DAGING SAPI
AHMAD
FATHANAH
Disusun oleh :
Christi Rosmaria P
(P07133213042)
Ketut Ema Ari W
(P07133213055)
Silviana Dwi K (P07133213074)
Veronica Dwi R (P07133213076)
Wulan Febriani A
KORUPSI
Menurut UU No. 20 Tahun 2001 korupsi adalah
tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya
diri sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat
merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
Ada sembilan tindakan kategori korupsi dalam UU
tersebut, yaitu: suap, illegal profit, secret
transaction, hadiah, hibah (pemberian), penggelapan,
kolusi, nepotisme, dan penyalahgunaan jabatan dan
wewenang serta fasilitas negara
Bagaimana kronologinya?
Kronologi Kasus
Pada 30 Desember 2012, Ahmad Fathanah menghubungi Elda Devianne
Adiningrat alias Dati alias Bunda buat dipertemukan dengan Direktur
PT. Indoguna Utama, Maria Elizabeth Liman. Mereka sepakat bertemu
di ruang pribadi (private room) Restoran Angus Steak House di
Senayan City. Dalam pertemuan itu mereka membicarakan soal
permohonan penambahan kuota import daging sapi PT. Indoguna Utama.
Ahmad Fathanah bertanya kepada Maria, apakah Maria mau
menyumbang dalam acara Safari dakwah PKS dan Maria menyanggupi
permintaan itu, untuk kemudian memerintahkan Arya mencairkan uang
sebesar Rp 300 juta. Setelah cair, Maria menghubungi Elda. Setelah
itu, Elda kemudian mengutus Jerry Roger Kumontoy mengambil uang itu
dan diberikan kepada Fathanah. Usai pemberian itu, Elda menghubungi
Fathanah. Tetapi Fathanah meminta Elda menyimpan uang itu karena
merupakan bagian untuk Luthfi Hasan Ishaaq, yang akan diberikan
setelah acara di Medan.
TUNTUTAN JAKSA
Jaksa Penuntut Umum dari Komisi
Pemberantasan Korupsi menuntut terdakwa
dijatuhi vonis 7,5 tahun dan denda Rp500 juta
atas kasus gratifikasi penetapan kuota impor
daging sapi senilai Rp 1,3 miliar dari Direktur
Utama PT Indoguna, Maria Elizabeth Liman,
dari total yang dijanjikan sebesar Rp 40 miliar.
Sedangkan untuk dugaan tindak pidana
pencucian uang, Ahmad Fathanah dituntut 10
tahun penjara serta Rp 1 miliar.
KEPUTUSAN SIDANG
Majelis Hakim Nawawi Pomolango
menjatuhi hukuman 14 tahun penjara
dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider
pidana 6 bulan.
Mengajukan banding ke
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta
Kesimpulan
Ahmad Fathanah dijatuhi hukuman oleh Majelis
Hakim Nawawi Pomolango 14 tahun penjara
dan denda sebesar Rp 1 miliar subsider pidana
6 bulan.
Ditingkat banding, Majelis Hakim Pengadilan
Tinggi DKI Jakarta memvonis Fathanah dengan
pidana 16 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar
subsider pidana 6 bulan.
Korupsi yang dilakukan oleh Ahmad Fathanan
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
internal dan eksternal.