KALANGAN SENDIRI
MATERI KULIAH
MANAJEMEN AGRIBISNIS
(LANJUTAN)
oleh:
0
PRAKATA
Penulis
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................
PRAKATA ........................................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... v
I ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA ......................... 1
1.1 Arti Penting Analisis Dan Penggunaan Dana ......... ...................... 1
Langkah-Langkah Penyusunan Laporan Sumber Dan
1.2 2
Penggunaan Dana .........................................................................
II PENGENDALIAN MODAL ................................................................... 5
2.1 Pengendalian Modal ...................................................................... 5
2.2 Analisis Laporan Keuangan .......................................................... 5
2.3 Ratio Keuangan ............................................................................. 7
2.4 Analisis Break Even Point sebagai Alat Pengendalian Keuangan 10
2.5 Manfaat Analisis BEP dalam Pengendalian Keuangan.................. 12
2.6 Efek Perubahan Sales Mix terhadap BEP ...................................... 14
2.7 Pengelolaan Risiko dan Ketidakpastian ......................................... 16
III INVESTASI DALAM AKTIVA LANCAR SELAIN EFEK ............... 19
3.1 Investasi dalam Modal Kerja ........................................................ 19
3.2 Investasi dalam Inventory ............................................................. 21
3.3 Investasi dalam Piutang ................................................................ 23
3.4 Investasi dalam Kas ...................................................................... 25
IV INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP ............................................. 31
4.1 Perputaran Investasi dalam Aktiva Tetap ...................................... 31
4.2 Nilai Waktu dari Uang .................................................................. 32
4.3 Penganggaran Investasi ................................................................. 34
4.4 Penilaian Investasi ......................................................................... 35
V PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI 39
AGRIBISNIS ...........................................................................................
5.1 Pengertian ..................................................................................... 39
5.2 Peramalan ...................................................................................... 40
5.3 Perencanaan Produksi/Operasi ....................................................... 43
5.4 Kapasitas Produksi ......................................................................... 53
No Halaman
1.1 Elemen-Elemen Penambah dan Pengurang Dana Perusahaan ............ 3
1.2 Laporan Sumber dan Penggunaan Dana.............................................. 4
2.1 Ratio Keuangan Perusahaan pada Beberapa Kriteria.......................... 7
2.2 Posisi Ratio Keuangan Perusahaan terhadap Industri Tahun 2011 – 7
2012 ....................................................................................................
2.3 Macam-Macam Ratio Keuangan......................................................... 9
2.4 Penjualan dan Biaya Usahatani Tumpangsari Jagung Kedelai ........... 14
3.1 Budget Penjualan Kredit Tri Wulan ke-3 Tahun 20xx ....................... 25
3.2 Budget Pengumpulan Piutang Tri Wulan ke-3 Tahun 20xx ............. 25
3.3 Budget Penerimaan dan Pengeluaran Operating Transaction ........... 28
3.4 Skedul Penerimaan dan Pembayaran Pinjaman beserta Bunga 29
(Rp 000) ..............................................................................................
4.1 Net Present Value ............................................................................... 37
4.2 Pay Back Period ................................................................................. 38
5.1 Perkiraan Penjualan Berdasar Data Penjualan 5 Tahun Terakhir ..... 41
5.2 Perkiraan Biaya Produksi pada Berbagai Altrenatif Lokasi ............. 44
5.3 Perhitungan Penentuan Lokasi Pabrik Berdasar Biaya ..................... 44
5.4 Hasil Pengamatan Penggunaan Bahan dalam 1 Tahun ....................... 51
5.5 Biaya Bahan Baku dan Tenaga Kerja Pada Proses Produksi Tertentu 60
5.6 Biaya dan Penggunaan per Unit Bahan Baku Dan Tenaga Kerja ...... 60
5.7 Effisiensi Penggunaan Bahan Baku ................................................... 60
5.8 Effisiensi Penggunaan Tenaga Kerja ................................................. 61
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
4.1 Hubungan tahun penggunaan dana dan dana yang diinvestasikan 32
pada aktiva tetap .................................................................................
5.1 Proses perencanaan kegiatan produksi .............................................. 39
5.2 Grafik free hand metode forecasting ................................................. 41
Perusahaan “Harum” PT
Laporan Rugi& Laba
Periode Tahun 2015
Perusahaan “Harum” PT
Laporan Perubahan Modal
Periode Tahun 2015
Perusahaan “Harum” PT
Neraca Keuangan
Periode Tahun 2015
AKTIVA PASIVA
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Kas Rp 200.000,- Hutang perniagaan Rp 300.000,-
Efek 200.000,- Hutang wesel 100.000,-
Piutang 160.000,- Hutang pajak 160.000,-
Inventory 840.000,- Jumlah H.L Rp 560.000,-
Jumlah Aktiva lancar Rp 1.400.000,-
2. 3 Ratio Keuangan
Dalam menganalisa dan menginterpetasi laporan keuangan, fihak manajemen
memerlukan ukuran tertentu sebagai standar. Salah satu ukuran yang sering
digunakan adalah ratio. Pengertian ratio sebenarnya hanya istilah aritmatik biasa
yang menggambarkan bahwa analisa ini menggunakan metode perbandingan antara 2
macam data keuangan.
Kegunaan Ratio Keuangan sebagai Alat Pengendalian Keuangan
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam berbagai hal sebagaimana tercantum
pada Tabel 2.3
2. Memantau perkembangan perusahaan
Tabel 2.1 Ratio keuangan perusahaan pada beberapa kriteria
Kriteria Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012
Likuiditas 150 % 160% 170%
Inventory turn over 3,6 X 3,7 X 3,4 X
Collection Period 85 hari 59 hari 52 hari
Rentabilitas 25% 33 % 34 %
Keterangan:
*) Industri dapat mempunyai dua arti, yaitu:
TR = FC + Qa QP = FC +Pa
Keterangan:
TR : Total Revenue (Penerimaan total/hasil penjualan produk)
TC : Total Cost (Biaya total)
Q : Quantity (jumlah produksi)
P : Price per unit (harga jual produk per unit)
FC : Fixed Cost (Biaya tetap)
VC : Variable Cost (Biaya variabel)
a : Biaya variabel per unit
Secara grafis hubungan biaya, penerimaan dan titik impas terlihat pada Gambar 2.1
Biaya dan Penerimaan Penerimaan
margin
KeuntunganBE
BEP
P
Biaya Total
Biaya variabel
Biaya tetap
Qe Jumlah Produk
Gambar 2.1a. Diagram BEP dengan kurva biaya tetap digambarkan horizontal
Biaya variabel
Qe Jumlah Produk
Gambar 2.1b Diagram BEP dengan kurva biaya tetap sejajar kurva biaya variable
Keterangan:
Pada saat produksi masih rendah hasil penjualan tentu saja rendah, lebih rendah
dari biaya produksi total yang telah dikeluarkan.
Seiring dengan kenaikan jumlah produksi hasil penjualan juga meningkat,
demikian juga dengan biaya produksi, khususnya biaya variabel
Pada tingkat produksi Qe tercapailah titik impas (Break Even Point) dimana hasil
penjualan = biaya produksi total
Setelah titik impas tercapai, peningkatan produksi menyebabkan hasil penjualan
yang lebih tinggi dari biaya produksi sehingga perusahaan mulai mendapat
laba/keuntungan dari usahanya
Berdasar uraian di atas dapat disimpulkan bahwa analisis BEP merupakan
salah satu sistem informasi yang dapat digunakan untuk pengendalian keuangan
perusahaan melalui :
a. penentuan tingkat produksi yang dapat memberikan keuntungan
b. perkiraan biaya produksi menyusun anggaran biaya produksi
c. perkiraan keuntungan/kerugian yang mungkin akan diterima
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat titik impas adalah:
1. Tingkat produksi yang menyebabkan titik impas =
FC Q = jumlah produk yang harus terjual
BEP (Q) = FC = Biaya tetap total
P–V P = harga jual/unit
V = biaya variabel per unit
FC + rencana laba
BEP (Rp) =
Contrubution margin ratio
Selisih antara harga jual dan biaya variable dikenal dengan istilah margin
kontribusi atau contribution margin. Apabila margin kontribusi dibagi dengan
hasil penjualan maka akan didapatkan contribution margin ratio.
Contoh:
Tahun ini suatu perusahaan berada pada kondisi BEP, dengan biaya tetap sebesar Rp
120.000,- dan hasil penjualan Rp 200.000. Kondisi tahun mendatang diperkirakan
lebih baik sehingga pimpinan perusahaan berani mentargetkan/merencanakan
keuntungan sebesar Rp 30.000. Berapa penjualan minimal agar target keuntungan
dapat tercapai?
Jawab:
Pada kondisi BEP BEP = Sales/penjualan = Biaya Total
Sales = FC + VC
VC = Sales – FC = Rp 200.000 – Rp 120.000 = Rp 80.000
Contribution margin = 1 - VC/S
= 1 - Rp 80.000/Rp200.000 = 1 – 0.4 = 0.6
sales minimal pada tingkat keuntungan tertentu = BEP + keuntungan
FC
Karena BEP =
VC
1-
S
FC + keuntungan
sales minimal pada keuntungan tertentu =
3.
Menentukan Margin of safety.
Margin of safety diterapkan misalnya pada kasus berikut: karena sesuatu dan lain
hal, rencana penjualan tidak dapat dipenuhi devisi produksi. Sampai tingkat
berapakan penurunan dapat ditolerensi supaya perusahaan tidak merugi?
FC Rp 120.000 Rp 120.000
= = = Rp 240.000
VC Rp 200.000
1- 1- 1- ½
S Rp 400.000
Rp 120.000,-
Pada sales mix = 1 : 1,5 atau 0,67 : 1 BEP = = Rp 230.769,-
1- 24/50
Tabel 2.5 Ikhtisar Keadaan Sebelum Dan Sesudah Sales Mix Dapat
Berdasar Tabel 2.4 maka fihak manajemen memperbanyak jumlah Kedelai karena
pertimbangan berikut: (a) keuntungan lebih besar (b) nilai BEP lebih rendah.
Kelemahan Analisa BEP
I = S (b – e) - P
Jawab:
I = S (b – e) – P
= 50.000.000 ( 0,05 – 0,032) – 400.000
= 50.000.000 (0,018) – 400.000
=900.000 – 400.000
= 500.000
Hasil perhitungan menunjukkan hasil I > 1, artinya jika uang tunai digunakan
untuk usaha dan ditabungkan maka dapat memberikan keuntungan sebesar Rp
900.000/4 bulan, berarti masih ada dana untuk membayar premi. Pengusaha
sebaiknya menerima tawaran asuransi karena ada yang menanggung risiko usaha
dengan premi relatif murah, sedangkan dana yang dimiliki dapat digunakan untuk
memperoleh pendapatan lain.
Depresiasi + Kas
Modal Kerja Inventory
Harga Pokok - Hutang Lancar
Piutang
Keuntungan
MK. Fungsional Efek
Bunga/Deviden
b. Tingkat Perputaran Modal Kerja (Current Asset Turn Over), yaitu satuan yang
menunjukkan berapa kali modal kerja berputar dalam satu tahun/periode
Hasil Penjualan dlm 1 tahun
CATO =
Jumlah Aktiva lancar
Semakin besar nilai CATO semakin cepat modal kerja berputar semakin
sedikit waktu perputaran modal kerja semakin sedikit keperluan dana yang
diinvestasikan dalam modal kerja
Jawab:
a. Waktu terikatnya dana :
Pada bahan A = persekot bahan + proses produksi + barang jadi + pihutang
5 hari + 3 hari + 2 hari + 5 hari = 15 hr
Persediaan bahan baku akan dibahas pada perencanaan dan pengendalian produksi.
Apabila rata-rata hari pengumpulan piutang selalu lebih besar dari pada waktu
yang ditetapkan perusahaan sebagai syarat pengumpulan piutang maka terdapat dua
kemungkinan yaitu:
a. cara pengumpulan piutang tidak effisien atau
b. debitur yang tidak disiplin.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Jumlah Investasi dalam Piutang
a. Volume penjualan kredit yang semakin besar membutuhkan investasi yang lebih
besar
b. Syarat pembayaran kredit, semakin lunak semakin besar investasi
c. Plafon kredit, semakin tinggi plafonnya semakin besar investasi
d. Kebijakan pengumpulan piutang, semakin lunak syaratnya (tingkat bunga,
jumlah angsuran, waktu pengembalian) semakin besar investasi karena
berhubungan dengan biaya yang diperlukan
e. Kebiasaan membayar para debitur
Berdasar faktor-faktor tersebut maka perusahaan yang mengambil kebijakan
kredit dalam penjualan produknya harus berpedoman pada 5 C. Khusus pada faktor
kebiasaan membayar para debitur maka perusahaan sebaiknya membuat perkiraan/
rencana/anggaran/ Budget Pengumpulan Piutang ( Receivables Collectoin
Budget) yang dapat disusun berdasar budget penjualan, syarat-syarat piutang dan
Tabel 3.2 Budget Pengumpulan Piutang Tri Wulan ke-3 tahun 20xx
Bulan Cash in flows pengumpulan piutang
Penjualan Juli Agustus September Oktober November Jumlah
Juli 8.400 16.800 2.800 - - 28.000
Agustus - 10.500 21.000 3.500 - 35.000
September - - - 37.800 4.200 42.000
Jumlah 8.400 27.300 23.800 41.300 4.200 105.000
Persediaan kas yang terlalu besar akan membawa konsekuensi antara lain:
Contoh: Perusahaan Widi hendak menyusun Budget kas pada 6 bulan pertama
Berdasar data tersebut maka dapat dibuat skedul penerimaan dan pembayaran
pinjaman sebagaimana Tabel 3.4
Tabel 3.4 Skedul penerimaan dan pembayaran pinjaman beserta bunga (Rp 000)
Uraian Jan Peb Mar Apr Mei Juni
Saldo kas PB 100 52,8 69 255,2 545,4 155,4
Terima kredit PB 360 330 - - - -
Bayar kredit AB - - - (200) (490) -
Kas PB 460 382,8 69 55,2 55,4 155,4
Surplus (defisit) (400) (300) 200 500 100 144
Bayar bunga AB (7,2) (13,8) (13,8) (9,8) - -
Saldo kas AB 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
Pinjaman kum PB 360 690 690 490 0 -
Keterangan : PB = Permulaan bulan ; AB Akhir
bulan
depresiasi
Kas Aktiva Tetap depresiasi Kas
depresiasi
50.000
0 5 10 Tahun penggunaan
Gambar 4.1. Hubungan tahun penggunaan dan dana yang diinvestasikan pada aktiva tetap
Penggunaan aktiva tetap selama umur ekonomis bagi perusahaan berarti ada
penanaman dana pada aktiva tetap tersebut. Pada contoh Gambar 5 di atas berarti
ada penenaman dana sebesar Rp 100.000 pada tahun ke – 0, Rp 90.000 pada tahun ke
– 1, dan seterusnya hingga Rp 0,- pada tahun ke – 10. Nilai rata-rata dana yang
ditanamkan pada aktiva tetap setiap tahun dapat dicari dengan cara berikut:
Dengan prinsip kehati-hatian, perhitungan ini dapat diterapkan jika perusahaan ingin
mengambil akumulasi depresiasi sebelum periode pembayaran setiap tahun
dilakukan.
IV. Saldo kas akhir tahun 52,8 69 255,2 545,4 155,4 299,4
4. 4. Penilaian investasi
Keterangan :
EAT = Earning After Interest and Tax (laba setelah bunga dan pajak)
Kriteria penilaian : semakin tinggi nilai Acc. Rate of Return semakin baik
investasi
Kriteria Penilaian: NPV harus positif ; semakin tinggi nilai NPV semakin baik
5.1 Pengertian
Unsur-unsur umum bidang pembahasan manajemen produksi meliputi
seluruh kegiatan pengaturan terhadap interaksi berbagai factor produksi agar tercapai
efektifitas dan effisiensi produksi. Perencanaan dan pengendalian (planning and
controlling) merupakan bagian dari unsur manajemen selain pengorganisasian dan
pelaksanaan (organizing and actuating). Dalam kegiatan produksi perencanaan dan
pengendalian merupakan dua unsur manajemen yang saling berkaitan. Pengendalian
dilaksanakan untuk mengetahui apakah produksi sudah dilaksanakan sesuai dengan
rencana, oleh karenanya pembahasan tentang rencana produksi berarti menyiapkan
ukuran/standard yang harus dicapai dalam tindakan pengendalian. Oleh karena itu
perencanaan harus realistik, tidak boleh teralalu tinggi sehingga tidak dapat
dilaksanakan namun juga tidak boleh terlalu rendah karena akan menyia-nyiakan
potensi sumberdaya yang dimiliki untuk mencapai hasil yang lebih tinggi.
PERAMALAN
PERENCANAAN
TARGET/SASARAN
RENCANA STRATEGIS
RENCANA PRODUKSI/OPERASI
5.2 Peramalan
Peramalan (forecasting), adalah perkiraan terhadap kondisi/apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Ramalan di bidang produksi meliputi:
a. jenis dan jumlah permintaan konsumen akan barang jasa;
b. jumlah dan harga penawaran bahan baku;
c. teknologi;
d. kondisi alam (khususnya untuk produksi pertanian) ; dan lain-lain
Hasil peramalan menjadi dasar pembuatan rencana produksi. Rencana
dibuat untuk dikerjakan di masa yang akan datang, sehingga peramalan sangat
diperlukan agar rencana sesuai dengan kondisi di masa mendatang. Di dalam
rencana juga terkandung tujuan dan target/sasaran yang hendak dicapai
Dalam hubungannya dengan rencana produksi, peramalan dapat berupa
ramalan terhadap perubahan permintaan, perkembangan teknologi, perkembangan
harga input dan lain-lain. Gambaran terhadap kondisi masa depan dapat dilakukan
berdasar penelitian dan analisa pasar dengan menggunakan sumber data dari :
Pendapat dari konsumen, langganan dan distributor serta catatan penjualan sendiri.
Ada berbagai cara/metode/teknik untuk membuat perkiraan, berdasar asal
informasi dibedakan atas:
a. top down forecasting; yaitu perkiraan yang didasarkan atas perkiraan kondisi
bisnis pada umumnya yang dibuat oleh lembaga terpercaya, (lembaga
penelitian, perguruan tinggi dll) dan pemerintah
b. bottom up forecasting, yaitu perkiraan yang didasarkan atas kondisi pengguna
akhir barang/jasa. Informasi diperoleh dari bagian penjualan, distributor/agen,
penelitian pasar dsb
c. campuran dari cara a dan b
sedangkan berdasar cara memperoleh perkiraan dibedakan atas :
a. teknik kualitatif ; perkiraan diperoleh dari/didasarkan atas pendapat
subyektif atau judgmental para pakar dan pelaku bisnis
a. teknik kuantitatif; perkiraan diperoleh dengan menggunakan prosedur
matematik dan statistik berdasar data runtun waktu (time series)
Contoh :
Tabel 5.1 Perkiraan Penjualan Berdasar Data Penjualan 5 Tahun Terakhir
Tahun Penjualan (unit) Moving Average
Y
1997 140 -
1998 148 -
1999 157 -
2000 160 148,33
2001 169 155
2002 175 162
2003 163,66
2004 164,86
2005 163,51
Jumlah 774
Tahun
dimana :
Y = perkiraan penjualan tahun ke X
X = tahun ke –I dari tahun dasar yang ditetapkan
Σ Y ΣXY
a= ; b =
n Σ X2
a = konstanta ; b = koefisen regresi
Penyelesaian
Unit Penjualan Score
Tahun (Y) (X*)) X2 XY
2007 140 -2 4 -280
2008 148 -1 1 -148
2009 157 0 0 0
2010 160 1 1 160
2011 169 2 4 338
X2Jumlah 774 0 10 70
Keterangan:
*) Score ; jumlah score harus = 0 sehingga data berjumlah genap akan
Mempunyai score .... -3, -2, .–1, 1, 2, 3, ...
774 70
a= = 154,8 ; b = =7
n 10
Hasil perhitungan menghasilkan persamaan Y = 154,8 + 7. X
Perkiraan penjualan tahun 2012 ( X = 3) Y= 154,8 + 7(3) = 175,8
Perkiraan penjualan tahun 2013 ( X = 4) Y= 154,8 + 7(4) = 182,8
Total biaya produksi pada berbagai alternatif lokasi pabrik dapat dirumuskan dalam
bentuk persamaan persamaan berikut:
1. Biaya total pada lokasi A = Rp 530.000.000 + (Rp 1.200. X)
2. Biaya total pada lokasi B = Rp 450.000.000 + (Rp 1.800. X)
3. Biaya total pada lokasi C = Rp 500.000.000 + (Rp 1.300. X)
4. Biaya total pada lokasi D = Rp 550.000.000 + (Rp 1.500. X)
Berdasar persamaan total biaya produksi, maka dapat dibuat tabel dan grafik sebagai
berikut:
Biaya Total
Kapasitas
Gambar 5.4. Fungsi Linear Biaya pada berbagai Alternatif Lokasi
2. Perencanaan Fasilitas dan Lay Out (Tata letak), Luas dan Bentuk
Pabrik , Jenis Mesin serta Lingkungan kerja
Fasilitas yang direncanakan meliputi fasilitas yang berhubungan langsung
dengan produksi, fasilitas pendukung produksi maupun fasilitas lain yang tidak
berhubungan langsung dengan produksi namun diperlukan untuk meningkatkan
kinerja, seperti kantin, taman, toilet, smoking area, tempat parkir dan lain-lain.
Tata letak yang tepat dapat meningkatkan effisiensi ruang, waktu, biaya,
dan tenaga yang pada akhirnya dapat meningkatkan effisiensi usaha secara
umum. Luas dan bentuk pabrik serta jenis mesin harus disesuaikan dengan
banyak hal seperti kapasitas produksi, sifat produk, ketrampilan karyawan,
selera pasar, peraturan, keselamatan dan kesehatan kerja dan lain-lain agar
perusahaan dapat mencapai efektivitas dan effisiensi yang diinginkan.
Lingkungan kerja yang nyaman akan sangat mendukung produktivitas dan
kinerja karyawan sehingga harus diupayakan. Lingkungan kerja terdiri atas:
a. Lingkungan psikologis: hubungan dengan rekan sekerja, adanya keadilan,
aturan yang jelas, keamanan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
ketenangan dan kenyamanan batin selama berkerja
b. lingkungan fisik : sarana, prasarana, peralatan dan fasilitas lain di sekitar
karyawan dan pabrik. Contoh: lay out pabrik pengolahan kopi metode basah
yang disesuaikan denagn proses produksi
Mesin pengupas
Pengupasan Pengupasan
Penjemuran
Pengupasan
Mesin Pengupas
Sortasi Buah
Sortasi Buah
Penggudangan Penggudangan
a. Tahap pengolahan kopi metode basah b. Layout pabrik pengolahan kopi metode basah
Gambar 5.5. Diagram alir dan lay out pabrik pengolahan kopi metode basah
a. 1 2 3 4
b. 4
2
6
1
3 5
c. A B C
1 2 3 4
Keterangan:
: aliran proses terus menerus
: aliran proses terputus-putus
: kegiatan
Kuantitas
EOQ
Gambar 5.7. Biaya pemesanan, penyimpanan dan biaya persediaan
Pesanan diterima
Reorder point
Safety stock
Tingkat Pesediaan
1300
Pesanan diterima
Reorder point
620
Sd = √ 16.915/12 = 37,54
Jika perusahaan menginginkan kecukupan bahan sebesar 95% (dengan tidak
menutup kemungkinan untuk tingkat kecukupan lain), berarti nilai Z yang dicari
pada tabel kurva normal adalah luas kurva normal standar sisi kanan sebesar 45%
atau 0,45 = 1,64 atau 1,65
Maka besarnya Safety stock = 37,54 x 1,64 = 61,57 atau dibulatkan menjadi 62 unit.
Tida
k
Perencanaan Apakah
terperinci kapasitas
seimbang?
Ya
ing
dul
per
inc
ter
he
Sc
i
menge
bagian
bagian
Dispat
tching
tertent
(pemb
rjakan
berwe
order)
untuk
erian
nang
ke
u
Implementasi &
Pengawasan
rjaan )
kemaj
enang
penge
toring
(moni
)wew
Follo
w up
dan
uan
)
tinda
balik
Ump
kore
kan
dan
ktif
an
Gambar 5.10. Sistem perencanaan serta pengawasan produksi dan persediaan
Dari uraian dan Gambar 5.9 tentang sistem perencanaan serta pengawasan
produksi dan persediaan dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan target yang
harus dicapai sedangkan kontroling adalah seluruh tindakan untuk menilai dan mengarahkan
setiap kegiatan agar sesuai rencana.
5. 4 Kapasitas Produksi
Kapasitas adalah jumlah produksi maksimal yang dapat dihasilkan pada
periode waktu tertentu. Ada 5 macam kapasitas menurut Handoko, (1984), yaitu:
1. Design capacity: kapasitas yang mungkin dicapai sesuai dengan rancangan
pabrik/ alat
2. Rated capacity : kapasitas yang secara teoritis dapat dicapai, biasanya lebih
besar daripada design capacity karena perbaikan periodik yang dilakukan
Contoh soal:
1. Sebuah perusahaan mempunyai menerima pesanan 200 unit produk/bulan
a. kapasitas mesin = 20 unit diperlukan 10 shift untuk mengerjakan pesanan
b. waktu pengoperasian standard 8 jam/unit dan waktu penyiapan selama 0.5 jam
c. setiap selesai mengerjakan per 10 unit, mesin harus diistirahatkan dan disesuaikan
kembali yang memerlukan waktu 4 jam sebelum digunakan kembali
Jam kerja standard yang dibutuhkan = 200 (8 + 0,5) + 4 (10) = 1.740 jam standard
d. Jika efisiensi organisasi diperkirakan 95% , efisiensi mesin 90%, dan produktivitas
operator mesin hanya 90% karena ada yang sedang dalam masa pemulihan
Jam kerja nyata yang diperlukan = 1.740/(0,95 x 0,90x 0,90) = 2.261,209 jam nyata
e. Jika hari kerja 22hari/bulan dan kapasitas mesin 10 jam/hari ,
Jumlah mesin yang dibutuhkan = 2.261,209/(22 x 10) = 10,278 mesin
f. Apakah mesin dibulatkan menjadi 11 unit dengan risiko ada kapasitas menganggur
atau dibulatkan 10 unit dengan menambah jam lembur tergantung dari perhitungan
biaya setiap alternatif.
Tambahan
kapasitas dari kerja
lembur
1 2 5
4 7 8
Semester I Semester II
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
4
5
6
7
Gambar 5.13 Diagram Bagan Balok Jadual Kegiatan (Gantt Chart)
Contoh soal
Estimasi waktu penyelesaian berbagai alternatif peristiwa dicatat pada suatu Tabel.
Tentukan jalur kritis dan waktu penyelesaian jalur kritis berdasar metoda PERT.
3 6,5jam
3 jam
3 jam
1 2 5 4 jam
4 jam
6 jam
4 7 8
6 jam
4 jam
6
Gambar 5.14 Diagram Waktu yang diperlukan pada Jaringan Kerja PERT
Jawab : Berdasar data pada Gambar 12 dapat dibuat jaringan kerja serta ditentukan jalur
dan waktu kritisnya sebagai berikut
Tabel.... Perkiraan Waktu Yang Diharapkan Dari Berbagai Alternatif Jalur Peristiwa
Jalur peristiwa alternative Expected time total (jam)
a. 1. 2, 3, 5, 7, 8 ……… 3 + 5 + 6,5 + 4 + 4 = 22,5
b. 1, 2, 4, 5, 7, 8 ……… 3 + 6 + 0 + 4 + 4 = 17
c. 1, 2, 4, 6, 7, 8, ……… 3 + 6 + 6 + 4 + 4 = 23
Berdasar analisis waktu yang diharapkan, fihak pengambil keputusan dapat
menentukan alternatif terbaik
Contoh Perhitungan :
Sebuah perusahaan hendak menilai effisiensi kerja, melalui penilaian effisiensi
penggunaan biaya bahan baku dan tenaga kerja untuk menghasilkan 570 unit produk,
berdasar data sbb. :
Tabel 5.5. Biaya Bahan Baku Dan Tenaga Kerja Pada Proses Produksi Tertentu
Uraian Biaya riil total (Rp) Biaya standard total (Rp)
Bahan baku 20.300 22.800
Tenaga kerja 16.800 14.250
Sekilas nampak bahwa penggunaan bahan baku lebih efisien karena biaya riil
lebih murah dibanding biaya standard, sebaliknya tenaga kerja terlihat tidak effisien.
Kesimpulan ini belum bisa dikatakan benar sebelum dilakukan analisis lebih lanjut
kenapa terjadi perbedaan antara biaya riil dan standard. Ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab perbedaan tersebut, antara lain:
a. Perbedaan harga (price variant)
b. Perbedaan dan ada tidaknya waktu menganggur
c. Perbedaan effisiensi (efficiency variant)
Untuk membuat yang benar tentang effisiensi penggunaan biaya dan tenaga
kerja maka diperlukan data tambahan berikut:
Tabel 5.6 Biaya dan Penggunaan per unit Bahan Baku Dan Tenaga Kerja
Uraian Penggunaan (Rp) Harga
Standard Riil Standard Riil
Bahan baku 1 kg/unit 580 kg Rp 40/kg Rp 35/kg
Tenaga kerja 0,5 jam/unit 280 jam Rp 50/jam Rp 60/jam
Berdasar data yang ada maka dapat dibuat analisis lebih lanjut tentang effisiensi kerja
Tabel 5.7.Effisiensi Penggunaan Bahan Baku
Uraian Jumlah Harga Total Biaya
(kg) (Rp/unit) (Rp)
Biaya riil (Penggunaan riil x harga riil) 580 35 20.300
Perbedaan harga 580 5 2.900 (+)
Penggunaan riil dgn harga standard 580 40 23.200
Penggunaan standard x harga standard 1 kg /unit x 570 unit = 570 40 22.800
Perbedaan effisiensi 580 - 570 = 10 40 400 (-)
Total penghematan 2.500 (+)
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku tidak effisien
karena menghasilkan nilai negatif Rp 400.000 karena adanya pemborosan
penggunaan material. Penghematan total biaya sebesar Rp 2.500 disebabkan oleh:
Keterangan:
s = simpangan baku
X = hasil pengukuran/pengamatan
n = jumlah sampel atau populasi
c. Produk industri massal diharapkan hanya sedikit mengalami rusak/cacat,
sehingga teknik yang digunakan adalah teknik probabilitas (kemungkian)
dengan rumus: P = banyak barang yang rusak/jumlah sampel
Perusahaan tinggal menentukan standard sampai seberapa besar kerusakan
dapat diterima.
Contoh kasus:
1. Sebuah usahatani peekebunan mangga ekspor hendak membuat grading atas
produksi yang dihasilkan pada musim panen tahun ini. grading ditentukan
berdasar metode simpangan baku terhadap 20 sampel yang diambil secara acak.
A B C D
Interpretasi:
Bergantung kebutuhan responden, kriteria manakah yang dianggap kualitas tertinggi,
namun yang jelas beda setiap kriteria adalah sebesar simpangan baku.