Indonesia (EuroCham) merilis lembar posisi
tahunan khusus 2013. Laporan ini memuat sejumlah kritik dan rekomendasi terhadap
perekonomian
Indonesia.
yang
merugikan
lainnya.
selanjutnya
dari
BKPM,
jelas
Jakob.
investasi
berarti
suatu
investasi
dalam
sebuah
perseroan
terbuka.
Tanpa adanya definisi yang jelas, BKPM atau OJK seharusnya menetapkan sebuah
mekanisme resmi untuk mngkonfirmasi apakah sebuah investasi dapat diklasifikasikan
sebagai
sebuah
portofolio
investasi
atas
dasar
kasus
per
kasus.
aplikasi
jika
digunakan
secara
efektif.
Jakob juga menyinggung fasilitas keringanan pajak. Berdasarkan praktik saat ini,
meskipun peraturan-peraturan mensyaratkan hanya sebuah rekomendasi dari BKPM
sebelum Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan persetujuan fasilitas keringanan
pajak, DJP masih mensyaratkan agar kementerian teknis. Misalnya, Kementerian
Perindustrian, untuk menerbitkan rekomendasi lain guna mengkonfirmasi kriteria unutk
keringanan
pajak
tersebut,
imbuhnya.
EuroCham merekomendasikan agar BKPM dan DJP dapat menetapkan kriteria nagi
sebuah fasilitas keringanan pajak, terutama untuk mengantisipasi perubahan peraturan
yang mengatur fasilitas keringanan pajak di masa mendatang. Kriteria demikian harus
jelas
serta
dapat
dilaksanakan.
Selain itu, BKPM dan DJP diharapkan membentuk sebuah gugus tugas untuk
mengevaluasi aplikasi fasilitas keringanan pajak sehingga penanam modal tidak perlu
menupayakan rekomendasi tembahan. Penyusunan melalui gugus tugas bisa
mempermudah dan memperpendek kerangka waktu proses aplikasi. Permasalahan lain
terletak pada persyaratan divestasi dan pemerintah daerah yang terkadang
mengeluarkan peraturan yang mungkin bertentangan dengan semangat UU Penanaman
Modal,
kata
Jakob.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Kerjasama Dunia Usaha Internasional BKPM Guyub
Sagotrah Wiroso mengaku tak dapat berkomentar banyak terkait masalah-masalah
yang diungkapkan oleh pihak EuroCham. Pasalnya, lembar posisi 2013 terkait investasi
tersebut
perlu
diserahkan
kepada
Kepala
BKPM
terlebih
dahulu.
Belum bisa komentar banyak soal hal itu, soalnya lembar posisi ini masih harus
diserahkan dan dilaporkan terlebih dahulu, pungkasnya.