Anda di halaman 1dari 8

TEORI BISNIS INTERNASIONAL

Resume Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bisnis Internasional

Dosen Pengampu:
Dr. Lailatul Farida,S.Sos., M.A.B

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Ayisha Zafira Huda (18510086)
Brelliana Zain Tahira Sujana (18510175)
Hinggil Putra Sadewa (18510180)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2019/2020
A. Teori Bisnis Internasional
Teori bisnis Internasional merupakan studi mengenai transaksi ekonomi yang meliputi
perdagangan internasional dan investasi asing yang dilakukan baik individual maupun perusahaan
agar mendapatkan keuntungan. Ruang lingkup dari bisnis internasional ini meliputi aspek
manajemen strategis yang dilakukan oleh perusahaan besar atau kecil, internasional maupun
domestik.

Berbisnis secara internasional memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat


mengembangkan peluang karir, menjadi pasar global, dan memperluas budaya. Selain itu ciri-ciri
yang dimiliki dalam bisnis internasional pada umumnya yaitu visible trade, invisible trade,
international investment, licensing, dan franchising.1

B. Macam-macam Perdagangan Internasional


Dalam perdagangan internasional, ada beberapa teori yang digunakan: 2

a. Teori Merkantilisme

Merkantilisme adalah suatu falsafah ekonomi yang berkeyakinan bahwa; 1)


kemakmuran sebuah negara bergantung pada harta yang terakumulasi (seperti emas), 2)
peningkatan kemakmuran dapat dilakukan dengan meningkatkan ekspor dan mengurangi
impor.

Ajaran merkantilisme dominan sekali diajarkan di seluruh sekolah Eropa pada


awal periode modern (dari abad ke-16 sampai ke-18, era dimana kesadaran bernegara
sudah mulai timbul). Peristiwa ini memicu, untuk pertama kalinya, intervensi suatu
negara dalam mengatur perekonomiannya yang akhirnya pada zaman ini pula sistem
kapitalisme mulai lahir. Kebutuhan akan pasar yang diajarkan oleh teori merkantilisme
akhirnya mendorong terjadinya banyak peperangan di kalangan negara Eropa dan era
imperialisme Eropa akhirnya dimulai.3

Teori Perdagangan Internasional dari Kaum Merkantilisme berkembang pesat


sekitar abad ke-16 berdasar pemikiran mengembangkan ekonomi nasional dan
pembangunan ekonomi, dengan mengusahakan jumlah ekspor harus melebihi jumlah
impor.

Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua
ide pokok, yaitu:
1
Ball, Donald A., dkk, Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global, Edisi 9, Jakarta: Salemba Empat, 2004.
2
Hill, Charles W.L., International Business, Sixth Edition, McGraw Hill: New York, 2007.
3
Deliarnov, Ekonomi Politik, Erlangga, 2006, hlm. 20.

2
a. Pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang
kuat dan pemupukan kemakmuran nasional untuk mempertahankan dan
mengembangkan kekuatan negara tersebut.
b. Setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas
impor (neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan
yang aktif, maka ekspor harus didorong dan impor harus dibatasi. Hal ini
dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri adalah memperoleh tambahan
logam mulia.4

Teori merkantilis bervariasi pada perannya sekarang dari penulis ke penulis yang
lain serta sudah berkembang dari waktu ke waktu. Tarif tinggi, utamanya pada barang
manufaktur, adalah fitur yang hampir universal dari kebijakan merkantilis.

b. Teori Keunggulan Absolut

Teori ciptaan Adam Smith ini menjelaskan bahwa sebuah negara mampu
memproduksi suatu barang lebih banyak dengan jumlah masukan yang sama dengan
negara lain. Sebagian barang-barang tersebut akan diekspor untuk membayar impor
barang-barang yang dapat diproduksi lebih efisien di tempat lain. Teori ini biasanya
dianut oleh negara-negara yang memiliki sumber daya alam yang melimpah.

Teori keunggulan mutlak menyatakan bahwa suatu negara mengekspor barang


tertentu karena bisa menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang secara mutlak lebih
murah dari negara lain, dengan kata lain, memiliki keunggulan mutlak dalam
memproduksi barang tersebut (Marbun, 2015).

Teori keunggulan mutlak didasarkan pada asumsi pokok meliputi:

1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja


2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama
3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang
4. Biaya transportasi diabaikan

Sebagai gambaran mengenai keunggulan mutlak yaitu sebagai berikut: jika


sebuah negara memiliki keunggulan absolut terhadap negara lain dalam memproduksi
sebuah komoditi, namun memiliki kerugian absolut terhadap negara lain alam
memproduksi komoditi lainnya, maka kedua negara tersebut dapat memperoleh
keuntungan dengan cara melakukan spesialisasi masing-masing dalam memproduksi
komoditi yang memiliki keunggulan absolut dan menukarkannya dengan komoditi lain
yang memiliki kerugian absolut (Salvatore, 1997).

c. Teori Keunggulan Komparatif

Teori dari David Ricardo ini mengungkapkan bahwa sebuah bangsa yang
memiliki kelemahan absolut dalam memproduksi dua barang, yang jika dilihat dari sudut

4
Yanuar Ikbar, Ekonomi Politik International I, PT. Refika Aditama, 2006, hlm. 36.

3
pandang negara lain, ternyata memiliki suatu keunggulan komparatif dalam memproduksi
barang dimana kelemahan absolutnya kurang.

Menurut teori keunggulan komparatif, meskipun sebuah negara kurang efisien


dibanding negara lain dalam memproduksi kedua komoditi, namun masih tetap terdapat
dasar untuk melakukan perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihak(Salvatore,
1997).

Teori keunggulan komparatif didasarkan pada nilai tenaga kerja (theory of labor
value) yang diperkenalkan oleh David Ricardo, yang menyatakan bahwa nilai atau harga
suatu produk ditentukan oleh jumlah waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk
memproduksinya. Jadi, suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan
internasional apabila melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dengan
memproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang dimana negara tersebut
memiliki produksi yang relatif kurang efisien (Putra, 2013).

d. Teori Faktor Endowment Heckscher-Ohlin

Teori ini menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan internasional dan interregional


dalam biaya produksi disebabkan oleh perbedaan pasokan faktor produksi. Barang-
barang yang memerlukan sejumlah besar faktor menjadi lebih murah dan menurunkan
biaya produksi, sehingga dapat dijual lebih murah di pasar internasional.

Teori Perdagangan Internasional modern dimulai ketika ekonom Swedia yaitu Eli
Hecskher (1919) dan Bertil Ohlin (1933) mengemukakan penjelasan mengenai
perdagangan internasional yang belum mampu dijelaskan dalam teori keunggulan
komparatif. Sebelum masuk ke dalam pembahasan teori H-O, tulisan ini sedikit akan
mengemukakan kelemahan teori klasik yang mendorong munculnya teori H-O. Teori
Klasik Comparative advantage menjelaskan bahwa perdagangan internasional dapat
terjadi karena adanya perbedaan dalam productivity of labor (faktor produksi yang secara
eksplisit dinyatakan) antarnegara (Salvatore, 2006).

Teori H-O menyatakan penyebab perbedaan produktivitas karena adanya jumlah


atau proporsi faktor produksi yang dimiliki (endowment factors) oleh masing-masing
negara, sehingga selanjutnya menyebabkan terjadinya perbedaan harga barang yang
dihasilkan. Oleh karena itu teori modern H-O ini dikenal sebagai .The Proportional
Factor Theory.. Selanjutnya negara-negara yang memiliki faktor produksi relatif banyak
atau murah dalam memproduksinya akan melakukan spesialisasi produksi untuk
kemudian mengekspor barangnya. Sebaliknya, masing-masing negara akan mengimpor
barang tertentu jika negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif langka atau
mahal dalam memproduksinya.

Teori Heckscher-Ohlin memprediksi bahwa negara-negara yang akan


mengekspor barang secara intensif menggunakan faktor berlimpah secara lokal, sambil
mengimpor barang secara intensif menggunakan faktor-faktor lokal yang langka. Jadi,

4
teori Heckscher-Ohlin mencoba menjelaskan pola dari perdagangan internasional yang
kita teliti pada ekonomi dunia.

Teori Heckscher-Ohlin mempunyai pertimbangan akal sehat. Contohnya,


Amerika serikat telah lama menjadi eksportir besar dari produk-produk pertanian,
mencerminkan negara tersebut mempunyai pertanian yang melimpah karena tanahnya
baik untuk ditanami. Sebaliknya, China unggul pada ekspor barang-barang produksi
dalam tenaga kerja intensif industri manufaktur. Ini mencerminkan China mempunyai
tenaga kerja dengan biaya rendah berlimpah. Di Amerika serikat, yang kekurangan
tenaga kerja dengan biaya rendah, telah memilih untuk mengimpor buruh. Secara relatif,
tidak mutlak, sumbangan adalah penting; sebuah negara bisa mempunyai jumlah lahan
dan tenaga kerja lebih besar dari negara lain, tetapi menjadi relatif melimpah satu dari
mereka.

C. Restriksi dalam Perdagangan Internasional


Kebijakan ini bertujuan untuk membatasi perdagangan internasional untuk melindungi
ekonomi dalam negeri. Restriksi perdagangan ini dapat menjadi pertahanan nasional dan
membantu sebagian industri dalam negeri untuk mengimpor bahan-bahan produk agar bisnis
dapat terus berjalan. Selain itu, hal ini dapat melindungi industri yang baru tumbuh agar
perusahaan tersebut mendapatkan pengalaman yang lebih banyak dahulu sebelum memasuki
perdagangan secara global. Kemudian, tenaga kerja domestik terlindungi dari tenaga asing yang
murah. Terakhir, yaitu tarif ilmiah dimana bea masuk yang akan meningkatkan biaya barang-
barang impor sama dengan biaya barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.

Selain itu, ada tindakan balasan dimana perwakilan industri yang terhambat kegiatan
ekspornya, karena hambatan impor di sebuah negara, meminta kepada pemerintah untuk
melakukan hambatan impor yang sama. Masalah seperti ini akan ditindaklanjuti oleh Organisasi
Perdagangan Dunia (WTO).

Tindakan balasan ini ada dua jenis, yaitu dumping dan subsidi. Dumping merupakan
penjualan produk ke luar negeri dengan harga yang kurang dari biaya produksi atau harga di
pasar dalam negeri maupun harga untuk negara ketiga. Contohnya seperti produk-produk China.
Subsidi merupakan sumbangan keuangan yang diberikan secara langsung atau tidak langsung
oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan. Tujuannya untuk mendorong ekspor dan membantu
melindunginya dari impor.5

Jenis-jenis restriksi ada berbagai macam, diantaranya: 6

1. Hambatan Tarif
a. Tarif adalah pajak untuk barang impor agar harga dinaikkan dan mengurangi
persaingan, serta merangsang produksi bisnis lokal.

5
Nopirin, Ekonomi Internasional, BPFE: Yogyakarta, 2011.
6
R. Krugman, Paul dan Maurice, Ekonomi Internasional Teori dan Kebijakan, Raja Grafindo Persada: Jakarta, 1994.

5
b. Bea Ad Valorem adalah pajak impor yang dikenakan sebagai persentase dari
nilai faktur barang yang diimpor. Pajak ini dapat meningkat karena kenaikan
faktur. Bea Spesifik adalah sebagai jumlah tetap yang dikenakan atas unit fisik
barang yang diimpor. Pajak ini sering berubah saat inflasi. Sedangkan Bea
Kombinasi merupakan kombinasi pajak spesifik dan ad valorem.
c. Harga Resmi termasuk dalam tarif bea cuka dari beberapa negara dan
merupakan dasar perhitungan pajak ad valorem jika harga faktur yang
sebenarnya lebih rendah. Harga resmi menjamin bahwa pajak impor minimum
tertentu akan dibayar tanpa memperhatikan harga faktur sebenarnya. Negara
importir dengan pajak tinggi meminta pemasok asing untuk mengeluarkan faktur
palsu yang bernilai rendah untuk mengurangi pembayaran pajak. Importir
mengirimkan harga faktur yang benar dan tidak benar tersebut secara terpisah.
d. Pajak Variabel adalah pajak yang menjamin harga pasar barang impor sama
dengan harga barang yang diproduksi secara domestik. Tingkat pajak ini
ditetapkan dengan perbedaan antara harga di pasar dunia dengan harga
pendukung untuk produksi domestik.
e. Bea Impor ditetapkan oleh banyak negara untuk mendorong masukan lokal.
Barang setengah jadi dikenakan pajak lebih rendah dibandingkan dengan barang
jadi. Keadaan ini memberikan peluang bagi pabrikan luar negeri yang
berproduksi dengan teknologi rendah.

2. Hambatan Non Tarif


a. Kuantitatif Kuota adalah pembatasan jumlah jenis barang tertentu yang
diizinkan diimpor oleh sebuah negara tanpa hambatan dalam jangka
waktu tertentu. Apabila kuota itu absolut, jika sudah mengimpor pada
jumlah tertentu, maka impor berikutnya dilarang selama sisa waktu satu
tahun.
b. Persetujuan Tertib Pemasaran adalah persetujuan resmi antara negara
negara pengekspor dan pengimpor yang mencantumkan kuota impor atau
ekspor yang akan diperoleh tiap negara untuk suatu barang. 7

3. Hambatan Non Tarif Non Kuantitatif


a. Partisipasi pemerintah langsung dalam perdagangan dalam bentuk
subsidi. Kebijakan pengadaan barang pemerintah juga merupakan
hambatan perdagangan karena biasanya menguntungkan produsen
domestik dan menghambat pembelian barang barang impor oleh instansi
pemerintah.
b. Produsen kepabeanan dan administratif meliputi beraneka ragam
kebijakan dan prosedur pemerintahan baik yang mengadakan
diskriminasi terhadap impor maupun menguntungkan untuk ekspor.
c. Standar pemerintah maupun swasta untuk melindungi kesehatan dan
keselamatan warga negaranya.

7
Dhiani Dyahjatmayanti, S.TP., M.B.A., Teori-teori Ekonomi Bisnis Internasional, STTKD Yogyakarta, 2018.

6
D. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi dibagi menjadi beberapa tingkat, yaitu: 8

a. Maju (Developed) adalah negara yang secara teknis memiliki industri paling maju.
Contohnya seperti Amerika, Jepang dan Australia.
b. Berkembang (Developing) yaitu negara secara teknis kurang maju dan rata-rata
berpenghasilan. Karakteristiknya yaitu, pendapatan per kapita kurang dari kriteria Bank
Dunia, distribusi pendapatan tidak merata, perusahaan ada yang menggunakan teknologi
canggih dan ada yang menggunakan cara tradisional, mayoritas pekerja berada di sektor
pertanian, pengangguran yang tidak merata, pertumbuhan penduduk tinggi, tingkat
pendidikan rendah, dan umumnya bergantung pada beberapa produk ekspor seperti
produk pertanian atau pertambangan.9
c. Negara Industri Baru (Newly Industrializing Countries) adalah negara yang
perekonomiannya tumbuh secara cepat dengan penghasilan sedang atau tinggi, memiliki
konsentrasi investasi luar negeri yang berat, dan mengekspor barang manufaktur
berteknologi tinggi dengan jumlah yang besar. Contohnya seperti, Brazil, Malaysia dan
Meksiko.
d. Perekonomian Industri Baru (Newly Industrialized Economies) merupakan negara
dengan keadaan perekonomian berpenghasilan menengah atas dan berpenghasilan tinggi
yang tumbuh dengan cepat seperti, Korea Selatan, Taiwan, Singapura.

E. Teori Investasi Internasional


Teori investasi internasional menjelaskan bahwa suku bunga yang berbeda di tiap negara
membuat investasi terus bergerak secara internasional dan itu terjadi karena adanya persaingan
sempurna. Namun, persaingan sempurna tidak akan terjadi investasi asing langsung serta negara
yang kondisinya kurang kompetitif. Teori investasi asing langsung melibatkan aset fisik seperti
pabrik dan fasilitas lainnya.

Berikut merupakan beberapa teori investasi internasional:

a. Teori Keunggulan Monopolistik adalah investasi langsung luar negeri yang terjadi
dalam industri oligopolistik, yang artinya mereka memiliki keunggulan daripada industri
lokal. Keunggulan dapat berupa skala ekonomi, keunggulan teknologi atau pengetahuan
pemasaran, manajemen atau keuangan yang superior. Investasi langsung luar negeri
terjadi karena ketidaksempurnaan pasar produk dan faktor produksi. Contoh, Kebab
Turki Baba Rafi.

b. Investasi Silang adalah investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoli di
negara-negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan.

c. Teori Internalisasi adalah pengembangan dari teori pasar tak sempurna. Konsepnya
yaitu, jika perusahaan berinvestasi maka perusahaan tersebut ingin memperoleh

8
Pratama, Rahardja dan Manurung, Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro dan Makro Ekonomi, Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi UI: Jakarta, 2008.
9
Afin, Rifai, dkk., Perdagangan Internasional, Investasi Asing, dan Efisiensi Perekonomian Negara-Negara ASEAN,
2008.

7
pengembalian yang lebih tinggi dari investasinya, perusahaan juga akan menggunakan
pengetahuannya ke kantor cabang asing daripada menjualnya di pasar terbuka.

d. Teori Eklektik Produksi Internasional adalah teori investasi dimana perusahaan wajib
memiliki keunggulan kepemilikan yang khas, internalisasi dan kekhasan lokasi.

e. Ketidaksempurnaan Pasar Produk dan Faktor Produksi ialah teori dari Caves yang
beranggapan bahwa perusahaan dengan pengetahuan yang unggul dapat memproduksi
produk yang lebih disukai konsumen daripada produk lokal, dengan demikian akan
memberikan perusahaan beberapa kendali untuk harga jual. Hal tersebut dengan catatan
perusahaan yang berinvestasi di luar negeri adalah industri yang secara khusus terkait
dalam penelitian produk dan usaha pemasaran yang kuat.

f. Daur Hidup Produk Internasional (International Product Life Cycle) merupakan


sebuah perusahaan yang dipaksa untuk menanam modal dalam sarana produksi di luar
negeri ketika perusahaan lain mulai menawarkan produk yang sama. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kehilangan pasar yang dilayaninya melalui ekspor.

Anda mungkin juga menyukai