Anda di halaman 1dari 206

EKONOMIMAKRO

y y2=f(
y 2 k,A2)
1 y
y1=f(
0
k,A1)
Outpu
t y0=f(
(n
per
head
M
P
=
tcY
2i
+d
)k
k,A0)

s
y
s2
s y
Kapital
per k k k y 1

0 head 2 0
0 1

SOPAR M.H.
2014
Buat Kedua Orang Tua-ku

2
3
Table of Content
BAB I 1
EKONOMIMAKRO...........................................................................1
1.1 Tiga Model Ekonomimakro..................................................2
1.2 Growth dan GDP.....................................................................9
BAB II...............................................................................................14
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL...............................14
(NATIONAL INCOME)....................................................................14
2.1 Produksi Output dan Pembayaran ke Faktor Produksi....15
2.2 Pengeluaran dan Komponen Demand................................18
2.3 Beberapa Identitas penting.................................................20
2.4 Mengukur GDP....................................................................23
2.5 Inflasi dan Indeks Harga.....................................................25
BAB III.............................................................................................50
AGGREGAT SUPPLY DAN AGGREGAT DEMAND......................50
3.1 Kurva AS..............................................................................52
3.2 Kurva AD.............................................................................56
3.3 Di bawah Kebijakan Moneter dan Fiskal..........................57
Asumsi Alternatif Supply.................................................................57
3.4 Ekonomi Supply-side............................................................61
BAB IV.............................................................................................63
AGGREGAT SUPPLY :.....................................................................63
UPAH, HARGA, dan PENGANGGURAN.......................................63
4.1 Kurva AS dan Mekanisme Penyesuaian Harga.................64
4.2 Upah, Harga, dan Output : Fakta.......................................66

4
4.3 Hubungan Upah-Pengangguran : Mengapa Upah Kaku
(Sticky) ?..........................................................................................69
4.4 Dari Kurva Phillips ke Kurva AS.......................................76
4.5 Dampak Ekspansi Moneter.................................................79
4.3 Kejutan Supply.....................................................................82
BAB V...............................................................................................86
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN..........................................86
Aggregat Demand dan Output Equilibrium.......................................86
Fungsi Konsumsi dan Aggregate Demand.........................................86
Multiplier...........................................................................................91
BAB VI...........................................................................................104
UANG , BUNGA DAN PENDAPATAN.........................................104
6.1 Pasar Barang dan Kurva IS..............................................107
6.2 Pasar Uang dan Kurva LM...............................................114
6.1 Derivasi Skedul AD............................................................120
BAB VII..........................................................................................124
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL......................................124
7.1 Kebijakan Moneter............................................................125
7.2 Kebijakan Fiskal dan Desakan ke Luar (Crowding-Out)
129
7.3 Komposisi Output dan kebijakan Campuran (Mixed)....134
7.1 Kebijakan Campuran........................................................137
BAB VIII.........................................................................................142
INTERNATIONAL LINKAGES......................................................142
( KETERKAITAN INTERNASIONAL).........................................142
8.1 Balance of Payments, dan Exchange Rates.......................143
8.2 Tingkat Tukar Long-Run..................................................149

5
8.3 Perdagangan Barang , Ekuilibrium Pasar, dan
Keseimbangan Perdagangan........................................................150
8.4 Mobilitas Kapital...............................................................154
8.5 Model Mundel Fleming : Perfect mobile capital di bawah
Tingkat Nilai Tukar Fix................................................................156
8.1 Mobilitas Modal Sempurna dan Tingkat Tukar Flexible159
BAB IX...........................................................................................165
PERMINTAAN UANG (DEMAND FOR MONEY)......................165
9.1 Komponen Stok Uang........................................................166
9.2 Fungsi Uang.......................................................................167
9.3 Permintaan Uang : Teori...................................................167
9.4 Bukti Empirical..................................................................170
SIKLUS BISNIS DUNIA..........................................................177
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................178
CURICULUMVITAE.......................................................................a

6
OUTLOOK (PENAMPILAN ) EKONOMI DUNIA 2013

1. BAB V : PEREKONOMIAN JANGKA PANJANG .PENGANG


GURAN .

KEBIJAKAN KAKU

Transformasi BPJS.

Proses Ttransformasi yang sedang berlangsung, sesuai dengan amanat


Undang- Undang badan Penyelenggara Jaminan social (BPJS), dipastikan
tidak akan menganggu pelayanan terhadap peserta program jaminan social
yang terus berlangsung .
Agar proses transformasi perusahaan- perusahaan yang akan menjadi BPJS
dapat berjalan dengan baik dibutuhkan dukungan dan kerja bersama dari dari
seluruh pemangku kepentingan, termasuk jajaran pimpinan dan perusahaan
yang akan bertransformasi , kata Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Muhaimin Iskandar . Pada acara Forum Konsolidasi Sistim Jaminan Sosial
Nasioanal Menyongsong Berlakunya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan,Muhaimin berharap proses transformasi
PT Jamsostek (Persero), PT Taspen (Persero), dan PT ASABRI (Persero)
menjadi BPJS Ketenagakerjaan dan PT Askes (Persero) menjadi BPJS
Kesehetan dapat berjalan dengan baik.Yang dalam waktu dekat ini perlu
perhatian adalah transformasi PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehetan
terhitung per 1 Januari 2014. BPJS terbentuk sebagai amanat UUD 45 yang
dijabarkan Pemerintah melalui UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistim
Jaminan Sosial untuk memberikan kepastian perlindungan dan kesejahteraan
social bagi seluruh rakyat Indonesia.
(Analisa.Juli 2013).

Asuransi Jaminan Sosial sebagai penyebab pengangguran friksional, dan


kekakuan harga juga menimbulkan pengangguran menunggu .
Jelaskan hubungan pengangguran dan kebijakan kaku di atas.

2. BAB XI : EKONOMI JANGKA PENDEK .PERMINTAAN AGGRE


GAT II.

7
KEBIJAKAN TAK POPULER

BLSM

Revisi rumah tangga sasaran bisa dilakukan setelah seluruh bantuan langsung
sementara masyarakat termin pertama tuntas dilakukan di seluruh wilayah.
Penyaluran termin pertama paling lambat tuntas akhir Juli. Termin dua paling
lambat September 2013.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Armida Salsiah
Alisjahbana di Jakarta, Jumat (5/7), menyatakan , penyaluran bantuan
langsung sementara masyarakat (BLSM) sejauh ini masih terus dievaluasi.
Salah satunya adalah kartu yang salah sasaran sehingga BLSM nya pun
diterima orang yang tidak berhak.
BLSM disalurkan dalam dua termin, masing-masing untuk pembayaran jatah
dua bulan sekaligus. Per bulan jatahnya Rp.150.000 per rumah tangga
sasaran sehingga jatah per termin adalah Rp.300.000.
Mekanisme revisi penerima, menurut Armida, sudah ada mekanismenya.
Pertama-tama, kartu BLSM harus dihimpun kantor pos setempatmembuat
daftar yang disampaikan ke kelurahan atau desa yang bersangkutan.
Di samping persoalan salah sasaran, Armida menambahkan, ternyata masih
banyak aparat di tingkat desa dan kelurahan yang belum paham soal BLSM.
(Kompas.Juli 2013).

Dana Pendamping

Kurang akuratnya data penerima bantuan langsung sementara masyarakat


diakui Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi. Namun, pemerintah provinsi
dan kabupaten/kota diminta mengalokasikan dana pendamping untuk
memberikan semacam BLSM bila kuota dari pemerintah pusat dirasa terlalu
sedikit. Jumlah (penerima BLSM) kan dibatasi 15,5 juta keluarga. (Adanya
warga miskin yang tidak mendapat BLSM) itu tidak kita nisbikan. Memang
ada error itu. Bisa karena kesalahan waktu pendataan yang dulu dilakukan
bersama-sama pada 2011. Data yang salah diperbaiki dan diajukan lagi ke
pemerintah. Dalam satu bulan, kartu penerima BLSM diterbitkan
lagi.Namun, bila kuota masyarakat miskin penerima BLSM dirasa terlampau
sedikit, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota bisa menambahkan.
Alokasinya bisa dimasukkan dalam APBD Perubahan pertengahan tahun ini.
Hal ini, lanjut Gamawan, boleh dilakukan sama seperti penerapan
Jamkesmas dan Jamkesda yang dialokasikan dari dana pendamping

8
daerah.Tolong partisipasi daerah, sebab ini Negara kita bersama dan pagu
anggaran (APBN) hanya 11,6 triliun untuk 15,5 juta keluarga, ujar
Gamawan.
a. Jelaskan kebijakan di atas dengan melukis pergeseran kurva IS-
LM, dan jelaskan bagaimana perubahannya terhadap output, dan
pendapatan.

Harga Barang

Bantuan langsung sementara masyarakat, sebesar Rp.300.000, belum genap


dua pekan di tangan.
Namun, jejaknya sudah lenyap, tenggelam oleh kenaikan harga barang-
barang kebutuhan. Bagi masyarakat berpenghasilan rendah atau tak tetap,
beban berat terasa bertumpuk di pundak. Bagi Patiar Aritonang (37), warga
jalan Inspeksi kali Sunter Kelapa Gading Barat, Kecamatan kelapa Gading,
Jakarta Utara, (BLSM) itu hanya numpang lewat. Sehari setelah diterima ,
jatah dua bulan itu habis untuk membiayai kebutuhan sekolah empat
anaknya, dua yang terkecil baru masuk SD tahun ini. Apalagi kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) kali ini terjadi menjelang bulan Ramadhan. Dua
pekan terakhir , harga beberapa komoditas bergerak liar, seperti daging, cabai
rawit, dan bawang merah. Bagi Patiar , situasi tak hanya pahit , tapi pahit
sekali. Penghasilan tak beranjak , sementara biaya hidup melambung
tinggi.Hasil kerja sebagai buruh cuci setrika sebesar Rp.400.000 per bulan
jelas terlalu kecil jika dibadingkan angka kebutuhan hidup layak (KHL) DKI
Jakarta tahun 2013 sebesar Rp.1,97 juta.Sementara penghasilan suaminya,
Rido Simatupang (45), sebagai kernet bus, tak menentu.Kadang dapat
Rp.50.000 sehari, kadang tak ada sama sekali karena tak setiap hari
berangkat kerja,ujarnya.Bantuan beras untuk rakyat miskin (raskin) juga tak
cukup . Dengan total enam orang di keluarganya, Patiar hanya dapat jatah 5
liter per bulan. Padahal, keluarganya biasa mengonsumsi 45 liter per bulan.

Harga Naik

Pengguna angkutan umum Ibu Kota menikmati kepahitan akibat tariff naik
sebelum ada keputusan instansi terkait. Dua hari sejak pengumuman
kenaikan harga BBM,Senin (24/6), mereka menanggung kenaikan 50 persen
tariff angkutan kota. Biasanya dari Semper ke Tanjung priok Rp2.000, naik
menjadi Rp3.000,ujarnya. Harga bahan pangan terus bergerak naik. Liar
mencekik orang-orang kecil, Syamsul Arif (28), pedagang mi dan nasi

9
goreng di Jakarta Utara. Sebagian besar bahan baku naik, sementara harga
jual tetap, sampai hari ini Rp 9.000 per porsi,ujarnya. Cabai rawit dari Rp
55.000 per kilogram (kg) jadi Rp 80.000 per kg. Daging ayam naik dari Rp
24.000 per ekor jadi Rp.28.000 per ekor. Bawang merah lokal naik dari Rp
30.000 per kg jadi Rp 45.000 per kg. Banyak pelanggan mengurangi jumlah
belanjanya, tak sedikit batal belanja,kata Halimah (23) , pedagang sayur di
Pasar Rawabadak. Sejumlah pedagang mengalami penurunan omzet akibat
kenaiakan harga bahan-bahan tersebut. Sarbini (30), pedagang daging sapi di
Pasar Rawabadak, omzetnya turun dari Rp 110 juta sehari menjadi kurang
dari Rp 90 juta sehari. (Kompas.Juli 2013)

b. Menggunakan diagram yang anda peroleh pada bagian a. di atas ,


gambarkan pergeseran selanjutnya dari IS-LM, bagaimana
pendapatan masyarakat sekarang?

3. BAB XII . EKONOMI JANGKA PENDEK .EKONOMI TERBUKA


KECIL.
CADANGAN DEVISA MENIPIS

BI dan Pemerintah Tengah Fokus Tangani Inflasi

Apabila batasan cadangan devisa untuk Indonesia sebesar 60 miliar dollar


AS, maka hingga saat ini tergolong aman. Cadangan devisa bisa digunakan
untuk pembayaran 3 bulan impor. Dengan jumlah seperti saat ini, BI masih
memiliki cukup ruang untuk intervensi,ujar Kepala ekonom bank Mandiri
Destry Damayanti di Jakarta. Jumlah cadangan devisa per 31 Mei 2013
sebesar 105,149 miliar dollar AS, turun menjadi 98,095 pada 28 Juni 2013.
Sepanjang tahun 2013, jumlah cadangan devisa selalu di bawah 110 miliar
dollar AS. Data yang dihimpun Kompas menunjukkan, cadangan devisa pada
akhir bulan Januari 2011 sebesar 95,332 miliar dollar AS, sedangkan akhir
bulan Februari 2011 sebesar 99,619 miliar dollar AS. Mulai akhir Maret
2011, cadangan devisa menembus 100 miliar dollar AS. Pada akhir Agustus
2011, cadangan devisa mencapai jumlah tetinggi kurun waktu Januari 2011-
Mei 2013, yakni 124,638 miliar dollar AS. Saat krisis tahun 1997-1999,
cadangan devisa Indonesia sekitar 21 miliar dollar AS. Diperkirakan, pelaku
pasar akan bereaksi terhadap turunnya cadangan devisa. Selama ini,
cadangan devisa berkurang antara untuk menjaga stabilisasi nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Meskipun, untuk menjaga kestabilan nilai tukar ini, BI
juga menempuh kebijakan lain, seperti membeli surat uatang negara (SUN)

10
yang dilepas investor . Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS berdasarkan
kurs tengah BI, Jumat (5/7), sebesar Rp 9.945 per dollar AS. Posisi ini
melemah 11 poin dibandingkan awal pekan, yang sebesar Rp 9.934 per dollar
AS. BI pernah menyampaikan, akan menggunakan bauran kebijakan dan
instrumen untuk menjaga stabilitas makro. langkah ke depan harus lebih
prudent dan mengoptimalkan semua instrument yang ada,ujar Destry. Selain
itu, kepastian global juga harus jelas. Untuk Indonesia, mau tidak mau harus
ada langkah konkret. Bukan hanya dari BI. Tapi juga dari pemerintah untuk
menangani masalah domestik, seperti inflasi, defisit neraca perdagangan, dan
realisasi infrastruktur,kata Destry. BI dan pemerintah terus berkoordinasi
untuk mengendalikan laju inflasi. Gubernur BI Agus DW Martowardojo
mengatakan, BI sedang fokus untuk mengendalikan inflasi. katanya.
(Kompas.Juli 2013).

Derivasi kurva IS* kebijakan di atas dari kurva ekspor bersih dan
perpotongan Keynesian, bagaimanakah output dan pendapatan Indonesia
sekarang?

4. BAB XI : EKONOMI JANGKA PENDEK .PERMINTAAN AGGRE


GAT II.

KEBIJAKAN DIAM ( OTORITAS MONETER TAK MERES


PONS)

Depresi Amerika

Menurut Kolumnis Paul Krugman ,Ben Bernanke dan Fed berikan sinyal
yang salah.
Rakyat Amerika kini masih hidup dalam resesi tingkat rendah. Begitupun
,pernyataan ketua Fed Ben Bernanke baru-baru ini tentang pengurangan
stimulus ekonomi cukup menganggu peluang rakyat Amerika untuk
mengakhiri depresi, kolumnis Paul Krugman mengatakan , Ben Bernanke
dan rekan-rekannya di Badan Cadangan Federal (Fed) memiliki kinerja yang
cukup baik di masa-masa ekonomi sulit sekarang. Mereka sudah berusaha
meningkatkan pertumbuhan ekonomi bahkan ketika sebagian besar (pejabat)
di Washington nampaknya lupa baik tentang pengangguran , maupun dalam
memutuskan cara terbaik mengatasi pengangguran yang meningkatkan
penderitaan penganggur, kata Krugman. Bernanke bahagia dalam
memperkuat pesannya tentang sudah mendekatnya pengurangan stimulus.

11
Yang jadi masalah ialah bahwasanya ini benar-benar sinyal yang salah di
dalam mengutarakan tentang keadaan ekonomi. Rakyat Amerika benar-benar
masih hidup dalam depresi pada tingkat rendah- namun pesan Fed malah
mengurangi peluang rakyat untuk keluar dari depresi dalam waktu dekat,
katanya. Amerika tetap berada jauh dari kondisi memiliki lapangan kerja
sepenuhnya (full-employment) empat tahun setelah berakhir resminya resesi
2007-09. Memang benar tingkat pengangguran sudah turun- tetapi itu
terutama mencerminkan penurunan di dalam jumlah mereka yang aktif
mencari pekerjaan, ketimbang kenaikan dalam pengadaan lapangan
pekerjaan. Lihat saja contoh, dalam pecahan orang dewasa usia kerja (25
hingga 54) yang punya pekerjaan; rasionya turun dari 80 menjadi 75% waktu
resesi, dan baru pulih hanya menjadi 76%, kata Krugman.

Depresi Eropa

Meski pasar tertekan menjelang kanaikan suku bunga dan mendesak para
pembuat kebijakan untuk membuat kemajuan pada serikat perbankan Eropa,
Coeure menegaskan ECB (Bank Sentral Eropa) tidak akan berbalik arah
dalam komitmen kebijakannya. Ia mengatakan pertumbuhan ekonomi zona
euro diprediksi melemah tahun ini dan inflasi jelas tetap di bawah 2 persen.
Berbagai tindakan tindakan non standar telah diperkenalkan oleh ECB
guna mendiukung transmisi kebijakan moneter dalam segmen pasar tertentu
dan itu akan tetap digunakan selama masih diperlukan, dan ada langkah-
langkah , baik standaar dan non standar kita dapat pergunakan keduanya bila
itu memang dibutuhkan, jelasnya .Tak boleh ada keraguan, penghentian
kebijakan moneter masih lama dan kami akan tetap akomodatif ,tuturnya
menegaskan. ECB menetapkan suku bunga utama berada pada rekor rendah
yakni 0,5 persen pada bulan ini. Diskusi yang dilakukan juga termasuk
membahas kemungkinan mendorong rate deposito ke wilayah negative untuk
pertama kalinya, yang artinya bagi bank komersial yang menyimpan dana di
ECB akan dikenakan biaya, ungkap Coeure. (Kompas.Juli 2013.)

Dengan kurva IS-LM , jelaskan pengaruh kebijakan di atas terhadap


pendapatan, dan ouput Amerika, dan Eropa.

5. BAB XII : EKONOMI JANGKA PENDEK. MUNDELL-FLEMING.


EKONOMI TERBUKA KECIL .

PERDAGANGAN BEBAS (FREE TRADE)

12
Free Trade

Perdagangan Bebas menuju Globalisasi melalui GATT (General Aggrement


Trade on Tariff) , telah menciptakan blok-blok perdagangan . Di Utara,
terbentuk NAFTA ( Perdagangan bebas
Amerika Utara) ; di Selatan terbentuk AFTA ( Perdagangan Bebas Asia ) ; di
Asia Tenggara
terbentuk MEA ( Masyarakat Ekonomi Asean ) yang dimulai pada 2015; di
Asia Pasifik
dibentuk kerja sama APEC untuk menjembatani perdagangan Utara-
Selatan. Ke semua blok ini diujudkan untuk menghadapi perdagangan bebas
Eropa (MEE-Masyarakat Ekonomi Eropa).
Free Trade ditujukan untuk menghapuskan hambatan perdagangan, agar
tercipta Neraca Perdagangan yang lebih tinggi. Penghapusan, berupa
mengurangi secara bertahap Tariff, pajak
ekspor, pajak impor, mengurangi proteksi (subsidi produksi) ; menambah
kuota perdagangan;
menghilangkan dumping, di antara anggota blok. Di APEC ,AS berperan
menjalin hubungan antara Utara-Selatan, di mana AS masuk dalam APEC
dan NAFTA.
SOM III APEC ( Senior Official Meeting) berlangsung di Medan. Dalam
pertemuan APEC di Medan disepakati beberapa perjanjian :
Kerja sama memerangi Illegal loging, dengan melibatkan swasta
untuk menolak illegal
loging. Menyusun road map ketahanan industry. Permintaan kayu
dari luar negeri harus
bersertifikasi,yang dikeluarkan Kementrian Kehutanan Indonesia.
Industri yang dapat bersaing yang berbasis agro , seperti kelapa sawit,
kakao, karet, ikan dan
produk olahannya, tekstil, alas kaki kulit,furniture, makanan dan
minuman, pupuk dan petrokimia, mesin dan peralatannya, industry
logam dasar, besi, dan baja. Industri otomotif,
Indonesia akan mendaftarkan produk kelapa sawit sebagai produk ramah
lingkungan pada KTT APEC di Bali Oktober 2013, sekalipun terganggu
dengan issue kebakaran lahan di Riau. AS dan Uni Eropa menuding
produk sawit tidak sehat karena mematikan habitat Orang Utan.

13
AS telah mengajukan protes ke WTO (organisasi perdagangan
dunia) terhadap kebijakan pemerintah Indonesia yang membatasi
impor holtikultura dan produk hewan-Indonesia

NAFTA

MEE

MEA-APEC

AFTA

mengurangi impor daging sapi beku hingga 91% dan menetapkan syarat
penyembelihan hewan sesuai Syariat Islam.
APEC-PPFS (Policy Partnership on Food Security Juni lalu
menghasilkan rencana jangka panjang ketahanan pangan menuju 2020.
Agendanya adalah berbagi pengalaman di antara para petani APEC,
membangun sektor pertanian dan perikanan, memfasilitasi investasi dan
pembangunan infrastruktur, serta menguatkan pasar dan pangan.
Pertukaran teknologi dari negara maju ke negara berkembang. Indonesia
membentuk M-KRPL (Model kawasan Rumah Pangan Lestari).
(Analisa.SIB.Kompas.Juni-Juli 2013)

Indonesia sebagai negara penganut kurs mengambang dipatok.
Dengan Teori Mundell-Fleming, dan kurs mengambang (floating),
jelaskan dengan kurva ekspor bersih dan IS*-LM* , hambatan
perdagangan tidak memengaruhi neraca perdagangan. Di mana
tujuan hambatan perdagangan untuk memacu Neraca Perdagangan.

Sumber :
Outlook (Penampilan ) Ekonomi Dunia 2013.
Mankiw N.G.2000. Teori Makro Ekonomi .Ed4th.Erlangga .Jakarta .
Zulkarnain Djamin.1994.Dampak Globalisasi Terhadap Ekonomi dan Perdagangan Luar
Negeri Indonesia.UI-PRESS.
Kompas,SIB,Analisa.

---------- Penulis sajikan untuk UAS Semester Genap 2013, UHN --------

14
BAB I
EKONOMIMAKRO

Pengantar

Ekonomi makro membicarakan perilaku ekonomi secara


keseluruhan (Aggregat) terhadap boom ekonomi, resesi, output total
ekonomi barang dan jasa , pertumbuhan output , tingkat inflasi dan
unemployment (pengang guran , balances of payments (neraca
pembayaran), exchange rates (nilai tukar) . Ekonomimakro
berkenaan dengan pertumbuhan ekonomi jangka panjang (long-run)
dan fluktuasi jangka pendek (shprt-run) yang berhubung an dengan
business cycle (siklus bisnis).
Ekonomi makro berfokus pada perilaku ekonomi dan kebijakan
yang mempengaruhi investasi dan konsumsi , dollar (mata uang)
dan trade balances (neraca perdagangan) , penentuan nilar tukar
upah dan harga , ke bijakan moneter (bank sentral) dan fiscal,
money stock (stok uang), belanja pemerintah (federal budget) , suku
bunga, dan utang negara ( national debt).
Ekonomi makro berkenaan dengan issue ekonomi secara
keseluruhan dan permasalahan yang terjadi hari ini. Memahami
issue , untuk mengurangi hal-hal yang rumit tentang ekonomi dan
menata hal-hal yang penting. Hal-hal ter sebut adalah interaksi di
antara barang (goods) ,labor (tenaga kerja) dan pasar asset
(kekayaan) perekonomian dan interaksi ekonomi nasional yang
melakukan pertukaran (perdagangan) satu sama lain.
Berkenaan dengan hal-hal tentang perilaku unit ekonomi individu , seperti
household (RT) dan perusahaan (firms) , atau penentuan harga dalam pasar
tertentu ( particular) , yang merupakan subjek ekonomimkro. Dalam
ekonomimakro dibicarakan pasar barang secara keseluruhaan, menata semua
pasar untuk barang-barang berbeda, seperti pasar produk pertanian dan jasa
kesehatan , sebagai pasar tunggal. Hal yang sama berbicara soal pasar tenaga
kerja secara keseluruhan , menggambarkan perbedaan di antara pasar, seperti
pekerja yang tidak terampil dan doctor (ahli).
Membicarakan pasar asset keseluruhan, member gambaran perbedaan di
antara pasar saham IBM dan pelukis Rembrandt .
Gambaran yang dibuat meningkatkan pemehaman hubungan yang vital di
antara barang-barangh, pekerja dan pasar asset.

1
Gambar tersebut memperoleh secara rinci persoalan yang muncul, langkah
pendek dalam mengkaji bangunan ekonomi bekerja dengan mengajukan
pertanyaan bagaimana membuat penampilan ekonomi lebih baik. Pertanya an
awalnya , dapatkah pemerintah dan apakah pemerintah melakukan intervensi
sebagai uasaha memperbaiki ekonomi ?
Pemikir besar ekonomi selalu memilih kepentingan penerapan teori makro
untuk kebijakan . Dalam hal ini John Mynard Keynes dengan anggotanya
Milton Friedman dari Universitas Chicago, dan Institute Hoover, Franco
Modigliani dan Robert Solow dari M.I.T., James Tobin dari Universitas
Yale. Generasi berikutnya , Robert Barro, Martin Feldstein, N.Gregory
Mankiw dan Thomas Sargent dari Universitas Chicago, memberikan
gambaran yang luas dan dalam beberapa kasus ragu dengan kebijakan aktif
pemerintah , dengan pandangan kuat dalam issue kebijakan.

1.1 Tiga Model Ekonomimakro

Ada 3 model ekonomimakro dunia.


Prilaku ekonomi long-run merupakan domain teori pertumbuhan yang
berfokus pada kapasitas produksi. Medium-run , menata kapasitas produksi
yang diberikan. Level kapasitas produktivitas menentukan output , fluktuasi
dalam demand (permintaan) terhadap level Supply (penawaran) harga dan
inflasi. Short-run , fluktuasi demand menentukan berapa banyak kapasitas
yang diperoleh digunakan, yaitu level output dan pengangguran.

Pertumbuhan Long-run

2
GNP PER KAPITA ,1873-1994
(RIBUAN DOLLAR PADA 1987)
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1880

1900

1920

1950

1970

1990
1890

1910

1930

1940

1960

1980
GNP PER KAPITA (RIBUAN DOLLAR PADA 1987)
21.5
21
20.5
20
19.5
19
18.5
18
17.5
17
16.5
1973

1975

1977

1979

1981

1983

Gambar 1. 1 GNP PER KAPITA, 1873-1994 (RIBUAN DOLLAR 1987)

Prilaku ekonomi long-run domainnya teori pertumbuhan.


Gambar di atas melukiskan pertumbuhan pendapatan per orang di
AS selama seabad.
Kurva pertumbuhan smooth (mulus) , dengan rerata 2 atau 3 persen setahun.

3
Dalam kajian teori pertumbuhan , dilihat bagaimana akumulasi input
investasi mesin- dan perbaikan teknologi yang membawa peningkatan stan
dard hidup.
Dengan mengabaikan resesi dan boom dan fluktuasi short-run yang
berhubungan dengan pekerja dan sumber lain. Dengan asumsi tenaga kerja ,
bahan mentah, dan yang lain full-employed (bekerja penuh).
Artinya, fluktuasi dalam ekonomi contohnya naik-turunnya pengangguran
cenderung diratakan sepanjang tahun. Dalam priode sangat panjang ,
semua hal berapa cepatnya pertumbuhan ekonomi diratakan. Teori partum
buhan menjelaskan tingkat pertumbuhan diratakan dalam banyak tahun atau
dekade.
Di negara industry , perubahan standar hidup tergantung pada
perkem bangan teknologi dan akumulasi modal terdefinisi luas.
Negara berkem bang , pembangunan infrastruktur lebih penting dari
perkembangan teknologi, yang belkangan diimpor. Di semua negara
, tingkat tabungan sebuah kunci penentu kemajuan ke depan. Negara
yang mengorbankan hari
ini akan memperoleh standard hidup lebih tinggi di masa depan.
Dalam 100 tahun tingkat pertumbuhan 4% akan menghasilkan standard
hidup 7 kali lebih tinggi dari tingkat pertumbuhan 2% .

Perekonomian dengan Kapasitas Produktivitas Tetap (Fixed)

Penentu tingkat inflasi perubahan atas level harga.


Untuk mempelajari penentuan output darishort-run ke medium-
run , diper kenalkan model Aggregat demand dan Aggregat supply .
Dalam long-run , level output ditentukan hanya oleh Supply side
(sisi penawaran) . Output ditentukan oleh kapasitas produktivitas
ekonomi, level harga ditentukan oleh level demand terhadap output
supply.
Gambar berikut menunjukkan diagram aggregate supply aggregate
demand medium-run terhadap level harga (P) dalam perekonomian
ditunjukkan sumbu tegak dan total output (Y) ditunjukkan dengan sumbu
datar. Skedul aggregate supply dan aggregate demand masing-masing mem
berikan sebuah hubungan di antara level harga dalam ekonomi dan total
output .
Kurva aggregate supply (AS) melukiskan, masing-masing level harga,
jumlah ouput perusahaan yang ditawarkan. Posisi kurva aggregate supply
tergantung pada kapasitas produktivitas ekonomi. Kurva aggregate demand
4
(AD) melukiskan, masing-masing level harga , level output di mana pasar
barang dan pasar uang secara simultan equilibrium . Posisi kurva aggregate
demand tergantung pada kebijakan moneter dan fiscal dan level kepercayaan
konsumen. Irisannnya menentukan harga dan jumlah .

P AS

P E
HARGA
LEVEL

0
A
D
OUPUT,PENDA
0 Y PATAN
Y
0
Gambar 1. 2 Aggregat Demand dan Supply

Gambar di atas melukskan kurva Aggregat supply dengan slope


(kemiringan) pertengahan , tidak vetikal atau datar.
Dalam long-run , kurva aggregate supply vertical ( triwulan atau decade).
Gambar berikut menunjukkan kurva aggregate supply vertical,
output dipatok ke titik di mana posisi kurva supply dipotongkan ke
sumbu datar.
Harga mengambil nilai berapa saja.
Skedul aggregate demand bergeser ke kiri atau ke kanan .
Perpotongan kurva akan bergeser ke atas atau ke bawah (perubahan
harga) dari sumbu datar (output tetap). Dalam long-run , output
ditentukan aggregate supply sendiri dan harga ditentukan supply dan
demand .(substansi pertama).

5
AD AS

Price level
P0

Output Y0 Y

Gambar 1. 3 Aggregat Demand dan Supply Long-run

Teori pertumbuhan dan model aggregate supply long-run


berhubungan erat dengan posisi kurva tegak aggregate supply dalam
sebuah tahun sama dengan level output untuk tahun model sangat
long-run , seperti gambar dio bawah ini .
Di sini pertumbuhan ekonomi , untuk sangat long-run
mempunyai rerata sedikit persen setahun, diketahui bahwa kurva
aggregate supply secara tipikal bergerak ke kanan dengan
persentase setahun.
Kesimpulan kedua, tingkat inflasi sangat tinggi yaitu, episode dengan kena
ikan cepat atas level harga- selalu merupakan dual terhadap perubahan agg
regat demand . Alasan sederhana, aggregate supply bergerak pada tingkat
(order) sedikit persentase, aggregate demand dapat bergerak sedikit atau
besar .
Dengan demikian kemungkinan hanya sumber inflasi tinggi yang membuat
pergeseran besar memotong kurva aggregate supply vertical. Faktanya ting
kat inflasi yang tinggi adalah penambahan money supply (penawaran uang)
pemerintah- yang disangsikan.

6
Y

Y
Y 3
Y
2
Y1
0
t0 t1 t2 t3
time

(a)

0 Y Y Y Y3 Y
outp
0 1 2
ut
GAMBAR 5-5PERTUMBUHAN
SEPANJANG WAKTU(b),DIPINDAHKAN
MENJADI GESERAN AS
Gambar 1. 4 Penentuan Aggregat Supply Jangka Sangat Panjang

7
Jangka Pendek

Perkiraan fluktuasi output short-run adalah domain aggregate demand.


Perbedaan mekanisme aggregate demand-aggregat supply di antara long-run
dan short-run menjadi jelas.
Dalam short-run , kurva aggregate supply , flat (datar) , kurva aggregate
supply short-run mematok level harga pada titik di mana kurva supply
dipotongkan pada sumbu vertical. Output mengambil nilai berapa saja .
Di bawah asumsi bahwa level output tidak mempengaruhi harga dalam short-
run.
Gambar berikut menunjukkan sebuah kurva horison aggregate supply short-
run.
Skedul aggregate demand bergeser ke kiri atau ke kanan. Irisan pergerakan
dua kurva secara horison (perubahan output), dari pada vertical. Mengikuti
ini, dalam short-run ,output ditentukan oleh aggregate demand sendiri den
harga tidak dipengaruhi oleh level output. (Substansi ketiga).

P0 A
S
level harga

A
Y outpu D Y
GAMBAR 1-5 0AGGREGAT
t
DEMAND DAN SUPPLY SHORT
RUN
Gambar 1. 5 Aggregat Demand dan Supply Short-run

Aggregat demand short-run menentukan output , selanjutnya pengangguran .


Ketika Aggregat demand dikaji terpisah, aggregate supply tidak diabaikan;
dengan berasumsi aggregate supply horizon, yang member implikasi level
harga dapat mengambil harga yang diberikan.

8
Medium Run

Transisi di antara short-run dan long-run.


Saat aggregate denand tinggi menekan output di atas level sustainable
sejalan dengan model sangat long-run, perusahaan mulai meningkatkan
harga dan kurva aggregate supply mulai bergerak ke atas.
Medium-run aggregate supply mempunyai slope pertengahan di antara
horizon dan vertical.
Kecepatan harga menyesuaikan merupakan sebuah parameter kritis dalam
pemahaman ekonomi. Pada sebuah horizon 15 tahun , tidak ada masalah,
kecuali tingkat pertumbuhan sangat long-run. Pada horizon 15 kedua, tidak
ada masalah kecuali aggregate demand.
Biasanya harga-harga kembali menyesuaikan sangat pelan (pretty
slowly); dengan demikian di atas horizon 1-tahunan, perubahan dalam
aggregate demand memberikan sebuah perbaikan, walaupun tidak begitu
sempurna, pada perkiraan perilaku ekonomi.
Kecepatan penyesuaian harga disimpulkan dalam Kurva Philips, seperti
gambar berikut.

4 3.2
3
2
2 1.5 1.4
1
Perubahan Infasi (%)

1 0.4 0.2 0 0.5


0
-1 -0.8
-1
-2
-2
-3.2 -3.2
-3

-4
2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tingkat unemployment (%)

Gambar 1. 6 Pengangguran dan Perubahan Infasi 1961-1995

9
Dalam gambar di atas , perubahan dalam tingkat inflasi di-plot pada tingkat
pengangguran . Dengan memperhatikan bilangan yang dicantunkan pada skla
horizon dan vertical.
Sebuah titik 2 menurunkan (drop) pengangguran dengan perubahan
sangat besar. Sebuah drop demikian , dari 6 ke 4% , akan meningkatkan
tingkat inflasi kira-kira hanya 1 titik pada sebuah periode 1 tahun. Dengan
demikian sebuah horizon 1 tahun , kurva aggregate supply demikian datar
dan aggregate denand akan memenuhi sebuah model penentuan model
output yang baik.

1.2 Growth dan GDP

Tingkat petumbuhan ekonomi adalah tingkat di mana gross


domestic product GDP) meniongkat. Rerata hampir seluruh
ekonomi tumbuh dengan sedikit titik persentase per tahun dalam
periode panjang . Contoh GDP AS tumbuh pada rerata 3,1 % per
tahun dari 1960- 1996 .Tapi pertumbuhan ini tidak demikian mulus ,
seperti Gambar 1.1 b..
Penyebab GDP tumbuh setiap waktu :
Alasan pertama, perubahan GDP diperoleh kira-kira dari sumber daya
perubahan ekonomi. Sumber yang mendasar capital, dan tenaga kerja .
Angkatan kerja , terdiri dari orang yang bekerja atau sedang mencari kerja,
tumbuh sepanjang waktu dengan demikian memenuhi sebuah sumber
peningkatan produksi. Stok modal, meliputi bangunan, mesin, dengan cara
sama meningkat sepanjang waktu, memenuhi sumber peningktan output lain.
Kenaikan yang diperoleh dari faktor produksi tenaga kerja, dan modal
digunakan dalam memproduksi barang dan jasa dengan dimikian
memperkirakan sebagian kenaikan GDP.
Alasan kedua, perubahan GDP adalah efisiensi faktor produksi mungkin
berubah. Perbaikan efisiensi disebut kenaikan produktivitas . Setiap saat,
faktor yang sama dapat menghasilkan output lebih banyak. Kenaikan
produktifitas dihasilkan dari perubahan pengetahuan, seperti belajar lewat
pengalaman untuk menampilkan kerja yang lebih baik.
Tabel 1.1 , membandingkan tingkat pertumbuhan pendapatan riil per
kapita di beberapa negara. Ini menjelaskan alasan bahwa Brazil tumbuh
sangat cepat ( paling tidak hingga 1980-an) sementara Ghana, tumbuh sangat

10
kecil . Pendapatan Ghanapada 1980 hanya 20% lebih tinggi dari 1913,
sementara Brazil naik lebih dari 5 kali lipat.
Jelasnya, itu akan berarti dengan mengetahui, jika ada, kebijakan apa yang
meningkatkan tingkat pertumbuhan rerata sebuah negara sepanjang periode
waktu.

TABEL 1.1 Tingkat Pertumbuhan Pendapatan Real Per Kapita, 1913-


1990 (Rerata Tahunan Tingkat Pertumbuhan ,Persen)
Negara Tkt.Pertumbuha Negara Tkt.Pertumbuha
n n
ARGENTIAN .6 INDIA 1.0
BRAZIL 2.4 JEPANG 3.5
CHINA 2.2 SPANYOL 2.0
PRANCIS 2.1 K.INGGRIS 1.6
GHANA 1 AS 1.7

Siklus Bisnis dan Gap Output

Inflasi, pertumbuhan, dan pengangguran berhubungan melalui Siklus


Bisnis (Business Cycles).
Siklus bisnis adalah pola ekspansi (recovery) lebih kurang teratur dan
kontraksi (recession) dalam aktivitas ekonomi di sekitar jalur pertumbuhan
trend . Pada sebuah puncak siklus , kegiatan ekonomi relative lebih tinggi
terhadap trend ; pada lembah siklus, titik rendah dalam aktivitas ekonomi
yang dicapai. Inflasi, pertumbuhan dan pengangguran semua akan
menjelaskan pola siklus.

11
Peak
Peak
outpu

Peak
t

Troug Troug
Troug h h
Time
h
Gambar 1. 7 Siklus Bisnis

Garis recession dan recovery menunjukkan trend jalur GDP riil. Jalur
trend GDP adalah jalur GDP yang akan diambil jika faktor produksi full-
employed . Sepanjang waktu , perubahan GDP ada 2 :
Pertama, lebih banyak sumber daya ditemukan; ukuran populasi meningkat,
perusahaan menemukan mesin, menanam pohon, perbaikan tanah, stok
pengetahuan meningkat dengan barang baru, dan metoda produksi baru
ditemukan dan diperkenalkan. Ini meningkatkan perolehan sumber daya yang
mengijinkan ekonomi memproduksi lebih banyak barang dan jasa ,
menghasilkan trend level output meningkat .

Kedua, faktor tidak full-employed sepanjang waktu. Full-employement faktor


produksi adalah sebuah perekonomian, bukan suatu fisik, konsep. Secara
fisik, tenaga kerja full-employed jika setiap orang kerja 16 jam per hari di
sepanjang tahun.

Dalam istilah ekonomi, ada full-employement of labor saat setiap orang yang
menginginkan sebuah pekerjaaan mendapatkannya dengan perkiraan waktu
yang tepat. Karena definisi ekonomi tidak tepat benar , maka secaratipikal
full-employment of labor didefinisikan dengan beberapa perjanjian.
12
Contohnya, bahwa labor full-employed ketika tingkat pengangguran 5,5
persen. Modal, demikian juga tidak pernah full-employed dalam sebuah
pemahaman secara fisik, contoh, bengunan perkantoran atau ruangan dosen,
yang merupakan sebagian dari stok capital, digunakan hanya sebagian hari
ini.
Output tidak selalu pada level trendnya , yaitu, level yang berhubungan
dengan (ekonomi) full-employment dari faktor produksi. Lebih dari itu,
output terfluktuasi di sekitar level trend. Selama sebuah ekspansi (recovery)
employment dari faktor produksi meningkat, dan memjadi sumber kenaikan
produksi. Output dapat naik di atas trend karena orang-orang bekerja lembur
(overtime) dan mesin digunakan dengan beberapa shift .
Sebaliknya, selama sebuah resesi pengangguran meningkat dan output
berkurang diproduksi dari yang dapat diproduksi dengan sumber daya dan
teknologi yang tersedia.
Garis gelombang dalam gambar diatas menunjukkan awal siklus output dan
trend . Deviasi (simpangannnya) output dari trend ditunjukkan sebagai
ouput-gap.
Gap output mengikuti gap antara output actual dan output ekonomi yang
dapat memproduksikan full-employment dari sumber tersedia yang ada. Full-
employment output disebut output potensial.
Gap Output = Output Potensial Output Aktual

Output gap mengijinkan unruk mengukur besar deviasi siklus output dari
output potensial atau output trend ( istilah digunakan bergantian) . Gambar
berikut menunjukkan output aktuak dan potensial untuk AS , garis yang tebal
melukiskan resesi.

13
Gambar 1. 8 Output Aktual dan Potensial, 1959-1995.

Gambar tersebut menunjukkan bahwa gap output bertambah selama


sebuah resesi, seperti pada 1982. Sumber yang banyak menjadi tidak
diberdayakan. Output actual jatuh di bawah output potensial.
Sebaliknya , selama sebuah ekspansi, paling tertatik dalam ekspansi panjang
pada tahun 1960-an, dan GDP patah dan akhirnya menjadi negative. Gap
negative berarti ada kelebihan pekerja (overemployment), lembur bagi
pekerja, dan lebih dari itu penggunaan tingkat utilisasi mesin. Itu tidak berarti
apa-apa di mana gap kadang kala sangat berukuran besar, contohnya, pada
1982 diperkirakan sebesar 10% output.

Inflasi dan Siklus Bisnis

Kenaikan inflasi adalah berhubungan invers pada gap-output. Kebijakan


ekspansi aggregate demand cenderung menghasilkan inflasi, jika tidak mere
ka terjadi saat ekonomi pad level pengangguran tinggi. Periode aggregate
demand yang diperpanjang cenderung mengurangi tingkat inflasi. Gambar
berikut menunjukkan sebuah pengkuran inflasi untuk ekonomi AS pada
periode sejak 1960.
Pengukuran inflasi dalam gambar adalah tingkat pertukaran consumer price
index (CPI) , maka pengeluaran daari keranjang barang yang diberikan
melukiskan pembelian tipikal konsumen perkotaan.
Gambar menunjukkan inflasi, tingkat kenaikan harga. Semua inflasi dari
1960-an dan 1970-an menambah kenaikan ke sebuah kenaikan besar dalam
level harga. Pada periode 1960-1996 , maka level harga lebih dari 5 kali
lipat . Pada rerata, sebuah barang berbiaya $1 pada 1960, berbiaya $5,27
pada 1996. Hampir semua kenaikan harga dimulai setelah awal 1970-an.
Inflasi, seperti pengangguran , membicarakan ekonomimakro yang luas.
Namun, biaya inflasi , sedikit banyak dijelaskan dari pengangguran itu
sendiri.
Dalam kasus pengangguran , output potensial akan diboroskan, karenanya
menjelaskan keinginan pengurangan pengangguran.
Dalam kasus inflasi. Di sini tidak ada kejelasan menurunnya output.

14
Gambar 1. 9 Tingkat Infasi dalam Harga Konsumen, 1960-1996.

Sebagai saran , inflasi ditetapkan dengan harga-harga yang berhubungan, dan


mengurangi efisiensi sistim harga. Apapun alasannya, pembuat kebijakan
menginginkan peningkatan pengangguran dalam sebuah usaha untuk
mengurangi inflasi; melakukan trade-off (pertukaran) pengangguran untuk
mengurangi inflasi.

BAB II
PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
(NATIONAL INCOME)

Dua alasan kajian pendapatan nasional :


Pertama, perhitungan pendapatan nasional melengkapi strukturformal model
teoromakro. Output dibagi dengan 2 jalan. Pada sisi produksi, output
dibayarkan kepada pekerja (labor) dalam bentuk upah (wages) dan modal
dalam bentuk bunga dan dividend (hasil bagi) .
Pada sisi permintaan, output dikonsumsi atau diinvestasikan ke masa depan.
Pembagian output ke faktor pembayaran (wages, dst.) pada sisi produksi
melengkapi sebuah kerangka kajian pertumbuhan dan aggregate supply.
Pembagian pendapatan ke konsumsi, investasi, dan lainnya, pada sisi
demand melengkapi kerangka studi aggregate demand. Input dan output ,
atau demand dan produksi diperhitungkan sama dalam ekuilibrium .
Pada ouput riil , perhitungan pendapatan nasional melengkapi pengukuran
atas level harga . Ini melengkapi sebuah dasar untuk inflasi.
15
Kedua, untuk mempelajari sejumlah hal yang membantu membuat
karakteristik ekonomi. Jika diperluas output tahunan AS dengan penduduk ,
apakah masing-masing memegang $3000, $30.000, atau $300.000 ? Apakah
pendapatan dibayarkan seluruhnya untuk pekerja atau untuk modal?
Dasar pengukuran output gross domestic product, atau GDP . GDP
adalah nilai dari semua barang akhir dan jasa yang diproduksi di dalam
negeri dengan sebuah periode yang diberikan. Itu meliputi nilai barang yang
diproduksi, seperti rumah dan CD nilai jasa, seperti penerbangan dengan
pesawat dan jasa pelayanan ahli ekonomi. Output masing-masing dinilai
pada harga pasar, dan nilai-nilainya ditambahkan bersama-sama untuk
memperoleh GDP.

2.1 Produksi Output dan Pembayaran ke Faktor Produksi

Sisi produksi ekonomi mentransformasi input, seperti labor dan capital


menjadi output, GDP.
Input seperti labor dan capital disebut faktor produksi , dan pembayaran
yang diberikan ke faktor seperti upah, pembayaran bungan, disebut
pembayaran faktor.
Bayangkan anda seorang pengusaha kue-pie . Kemudian mengajak beberapa
orang , menyewa dapur. Input faktor adalah pekerja (labor) dan dapur
(capital) .Output diukur dari jumlah pie. Menyatakan hubungan dalam rumus
matematika yang disebut fungsi produksi,

Pie = f(labor,dapur)

Fungsi produksi digeneralisasi dengan GDP (Y) ke input produksi labor (N)
dan capital (K), yang dapat dituliskan sebagai

Y = f(N,K)

Sekali pie tercipta, maka faktor pembayaran akan tercipta . Beberapa pie
diserahkan kepada pekerja sebagai pembayaran labor. Ini adalah pendapatan
upah. Pengusaha akan membuat irisan untuk tiap pie (kira-kira 8% dari pie di
AS) untuk pembayaran ke pemerintah sebagai kontribusi untuk jaminan
social. Ini juga sebagai pembayaran ke labor , dibuat untuk kepentingan
pekerja. Pengusaha juga mendapat pie untuk keterampilan manajemen. Ini
juga pembayaran ke labor. Beberapa pie ditinggalkan untuk dapur. Ini
pembayaran ke capital. Pie yang tersisa adalah profit (keuntungan) .
16
Semua faktor pembayaran, termasuk profit, dijumlahkan. Diekspresikan
sebagai :

Pie = pembayaran labor + pembayaran capital + profit

Lebih umum, pembayaran labor sama dengan tingkat upah (w) dikali jumlah
labor yang digunakan dan pembayaran capital sama dengan tingkat upah (i)
dikali jumlah capital yang dipinjam dan ditulis :

Y = (w x N) + ( P x K) + profit

Gambar berikut menunjukkan irisan GDP pie menjadi pembayaran faktor


ditambah beberapa item.

17
Gambar 2. 1 Komposisi GDP

GDP dan GNP

Kerumitan pertama adalah pembayaran faktor meliputi penerimaan dari


Luar Negeri yang dibuat sebagai pembayaran faktor ke Dalam Negeri
sebagai pemilik faktor produksi. Menambahkan pembayaran ini ke GDP
memberikan gross national product, atau GNP.
Contoh, sebagai GDP AS berkorespondensi dengan laba yang diperoleh
Honda dari operasi perusahaan di AS. Laba ini merupakan bagian dari GNP
Jepang , karena laba ini milik capital Jepang. Di AS selisih antara GDP dan
GNP kira-kira hanya 1% dan dapat diabaikan, tetapi di negara lainnya dapat
menjadi penting.

GDP dan NDP

Kedua, capital yang hilang, atau depresiasi(depreciates) , sementara


digunakan dalam membuat output. Net domestic product (NDP) , Produk
Domestik Bersih sama dengan GDP minus depresiasi .Dengan demikian NDP
terutup hanya untuk mengukur perkiraan bersih barang yang diproduksi di
dalam negeri dalam sebuah periode yang diberikan : sama dengan total nilai

18
produksi minus nilai perkiraan capital yang digunakan dalam memproduksi
output.
Depresiasi tipikalnya kira-kira 11% GDP, dengan demikian NDP biasanya
kira-kira 89% GDP.

Pendapatan Nasional

Ketiga, bisnis membayar pajak tak langsung yang harus dikurangkan


dari NDP sebelum membuat pembayaran faktor. Pembayaran ini besar,
diperkirakan mendekati 10% NDP . Apa yang tersisa untuk membuat
pembayaran faktor adalah pandapatan nasional , kira-kira sama dengan
80% GDP.
Akan diingat bahwa kira-kira pembayaran faktor adalah pembayaran
ke labor . Hampir semua sisanya hilang untuk membayar capital.
Hanya kira-kira sebagian kecil untuk pembayaran faktor produksi lain atau
yang menjadi laba .

2.2 Pengeluaran dan Komponen Demand

Demand total output domestic dibuat dari 4 komponen :


(1) Konsumsi pengeluaran RT (C)
(2) Pengeluaran investasi bisnis dan RT (I)
(3) Pembelian Barang dan jasa government (federal,state, anda local),
(G)
(4) Demand Luar Negeri (NX)

Untuk seluruh pengeluaran Dasar Identitas perhitungan Pendapatan


Nasional adalah :

Y C + I + G + NX

Konsumsi

Tabel 2.1 melukiskan permintaan barang dan jasa 1966. Komponen


terbesar dari demandi pengeluaran konsumsi oleh sektor RT . Meliputi
pengeluaran dari makanan sampai belajar golf , juga pengeluaran barang
tahan lama (durable) seperti mobil pengeluaran yang mungkin dipandang
sebagai investasi daripada konsumsi.

19
Tabel 2.1 GDP dan Komponen Demand ,1966, triwulan kedua
Personal consumption 5.139 68,1
expenditure
Gross private domes 1.096 14,5
tic investment
Government 1.409 18,7
purchases of goods
and services
GDP -99 -1,3
7.545 100.0

Kenaikan pembagian konsumsi di AS pada 1980-an adalah sebagai alasan


penting memburuknya ekonomi.
Konsumsi lebih tinggi (atau Tabungan lebih rendah) adalah sebuah moment ,
berarti investasi yang rendah atau deficit perdagangan labih besar.

Government

Pembelian pemerintah (government purchases of goods and services) .


Komponen GDP ini meliputi item-item seperti pengeluaran pertahanan nasi
onal (national defense expenditure), biaya penyediaan jalan oleh state dan
local government, dan gaji (salaries) pegawai negeri.
Selanjutnya, pemerintah membuat transfer payments (pembayaran transfer) ,
pembayaran yang diberikan kepada orang tanpa melengkapi mereka sebuah
yang tersedia dalam pertukaran (exchange).
Tipikalnya transfer payments adalah keuntungan jaminan social (social
security benefits). Transfer payments tidak diperhitungkan sebagai GDP; ini
untuk menghindari perhitungan double , di sini konsumsi atau investasi oleh
penerima pembayaran dihitung dalam C atau I .
DI sini transfers plus purchases sebagai government expenditure. Anggaran
pengeluaran pemerintah federal, dalam urutannya $1.700 Miliar ($1.7
Triliun) menunjuk pada government expenditure. Kurang 1/3 dari jumlah
tersebut dibelanjakan pada pembelian barang dan jasa pemerintah federal;
hampir ; paling besar dari jumlah itu digunakan untuk transfers.

Investasi

Gross private domestic investment menghendaki beberapa definisi.


20
Pertama, investasi berarti tambahan ke stok fisik capital. Investasi tidak
meliputi pembelian sebuah obligasi (bond) atau pembelian stok dalam
General Motors .
Investasi meliputi pembangunan perumahan, penyediaan mesin,
pembangunan pabrik dan kantor, dan tambahan ke investasi barang sebuah
perusahaaan (firm).
Lebih umum, investasi sebagai suatu aktivitas yang sedang berjalan yang
meningkatkan kemampuan ekonomi untuk memproduksi output di masa
depan, tidak hanya meliputi investasi fisik- tapi juga investasi human capital.
Human capital adalah pengetahuan dan kemampuan memproduksi yang
termasuk dalam labor force (angkatan kerja).
Investasi pendidikan dapat dilihat sebagai investasi human capital, tapi
perhitungan resmi memberlakukan pengeluaran pendidikan perorangan
sebagai konsumsi dan pengeluaran pendidikan public (milik negara) sebagai
pengeluaran pemerintah.
Dalam perhitungan pendapatan nasional , pembelian individu diberlakukan
sebagai sebuah pengeluaran konsumsi perseorangan, sementara pembelian
took diberlakukan sebagai investasi inventaris.
Aturan Thumb sederhana, investasi dikelompokkan dengan sektor bisnis
dengan menambahkan ke stok fisik capital, termasuk inventaris.

Net Exports

Selisih antara ekspor dan impor disebut net ekspor .


Jika semua tambahan pengeluaran telah menurunkan barang domestic,
konsumsi akan naik dan net ekspor turun, dengan tidak ada efek pada GDP>

2.3 Beberapa Identitas penting

Asumsikan disposable income (pendapatan yang dapat dibelanjakan)


sama dengan GDP. Depresiasi diabaikan, GDP = NDP, gross investment =
net investment, tanpa indirect taxes, tanpa business transfer payment,
National income = GDP = income = Output (interchangeably).Dan govern
ment expenditure da foreign sector tidak dimasukkan.
Dengan mencatat nilai output dalam ekonomi sederhana dengan Y.
Konsumsi dengan C dan investasi dedngan I.
Identitas kunci pertama bahwa output yang diproduksi sama dengan output
yang terjual. Output yang terjual dapat dinyatakan dalam suku komponen
demand sebagai jumlah investasi dan konsumsi .
21
Jadi, dapat ditulis :

Y C+I

Jika ada output tak terjual, diperkirakan dalam akumulasi inventaris sebagai
bagian dari investasi ( sama jika perusahaan menjual barang untuk dirinya
sendiri dan ditambahkan ke inventaris), selanjutnya semua output habis.
Ditulis :

Y S+C

di mana S menyatakan tabungan sektor swasta (private).


Jika kedua identity dikombinasikan diperoleh

C+I S+C

Ruas kiri adalah komponen demand, dan kanan alokasi income.


Output produksi sama dengan ouput terjual. Output produksi sama dengan
income diterima, dan kembali dibalanjakan atau disimpan.
Direormulasi, diperoleh :

I S

Dalam ekonomi sederhana investasi identik dan sama dengan tabingan.


Investor meminjam dari individu yang menyimpan.

Sekali lagi Government dan Foreign Trade

Pembelian barang dan jasa pemerintah dinyatakan dengan G dan taxes


dengan TA . Transfer ke sektor swasta (termasuk bunga) dengan TR. Net
ekspor dengan NX.
Dengan mengambil semua komponen demand , meliputi G dan NX , ditulis
lagi :

Y C + I + G + NX

Sekarang diderivasi hubngan antara output dan disposable income .


Bagian dari income adalah pengeluaran pada pajak dan penerimaan net
transfer sektor swasta (TR) ditambahkan ke pendapatan nasional.
22
Disposable income (YD) sama dengan income plus transfers kurang pajak :

YD Y + TR TA ,

dengan konsumsi dan tabungan :

YD C + S ,

Kombinasi

C + S YD Y + TR TA

Atau
C YD S Y + TR TA S

Konsumsi adalah pendapatan disposable dikurangi tabungan atau, sama


dengan national income plus transfers less taxes and saving.
Rearangement, menghilangkan C dan memasukkan G dan NX , diperoleh

S I ( G + TR TA ) + NX

Tabungan, Investasi, Anggaran Pemerintah, dan Perdagangan

Dari persamaan akhir, ruas kanan ( G + TR TA) adalah government


budget deficit (BD).
G + TR adalah total government expenditure, berisi pembelian pemerintah
atas barang dan jasa (G) plus transfer payments pemerintah (TR). TA
perkiraan penerimaan pajak oleh pemerintah.
Selisih (G + TR TA) sama dengan excess pengeluaran pemerintah atas
penerimaan (kelebihan) , atau deficit anggaran. Suku kedua ruas kanan,
adalah excess ekspor atas impor, atau net ekspor atas barang dan jasa,
pendeknya net ekspor.
Dengan demikian excess tabungan atas investasi ( S t ) dalam sektor
swasta sama dengan deficit anggaran pemerintah plus trade surplus.
Contoh, jika sektor swasta , menabung sama besarnya dengan investasi ,
maka deficit surplus anggaran pemerintah tercermin dalam suatu kesamaan
deficit (surplus) external.
Suatu sektor yang membelanjakan lebih dari penerimaannya dalam
pendapatan akan meminjam (to borrow) untuk membayar excess spending.
23
Sektor swasta mempunyai 3 cara dalam mengatur tabungannya .
Dapat mengajukan pinjaman (loans) ke pemerintah, yang kemudian
membayar excess pengeluarannya atas pendapatan yang merupakan
penerimaan pajak.
Atau dapat meminjam (lend) ke asing, yang membeli lebih banyak dari kita
daripada membeli dari mereka. Karenanya pendapatan (earning) berkurang
dari kita dari pada yang mereka perlu dalam urutan membayar untuk barang
yang mereka beli dari kita, dan yang kita peroleh dan meminjam akan
menampilkan selisih.
Atau sektor swasta dapat meminjam (lend) ke perusahaan bisnis, yang
menggunakan pendanaan investasi ( funds for investments). Dalam 3 kasus ,
RT akan dibayar kembali di belakang hari, melalui penerimaan bunga atau
dividend sebagai tambahan ke perkiraan yang mereka pinjam (lent).

2.4 Mengukur GDP

Nilai barang Akhir dan nilai Tambah (Value Added)

GDP adalah nilai barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi.
Permintaan pada final goods dan services disederhanakan untuk memastikan
bahwa tidak ada perhitungan double.
Contoh, tidak memasukkan harga keseluruhan mobil dalam GDP dan juga
memasukkan sebagai bagian GDP nilai dari ban-ban yang terjual pada
produsen mobil untuk penggunaan pada mobil. Komponen dari mobil yang
terjual untuk pabrik disebut barang antara , dan nilainya tidak termasuk
dalam GDP.
Hal yang sama, gandum yang digunakan untuk pie adalah sebuah barang
antara, Pengusaha hanya dapat menghitung nilai pie sebagai bagian GDP.
Dan tak dapat menghitung nilai gandum yang terjual untuk penggilingan dan
nilai tepung gandum yang terjual untuk pembuat roti.
Pada prakteknya, perhitungan double diatasi dengan memberlakukan
nilai tambah (value added) .
Pada tiap tahap pabrikasi sebuah barang, hanya value added untuk barang
tersebut yang dihitung sebagai bagian dari GDP. Nilai dari gandum yang
diproduksi oleh petani dihitung sebagai bagian dari GDP .
Nilai tepung gandum terjual kepada penggiling dikurangi biaya pembelian
gandum adalah nilai tambah penggiling.
Jika proses ini diikuti, maka jumlah value added pada tiap tahap proses sama
dengan nilai akhir (final goods) roti yang terjual.
24
Output Berjalan (Current Output)

GDP berisi semua nilai output yang diproduksi berjalan .


Dengan demikian tidak termasuk transaksi dalam komoditi yang ada, seperti
tuan rumah lama atau rumah lama. Bangunan rumah baru dihitung sebagai
bagian dari GDP, tetapi tidak menambah perdagangan dalam rumah yang
ada.
Namun, menghitung nilai fee realtor dalam penjualan rumah yang ada
sebagai bagian GDP. Realtor menambah sebuah jasa berjalan dalam
membawa pembeli dan penjual bersama-sama, dan itu segera menjadi bagian
output berjalan.

Masalah Pengukuran GDP

Data GDP , dalam prakteknya tidak hanya digunakan sebagai ukuran berapa
banyak yang diproduksi tapi juga sebagai sebuah pengukuran kesejahteraan
(welfare) penduduk sebuah negara. Ekonom dan politikus berkata jika suatu
kenaikan dalam GDP riil berarti bahwa penduduk akan lebih baik. Tetapi data
GDP jauh dari pengukuran sempurna output ekonomi atau welfare.
Ada 3 masalah besar :
Beberapa output adalah pengukuran yang buruk karena tidak
diperdagangkan di pasar.
Jika anda membuat kue di rumah, nilai tenaga anda tidak dihitung
secara resmi dalam statistic GDP.
Jika anda membeli sebuah pie , tenaga pembuat kue dihitung.
Ini berarti bahwa kenaikan partisipasi wanita dalam angkatan kerja telah
meningkatkan dengan tidak menetapkan pengurangan untuk produksi
yang berkurang di rumah.
Juga dengan mencatat, jasa pemerintah tidak langsung diberi harga oleh
pasar. Statistik resmi mengasumsikan bahwa pengeluaran $1
pemerintah berharga $1 nilai. GDP mengalami salah pengukuran dalam
memperluasnya bahwa pengeluaran $1 pemerintah menghasilkan
output yang dinilai masyarakat lebih dari $1 atau lebih sedikit.

Beberapa aktivitas yang diukur dengan menambahkan ke GDP


dalam melukiskan penggunaan sumber daya untuk mengatasi atau
kendala buruk seperti kejahatan atau risk untuk jaminan nasional.
Hal yang sama, perhitungan tidak mengurangkan sesuatu bagi
polusi lingkungan dan kerusakannya. Isu ini khususnya penting di
25
negara berkembang. Contoh, satu kajian iklim Indonesia yang
memburuk memperhiyungkan kerusakan lingkungan akan
mengurangi pengukuran tingkat pertumbuhan ekonomi belakangan
ini dengan 3 %

Adalah sukar memperhitungkan dengan tepat untuk perbaikan


kualitas barang. Ini menjadi kasus khususnya pada computer, yang
kualitasnya telah diperbaiki secara dramatis di mana harganya jatuh
tajam.
Tetapi hal itu diterapkan pada hampir semua barang, seperti mobil,
yang kualitasnya berubah sepanjang waktu.

Akuntan pendapatan nasional mencoba penyesuaian untuk memperbaiki


dalam kualitas, tetapi pekerjaan ini tidak mudah, khususnya ketika produk
baru dan model baru ditemukan.
Mencoba membuat untuk membangun sebuah penyesuaian (adjusted)
rangkaian GDP dengan mengambil perhitungan dari beberapa kesukaran ini,
menggerakkan tertutup untuk sebuah pengukuran welfare.
Robert Eisng dari Northwestern University , mengestimasi sebuah
rangkaian penyesuaian GNP di mana level GNP riil kira-kira 50% lebih
tinggi dari estimasi resmi.

2.5 Inflasi dan Indeks Harga

GDP akan mudah diukur jika semua konsumsi merupakan pie. Satu tahun
GDP akan menjadi 1000 pie , tahun berikutnya 1000. Sayang, hidup adalah
beer dan permaianan skittle. Anda tak dapat menambahkan satu pint beer
pada sebuah permainan skittle , tetapi jika harga 1 pint adalah $1 dan sebuah
game skittle berbiaya 50 cents, anda dapatkan bahwa 1 pint dan sebuah
permainan menambahkan $1,50 ke GDP. Sekarang anggap tahun depan
semua harga doble : 1 pint dan sebuah permainan menambah $3 ke GDP ,
tetapi jelas tidak ada perubahan riil.
Sementara GDP Nominal telah double, GDP riil tidak berubah.
GDP riil mengukur perubahan dalam output fisik dalam ekonomi di
antara priode waktu berbeda dengan menilai semua barang yang diproduksi
pada harga yang sama atau dollar konstan (tetap) . GDP riil sekarang
diukur dalam perhitungan pendapatan nasional pada harga 1992. Ini berarti
bahwa, dalam menghitung GDP riil, output fisik hari ini dikalikan dengan
harga dalam 1992 untuk memperoleh sebuah pengukuran dari output apa hari
ini yang berharga itu telah dijual pada harga 1992.
26
GDP Nominal mengukur nilai output dalam sebuah periode yang
diberikan dalam harga dari periode, atau, seperti yang kadang kala
ditempatkan, dalam dollar berjalan. Dengan demikian GDP nominal 1998
mengukur nilai barang yang diproduksi pada 1998 pada harga pasar dalam
1998, dan GDP nominal 1929 mengukur nilai barang yang diproduksi pada
1929 pada harga pasar dalam 1929.
GDP nominal berubah dari tahun ke tahun untuk 2 alasan :
Pertama, output barang fisik berubah, dan kedua, harga pasar berubah.
Perubahan dalam GDP nominal yaitu hasil dari perubahan harga tidak
tentang penampilan ekonomi dalam menghasilkan barang dan jasa.
GDP riil lebih bermanfaat daripada nominal sebagai dasar perhitungan
perbandingan output dalam tahun-tahun berbeda.
Jika semua harga berubah dalam proporsi fixed , masing-masing harga
menjadi double, maka suatu indeks harga yang bertanggung jawab juga
berubah dalam proporsinya. Ketika bebrapa harga naik lebih dari yang lain ,
indeks harga berbeda akan membedakan modestly yang sesuai dengan
bagaimana harga yang berbeda dibobot (weighted) . Perbedaan demikian
secara umum inconsequential untuk pemahaman teorimakro.

Tabel 2-3 GDP Riil dan Nominal


GDP Nominal GDP Nominal GDP Riil 1998
1992 1998
Beer 1 pada $1. $1 2 pada $2. $4 2 pada $1. $2
Skittles 1 pada $0,5. $0,5 3 pad $0,75. 3 pada $0,5. $1,5
$2,25
$1,5 $6,25 $3,5

Tabel di atas melukiskan contoh sederhana perhitungan GDP nominal dan


riil. Output hipotetis dan harga beer dan skittles dalam 1992 dan 1998
ditunjukkan dalam dua kolom pertama.
GDP nominal 1992 menjadi $1,50 dan 1998 menjadi $6,25. Namun, besar
nya kenaikan dalam GDP nominal secara murni hasil dari kenaikan harga dan
tidak mencerminkan suatu kenaikan output fisik.
Saat menghitung GDP riil 1998 dengan menilai output 1998 pada harga
1992, diperoleh GDP riil $3,5. Di sini konsumsi beer double dan skittles
triple, sekarang GDP riil lebih dari double dan kurang dari triple.
Kernaikan fourfold GDP nominal tidak mengukur nilai riil.

Inflasi dan Harga


27
Inflasi adalah tingkat perubahan harga, dan level harga adalah kumulasi
dari bagian inflasi.
Jika Pt-1 melukiskan level harga tahun lalu dan Pt melukiskan level harga hari
ini, maka tingkat inflasi atas harga yang lalu dapat ditulis sebagai :

Pt Pt 1

Pt 1

menatakan tingkat inflasi. Level harga hari ini, sama dengan level harga
tahun lalu yang disesuaikan untuk inflasi

Pt Pt-1 + .Pt-1

Di AS pertengahan 1990-an , tingkat inflasi relative rendah, sekitar 2 atau


3 per tahun , walaupun harga besarnya lebih tinggi dari 20 tahun sebelumnya.
Tingkat tinggi pada 1970-an telah menekan naik level harga. Sekali kenaikan,
level harga tidak akan jatuh , jika tidak tingkat inflasi negative
Dengan kata lain , jika tidak ada terjadi sebuah deflasi.

Indeks Harga

Tidak ada indeks harga tunggal adalah sempurna.


Tiga indeks harga utama adalah GDP deflator, indeks harga konsumen, dan
indeks harga produsen.
Gambar berikut melukiskan sejarah perilaku GDP deflator, P, sebagai
purchasing power (daya beli) dari dollar, 1/P .

28
Gambar 2. 2 Indeks Harga konsumen dan Nilai Dollar

GDP Deflator

Perhitungan GDP riil memberikan sebuah pengukuran inflasi yang berguna


dikenal sebagai GDP deflator.
GDP deflator adalah perbandingan GDP nominal dalam sebuah tahun yang
diberikan terhadap GDP riil tahun tersebut. Deflator mengukur perubahan
dalam harga yang terjadi di antara tahun dasar (base year) dan current
year . Contoh dalam table di atas didapat sebuah pengukuran inflasi antara
1992 dan 1998 dengan membandingkan nilai GDP 1998 dalam harga 1998
dan harga 1992. Perbandingan GDP nominal dan riil dalam 1993 adalah
1,79 = ( 6,25 / 3,50 ). Ini melukiskan kenaikan 79% terhadap kenaikan harga,
atau inflasi , atas periode 1992 -1998 .
Dari sini GDP deflator didasarkan pada sebuah perhitungan yang berisi
semua barang yang diproduksi dalam ekonomi , ini sebuah indeks harga yang
didasarkan secara luas yaitu sering digunakan untuk mengukur inflasi.

Indeks harga Konsumen dan Produsen

Consumer price index (CPI) , indeks harga konsumen (IHK) mengukur


biaya membeli sekeranjang barang dan jasa fixed .yang melukiskan pembeli
an konsumen perkotaan. CPI dibedakan dari GDP deflator :
Pertama, deflator mengukur harga dari sebuah grup barang yang jumlahnya
lebih luas dari yang diukur CPI. Kedua, CPI mengukur biaya sekeranjang
barang yang diberikan yang sama dari tahun ke tahun. Keranjang barang
termasuk dalam GDP deflator, namun berbeda dari tahun ke tahun,
tergantung pada apa yang diproduksi dalam ekonomi dalam setiap tahun.
Ketika panen biji gandum besar, biji gandum menerima sebuah bobot
(weight) relative besar dalam perhitungan GDP deflator. Berlawanan dengan
itu, CPI mengukur biaya keranjang barang fixed yang tidak bervariasi
sepanjang waktu. Ketiga, CPI secara langsung meliputi harga impor, di mana
deflator meliputi hanya harga barang yang diproduksi AS.

29
GDP deflator dan CPI dibedakan dalam perilaku dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh, pada saat harga minyak yang diimpor naik cepat, CPI seperti
naik lebih cepat dari deflator. Namun, dalam periode panjang keduanya
menghasilkan pengukuran inflasi yang sama.
The producer price index (PPI) adalah indeks harga ketiga yang luas
digunakan. Namun, itu dibedakan dari CPI dari bagian yang ditampilkan ,
yang meliputi , contoh, barang mentah dan barang setengah jadi (semi
finished). Juga , dibedakan dalam yang dirancang untuk mengukur harga
pada tahap awal dari system distribusi. Sementara itu CPI mengukur harga di
mana RT kota secara actual (kini) melakukan pengeluaran- yaitu, pada level
eceran (retail) PPI dikonstruksikan dari harga padalevel transaksi komersil
signifikan pertama,
Ini membuat PPI indeks harga relative flexible dan yang sering secara
signifikan berubah dalam level harga secara umum, kadang kala sebelum
mereka secara actual diujudkan.
Untuk alasan ini, PPI dan yang lebih khusus , beberapa dari sub indeks,
seperti indeks dari sensitive materials yang melayani sebagai sebuah
indicator business cycle diamati dengan seksama oleh pembuat kebijakan.

2.6.1 Pertumbuhan dan Akumulasi

Pendapatan sekarang lebih besar dari nenek moyang .


Di negara industri jauh lebih makmur dari negara berkembang.
Nyata, Amerika dan banyak Eropa pendapatan lebih tinggi 1 abad lalu dari
negara miskin sekarang.
Ada perbedaan .
Penentuan standar hidup masa depan :
perhitungan pertumbuhan menjelaskan bagian pertumbuhan dalam total
otput dual terhadap pertumbuhan faktor produksi (kapital, labor, dsb. )
berbeda.
Teori pertumbuhan membantu memahami bagaimana ekonomi mengendali
kan akumulasi faktor produksi , sebagai contoh, bagaimana tingkat tabungan
hari ini memengaruhi stok kapital di masa depan.

30
}

Gambar 2. 3 GDP Per Kapita 4 Negara, 1820-1992

Gambar di atas melukis GDP 4 negara 1 abad lalu dan .


Grafik mempunyai 4 karakter :
pertama , pertumbuhan long-run mencatat AS, dengan rerata pendapatan naik
lebih 16 Kli di abad 19 dan 20.
Kedua, Jepang berangkat dari negara relatif miskin sebelum PD II menjadi
negara kaya dengan standar hidup sama dengan AS.
Tiga, pendapatan Norwegia spurted 25 tahun terakhir .
Empat, Bangladesh miskin miserably 150 tahun lalu-pertumbuhan lemah-
demikian sekarang.
Gambar di atas, mengapa pendapatan di AS lebih tinggi dari 1 abad lalu ?
Mengapa Jepang naik besar seperti AS, dan Bangladesh tidak ?
Mempelajari pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan dari akumulasi faktor
produksi, khususnya kapital, dan dari kenaikan produktivitas.
Melihat 2 faktor perhitungan pertumbuhan ekonomi dan bagaimana tingkat
tabungan dan pertumbuhan penduduk menentukan akumulasi kapital.
Mengapa produktivitas meningkat ?

2.6.1 Perhitungan Pendapatan

Fungsi produksi digunakan mengkaji sumber pertumbuhan.


Output tumbuh melalui kenaikan input dan kenaikan produktivitas dual ter
hadap perbaikan teknologi dan angkatan kerja lebih banyak.
Fungsi produksi memenuhi sejumlah kaitan di antara input dan output .

31
Penyederhanaan, pertama, asumsikan labor (N) dan modal (K) sebagai input
penting .
Persamaan (1) menunjuk output (Y) tergantung pada input dan level tekno
logi (A) ( A melukis level teknologi sebab A lebih besar, output lebih banyak
diproduksi given level input ).
Kadangkala A disebut produktivitas , istilah lebih netral teknologi .

Y = AF( K , N ) (1)

Input lebih banyak bermakna output lebih banyak.


Dengan kata lain, marginal product of labor atau MPN (kenaikan output
dikarenakan kenaikan labor ) keduanya positif .
Persamaan (1) menghubungkan level output terhadap level input dan
level teknologi .
Sering lebih mudah bekerja dengan tingkatan pertumbuhan dari pada
level . Persamaan (1) dapat ditranskormasikan ke sebuah hubungan prediksi
sangat khusus pertumbuhan input terhadap pertumbuhan output .
Ini diringkas dengan persamaan perhitungan pertumbuhan :

Y
Y [
= ( 1 )
N
N
+ ](
K
K
+ A / A )
Pertumbuhan output=( share labor x pertumbuhanlabor ) +
( share kapital x pertumbuhan kapital ) +kemajuan teknologi

di mana (1-) dan dibobot sama untuk share labor pendapatan dan share
modal pendapatan .
Persamaan (2) meringkas sumbangan pertumbuhan input dan perbaikan pro
duktivitas terhadap pertumbuhan output .
Labor dan kapital masing-masing menyumbangkan sebuah perkira
an yang sama dengan tingkat pertumbuhan individunya dikalikan
share input pendapatan
Tingkat perbaikan teknologi , disebut kemajuan teknikal , atau
pertumbuhan total faktor produktivitas, suku ke-3 persamaan (2).

32
Tingkat pertumbuhan total produktivitas adalah perkiraan dengan mana
output naik sebagai sebuah hasil perbaikan metode produksi, dengan semua
input tidak berubah .
Dengan kata lain, ada pertumbuhan total faktor produktivitas ketika
diperoleh output dari faktor produksi sama.
Contoh, anggap share pendapatan 0,25 dan labor 0,75. Nilai ini
berkorespondensi approksimasi terhadap nilai actual ekonomi AS.
Selanjutnya, angkatan kerja jadi 1,2 % dan pertumbuhan kapital stok jadi
3%, anggap total faktor produksi tumbuh pada tingkat 1,5% per tahun.
Menggunakan (2) , diperoleh tingkat pertumbuhan :

Y
=( .75 1.2 ) + ( .25 3 ) +1.5 =3.15
Y

Persamaan (2), tingkat pertumbuhan kapital dan labor terbobot masing-ma


sing dengan share pendapatan .
Karena share labor lebih tinggi, kenaikan 1-titik-persentase labor mening
katkan output lebih dari 1-titik-persentase perubahan kapital .
Karena bobot ditambahkan sampai 1 , jika kapital dan labor keduanya tum
buh dengan ekstra (tambahan) 1%, demikian output .
Pertumbuhan input terbobot dengan share faktor .
Berapa besar pertumbuhan diperoleh dengan menaikkan tingkat pertumbuh
an kapital stok, dengan implementasi kebijakan supply side .
Anggap contoh di atas, kapital tumbuh 2 kali lebih tinggi 6% dari 3%.
Menggunakan (2) diperoleh pertumbuhan output dengan kenaikan 3.15
sampai 3.9%, naik kurang dari titik-persentase sekalipun pertumbuhan
kapital naik dengan tambahan 3-titik-pesentase .
Perhitungan Pertumbuhan Output Per Kapita

Persamaan (2) melukis pertumbuhan total output .


Secara riil dengan total pendapatan nasional atau pendapatan rerata per
orang, GDP per kapita .
Swiss, sebuah negara kaya dan India miskin ( sekarng terkaya ke-2 di
Asia ) sekalipun rerata GDP India lebih tinggi.
Paham standar hidup menunjukkan well-being individu.
GDP per kapita adalah rasio GDP terhadap populasi.
Dalam kajian pertumbuhan tradisional , menggunakan huruf kecil untuk nilai
per kapita , didefinisi y Y/N dan k = K/N .

33
Tingkat pertumbuhan GDP sama dengan tingkat pertumbuhan GDP
per kapita plus tingkat pertumbuhan populasi :

Y y N
= +
Y y N

K k
= + N / N
K k

Dengan istilah per kapita , kurangkan pertumbuhan populasi , N/N , dari


kedua ruas, diperoleh :

Y N
Y

N
=
K N
K

N[+ A / A
]
(3)

y K A
atau = + (4)
y K A

Jumlah mesin per pekerja, k, disebut juga rasio kapital-labor , sebuah penen
tu perkiraan output seorang pekerja dapat berproduksi .
kira-kira 0.25, persamaan (4) menyarankan bahwa kenaikan 1% perkiraan
kapital available ke masing-masing pekerja menaikkan output per kapita
hanya kira-kira dari 1% .
Kaitan kuantitas < 1 , karena diminishing marginal return .

Convergensi PPD II AS dan Jepang

Proses catching up sebuah ekonomi dengan ekonomi lain disebut kon


vergensi akhir PD Sejak akhir PD II, standar hidup Jepang telah caught up
terhadap AS .
Berapa banyak konvergensi akhir PD II antara Jepang dan AS dapat dijelas
kan dengan sebuah hubungan perhitungan seperti persamaan (4) :

Tabel 2-6.

34
Tabel di atas melukiskan data yang diperlukan >
Gambar di atas menunjukkan tingkat catch up Jepang terhadap AS lebih
besar di awal dari pada pada akhir priode PD, ini meringkas analisa menjadi
2 priode, 1950-1973 dan 1973-1992 .
Pertama, pada priode 2, tingkat akumulasi kapital lebih besar di
perhitungan Jepang dengan banyak perbedaaan pertumbuhan output.
Antara 1973 dan 1992 (baris 2 Tabel di atas ), Jepang outpaced AS dalam
pertumbuhan GDP per kapita dengan 1.65% per tahun. Hanya dalam 20 ta
hun , output Jepang tumbuh lebih besar dari 36% dari pada AS .
Perkiraan yanmg dicapai :
dengan menempatkan angka dari tabel ke persamaan (4), perbedaan 3.16%
per tahun dalam pertumbuhan kapital per kapita (k/k) pada kolom akhir
tabel memprediksi 0.79% (.79 = y/y = x k/k = 0.25 x 3.16 )
pertumbuhan GDP per kapita dibedakan .
Dengan kata lain, seperti persamaan (4) memperkirakan kira-kira (.79 dari
1.65) dari perbedaan yang dapat diamati dalam tingkat pertumbuhan .
Selama awal priode akhir PD, Jepang tumbuh ajaib 5.59 point lebih tinggi
dari AS. Ini menunjukkan perbedaan ini demikian besar untuk menjelaskan
relatif terhadap akumulasi kapital . Dengan mengambil data baris pertama
tabel ke persamaan (4) hanya menjelaskan 1.37 (1.37 = y/y = x k/k = .
25 x 5.46 ) point yang membedakan , ini meninggalkan 4.22 point penjelas
an terhadap perbedaan perubahan teknologi , A/A .
35
Selama awal priode akhir PD, Jepang secara aktif mengimpor teknologi dari
Barat. Dimulai dari sebuah level teknologi dasar lebih rendah, dengan
perkiraan a huge pertumbuhan yang mungkin melalui teknologi catch up .
Dalam akhir priode PD, teknologi mentransfer lebih banyak dengan 2-jalan .
Sekarang , Jepang-Amerika berbeda dalam A/A sedikit lebih penting dari
yang lalu .
Perhitungan akumulasi kapital yang ditunjukkan tidak hanya penentu GDP,
adalah hal yang sangat penting.

2.6.2 Estimasi Empirical Pertumbuhan

Kajian dini dan terkenal dengan pemenang Nobel Price Robert Solow
dari M.I.T. menguji periode 1909-1949 AS.
Solow heran, lebih 80% pertumbuhan output per jam labor periode tersebut
dual terhadap kemajuan teknologi .
Secara khusus , Solow menaksir sebuah persamaan pertumbuhan GDP
AS mirip (2) yang mengidentifikasi pertumbuhan labor dan kapital
sepanjang kemajuan teknologi sebagai sumber pertumbuhan .
Antara 1909 dan 1949 , rerata pertumbuhan GDP total per tahun 2.9% per ta
hun Solow menyimpulkan 0.32% disumbangkan pada akumulasi kapital ,
1.09% dual terhadap kenaikan input labor , dan menyisakan 1.49% dual
terhadap kemajuan teknikal . Output per kapita tumbuh pada 1,89% per
tahun, dengan 1.49 titik-persentase dari kenaikan yang diperoleh dengan
kemajuan teknologi .
Solow menemukan penentu penting pertumbuhan GDP adalah kemajuan
teknologi, menaikkan labor supply , dan akumulasi kapital dalam urutan
berikutnya .
Penentu penting pertumbuhan GDP per kapita adalah kemajuan teknologi
dan akumulasi kapital .
Kenaikan populasi penduduk secara actual menurunkan GDP per kapita
sekalipun itu menaikkan GDP .
Sementara ini membingungkan, kedua kesimpulan langsung diikuti dari per
samaan (2) . Lebih banyak pekerja berarti lebih banyak output , tapi kenaik
an output kurang proporsional.
Persamaan (2) menunjukkan masing-masing titik-persentase pertumbuhan
angkatan kerja yang mengarah ke (1 ) titik-persentase kenaikan output
, khususnya sekitar dari sati-titik .
Karena kenaikannya < 1 , output tumbuh kurang cepat dari jumlah pekerja
dan output per pekerja ( GDP per kapita ) jatuh .
36
Dengan sebutan lain , begini :
jika kenaikan jumlah pekerja tanpa proporsional menaikkan jumlah
mesin , rerata pekerja akan kurang produktif karena mempunyai kurang
perlengkapan untuk kerja tersebut .

Faktor Lain

Fungsi produksi (2) dan (4) omit daftar panjang input lain sebagian kare
na kapital dan labor sangat penting , untuk penyederhanaan.

SDA

Banyak, pada awal prosperity AS dual terhadap abundant negara, mela


hirkan lahan .
Antara 1820 dan 1870 , area tanah AS, tuimbuh 1.41% per tahun ( penyum
bang besar pertumbuhan ) walaupun di era modern AS, pertumbuhan lahan
negligible . Membuka Rusia timur roughly coincide dengan membuka
Amerika barat dan mirip menyumbang pertumbuhan ekonomi Rusia .
Perhatikan kenaikan tajam GDP Norwegia ( lihat Gambar ). Antara 1970
dan 1990, GDP perkapita naik dari 61% dari GDP per kapita AS menjadi
77% . Pertumbuhan Norwegia spurt dual terhadap penemuan dan
perkembangan cadangan minyak yang massif .

SDM

Di negara industry , labor kasar kurang penting daripada skill dan bakat
kerja .
Stock masyarakat , seperti skill dan menaikkan investasi. SDM melalui se
kolah , training, dan dalam arti lain dengan cara sama investasi fisik meng
arah pada kenaikan kapital fisik . (Di negara miskin , investasi kesehatan
sebagai penyumbang besar SDM. Dalam masa kemiskinan ekstrim investasi
kritis dapat memperbaiki pekerja dengan kalori cukup agar mereka dapat
mengambil hasil panen ) .
Menambah SDM, M, fungsi produksi ditulis :

Y = AF( K , H , N) (5)

Share faktor SDM besar di negara industry .

37
Menurut Mankiw, Romer, Weil, fungsi produksi konsisten dengan share
faktor 1/3 , masing-masing kapital fisik, labor kasar, SDM .
Pembedaan pertumbuhan 3 faktor dapat menjelaskan kira-kira 80% ber
variasi dalam GDP per kapita accros (disilang) sebuah contoh negara secara
luas, emphasizing peran kritis faktor akumulasi proses pertumbuhan .
Sebuah stok kapital fisik besar , hasilnya sebuah rasio investasi tinggi,
mengarah pada GDP tinggi.

Gambar 2. 4 Hubungan Rasio Investasi dan Rerata Tahun Sekolah terhadap GDP

Panel pertama gambar atas , memplot (logaritma) GDP per kapita terhadap in
vestasi (sebagai pecahan GDP) untuk cross-section negara . Investasi tinggi
mengarah pada pendapatan tinggi . Tapi di sini , ada hubungan yang mirip
antara SDM dan output . SDM sukar diukur dengan tepat , tetapi rerata lama
sekolah dapat di proxy untuk SDm . Panel bawah , bukti kuat hubungan
positif antara SDM dan output .
Suatu perubahan besar dalam faktor produksi memengaruhi output . GDP
di negara tropis tergantung besar pada arrival monsoons . Imigrasi boosts
output per kapita saat pekerja terampil masak, fakta yang sering
menguntungkan AS .
Berlawanan dengan itu, imigrasi berisi refugees perang, secara tipikal mene
kan output per kapita dalam short-run . Namun, sebuah faktor produksi me
nambah pertumbuhan output hanya sepanjang supply naik .
Fluktuasi input faktor bisa terjadi berapa tahun, tapi hanya beberapa decade
akhir ( pembukaan Amerika barat dan Rusia timur ).

38
Fluktuasi faktor input short-run segalanya dari monsoon sampai refugee
kadang sangat penting .

2.1 Teori Pertumbuhan : Model Neoklasik

Pertama, akhir 1950-an dan 1960-an dan kedua, 30 tahun


belakangan , pada akhir 1980-an dan awal 1990-an .
Riset periode pertama menciptakan Teori pertumbuhan neoklasik.
Teori pertumbuhan neoklasik berfokus pada akumulasi kapital dan kaitan
nya dengan keputusan menabung .
Paling dikenal, Robert Solow.
Teori pertombuhan endogen berfokus pada penentu kemajuan teknologi .

Gambar 2. 5 Fungsi Produksi Per Kapita

Teori pertumbuhan neoklasik dimulai dengan asumsi sederhana.


Asumsi : tidak ada kemajuan teknologi .
Implikasi, ekonomi mencapai level output dan kapital long-run disebut
steady-state equilibrium .

39
Steady-state adalah kombinasi GDP per kapita dan kapital per kapita di
mana ekonomi akan berhenti, yaitu variabel ekonomi per kapita tidak ba
nyak lagi berubah , y = 0 dan k = 0 .
Teori pertumbuhan mengkaji transisi dari posisicurrent ke steady-state .
Sebagai langkah akhir, ditambahkan kemajuan teknologi ke dalam model.
Gambar di atas melukis fungsi produksi dalam suku GDP per kapita,
terhadap rasio kapital-labor .
Fungsi produksi per kapita ditulis :

y=f (k ) (6)

Bentuk fungsi produksi , dengan nainya kapital, output meningkat (the


marginal product of capital, positif ) , tapi kenaikan output berkurang pada
level kapital tinggi dari pada saat level rendah (diminishing marginal product
of capital ) .
Setiap pertambahan mesin, menaikkan output, tapi pertambahannya menurun
dari awal mesin .

Steady-state

Ekonomi steady-state saat pendapatan dan kapital per kapita tetap.


Nilai pendapatan dan kapital per kapita steady-state, dinotasikan dengan y*
dan k* , yaitu, nilai yang diinginkan untuk memperbaiki kapital untuk
pekerja baru dan mengganti mesin yang using yang sama dengan tabungan
yang diperoleh ekonomi .
Jika tabungan > investasi diinginkan , maka kapital dan output per peker
ja jatuh .
Nilai y*, k*, steady-state adalah level output dan kapital di mana tabungan
dan investasi diinginkan seimbang (sama) .
Sekali diperoleh y* dan k* seperti sebuah titik yangh dimaksud, akan
diuji jalur transisi ekonomi dari sebuah titik sembarang ke steady-state .
Contoh, jika ekonomi dimulai dengan kapital < k* dan pendapatan < y* ,
akan diuji bagaimana akumulasi kapital bergerak sepanjang masa menuju
y* dan k* .

Investasi dan Tabungan

40
Investasika diinginkan menjaga sebuah level given , k, kapital per kapi
ta tergantung pada pertumbuhan populasi dan tingkat depresiasi, tingkat
di mana mesin using .
Asumsi pertama, populasi tumbuh pada sebuah tingkat konstan n N/N .
Karenanya, ekonomi butuh sebuah investasi , nk , untuk memenuhi kapital
bagi pekerja baru .
Kedua, depresiasi konstan , d % dari kapital stock .
Tepatnya, diasumsi depresiasi 10% per tahun , juga setiap 10% stok kapital
butuh penggantian untuk menawarkan wear dan tear . Ini menambah dk ke
perkakas dengan mesin baru .
Thus, investasi diinginkan menjaga level kapital per kapita sama dengan
(n+d)k.
Diuji kaitan antara tabungan dan pertumbuhan kapital .
Asumsikan, nggak ada pemerintah dan nggak ada perdagangan LN atau
kapital flow .
Asumsikan juga, tabungan, sebuah pecahan tetap , s , dari pendapatan,
dengan demikian tabungan per kapita sy .
Dari sini inkam sama dengan produksi, ditulis sy = sf(k) .
Perubahan bersih kapital per kapita , k, melebihi tabungan atas inves
tasi diinginkan :

k =sy( n+ d ) k (7)

Steady-state terdefeinisi dengan k = 0 dan terjadi pada nilai y* dan k* yang


memenuhi :

s y =sf ( k )=( n+ d ) k (8)

Gambar berikut melukis steady-state .


Dengan tabungan individu sebuah pecahan pendapatannya.
Kurva syy, sebuah proporsi output konstan , menunjukkan level tabungan di
tiap rasio kapital-labor.
Garis lurus (n + d )k menunjukkan perkiraan investasi diinginkan pada tiap
rasio kapital-labor tetap dengan menawarkan mesin , mengganti yang using
dan menambah pekerja baru dari angkatan kerja .
Garis berpotongan di C, tabungan dan investasi diinginkan seimbang
dengan kapital steady-state k*.
Pendapatan steady-state membaca penawaran fungsi produksi .

41
y D y=
y
y
(n f(k
+d s)
1
s A C )k y
y
Ou1
B
tpu
t
per Kapital
he per
k khead k
ad
0

Gambar 2. 6 Output Steady state dan Investasi

Proses Pertumbuhan

Gambar di atas mengkaji proses penyesuaian mengarahkan ekonomi dari


sebagian rasio kapital-labor sepanjang masa ke steady-state .
Elemen kritis dalam proses transaksi adalah tingkat tabungan dan inves
tasi dibandingkan dengan tingkat depresiasi dan pertumbuhan populasi .
Kunci pemahaman model pertumbuhan neoklasik adalah ketika tabung
an , sy, melebihi garis investasi diinginkan , maka k naik , persamaan (7).
Sejalan itu, saat sy melebihi (n + d )k harus naik, dan sepanjang waktu
ekonomi gerak .
Contoh, jika ekonomi mulai pada rasio kapital-output , k0 , kemudian de
ngan tabungan pada A melebihi investasi diinginkan untuk menjaga k te
tap pada B, panah datar menunjuk k naik .
Proses adjustment tiba pada a halt titik C.
Di sini dicapai rasio kapital-labor , k *, di mana tabungan dan investasi dia
sosiasikan dengan rasio kapital-labor tepatnya investasi diinginkan.
Given penetapan ((watch) tepat actual dan investasi diinginkan , rasio
kapital-labor tidak naik juga tidak jatuh, steady-state dicapai .

42
Catatan, proses adjustment mengarah ke C dari level inkam awal .
Sebuah implikasi penting teori pertumbuhan neoklasik , bahwa negara de
ngan tingkat tabungan, tingkat pertumbuhan populasi, teknologi, sama
(fungsi produksi sama akan convergence ke paendapatan sama , sekalipun
konvergensi, demikian lamban.
Pada steady-state, k, y, tetap. Dengan inkam per kapita tetap, pendapat
an aggregate tumbuh pada tingkat populasi sama, yaitu, pada tingkat, n.
Mengikuti hal tersebut , tingkat tumbuh steady-state tidak dipengaruhi
tingkat tabungan .
Sebuah, kunci keberhasilan teori pertumbuhan neoklasik .

Kenaikan Tingkat Tabungan

Tingkat pertumbuhan long-run terlepas dari tingkat tabungan :


bukankah satu alasan Jepang tumbuh lebih cepat dari AS karena mempunyai
tabungan lebih besar.
Bikankah benar, ekonomi dengan 10% inkam ditambahkan ke stok kapital
di mana kapital , selanjutnya output tumbuh lebih cepat dari ekonomi yang
hanya 5% inkam ditabung .
Sejalan dengan teori pertumbuhan neoklasik , tingkat tabungan tidak meme
ngaruhi tingkat dalam long-run .

f(
k(n+
) d)k
y C s
C ys
Outputy
per head
y

Kapital
k k per head
0
k
Gambar 2. 7 Kenaikan dalam Tingkat Tabungan Menggerakkan Steady State
43
Gambar di atas melukis bagaimana sebuah kenaikan tingkat tabungan
memengaruhi pertumbuhan. Dalam short-run , kenaikan tingkat tabungan ,
menaikkan tingkat pertumbuhan output .
Itu tidak memengaruhi tingkat pertumbuhan output long-run , tapi menaik
kan level kapital dan output per kapita long-run .
Gambar , ekonomi awalnya pada ekuilibrium steady-state titik C, di mana
tabungan tepatnya ditetapkan pada investasi diinginkan.
Sekarang , masyarakat ingin menyimpan pecahan pendapatan lebih besar.
Ini menyebabkan geseran atas skedul tabungan ke skedul putus-putus.
Di C , awalnya ekuilibrium steady-state , tabungan sekarang naik relatif
terhadap investasi diinginkan , sebagai konsekuensi , lebih banyak mena
bung dari diinginkan ntuk menjaga kapital per kepala tetap .
Tabungan yang cukup mengijinkan stok kapital per kepala naik.
Stok kapital per kepala, k , menjaga kenaikan hingga mencapai C* . Di C* ,
perkiraan tabungan lebih besar cukup menjaga stok kapital lebih tinggi.
Pada C*, kapital per kepala dan output per kepala naik .
Di C*, ekonomi kembali ke pertumbuhan , n , steady-state .
Thus, fungsi produksi constant return to scale , kenaikan tingkat tabungan
long-run naik hanya level output dan kapital per kepala , bukan tingkat per
tumbuhan output per kepala.

Outp
y ut y
per
kapita
y

t t ti
m
0 1
e

Namun, dalam proses transisi , tingkat tabungan lebih tinggi menaikkan


tingkat pertumbuhan output dan tingkat pertumbuhan output per kepala.
Ini mengijinkan penyederhanaan dari fakta bahwa rasio kapital-labor naik
dari k* pada awal steady-state ke k** dalam steady-state baru.
44
Hanya mencapai kenaikan dalam rasio kapital-labor adalah stok kapital
naik lebih cepat dari angkatan kerja ( dan depresiasi ) .
Ringkasan gambar berikutnya, dampak kenaikan tingkat tabungan , pa
rallel geser bawah gambar sebelumnya. Panel atas melukis level output per
kapita . Memulai dari ekuilibrium long-run inisial pada waktu t0 , kenaikan
tingkat tabungan menyebabkan tabungan dan investasi naik stok kapital
per kepala tumbuh, demikian pula output per kepala .
Proses ini berlanjut terus pada tingkat diminishing .
Panel berikutnya menunjukkan tingkat pertumbuhan output , memplot ting
kat perubahan level output panel sebelumnya .

Tingkat
pertumb

uhan
Y/
Y n

t ( ti
t m
0
b e
1
)
Gambar 2. 8 Adjustment ke Steady state Baru

Kenaikan tingkat tabungan segera menaikkan tingkat pertumbuhan


output karena ini mengimplikasikan pertumbuhan kapital lebih cepat dan de
mikian pula output .
Seperti akumulasi kapital , tingkat pertumbuhan turun , jatuh kembali ke a
rah level pertumbuhan populasi .

Pertumbuhan Populasi

Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi memengaruhi garis ( n + d )k


dalam diagram, memutar ke atas dan ke kiri .

45
Sebuah kanaikan tingkat pertumbuhan populasi mereduksi level
kapital per kepala, k , dan output per kepala, y .
Sebuah kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menaikkan ting
kat pertumbuhan output aggregate steady-state .

Patahnya output per kepala sebagai konsekuensi titik pertumbuhan populasi


naik ke atas , dialami banyak negara berkembang.

Pilihan Untuk Mahasiswa Cerdas

Fungsi Produksi Cobb-Douglass

Rumus Fungsi Produksi Y= AF(K,N).


Fungsi Produksi COBB-DOUGLAS Y= AKN1- .
Di AS, ~ 0,25,membuat Fungsi CD suatu approksimasi yang baik untuk
ekonomi ril,

Y= AK0,25N00,75.

Ekonomi lebih menyukai (preference) fungsi CD.

MPK = AK-1N1- = A(K/N)-(1-) = Y/K.

Perubahan Teknologi Eksogen

Suatu kenaikan eksogen dalam, teknologi menyebabkan fungsi produksi dan


kurva tabungan naik. Hasilnya sebuah steady state baru pada output per
kapita lebih tinggi dan rasio kapital-labor.
Demikian kenaikan teknologi sepanjang waktu menghasilkan pertumbuh
an output sepanjang waktu.

Residu Solow

46
y y2=f(
y
y2 k,A2)y =f(
1 1
Outpu
0 k,Ay10)=f(
(n
t
+d k,A0)
per
)k
head s
Gambar 2- sy
Perubahan s
Exogeny2
Kapital k k Teknologi
k
0 per head
0 1 2
y
0
1

Fungsi Produksi Cobb-Douglas dengan


Kemajuan Teknologi Labor-Augmenting ( diperluas)

Dengan menempatkan kemajuan teknologi labor-augmenting ke dalam


fungsi produksi COBB-DOUGLAS memberikan fungsi produksi

Y = K(AN)1- = A1-KN1-

Dengan mencatat bahwa factor yang utama , A ,sekarang mempunyai


eksponen 1- dari pada sebuah eksponen implisit 1.
Korespondensi ini ke modifikasi persamaan (4) memasukkan
(1-) x A/A dalam tempat A/A.

Memperoleh Persamaan (2) :

diawali dengan fungsi produksi Y = AF(K,N), dan


bertanya berapa banyak perubahan output jika labor berubah dengan N
,perubahan kapital dengan K,dan perubahan teknologi dengan A .
Perubahan output menjadi

(A1) Y =MPNxN + MPKxK + F(K,N)xA


MPN=Marginal Produk Labor
MPK=Marginal Produk Kapital
Bagi kedua ruas dengan Y = AF(K,N) diperoleh

47
Y
(A2) Y = MPN N + MPK K + A
Y Y A

Kalikan dan bagi suku pertama dengan N dan kedua dengan K :

Y
(A3) Y = MPNxN N + MPKxK K + K x A
Y N Y K K A

Asumsikan : fungsi produksi mengeksibisi CRTS (constan return to scale)


,dan ekonomi competitif.
CRTS Jika semua input naik dalam proporsi sama, output naik dalam out
put sama.
(Secara matematis, jika kedua input dikalikan dengan konstanta c ,output
dikalikan dengan c :

AF(cK,cN) = cAF(K,N) = cY ).

CRTS asumsi yang dapat dipercaya karena replication argumen (alasan yang
diulang). Jika satu perusahaan menggunakan X pekerja menghasilkan
output Y, maka dua perusahaan menggunakan X pekerja menghasilkan
output 2Y,tiga perusahaan menghasilkan 3Y,dst.
Bukti empiris menyarankan kembali ke skala konstan.
Dalam ekonomi kompetitif ,faktor dibayar marginal produk nya.
Demikian, MPN = w, w= upah ril.
Total pembayaran labor adalah tingkat upah dikali perkiraan labor ,wxN
,maka total pembayaran ke labor sebagai suatu pecahan dari semua pemba
yaran-sebutlah,bagian labor-yaitu MPN xN/Y. (Alasan yg sama untuk
kapital).
Sekarang substitusi 1- bagian labor untuk MPNxN/Y dan
bagian kapital untuk MPK x K/Y ke persamaan (A3) diperoleh persa
maan (2) :

Y/Y = [(1-) x N/N] + ( x K/K) + A/A

Per tumb uhan


out put

rig h



b agia nl
labor

rig h



pert umbu han
labor

rig h

48
( ) ( ( ) ]
ba gian
kapia tal

rig h



pert umbu han
ka pital

rig h
k emaju an
tekno log i

rig h



( ) . . . . ( 2 )

( )

( )


[ ]




Untuk menunjukkan COBB-Douglas mempunyai CRTS , kalikan K dan N
dengan c:
A(cK)(cN)1- = A(cK)(c1-N1-)
= c c1- AKN1-
= c+(1-)Y = cY

Untuk menunjukkan bagian kapital , kalikan MPK (dari sebelumnya)


( merupakan unit kapital yang dapat dibayar dalam pasar kompetitif) dengan
menjumlah unit kapital dan membagi dengan total output :
MPK .K/Y = (Y/K).K/Y =

Eksponen dalam COBB-DOUGLAS sama dengan yang diperoleh


dalam pertumbuhan yang diperkirakan dalam persamaan [persamaan (2)].

Residu Solow

Bagaimana kemajuan teknologi diukur?


Per defenisi, perubahan dalam perhitungan A untuk semua perubahan pro
duktivitas tidak menjadi dual terhadap perubahan input faktor.
Perubahan A kadang disebut perubahan total faktor produksi (TFP)-istilah
lebih netral kemajuan teknologi.
Disini input dan output langsung dapat diamati (observable) tetapi A tidak
dapat, ekonomi mengukur A/A dengan mengembalikan persamaan (2) da
lam bentuk:

A/A= Y/Y- [(1-) x N/N] + ( x K/K)

Pertumbuhan dengan Perubahan Teknologi Eksogen

Perubahan dalam TFP (A/A) disebut Residual Solow.


Gambar di atas , dan analisis yang diikuti, menetapkan A/A = 0 sebagai pe
nyederhanaan.

49
Ini membantu untuk pemahaman perilaku steady state, tetapi jika itu akan
menghapus pertumbuhan long-term bagian teori pertumbuhan.
Dengan menetapkan kembali pertumbuhan GDP per kapita dengan mem
berlakukan teknologi untuk perbaikan sepanjang waktu, yaitu A/A>0.
Fungsi produksi gambar , dapat dipikirkan sebagai sebauh snapshot dari
y = Af(k) dengan mengambil sebuah tahun di mana A dinormalisasi menjadi
1.
Jika teknologi memperbaiki pada 1 persen per tahun, kemudian sebuah
snapshot dengan mengambil sebuah tahun belakangan akan menjadikan
y = 1,01f(k) ; 2 tahun belakangan, y = (1,01)2f(k) ; dan seterusnya.
Secara umum, jika tingkat pertumbuhan terdefisi dengan g = A/ ,
maka fungsi produksi meningkat pada g persen pada tahun, seperti Gambar
2-8.
Fungsi tabungan bertumbuh dalam sebuah pola parallel(sejajar).
Hasilnya, dalam equilibrium pertumbuhan y dan k tumbuh sepanjang waktu.
Parameter teknologi A dapat dimasukkan ke fungsi produksi dalam suatu
posisi. Analisis matematika, sering diasumsikan teknologi adalah labor
augmenting (labor yang diperluas), demikian fungsi produksi ditulis
y = F(k,AN). ( Labor augmenting berarti bahwa teknologi baru
meningkatkan produktivitas labor).
Dalam rumus ini, persamaan (4) dimodifikasi menjadi

y/y = xk/k + (1-)xA/A .

Dalam equilibrium pertumbuhan y dan k tumbuh pada tingkat kemajuan


teknologi, g. (Y dan K tumbuh pada tingkat kemajuan teknologi plus
tingkat pertumbuhan populasi, g + n.)
Dengan model ini ,upah ril juga tumbuh pada tingkat g .
Dapat diestimasi tingkat kemajuan teknologi dalam usai perang s menggu
nakan data tabel di atas dan rumus

g ~ (y/y x k/k ) (1-) (4)

Dari garis pertama tabel, dapat dihitung

g ~ (2,42 0,25 x 2,48) (0,75) = 2,40.

50
Di sini pertumbuhan teknologi dan dalam GDP dan kapital per kapita
semua menghasilkan kira-kira sama ,data menunjukkan AS telah mencapai
suatu steady -state (besarnya semua akan sama dengan g.)
Asumsikan bahwa ekonomi ada dalam sebuah pertumbuhan steady state be
kerja kurang baik dalam priode belakangan usai perang ,dengan pertumbuhan
kapital notably lebih tinggi dari pertumbuhan GDP .
Selisih ini konsisten dengan ide sebuah produktivitas melambat .
Mengulangi aritmatik yang sama tapi menggunakan garis kedua tabel mem
berikan

g ~ (1,30 0,25 x2,89) (0,75) = 0,88.

Penempatan kedua yang populer dengan menyisipkan teknologi dalam


fungsi produksi ,Y = AF (K,N).
A disebut TFP karena memperluas (augmented) semua faktor , tidak hanya
labor.
Di sini (4) bekerja dengan mengkhususkan original , sehingga
g ~ (y/y x k/k ).

(selisih di antara (4) dan (4) sesungguhnya hanya sebuah selisih dalam unit
pengukuran.)
Dikhususkan dengan cara ini ,g disebut Residu Solow ,menunjukkan bahwa
TFP secara ril mengukur semua perubahan dalam produksi bahwa itu tak
dapat memperkirakan perubahan dalam input faktor.
Kembali lagi ke gambar di atas .Telah digunakan teori pertumbuhan untuk
menjelaskan trend panjang ke atas dalam standar hidup AS (kemajuan
teknologi dan akumulasi pisik dan HK ); konvergensi standar hidup
Jepang dan AS (transisi akumulasi kapital dan transfer teknologi );dan
pertumbuhan Norwegia spurt (minyak).

BAB III
AGGREGAT SUPPLY DAN AGGREGAT DEMAND

Ekonomimakro berkenaan dengan perilaku ekonomi secara keseluruhan


dengan boom dan resesi, total output ekonomi barang dan jaasa, dan tingkat
inflasi dan pengangguran.
Fluktuasi ekonomi short-run yang membentuk siklus bisnis .

51
Siklus bisnis yang berayun besar. Dalam great depression (depresi besar) ,
output jatuh mendekati 30%; antara 1931 dan 1940 tingkat pengangguran
rerata 18,8%. Great depression telah mendefinisikan kejadian untuk generasi.
Usai PD II resesi jauh lebih ringan, tetapi masih mendominasi situasi politik
ketika terjadi.
Tingkat inflasi sangat bervariasi. Satu dollar yang ditaruh di bawah kasur
1974 akan kurang dari 34 sent jika dibelikan barang tahun 1997. Berlawanan
dengan itu , selama great depression harga-harga turun .
Model aggregate supply-aggregat demand adalah alat dasar ekonomimakro
untuk mengkaji fluktuasi output dan penentuan level harga dan tingkat
inflasi. Menggunakan alat ini untuk memahami mengapa ekonomi
menyimpang dari sebuah jalur pertumbuhan mulus sepanjang waktu dan
untuk menggali akibat yang ditimbulkan oleh kebijakan pemerintah yang
serius mengurangi pengangguran, fluktuasi output mulus, dan menjaga
kestabilan harga.
Gambar berikut menunjukkan sebuah model supply dan demand . Kurva
aggregate supply (AS) melukiskan , untuk setiap level harga, jumlah output
perusahaan yang akan disupply . Kurva AS berslope naik ke atas di mana
perusahaan akan menawarkan lebih banyak output pada harga lebih tinggi .
Kurva aggregate demand (AD) menunjukkan kombinasi level harga dan
level output pada mana barang dan pasar uang secara serentak dalam
ekuilibrium.
Kurva AD berslope turun ke bawah di mana harga lebih tinggi mengurangi
nilai supply uang , yang mengurangi demand output . Perpotongan AD dan
AS pada E menentukan ekuilibrium level output , Y0, dan level harga
ekuilibrium, P0.
Geseran skedul menyebabkan level harga dan level output berubah.
Anggap Fed menaikkan supply uang. Dampak apa yang terjadi pada level
harga dan output ? Khususnya, apakah suatu kenaikan supply money
menyebabkan level harga naik, sedemikian menghasilkan inflasi ?
Gambar berikutnya menunjukkan kenaikan supply uang menggeser
aggregate demand ,AD, ke kanan, ke AD . Geseran ini menggerakkan
ekuilibrium ekonomi dari E ke E.

52
P A
P E S
0
HARGA
LEVEL

A
D
OUPUT,PENDAP
0 Y ATAN Y
GAMBAR -1 AS DAN AD
0
Gambar 3. 1 AS dan AD

Level harga naik dari P0 ke P . Dengan demikian kenaikan stok uang


menyebabkan level output dan level harga .

P AS0
E

P0 AD
AD
Y0 YOUTPUT,INKAM

Y
GAMBAR -2 KENAIKAN STOK NOMINAL UANG MENGGESER AD KE KANAN
Gambar 3. 2 Kenaikan Stok Nominal Uang menggeser AD ke kanan

53
Dari gambar di atas perkiraan dengan mana level harga meningkat
tergantung slope kurva AS dan memperluas untuk mana kurva AD bergeser.
Gambar berikut menunjukkan hasil sebuah kerugian ( ke atas dan ke kiri)
kejutan (shock) AS (Embargo minyak OPEC 1973 suatu contoh klasik
kejutan demikian ). Geseran ke kiri kurva AS memotong output dan kenaikan
harga.

P A
S A
P E
S
P
E
0
A Y
Y Y
GAMBAR D
-3 GESERAN KE
KIRI DARI AS 0

Gambar 3. 3 Gesran ke kiri dari AS

3.1 Kurva AS

Kurva AS melukiskan, untuk setiap level harga yang diberikan,


maka jumlah output perusahaan yang akan disupply . Dalam short-
run kurva AS horizontal ( AS Keynesian) ; dalam long-run AS tegak
( AS Klasik).
Gambar berikut melukiskan kedua ekstrem tersebut .

54
P

P A
S

(
0 a Y
)
P A
S

(
0 b Y Y
GAMBAR)-4 FUNGSI
AS

KEYNESIAN DAN KLASIK


Gambar 3. 4 Fungsi AS Keynesian dan Klasik

Kurva AS Klasik (long-run)

Kurva AS Klasik vertical , menunjukkan perkiraan sama barang yang


akan ditawarkan berapapun level harga.

55
Kurva AS klasik didasarkan pada asumsi pasar labor ada dalam ekuilibrium
dengan full-employment angkatan kerja. Level output berkorespondensi
dengan full-employment angkatan kerja petensial GDP, Y* . GDP potensial
tumbuh sepanjang waktu dengan mengakumulasi sumber daya ekonomi dan
memperbaiki teknologi, sehingga posisi AS Klasik bergerak ke kanan
sepanjang waktu; seperti gambar berikut.

0
1
2 Y
Y
Y

Y
(a)

Y
tim
0

t
1

t
t2
t3

56
P

0 Y Y Y Y Y
outp 3
0 1 2
GAMBAR ut
5-5PERTUMBUHAN
SEPANJANG WAKTU ,DIPINDAHKAN
(b)
MENJADI GESERAN AS
Gambar 3. 5 Penentuan Aggregat Supply Jangka Sangat Panjang

Faktanya ,level GDP potensial pada tahun particular ditentukan besarnya


seperti dilukiskan oleh model pertumbuhan yang telah dikaji.
Perubahan GDP potensial setiap tahun, berubah tidak tergantung level
harga. Jadi GDP potensial eksogen terhadap level harga. Perubahan GDP
potensial atas periode pendek biasanya kecil, sedikit persen per tahun .
Garis vertical GDP potensial disebut AS long-run

Kurva AS Horizontal Keyneesian (Short-run)

Kurva AS Keynesian horizontal menunjukkan perusahaan akan men-


supply berapapun barang diminta pada level harga yang ada. Ide Keynesian
karena ada unemployment , perusahaan dapat memperoleh sebanyak-
banyaknya labor yang mereka pada upah current . Biaya rerata produksi
karenanya diasumsikan tidak berubah dengan perubahan level output yang
ada . Mereka akan menyesuaikan keinginan mereka untuk men-supply
sebanyak yang diminta pada level harga yang ada.
Kurva AS Keynesian, level harga tidak tergantung pada GDP . Di semua
negara kenaikan harga hampir setiap tahun; dengan kata lain, di sini ada
kelanjutan, walaupun kecil, inflasi. Kenaikan harga diasosiasikan dengan ke
atas kurva AS- bukan geseran di sepanjang kurva. Lebih akurat kurva AS

57
Keynesian horizontal pada level harga ekspektasi dan bahwa ekspektasi
bergeser sepanjang waktu . Untuk sesaat ekonomi berada pada inflasi yang
tidak diekspektasi.
Kuncinya, dalam short-run level harga tidak berpengaruh pada level GDP
current.

Geseran Unemployment dan Tingkat Alami Unemployment

Model klasik menyatakan tidak ada unemployment .


Dalam ekuilibrium , semua orang yang ingin bekerja dipekerjakan. Tapi di
sini selalu ada beberapa unemployment . Level unemployment diperkirakan
dengan geseran (friction) pasar labor , yang terjadi karena pasar labor selalu
dalam suatu keadaan flux (mengalir) . Beberapa orang pindah dan merubah
pekerjaan; orang lain yang pertama kali mencari kerja; beberapa perusahaan
memperoleh usaha dan menawarkan pekerja baru; yang lain kehilangan
bisnis dan mengurangi dengan mencatat pekerja.
Karena dengan berjalan waktu bagi individu untuk menukar pekerjaan baru,
selalu ada geseran unemployment seperti orang yang mencari pekerjaan.
Geseran unemployment yang ada sebagai sebuah hasil menggeser individu di
antara job dan mencari kerja baru.
Di sini ada perkiraan geseran unemployment yang diasosiakan dengan
level full-employment dan korespondensi level full-employment (atau
potensial) output , Y* .
Perkiraan unemployment tersebut disebut tingkat alami (natural rate).
Tingkat alami unemployment adalah tingkat unemployment yang meningkat
dari geseran pasar labor normal yang ada ketika pasar labor ada dalam
ekuilibrium. Estimasi current tingkat alami AS kira-kira 5,5 %.

3.2 Kurva AD

Kurva AD menunjukkan kombinasi level harga dan level output


di mana barang dan pasar uang serentak dalam ekuilibrium .
Kebijakan ekspansi menambah pengeluaran government,
memotong pajak , dan kenaikan supply uang-menggerakkan AD ke
kanan . Kepercayaan konsumen dari investor juga mempengaruhi
kurva AD . Ketika kepercayaan naik, AD bergerak ke kanan.
Hubungan AD di antara output dan harga sama sekali
sophisticated.

58
Kunci hubungan AD antara output dan harga adalah AD tergantung pada real
money supply . Real money supply adlah nilai uang yang ditetapkan bank
sentral (Federal Reservedi AS) dan system perbankan.
Jika jumlah dollar dalam supply uang (supply uang nominal) ditulis M ,
dan

Level harga P , maka real money supply ditulis M . Saat M naik,
P P
tingkat bunga jatuh , dan investasi naik, membawa semua AD meningkat.
Dan sebaliknya untuk M , harga tinggi berarti real money supply rendah

, M . Demikian pula slope AD ke bawah Gambar 3.1.
P
Secara umum , AD ditulis
M
Y = A + ,
P

A penentu kebijakan fiscal dan kepercayaan konsumen.


Kenaikan A atau M menggeser AD ke kanan. Kenaikan P
menggeser dise panjang AD , P tinggi naik ke atas dan kiri sepanjang kurva
AD. Gambar 3.1.
Kenaikan dalam stok uang nominal menggeser AD tepat ke atas propor
sional dengan kenaikan uang nominal. Gambar berikut dan persamaan
terakhir .

59
P
P 0

P A
0
A D
0 Y D Y
GAMBAR -6 SEBUAH KENAIKAN MONEY SUPPLY
MENGGESER AD KE ATAS0

Gambar 3. 6 Sebuah kenaikan Money Supply menggeser AD ke


atas

Anggap M 0 mengarahkan kurva AD dengan ,P0 , Y0 .


Sekarang M naik 10% ke M ' ( = 1,1 x M ) menggeser ke
AD . P berkorespondensi dengan Y0 , P ( = 1,1 x P0 ), real money supply
baru sama dengan yang lama

( MP '' =( 1,1 x M )/( 1,1 x P )= M /P )


0 0 0 0
.

Ruas kanan persamaan terakhir di atas tak berubah, demikian pula Y.

3.3 Di bawah Kebijakan Moneter dan Fiskal


Asumsi Alternatif Supply

Kasus Keynesian ( Long-run) , Fiskal

Gambar berikut kombinasi skedul AD dan AS Keynesian .


E ekuilibrium inisial , AS dan AD berpotong pada barang dan pasar uang
dalam ekuilibrium.

60
P
P E E A

0
A S
A D
Y D Y
Ouput,
GAMBAR0-7 EKSPANSI FISKAL,KEYNESIAN
(LONG-RUN) spending (GE)
Gambar 3. 7 Ekspansi Fiskal, Keynesian (Long-run)

Kebijakan ekspansi fiscal , GE naik , atau memotong tingkat tax , menggeser


skedul AD ke luar ke kanan, dari AD ke AD . Ekuilibrium baru E , output
naik . Karena perusahaan ingin men-supply suatu perkiraan output pad level
harga P0 , maka tidak ada pengaruh pada harga.
Hanya dampak GE lebih tinggi dalam gambar di atas yaitu suatu kenaikan
output dan employment.
Dalam Keynesian, kenaikan jumlah nominal uang mengarah pada
ekspansi output ekuilibrium. Tidak ada dampak pada harga.

Klasik (Short-run) , Fiskal

Perusahaan akan men-supply level output Y* berapapun level harga.


Level harga tidak given , tergantung pada interaksi demand dan supply.
Dalam gambar berikut , ekspansi fiscal menggeser AD ke AD. Pada level
harga inisial ,P0 , spending (GE) akan menaikkan E ke E .Pada level P0
demand barang meningkat. Perusahaan tak dapat memperoleh labor untuk
produksi output lebih banyak, output tdak respon. Dengan perusahaan
mencoba menawarkan lebih banyak pekerja, mereka menaikkan upah dan
biaya biaya produksi, dan mereka harus memasang harga lebih untuk output
mereka . Output tetap tak bertambah.

61
Kenaikan harga mengurangi stok uang riil dan mengarah pada pengurang
an spending (GE) . Ekonomi naik ke skedul AD hingga harga cukup tinggi ,
dan stok uang riil cukup rendah, mengurangi spending (GE) ke level
konsisten dengan level output full-employment . Pada harga P , pada AD di
E , pada level spending (GE) lebih tinggi , sekali lagi sama deengan AS.

P A
S
P E
P0 E
E A
A D
0 Y* D Y
Output,spendin
g (GE) FISKAL,KLASIK
GAMBAR -8 EKSPANSI
(SHORT RUN)
Gambar 3. 8 Ekspansi Fiskal, Klasik (Short-run)

Crowding Out

Perhatikan gambar di atas . Output tetap pada level full-employment, Y*,


tapi spending (GE) lebih tinggi. Yang harus berarti sektor swasta (private)
mengurangi spending nya spending nya harus jatuh sama tepat dengan
perkiraan kenaikan spanding pemerintah (GE) . Di sini ada crowdingout
penuh atau lengkap. Crowdingout terjadi ketika suatu kenaikan spending
pemerintah menghasilkan pengeluaran yang menurun oleh sektor swasta.
Ekspansi Moneter, Klasik (Long-run)

Dalam Keynesian, dengan harga given , kenaikan stok uang nominal


berarti kenaikan stok uang riil juga output . Berlawanan , penyesuaian yang
62
terjadi dalam respon terhadap ekspansi moneter AS vertical dan level harga
tidak fixed lagi.
Gambar berikut, Suatu ekspansi dalam stok money nominal ( kalsik).
Ekuilibrium inisial full-employment pada E, di mana AD dan AS berpotong
an . Stok uang nominal naik, AD naik ke AD . Jika harga fixed , ekonomi
bergerak ke E .

P A
S
P E
P0 EE
A
A D Y
0 Y* Output,spen
DKLASIK
ding
GAMBAR -9 EKSPANSI MONETER
(LONG RUN)
Gambar 3. 9 Ekspansi Moneter : Klasik (Long-run)

Tapi sekarang output dalam supply fixed. Kenaikan AD akan mengarah pada
excess demand barang . Perusahaan mencoba ekspansi dengan lebih banyak
pekerja, menaikkan upah dan biaya. Responnya harus naik , stok uang riil
jatuh kembali ke level inisial. Faktanya, harga dijaga meningkat hingga
excess demand for goods hilang. Kenaikan hingga ekonomi mencapai E ,
AS berpotongan AD baru , AD . Hanya ketika AD kembali sama ke supplyi
full-employment dengan pasar barang bersih dan menekan harga untuk
menghilangkan kenaikan.
Penyesuaian dengan bergerak dari E ke E . Tidak ada perubahan dalam
output , hanya perubahan level harga. Ekspansi stok uang nominal
menyebabkan kurva AD naik dalam proporsi kenaikan uang. Pada titik E

stok uang riil , M , kembali ke level inisial. Pada E uang nominal dan
P
level harga berubah dalam proporsi sama, meninggalkan uang riil dan di sini
AD tak berubah .
Implikasi penting model klasik.
63
Kenaikan uang nominal meningkatkan level harga dalam proporsi sama tapi
output riil tidak berubah.

Pertumbuhan Uang On going dan Inflasi

Perhatikan Gambar di atas, kenaikan supply uang mengarah pada suatu


kenaikan level harga pada akhirnya. Apa yang tejadi jika supply uang tumbuh
? , sebutlah 10% per tahun ? , juga pertumbuhan uang 10% ongoing
mengarah pada inflasi 10% per tahun.

Netralitas Uang

Uang neutral ketika perubahan dalam stok uang mengarah hanya ke


perubahan dalam level harga, dengan tidak ada variable riil (output,
employment, dan interest rate ) berubah.
Kurva supply klasik mempunyai implikasi dan pengaruh yang penting di
mana kebijakan fiscal tidak mempengaruhi output . Netralitas uang sama
seperti itu mempunyai implikasi kebijakan yang kuat.
Contohnya, jika uang netral , di sini akan menjadi suatu cara yang mudah
untuk mengurangi tingkat inflasi jika punya keinginan untuk melakukannya.
Semua akan melakukan untuk mengurangi tingkat pada mana stok uang
bertumbuh.
Prakteknya, amat sukar untuk merubah tingkat inflasi tanpa menghasilkan
suatu resesi, seperti dalam tahun periode 1979-1983 di AS. Saat tingkat
pertumbuhan uang lebih rendah mengarah pertama pada unemployment , dan
kemudian menuju inflasi lebih rendah, seperti resesi 1982, diketahui bahwa
uang tidak netral. Perubahan jumlah uang mempunyai dampak riil; kebijakan
moneter memengaruhi level output . Ini berarti kurva AS tidak dapat vertical
dalam short-run.

3.4 Ekonomi Supply-side

Semua ekonom akan berada dalam kebijakan ramah yang


menggerakkan kurva supply ke kanan denagn meningkatkan GDP
potensial . Kebijakan supply-side seperti menghilangkan regulasi
(aturan) yang tidak perlu, menjaga sebuah system legal yang efisien,
dan mendorong kemajuan teknologi yang diingimkan, walaupun
tidak mudah implementasinya. Namun, ada sebuah grup politisi dan
ahli yang menggunakan istilah
64
ekonomi supply-side dalam merujuk ke ide yang memotong tingkat pajak
yang akan meningkatkan AS sangat besar faktanya, begitu besar , di mana
pengumpulan pajak akan meningkat , lebih dari kejatuhannnya. Bahkan
kesatuan politik ( George Bush sebelum dia jadi presiden, Contoh) dari
orang-orang supply-side smenunjukkan bahwa pemahaman ini sebagai
ekonomi voo doo , sihir ekonomi .
Menggunakan diagram AS-AD dalam gambar berikut menunjukkan apa yang
akan terjadi ketika tingkat pajak dipotong .
Memotong pajak telah berdampak pada AD dan AS-AD bergeser ke
kanan dari AD ke AD . Masing-masing besar, AS juga ke kanan, dari AS ke
AS , karena tingkat pajak lebih rendah meningkatkan insentif bekerja .
Namun ekonom, telah tahu untuk waktu yang sangat panjang dampak
insentif demikian adalah kecil sekali, sehingga geseran ke kanan GDP
potensial kecil.
Geseran besar dalam AD dan geseran kecil AS dilukis dalam gambar
tersebut.

P A A
S S
E

P E
E
0 A A
D D

Y Y Y
Output,in
GAMBAR -10 DAMPAK
MEMOTONG TINGKAT
kam
0
PAJAK PADA AD DAN AS
Gambar 3. 10 Dampak memotong Tingkat Pajak pada AD dan AS

Dalam short-run , ekonomi bergerak dari E ke E . GDP meningkat substansi.


Sebagai hasilnya, total penerimaan pajak jatuh proporsional berkurang dari
kejatuhan dalam tingkat pajak .
Namun, ini murni efek AD.
Dalam long-run , ekonomi pindah ke E .
65
GDP lebih tinggi tapi hanya dengan perkiraan yang sangat kecil.
Sebagai hasilnya, pengumpulan total pajak jatuh dan deficit meningkat.
Sebagai tambahan harga permanen lebih tinggi.
USA dieksperimen dengan ekonomi supply-side dalam 1981-1983 dengan
memotong pajak. Hasilnya seperti yang diprediksi.
Tidak semua kebijakan supply-side menjadi bodoh.
Faktanya, hanya kebijakan supply-side dapat secara permanen menaikkan
output . Kepentingan dengan keberadaannya, kebijakan manajemen demand
bermanfaat hanya untuk hasil short-term . Untuk alasan ini, banyak ekonom
memegang dengan kuat kebijakan supply-side yang ramah- mereka tidak
hanya percaya dalam sihir pemotongan tingkat pajak . Banyak ekonom
konservatif suka memotong tingkat pajak kecil, tapi nyata, dampak insentif
nya.
Namun, ekonom juga percaya memotong spending (GE) pada saat yang sama
. Pengumpulan pajak akan jatuh , tapi juga demikian pengeluaran (GE) ,
sehingga dampaknya deficit akan mendekati netral.

BAB IV
AGGREGAT SUPPLY :
UPAH, HARGA, dan PENGANGGURAN

Mengembangkan sisi aggregate supply ekonomi. Kurva AS


melukiskan mekanisme penyesuaian harga ekonomi . Dalam jangka
sangat short-run , diketahui kurva AS horizontal; dan dalam long-
run kurva AS vertical.
Hubungan harga-output disepanjang kurva AS dibangun dari
hubungan di antara upah, harga, pekerja, dan output . Kaitan di
antara pengangguran dan inflasi disebut kurva Philip.
Menjelaskan di antara pangangguran dan output dan juga menterjemahkan di
antara inflasi dan perubahan harga. Ini mengijinkan penggunaan kurva Philip
dan kurva AS sebagai pilihan cara melukiskan mekanisme penyesuaian harga
ekonomi.
Juga menggunakan kurva AS untuk mengkaji bagaimana ekonomi
menyesuaikan ke kejutan supply sedemikian sudden, kenaikan tujuan dalam
harga minyak 1973-1974, dalam 1979- 1980, dan, briefly , mengikuti invasi
Irak ke Kuwait pada 1990.
Akhirnya, dengan menambahkan peranan ekspektasi dalam kurva AS.

66
Memahami mekanisme ekspektasi harga melengkapi penjelasan stagflasi-
pengangguran dan inflasi tinggi.
Sebelum mengalami penurunan bisnis, beberapa kata peringatan, dan be
berapa encouragement . Peringatan bahwa teori AS adalah daerah one of the
least settled dalam ekonomimakro. Tidak dipahami penuh mengapa upah dan
harga lambat menyesuaikan , sekalipun ada sejumlah teori yang dapat
dipercaya. Prakteknya pasar tenaga kerja kelihatan menyesuaikan perubahan
lambat dalam AD, tingkat pengangguran yang tak selalu pada tingkat alami,
dan output berubah saat AD berubah.
Rerata encourgement ada walaupun diperoleh sebuah variasi model AS,
phenomena dasar yang menjelaskan- pencapaian penyesuaian perubahan
output lambat dalam demand menyetujui peningkatan . Semua model
modern , apapun berbeda titik awalnya, cenderung mencapai sebuah hasil
yang mirip dalam short-run kurva AS flat, dalam long-run vertical .

4.1 Kurva AS dan Mekanisme Penyesuaian Harga

Gambar berikut menunjukkan kurva AS short-run flat dan kurva long-


run vertikali. Juga mengilustrasikan sebuah spectrum kurva intermediate-run
(menengah) . Dengan berpikir kurva AS melaui pemutaran, lawan arah jarum
jam, dari datar ke vertical dengan berlalunya waktu.
Kurva AS yang diterapkan , katakanlah, pada horizon 1 tahun ber-slope
menengah .
Jika AD lebih dari output, Y*,maka kurva menengah ini menunjukkan bahwa
setelah sebuah waktu tahunan harga akan cukup naik secara parsial
{sebagian) , tetapi tidak seluruhnya, menekan GDP kembali turun ke output
potensial.

67

Long P
P t
run
AS t
Sho
t t=t
=
rt
=AD ==
Y run Y0 Y 01
( AS DINAMIK
GAMBAR -1 (
KEMBALI a
AS
KE AS LONG RUN b
) )
Gambar 4. 1 AS Dinamik kembali ke AS Long-run

Gambar (a) memberikan suatu manfaat , tetapi statis, menggambarkan sebu


ah proses dinamis yang nyata.
Memfokuskan pad kurva AS sebagai sebuah gambaran mekanisme dengan
mana harga naik atau jatuh sepanjang waktu. Persamaan berikut memberikan
kurva AS :
Pt+1 = Pt [1 + (Y Y*)]

di mana Pt+1 level harga periode berikutnya, Pt level harga sekarang, dan Y*
ouiput potensial. Persamaan di atas embodies sebuah ide sangat sederhana :
Jika output di atas output potensial, harga naik dan menjadi lebih tinggi
periode berikutnya. Jika harga di bawah output potensial, harga akan jatuh
dan menjadi lebih rendah periode berikutnya. Selanjutnya, harga akan
berlanjut naik atau jatuh sepanjang waktu hingga output kembali ke output
potensial. Level harga esok sama dengan level harga hari ini jika, dana hanya
jika, output sama dengan output potensial.
Geseran ke atas garis horizon dalam Gambar (b) berkorespondensi to
succesessive snapshots persamaan di atas. Dimulai dengan horizon AS pada
waktu t = 0. Jika output di atas potensial, maka harga akan lebih tinggi
yaitu , kurva AS bergerak ke atas dengan waktu t =1 , seperti ditunjukkan .

68
Sesuai dengan persamaan di atas, dan seperti gambar (b) , harga dipertahan
kan bergerak ke atas hingga output tak bertahan lama di atas output potensial.
Dengan mencatat panel (a) dan (b) Gambar di atas sebagai gambaran
alternative dari proses yang sama .
Panel (a) melukiskan dinamika pergerakan harga. Panel (b) menunjukkan
gambaran setelah sebuah perkiraan given dari waktu has elapsed. Contohnya,
skedul menunjukkan dampak kumulatif pergerakan harga barangkali setelah
sebuah waktu tahunan.
Gambar berikut menyatakan cara lain melihat pada proses penyesuaian :
mem-plot titik ekuilibrium dari gambar sebelumnya terhadap waktu elapsed.

P
ga
ar
H

0 Ti
YSR (a)
pu

me
O
ut

Y
t

Ti
0 (b
me
GAMBAR -2 JALUR PENYESUAIAN LEVEL
HARGA DAN OUTPUT )
Gambar 4. 2 Jalur Penyesuaian Level Harga dan Output

Kecepatan penyesuaian harga dikendalikan dengan parameter dalam


persamaan di atas . Jika besar, kurva AS bergerak cepat , atau, ekivalen,
dengan putaran lawan arah jarum jam dalam Gambar (a) terjadi terhadap
periode waktu relative pendek. Jika kecil, penyesuaian harga hanya sangat
pelahan .
Sama sekali a bit dari ekonomi yang tidak sepakat dengan kajian terbaik
ekonomi yang berpusat pada .
Jika besar, mekanisme AS mengembalikan ekonomi ke output potensial
relative cepat ; jika kecil, menginginkan penggunaan kebijakan AD
meningkatkan kecepatan proses.

4.2 Upah, Harga, dan Output : Fakta

Model ekonomimakro klasik memenuhi ekonomi selalu pada full-


employment . Suatu pengangguran yang teramati murni friksional (kaku)-
pekerja bergerak dari sebuah pekerjaan ke pekerjaan lain.
69
Moreover , karena ada tak ada pengangguran dalam model, di sana dapat
juga tak ada hubungan di antara keadaan pasar tenaga kerja dan perilaku
upah : upah ditentukan oleh produktivitas dan dampak uang pada harga, tidak
pada semua pengangguran.
Tetapi ekonomi tidak selalu full-employment .
Dua fakta mayor mengenai pasar tenaga kerja perlu ditempatkan pada pusat
sebuah model ekonomi makro realistis. Pertama, tingkat pengangguran
berfluktuasi lebih jauh dari yang konsisten dengan pandangan bahwa semua
pengangguran friksional.
Gambar berikut menunjukkan tingkat pengangguran untuk periode sejak
1959.

Gambar 4. 3

Itu tak dapat menjadikan bahwa tingkat pengangguran 10,8% pada akhir
1982 yang sama dengan tingkat alami, jauh lebih sedikit dengantingkat
pengangguran 25% pada 1933, dalam kedalaman great depression, yang
dapat menjadi sama dengan tingkat alami. Dengan demikian tidak dapat
menjadikan pasar tenaga kerja ekuilibrium pada level pekerja full-
employment.
Fakta kedua, bahwa ada ketidakkonsistenan dengan teori klasik bahwa
ada pencapaian menuju sebuah hubungan sistematis di antara tingkat perubah
an upah dan pengangguran.

Kurva Philips

Dalam 1958 A.W.Philips, seorang Profesor pada London School of


Economic, menerbitkan sebuah kajian luas dari perilaku upah di UK untuk
tahun 1861-1957. Mengutamakan pencarian yang diringkas dalam gambar

70
berikut, dihasilkan kembali dari artikelnya . kurva Phillips adalah sebuah
hubungan invese (berbalik) di antara tingkat pengangguran dan tingkat ke
naikan dalam upah uang. Tingkat pengangguran lebih tinggi, mak tingkat
inflasi upah lebih rendah .
Dengan kata lain, ada trade-off (tarik-ulur) di antara inflasi upah dan
pengangguran.

kurva difitkan untuk data 1861-1913


10
8
6
4 Pengangguran, %

2
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
-2
-4

Gambar 4. 4 Kurva Phillips Original UK

Kurva Phillips menunjukkan tingkat upah inflasi berkurang dengan ting


kat pengangguran.
Misalkan Wt upah periode sekarang, dan Wt+1 upah periode berikutnya,
tingkat inflasi upah, gw , didefinisikan sebagai

w t +1w t
gw =
wt

Dengan U* melukiskan tingkat alami pengangguran, dapat dituliskan


Kurva Phillips Sederhana dengan :

Gw = (U-U*)
71
di mana mengukur responsivitas upah terhadap pengangguran.
Persamaan terakhir menyatakan bahwa upah jatuh saat tingkat pengangguran
melebihi tingkat alami , yaitu , saat U > U* , dan meningkat saaat
pengangguran di bawah tingkat alami.
Kurva Phillips menyatakan bahwa upah dan harga menyesuaikan lambat
terhadap perubahan dalam AD.
Anggap ekonomi ada dalam ekuilibrium dengan harga stabil dan pengaggur
an pada tingkat alami. Sekarang ada sebuah kenaikan dalam stok uang,
katakanlah, dari 10% . Harga dan upah naik 10% pada ekonomi untuk
kembali ke ekuilibrium. Tapi kurva Phillips menunjukkan bahwa upah naik
dengan ekstra (tambahan) 10%, tingkat pengangguran menjadi jatuh.
Yang akan menyebabkan tingkat upah bergerak naik ke atas . Upah akan
mulai naik, harga juga akan naik, dan eventually ekonomi kembali ke level
output dan pengangguran full-employment. Point ini siap dilihat dengan
menuliskan kembali persamaan di atas , menggunakan definisi tingkat inflasi
upah dalam hal melihat pada level upah sekarang relative terhadap level yang
lain :

Wt+1 = Wt [ 1 (U-U*)]

Untuk upah naik di atas level sebelumnya , pengangguran harus jatuh di


bawah tingkat alami.
Walaupun kurva Phillips sendiri menghubungkan tingkat kenaikan upah
atau inflasi upah terhadap pengangguran , seperti dalam persama an terakhir ,
Kurva Phillips secara gradual (teratur) dapat digunakan
melukiskan kurva Phillips original atau sebuah kurva yang menghu bungkan
tingkat kenaikan harga-tingkat inflasi-terhadap tingkat kena ikan harga
tingkat inflasi- terhadap tingkat pengangguran.

72
6
5.5
5.2
5
4.5 4.4
Tingkat infasi (persen)

4
3.5
3 3.2 3
2.5
2 2
1.5 1.5 1.4 1.7
1 1
0.5
0
3.55 3.6 3.85 3.9 4.5 5.2 5.6 5.5 6.6

Gambar 4. 5 Hubungan Infasi dengan Tingkat Pengangguran : US

Gambar di atas menunjukkan inflasi dan data pengangguran untuk AS sela


ma 1960-an yang dicapai konsisten dengan kurva Phillips.

Trade off Kebijakan

Kurva Phillips rapidly menjadi sebuah cornerstone analisis kebijakan


ekonomimakro. Bahwa pembuat kebijakan dapat memilih kombinasi berbeda
dan tingkat inflasi dan pengangguran. Contohnya, dapat merendahkan
pengangguran sepanjang mereka menetapkan kenaikan dengan inflasi tinggi-
katakana, situasi dalam akhir 1960-an dalam gambar di atas. Atau dapat
menata inflasi rendah dengan mengalami pengangguran tinggi, seperti di
awal 1960-an.
Ide sebuah trade-off inflasi pengangguran permanent harus salah ,
karena diketahui bahwa kurva AS long-run vertical.

4.3 Hubungan Upah-Pengangguran : Mengapa Upah Kaku


(Sticky) ?

73
Dalam teori supply neoklasik, upah menyesuaikan instant untuk menja
min output selalu pada level full-employment, dan kurva Phillips menyaran
kan bahwa upah menyesuaikan lambat dalam merspon terhadap perubahan
dalam pengangguran . Pertanyaan kunci dalam teori AS adalah mengapa
upah menyesuaikan lambat untuk bergeser dalam demand, atau mengapa
upah kaku (sticky) .Upah kaku, atau upah menyesuaikan sluggish, saat upah
bergerak lambat sepanjang waktu , rather dari fleksibel immediately
(menengah) dan full, dengan demikian menjamin full-employment pada
setiap titi waktu.
Untuk menjelaskan asumsi dibuat kekakuan upah, dengan
menerjemahkan kurva Phillips dalam persamaan terakhir di atas ke sebuah
hubungan di antara tingkat perubahan upah , gw , dan level pekerja .
Dinyatakan level pekerja full-emmployment N* dan level pekerja actual N.
Dengan mendefinisikan tingkat pengangguran sebagai pecahan angkatan
kerja full-employment , N*, yaitu tidak bekerja

N N
U=
N

Memasukkan persamaan terakhir ini ke persamaan terakhir diperpleh


hubungan Kurva Phillips di antara level pekerja dan tingkat perubahan
dalam upah :

w t +1w t N N
gw =
wt
=( N )
atau, menuliskan kembali persamaan , ditunjukkan Kurva Phillips sebagai
sebuah hubungan di antara upah periode sekarang , upah periode lalu, dan
level pekerja actual :

Wt+1 = Wt
[ (
1
N N
N )]
Persamaan terakhir , hubungan upah pekerja, WN, dilukiskan dalam
gambar berikut .
Upah periode berikutnya (sebutlah, triwulan selanjutnya) sama dengan upah
yang prevailed periode sekarang tetapi dengan sebuah penyesuaian untuk
74
level pekerja . Pada full-employment ( N = N*) , untuk periode selanjutnya
sama dengan periode ini. Jika pekerja di atas level full-employment, maka
Upah periode berikutnya naik di atas upah periode sekarang.

W W
W
N WN
W N
Tingkat
upah

0 Pek
N* N
GAMBAR -6 HUBUNGAN erja
UPAH-PEKERJA
Gambar 4. 6 Hubungan Upah pekerja

Jika pekerja di bawah level full-employment, upah periode berikutnya


jatuh di bawah upah periode sekarang. Memperluasnya untuk mana upah
merespon pekerja tergantung pada parameter . Jika besar , pengangguran
mempunyai dampak besar pada upah dan garis WN sleep.
Hubungan kurva Phillips dalam persamaan terakhir juga menyatakan
bahwa hubungan WN bergeser sepanjang waktu , seperti pada gambar di
atas.
Jika ada kelebihan pekerja periode sekarang, kurva WN bergeser ke atas
periode berikutnya ke WN .
Jika ada penurunan dari full-employment period ini, kurva WN bergeser ke
bawah periode berikutnya ke WN . dengan demikian , perubahan dalam AD
yang alter tingkat pengangguran periode sekarang akan berdampak pada
upah , dalam periode subsequent .
Penyesuaian ke sebuah perubahan dalam pekerja adalah dinamis, yaitu,
diperoleh sepanjang waktu.

Kekakuan Upah

Walaupun ada pendekatan berbeda pada ekonomimakro, masing-masing


berpikir dengan mencoba menjelaskan mengapa ada sebuah kurva Phillips ,
75
atau, ekivalen, alasan kekakuan upah. Penjelasannnya tidak mutually
exclusive, dan karenanya briefly mention beberapa pendekatan pemikiran.

Informasi Taksempurna Market Clearing (Pasar Bersih)

Ekonom have sought menjelaskan kurva Phillips delam sebuah konteks di


mana pasar bersih : upah fleksibel penuh (full) tapi lambat menyesuaikan
karena ekspektasi temporary salah.
Pada 1960-an, Milton Friedman dan Edmund Phelps mengembangkan
model di mana , saat upah nominal naik dikarenakan kenaikan harga ,
pekerja keliru memercayai bahwa upah ril naik dan karenanya keinginan
untuk bekeja lebih banyak. Dengan demikian , dalam short-run , hingga
pekerja merealisasikan bahwa upah nominal lebih tinggi hanya sebuah
level harga lebih tinggi, sebuah kenaikan dalam upah nominal, diasosiasikan
dengan sebuah level output lebih tinggi dan pengangguran rendah. Dalam
model ini , penyesuain upah lambat meningkat dari reaksi lambat pekerja
atau informasi tak sempurna tentang perubahan dalam harga.
Penjelasan ini ditempatkan dalam konteks ekspektasi rasional eksplisit
oleh Robert Lucas .
Dalam model ini, pekerja tidak mengetahui level harga current (berlaku)
pada saat mereka ingin memutuskan apakah bekerja pada upah nominal
berikutnya.
Saat upah mereka dibayarkan naik, mereka merealisasikan itu mungkin
dengan memperoleh kenaikan yang dikarenakan atas level harga meningkat
atau karena upah untuk tipe pekerja mereka meningkat. Jika dikarenakan
kenaikan upah yaitu level harga lebih tinggi, maka upah riil tidak berubah ,
dan mereka tidak menaikkan perkiraan jam kerja yang mereka tawarkan .
Tapi jika upah untuk tipe pekerja mereka meningkat, maka upah riil naik ,
dan memutuskan bekerja lebih banyak atau tidak, berkompromi, bekerja a bit
lebih banyak tapi dengan lebih banyak seperti yang mereka inginkan jika
mereka akan memastikan upah riil akan meningkat.
Dalam cara ini, Lucas mengembangkan sebuah trade-off di antara upah
lebih tinggi dan pekerja lebih tinggi yang tergantung pada pekerja diper
olehnya informasi yang tidak sempurna.

Soal Koordinasi

76
Pendekatan koordinasi pada kurva Phillips difokuskan lebih banyak
pada proses dengan mana perusahaan menyesuaikan harga mereka dengan
demand dari pada upah.
Anggap ada sebuah kenaikan dalam stok uang. Ultimately , harga akan me
ningkat dalam proporsi yang sama seperti supply uang, dan output tidak akan
berubah .
Tapi jika ada sebuah perusahaan meningkatkan harganya dalam proporsi
kenaikan stok uang, dan perusahaan lain tidak melakukannya , maka
perusahaan tunggal yang menaikkan harganya akan kehilangan bisnisnya
terhadap yang lain. Jika semua perusahaan menaikkan harga dengan proporsi
sama , mereka akan menuju ekuilibrium sama yang baru.
Tapi dalam sebuah ekonomi koordinasi harga tak dapat dilakukan, masing-
masing menaikkan perlahan dengan dampak perubahan pada stok uang felt
meleui demand barang pada harga yang ada.
Koordinasi dapat pula menjelaskan upah kaku turun, yaitu, mengapa
tidak lekas jatuh saat AD patah . sebuah perusahaan memotong upah
sementara yang lain tidak akan menentukan pekerja mereka annoyed dan
meninggalkan perusahaan. Jika berkoordinasi , dapat mengurangi upah
bersama-sama, tapi umumnya tidak dapat, upah turun perlahan seperti
perusahaan individu yangmemotong upah nominal, mungkin dengan
perusahaan yang memperolel laba hardest hit dalam pergerakan pertama.

Upah Efisiensi dan Bbiaya Perubahan Harga

Teori upah efisiensi memfokuskan pada upah sebagai sebua paham


memotivasi pekerja. Perkiraan usaha pekerja yang diciptakan pada pekerja
dihubungkan dengan bagaimana pembayaran pekerja relative terhadap
alternative. Perusahaan mungkin ingin membayar upah di atas upah market-
clearing untuk menjamin pekerja bekerja keras untuk menanggulangi
kehilangan pekerjaan mereka yang baik.
Teori upah efisiensi, menawarkan sebuah penjelasan perubahan lambat dalam
upah riil tapi itu sendiri tidak menjelaskan mengapa rerata upah nominal
lambat berubah , walaupun itu menolong menjelaskan keberadaan
pengangguran. Bagaimanapun, dengan mengambil kombinasi dengan fakta
bahwa ad biaya merubah harga, teori upah efisiensi dapat membangkitkan
beberapa kekakuan dalam upah nominal seperti jika biaya penetapan kembali
harga yang kecil sekali. Mengkombinasikan kekakuan dengan soal kombina
si, teori ini dapat membantu perkiraan kekakuan upah nominal.

77
Kontrak dan Hubungan Long-run

Dalam mengembangkan penjelasan kekakuan upah , dibangun sebuah


teori pada elemen sentral- faktanya bahwa pasar tenaga kerja berisi hubungan
long-term di antara perusahaan dan pekerja.
Hampir semua angkatan kerja berharap meneruskan pekerjaan currentnya
untuk beberapa masa. Kondisi bekerja, meliputi upah, dinegosiasi secara
periodic, tapi tidak sering, karena mengingat biaya negosiasi.
Dalam kasus di mana upah dianggap ditetapkan dengan kondisi pasar,
memperoleh informasi yang dibutuhkan tentang upah alternative membu
tuhkan biaya. Tipikali, perusahaan dan pekerja meninjau kembali upah dan
peyesuaian mereka tidak lebih dari sekali setiap tahun.
Upah biasanya ditetapkan dalam istilah nominal dalam perekonomian
dengan tingkat inflasi rendah.
Dengan demikian perjanjiannya adalah perusahaan akan memayar pekerja
dengan banyak dollar per jam atau per dollar untuk triwulan berikutnya atau
tahunan. Hampir semua serikat buruh formal kontrak pada 2 atau 3 tahun
terakhir dan boleh upah nominal fix untuk periode kontrak. Seringnya,
kontrak tenaga kerja meliputi sebagian tingkat upah atas jam lembur ; ini
mengimplikasikan tingkat upah dibayar perusahaan lebih tinggi saat jam
bekerja lebih. Ini sebuah alasan kurva WN dalam gambar di atas ber-slope
negative .
Pada sembarang waktu, perusahaan dan pekerja akan sepakat, secara eksplisit
atau implicit , pada skedul upah yaitu dibayar pada pekerja yang bekerja
current .Di sini ad beberapa upah dasar yang berkorespondensi pada banyak
jam kerja given per minggu tergantung pada tipe pekerjaan, barangkali
dengan upah lebih tinggi sepanjang waktu. Perusahaan kemudian
menetapkan level pekerja tiap periode.
Sekarang lihat bagaimana upah menyesuaikan saat demand tenaga kerja
bergeser dan perusahaaan menaikkan jam kerja. Dalam short-run , upah naik
sepanjang kurva WN. Dengan demand naik, pekerja akan menekan untuk
sebuah kenaikan upah dasar pad negosiasi pekerja berikutnya.
Bagaimanapun, ini akan membutuhkan beberapa saat sebelum semua upah
dinegosiasikan serentak Rather, tanggal penetapan-upah staggered; yaitu,
mereka overlap (bertimpaan) . Asumsikan bahwa upah ditetapkan untuk
sebagian tenaga kerja pada Januari dan yang lain Juli. Anggap stok utang
naik September. Harga akan lambat menyesuaikan karena tak ada upah yang
disesuaikan hingga 3 bulan setelah perubahan dalam stok uang.

78
Dan saat masa itu datang menegosiasikan kembali setengah kontrak, dalam
januari, perusahaan dan pekerja merembukkan sekarang dengan upah lain
yang tidak untuk 6 bulan ke depan.
Kemudian pada Juli, saat waktu tiba untuk menetapkan sebagian upah
lain, di sana juga tak membawa semua jalan ke level ekuilibrium karena upah
Januari kemudian akan relative lebih rendah. Sehingga upah Juli di atas upah
Januari, tapi hanya masih sebagian menuju ekuilibrium upah dasar full-
employment.
Proses ini dipertahankan hingga kemudian, dengan kurva supply
meningkat dari period eke periode seperti upah leap forg satu sama lain
sementara upah orang pertama dan kemudian yang lain dirembukkan lagi.
Posisi kurva AS dalam sembarang periode akan tergantung pada mana
periode akhir karena tiap unit (satuan) menegosiasi upah untuk melihat level
upahnya relative terhadap upah yang tidak ditetapkan. Dan level upah yang
tidak ditetapkan kembali dicerminkan dlam tingkat upah akhir.
Selama proses penyesuaian, perusahaan akan juga menetapkan kembali
perubahan upah ( dan biaya perusahaan).
Proses penyesuaian uah dan harga berlanjut sampai ekonomi balik pada
ekuilibrium full-employment dengan real balances sama. Proses penyesuaian
dunia-riil lebih rumit dari contoh Januari-Juli karena upah tidak ditetapkan
sama sekali seteratur seperti itu dan juga , karena upah dan harga soal
penyesuaian . Tapi contoh Januari-Juli member essensi proses penyesuaian.
Perhitungan upah lambat ini dan penyesuaian harga meningkatkan paling
tidak dua pertanyaan serius.
Pertama, mengapa perusahaan dan pekerja tidak menyesuaikan upah lebih
sering saat secara jelas kekeliruan dapat dipahami mempengaruhi ekonomi ?
Jika mereka melakukan, barangkali dapat menyesuaikan upah jadi seperti
menata full-employment. Riset belakangan menetapkan komparatif biaya
kecil penetapan kembali upah dan harga dapat menata proses penyesuaian
dari pengoperasian yang cepat. Selanjutnya, soal mengkordinasikan upah dan
harga menyesuaikan sehingga upah dan harga kembali bergerak cepat ke
ekuilibrium formidable dalam sebuah ekonomi besar dalam mana ada banyak
perbedaan kekuatan yang mempengaruhi supply dan demand pasar
individual.
Kedua, saat ada pengangguran tinggi, mengapa perusahaan dan pekerja
yang menganggur tidak secara bersama memotong upah yang menciptakan
pekerjaan bagi penganggur? Alasan utama, ditujukan dengan teori upah
efisiensi, praktek demikian adalah buruk buat moral dan karenanya
produktivitas yang ada dalam angkatan kerja yang bekerja demikian pula.
79
Meringkas, kombinasi upah yang ditetapkan sebelumnya untuk sebuah
periode waktu dan penyesuaian upah yang staggered membangkitkan upah
gradual (teratur) dan penyesuaian upah yang diamati dalam dunia nyata.
Perhitungan ini untuk pergerakan kurva AS short-run vertikalgradual.

Model Insider-Outsider ( Pembonceng Dalam-Luar)

Akhirnya, perhatian ditujukan pada sebuah pendekatan yang menetapkan


implikasi kaitan perilaku upah-pengangguran yang dihasilkan dari fakta
sederhana. Penganggur tidak duduk pada meja yang ditawarkan.
Sementara penganggur akan memilih perusahaan memotong upah dan
menciptakan pekerjaan lebih banyak, perusahaan bernegosiasi efektif dengan
pekerja yang mempunyai pekerjaan, tidak denganorang-orang yang
menganggur.
Yang mempunyai sebuah implikasi segera . Ini menciptakan biaya bagi
perusahaan untuk kembali terhadap angkatan kerja (turnover) memerangi
biaya, menawarkan biaya, biaya firing , biaya hiring, biaya pelatihan-dan
sebagai sebuah hasil , insider memperoleh keuntungan atas outsider . yang
lebih penting , memperlakukan insider bahwa mereka akan menganggur jika
mereka menerima pemotongan upah yang tidak sangat efektif.
Orang-orang diperlakukan mungkin memperoleh seperti yang akan
diberikan, tapi mereka akan merespon buruk dan dalam istilah moral, usaha
dan produktivitas. Jauh lebih baik mencapai sebuah kesepakatan dengan
insider dan membayar mereka dengan upah yang benar seperti jika ada
pekerja menganggur akan menjadi eager akan menjadi untuk bekerja kurang.
Model insider-outsider memprediksi bahwa upah tidak merspon secara
substansi terhadap penganggur dan dengan demikian menawarkan alsan lain
mengapa tidak cepat kembali pada full-employment sekali ekonomi
mengalami resesi.

4.4 Dari Kurva Phillips ke Kurva AS

Menderevasi kurva AS .

Dengan 4 langkah :
Pertama, memindahkan output ke pekerja. Kedua, mengaikan perubahan
harga perusahaan ke biaya. Ketga, menggunakan hubungan kurva Phillips di

80
antara upah dan pekerja. Keempat, menempatkan 3 komponen bersamaan
untuk menderevasi slope-ke atas kurva AS.

Fungsi Produksi

Fungsi produksi menhaitkan level pekerja labor terhadap level output.


Fungsi produksi paling sederhana adalah satu hal dalam mana output
proporsional terhadap input labor :

Y = aN

Di sini Y level output yang diproduksi, dan N perkiraan input labor atau
pekerjaaan (diukur dalam jam kerja, contohnya) . Koeifisien a disebut
koeifisien input, atau produktivitas labor. Produktivitas labor adalah rasio
output terhadap input labor Y / N , yaitu, perkiraan output yang diproduksi
per unit labor yang dipekerjakan .Contohnya, jika a sama dengan 3, maka 1
unit tenaga kerja (1jam kerja) akan memproduksi 3 unit output.

Biaya dan Harga

Langkah kedua, dalam mengembangkan teori supply mengaitkan harga


perusahaan terhadap biaya mereka.
Biaya labor adalah komponen utama biaya total.
Memegang prinsip di sini bahwa sebuah perusahaan akan menawarkan
output pada sebuah harga paling sedikit menampilkan biayanya. Tentu,
perusahaan akan mengaitkan untuk memuat lebih dari biaya, tapi persaingan
dari perusahaan yanh ada dan perusahaan mungkin memasukkan industry
untuk menggambarkan beberapa keuntungan mencegah harga ke luar jauh
dari yang didapatkan dari garis biaya.
Diasumsikan harga dasar perusahaan pada biaya produksi labor. Dari sini
tiap unit labor memproduksi a unit output., biaya produksi labor per unit
w /a .
Contohnya, jika upah $15 per jam dan a = 3, maka biaya labor $5 per unit.
Rasio w / a disebut biaya labor unit .perusahaan menetapkan harga sebagai
sebuah markup (penggelembungan) , z, pad biaya labor ,

( 1+ z ) w
P=
a

81
Markup atas biaya labor menampilkan biaya faktor produksi lain yang di
gunakan perusahaan, seperti capital dan bahan baku, dan meliputi sebuah
allowance untuk profit normal perusahaan. Jika persaingan dalam industry
kurang sempurna, maka markup juga akan memasukkan elemen (unsur) laba
monopoli.

Pekeerja dan Upah dan Kurva AS

Tiga komponen kurva AS adalah :


i. Fungsi Produksi
ii. Hubungan biaya-harga
iii. Kurva Phillips

Level harga proporsional terhadap upah . tetapi upah besok terkait melalui
kurva Phillips pada level pekerja dan ke upah hari ini.
Menggunakan aturan penetapan harga 9pricing) dalam persamaan biaya-
harga , dengan memindahkan kedua upah dalam kurva Phillips dengan harga
untuk memperoleh sebuah kaitan di antara level employment dan level harga :

Pt +1 ( ) ( )[ (
1+ z
a
=Pt
1+ z
a
1+
N N
N )]
Kurangakan pada

[ (
Pt +1=Pt 1+
NN
N )]
Selanjutnya, level output proporsional terhadap pekerja (fungsi produksi).
Dengan demikian dengan menggantikan N dan N* dengan Y/a dan Y*/a
diperoleh

[ ( )]

Y Y
Pt +1=Pt 1+
Y

82
Akhirnya , definisikan = / Y* , diperoleh Kurva AS

Pt +1=Pt [ 1+ ( Y Y ) ]

Gambar berikut menunjukkan kurva AS diimplikasikan dengan persamaan


terakhir. Kurva supply berslope naik.
Seperti kurva WN di mana itu didasarkan, kurva AS bergeser sepanjang
waktu.
Jika output periode ini di atas level full-employment, Y*, maka periode
mendatang kurva AS akan bergeser naik ke AS .
Jika output periode ini di bawah level full-employment , kurva AS periode

Berikutnya akan bergeser ke bawah AS . Dengan demikian sifat-sifat


(properties) kurva AS adalah WN.

Pt+1 ASAS
AS
harga
Level

0 Y* Outp Y
GAMBAR -7
ut
KURVA AS
Gambar 4. 7 Kurva AS

Ini dihasilkan dari 2 asumsi :


Bahwa markup fixed pada z , dan output proporsional terhadap employment.
Kurva AS adalah kurva AS di bawah kondisi di mana upah kurang dari
fleksibel penuh. Harga naik dengan level output karena kenaikan output
mengimplikasikan kenaikan pekerja, mengurangipenganggur, dan selanjut
nya menaikkan biaya labor . Faktanya bahwa harga dalam model ini naik
dengan output dimasukkan sebagai pencerminan penyesuaian dalam pasar
labor, di mana pekerja lebih tinggi meningkatkan upah

83
4.5 Dampak Ekspansi Moneter

Memperoleh yang dinyatakan underpinnings dari kurva AS, kembali


diperhatikan dampak ekspansi moneter.
Dalam gambar berikut ditunjukkan ekonomi dalam ekuilibrium full-
employment pada titik E. Skedul AS, digambarkan untuk sebuah level harga
given , P. Dilewati melalui level ouput full-employment, Y*, paada level harga
P karena saat output ada pada full-employment, tidak ada kecenderung an
upah berubah, dan di sini harga juga konstan dari period eke periode.
Skedul AS digambar relative flat, menyarankan sebuah dampak kecil output
dan perubahan pekerja pada upah.

P
A
P E S AA
S
P E E S
harga
Level


P E
0
A
A D
Output,
0 Y
GAMBAR -8 DAMPAK SHORT D
RUN DARI SEBUAH
Y
* inkam
KENAIKAN STOK UANG
Gambar 4. 8 Dampak Short-run dari sebuah Kenaikan Stok Uang

Dampak Short-run

Sekarang anggap stok uang nominal naik.


Pada tiap level harga real balances lebih tinggi, tingkat bunga lebih rendah,
dan di sini demand output naik.
Skedul AD bergeser ke atas, proporsional, ke AD .
Pada level harga awal, P, sekarang ada excess demand barang. Perusahaan
menemukan inventory kembali turun dan sejalan itu menawarkan lebih
84
banyak labor dan menaikkan output hingga ekonomi mencapai E, titik
ekuilibrium short-run.
Dengan catatan bahwa E output dan harga periode berikutnya meningkat.
Sebuah ekspansi moneter mengarah ke sebuah output short-run.
Kenaikan dalam harga actual terhadap kenaikan biaya labor seperti produksi
dan penambahan pekerja.

Penyesuaian Medium-term (Menengah)

Ekuilibrium short-run pada titik E bukan akhir kisah.


Pada E output di atas normal .
Karenanya, dengan persamaan terakhir mengindikasikan, harga dijaga
meningkat , lihat gambar di atas.
Harga dalam periode sebelumnya P pada titik E. Karenanya kurva supply
baru lewat melalui level output full-employment pada sebuah harga yang
sama dengan P .
Ini ditunjukkan dengan menggeser skedul AS ke atas ke AS, mencerminkan
kenaikan dalam upah yang mengambil tempat pada periode akhir dengan
respon pada level employment tinggi.
Dengan skedul AD baru, AS, tak berubah. Pada level AD lebih tinggi ,
ekuilibrium baru pada E. membendingkan E dan E, dicatat bahwa output
sekarang jatuh dibandingkan dengan periode pertama dan kenaikan harga
berikutnya.
Kenaikan upah pada perusahaan sebagai sebuah geseran ke atas skedul AS
dan menghasilkan kenaikan harga mengurangi real balances , menaikkan
tingkat bunga , dan pendapatan ekuilibrium lebih rendah demikian pula
belanja.
Dengan demikian , masuk sebuah fase proses penyesuaian di mana ekspansi
awal mulai berbalik (reversed)- walaupun ouput masih di atas level full-
employment, Y*.

Penyesuaian Long-term (Panjang)

Sepanjang output di atas normal, pekerja di atas normal, dan upah


mening kat.
Karena upah naik, perusahaan mengalami kenaikan biaya , dan ini dilalui
pada tiap level output , seperti sebuah geseran ke atas dari skedul AS.

85
Sepanjang short dan medium term posisi ekuilibrium ekonomi (titik E, E,
dst.) ke kanan Y*, skedul AS bergeser ke atas dan ke kiri. Hasilnya output
patah kea rah level full-employment dan level harga terjaga meningkat.
Gambar di atas menunjukkan gesran ke atas skedul AS memberikan
serangkaian posisi ekuilibrium pada skedul AD, dimulai dengan E dan
bergerak naik ke E .
Selama proses penyesuaian dimasukkan, output di atas level full-employment
dan harga naik.
Kurva AS menjaga geseran ke atas, hingga kurva AS berpotongan dengan
kurva AD pada E , pada titik mana kembali ke full-employment.
Pada E , harga akan naik dalam proporsi sama dengan stok uang
nominal, dan dengan demikian stok uang riil , M / P , kembali pada level
awal.
Saat real balances dan tingkat bunga kembali pada level awal, sehingga AD,
output, dan pekerja demikian juga.

Netralitas Uang

Dalam long-run, sekali upah dan harga mempunyai waktu penyesuaian


penuh, model mempunyai prediksi sama dengan kasus klasik.
Sebuah kanaikan dalam stok uang yang tidak berdampak riil.
Dalam long-run sejalan dengan model dinamis AS, uang adalah netral-
tidak berdampak riil dan hanya menaikkan harga.
Tapi ada sebuah perbedaan crucial.
Dalam model AS lebih realistis, uang netral dalam long-run tapi tidak
pad short-run.
Dalam kasus klasik sebuah ekspansi moneter mengarah segera ke sebuah
kenaikan proporsi sama dalam harga dengan tidak ada ekspansi riil.
Di sini , output dan harga meningkat dalam short-run, medium term, dan
hanya dalam long-run yang dicapai kasus klasik.
Dengan asumsi, walaupun, upah riil tersisa konstan dalam proses
penyesuaian.
Dalam short-run prediksi model lebih tertutup resemble kasus Keynesian,
dan upah labih lambat menyesuaikan ke perubahan pekerja, lebih besar
resemblance.

86
Karena penyesuaian upah dan harga yang ada, faktanya, lambat,
penyesuaian short-run dan medium adalah sebuah aspek essensi ekonomi
makro .

4.3 Kejutan Supply

Dari 1930-an sampai 1960-an, secara umum diasumsikan pergerakan


output dan harga dalam ekonomi disebabkan geseran dalam kurva AD-
dengan perubahan kebijakan moneter dan fiscal ( meliputi ekspansi fiscal)
dan demand investasi.
Ekonomimakro 1970-an sebuah kisah supply shock besar.
Sebuah supply shock adalah sebuah disturbance (kekeliruan) terhadap
ekonomi yang pertama berdampak adalah sebuah geseran dalam kurva AS.
Dalam 1970-an, kurva AS tergeser dengan 2 kejutan mayor harga minyak,
yang menaikkan biaya produksi dan karenanya peningkatan harga pada
mana perusahaan menyuplai output .
Dengan kata lain, kejutan harga minyak menggeser kurva AS.
Sebuah supply sock adalah sebuah disturbance , atau harga minyak
relative.
Pertama ,Shock OPEC, yang menaikkan 4 kali lipat harga minyak riil antara
1973 dan 1974, tertolong tekanan ekonomi menuju resesi 1973-1975, hingga
kemudian resesi worst dari periode PD II.
Kedua, harga OPEC naik, dalam 1979-1980, harga minyak double dan
inflasi dipercepat tajam.
Inflasi tinggi led, dalam 1980-1982, pada sebuah tough kebijakan moneter
melambungkan inflasi, ekonomi mengalami resesi lebih dalam tahun 1973-
1975.
Setelah 1982 harga minyak relative jatuh melalui 1980-an, dengan sebuah
patahan tajam tertentu (particular) pada 1975-1986.

87
Harga minyak mentah per barrel (dollar 1992)
60

50

40

30

20

10

0
1976

1984

1986

1990

1994
1974

1978

1980

1982

1988

1992

1996
Gambar 4. 9 Harga Minyak Riil, 1974-1996

Ada sebuah brief shock harga dalam penggalan kedua 1990, sebagai
suatu hasil dari invasi Irak ke Kuwait. Shock temporer (sementara) menaik
kan sebagian resesi worsening 1990-1991, walaupun resesi dihilangkan
seperti awal Juli sebelum Kuwait terinvasi.

Analisis Harga Bahan

Dalam persamaan harga di atas, biaya labor (dan markup) hanya merupa
kan penentu harga output.
Bahan sedemikian seperti enerji atau copper atau cotton yang dimasukkan
secara eksplisit .
Tapi digunakan seperti input , dan harganya , juga , mempunyai sebuah
dampak pada harga barang akhir.
Membangun harga bahan sampai analisis dengan memodifikasi persa
maan harga meliputi tidak hanya biaya labor dan markup tapi juga harga
material , yang dinyatakan dengan Pm ,

w (1+ z)
P= + Pm
a

Dalam persamaan di atas , suku menyatakan material yang diinginkan per


unit output , dan dari sini Pm adalah komponen biaya unit yang berasal dari
input materi.
Tingkat upah, kembali disebut, meningkat dengan level output.
88
Dari persamaan tersebut diperoleh sebuah kenaikan level harga pada sebuah
w given.
Dengan demikian sebuah kenaikan Pm menggeser kurva AS ke atas, seperti
gambar berikut ;

P
AS
E AS
E
harga
Level

E
AD
0 Y* AD Y
O utput
GAMBAR -10 SHOCK SUPPLY ADVERSE DARI SEBUAH KENAIKAN
DALAM HARGA MINYAK
Gambar 4. 10 Supply Shock Adverse dari sebuah kenaikan Harga Minyak

Alternatifnya, dituliskan persamaan harga relative, atau riil, harga mate


rial yang dinyatakan dengan huruf kecil pm .
Harga relative given :
Pm
pm=
P

Memasukkan ekspresi ini ke persamaan di atas mengaitkan upah dan harga


1+ z w
P=
1 pm a ( ) ; p m <1

Persamaan terakhir ini menunjukkan upah given , tambahan laba, dan pro
duktivitas labor, sebuah kenaikan dalam harga material riil akan
meningkatkan harga yang menjadi sederhana karena menaikkan biayanya.
Karenanya, dampak sebuah perubahan dalam harga material riil, ada
sebuah geseran ke atas dalam skedul AS pad tiap level output, seperti gambar
di atas.

89
Sebuah Supply Adverse

Sebuah supply shock adverse adalah sebuah geseran kurva ke atas.


Gambar di atas menunjukkan dampak dari sebuah shock sedemikian- sebuah
kenaikan dalam harga minyak- mencerminkan sebuah kenaikan dalam pm,
persamaan terakhir .
Kurva AS menggeser ke atas ke AS , dan ekuilibrium ekonomi bergerak dari
E ke E .
Dampak supply shock segera , dengan demikian adalah sebuah kenaikan
dalam level harga dan sebuah pengurangan dalam level output .
Sebuah supply shock adverse adalah kerugian double : menyebabkan harga
lebih tinggi dan output lebih rendah.
Dua point dicatat :
Pertama, geseran shock kurva AS ke atas , karena tiap unit biaya baru output
produksi perusahaan lebih banyak .
Kedua, diasumsikan bahwa supply shock tidak mempengaruhi level output
potensial, Y*.
Sebuah shock mencapai hit :
Dalam gambar di atas , ekonomi bergerak dari E kembali ke E.
Pengangguran pada E menaikkan upah sehingga level harga turun.
Penyesuaian lambat karena upah lambat menyesuaikan .
Penyesuaian terjadi disepanjang kurva AD, upah jatuh hingga E dicapai.
Pada E ekonomi kembali full-employment dengan level harga sama
dengan sebelum shock.
Tetapi tingkat upah nominal lebih rendah dari shock karena pengangguran
dalan meantime membuat upah turun. Dengan demikian upah riil , juag
lebih rendah dan sebelum kejutan : supply shock adverse mengurangi real
balances.

Akomodasi Supply Shock

Kebijakan fiscal dan moneter barely merespon saat pertama shock harga
minyak hit ekonomi pada akhir 1973.
Karena supply shock kemudian menjadi sebuah phenomena baru tidak ada
ekonom , tidak juga pembuat kebijakan mengetahui, apa yang akan mereka
lakukan.

90
BAB V
PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Aggregat Demand dan Output Equilibrium

AD adalah total perkiraan permintaan barang dalam ekonomi. Dibedakan di


antara barang yang diminta untuk konsumsi (C), untuk investasi (I), dengan
pemerintah (G), dan dengan net ekspor (NX), ditentukan dengan

AD=C+I+G+NX ....................... (1)

Output ada pada level equilibrium nya ketika jumlah output yang diproduksi
sama dengan jumlah yang diminta. Dengan demikian suatu ekonomi pada
output equilibrium ketika

Y=AD=C+I+G+NX .................... (2)

Ketika AD-perkiraan orang ingin membeli-tidak sama dengan output, di sini


ada investasi inventory yang tak direncanakan atau disinvestasi, diringkas

IU=Y-AD

IU tambahan yang tak direncanakan untuk inventory. Jika output lebih besar
dari AD, IU>0. Dengan excess akumulasi inventory, perusahaan memotong
produksi hingga output dan AD kembali equilibrium. Sebaliknya, jika output
di bawah AD, investasi dikurangi hingga output kembali.

Fungsi Konsumsi dan Aggregate Demand

Fungsi Konsumsi

Asumsikan permintaan konsumsi meningkat dengan level pendapatan

C=C+ cY , C >0, 0<C<I .......................... (4)

91
A AD=
AD=
Y
AD +cY C C cY
D0
Aggregat

t
demand

45 Y0 Y
GAMBAR -1 FUNGSI
O inkam,output
KONSUMSI DAN AD
Gambar 5. 1 Fungsi Konsumsi dan AD

Variabel C , intercept (perpotongan), melukiskan level konsumsi ketika


pendapatan nol. Setiap dollar naik dalam pendapatan, level konsumsi
meningkat dengan $c. Contoh, jika c adalah 0,90 maka setiap kenaikan
pendapatan $1, konsumsi naik 90 sen. Slope (kemiringan) fungsi konsumsi
adalah c. Sepanjang fungsi konsumsi level konsumsi naik dengan penda
patan.
Koeifisien c, marginal propensity to consume (mpc). Mpc adalah
kenaikan konsumsi per unit kenaikan pendapatan. Mpc lebih kecil dari 1,
yang menyatakan bahwa hasil kenaikan $1 dalam pendapatan, hanya suatu
pecahan, c, yang dibelanjakan untuk konsumsi.

Konsumsi dan Tabungan

Sisa (1-c), jika tidak dibelanjakan, harus ditabung. Pendapatan dibelanjakan


atau ditabung; Persamaan (5) pendapatan yang tidak dibelanjakan pada
konsumsi ditabung:

S =Y C ...................... (5)

Persamaan (5), dengan definisi, tabungan sama dengan pendapatan minus


konsumsi.

92
Funsi konsumsi dalam (4) dengan (5), disebut budget constraint (kendala
anggaran), menyatakan fungsi tabungan. Fungsi tabungan menghubungkan
level tabungan dengan level pendapatan. Substitusi fungsi konsumsi (4) ke
budget constraint (5)

S= Y-C= Y- C -CY= - C + (1-


C)Y....................................... (6)

Tabungan adalah suatu fungsi naik (increasing) dari level pendapatan karena
marginal propensity to save (mps), s = 1-c, positif.
Dengan kata lain, kenaikan tabungan sejalan dengan kenaikan
pendapatan. Contoh, anggap mpc, c, adalah 0,9, berarti 90 sen ke luar dari
setiap extra dollar pendaptan yang dikonsumsi. Maka mps, s adalah 0,10,
berarti tersisa 10sen dari setiap ekstra dollar pendapatan yang disimpan.

Konsumsi, AD, dan Pengeluaran Autonomous


Asumsi:

Investasi, GE, taxes, NX, masing-masing adalah autonomous, yaitu,


ditentukan di luar model dan khususnya diasumsikan bebas dari pendapatan.
Asumsikan investasi = I, government Spending = G, taxes = TA dan net
ekspor = NX.
Konsumsi tergantung pada disposable income, YD = Y = TA seperti dalam
C = C + c(Y-TA). AD adalah jumlah fungsi konsumsi, investasi, GE, dan
net ekspor:

AD = C+I+G+NX
= C + C(Y- TA
) + I +G + NX
= ( C - C + I +G + NX
TA ) + CY

= +CY................................................................... (7)

Fungsi AD (7), seperti dalam Gambar dan (7) menentukan level equilibrium
output dan pendapatan.

Dalam Gambar berikut level pendapatan equilibrium sehingga AD sama


dengan output (yang kembali sama dengan pendapatan). Garis 45, AD = Y,
Dalam Gambar titik pada mana output dan AD sama. Hanya pada E dalam
93
Gambar , dan pada level pendapatan equilibrium yang berhubungan dan
output (YO), AD tepat sama dengan output. Pada level output dan
pendapatan, pengeluaran yang direncanakan tepat sama dengan produksi.
Panah dalam Gambar menunjukkan bagaimana ekonomi mencapai
equilibrium. Pada suatu level pendapatan di bawah YO, perusahaan mencari
bahwa demand melebihi output dan inventory patah (berkurang) ,dan
selanjutnya produksi bertambah.Dengan panah ,proses mengarah ke level
output Y0, pada mana produksi current tepat sama dengan aggregat
pengeluaran yang direncanakan dan perubahan investasi yang tak
direncanakan karenanya sama dengan nol (zero).

AD=
AD E Y AD=I G NX

C C cT cY
+cY

Aggregat
demand

0 45O Y0 Y
Inkam,ou
GAMBAR -2 PENENTUAN PENDAPATAN
DAN OUTPUT EQUILIBRIUM tput
Gambar 5. 2 Penentuan Pendapatan dan Output Ekuilibrium

Rumus Untuk Output Equilibrium

Penentuan output equilibrium Gambar dapat dinyatakan dalam (7) dan


kondisi equilibrium dalam pasar barang, di mana output sama dengan AD:

Y = AD............................................ (8)

Level AD, dikhususkan dalam (7). Substitusi ke (8), diperoleh kondisi


equilibrium:

Y=+CY

94
Di sini diperoleh Y pada dua sisis kondisi equilibrium (D), dengan
mengumpulkan dan menyelesaikan level pendapatan equilibrium dengan
pendapatan dan output, dinyatakan dengan.
YO :
1
YO = .................................... (10)
1c
Gambar menjelaskan pada persamaan (9) posisi Skedul AD dikaraktristik
dengan Slope, c (mpc), dan intercept, (autonomous Spending). Intercept
yang diberikan ,sebuah fungsi AD curam (steeper ) yang diimplikasikan
dengan mpc lebih tinggi - yang diimplikasikan level pendapatan equilibrium
lebih tinggi. Hal yang sama, untuk mpc diberikan, level autonomous
Spending lebih tinggi dalam Gambar , intercept lebih besar- menyatakan
suatu level inkam equilibrium lebih tinggi. Hasil-hasil ini, disarankan dengan
Gambar , mudah diperiksa menggunakan (10), rumus untuk level pendapatan
equilibrium.
Demikian, level output equilibrium lebih tinggi maka lebih besar
mpc,c,dan level autonomous spending,,lebih tinggi.
Persamaan (10) , level output dengan suatu fungsi mpc, dan autonomous
Spending Sering, mengetahui bagaimana suatu perubahan dalam beberapa
komponen autonomous Spending akan merubah output.
Mulai dengan (10), menghubungkan perubahan autonomous Spending
melalui

1
Y = ............................. (11)
1C

Contoh, jika mpc,0,9, maka 1/(1-c) = 0,10, sehingga $1 miliar kenaikan


government Spending meningkatkan output $10 milyar, di sini penerimaan
dari kenaikan pengeluaran pemerintah maningkatkan pengeluaran itu sendiri,
penerimaan dari kenaikan pengeluaran mereka, dan seterusnya. (Dengan
memeriksa penyangga persamaan (11) lebih seksama dalam 9-3) Dapat
dihitung perubahan output tanpa menspesifikasi level output sebelum dan
sesudah perubahan.

Tabungan dan Investasi

95
Di sini ada rumus alternatif yang bermanfaat dari kondisi equilibrium AD
yang sama dengan output. Dalam equilibrium, investasi yang direncanakan
sama dengan tabungan. Kondisi ini ditetapkan hanya pada suatu ekonomi di
mana tidak ada pemerintah dan perdagangan luar negeri.
Untuk memahami hubungan ini, kembali ke Gambar . Jarak vertikal di
antara skedul AD dan konsumsi dalam gambar sama dengan pengeluaran
investasi yang direncanakan, I. Dengan catatan bahwa jarak vertikal di antara
Skedul konsumsi dan pengukuran garis 45 tabungan (S=Y=C) pada tiap
level pendapatan.
Level pendapatan equilibrium diperoleh di mana AD memotong garis 45, di
E. Sejalan dengan itu, pada level pendapatan equilibrium, dan hanya pada
level tersebut, dua jarak vertikal sama. Demikian, pada level pendapatan
equilibrium, tabungan sama (direncanakan) dengan investasi.
Berlawanan dengan itu, di atas level pendapatan equilibrium, Y0,
tabungan (jarak diantara garis 45 dan sskedul konsumsi) melbihi investasi
yang direncanakan, semntara di bawah Y0, investasi yang direncanakan
exceeds tabungan.
Kesamaan di antara tabungan dan investasi dapat dilihat langsung dari
perhitungan pendapatan nasional. Disini pendapatan dibelanjakan (spent)
atau ditabung, Y=C+S. Tanpa pemerintah dan foreign trade, aggregat
demand sama dengan konsumsi plus investasi, Y=C+I. Dikombinasi
C+S=C+I, atau S=I.
Jika pemerintah dan foreign trade dimasukkan dalam analisis, maka
sekarang pendapatan dapat dibelanjakan, ditabung, atau membayar pajak,
sehingga Y=C+S+TA dan aggregat demand complete Y+C+I+G+NX.
Selanjutnya

C+IG+NX=X+S+TA
=S+(TA-G)-NX .......................(12)

Multiplier

Berapa banyak 1$ meningkat autonomous spending yang meningkatkan level


pendapatan equilibrium?
Anggap pertama output meningkat $1 yang menempatkan kenaikan level
autonomous spending. Kenaikan dalam output dan pendapatan akan kembali

96
memberikan kenaikan spending selanjutnya secara induksi (induced)
demikian pula konsumsi meningkat karena level pendapatan akan meningkat.
Berapa banyak dari 1$ awal (inisial) dalam pendapatan akan dibelanjakan
untuk konsumsi? Pengeluaran dari suatu tambahan dollar pendapatan,
adalah suatu pecahan (c) terkonsumsi. Kemudian, asumsikan, produksi naik
berikutnya yang menempatkan induksi pengeluaran (expenditure), yaitu,
output dan pendapatan meningkat dengan 1+c yang akan menaikkan induksi
spending. Apakah proses berakhir?
Tabel 5-1 menampilkan langkah berantai putaran pertama diawali dengan
penawaran (off) suatu kenaikan autonomous spending , . Selanjutnya,
ekspansi produksi yang secara tepat meningkatkan demand. Produksi
terekspansi dengan . Kenaikan produksi meningkatkan suatu kenaikan
yang sama dalam pendapatan, dan selanjutnya, via marginal propensity to
consume, c, meningkatkan putaran kedua dengan induksi expenditure sebesar
c. Asumsikan lagi ekspansi produksi untuk menempatkan dan
meningkatkan pendapatan. Ini menaikkan putaran ketiga spending induksi
sama dengan mpc dikali kenaikan pendapatan, c(c)=c2 dari induksi
pengeluaran yang sama dengan mpc dikali kenaikan, c(c)=c2.
Di sini mpc, c, kurang dari 1, suku c2 kurang dari c, dan karenanya
expenditure induksi dalam putaran tiga lebih kecil dari yang ada dalam
putaran kedua.
Jika dituliskan putaran kenaikan spending berurut-urut, diawali dengan
kenaikan inisial autonomous demand, diperoleh

AD=+C+C2+C3+....... (13)
=(1+C+C2+C3+.....)

Untuk sebuah nilai c < 1, suku berurut-urut dalam deret menjadi lebih
kecil dari urutan awal.
Dari Deret Geometri, persamaan disederhanakan

AD=[ 1/(1c) ] = Y0 ..................


(14)

TABEL 5- 1 Multiplier

97
PUTARAN KENAIKAN KENAIKAN TOTAL KENAIKAN
DEMAND PRODUKSI PENDAPATAN
DALAM PUTARAN DALAM (SEMUA PUTARAN)
PUTARAN

2 c c (1+c)

3 c2 c2 (1+c+c2)

4 c3 c3 (1+c+c2+c3)

. . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . [ 1 /(1-c)]

Dari (14), diperoleh perubahan (delta) kumulatif aggregat spending yang


sama dengan suatu kelipatan (multiple) kenaikan autonomous Spending
-yang dideduksi dari (10). Kelipatan 1/1 c disebut multiplier. Multiplier
adalah perkiraan perubahan output equilibrium saat aoutonomous aggregat
demand naik 1 unit.
Konsep multiplier penting (sufficient) untuk membuat pemahaman baru.
Definisi umum multiplier adalah Y/, output equilibrium berubah ketika
autonomous demand naik 1 unit. Dalam kasus khusus, tidak memasukkan
pemerintah dan foreign trade, didefinisikan multiplier dengan , di mana

1
= .................. (15)
1C

Melihat multiplier dalam (15) menunjukkan bahwa mpc lebih besar, maka
multiplier lebih besar. Sebuah mpc tinggi megimplikasi sebuah pecahan
tambahan dollar pendapatan lebih besar yang akan dikonsumsikan, demikian
menambah aggregat demand, menjadikan kenaikan induksi demand lebih
besar.
Mengapa fokus pada multiplier ? Alasannya mengembangkan surat
penjelasan fluktuasi output.
Multiplier menyarankan bahwa output berubah saat autonomous spending
(termasuk investasi) berubah dan perubahan dalam output dapat lebih besat
dari perubahan dalam auotnomous spending. Multiplier merupakan cara
98
formal untuk melukiskan sebuah pemahaman: Jika ekonomi untuk beberapa
alasan-contoh, kehilangan kepercayaan akan mengurangi investment
spending pengalaman sebuah kejutan (shock) mengurangi pendapatan,
masyarakat yang kehilangan pendapatan akan mengurangi spending, yang
menggiring berikutnya ke pendapatan equilibrium turun. Karenanya
multiplier bagian potensial dari penjelasan mengapa output berfluktuasi.

Multiplier Dalam Gambar

Gambar berikut memberikan sebuah interprestasi grafis dari dam


pak suatu kenaikan autonomous spending pada level pendapatan equilibrium.
Equilibrium inisial ada pada titik E, dengan sebuah level pendapatan Y0.
Sekarang autonomous spending naik dari ke . Ini diwakili dengan
sebuah geseran sejajar (parallel) ke atas skedul AD ke AD. Geseran berarti,
pada tiap level pendapatan , AD lebih besar dengan sebuah perkiraan
-. Aggregat demand sekarang exceeds level inisial output, Y0. Akibatnya,
inventory (persediaan barang) mulai turun. Perusahaan akan menjawab
kenaikan demand dan penurunan persediaan (inventories) dengan ekspansi,
ke level Y. Ini meningkatkan induksi expenditure, menaikkan AD ke level
AG. Saat sama, ekspansi mengurangi gap di antara AD dan output ke jarak
vertikal FG. Gap di antara demand dan output berkurang karena mpc lebih
kecil dari 1.
Demikian, mpc kurang dari satuan, sebuah ekspansi di antara AD dan
output. Dalam Gambar equilibrium baru ditunjukkan dengan E, dan level
korespondensi pendapatan adalah Y0=Y0-Y0.
Magnitude perubahan pendapatan yang diinginkan untuk kembali ke
equilibrium tergantung pada dua faktor. Kenaikan lebih besar dalam
autonomous spending, dilukiskan dalam Gambar dengan geseran sejajar
(parallel) dalam skedul AD, maka lebih besar perubahan pendapatan.
Selanjutnya, lebih besar mpc-yaitu, skedul AD curam-lebih besar perubahan
pendapatan.

99
AD
demand
Aggregat AD AD =
E
=Y
AG G AD=+cY
1
F Q 1 c
A Y 0
+cY
E
Y0 P

0 Y0 Y Y0 Y
GAMBAR -3 DERIVASI Inkam,o
MULTIPLIER utput
Gambar 5. 3 Derivasi Multiplier

5.1 Sektor Pemerintah

Kapanpun ada resesi, orang berharap (expect) dan demand bahwa pe


merintah akan melakukan sesuatu. Apa itu? Pemerintah langsung mem
pengaruhi level pendapatan equilibrium dalam dua cara terpisah.
Pertama, pemerintah membeli barang dan jasa, G, yang adalam komponen
AD.
Kedua, pajak dan transfer mempengaruhi hubungan antara output dan pen
dapatan, Y, dan disposable income-inkan yang dapat dikonsumsi atau
ditabung-yang accrues ke RT, YD.
Disposable income (YD) adalah net inkam yang diperoleh untuk
spending oleh RT mereka menerimanya dan membayar pajak ke pemerintah.
Yaitu inkam plus transfer minus taxes, Y+TR-TA.
Fungsi Konsumsi,

C= C +cYD = C +c(Y+TR-TA) ............................... (4a)

Langkah akhir merupakan spesifikasi kebijakan fiskal. Kebijakan


Pemerintah untuk memperluas level pembelian pemerintah, level transfer dan
struktur pajak. Asumsikan, pemerintah dengan perkiraan, : perkiraan
konstan transfer TR; dan memasukkan sebuah pajak pendapatan propor
tional memungut sebuah pecahan, t, dari pendapatan dalam bentuk pajak:

100
G= TR=TTR TA=Y .......................(16)

Dengan spesifikasi kebijakan fiskal, fungsi konsumsi ditulis kembali, setelah


substitusi dari (16) untuk TR, dan TA dalam persamaan (4a), dengan

C= C +c(Y+ TTR-tY)
= C +cTR+c(1-t)Y .................................(17)

Catatan dalam (17) bahwa pernyataan transfer meningkatkan autonomous


consumption spending dengan mpc ke luar dari disposable income, c, dikali
perkiraan transfer. Berlawanan, dengan pajak pendapatan, lebih kecil
pengeluaran konsumsi pada setiap level pendapatan. Pengurangan meningkat
karena konsumsi RT berhubungan dengan disposable income, dari pada
inkam itu sendiri, dan pajak pendapatan mengurangkan disposable income
relatif terhadap level pendapatan.
Sementara mpc ke luar dari disposable income yang tersisa c, mpc keluar
dari inkam sekarang c(1-t), dimana 1-t pecahan pendapatan yang tinggal
sebelah pajak. Contoh, jika mpc, c=0,8 dan tingkat pajak 0,25, maka mpc
keluar dari pendapatan, c(1-t)=0,6[0,8x(1-0,25].
Gabungan identitas AD dengan (16) dan (17), diperoleh

AD=C+I+G+NX
=[ C +cTTR+c(1-t)Y]+++ NX
=( C +cTTR+++ NX )+c(1-t)Y
=+c(1-t)Y .............................. (18)

Dampak memasukkan pemerintah pada skedul AD ditunjuk Gambar


berikut . Skedul AD baru, ditulis AD dalam gambar, dimulai ke luar lebih
tinggi dari skedul asli (original), AD, tapi mempunyai slope lebih flat.
Intercept lebih besar karena itu sekarang memasukkan, , dan sebagian
konsumsi yang dihasilkan dari transfer payment oleh pemerintah, cTTR .
Slope lebih flat karena RT sekarang telah membayar sebagian dari tiap
dollarnya. Slope pendapatan dalam pajak dan sisanya dengan hanya 1-t dari
dollar tersebut. Demikian (18) menunjukkan, mpc ke luar dari pendapatan
sekarang c(1-t) daripada c.

101
A AD=
AD C I cY NX

Y
Aggreg
D
dema
nd
at


AD ' C I cTR G c1 t Y NX

Inkam,o Y
GAMBAR -4 PEMERINTAHutput
DAN
AGGREGAT DEMAND
Gambar 5. 4 Pemerintah dan Aggregat Demand

Pendapatan Equilibrium

Pemerintah dimasukkan kembali ke kondisi equilibrium pasar barang,


Y =AD, dan menggunakan persamaan (17), kondisi equilibrium ditulis

Y=+c(1-t)Y

Selesaikan untuk Y0, level pedapatan equilibrium, diperoleh

Y[1-c(1-t)]=
1
Y0 = ( C +cTR+)
1C(1t)

Y0= .............................................(19)
1C(1t)

Membandingkan (19) dengan (10), terlihat sektor pemerintah membuat


sebuah perbedaan substansi. Meningkatkan autonomous spending dengan
perkiraan pembelian pemerintah , dan dengan perkiraan induksi spending
net transfer, cTR.
Sebagai tambahan, pernyataan pajak pendapatan membuat multiplier lebih
rendah.

Pajak Pendapatan Dan Multiplier

102
Pajak pendapatan merendahkan multiplier seperti (19). Jika mpc 0,8 dan
taxes nol, multiplier 5 ; dengan mpc sama dan tingkat pajak 0,25, multiplier
1
terpotong setengah, menjadi
[10,8 ( 10,25 ) ]=2,5.
Pajak pendapatan mengurangi multiplier karena mengurangi induksi
kenaikan konsumsi dari perubahan pendapatan. Gambar induksi dari pajak
membawa kurva AD flat dan mengurangi multiplier.

Pajak Pendapatan Sebagai Stabilizer Otomatis

Pajak pendapatan proporsional adalah sebuah contoh penting konsep


automatic stabilizers. Suatu automatic stabilizer merupakan sesuatu
mekanisme dalam perekonomian secara otomatis-yaitu tanpa kasus per kasus
intervensi pemerintah-mengurangi perkiraan dengan mana output berubah
dalam merespon sebuah perubahan dalam autonomous demand.
Sebuah penjelasan dari siklus bisnis adalah bahwa itu disebabkan oleh
geseran dalam autonomous demand, khusunya investasi. Kadangkala, hal itu
memberi alasan, investor optimis dan investasi tinggi-dan juga selanjutnya,
output. Tapi kadangkala pesimis, dan investasi dan output rendah.
Swings dalam demand investasi mempunyai sebuah dampak lebih kecil
pada output ketika automatic Stabilizers sedemikian seperti pajak
pendapatan proporsional ditempatnya yang mengurangi multiplier berada
ditempatnya.
Ini berarti bahwa dalam kenyataan automatic stabilizer diharapkan (expect)
output berfluktuasi kurang dari bila tanpa hadirnya automatic stabilizer
tersebut.
Pajak pendapatan proporsional bukan hanya automatic stabilizer.
Unemployment memperoleh manfaat (benefit) penganggur (unemployed)
terus mengkonsumsi walau mereka tidak bekerja, sehingga TR menigkat ssat
Y jatuh. Ini berarti demand jatuh berkurang ketika seseorang menjadi
penganggur dan menerima benefit dari pada tidak ada benefit. Ini juga,
membuat multiplier semakin kecil dan output lebih stabil. Benefit
pengangguran lebih tinggi dan tingkat pajak pendapatan dalam PD II sebagai
alasan siklus bisnis berfluktuasi menjadi kurang ekstrim sejak 1945 dari
sebelumnya.

Dampak Perubahan Kebijakan Fiskal

103
Pertama lihat sebuah perubahan dalam pembelian pemerintah. Ini
diilustrasikan dalam Gambar berikut , di mana level inisial (awal) penda
patan, Y0 sebuah kenaikan pembelian pemerintah adalah perubahan dalam
autonomous spending; karenanya, kenaikan geseran skedul AD ke atas
dengan sebuah perkiraan yang sama dengan kenaikan pembelian pemerintah.

A
demand
Aggregat

A AD =
D D
+c(1-t)Y
=

Y AD =
+c(1-
t)Y
0 Y0 Y YInkam
GAMBAR -5 DAMPAK KENAIKAN ,outp
PEMBELIAN PEMERINTAH ut
Gambar 5. 5 Dampak Kenaikan Pembelian Pemerintah

Pada level inisial output dan pendapatan demand barang exceeds (melebihi)
output, dan sejalan, perusahaan melakukan ekspansi produksi hingga
equilibrium baru, pada E diperoleh.
Dengan berapa besar pendapatan diperluas ?
Sebut perubahan dalam pendapatan equilibrium sama dengan perubahan AD,
atau

Y0=+c(1-t)Y0

di mana suku selebihnya ( C , TR ,, dan ) konstan dengan


NX
asumsi. Demikian, perubahan equilibrium

1
Y0 = = G ..........(20)
1C(1t)

104
1
G = ,
1c (1t )

adalah multiplier dalam bentuk pajak pendapatan.


Demikian kenaikan $1 dalam pembelian pemerintah mengubah pada
kenaikan pendapatan dalam excess dollar. Dengan mpc, c=0,8 dan tingkat
pajak pendapatan t=0,25, diperoleh multiplier 2,5: $1 kenaikan dalam
pembelian pemerintah meningkatkan pendapatan equilibrium dengan $ 2,50.
Anggap daripada meningkatkan pembelian pemerintah atas barang dan jasa,
G, pemerintah menaikkan transfer payments, . Autonomous
TR
Spending, , akan meningkat, hanya dengan c TR sehingga output
meningkat dengan
G x c TR .Multiplier transfer payments lebih kecil dari government
Spen ding- dengan sebuah faktor c - karena sebagian dari kenaikan
TR
disimpan.

Implikasi (penerapan)

Di sini teori mengembangkan implikasi bahwa perubahan dalam


goverument spending dan taxes mempengaruhi level pendapatan, menekan
kebijakan fiskal yang dapat digunakan dalam menstabilkan perekonomian.
Saat ekonomi resesi, atau pertumbuhan melambat, barangkali pajak akan
dipotong atau spending ditinggikan untuk memperoleh output meningkat.
Ketika perekonomian booming, pajak barangkali dinaikkan atau government
spending dipotong untuk memperoleh penurunan kembali ke full em
ployment. Sebenarnya, kebijakan fiskal digunakan aktiv untuk mencoba
stabilisasi ekonomi, seperti dalam tahun 19, saat administrasi Clinton
membuat Stimulus short-term.

5.5 Anggaran (Budget)

Defisit anggaran pemerintah di AS normal, dan surplus belum insight.


Tapi tidak demikian dalam beberapa negara.
Sejarah terpenting, goverment federal US ran surplus dalam peacetime dan
defisit selama perang. Hanya 25 tahun akhir peacetime defisit menjadi
standard di US. Sebuah contoh negara dimana anggaran menjadi surplus di

105
Singapore, dimana dalam tahun 1933 ran suatu surplus anggaran secara
approksimasi 1,5 persen GDP.
Defisit anggaran pada mana di media dan politikus berfokus adalah
defisit anggaran federal, dimana dalam 1995 menjadi $161 milyar, atau kira-
kira 2 persen GDP.
Pemerintah dalam perhitungan pendapatan nasional dari semua level
pemerintah negara, kota, kabupaten. Pemerintah kota dan kabupaten (lokal)
cenderung berjalan sedikit (kurang dari 1 persen GDP) surplus dalam masa
masa resesi. Dalam 1995, kota dan lokal surplus menjadi $95 milyar, kira
kira 1,3 persen GDP.
Mengapa berpusat pada defisit anggaran?
Kekuatirannya adalah bahwa pinjaman pemerintah membuat kesukaran bagi
perusahaan swasta meminjam dan investasi, demikian melambatkan partum
buhan ekonomi.
Konsep penting pertama budget surplus, dinyatakan dengan BS.
BS adalah excess penerimaan pemerintah, pajak terhadap pengeluaran total,
terdiri dari pembelian barang dan jasa dan transfer payments:

BS=TA-- ...................(22)
TR

BS negatif, sebuah excess pengeluaran atas penerimaan, adalah budget


defisit.
Substitusi pajak pendapatan proporsional ke (22), diperoleh yang
menghasilkan perekonomian

TA=tY
BS=tY-- ............................(22a)
TR

Gambar berikut memplot BS sebagai sebuah fungsi level pendapatan untuk,


, TR , dan tingkat pajak pendapatan t, given. Pada level pendapatan
rendah, budget ada dalam defisit (surplus negatif) karena government
spending,
+ TR , excess pungutan pajak pendapatan. Pada level pendapatan
tinggi, ber lawanan, budget sebuah surplus, pungutan pajak pendapatan
excess pengeluaran dalam bentuk pembelian pemerintah dan transfer.
Gambar menunjukkan budget deficit tergantung tidak hanya pada pikiran
kebijakan pemerintah, dicerminkan dalam tingkat pajak (t), pembelian (
), dan transfer ( TR ), tapi hal lain juga menggeser level pen
106
dapatan. Contoh anggap ada kenaikan demand investasi yang meningkatkan
level output. Defisit anggaran akan jatuh atau surplus akan meningkatkan
karena penerimaan pajak meningkat. Tapi pemerintah tidak akan melakukan
apapun untuk perubahan defisit.
Tidak mengejutkan defisit anggaran ada dalam resesi, periode ketika
penerimaan pemrintah rendah. Dan dalam prakteknya, transfer payments,
lewat benefit unemployment, juga menigkatkan selama resesi, dengan
mengambil TR sebagai autonomous dalam model.

BS BS tY G TR
SURPLUS
BUDGET

0 Y
INKAM,OUT

G TR PUT

GAMBAR 6 SURPLUS
ANGGARAN
Gambar 5. 6 Surplus Anggaran

Dampak Pembelian Pemerintah Dan Perubahhan Pajak Pada BS

Kebijakan Fiskal Mempengaruhi Anggaran

Dalam praktikuler, dari (22) kenaikan pembelian pemerintah mencerminkan


pengurangan surplus atau kenaikan defisit. Selanjutnya kenaikan pembelian
pemerintah akan menyebabkan kenaikan (kelipatan) dalam pendapatan, dan
selanjutnya kenaikan pungutan pajak pendapatan. Kenaikan ini kemungkinan
penting bahwa pungutan pajak (tax collection) boleh naik lebih dari pem
belian pemerintah.
Ringkasan perhitungan menunjukkan teka-teki pertama betul: Kenaikan
pembelian pemerintah mengurangi surplus anggaran. Dari (20) perubahan

107
dalam pendapatan dual kenaikan pembelian pemerintah yang sama dengan
Y0 = G G. Sebuah pecahan dari kenaikan pendapatan adalah pungutan
dalam bentuk pajak, sehingga penerimaan (revenue) meningkat dengan
t G G.
Perubahan dalam BS, menggunakan (21) dan mensubstitusi G, karenanya

BS = TA -
= t G -

=
[ t
1c(1t) ]
1 G

( 1c ) (1t)
=
1c (1t)
(23)

yang merupakan unambigu negatif.


Selanjutnya, dapat kita tunjukkan bahwa sebuah kenaikkan dalam
pembelian pemerintah akan mengurangi BS, walaupun dalam model ini
dengan pemandangan kurang dari kenaikkan dalam pembelian. Contoh,
untuk c=0,8 dan t=0,25, kenaikan $1 dalam pembelian pemerintah
menciptakan pengurangan BS sebesar $ 0,375.
Dengan jalan yang sama, pandang dampak kenaikan tingkat pajak pada
BS. Kenaikan tingkat pajak mengurangi level pendapatan. Dengan demikian
boleh diperoleh bahwa kenaikan tingkat pajak, dengan menjaga level
governnent spending konstan, dapat mengurangi BS. Faktanya, kenaikan
tingkat pajak meningkatkan BS, melukiskan pengurangan pendapatan yang
menyebabkan sinyal lain yang penting di sini dikenal sebagai balanced
budget multiplier.
Anggap spending pemerintah dan pajak meningkat dengan perkiraan sama
dengan demikian dalam equilibrium baru BS tak berubah. Dengan beberapa
besar output akan meningkat? Jawabnya multiplier sama dengan 1- output
naik dengan kenaikan government spending dan no more.

5.6 Full-Employment BS

Kenaikan pajak menambahkan surplus dan kenaikan pengeluaran


pemerintah mengurangi BS kenaikan pajak mengurangi level pendapatan;
kenikan pembelian pemerintah dan transfer, menaikkan level pendapatan.
Demikian BS suatu sesuai yang diinginkan, pengukuran sederhana dari
108
dampak kebijakan fiskal pada ekonomi. Contoh, saat budget defisit,
kebijakan fiskal expansionary, cenderung meningkatkan GDP. Namun BS
sendiri tampil dari defect serius sebagai pengukur langsung kebijakan fiskal.
Defect adalah surplus yang dapat berubah karena perubahan dalam
autonomous private spending-seperti Gambar 5-5.
Demikian, kenaikan defisit anggaran tidak necessary berarti pemerintah telah
merubah kebijakan dalam mencoba meningkatkan level pendapatan.
Sering diinginkan mengukur kebijakan fiskal yang digunakan untuk
mempengaruhi level pendapatan, diinginkan beberapa ukuran kebijakan yang
bebas (independent) dari posisi tertentu (partikulan) dari siklus bisnis-boom
atau resesi-dimana ditemukan sendiri. Seperti ukuran yang dilengkapi dengan
ful-employment BS, yang dinyatakan dengan BS* full-employment BS
mengukur BS pada level pendapatan ful-employment atau pada output
potensial menggunakan Y* untuk level pendaptan full-employment, ditulis

BS*= tY* ....................(24)


TR

Ada nama lain untuk full-employment surplus. Di antaranya ada cyclically


adjusted surplus (atau defisit), the high employment surplus, standardized
employment surplus, dan structural surplus. Di sini ada nama-nama baru
yang semuanya menunjuk pada konsep sama dengan full-employment
surplus, penerapannya (implikasi) dengan level tunggal dari output full-
employment di mana ekonomi belum mempunyai pencapaian. Di sini
diberikan alasan , sehingga konsep ,melulu hanya suatu pengukuran yang
diinginkan (convenient) yang fixes dengan sebuah level given dari
employment sebagai titik rujukan.
Selisih antara anggaran aktual dan full-employments, kurangkan BS
aktual dalam (22a) dari BS full-employment dalam (24) diperoleh

BS* BS = t(Y* Y) ............(25)

Hanya selisih ini meningkat dari pungutan pajak pendapatan. Khususnya jika
output di bawah full employment, surplus full-employment exceeds surplus
aktual. Sebaliknya, jika output akutual exceeds output full-employment (atau
potensial), maka surplus full-employment kurang dari surplus aktual. Selisih
antara anggaran aktual dan full-employment adalah komponen cyclical dan
anggaran. Dalam sebuah resesi komponen siklikal cenderung menunjukkan
defisit dan dalam sebuah boom boleh menjadi sebuah surplus.

109
Gambar defisit anggaran full-employment. Masyrakat terfokus pada
defisit bulanan pada 1980-an. Bagi banyak ekonomi, perilaku defisit selama
tahun 1982 dan 1983 unemployment tinggi dan khususnya tidak worisome.
Anggaran aktual biasanya dalam defisit selama resesi. Tapi geseran ke arah
5

3
Persen GDP

0
1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990 1995
-1

-2
Gambar 5. 7 Defisit Anggaran Aktual dan Full-employment

defisit dari anggaran full-employment dipandang sebagai sebuah soal berbeda


yang dimasukkan.
Dua peringatan :
Pertama, tidak ada kepastian tentang level output full employment yang
betul. Asumsi beragam dengan level unemployment yang berkorespondeksi
dengan full-employment yang mungkin. Asumsi yang biasa sekarang, bahwa
paham full-employment suatu tingkat unemployment kira-kira 5 sampai 5,5
persen, walau ketika tingkat unemployment aktual menjadi lebih tinggi, ada
estimasi setinggi 7 persen. Estimasi defisit atau surplus full-employment akan
dibedakan tergantung asumsi yang dibuat dengan ekonomi pada full-
employment.
Kedua, surplus employment tinggi bukan ukuran sempurna dari benarnya
kebijakan fiskal. Ada beberapa alasa: Sebuah perubahan spending dengan
menyerahkan kenaikan pajak, meninggalkan defisit tak berubah, yang
meningkatkan pendapatan; ekspektasi perubahan kebijakan fiskal ke depan
dapat mempengaruhi pendapatan current; dan secara umum, karena
kebijakan fiskal berisi penetapan sejumlah variabel-tingkat pajak, transfer,
dan pembelian pemerintah- melukis kebijakan fiskal sempurna dengan
sebuah angka tunggal. Tapi surplus employment-tinggi adalah nevertheless
suatu pedoman berguna untuk arah kebijakan fiskal.

110
BAB VI
UANG , BUNGA DAN PENDAPATAN

Uang memainkan sebuah peranan sentral dalam penentuan pendapatan


dan pekerjaan. Tingkat bunga merupakan sebuah penentu signifikan dari
belanja aggregate, dan tingkat bunga, adalah lembaga pertama untuk
menjadikan blamed ketika perekonomian mengalami kesalahan.
Bagaimanapun, stok uang , tingkat bunga dan bank sentral tidak hadir
dalam model penentuan pendapatan.
Gambar 6. 1

Gambar di atas menunjukkan tingkat bunga pada T-bill yang melukiskan


pembayaran yang diterima oleh seseorang yang meminjamkan ke pemerintah
AS. Sebuah tingkat bunga 5% berarti bahwa sesorang yang meminjamkan
$100 menunjukkan bahwa tingkat bunga tipikal , tapi tidak selalu, tinggi
sebelum sebuah resesi, turun selama resesi, naik selama recovery .
Gambar berikut menunjukkan pertumbuhan uang dan pertumbuhan output .
Di sini ada sebuah kekuatan , tapi tidak mutlak, terkait antara pertumbuhan
uang, dan pertumbuhan output.

111
Model yang akan dikenalkan, model IS-LM, sebagai inti makroekonomi
short-run.
Sekarang ditambahkan tingkat bunga sebagai sebuah penentu investasi
dan karenya AD. Apa yang menjadi penentu tingkat bunga. Model mema
sukkan pasar uang . Tingkat bunga dan pendapatan bersama-sama diten
tukan dengan equilibrium dalam pasar barang dan uang.

20

15

10

5
Persen

0
60 63 65 68 70 73 75 78 80 83 85 88 90 93 95
-519 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19

-10

-15
Gambar 6. 2 Pertumbuhan GDP dan Uang Riil

Dengan asumsi level harga tidak merespon ketika AD bergeser.


Pemahaman pasar uang dan tingkat bunga penting :
1. Kebijakan moneter bekerja melalui pasar uang mempengaruhi
output dan pekerja
2. Gambar berikut menampilkan struktur model logis. Perhatikan label
pasar uang. Menambah pasar asset, melengkapi analisis dampak
kebijakan fiscal, dan kebijakan moneter . Contoh, sebuah kebijakan
fiscal ekspansioner secara umum meningkatkan tingkat bunga ,
karenanya dampening dampak ekspansioner nya. Di bawah kondisi
tertentu , kenaikan tingkat bunga mungkin cukup untuk menawar
kan secara penuh dampak ekspansioner kebijakan fiscal.
3. Perubahan tingkat bunga mempunyai sebuah dampak penting.
Gabungan AD antara investasi dan belanja konsumsi tergantung
pada tingkat bunga. Tingkat bunga lebih tinggi dampen AD utama
nya mengurangi investasi.
Demikian sebuah kebijakan fiscal cenderung meningkatkan konsum
si melalui multiplier tetapi cenderung mengurangi investasi karena
112
nya meningkatkan tingkat bunga. Karena tingkat investasi
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dampak ekspansi fiscal di
sisi ini adalah sebuah issue sensitive dan penting dalam membuat
kebijakan.

dan jasa.

dengan
barang dan
interaksi di

pendapatan
bersamaan
Model IS-LM menetapkan

Belanja,tingkat bunga,dan

equilibrium dalam pasar


antara pasar barang

ditentukan

asset.

GAMBAR -3 STRUKTUR
MODEL IS-LM
Gambar 6. 3 Struktur Model IS-LM

6.1 Pasar Barang dan Kurva IS

Menurunkan sebuah skedul ekuilibrium pasar barang , kurva IS .


Kurva IS (skedul) menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan level output
sedemikian sehingga belanja yang direncanakan sama dengan pendapatan.
Kurva IS diturunkan dalam 2 langkah :
Pertama, dinyatakan mengapa investasi tergantung pada tingkat bunga ,

113
kedua, potongkan (sisipkan) fungsi demand investasi dalam kesamaan AD-
mencari kombinasi pendapatan dan tingkat bunga yang menjaga pasar
barang dalam ekuilibrium.

Skedul Demand Investasi

Sampai kini, belanja investasi (I) diberlakukan sebagai elemen (entirely)


eksogen beberapa bilangan seperti $1000 milyar, ditentukan bersama di
luar model penentuan pendapatan.
Sekarang dibuat model makro lebih lengkap dengan mengenalkan tingkat
bunga sebagai bagian dari model, belanja investasi, menjadi endogen.
Tingkat investasi yang direncanakan atau diinginkan lebih rendah dengan
tingkat bunga lebih tinggi.
Alasan sederhana.
Investasi adalah belanja pada penambahan model perusahaan, seperti mesin
dan bangunan. Secara tipikal perusahaan meminjam untuk membeli barang
investasi. Tingkat bunga lebih tinggi untuk peminjaman, merendahkan laba
sehingga perusahaan dapat berharap melakukan peminjaman untuk membeli
mesin baru atau bangunan, dan selanjutnya mengurangi keinginan mereka
untuk meminjam dan investasi. Dan sebaliknya.

Investasi dan Tingkat Bunga

Sebuah fungsi belanja investasi berbentuk

I = I bi ;b>0 (1)

i adalah tingkat bunga dan koeifisien b mengukur responsiveness belanja


investasi terhadap tingkat bunga .
I menyatakan belanja investasi autonomous , yaitu , belaja investasi
yang bebas dari pendapatan dan tingkat bunga . Persamaan (1) menyatakan
tingkat bunga lebih rendah, sama dengan investasi direncanakan lebih
tinggi. Jika b besar, kenaikan relative kecil dalam tingkat bunga menu
runkan belanja investasi yang besar.

114
i

bunga
Tingk
at

I
0 Belanja investasi
GAMBAR -4 SKEDUL
yang direncanakan
INVESATASI

Gambar 6. 4 Skedul Investasi

Gambar di atas , skedul investasi persamaan (1) , menunjukkan untuk setiap


level tingkat bunga adalah perkiraan di mana perusahaan merencanakan
belanja investasi . Skedul berslope negative mencerminkan asumsi bahwa
sebuah pengurangan tingkat bunga meningkatkan laba dengan penambah
an stok modal dan karenanya mengarah pada sebuah tingkat belanja
investasi direncanakan menjadi besar.
Pada skedul investasi ditentukan dengan slope koeifisien b dalam
persamaan (1) dan dengan level belanja investasi autonomous, I .
Jika investasi merespon tinggi terhadap tingkat bunga, maka sebuah patah
an kecil dalam tingkat bunga akan mengarah ke sebuah kenaikan besar
investasi, sehingga skedulnya hampir flat. Sebaliknya, mendekati vertical.
Perubahan dalam I , menggeser skedul investasi . Sebuah kenaikan
I berarti bahwa pada tiap level tingkat bunga, perusahaan
merencanakan investasi pada tingkat lebih tinggi. Dengan sebuah geseran ke
kanan skedul investasi.

Tingkat Investasi dan AD : Kurva IS

Modifikasi fungsi AD untuk mencerminkan skedul belanja investasi


direncanakan . AD masih berisi demand konsumsi , investasi, belanja pe
merintah atas barang dan jasa, ekspor bersih, hanya sekarang investasi
tergantung tingkat bunga, diperoleh :

AD =C+ I +G+ NX

115
c ( 1t ) Y ] + ( I bi ) + G+ NX
[ c TR+

A +c ( 1t ) Y bi (2)

di mana I + G+ NX
A=c TR+ (3)

Dari (2) , sebuah kenaikan dalam tingkat bunga mengurangi AD untuk level
pendapatan given karena tingkat bunga lebih tinggi mengurangi belanja
investasi. Catatan A , bagian AD tak dipengaruhi level pendapatan dan
tingkat bunga, dengan memasukkan , I , yang bebas tingkat bunga
dan
pendapatan .
Pada sembarang level tingkat bunga given.
Dengan perubahan tingkat bunga , bagaimanapun level pendapatan equi
librium berubah.
Menurunkan kurva IS menggunakan gambar berikut.

116
AD Y=A
A cY bi2

E2 D
A bi2 A cY bi1
Aggregat

E1
demand

A bi1
(
Y1 Y2 Income,oa
utput )
i
Aggregat
demand

i1 E1
Tingkat
bunga

i2 E2 (
IS b
Y1 Y2 Income,o
)
GAMBAR -5 utput
DERIVASI KURVA IS

Gambar 6. 5 Derivasi Kurva IS

Untuk sebuah level tingkat bunga given , i, suku akhir persamaan (2) , (bi1)
sebuah konstanta, dalam gambar di atas diperoleh Abi dengan
menggam barkan fungsi AD, level pendapatan ekuilibrium diperoleh Y1
pada titik E1.
Di sini level pendapatan ekuilibrium diturunkan untuk sebuah level
tingkat bunga given (i1) , memplot pasangan (i1,Y1) dip anal bawah , E1.
Ini memberi sebuah titik E1 pada kurva IS yaitu, sebuah kombinasi tingkat
bunga dan pendapatan yang membersihkan pasar barang.
Jika tingkat bunga lebih rendah, i2 , belanja investasi lebih tinggi saat
tingkat bunga jatuh.
Dalam suku-suku pada gambar di atas , mengimplikasikan sebuah geseran ke
atas skedul AD. Kenaikan AD given, ekuilibrium bergeser ke E2 , dengan
level pendapatan Y2 . Pada E2 dalam panel bawah , tingkat bunga, i2 ,
mengimplikasikan level pendapatan ekuilibrium Y2 ekuilibrium dalam

117
pasar barang berada pada pasar bersih (clears) . Titik E2 adalah titik lain di
kurva IS.
Prosedur yang sama level (conceivable) dari tingkat bunga dan karena
nya membangkitkan titik-titik yang membentuk kurva IS .
Dengan sifat (properties) kombinasi tingkat bunga dan pendapatan (out
put) di mana pasar barang clear kurva IS disebut skedul pasar barang
ekuilibrium.
Gambar di atas menunjukkan kurva IS berslope negative, mencerminkan
kenaikan AD dengan pengurangan tingkat bunga.
Menderivasi kurva IS menggunakan kondisi pasar barang , di mana pen
dapatan sama dengan belanja direncanakan, atau :

Y = AD= A+ c ( 1t ) Y bi (4)

disederhanakan,
1
Y = G ( Abi ) ; G=
1c ( 1t )
(5)

di mana G multiplier .
Dari (5) tingkat bunga lebih tinggi menyatakan level pendapatan ekuili
brium lebih rendah untuk sebuah A given , seperti gambar .
Bangun kurva IS sama sekali straightforward dan dapat menjadi seder
hana deceptively . Diperoleh dari kurva IS beberapa hal berikut :
Penentu slope IS
Posisi kurva IS, slope given, setelah bergeser

Slope IS

Steepness kurva tergantung pada perubahan belanja investasi dalam


tingkat bunga dan multiplier , G .
Anggap belanja investasi sensitive terhadap tingkat bunga , dan juga b
besar. Dalam suku-suku pada gambar , sebuah perubahan tingkat bunga
given menghasilkan sebuah perubahan besar AD dan bergeser ke atas dengan
perkiraan besar. Ini berkorespondensi dalam level pandapatan ekuilibrium.

118
Jika sebuah interest rate given menghasilkan perubahan besar pendapatan,
kurva IS sangat flat. Ini kasus investasi sangat sensitive terhadap tingkat
bunga, yaitu, b besar. Sebaliknya kurva IS relative steep.

Peranan Multiplier

Dalam gambar berikut menunjukkan kurva AD berkorespondensi dengan


multiplier berbeda.
A c 'Y bi2

Y=AD
A c 'Y bi1

A cY bi2
Aggregat
demand

A cY bi1

-
(a
b Y1 Y ) Y Income,
i output
2 2
Tingkat

i1
bunga

(b
i2 )
IS
ISIncome,
Y1 Y1Y2 Y2
output
GAMBAR -6 DAMPAK MULTIPLIER PADA
SLOPE KURVA IS
Gambar 6. 6 Dampak Multiplier pada Slope Kurva IS

Koeifisien c pada AD lebih kecil dari c yang berkorespondensi AD putus-


putus .
Level pendapatan awal, Y1 dan Y1 , berkorespondensi dengan tingkat
bunga i1 di panel bawah.
Sebuah penurunan tingkat bunga given , ke i2, menaikkan intercept
kurva AD dengan jarak vertical sama, seperti panel atas.
Perubahan dalam pendapatan yang terimplikasi berbeda. Pada kurva putus-
putus , pendapatan meningkat ke Y2 . Perubahan ini berkorespondensi
dengan perubahan tingkat bunga given lebih besar dengan AD steeper; yaitu
119
, multiplier lebih besar , kenaikan pendapatan lebih besar. Seperti dalam
panel bawah , multiplier lebih besar, IS lebih flat.
Ekivalen, multiplier lebih besar, perubahan pendapatan lebih besar dengan
perubahan tingkat bunga given.
Sensitivitas belanja investasi lebih kecil terhadap tingkat bunga dan
lebih kecil multiplier , kurva IS steeper .
Pada persamaan (5) tingkat bunga sebagai fungsi level pendapatan :

A Y
i= (5a)
b G b
Perubahan dalam Y given, yang diasosiasikan dalam perubahan i menjadi
lebih besar dengan b lebih kecil G lebih kecil.
Slope kurva IS given tergantung multiplier , kebijakan fiscal mempengaruhi
slope. Multiplier , G , dipengaruhi tingkat pajak . Kenaikan tingkat
pajak mengurangi multiplier. Tingkat pajak lebih tinggi , kurva IS steeper.

Posisi Kurva IS

Gambar berikut menunjukkan kurva IS berbeda.

A Y=A A cY bi
'

E D 1
Aggreg

deman

AD
A cY bi1
E 2
at

A

d

Y= (
Y1G
1 Y2 Y

Incom a
i e,outp )
i E1 E2ut
Tingkat
bunga

1 IY= G(
Y1 Y2 SY Incob
I
GAMBAR -7 SSEBUAH GESERAN DALAM
S me,o) KURVA IS
DISEBABKAN PERUBAHAN AUTONOMOUS SPENDING
utput
120
Gambar 6. 7 Sebuah Geseran dalam Kurva IS disebabkan Perubahan Autono
mous Spending

Penyebab kurva IS bergeser ke IS karena adanya kenaikan level belanja


autonomous.
Dalam panel atas kurva AD awal digambar untuk level belanja
autonomous A dan sebuah tingkat bunga i1 . Kurva AD awal
berkorespon densi dengan E1 pada kurva IS dalam panel bawah.
'
Pada tingkat bunga sama , level belanja autonomous naik ke A ,
mengha silkan peningkatan level pendapatan ekuilibrium dengan tingkat
bunga i1 .
Titik E2 dalam panel atas pada skedul ekuilibrium pasar barang baru, IS .
Di sini E1 sembarang titik pada IS awal, dan dapat dipilih untuk semua level
tingkat bunga yang menciptakan kurva IS baru.
Kenaikan belanja autonomous menggeser IS ke luar, ke kanan.
Besar geseran kurva :
perubahan dalam pendapatan dikarenakan perubahan belanja autonomous
terlihat pada panel atas menjadi multiplier dikali perubahan dalam belanja
autonomous .Kurva IS bergeser horisontal dengan jarak sama dengan mul
tiplier dikali perubahan dalam belanja autonomous , seperti panel bawah.
Dari (3), belanja autonomous adalah

I + G+ NX
A c TR+

Sebuah kenaikan dalam pembelian pemerintah atau pembayaran transfer


menggeser IS ke luar, ke kanan, tergantung ukuran multiplier . Penurunan
transfer payments atau dalam government purchase menggeser kurva IS ke
kiri .

6.2 Pasar Uang dan Kurva LM

Kurva LM (skedul) menunjukkan kombinasi tingkat bunga dan level


output sehingga demand uang sama dengan supply uang . Kurva LM dideri
vasi dengan 2 langkah :
pertama, menyatakan demand uang tergantung tingkat bunga dan penda
patan , orang peduli dengan daya beli (purchasing power) uang , demand
uang adalah sebuah teori demand riil yang lebih baik dari demand nominal.

121
Kedua, demand uang sama dengan supply uang yang ditetapkan BI (bank
Indonesia) dan menyatukan kombinasi pendapatan dan tingkat bunga
untuk menjaga ekuilibrium pasar uang.

Demand Uang

Demand real balances :


demand uang adalah sebuah demand untuk real balances karena orang
memegang uang untuk pembelian. Untuk level harga lebih tinggi , akan lebih
banyak nominal balances yang dipegang untuk barang given.
Demand real balances tergantung pada level pendapatan riil dan ting
kat bunga . Karena idividu tergantung pada pendapatan.
Demand Uang tergantung pada biaya memegang uang.
Biaya memegang uang adalah bunga yang hilang memegang uang lebih
banyak daripada memegang asset lain.
Tingkat bunga lebih tinggi , akan membuat biaya lebih mahal untuk
memegang uang, dan mengurangi cash (uang tunai) yang dipegang pada tiap
level pendapatan . Dengan demikian individu akan mentransfer uang nya ke
obligasi .
Jika tingkat bunga 1% , benefit (manfaat) yang diperoleh memegang obli
gasi lebih sedikit.
Saat tingkat bunga 10%, akan mengurangi jumlah uang yang dipegang
untuk transaksi day-to-day .
Maka, demand real balances meningkat level pendapatan riil dan berkurang
dengan kenaikan tingkat bunga.
Demand real balances, dinyatakan dengan L, diekspresikan :

L=kY hi , k,h > 0 (6)

Parameter k dan h mencerminkan sensitivitas demand real balances masing-


masing terhadap level pendapatan dan tingkat bunga .
Kenaikan pendapatan riil $5 meningkatkan demand uang dengan $5k riil .
Sebuah kenaikan tingkat bunga 1 titik persentase mengurangi uang riil
sebesar $h riil.
Fungsi demand real balances, (6) , untuk sebuah level pendapatan given
, jumlah demand adalah sebuah fungsi menurun (decreasing) dari tingkat
bunga .
Kurva demand dalam gambar berikut untuk sebuah level pendapatan Y1 ,
level pendapatan lebih tinggi, demand real balances lebih besar, kurva
122
demand ke kanan . Kurva demand untuk sebuah level pendapatan riil lebih
tinggi. ,
Tingkat
bunga

kY

L1 L2
0=kY1 =kY2 L
Permintaan
-bi -8 DEMANDuang
GAMBAR REAL BALANCES SEBAGAI SEBUAH
FUNGSI TINGKAT BUNGA RIL DAN-bi
PENDAPATAN
Gambar 6. 8 Demand RealBalances sebagai sebuah Fungsi Tingkat Bunga Riil dan
Pendapatan

Supply Uang , Ekuilibrium Pasar Uang, dan Kurva LM

Penentuan supply uang :


jumlah uang nominal , M, dikendalikan Bank Indonesia.
Jika jumlah uang nominal given pada level M . Asumsikan level harga
kons tan pada level P , sehingga supply uang riil pada level M / P .

123
i
LM
i2 E2
Interest
rate

i1 (a)
E1
0 Y1 Y2 Y
Income,o
i utput
Interest

i2 E2
rate

L2
i1 M
E1 (b)
P
0 Real L1
GAMBARba
-1la ncRI
0 DE L
esVASI
KURVA LM
Gambar 6. 9 Derivasi Kurva LM

Gambar di atas , adalah kombinasi tingkat bunga dan level pendapatan se


hingga demand real balances tepat dengan supply yang diperoleh.
Diawali dengan level pendapatan , Y1 , berkorespondensi dengan kurva
demand real balances , L1 , seperti dalam panel bawah , seperti gambar
sebelumnya sebuah fungsi menurun tingkat bunga.
Dengan menghadirkan supply real balances , M / P , garis vertical,
given,
dengan demikian bebas dari tingkat bunga.
Pada tingkat i1 , demand real balances sama dengan supply real balances .

124
Karenanya, E1 , sebuah ekuilibrium pasar uang, panel atas pada skedul kurva
LM.
Dampak kenaikan Y2 , level pendapatan lebih tinggi menyebabkan demand
real balances lebih tinggi pada tiap level tingkat bunga, panel bawah, sehing
ga kurva demand real balances bergeser naik, ke kanan, ke L2 .
Tingkat bunga naik ke i2 menjaga ekuilibrium pasar uang , dan dicapai ekui
librium baru , E2 . Dengan cara sama diperoleh skedul LM.
Skedul LM, atau skedul ekuilibrium pasar barang - disepanjang skedul
LM, pasar uang dalam ekuilibrium.
Lurva Lm berslope positif. Kenaikan tingkat bunga mengurangi demand
real balances.
Untuk menjaga demand real balances sma dengan supply real balances
fixed , level pendapatan meningkat.
Ekuilibrium pasar barang mengimplikasikan kenaikan tingkat bunga
accompanied kenaikan level pendapatan .
Kurva LM diperoleh dengan kombinasi kurva demand real balances ,
supply real balances fixed . Pasar uang menuju ekuilibrium , demand sama
dengan supply, atau

M / P=kY hi (7)

1
atau i= ( kY M / P ) (7a)
h

ini adalah kurva LM.

Slope Kurva LM

Responsiveness ( sensitivitas) lebih besar dari demand uang terhadap


pendapatan , diukur dengan k, dan lebih rendah terhadap tingkat bunga , h,
mebuat kurva LM steeper.
Sebuah perubahan pendapatan given , Y, mempunyai sebuah dampak lebih
besar pada tingkat bunga i, k lebih besar, dan h lebih kecil . Jika demand
uang tidak sensitive terhadap tingkat bunga , dan h tertutup menuju nol,
kurva LM vertikal.
Jika sangat sensitive sebaliknya.
Sebuah perubahan kecil tingkat bunga accompainied dengan sebuah
perubahan besar level pendapatan untuk menjaga ekuilibrium.

125
Posisi Kurva LM

Supply uang riil dijaga konstan sepanjang LM.


Sebuah perubahan supply uang riil menggeser LM.

i L L i
i1 E M M i1 E

Tingkat
bunga
1
1
E
Tingkat
bunga

i2 i2
E 2
L1
2
( (
M
Incoma Y b
'
M
L
P
0 Y 0 Real P

e,outp) KENAIKAN SUPLAI


GAMBAR -10 SEBUAH )
balan
UANG
ut
MENGGESER KURVA LM KE KANAN ces
Gambar 6. 10 Sebuah Kenaikan Supply Menggeser Kurva LM ke kanan

Gambar di atas menunjukkan dampak kenaikan supply uang riil.


Panel kanan menunjukkan demand real money balances untuk level penda
patan Y1 . Dengan supply uang riil, M / P , ekuilirium pada E1, dengan
ting kat bunga i . Titik berkorespondensi pada skedul LM, E1.
Sekarang supply uang riil naik ke M ' / P , melukiskan geseran kanan
dari skedul supply uang.
Untuk mengembalikan ekuilibrium pasar uang pada level pendapatanY1,
tingkat bunga akan patah ke i2 . Ekuilibrium baru pada E2 , panel kiri, LM
geser kanan , ke bawah , ke LM . Tiap level pendapatan, tingkat bunga
ekuilibrium lebih rendah to induce orang memegang jumlah riil lebih
banyak.
Pada tiap level tingkat bunga maka level pendapatan lebih besar
menaikkan transaksi demand uang dan renanya absorb supply uang riil
lebih tinggi.

Ekuilibrium Pasar Barang dan Uang

126
Skedul IS dan LM meringkas kondisi untuk memenuhi pasar barang dan
pasar uang menuju ekuilibrium.
Untuk ekuilibrium simultan , tingkat bunga dan level pendapatan ada da
lam ekuilibrium . Kondisi dipenuhi pada titik E dalam gambar berikut.

i L
M
i0 E
Interest
rate

IS
0 Y0
Income,o Y
utput
GAMBAR -11 EQUILIBRIUM PASAR BARANG DAN
UANG
Gambar 6. 11 Equilibrium Pasar Barang dan Uang

Tingkat bunga ekuilibrium , i0 dan level pendapatan , Y0 , given variabel


eksogen , dalam , supply uang riil dan kebijakan fiskal.
Pada titik E, pasar barang dan uang dalam ekuilibrium.
Asumsi mayor adalah level harga konstan dan perusahaan ingin mensupply
berapun perkiraan output diminta pada level harga tersebut.
Diasumsikan level output Y0 dalam gambar di atas adalah supply yang
diinginkan perusahaan pada level harga P .
Ini berkorespondensi dengan asumsi kurva AS short-run flat.

Perubahan Level Pendapatan dan Tingkat Bunga Ekuilibrium

Level pendapatan dan tingkat bunga ekuilibrium berubah saat kurva IS


atau LM begeser.
Gambar berikut, contohnya menunjukkan dampak kenaikan tingkat invest
tasi autonomous pada level pendapatan dan tingkat bunga ekuilibrium.

127
Sebuah kenaikan belanja autonomous , A , dan karenanya menggeser
kurva IS ke kanan. Ini menaikkan level pendapatan dan kenaikan tingkat
bunga pada titik E .
Sebuah kenaikan belanja investasi autonomous , I , menggeser
kurva IS ke kanan dengan perkiraan G I , seperti gambar.
Tapi dalam gambar ini perubahan pendapatan hanya sebesar Y0 , yang ku
rang dari geseran dalam IS, G I .
Hal tersebut jelas, dari slope kurva LM.
Jika kurva LM horisontal, di sini tak ada perbedaan geseran horisontal IS dan
perubahan pendapatan .
Jika kurva LM horisontal , tingkat bunga tidak berubah saat kurva IS ber
geser.
Kenaikan belanja autonomous cenderung meningkatkan level pendapatan .
Kenaikan pendapatan meningkatkan demand uang .
Dengan supply uang fixed , tingkat bunga meningkat untuk menjamin
demand uang tetap sama dengan supply fixed .
Saat tingkat bunga naik, belanja investasi berkurang karena investasi berhu
bungan negative ke tingkat bunga .
Perubahan ekuilibrium dalam pendapatan kurang dari geseran horisontal
kurva IS, G I .

128
i
L
M
E
Interest

i
E
rate

i0 Y0

G
IS

IS
0 Y0 Y Income Y
,ouput
GAMBAR -12 SEBUAH KENAIKAN DALAM AUTONOMOUS
SPENDING MENGGESER KURVA IS KE KANAN
Gambar 6. 12 Sebuah Kenaikan dalam Autonomous Spending menggeser IS ke
kanan

6.1 Derivasi Skedul AD

Skedul AD memetakan ekuilibrium IS-LM.


IS-LM dengan berpedoman belanja autonomous dan supply uang nominal
konstan dan mengijinkan harga berubah bervariasi.
Sebuah level harga lebih tinggi berarti supply uang riil lebih rendah, LM
tergeser ke kiri, dan AD lebih rendah.
Anggap level harga P1 .
Panel atas gambar berikut adalah ekuilibrium IS-LM. Supply uang riil ,
menentukan posisi kurva LM1 , adalah M / P 1 . Perpotongan IS-LM1
mem berikan level AD berkorespondensi ke harga P1 dan juga ditandai dalam
bawah.
Jika harga lebih tinggi , P2.
Kurva LM2 menunjukkan kurva LM berdasarkan supply uang riil
M / P 2 . LM2 ke kiri L1 dan M / P 2< M / P1 .

129
i
LM2
i2 E2
E1 LM1
Interest

i1
(a)
rate

IS
Income,out
Y2 Y1
put
P
P2 E2
(b)
Price
level

P1
E1 AD
Y2 Income,out
Y1
putAD
GAMBAR -13 DERIVASI SKEDUL
Gambar 6. 13 Derivasi Skedul AD

Titik E2 menunjukkan titik berkorespondensi dengan kurva AD.


Prosedur dengan harga bervariasi memberikan skedul AD.

Pilihan : Sebuah Penanganan Formal Model IS-LM

Ekuiblirium Tingkat Bunga dan Pendapatan

Perpotongan skedul IS-LM menentukan pendapatan dan tingkat


bunga ekuilibrium.
Derivasi ekspresi nilai-nilai ekuilibrium menggunakan skedul IS-LM.
Persamaan pasar barang ekuilibrium :

Skedul IS : Y = G ( Abi ) (5)

Persamaan pasar uang ekuilibrium :

130
i M
Skedul LM : i=
h(kY
P ) (7a)

Perpotongan skedul IS-LM berkorespondensi dengan keadaan di mana


persamaan IS dan LM memegang tingkat bunga dan level pendapatan
sama untuk menjaga ekuilibrium dalam pasar barang dan uang.
Substitusi tingkat bunga LM (7a) ke IS (5), diperoleh

Y = G A
[ ( b
h
kY
M
P )]
dengan penyederhanaan diperoleh

b M
Y = A+ (8)
h P

b
di mana (
= G / 1+ G
h )
Persamaan (8) menunjukkan bahwa level pendapatan ekuilibrium ter
gantung 2 variabel eksogen: belanja autonomous ( A ) , meliputi
konsumsi dan investasi ( C dan I ) dan parameter kebijakan fiskal

M
(G,TR) , dan stok uang riil ( ).
P
Pendapatan ekuilibrium lebih tinggi maka level belanja autonomous lebih
tinggi , A , dan stok real balances lebih tinggi.
Persamaan (8) adalah skedul AD yang meringkas hubungan IS-LM,
menghubungkan Y dan P untuk level A dan M given . Di sini
slope kurva AD ke bawah.
Tingkat bunga ekuilibrium, i, diperoleh dengan mensubstitusi level
pendapatan ekuilibrium , Y0 dari persamaan (8) ke LM (7a) diperoleh

k 1 M
i= A (9)
h h+ kb G P

131
Persamaan (9) menunjukkan tingkat bunga ekuilibrium tergantung
parameter kebijakan fiskal dalam multiplier dan suku A dan stok uang
riil .
Stok uang riil lebih tinggi mengimplikasikan tingkat bunga ekuilibrium
lebih tinggi.

Multiplier Kebijakan Fiskal

Multiplier kebijakan fiskal menunjukkan besarnya suatu kenaikan belanja


pemerintah merubah level pendapatan ekuilibrium, dan menjaga supply
uang riil konstan.
Kenaikan dalam belanja pemerintah dalam (8) memberi dampak
pad pendapatan. Kenaikan sebesar G , adalah merubah belanja auto
nomous , sehingga A= G .
Dampak perubahan G diberikan dengan

Y b
G (
= = G / 1+ G
h ) (10)

Ekspresi adalah multiplier fiskal atau multiplier belanja pemerintah


dengan penyesuaian tingkat bunga .
Jika G < tingkat bunga konstan , maka < G , di sini

b
(
1/ 1+ G
h)<1 .
Ini dampak dampening kenaikan sebuah tingkat bunga dengan ekspansi
fiskal model IS-LM .
Ekspresi (1) menuju nol jika h sangat kecil , dan sama dengan G jika h
menuju tak hingga.
Nilai besar b atau k maka dampak belanja pemerintah pada pendapatan
berkurang.
Sebuah nilai k tinggi berimplikasi kenaikan besar demand uang dengan
kenaikan pendapatan dan dari sini kenaikan besar dalam tingkat bunga
untuk menjaga ekuilibrium pasar barang.
Kombinasi sebuah b tinggi mengimplikasikan pengurangan besar AD swasta
(privat).

132
Multiplier Kebijakan Moneter

Multiplier kebijakan moneter menunjukkan kenaikan supply uang riil me


ningkatkan level pendapatan ekuilibrium, untuk menjaga kebijakan fiskal
tidak berubah.
Menggunakan persamaan (8) , kenaikan supply uang riil berdampak pada
pendapatan,

Y
=bh (11)
( M / P )

koeifisien h dan k lebih kecil dan b dan G lebih besar, lebih


ekspansioner dampak kenaikan real balances pada level pendapatan
ekuilibrium.
Koeifisien b dan G besar berkorespondensi dengan skedul IS sangat-
flat .

BAB VII
KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL

Dalam kejatuhan 1991, AS mengalami resesi double-dalam, recovery


ekonomi menguras tenaga.
Gambar berikut menunjukkan bagaimana ekonomi mengarah , dalam triwu
lan ketiga 1990, bangkit dalam triwulan kedua 1991, dan terhuyung kembali
pada akhir 1991.
Kekuatiran resesi double menekan politisi dan mengambil kebijakan
dengan debat intensif dan melakukan beberapa tindakan. Bank Sentral Fed
memotong tingkat bunga dengan tajam, rerata tingkat T-bill dalam triwulan
pertama 1992 hanya 3,9%, 6% di bawah tahun sebelumnya.
Kongres mulai mendiskusikan sebuah paket fiskal untuk membantu recovery
(pemulihan) dengan memotong pajak dan menaikkan belanja pemerintah .
Di negara bagian dalam Januari 1993 , presiden mengajukan Ketetapan
perubahan stimulus fiskal . Sebelum Presiden dan Kongres dapat menyetujui
paket fiskal , data triwulan pertama 1993 dan recovery kembali pada
jalurnya.

133
Ada 2 alat kebijakan ekonomimakro utama, pemerintah dapat mencoba
ekonomi tumbuh pada sebuah tingkat yang dapat dipertanggungjawabkan ,
dengan inflasi rendah.
Mencoba resesi jangka pendek, seperti 1991, mencegah boom dengan
melepas apa yang dihasilkan.
Seperti gambar berikutnya , kebijakan fiskal berdampak awal dalam pasar
barang , dan kebijakan moneter berdampak awal utama dalam pasar asset.
Pasar barang dan pasar asset berhubungan tertutup , kebijakan moneter dan
fiskal berdampak pada level output dan tingkat bunga.

Gambar 7. 1

i L
Interes
t rate

M
E
i
0
IS

0 Y
Income,o Y
GAMBAR -2 EQUILIBRIUM utput
0
IS-LM
Gambar 7. 2 Equilibrium IS-LM

Gambar di atas , kurva IS ekuilibrium pasar barang. LM ekuilibrium pa


sar uang. Irisannya output dan tingkat bunga short-run , yaitu, level harga
given.
Kebijakan ekspansioner moneter menggeser LM ke kanan, menaikkan
pendapatan dan menurunkan tingkat bunga . Sebaliknya, kontraksioner
membawa LM ke kiri.
Kebijakan fiskal ekspansioner menggeser IS ke kanan, menaikkan pendapat
an dan tingkat bunga , dan sebaliknya.

134
7.1 Kebijakan Moneter

Kenaikan jumlah uang meningkatkan level output dengan mengurangi


tingkat bunga .
Di AS, Federal Reserve System , bagian pemerintah yang quasi-independent
(setengah bebas) , bertanggung jawab pada moneter.
Fed memimpin kebijakan moneter utama melalui open market
operation . Dalam OMO , Fed membeli obligasi untuk menukar uang,
menaikkan stok uang , dan sebaliknya menjual.
Saat Fed beli obligasi cenderung menaikkan harga , merendahkan yields
tingkat bunga rendah, public berjaga-jaga memegang sedikit kekayaan
obligasi dan lebih banyak memegang uang.

i
L
st rate
Intere

1 M
M L
k P

E M
i0

i E
E1

IS
0 Y0 Y Income,o
Y
GAMBAR -3 KEBIJAKAN MONETERutput
Gambar 7. 3 Kebijakan Moneter

Gambar di atas menunjukkan kerja OMO.


Ekuilibrium awal di E pada skedul LM awal berkorespondensi pada sebuah
supply uang riil , M / P .
Pembelian OMO , menaikkan jumlah uang nominal , level harga given
membentuk uang riil. LM geser ke LM . Ekuilibrium baru di E , dengan
tingkat bunga lebih rendah, dan level pendapatan lebih tinggi, menaikkan
belanja investasi .
Skedul LM steeper, perubahan pendapatan lebih besar .

135
Jika demand uang sangat sensitive terhadap tingkat bunga (LM relative flat)
, sebuah perubahan stok uang given dapat absorbed dalam pasar asset de
ngan hanya perubahan kecil dalam tingkat bunga.
Dampak pembelian OMO pada belanja pemerintah menjadi small. ber
lawanan jiaka demand uang sangat tidak sensitive terhadap tingkat bunga
(LM relative steep).
Sebuah perubahan supply uang given membuat perubahan besar tingkat
bunga berdampak pada demand investasi .
Jika demand uang sangat sensitive terhadap pendapatan, kenaikan dalam
stok uang given dapat absorbed dengan perubahan relative kescil pendapat
an dan multiplier lebih kecil .
Pada ekspansi moneter, ekuilibrium awal E, supply naik, public beli asset
lain. Harga asset naik dan yields patah. Pasar uang dan asset bersesuaian
cepat menggeser ke E1 , pasar uang clear , public memegang jumlah uang
riil lebih besar karena tingkat bunga patah (sufficiently). Di E1 ada excess
demand barang. Patahan tingkat bunga , level pendapatan awal given Y0 ,
menaikkan AD menyebabkan inventory menurun.
Mersponnya, output diperluas dan menggerakkan ke LM .
Tingkat bunga naik selama penyesuaian :
kenaikan output menaikkan demand uang lebih besar dengan tingkat bunga
lebih tinggi.
Kenaikan stok uang pertama menyebabkan tingkat bunga jatuh, public
menyesuaikan portofolio akibat tingkat bunga patah AD naik .

Mekanisme Transmisi

Mekanisme transmisi 2 langkah proses di mana perubahan kebijakan


moneter memengaruhi AD-essensial :
Pertama, kenaikan real balances menaikkan ekuilibrium portofolio; yaitu,
pada tingkat bunga dan level pendapatan berlaku, publik memegang uang
lebih banyak dari yang diperlukan. Membeli asset lain, merubah asset dan
yields . Perubahan supply uang merubah tingkat bunga .
Kedua, perubahan tingkat bunga memengaruhi AD.
Tabel berikut meringkas langkah mekanisme transmisi.
Ada 2 kaitan antara perubahan real balances (stok uang riil) dengan dampak
akhir pendapatan .
Pertama, perubahan real balances , membuat portofolio disequilibrium , ter
Jadi perubahan tingkat bunga .
Kedua, perubahan tingkat bunga harus merubah AD.
136
Melaui 2 kaitan ini , perubahan stok uang riil memengaruhi level output
ekonomi .
Hasilnya :
jika disequilibrium portofolio tidak merubah signifikan tingkat bunga , atau
belanja tidak merespon perubahan tingkat bunga , maka kaitan antara uang
dan output tak ada.

TABEL -1 MEKANISME TRANSMISI


(1) (2) (3) (4)
Perubahan dalam Penyesuaian Belanja me Output
suplai uang ril portofolio mengarah nyesuaikan menyesu
ke sebuah perubahan keperubahan aikan ke
dalam harga asset dan dalam tingkat perubaha
tingkat bunga bunga n da lam

Perangkap Likuiditas

Dampak kebijakan moneter dengan 2 kasus ekstrim :


Pertama , perangkap likuiditas , situasi di mana publik siaga pada tingkat
bunga given , untuk memegang perkiraan uang.
LM horisontal dan perubahan jumlah uang tidak menggeser.
Kebijakan OMO tak berdampak pada tingkat bunga atau level pendapatan .
Moneter tak berkekuatan memengaruhi tingkat bunga.
Perangkap lukuiditas tingkat bunga rendah diperkenalkan John
Maynard Keynes .
Dia tak sadar situasi demikian , juga sekarang, 60 tahun belakangan.
Ini hanya metoda memahami LM relatif flat .

Keengganan Bank Memberi Pinjaman

Pada 1991 , kemungkinan berbeda muncul , Fed berkekeutan terbatas.


Dalam langkah (3) pada table di atas , belanja investasi naik dalam
merespon ke tingkat bunga lebih rendah, bank enggan menaikkan pinjaman.
Pada akhir 1980-an , banyak bank melakukan pinjaman buruk, khususnya
real estate. Pasar real estate kolaps pada 1990 dan 1991 , bank menampilkan
prospek dengan proporsi signifikan peminjam gagal bayar penuh.
Bank berantusias kecil memberi pinjaman baru.
137
Bank meminjamkan dananya ke pemerintah, dengan membeli T-bill ,
karenanya pemerintah selalu membayar hutangnya .
Bank tidak ingin meminjamkan ke perusahaan, sebagian mekanisme
transmisi di antara pembelian OMO Fed dan kenaikan AD dan output
berada diluar tindakan.
Peminjaman berikutnya memotong tingkat bunga , perekonomian kemba
li.
Jika dosis pengobatan Fed berdampak sedikit, maka dosis ditambah , dan
hasilnya 1992, bank peminjam berhasil.

Kasus Klasik

Kurva LM vertikal saat demand uang tidak sensitive terhadap tingkat


bunga .
Persamaan (7) LM dituliskan :

M
=kY hi (1)
P

M
jika h nol, berkorespondensi pada supply uang riil given , , ada level
P
pen dapatan tunggal , berimplikasi LM vertical pada level pendapatan .
Kurva LM vertikal disebut kasus klasik .
Jika h = 0 , dan P bergerak ke kanan , diperoleh

M =k ( P .Y ) (2)

Ini mengimplikasikan GDP nominal , (P.Y) , hanya ternatung jumlah uang .


Ini menjadi teori jumlah uang, menyarankan bahwa level pendapatan
nominal ditentukan oleh jumlah uang saja .
Teori quantitas uang dimotivasi oleh kepercayaan orang memegang uang
Dalam jumlah proporsional pada transaksi total , P.Y , tidak respek terha
dap tingkat bunga .
Saat LM vertikal , sebuah perubahan given jumlah uang berdampak mak
simal pada level pendapatan , dengan membandingkan resultan geseran
horisontal .

138
Dalam LM vertikal, geseran IS tidak memengaruhi level pendapatan
kurva LM vertikal , sehingga moneter berdampak maksimal pada level
pendaptan .
LM vertikal mengimplikasikan keefektifan moneter ats fiskal , hanya soal
uang dalam penentuan output .
Di sini LM vertikal, padasaat demand uang tak tergantung tingkat bunga ,
sensitivitas bunga dari demand uang mengarah pada kebijakan alternative.

7.2 Kebijakan Fiskal dan Desakan ke Luar (Crowding-Out)

Perubahan kebijakan fiskal menggeser kurva IS, melukiskan ekuilibrium


pasar barang. Berslope ke bawah dengan penurunan tingkat bunga mening
katkan belanja investasi, menaikkan AD dan level output di mana pasar
barang ekuilibrium.
Ekspansi fiskal menggeser IS ke kanan.
Kurva IS :

1
Y = G ( Abi ) ; G=
1c ( 1t )
(3)

Dengan catatan G , level belanja pemerintah , sebuah komponen


belanja autonomous, A , dalam (3) . Tingkat pajak pendapatan , t ,
bagian dari mul tiplier . Jadi belanja pemerintah dan tingkat pajak
memebgaruhi skedul IS .
Sebuah Kenaikan Belanja Pemerintah

Dalam gambar berikut , sebuah ekspansi fiskal meningkatkan penda


patan ekuilibrium dan tingkat bunga . Pada tingkat bunga tetap, level
belanja pemerintah lebih tinggi meningkatkan AD . Mempertemukan ke
naikan demand barang , output harus naik .
Dalam gambar, dampak sebuah geseran dalam IS , pada tiap level tingkat
bunga , pendapatan ekuilibrium harus naik dengan G dikali kenaikan
belanja pemerintah . Contoh, jika belanja pemerintah naik 100 dan
multiplier 2, ekuilibrium pendapatan harus naik 200 pada tiap level tingkat
bunga .
Skedul IS bergeser ke kanan 200 .Jika ekuilibrium awal pada E dan belanja
pemerintah naik 100, menggerakkan ke E jika tingkat bunga tetap kons
139
tan . Pada E pasar barang dalam ekuilibrium di mana belanja direnca
nakan sama dengan output . Tetapi pasar uang tak bertahan lama dalam ekui
librium .

i L
M
i E
st rate
Intere

i0 E E
G G

IS
IS
0 Y0 Y Y Income Y
,output
GAMBAR -4 DAMPAK SEBUAH KENAIKAN
BELANJA PEMERINTAH 0
Gambar 7. 4 Dampak sebuah kenaikan Belanja Pemerintah

Pendapatan meningkat , jumlah uang diminta lebih tinggi. Karena ada


excess demand pada real balances , tingkat bunga naik. Belanja investasi
direncanakan pemerintah patah dengan tingkat bunga lebih tinggi, dan
penawaran AD jatuh.
Penyesuaian lengkap :
dampak ekspansioner belanja pemerintah lebih tinggi dan dampening
tingkat bunga lebih tinggi pada belanja swasta .
Gambar di atas, pada E pasar barang dan pasar uang clear . Hanya pada E
belanja direncanakan sama dengan pendapatan dan, saat yang sama , jum
lah real balances diminta sama dengan stok uang riil given . Titik E
adalah titik ekuilibrium baru .
Pendapatan naik lebih banyak, tingkat bunga naik lebih sedikit,
LM lebih flat.
Pendapatan nail lebih sedikit, tingkat bunga lebih sedikit, IS lebih
flat.
Pendapatan dan tingkat bunga naik lebih besar multiplier, G ,
lebih besar, geseran horisontal IS lebih besar

140
Dalam tiap kasus Crowding-out lebih besar, lebih besar
kenaikan ting kat bunga saat belanja pemerintah naik .

Perangkap Likuiditas

Jika ekonomi dalam perangkap likuiditas , LM horisontal, kenaikan


belanja pemerintah memberi dampak penuh multiplier pada level penda
patan ekuilibrium . Tidak ada perubahan tingkat bunga dengan perubahn
belanja pemerintahb , tidak ada belanja investasi ditawrkan terpotong .
Tak ada dampening dampak kenaikan belanja pemerintah pada penda
patan .
Dari IS-LM, jika LM horisontal , moneter tak berdampak pada ekuilibrium .
Gambar berikut menunjukkan crowding-out panel kanan, di mana skedul
investasi gambar sebelumnya . Ekspansi fiskal menaikkan tingkat bunga
ekuilibrium dari i0 ke i' dalam panel kiri . dalam panel kiri , belanja in
vestasi patah dari level I0 ke I .

L
Interes

Interes
t rate

t rate

M
i E i E

I
i E S i E

0 Y I 0 I I
0
Incom (S ( inve
0
GAMBARe,outp
-5 FULL stasi
CROWDING OUT
ut
a b
) )
Gambar 7. 5 Full Crowdingout

Crowding-out

Ada 3 point :
141
Pertama , berasumsi harga given , di mana output di bawah level full-em
ployment .
Saat ekspansi fiskal menaikkan demand , perusahaan meningkatkan level
output dengan pekerja lebih banyak menawarkan .
Dalam full-employment , crowdingout terjadi melalui sebuah mekanisme
berbeda .
Sebuah kenaikan demand mengarah kenaikan level harga .
M
Kenaikan level harga mengurangi real balances , ( ).
P
Pengurangan supply uang riil menggeser LM ke kiri, menaikkan tingkat
bunga hingga kenaikan awal AD terdesak ke luar (crowded out) penuh.
Kedua, sumber pengangguran tak ada crowdedout penuh karena skedul tak
vertikal .
Sebuah ekspansi fiskal meningkatkan tingkat bunga , tapi pendapatan naik.
Crowdingout sebuah soal derajad (tingkat).

Kenaikan AD meningkatkan pendapatan , level tabungan naik . Ekspansi


tabungan memfinansialkan sebuah deficit anggaran lebih besar tanpa
menghadirkan belanja swasta .

L
i M L
M

i E
Inter

rate
est

i0 E
E

0 IS IS Income Y

Y0 Y Y MONETER ,output
GAMBAR -6 AKOMODASI
EKSPANSI FISKAL
Gambar 7. 6 Akomodasi Moneter Ekspansi Fiskal

142
Ketiga, dengan pengangguran , kemungkinan output diperluas , tingkat bu
nga tidak perlu naik di mana belanja pemerintah naik, dan tak perlu
menjadi crowdingout .Ini benar, karena otoritas moneter dapat mengakomo
dasi espansi fiskal dengan kenaikan supply uang .
Kebijakan moneter , menakomodasi saat kepastian ekspansi fiskal , supply
uang naik , mencegah tingkat bunga naik.
Akomodasi moneter seperti deficit anggaran moneterizing , bermakna
Fed mencetak uang membeli obligasi di mana pemerintah membayar deficit
nya .
Saat Fed mengakomodasi ekspansi fiskal , IS-LM bergeser ke kanan seperti
gambar di atas . Output naik, tingkat bunga tidak perlu naik.
Jadi tak perlu dampak berbalik pada investasi .

7.3 Komposisi Output dan kebijakan Campuran (Mixed)

Tabel berikut meringkas dampak ekspansioner moneter dan fiskal pada


output dan tingkat bunga, di luar perangkap likuiditas atau dalam kasus
klasik.
Di sini perangkap likuiditas dan kasus klasik , terbaik, bermanfaat ekstrim.

TABEL -2 DAMPAK KEBIJAKAN PADA PENDAPATAN DAN


TINGKAT BUNGA
KEBIJAKAN PENDAPATAN TINGKAT
EKUILIBRIUM BUNGA
EKUILIBRIUM
Ekspansi moneter + -
Ekspansi Fiskal + +

Pilihan antara kebijakan moneter dan fiskal :


Dasarnya fleksibilitas dan kecepatan (speed) di mana kebijakan diimplemen
tasikan berdampak.
Kebijakan moneter dioperasikan dengan stimulus responsive tingkat
bunga komponen AD, utamanya belanja investasi .
Kebijakan fiskal , berlawanan, dioperasikan dalam pola tergantung pada
pembelian pemerintah, besar pajak, dan transfer berubah .
Seperti belanja pertahanan, pengurangan pajak laba perusahaan, penjualan,
atau kombinasi jaminan sosial.
Setiap kebijakan mempengaruhi level AD menyebabkan ekspansi output,
tapi tergantung kebijakan khusus.
143
Kenaikan belanja pemerintah menaikkan belanja konsumsi langsung .
Sebuah potongan pajak pendapatan berdampak langsung pada belanja
konsumsi . Sebuah subsidi investasi maenaikkan belanja investasi .
Semua kebijkan fiskal ekspansioner menaikkan tingkat bunga jika ku
antitas uangb tidak berubah .

Subsidi Investasi

Potongan pajak pendapatan dan kenaikan belanja pemarintah


menaikkan tingkat bunga dan mengurangi belanja investasi.
Pemerintah mungkin menaikkan belanja investasi melalui subsidi
investasi , seperti gambar berikut .
Di AS , pemerintah kadangkala mensubsidikan investasi melalui sebuah
kredit pajak investasi , di mana pembayaran pajak sebuah perusahaan
berkurang saat kenaikan belanja investasi . Contoh, Presiden Clinton me
ngajukan kredit pajak investasi dalam paket fiskal 1993 .

144
i

Interest
rate
LM
Interest

E E
rate

i

i0
0 E I E G I
I
I S
I
I
II
IY Y S Y
Invest Incom

(
GAMBARment
(0
-7 SEBUAH SUBSIDI INVESTASIe,outp
0 0 0
MENGGESERa SKEDUL INVESTASI ut b
) )
Gambar 7. 7 Sebuha Subsidi Investasi menggeser Skedul Investasi

Pemerintah mensubsidi investasi, essensinya membayar sebagian biaya


investasi perusahaan, menggeser skedul investasi pada panel kiri di gambar
di atas. Pada tiap tingkat bunga perusahaan merncanakan investasi lebih
banyak, AD meningkat .
Dalam panel kanan, skedul IS bergeser sebesar multiplier dikali kenaikan
investasi autonomous dengan subsidi. Ekuilbrium baru E , di mana pasar
barang dan uang kembali ke ekuilibrium.
Tingkat bunga akan meningkat tapi investasi lebih tinggi pada panel kiri.
Investasi ada pada level I0 , naik dari I0 . Kenaikan tingkat bunga dampens ,
tidak membalik dampak subsidi investasi .
Contoh konsumsi terinduksi dengan pendapatan lebih tinggi, investasi naik
dengan konsekuensi fiskal ekspansioner.
Tabel berikut meringkas dampak tipe berbeda kebijakan fiskal pada
konsumsi output, seperti pada output dan tingkat bunga.

145
TABEL -3 KEBIJAKAN FISKAL ALTERNATIF
INTEREST KONSUMSI INVESTASI PDB
RATE
Pemotongan + + - +
pajak
pendapat an
Belanja + + - +
Pemerintah
Subsidi + + + +
Investasi

Kebijakan Campuran

Dalam gambar berikut menunjukkan kebijakan mencapai output full-


employment ,Y* , dengan awal E, dan ada pengangguran.
Ada 3 pilihan kebijakan :
Ekspansi fiskal, bergerak ke E, pendapatan dan tingkat bunga
lebih tinggi
Ekspansi moneter, ke full-employment , tingkat bunga lebih
rendah , E2
Pick kebijakan campuran, ke posisi intermediate (antara)

Recognize , semua kebijakan menaikkan output , berbeda signifikan .


Given keputusan memperluas AD.
Beberapa kemungkinan :
Ekspansi dengan memotong pajak , menaikkan belanja investasi , atau
memotong pajak , menaikkan belanja perorangan .
Pemerintah konservatif memilih memotong pajak , kebijakan stabilisasi
ketika resesi dan memotong belanja ketika boom .

146
i L
M
E
Interes

i0 E
t rate

1
E
2 I
0 Y Y Income,o
Y
GAMBAR -8 KEBIJAKAN
*
S
EKSPANSIONER
utput
DAN GABUNGAN
0 OUTPUT
Gambar 7. 8 Kebijakan Ekspansioner dan gabungan Output

Given siklus yang cukup, sektor pemerintah jadi sangat kecil .


Berlawanan dengan itu, di sana ada scope belanja pemerintah yang luas
pada pendidikan , lingkungan, pelatihan dan rehablitasi , seperti kebijakan
ekspansioner dalam menaikkan belanja pemerintah dan pajak lebih tinggi
untuk mengendalikan boom.
Berpikir ekspansioner dengan tingkat bunga rendah atau subsidi investasi .

7.1 Kebijakan Campuran

Kebijakan campuran moneter-fiskal 1980-an, resesi AS pada 1990 dan


1991; kebijakan Jerman awal 1990-an , reunifikasi Timur-Barat.
Asumsikan : level harga fixed .
Kebijakan mengurangi AD, mengurangi tingkat pertumbuhan uang atau
belanja pemerintah , cenderung mengurangi tingkat inflasi serentak
dengan level output .
Kebijakan ekspansioner menaikkan inflasi serentak level output.
Inflasi tidak popular, dan pemerintah menjaga inflasi rendah dan mencegah
naik .
Resesi 1980-an dan Recovery

Kebijakan ekonomi AS awal 1980-an bergerak radikal (tak terarah) dari 2


dekade sebelumnya.
147
Pertama, uang ketat diimplementasikan akhir 1979 memerangi tingkat
inflasi pada level peacetime .
Pada, 1981 ekspansioner diberlakukan dengan program pemotongan pajak
Presiden Reagen dan menaikkan belanja pertahanan.

14

12

10

0
1972

1974

1976

1978

1980

1982

1984

1986

1988

1990

1992

1994

1996
Gambar 7. 9 Infasi. Pengangguran, dan Tingkat Infasi

Gambar di atas data di antara 1972 dan 1996.


Pada 1973 AS dan lainnya hit dengan kejutan minyak I, di mana negara peng
ekspor minyak menaikkan harga minyak 4 kali lipat .
Kenaikan harga minyak menaikkan harga lain, dan di AS, terbantu dengan
inflasi tersebut , sebuah resesi dengan naiknya pengangguran menuju
tingkat 8,9% seperti PPD II .
Resesi berakhir 1975.
Administrasi Carter (1977-19 81) ekspansioner pada 1979 pengangguran
rendah 6% dengan demikian tertutup ke level full-employment .
Inflasi naik , dan 1979 tingkat inflasi jumped dengan kejutan minyak II hit
dan level harga minyak double.
Menaikkan inflasi secara ekstrim tidak popular .
Dalam Oktober 1979 Fed bertindak , mengembalikan moneter dengan
pembatasan keras.
Moneter squeeze ketat dalam semester I , 1980 , di mana beranjak ke resesi
kecil.
Setelah recovery , 1982 membawa resesi terdalam great depression.
Alasan kejatuhan tajam memjadikan uang ketat.

148
Karena inflasi masih di atas 10% dan stok uang tumbuh hanya 5,1% pada
1981. Tidak heran, investasi, khususnya konstruksi kolaps . Ekonomi me
nuju resesi Desember 1982.
Tabel berikut menunjukkan konponen kedua kebijakan campuran awal
1980-an : Defisit full-employment naik tajam dari 1981-1984 . Pada 1981
pajak bill memotong tingkat pajak invidu, selama 3 tahun, menaikkan
subsidi investasi perusahaan. Defisit full-employment dalam tahun tersebut
tersebar dalam sejarah AS peacetime.

TABEL -4RESESI DAN RECOVERY 1982


1980 1981 1982 1983 1984
Tingkat bunga 11,5 14,0 10,78,6 8,6 11,4
nominal*
Tingkat bunga 2.0 4,0 4,5 4,5 5,2
ril
Defisit full- 0,4 0,0 1,1 2,1 3,0
employment
Tingkat 7,0 7,5 9,5 9,5 7,4
Unemployment
Gap GDP 6,4 7,1 11,6 10,4 6,2
Inflasi 9,5 10,0 6,2 4,1 4,4
*Tingkat T-Bill tiga bulan
Tingkat T-Bill kurang dari tingkat inflasi GDP deflator
GDP deflator

Kebijakan campuran fiskal ringan dan moneter ketat, gambar di atas


menunjukkan kenaikan tingkat bunga.
Dengan kenaikan subsidi investasi , gambar sebelumnya menjelaskan ke
mungkinan kenaikan investasi serentak dengan tingkat bunga
Elemen pertama sebuah kenaikan tingkat bunga benar-benar terjadi .
Perhatikan T-bill pada tabel.
Saat ada inflasi , perhatikan tingkat bunga riil (bukan nominal).
Tingkat bunga riil sama dengan tingkat bunga nominal minus tingkat
inflasi.
Dalam priode 1981-1984 tingkat bunga riil naik tajam , tingkat nominal
patah.
Biaya riil meminjam naik , biaya nominal turun. Belanja investasi meres
pon pada naiknya tingkat bunga dan resesi, jatuh 13% antara 1981 dan
1982, subsidi investasi dan prospek recovery naik 49% antara 1982 dan
1984.

149
Tingkat pengangguran tertinggi di atas 11% dalam triwulan akhir 1982
dan steady patah di bawah dampak ekspansi fiskal besar. Ekspansi pada 1984
dan 1985 menekan recovery ke depan, ekspansi fiskal berlanjut sepanjang
1980-an .

Resesi 1990-1991

Campuran kebijakan awal 1980-an dalam kebijakan fiskal ekspansioner


tinggi dan uang ketat .
Uang ketat sukses mengurangi inflasi 1970-an akhir dan awal 1980-an, pada
resesi serius.
Fiskal ekspansioner membawa sebuah recovery selama tingkat bunga riil
naik tajam.
Recovery dan ekspansi berlanjut sepanjang 1980-an. Akhir 1988, ekoniomi
tertutup menuju full-employment , tingkat inflasi mendekati 5% .
Kekuatiran naiknya inflasi , Fed mengetatkan moneter, menaikkan tajam
tingkat bunga T-bill sepanjang 1988 sampai 1989. Pada awal 1989 tingkat
pengangguran tersentuh rendah untuk decade tersebut , 5%.
Fed menjaga tingkat bunga nominal tinggi walupun patah- selama
1989 (gambar di atas) .
Pertumbuhan PDB riil melambat sepanjang 1989, inflasi patah menjadi rem
dan pengangguran pelahan naik .
Pertengahan 1990, mengemuka resesi. Resesi belakangan dimulai 1990.
Pada 1982-1990 recovery habis, ekspansi tnang terpanjang.
Resesi diawali sebelum invasi Kuwait ke Irak pada Agustus. Harga
minyak melambung saat Irak kalah, Fed plin-plan menerapkan moneter
ketat , menjaga tingkat bunga menguap , saat memerangi inflasi, atau
mengejar ekspansi memerangi resesi.
Dikompromikan tingkat bunga jatuh melambat, kecil. Harga minyak naik
lagi, sebentar, akhir tahun resesi menjadi masalah besar.
Kebijakn fiskal tak tampil :
pertama , deficit anggaran , table berikut, cukup besar, diduga akan naik tapi
tak ada yang antusias.
Kedua, Admistrasi Bush dan Kongres Demokrat secara mendasar yak setuju
perubahan fiskal yang dibuat.
Akhir 1990, Fed mulai memangkas tingkat bunga aggresif . Recovery
kelihatan pada triwulan II, 1991 tapi triwulan IV membingungkan (tabel) .
Kemungkinan resesi doble. Fed kuatir Kongres dan Presiden menyetujui
perubahan fiskal yang menaikkan deficit lebih besar, memotong tingkat
150
bunga sangat tajam di akhir 1991, lebih rendah dari 1972. Mengarah ke
resesi.

TABEL -5 RESESI 1990-1991


(Persen)
TAHUN DAN TRIWULAN
1990 1991 1992
3 4 1 2 3 4 1
Pertumbuhan PDB -1,6 -3,9 -3,0 1,7 1,2 0,6 2,7
Tingkat Inflasi* 4,7 3,9 5,3 3,5 2,4 2,4 3,1
Tingkat 5,6 6,0 6,5 6,8 6,8 7,0 7,2
Pengangguran
Tingkat T-Bill 7,5 7,0 6,0 5,6 5,4 4,5 3,9
Defisit 2,6 3,5 2,6 3,7 3,7 4,2 4,9
Anggaran/PDB

Defisit Full-employ 0 0,5 1,0 1,8 1,8 2,4 3,0


ment,PDB
*PDB deflator
dihitung dengan DRI

Loncatan 1991, sebuah pemulihan ,sangat moderat (menengah) dimulai.


Fed aggresif , mencegah perubahan fiskal ekspansioner. Fed cepat
memotong tingkat bunga awal 1991. Ada bias. Fed menata
ekspansi bergerak selama 1980-an . Fed jarang melakukan yang
benar , sebagai kekelriuannya .
Recovery berlanjut selama pertengahan 1990-an perlahan, tumbuh
dengan inflasi rendah, menerima appresiasi lebih banyak di Wall
Street dan Washing ton .

Kebijakan Campuran Jerman , 1990-1991

Saat unifikasi tahun 1990, pemerintah Jerman Barat menerima


obligasi untuk meningkatkan standar hidup di bagian Timur Jerman
dengan cepat. Ini menaikkan belanja pemerintah , dalam
infrastruktur Jerman Timur, transfer payments untuk perumahan
pada pembentukan Jerman Timur.
Pemerintah memberlakukan fiskal rendah, dalam kenaikan
deficit anggar an , table berikut .

151
TABEL -6 KONSEKUENSI MIKROEKONOMI
UNIFIKASI JERMAN (Persen)
19 1 1 1
89 9 9 9
9 9 9
0 1 2

Pertu 3,8 4 0 1
mbuha , , ,
n PDB 5 9 8

Tingka 2,6 3 5 5
t inflasi , , ,
4 1 3

Defisit 0,2 - - -
anggar 1 2 3
an/PD , , ,
B 7 8 2

Tingka 7,1 8 9 9
t , , ,
bunga 5 2 2
Nomin
al

Di banyak negara , tingkat inflasi Jerman 1991 dan 1992 di bawah


5% sebagai konsensus nasional , sebuah soal yang riil.
Kebijakan campuran Jerman awal 1990-an mirip AS di
awal 1980-an :
Kebijakan fiskal longgar dan kebijakan moneter ketat.
Di kedua negara juga, tingkat bunga tinggi dan sebuah deficit
current account dari balance of payments.

BAB VIII
INTERNATIONAL LINKAGES
( KETERKAITAN INTERNASIONAL)

152
Abad 20 melukiskan ketertutupan ekonomi internasional ,
pemahaman globalisasi sederhana.
Jika ekonomi AS tumbuh atau resesi apakah ada perbedaan besar di
Mexico atau Jepang, sebaliknya geseran ke stimulus fiskal atau
stringency membuat perbedaan di AS.
Moneter ketat (tightening) AS menaikkan tingkat bunga domestic
memenga ruhi tingkat bunga worldwide dan perubahan nilai
dollar relatif terhadap currency lain, dan memengaruhi
competitiveness (persaingan) AS dan perdagangan worldwide dan
GDP .
Sebuah ekonomi terkait dengan dunia lain melalui 2
saluran , perdagang an barang dan jasa dan keuangan .
Keterkaitan trade berarti sebagian dari produksi negara diekspor ke
LN, sbagian dikonsumsi atau diinvestasi di rumah sendiri dan
diimpor.
Pada 1995, AS, mengekspor barang dan jasa 97% GDP, impor
10,09% GDP.
AS engage , negara lain dalam perdagangan internasional kecil-
ekonomi relatif tertutup.
Belanda ekonomi sangat terbuka ekspor sama dengan impor 60%
GDP.
Buat AS, trade ,nonetheless important.
Belanja impor escapes dari siklus aliran pendapatan, sebagian
pendapatan rakyat AS tidak dibelanjakan pada barang yang
diproduksi dalam negeri.
Model penentuan pendapatan IS-LM harus amented untuk
memsukkan dampak internasional.
Harga barang AS relatif terhadap pesaing berdampak
langsung pada demand, output,dan employment .
Penurunan harga dollar competitor , relatif terhadap harga di mana
pen jualan perusahaan AS menggeser demand AS ke barang yang
diproduksi abroad .
Impor naik dan bekspor jatuh di AS 1990 dan 1985 , saat nilai
dollar naik ke level relatif terhadap currency LN , sebaliknya relatif
cheaps , demand dan abroad bergeser ke barang ekspor naik , dan
impor patah.
Hampir semua RT AS memegang kepemilikan asset AS,
tidak buat bank, atau perusahaan besar .

153
Manejer portofolio berkeliling dunia memperoleh hasil paling
atraktif , dan boleh mengambil obligasi pemerintah Jerman.
Obligasi Yen dengan issue pemerintah Jepang, Argentina
yang menawar kan hasil lebih bagus- dari pada obligasi AS.

TABEL -1 NERACA PEMBAYARAN AS (MILYAR DOLLAR)


1993 1 1995
9
9
4
-99,9 - -148,2
ACCO 1
UNT 4
BERJ
ALAN
8
,
4
NERA -72,0 - -173,4
CA
BARA 1
NG 6
DAN
JASA 6
,
1
ACCO
UNT
KAPIT
AL
NET -14,0 8 16,9
KAPIT
9
AL
SWAS ,
TA 4
NERA - - -133,3
CA
113,9 5
PEMB
AYAR ,
AN 9

Investor internasional menggeser assetnya di seluruh dunia,


mengaitkanpasar asset, memengaruhi pendapatan, nilai tukar, dan
kemampuan moneter memengaruhi tingkat bunga.

8.1 Balance of Payments, dan Exchange Rates

Balance of payments adalah catatan transaksi warga negara terhadap nega


ra lain.

154
KOTAK -1 TABEL 1 SIAPA YANG MENCAPAI TARGET
MAASTRICHT ? (PERAMALAN OECD 1997)
UTANG DEFISIT INFLAS
(DEBT)* * I**
BELG 127,2 2,9 1,9
IA
DENM 70,4 0,4 2,5
ARK
PRAN 56,6 3,2 1,3
CIS
JERM 63,2 3,4 1,5
AN
IRLA 76,0 1,1 2,0
NDIA
ITALI 122,9 3,7 2,5
BELA 76,0 2,3 2,1
NDA
PORT 67,6 2,9 2,6
UGAL
SPAN 68,9 3,4 2,9
YOL
KERA 56,5 3,7 2,5
JAAN
INGG
RIS
*
*Perse
n per
tahun
*perse
n GDP
Dua perkiraan utama dalam balances of payments (Tabel di atas, data akhir
AS) :
Current account mencatat : perdagangan barang dan jasa, transfer pay
ments . Jasa meliputi : freight, pembayaran royalty, pembayaran bunga.
Jasa meliputi : net investment income, bunga dan profit dari asset abroad
dikurang pendapatan orang asing pada asset yang mereka miliki di AS.
Transfer payments meliputi : remittances, gifts(pemberian), grants (hibah).
Trade Balance menyederhanakan catatan perdegangan barang.
Perdagangan jasa dan net transfer ditambah trade balance sama dengan
current account .
Aturan sederhana balances of payments accounting :

155
sebuah transaksi yang menaikkan pembayaran oleh warga negara adalah
sebuah item deficit balances of payments .
Untuk AS , impor mobil, gifts ke LN, pembelian tanah Spanyol, deposito
sebuah Bank di Swiss adalah item deficit.
Sebaliknya, lisensi teknologi AS, dana pension dari abroad diterima
warga AS, pembelian asing atas asset AS-item surplus .
Current account surplus jika ekspor melebihi impor plus net transfer ke
asing , yaitu, jika diterima dari perdagangan barang dan jasa dan transfer
melebihi pembayaran pada account (perhitungan) ini.
Capital account mencatat pembelian dan penjualan : asset, seperti stok,
obligasi, dan tanah .
Surplus capital account AS-disebut aliran masuk net capital (capital inflow)
saat penerimaan penjualan stok, obligasi dan deposito bank, asset lain
melebihi pembayaran pembelian asset asing.

Perhitungan Luar (External Accounts) Harus Imbang

Pembayaran Internasional :
individu dan perusahaan memiliki pembayaran.
Jika seseorang belanja lebih dari pendapatan, defisitnya ditutupi dengan
menjual asset atau meminjam (borrowing).
Jika satu negara memberlakukan deficit dalam current account , maka
belanja melebihi dari penerimaan penjualan ke negara lain , deficit membu
tuhkan keuangan dengan menjual asset atau meminjam abroad.
Penjualan atau meminjam menyatakan negara memberlakukan surplus
capital account .
Defisit current account membutuhkan keuangan dengan suatu penewaran
capital inflow.

Defisit Current Account + Net Capital Inflow = 0 (1)

Persamaan (1) :
jika satu negara tak mempunyai asset untuk dijual , tidak punya cadangan
(reserve) currency (mata uang) asing untuk digunakan, selanjutnya ada yang
meminjamkan (lend) , akan tercapai balance current account , tapi painful
dan memasuki kesukaran.
Memisah 2 capital account :
(1) Transaksi sektor swasta dan (2) transaksi cadangan resmi, berkores
pondensi sebuah defisit current account difinansialkan dengan penjualan
156
asset abroad warga privat atau meminjam abroad .
Alternatif lain, defisit current account dapat difinansialkan pemerintah,
memberlakukan penurunan cadangan nilai tukar asing, menjual currency
asing dalam pasar pertukaran asing.
Sebaliknya, saat ada surplus , sektor swasta boleh menggunakan peneri
maan nilai tukar asing , penerimaan untuk menawarkan pembayaran uatang
(debt) atau membeli asset abroad .
Alternatifnya ,bank sentral dapat membeli net currency asing yang diperoleh
sektor privat dan menambahkan currency ke cadangan (reserves) .
Kenaikan cadangan resmi disebut surplus balance of payments.
Ikhtisar :
Surplus Balance of Payments = Kenaikan cadangan nilai tukar resmi
(official)
= surplus current account + net private
capital inflow

Jika current account dan private capital account merupakan defisit ,


kemudian balance of payments defisit , yaitu, bank sentral kehilangan ca
dangan .
Saat sebuah account dalam surplus dan yang lain dalam defisit yang
besarnya sama , maka balance of payment adalah nol- tak ada surplus juga
defisit .
Seperti tabel , current account AS ada defisit selama 1993-1995 (terjadi sejak
1982) .
Dalam 1993 ada net outflow (aliran ke luar) capital, bandingkan 1994 dan
1995 ketika ada net inflow . Dalam 3 tahun balance of payments menjadi
negative . Demikian , AS memberlakukan cadangan menurun dengan pen
jualan foreign exchange.

Tingkat Tukar Tetap (Fixed)

Bank sentral, melalui transaksi resmi keuangan memenuhi pembayaran


untuk surplus atau defisit balance of payments .
Dibedakan sistim nilai tukar fixed dan floating (mengambang) .
Dalam sistim tingkat tukar fixed asing, bank sentral siap membeli dan jual
currency nya pada harga fixed dengan dollar.
Tahun 1960-an , bank sentral Jerman, Bundesbank , siap beli atau jual
perkiraan dollar , 4 dutchemark (DM) per dollar AS.
Bank sentral Prancis, Banque de France , siap beli, jual 4,90 French francs
(FF) per dollar AS.

157
Tak ada yang mau beli dollar lebih dari 4,90 francs, jadi benar fixed.

Intervensi

Bank sentral asing memegang cadangan persediaan (inventory) dollar


dan emas yang dapat mereka jual untuk dollar untuk intervensi di pasar
uang asing. Intervensi adalah beli atau jual tukar asing oleh Bank Indo
nesia.
Balance of payments mengukur perkiraan intervensi tukar asing oleh
Bank sentral.
Contoh, jika AS memberlakukan defisit balance of payments vis-avis Jerman,
dan permintaan mark dalam tukar dollar melebihi supply mark dalam tukar
dollar Jerman, Bundesbank akan membeli kelebihan dollar dengan mark.
Tingkat tukar fix seperti skema menaikkan harga yang lain, seperti pasar
pertanian.
Given pasar demand dan supply , harga lebih fix membuat excees
demand , atau mengambil excees supply .
Untuk menjamin harga (exchange rate) tetap fix , dibutuhkan persediaan
(inventory) currency asing, atau tukar asing, melengkapi currency domestik
(dalam negeri) .
Selama Bank Indonesia memiliki cadangan , dapat dilakukan intervensi
di pasar tukar asing.
Jika negara memberlakukan defisit balance of payments , bank sentral
eventually memberlakukan cadangan tukar asing dan tak dapat intervensi.
Sebelum itu terjadi Bank Indonesia akan mendevaluasi currency .
Tahun 1967, Inggris memberlakukan devaluasi (memotong harga) Pound
dari $2.80 per pound ke $2.40 per Pound . Memberikan AS dan lainnya lebih
cheaper untuk membeli Pound Inggris , devaluasi memengaruhi balance of
payments membuat barang Inggris lebih cheap .
Sejak 1979, Eropa menjaga mutual exchange rate konstan European
exchange rete mechanism (ERM).
Tahun 1999, Uni Eropa mengganti currency nasional , European Monetary
Union (EMU) dengan Euro.

Tingkat Tukar Fleksibel

Berlawanan dengan fix, Bank Indonesia menyesuaikan (to adjust) tingkat


tukar untuk menyamakan supply dan demand currency asing.

158
Jika tingkat tukar dollar dihadapkan pada deutsche mark menjadi 65 sen
per mark dan ekspor Jerman ke AS naik, menaikakan demand mark oleh
Misalnya bergerak ke 67 sen per mark, bank Jerman lebih mahal dalam
dollar mengurangi demand nya untuk Amrik.

Mengambang (Floating), Clean and Dirty

Dalam sistem ini tingkat tukar bebas ditentukan (freely determined) di


pasar tukar asing. Transaksi cadangan resmi , nol , balance of payments ,

Terminology

Gambar berikut menunjukkan tingkat tukar dollar-deutsche mark (DM) se


jak 1958. Sumbu vertikal adalah tingkat tukar diukur dengan deutsche mark
per dollar AS .
Pertama, 2 sub prode :
5
4.5
4
Deutsche mark per dollar AS

3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1960
1963
1965
1968
1970
1973
1975
1978
1980
1983
1985
1988
1990
1993
1995

Gambar 8. 1 Tingkat Tukar Dollar-Deutsche Mark 1958-1996

priode tingkat fix melalui 1960-an sampai 1972, regime flexible .


Selama fix , harga dollar mark naik konstan dalam priode panjang, pegged
pada level konstan oleh Bundesbank , kecuali 2 revaluasi, 1960 dan 1970.
Sebuah devaluasi terjadi saat currency asing di bawah regime fix .
Ini artinya, orang asing membayar kurang untuk currency terdevaluasi dan
masyarakat sebaliknya untuk currency asing.
Sebaliknya revaluasi

159
Sebuah perubahan harga tukar asing di bawah tingkat tukar flexible di
mana terjadi currency depreciation atau appreciation .
Currency terdepresiasi di bawah floating , menjadi kurang mahal untuk
currency asing.
Contoh, tingkat tukar Poundsterling berubah $1.80 per Pound ke $1.75
Pound , Pound terdepresiasi .
Sebaliknya, currency terappresiasi lebih mahal nya uang asing.
Contoh, gambar di atas, deutsche mark terdepresiasi, lebih sedikit dollar
membeli mark.
Sebaliknya, 1992-1993, mark terappresiasi .

8.2 Tingkat Tukar Long-Run

Dalam long-run tingkat tukar 2 negara ditentukan dengan kekuatan


beli (purchasing power ) relatif.
Contoh, hot dog 25 Danish kroner (DKr) di Copenhagen dan $2.50 di
Philadelphia , tinkat tukar dollar-krone menjadi $0,10 .
Teori Purchasing Power Parity (PPP).
Ada 2 currency pada PPP saat unit currency domestik dapat membeli
sekeranjang barang yang sama di rumah sendiri atau abroad .
PPP relatif 2 negara diukur dengan tingkat tukar riil.
Tingkat tukar riil adalah rasio harga asing terhadap domestik , diukur
dalam currency sama.
Tingkat tukar riil , R, didefinisi dengan

e Pi
R= (2)
P

di mana P dan Pi adalah level harga masing-masing di sini dan abroad , dan
e harga dollar tukar asing .
Pi melukiskan harga asing , contoh, harga diukur dalam Danish kroner , dan
tingkat tukar dalam jumlah dollar per Danish , level harga domestik diukur
dalam dollar , sebagai penyebut (denominator) , tingkat tukar riil menya
takan harga abroad relatif terhadap domestik.
Tingkat tukar riil di atas 1 artinya barang abroad lebih mahal dari
domestik . Melukiskan kenaikan dalam competitiveness produk.
Sepanjang R > 1 , demand relatif terhadap barang produksi domestik naik.
Eventually, menaikkan harga domestik atau penurunan tingkat tukar , lebih
tertutup ke PPP.
160
Kekuatan pasar mencegah tingkat tukar bergerak jauh dari PPP.
Pertengahan 1990-an tingkat tukar dollar-kroner lebih tertutup ke 18 sen
dari pada ke 10 sen , biaya hot dog riil mendekati 2 kali di Copenhagen dari
di Philadelphia.
Alasan PPP pelahan :
pertama, pasar keranjang berbeda antar negara.
Amerika dan Dane tidak mengkonsumsi bundle yang sama.
Kedua, banyak rintangan (barrier) barang di antar negara. Rintangan alami-
biaya transportasi (ekstra)- yang lain tariff , dikenakan pemerintah .
Kadangkala pergerakan barang akhir tidak cukup : pekerja dan capital
mobile.
Amrik akan commite ke Denmark menjual hot dog.
Ketiga, banyak barang nontraded- contoh klasik tidak mobile .
Gambar berikut , biaya barley di Inggris relatif terhadap Belanda atas long
span of time riel .
Barley sebuah komoditi relatif homogeny dan dapat dipindahkan.
Tingkat tukar barley riil cenderung kea rah menyamakan .
Log relatf harga barley inggris terhadap Deusche

1.5

0.5

-0.5

-1

-1.5

Gambar 8. 2 Log Harga Relatif Barley Inggris terhadap Dutch, 1367-1985

Estimasi current terbaik , kira-kira 4 tahun mengurangi deviasi PPP .


Dalam long-run, tingkat tukar riil melebihi PPP akan kembali ke level
rerata (disebut PPP relatif ).

161
Tingkat tukar riil di atas level rerata PPP long-run berimplikasi tingkat
tukar akan jatuh .

8.3 Perdagangan Barang , Ekuilibrium Pasar, dan Keseimbangan


Perdagangan

Menetapkan (fit) perdagangan asing ke kerangka IS-LM.


Asumsikan level harga given dan output diminta akan disupply

Belanja Domestik dan Belanja Barang Domestik

Dalam ekonomi terbuka, sebagian output domestik terjual ke LN (ekspor)


dan sebagian belanja masyarakat domestik dibeli dari LN (impor).
Perubahan paling penting , belanja domestik tidak bertahan lama (no longer)
menentukan output domestik.
Sebagian belanja masyarakat domestik berisi impor, demikian sebaliknya.
Dampak transaksi eksternal pada demand output domestik :
Definisikan A, belanja masyarakat domestik, maka :

Belanja masyarakat domestik = A = C + I + G (3)

Belanja barang domestik = A + NX


= (C + I + G) + ( X Q)
= (C + I + G) + NX (4)

X level ekspor, Q impor, NX = X Q surplus perdagangan (barang dan jasa).


Belanja barang domestik adalah belanja total masyarakat domestik
dikurang belanja impor ditambah demand asing (ekspor).
Model penentuan pendapatan :
asumsikan belanja domestik tergantung tingkat bunga dan pendapatan

A = A(Y,i) (5)

Net Ekspor

Net ekspor , atau kelebihan ekspor atas impor, tergantung pada pendapatan,
yang memengaruhi belanja impor; bagi pendapatan asing , Yf memenga
ruhi permintaan asing untuk ekspor; dan pada tingkat tukar riil, R. kenaik

162
an R atau depresiasi riil memperbaiki trade balance menggeser demand
barang produksi abroad ke produk domestik.

NX = X(Yf,R) Q(Y,R) = NX(Y,Yf,R) (6)

i LM
E

E
IS
IS
0 Y0 Y out Y
GAMBAR -3 DAMPAK KENAIKAN INKAM
ASING put
Gambar 8. 3 Dampak Kenaikan Inkam Asing

Ada 3 hasil :

Kenaikan pendapatan asing, ceteris paribus, memperbaiki kese


imbangan perdagangan domestik , menaikkan AD
Depresiasi riil domestik memperbaiki keseimbangan perdagangan ,
menaikkan AD
Naiknya pendapatan domestik menaikkan belanja impor, nonsense
trade balances

Ekuilibrium Pasar Barang

Demand impor naik karena pendapatan naik $1, disebut marginal


propensity to import, mpi , mengukur tambahan dollar belanja pendapatan
impor.
Belanja impor lebih dari barng domestik , kurva IS steeper pada impor , bagi
ekonomi terbuka.
Untuk produksi given kenaikan tingkat bunga menyebabkan kenaikan
output lebih kecil untuk restore kembali ke ekuilibrium pasar barang.

163
IS ekonomi terbuka berisi net ekspor sebagai komponen AD. Level
competitiveness , diukur dengan tingkat tukar riil , R, memengaruhi IS.
Kenaikan depresisasi riil demand barang domestik menggeser IS ke luar, ke
kanan .
Sebaliknya, naiknya pendapatan asing , menaikkan belanja asing , menaik
kan net ekspor atau demand barang .

Kurva IS : Y = A(Y,i) + NX(Y,Yf,i) (7)

Gambar di atas , dampak kenaikan pendapatan asing.


Belanja asingb naik , jika tingkat bunga tetap output naik , IS geser kanan.
Dampak penuh, permintaan asing naik, tingkat bunga naik, output domes
tik naik , employment naik.
Sebuah weakening ekonomi asing menurunkan impor , permintaan impor
turun, pulls down, ekuilibrium domestik turun dengan tingkat bunga diingin
kan .
Gambar di atas, dampak sebuah depresiasi riil, net ekspor naik pada tiap
level pendapatan , IS geser ke atas, kanan, ekuilibrium pendapatan naik.

TABEL -2 DAMPAK DISTURBANCE PADA KENAIKAN PENDAPATAN ASING

KENAIKAN DALAM KENAIKAN DALAM DEPRESIASI


BELANJA DI RUMAH SENDIRI PENDAPATAN ASING RIL
PENDAPATAN + + +
EKSPOR BERSIH - + +
TABEL -3 DAMPAK DEPRESIASI DOLLAR 10 PERSEN

DAMPAK PADA TAHUN 1 TAHUN 2

PDB RIL,% 0,5 0,6


IHK,% 0,4 1,3
ACCOUNT BERJALAN 15 38

Tabel di atas meringkas dampak perbedaan disturbance pada level pendapat


an ekuilibrium dan net ekspor.

Dampak Referkusi (Refercussion)

Saat belanja pemerintah naik, pendapatan naik, sebagian kenaikan untuk


belanja impor , pendapataan abroad naik, demand asing naik, menambah
ekspansi pendapatan domestik .

164
Dampak referkusi :
AS lokomotif to pull negara lain menuju ekspansi.
Tabel di atas , estimasi empiris dampak perubahan tingkat tukar riil GDP riil
AS.
Tabel, dampak depresiasi dollar 10% terhadap semua negara.
Level output AS terekspansi kuat, abroad berlawanan, GDP riil jatuh.
Alasannya, ekspor bersih AS naik , menaikkan pendapatan domestik naik
sementara demand dan output abroad lebih rendah .

8.4 Mobilitas Kapital

Pasar perdagangan stok dan Obligasi :


Penduduk AS , warga Jerman , Kerajaan Inggris , dapat memegang kekayaan
domestik atau abroad, mencari return (penghasilan) yang paling tinggi,
berkaitan dengan hasil(yield) dalam pasar kapital.
Jika di New York naik relatif terhadap Canada , investor kembali meminjam
ke di New York.
Peminjam meningkat di New York akhirnya akan jatuh hasilnya.
Untuk tingkat tukar fix , pajak sama di mana saja , pemegang asset asing
tak pernah mengalami risiko politis (nasionalisasi , pembatasan transfer asset,
kegagalan risiko oleh pemerintah asing), semua pemegang asset to pick asset
ber-return tertinggi , return asset menjadi sama (strict equality) dalam pasar
modal dunia , tak ada negara dapat meminjamkan lebih rendah .
Tetapi ada perbedaan pajak antar negara, tingkat tukar dapat berubah ,
memengaruhi pay-off (pembayaran) dollar sebuah investasi asing, kadang
kala negara memberlakukan obstacles aliran keluar (outflow) kapital .
Ada beberapa alasan tingkat bunga tidak sama antar negara.
Perbedaan tingkat bunga antar negara industry , penyesuaian memper
kecil risiko perubahan tingkat tukar, sangat kecil.
Sekali tingkat tukar diukur dari penampilan, risiko tukar hilang, dan akan
kembali sama.
Rerata kurang dari 0.5% , karena adanya perbedaan pajak.
Ini menyebabkan kapital sangat mobile .
Asumsikan kapital perfect mobile.
Pemegang asset menggerakkan pendanaan (funds) antar borders mencari
return tertinggi, atau biaya pinjaman terendah.
Tingkat bunga sebuah negara tak dapat menjauh dari hasil level dunia.
Canada memperoleh hasi rendah terhadap AS , kapital ke luar ke AS .
Neraca pembayaran mengimplikasikan penurunan relatif tingkat bunga-
165
sebuah penurunan relatif terhadap abroad cenderung to worsen neraca
pembayaran karena kapital outflow yang diperoleh warga AS dari abroad.
Recognition tingkat bunga memengaruhi aliran kapital dan neraca
pembayaran berimplikasi penting untuk stabilisasi kebijakan.
Pertama, kebijakan moneter dan fiskal memengaruhi tingkat bunga ,
berdam pak pada capital account , neraca pembayaran, tidak pada trade
balance tapi pada capital account.
Kedua, ekonomi domestik, neraca pembayaran berubah ketika ada aliran
kapital internasional .

Neraca Pembayaran dan Aliran Modal

Peran capitalflow dengan asumsi bahwa domestik mempunyai harga


impor given dan sebuah demand ekspor given .
Tingkat bunga, if , (tingkat bunga pasar modal asing) given .Aliran modal ke
domestik tak dibatasi jiaka tingkat bunga di atas abroad, diasumsikan risiko
tukar tak ada.
Neraca pembayaran , surplus nya, BP, sama dengan trade surplus , NX,
plus capital account surplus ,CF :

BP = NX(Y,Yf,R) + CF (i-if) (8)

Persamaan (8) sebagai fungsi pendapatan domestik, asing dan tingkat


tukar riil, dan capital account tergantung pada perbedaan bunga .
Kenaikan pendapatan worsen trade balance , kenaikan tingkat bunga
di atas level dunia pulls kapital abroad , demikian pula capital account.
Pendapatan naik, kenaikan tingkat bunga tiniest menjaga ekuilibrium
balance of payments
Defisit trade difinansialkan dengan capital inflow.

Dilemma Kebijakan : Keseimbangan Internal dan Eksternal

Aliran kapital potensial memfinansialkan defisit current account .


Eksternal balance ketika balance of payments tertutup terhadap keseim
bangan- cadangan bank sentral menurun.
Internal balances saat output pada level full employment .

166
GAMBAR ---4 KESEIMBANGAN
INTERNAL DAN EKSTERNAL DI
BAWAH TINGKAT NILAI TUKAR FIX
i
E E

domestik
3
if surplus E surplus
4
Tingkat
bunga
unempl BP =0
overemp
oyment
E1 Eloyment
defisit
0 defisit Y 1
overemp Y
Pendapa
unempl loyment
tan
oyment
domesti
k,output
Gambar 8. 4 Keseimbangan Internal dan Eksternal di bawah Tingkat Nilai Tukar Fix

Gambar di atas BP = 0, dari (8), BP ekuilibrium.


Asumsi kunci :
mobilitas perfect kapital BP = 0 , horisontal .
Pada level tingkat bunga sama dengan abroad diperoleh eksternal balances :
tingkat bunga domestik lebih tinggi , ada vast capital account , surplus ;
jika di bawah tingkat asing , defisit tak terbatas.
BP = 0 harus flat pada level tingkat bunga dunia. Di atas BP =0
berkorespondensi surplus, di bawah, defisit.
Gambar atas, level output full-employment ,Y* . Titik E, balance internal dan
eksternal dicapai. E berkorespondensi unemployment dan defisit balance of
payments . E2 , defisit dan over-employment (kelebihan pekerja) .
Pada E1 , defisit balanca of payments , seperti unemployment .
Moneter ekspansi akan memilih unemployment tapi worsen balances of
payments .
Bunga sensitive capitalflow menyelesaikan dilemma : Menaikkan
tingkat bunga , akan memperoleh financial trade of defisit .

8.5 Model Mundel Fleming : Perfect mobile capital di bawah


Tingkat Nilai Tukar Fix

167
Robert Mundel, profesor Universitas Colombia dan Marcus Fleming ,
peneliti IMF, 1960-an, sebelum tingkat tukar flexible beroperasi.
Di bawah mobilitas kapital perbedaan bunga slighlest provokes aliran
modal infinite (tak hingga) , bank sentral tak dapat conduct (mengatur) mone
ter bebas tingkat bunga fix .
Menaikkan tingkat bunga , pemegang portofolio worldwide menggeser
kekayaannya, kapital inflow , neraca pembayaran surplus gigantic; asing
membeli asset domestik, tingkat tukar terapresiasi , bank sentral intervensi
ke fix , membeli uang asing , stok uang domestik naik, kontraksi moneter
awal dicadangkan, sampai tingkat bunga pushed ke bawah level awal .
Moneter independent intervensi sampai tingkat bunga sama dengan pasar
dunia.
TABEL -4 KETIDAKSEIMBANGAN PEMBAYARAN,INTERVENSI,DAN SUPPLY UANG
DENGAN TINGKAT NILAI TUKAR FIX DAN MOBILITAS KAPITAL SEMPURNA

1 Pengatatan uang
2 Kenaikan tingkat bunga
3 Aliran masuk kapital
4 Penekanan appresiasi currency (mata uang)
5 Intervensi dengan penjualan uang di rumah sendiri dan membeli uang
asing
6 Ekspansi moneter dual terhadap intervensi tingkat bunga lebih rendah
7 Kembali ke tingkat bunga awal ,stok uang,dan neraca pembayaran
seimbang

Tabel di atas, langkah dalam alasan-alasan komitmen sebuah tingkat fix


dimasukkan dalam langkah 5 .
Tingkat tukar cenderung terapresiasi karena asing membeli currency
domestik, bank sentral memperbaiki currency domestik .
Dalam intervensi pasar tukar asing , moneter membali dan jual uang asing .
Supply uang berkait dengan balances of payments.
Surplus berimplikasi automatic ekspansi moneter, dan sebaliknya.

Ekspansi Moneter

Worthwhile open economy model IS-LM .

168
Gambar 8. 5 Ekspansi Moneter di bawah Tingkat Fix dan Mobilitas
Modal Sempurna

Gambar di atas , Skedul IS-LM sebagai skedul BP = 0 , karena mobilitas kapi


tal sempurna , sebuah agris horizon .
Pada sebuah level tingkat bunga terhadap abroad i = if negara memperoleh
balances of payments .
Tingkat bunga lain , aliran kapital massive (besar) jadi balances of pay
ments tak dapat ekuilibrium , intervensi bank sentral untuk tingkat tukar
menggeser LM.
Ekspansi moneter diawali dari E.
Skedul LM bergeser turun ke kanan , ke E . Di E defisit pembayaran besar
dan menekan tingkat tukar terdepresiasi .
Bank sentral intervensi , jual uang asing , supply uang domestik patah , LM
geser ke atas , ke kiri, sampai ekuilibrium, E.
Sebenarnya, mobilitas sempurna kapital tak pernah sampai di E .
Respon capitalflow demikian besar dan cepat (rapid) sehingga bank sentral
kembali ekspansi stok uang awal.
Kontraksi stok uang segera vast cadangan hilang, ekspansi stok uang dan
kembali ke ekuilibrium awal.

169
Ekspansi Fiskal

Ekspansi fiskal efektif.


Supply uang awal tetap, ekspansi fiskal menggeser IS naik, ke kanan,
cenderung menaikkan tingkat bunga dan level output . Tingkat bunga lebih
tinggi , capital inflow, tingkat tukar terapresiasi , bank sentral ekspansi
supply uang. Ekuilibrium restore saat supply uang sanggup menurunkan
tingkat bunga ke level awal (original), i = if .
Money supplyendogen , tingkat bunga efektif, multiplier Keynesian
sederhana menerapkan sebuah ekspansi fiskal.

Stok Uang Endogen

Saat mobilitas kurang sempurna, bank sentral hanya membatasi kemampuan


merubah supply uang .
Kotak berikut , dampak ekspansi fiskal Unifikasi Jerman , dan akibatnya
pada negara tetangganya di mana tingkat tukar fix berhadapan dengan
deutsche-mark.

170
8.1 Mobilitas Modal Sempurna dan Tingkat Tukar Flexible

Model Mundell-Fleming, tingkat bunga full fleksibel dan mobilitas


modal sempurna .
Tingkat tukar saat harga domestik fleksibel .
Bank sentral tidak intervensi di pasar tukar asing.
Tingkat tukar menyesuaikan membersihkan pasar (to clear the market) ,
demand dan supply tukar asing balance, BP = 0 .
Defisit current account difinansialkan dengan kapital swasta inflow ;
surplus current account diseimbangkan dengan kapital outflow .
Adjustment tingkat tukar menata current account + capital account = 0 .
Implikasi kedua, bank sentral dapat menetapkan supply uang yang diingin
kan .
Tak ada obligasi untuk intervensi.
Hanya ada satu tingkat bunga di mana balance of payments seimbang.

i = if (9)
Pada tingkat bunga lain , aliram modal demikian besar sehingga neraca
pembayaran tidak sama dengan 0 .

i
appresias
i=if i deppresi
asi
IS
0 Y
output

GAMBAR -6 DAMPAK TINGKAT NILAI TUKAR


PADA AD
Gambar 8. 6 Dampak Nilai Tukar pada AD

171
Gambar di atas i = if .
Dari (7) tingkat tukar ril penentu AD, perubahannya menggeser IS.
Given harga P dan Pf , depresiasi membuat domestik lebih kompetitif , mem
perbaiki ekspor bersih , menggeser IS ke kanan .
Appresiasi ril barang relatif lebih mahal, trade balance nonsense dan de
mand barang domestik patah, IS geser kiri.
Panah gambar menunjukkan geseran AD ke tingkat bunga.
Jika i > if , capital inflow mengappresiasi currency , barang relatif lebih
mahal, AD jatuh, sebaliknya jika terdepresiasi.
Disturbance beragam memengaruhi output dan tingkat tukar .

Penyesuaian ke Disturbance Riil

Menggunakan (7), (8), (9) :


pertama,perubahan kenaikan eksogen demand barang dunia (ekspor).
Gambar berikut, E, ekuilibrium inisial , kenaikan demand asing berimpli
kasi excess demand barang .
Untuk tingkat bunga awal, tingkat tukar, level output , exceed supply .
Ekuilibrium pasar barang pada tingkat bunga awal dan tingkat tukar,
menginginkan level output lebih tinggi, IS geser ke luar, ke kanan, ke IS.
Di E , barang dan jasa pada pasar bersih, output naik serentak dengan
demand . Kenaikan pendapatan menaikkan demand uang dan tingkat bu
nga ekuilibrium.
Tapi E bukan ekuilibrium, balance of payments disekuilibrium, terjadi
appresiasi tingkat tukar kembali ke ekuilibrium awal E .

172
Gambar 8. 7 Dampak Kenaikan Demand Ekspor

Proses Penyesuaian

Selanjutnya, anggaplah, demand asing naik, direspon , cenderung menaik


kan pendapatan dan output , menginduksi kenaikan demand uang mening
katkan tingkat bunga , ke luar dari garis tingkat bunga internasional, ka
pital inflow , menekan tingkat tukar , currency terappresiasi .
Ini artinya, harga impor jatuh, barang domestik relatif lebih mahal, demand
bergeser, ekspor bersih jatuh , IS geser kiri ke IS .
Ekspansioner akan menaikkan ekspor bersih .
Tingkat bunga tetap terappresiasi selama i > if .
IS akan bergeser akhirnya ke posisi semula.
Penyesuaian terjadi disepanjang LM jika kembali ke output E dan level
pendapatan konsisten dengan ekuilibrium moneter tingkat bunga dunia.
Ekspansi ekspor tak berdampak sampai output ekuilibrium.
Kenaikan demand ekspor cenderung menaikkan tingkat bunga , mengappre
siasi currency , ekspor tetap tawarkan sampai ke E, ekspor bersih kembali
ke level inisial , tingkat tukar terapresiasi , impor naik , ekspor sebagian
diekspansi dengan appresiasi tingkat tukar .

Kebijakan Fiskal

173
Ekspansi fiskal .

Gambar 8. 8
GA MBAR -8 DAMPAK
KENAIKAN SOK UANG

i LM LM
Tingk

bung
E E
i=if
at

E
a

Y0 Y ou Y
tp
ut
Dampak Kenaikan Stok Uang

Potongan pajak, kenaikan belanja pemerintah mengekspansi demand,


terulang seperti kasus ekspansi ekspor, tingkat bunga naik, appresiasi ,
ekspor jatuh, impor naik , ada crowdingout .
Crowdingout di sini berbeda , tingkat bunga lebih tinggi , investasi berku
rang , appresiasi tukar mngurangi ekspor bersih .
Penting diingat, disturbance riil demand memengaruhi output ekuilibrium di
bawah fleksibel, mobilitas sempurna.
Awal 1980-an , AS, sebuah ekspansi fiskal accomplained dengan sebuah
defisit current account .

Penyesuaian ke Sebuah Perubahan dalam Stok Uang

Perhatikan gambar di atas, E posisi inisial , kuantitas uang nominal ,


M , naik , harga given , stok uang riil , M / P , naik , excees supply
real balances di E . Restore ke ekuilibrium , tingkat bunga lebih rendah
atau pendapatan lebih besar . LM geser ke bawah , ke kanan, ke LM .

174
Pada E, pasar barang dan uang ekuilibrium (pada tingkat inisial) , i < if ,
kapital outflow , tingkat tukar terdepresiasi,.harga impor naik , barang do
mestik lebih kompetitif, demand output diekspansi, IS geser ke luar, ke ka
nan , berlanjut sampai ke E .
Di E , pasar barang ekuilibrium, pasar uang compatible (sesuai) dengan
if .
Konsekuensi, tidak ada kecenderungan lanjutan tingkat tukar dan harga
relatif , demand berubah .

TABEL -5 DAMPAK TINDAKAN KEBIJAKAN AS


(KENAIKAN PERSEN GNP )

EKSPANSI FISKAL * EKSPANSI MONETER



AS 2,7 5,3
JEPANG 0,4 -0,6
JERMAN 0,5 -0,8
* Kenaikan 5 persen GNP dalam belanja pemerintah

kenaikan 10 persen dalam target suplai uang

Jika P fixed , M naik, M / P naik , tingkat tukar fleksibel .


Demand real balances , L = L(i,Y) , i = if , demand = supply uang ,Y naik ,
depresiasi tingkat tukar , ekspor bersih naik , level output sustains (tetap) ,
employment lebih tinggi .
Ekspansi moneter memperbaiki current account melalui induksi depresiasi.
Dengan tingkat fix, moneter tak mengontrol stok uang nominal, stok
uang nominal naik, cadangan turun, membalik kenaikan stok uang
nominal.
Dengan fleksibel, Bank Indonesia tidak intervensi, kenaikan stok uang
tidak disimpan jadi cadangan dalam pasar tukar asing , depresiasi, ekspansi
output actual, given harga fix .
Bank Indonesia dapat mengontrol stok uang nominal melalui sistem tingkat
tukar .
Tabel di atas , estimasi dampak quantitatif ekspansi moneter, fiskal, GNP
AS dan abroad , tingkat tukar fleksibel ; perubahan rerata persentase GNP , 2
tahun pertama.
Kenaikan belanja pemerintah sustained (lanjut) 5% GNP.

175
Ekspansi moneter 10%. Estimasi multiplier fiskal relatif kecil .
Ekspansi fiskal menaikkan output asing .
Ekspansi moneter , dollar terappresiasi, output abroad turun .

Beggar thy-Kebijakan Jiran dan Depresiasi Kompetitif

Ekspansi moneter domestik membuat tukar terdepresiasi, ekspor bersih


naik, output naik, employment naik .
Ekspor bersih naik berkorespondensi ke deterioration trade balance a
broad.
Domestik terdepresiasi , demand barang asing geser ke domestik, output,
employment abroad patah , trade balance terinduksi , beegar thy-neigbor
policy terjadi , unemployment diekspor, employment domestik naik .
Recognition , depresi tukar adalah cara sebuah negara menggeser
demand ke negara lain, merubah melebihi level dunia.
Contohnya, sebuah boom (overemployment) , negara lain resesi. Depresi
bagi negara resesi akan menggeser demand dunia dan mengurangi divergensi
dan full employment di semua negera.
Saat negara dalam sinkronisasi tinggi, seperti 1930-an atau setelah
kematian oil shock 1973 , tingkat tukar tdak banyak berperan worldwide
full-employment .
Jika demand dunia total pada level salah, tingkat tukar tidak tepat pada
level
AD , tapi essensi hanya memengaruhi alokasi demand antar negara given.
Sama dengan itu, tingkat tukar serentak merubah grup negara yang me
ngalami shock sama hanya dapat menggeser demand antar negara dan
mengalami beggar-thy-neighbor .
Ini yang mendorong Eropa bersatu.
Nevetheless, depresiasi tukar mengatraksi demand dunia , menaikkan
output domestik.
Jika semua negara mendepresikan demand dunia , diperoleh depresi kompe
titif , menggeser demand dunia melebihi kenaikan level belanja worldwide .
Jika tiap orang mendepresiasi to roughly , akan berakhir pada tingkat tukar
awal.
Moneter, fiskal dikordinasi melebihi depresiasi untuk menaikkan demand
dan output semua negara saat AD worldwide pada level salah.

176
BAB IX
PERMINTAAN UANG (DEMAND FOR MONEY)

Uang

Uang sebagai media pertukaran, the stuff digunakan membayar sesuatu-


tunai . Uang kadang kala berarti pandapatan atau kekayaan .
Demand for money berkenaan dengan stok kekayaan dipegang tunai ,
rekening dijadikan check , asset , jika tak ada kekayaan atau pendapatan
turunan (generic) .
Hubungan demand dan supply for money dipenuhi melalui moneter , Bank In
donesia , memengaruhi output dan harga .
Lebih informal , uang adalah yang diterima umum dalam pertukaran.
Di tempat berbeda, seashells, cocoa, koin emas diberlakukan sebagai uang.
Di AS, M1 , berisi mata uang (currency) ditambah deposito yang dapat di
ambil check nya.
Akhir 1996, M1 diperkirakan $4200 per orang.
M2, M3 sebuah sisem pembayaran modern .
Currency dan deposito diterima sebagai definisi uang dalam jangka pan
jang.
Tahun 1980-an asset interest-bearing dapat dijadikan check.

9.1 Komponen Stok Uang

Di AS, ada 4 aggregat moneter : currency , M1.M2,M3, L.


Perhatikan Kotak berikut :
M1, klaim yang dapaat digunakan langsung , cepat, tanpa restrict un
tuk pembayaran.
Ini liquid (cair) , liquid dapat segera dan cheaply untuk pembayaran .
M2 , menambahkan klaim tidak liquid instan withdrawl deposito berjang
ka , lembaga deposito, pasar uang mutual funds yang dapat menentukan
checks-drawn minimum rekening .
M3, menambahkan item-item yang hampir semua orang tak pernah melihat
nya ,deposito yang dinegosiasikan dengan agreement (perjanjian)
dipegang perusahaan atau individu.
L, menambah beberapa asset liquid untuk substitusi yang bukan uang .

177
Urutan moneterr , semakin ke bawah semakin tidak liquid , dan bunga
nya semakin tinggi .
Pendapatan currency berbunga 0 , pendapatan rekening check lebih kecil
dari deposito pasar uang .

M2 dan Aggregat Moneter

M2 ditambahkan ke M1 dapat digunakan sebagai media pertukaran.


Bagian terbesar M2 berisi tabungan dan sedikit deposito berjangka (kurang
$100.000) yang ada di bank dan lembaga thrift .
Ada prinsip menunggu deposito berjangka hingga maturity , pembayaran
pinalti.
M2, terbesar kedua, berisi pasar uang mutual-funds dan rekening deposito
Mutual fund (MMMF) , berinvestasi short-run saham (securities) interst-
bearing , seperti sertifikat deposito ,CD, T-bill .
MMF membayar bunga check pemilik rekening .
Rekening deposito pasar uang (MMDA) , MMF dipegang bank komersil .
Check dibatasi (limited) MMDA tiap bulan .
MMDA, MMF menjadi deposito yang dapat dijadikan check juga melayani
investasi finansial.
Sampai 1987, M1 melayani stok uang paling tertutup sebagai media
pertukaran dan karena itu fungsi demand stabil.
Setelah M1 sukar diprediksi , ekonom Fed mencurahkan perhatian.
Awal 1990-an , M2 juga tak dapat diprediksi, begitupun M3, moneter
semakin sukar .
Innovasi Finansial

Thrifts, pembayaran bunga deposito membatasi check rekening .


Rekening NOW menjadi prohibition.
NOW menjadi wthdrawl , looks, smells, diberlakukan seperti check.
Pasar uang mutual fund dimunculkan 1973.
Sampai 1982, bank tak boleh membuat issue rekening deposito uang, diberi
ijin untuk inflow cepat deposito bank : MMDA naik dari November 1982
menjadi $320 miliar pada Maret 1983.
Contoh, creditcard , apakah alat pembayaran ?
Definisi M1 broad , contoh, obligasi (bill) $1.00 untuk pembayaran gro
ceries , apakah M1 ?
Definisi aggregate moneter akan terus berubah.

178
9.2 Fungsi Uang

Ada 4 fungsi uang tradisional :


pertama, media pertukaran , yang lainnya setor nilai, unit perhitungan,
standar pembayaran cicilan.
Store of value , asset penata nilai sepanjang masa, asset pembelian di
masa depan , sebagai media nilai tukar, seperti bonds, stock, dan house .
Unit of account, unit (satuan) pembatasan harga berdoman buku
(bookskept) , dibatasi dengan rupiah, dan sent , ukuran stok uang , unit u
ang adalah unit penghitung.
Di negara berinflasi tinggi, dollar menjadi unit hitung, sekalipun uang local
sebagai media pertukaran.
Standard of deffered payment, digunakan sebagai transaksi long-term
seperti loans (pinjaman) . Perkiraan pembayaran kembali 5 atau 10 tahun
dalam rupiah dan sent.
Contoh, loans dihubungkan dengan prilaku level harga , lebih baik meng
gunakan rupiah fix loans diindeks .
Store of value paling banyak ditampilkan dalam fungsi uang.

9.3 Permintaan Uang : Teori

Motif permintaan uang (demand for money) :


Permintaan uang adalah permintaan real balances.
Uang dipegang untuk daya beli .
Dua implikasi :
1. Demand real money , tidak berubah saat level harga naik, dan se
mua variabel riil, tingkat bunga, pendapatan riil, asset riil, dan
lainnya tidak berubah, ceteris paribus .
2. Kesamaan (eqivalently) , demand uang nominal naik proporsional
terhadap kenaikan level harga , variabel riil given.

Real balances , M / P .
Sebuah perubahan dalam level harga , menyebabkan semua variabel riil
tetap (konstan) , demand real money tetap , money illusion tidak terjadi .
Motif memegang uang Keynes ada 3 :
1. transaksi, demand for maoney naik untuk melakukan pembayaran
2. precautionary, berjaga-jaba untuk kontijensi tak terduga
3. speculative, adanya ketidakpastian nilai asset

179
Motif transaksi dan precautionary berhubungan dengan M1, spekulasi
pada M2 atau M3 .
Teori demand of money dirancang dari trade-off antara benefit dan biaya
bunga memegang uang .
Uang (M1, currency ditambah deposito checkable ) umumnya pendapatan
(earns) nonbunga atau kehilangan bunga dari asset portofolio.
Memegang $1 akan kehilangan bunga lebih tinggi, dengan berkurangnya
benefit uang akan dilepas.
Selisihnya sama dengan tingkat bunga uang ( mungkin 0 ) dikurangi ting
kat bunga asset portofolio.
Opportunity cost memegang uang sama dengan selisih antara yield asset lain
dan tingkat bunga.

Demand Transaksi

Sebutlah, tiap bulan dibayar $1800.


Asumsikan Poltak belanja $1800 untuk belajar bulanan, $60 per hari, sisanya
ditabung , $1740, dengan bunga harian .
Tiap pagi ditarik $60 dari ATM.
Benefit uang $60 tiap pagi.
Opportunity-cost uang (biaya jalan kaki ke ATM) turun.
Makin besar trip ke bank, tambah besar pula benefit bunga di rekening.
Satu trip mengambil semua simpanan di ATM-bunga 0.
Ekuilibrium jatuh smooth pagi pertama $1800 ke $0 pagi ke-3 -
rerata balance ($1800 $0 ) / 2 = $900, kehilangan bunga i x $900.
Dua trip, cash balance jatuh rerata sebesar ($1800/2 $0 )/2 = $450.
Kalau n-trip, rerata balances jadi $Y /2n .
Tiap pagi, cost , tc , maka cost-trip plus kehilangan bunga adalah
= ${( ntc) + i(Y/2n) }.
Poltak pasti memilih n untuk menemukan cost paling kecil dan meratakan
biaya memegang uang , nggak sengaja Poltak menemukan rumus Baumol-
Tobin :

M
P
=

tcY
2i
(1)

180
Persamaan (1) adalah demand for money , turun karena tingkat bunga, naik
karena biaya jalan kaki ke ATM, naik jika gaji Poltak lebih besar, tetapi
kurang proporsional karena ada economics of scale dalam manajemen cash.
Ada 2 prediksi :
Elastisitas of money demand , dan elastisitas bunga .
Empirisis, elastisitas pendapatan lebih tertutup ke 1.
Elastisitas bunga ke 0 .

Motif Precautionary

Demand transaksi menafikan ketidakpastian.


Poltak mungkin saja akan beli resep, jika dia kehilangan uang ?
Jika dia lebih banyak memegang uang , maka semua akan liquid ke depan.
Rasa tidakpasti yang berlebihan akan menaikkan demand for money.

Demand for Money Spekulatif

Transaksi dan precautionary for money berfungsi sebagai medium pertukar


an .
Fungsi uang store of value meusatkan peranan pada investasi portofolio
individu .
Investor akan memilih asset yang return nya paling tinggi.
Investor ingin memegang sebagian asset yang aman .
Uang adalah asset yang aman dalam nilai nominalnya.
Tobin, menyatakan kenaikan dalam return yang diekpektasi pada asset-
menaikkan opportunity cost memegang uang-demand for money rendah.
Kenaikan risiko dan return asset lain menaikkan demand uang .

9.4 Bukti Empirical

Elastisitas bunga demand for money sebagai penentu efektivitas moneter


dan fiskal .
Demand for real balances tergantung tingkat bunga.
Demand for money berhubungan negative dengan tingkat bunga.

Penyesuaian Kelambatan (Lagged Adjustment)

Empirical, demand for money menyesuaikan perubahan pendapatan dan


tingkat bunga dengan sebuah lag.
181
Perubahan pertama level pendapatan atau tingkat bunga kecil dalam
demand for money .
Alasan lag ada 2 :
pertama, adanya biaya penyesuaian memegang uang ;
kedua, pemegang uang berekpektasi , melambatkan penyesuaian.
Biaya adjustmen termasuk cara terbaik mengatur uang dan biaya membuka
tipe rekening baru.
Sisi ekpektasi , orang percaya perubahan given tingkat bunga bersifat
sementara.
Ternyata ekpektasi nya keliru, tidak sementara (transitory) , terjadi adjust
ment lebih besar .

Empirical Demand M1

Tahun 1973, Stephen Goldfield dai Princeton melukiskan fungsi


demand for money M1 standar .
Tabel berikut meringkas hasil Goldfield.

TABEL 1 . ELASTISITAS PERMINTAAN UANG RIIL M1


Y iTD iCP
Short-run 0,19 -,045 -,019
Long-run 0,68 -,160 -,067

Dalam short-run (triwulan) , elastisitas demand pendapatan riil 0,19.


Artinya, 1% kenaikan real income meningkatkan money demand 0,19%,
kurang proporsional .
Kenaikan tingkat bunga mengurangi permintaan uang.
Elastis bunga short-run sangat kecil.
Tingkat deposito berjangka (time deposits) naik dari 4-5%, yaitu kenaikan
25% (5/4 = 1,25) , demand for money turun hanya 1,12% ( = 0,045 x 0,25).
Kenaikan tingkat commercial paper dari 4-5% , mengurangi permintaan
uang hanya 0,47% .
Elastisitas long-run melebihi elastisitas jangka pendek dengan faktor
lebih besar dari 3.
Elastisitas real income long-run 0,68, artinya, naiknya permintaan real
money akibat naiknya real income given hanya 68% proporsional sama ke
naikan pendapatan.
Permintaan real money naik tinggi, kurang proporsional untuk manaikkan
real income.

182
Elastisitas bunga long-run sedikit di atas 2, artinya, kenaikan iTD dan iCP
dari 4-5% mengurangi demand for moneney kurang dari 6% .
Properties demand for money Golfield ada 4 :
1. Demand for real money balances merespon negative pada tingkat
bunga . Kenaikan tingkat bunga mengurangi demand for money
2. Demand for money naik dengan level real income
3. Respon permintaan uang short-run merubah tingkat bunga dan
pendapatan kurang dari respon long-run.
Elastisitas long-run diestimasi di atas 3 kali elastisitas short-run
4. Demand for nominal real balances proporsional terhadap level
harga.
Tak ada money illusion , artinya, demand for money sebuah demand
for real balances.

Hingga 1973 , demand for real money balances , sebuah pemahaman


yang sangat stabil.
Dari sini permintaan M1 telah bergeser dan belum settled turun dalam fungsi
permintann uang .

Permintaan M2

Diharapkan permintaan real money tergantung negative pada opportunity


cost memegang M2, yaitu, selisih tingkat bunga pasar, seperti tingkat T-bill
dan rerata terbobot pembayaran tingkat bungaberagam deposito pem
bentuk M2.
Juga diharapkan money demand M2 tergantung positif dengan level penda
patan .

Empirical :
estimasi dengan data triwulan , priode 1953-1991 memberi yields elastisitas
seperti tabel berikut , elastisitas terhadap opportunity cost negative .
Elastisitas short-run lebih kecil dari long-run .
Elastisitas pendapatan M2 long-run positif dan approksimasi sama dengan
1.
Rasio real balances diukur dengan M2, GNP riil konstan sepanjang masa.

TABEL 2. ELASTISITAS PERMINTAAN UANG M2 RIL, 1953-1991


Y OPPORTUNITY COST

Short-run 0,39 -,017


Long-run 0,98 -,08
183
9.5 Kecepatan (Velocity) Pendapatan Uang dan Teori Kuantitas
( Quantity Theory)

Income velocity of money adalah jumlah dikali stok uang yang kembali
(turned) per tahun dalam aliran pendapatan tahunan keuangan (financing).
Yang sama dengan GDP nominal terhadap Stok uang nominal .
Tahun 1995, GDP kira-kira $7.248 miliar, stok uang M2 , rerata $3.580 mi
liar , dan kecepatan M2 kira-kira 2.
Rerata dollar money balances M2 difinansialkan $2.02 pada barang akhir
dan jasa akhir , atau rerata masyarakat memegang 50 sen M2 per dollar pen
dapatan .
Kecepatan pendapatan (velocity) terdefinisi :

PY Y
V= = (2)
M M/P

yaitu , pembagian pendapatan nasional terhadap sok uang nominal, atau


ekivalen , pembagianpendapatan riil dengan real balances .
Misalkan demand for real balances ditulis M /P = L (i ,Y) .
Substitusi ke persamaan di atas diperoleh

Y
V=
L (i , Y )

Ini dipilih jika, permintaan uang proporsional terhadap pendapatan , sesuai


long-run permintaan M2 , atau ditulis

L ( i , Y )=YL(i)
Substitusi ke atas , maka
1
V=
L (i , Y )

Velocity merumuskan dampak tingkat bunga permintaan uang kecepatan


tinggi berarti permintaan uangb lamban.

184
2.5

1.5

0.5

0
1960

1963

1965

1968

1970

1973

1975

1978

1980

1983

1985

1988

1990

1993

1995
Gambar 9. 1

16

14

12

10

0
1960

1963

1965

1968

1970

1973

1975

1978

1980

1983

1985

1988

1990

1993

1995

Gambar 9. 2

Gambar di atas, menunjuk velocity M2 (skala atas) dan tingkat bunga T-bill
( skala bawah ) .
Velocity M2 relatif stabil-skala atas hanya di antara 1,6 dan 2,1 dalam pri
ode 35 tahun- velocity mempunyai tendensi kuat naik dan jatuh dengan
tingkat bunga pasar .

Teori Kuantitas (Quantity Theory)

185
Quantity theory of money cara simple menghubungkan uang, harga, dan
output :

MxV = P x Y (3)

Persamaan Kuantitas mengaitkan level harga dan level output terhadap stok
uang .
Persamaan ini menjadi Persamaan Kuantitas Uang (Klasik) saat V, Y, fixed
.
Output riil fix , ekonomi dalam full-employment .
Velocity diasumsikan tidak berubah banyak.
Faktanya, semua asumsi tak dapat dipegang, namun , penting melihat perge
rakan variabel .
Jika level harga proporsional terhadap stok uang .
Teori klasik ini menjadi teori inflasi.:

VM
P= (3a)
Y

Jika V tetap, perubahan money supply ditransformasi ke perubahan pro


porsional GDP nominal, PY.
Saat classical case fungsi supply vertikal , Y fixed dan perubahan uang
ditransfer ke level harga , P .

Pilihan Untuk Mahasiswa yang Cerdas

Asumsi model transaksi Baumol-Tobin .


Poltak menerima sebuah pembayaran , Y, pada tiap awal bulan dan lon
jakannya dengan sebuah pace sepanjang 1 bulan.
Poltak menerima pendapatan (earn) bunga dengan tingkat i per bulan se
bagai konsekuensi memegang uang di rekening tabungan ( sama seperti
memegang obligasi ) .
Di sini ada biaya tc per transaksi untuk memindahkan di antara bonds dan
uang .
Mari menyatakan n sebagai jumlah transaksi per bulan antara money dan
obligasi , asumsikan juga, pendapatan bulanan yang dibayarkan ke re
kening tabungan atau dlam bentuk bonds .
Poltak meminimisasi biaya pengaturan uang selama 1 bulan .

186
Jadi biaya transaksi ( ntc) ditambah bunga hilang dengan memegang uang
daripada memegang bonds selama 1 bulan.
Biaya bunga ( iM) , di mana M rerata uang yang dipegang selama 1 bulan.
M, rerata memegang uang , tergantung pada jumlah transaksi , n .
Anggaplah tiap kali Poltak membuat sebuah transaksi . Poltak mentransfer
perkiraan sebesar z dari obligasi ke uang .
Apabila Poltak membuat n penerikan (withdrawl) ukurannya sama selama 1
bulan, ukuran per transfer Y/n , dengan demikian total Y ditransferkan

nz = Y (1)

Bagaimana rerata cash balance dihubungkan dengan n ?

Z=Y
(a) (b)
N
Memega
ng uang

Z=Y
N/2

0 1 0 1/2 1
1/2 tim
tim
GAMBAR -3 PERKIRAAN CASH YANG DIPEGANG
e
MASYARAKAT DIHUBUNGKAN
e DENGAN
TRANSAKSI
Gambar 9. 3 Perkiraan Cash yang dipegang Masyarakat dihubungkan

Tengoklah gambar di atas (kiri) .


Rerata cash balance yang dipegang selama 1 bulan adalah Y/2 = z/2, di sini
cash balance di awali pada Y dan menurun dalam sebuah garis lurus ke nol.
Tengoklah lagi gambar kanan, rerata cash balance pertengahan bulan perta
ma Y/4 = z/2 , dan rerata cash balance ke-2 dalam 1 bulan juga z/2.
Jadi, rerata cash balance dalam daftar bulan adalah Y/4 = z/2.
Untuk n = 3 atau n lain, maka rerata cash balance Y / 2n .
Total biaya rerata cash adalah :

187
Total cost = ( ntc) + i Y/2n

Jumlah optimum transaksi diperoleh dengan meminimisasi biaya total


terhadap n .
Implikasinya :

n =
iY
2n

di mana n* jumlah transaksi optimal.


Poltak membuat lebih banyak transaksi dengan tingkat bunga lebih tinggi ,
pendapatan lebih tinggi, biaya transaksi lebih kecil .
Baumol-Tobin menggunakan persamaan n* dan fakta bahwa M = iY/2n.
Bagi Poltak yang membuat hanya sebuah transaksi, rerata cash balance
adalah dari pendapatannya.
Artinya, elastisitas permintaan uang Poltak adalah 0 naik ke transaksi
kedua dengan tingkat bunga cukup tinggi , worthwhile .
Elastisitas pendapatan 1 , naik ke pendapatan yang cukup tinggi , transaksi
kedua worthwhile .
Diharapkan elastisitas pendapatan menjadi di antara dan 1; beberapa
elastisitas tingkat bunga sama dengan 0 untuk yang lain tertutup ke ,
diharapkan elastisitas di antara dan 0 .

SIKLUS BISNIS DUNIA

188
Krisis mata uang, nilai tukar, perbankan, moneter telah melanda
seluruh Asia Tenggara , mulai dari Bath Thailand sampai Rupiah Indonesia
, terjadi resesi , pengangguran, inflasi tinggi , terjadi pertengahan 1997,
sementara Eropa relatif stabil .
Pada 2008 resesi melanda AS, Eropa, banyak pengangguran , beberapa
provinsi AS mengalami shut-down dengan rasionalisasi pegawai negeri,
pension dini, PHK, inflasi tinggi, nilai tukar AS anjlok , impor turun, produ
ksi melemah , AS enggan menaikkan stimulus belanja pemerintah nya ;
sementara di Asia terjadi sebaliknya, terjadi recovery.
Tahun 2013, Indonesia kembali mengalami krisis nilai tukar, Rupiah
terdepresiasi, cadangan devisa (reserve) menipis , ekonomi melambat .
China sebagai raksasa ekonomi terbesar di dunia tetap merem pertumbuhan
ekonominya, AS tidak melakukan kebijakan moneter sedikitpun; akhir
2013 AS mulai recovery , dengan pertumbuhan ekonomi naik, dan dollar
naik .
Ada sebuah kekuatiran buat ekonomi Indonesia , kembali ke krisis 1997.

Medan, 12 Pebruari 2014

Sopar M.H.

DAFTAR PUSTAKA

David Romer.2001.Advanced Macroeconomics.International Edition.Mc


Graw Hill. Singapore.

189
Dornbusch,Fischer,Startz.1998.Macroeconomics .Seventh Edition. Irwin.
McGraw-Hill. New York .

Mankiw.G.2000.Teori Makro Ekonomi. Edisi Keempat. Eralangga.Jakarta.

190
CURICULUMVITAE

Identitas :
Nama : Sopar M.H.
Lahir : 19 Pebruari 1967
di Balik Papan ,
Kalimantan Timur.
Pendidikan :
1. SD NEGERI 060922 MEDAN SUNGGAL
2. SMP BUDI BERSUBSIDI SUNGGAL , MEDAN
3. SMPP NEGERI 24 , MEDAN SUNGGAL /IPA /TAMAT 1986
4. IKIP NEGERI MEDAN / SARJANA PENDIDIKAN
MATEMATIKA/ TAMAT 1991
5. UNSYIAH BANDA ACEH /MAGISTER SAINS EKONOMI /
TAMAT 2005
6. UNPAD BANDUNG / PROGRAM DOKTOR SAINS
EKONOMI / MASUK 2005
Pekerjaan :
Dosen PNS KOOPERTIS WIL. I SUMUT-NAD
Pengalaman yang Pernah Diemban :
1. Dosen MATEMATIKA ASTRONOMI , MATEMATI KA
TEHNIK , MATEMATIKA EKONOMI Akademi Maritim
Belawan (AMB) ,Medan , Tahun 2001 20 05.
2. Dosen MATEMATIKA EKONOMI , EKONOMI MIKRO ,
EKONOMI MAKRO di Universitas HKBP NOMMENSEN ,
UHN Medan , 2012 sekarang .
Jabatan :
Sekretaris PPL (Program Pengalaman Lapangan ) FKIP HKBP
NOMMENSEN MEDAN .
Riset :
Simulasi Gauss Seidel- Reformasi Pajak Indonesia .2003.
Computable General Equilibrium.Pemanasan Global Indo
nesia.2005.
Crowding Out Makroekonometrik Karo .2014.

Sopar M.H.

Anda mungkin juga menyukai