Dari Redaksi
ii
Hormat kami,
iv
Daftar Isi
ii iv
1 - 12
vi
PENDAHULUAN
Dengan tersedianya semakin banyak
rumah sakit dengan beragam fasilitas dan
layanan, maka pelayanan jasa kesehatan
yang bermutu menjadi penting untuk
memenangkan persaingan bagi rumah sakit.
Hal ini semakin perlu diperhatikan oleh
rumah sakit yang kini dapat dituntut oleh
masyarakat sesuai dengan Undang-Undang
No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen (Hafizurrachman, 2009a).
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan latar belakang dan
permasalahan tersebut, penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: 1a) pengaruh
komunikasi interpersonal dokter terhadap
kepercayaan kepada rumah sakit (RS); 1b)
pengaruh komunikasi interpersonal staf
dan paramedis terhadap kepercayaan
kepada RS; 1c) pengaruh ketersediaan
fasilitas medis terhadap kepercayaan
kepada RS; dan 2) pengaruh kepercayaan
terhadap RS kepada loyalitas pada RS; 3)
pengaruh loyalitas untuk menciptakan
word of mouth (WOM) positif bagi RS.
TINJAUAN TEORI
Dengan semakin banyaknya rumah
sakit yang bersaing untuk memperoleh
Kepercayaan
Kepercayaan (trust) dianggap sebagai
hal yang sangat penting dalam terciptanya
suatu hubungan yang baik. Kepercayaan
didefinisikan sebagai a willingness to rely
on an exchange partner in whom one has
confidence (Moorman et al 1993: 82).
Moorman et al (1992) sebelumnya
menyebutkan kepercayaan sebagai suatu
keinginan dan keyakinan untuk bergantung
pada mitra pertukaran. Rosseau et al.
(1998) mendefinisikan kepercayaan
sebagai keadaan psikologis yang terdiri
dari maksud untuk menerima suatu
ketidakpastian yang didasarkan pada
perilaku harapan positif pada niat atau
perilaku lain.
Rousseau et al (1998) menyatakan
kepercayaan (trust) adalah keadaan
psikologis berisi keinginan untuk
menerima kekurangan/kelemahan,
berdasarkan perilaku yang positif terhadap
intensi atau perilaku dalam keadaan
berisiko dan saling tergantung. Bologlu
(2002) menyebutkan dimensi kepercayaan
didefinisikan sebagai dimensi hubungan
bisnis yang menentukan tingkat dimana
orang merasa dapat bergantung pada
integritas janji yang ditawarkan oleh orang
lain.
Chaudhuri dan Holbrook (2002)
mendefinisikan kepercayaan terhadap
merek (brand trust) sebagai kemauan
pelanggan untuk meyakini kemampuan
merek dalam melakukan fungsi-fungsi
yang dijanjikannya. Kepercayaan akan
membangkitkan loyalitas karena
mengurangi biaya untuk mempertimbangkan manfaat dari suatu merek
(Berry 2007) dan dapat mengurangi
METODOLOGI
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode survei di tiga rumah
sakit masing-masing di Kebun Jeruk,
Kuningan dan Kemayoran, dengan
pendekatan cross sectional.
Sampel dilakukan secara purposif
terhadap pasien di ketiga rumah sakit
tersebut. Untuk mengecek validitas dan
reliabilitas alat ukur digunakan SPSS 19
serta menggunakan perangkat lunak Amos
untuk menganalisis hasil penelitian yang
berdasarkan Structural Equation Model
(SEM).
Variabel dan Pengukuran
Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas
(independent variabel) yaitu komunikasi
interpersonal
paramedis/perawat,
komunikasi interpersonal dokter dan
fasilitas kesehatan; dua variabel perantara
(intervening variable) yaitu variabel trust
dan loyalitas, dengan word of mouth
sebagai variabel dependen.
Variabel komunikasi interpersonal
paramedis/perawat dikembangkan dengan
mengacu kepada Beaulieu et.al. (2011) dan
Woszczak-Szubzda et al 2013, diukur
dengan menggunakan empat pertanyaan
menggunakan skala Likert (1-5). Pengujian
validitas dan reliabilitas yang dilakukan
mengharuskan satu pertanyaan dihilangkan
agar diperoleh pengukuran yang valid
(KMO=0,608; Anti-Image Matrices
Correlation > 0,5 ) dan reliabel (Cronbach
Alpha = 0,761).
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
DAFTAR PUSTAKA
Keterbatasan Penelitian
D.
(2007);
Healthcare
Communication: Theory and
Practice.
London:
Open
University Press.
--==<>==--
10
longitudinal
exploration;
Information Systems Research,
Vol. 20, No. 2, June, pp 237-257.
Mangold, W.G., F. Miller & G.R.
Brockway (1999); Word-ofmouth communication in the
service marketplace; Journal of
Services Marketing, Vol. 13. No
1, pp 73-89
Moorman, C., R. Deshpande & G. Zaltman
(1993); Factors Affecting Trust in
Market Relationship; Journal of
Marketing 57, (January), 81-101.
Moorman, C., G. Zaltman & R. Deshpande
(1992); Relationship Between
providers and user of market
research: the dynamic of trust
within and between organizations;
Journal of Marketing Research
(24), August, 314-328.
Morgan R.M. & S.D. Hunt (1994); The
commitment-trust theory of
relationship marketing; Journal
of Marketing, 58 (July),
Nordby, Halvor (2004); Communicative
challenges for paramedics:
language and interpretation;
Scand J Trauma Resusc Emerg
Med 12; 178-181
Oliver, Richard L (1997); Satisfaction: A
Behavioral Perspective on the
Consumer; New York: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Pavarini, Peter, S. Sanders & M. Lindsay
(2012); Health Care Reform
Going Forward: Whats the Impact
on Providers? Beckers Hospital
Review, December.
Pavlou, P.A. (2003); Consumer Acceptance
of Electronic Commerce:
Integrating Trust and Risk with the
Technology Acceptance Model;
11
12
The purpose of this journal is to measure supplier satisfaction index from six
suppliers of Telkom Wholesale Service Division (DWS) who have been cooperating
for couple years as implementation of holistic marketing. In addition, the journal
also analyzes the gap between the suppliers expectation and satisfaction. Finally,
the number of satisfaction with the level of importance of each variable is mapped
on the quadrant operation IPA or Important Performance Analysis. The results of
this study stated that the suppliers are quite satisfied with the cooperation although
there are several variables that need to be concerned further. Through these results,
it is expected to be a basic consideration for improvement of cooperation in the
future, so that the supplier satisfaction will be better.
Keywords: Supplier Satisfaction Index; marketing holistic; GAP Analysis;
Important Performance Analysis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Telkom Divisi Wholesale Service
(DWS) merupakan salah satu divisi di PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk yang
menjalankan salah satu dari portofolio
bisnis Telekomunikasi yaitu penyewaan
jaringan infrastruktur telekomunikasi dan
interkoneksi. Pelanggan dari Telkom
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
14
TUJUAN PENELITIAN
Sesuai pemaparan di atas, maka
diperlukan pengukuran kepuasan supplier
yang telah mengikatkan diri dengan
Telkom DWS melalui Perjanjian Kerja
Sama (PKS). Seperti yang dikatakan oleh
Essig dan Amann
(2009), tanpa
pengukuran kepuasan supplier, maka akan
sulit menjaga hubungan baik antara
supplier dan buyer. Padahal, hubungan ini
sangat penting bagi Telkom DWS baik
dalam proses delivery layanan ke OLO
maupun sebagai salah satu bentuk
komitmen terhadap corporate value yaitu
co-creation of win-win partnership yang
merupakan penerapan dari konsep holistic
marketing.
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
a. Kebijakan Pembelian
Pada umumnya, kebijakan pembelian
di sebuah perusahaan itu adalah
kebijakan yang terkait proses order dan
penyelenggaraan layanan atau produk
yang berpengaruh langsung terhadap
kepuasan supplier (Essig dan Amann,
2009; Maunu, 2003). Selain itu, masih
terkait pembelian, kepuasan supplier
juga dipengaruhi langsung dengan
jadwal pembelian yang tepat (Lascelles
dan Dales, 1989; Essig dan Amann,
2009; Maunu, 2003). Menurut
Soetanto dan Proverbs (2002),
kejelasan dalam parameter teknis juga
mempengaruhi kepuasaan.
b. Kebijakan Pembayaran
Menurut Soetanto dan Proverbs (2002),
Essig dan Amann (2009), Maunu (2003)
dan Wong (2000), pembayaran yang
tepat waktu, proses pembayaran dan
penerimaan barang atau layanan
memiliki pengaruh langsung terhadap
kepuasan supplier. Verhoef et al. (2001)
menjelaskan bahwa kebijakan
pembayaran yang buruk dapat
mengakibatkan supplier melakukan
penjualan ke pihak lainnya. Selain itu,
tingkat kemampuan finansial
perusahaan juga berpengaruh pada
kepuasan karena erat kaitannya dengan
kemampuan pembayaran dan skema
harga yang ditawarkan oleh supplier
(Soetanto dan Proverbs 2002; Burt et
al., 2008; Essig dan Amann, 2009). Oleh
sebab itu, kebijakan pembayaran di sini
dapat diartikan sebagai kebijakan
perusahaan terkait proses pembayaran.
c. Kebijakan Koordinasi
Komunikasi antara perusahaan dengan
supplier merupakan faktor yang
penting untuk setiap hubungan yang
baik dan menurut Essig dan Amann
(2009) serta Maunu (2003),
komunikasi dan kemudahan dalam
16
Tahap
Coding
Variabel
Kategori Faktor
Pre-Order
C1a3
C1b3
Kebijakan
Pembelian
Kebijakan
Pembelian
Order
D1a3
D1b3
D1c3
Kebijakan
Pembelian
Kebijakan
Pembelian
Kebijakan
Pembelian
Installation
E1a3
E1b3
E1c3
Kebijakan
Koordinasi
17
No
Tahap
Coding
Variabel
E1d3
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Koordinasi
Collection &
Payment
F1a3
F1b3
F1c3
F1d3
F1e3
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Pembayaran
Kebijakan
Pembayaran
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Pembayaran
After
Installation
G1a3
G1b3
G1c3
G1d3
Kebijakan
Pembayaran
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Koordinasi
Kebijakan
Koordinasi
Desain Kuesioner
Pengambilan data primer dilakukan
dengan menggunakan kuisioner yang
terstruktur yang disebar oleh pihak ketiga
secara langsung dan dilakukan dengan face
to face interview kepada masing-masing
perwakilan supplier. Selain itu, untuk
menjaga agar hasil dari kuisioner tidak bias
karena terdapat konflik kepentingan di
supplier, maka penyebaran kuisioner
dilakukan oleh pihak ketiga atau bukan
oleh Telkom DWS sendiri. Tipe pertanyaan
pada kuesioner ini adalah pertanyaan
tertutup dan terbuka. Sedangkan skala yang
18
Kategori Faktor
Tabel 2.
Daftar Sampel Supplier Telkom DWS
No Nama Supplier
Jenis Layanan
PT Pg
Sewa link
(sirkit langganan)
PT T
Sewa link
(sirkit langganan)
PT P
Sewa radio IP
PT C
Sewa radio IP
PT V
Sewa radio IP
PT M
Sewa radio IP
IKS =
Keterangan:
Wi = Bobot variabel
= Nilai rata-rata variabel
n = Jumlah variabel
9 = Skala yang digunakan
Masih menurut Meena dan Sarmah (2012),
berikut ini adalah arti dari nilai IKS:
< 60
= tidak memuaskan
60 80 = cukup memuaskan
> 80
= sangat memuaskan
Metode perhitungan IKS adalah untuk
mencapai tujuan penelitian yaitu
mengetahui kepuasan supplier secara
keseluruhan, kepuasan masing-masing
19
Keterangan:
l
20
Analisa gap
Metode analisa ini digunakan pada
penelitian untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan (gap) antara harapan
responden dan tingkat kepuasan mereka
pada variabel yang diukur. Untuk menguji
ada tidaknya gap tersebut dan berapa besar
nilai gap nya, digunakan pair sample t test
atau Wilcoxon test dengan menggunakan
confidence level 95%. Pair sample t test
digunakan untuk menguji nilai gap secara
keseluruhan responden yang berjumlah 30
orang atau menurut Central Limit Theorm,
data nya dapat diasumsikan berdistribusi
normal. Pada test ini, berdasarkan Levine
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
22
24
DAFTAR PUSTAKA
Benton, W. C., & Maloni, M. (2005); The
influence of power driven buyer/
seller relationships; Journal of
Operations Management 23 , 1-22.
Burt, D.N., Dobler, D.W. & Starling, S.L.
(2008), World Class Supply
Management: The Key to Supply
Chain Management 7 th ed, Tata
McGraw-Hill, New Delhi
Essig, M., & Amann, M. (2009); Supplier
satisfaction: Conceptial basics and
explorative findings; Journal of
Purchasing
&
Supply
Management 15 , 103-113.
Hutt, M. D., & Speh, T. W. (2004);
Business marketing management;
Ohio: Thomson - South Western .
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
27
Tigor Pangaribuan
Program Magister Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
The focus of the thesis is about the influence of strategic human resource role on
percieved investment in employees development in PT. X. This study investigated
how each sub variables of human resource role (strategic partner, administrative
expert, employee champion and change agent) has influenced variabes of percieved
investmen in employees development. Data was collected using questionnaires
given to the employees at manager level in PT.X. Data was analyzed using SPSS
multiple regression. The results of this study indicate that from the all sub variables
of human resource role, from all the role there is one role that have most significant
influence on percieved investment in employees development. Role as a strategic
partner, administrative expert, employee champion and change agent have
influence 53.4% on percieved investmen in employees development. And about
46.6% was influence by other variables outside this research model.
Keywords: Human resource role; employee developmen; strategic partner;
administrative expert; human resource champion; change agent
28
30
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui persepsi karyawan mengenai
pengembangan pegawai dalam perusahaan
terkait dengan peran dari bagian
sumberdaya manusia (Human resources
role). Adapun manfaat dari penelitian ini
untuk melihat apakah bagian sumberdaya
manusia sudah menjalankan fungsi
strategis dalam kaitannya sebagai business
partner dan peran apa yang paling
menonjol. Serta kaitannya dengan
pengembangan pegawai, apakah fungsi
tersebut sudah memenuhi kebutuhan dalam
pengembangan pegawai terkait upaya
untuk meningkatkan kapabilitas
perusahaan. Dapat dijadikan pedoman
dalam penelitian selanjutnya dan
memberikan manfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya mengenai
human resources role.
TINJAUAN TEORI
Manajemen strategis melibatkan fungsifungsi yang ada di perusahaan, salah
satunya adalah SDM. Disini dimaksudkan
bahwa bagian SDM harus paham dan
mengerti bagaimana proses perancangan
31
Administrative
Role
Transformational
Role
Welfare
Role
Strategic Partner
Role
Strategic HR
Role
Legge
(1995)
Deviant Innovator
Organizational
Diagnostician
Tyson
(1999)
Clerks of works
Contract
manger
Torington
(1979)
Analysts of
benevolence
Human
bureaucrat
Storey
(1992)
Hand maiden
Adviser
Regulator
Change maker
Ulrich
1997
Administrative
Expert
Change Agent
Employee
Champion
Strateggic
partner
Business
partner role
Buyens and
Vos (1999)
Boffin
Fireman
Butler
Dreamer
Kossek and
Block (2000)
Transaction
Transition
Translation
Transformation
Jackson and
Schuler
(2000)
Monitoring
Change Facilitator
Enabler
Partnership
Strategic and
innovation
32
Enabler Role
Peran bagian SDM disini mendukung
line managers dalam mensukseskan
program SDM di lapangan. Bagian
SDM menyediakan manajer dengan
informasi, informasi atau data yang
diperlukan dan diminta untuk
memperlancarkegiatan.
Untuk
memenuhi kewajiban ini bagian SDM
harus mudah untuk diakses atau akan
kehilangan kontak dengan kebutuhan
manajer di lapangan.
Monitoring Role
Disini bagian SDM harus tetap
mengambil peran dalam pengawasan
program yang telah dibuat. Walaupun
sudah didelegasikan kepada line
managers terkait implementasi
program. Hal ini bertujuan untuk
mengawal konsistensi dan keadilan
dalam tahap eksekusi di lapangan.
Innovator Role
Bagian SDM harus mampu melakukan
pembaharuan dan perubahan ke arah
yang lebih baik. Menyediakan aplikasi
yang terbaru dan mengembangkan serta
mengeksplorasi pendekatan yang
inovatif untuk mengatasi masalah
sumberdaya manusia yang muncul.
Adapter Role
Mendorong serta membantu organisasi
untuk berubah beradaptasi terhadap
tekhnologi, struktur, proses, budaya dan
prosedur untuk memenuhi permintaan
dalam kompetisi. Bagian SDM harus
mampu memfasilitasi perubahan
organisasi untuk mempertahankan
flexibilitas dan adaptabilitas.
Administratif ke konsultatif
Berorientasi fungsi ke berorientasi
bisnis
Fokus internal ke eksternal dan
konsumen fokusReactive to proactive
Fokus aktivitas dan fokus solusi
l
l
l
l
Future/strategic process
Management of
Strategic HR
Management of
transformation &
change
Process
People
Management of
Firm infrastructure
Management of
employee
contribution
Deliverable/Outcome
Methaphor
Activity
Management of
Strategic Human
Resources
Eksekusi strategi
Partner strategis
Ahli administratif
Reengineering Organization
Processes: Shared services
Meningkatkan kapabilitas
dan komitmen pegawai
Employee Champion
Menciptakan pembaharuan
bagi organisasi
Agen perubahan
Management of
Membangun infrastruktur
Firm Infrastructure yang efektif
Management of
Employee
Contribution
Management of
Transformation
and Change
34
Partner strategis
Bagian SDM dapat dikatakan sebagai
strategic partner pada saat berdasarkan
bisnis strategi yang sudah dirumuskan
bagian SDM menselaraskan strategi
SDM dan mengerti bahasa bisnis
perusahaan tidak hanya sekitar isu-isu
Employee Champion
Pada saat bagian SDM melegitimasi
tuntutan pada pegawai serta mampu
membantu pegawai untuk memenuhi
tuntutan melalui pembelajaran dan
skala prioritas (Ulrich, 1997).
Agen perubahan
Pada saat bagian SDM secara terinci
dan sistematis menerapkan proses
perubahan kepada proses dan inisiatif
bisnis (Ulrich, 1997). Membantu
organisasi untuk merespon kepada
inisiatif untuk perubahan, proses
perubahan dan perubahaan budaya
(Ulrich, 1997).
Pertanyaan
Strategic
Partner
Administra- Bagian sumberdaya manusia berpartitive Expert sipasi dalam meningkatkan efisiensi
operasi.
Keefektifan bagian sumberdaya
manusia diukur oleh kemampuannya
untuk menjalankan proses SDM secara
efisien.
Employee
Champion
Change
Agent
Employee
Development
Pada penelitian ini teknik pengambilan data non probabilitas yang digunakan
adalah dengan purposive sampling
dilakukan dengan mengambil orang-orang
yang terpilih betul oleh peneliti menurut
ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sample
itu (Sumarsono, 2004). Menurut Maholtra
(2007), purposive atau juga dikenal
Cronbachs
Alfa
Percieved Investment In
Employee Development
0.887
Strategic Partner
10
10
0.940
37
Administrative Expert
10
10
0.896
Employee Champion
10
10
0.904
Change Agent
10
0.890
Indikator
Loading factor
Dev1
Dev2
Dev3
Dev4
Dev5
Dev6
Dev7
Dev8
Dev9
,784
,777
,720
,809
,696
,614
,603
,735
,784
Strategic1
Strategic2
Strategic3
Strategic4
Strategic5
Strategic6
Strategic7
Strategic8
Strategic9
Strategic10
,819
,781
,857
,737
,827
,798
,677
,856
,888
,831
Strategic Partner
38
Administrative Expert
Admin1
Admin2
Admin3
Admin4
Admin5
Admin6
Admin7
Admin8
Admin9
Admin10
,653
,743
,633
,729
,716
,733
,708
,771
,775
,765
Employee Champion
Champion1
Champion2
Champion3
Champion4
Champion5
Champion6
Champion7
Champion8
Champion9
Champion10
,696
,608
,713
,727
,614
,816
,808
,744
,815
,761
Change1
Change2
Change3
Change5
Change6
Change7
Change8
Change9
Change10
,744
,725
,706
,721
,708
,742
,748
,819
,691
Change Agent
39
40
Variabel
Cronbachs Alfa
PIED
0.887
Strategic Partner
0.940
Administrative Expert
0.896
Employee Champion
0.904
Change Agent
0.890
Keterangan:
Y
: PIED
a
: Konstanta
X1
: Strategic Partner
X2
: Administrative Expert
X3
: Employee Champion
X4
: Change Agent
1,2,3 4 : Koefisien regresi
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Nilai
Rata-Rata
Kategori
Strategic Partner
3.49
Sedang/Moderate
Administrative
Expert
3.55
Sedang/Moderate
Employee
Champion
3.34
Sedang/Moderate
Change Agent
3.46
Sedang/Moderate
Employee
Development
(PIED)
3.28
Sedang/Moderate
Merujuk pada nilai signifikansi maka untuk menentukan hipotesis diterima atau ditolak
adalah:
Tabel 9. Hasil Hipotesis
Independent
Variabel
Dependen
Variabel
Hipotesis
Strategic Partner
PIED
H1
Administrative Expert
PIED
H2
Employee Champion
PIED
H3
Change Agent
PIED
H4
Keterangan
41
Pembahasan
Berdasarkan hasil yang dikumpulkan
dari para manajer dapat dijelaskan bahwa
sampai saat ini kualitas dari bagian
sumberdaya manusia PT.X cukup baik. Ini
terlihat dari penilaian gabungan antara
peran-peran dari bagian SDM yang bernilai
3.46 atau jika dilihat rata-rata total 138.4
poin. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
bagian SDM PT.X sebagai bisnis partner
cukup baik (Moderate) di mana dengan
indikasi bahwa total dibawah 90
mengindikasikan kualitas rendah dan total
diatas 160 mengindikasikan kualitas tinggi
(Ulrich, 1997). Berdasarkan peran dari
bagian sumberdaya manusia yang ada
meliputi strategic partner, administrative
expert, employee champion dan change
agent terdapat 2 peran yang memiliki nilai
mean paling tinggi. Peran sebagai ahli
administratif dan partner strategis paling
tinggi dengan nilai rata-rata 3.55 dan 3.49.
Mengacu kepada arti dari administrative
expert di mana sebagai ahli administratif
bagian sumberdaya manusia harus mampu
menciptakan efisiensi infrastruktur baik
bagi proses SDM maupun bisnis
keseluruhan (Ulrich, 1997). Disini bagian
SDM mengurusi kepada administrasi day
to day operations.
Hasil dari penilaian ini menunjukkan
bahwa PT.X berhasil melakukan
perubahan sesuai dengan langkah yang
diambil bagian SDM di mana lebih
memfokuskan ke level strategis tanpa
meninggalkan operasional (day to day) ini
terlihat dari selisih mean yang sedikit
antara kedua peran. Sebelumnya bagian
SDM PT.X lebih mengarah kepada
operasional (day to day). Perubahan kearah
strategis dapat dilihat melalui upaya dari
PT.X dalam hal ini bagian SDM yang
melakukan perubahan struktur departemen
SDM. Di mana sejak awal tahun 2012
42
2.
4.
6.
7.
9.
46
DAFTAR PUSTAKA
Bhatnagar, J.,& Sharma, S. (2005); The
Indian Perspective of Strategic HR
Roles and Organizational
Learning
Capabilitiy;
International Joirnal of Human
Resource Management, 16, 1711
1739.
Dessler, G. (2010); Human Resource
Management; Pearson
Flowers, W.M.S., Jones, E., Hogan, R.L.
(2009); Employee Development
Approach for Generation Yers: A
conceptual Frameworks; Paper.
Ghozali, I. (2005); Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program
SPSS; Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.
Harness, T. (2009); Research Methods for
the Empirical Study of strategic
Human Resource Management;
Qualitative Market Research: An
International Journal, 12, 321
336.
Lee, C.H., & Bruvold, N.T. (2003);
Creating Values for Employees:
Investment
in
Employee
development; Int. J. Human
Resource Management, 14, 981
1000.
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
47
The purpose of this research is to examine whether there are differences in firm
characteristics influence : the level of benefits, age and size of the company, GDP
growth and interest rates on the capital structure of companies in developed and
developing countries in Asia. This study draws on research Vasiliou et al (2009),
and Huat (2008). Capital structure of the company here is measured by using the
ratio of debt-to-equity firms (ROA). Hypothesis testing is done by using multiple
regression models, with a sample of 1,365 observations which is from 8 countries
companies listed on the stock exchange of each country, during the period of
2009-2011 in the Asia region. The eight countries classified as developed countries
and developing countries based on the order of magnitude of the GDP in each
country. From this research, the result that the variable levels of profitability and
firm age is negatively related to capital structure, while the size of the company
and the interest rate has a positive relationship with capital structure. The results
of this study provide empirical evidence that there is almost no difference occurs
between the factors that affect the capital structure of the developed and developing
countries in Asia. This finding supports research Vasiliou et al (2009) who obtained
the same results but with the object of research using the countries in the European
region.
Keywords : Capital Structure, Profitability, Firm Age, Firm Size, Interest
48
50
Firm Age
Firm Size
51
Growth
Sales growth rate of a company be
one consideration in capital structure
policy. According to Brigham and
Houston (2001) companies with a
relatively stable level of sales may be
safer to get more credit and bear the
burden remains higher than the company
whose sales are not stable. So the
company with high sales growth rates will
be easier to obtain debt. Soebiantoro and
Sujoko (2007) in his study also said that
the positive correlation between the
growth of the debt based on the fact the
high-growth companies, the higher the
firms capital structure in the form of
long-term debt. Other studies say that the
higher the market growth opportunities
(Phitaloka, 2009). In research and
Saifudin Fury (2012) for manufacturing
companies, found that sales growth has
no significant effect in influencing the
capital structure of the company. These
findings support the results of preceding
studies that say high sales will boost the
company (Rakhmawati, 2008).
52
Interest Rates
Ju (2006) in his study states that the
interest rate is a key variable in determining
the optimal capital structure and maturity
of the loan. In addition, interest rate
volatility and the relationship between the
interest rate and the asset value of the
company plays an important role in
determining the maturity of debt. The same
thing also expressed by staking trial (2007)
in their study, they found that the
traditional theory of capital structure
including the trade-off between tax
benefits and the possibility of increased
costs of financial distress associated with
leverage, and the trade-off between
protecting the franchise value with
increasing the value of the company
through which the interest rate will initially
be contrary to equity, which then directly
proportional to the interest rate.
Subsequent research conducted by
Dincergok and Yalciner (2011) using data
from manufacturing firms in the country
of Turkey, Brazil, Argentina and Indonesia
during the period 2000-2007 resulting in
the finding that interest rates have a
negative effect on total debt ratio. Using
the results of this study will be the basis
for proving that interest rates will
negatively affect the capital structure in the
Asia region.
GDP Growth
GDP Growth is an important variable
in macroeconomics where GDP growth has
a negative relationship to total debt ratio
and short-term debt ratio, but positively
related to long-term debt ratio. This
indicates that higher economic growth
encourages companies to use long-term
debt and reduce short-term debt (Gajurel,
2006), this study supports the hypothesis
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
Hypothesis Development
The main objective of this study was
to determine whether the characteristics of
the company have a significant effect on
the companys capital structure, the
pecking-order theory explained that the
trend of companies will use internal cash
resources first before deciding to use
external sources of funding. In a study
conducted by Myers (1984) found that debt
has a negative relationship with
profitability, the study was supported by
research conducted by Ozkan (2001) who
say the same thing, these relationships will
have an impact on the capital structure of
the company which is the main research
object to study this. So in the end the writer
wants to know the magnitude of the effect
on the capital structure of companies in the
countries in Asia that produces the first
hypothesis is:
H1:
METHODOLOGY
54
H5:
=
=
=
=
=
=
=
China
India
Japan
2,520
3,970
3,847
2,043
499
996
336
1,474
-159
-680
-272
-136
-83
-66
-62
-141
2,361
3,290
3,575
1,907
416
930
274
1,333
300
298
331
340
271
308
244
436
-75
-158
-29
-197
-149
-157
-129
-269
225
140
302
143
122
151
115
167
%
10%
4%
8%
Source: data processing results
7%
29%
16%
42%
13%
55
Descriptive Statistics
Summary of descriptive statistics of
the variables used in this study are
presented in Table 3. Before further
processing, the data obtained first-checked
the data outliers. Determination of data
outliers in this study using the approach
winsorized data that lies beyond the three
standard deviations above and below the
average (mean) of the variable.
Table 3. Variable Descriptive
Statistics Research
58
Correlation analysis
60
62
64
REFERENCES
Akhir Komunisme Dorong Pertumbuhan
Ekonomi China. 9 Januari 2013.
http://erabaru.net/top-news/39news4/7363-akhir-komunismedorong-pertumbuhan-ekonomichinaBancel, Frack & Mittoo, Usha R. (2002);
The determinants of capital
structure choice : A survey of
european firms; International
Research Journal of Finance and
Economics.
Budinarta, Julika (2011); Pengaruh
karakteristik bank terhadap tingkat
kualitas coporate governance pada
industri perbankan; Tesis Magister
manajemen Universitas Indonesia.
Jakarta
Brigham, Eugene and Houston, Joel F
(2001); Manajemen Keuangan II;
Jakarta:Salemba Empat
Deesomak R, Paudyal K & Pescetto G
(2004); The determinants of
capital structure : evidence from
the Asia Pacific region; Journal of
Multinational
Financial
Management, 14, 385-405.
Dina, Alexandra Ryan Ahmad (2011);
Pengaruh peran monitoring bank
sebagai mekanisme corporate
governance terhadap peningkatan
nilai perusahaan; Tesis Magister
manajemen Universitas Indonesia.
Jakarta
65
66
67
68
PENDAHULUAN
2.
3.
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui terdapatnya tekanan
lingkungan eksternal di industri
minyak dan gas terhadap PT.
Pertamina Hulu Energi dan apa saja
bentuk tekanan eksternal tersebut.
70
72
(1)
Dimana:
X1 = perbandingan antara Working
Capital terhadap total asset
X2 = perbandingan antara saldo laba
(retained earning) terhadap total
asset
X3 = perbandingan antara earning before
interest and taxes terhadap total
asset
X4 = perbandingan antara book value of
equity terhadap long-term liabilities
X5 = perbandingan antara sales terhadap
total asset
Berdasarkan revisi Altmans scoring
model tersebut, semua perusahaan dengan
nilai Z kurang dari 1.23 akan dipertimbangkan sebagai sebuah perusahaan
dengan risiko default yang tinggi. Jika nilai
Z di antara 1.23 dan 2.99, maka perusahaan
dianggap tidak bisa ditentukan
(indeterminant) risiko kegagalannya.
Sedangkan perusahaan dengan nilai Z
diatas 2.99 dianggap sebagai perusahaan
dengan risiko default yang kecil (Saunders
and Cornett, 2011).
Dynamic Capabilities
Dynamic Capabilities merupakan
kapabilitas perusahaan untuk melakukan
integrasi, membangun, dan merekonfigurasi kompetensi internal dan
eksternalnya terhadap perubahan
lingkungan yang cepat (Teece, Pisano dan
Shuen, 1997 : 516). Eisenhardt dan Martin
(2000) menyatakan bahwa dynamic
capabilities sebagai proses dari perusahaan
dalam memakai sumberdaya yang secara
spesifik merupakan proses untuk
melakukan integrasi, rekonfigurasi,
pencapaian, dan pelepasan sumberdaya
untuk menyesuaikan ataupun bahkan
menciptakan perubahan pasar.
INDIKATOR
Kompetisi yang terjadi pada industri minyak dan gas di area kami
sangat tinggi
Terdapat persaingan dalam perolehan blok minyak dan gas
Competitive
Intensity
Turbulensi
Pasar
Selalu ada permintaan customer bisnis baru dalam pasar yang kami
layani
Sulit untuk memonitor permintaan customer bisnis di pasar yang
kami layani
Dalam pasar minyak dan gas, preferensi customer bisnis terhadap
spesifikasi produk selalu berubah
Permintaan terhadap produk yang kami jual tidak dapat di prediksi
Volatilitas
Lingkungan
Mengukur
Keuangan
Kapabilitas
Manajemen
JENIS KAPABILITAS
KEUANGAN
PENJELASAN
SINGKAT
a.
Investment Decision/
Capital Budgeting
b.
Financing Decision/
Capital Structure
c.
Managerial Decision
d.
Investment
e.
f.
Information sistem
g.
Portfolio management
h.
Treasury management
i.
Dividend policy
75
j.
Cost control
k.
Financial reporting
l.
International finance
Sumber: Diolah dari Berk, 2011; Brealey, 2007; Emery, 2007; Hady, 2010; Ross, 2010
KAPABILITAS
PENJELASAN
a.
Human Capital
b.
Proses produksi
c.
Struktur organisasi
d.
R&D
e.
Networking (jaringan)
f.
Strategic management
76
g.
Database
h.
Bisnis internasional
i.
Pengelolaan aset
j.
Sistem informasi
perusahaan
k.
l.
m.
Pemasaran
n.
Teknikal kontraktual
o.
Value chain
p.
Kepemimpinan dan
pengambilan keputusan
q.
Knowledge management
r.
Strategic partnership
s.
Sistem manajemen
lingkungan
t.
u.
Internal audit
77
78
Tekanan Ekonomi
Meningkatnya tingkat kompetisi juga
disebabkan tekanan ekonomi global yang
dipicu oleh meroketnya ekonomi China
sebagai negara super power baru. Dalam
hal ini, perkembangan industrinya yang
sangat pesat menyebabkan kebutuhan
China terhadap sumberdaya energi juga
sangat besar, oleh karena itu China
bersikap sangat agresif untuk mencari
sumber energi dari seluruh dunia at any
cost. Hal tersebut berpengaruh langsung
terhadap peningkatan intensitas kompetisi
di industri minyak bumi dan gas, selain itu
karena China juga memiliki beberapa
perusahaan minyak besar yang melakukan
ekspansi di berbagai negara.
Tekanan Politik dan Hukum
Analisis persepsi terhadap responden
mengenai tekanan lingkungan eksternal
lebih didominasi oleh pernyataan tentang
adanya tekanan politik dan hukum. Sebagai
perusahaan BUMN, PT. Pertamina Hulu
Energi dituntut untuk melaksanakan
kebijakan pemerintah, adanya tekanan dari
pejabat pemerintah, DPR, Pemerintah
daerah dan juga dari partner.
Diberlakukannya UU No. 22 tahun
2001 menyebabkan PT. Pertamina
kehilangan hak monopoli dan harus
bersaing langsung dengan perusahaan lain
yang menyebabkan tingkat kompetisi
semakin tajam. Selain itu sebagai
perusahaan BUMN, manajemen PT.
Pertamina Hulu Energi tidak dapat
sepenuhnya menentukan keputusan yang
berkaitan dengan bisnis perusahaan seperti
fungsi perusahaan swasta. Beberapa
keputusan dilakukan bukan atas
pertimbangan bisnis, melainkan lebih
karena kepentingan strategis negara.
Sebagai contoh keputusan untuk
melakukan akuisisi terhadap perusahaan
ONWJ (Off-shore North West Java yang
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
79
80
82
kebijakan
berkelanjutan
untuk
mengevaluasi dan mengendalikan
perusahaan dalam industri tempatnya
berkompetisi. Strategic management
dilakukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam lingkungan eksternalnya
untuk mendapatkan sustainable
competitive advantage dan above average
performance.
Ranking
1
2
3
4
5
6
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Jenis Kapabilitas
Human Capital
Strategic Management
Struktur Organisasi
Kepemimpinan dan
Pengambilan Keputusan
Teknikal Kontraktual
Pengelolaan Aset
Strategic Partnership
R&D
Sistem Keselamatan Kerja
Networking (Jaringan)
Database
Pemasaran
Knowledge Management
Internal Audit
Bisnis International
Supply Chain (Rantai
Pasok)
Value Chain
Sistem Manajemen
Lingkungan
Sistem Informasi
Perusahaan
Proses Produksi
After Sales Service
86
Implikasi
Berdasarkan hasil temuan yang
didapatkan dari analisis permasalahan,
terdapat beberapa hal yang penting
diperhatikan agar hasil penelitian
memberikan implikasi positif bagi
perusahaan, diantaranya:
1. Beberapa kapabilitas keuangan
memiliki tingkat kemampuan pada
skala yang sama dan sedikit diatas ratarata industri seperti financing decision,
treasury management, dividend policy
dan financial reporting dapat menjadi
sumber keunggulan daya saing
perusahaan.
2. Perlu dilakukan optimisasi untuk
meningkatkan tujuh kapabilitas
manajemen keuangan investment
decision, managerial decision,
investment dan portfolio management
yang dapat dilakukan dengan
pemutakhiran/pemakaian software yang
lebih mensimulasikan proses dan lebih
komprehensif, misalnya Capital
Planing Software dan Petroleum
Economics Software, dan untuk
kapabilitas risk management and
control dapat digunakan simulasi
Montecarlo untuk sensitifity analysis.
Perbaikan kapabilitas cost control untuk
kepentingan efisiensi biaya dapat
dilakukan dengan dengan cara melihat
struktur biaya dengan lebih detail.
Perbaikan kapabilitas information
system dapat dilakukan dengan
pemutakiran sistem teknologi informasi
pendukung manajemen keuangan
perusahaan, mengatur lebih baik
sumber informasi perusahaan untuk
kepentingan pengambilan keputusan
dengan menggunakan simulasi,
historical trends, dan manipulasi
variabel-variabel untuk melihat
akibatnya terhadap outcomes.
88
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai format identifikasi yang
spesifik dalam mengukur tekanan
lingkungan eksternal di industri hulu
minyak bumi dan gas.
2. Perlu dilakukan penelitian mengenai
pengaruh tekanan lingkungan umum
terhadap kemampuan perusahaan untuk
membangun dynamic capabilities.
ISSN: 2302 - 4119 Vol. 1, No. 3; Oktober 2013
DAFTAR PUSTAKA
Altman, E. (2000); Predicting Financial
Distress of Companies: Revisiting
The Z Score and ZETA Models;
New York Univesity, p. 23-26.
Alfian, Aan. (2012, Desember 14);
Personal Interview.
Auh, S., Menguc, B. (2005); Balancing
exploration and exploitation: The
moderating role of competitive
intensity; Journal of business
research (58), p. 1652-1661
BBC News, (2007); Globalisation shakes
the world; BBC News. 21 January
2007.
Brealey, R.A., Myers, S.C., Marcus,A.J.
(2007); Fundamental Of Corprate
Finance; Fifth Edition. McGrawHill International Edition.
Dess, G.G. & Beard, D.W. (1984);
Dimention of Organizational task
environments; Administrative
Science Quarterly, 29, 52-73.
Eisenhardt, K.M. & Martin, J.A. (2000);
Dynamic capabilities: what are
Silitonga,
P.
(2008);
Analisis
Understanding, awareness, dan
Current Practice Terhadap Rencana
Pemasaran Sebagai Sumber
Competitive advantage. (Studi
http://news.bbc.co.uk/2/hi/business/
7387203.stm (BBC Asia Edition)
16 Oktober 2011, 21:07
90