y y2=f(
y 2 k,A2)
1 y
y1=f(
0
k,A1)
Outpu
t y0=f(
(n
per
head
M
P
=
tcY
2i
+d
)k
k,A0)
s
y
s2
s y
Kapital
per k k k y 1
0 head 2 0
0 1
SOPAR M.H.
2014
Buat Kedua Orang Tua-ku
2
3
Table of Content
BAB I 1
EKONOMIMAKRO...........................................................................1
1.1 Tiga Model Ekonomimakro..................................................2
1.2 Growth dan GDP.....................................................................9
BAB II...............................................................................................14
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL...............................14
(NATIONAL INCOME)....................................................................14
2.1 Produksi Output dan Pembayaran ke Faktor Produksi....15
2.2 Pengeluaran dan Komponen Demand................................18
2.3 Beberapa Identitas penting.................................................20
2.4 Mengukur GDP....................................................................23
2.5 Inflasi dan Indeks Harga.....................................................25
BAB III.............................................................................................50
AGGREGAT SUPPLY DAN AGGREGAT DEMAND......................50
3.1 Kurva AS..............................................................................52
3.2 Kurva AD.............................................................................56
3.3 Di bawah Kebijakan Moneter dan Fiskal..........................57
Asumsi Alternatif Supply.................................................................57
3.4 Ekonomi Supply-side............................................................61
BAB IV.............................................................................................63
AGGREGAT SUPPLY :.....................................................................63
UPAH, HARGA, dan PENGANGGURAN.......................................63
4.1 Kurva AS dan Mekanisme Penyesuaian Harga.................64
4.2 Upah, Harga, dan Output : Fakta.......................................66
4
4.3 Hubungan Upah-Pengangguran : Mengapa Upah Kaku
(Sticky) ?..........................................................................................69
4.4 Dari Kurva Phillips ke Kurva AS.......................................76
4.5 Dampak Ekspansi Moneter.................................................79
4.3 Kejutan Supply.....................................................................82
BAB V...............................................................................................86
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN..........................................86
Aggregat Demand dan Output Equilibrium.......................................86
Fungsi Konsumsi dan Aggregate Demand.........................................86
Multiplier...........................................................................................91
BAB VI...........................................................................................104
UANG , BUNGA DAN PENDAPATAN.........................................104
6.1 Pasar Barang dan Kurva IS..............................................107
6.2 Pasar Uang dan Kurva LM...............................................114
6.1 Derivasi Skedul AD............................................................120
BAB VII..........................................................................................124
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL......................................124
7.1 Kebijakan Moneter............................................................125
7.2 Kebijakan Fiskal dan Desakan ke Luar (Crowding-Out)
129
7.3 Komposisi Output dan kebijakan Campuran (Mixed)....134
7.1 Kebijakan Campuran........................................................137
BAB VIII.........................................................................................142
INTERNATIONAL LINKAGES......................................................142
( KETERKAITAN INTERNASIONAL).........................................142
8.1 Balance of Payments, dan Exchange Rates.......................143
8.2 Tingkat Tukar Long-Run..................................................149
5
8.3 Perdagangan Barang , Ekuilibrium Pasar, dan
Keseimbangan Perdagangan........................................................150
8.4 Mobilitas Kapital...............................................................154
8.5 Model Mundel Fleming : Perfect mobile capital di bawah
Tingkat Nilai Tukar Fix................................................................156
8.1 Mobilitas Modal Sempurna dan Tingkat Tukar Flexible159
BAB IX...........................................................................................165
PERMINTAAN UANG (DEMAND FOR MONEY)......................165
9.1 Komponen Stok Uang........................................................166
9.2 Fungsi Uang.......................................................................167
9.3 Permintaan Uang : Teori...................................................167
9.4 Bukti Empirical..................................................................170
SIKLUS BISNIS DUNIA..........................................................177
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................178
CURICULUMVITAE.......................................................................a
6
OUTLOOK (PENAMPILAN ) EKONOMI DUNIA 2013
KEBIJAKAN KAKU
Transformasi BPJS.
7
KEBIJAKAN TAK POPULER
BLSM
Revisi rumah tangga sasaran bisa dilakukan setelah seluruh bantuan langsung
sementara masyarakat termin pertama tuntas dilakukan di seluruh wilayah.
Penyaluran termin pertama paling lambat tuntas akhir Juli. Termin dua paling
lambat September 2013.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah
Alisjahbana di Jakarta, Jumat (5/7), menyatakan , penyaluran bantuan
langsung sementara masyarakat (BLSM) sejauh ini masih terus dievaluasi.
Salah satunya adalah kartu yang salah sasaran sehingga BLSM nya pun
diterima orang yang tidak berhak.
BLSM disalurkan dalam dua termin, masing-masing untuk pembayaran jatah
dua bulan sekaligus. Per bulan jatahnya Rp.150.000 per rumah tangga
sasaran sehingga jatah per termin adalah Rp.300.000.
Mekanisme revisi penerima, menurut Armida, sudah ada mekanismenya.
Pertama-tama, kartu BLSM harus dihimpun kantor pos setempatmembuat
daftar yang disampaikan ke kelurahan atau desa yang bersangkutan.
Di samping persoalan salah sasaran, Armida menambahkan, ternyata masih
banyak aparat di tingkat desa dan kelurahan yang belum paham soal BLSM.
(Kompas.Juli 2013).
Dana Pendamping
8
daerah.Tolong partisipasi daerah, sebab ini Negara kita bersama dan pagu
anggaran (APBN) hanya 11,6 triliun untuk 15,5 juta keluarga, ujar
Gamawan.
a. Jelaskan kebijakan di atas dengan melukis pergeseran kurva IS-
LM, dan jelaskan bagaimana perubahannya terhadap output, dan
pendapatan.
Harga Barang
Harga Naik
Pengguna angkutan umum Ibu Kota menikmati kepahitan akibat tariff naik
sebelum ada keputusan instansi terkait. Dua hari sejak pengumuman
kenaikan harga BBM,Senin (24/6), mereka menanggung kenaikan 50 persen
tariff angkutan kota. Biasanya dari Semper ke Tanjung priok Rp2.000, naik
menjadi Rp3.000,ujarnya. Harga bahan pangan terus bergerak naik. Liar
mencekik orang-orang kecil, Syamsul Arif (28), pedagang mi dan nasi
9
goreng di Jakarta Utara. Sebagian besar bahan baku naik, sementara harga
jual tetap, sampai hari ini Rp 9.000 per porsi,ujarnya. Cabai rawit dari Rp
55.000 per kilogram (kg) jadi Rp 80.000 per kg. Daging ayam naik dari Rp
24.000 per ekor jadi Rp.28.000 per ekor. Bawang merah lokal naik dari Rp
30.000 per kg jadi Rp 45.000 per kg. Banyak pelanggan mengurangi jumlah
belanjanya, tak sedikit batal belanja,kata Halimah (23) , pedagang sayur di
Pasar Rawabadak. Sejumlah pedagang mengalami penurunan omzet akibat
kenaiakan harga bahan-bahan tersebut. Sarbini (30), pedagang daging sapi di
Pasar Rawabadak, omzetnya turun dari Rp 110 juta sehari menjadi kurang
dari Rp 90 juta sehari. (Kompas.Juli 2013)
10
yang dilepas investor . Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdasarkan
kurs tengah BI, Jumat (5/7), sebesar Rp 9.945 per dollar AS. Posisi ini
melemah 11 poin dibandingkan awal pekan, yang sebesar Rp 9.934 per dollar
AS. BI pernah menyampaikan, akan menggunakan bauran kebijakan dan
instrumen untuk menjaga stabilitas makro. langkah ke depan harus lebih
prudent dan mengoptimalkan semua instrument yang ada,ujar Destry. Selain
itu, kepastian global juga harus jelas. Untuk Indonesia, mau tidak mau harus
ada langkah konkret. Bukan hanya dari BI. Tapi juga dari pemerintah untuk
menangani masalah domestik, seperti inflasi, defisit neraca perdagangan, dan
realisasi infrastruktur,kata Destry. BI dan pemerintah terus berkoordinasi
untuk mengendalikan laju inflasi. Gubernur BI Agus DW Martowardojo
mengatakan, BI sedang fokus untuk mengendalikan inflasi. katanya.
(Kompas.Juli 2013).
Derivasi kurva IS* kebijakan di atas dari kurva ekspor bersih dan
perpotongan Keynesian, bagaimanakah output dan pendapatan Indonesia
sekarang?
Depresi Amerika
Menurut Kolumnis Paul Krugman ,Ben Bernanke dan Fed berikan sinyal
yang salah.
Rakyat Amerika kini masih hidup dalam resesi tingkat rendah. Begitupun
,pernyataan ketua Fed Ben Bernanke baru-baru ini tentang pengurangan
stimulus ekonomi cukup menganggu peluang rakyat Amerika untuk
mengakhiri depresi, kolumnis Paul Krugman mengatakan , Ben Bernanke
dan rekan-rekannya di Badan Cadangan Federal (Fed) memiliki kinerja yang
cukup baik di masa-masa ekonomi sulit sekarang. Mereka sudah berusaha
meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan ketika sebagian besar (pejabat)
di Washington nampaknya lupa baik tentang pengangguran , maupun dalam
memutuskan cara terbaik mengatasi pengangguran yang meningkatkan
penderitaan penganggur, kata Krugman. Bernanke bahagia dalam
memperkuat pesannya tentang sudah mendekatnya pengurangan stimulus.
11
Yang jadi masalah ialah bahwasanya ini benar-benar sinyal yang salah di
dalam mengutarakan tentang keadaan ekonomi. Rakyat Amerika benar-benar
masih hidup dalam depresi pada tingkat rendah- namun pesan Fed malah
mengurangi peluang rakyat untuk keluar dari depresi dalam waktu dekat,
katanya. Amerika tetap berada jauh dari kondisi memiliki lapangan kerja
sepenuhnya (full-employment) empat tahun setelah berakhir resminya resesi
2007-09. Memang benar tingkat pengangguran sudah turun- tetapi itu
terutama mencerminkan penurunan di dalam jumlah mereka yang aktif
mencari pekerjaan, ketimbang kenaikan dalam pengadaan lapangan
pekerjaan. Lihat saja contoh, dalam pecahan orang dewasa usia kerja (25
hingga 54) yang punya pekerjaan; rasionya turun dari 80 menjadi 75% waktu
resesi, dan baru pulih hanya menjadi 76%, kata Krugman.
Depresi Eropa
Meski pasar tertekan menjelang kanaikan suku bunga dan mendesak para
pembuat kebijakan untuk membuat kemajuan pada serikat perbankan Eropa,
Coeure menegaskan ECB (Bank Sentral Eropa) tidak akan berbalik arah
dalam komitmen kebijakannya. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi zona
euro diprediksi melemah tahun ini dan inflasi jelas tetap di bawah 2 persen.
Berbagai tindakan tindakan non standar telah diperkenalkan oleh ECB
guna mendiukung transmisi kebijakan moneter dalam segmen pasar tertentu
dan itu akan tetap digunakan selama masih diperlukan, dan ada langkah-
langkah , baik standaar dan non standar kita dapat pergunakan keduanya bila
itu memang dibutuhkan, jelasnya .Tak boleh ada keraguan, penghentian
kebijakan moneter masih lama dan kami akan tetap akomodatif ,tuturnya
menegaskan. ECB menetapkan suku bunga utama berada pada rekor rendah
yakni 0,5 persen pada bulan ini. Diskusi yang dilakukan juga termasuk
membahas kemungkinan mendorong rate deposito ke wilayah negative untuk
pertama kalinya, yang artinya bagi bank komersial yang menyimpan dana di
ECB akan dikenakan biaya, ungkap Coeure. (Kompas.Juli 2013.)
12
Free Trade
13
AS telah mengajukan protes ke WTO (organisasi perdagangan
dunia) terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang membatasi
impor holtikultura dan produk hewan-Indonesia
NAFTA
MEE
MEA-APEC
AFTA
mengurangi impor daging sapi beku hingga 91% dan menetapkan syarat
penyembelihan hewan sesuai Syariat Islam.
APEC-PPFS (Policy Partnership on Food Security Juni lalu
menghasilkan rencana jangka panjang ketahanan pangan menuju 2020.
Agendanya adalah berbagi pengalaman di antara para petani APEC,
membangun sektor pertanian dan perikanan, memfasilitasi investasi dan
pembangunan infrastruktur, serta menguatkan pasar dan pangan.
Pertukaran teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Indonesia
membentuk M-KRPL (Model kawasan Rumah Pangan Lestari).
(Analisa.SIB.Kompas.Juni-Juli 2013)
Indonesia sebagai negara penganut kurs mengambang dipatok.
Dengan Teori Mundell-Fleming, dan kurs mengambang (floating),
jelaskan dengan kurva ekspor bersih dan IS*-LM* , hambatan
perdagangan tidak memengaruhi neraca perdagangan. Di mana
tujuan hambatan perdagangan untuk memacu Neraca Perdagangan.
Sumber :
Outlook (Penampilan ) Ekonomi Dunia 2013.
Mankiw N.G.2000. Teori Makro Ekonomi .Ed4th.Erlangga .Jakarta .
Zulkarnain Djamin.1994.Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi dan Perdagangan Luar
Negeri Indonesia.UI-PRESS.
Kompas,SIB,Analisa.
---------- Penulis sajikan untuk UAS Semester Genap 2013, UHN --------
14
BAB I
EKONOMIMAKRO
Pengantar
1
Gambar tersebut memperoleh secara rinci persoalan yang muncul, langkah
pendek dalam mengkaji bangunan ekonomi bekerja dengan mengajukan
pertanyaan bagaimana membuat penampilan ekonomi lebih baik. Pertanya an
awalnya , dapatkah pemerintah dan apakah pemerintah melakukan intervensi
sebagai uasaha memperbaiki ekonomi ?
Pemikir besar ekonomi selalu memilih kepentingan penerapan teori makro
untuk kebijakan . Dalam hal ini John Mynard Keynes dengan anggotanya
Milton Friedman dari Universitas Chicago, dan Institute Hoover, Franco
Modigliani dan Robert Solow dari M.I.T., James Tobin dari Universitas
Yale. Generasi berikutnya , Robert Barro, Martin Feldstein, N.Gregory
Mankiw dan Thomas Sargent dari Universitas Chicago, memberikan
gambaran yang luas dan dalam beberapa kasus ragu dengan kebijakan aktif
pemerintah , dengan pandangan kuat dalam issue kebijakan.
Pertumbuhan Long-run
2
GNP PER KAPITA ,1873-1994
(RIBUAN DOLLAR PADA 1987)
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1880
1900
1920
1950
1970
1990
1890
1910
1930
1940
1960
1980
GNP PER KAPITA (RIBUAN DOLLAR PADA 1987)
21.5
21
20.5
20
19.5
19
18.5
18
17.5
17
16.5
1973
1975
1977
1979
1981
1983
3
Dalam kajian teori pertumbuhan , dilihat bagaimana akumulasi input
investasi mesin- dan perbaikan teknologi yang membawa peningkatan stan
dard hidup.
Dengan mengabaikan resesi dan boom dan fluktuasi short-run yang
berhubungan dengan pekerja dan sumber lain. Dengan asumsi tenaga kerja ,
bahan mentah, dan yang lain full-employed (bekerja penuh).
Artinya, fluktuasi dalam ekonomi contohnya naik-turunnya pengangguran
cenderung diratakan sepanjang tahun. Dalam priode sangat panjang ,
semua hal berapa cepatnya pertumbuhan ekonomi diratakan. Teori partum
buhan menjelaskan tingkat pertumbuhan diratakan dalam banyak tahun atau
dekade.
Di negara industry , perubahan standar hidup tergantung pada
perkem bangan teknologi dan akumulasi modal terdefinisi luas.
Negara berkem bang , pembangunan infrastruktur lebih penting dari
perkembangan teknologi, yang belkangan diimpor. Di semua negara
, tingkat tabungan sebuah kunci penentu kemajuan ke depan. Negara
yang mengorbankan hari
ini akan memperoleh standard hidup lebih tinggi di masa depan.
Dalam 100 tahun tingkat pertumbuhan 4% akan menghasilkan standard
hidup 7 kali lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan 2% .
P AS
P E
HARGA
LEVEL
0
A
D
OUPUT,PENDA
0 Y PATAN
Y
0
Gambar 1. 2 Aggregat Demand dan Supply
5
AD AS
Price level
P0
Output Y0 Y
6
Y
Y
Y 3
Y
2
Y1
0
t0 t1 t2 t3
time
(a)
0 Y Y Y Y3 Y
outp
0 1 2
ut
GAMBAR 5-5PERTUMBUHAN
SEPANJANG WAKTU(b),DIPINDAHKAN
MENJADI GESERAN AS
Gambar 1. 4 Penentuan Aggregat Supply Jangka Sangat Panjang
7
Jangka Pendek
P0 A
S
level harga
A
Y outpu D Y
GAMBAR 1-5 0AGGREGAT
t
DEMAND DAN SUPPLY SHORT
RUN
Gambar 1. 5 Aggregat Demand dan Supply Short-run
8
Medium Run
4 3.2
3
2
2 1.5 1.4
1
Perubahan Infasi (%)
-4
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat unemployment (%)
9
Dalam gambar di atas , perubahan dalam tingkat inflasi di-plot pada tingkat
pengangguran . Dengan memperhatikan bilangan yang dicantunkan pada skla
horizon dan vertical.
Sebuah titik 2 menurunkan (drop) pengangguran dengan perubahan
sangat besar. Sebuah drop demikian , dari 6 ke 4% , akan meningkatkan
tingkat inflasi kira-kira hanya 1 titik pada sebuah periode 1 tahun. Dengan
demikian sebuah horizon 1 tahun , kurva aggregate supply demikian datar
dan aggregate denand akan memenuhi sebuah model penentuan model
output yang baik.
10
kecil . Pendapatan Ghanapada 1980 hanya 20% lebih tinggi dari 1913,
sementara Brazil naik lebih dari 5 kali lipat.
Jelasnya, itu akan berarti dengan mengetahui, jika ada, kebijakan apa yang
meningkatkan tingkat pertumbuhan rerata sebuah negara sepanjang periode
waktu.
11
Peak
Peak
outpu
Peak
t
Troug Troug
Troug h h
Time
h
Gambar 1. 7 Siklus Bisnis
Garis recession dan recovery menunjukkan trend jalur GDP riil. Jalur
trend GDP adalah jalur GDP yang akan diambil jika faktor produksi full-
employed . Sepanjang waktu , perubahan GDP ada 2 :
Pertama, lebih banyak sumber daya ditemukan; ukuran populasi meningkat,
perusahaan menemukan mesin, menanam pohon, perbaikan tanah, stok
pengetahuan meningkat dengan barang baru, dan metoda produksi baru
ditemukan dan diperkenalkan. Ini meningkatkan perolehan sumber daya yang
mengijinkan ekonomi memproduksi lebih banyak barang dan jasa ,
menghasilkan trend level output meningkat .
Dalam istilah ekonomi, ada full-employement of labor saat setiap orang yang
menginginkan sebuah pekerjaaan mendapatkannya dengan perkiraan waktu
yang tepat. Karena definisi ekonomi tidak tepat benar , maka secaratipikal
full-employment of labor didefinisikan dengan beberapa perjanjian.
12
Contohnya, bahwa labor full-employed ketika tingkat pengangguran 5,5
persen. Modal, demikian juga tidak pernah full-employed dalam sebuah
pemahaman secara fisik, contoh, bengunan perkantoran atau ruangan dosen,
yang merupakan sebagian dari stok capital, digunakan hanya sebagian hari
ini.
Output tidak selalu pada level trendnya , yaitu, level yang berhubungan
dengan (ekonomi) full-employment dari faktor produksi. Lebih dari itu,
output terfluktuasi di sekitar level trend. Selama sebuah ekspansi (recovery)
employment dari faktor produksi meningkat, dan memjadi sumber kenaikan
produksi. Output dapat naik di atas trend karena orang-orang bekerja lembur
(overtime) dan mesin digunakan dengan beberapa shift .
Sebaliknya, selama sebuah resesi pengangguran meningkat dan output
berkurang diproduksi dari yang dapat diproduksi dengan sumber daya dan
teknologi yang tersedia.
Garis gelombang dalam gambar diatas menunjukkan awal siklus output dan
trend . Deviasi (simpangannnya) output dari trend ditunjukkan sebagai
ouput-gap.
Gap output mengikuti gap antara output actual dan output ekonomi yang
dapat memproduksikan full-employment dari sumber tersedia yang ada. Full-
employment output disebut output potensial.
Gap Output = Output Potensial Output Aktual
Output gap mengijinkan unruk mengukur besar deviasi siklus output dari
output potensial atau output trend ( istilah digunakan bergantian) . Gambar
berikut menunjukkan output aktuak dan potensial untuk AS , garis yang tebal
melukiskan resesi.
13
Gambar 1. 8 Output Aktual dan Potensial, 1959-1995.
14
Gambar 1. 9 Tingkat Infasi dalam Harga Konsumen, 1960-1996.
BAB II
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
(NATIONAL INCOME)
Pie = f(labor,dapur)
Fungsi produksi digeneralisasi dengan GDP (Y) ke input produksi labor (N)
dan capital (K), yang dapat dituliskan sebagai
Y = f(N,K)
Sekali pie tercipta, maka faktor pembayaran akan tercipta . Beberapa pie
diserahkan kepada pekerja sebagai pembayaran labor. Ini adalah pendapatan
upah. Pengusaha akan membuat irisan untuk tiap pie (kira-kira 8% dari pie di
AS) untuk pembayaran ke pemerintah sebagai kontribusi untuk jaminan
social. Ini juga sebagai pembayaran ke labor , dibuat untuk kepentingan
pekerja. Pengusaha juga mendapat pie untuk keterampilan manajemen. Ini
juga pembayaran ke labor. Beberapa pie ditinggalkan untuk dapur. Ini
pembayaran ke capital. Pie yang tersisa adalah profit (keuntungan) .
16
Semua faktor pembayaran, termasuk profit, dijumlahkan. Diekspresikan
sebagai :
Lebih umum, pembayaran labor sama dengan tingkat upah (w) dikali jumlah
labor yang digunakan dan pembayaran capital sama dengan tingkat upah (i)
dikali jumlah capital yang dipinjam dan ditulis :
Y = (w x N) + ( P x K) + profit
17
Gambar 2. 1 Komposisi GDP
18
produksi minus nilai perkiraan capital yang digunakan dalam memproduksi
output.
Depresiasi tipikalnya kira-kira 11% GDP, dengan demikian NDP biasanya
kira-kira 89% GDP.
Pendapatan Nasional
Y C + I + G + NX
Konsumsi
19
Tabel 2.1 GDP dan Komponen Demand ,1966, triwulan kedua
Personal consumption 5.139 68,1
expenditure
Gross private domes 1.096 14,5
tic investment
Government 1.409 18,7
purchases of goods
and services
GDP -99 -1,3
7.545 100.0
Government
Investasi
Net Exports
Y C+I
Jika ada output tak terjual, diperkirakan dalam akumulasi inventaris sebagai
bagian dari investasi ( sama jika perusahaan menjual barang untuk dirinya
sendiri dan ditambahkan ke inventaris), selanjutnya semua output habis.
Ditulis :
Y S+C
C+I S+C
I S
Y C + I + G + NX
YD Y + TR TA ,
YD C + S ,
Kombinasi
C + S YD Y + TR TA
Atau
C YD S Y + TR TA S
S I ( G + TR TA ) + NX
GDP adalah nilai barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi.
Permintaan pada final goods dan services disederhanakan untuk memastikan
bahwa tidak ada perhitungan double.
Contoh, tidak memasukkan harga keseluruhan mobil dalam GDP dan juga
memasukkan sebagai bagian GDP nilai dari ban-ban yang terjual pada
produsen mobil untuk penggunaan pada mobil. Komponen dari mobil yang
terjual untuk pabrik disebut barang antara , dan nilainya tidak termasuk
dalam GDP.
Hal yang sama, gandum yang digunakan untuk pie adalah sebuah barang
antara, Pengusaha hanya dapat menghitung nilai pie sebagai bagian GDP.
Dan tak dapat menghitung nilai gandum yang terjual untuk penggilingan dan
nilai tepung gandum yang terjual untuk pembuat roti.
Pada prakteknya, perhitungan double diatasi dengan memberlakukan
nilai tambah (value added) .
Pada tiap tahap pabrikasi sebuah barang, hanya value added untuk barang
tersebut yang dihitung sebagai bagian dari GDP. Nilai dari gandum yang
diproduksi oleh petani dihitung sebagai bagian dari GDP .
Nilai tepung gandum terjual kepada penggiling dikurangi biaya pembelian
gandum adalah nilai tambah penggiling.
Jika proses ini diikuti, maka jumlah value added pada tiap tahap proses sama
dengan nilai akhir (final goods) roti yang terjual.
24
Output Berjalan (Current Output)
Data GDP , dalam prakteknya tidak hanya digunakan sebagai ukuran berapa
banyak yang diproduksi tapi juga sebagai sebuah pengukuran kesejahteraan
(welfare) penduduk sebuah negara. Ekonom dan politikus berkata jika suatu
kenaikan dalam GDP riil berarti bahwa penduduk akan lebih baik. Tetapi data
GDP jauh dari pengukuran sempurna output ekonomi atau welfare.
Ada 3 masalah besar :
Beberapa output adalah pengukuran yang buruk karena tidak
diperdagangkan di pasar.
Jika anda membuat kue di rumah, nilai tenaga anda tidak dihitung
secara resmi dalam statistic GDP.
Jika anda membeli sebuah pie , tenaga pembuat kue dihitung.
Ini berarti bahwa kenaikan partisipasi wanita dalam angkatan kerja telah
meningkatkan dengan tidak menetapkan pengurangan untuk produksi
yang berkurang di rumah.
Juga dengan mencatat, jasa pemerintah tidak langsung diberi harga oleh
pasar. Statistik resmi mengasumsikan bahwa pengeluaran $1
pemerintah berharga $1 nilai. GDP mengalami salah pengukuran dalam
memperluasnya bahwa pengeluaran $1 pemerintah menghasilkan
output yang dinilai masyarakat lebih dari $1 atau lebih sedikit.
GDP akan mudah diukur jika semua konsumsi merupakan pie. Satu tahun
GDP akan menjadi 1000 pie , tahun berikutnya 1000. Sayang, hidup adalah
beer dan permaianan skittle. Anda tak dapat menambahkan satu pint beer
pada sebuah permainan skittle , tetapi jika harga 1 pint adalah $1 dan sebuah
game skittle berbiaya 50 cents, anda dapatkan bahwa 1 pint dan sebuah
permainan menambahkan $1,50 ke GDP. Sekarang anggap tahun depan
semua harga doble : 1 pint dan sebuah permainan menambah $3 ke GDP ,
tetapi jelas tidak ada perubahan riil.
Sementara GDP Nominal telah double, GDP riil tidak berubah.
GDP riil mengukur perubahan dalam output fisik dalam ekonomi di
antara priode waktu berbeda dengan menilai semua barang yang diproduksi
pada harga yang sama atau dollar konstan (tetap) . GDP riil sekarang
diukur dalam perhitungan pendapatan nasional pada harga 1992. Ini berarti
bahwa, dalam menghitung GDP riil, output fisik hari ini dikalikan dengan
harga dalam 1992 untuk memperoleh sebuah pengukuran dari output apa hari
ini yang berharga itu telah dijual pada harga 1992.
26
GDP Nominal mengukur nilai output dalam sebuah periode yang
diberikan dalam harga dari periode, atau, seperti yang kadang kala
ditempatkan, dalam dollar berjalan. Dengan demikian GDP nominal 1998
mengukur nilai barang yang diproduksi pada 1998 pada harga pasar dalam
1998, dan GDP nominal 1929 mengukur nilai barang yang diproduksi pada
1929 pada harga pasar dalam 1929.
GDP nominal berubah dari tahun ke tahun untuk 2 alasan :
Pertama, output barang fisik berubah, dan kedua, harga pasar berubah.
Perubahan dalam GDP nominal yaitu hasil dari perubahan harga tidak
tentang penampilan ekonomi dalam menghasilkan barang dan jasa.
GDP riil lebih bermanfaat daripada nominal sebagai dasar perhitungan
perbandingan output dalam tahun-tahun berbeda.
Jika semua harga berubah dalam proporsi fixed , masing-masing harga
menjadi double, maka suatu indeks harga yang bertanggung jawab juga
berubah dalam proporsinya. Ketika bebrapa harga naik lebih dari yang lain ,
indeks harga berbeda akan membedakan modestly yang sesuai dengan
bagaimana harga yang berbeda dibobot (weighted) . Perbedaan demikian
secara umum inconsequential untuk pemahaman teorimakro.
Pt Pt 1
Pt 1
menatakan tingkat inflasi. Level harga hari ini, sama dengan level harga
tahun lalu yang disesuaikan untuk inflasi
Pt Pt-1 + .Pt-1
Indeks Harga
28
Gambar 2. 2 Indeks Harga konsumen dan Nilai Dollar
GDP Deflator
29
GDP deflator dan CPI dibedakan dalam perilaku dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, pada saat harga minyak yang diimpor naik cepat, CPI seperti
naik lebih cepat dari deflator. Namun, dalam periode panjang keduanya
menghasilkan pengukuran inflasi yang sama.
The producer price index (PPI) adalah indeks harga ketiga yang luas
digunakan. Namun, itu dibedakan dari CPI dari bagian yang ditampilkan ,
yang meliputi , contoh, barang mentah dan barang setengah jadi (semi
finished). Juga , dibedakan dalam yang dirancang untuk mengukur harga
pada tahap awal dari system distribusi. Sementara itu CPI mengukur harga di
mana RT kota secara actual (kini) melakukan pengeluaran- yaitu, pada level
eceran (retail) PPI dikonstruksikan dari harga padalevel transaksi komersil
signifikan pertama,
Ini membuat PPI indeks harga relative flexible dan yang sering secara
signifikan berubah dalam level harga secara umum, kadang kala sebelum
mereka secara actual diujudkan.
Untuk alasan ini, PPI dan yang lebih khusus , beberapa dari sub indeks,
seperti indeks dari sensitive materials yang melayani sebagai sebuah
indicator business cycle diamati dengan seksama oleh pembuat kebijakan.
30
}
31
Penyederhanaan, pertama, asumsikan labor (N) dan modal (K) sebagai input
penting .
Persamaan (1) menunjuk output (Y) tergantung pada input dan level tekno
logi (A) ( A melukis level teknologi sebab A lebih besar, output lebih banyak
diproduksi given level input ).
Kadangkala A disebut produktivitas , istilah lebih netral teknologi .
Y = AF( K , N ) (1)
Y
Y [
= ( 1 )
N
N
+ ](
K
K
+ A / A )
Pertumbuhan output=( share labor x pertumbuhanlabor ) +
( share kapital x pertumbuhan kapital ) +kemajuan teknologi
di mana (1-) dan dibobot sama untuk share labor pendapatan dan share
modal pendapatan .
Persamaan (2) meringkas sumbangan pertumbuhan input dan perbaikan pro
duktivitas terhadap pertumbuhan output .
Labor dan kapital masing-masing menyumbangkan sebuah perkira
an yang sama dengan tingkat pertumbuhan individunya dikalikan
share input pendapatan
Tingkat perbaikan teknologi , disebut kemajuan teknikal , atau
pertumbuhan total faktor produktivitas, suku ke-3 persamaan (2).
32
Tingkat pertumbuhan total produktivitas adalah perkiraan dengan mana
output naik sebagai sebuah hasil perbaikan metode produksi, dengan semua
input tidak berubah .
Dengan kata lain, ada pertumbuhan total faktor produktivitas ketika
diperoleh output dari faktor produksi sama.
Contoh, anggap share pendapatan 0,25 dan labor 0,75. Nilai ini
berkorespondensi approksimasi terhadap nilai actual ekonomi AS.
Selanjutnya, angkatan kerja jadi 1,2 % dan pertumbuhan kapital stok jadi
3%, anggap total faktor produksi tumbuh pada tingkat 1,5% per tahun.
Menggunakan (2) , diperoleh tingkat pertumbuhan :
Y
=( .75 1.2 ) + ( .25 3 ) +1.5 =3.15
Y
33
Tingkat pertumbuhan GDP sama dengan tingkat pertumbuhan GDP
per kapita plus tingkat pertumbuhan populasi :
Y y N
= +
Y y N
K k
= + N / N
K k
Y N
Y
N
=
K N
K
N[+ A / A
]
(3)
y K A
atau = + (4)
y K A
Jumlah mesin per pekerja, k, disebut juga rasio kapital-labor , sebuah penen
tu perkiraan output seorang pekerja dapat berproduksi .
kira-kira 0.25, persamaan (4) menyarankan bahwa kenaikan 1% perkiraan
kapital available ke masing-masing pekerja menaikkan output per kapita
hanya kira-kira dari 1% .
Kaitan kuantitas < 1 , karena diminishing marginal return .
Tabel 2-6.
34
Tabel di atas melukiskan data yang diperlukan >
Gambar di atas menunjukkan tingkat catch up Jepang terhadap AS lebih
besar di awal dari pada pada akhir priode PD, ini meringkas analisa menjadi
2 priode, 1950-1973 dan 1973-1992 .
Pertama, pada priode 2, tingkat akumulasi kapital lebih besar di
perhitungan Jepang dengan banyak perbedaaan pertumbuhan output.
Antara 1973 dan 1992 (baris 2 Tabel di atas ), Jepang outpaced AS dalam
pertumbuhan GDP per kapita dengan 1.65% per tahun. Hanya dalam 20 ta
hun , output Jepang tumbuh lebih besar dari 36% dari pada AS .
Perkiraan yanmg dicapai :
dengan menempatkan angka dari tabel ke persamaan (4), perbedaan 3.16%
per tahun dalam pertumbuhan kapital per kapita (k/k) pada kolom akhir
tabel memprediksi 0.79% (.79 = y/y = x k/k = 0.25 x 3.16 )
pertumbuhan GDP per kapita dibedakan .
Dengan kata lain, seperti persamaan (4) memperkirakan kira-kira (.79 dari
1.65) dari perbedaan yang dapat diamati dalam tingkat pertumbuhan .
Selama awal priode akhir PD, Jepang tumbuh ajaib 5.59 point lebih tinggi
dari AS. Ini menunjukkan perbedaan ini demikian besar untuk menjelaskan
relatif terhadap akumulasi kapital . Dengan mengambil data baris pertama
tabel ke persamaan (4) hanya menjelaskan 1.37 (1.37 = y/y = x k/k = .
25 x 5.46 ) point yang membedakan , ini meninggalkan 4.22 point penjelas
an terhadap perbedaan perubahan teknologi , A/A .
35
Selama awal priode akhir PD, Jepang secara aktif mengimpor teknologi dari
Barat. Dimulai dari sebuah level teknologi dasar lebih rendah, dengan
perkiraan a huge pertumbuhan yang mungkin melalui teknologi catch up .
Dalam akhir priode PD, teknologi mentransfer lebih banyak dengan 2-jalan .
Sekarang , Jepang-Amerika berbeda dalam A/A sedikit lebih penting dari
yang lalu .
Perhitungan akumulasi kapital yang ditunjukkan tidak hanya penentu GDP,
adalah hal yang sangat penting.
Kajian dini dan terkenal dengan pemenang Nobel Price Robert Solow
dari M.I.T. menguji periode 1909-1949 AS.
Solow heran, lebih 80% pertumbuhan output per jam labor periode tersebut
dual terhadap kemajuan teknologi .
Secara khusus , Solow menaksir sebuah persamaan pertumbuhan GDP
AS mirip (2) yang mengidentifikasi pertumbuhan labor dan kapital
sepanjang kemajuan teknologi sebagai sumber pertumbuhan .
Antara 1909 dan 1949 , rerata pertumbuhan GDP total per tahun 2.9% per ta
hun Solow menyimpulkan 0.32% disumbangkan pada akumulasi kapital ,
1.09% dual terhadap kenaikan input labor , dan menyisakan 1.49% dual
terhadap kemajuan teknikal . Output per kapita tumbuh pada 1,89% per
tahun, dengan 1.49 titik-persentase dari kenaikan yang diperoleh dengan
kemajuan teknologi .
Solow menemukan penentu penting pertumbuhan GDP adalah kemajuan
teknologi, menaikkan labor supply , dan akumulasi kapital dalam urutan
berikutnya .
Penentu penting pertumbuhan GDP per kapita adalah kemajuan teknologi
dan akumulasi kapital .
Kenaikan populasi penduduk secara actual menurunkan GDP per kapita
sekalipun itu menaikkan GDP .
Sementara ini membingungkan, kedua kesimpulan langsung diikuti dari per
samaan (2) . Lebih banyak pekerja berarti lebih banyak output , tapi kenaik
an output kurang proporsional.
Persamaan (2) menunjukkan masing-masing titik-persentase pertumbuhan
angkatan kerja yang mengarah ke (1 ) titik-persentase kenaikan output
, khususnya sekitar dari sati-titik .
Karena kenaikannya < 1 , output tumbuh kurang cepat dari jumlah pekerja
dan output per pekerja ( GDP per kapita ) jatuh .
36
Dengan sebutan lain , begini :
jika kenaikan jumlah pekerja tanpa proporsional menaikkan jumlah
mesin , rerata pekerja akan kurang produktif karena mempunyai kurang
perlengkapan untuk kerja tersebut .
Faktor Lain
Fungsi produksi (2) dan (4) omit daftar panjang input lain sebagian kare
na kapital dan labor sangat penting , untuk penyederhanaan.
SDA
SDM
Di negara industry , labor kasar kurang penting daripada skill dan bakat
kerja .
Stock masyarakat , seperti skill dan menaikkan investasi. SDM melalui se
kolah , training, dan dalam arti lain dengan cara sama investasi fisik meng
arah pada kenaikan kapital fisik . (Di negara miskin , investasi kesehatan
sebagai penyumbang besar SDM. Dalam masa kemiskinan ekstrim investasi
kritis dapat memperbaiki pekerja dengan kalori cukup agar mereka dapat
mengambil hasil panen ) .
Menambah SDM, M, fungsi produksi ditulis :
Y = AF( K , H , N) (5)
37
Menurut Mankiw, Romer, Weil, fungsi produksi konsisten dengan share
faktor 1/3 , masing-masing kapital fisik, labor kasar, SDM .
Pembedaan pertumbuhan 3 faktor dapat menjelaskan kira-kira 80% ber
variasi dalam GDP per kapita accros (disilang) sebuah contoh negara secara
luas, emphasizing peran kritis faktor akumulasi proses pertumbuhan .
Sebuah stok kapital fisik besar , hasilnya sebuah rasio investasi tinggi,
mengarah pada GDP tinggi.
Gambar 2. 4 Hubungan Rasio Investasi dan Rerata Tahun Sekolah terhadap GDP
Panel pertama gambar atas , memplot (logaritma) GDP per kapita terhadap in
vestasi (sebagai pecahan GDP) untuk cross-section negara . Investasi tinggi
mengarah pada pendapatan tinggi . Tapi di sini , ada hubungan yang mirip
antara SDM dan output . SDM sukar diukur dengan tepat , tetapi rerata lama
sekolah dapat di proxy untuk SDm . Panel bawah , bukti kuat hubungan
positif antara SDM dan output .
Suatu perubahan besar dalam faktor produksi memengaruhi output . GDP
di negara tropis tergantung besar pada arrival monsoons . Imigrasi boosts
output per kapita saat pekerja terampil masak, fakta yang sering
menguntungkan AS .
Berlawanan dengan itu, imigrasi berisi refugees perang, secara tipikal mene
kan output per kapita dalam short-run . Namun, sebuah faktor produksi me
nambah pertumbuhan output hanya sepanjang supply naik .
Fluktuasi input faktor bisa terjadi berapa tahun, tapi hanya beberapa decade
akhir ( pembukaan Amerika barat dan Rusia timur ).
38
Fluktuasi faktor input short-run segalanya dari monsoon sampai refugee
kadang sangat penting .
39
Steady-state adalah kombinasi GDP per kapita dan kapital per kapita di
mana ekonomi akan berhenti, yaitu variabel ekonomi per kapita tidak ba
nyak lagi berubah , y = 0 dan k = 0 .
Teori pertumbuhan mengkaji transisi dari posisicurrent ke steady-state .
Sebagai langkah akhir, ditambahkan kemajuan teknologi ke dalam model.
Gambar di atas melukis fungsi produksi dalam suku GDP per kapita,
terhadap rasio kapital-labor .
Fungsi produksi per kapita ditulis :
y=f (k ) (6)
Steady-state
40
Investasika diinginkan menjaga sebuah level given , k, kapital per kapi
ta tergantung pada pertumbuhan populasi dan tingkat depresiasi, tingkat
di mana mesin using .
Asumsi pertama, populasi tumbuh pada sebuah tingkat konstan n N/N .
Karenanya, ekonomi butuh sebuah investasi , nk , untuk memenuhi kapital
bagi pekerja baru .
Kedua, depresiasi konstan , d % dari kapital stock .
Tepatnya, diasumsi depresiasi 10% per tahun , juga setiap 10% stok kapital
butuh penggantian untuk menawarkan wear dan tear . Ini menambah dk ke
perkakas dengan mesin baru .
Thus, investasi diinginkan menjaga level kapital per kapita sama dengan
(n+d)k.
Diuji kaitan antara tabungan dan pertumbuhan kapital .
Asumsikan, nggak ada pemerintah dan nggak ada perdagangan LN atau
kapital flow .
Asumsikan juga, tabungan, sebuah pecahan tetap , s , dari pendapatan,
dengan demikian tabungan per kapita sy .
Dari sini inkam sama dengan produksi, ditulis sy = sf(k) .
Perubahan bersih kapital per kapita , k, melebihi tabungan atas inves
tasi diinginkan :
k =sy( n+ d ) k (7)
41
y D y=
y
y
(n f(k
+d s)
1
s A C )k y
y
Ou1
B
tpu
t
per Kapital
he per
k khead k
ad
0
Proses Pertumbuhan
42
Catatan, proses adjustment mengarah ke C dari level inkam awal .
Sebuah implikasi penting teori pertumbuhan neoklasik , bahwa negara de
ngan tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, teknologi, sama
(fungsi produksi sama akan convergence ke paendapatan sama , sekalipun
konvergensi, demikian lamban.
Pada steady-state, k, y, tetap. Dengan inkam per kapita tetap, pendapat
an aggregate tumbuh pada tingkat populasi sama, yaitu, pada tingkat, n.
Mengikuti hal tersebut , tingkat tumbuh steady-state tidak dipengaruhi
tingkat tabungan .
Sebuah, kunci keberhasilan teori pertumbuhan neoklasik .
f(
k(n+
) d)k
y C s
C ys
Outputy
per head
y
Kapital
k k per head
0
k
Gambar 2. 7 Kenaikan dalam Tingkat Tabungan Menggerakkan Steady State
43
Gambar di atas melukis bagaimana sebuah kenaikan tingkat tabungan
memengaruhi pertumbuhan. Dalam short-run , kenaikan tingkat tabungan ,
menaikkan tingkat pertumbuhan output .
Itu tidak memengaruhi tingkat pertumbuhan output long-run , tapi menaik
kan level kapital dan output per kapita long-run .
Gambar , ekonomi awalnya pada ekuilibrium steady-state titik C, di mana
tabungan tepatnya ditetapkan pada investasi diinginkan.
Sekarang , masyarakat ingin menyimpan pecahan pendapatan lebih besar.
Ini menyebabkan geseran atas skedul tabungan ke skedul putus-putus.
Di C , awalnya ekuilibrium steady-state , tabungan sekarang naik relatif
terhadap investasi diinginkan , sebagai konsekuensi , lebih banyak mena
bung dari diinginkan ntuk menjaga kapital per kepala tetap .
Tabungan yang cukup mengijinkan stok kapital per kepala naik.
Stok kapital per kepala, k , menjaga kenaikan hingga mencapai C* . Di C* ,
perkiraan tabungan lebih besar cukup menjaga stok kapital lebih tinggi.
Pada C*, kapital per kepala dan output per kepala naik .
Di C*, ekonomi kembali ke pertumbuhan , n , steady-state .
Thus, fungsi produksi constant return to scale , kenaikan tingkat tabungan
long-run naik hanya level output dan kapital per kepala , bukan tingkat per
tumbuhan output per kepala.
Outp
y ut y
per
kapita
y
t t ti
m
0 1
e
Tingkat
pertumb
uhan
Y/
Y n
t ( ti
t m
0
b e
1
)
Gambar 2. 8 Adjustment ke Steady state Baru
Pertumbuhan Populasi
45
Sebuah kanaikan tingkat pertumbuhan populasi mereduksi level
kapital per kepala, k , dan output per kepala, y .
Sebuah kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menaikkan ting
kat pertumbuhan output aggregate steady-state .
Y= AK0,25N00,75.
Residu Solow
46
y y2=f(
y
y2 k,A2)y =f(
1 1
Outpu
0 k,Ay10)=f(
(n
t
+d k,A0)
per
)k
head s
Gambar 2- sy
Perubahan s
Exogeny2
Kapital k k Teknologi
k
0 per head
0 1 2
y
0
1
Y = K(AN)1- = A1-KN1-
47
Y
(A2) Y = MPN N + MPK K + A
Y Y A
Y
(A3) Y = MPNxN N + MPKxK K + K x A
Y N Y K K A
AF(cK,cN) = cAF(K,N) = cY ).
CRTS asumsi yang dapat dipercaya karena replication argumen (alasan yang
diulang). Jika satu perusahaan menggunakan X pekerja menghasilkan
output Y, maka dua perusahaan menggunakan X pekerja menghasilkan
output 2Y,tiga perusahaan menghasilkan 3Y,dst.
Bukti empiris menyarankan kembali ke skala konstan.
Dalam ekonomi kompetitif ,faktor dibayar marginal produk nya.
Demikian, MPN = w, w= upah ril.
Total pembayaran labor adalah tingkat upah dikali perkiraan labor ,wxN
,maka total pembayaran ke labor sebagai suatu pecahan dari semua pemba
yaran-sebutlah,bagian labor-yaitu MPN xN/Y. (Alasan yg sama untuk
kapital).
Sekarang substitusi 1- bagian labor untuk MPNxN/Y dan
bagian kapital untuk MPK x K/Y ke persamaan (A3) diperoleh persa
maan (2) :
48
( ) ( ( ) ]
ba gian
kapia tal
rig h
pert umbu han
ka pital
rig h
k emaju an
tekno log i
rig h
( ) . . . . ( 2 )
( )
( )
[ ]
Untuk menunjukkan COBB-Douglas mempunyai CRTS , kalikan K dan N
dengan c:
A(cK)(cN)1- = A(cK)(c1-N1-)
= c c1- AKN1-
= c+(1-)Y = cY
Residu Solow
49
Ini membantu untuk pemahaman perilaku steady state, tetapi jika itu akan
menghapus pertumbuhan long-term bagian teori pertumbuhan.
Dengan menetapkan kembali pertumbuhan GDP per kapita dengan mem
berlakukan teknologi untuk perbaikan sepanjang waktu, yaitu A/A>0.
Fungsi produksi gambar , dapat dipikirkan sebagai sebauh snapshot dari
y = Af(k) dengan mengambil sebuah tahun di mana A dinormalisasi menjadi
1.
Jika teknologi memperbaiki pada 1 persen per tahun, kemudian sebuah
snapshot dengan mengambil sebuah tahun belakangan akan menjadikan
y = 1,01f(k) ; 2 tahun belakangan, y = (1,01)2f(k) ; dan seterusnya.
Secara umum, jika tingkat pertumbuhan terdefisi dengan g = A/ ,
maka fungsi produksi meningkat pada g persen pada tahun, seperti Gambar
2-8.
Fungsi tabungan bertumbuh dalam sebuah pola parallel(sejajar).
Hasilnya, dalam equilibrium pertumbuhan y dan k tumbuh sepanjang waktu.
Parameter teknologi A dapat dimasukkan ke fungsi produksi dalam suatu
posisi. Analisis matematika, sering diasumsikan teknologi adalah labor
augmenting (labor yang diperluas), demikian fungsi produksi ditulis
y = F(k,AN). ( Labor augmenting berarti bahwa teknologi baru
meningkatkan produktivitas labor).
Dalam rumus ini, persamaan (4) dimodifikasi menjadi
50
Di sini pertumbuhan teknologi dan dalam GDP dan kapital per kapita
semua menghasilkan kira-kira sama ,data menunjukkan AS telah mencapai
suatu steady -state (besarnya semua akan sama dengan g.)
Asumsikan bahwa ekonomi ada dalam sebuah pertumbuhan steady state be
kerja kurang baik dalam priode belakangan usai perang ,dengan pertumbuhan
kapital notably lebih tinggi dari pertumbuhan GDP .
Selisih ini konsisten dengan ide sebuah produktivitas melambat .
Mengulangi aritmatik yang sama tapi menggunakan garis kedua tabel mem
berikan
(selisih di antara (4) dan (4) sesungguhnya hanya sebuah selisih dalam unit
pengukuran.)
Dikhususkan dengan cara ini ,g disebut Residu Solow ,menunjukkan bahwa
TFP secara ril mengukur semua perubahan dalam produksi bahwa itu tak
dapat memperkirakan perubahan dalam input faktor.
Kembali lagi ke gambar di atas .Telah digunakan teori pertumbuhan untuk
menjelaskan trend panjang ke atas dalam standar hidup AS (kemajuan
teknologi dan akumulasi pisik dan HK ); konvergensi standar hidup
Jepang dan AS (transisi akumulasi kapital dan transfer teknologi );dan
pertumbuhan Norwegia spurt (minyak).
BAB III
AGGREGAT SUPPLY DAN AGGREGAT DEMAND
51
Siklus bisnis yang berayun besar. Dalam great depression (depresi besar) ,
output jatuh mendekati 30%; antara 1931 dan 1940 tingkat pengangguran
rerata 18,8%. Great depression telah mendefinisikan kejadian untuk generasi.
Usai PD II resesi jauh lebih ringan, tetapi masih mendominasi situasi politik
ketika terjadi.
Tingkat inflasi sangat bervariasi. Satu dollar yang ditaruh di bawah kasur
1974 akan kurang dari 34 sent jika dibelikan barang tahun 1997. Berlawanan
dengan itu , selama great depression harga-harga turun .
Model aggregate supply-aggregat demand adalah alat dasar ekonomimakro
untuk mengkaji fluktuasi output dan penentuan level harga dan tingkat
inflasi. Menggunakan alat ini untuk memahami mengapa ekonomi
menyimpang dari sebuah jalur pertumbuhan mulus sepanjang waktu dan
untuk menggali akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah yang
serius mengurangi pengangguran, fluktuasi output mulus, dan menjaga
kestabilan harga.
Gambar berikut menunjukkan sebuah model supply dan demand . Kurva
aggregate supply (AS) melukiskan , untuk setiap level harga, jumlah output
perusahaan yang akan disupply . Kurva AS berslope naik ke atas di mana
perusahaan akan menawarkan lebih banyak output pada harga lebih tinggi .
Kurva aggregate demand (AD) menunjukkan kombinasi level harga dan
level output pada mana barang dan pasar uang secara serentak dalam
ekuilibrium.
Kurva AD berslope turun ke bawah di mana harga lebih tinggi mengurangi
nilai supply uang , yang mengurangi demand output . Perpotongan AD dan
AS pada E menentukan ekuilibrium level output , Y0, dan level harga
ekuilibrium, P0.
Geseran skedul menyebabkan level harga dan level output berubah.
Anggap Fed menaikkan supply uang. Dampak apa yang terjadi pada level
harga dan output ? Khususnya, apakah suatu kenaikan supply money
menyebabkan level harga naik, sedemikian menghasilkan inflasi ?
Gambar berikutnya menunjukkan kenaikan supply uang menggeser
aggregate demand ,AD, ke kanan, ke AD . Geseran ini menggerakkan
ekuilibrium ekonomi dari E ke E.
52
P A
P E S
0
HARGA
LEVEL
A
D
OUPUT,PENDAP
0 Y ATAN Y
GAMBAR -1 AS DAN AD
0
Gambar 3. 1 AS dan AD
P AS0
E
P0 AD
AD
Y0 YOUTPUT,INKAM
Y
GAMBAR -2 KENAIKAN STOK NOMINAL UANG MENGGESER AD KE KANAN
Gambar 3. 2 Kenaikan Stok Nominal Uang menggeser AD ke kanan
53
Dari gambar di atas perkiraan dengan mana level harga meningkat
tergantung slope kurva AS dan memperluas untuk mana kurva AD bergeser.
Gambar berikut menunjukkan hasil sebuah kerugian ( ke atas dan ke kiri)
kejutan (shock) AS (Embargo minyak OPEC 1973 suatu contoh klasik
kejutan demikian ). Geseran ke kiri kurva AS memotong output dan kenaikan
harga.
P A
S A
P E
S
P
E
0
A Y
Y Y
GAMBAR D
-3 GESERAN KE
KIRI DARI AS 0
3.1 Kurva AS
54
P
P A
S
(
0 a Y
)
P A
S
(
0 b Y Y
GAMBAR)-4 FUNGSI
AS
55
Kurva AS klasik didasarkan pada asumsi pasar labor ada dalam ekuilibrium
dengan full-employment angkatan kerja. Level output berkorespondensi
dengan full-employment angkatan kerja petensial GDP, Y* . GDP potensial
tumbuh sepanjang waktu dengan mengakumulasi sumber daya ekonomi dan
memperbaiki teknologi, sehingga posisi AS Klasik bergerak ke kanan
sepanjang waktu; seperti gambar berikut.
0
1
2 Y
Y
Y
Y
(a)
Y
tim
0
t
1
t
t2
t3
56
P
0 Y Y Y Y Y
outp 3
0 1 2
GAMBAR ut
5-5PERTUMBUHAN
SEPANJANG WAKTU ,DIPINDAHKAN
(b)
MENJADI GESERAN AS
Gambar 3. 5 Penentuan Aggregat Supply Jangka Sangat Panjang
57
Keynesian horizontal pada level harga ekspektasi dan bahwa ekspektasi
bergeser sepanjang waktu . Untuk sesaat ekonomi berada pada inflasi yang
tidak diekspektasi.
Kuncinya, dalam short-run level harga tidak berpengaruh pada level GDP
current.
3.2 Kurva AD
58
Kunci hubungan AD antara output dan harga adalah AD tergantung pada real
money supply . Real money supply adlah nilai uang yang ditetapkan bank
sentral (Federal Reservedi AS) dan system perbankan.
Jika jumlah dollar dalam supply uang (supply uang nominal) ditulis M ,
dan
Level harga P , maka real money supply ditulis M . Saat M naik,
P P
tingkat bunga jatuh , dan investasi naik, membawa semua AD meningkat.
Dan sebaliknya untuk M , harga tinggi berarti real money supply rendah
, M . Demikian pula slope AD ke bawah Gambar 3.1.
P
Secara umum , AD ditulis
M
Y = A + ,
P
59
P
P 0
P A
0
A D
0 Y D Y
GAMBAR -6 SEBUAH KENAIKAN MONEY SUPPLY
MENGGESER AD KE ATAS0
60
P
P E E A
0
A S
A D
Y D Y
Ouput,
GAMBAR0-7 EKSPANSI FISKAL,KEYNESIAN
(LONG-RUN) spending (GE)
Gambar 3. 7 Ekspansi Fiskal, Keynesian (Long-run)
61
Kenaikan harga mengurangi stok uang riil dan mengarah pada pengurang
an spending (GE) . Ekonomi naik ke skedul AD hingga harga cukup tinggi ,
dan stok uang riil cukup rendah, mengurangi spending (GE) ke level
konsisten dengan level output full-employment . Pada harga P , pada AD di
E , pada level spending (GE) lebih tinggi , sekali lagi sama deengan AS.
P A
S
P E
P0 E
E A
A D
0 Y* D Y
Output,spendin
g (GE) FISKAL,KLASIK
GAMBAR -8 EKSPANSI
(SHORT RUN)
Gambar 3. 8 Ekspansi Fiskal, Klasik (Short-run)
Crowding Out
P A
S
P E
P0 EE
A
A D Y
0 Y* Output,spen
DKLASIK
ding
GAMBAR -9 EKSPANSI MONETER
(LONG RUN)
Gambar 3. 9 Ekspansi Moneter : Klasik (Long-run)
Tapi sekarang output dalam supply fixed. Kenaikan AD akan mengarah pada
excess demand barang . Perusahaan mencoba ekspansi dengan lebih banyak
pekerja, menaikkan upah dan biaya. Responnya harus naik , stok uang riil
jatuh kembali ke level inisial. Faktanya, harga dijaga meningkat hingga
excess demand for goods hilang. Kenaikan hingga ekonomi mencapai E ,
AS berpotongan AD baru , AD . Hanya ketika AD kembali sama ke supplyi
full-employment dengan pasar barang bersih dan menekan harga untuk
menghilangkan kenaikan.
Penyesuaian dengan bergerak dari E ke E . Tidak ada perubahan dalam
output , hanya perubahan level harga. Ekspansi stok uang nominal
menyebabkan kurva AD naik dalam proporsi kenaikan uang. Pada titik E
stok uang riil , M , kembali ke level inisial. Pada E uang nominal dan
P
level harga berubah dalam proporsi sama, meninggalkan uang riil dan di sini
AD tak berubah .
Implikasi penting model klasik.
63
Kenaikan uang nominal meningkatkan level harga dalam proporsi sama tapi
output riil tidak berubah.
Netralitas Uang
P A A
S S
E
P E
E
0 A A
D D
Y Y Y
Output,in
GAMBAR -10 DAMPAK
MEMOTONG TINGKAT
kam
0
PAJAK PADA AD DAN AS
Gambar 3. 10 Dampak memotong Tingkat Pajak pada AD dan AS
BAB IV
AGGREGAT SUPPLY :
UPAH, HARGA, dan PENGANGGURAN
66
Memahami mekanisme ekspektasi harga melengkapi penjelasan stagflasi-
pengangguran dan inflasi tinggi.
Sebelum mengalami penurunan bisnis, beberapa kata peringatan, dan be
berapa encouragement . Peringatan bahwa teori AS adalah daerah one of the
least settled dalam ekonomimakro. Tidak dipahami penuh mengapa upah dan
harga lambat menyesuaikan , sekalipun ada sejumlah teori yang dapat
dipercaya. Prakteknya pasar tenaga kerja kelihatan menyesuaikan perubahan
lambat dalam AD, tingkat pengangguran yang tak selalu pada tingkat alami,
dan output berubah saat AD berubah.
Rerata encourgement ada walaupun diperoleh sebuah variasi model AS,
phenomena dasar yang menjelaskan- pencapaian penyesuaian perubahan
output lambat dalam demand menyetujui peningkatan . Semua model
modern , apapun berbeda titik awalnya, cenderung mencapai sebuah hasil
yang mirip dalam short-run kurva AS flat, dalam long-run vertical .
67
Long P
P t
run
AS t
Sho
t t=t
=
rt
=AD ==
Y run Y0 Y 01
( AS DINAMIK
GAMBAR -1 (
KEMBALI a
AS
KE AS LONG RUN b
) )
Gambar 4. 1 AS Dinamik kembali ke AS Long-run
di mana Pt+1 level harga periode berikutnya, Pt level harga sekarang, dan Y*
ouiput potensial. Persamaan di atas embodies sebuah ide sangat sederhana :
Jika output di atas output potensial, harga naik dan menjadi lebih tinggi
periode berikutnya. Jika harga di bawah output potensial, harga akan jatuh
dan menjadi lebih rendah periode berikutnya. Selanjutnya, harga akan
berlanjut naik atau jatuh sepanjang waktu hingga output kembali ke output
potensial. Level harga esok sama dengan level harga hari ini jika, dana hanya
jika, output sama dengan output potensial.
Geseran ke atas garis horizon dalam Gambar (b) berkorespondensi to
succesessive snapshots persamaan di atas. Dimulai dengan horizon AS pada
waktu t = 0. Jika output di atas potensial, maka harga akan lebih tinggi
yaitu , kurva AS bergerak ke atas dengan waktu t =1 , seperti ditunjukkan .
68
Sesuai dengan persamaan di atas, dan seperti gambar (b) , harga dipertahan
kan bergerak ke atas hingga output tak bertahan lama di atas output potensial.
Dengan mencatat panel (a) dan (b) Gambar di atas sebagai gambaran
alternative dari proses yang sama .
Panel (a) melukiskan dinamika pergerakan harga. Panel (b) menunjukkan
gambaran setelah sebuah perkiraan given dari waktu has elapsed. Contohnya,
skedul menunjukkan dampak kumulatif pergerakan harga barangkali setelah
sebuah waktu tahunan.
Gambar berikut menyatakan cara lain melihat pada proses penyesuaian :
mem-plot titik ekuilibrium dari gambar sebelumnya terhadap waktu elapsed.
P
ga
ar
H
0 Ti
YSR (a)
pu
me
O
ut
Y
t
Ti
0 (b
me
GAMBAR -2 JALUR PENYESUAIAN LEVEL
HARGA DAN OUTPUT )
Gambar 4. 2 Jalur Penyesuaian Level Harga dan Output
Gambar 4. 3
Itu tak dapat menjadikan bahwa tingkat pengangguran 10,8% pada akhir
1982 yang sama dengan tingkat alami, jauh lebih sedikit dengantingkat
pengangguran 25% pada 1933, dalam kedalaman great depression, yang
dapat menjadi sama dengan tingkat alami. Dengan demikian tidak dapat
menjadikan pasar tenaga kerja ekuilibrium pada level pekerja full-
employment.
Fakta kedua, bahwa ada ketidakkonsistenan dengan teori klasik bahwa
ada pencapaian menuju sebuah hubungan sistematis di antara tingkat perubah
an upah dan pengangguran.
Kurva Philips
70
berikut, dihasilkan kembali dari artikelnya . kurva Phillips adalah sebuah
hubungan invese (berbalik) di antara tingkat pengangguran dan tingkat ke
naikan dalam upah uang. Tingkat pengangguran lebih tinggi, mak tingkat
inflasi upah lebih rendah .
Dengan kata lain, ada trade-off (tarik-ulur) di antara inflasi upah dan
pengangguran.
2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-2
-4
w t +1w t
gw =
wt
Gw = (U-U*)
71
di mana mengukur responsivitas upah terhadap pengangguran.
Persamaan terakhir menyatakan bahwa upah jatuh saat tingkat pengangguran
melebihi tingkat alami , yaitu , saat U > U* , dan meningkat saaat
pengangguran di bawah tingkat alami.
Kurva Phillips menyatakan bahwa upah dan harga menyesuaikan lambat
terhadap perubahan dalam AD.
Anggap ekonomi ada dalam ekuilibrium dengan harga stabil dan pengaggur
an pada tingkat alami. Sekarang ada sebuah kenaikan dalam stok uang,
katakanlah, dari 10% . Harga dan upah naik 10% pada ekonomi untuk
kembali ke ekuilibrium. Tapi kurva Phillips menunjukkan bahwa upah naik
dengan ekstra (tambahan) 10%, tingkat pengangguran menjadi jatuh.
Yang akan menyebabkan tingkat upah bergerak naik ke atas . Upah akan
mulai naik, harga juga akan naik, dan eventually ekonomi kembali ke level
output dan pengangguran full-employment. Point ini siap dilihat dengan
menuliskan kembali persamaan di atas , menggunakan definisi tingkat inflasi
upah dalam hal melihat pada level upah sekarang relative terhadap level yang
lain :
Wt+1 = Wt [ 1 (U-U*)]
72
6
5.5
5.2
5
4.5 4.4
Tingkat infasi (persen)
4
3.5
3 3.2 3
2.5
2 2
1.5 1.5 1.4 1.7
1 1
0.5
0
3.55 3.6 3.85 3.9 4.5 5.2 5.6 5.5 6.6
73
Dalam teori supply neoklasik, upah menyesuaikan instant untuk menja
min output selalu pada level full-employment, dan kurva Phillips menyaran
kan bahwa upah menyesuaikan lambat dalam merspon terhadap perubahan
dalam pengangguran . Pertanyaan kunci dalam teori AS adalah mengapa
upah menyesuaikan lambat untuk bergeser dalam demand, atau mengapa
upah kaku (sticky) .Upah kaku, atau upah menyesuaikan sluggish, saat upah
bergerak lambat sepanjang waktu , rather dari fleksibel immediately
(menengah) dan full, dengan demikian menjamin full-employment pada
setiap titi waktu.
Untuk menjelaskan asumsi dibuat kekakuan upah, dengan
menerjemahkan kurva Phillips dalam persamaan terakhir di atas ke sebuah
hubungan di antara tingkat perubahan upah , gw , dan level pekerja .
Dinyatakan level pekerja full-emmployment N* dan level pekerja actual N.
Dengan mendefinisikan tingkat pengangguran sebagai pecahan angkatan
kerja full-employment , N*, yaitu tidak bekerja
N N
U=
N
w t +1w t N N
gw =
wt
=( N )
atau, menuliskan kembali persamaan , ditunjukkan Kurva Phillips sebagai
sebuah hubungan di antara upah periode sekarang , upah periode lalu, dan
level pekerja actual :
Wt+1 = Wt
[ (
1
N N
N )]
Persamaan terakhir , hubungan upah pekerja, WN, dilukiskan dalam
gambar berikut .
Upah periode berikutnya (sebutlah, triwulan selanjutnya) sama dengan upah
yang prevailed periode sekarang tetapi dengan sebuah penyesuaian untuk
74
level pekerja . Pada full-employment ( N = N*) , untuk periode selanjutnya
sama dengan periode ini. Jika pekerja di atas level full-employment, maka
Upah periode berikutnya naik di atas upah periode sekarang.
W W
W
N WN
W N
Tingkat
upah
0 Pek
N* N
GAMBAR -6 HUBUNGAN erja
UPAH-PEKERJA
Gambar 4. 6 Hubungan Upah pekerja
Kekakuan Upah
Soal Koordinasi
76
Pendekatan koordinasi pada kurva Phillips difokuskan lebih banyak
pada proses dengan mana perusahaan menyesuaikan harga mereka dengan
demand dari pada upah.
Anggap ada sebuah kenaikan dalam stok uang. Ultimately , harga akan me
ningkat dalam proporsi yang sama seperti supply uang, dan output tidak akan
berubah .
Tapi jika ada sebuah perusahaan meningkatkan harganya dalam proporsi
kenaikan stok uang, dan perusahaan lain tidak melakukannya , maka
perusahaan tunggal yang menaikkan harganya akan kehilangan bisnisnya
terhadap yang lain. Jika semua perusahaan menaikkan harga dengan proporsi
sama , mereka akan menuju ekuilibrium sama yang baru.
Tapi dalam sebuah ekonomi koordinasi harga tak dapat dilakukan, masing-
masing menaikkan perlahan dengan dampak perubahan pada stok uang felt
meleui demand barang pada harga yang ada.
Koordinasi dapat pula menjelaskan upah kaku turun, yaitu, mengapa
tidak lekas jatuh saat AD patah . sebuah perusahaan memotong upah
sementara yang lain tidak akan menentukan pekerja mereka annoyed dan
meninggalkan perusahaan. Jika berkoordinasi , dapat mengurangi upah
bersama-sama, tapi umumnya tidak dapat, upah turun perlahan seperti
perusahaan individu yangmemotong upah nominal, mungkin dengan
perusahaan yang memperolel laba hardest hit dalam pergerakan pertama.
77
Kontrak dan Hubungan Long-run
78
Dan saat masa itu datang menegosiasikan kembali setengah kontrak, dalam
januari, perusahaan dan pekerja merembukkan sekarang dengan upah lain
yang tidak untuk 6 bulan ke depan.
Kemudian pada Juli, saat waktu tiba untuk menetapkan sebagian upah
lain, di sana juga tak membawa semua jalan ke level ekuilibrium karena upah
Januari kemudian akan relative lebih rendah. Sehingga upah Juli di atas upah
Januari, tapi hanya masih sebagian menuju ekuilibrium upah dasar full-
employment.
Proses ini dipertahankan hingga kemudian, dengan kurva supply
meningkat dari period eke periode seperti upah leap forg satu sama lain
sementara upah orang pertama dan kemudian yang lain dirembukkan lagi.
Posisi kurva AS dalam sembarang periode akan tergantung pada mana
periode akhir karena tiap unit (satuan) menegosiasi upah untuk melihat level
upahnya relative terhadap upah yang tidak ditetapkan. Dan level upah yang
tidak ditetapkan kembali dicerminkan dlam tingkat upah akhir.
Selama proses penyesuaian, perusahaan akan juga menetapkan kembali
perubahan upah ( dan biaya perusahaan).
Proses penyesuaian uah dan harga berlanjut sampai ekonomi balik pada
ekuilibrium full-employment dengan real balances sama. Proses penyesuaian
dunia-riil lebih rumit dari contoh Januari-Juli karena upah tidak ditetapkan
sama sekali seteratur seperti itu dan juga , karena upah dan harga soal
penyesuaian . Tapi contoh Januari-Juli member essensi proses penyesuaian.
Perhitungan upah lambat ini dan penyesuaian harga meningkatkan paling
tidak dua pertanyaan serius.
Pertama, mengapa perusahaan dan pekerja tidak menyesuaikan upah lebih
sering saat secara jelas kekeliruan dapat dipahami mempengaruhi ekonomi ?
Jika mereka melakukan, barangkali dapat menyesuaikan upah jadi seperti
menata full-employment. Riset belakangan menetapkan komparatif biaya
kecil penetapan kembali upah dan harga dapat menata proses penyesuaian
dari pengoperasian yang cepat. Selanjutnya, soal mengkordinasikan upah dan
harga menyesuaikan sehingga upah dan harga kembali bergerak cepat ke
ekuilibrium formidable dalam sebuah ekonomi besar dalam mana ada banyak
perbedaan kekuatan yang mempengaruhi supply dan demand pasar
individual.
Kedua, saat ada pengangguran tinggi, mengapa perusahaan dan pekerja
yang menganggur tidak secara bersama memotong upah yang menciptakan
pekerjaan bagi penganggur? Alasan utama, ditujukan dengan teori upah
efisiensi, praktek demikian adalah buruk buat moral dan karenanya
produktivitas yang ada dalam angkatan kerja yang bekerja demikian pula.
79
Meringkas, kombinasi upah yang ditetapkan sebelumnya untuk sebuah
periode waktu dan penyesuaian upah yang staggered membangkitkan upah
gradual (teratur) dan penyesuaian upah yang diamati dalam dunia nyata.
Perhitungan ini untuk pergerakan kurva AS short-run vertikalgradual.
Menderevasi kurva AS .
Dengan 4 langkah :
Pertama, memindahkan output ke pekerja. Kedua, mengaikan perubahan
harga perusahaan ke biaya. Ketga, menggunakan hubungan kurva Phillips di
80
antara upah dan pekerja. Keempat, menempatkan 3 komponen bersamaan
untuk menderevasi slope-ke atas kurva AS.
Fungsi Produksi
Y = aN
Di sini Y level output yang diproduksi, dan N perkiraan input labor atau
pekerjaaan (diukur dalam jam kerja, contohnya) . Koeifisien a disebut
koeifisien input, atau produktivitas labor. Produktivitas labor adalah rasio
output terhadap input labor Y / N , yaitu, perkiraan output yang diproduksi
per unit labor yang dipekerjakan .Contohnya, jika a sama dengan 3, maka 1
unit tenaga kerja (1jam kerja) akan memproduksi 3 unit output.
( 1+ z ) w
P=
a
81
Markup atas biaya labor menampilkan biaya faktor produksi lain yang di
gunakan perusahaan, seperti capital dan bahan baku, dan meliputi sebuah
allowance untuk profit normal perusahaan. Jika persaingan dalam industry
kurang sempurna, maka markup juga akan memasukkan elemen (unsur) laba
monopoli.
Level harga proporsional terhadap upah . tetapi upah besok terkait melalui
kurva Phillips pada level pekerja dan ke upah hari ini.
Menggunakan aturan penetapan harga 9pricing) dalam persamaan biaya-
harga , dengan memindahkan kedua upah dalam kurva Phillips dengan harga
untuk memperoleh sebuah kaitan di antara level employment dan level harga :
Pt +1 ( ) ( )[ (
1+ z
a
=Pt
1+ z
a
1+
N N
N )]
Kurangakan pada
[ (
Pt +1=Pt 1+
NN
N )]
Selanjutnya, level output proporsional terhadap pekerja (fungsi produksi).
Dengan demikian dengan menggantikan N dan N* dengan Y/a dan Y*/a
diperoleh
[ ( )]
Y Y
Pt +1=Pt 1+
Y
82
Akhirnya , definisikan = / Y* , diperoleh Kurva AS
Pt +1=Pt [ 1+ ( Y Y ) ]
Pt+1 ASAS
AS
harga
Level
0 Y* Outp Y
GAMBAR -7
ut
KURVA AS
Gambar 4. 7 Kurva AS
83
4.5 Dampak Ekspansi Moneter
P
A
P E S AA
S
P E E S
harga
Level
P E
0
A
A D
Output,
0 Y
GAMBAR -8 DAMPAK SHORT D
RUN DARI SEBUAH
Y
* inkam
KENAIKAN STOK UANG
Gambar 4. 8 Dampak Short-run dari sebuah Kenaikan Stok Uang
Dampak Short-run
85
Sepanjang short dan medium term posisi ekuilibrium ekonomi (titik E, E,
dst.) ke kanan Y*, skedul AS bergeser ke atas dan ke kiri. Hasilnya output
patah kea rah level full-employment dan level harga terjaga meningkat.
Gambar di atas menunjukkan gesran ke atas skedul AS memberikan
serangkaian posisi ekuilibrium pada skedul AD, dimulai dengan E dan
bergerak naik ke E .
Selama proses penyesuaian dimasukkan, output di atas level full-employment
dan harga naik.
Kurva AS menjaga geseran ke atas, hingga kurva AS berpotongan dengan
kurva AD pada E , pada titik mana kembali ke full-employment.
Pada E , harga akan naik dalam proporsi sama dengan stok uang
nominal, dan dengan demikian stok uang riil , M / P , kembali pada level
awal.
Saat real balances dan tingkat bunga kembali pada level awal, sehingga AD,
output, dan pekerja demikian juga.
Netralitas Uang
86
Karena penyesuaian upah dan harga yang ada, faktanya, lambat,
penyesuaian short-run dan medium adalah sebuah aspek essensi ekonomi
makro .
87
Harga minyak mentah per barrel (dollar 1992)
60
50
40
30
20
10
0
1976
1984
1986
1990
1994
1974
1978
1980
1982
1988
1992
1996
Gambar 4. 9 Harga Minyak Riil, 1974-1996
Ada sebuah brief shock harga dalam penggalan kedua 1990, sebagai
suatu hasil dari invasi Irak ke Kuwait. Shock temporer (sementara) menaik
kan sebagian resesi worsening 1990-1991, walaupun resesi dihilangkan
seperti awal Juli sebelum Kuwait terinvasi.
Dalam persamaan harga di atas, biaya labor (dan markup) hanya merupa
kan penentu harga output.
Bahan sedemikian seperti enerji atau copper atau cotton yang dimasukkan
secara eksplisit .
Tapi digunakan seperti input , dan harganya , juga , mempunyai sebuah
dampak pada harga barang akhir.
Membangun harga bahan sampai analisis dengan memodifikasi persa
maan harga meliputi tidak hanya biaya labor dan markup tapi juga harga
material , yang dinyatakan dengan Pm ,
w (1+ z)
P= + Pm
a
P
AS
E AS
E
harga
Level
E
AD
0 Y* AD Y
O utput
GAMBAR -10 SHOCK SUPPLY ADVERSE DARI SEBUAH KENAIKAN
DALAM HARGA MINYAK
Gambar 4. 10 Supply Shock Adverse dari sebuah kenaikan Harga Minyak
Persamaan terakhir ini menunjukkan upah given , tambahan laba, dan pro
duktivitas labor, sebuah kenaikan dalam harga material riil akan
meningkatkan harga yang menjadi sederhana karena menaikkan biayanya.
Karenanya, dampak sebuah perubahan dalam harga material riil, ada
sebuah geseran ke atas dalam skedul AS pad tiap level output, seperti gambar
di atas.
89
Sebuah Supply Adverse
Kebijakan fiscal dan moneter barely merespon saat pertama shock harga
minyak hit ekonomi pada akhir 1973.
Karena supply shock kemudian menjadi sebuah phenomena baru tidak ada
ekonom , tidak juga pembuat kebijakan mengetahui, apa yang akan mereka
lakukan.
90
BAB V
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN
Output ada pada level equilibrium nya ketika jumlah output yang diproduksi
sama dengan jumlah yang diminta. Dengan demikian suatu ekonomi pada
output equilibrium ketika
IU=Y-AD
IU tambahan yang tak direncanakan untuk inventory. Jika output lebih besar
dari AD, IU>0. Dengan excess akumulasi inventory, perusahaan memotong
produksi hingga output dan AD kembali equilibrium. Sebaliknya, jika output
di bawah AD, investasi dikurangi hingga output kembali.
Fungsi Konsumsi
91
A AD=
AD=
Y
AD +cY C C cY
D0
Aggregat
t
demand
45 Y0 Y
GAMBAR -1 FUNGSI
O inkam,output
KONSUMSI DAN AD
Gambar 5. 1 Fungsi Konsumsi dan AD
S =Y C ...................... (5)
92
Funsi konsumsi dalam (4) dengan (5), disebut budget constraint (kendala
anggaran), menyatakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan menghubungkan
level tabungan dengan level pendapatan. Substitusi fungsi konsumsi (4) ke
budget constraint (5)
Tabungan adalah suatu fungsi naik (increasing) dari level pendapatan karena
marginal propensity to save (mps), s = 1-c, positif.
Dengan kata lain, kenaikan tabungan sejalan dengan kenaikan
pendapatan. Contoh, anggap mpc, c, adalah 0,9, berarti 90 sen ke luar dari
setiap extra dollar pendaptan yang dikonsumsi. Maka mps, s adalah 0,10,
berarti tersisa 10sen dari setiap ekstra dollar pendapatan yang disimpan.
AD = C+I+G+NX
= C + C(Y- TA
) + I +G + NX
= ( C - C + I +G + NX
TA ) + CY
= +CY................................................................... (7)
Fungsi AD (7), seperti dalam Gambar dan (7) menentukan level equilibrium
output dan pendapatan.
AD=
AD E Y AD=I G NX
C C cT cY
+cY
Aggregat
demand
0 45O Y0 Y
Inkam,ou
GAMBAR -2 PENENTUAN PENDAPATAN
DAN OUTPUT EQUILIBRIUM tput
Gambar 5. 2 Penentuan Pendapatan dan Output Ekuilibrium
Y = AD............................................ (8)
Y=+CY
94
Di sini diperoleh Y pada dua sisis kondisi equilibrium (D), dengan
mengumpulkan dan menyelesaikan level pendapatan equilibrium dengan
pendapatan dan output, dinyatakan dengan.
YO :
1
YO = .................................... (10)
1c
Gambar menjelaskan pada persamaan (9) posisi Skedul AD dikaraktristik
dengan Slope, c (mpc), dan intercept, (autonomous Spending). Intercept
yang diberikan ,sebuah fungsi AD curam (steeper ) yang diimplikasikan
dengan mpc lebih tinggi - yang diimplikasikan level pendapatan equilibrium
lebih tinggi. Hal yang sama, untuk mpc diberikan, level autonomous
Spending lebih tinggi dalam Gambar , intercept lebih besar- menyatakan
suatu level inkam equilibrium lebih tinggi. Hasil-hasil ini, disarankan dengan
Gambar , mudah diperiksa menggunakan (10), rumus untuk level pendapatan
equilibrium.
Demikian, level output equilibrium lebih tinggi maka lebih besar
mpc,c,dan level autonomous spending,,lebih tinggi.
Persamaan (10) , level output dengan suatu fungsi mpc, dan autonomous
Spending Sering, mengetahui bagaimana suatu perubahan dalam beberapa
komponen autonomous Spending akan merubah output.
Mulai dengan (10), menghubungkan perubahan autonomous Spending
melalui
1
Y = ............................. (11)
1C
95
Di sini ada rumus alternatif yang bermanfaat dari kondisi equilibrium AD
yang sama dengan output. Dalam equilibrium, investasi yang direncanakan
sama dengan tabungan. Kondisi ini ditetapkan hanya pada suatu ekonomi di
mana tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri.
Untuk memahami hubungan ini, kembali ke Gambar . Jarak vertikal di
antara skedul AD dan konsumsi dalam gambar sama dengan pengeluaran
investasi yang direncanakan, I. Dengan catatan bahwa jarak vertikal di antara
Skedul konsumsi dan pengukuran garis 45 tabungan (S=Y=C) pada tiap
level pendapatan.
Level pendapatan equilibrium diperoleh di mana AD memotong garis 45, di
E. Sejalan dengan itu, pada level pendapatan equilibrium, dan hanya pada
level tersebut, dua jarak vertikal sama. Demikian, pada level pendapatan
equilibrium, tabungan sama (direncanakan) dengan investasi.
Berlawanan dengan itu, di atas level pendapatan equilibrium, Y0,
tabungan (jarak diantara garis 45 dan sskedul konsumsi) melbihi investasi
yang direncanakan, semntara di bawah Y0, investasi yang direncanakan
exceeds tabungan.
Kesamaan di antara tabungan dan investasi dapat dilihat langsung dari
perhitungan pendapatan nasional. Disini pendapatan dibelanjakan (spent)
atau ditabung, Y=C+S. Tanpa pemerintah dan foreign trade, aggregat
demand sama dengan konsumsi plus investasi, Y=C+I. Dikombinasi
C+S=C+I, atau S=I.
Jika pemerintah dan foreign trade dimasukkan dalam analisis, maka
sekarang pendapatan dapat dibelanjakan, ditabung, atau membayar pajak,
sehingga Y=C+S+TA dan aggregat demand complete Y+C+I+G+NX.
Selanjutnya
C+IG+NX=X+S+TA
=S+(TA-G)-NX .......................(12)
Multiplier
96
memberikan kenaikan spending selanjutnya secara induksi (induced)
demikian pula konsumsi meningkat karena level pendapatan akan meningkat.
Berapa banyak dari 1$ awal (inisial) dalam pendapatan akan dibelanjakan
untuk konsumsi? Pengeluaran dari suatu tambahan dollar pendapatan,
adalah suatu pecahan (c) terkonsumsi. Kemudian, asumsikan, produksi naik
berikutnya yang menempatkan induksi pengeluaran (expenditure), yaitu,
output dan pendapatan meningkat dengan 1+c yang akan menaikkan induksi
spending. Apakah proses berakhir?
Tabel 5-1 menampilkan langkah berantai putaran pertama diawali dengan
penawaran (off) suatu kenaikan autonomous spending , . Selanjutnya,
ekspansi produksi yang secara tepat meningkatkan demand. Produksi
terekspansi dengan . Kenaikan produksi meningkatkan suatu kenaikan
yang sama dalam pendapatan, dan selanjutnya, via marginal propensity to
consume, c, meningkatkan putaran kedua dengan induksi expenditure sebesar
c. Asumsikan lagi ekspansi produksi untuk menempatkan dan
meningkatkan pendapatan. Ini menaikkan putaran ketiga spending induksi
sama dengan mpc dikali kenaikan pendapatan, c(c)=c2 dari induksi
pengeluaran yang sama dengan mpc dikali kenaikan, c(c)=c2.
Di sini mpc, c, kurang dari 1, suku c2 kurang dari c, dan karenanya
expenditure induksi dalam putaran tiga lebih kecil dari yang ada dalam
putaran kedua.
Jika dituliskan putaran kenaikan spending berurut-urut, diawali dengan
kenaikan inisial autonomous demand, diperoleh
AD=+C+C2+C3+....... (13)
=(1+C+C2+C3+.....)
Untuk sebuah nilai c < 1, suku berurut-urut dalam deret menjadi lebih
kecil dari urutan awal.
Dari Deret Geometri, persamaan disederhanakan
TABEL 5- 1 Multiplier
97
PUTARAN KENAIKAN KENAIKAN TOTAL KENAIKAN
DEMAND PRODUKSI PENDAPATAN
DALAM PUTARAN DALAM (SEMUA PUTARAN)
PUTARAN
2 c c (1+c)
3 c2 c2 (1+c+c2)
4 c3 c3 (1+c+c2+c3)
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . [ 1 /(1-c)]
1
= .................. (15)
1C
Melihat multiplier dalam (15) menunjukkan bahwa mpc lebih besar, maka
multiplier lebih besar. Sebuah mpc tinggi megimplikasi sebuah pecahan
tambahan dollar pendapatan lebih besar yang akan dikonsumsikan, demikian
menambah aggregat demand, menjadikan kenaikan induksi demand lebih
besar.
Mengapa fokus pada multiplier ? Alasannya mengembangkan surat
penjelasan fluktuasi output.
Multiplier menyarankan bahwa output berubah saat autonomous spending
(termasuk investasi) berubah dan perubahan dalam output dapat lebih besat
dari perubahan dalam auotnomous spending. Multiplier merupakan cara
98
formal untuk melukiskan sebuah pemahaman: Jika ekonomi untuk beberapa
alasan-contoh, kehilangan kepercayaan akan mengurangi investment
spending pengalaman sebuah kejutan (shock) mengurangi pendapatan,
masyarakat yang kehilangan pendapatan akan mengurangi spending, yang
menggiring berikutnya ke pendapatan equilibrium turun. Karenanya
multiplier bagian potensial dari penjelasan mengapa output berfluktuasi.
99
AD
demand
Aggregat AD AD =
E
=Y
AG G AD=+cY
1
F Q 1 c
A Y 0
+cY
E
Y0 P
0 Y0 Y Y0 Y
GAMBAR -3 DERIVASI Inkam,o
MULTIPLIER utput
Gambar 5. 3 Derivasi Multiplier
100
G= TR=TTR TA=Y .......................(16)
C= C +c(Y+ TTR-tY)
= C +cTR+c(1-t)Y .................................(17)
AD=C+I+G+NX
=[ C +cTTR+c(1-t)Y]+++ NX
=( C +cTTR+++ NX )+c(1-t)Y
=+c(1-t)Y .............................. (18)
101
A AD=
AD C I cY NX
Y
Aggreg
D
dema
nd
at
AD ' C I cTR G c1 t Y NX
Inkam,o Y
GAMBAR -4 PEMERINTAHutput
DAN
AGGREGAT DEMAND
Gambar 5. 4 Pemerintah dan Aggregat Demand
Pendapatan Equilibrium
Y=+c(1-t)Y
Y[1-c(1-t)]=
1
Y0 = ( C +cTR+)
1C(1t)
Y0= .............................................(19)
1C(1t)
102
Pajak pendapatan merendahkan multiplier seperti (19). Jika mpc 0,8 dan
taxes nol, multiplier 5 ; dengan mpc sama dan tingkat pajak 0,25, multiplier
1
terpotong setengah, menjadi
[10,8 ( 10,25 ) ]=2,5.
Pajak pendapatan mengurangi multiplier karena mengurangi induksi
kenaikan konsumsi dari perubahan pendapatan. Gambar induksi dari pajak
membawa kurva AD flat dan mengurangi multiplier.
103
Pertama lihat sebuah perubahan dalam pembelian pemerintah. Ini
diilustrasikan dalam Gambar berikut , di mana level inisial (awal) penda
patan, Y0 sebuah kenaikan pembelian pemerintah adalah perubahan dalam
autonomous spending; karenanya, kenaikan geseran skedul AD ke atas
dengan sebuah perkiraan yang sama dengan kenaikan pembelian pemerintah.
A
demand
Aggregat
A AD =
D D
+c(1-t)Y
=
Y AD =
+c(1-
t)Y
0 Y0 Y YInkam
GAMBAR -5 DAMPAK KENAIKAN ,outp
PEMBELIAN PEMERINTAH ut
Gambar 5. 5 Dampak Kenaikan Pembelian Pemerintah
Pada level inisial output dan pendapatan demand barang exceeds (melebihi)
output, dan sejalan, perusahaan melakukan ekspansi produksi hingga
equilibrium baru, pada E diperoleh.
Dengan berapa besar pendapatan diperluas ?
Sebut perubahan dalam pendapatan equilibrium sama dengan perubahan AD,
atau
Y0=+c(1-t)Y0
1
Y0 = = G ..........(20)
1C(1t)
104
1
G = ,
1c (1t )
Implikasi (penerapan)
105
Singapore, dimana dalam tahun 1933 ran suatu surplus anggaran secara
approksimasi 1,5 persen GDP.
Defisit anggaran pada mana di media dan politikus berfokus adalah
defisit anggaran federal, dimana dalam 1995 menjadi $161 milyar, atau kira-
kira 2 persen GDP.
Pemerintah dalam perhitungan pendapatan nasional dari semua level
pemerintah negara, kota, kabupaten. Pemerintah kota dan kabupaten (lokal)
cenderung berjalan sedikit (kurang dari 1 persen GDP) surplus dalam masa
masa resesi. Dalam 1995, kota dan lokal surplus menjadi $95 milyar, kira
kira 1,3 persen GDP.
Mengapa berpusat pada defisit anggaran?
Kekuatirannya adalah bahwa pinjaman pemerintah membuat kesukaran bagi
perusahaan swasta meminjam dan investasi, demikian melambatkan partum
buhan ekonomi.
Konsep penting pertama budget surplus, dinyatakan dengan BS.
BS adalah excess penerimaan pemerintah, pajak terhadap pengeluaran total,
terdiri dari pembelian barang dan jasa dan transfer payments:
BS=TA-- ...................(22)
TR
TA=tY
BS=tY-- ............................(22a)
TR
BS BS tY G TR
SURPLUS
BUDGET
0 Y
INKAM,OUT
G TR PUT
GAMBAR 6 SURPLUS
ANGGARAN
Gambar 5. 6 Surplus Anggaran
107
dalam pendapatan dual kenaikan pembelian pemerintah yang sama dengan
Y0 = G G. Sebuah pecahan dari kenaikan pendapatan adalah pungutan
dalam bentuk pajak, sehingga penerimaan (revenue) meningkat dengan
t G G.
Perubahan dalam BS, menggunakan (21) dan mensubstitusi G, karenanya
BS = TA -
= t G -
=
[ t
1c(1t) ]
1 G
( 1c ) (1t)
=
1c (1t)
(23)
5.6 Full-Employment BS
Hanya selisih ini meningkat dari pungutan pajak pendapatan. Khususnya jika
output di bawah full employment, surplus full-employment exceeds surplus
aktual. Sebaliknya, jika output akutual exceeds output full-employment (atau
potensial), maka surplus full-employment kurang dari surplus aktual. Selisih
antara anggaran aktual dan full-employment adalah komponen cyclical dan
anggaran. Dalam sebuah resesi komponen siklikal cenderung menunjukkan
defisit dan dalam sebuah boom boleh menjadi sebuah surplus.
109
Gambar defisit anggaran full-employment. Masyrakat terfokus pada
defisit bulanan pada 1980-an. Bagi banyak ekonomi, perilaku defisit selama
tahun 1982 dan 1983 unemployment tinggi dan khususnya tidak worisome.
Anggaran aktual biasanya dalam defisit selama resesi. Tapi geseran ke arah
5
3
Persen GDP
0
1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995
-1
-2
Gambar 5. 7 Defisit Anggaran Aktual dan Full-employment
110
BAB VI
UANG , BUNGA DAN PENDAPATAN
111
Model yang akan dikenalkan, model IS-LM, sebagai inti makroekonomi
short-run.
Sekarang ditambahkan tingkat bunga sebagai sebuah penentu investasi
dan karenya AD. Apa yang menjadi penentu tingkat bunga. Model mema
sukkan pasar uang . Tingkat bunga dan pendapatan bersama-sama diten
tukan dengan equilibrium dalam pasar barang dan uang.
20
15
10
5
Persen
0
60 63 65 68 70 73 75 78 80 83 85 88 90 93 95
-519 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19
-10
-15
Gambar 6. 2 Pertumbuhan GDP dan Uang Riil
dan jasa.
dengan
barang dan
interaksi di
pendapatan
bersamaan
Model IS-LM menetapkan
Belanja,tingkat bunga,dan
ditentukan
asset.
GAMBAR -3 STRUKTUR
MODEL IS-LM
Gambar 6. 3 Struktur Model IS-LM
113
kedua, potongkan (sisipkan) fungsi demand investasi dalam kesamaan AD-
mencari kombinasi pendapatan dan tingkat bunga yang menjaga pasar
barang dalam ekuilibrium.
I = I bi ;b>0 (1)
114
i
bunga
Tingk
at
I
0 Belanja investasi
GAMBAR -4 SKEDUL
yang direncanakan
INVESATASI
AD =C+ I +G+ NX
115
c ( 1t ) Y ] + ( I bi ) + G+ NX
[ c TR+
A +c ( 1t ) Y bi (2)
di mana I + G+ NX
A=c TR+ (3)
Dari (2) , sebuah kenaikan dalam tingkat bunga mengurangi AD untuk level
pendapatan given karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi belanja
investasi. Catatan A , bagian AD tak dipengaruhi level pendapatan dan
tingkat bunga, dengan memasukkan , I , yang bebas tingkat bunga
dan
pendapatan .
Pada sembarang level tingkat bunga given.
Dengan perubahan tingkat bunga , bagaimanapun level pendapatan equi
librium berubah.
Menurunkan kurva IS menggunakan gambar berikut.
116
AD Y=A
A cY bi2
E2 D
A bi2 A cY bi1
Aggregat
E1
demand
A bi1
(
Y1 Y2 Income,oa
utput )
i
Aggregat
demand
i1 E1
Tingkat
bunga
i2 E2 (
IS b
Y1 Y2 Income,o
)
GAMBAR -5 utput
DERIVASI KURVA IS
Untuk sebuah level tingkat bunga given , i, suku akhir persamaan (2) , (bi1)
sebuah konstanta, dalam gambar di atas diperoleh Abi dengan
menggam barkan fungsi AD, level pendapatan ekuilibrium diperoleh Y1
pada titik E1.
Di sini level pendapatan ekuilibrium diturunkan untuk sebuah level
tingkat bunga given (i1) , memplot pasangan (i1,Y1) dip anal bawah , E1.
Ini memberi sebuah titik E1 pada kurva IS yaitu, sebuah kombinasi tingkat
bunga dan pendapatan yang membersihkan pasar barang.
Jika tingkat bunga lebih rendah, i2 , belanja investasi lebih tinggi saat
tingkat bunga jatuh.
Dalam suku-suku pada gambar di atas , mengimplikasikan sebuah geseran ke
atas skedul AD. Kenaikan AD given, ekuilibrium bergeser ke E2 , dengan
level pendapatan Y2 . Pada E2 dalam panel bawah , tingkat bunga, i2 ,
mengimplikasikan level pendapatan ekuilibrium Y2 ekuilibrium dalam
117
pasar barang berada pada pasar bersih (clears) . Titik E2 adalah titik lain di
kurva IS.
Prosedur yang sama level (conceivable) dari tingkat bunga dan karena
nya membangkitkan titik-titik yang membentuk kurva IS .
Dengan sifat (properties) kombinasi tingkat bunga dan pendapatan (out
put) di mana pasar barang clear kurva IS disebut skedul pasar barang
ekuilibrium.
Gambar di atas menunjukkan kurva IS berslope negative, mencerminkan
kenaikan AD dengan pengurangan tingkat bunga.
Menderivasi kurva IS menggunakan kondisi pasar barang , di mana pen
dapatan sama dengan belanja direncanakan, atau :
Y = AD= A+ c ( 1t ) Y bi (4)
disederhanakan,
1
Y = G ( Abi ) ; G=
1c ( 1t )
(5)
di mana G multiplier .
Dari (5) tingkat bunga lebih tinggi menyatakan level pendapatan ekuili
brium lebih rendah untuk sebuah A given , seperti gambar .
Bangun kurva IS sama sekali straightforward dan dapat menjadi seder
hana deceptively . Diperoleh dari kurva IS beberapa hal berikut :
Penentu slope IS
Posisi kurva IS, slope given, setelah bergeser
Slope IS
118
Jika sebuah interest rate given menghasilkan perubahan besar pendapatan,
kurva IS sangat flat. Ini kasus investasi sangat sensitive terhadap tingkat
bunga, yaitu, b besar. Sebaliknya kurva IS relative steep.
Peranan Multiplier
Y=AD
A c 'Y bi1
A cY bi2
Aggregat
demand
A cY bi1
-
(a
b Y1 Y ) Y Income,
i output
2 2
Tingkat
i1
bunga
(b
i2 )
IS
ISIncome,
Y1 Y1Y2 Y2
output
GAMBAR -6 DAMPAK MULTIPLIER PADA
SLOPE KURVA IS
Gambar 6. 6 Dampak Multiplier pada Slope Kurva IS
A Y
i= (5a)
b G b
Perubahan dalam Y given, yang diasosiasikan dalam perubahan i menjadi
lebih besar dengan b lebih kecil G lebih kecil.
Slope kurva IS given tergantung multiplier , kebijakan fiscal mempengaruhi
slope. Multiplier , G , dipengaruhi tingkat pajak . Kenaikan tingkat
pajak mengurangi multiplier. Tingkat pajak lebih tinggi , kurva IS steeper.
Posisi Kurva IS
A Y=A A cY bi
'
E D 1
Aggreg
deman
AD
A cY bi1
E 2
at
A
d
Y= (
Y1G
1 Y2 Y
Incom a
i e,outp )
i E1 E2ut
Tingkat
bunga
1 IY= G(
Y1 Y2 SY Incob
I
GAMBAR -7 SSEBUAH GESERAN DALAM
S me,o) KURVA IS
DISEBABKAN PERUBAHAN AUTONOMOUS SPENDING
utput
120
Gambar 6. 7 Sebuah Geseran dalam Kurva IS disebabkan Perubahan Autono
mous Spending
I + G+ NX
A c TR+
121
Kedua, demand uang sama dengan supply uang yang ditetapkan BI (bank
Indonesia) dan menyatukan kombinasi pendapatan dan tingkat bunga
untuk menjaga ekuilibrium pasar uang.
Demand Uang
kY
L1 L2
0=kY1 =kY2 L
Permintaan
-bi -8 DEMANDuang
GAMBAR REAL BALANCES SEBAGAI SEBUAH
FUNGSI TINGKAT BUNGA RIL DAN-bi
PENDAPATAN
Gambar 6. 8 Demand RealBalances sebagai sebuah Fungsi Tingkat Bunga Riil dan
Pendapatan
123
i
LM
i2 E2
Interest
rate
i1 (a)
E1
0 Y1 Y2 Y
Income,o
i utput
Interest
i2 E2
rate
L2
i1 M
E1 (b)
P
0 Real L1
GAMBARba
-1la ncRI
0 DE L
esVASI
KURVA LM
Gambar 6. 9 Derivasi Kurva LM
124
Karenanya, E1 , sebuah ekuilibrium pasar uang, panel atas pada skedul kurva
LM.
Dampak kenaikan Y2 , level pendapatan lebih tinggi menyebabkan demand
real balances lebih tinggi pada tiap level tingkat bunga, panel bawah, sehing
ga kurva demand real balances bergeser naik, ke kanan, ke L2 .
Tingkat bunga naik ke i2 menjaga ekuilibrium pasar uang , dan dicapai ekui
librium baru , E2 . Dengan cara sama diperoleh skedul LM.
Skedul LM, atau skedul ekuilibrium pasar barang - disepanjang skedul
LM, pasar uang dalam ekuilibrium.
Lurva Lm berslope positif. Kenaikan tingkat bunga mengurangi demand
real balances.
Untuk menjaga demand real balances sma dengan supply real balances
fixed , level pendapatan meningkat.
Ekuilibrium pasar barang mengimplikasikan kenaikan tingkat bunga
accompanied kenaikan level pendapatan .
Kurva LM diperoleh dengan kombinasi kurva demand real balances ,
supply real balances fixed . Pasar uang menuju ekuilibrium , demand sama
dengan supply, atau
M / P=kY hi (7)
1
atau i= ( kY M / P ) (7a)
h
Slope Kurva LM
125
Posisi Kurva LM
i L L i
i1 E M M i1 E
Tingkat
bunga
1
1
E
Tingkat
bunga
i2 i2
E 2
L1
2
( (
M
Incoma Y b
'
M
L
P
0 Y 0 Real P
126
Skedul IS dan LM meringkas kondisi untuk memenuhi pasar barang dan
pasar uang menuju ekuilibrium.
Untuk ekuilibrium simultan , tingkat bunga dan level pendapatan ada da
lam ekuilibrium . Kondisi dipenuhi pada titik E dalam gambar berikut.
i L
M
i0 E
Interest
rate
IS
0 Y0
Income,o Y
utput
GAMBAR -11 EQUILIBRIUM PASAR BARANG DAN
UANG
Gambar 6. 11 Equilibrium Pasar Barang dan Uang
127
Sebuah kenaikan belanja autonomous , A , dan karenanya menggeser
kurva IS ke kanan. Ini menaikkan level pendapatan dan kenaikan tingkat
bunga pada titik E .
Sebuah kenaikan belanja investasi autonomous , I , menggeser
kurva IS ke kanan dengan perkiraan G I , seperti gambar.
Tapi dalam gambar ini perubahan pendapatan hanya sebesar Y0 , yang ku
rang dari geseran dalam IS, G I .
Hal tersebut jelas, dari slope kurva LM.
Jika kurva LM horisontal, di sini tak ada perbedaan geseran horisontal IS dan
perubahan pendapatan .
Jika kurva LM horisontal , tingkat bunga tidak berubah saat kurva IS ber
geser.
Kenaikan belanja autonomous cenderung meningkatkan level pendapatan .
Kenaikan pendapatan meningkatkan demand uang .
Dengan supply uang fixed , tingkat bunga meningkat untuk menjamin
demand uang tetap sama dengan supply fixed .
Saat tingkat bunga naik, belanja investasi berkurang karena investasi berhu
bungan negative ke tingkat bunga .
Perubahan ekuilibrium dalam pendapatan kurang dari geseran horisontal
kurva IS, G I .
128
i
L
M
E
Interest
i
E
rate
i0 Y0
G
IS
IS
0 Y0 Y Income Y
,ouput
GAMBAR -12 SEBUAH KENAIKAN DALAM AUTONOMOUS
SPENDING MENGGESER KURVA IS KE KANAN
Gambar 6. 12 Sebuah Kenaikan dalam Autonomous Spending menggeser IS ke
kanan
129
i
LM2
i2 E2
E1 LM1
Interest
i1
(a)
rate
IS
Income,out
Y2 Y1
put
P
P2 E2
(b)
Price
level
P1
E1 AD
Y2 Income,out
Y1
putAD
GAMBAR -13 DERIVASI SKEDUL
Gambar 6. 13 Derivasi Skedul AD
130
i M
Skedul LM : i=
h(kY
P ) (7a)
Y = G A
[ ( b
h
kY
M
P )]
dengan penyederhanaan diperoleh
b M
Y = A+ (8)
h P
b
di mana (
= G / 1+ G
h )
Persamaan (8) menunjukkan bahwa level pendapatan ekuilibrium ter
gantung 2 variabel eksogen: belanja autonomous ( A ) , meliputi
konsumsi dan investasi ( C dan I ) dan parameter kebijakan fiskal
M
(G,TR) , dan stok uang riil ( ).
P
Pendapatan ekuilibrium lebih tinggi maka level belanja autonomous lebih
tinggi , A , dan stok real balances lebih tinggi.
Persamaan (8) adalah skedul AD yang meringkas hubungan IS-LM,
menghubungkan Y dan P untuk level A dan M given . Di sini
slope kurva AD ke bawah.
Tingkat bunga ekuilibrium, i, diperoleh dengan mensubstitusi level
pendapatan ekuilibrium , Y0 dari persamaan (8) ke LM (7a) diperoleh
k 1 M
i= A (9)
h h+ kb G P
131
Persamaan (9) menunjukkan tingkat bunga ekuilibrium tergantung
parameter kebijakan fiskal dalam multiplier dan suku A dan stok uang
riil .
Stok uang riil lebih tinggi mengimplikasikan tingkat bunga ekuilibrium
lebih tinggi.
Y b
G (
= = G / 1+ G
h ) (10)
b
(
1/ 1+ G
h)<1 .
Ini dampak dampening kenaikan sebuah tingkat bunga dengan ekspansi
fiskal model IS-LM .
Ekspresi (1) menuju nol jika h sangat kecil , dan sama dengan G jika h
menuju tak hingga.
Nilai besar b atau k maka dampak belanja pemerintah pada pendapatan
berkurang.
Sebuah nilai k tinggi berimplikasi kenaikan besar demand uang dengan
kenaikan pendapatan dan dari sini kenaikan besar dalam tingkat bunga
untuk menjaga ekuilibrium pasar barang.
Kombinasi sebuah b tinggi mengimplikasikan pengurangan besar AD swasta
(privat).
132
Multiplier Kebijakan Moneter
Y
=bh (11)
( M / P )
BAB VII
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL
133
Ada 2 alat kebijakan ekonomimakro utama, pemerintah dapat mencoba
ekonomi tumbuh pada sebuah tingkat yang dapat dipertanggungjawabkan ,
dengan inflasi rendah.
Mencoba resesi jangka pendek, seperti 1991, mencegah boom dengan
melepas apa yang dihasilkan.
Seperti gambar berikutnya , kebijakan fiskal berdampak awal dalam pasar
barang , dan kebijakan moneter berdampak awal utama dalam pasar asset.
Pasar barang dan pasar asset berhubungan tertutup , kebijakan moneter dan
fiskal berdampak pada level output dan tingkat bunga.
Gambar 7. 1
i L
Interes
t rate
M
E
i
0
IS
0 Y
Income,o Y
GAMBAR -2 EQUILIBRIUM utput
0
IS-LM
Gambar 7. 2 Equilibrium IS-LM
134
7.1 Kebijakan Moneter
i
L
st rate
Intere
1 M
M L
k P
E M
i0
i E
E1
IS
0 Y0 Y Income,o
Y
GAMBAR -3 KEBIJAKAN MONETERutput
Gambar 7. 3 Kebijakan Moneter
135
Jika demand uang sangat sensitive terhadap tingkat bunga (LM relative flat)
, sebuah perubahan stok uang given dapat absorbed dalam pasar asset de
ngan hanya perubahan kecil dalam tingkat bunga.
Dampak pembelian OMO pada belanja pemerintah menjadi small. ber
lawanan jiaka demand uang sangat tidak sensitive terhadap tingkat bunga
(LM relative steep).
Sebuah perubahan supply uang given membuat perubahan besar tingkat
bunga berdampak pada demand investasi .
Jika demand uang sangat sensitive terhadap pendapatan, kenaikan dalam
stok uang given dapat absorbed dengan perubahan relative kescil pendapat
an dan multiplier lebih kecil .
Pada ekspansi moneter, ekuilibrium awal E, supply naik, public beli asset
lain. Harga asset naik dan yields patah. Pasar uang dan asset bersesuaian
cepat menggeser ke E1 , pasar uang clear , public memegang jumlah uang
riil lebih besar karena tingkat bunga patah (sufficiently). Di E1 ada excess
demand barang. Patahan tingkat bunga , level pendapatan awal given Y0 ,
menaikkan AD menyebabkan inventory menurun.
Mersponnya, output diperluas dan menggerakkan ke LM .
Tingkat bunga naik selama penyesuaian :
kenaikan output menaikkan demand uang lebih besar dengan tingkat bunga
lebih tinggi.
Kenaikan stok uang pertama menyebabkan tingkat bunga jatuh, public
menyesuaikan portofolio akibat tingkat bunga patah AD naik .
Mekanisme Transmisi
Perangkap Likuiditas
Kasus Klasik
M
=kY hi (1)
P
M
jika h nol, berkorespondensi pada supply uang riil given , , ada level
P
pen dapatan tunggal , berimplikasi LM vertical pada level pendapatan .
Kurva LM vertikal disebut kasus klasik .
Jika h = 0 , dan P bergerak ke kanan , diperoleh
M =k ( P .Y ) (2)
138
Dalam LM vertikal, geseran IS tidak memengaruhi level pendapatan
kurva LM vertikal , sehingga moneter berdampak maksimal pada level
pendaptan .
LM vertikal mengimplikasikan keefektifan moneter ats fiskal , hanya soal
uang dalam penentuan output .
Di sini LM vertikal, padasaat demand uang tak tergantung tingkat bunga ,
sensitivitas bunga dari demand uang mengarah pada kebijakan alternative.
1
Y = G ( Abi ) ; G=
1c ( 1t )
(3)
i L
M
i E
st rate
Intere
i0 E E
G G
IS
IS
0 Y0 Y Y Income Y
,output
GAMBAR -4 DAMPAK SEBUAH KENAIKAN
BELANJA PEMERINTAH 0
Gambar 7. 4 Dampak sebuah kenaikan Belanja Pemerintah
140
Dalam tiap kasus Crowding-out lebih besar, lebih besar
kenaikan ting kat bunga saat belanja pemerintah naik .
Perangkap Likuiditas
L
Interes
Interes
t rate
t rate
M
i E i E
I
i E S i E
0 Y I 0 I I
0
Incom (S ( inve
0
GAMBARe,outp
-5 FULL stasi
CROWDING OUT
ut
a b
) )
Gambar 7. 5 Full Crowdingout
Crowding-out
Ada 3 point :
141
Pertama , berasumsi harga given , di mana output di bawah level full-em
ployment .
Saat ekspansi fiskal menaikkan demand , perusahaan meningkatkan level
output dengan pekerja lebih banyak menawarkan .
Dalam full-employment , crowdingout terjadi melalui sebuah mekanisme
berbeda .
Sebuah kenaikan demand mengarah kenaikan level harga .
M
Kenaikan level harga mengurangi real balances , ( ).
P
Pengurangan supply uang riil menggeser LM ke kiri, menaikkan tingkat
bunga hingga kenaikan awal AD terdesak ke luar (crowded out) penuh.
Kedua, sumber pengangguran tak ada crowdedout penuh karena skedul tak
vertikal .
Sebuah ekspansi fiskal meningkatkan tingkat bunga , tapi pendapatan naik.
Crowdingout sebuah soal derajad (tingkat).
L
i M L
M
i E
Inter
rate
est
i0 E
E
0 IS IS Income Y
Y0 Y Y MONETER ,output
GAMBAR -6 AKOMODASI
EKSPANSI FISKAL
Gambar 7. 6 Akomodasi Moneter Ekspansi Fiskal
142
Ketiga, dengan pengangguran , kemungkinan output diperluas , tingkat bu
nga tidak perlu naik di mana belanja pemerintah naik, dan tak perlu
menjadi crowdingout .Ini benar, karena otoritas moneter dapat mengakomo
dasi espansi fiskal dengan kenaikan supply uang .
Kebijakan moneter , menakomodasi saat kepastian ekspansi fiskal , supply
uang naik , mencegah tingkat bunga naik.
Akomodasi moneter seperti deficit anggaran moneterizing , bermakna
Fed mencetak uang membeli obligasi di mana pemerintah membayar deficit
nya .
Saat Fed mengakomodasi ekspansi fiskal , IS-LM bergeser ke kanan seperti
gambar di atas . Output naik, tingkat bunga tidak perlu naik.
Jadi tak perlu dampak berbalik pada investasi .
Subsidi Investasi
144
i
Interest
rate
LM
Interest
E E
rate
i
i0
0 E I E G I
I
I S
I
I
II
IY Y S Y
Invest Incom
(
GAMBARment
(0
-7 SEBUAH SUBSIDI INVESTASIe,outp
0 0 0
MENGGESERa SKEDUL INVESTASI ut b
) )
Gambar 7. 7 Sebuha Subsidi Investasi menggeser Skedul Investasi
145
TABEL -3 KEBIJAKAN FISKAL ALTERNATIF
INTEREST KONSUMSI INVESTASI PDB
RATE
Pemotongan + + - +
pajak
pendapat an
Belanja + + - +
Pemerintah
Subsidi + + + +
Investasi
Kebijakan Campuran
146
i L
M
E
Interes
i0 E
t rate
1
E
2 I
0 Y Y Income,o
Y
GAMBAR -8 KEBIJAKAN
*
S
EKSPANSIONER
utput
DAN GABUNGAN
0 OUTPUT
Gambar 7. 8 Kebijakan Ekspansioner dan gabungan Output
14
12
10
0
1972
1974
1976
1978
1980
1982
1984
1986
1988
1990
1992
1994
1996
Gambar 7. 9 Infasi. Pengangguran, dan Tingkat Infasi
148
Karena inflasi masih di atas 10% dan stok uang tumbuh hanya 5,1% pada
1981. Tidak heran, investasi, khususnya konstruksi kolaps . Ekonomi me
nuju resesi Desember 1982.
Tabel berikut menunjukkan konponen kedua kebijakan campuran awal
1980-an : Defisit full-employment naik tajam dari 1981-1984 . Pada 1981
pajak bill memotong tingkat pajak invidu, selama 3 tahun, menaikkan
subsidi investasi perusahaan. Defisit full-employment dalam tahun tersebut
tersebar dalam sejarah AS peacetime.
149
Tingkat pengangguran tertinggi di atas 11% dalam triwulan akhir 1982
dan steady patah di bawah dampak ekspansi fiskal besar. Ekspansi pada 1984
dan 1985 menekan recovery ke depan, ekspansi fiskal berlanjut sepanjang
1980-an .
Resesi 1990-1991
151
TABEL -6 KONSEKUENSI MIKROEKONOMI
UNIFIKASI JERMAN (Persen)
19 1 1 1
89 9 9 9
9 9 9
0 1 2
Pertu 3,8 4 0 1
mbuha , , ,
n PDB 5 9 8
Tingka 2,6 3 5 5
t inflasi , , ,
4 1 3
Defisit 0,2 - - -
anggar 1 2 3
an/PD , , ,
B 7 8 2
Tingka 7,1 8 9 9
t , , ,
bunga 5 2 2
Nomin
al
BAB VIII
INTERNATIONAL LINKAGES
( KETERKAITAN INTERNASIONAL)
152
Abad 20 melukiskan ketertutupan ekonomi internasional ,
pemahaman globalisasi sederhana.
Jika ekonomi AS tumbuh atau resesi apakah ada perbedaan besar di
Mexico atau Jepang, sebaliknya geseran ke stimulus fiskal atau
stringency membuat perbedaan di AS.
Moneter ketat (tightening) AS menaikkan tingkat bunga domestic
memenga ruhi tingkat bunga worldwide dan perubahan nilai
dollar relatif terhadap currency lain, dan memengaruhi
competitiveness (persaingan) AS dan perdagangan worldwide dan
GDP .
Sebuah ekonomi terkait dengan dunia lain melalui 2
saluran , perdagang an barang dan jasa dan keuangan .
Keterkaitan trade berarti sebagian dari produksi negara diekspor ke
LN, sbagian dikonsumsi atau diinvestasi di rumah sendiri dan
diimpor.
Pada 1995, AS, mengekspor barang dan jasa 97% GDP, impor
10,09% GDP.
AS engage , negara lain dalam perdagangan internasional kecil-
ekonomi relatif tertutup.
Belanda ekonomi sangat terbuka ekspor sama dengan impor 60%
GDP.
Buat AS, trade ,nonetheless important.
Belanja impor escapes dari siklus aliran pendapatan, sebagian
pendapatan rakyat AS tidak dibelanjakan pada barang yang
diproduksi dalam negeri.
Model penentuan pendapatan IS-LM harus amented untuk
memsukkan dampak internasional.
Harga barang AS relatif terhadap pesaing berdampak
langsung pada demand, output,dan employment .
Penurunan harga dollar competitor , relatif terhadap harga di mana
pen jualan perusahaan AS menggeser demand AS ke barang yang
diproduksi abroad .
Impor naik dan bekspor jatuh di AS 1990 dan 1985 , saat nilai
dollar naik ke level relatif terhadap currency LN , sebaliknya relatif
cheaps , demand dan abroad bergeser ke barang ekspor naik , dan
impor patah.
Hampir semua RT AS memegang kepemilikan asset AS,
tidak buat bank, atau perusahaan besar .
153
Manejer portofolio berkeliling dunia memperoleh hasil paling
atraktif , dan boleh mengambil obligasi pemerintah Jerman.
Obligasi Yen dengan issue pemerintah Jepang, Argentina
yang menawar kan hasil lebih bagus- dari pada obligasi AS.
154
KOTAK -1 TABEL 1 SIAPA YANG MENCAPAI TARGET
MAASTRICHT ? (PERAMALAN OECD 1997)
UTANG DEFISIT INFLAS
(DEBT)* * I**
BELG 127,2 2,9 1,9
IA
DENM 70,4 0,4 2,5
ARK
PRAN 56,6 3,2 1,3
CIS
JERM 63,2 3,4 1,5
AN
IRLA 76,0 1,1 2,0
NDIA
ITALI 122,9 3,7 2,5
BELA 76,0 2,3 2,1
NDA
PORT 67,6 2,9 2,6
UGAL
SPAN 68,9 3,4 2,9
YOL
KERA 56,5 3,7 2,5
JAAN
INGG
RIS
*
*Perse
n per
tahun
*perse
n GDP
Dua perkiraan utama dalam balances of payments (Tabel di atas, data akhir
AS) :
Current account mencatat : perdagangan barang dan jasa, transfer pay
ments . Jasa meliputi : freight, pembayaran royalty, pembayaran bunga.
Jasa meliputi : net investment income, bunga dan profit dari asset abroad
dikurang pendapatan orang asing pada asset yang mereka miliki di AS.
Transfer payments meliputi : remittances, gifts(pemberian), grants (hibah).
Trade Balance menyederhanakan catatan perdegangan barang.
Perdagangan jasa dan net transfer ditambah trade balance sama dengan
current account .
Aturan sederhana balances of payments accounting :
155
sebuah transaksi yang menaikkan pembayaran oleh warga negara adalah
sebuah item deficit balances of payments .
Untuk AS , impor mobil, gifts ke LN, pembelian tanah Spanyol, deposito
sebuah Bank di Swiss adalah item deficit.
Sebaliknya, lisensi teknologi AS, dana pension dari abroad diterima
warga AS, pembelian asing atas asset AS-item surplus .
Current account surplus jika ekspor melebihi impor plus net transfer ke
asing , yaitu, jika diterima dari perdagangan barang dan jasa dan transfer
melebihi pembayaran pada account (perhitungan) ini.
Capital account mencatat pembelian dan penjualan : asset, seperti stok,
obligasi, dan tanah .
Surplus capital account AS-disebut aliran masuk net capital (capital inflow)
saat penerimaan penjualan stok, obligasi dan deposito bank, asset lain
melebihi pembayaran pembelian asset asing.
Pembayaran Internasional :
individu dan perusahaan memiliki pembayaran.
Jika seseorang belanja lebih dari pendapatan, defisitnya ditutupi dengan
menjual asset atau meminjam (borrowing).
Jika satu negara memberlakukan deficit dalam current account , maka
belanja melebihi dari penerimaan penjualan ke negara lain , deficit membu
tuhkan keuangan dengan menjual asset atau meminjam abroad.
Penjualan atau meminjam menyatakan negara memberlakukan surplus
capital account .
Defisit current account membutuhkan keuangan dengan suatu penewaran
capital inflow.
Persamaan (1) :
jika satu negara tak mempunyai asset untuk dijual , tidak punya cadangan
(reserve) currency (mata uang) asing untuk digunakan, selanjutnya ada yang
meminjamkan (lend) , akan tercapai balance current account , tapi painful
dan memasuki kesukaran.
Memisah 2 capital account :
(1) Transaksi sektor swasta dan (2) transaksi cadangan resmi, berkores
pondensi sebuah defisit current account difinansialkan dengan penjualan
156
asset abroad warga privat atau meminjam abroad .
Alternatif lain, defisit current account dapat difinansialkan pemerintah,
memberlakukan penurunan cadangan nilai tukar asing, menjual currency
asing dalam pasar pertukaran asing.
Sebaliknya, saat ada surplus , sektor swasta boleh menggunakan peneri
maan nilai tukar asing , penerimaan untuk menawarkan pembayaran uatang
(debt) atau membeli asset abroad .
Alternatifnya ,bank sentral dapat membeli net currency asing yang diperoleh
sektor privat dan menambahkan currency ke cadangan (reserves) .
Kenaikan cadangan resmi disebut surplus balance of payments.
Ikhtisar :
Surplus Balance of Payments = Kenaikan cadangan nilai tukar resmi
(official)
= surplus current account + net private
capital inflow
157
Tak ada yang mau beli dollar lebih dari 4,90 francs, jadi benar fixed.
Intervensi
158
Jika tingkat tukar dollar dihadapkan pada deutsche mark menjadi 65 sen
per mark dan ekspor Jerman ke AS naik, menaikakan demand mark oleh
Misalnya bergerak ke 67 sen per mark, bank Jerman lebih mahal dalam
dollar mengurangi demand nya untuk Amrik.
Terminology
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1960
1963
1965
1968
1970
1973
1975
1978
1980
1983
1985
1988
1990
1993
1995
159
Sebuah perubahan harga tukar asing di bawah tingkat tukar flexible di
mana terjadi currency depreciation atau appreciation .
Currency terdepresiasi di bawah floating , menjadi kurang mahal untuk
currency asing.
Contoh, tingkat tukar Poundsterling berubah $1.80 per Pound ke $1.75
Pound , Pound terdepresiasi .
Sebaliknya, currency terappresiasi lebih mahal nya uang asing.
Contoh, gambar di atas, deutsche mark terdepresiasi, lebih sedikit dollar
membeli mark.
Sebaliknya, 1992-1993, mark terappresiasi .
e Pi
R= (2)
P
di mana P dan Pi adalah level harga masing-masing di sini dan abroad , dan
e harga dollar tukar asing .
Pi melukiskan harga asing , contoh, harga diukur dalam Danish kroner , dan
tingkat tukar dalam jumlah dollar per Danish , level harga domestik diukur
dalam dollar , sebagai penyebut (denominator) , tingkat tukar riil menya
takan harga abroad relatif terhadap domestik.
Tingkat tukar riil di atas 1 artinya barang abroad lebih mahal dari
domestik . Melukiskan kenaikan dalam competitiveness produk.
Sepanjang R > 1 , demand relatif terhadap barang produksi domestik naik.
Eventually, menaikkan harga domestik atau penurunan tingkat tukar , lebih
tertutup ke PPP.
160
Kekuatan pasar mencegah tingkat tukar bergerak jauh dari PPP.
Pertengahan 1990-an tingkat tukar dollar-kroner lebih tertutup ke 18 sen
dari pada ke 10 sen , biaya hot dog riil mendekati 2 kali di Copenhagen dari
di Philadelphia.
Alasan PPP pelahan :
pertama, pasar keranjang berbeda antar negara.
Amerika dan Dane tidak mengkonsumsi bundle yang sama.
Kedua, banyak rintangan (barrier) barang di antar negara. Rintangan alami-
biaya transportasi (ekstra)- yang lain tariff , dikenakan pemerintah .
Kadangkala pergerakan barang akhir tidak cukup : pekerja dan capital
mobile.
Amrik akan commite ke Denmark menjual hot dog.
Ketiga, banyak barang nontraded- contoh klasik tidak mobile .
Gambar berikut , biaya barley di Inggris relatif terhadap Belanda atas long
span of time riel .
Barley sebuah komoditi relatif homogeny dan dapat dipindahkan.
Tingkat tukar barley riil cenderung kea rah menyamakan .
Log relatf harga barley inggris terhadap Deusche
1.5
0.5
-0.5
-1
-1.5
161
Tingkat tukar riil di atas level rerata PPP long-run berimplikasi tingkat
tukar akan jatuh .
A = A(Y,i) (5)
Net Ekspor
Net ekspor , atau kelebihan ekspor atas impor, tergantung pada pendapatan,
yang memengaruhi belanja impor; bagi pendapatan asing , Yf memenga
ruhi permintaan asing untuk ekspor; dan pada tingkat tukar riil, R. kenaik
162
an R atau depresiasi riil memperbaiki trade balance menggeser demand
barang produksi abroad ke produk domestik.
i LM
E
E
IS
IS
0 Y0 Y out Y
GAMBAR -3 DAMPAK KENAIKAN INKAM
ASING put
Gambar 8. 3 Dampak Kenaikan Inkam Asing
Ada 3 hasil :
163
IS ekonomi terbuka berisi net ekspor sebagai komponen AD. Level
competitiveness , diukur dengan tingkat tukar riil , R, memengaruhi IS.
Kenaikan depresisasi riil demand barang domestik menggeser IS ke luar, ke
kanan .
Sebaliknya, naiknya pendapatan asing , menaikkan belanja asing , menaik
kan net ekspor atau demand barang .
164
Dampak referkusi :
AS lokomotif to pull negara lain menuju ekspansi.
Tabel di atas , estimasi empiris dampak perubahan tingkat tukar riil GDP riil
AS.
Tabel, dampak depresiasi dollar 10% terhadap semua negara.
Level output AS terekspansi kuat, abroad berlawanan, GDP riil jatuh.
Alasannya, ekspor bersih AS naik , menaikkan pendapatan domestik naik
sementara demand dan output abroad lebih rendah .
166
GAMBAR ---4 KESEIMBANGAN
INTERNAL DAN EKSTERNAL DI
BAWAH TINGKAT NILAI TUKAR FIX
i
E E
domestik
3
if surplus E surplus
4
Tingkat
bunga
unempl BP =0
overemp
oyment
E1 Eloyment
defisit
0 defisit Y 1
overemp Y
Pendapa
unempl loyment
tan
oyment
domesti
k,output
Gambar 8. 4 Keseimbangan Internal dan Eksternal di bawah Tingkat Nilai Tukar Fix
167
Robert Mundel, profesor Universitas Colombia dan Marcus Fleming ,
peneliti IMF, 1960-an, sebelum tingkat tukar flexible beroperasi.
Di bawah mobilitas kapital perbedaan bunga slighlest provokes aliran
modal infinite (tak hingga) , bank sentral tak dapat conduct (mengatur) mone
ter bebas tingkat bunga fix .
Menaikkan tingkat bunga , pemegang portofolio worldwide menggeser
kekayaannya, kapital inflow , neraca pembayaran surplus gigantic; asing
membeli asset domestik, tingkat tukar terapresiasi , bank sentral intervensi
ke fix , membeli uang asing , stok uang domestik naik, kontraksi moneter
awal dicadangkan, sampai tingkat bunga pushed ke bawah level awal .
Moneter independent intervensi sampai tingkat bunga sama dengan pasar
dunia.
TABEL -4 KETIDAKSEIMBANGAN PEMBAYARAN,INTERVENSI,DAN SUPPLY UANG
DENGAN TINGKAT NILAI TUKAR FIX DAN MOBILITAS KAPITAL SEMPURNA
1 Pengatatan uang
2 Kenaikan tingkat bunga
3 Aliran masuk kapital
4 Penekanan appresiasi currency (mata uang)
5 Intervensi dengan penjualan uang di rumah sendiri dan membeli uang
asing
6 Ekspansi moneter dual terhadap intervensi tingkat bunga lebih rendah
7 Kembali ke tingkat bunga awal ,stok uang,dan neraca pembayaran
seimbang
Ekspansi Moneter
168
Gambar 8. 5 Ekspansi Moneter di bawah Tingkat Fix dan Mobilitas
Modal Sempurna
169
Ekspansi Fiskal
170
8.1 Mobilitas Modal Sempurna dan Tingkat Tukar Flexible
i = if (9)
Pada tingkat bunga lain , aliram modal demikian besar sehingga neraca
pembayaran tidak sama dengan 0 .
i
appresias
i=if i deppresi
asi
IS
0 Y
output
171
Gambar di atas i = if .
Dari (7) tingkat tukar ril penentu AD, perubahannya menggeser IS.
Given harga P dan Pf , depresiasi membuat domestik lebih kompetitif , mem
perbaiki ekspor bersih , menggeser IS ke kanan .
Appresiasi ril barang relatif lebih mahal, trade balance nonsense dan de
mand barang domestik patah, IS geser kiri.
Panah gambar menunjukkan geseran AD ke tingkat bunga.
Jika i > if , capital inflow mengappresiasi currency , barang relatif lebih
mahal, AD jatuh, sebaliknya jika terdepresiasi.
Disturbance beragam memengaruhi output dan tingkat tukar .
172
Gambar 8. 7 Dampak Kenaikan Demand Ekspor
Proses Penyesuaian
Kebijakan Fiskal
173
Ekspansi fiskal .
Gambar 8. 8
GA MBAR -8 DAMPAK
KENAIKAN SOK UANG
i LM LM
Tingk
bung
E E
i=if
at
E
a
Y0 Y ou Y
tp
ut
Dampak Kenaikan Stok Uang
174
Pada E, pasar barang dan uang ekuilibrium (pada tingkat inisial) , i < if ,
kapital outflow , tingkat tukar terdepresiasi,.harga impor naik , barang do
mestik lebih kompetitif, demand output diekspansi, IS geser ke luar, ke ka
nan , berlanjut sampai ke E .
Di E , pasar barang ekuilibrium, pasar uang compatible (sesuai) dengan
if .
Konsekuensi, tidak ada kecenderungan lanjutan tingkat tukar dan harga
relatif , demand berubah .
175
Ekspansi moneter 10%. Estimasi multiplier fiskal relatif kecil .
Ekspansi fiskal menaikkan output asing .
Ekspansi moneter , dollar terappresiasi, output abroad turun .
176
BAB IX
PERMINTAAN UANG (DEMAND FOR MONEY)
Uang
177
Urutan moneterr , semakin ke bawah semakin tidak liquid , dan bunga
nya semakin tinggi .
Pendapatan currency berbunga 0 , pendapatan rekening check lebih kecil
dari deposito pasar uang .
178
9.2 Fungsi Uang
Real balances , M / P .
Sebuah perubahan dalam level harga , menyebabkan semua variabel riil
tetap (konstan) , demand real money tetap , money illusion tidak terjadi .
Motif memegang uang Keynes ada 3 :
1. transaksi, demand for maoney naik untuk melakukan pembayaran
2. precautionary, berjaga-jaba untuk kontijensi tak terduga
3. speculative, adanya ketidakpastian nilai asset
179
Motif transaksi dan precautionary berhubungan dengan M1, spekulasi
pada M2 atau M3 .
Teori demand of money dirancang dari trade-off antara benefit dan biaya
bunga memegang uang .
Uang (M1, currency ditambah deposito checkable ) umumnya pendapatan
(earns) nonbunga atau kehilangan bunga dari asset portofolio.
Memegang $1 akan kehilangan bunga lebih tinggi, dengan berkurangnya
benefit uang akan dilepas.
Selisihnya sama dengan tingkat bunga uang ( mungkin 0 ) dikurangi ting
kat bunga asset portofolio.
Opportunity cost memegang uang sama dengan selisih antara yield asset lain
dan tingkat bunga.
Demand Transaksi
M
P
=
tcY
2i
(1)
180
Persamaan (1) adalah demand for money , turun karena tingkat bunga, naik
karena biaya jalan kaki ke ATM, naik jika gaji Poltak lebih besar, tetapi
kurang proporsional karena ada economics of scale dalam manajemen cash.
Ada 2 prediksi :
Elastisitas of money demand , dan elastisitas bunga .
Empirisis, elastisitas pendapatan lebih tertutup ke 1.
Elastisitas bunga ke 0 .
Motif Precautionary
Empirical Demand M1
182
Elastisitas bunga long-run sedikit di atas 2, artinya, kenaikan iTD dan iCP
dari 4-5% mengurangi demand for moneney kurang dari 6% .
Properties demand for money Golfield ada 4 :
1. Demand for real money balances merespon negative pada tingkat
bunga . Kenaikan tingkat bunga mengurangi demand for money
2. Demand for money naik dengan level real income
3. Respon permintaan uang short-run merubah tingkat bunga dan
pendapatan kurang dari respon long-run.
Elastisitas long-run diestimasi di atas 3 kali elastisitas short-run
4. Demand for nominal real balances proporsional terhadap level
harga.
Tak ada money illusion , artinya, demand for money sebuah demand
for real balances.
Permintaan M2
Empirical :
estimasi dengan data triwulan , priode 1953-1991 memberi yields elastisitas
seperti tabel berikut , elastisitas terhadap opportunity cost negative .
Elastisitas short-run lebih kecil dari long-run .
Elastisitas pendapatan M2 long-run positif dan approksimasi sama dengan
1.
Rasio real balances diukur dengan M2, GNP riil konstan sepanjang masa.
Income velocity of money adalah jumlah dikali stok uang yang kembali
(turned) per tahun dalam aliran pendapatan tahunan keuangan (financing).
Yang sama dengan GDP nominal terhadap Stok uang nominal .
Tahun 1995, GDP kira-kira $7.248 miliar, stok uang M2 , rerata $3.580 mi
liar , dan kecepatan M2 kira-kira 2.
Rerata dollar money balances M2 difinansialkan $2.02 pada barang akhir
dan jasa akhir , atau rerata masyarakat memegang 50 sen M2 per dollar pen
dapatan .
Kecepatan pendapatan (velocity) terdefinisi :
PY Y
V= = (2)
M M/P
Y
V=
L (i , Y )
L ( i , Y )=YL(i)
Substitusi ke atas , maka
1
V=
L (i , Y )
184
2.5
1.5
0.5
0
1960
1963
1965
1968
1970
1973
1975
1978
1980
1983
1985
1988
1990
1993
1995
Gambar 9. 1
16
14
12
10
0
1960
1963
1965
1968
1970
1973
1975
1978
1980
1983
1985
1988
1990
1993
1995
Gambar 9. 2
Gambar di atas, menunjuk velocity M2 (skala atas) dan tingkat bunga T-bill
( skala bawah ) .
Velocity M2 relatif stabil-skala atas hanya di antara 1,6 dan 2,1 dalam pri
ode 35 tahun- velocity mempunyai tendensi kuat naik dan jatuh dengan
tingkat bunga pasar .
185
Quantity theory of money cara simple menghubungkan uang, harga, dan
output :
MxV = P x Y (3)
Persamaan Kuantitas mengaitkan level harga dan level output terhadap stok
uang .
Persamaan ini menjadi Persamaan Kuantitas Uang (Klasik) saat V, Y, fixed
.
Output riil fix , ekonomi dalam full-employment .
Velocity diasumsikan tidak berubah banyak.
Faktanya, semua asumsi tak dapat dipegang, namun , penting melihat perge
rakan variabel .
Jika level harga proporsional terhadap stok uang .
Teori klasik ini menjadi teori inflasi.:
VM
P= (3a)
Y
186
Jadi biaya transaksi ( ntc) ditambah bunga hilang dengan memegang uang
daripada memegang bonds selama 1 bulan.
Biaya bunga ( iM) , di mana M rerata uang yang dipegang selama 1 bulan.
M, rerata memegang uang , tergantung pada jumlah transaksi , n .
Anggaplah tiap kali Poltak membuat sebuah transaksi . Poltak mentransfer
perkiraan sebesar z dari obligasi ke uang .
Apabila Poltak membuat n penerikan (withdrawl) ukurannya sama selama 1
bulan, ukuran per transfer Y/n , dengan demikian total Y ditransferkan
nz = Y (1)
Z=Y
(a) (b)
N
Memega
ng uang
Z=Y
N/2
0 1 0 1/2 1
1/2 tim
tim
GAMBAR -3 PERKIRAAN CASH YANG DIPEGANG
e
MASYARAKAT DIHUBUNGKAN
e DENGAN
TRANSAKSI
Gambar 9. 3 Perkiraan Cash yang dipegang Masyarakat dihubungkan
187
Total cost = ( ntc) + i Y/2n
n =
iY
2n
188
Krisis mata uang, nilai tukar, perbankan, moneter telah melanda
seluruh Asia Tenggara , mulai dari Bath Thailand sampai Rupiah Indonesia
, terjadi resesi , pengangguran, inflasi tinggi , terjadi pertengahan 1997,
sementara Eropa relatif stabil .
Pada 2008 resesi melanda AS, Eropa, banyak pengangguran , beberapa
provinsi AS mengalami shut-down dengan rasionalisasi pegawai negeri,
pension dini, PHK, inflasi tinggi, nilai tukar AS anjlok , impor turun, produ
ksi melemah , AS enggan menaikkan stimulus belanja pemerintah nya ;
sementara di Asia terjadi sebaliknya, terjadi recovery.
Tahun 2013, Indonesia kembali mengalami krisis nilai tukar, Rupiah
terdepresiasi, cadangan devisa (reserve) menipis , ekonomi melambat .
China sebagai raksasa ekonomi terbesar di dunia tetap merem pertumbuhan
ekonominya, AS tidak melakukan kebijakan moneter sedikitpun; akhir
2013 AS mulai recovery , dengan pertumbuhan ekonomi naik, dan dollar
naik .
Ada sebuah kekuatiran buat ekonomi Indonesia , kembali ke krisis 1997.
Sopar M.H.
DAFTAR PUSTAKA
189
Dornbusch,Fischer,Startz.1998.Macroeconomics .Seventh Edition. Irwin.
McGraw-Hill. New York .
190
CURICULUMVITAE
Identitas :
Nama : Sopar M.H.
Lahir : 19 Pebruari 1967
di Balik Papan ,
Kalimantan Timur.
Pendidikan :
1. SD NEGERI 060922 MEDAN SUNGGAL
2. SMP BUDI BERSUBSIDI SUNGGAL , MEDAN
3. SMPP NEGERI 24 , MEDAN SUNGGAL /IPA /TAMAT 1986
4. IKIP NEGERI MEDAN / SARJANA PENDIDIKAN
MATEMATIKA/ TAMAT 1991
5. UNSYIAH BANDA ACEH /MAGISTER SAINS EKONOMI /
TAMAT 2005
6. UNPAD BANDUNG / PROGRAM DOKTOR SAINS
EKONOMI / MASUK 2005
Pekerjaan :
Dosen PNS KOOPERTIS WIL. I SUMUT-NAD
Pengalaman yang Pernah Diemban :
1. Dosen MATEMATIKA ASTRONOMI , MATEMATI KA
TEHNIK , MATEMATIKA EKONOMI Akademi Maritim
Belawan (AMB) ,Medan , Tahun 2001 20 05.
2. Dosen MATEMATIKA EKONOMI , EKONOMI MIKRO ,
EKONOMI MAKRO di Universitas HKBP NOMMENSEN ,
UHN Medan , 2012 sekarang .
Jabatan :
Sekretaris PPL (Program Pengalaman Lapangan ) FKIP HKBP
NOMMENSEN MEDAN .
Riset :
Simulasi Gauss Seidel- Reformasi Pajak Indonesia .2003.
Computable General Equilibrium.Pemanasan Global Indo
nesia.2005.
Crowding Out Makroekonometrik Karo .2014.
Sopar M.H.