Resume Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional
Dosen Pengampu:
Dr. Lailatul Farida,S.Sos., M.A.B
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ayisha Zafira Huda (18510086)
Brelliana Zain Tahira Sujana (18510175)
Hinggil Putra Sadewa (18510180)
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019/2020
A. Teori Bisnis Internasional
Teori bisnis Internasional merupakan studi mengenai transaksi ekonomi yang meliputi
perdagangan internasional dan investasi asing yang dilakukan baik individual maupun perusahaan
agar mendapatkan keuntungan. Ruang lingkup dari bisnis internasional ini meliputi aspek
manajemen strategis yang dilakukan oleh perusahaan besar atau kecil, internasional maupun
domestik.
a. Teori Merkantilisme
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua
ide pokok, yaitu:
1
Ball, Donald A., dkk, Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global, Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat, 2004.
2
Hill, Charles W.L., International Business, Sixth Edition, McGraw Hill: New York, 2007.
3
Deliarnov, Ekonomi Politik, Erlangga, 2006, hlm. 20.
2
a. Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang
kuat dan pemupukan kemakmuran nasional untuk mempertahankan dan
mengembangkan kekuatan negara tersebut.
b. Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas
impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan
yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini
dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan
logam mulia.4
Teori merkantilis bervariasi pada perannya sekarang dari penulis ke penulis yang
lain serta sudah berkembang dari waktu ke waktu. Tarif tinggi, utamanya pada barang
manufaktur, adalah fitur yang hampir universal dari kebijakan merkantilis.
Teori ciptaan Adam Smith ini menjelaskan bahwa sebuah negara mampu
memproduksi suatu barang lebih banyak dengan jumlah masukan yang sama dengan
negara lain. Sebagian barang-barang tersebut akan diekspor untuk membayar impor
barang-barang yang dapat diproduksi lebih efisien di tempat lain. Teori ini biasanya
dianut oleh negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Teori dari David Ricardo ini mengungkapkan bahwa sebuah bangsa yang
memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang, yang jika dilihat dari sudut
4
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik International I, PT. Refika Aditama, 2006, hlm. 36.
3
pandang negara lain, ternyata memiliki suatu keunggulan komparatif dalam memproduksi
barang dimana kelemahan absolutnya kurang.
Teori keunggulan komparatif didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor
value) yang diperkenalkan oleh David Ricardo, yang menyatakan bahwa nilai atau harga
suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk
memproduksinya. Jadi, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional apabila melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dengan
memproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut
memiliki produksi yang relatif kurang efisien (Putra, 2013).
Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan
mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori
Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat
terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara
eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006).
4
teori Heckscher-Ohlin mencoba menjelaskan pola dari perdagangan internasional yang
kita teliti pada ekonomi dunia.
Selain itu, ada tindakan balasan dimana perwakilan industri yang terhambat kegiatan
ekspornya, karena hambatan impor di sebuah negara, meminta kepada pemerintah untuk
melakukan hambatan impor yang sama. Masalah seperti ini akan ditindaklanjuti oleh Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).
Tindakan balasan ini ada dua jenis, yaitu dumping dan subsidi. Dumping merupakan
penjualan produk ke luar negeri dengan harga yang kurang dari biaya produksi atau harga di
pasar dalam negeri maupun harga untuk negara ketiga. Contohnya seperti produk-produk China.
Subsidi merupakan sumbangan keuangan yang diberikan secara langsung atau tidak langsung
oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan. Tujuannya untuk mendorong ekspor dan membantu
melindunginya dari impor.5
1. Hambatan Tarif
a. Tarif adalah pajak untuk barang impor agar harga dinaikkan dan mengurangi
persaingan, serta merangsang produksi bisnis lokal.
5
Nopirin, Ekonomi Internasional, BPFE: Yogyakarta, 2011.
6
R. Krugman, Paul dan Maurice, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1994.
5
b. Bea Ad Valorem adalah pajak impor yang dikenakan sebagai persentase dari
nilai faktur barang yang diimpor. Pajak ini dapat meningkat karena kenaikan
faktur. Bea Spesifik adalah sebagai jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik
barang yang diimpor. Pajak ini sering berubah saat inflasi. Sedangkan Bea
Kombinasi merupakan kombinasi pajak spesifik dan ad valorem.
c. Harga Resmi termasuk dalam tarif bea cuka dari beberapa negara dan
merupakan dasar perhitungan pajak ad valorem jika harga faktur yang
sebenarnya lebih rendah. Harga resmi menjamin bahwa pajak impor minimum
tertentu akan dibayar tanpa memperhatikan harga faktur sebenarnya. Negara
importir dengan pajak tinggi meminta pemasok asing untuk mengeluarkan faktur
palsu yang bernilai rendah untuk mengurangi pembayaran pajak. Importir
mengirimkan harga faktur yang benar dan tidak benar tersebut secara terpisah.
d. Pajak Variabel adalah pajak yang menjamin harga pasar barang impor sama
dengan harga barang yang diproduksi secara domestik. Tingkat pajak ini
ditetapkan dengan perbedaan antara harga di pasar dunia dengan harga
pendukung untuk produksi domestik.
e. Bea Impor ditetapkan oleh banyak negara untuk mendorong masukan lokal.
Barang setengah jadi dikenakan pajak lebih rendah dibandingkan dengan barang
jadi. Keadaan ini memberikan peluang bagi pabrikan luar negeri yang
berproduksi dengan teknologi rendah.
7
Dhiani Dyahjatmayanti, S.TP., M.B.A., Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional, STTKD Yogyakarta, 2018.
6
D. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu: 8
a. Maju (Developed) adalah negara yang secara teknis memiliki industri paling maju.
Contohnya seperti Amerika, Jepang dan Australia.
b. Berkembang (Developing) yaitu negara secara teknis kurang maju dan rata-rata
berpenghasilan. Karakteristiknya yaitu, pendapatan per kapita kurang dari kriteria Bank
Dunia, distribusi pendapatan tidak merata, perusahaan ada yang menggunakan teknologi
canggih dan ada yang menggunakan cara tradisional, mayoritas pekerja berada di sektor
pertanian, pengangguran yang tidak merata, pertumbuhan penduduk tinggi, tingkat
pendidikan rendah, dan umumnya bergantung pada beberapa produk ekspor seperti
produk pertanian atau pertambangan.9
c. Negara Industri Baru (Newly Industrializing Countries) adalah negara yang
perekonomiannya tumbuh secara cepat dengan penghasilan sedang atau tinggi, memiliki
konsentrasi investasi luar negeri yang berat, dan mengekspor barang manufaktur
berteknologi tinggi dengan jumlah yang besar. Contohnya seperti, Brazil, Malaysia dan
Meksiko.
d. Perekonomian Industri Baru (Newly Industrialized Economies) merupakan negara
dengan keadaan perekonomian berpenghasilan menengah atas dan berpenghasilan tinggi
yang tumbuh dengan cepat seperti, Korea Selatan, Taiwan, Singapura.
a. Teori Keunggulan Monopolistik adalah investasi langsung luar negeri yang terjadi
dalam industri oligopolistik, yang artinya mereka memiliki keunggulan daripada industri
lokal. Keunggulan dapat berupa skala ekonomi, keunggulan teknologi atau pengetahuan
pemasaran, manajemen atau keuangan yang superior. Investasi langsung luar negeri
terjadi karena ketidaksempurnaan pasar produk dan faktor produksi. Contoh, Kebab
Turki Baba Rafi.
b. Investasi Silang adalah investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoli di
negara-negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.
c. Teori Internalisasi adalah pengembangan dari teori pasar tak sempurna. Konsepnya
yaitu, jika perusahaan berinvestasi maka perusahaan tersebut ingin memperoleh
8
Pratama, Rahardja dan Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro Ekonomi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI: Jakarta, 2008.
9
Afin, Rifai, dkk., Perdagangan Internasional, Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-Negara ASEAN,
2008.
7
pengembalian yang lebih tinggi dari investasinya, perusahaan juga akan menggunakan
pengetahuannya ke kantor cabang asing daripada menjualnya di pasar terbuka.
d. Teori Eklektik Produksi Internasional adalah teori investasi dimana perusahaan wajib
memiliki keunggulan kepemilikan yang khas, internalisasi dan kekhasan lokasi.
e. Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi ialah teori dari Caves yang
beranggapan bahwa perusahaan dengan pengetahuan yang unggul dapat memproduksi
produk yang lebih disukai konsumen daripada produk lokal, dengan demikian akan
memberikan perusahaan beberapa kendali untuk harga jual. Hal tersebut dengan catatan
perusahaan yang berinvestasi di luar negeri adalah industri yang secara khusus terkait
dalam penelitian produk dan usaha pemasaran yang kuat.