Nama kelompok :
Sistem ekonomi pancasila adalah sistem ekonomi yang berasaskan nilai dan moral pancasila.
Sistem ekonomi ini menjadi identitas perekonomian Indonesia. Sebutan lain dari sistem ekonomi
pancasila adalah sistem demokrasi ekonomi. Secara sederhana, Ekonomi Pancasila dapat disebut
sebagai sebuah sistem ekonomi pasar dengan pengendalian pemerintah atau "ekonomi pasar
terkendali. Mungkin ada istilah-istilah lain yang mendekati pengertian "Ekonomi Pancasila", yaitu
sistem ekonomi campuran, dimana maksudnya campuran antara sistem kapitalisme dan sosialisme.
Landasan pokok perekonomian Indonesia adalah Pasal 33 ayat 1, 2, 3, dan 4 UUD 1945 hasil
amandemen.
Pertama, nilai ketuhanan, artinya sistem ekonomi berjalan tanpa mengabaikan nilai agama
dan etika.
Kedua, nilai kemanusiaan, artinya sistem ekonomi mengedepankan prinsip humanis dan
tidak eksploitatif.
Ketiga, nilai persatuan, artinya kegiatan ekonomi dilakukan bersama-sama dengan
mengedepankan asas kekeluargaan.
Keempat, nilai musyawarah atau demokrasi, artinya prinsip ekonomi selaras dengan nilai-
nilai demokrasi.
Kelima, nilai keadilan, artinya pengelolaan sumberdaya ekonomi digunakan seadil-adilnya
untuk kemakmuran rakyat.
Panjangnya jalur birokrasi di negara kita dalam rangka penyaluran bantuan dan penuntasan
masalah ekonomi perekonomian di Indonesia seringkali menimbulkan keengganan para
pengusaha kecil untuk mengambil kesempatan untuk mengajukan Kredit Usaha Rakyat.
Keputusan ekonomi diambil secara lambat karena perlu penyelarasan kepentingan bersama.
Perekonomian berjalan secara tidak efisien karena mengedepankan proses demokrasi yang
relatif lama.
Adanya sistem free fight liberalism adanya suatu kebebasan usaha yang tidak terkendali
sehingga memungkinkan terjadinya eksploitasi kaum ekonomi yang lemah dan terjajah
dengan akibat semakin bertambah luasnya jurang pemisah si kaya dan si miskin.
Etatisme, yaitu keikutsertaan pemerintah yang terlalu dominan sehingga mematikan
motivasi dan kreasi masyarakat untuk berkembang dan bersaing secara sehat. Jadi
masyarakat hanya bersikap pasif saja.
Terjadinya monopoli, yaitu suatu bentuk pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok
tertentu, sehingga tidak memberikan pilihan lain pada konsumen untuk tidak mengikuti
keinginan sang monopoli. Disini konsumen seperti robot yang diatur untuk mengikuti
jalannya permainan, sehingga dapat merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial.
Koperasi
Adanya koperasi merupakan salah satu wujud penerapan ekonomi pancasila dilihat dari institusinya.
Koperasi merupakan usaha kolektif berasaskan kekeluargaan. Pengelolaan dan distribusi
kekayaannya dikuasai oleh para anggota sehingga kesenjangan ekonomi antarindividu bisa
diminimalisir. Namun sayang, popularitas koperasi kian tenggelam, hal ini terlihat dari banyaknya
koperasi di Indonesia yang tinggal papan namanya saja.
BUMN
BUMN adalah singkatan dari Badan Usaha Milik Negara. Adanya BUMN menunjukkan eksistensi
peran negara dalam mengelola perekonomian di berbagai bidang. Sebagian BUMN merupakan hasil
dari nasionalisasi perusahaan Belanda setelah proklamasi. Jika BUMN mengalami privatisasi, maka
bisa dilihat sebagai Indikasi berkurangnya peran negara dalam pengelolaan perekonomian negara.
Serikat buruh
Serikat buruh merupakan bentuk gerakan kolektif kelas pekerja. Relasi antara pekerja dan pemodal
yang rentan eksploitasi bisa diantisipasi atau dikurangi dengan adanya serikat buruh. Serikat buruh
yang kuat memiliki posisi tawar yang kuat di mata pemilik modal. Kesenjangan pendapatan antara
buruh dan pengusaha termasuk tim manajerial perusahaan bisa dikurangi apabila serikat buruh
memiliki posisi tawar yang kuat. Ekonomi pancasila mengutamakan kemakmuran bersama, bukan
kemakmuran segelintir elit.
BULOG
Selain kegiatan konsumsi dan produksi, pemerintah juga melakukan kegiatan distribusi. Kegiatan
distribusi yang dilakukan pemerintah dalam rangka menyalurkan barang-barang yang telah
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan negara kepada masyarakat. Misalnya pemerintah
menyalurkan sembilan bahan pokok kepada masyarakat-masyarakat miskin melalui BULOG.
Penyaluran sembako kepada masyarakat dimaksudkan untuk membantu masyarakat miskin
memenuhi kebutuhan hidupnya.
1. Pemerataan kesejahteraan di indonesia belum berbasis pajak progresif seperti di Eropa. Hal ini
membuat keadilan yang diharapkan belum sepenuhnya dapat diwujudkan. Kesenjangan antara
golongan satu persen orang kaya dengan masyarakat umumnya masih nampak jelas.
2. Banyaknya korupsi yang terjadi di setiap tingkatan usaha yang ada di indonesia. Berdasarkan
data KPK, jumlah perkara korupsi yang melibatkan BUMN/BUMD mencapai 11 kasus pada
2016. Jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan tahun 2015 yang hanya 5 kasus.
Pada tahun-tahun sebelumnya pun, jumlah perkara yang melibatkan BUMN/BUMD paling
banyak 7 kasus, yakni pada 2010. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga menyebut dugaan
gratifikasi yang dilakukan pejabat BUMN terlalu banyak dan terjadi di pelbagai sektor bisnis.
3. Banyaknya koperasi yang ditutup oleh pemerintah selama empat tahun terakhir. Dari 212 ribu
koperasi, kini hanya tersisa 152 ribu. koperasi-koperasi yang ditutup tersebut adalah yang
sebelumnya sudah tidak beroperasi dan mangkrak. masih ada banyak koperasi yang tidak
diberikan keleluasaan dalam menjalankan setiap tindakannya. Setiap koperasi seharusnya
dapat secara leluasa memberikan pelayanan terhadap masyarakat, dapat dicontohkan bahwa
KUD tidak dapat memberikan pinjaman terhadap masyarakat dalam memberikan pinjaman,
untuk usaha masyarakat itu sendiri tanpa melalui persetujuan oleh tingkat kecamatan dll. Oleh
karena itu seharusnya koperasi diberikan sedikit keleluasaan untuk memberikan pelayanan
terhadap anggotanya secara lebih mudah, tanpa syarat yang sangat sulit.
4. Berdasarkan Visi dan Misi Bulog mendasari fungsi Bulog sebagai perusahaan Umum yang
mengemban tugas sebagai pengendali ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan. Namun
pada kenyataannya, Bulog tidak menjalankan fungsinya sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan, berikut contoh kasus-kasus pelanggaran yang dilakukan oleh Bulog :
a) Korupsi Impor Sapi Fiktif Kasus yang terjadi pada tahun 2001 tersebut, menyeret
Direktur Utama Perum Bulog yaitu Widjanarko sebagai tersangka. Handy (2009).
b) Korupsi Subsidi Pangan Rakyat Miskin. Kasus ini terjadi pada tahun 1999. Menurut
Majalah Trust (2004), pada masa itu terjadi kemarau panjang dan sejumlah orang
kekurangan pangan. Penyidikan kemudian menyimpulkan bahwa daerah-daerah yang
dikatakan dibantu dengan dana Bulog itu ternyata tak pernah menerima apa pun.
Masalah yang muncul akibat dari kelalaian pengawasan dan penetapan keputusan yang tidak
adil ini berupa :
Masalah Upah. Salah satu masalah yang langsung menyentuh kaum buruh adalah
rendahnya atau tidak sesuainya pendapatan upah yang diperoleh dengan tuntutan
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya beserta tanggungannya. Kebutuhan hidup yang
semakin meningkat sementara upah yang diterima relative tetap, menjadi salah satu
pendorong gerakan protes kaum pekerja/buruh.
Masalah Pemutusan Hubungan Kerja. PHK menjadi hal yang menakutkan bagi kaum
pekerja/buruh dan menambah konstribusi bagi pengaangguran di Indonesia
Masalah Tunjangan Sosial dan Kesehatan. Dalam masyarakat kapitalis seperti saat ini,
tugas negara lebih pada fungsi regulasi, yakni pengatur kebebasan warga negaranya.
Sistem ini tidak mengenal tugas negara sebagai pengurus dan penanggung jawab
pemenuhan kebutuhan dasar rakyatnya.
Masalah Lapangan Pekerjaan. Kelangkaan pekerjaan bisa terjadi ketika muncul
ketidakseimbangan antara jumlah calon pekerja/buruh yang banyak, sedangkan
lapangan pekerjaan relatif sedikit, atau banyaknya lapangan kerja, tapi kualitas tenaga
kerja pekerja/buruh yang ada tidak sesuai dengan kualitas yang dibutuhkan.
6. Pengalaman ekonomi Indonesia selama ini menunjukkan masih mahalnya demokrasi ekonomi
bagi rakyat, sehingga sebagian besar aktivitas ekonomi masih didominasi pemilik modal dan
menyisakan hanya sedikit ruang bagi rakyat secara keseluruhan. Hal ini masih ditambah
dengan posisi pemerintah yang belum secara optimal mampu mengalokasikan sumber daya
ekonomi secara adil kepada seluruh pelaku ekonomi. Bahkan yang kerap terjadi adalah
kalahnya pemerintah terhadap tekanan dan permintaan para pemilik modal, sehingga
melahirkan kebijakan-kebijakan yang berpihak hanya kepada segelintir orang, dan
menimbulkan sejumlah dampak negatif bagi sebagian besar rakyat.